You are on page 1of 9

Jurnal Hutan Tropis Volume 8 No.

2 Juli 2020 ISSN 2337-7771 (Cetak)


ISSN 2337-7992 (Daring)

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PEMANENAN KAYU DI HUTAN


ALAM MELALUI KESESUAIAN JUMLAH PEKERJA
Increasing the Productivity of Timber Harvesting at Natural Production Forest
through Appropriate Labours Number
Sona Suhartana dan Yuniawati
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

ABSTRACT. Timber harvesting has a significent role for timber production. In natural forest, the
timber production may be increased in line with the efectiveness of forest harvesting. The number
of worker in harvesting many contribute to improve natural forest harvesting. Research conducted
on forest concession in north borneo the primary and secondary date the direct information based
in measurement of log volume and the member of working hours in every activity step of
harvesting. While the secondary information derived from the quisionare delivered to field
manager apply multiple regressing is used to analysa the relation amongs member of worker
used, produktivity in harvesting and production cost. the research finding showed that 1) the
number of worker in following activities of cutting, skidding handling and log delivering are about
2, 9, 3 and 9 consecutively; 2) the average of productivity and harvesting cost for the activities of
cutting, skidding handling and log delivery are about 38.308 m 3/hour, 15.070 m3/hour, 67.5
m3/hour, 8.33 m3/hour, while the cost arising for the activities are Rp. 13.897,44/m 3 Rp.
48.883,45/m3, Rp. 11.765,6/m3 and Rp. 74.039/m3; 3) the more harvesting workers are not
directly increase the logging productivity. it many need some trainings to improved their
capabilities; 4) the regression model among the member of worker and productivity of harvesting
and production cost is Y=15,346 + 0,326 X1 +3,685X2
Keywords: Productivity, production cost, member of worker, and the regression model
ABSTRAK. Pemanenan kayu memiliki peranan penting dalam produksi kayu. Produksi kayu
terutama di hutan alam dapat ditingkatkan apabila produktivitas pemanenan kayu dapat
meningkat. Salah satu faktor untuk meningkatkan produktifitas pemanenan kayu di hutan alam
adalah jumlah pekerja. Penelitian dilakukan di salah satu pengusahaan hutan alam di Kalimantan
Utara dengan metode penelitian pengambilan data primer pada setiap tahapan elemen
pemanenan kayu berupa volume dan waktu kerja dan data sekunder berupa wawancara dengan
pekerja dan manajer lapangan. Data dianalisis menggunakan regresi berganda untuk
mengetahui hubungan jumlah pekerja terhadap produktivitas pemanenan kayu dan biaya
produksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1). Jumlah pekerja pada kegiatan penebangan,
penyaradan, muat bongkar dan pengangkutan masing-masing adalah : 2,9,3 dan 9: 2). Rata-rata
produktivitas dan biaya pemanenan kayu pada penebangan, penyaradan, muat bongkar dan
pengangkutan masing-masing adalah 38,308 m 3/jam, 15,070 m 3/jam, 67,5 m3/jam dan 8,33
m3/jam serta Rp 13.897,44/m 3, Rp 48.883,45/m3, Rp 11.765,6/m3 dan Rp 74.039,6/m3: 3).
Semakin banyak jumlah pekerja belum tentu dapat meningkatkan produktivitas kayu, harus diikuti
peningkatan keterampilan/keahlian; 4). Model persamaan hubungan jumlah pekerja terhadap
produktivitas pemanenan kayu dan biaya produksi adalah Y = 15,346 + 0,326 X 1 + 3,685 X2.
Kata Kunci : Produktivitas, biaya produksi, jumlah pekerja, model persamaan
Penulis Korespondensi, surel : sona.suhartana@gmail.com

PENDAHULUAN dilakukan tersebut harus memperhatikan


aspek teknis, ekonomis dan lingkungan.
(Heinimann, 2012) menyebutka bahwa
pemanenan kayu merupakan kunci
Pemanenan kayu memiliki peranan komponen sebagai rantai pasokan dalam
penting dalam pengelolaan hutan yang penyediaan kayu yang lestari, bertujuan
memiliki banyak tahapan kegiatan yaitu untuk kestabilan secara kuantitatif dan
penebangan, penyaradan, muat bongkar dan kualitatif pada pengiriman pasokan kayu,
pengangkutan. Pemanenan kayu yang meminimalkan masukkan sumberdaya

212
Sona Suhartana. et al. : Peningkatan Produktivitas Pemanenan ……. (8): 212-220

seperti waktu, energi dan usaha, terjadi pemborosan input selama kontrak
memaksimalkan produtivitas dan berlangsung. Besarnya nilai pemborosan
meminimalkan dampak lingkungan. tersebut bergantung pada selisih jumlah
karyawan dan lama kontrak. Apabila
Produktivitas dan biaya pemanenan kayu
karyawan yang ada kurang dari jumlah
menurut (Silayo & Migunga, 2014); (Klepac
optimal, maka telah terjadi pembebanan
& Mitchell, 2016) dipengaruhi oleh
pekerjaan yang melebihi kapasitas pekerja.
karakteristik tegakan dan kayu (kepadatan
Akibat yang mungkin terjadi adalah
pohon, volume per ha, spesies, cabang dan
pembersihan kurang optimal, titik-titik kotor
ukuran), kondisi medan, kondisi iklim dimana
terus bertambah, probabilitas kecelakaan
kayu dipanen, diameter setinggi dada, jarak
kerja meningkat, stress karyawan meningkat.
tempuh alat dan volume kayu yang
disarad/dimuat/dibongkar dan diangkut. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh jumlah pekerja terhadap
Faktor-faktor produktivitas pemanenan
peningkatan produktivitas pemanenan kayu
kayu yang telah disebutkan di atas tersebut,
di hutan alam.
belum memasukkan faktor tenaga kerja.
Pemanenan kayu didominasi oleh
penggunaan alat semi mekanis dan mekanis.
Penggunaan alat tersebut tidak memiliki nilai METODE PENELITIAN
maksimal tanpa campur tangan pekerja.
(Trzesniowski, 2018) mengemukakan bahwa
produktivitas penebangan dipengaruhi oleh Waktu dan Lokasi
beberapa faktor, salah satunya adalah faktor
buruh (pekerja). Hal ini ditunjukkan oleh hasil Penelitian dilaksanakan di areal hutan
penelitian (Silayo, Migunga, & Shemwetta, produksi alam PT Inhutani II areal kerja Unit
2014) bahwa penebangan kayu di Tanzania Sei Tubu, Kabupaten Malinau, Provinsi
oleh pekerja yang kurang terampil Kalimantan Utara pada bulan Nopember-
mempengaruhi produktivitas dan Desember 2015. Bahan yang digunakan
keselamatan pekerja. (Kallonga, Rodgers, adalah minyak pelumas, solar, daftar
Nelson, & Ndoinyo, 2003) menyebutkan pertanyaan dan rantai Chainsaw. Jumlah
bahwa sebagian besar investor di industri pekerja pada kegiatan penebangan
kehutanan menyadari pentingnya melibatkan sebanyak 2 orang operator chainsaw dan 2
staf profesional untuk mengoptimalkan orang helper, penyaradan sebanyak 9 orang,
operasi, namun mereka menggunakan muat bongkar sebanyak 3 orang dan
kebijakan dan ketersediaan tenaga kerja pengangkutan sebanyak 9 orang. Alat yang
yang murah sehingga melibatkan pekerja digunakan alat tebang chainsaw Stihl 070,
yang kurang terampil dalam melakukan alat sarad traktor Komatsu D85 SS, alat muat
operasi pemanenan. Pekerja yang memiliki bongkar Wheel Loader Komatsu WA 500 dan
pengetahuan rendah tentang pekerjaan alat angkut truk Mercy Actros, meteran,
kehutanan seringkali memperoleh upah kompas, alat tulis menulis dan komputer.
rendah.
Beberapa hal yang dapat menghambat Prosedur
produktivitas tenaga kerja adalah
menganggur, merokok, makan, berbincang- 1. Pengumpulan data dilakukan dengan
bincang, atau istirahat yang dilaksanakan wawancara kepada pekerja pemanenan
pada jam kerja. Selain itu, ada pula variabel kayu dan wawancara terhadap manager
lain yang mempengaruhi produktivitas lapangan. Wawancara antara lain
pekerja antara lain adalah faktor umur, jumlah pekerja pada setiap tahapan
pengalaman kerja, tingkat pendidikan, pemanenan kayu dan jam kerja.
kesesuaian upah, kesehatan pekerja, 2. Produktivitas penebangan, penyaradan,
hubungan antar pekerja, manajerial, dan pengangkutan, muat dan bongkar
pengaturan komposisi kelompok kerja masing-masing dihitung dengan rumus :
(Hartono, Hasyim, & Unas, 2016). V
P= ............... (1)
Optimalisasi jumlah pekerja sangat W
penting terhadap peningkatan produktivitas
pekerjaan. Hal ini dikemukakan oleh (Hidayat
& Partiwi, 2018) bahwa apabila karyawan
yang ada melebihi jumlah optimal, maka

213
Jurnal Hutan Tropis Volume 8 No. 2, Edisi Juli 2020

di mana : 7. Upah pekerja dengan rumus (Suhartana


P = Produktivitas pemanenan kayu & Yuniawati, 2008)
(m3/jam)
V = Volume kayu (m 3) UP = TU x JO ……………… (6)
W = Waktu kerja (jam)
di mana : UP = Upah pekerja (Rp/m 3)
3. Prestasi kerja per orang dengan rumus TU = Tarif upah (Rp/m3)
(Suhartana & Yuniawati, 2008)
P 8. Biaya upah setiap jam (BU) dengan
PK = ............... (2) rumus (Suhartana & Yuniawati, 2008)
JO
di mana : BU = UP x PK …………. (7)

PK = Prestasi kerja per orang di mana : BU = Biaya upah (Rp/jam)


(m3/jam orang)
P = Produktivitas pemanenan
kayu (m3/jam) Analisis Data
JO = Jumlah orang (orang)
Data lapangan berupa waktu kerja,
4. Kebutuhan pekerja dengan rumus volume produksi, dan jumlah pekerja diolah
(Suhartana dan Yuniawati, 2008) ke dalam bentuk tabulasi. Alat analisis yang
RP digunakan adalah rata-rata. Biaya produksi
JP = ……….. (3) penebangan, penyaradan, muat, bongkar
PK x Jkt dan pengangkutan dihitung dengan
di mana : menggunakan rumus dari (FAO, 1992). Biaya
JP = Jumlah pekerja (orang) penebangan, penyaradan, muat, bongkar,
RP = Rencana produksi angkut per m3 dapat dihitung melalui biaya
(m3/tahun) kepemilikan dan pengoperasian alat.
PK = Prestasi kerja orang Pengaruh jumlah pekerja terhadap
(m3/jam-oranng) produktivitas pemanenan kayu dianalisis
JKT = Jam kerja per tahun menggunakan regresi liner berganda.
(jam/tahun) Model persamaan : Y = a + b1X1 + b2X2 +
....+bnXn dan Y = a + bX (Janie, 2012),
5. Produksi kayu pertahun berdasarkan
tenaga yang ada dengan rumus dimana
(Suhartana & Yuniawati, 2008) Y = variabel dependent;
a = intersept ,
JPK = PK x JKH x H x JO ........... (4) b1,2,n = parameter,
di mana : X1,2,n = Variabel indenpendent.
JPK = Jumlah produksi kayu
(m3/tahun) 1) Hipotesis bentuk kalimat :
PK = Prestasi kerja per orang Ha : Jumlah pekerja berpengaruh
(m3/jam-orang) signifikan terhadap produktivitas
JKH = Jam kerja per hari dan biaya produksi
(jam/hari) Ho : Jumlah pekerja tidak berpengaruh
H = Jumlah hari kerja per tahun signifikan terhadap produktivitas
(hari/tahun) dan biaya produksi
JO = Jumlah orang (orang)
2) Kaidah keputusan :
6. Waktu penyelesaian pekerjaan setiap  Jika nilai probabilitas 0,05 < nilai
bulan (WP) dengan rumus (Suhartana & probabilitas sig, maka Ho diterima
Yuniawati, 2008) artinya tidak signifikan
RP  Jika nilai probaording tbilitas 0,05 >
WP = …………. (5) nilai probabilitas sig, maka Ho ditolak
JPK artinya signifikan

di mana :
WP = Waktu penyelesaian pekerjaan
(bulan)

214
Sona Suhartana. et al. : Peningkatan Produktivitas Pemanenan ……. (8): 212-220

HASIL DAN PEMBAHASAN terhadap biaya produksi. Produktivitas


merupakan hasil kerja suatu kegiatan dalam
waktu tertentu yang dipengaruhi oleh
Produktivitas dan Biaya Pemanenan Kayu beberapa faktor antara lain dimensi kayu,
waktu kerja, jarak sarad, keterampilan kerja,
Hasil pengukuran rata-rata produktivitas dan kondisi lapangan. Produktivitas kerja
dan biaya pemanenan kayu disajikan pada pemanenan kayu erat kaitannya dengan
Tabel 1. biaya pemanenan. Semakin besar
produktivitas, semakin rendah biaya
Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata pemanenan, demikian juga sebaliknya
produktivitas setiap penggunaan alat (Suhartana, Yuniawati, & Dulsalam, 2013).
pemanenan kayu membawa konsekuensi

Tabel 1. Rata-rata produktivitas dan biaya pemanenan kayu di hutan alam Inhutani II
Alat pemanenan kayu yang Produktivitas Biaya produksi
Kegiatan
digunakan pemanenan kayu, pemanenan
pemanenan kayu
m3/jam kayu (Rp/m 3)

Penebangan Chainsaw Stihl 070 38,308 13.897,44


Penyaradan Traktor Komatsu D 85 ESS 15,070 48.883,45
Muat & Bongkar Wheel Loader Komatsu WA 500 67,5 11.765,6
Pengangkutan)
Truk Mercedes Benz Actros 360 8,33 74.039,6
Sumber : (Suhartana, Dulsalam, Soenarno, Yuniawati, & Basari, 2016) (data diolah sesuai
kebutuhan) (data were analyzed according to needed).

Kegiatan penyaradan memiliki rata-rata (Britto et al., 2017) menyebutkan bahwa


biaya produksi lebih tinggi dari kegiatan yang produktivitas bersih penyaradan, efisiensi
lain. Penyaradan merupakan kegiatan pemanfaatan kayu, dan biaya pemanenan
mengeluarkan kayu dari petak tebang dengan metode pemanenan konvensional
menuju tempat pengumpulan kayu yang dan metode alternatif di hutan Atlantic, Brasil
biasanya berada di tepi jalan pengangkutan Selatan masing-masing sebesar 4,9 m3/jam
kayu. Kegiatan penyaradan di hutan alam dan 3,1 m3/jam, 60,8% dan 60,9% dan 12,05
lebih sulit dilakukan daripada di hutan € m sampai 20,94 € m dengan perkiraan
tanaman karena ukuran kayu yang memiliki produksi tahunan sebesar 4000 m³ dan 2700
diameter besar, kondisi topografi dari datar m³.
sampai landai, harus menjaga kualitas kayu
yang dikeluarkan serta banyaknya tegakan Jumlah Pekerja Pemanenan Kayu
tinggal di sekitar kayu yang disarad yang
harus dilindungi. (Sawastian, Grzywiński, & Turowski,
2015) menyebutkan bahwa volume kayu
Hasil penelitian (Muhdi, 2015) pada
yang dipanen di hutan Polandia saat ini
kegiatan penyaradan di IUPHHK PT Inhutani
sekitar 38 juta m3 per tahun. Kemajuan teknis
II menggunakan traktor Catterpillar D7G
pada petak pemanenan kayu konvensional pemanenan kayu di Polandia selalu konstan
lebih rendah, dimana produktivitas tetapi penggunaan mesin tersebut tidak
dapat menggantikan tenaga manusia
penyaradan kayu pada petak pemanenan
terutama pada kegiatan yang sangat sulit dan
kayu konvensional sebesar 21,78 m/jam dan
pada petak pemanenan kayu RIL (Reduced berbahaya. Tenaga manusia yang digunakan
Impact Logging) rata-rata sebesar 26,79 untuk pemanenan kayu diperkirakan lebih
m3/jam. Hal ini diduga tingginya waktu tidak dari 80%. Hal ini berarti bahwa pemanenan
efektif. Penggunaan jenis traktor ini kayu di Polandia bergantung pada tenaga
operator penebang pohon yang diperkirakan
memerlukan investasi yang besar. Biaya
berjumlah 10.000 orang.
usaha traktor penyarad diperhitungkan dari
komponen penyusun biaya usaha, dimana Jumlah pekerja kegiatan pemanenan
biaya total penyaradan pada petak kayu pada penelitian ini disajikan pada
pemanenan kayu konvensional dan RIL Tabel 2.
masing-masing sebesar Rp 10.597,19,-
/m3dan Rp 8.695,39,-/m3.

215
Jurnal Hutan Tropis Volume 8 No. 2, Edisi Juli 2020

Tabel 2. Jumlah pekerja pemanenan kayu


Kegiatan Nama alat yang Jumlah pekerja Prestasi kerja orang
digunakan (orang) (m3/jam orang)
Penebangan Chainsaw Stihl 070 2 19,15

Penyaradan Traktor Komatsu D 85 9 1,67


ESS
Muat bongkar Wheel Loader Komatsu 3 22,50
WA 500
Pengangkutan Truk Mercedes Benz 9 0,93
Actros 360

Tabel 2 menunjukkan bahwa kegiatan rendahnya tingkat keterampilan pekerja, para


penyaradan dan pengangkutan memiliki pekerja mengoperasikan alat hanya
jumlah pekerja lebih banyak daripada mengejar volume kayu untuk mendapatkan
penebangan dan muat bongkar. Banyaknya sistem upah kubiksasi (borongan) sehingga
jumlah pekerja pada kedua kegiatan tersebut tidak memperhatikan lagi keselamatan kerja.
ternyata tidak diimbangi oleh prestasi kerja Menurut (Suchomel, Belanová, & Vlčková,
orang. Dari hasil penelitian ini, semakin 2013) jumlah total kecelakaan kerja fatal di
banyak jumlah pekerja, prestasi kerja orang negara Republik Slovakia mencapai lebih
yang dihasilkan semakin kecil. Hal tersebut dari 10% rentang waktu 2001-2006.
dapat disebabkan keterampilan yang dimiliki Mengingat hal tersebut maka sistem
oleh setiap pekerja berbeda. Kegiatan pengupahan yang berpatokan pada volume
penyaradan membutuhkan beberapa kayu yang dihasilkan harus diubah.
keterampilan yaitu membuka jalan sarad
Kondisi tersebut hampir sama dengan
terpendek menuju pohon rebah setelah
pekerja di hutan Mafuga negara Uganda
ditebang, cara membawa alat sarad agar
Barat, dimana menurut (Balimunsi et al.,
tidak bermanuver secara berlebihan
2011) bahwa pekerja pemanenan kayu
sehingga berpengaruh terhadap waktu
mengalami peningkatan denyut jantung
penyaradan, cara menyarad kayu sehingga
sebesar 57% pada penggunaan gergaji
kayu yang disarad tidak menimbulkan
akibat beban kerja fisik, sehingga
kerusakan tegakan tinggal dan tanah dan
peningkatan produktivitas yang dihasilkan
memperhatikan keselamatan kerja.
tidak menyebabkan kondisi kerja yang
Demikian pula dengan kegiatan membaik karena pekerja takut terhadap
pengangkutan pada penelitian ini, semakin majikan. Kondisi kerja seperti ini sangat tidak
banyak jumlah pekerja pengangkutan belum diharapkan.
tentu menghasilkan prestasi kerja orang yang
Hasil penelitian (Nasution, Mulyadi, &
tinggi. Hal ini disebabkan oleh keterampilan
Hamidy, 2015) persentase kejadian
yang dimiliki pekerja, jarak angkut, volume
kecelakaan kerja pemanenan kayu pada satu
kayu yang diangkut, kondisi jalan angkut dan
pengusahaan hutan Riau menunjukkan
kondisi alat angkut.
bahwa operator penyaradan memiliki
Keterampilan pekerja pemanenan kayu persentase terbesar mengalami kejadian
dapat ditingkatkan melalui pelatihan secara kecelakaan kerja dengan jenis berat (100%),
rutin. Hasil penelitian (Silayo, 2015) kemudian operator penebangan memiliki
menunjukkan bahwa terdapat rata-rata persentase terbesar kedua mengalami
peningkatan produksi sebesar 40% setelah kejadian kecelakaan kerja berat (93,3%), dan
pekerja mengikuti pelatihan dengan biaya helper penyaradan pada urutan ketiga (75%).
produksi yang rendah.
Hasil perhitungan jumlah pekerja
Pada penelitian ini, pengamatan di pemanenan kayu terhadap produksi kayu
lapangan menunjukkan bahwa selain disajikan pada Tabel 3.

216
Sona Suhartana. et al. : Peningkatan Produktivitas Pemanenan ……. (8): 212-220

Tabel 3. Jumlah pekerja pemanenan kayu terhadap produksi kayu


Kegiatan Jumlah Hari kerja per Jam kerja Prestasi Produksi
pekerja tahun (Hari/thn) per hari kerja orang kayu per
(orang) (Jam/hari) (m3/jam tahun
orang) (m3/tahun)
Penebangan 2 240 5 19,15 45.960
Penyaradan 9 180 7 1,67 18.937,8
Muat bongkar 3 240 12 22,50 194.400
Pengangkutan 9 180 12 0,93 18.079,2

Tabel 3 menunjukkan bahwa kegiatan perkembangan industri kayu mengalami


muat bongkar kayu dengan 3 orang jumlah hambatan akibat kesediaan bahan baku
pekerja dapat menghasilkan produksi kayu tersebut, sehingga ekspor kayu mengalami
lebih tinggi daripada kegiatan yang lain. Hal penurunan. Menurut data (Kementerian
ini menunjukkan bahwa produksi kayu yang Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2017)
dihasilkan tidak dipengaruhi oleh jumlah Produksi kayu bulat dari IUPHHK-HT pada
pekerja yang banyak, sehingga kondisi tahun 2016 mencapai 32.023.688 m 3,
tersebut dapat mematahkan anggapan sedangkan produksi kayu bulat dari hutan
selama ini bahwa semakin banyak jumlah alam mencapai 5.429.543 m 3 untuk produksi
pekerja maka semakin banyak produksi kayu Plywood dan LVL sampai tahun 2016
yang dihasilkan. Disamping itu, terdapat mencapai 3.636.058,22 m 3 atau mengalami
faktor jumlah jam kerja per hari dan hari kerja penurunan dari produksi tahun 2015.
per tahun pada kegiatan muat bongkar lebih Demikian pula produksi Veneer mencapai
banyak daripada kegiatan yang lain dengan 793.587,61 m3 pada tahun 2016 atau
diikuti tingginya prestasi kerja orang. Hal ini mengalami penurunan dari produksi tahun
menunjukkan bahwa prestasi kerja orang 2015 yang mencapai 983.072,96 m 3.
yang tinggi merupakan tingkat keterampilan
kerja yang tinggi pula. Walaupun jam kerja Pengaruh Jumlah Pekerja Terhadap
tinggi tetapi prestasi kerja orangnya rendah, Produktivitas dan Biaya Produksi
maka produksi kayu yang dihasilkan juga
akan rendah. Hasil analisis hubungan jumlah pekerja
terhadap produktivitas pemanenan kayu dan
Kebutuhan bahan baku kayu terutama
bagi industri kayu setiap tahun mengalami biaya produksi disajikan pada Tabel 4,5 dan
peningkatan, tetapi tidak diimbangi 6.
persediaan bahan baku tersebut. Saat ini

Tabel 4. Model Summary hubungan jumlah pekerja terhadap produktivitas pemanenan kayu dan
biaya produksi
Model R Koefisien determinasi R2 yang Standar kesalahan
(R2) disesuaikan perhitungan

1 ,947a ,897 ,895 ,23967

Model summary menerangkan besarnya jumlah pekerja dapat dijelaskan oleh variabel
korelasi (R), koefisien determinasi (R2), R2 produktivitas dan biaya produksi, sedangkan
yang disesuaikan dan standar error. sisanya 100%-89,5% = 10,5% dijelaskan
Besarnya R2 yang disesuaikan sebesar oleh sebab lain.
0,895, hal ini menunjukkan bahwa 89,5%

217
Jurnal Hutan Tropis Volume 8 No. 2, Edisi Juli 2020

Tabel 5. Analisis Anova hubungan jumlah pekerja dengan produktivitas dan biaya produksi
Model Rata-rata
Jumlah kuadrat Derajat kuadrat Peluang
bebas F
1 Regression 1318,035 2 659,017 507,385 ,000a
Residual 151,965 117 1,299
Total 1470,000 119
2 Regression 1314,489 1 1314,489 997,418 ,000b
Residual 155,511 118 1,318
Total 1470,000 119
a. Predictors: (Constant), Biaya_produksi, Produktivitas Production cost, productivity
b. Predictors: (Constant), Produktivitas/ Productivity

Tabel 5 menunjukkan bahwa F hitung Hasil persamaan tersebut menunjukkan


memiliki nilai probabilitas lebih kecil daripada konstanta yang positif artinya jumlah pekerja
taraf kesalahan (0,000 < 0,05) maka dapat akan bertambah apabila terjadi peningkatan
disimpulkan bahwa model persamaan Y = a produktivitas kerja dan produksi kayu.
+ b₁X₁ + b₂X₂ yang diajukan dapat diterima. Variabel produktivitas pemanenan kayu
(0,326) berpengaruh positif terhadap jumlah
Pada Tabel 6 koefisien dilakukan uji t
pekerja artinya jika variabel produktivitas
untuk menguji signifikansi konstanta dari
kerja meningkat sebesar 1 satuan maka
setiap variabel independent, t hitung pada
jumlah pekerja akan mengalami
produktivitas kerja 4,287 dengan probabilitas
penambahan sebesar 0,326 satuan. Tanda
(sig) 0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa
positif menunjukkan adanya hubungan yang
pengaruh jumlah pekerja terhadap
positif antara jumlah pekerja dengan
produktivitas kerja signifikan. Begitu juga
produktivitas kerja. Variabel biaya produksi
untuk t hitung pada biaya produksi 0,652
kayu (3,685) berpengaruh positif terhadap
dengan probabilitas (sig) 0,000 < 0,05
jumlah pekerja artinya jika variabel produksi
menunjukkan bahwa pengaruh jumlah
kayu meningkat 1 satuan maka jumlah
pekerja terhadap biaya produksi kayu
pekerja akan bertambah sebesar 3,685
signifikan. Dari tabel tersebut diperoleh
satuan. Tanda positif menunjukkan adanya
persamaan perhitungan regresi yaitu Y =
hubungan yang positif antara jumlah pekerja
15,346 + 0,326 X1 + 3,685 X2.
dengan biaya produksi kayu.

Tabel 6. Hasil uji koefisien


Model Koefisien tidak Koefisien
standarisasi standarisasi Peluang
B Std. Error Beta T hitung
1 Konstan 15,346 1,627 4,431 ,000
Produktivitas ,326 ,035 1,143 4,287 ,000

Biaya_produksi 3,685 ,000 ,203 ,652 ,101

2 Konstan 12,689 ,251 3,635 ,000


Produktivitas ,269 ,009 ,946 2,582 ,000

a. Dependent Variable: Jumlah_pekerja

SIMPULAN dan 9. Rata-rata produktivitas dan biaya


pemanenan kayu pada penebangan,
penyaradan, muat bongkar dan
pengangkutan masing-masing adalah 38,308
Jumlah pekerja pada kegiatan m3/jam, 15,070 m3/jam, 67,5 m3/jam dan 8,33
penebangan, penyaradan, muat bongkar dan m3/jam serta Rp 13.897,44/m 3, Rp
pengangkutan masing-masing adalah : 2,9,3 48.883,45/m3, Rp 11.765,6/m3 dan Rp

218
Sona Suhartana. et al. : Peningkatan Produktivitas Pemanenan ……. (8): 212-220

74.039,6/m3. Semakin banyak jumlah pekerja www.digilib.its.ac.id/public/its-paper-


belum tentu dapat meningkatkan 34509-2509100101-paper.pdf , pp 1-5.
produktivitas kayu, harus diikuti peningkatan
Janie, D.N.A. (2012). Statistik Deskriptif dan
keterampilan/keahlian. Model persamaan
Regresi Linier Berganda dengan SPSS.
hubungan jumlah pekerja terhadap
(Editor : Ika, A). Semarang University
produktivitas pemanenan kayu dan biaya
Press, Semarang, pp 1-52.
produksi adalah Y = 15,346 + 0,326 X1 +
3,685 X2. Kallonga, E., Rodgers, A., Nelson, F., &
Ndoinyo, Y. (2003). Reforming
Environmental Governance in Tanzania :
UCAPAN TERIMA KASIH Natural Resource Management and The
Rural Economy. In Tanzanian Biennial
Development Forum. Forum to Assess
Development Policies of Tanzania.
Penulis mengucapkan terima kasih https://www.google.es/url?sa=t&rct=j&q=
kepada seluruh karyawan PT Inhutani II &esrc=s&source=web&cd=1
terutama yang bertugas di lapangan unit Sei
Tubu, Kabupaten Malinau, Provinsi Kementerian Lingkungan Hidup &
Kalimantan Utara yang telah membantu Kehutanan. (2017). Statistik Lingkungan
pengambilan data di lapangan. Hidup dan Kehutanan Tahun 2016. Pusat
Data dan Informasi tahun 2017, Jakarta,
pp 1-529.
DAFTAR PUSTAKA Klepac, J., & Mitchell, D. (2016). Comparison
of Four Harvesting Sytems in a Loblolly
Pine Plantation. Professional Agricultural
Workers Journal, 4(1):1-15.
Balimunsi, H.K., kaboggoza, J.R.S., Abeli,
S.W. Cavalli, R., Agea, J.G., Journal, S., Muhdi. (2015). Analisis Biaya dan
& July, N. (2011). Working Conditions and Produktivitas Penyaradan Kayu dengan
Productivity of Logging Companies in Traktor Caterpillar D7G di Hutan Alam
Mafuga Forest Plantation, Western Tropika Basah PT Inhutani II, Kalimantan
Uganda. Journal of Tropical Forest Utara. Penelitian Ekosistem Dipterokarpa,
Science, 23(3):232-238. 1(2):63-68.
Britto, P.C., Jaeger, D., Hoffmann, S., Robert, Nasution, D.E., Mulyadi, A., & Hamidy, Y.
R.C.G., Fantini, A.C., & Vibrans, A.C. (2015). Analisis Hubungan Kesehatan
(2017). Productiviy Assesment of Timber Kerja dengan Kejadian Kecelakaan Kerja
Harvesting Techniques for Pada Karyawan Lapangan Bagian
SupportingSustainable Forest Pemanenan Kayu di PT Citra Sumber
Management of Secondary Atlantic Forest Sejahtera Sejati. Jurnal Ilmu Lingkungan,
in Southern Brazil. Annals of Forest 9(1):35-50.
Research, 60(2): 203-215.
Sawatian, K., Grzywinski, W., & Turowski, R.
FAO. (1992). Cost Control in Forest (2015). Analysis of Postural Strain of
Harvesting and Road Construction. FAO Loggers During Timber Harvesting in a
Forestry Paper 99, Rome, pp 1-106. Spruce Stand. Forestry Letters, 108:1-6.
Hartono, N., Hasyim, M., & Unas, S.E. Silayo, D.S.A. (2015). Modelling Productivity
(2016). Analisis Produktivitas Jumlah and Costs of Timber Harvesting in
Tenaga Kerja Pada Pekerjaan Pasangan Plantation Forests Using Two Man
Bata dengan Metode Work Study. Jurnal Crosscut Saws Under Learnin
Mahasiswa Teknik Sipil, 1(2):1-6. Experiments, Tanzania. American Journal
of Operational Research, 5(2): 29-38.
Heinimann, H.R. (2012). Life Cycle
Assessment (LCA) in Forestry-State and Silayo, D.S.A., Migunga, G.A., & Shemwetta,
Prespectives. Croatian Journal Forest D.T.K. (2014). Learn by Doing : Modelling
Engineering, 33(2):357-372. the Effect of Training and Job
Interruptions on Tree Cutting Time for
Hidayat, A., dan Partiwi, S.G. (2018). Chainsaw Operators in Plantation
Perhitungan Jumlah Tenaga Kerja yang Forests, Tanzania. Industrial Engineering
Optimal Pada Cleaning Pabrik Wash PT. Letters, 4(7):1-16.
Unilever Indonesia. Diakses dari http:

219
Jurnal Hutan Tropis Volume 8 No. 2, Edisi Juli 2020

Silayo, D.S., & Migunga, G.A. (2014). Suhartana, S., & Yuniawati. (2008).
Productivity and Cost Modelling for Tree Kesesuaian Kebutuhan Tenaga Kerja
Harvesting Operations Using Chainsaw in Pemanenan Kayu: Kasus di Satu
Plantation Forests, Tanzania. Perusahaan Hutan di Kalimantan Timur.
International Journal of Engineering & Buletin Penelitian Hasil Hutan, 14(2):63-
technology, 3(4):464-472. 67.
Suchomel, J., Belanova, K., & Vlckova, M. Suhartana, S., Yuniawati, & Dulsalam.
(2013). Analysis of Work Accidents in (2013). Biaya dan Produktivitas
Selected Activities in Slovakia, Czech Penyaradan dan
Republic and Austria. Crotian Journal of Pembuatan/Pemeliharaan Kanal di HTI
Forest Engineering, 34(2):311-320. Rawa Gambut di Riau dan Jambi. Jurnal
Penelitian Hasil Hutan, 31(1):36-48.
Suhartana, S., Dulsalam, Soenarno,
Yuniawati., & Basari, Z. (2016). Faktor Trzesniowski, A. (2018). Forest Engineering
Eksploitasi di PT Inhutani II. Laporan Hasil and Technology in Private Forest
Penelitian Faktor Eksploitasi di PT Enterprises.
Inhutani II, Pusat Litbang Hasil Hutan, http://www/fao.org/docrep/w3772/w3722e
Bogor, pp, 1-36. 13.htm#topofpage. Site visited on
3/2/2018.

220

You might also like