Professional Documents
Culture Documents
net/publication/322307087
CITATIONS READS
0 782
2 authors, including:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Related Party Transaction and Investment Opportunity Set of Business Groups View project
All content following this page was uploaded by Perdana Wahyu Santosa on 08 January 2018.
Darmawan*
Perdana Wahyu Santosa*
Fakultas Ekonomi Univ. YARSI, YARSI Tower Lt. 4, Jl. Letjen Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta 10510
Abstract
Abnormal Return Phenomenon at Market on Close and Intraday Trading: A Review of Market
Microstructure. This article is a review of abnormal return phenomenon of capital at market on close that
has formed standard pattern at all global equity market, including Indonesia Stock Exchange (IDX). Purpose
of this article is to find why this phenomenon can be happened consistently and how it is correlated with
intraday trading activity. The main focus of this article is try to explain how intraday trading activity
increase so fast that created abnormal return at market on close. On the last 5-15 minutes of market trading,
always happened disproportional fraction of intraday various return. Besides the increasing of intraday
activity, there is indicated order imbalance that pressure price to up direction because buyer-initiated is
stronger than seller-initiated. Intraday trading was dominated by block trading by institutional investors.
Furthermore, some recent research finds gaming and price manipulation by big traders especially.
Abstrak
Artikel ini merupakan kajian fenomena abnormal return pada market on close yang sudah membentuk pola
baku (standard pattern) pada setiap pasar modal global termasuk Bursa Efek Indonesia. Fokus masalah
artikel ini adalah menjelaskan adanya peningkatnya aktivitas perdagangan secara signifikan yang
menyebabkan imbal hasil abnormal pada setiap penutupan pasar. Pada 5-15 menit terakhir perdagangan
bursa, selalu terjadi fraksi yang disproporsional dari variasi imbal hasil saham harian yang ada. Disamping
peningkatan aktivitas perdagangan, terdapat juga indikasi munculnya order imbalance yang berpotensi
menyebabkan kenaikan harga yang semakin kuat. Pergerakan harga dipicu oleh imbalance order dimana
buyer-initiated lebih kuat dari seller-initiated. Volume transaksi dan tekanan order imbalance meningkat
tajam dalam hitungan menit saja jelang penutupan pasar, ternyata didominasi oleh block trading dari investor
institusional untuk menjaga nilai aktiva bersih portofolio. Ditemukan juga unsur permainan (gaming) dan
manipulasi harga (price manipulation), baik action-based maupun trade-based manipulation yang dilakukan
pihak tertentu.
*
Alamat kini: Univ. YARSI, YARSI Tower Lt. 4, Jl. Letjen Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta 10510
Penulis untuk Korespondensi: Telp. 4269289 E-mail: perdana.wahyu@yarsi@ac.id
0.003 0.002
0.001
0.002
0.000
0.001
-0.001
0.000
-0.002
-0.001
-0.003
-0.002 -0.004
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
0.004 0.003
0.002
0.002
0.001
0.000 0.000
-0.001
-0.002
-0.002
-0.004 -0.003
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
SELASA RABU
0.003 0.006
0.002 0.004
0.001 0.002
0.000 0.000
-0.001 -0.002
-0.002 -0.004
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
KAMIS JUMAT
Pada jelang penutupan pasar, aktivitas institusional, sehingga harga naik satu atau
perdagangan meningkat signifikan khususnya dua tick (Felixson & Pelli, 1999). Secara
volume transaksi dalam waktu yang sangat khusus, Chordia & Subrahmanyam (2002)
singkat (Cushing & Madhavan, 2000). menerangkan bahwa sekurang-kurangnya ada
Temuan ini ternyata konsisten dengan dua alasan mengapa order imbalances dapat
kesimpulan Chordia & Subrahmanyam memberikan kekuatan tambahan (additional
(2002). power) terhadap aktivitas perdagangan seperti
volume transaksi yang berasosiasi dengan
Pergerakan harga dipicu oleh terjadinya imbal hasil saham. Pertama, tingginya
imbalance order dimana buyer-initiated lebih imbalance order karena adanya penyesuaian
besar dari seller-initiated. Disamping itu, inventori pada sisi ask yang tidak seimbang
volume transaksi dan tekanan order dengan bid volume dan kedua, order
imbalance yang meningkat tajam dalam imbalance merupakan sinyal mikrostuktur
hitungan 5-10 menit jelang penutupan pasar, sebagai daya tarik trader atau investor
ternyata didominasi oleh block trading dari terhadap saham tertentu. Apabila daya tarik
tersebut mengalami otokorelasi, maka order khususnya institusi sekuritas dan lainnya,
imbalance akan mempunyai hubungan seperti pengelola dana pensiun, senantiasa
signifikan dengan imbal hasil yang akan mencoba dan melakukan trading menjelang
datang (Chordia & Subrahmanyam, 2002). pasar tutup (day’s close). Akibatnya volume
trading meningkat begitu besar pada
Analisis harga penutupan menjadi sangat penutupan pasar yang menyebabkan aktivitas
penting untuk diteliti dalam artikel karena trading dan volatilitas meningkat dengan
menurut Felixson & Pelli (1999) harga cepat sehingga harga saham bergerak dengan
penutupan merupakan dasar perhitungan signifikan dalam waktu relatif singkat.
imbal hasil saham yang digunakan oleh para Menurut Felixson & Pelli (1999), pola
analis, praktisi dan akademisi selama ini. pembentukan harga penutupan tersebut
Mereka hanya mengambil data harga berlangsung sekitar 5-15 menit terakhir saja.
penutupan untuk dianalisis, misalnya dari Hal ini memberikan pemahaman baru
otoritas bursa bahkan koran bisnis saja. Harga mengenai kemampuan pasar menciptakan
penutupan juga digunakan untuk menghitung likuiditas dalam periode penutupan yang
nilai aktiva bersih (NAB) dari reksadana sangat singkat dan kritis (Gerety & Mulherin,
(mutual funds). Para traders di bursa pada 1992).
umumnya mempunyai kepentingan besar
terhadap harga penutupan saham (closing Berhubung pergerakan harga-harga sekuritas
stock prices) sebagai acuan nilai dasar yang begitu cepat, indeks pasar juga akan
(benchmark) perhitungan berbagai analisis mengalami perubahan yang begitu cepat pada
investasinya. saat market on close. Bahkan di BEI, para
traders sering melakukan semacam mark-up
Dengan demikian, harga penutupan (closing harga saham dengan melakukan transaksi
price) menjadi suatu angka yang begitu hanya 1 atau 2 lot saja pada harga satu tick di
berpengaruh bagi analisis dinamika pasar atasnya. Tindakan ini merupakan upaya
modal, bahkan para akademisi dan peneliti bersama pelaku pasar yang berupaya
finansial banyak yang mengandalkan closing meningkatkan harga untuk kepentingannya
price dalam berbagai karyanya. Apabila data dan menyebabkan harga penutupan dan IHSG
harga penutupan diduga mispricing atau menjadi semakin bias dari intrinsic value-nya.
mengalami deviasi dari nilai sebenarnya, Sejauh ini belum ada aturan mikrostruktur
maka hasil kajian yang banyak menggunakan pasar dari otoritas bursa dalam hal ini
data harga penutupan juga akan misleading Bapepam-LK, yang melarang markup jenis ini
(Felixson & Pelli, 1999). Hal ini disebabkan sehingga secara sistematik sudah menjadi pola
data harga penutupan yang tidak efisien lagi umum pada setiap penutupan pasar di BEI.
sehingga penggunaan terhadap data ini akan
menimbulkan interpretasi yang berbeda Identifikasi masalah dari kajian ini terkait
dengan situasi yang sebenarnya. Disamping dengan masalah imbal hasil abnormal atau
itu, pada tataran praktis, kontrak-kontrak “anomalies in return” pada penutupan pasar
investasi pada berbagai perusahaan sekuritas (market on close) yang merupakan fenomena
di Indonesia semuanya mengacu pada closing konsisten di BEI. Adanya mispricing pada
price, karena dinilai wajar dan dapat diterima harga penutupan merupakan masalah utama
pelaku pasar pada umumnya selama ini. Oleh kajian karena harga tersebut tidak
karena itu closing price seyogyanya mencerminkan kandungan informasi selama
merefleksikan informasi yang relevan di pasar trading day. Sehingga para pengguna data
selama trading hours (Cushing & Madhavan, harga penutupan seperti pengelola reksa dana,
2000). investor, traders sampai kepada para peneliti
Selanjutnya, Cushing & Madhavan (2000) pasar modal berpotensi menghasilkan
menemukan bahwa banyak traders, penyimpangan dalam analisisnya.
Kenaikan tajam ini diduga tidak dikondisikan pembukaan pasar esok hari (opening market).
oleh kedatangan informasi yang relevan, jadi Bila harga saham penutupan mengalami
murni merupakan perilaku manipulasi pelaku kenaikan abnormal, maka pada morning
pasar saja yang berkepentingan dengan level session esok harinya akan dihadapkan pada 3
indeks atau harga tertentu pada saham tertentu kemungkinan, yaitu 1). harga terus naik
pula. (continue) sampai tingkat tertentu, 2) harga
mengalami pembalikan arah (price reversal)
Para traders yang ikut bertransaksi pada dan 3). harga tidak mengalami perubahan
saham-saham yang mengalami abnormal (sideways). Munculnya indikasi ketiga
return pada penutupan pasar akan mengalami kemungkinan tersebut terjadi pada pembukaan
krisis akibat rentannya harga pada saat
pasar (opening market) yang berlangsung traders yang melakukan transaksi ikutan
sekitar 15 menit sejak pasar dibuka. melalui non-block trading. Sedangkan
Informed traders, pada umumnya
Namun menilik proses terbentuknya closing institusional, melakukan aktivitas trading on
price pada hari sebelumnya yang abnormal, close secara strategik melalui block trading
maka harga penutupan tersebut sudah untuk mempersingkat waktu transaksi
mengalami mispricing terutama yaitu sehingga menghasilkan abnormal return.
overpricing. Hal ini terjadi karena adanya Aktivitas perdagangan institusi sekuritas yang
semacam aktivitas beli yang agresif informed ini dilakukan untuk menjaga
(aggresive buying) pada periode market on kepentingan portfolio reksadana saham pada
close. Potensi terjadinya overpricing pada tingkat harga tertentu di hari perdagangan
harga penutupan tersebut akan bertambah tersebut (Felixson & Pelli, 1999).
akibat over-reaction dari para uninformed
Gambar 3. Mekanisme Pergerakan Harga abnormal pada Market on Close
dan Kemungkinan Lanjutannya
Indeks Pasar
Opening Market
Market on Kontinuitas
Close
Abnormal Konstan
Return
Waktu
Menurut Cushing & Madhavan (2000), sebelumnya pada periode perdagangan yang
terjadinya fenomena abnormal return pada berlangsung singkat (Gourieroux et al., 1999).
penutupan pasar ini disebabkan adanya aliran Dengan demikian, maka saham yang
pesan transaksi yang tak berimbang terbentuk pada setiap penutupan pasar
(imbalance order flow) yang akan cenderung mengalami mispricing. Temuan ini
meningkatkan likuiditas pasar dalam periode diperkuat oleh terjadinya pembalikan harga
yang sangat singkat. Meningkatnya likuiditas (price reversal) pada pembukaan pasar
perdagangan saham pada market on close, (opening market) yang sistematik yang
disebabkan meningkatnya tekanan harga menyebabkan imbal hasil saham juga
(price presure) yang disertai kenaikan mengalami reversal melalui pola konsisten
permintaan (demand) yang telah disiapkan
mengikuti harga penutupan (Felixson & Pelli, Merujuk kepada beberapa kajian terdahulu di
1999). atas, maka tampak jelas bahwa penutupan
pasar (market on close) merupakan fenomena
Beberapa kajian ilmiah yang mengkaji dan yang patut diteliti karena merupakan sumber
menganalisis fenomena closing price sudah anomali di pasar modal yang perlu dipahami
banyak dilakukan, seperti oleh Harris (1986) lebih dalam lagi. Dari berbagai kajian dan
yang melakukan studi pola imbal hasil saham studi tingkat lanjut sebelumnya yang
mingguan (weekly) dan intradaily melalui menjelaskan bagaimana harga terbentuk pada
data transaksi. Secara spesifik, Harris (1989) penutupan pasar, tampaknya masih
melakukan analisis yang lebih mengarah menyisakan beberapa pertanyaan yang belum
kepada market on close, dimana sering terjadi terjawab sampai sekarang. Pertanyaan paling
anomali harga. Kajian tersebut didukung oleh mendasar adalah apakah keyakinan umum
Jain & Joh (1988) yang menjelaskan kaitan mengenai periode penutupan pasar yang
harga perjam (hourly prices) dengan volume disproporsional merupakan faktor signifikan
perdagangan (trading volume). Secara umum, bagai sebagai suatu return sense? Kedua,
kerangka pemikiran dari Harris (1986, 1989) apabila YA, adakah bukti-bukti bahwa imbal
dan Jain & Joh (1988) mampu hasil penutupan pasar merefleksikan faktor-
mendokumentasikan dan menjelaskan faktor sistematik dari cross-section saham
berbagai anomali (various anomalies) dalam yang diperdagangkan? (Cushing &
konteks mikrostruktur pasar. Fokus kajian Madhavan, 2000). Kedua pertanyaan yang
mereka diarahkan kepada faktor intraday mendasar tersebut merupakan masalah kajian
returns, trading volume dan volatilitas bagi usulan artikelnya ini khususnya di Bursa
aktivitas perdagangan sekuritas yang terkait Efek Indonesia.
dengan pergerakan harga perjam. Kajian
tersebut mendukung kajian pustaka dan Pada kondisi yang lebih spesifik, adanya
kerangka pemikiran bagi usulan kajian ini. permintaan dan likuiditas pasar yang lebih
besar di bandingkan periode intraharian
Sedangkan Hillion & Suominen (1998) lainnya diharapkan dapat memberikan
mempelajari closing price pada CAC 40 penjelasan yang lebih terarah dalam
Stocks di Paris Bourse. Mereka menemukan menyingkap anomali imbal hasil pada
beberapa bukti terjadinya reversal pada penutupan pasar. Munculnya imbalance order
periode overnight, meningkatnya volatilitas karena adanya permintaan buy order yang
serta likuiditas pada penutupan pasar. Temuan mendadak besar pada periode yang singkat
Hillion & Suominen (1998) memberikan dapat mengakibatkan pembentukan closing
kontribusi pada kajian ini bagaimana pasar price yang tidak efisien (Chordia et al., 2002).
menjadi lebih reaktif melalui aktivitas Namun di sisi lain, closing price lebih
perdagangannya pada jelang tutup pasar. responsif terhadap perubahan order flow
Thomas (1998) menemukan bahwa bahwa dibandingkan pada intraday price. Sehingga
order pada penutupan pasar meningkat pembentukan harga pada market on the close
dengan signifikan dan pembatalan order lebih mencerminkan pembentukan harga
(cancelation) berkurang secara signifikan. dalam konteks mikrostruktur, dimana harga
Temuan Madhavan (1992) menjelaskan terbentuk melalui mekanisme trading
melalui model teoritisnya bahwa pasar modal berdasarkan order flow yang menciptakan
yang menerapkan prosedur auction market likuiditas perdagangan saham dalam kerangka
dinilai lebih efisien dalam pembentukan harga bid-ask spread (Cushing & Madhavan, 2000).
dan lebih sedikit unsur permainan sistemik Melalui kajian market microstructure, kajian
(gaming) pada penutupan pasar dibanding ini dilandasi analisis mengenai paradigma
dealer markets. umum yang terjadi untuk dimanfaatkan dalam
menjelaskan perilaku pasar (market indikasi kuat adanya peran investor besar dan
behavior). Berdasarkan beberapa kajian corporate insider yang memiliki kekuatan
terdahulu yang relevan dengan topik ini, pola pasar sehingga mampu memanipulasi harga
trading yang umum terjadi secara intraday saham. Manipulasi menyebabkan timbulnya
membentuk huruf M (Gourieroux et al., tendensi meningkatnya volatilitas pasar serta
1999). Namun pada periode kritis market on menciptakan dampak pada harga saham
close sering terjadi perubahan (reversal) harga lainnya. Felixson & Pelli (1999) berpendapat
yang menyebabkan abnormal return yang bahwa manipulasi harga sering terjadi pada
disebabkan liquidity pressure akibat jelang penutupan pasar, karena harga
munculnya imbalance order (Cushing & penutupan merupakan salah satu benchmark
Madhavan, 2000). Merujuk kajian terbaru, yang paling sering digunakan untuk
yang menawarkan beberapa model mengevaluasi kinerja trader. Penggunaan
pembentukan harga secara detil dimana harga penutupan dinilai mudah dan juga
informasi menjadi sesuatu yang implisit karena mereprentasikan nilai saham sepanjang
dalam data pasar. Melalui learning process hari perdagangan (Harris, 1989).
informasi ditranslasikan menjadi harga aset
yang dipengaruhi oleh tingkat efisiensi pasar Kajian Market on Close
dan mekanisme trading (O’Hara, 2005).
Cushing & Madhavan (2000) menjelaskan
Beberapa studi ilmiah sebelumnya mengenai bahwa hasil analisis imbal hasil saham (stock
imbal hasil intradaily menyatakan bahwa returns) Russel-1000 NYSE pada penutupan
harga saham secara sistematik meningkat pasar (at the close) telah mengalami
terutama pada penutupan pasar (Wood et al, imbalance order yang menyebabkan
1985; Norden, 1993; Cheung 1995). abnormal return saham secara terstruktur.
Imbal hasil pada market on close tersebut juga
Kemungkinan adanya manipulasi yang menciptakan disproporsional imbal hasil
mengakibatkan harga penutupan menjadi dibandingkan dengan imbal hasil harian
artifisial merupakan isu penting bagi berbagai secara intraday dengan fraksi periode per 30
pihak yang terlibat di bursa, seperti investors, menit. Temuan penting ini memperkuat
pialang, securities exchange, traders dan beberapa kajian sebelumnya yang dilakukan
lainnya. Manipulasi harga di pasar modal oleh Hillion & Suominen (1998) terhadap
dapat dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu (1) closing price saham CAC-40 di Paris Bourse.
action-based manipulation dan (2) trade-based
manipulation (Allen & Gale 1992; Kose & Hasil penting lainnya dari Cushing &
Narayanan, 1997). Adapun action-based Madhavan (2000) adalah ditemukannya fraksi
manipulation adalah suatu aksi yang bertujuan imbal hasil sampai dengan 18% dari seluruh
memanipulasi pasar tanpa melakukan trading, imbal hasil harian (daily) meskipun periode
namun dengan menyiarkan informasi yang penutupan pasar yang dipakai hanya 1,3%
sesat (false information) ke pasar sehingga dari total trade time. Hasil imbal hasil yang
akan menimbulkan gejolak harga begitu besar yang dilakukan hanya dalam
(overshooting) ke arah tertentu. Sedangkan waktu yang sangat singkat tersebut
trade-based manipulation merupakan mengidikasikan suatu fenomena yang
manipulasi harga saham yang dilakukan menarik. Temuan ini ternyata konsisten
melalui trading, seperti melakukan pembelian dengan hipotesis bahwa institusional traders
atau penjualan saham dalam jumlah besar berkepentingan pada harga saham tertentu.
pada trade time yang sangat pendek (Felixson Terlebih lagi sebagian peneliti seperti
& Pelli, 1999). menduga kuat adanya unsur permainan
Adanya manipulasi pada harga penutupan (gaming) bahkan manipulasi harga (price
menurut Allen et al (2006), merupakan manipulation), baik action-based maupun
trade-based manipulation yang kerap mengukur kinerja traders pada hari tertentu
dilakukan sekelompok traders tertentu dapat dihitung melalui metode yang
(Felixson & Pelli, 1999). ditawarkan oleh Perold & Sirri, (1995) yaitu:
T
kinerjanya melalui manipulasi harga beberapa saat menjelang tutup pasar, maka
penutupan, maka harga penutupan akan persamaan umumnya adalah:
bergerak dari B (Gambar 4).
i,t Normal Return i,t ei ,t
Return10 10 10
Harga Harga
sebelum B sesudah
close close
Market on Close
(5)
akibatnya harga akan bergerak ke poin A jika ke poin C jika harga mengalami downward
dilakukan upward manipulation dan bergeser manipulation, sehingga persamaan menjadi:
i,t Normal Return i,t manipulasi upward i,t +manipulasi down ward i,t +ei ,t
Return10 10 10 10 10
(7)
Sedangkan imbal hasil sesudah pasar Secara grafis harga penutupan poin B akan
tutup (after the close) dalam kondisi tanpa terus bergerak kearah true price tanpa adanya
manipulasi harga adalah: reversal karena sebelumnya tidak ada
Return1i,t+1 Normal Return1i,t+1 ei1,t 1 (6) manipulasi. Jika harga mengalami manipulasi,
maka persamaannya menjadi:
4000 4000
3000 3000
2000 2000
1000 1000
VOLUME TRANSAKSI RATA-RATA SAHAM TLKM (x 1000 lembar saham)
0 0
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
5000 5000
4000 4000
3000 3000
2000 2000
1000 1000
0 0
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
SELASA RABU
4000 5000
4000
3000
3000
2000
2000
1000
1000
0 0
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
KAMIS JUMAT
Kajian Ang et al. (2006) yang membahas hubungan antara volatilitas dengan imbal
cross-section antara volatilitas dan expected hasil saham adalah negatif. Menurut Cushing
return menyatakan bahwa saham-saham yang & Madhavan (2000) pada periode kritis
mempunyai sensitivitas tinggi terhadap jelang penutupan pasar variabel-variabel
inovasi dari agregasi volatilitas terbukti aktivitas perdagangan dan likuiditas
mempunyai imbal hasil rendah. Jadi mengalami tekanan yang sistematis.
Pada jelang tutup pasar volume merupakan harga transaksi pada sesi k=1,. . .
perdagangan, nilai transaksi, jumlah ,c untuk saham-i, pada hari t. Pada setiap sesi
transaksi, volatilitas dan likuiditas perdagangan harga merupakan hasil
menciptakan pembentukan harga saham yang optimisasi para pelaku pasar di BEI melalui
lebih rumit dibandingkan pada fraksi intraday pergerakan harga yang tergantung kepada net
lainnya. Hal ini disebabkan oleh tumbuhnya order flow dari setiap saham. Posisi net order
kemampuan pasar secara cepat dan spontan k
flow dinotasikan dengan xi ,t . Maka secara
dalam memberikan tekanan likuiditas yang
disebabkan order imbalance yang besar pada formal, harga aktual transaksi untuk saham i
penutupan pasar (at the close). Disamping itu pada hari t di sesi k adalah:
ditemukan bukti adanya manipulasi harga
penutupan oleh sebagian institusi trader besar pik,t E pik * xik,t , ik,t (9)
(Pelli & Felixson, 1999). Dari
beberapa literatur ilmiah tersebut di atas
dapat disusun semacam peta dasar untuk dimana pik * merupakan intrinsic value atau
memudahkan analisis penyusunan model nilai sebenarnya berdasarkan analisis
kajian secara lebih terarah dan sistematik. fundamental dan i ,t adalah informasi
k
lainnya antara kajian ini dengan literatur saham i pada sesi k) dan selanjutnya i
tersebut (Madhavan, 1992). Disamping itu, merupakan rerata (mean) imbal hasil saham i
literatur utama lainnya adalah karya Felixson
per periode dan untuk i ,t merupakan efek
k
& Pelli (1999) yang juga menjelaskan aspek
indikasi terjadinya manipulasi harga dari aliran informasi publik ke pasar saham.
penutupan pada setiap penutupan pasar. Baik order flow maupun informasi publik
Kerangka pemikiran diawali asumsi dapat saja berkorelasi, namun tidak bervariasi
adanya sekumpulan saham aktif yang seiring perubahan waktu (time invariant).
diperdagangkan dengan jumlah N saham
yang berada dalam c sesi trading yang dapat Model microstructure kajian dasar ini dapat
k
dinotasikan sebagai berikut: pi ,t yang saja dibuat jauh lebih rumit karena adanya
sebagian traders yang memiliki private
information yang akan melakukan trading sedangkan khusus untuk hari Jum’at yang
beli atau jual dengan probabilitas tertentu dan hanya tersedia 9 periode sesi imbal hasil,
dengan strategi trading tertentu pula. Namun persamaan regresi menjadi:
untuk kajian ini dibatasi sampai dengan
informasi publik dan order flow. Selanjutnya 8 k
ri ,t ri ,t i ,t
8
harga aktual saham i pada sesi k di hari t (12)
k k 1
dapat kita notasikan sebagai Pi ,t , yang
ri10 9
,t dan ri ,t merupakan imbal hasil
merupakan harga plus suatu microstructure Dimana
k
induced shock, yaitu si ,t yang mana dapat saham i di hari t pada sesi ke 10 untuk hari
senin-kamis dan sesi ke 9 khusus hari jum’at.
menjadi nilai positif atau negatif yang Persamaan regresi tersebut di atas
merefleksikan tekanan likuiditas temporer.
menjelaskan bahwa jika fraksi imbal hasil
market on close (variabel independen)
Kerangka analisis imbal hasil (return) saham mampu menjelaskan variasi imbal hasil
diawali dengan dugaan yang menyatakan saham harian (variabel dependen) yang
imbal hasil pada periode market on close merupakan jumlah imbal hasil seluruh fraksi,
dinilai penting dan menghasilkan fraksi yang
maka fraksi market on close mengalami
disproporsional yang besar dibandingkan imbal hasil yang disproporsional.
dengan fraksi imbal hasil periode intraday
lainnya (Cushing & Madhavan, 2000).
Sedangkan analisis untuk keseluruhan sampel
Periode trading harian di BEI dapat dibagi saham terpilih dari populasi digunakan
menjadi 10 sesi trading intraday antara pukul
pendekatan regresi seperti:
09.30 sampai dengan 16.00 dengan istirahat
siang selama 60 menit. Namun pada
1 N 10
1 N
kenyataannya istirahat siang berlangsung
sekitar 90 menit, jadi sesi siang dimulai pukul
N
r
i 1 k 1
k
i ,t N
r
i 1
10
i ,t i ,t (13)
13.30, sehingga jumlah sesi menjadi 10 saja
perharinya. Khusus hari Jum’at, sesi trading dan untuk hari jum’at adalah:
berkurang lagi menjadi 8 sesi saja karena
pasar sesi pagi ditutup pukul 11.30 dan
memulai sesi siang pukul 14.00. Periode sesi 1 N 8
1 N
trading per 30 menit (Cushing & Madhavan, N
r
i 1 k 1
k
i ,t N
r
i 1
8
i ,t i ,t (14)
2000) yang diberlakukan setiap hari pada
kajian ini.
Untuk pemahaman yang lebih baik mengenai
Notasi imbal hasil (log) adalah hasil regresi imbal hasil antara seluruh sesi
r ln p
k k k 1 pada hari yang bersangkutan dengan imbal
i ,t i ,t p
i ,t dengan sesi trading
hasil pada sesi terkahir (ke 10 atau ke 8 untuk
k=1,..., 10, dan khusus hari jum’at k=1,...,8 Jumat), maka harus menganalisis nilai
untuk saham i pada hari t. Maka analisis parameter d ,10 r 10 dimana d ,10
regresi yang digunakan untuk mengetahui
adanya fraksi disproporsional imbal hasil merupakan korelasi antara imbal hasil harian
pada jelang tutup pasar (30 menit terakhir) dengan sesi ke-10 saja dan ke-8 untuk jum’at.
yaitu pukul 15.30-16.00 WIB terhadap imbal Sedangkan r dan 10 atau 8 merupakan
hasil saham harian (daily return): simpangan baku (standard deviation) imbal
hasil harian dan sesi ke 10 atau 8 untuk
10 k jum’at.
ri ,t ri ,t i ,t
10
(11) Analsis kerangka pemikiran selanjutnya
k 1 dilakukan melalui beberapa variabel
Allen, Franklin., Douglas Gale. 1992. Stock- Chordia, T., R. Roll & A. Subrahmanyam.
Price Manipulation, Journal of 2001. Market Liquidity and
Finance, Vol. 5, Issue 3, p. 503- Trading Activity. Journal of
529 Finance. Vol. LVI, No. 2: 501-
503.
Amihud, Y., Haim Mendelson. 1986. Assets
Pricing and the Bid-Ask Spread, Chordia, T., A. Subrahmanyam, Ravi
Journal of Financial Economics Anshuman. 2001. Trading
17, 223-249 Activity and Expected Stock
Returns, Journal of Financial
Amihud, Y., Haim Mendelson. 1987. Economics 59: 3-32,
Trading Mechanism and Stocks
Returns: An Empirical Cushing, David,. and A. Madhavan. 2000.
Investigation, Journal of Finance, Stock returns and Trading at the
Vol. 42, No. 3, p. 533-553. close., Journal of Financial
Markets, 3, p. 45-67
Brennan, M., Chordia, T., Subrahmanyam,
A., (1998), Alternative Factor Datar, T., Vinay., Naik. Y. Narayan &
Specifications, Security Radcliffe., R. 1998, Liquidity and
Characteristics, and The Cross- Stock Returns: An Alternative
section of Expected Returns, Test. Journal of Financial
Journal of Financial Economics Markets 1: 203-219
49, p. 345-373.
Easley, D., and M. O’Hara. 2003.
Brennan, M., Subrahmanyam, A. 1996. Microstructure and Assets
Market Microstructure and Assets Pricing., Handbook of the
Pricing. Journal of Financial Economics of Finance Chp. 13
Economics Vol 41 (3), 441-464 Elsevier B.V. USA
Campbell, J., Grossman, S., Wang, J. 1993. Felixson & Pelli. 1999. Day End Return-
Trading Volume and Serial Stock Price Manipulation, Journal
Correlation in Stocks Returns., of Multinational Financial
Management Vol. 9: 95-127.
Gerety, Mason S., J Harold Mulherin. 1992. Prices and Volatility Using
Trading Halts and Market Information Arrivals- A
Activity: An Analysis of Volume Comparative Study of Different
at the Open and the Close, Journal Choices of Informational Proxies.
of Finance Vol. 47 No. 5: 1765- p 27-64 in Pierre Lequeux (ed)
1784 Financial Markets Tick-by-Tick.
John Willey & Sons Ltd.
Grossman, S.J., Miller, M., 1988. Liquidity
and Market structure. Journal of Lockwood, Larry J., Scott C. Linn. 1990. An
Finance 43 (3): 617-637. Examination of Stock Market
Return Volatility During
Harris, Larry. 1989. A Day-end Transaction Overnight and Intraday Periods,
Price Anomaly, Journal of 1964-1989, Journal of Finance
Financial and Quantitative Vol. 45, No. 2: 591-601.
Analysis 24: 29-45
Madhavan., Anath. 2000. Market
Harris, Larry E. 1986. A Transaction Data Microstructure: A Survey,
Study of Weekly and Intra-daily Working paper, Marshall School
Patterns in Stock Returns., of Business, University of
Journal of Financial Economics Southern California, USA.
Vol. 16, p. 99-117
Michayluk, David., Gary C. Sanger. 2003.
Irwan .2001. Dampak Informasi Pada The Day-End on the Paris Bourse,
Dinamika Intrahari Return, Working Paper, University of
Volatilitas Return dan Likuiditas Rhode Island-Lousiana State
Saham di BEI. Suatu Kajian University.
Empiris Periode 28 Mei 2001-31
Oktober 2001. Bahan Presentasi O’Hara., Maureen. 2005. Market
Program Doktor Ilmu Manajemen Microstructure Theory. Blackwell
Uniuversitas Indonesia, Jakarta Publishers Ltd. Massachussetts,
USA (Reprinted)
Lin, Shin-Juh, J. Knight & S.E. Satchell.
1990. Modelling Intra-day Equity