You are on page 1of 14

PERBEDAAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA

ANTARA GAYA BELAJAR VISUAL, AUDITORIAL DAN


KINESTETIK PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
FKIP UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

Zahruddin Hodsay
Universitas PGRI Palembang

Abstract : This research titled Differences between Cumulative Grade Point Average (CGPA)
and Learning Styles of Visual, Auditory and Kinesthetic to the Accounting Education Study
Program Faculty of Teacher Training and Education PGRI University of Palembang. The
problem in this research was “whether or not differences between Cumulative Grade Point
Average (CGPA) and Learning Styles of Visual, Auditory and Kinesthetic to the Accounting
Education Study Program Faculty of Teacher Training and Education PGRI University of
Palembang?”. The objective of this research was to find out whether or not Differences
between Cumulative Grade Point Average (CGPA) and Learning Styles of Visual, Auditory
and Kinesthetic to the Accounting Education Study Program Faculty of Teacher Training and
Education PGRI University of Palembang. The method used comparative test over two
averages and the approach used a quantitative approach. The data were collected by the
documentation and questionnaires. The population of this research was 129 students were
taken from the eighth level students PGRI University of Palembang academic year 2014/2015
and the sample of this research was 98 students. The data analysis used the comparative test
over two averages.The result of this research was obtained a visual learning style 3.29,
auditory learning style 3.23, and kinesthetic learning style 3.23. Hypothesis test used
comparative over two averages Fcount 1.36 with standard error Ftable α 0.05 find out 3.10. so
1.36 < 3.10 then Ha was rejected and Ho was accepted so no differences between Cumulative
Grade Point Average (CGPA) and Learning Styles of Visual, Auditory and Kinesthetic to the
Accounting Education Study Program Faculty of Teacher Training and Education PGRI
University of Palembang.

Keywords: Cumulative Grade Point Average (CGPA), Learning Styles: Visual,


Auditory and Kinesthetic.

Abstrak : Masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat perbedaan IPK mahasiswa
antara gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik pada Program Studi Pendidikan Akuntansi
FKIP Universitas PGRI Palembang?. Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk
mengetahui perbedaan IPK mahasiswa antara gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik pada
Program Studi Pendidikan Akuntansi FKIP Universitas PGRI Palembang.Metode penelitian
yang digunakan adalah metode uji komparatif lebih dari dua rata-rata dan pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Sumber data penelitian ini adalah dokumentasi dan
angket/kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester 8 tahun
akademik 2014/2015 yang berjumlah 129 orang, sedangkan sampel berjumlah berjumlah 98
orang. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis uji komparatif lebih dari dua
rata-rata .Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata IPK mahasiswa yang memiliki gaya belajar
visual sebesar 3,29, mahasiswa yang memiliki gaya belajar auditorial sebesar 3,23 serta
mahasiswa yang memiliki gaya belajar kinestetik sebesar 3,23. Sedangkan pengujian hipotesis
dengan menggunakan uji komparatif lebih dari dua rata-rata diperoleh Fhitung yaitu 1,36
sedangkan Ftabel dengan taraf kesalahan α 0,05 diperoleh yaitu 3,10. Jadi 1,36 < 3,10 maka H a
ditolak dan H0 diterima yang berarti tidak ada perbedaan IPK mahasiswa berdasarkan gaya
belajar visual, auditorial dan kinestetik pada mahasiswa Progam Studi Pendidikan Akuntansi
FKIP Universitas PGRI Palembang.

Kata Kunci : Indeks Prestasi Kumulatif, Gaya Belajar : Visual, Auditorial,


Kinestetik.

73
74JURNAL PROFIT VOLUME 3, NOMOR 1, MEI 2016

PENDAHULUAN pilihan sesuai dengan apa yang mampu dan


Pendidikan adalah hal terpenting bagi mau dilakukan.
manusia, karena dengan pendidikan kita bisa Belajar adalah suatu proses, artinya
mengapai cita-cita yang ingin kita capai. kegiatan belajar terjadi secara dinamis dan
Negara yang maju akan membangun dan terus-menerus yang menyebabkan terjadinya
berusaha memperbaiki keadaan masyarakat, perubahan dalam diri anak. Perubahan yang
dan bidang pendidikan merupakan salah satu dimaksud dapat berupa pengetahuan
kunci kemajuan itu sendiri.Adapun negara- (knowledge) atau perilaku (behavior). Dua
negara berkembang seperti Indonesia yang anak yang tumbuh dalam kondisi dan
mengadopsi sistem pendidikan dari luar lingkungan yang sama dan meskipun
seringkali mengalami kesulitan untuk mendapat perlakuan yang sama, belum tentu
menerapkannya. Cara dan sistem pendidikan akan memiliki pemahanan, pemikiran dan
yang ada seringkali menjadi sasaran kritik dan pandangan yang sama terhadap dunia
kecaman karena efektifitas sistem pendidikan sekitarnya.
tersebut diragukan, apalagi pada beberapa kali (Nunan, 1991: 168) Mengatakan
uji coba sebuah sistem kerap mengalami bahwa “Gaya belajar mengacu pada cara
kegagalan. Seringkali kita mendengar belajar yang lebih disukai pebelajar.
guyonan masyarakat Indonesia, setiap kali umumnya, dianggap bahwa gaya belajar
ganti presiden dan mendikbud maka akan seseorang berasal dari variabel kepribadian,
berubah pula sistem pendidikan. termasuk susunan kognitif dan psikologis latar
Tantangan dunia pendidikan ke depan, belakang sosio cultural, dan pengalaman
adalah mewujudkan proses demokratisasi pendidikan.’’
belajar. Maksudnya adalah suatu proses yang Gaya belajar setiap orang dipengaruhi
mencerminkan bahwa belajar adalah atas oleh faktor alamiah (pembawaan) dan faktor
prakarsa anak. Selain itu demokrasi belajar lingkungan, jadi ada hal-hal tertentu yang
berisi pengakuan hak anak untuk melakukan tidak dapat diubah dalam diri seseorang
tindakan belajar sesuai dengan bahkan dengan latihan sekalipun, tetapi ada
karakteristriknya. Salah satu prasyarat juga hal-hal yang dapat dilatihkan dan
terwujudnya masyarakat belajar yang disesuaikan dengan lingkungan yang
demokratis adalah pengemasan pembelajaran terkadang justru tidak dapat diubah.
yang beragam dengan cara menghindari Mengenali gaya belajar sendiri, belum tentu
terjadinya penyeragaman kurikulum, strategi membuat kita menjadi lebih pandai, tapi
pembelajaran, bahan ajar, gaya belajar dan dengan mengenali gaya belajar, kita akan
evaluasi belajar. dapat menentukan cara belajar yang lebih
Lingkungan belajar yang demokratis efektif.
memberikan kebebasan kepada anak untuk Program Studi Pendidikan Akuntansi
melakukan pilihan-pilihan tindakan belajar. merupakan salah satu program studi dalam
Hal itu akan mendorong anak untuk terlibat naungan jurusan pendidikan Ilmu
secara fisik, emosional dan mental dalam Pengetahuan Sosial (IPS) pada Fakultas
proses belajar. Pada akhirnya diharapkan Keguruan dan Ilmu pendidikan (FKIP)
akan dapat memunculkan kegiatan-kegiatan Universitas Persatuan Guru Republik
yang kreatif dan produktif. Ini merupakan Indonesia (PGRI) Palembang. Saat ini
kaidah yang sangat penting dalam penataan Program Studi Pendidikan Akuntansia di
lingkungan belajar. Kita perlu memberikan Pimpin oleh Seorang Ketua Program Studi
ruang bahwa setiap anak satu persatu perlu dan juga dibantu oleh sekretaris program
diberi kebebasan untuk melakukan pilihan- studi. Untuk urusan administratif, akademik
Perbedaan Indeks Prestasi Kumulatif (Ipk) Mahasiswa, Zahruddin Hodsay75

dan kemahasiswaan terdapat beberapa mahasiwa antara Gaya Belajar Visual,


pegawai yang membantu ketua program studi. Auditorial, dan Kinestetik pada Program
Selain itu terdapat juga ketua Laboratorium Studi Pendidikan Akuntansi FKIP
komputer akuntansi yang dibantu oleh 1 orang Universitas PGRI Palembang?”. Tujuan
staff. penelitian ini untuk mengetahui perbedaan
Berdasarkan PDPT (Pangkal Data prestasi belajar mahasiswa antara gaya belajar
Perguruan Tinggi) jumlah mahasiswa program visual, auditorial dan kinestetik pada Program
studi pendidikan akuntansi pada tahun Studi Pendidikan Akuntansi FKIP Universitas
akademik 2014/2015, berjumlah 447 orang. PGRI Palembang.
Program studi pendidikan akuntansi memiliki Berdasarkan judul penelitian ini,
rata-rata IPK mahasiswa yang cukup besar maka manfaat yang diharapkan ialah (1) Bagi
dan baik yaitu memiliki rata-rata, IPK 3,20. Program Studi Pendidikan Akuntansi
Dengan mengusung visi dan misi diharapkan dapat dijadikan masukan untuk
program studi pendidikan akuntansi yang mengetahui tolak ukur gaya belajar apa yang
unggul dan profesional pada tahun 2025 di paling banyak dan dimiliki oleh mahasiswa
Sumbagsel, saat ini Program Studi Pendidikan (2) Bagi Peneliti Lain diharapkan dapat
Akuntansi mempunyai peringkat nilai dijadikan perbandingan dalam penelitian
akreditasi B berdasarkan SK BAN-PT Nomor tentang gaya belajar yang akan datang. (3).
198/SK/BAN-PT/Ak-SURV/S/VII/2014 Bagi Mahasiswa diharapkan dapat menjadi
dengan masa berlaku 22 November 2013 masukan, agar mereka dapat
sampai 22 November 2018. Mahasiswa menggembangkan gaya belajar yang meraka
Program Studi Pendidikan Akuntansi diajar miliki , sehinga mereka akan dapat
oleh dosen-dosen yang berjenjang pendidikan menyesuaikan diri dalammengikuti proses
S2 dan S3. belajar mengajar.
Berdasarkan latar belakang tersebut,
maka peneliti memandang perlu untuk TINJAUAN PUSTAKA
melakukan penelitian tentang Perbedaan 1. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Mahasiswa Berdasarkan Peraturan Menteri
Antara Gaya Belajar Visual, Auditorial Dan Pendidikan dan Kebudayaan Republik
kinestetik pada Program Studi Pendidikan Indonesia Nomor 49 Tahun 2014 tentang
Akuntansi FKIP Universitas PGRI Standar Nasional Pendidikan Tinggi mengatur
Palembang. tentang penilaian dan indeks prestasi
Peneliti membatasi permasalahan dalam kumulatif yang terdapat pada pasal 23 dan 24.
penyusunan penelitian ini yaitu (1) Gaya Antara lain mengatur bahwa pelaporan
belajar yang dimaksud adalah: Gaya belajar penilaian berupa kualifikasi keberhasilan
visual,auditorial dan kinestetik.(2) Mahasiswa mahasiswa dalam menempuh suatu mata
yang dimaksud adalah Mahasiswa semester 8 kuliah yang dinyatakan dalam kisaran :
program studi pendidikan Akuntansi angkatan a. huruf A setara dengan angka 4, berkategori
2011 Tahun Akademik 2014/2015. (3) Indeks sangat baik
Prestasi Kumulatif (IPK) adalah nilai yang b. huruf B setara dengan angka 3, berkategori
didapat mahasiswa selama proses belajar baik
sampai pada semester 8, tidak termasuk c. huruf C setara dengan angka 2, berkategori
seminar proposal dan skripsi cukup
Adapun rumusan masalah dalam d. huruf D setara dengan angka 1, berkategori
penelitian ini adalah “Apakah terdapat kurang
perbedaan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
76JURNAL PROFIT VOLUME 3, NOMOR 1, MEI 2016

e. huruf E setara dengan angka 0, berkategori tengah semester, Ujian Akhir Semester,
sangat kurang. pemberian tugas dan afektivitas.
Hasil penilaian capaian pembelajaran Sistem penilaian yang digunakan S-1
lulusan di tiap semestester dinyatakan dengan Program Studi Pendidikan Akuntansi FKIP di
Indeks Prestasi Semester (IPS), sedangkan Universitas PGRI Palembang dengan rumus
pada akhir program studi dinyatakan dengan sebagai berikut:
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Mahasiswa 1A  2T  3M  4S
berprestasi akademik tinggi adalah mahasiswa NA =
10
yang mempunyai Indeks Prestasi Semester Keterangan :
(IPS) lebih besar dari 3,50 dan memenuhi NA : Nilai Akhir
etika akademik. A : Nilai aktivitas
Mahasiswa program sarjana T : Rata-rata nilai tugas
dinyatakan lulus apabila telah menempuh M : Nilai Ujian Mid Semester
seluruh beban belajar yang ditetapkan dan S : Nilai Ujian Semester
memiliki capaian pembelajaran lulusan yang
ditargetkan oleh program studi dengan Indeks Dengan angka dan huruf mutu
Prestasi Kumulatif (IPK) lebih besar atau sebagai berikut :
sama dengan 2,00. Tabel 1
Sedangkan kelulusan mahasiswa dari Sistem Penilaian pada
program sarjana dinyatakan dengan predikat Universitas PGRI Palembang
memuaskan, sangat memuaskan atau dengan Angka Mutu Huruf Mutu
pujian dengan kriteria : 8,5 – 10 A
a. mahasiswa dinyatakan lulus dengan 7,0 – 8,4 B
predikat memuaskan apabila mencapai 5,5 – 6,9 C
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 2,76 4,5 – 5,4 D
sampai dengan 3,00. 0,0 – 4,4 E
b. mahasiswa dinyatakan lulus dengan
predikat sangat memuaskan apabila Dosen atau tim dosen pengampu
mencapai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) suatu mata kuliah diperkenankan untuk
3,01 sampai 3,50. memodifikasi komponen-komponen penilaian
c. mahasiswa dinyatakan lulus dengan
dan pembobotannya jika dipandang perlu
predikat pujian apabila mencapai Indeks sesuai dengan karakteristik mata kuliah yang
Prestasi Kumulatif (IPK) lebih dari 3,50. diasuhnya.
Secara khusus pengaturan sistem Dari hasil perhitungan nilai akhir,
penilaian dan indeks prestasi kumulatif (IPK) prestasi akademik mahasiswa dalam setiap
pada Program Studi Pendidikan Akuntansi mata kuliah dinyatakan sebagai berikut :
FKIP Universitas PGRI Palembang adalah 1. Indek Prestasi (IP)
mengacu sebagaimana yang terdapat pada Keberhasilan studi dalam suatu
Pedoman Akademik Universitas PGRI
semester dinyatakan dengan Indeks Prestasi
Palembang. Antara lain penilaian keberhasilan (IP) yang dihitung tiap akhir semester dengan
studi dilakukan dengan maksud untuk rumus :
mengukir pencapaian terhadap tujuan yang
( N x K )
telah dirumuskan dalam kurikulum. Dalam IP 
memberikan penilaian terhadap keberhasilan K
mahasiswa mengikuti suatu mata kuliah Keterangan :
dilaksanakan 4 (empat) kegiatan, yaitu ujian K = SKS tiap mata kuliah yang ditempuh
Perbedaan Indeks Prestasi Kumulatif (Ipk) Mahasiswa, Zahruddin Hodsay77

N = Bobot nilai tiap mata kuliah Gaya Belajar Visual


K = Jumlah SKS seluruh mata kuliah yang Menurut Depoter dan Hernacki
ditempuh (1999:113) “Menyatakan bahwa gaya belajar
visual merupakan gaya belajar dengan cara
2. Indeks Prestasi Komulatid (IPK) melihat” .Definisi lainnya adalah “Gaya
Keberhasilan studi dalam beberapa belajar visual merupakan gaya belajar dimana
semester dinyatakan dengan Indeks Prestasi seorang mudah menyerap informasi saat dia
Komulatif (IPK) yang dihitung dari beberapa menggunakan indera penglihatannya untuk
semester atau akhir program dengan rumus : melihat atau menyaksikan, serta membaca
( N x K )1 ( N x K )n sebuah informasi”. (Paramitasari. 2011:68).
IPK   ............  Sedangkan Menurut Hamzah
K K (2006:181) “Gaya belajar visual adalah gaya
belajar seperti ini menjelaskan bahwa kita
Keterangan : harus memiliki dulu buktinya untuk kemudian
K1 = SKS tiap mata kuliah pada semester ke bisa mempercayainya.”
I Berdasarkan beberapa pendapat
Kn = Bobot nilai tiap mata kuliah yang di atas dapat disimpulkan bahwa.gaya
K = Jumlah SKS seluruh mata kuliah yang belajar visual adalah seorang dimana orang
ditempuh tersebut akan merasa lebih mudah dalam
menerima pelajaran dengan cara melihat
2. Pengertian Gaya Belajar (menggunakan mata), baik itu tulisan dari
Menurut Deporter dan seorang pengajar, maupun juga melihat
Hernacki(1999:113) “gaya belajar merupakan informasi dari luar.
suatu kombinasi dari bagaimana ia menyerap, Adapun ciri – ciri dari gaya belajar
dan kemudian mengatur serta mengolah visual antara lain
informasi.” Sedangkan pendapat Martinis 1. Rapi dan teratur.
(2013:121) “Gaya belajar yang dilaksanakan 2. Berbicara dengan cepat.
seseorang peserta didik diantara satu dan yang 3. Perencana dan peraturan jangka panjang
lainnya berbeda tergantung dengan kebiasaan yang baik.
yang dilaksanakannya, metode tertentu akan 4. Teliti terhadap detail.
dianggapnya lebih baik efektif daripada 5. Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-
metode lainnya.” kata yang sebenarnya dalam pikiran
Selain itu, pendapat lainnya menurut mereka.
Hamzah (2006:180) “Gaya belajar 6. Mengingat apa yang dilihat, daripada yang
kemampuan seseorang untuk memahami dan mendengar.
menyerap pembelajaran sudah pasti berbeda 7. Mengingat dengan asosiasi visual.
tingkatnya. Ada yang cepat, sedang, dan 8. Biasanya tidak terganggu oleh keributan.
adapula yang sangat lambat, oleh karena itu, 9. Mempunyai masalah untuk mengingat
mereka seringkali harus menempuh cara intruksi verbal kecuali jika ditulis, dan
berbeda untuk bisa memahami sebuah sering kali minta bantuan orang untuk
informasi atau pelajaran yang sama. mengulaginya.
Berdasarkan beberapanpengertian di 10. Pembaca cepat dan tekun.
atas dapat disimpulkan bahwa gaya belajar 11. Lebih suka membaca daripada dibacakan.
adalah cara atau kebiasaan seseorang dalam 12. Membutuhkan pandangan dan tujuan yang
menerima dan menyerap ilmu dan menyeluruh dan sikap waspada sebelum
keterampilan dalam proses belajar mengajar.
78JURNAL PROFIT VOLUME 3, NOMOR 1, MEI 2016

secara mental merasa pasti tentang suatu 7. Berbicara dengan irama yang terpola.
masalah atau proyek. 8. Biasanya pembicaran yang fasih.
13. Mencoret – coret tanpa arti selama berbica 9. Lebih suka musik daripada seni.
di telpon dan dalam rapat. 10. Belajar dengan mendengarkan dan
14. Lupa menyampaikan pesan verbal kepada mengingat apa yang didiskusikan
orang lain. daripada yang dilihat.
15. Sering menjawab pertanyaan dengan 11. Suka berbicara, suka berdiskusi, dan
jawaban singkat ya atau tidak. menjelaskan sesuatu panjang lebar.
16. Lebih suka melakukan demonstrasi 12. Mempunyai masalah dengan pekerjaan-
daripada pidato. pekerjaan yang melibatkan visualisasi,
17. Lebih suka seni dari musik. seperti memotong bagian-bagian hingga
Gaya Belajar Auditorial sesuai satu sama lain.
Menurut Depoter dan Hernacki 13. Lebih pandai mengeja dengan keras dari
(1999:113) “Menyatakan gaya belajar pada menulikannya.
auditorial adalah gaya belajar dengan cara 14. Lebih suka gurauan lisan daripada
mendengar”. Hal senada mengartikan bahwa membaca komik.
Gaya belajar auditorial merupakan gaya Gaya Belajar Kinestetik
belajar dimana mereka akan merasa lebih Menurut Depoter dan Hernacki
muda dalam menerima informasi melalui apa (1999:113)“Menyatakan gaya belajar
yang didengarnya”. (Paramitasari. 2011:70). Kinestetik Belajar dengan cara bergerak,
Sedangkan Menurut Hamzah bekerja dan menyentuh.” Pendapat lainnya
(2006:181) “Gaya belajar auditorial adalah mengatakan bahwa “Gaya belajar kinestetik
gaya belajar yang mengandalkan pada adalah gaya belajar yang lebih optimal dengan
pendengaran untuk bisa memahami dan cara bergerak, menyentuh, atau melakukan
mengingatnya.” langsung informasi yang diterimah”
Berdasarkan beberapa pendapat di (Paramitasari.2011:71).
atas dapat disimpulkan bahwa gaya belajar Sedangkan Menurut Hamzah
auditorial apabila seseorang akan merasa (2006:182)“Gaya belajar kinestetik adalah
lebih mudah dalam menerima informasi gaya belajar ini kita harus menyentuh sesuatu
dalam proses belajar mengajar dengan cara yang memberikan informasi tertentu agar kita
mendengarkan (menggunakan telinga), baik bisa mengingatnya.”
itu penjelasan dari pengajar ataupun dari Berdasarkan beberapa pendapat di
teman, dan orang lain. atas dapat disimpulkan bahwa.gaya belajar
Adapun ciri-ciri dari gaya belajar kinestetik adalah dimana seseorang akan
auditorial antara lain : merasa lebih mudad dalam menerima
1. Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja. informasi dalam proses belajar mengajar
2. Mudah terganggu oleh keributan. dengan cara langsung bergerak (dilambangkan
3. Menggerakan bibir merak dan dengan tangan), dan melaksanakan langsung
mengucapkan tulisan di buku ketika tugas ataupun infomasi yang di terima untuk
membaca. dia lakukan.
4. Senang membaca dengan keras dan Adapun ciri-ciri dari gaya belajar
mendengar. kinestetik antara lain :
5. Dapat mengulagi kembali dan menirukan 1. Berbicara dengan perlahan.
nada, birama, dan warna suara. 2. Menanggapi perhatian fisik.
6. Merasa kesulitan dalam menulis namun 3. Menyentuh orang untuk mendapatkan
hebat dalam bercerita. perhatian mereka.
Perbedaan Indeks Prestasi Kumulatif (Ipk) Mahasiswa, Zahruddin Hodsay79

4. Berdiri dekat ketika berbicara dengan Variabel dalam penelitian ini terdiri dari:
orang. Variabel X 1 : Indeks prestasi kumulatif
5. Selalu berorientasi pada fisik dan banyak (IPK)mahasiswa dengan gaya belajar
bergerak. Visual.
6. Mempunyai perkembangan awal otot- Variabel X 2 : Indeks prestasi kumulatif
otot yang besar. (IPK)mahasiswa dengan gaya belajar
7. Belajar melalui memanipulasi dan Auditorial.
praktik. Variabel X3 : Indeks prestasi kumulatif
8. Menghafal dengan cara berjalan den (IPK)mahasiswa dengan gaya belajar
melihat. Kinestetik.
9. Mengunakan jadi sebagai penunjuk Populasi dari penelitian ini ialah
ketika membaca. Mahasiswa Semester 8 angkatan 2011
10. Banyak menggunakan isyarat tubuh. Program Studi Pendidikan Akuntansi Tahun
11. Tidak dapat duduk diam untuk waktu Akademik 2014/2015 FKIP Universitas PGRI
lama. Palembang.
(Depoter dan Hernacki, 1999:116-118) Tabel 2
Populasi Penelitian
Hipotesis Penelitian No Kelas Laki2 Prmp Jumlah
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini 1 8A 5 32 37
penulis menggunakan rumus t dengan taraf 2 8B 10 28 38
signifikan α = 0,05. 3 8C 4 28 32
Apabila data berdistribusi normal maka 4 8D 7 15 22
menggunakan Statistik Parametris.Jika data Jlh 26 103 129
tidak berdistribusi normal maka menggunakan
Statistik Non Parametris. Kriteria pengujian Populasi sudah diketahui jumlahnya, maka
sebagai berikut: untuk menentukan jumlah sampel yang akan
a. Terima H0 bila Fhitung < Ftabel tolak diteliti menggunakan rumus Taro Yamane
Ha (dalam Riduwan, 2014: 18)
b. Tolak H0 bila Fhitung> F tabel terima
Tabel 3
Ha
Rincian Sampel Penelitian
Keterangan : No Subjek Perhitungan Jumlah
Penelitian
Ho = Tidak terdapat perbedaan yang
1 8A 37/129 x 28
signifikan indeks prestasi kumulatif
97= 27,82
(IPK) mahasiswa antara gaya belajar
2 8B 38/129 x 29
visual, auditorial dan kinestetik pada 97= 28,57
program studi pendidikan akuntansi 3 8C 32/129 x 24
FKIP Universitas PGRI Palembang. 97= 24,06
Ha = Terdapat perbedaan yang signifikan 4 8D 22/129 x 17
indeks prestasi kumulatif (IPK) 97= 16,54
mahasiswa antara gaya belajar visual, Jumlah 98
auditorial dan kinestetik pada program
studi pendidikan akuntansi FKIP Catatan : Sampel penelitian di
Universitas PGRI Palembang. bulatkan karena terdapat pembulatan dari
METODOLOGI PENELITIAN
80JURNAL PROFIT VOLUME 3, NOMOR 1, MEI 2016

perhitungan sampel yang semula 97 Tabel 4


dibulatkan menjadi 98. Kisi-Kisi Angket Gaya Belajar
Berdasarkan jenis penelitian yang
dilakukan oleh peneliti maka metode yang Variabel Kompetensi No Jlh
digunakan yaitu metode penelitian
Kuantitatif.Menurut Sugiono (2010:25) Gaya 1. Rapi dan 1.3 2
“Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan Belajar, teratur
Visual, 2. Gaya bicara 2,10,13, 8
sebagai metode penelitian yang berlandaskan
Auditoria 19,20,23
pada filsafat positivisme, digunakan untuk l, dan ,25,26
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, Kinesteti
teknik pengambilan sampel pada umumnya k 3. Gaya 4,8,15,1 6
dilakukan secara random, pengumpulan data membaca 6,24,31
menggunakan instrumen penelitian, analisis
data bersifat Kuantitatif /statistik dengan 4. Cara 5,12,30 3
mengingat
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
2. Cara 6,11,17, 7
ditentukan “ belajar 21,22,29
Teknik pengumpulan data yang ,33
digunakan adalah dokumentasi dan 3. Lemah 7,14,27, 4
angket/kuisioner. Dokumentasi digunakan dalam 34
untuk memperoleh data mengenai jumlah aktivitas
mahasiswa, dan data mengenai IPK verbal
7. Gaya tulisan 9,18,35 3
mahasiswa. Angket/kuisioner digunakan
8. Gerak fisik 28,32,36 3
untuk mengetahui mahasiswa yang
mempunyai gaya belajar visual, auditorial, Jumlah Pernyataan 36
dan kinestetik. Angket yang digunakan dalam
penelitian ini adalah angket jenis tertutup, Data yang sudah terkumpul akan
artinya angket diberikan langsung kepada dianalisis, dimana tujuan penganalisaan ini
responden untuk mengetahui gaya belajar yaitu untuk mengetahui perbedaan prestasi
mahasiswa. Altenatif pilihan jawaban data belajar mahasiswa gaya belajar visual,
angket terdiri dari A: Sering, B: Kadang- auditorial dan kinestetik.
kadang, C: jarang Selanjutnya dilakukan analisis data
Kisi- kisi angket seperti tabel 3 berikut ini : butir angket. Analisis ini digunakan untuk
mengetahui gaya belajar tiap mahasiswa
langkah-langkah yang dilakukan sebagai
berikut:
1) Menghitung skor jawaban angket gaya
belajar yang diperoleh dari jawaban
responden tiap gaya belajar.
2) Menghitung skor angket gaya belajar
mahasiswa dengan rumus :
P=
(Purwanto,2010:102)
Dimana :
P = Persentase skor
S = Skor yang diperoleh
Perbedaan Indeks Prestasi Kumulatif (Ipk) Mahasiswa, Zahruddin Hodsay81

SM = Skor maksimum yang diperoleh n – 1 (untuk varians terkecil) taraf


3). Mementukan gaya belajar mahasiswa signifikan ( = 0,05.
dalam hal ini akan di pilih skor tertinggi Dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
dari ketiga gaya belajar mahasiwa yaitu Jika berarti varians IPK
gaya belajar. Visual , Auditorial, dan tidak homogen
Kinestetik.
Jika berarti varians IPK
Contoh skor gaya belajar mahasiswa A
homogen.
 Skor gaya belajar visual = 40
b. Uji Normalitas
 Skor gaya belajar auditorial = 45
Uji normalitas yang digunakan dalam
 Skor gaya belajar kinestetik = 50
penelitian ini dengan metode Chi-Kuadrat.
Maka gaya belajar mahasiswa A adalah
Langkah – langkah uji normalitas
gaya belajar kinestetik, karena skor tertinggi
(Riduwan,2012:121-124) sebagai berikut :
yang diperoleh A adalah kinestetik yaitu 50
1) Mencari Chi-kuadrat hitung
Contoh gaya belajar mahasiswa B
 Skor gaya belajar visual = 50 2) Membandingkan dengan
 Skor gaya belajar auditorial = 40 dengan taraf signifikan ( = 0,05 dan
 Skor gaya belajar kinestetik = 40
derajat kebebasan (dk) = k -1 maka dicari
Maka gaya belajar mahasiswa B adalah
pada tabel chi-kuadrat dengan kriteria
gaya belajar visual, karena skor tertinggi yang
pengujian sebagai berikut :
diperoleh B adalah visual yaitu 50
Jika artinya data IPK
Contoh skor gaya belajar mahasiswa C
 Skor gaya belajar visual = 35 tidak berdistribusi normal.
 Skor gaya belajar auditorial = 37 Jika artinya data IPK
 Skor gaya belajar kinestetik = 36 berdistribusi normal.
Maka gaya belajar mahasiswa C Uji Hipotesis
adalah gaya belajar auditorial, karena skor Untuk membuktikan hipotesis yang
tertinggi yang diperoleh C adalah auditorial dirumuskan uji F melalui dua sampel atau
yaitu 37. lebih
Pengujian Prasyarat Analisis Data 1. Hipotesis
a. Uji Homogenitas H0: =Tidak ada perbedaan
Uji homogenitas yang akan dilakukan
indeks prestasi kumulatif (IPK)mahasiswa
dalam penelitian ini dengan menggunakan
antatra gaya belajar visual auditorial, dan
varians terbesar dibanding varians terkecil
kinestetik pada mahasiswa Program Studi
menggunakan tabel F.
Pendidikan Akuntansi FKIP Universitas PGRI
Menurut Riduwan (2012:120) Langkah
Palembang
– langkah uji homogenitas sebagai berikut :
Ha : = Ada perbedaan indeks
1. Mencari nilai varians terbesar dan terkecil
prestasi kumulatif (IPK) mahasiswa antatra
Rumus : gaya belajar visual auditorial, dan kinestetik
(Riduwan,2012:120) pada mahasiswa Program Studi Pendidikan
2. Membandingkan nilai dengan Akuntansi FKIP Universitas PGRI Palembang
2. Rumus yang
Dengan rumus dk pembilang = n – 1 digunakan untuk menghitung hipotesis
(untuk varians terbesar) dan dk penyebut = F o = =
(Supranto, 2010:147)
82JURNAL PROFIT VOLUME 3, NOMOR 1, MEI 2016

3. Membuat tabel penolong untuk didapat pula skor gaya belajar terkecil yaitu 1
menentukan rata-rata hasil belajar, rata- orang dengan skor 30,56 dan juga diketahui
rata kuadrat antar sampel, rata-rata kuadrat terdapat IPK terbesar untuk gaya belajar
dalam sampel. visual yaitu 3,66 yang dimiliki oleh 1 orang.
4. Menghitung harga Ftabel Analisis Data Hasil Angket Gaya Belajar
Ftabel 0,05 = dk (V1 / V2 ) Auditorial (X2)
V1 = k-1 dan V2 = k ( ) Dari angket gaya belajar Auditorial
ini diperoleh hasil skor terbesar gaya belajar
5. Kesimpulan
yaitu 1 orang dengan skor 58, 33 dan didapat
H0 = diterima bila Fhitung Ftabel maka Ha
pula skor gaya belajar terkecil yaitu 1 orang
ditolak. dengan skor 16,67 dan juga diketahui terdapat
Ha = ditolak, bila Fhitung > F tabel maka H0 IPK terbesar untukgaya belajar auditorial
diterima. yaitu 3,49 yang dimiliki oleh 1 orang.
Analisis Data Hasil Angket Gaya Belajar
HASIL DAN PEMBAHASAN Kinestetik (X3)
Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Dari angket gaya belajar kinestetik
Deskripsi pelaksanaan penelitian ini diketahui bahwa hasil skor terbesar gaya
yaitu sebagai berikut: belajar yaitu 1 orang dengan skor 55, 56 dan
1. Kegiatan penelitian dilaksanakan di didapat pula skor gaya belajar terkecil yaitu 2
Program Studi Pendidikan Akuntansi FKIP orang dengan skor 27,78 dan juga diketahui
Universitas PGRI Palembangpada tanggal terdapat IPK untuk gaya belajar kinestetik
1 Agustus 2015 dengan jumlah sampel yaitu 3,56 yang dimiliki oleh 1 orang.
penelitian yaitu 98 orang mahasiswa. Uji Homogenitas
2. Setiap mahasiswa diberi angket tentang Uji homogenitas yang akan dilakukan
gaya belajar dimana mereka diberi waktu dalam penelitian ini dengan menggunakan
selama 30 menit untuk menjawab/mengisi varians terbesar dibanding varians terkecil
angket dengan baik dan benar. menggunakan tabel F.
3. Dalam penelitian ini peneliti melaksanakan Menurut Riduwan (2012:120) Langkah
penelitian sebanyak 1 kali pertemuan – langkah uji homogenitas sebagai berikut :
untuk setiap kelas VIII.A , VIII.B, VIII.C 1. Mencari nilai varians terbesar dan terkecil
dan VIII.D
Rumus :
4. Peneliti pada tanggal 1 agustus 2015
menyebarkan angket dengan 36 pertanyaan (Riduwan,2012:120)
kepada mahasiswa semester 8 angkatan 2. Membandingkan nilai dengan
2011.
5. Peneliti melakukan pengambilan hasil Dengan rumus dk pembilang = n – 1
belajar mahasiswa semester 8 angkatan (untuk varians terbesar) dan dk penyebut
2011 diprogram studi pendidikan = n – 1 (untuk varians terkecil) taraf
Akuntansi adapun hasi belajar yang di
signifikan ( = 0,05.
ambil adalah IPK masing-masing sampel
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
penelitian yang berjumlah 98 sampel.
Jika berarti varians IPK
Analisis Data Hasil Angket Gaya Belajar
Visual (X1) tidak homogen
Dari angket gaya belajar visual Jika berarti varians IPK
diketahui bahwa hasil skor terbesar gaya homogen.
belajar yaitu 2 orang dengan skor 58, 33 dan 1. = 1.054
Perbedaan Indeks Prestasi Kumulatif (Ipk) Mahasiswa, Zahruddin Hodsay83

2. Dengan rumus dk pembilang = 48 – 1 1. Menghitung jarak (range) yaitu Skor


(untuk varians terbesar) dan dk terbesar – Skor terkecil
penyebut = 23 – 1 (untuk varians Skor terbesar – Skor terkecil= 3,49 – 2,91
terkecil) taraf signifikan ( = 0,05. = 0,58
3. berarti 2. Banyak kelas
Jk = 1 + 3,3 Log n
varians IPK homogen.
= 1 + 3,3 Log 27
Normalitas Variabel Gaya Belajar Visual
= 5,72 dibulatkan = 6
Akuntansi (X1)
3. Menghitung interval nilai
Menyatakan langkah-langkah uji
normalitas data dengan menggunakan rumus
Uji Chi Kuadrat adalah sebagai beirkut: = jadi interval kelas = 10
1. Menghitung jarak (range) 4. Menghitung harga 2 guna menentukan
yaituSkorterbesar – Skor terkecil normalitas data sebagai berikut :
Skor terbesar – Skor terkecil= 3,66 – 2,85
= 0,81
hit=∑ 5.514
2. Banyak kelas
Jk = 1 + 3,3 Log n Harga tab pada α0,05 dk 6-1 yaitu daftar
= 1 + 3,3 Log 48 tabel distribusi . Pada daftar diperoleh
= 6,55 dibulatkan = 7 angka = 11,070 Pedoman pengambilan
3. Menghitung interval nilai kesimpulan yaitu:
Jika ²hitung ≥ ²tabel, maka distribusi data tidak
normal
= 0,12 Jika²hitung <²tabel, maka distribusi data
= jadi interval kelas = 12 normal
4. Menghitung harga 2 guna menentukan Kesimpulan
normalitas data sebagai berikut : Maka hit= 5.514<tab α0,05, dk 6-1=
11,070 , maka disimpulkan data berdistribusi
hit=∑ 1.5804
normal.
Harga tab pada α0,05 dk 7-1 yaitu Normalitas Variabel Gaya Belajar
daftar tabel distribusi . Pada daftar Kinestetik (X 3)
diperoleh angka = 12,592 Pedoman langkah-langkah uji normalitas data
pengambilan kesimpulan yaitu: dengan menggunakan rumus Uji Chi Kuadrat
Jika ²hitung ≥ ²tabel, maka distribusi data adalah sebagai beirkut:
tidak normal 1. Menghitung jarak (range) yaitu Skor
Jika²hitung <²tabel, maka distribusi data terbesar – Skor terkecil
normal Skor terbesar – Skor terkecil= 3,56 – 2,91
Kesimpulan = 0,65
Maka hit= 1.5804<tab α0,05, dk 7- 2. Banyak kelas
1= 12,592, maka disimpulkan data Jk = 1 + 3,3 Log n
berdistribusi normal. = 1 + 3,3 Log 23
Normalitas Variabel Gaya Belajar = 5,49 dibulatkan = 6
Auditorial (X2) 3. Menghitung interval nilai
langkah-langkah uji normalitas data
dengan menggunakan rumus Uji Chi Kuadrat
adalah sebagai beirkut: = 0,13
84JURNAL PROFIT VOLUME 3, NOMOR 1, MEI 2016

= jadi interval kelas = 13 =


4. Menghitung harga 2 guna menentukan
normalitas data sebagai berikut : =

hit=∑ 12.4344 = 0,026412

Harga tab pada α0,01 dk 5-1 yaitu


daftar tabel distribusi . Pada daftar
diperoleh angka = 13,277, Pedoman
pengambilan kesimpulan yaitu:
Jika ²hitung ≥ ²tabel, maka distribusi =
data tidak normal
Jika²hitung <²tabel, maka distribusi data
= 0,034248
normal
Kesimpulan 1. JKtot =∑ x tot 2 –
Maka hit= 12.4344<tab α0,01, dk 5-
1=13,277, maka disimpulkan data
= 1044,199 –
berdistribusi normal.
Analisis Uji Hipotesis
Untuk membuktikan hipotesis yang = = 3.280617
dirumuskan uji F melalui dua sampel atau
lebih
2. JKant = + + -
1. Hipotesis
H0: =Tidak ada perbedaan = 518,718+282,1407+240,1505-
indeks prestasi kumulatif (IPK) mahasiswa 1040,918
antara gaya belajar visual, auditorial, dan
kinestetik pada Program Studi Pendidikan = 0.0912
Akuntansi FKIP Universitas PGRI
Palembang. 3. JKdal = JKtot –JKatn = 3.280617 –
Ha : = Ada perbedaan indeks 0.0912= 3.189417
prestasi kumulatif (IPK) mahasiswa antara
gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik 4. MKatn = = = 0,0456
pada Program Studi Pendidikan Akuntansi
FKIP Universitas PGRI Palembang.
5. MKdal = = = 0,033573

Keterangan 6. Fhit = = =1.358242

= SX12 = ) 7. F tabel 95 = 3.10

= Kesimpulan = Fhitung 1,36 < Ftabel 3.10


maka tidak terdapat perbedaan yang
= 0,03666 singnifikan indeks prestasi kumulatif (IPK)
mahasiswa antara gaya belajar visual,
auditorial dan kinestetik pada Program Studi
Pendidikan Akuntansi FKIP Universitas PGRI
Palembang.
Perbedaan Indeks Prestasi Kumulatif (Ipk) Mahasiswa, Zahruddin Hodsay85

Tujuan penelitian ini adalah untuk IPK mahasiswa yang mengunakan gaya
menguji apakah ada perbedaan indeks prestasi belajar visual = 3,29, mahasiswayang
kumulatif (IPK) mahasiswa antara gaya menggunakan gaya belajar auditorial IPK nya
belajar visual, auditorial dan kinestetikpada = 3,23 dan mahasiswa yang menggunakan
Program Studi Pendidikan Akuntansi FKIP gaya belajar kinestetik 2,23. Sehinga
Universitas PGRI Palembang. Sebelum perbedaan data tersebut hanya relatif kecil,
melakukanpengujian hipotesis, peneliti sehingga tidak cukup singnifikan gaya belajar
melakukan pengujian persyaratan analisis, mahasiswa berdasarkan rata-ratanya. Adapun
dengan uji normalitas data dan uji faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
homogenitas data. prestasi belajar (IPK) adalah motivasi belajar,
Hasil pengujian normalitas data metode pengajaran yang diterapkan/
menggunakan uji Chi kuadrat menunjukan digunakan oleh pengajar, lingkungan
hasil sebagai berikut. Normalitas data IPK keluarga, lingkungan sosial dan lain-lain.
mahasiswa gaya belajar visual, diperoleh hasil Dalam penelitian ini menunjukkan
X2hitung = 1,580 < X2tabel 0,05 dk 7-1 = 12,592 bahwa tidak ada perbedaan variabel Gaya
maka data IPK mahasiswa gaya belajar visual belajar visual dan variabel gaya belajar
berdistribusi normal. Normalitas data IPK auditorial dan variabel gaya belajar kinestetik
mahasiswa gaya belajar auditorial diperoleh terhadap indeks prestasi kumulatif
hasil X2hitung = 5,514 < X2tabel 0,05 dk 6-1 = (IPK)mahasiwa. Indeks prestasi kumulatif
11,070, maka data IPK mahasiswa gaya (IPK) dipengaruhi dari faktor lain, seperti
belajar auditorial berdistribusi normal. kemampuan penguasaan materi dan faktor-
Normalitas data IPK mahasiswa gaya belajar faktor penguasaan ilmu-ilmu lain yang
kinestetik diperoleh hasil X2hitung = 12,434 > mendukung.
X2tabel = 0,05 dk 5-1 = 9,488 data IPK
mahasiswa gaya belajar kinestetik tidak SIMPULAN DAN SARAN
berdistribusi normal namun dengan dk Simpulan
pengujian 0,01 X2tabel = 13,277, maka X2hitung 1. Berdasarkan pengujian hipotesis diperoleh
= 12,434 < X2tabel 0,01 dk = 13,277 sehingga hasil yaitu Fhitung 1,38 dan Ftab 3,10 berarti
data IPK mahasiswa gaya belajar kinestetik Ha ditolak dan H0 diterima jadi tidak
berdistribusi normal. Pengujian homogenitas terdapat perbedaan yang signifikan indeks
data mengunkan uji F, diperoleh Fhitung = 1,054 prestasi kumulatif (IPK) mahasiswa antara
gaya belajar visual, auditrorial dan
< X2tabel 0,05 dk 47/42 = 1,88. Maka IPK
kinestetik pada program studi pendidikan
mahasiswa gaya belajar visual, auditorial dan
akuntansi FKIP Universitas PGRI
kinestetik adalah berdistribusi normal.
Palembang.
Hasil pengujian hipotesis menunjukan
2. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
hasil Fhitung = 1,38 < Ftabel 0,05 = 3,10, maka
rata-rata IPK mahasiswa yang belajar
terima Ho dan tolak Ha berarti tidak terdapat
menggunakan gaya belajar visual sebesar
perbedaan yang cukup singnifikan rata- rata
3,29, dan mahasiswa yang belajar
IPK mahasiswa yang mengunakan gaya
menggunakan gaya belajar auditorial
belajar visual dengan mahasiswa yang
sebesar 3,23, serta mahasiswa yang belajar
mengunakan gaya belajar auditorial serta
menggunakan gaya belajar kinestetik
mahasiswa yang mengunakan gaya belajar
sebesar 3,23.
kinestetik.
Namun secara angka IPK mahsiswa
terdapat perbedaan yang terlihat dari rata-rata
86JURNAL PROFIT VOLUME 3, NOMOR 1, MEI 2016

Saran Peraturan Menteri Pendidikan dan


Sehubungan dengan kesimpulan diatas Kebudayaan Republik Indonesia
dapat dikemukakan saran-saran sebagai Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar
berikut : Nasional Pendidikan Tinggi
1. Bagi Program Studi Pendidikan Akuntansi Porter Bobbi De dan Mike Hernacki. 1992.
Diharapkan dapat dijadikan bahan Quantum Learning. Bandung: Kaffa.
masukan pada kegiatan belajar mengajar Purwanto, Ngalim,2007. Psikologi
pada program studi pendidikan akuntansi Pendidikan.Bandung : PT Remaja
dengan menggembangkan kurikulum dan Rosdakarya.
meningkatkan kualitas dosen sehingga Paramitasari, Dyah retno. 2011. Cara Instan
mahasiswa memperoleh prestasi belajar Melatih Daya Ingat. Jakarta: Agogos
(IPK) yang memuaskan. Publising
2. Bagi Peneliti Lain Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian.
Penelitian ini mengunakan IPK Bandung: Alfabeta.
mahasiswa, peneliti mengharapakan bagi Sujana 2005: Metoda Statistik . Bandung :
penelitian selanjutnya jika melakukan Tarsito
penelitian tentang perbedaan IPK Supranto J. 2009: Statistik Teori dan Aplikasi.
mahasiswa antara gaya belajarnya Jakarta: Erlangga
sebaiknya menggunakan nilai mutlak yang
didapat oleh mahasiswa dari dosen.
3. Bagi Mahasiswa
Agar dapat menggunakan gaya belajar
sebaik-baiknya dan terus belajar dengan
tekun agar memperoleh prestasi belajar
(IPK) yang baik dan sesuai dengan yang
diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Budiningsih. 2012. Belajar Dan
Pembelajaran. Jakarta: Reneka Cipta.
Daryanto. 2007. Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Reneka Cipta.
Depoter Bobbi, Reardo Mark & Singer
Sarah.Quantum Teaching.Bandung :
Kaifa
Dimyati dan Mudjino, 2013. Belajar &
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
FKIP Universitas PGRI. 2015. Pedoman
Penulisan Skripsi. Palembang FKIP
Hamalik Oemar. 2014. Kurikulum&
Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi
Aksara.

You might also like