Professional Documents
Culture Documents
1, April 2015
Abstract
Tiger shrimp (Penaeus monodon Fab) is one of the economically important shrimp, until 1992
became the most important of non petroleum export commodity from fishery sector. Since the end of
1993 up to now, the Penaeus monodon Fab death level has been relatively high and due to this
circumstance have been caused many ponds collapsed so that the shrimp production was dramatically
declined for year by year.
Ujung Pangkah District is one of the Gresik Region areas which have big fisheries potensial,
aspecially for the breakist water pond, that the topest as the other district. There are a lot of shrimp dead
casis until now. But, so that 80% of breakist water pond were broken and not operational.
The objective of this societies service activities is applicated a new shrimp culture technology
with traditional plus probiocirculation system (PBS) for increases the shrimp harvest at Ujung Pangkah
District Region of Gresik, from May until Oktober 2014. The method using in the activity were
socialitation/counseling, dempond and guiding to application of the PBS model in one period. Monitoring
and evaluation about this result were done in one month after the activity ending.
This result showed that a positive indication. There was the knowledges of the farmer inceases
by socialitation, it also applicated a model in the right method for shrimp culture. There were also showed
that the PBS model can in ceased the shrimp harvest from 217 kg/ha to 872 kg/ha, it means was increased
303,7%. The conclution of this activity is the PBS model can used for breakist water pond idle
revitalitation to increased the shrimp harvest and can applicates in more larges area in Gresik Region.
7
IbM Bagi Petambak Udang Tradisional......
8
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 7 No. 1, April 2015
9
IbM Bagi Petambak Udang Tradisional......
pertambakan (door to door), karena petambak menjadi 3 petakan dan satu petakanKecil. Luas
sulit menyediakan waktu untuk mengadakan masing-masing petak adalah 10.000 m2); 7.500
pertemuan. Sehingga untuk efektif dan m2, 8.000 m2, dan 5.000 m2. Tahap ini diawali
efisiennya Tim Pengmas mendatangi secara dengan pengecekan ulang petakan yang sudah
langsung. Jumlah petambak yang dapat disiapkan, perbaikan pintu air dan tanggul.
dijumpai di Lokasi sebanyak 21 petambak dan Biofilter yang digunakan dalam penerapan
mereka antisias menerima kegiatan ini. teknologi ini adalah ikan bandeng.. Penyediaan
Penyuluhan dan peragaan cara benih dilakukan oleh tim penyuluh , dalam hal
pembuatan petakan dilakukan di salah tambak ini tim penjuluh bersifat sebagai pembimbing
milik petambak tradisional plus di Desa Karang dan mendampingi selama satu siklus
Rejo, Kecamatan Ujung Pangkah, Kabupaten pemeliharaan udang yaitu kurang lebih selama
Gersik. Pemilihan lokasi ini dengan 3 sampai dengan 4 bulan. Selama masa
pertimbangan efektivitas dan efisiensi kerja tim pemeliharaan udang satu siklus, kegiatan yang
pelaksana pengabdian kepada masyarakat dan dilakukan adalah melakukan pengontrolan
kemudahan pihak khalayak sasaran untuk terhadap petak sirkulasi, kualitas air dan
menghadirinya. Metoda yang digunakan dalam kesehatan dan pertumbuhan udang sebagai data
tahap ini adalah tutorial dan visualisasi, pendukung penilaian tingkat keberhasilan PBS
kemudian dilanjutkan dengan diskusi materi yang diterapkan.
penyuluhan. Tahap ini sudah dilakukan mulai Penerapan metode Probiosirkulasi
Hari Sabtu, Tanggal 14 Juni 2014 sampai akhir (PBS) ini akan didapatkan hasil panen udang
Juni 2014. Adapun materi penyuluhan meliputi yang berkualitas dan bebas penyakit. Air
tentang budidaya udang windu dengan tambak akan tetap dalam kondisi yang
Probiosirkulasi (PBS) dan aplikasi probiotik berkualitas, sehingga penyakit tidak muncul
pada budidaya udang. Tahap peragaan secara selama budidaya dan udang dapat tumbuh
langsung dilakukan di lokasi tambak sehingga dengan baik dan sehat. Di Thailand sistem PBS
khalayak sasaran dapat lebih memahami dan ini sudah diterapkan pada tambak udang windu
mengerti materi penyuluhan dengan baik dan dapat meningkatkan produksi hingga 2 ton
sehingga dapat mengoperasikannya di lapangan. per hektar (Chifumi, et al., 2005), di China
Disamping itu juga dilakukan peragaan tentang dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup
teknik penebaran bakteri probiotik pada tambak (SR) hingga 81% dan di India dapat
udang. meningkatkan produksi hingga 3 kali jika
Metode Probiosirkulasi (PBS) dibandingkan dengan sistem budidaya intensif.
merupakan teknologi tepat guna yang Menurut Mahasri (2000), menyatakan bahwa
diterapkan dalam budidaya udang baik windu aplikasi PBS pada tambak tradisional plus
maupun vannamei, dengan menggunakan dapat meningkatkan tingkat kelulushidupan
probiotik, bio filter dan sirkulasi air tambak. (SR) udang windu di tambak hingga 86%.
Menurut Mahasri (1999, 2002) bahwa Probiotik Tahapan dari penerapan model PBS ini
merupakan bahan yang berisi berbagai jenis mencakup : penyediaan lahan dan konstruksi
bakteri yang dapat berperan positif dalam tambak, persiapan tambak,pembuatan petak
menguraikan bahan organik di tambak dan tandon dan filter biologis, manajemen kualitas
membantu metabolisme bila dicampur pada air dengan probiotik , penyediaan benur,
pakan udang. Sedangkan biofilter yang dapat pemeliharaan udang, pemberantasan hama dan
diperankan oleh ikan bandeng (Chanos chanos penyakit, pemanenan dan manajemen pasca
Forsk) atau rumput laut dapat digunakan untuk panen.
menyeimbangkan bio massa (plankton) di air Konstruksi tambak dan tata letak
tambak agar tetap dalam kondisi seimbang. tambak menyesuaikan keadaan yang ada di
Selanjutnya dikatakan bahwa sirkulasi air lokasi, sebab apabila harus merubah akan
merupakan salah satu tindakkan yang mutlak memerlukan waktu yang lama, sehingga di
harus dilaksanakan dalam kegiatan budidaya kawatirkan waktu penelitian tidak cukup.
udang untuk mempertahankan kualitas air. Bentuk petakan tambak yang digunakan untuk
Pada tahap ini merupakan tahap penerapan ini adalah empat persegi panjang
penerapan langsung budidaya udang windu sebanyak dua petak dengan luas masing-masing
dengan Sistem Probiosirkulasi (PBS) di tambak. ± 3 ha, kedalaman ± 100 cm. Tanggul dan
Tambak yang digunakan untuk penerapan dan dasarnya terbuat dari tanah lempung berpasir,
pendampingan budidaya udang ini adalah lebar tanggul utama ± 1,5 m dengan dasar
tambak milik Bapak Haji Adenan, Tambak tambak sedikit miring kea rah pembuangan air.
Kunthi, Desa pangkah Wetan. Luas tambak Bentuk petak tendon yang digunakan adalah
keseluruhan kurang lebih 3 Ha, yang terbagi empat persegi panjang luas ± 500 m2. Ukuran
10
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 7 No. 1, April 2015
petak tendon tersebut sangat kecil jika sekitar lokasi penelitian. Hal ini bertujuan untuk
dibandingkan dengan luas petak pemeliharaan. mengurangi tingkat stress benih, karena kondisi
Ukuran ideal petak tendon ini adalah 30 – 50% perairan yang tidak terlalu jauh berbeda Benih
dari luas petak pemeliharaan. Disain tataletak udang yang digunakan merupakan benihudang
tambak percontohan secara lengkap disajikan glondongan (PL-25). Penebaran benih udang
pada Lampiran 1. dilakukan pada pagi hari, dengan padat tebar 10
Persiapan tambak dimulai dengan rean/ha.
pengapuiran dosis 1 ton/ha dan pembalikan Ciri khas utama pada metode PBS ini
tanah (penyingkalan) yang dilanjutkan dengan adalah penggunaan probiotik untuk lingkungan.
pemberantasan hama dan penyakit dengan Probiotik yang digunakan adalah BIOCIN yang
menggunakan THIODAN serta dilanjutkan diproduksi oleh CV. Alamindo. Biocin
dengan pengeringan sampai kering. Kemudian merupakan salah satu probiotik yang berbentuk
dilakukan pemupukan dan pemberian “BIOCIN serbuk dan banyak beredar di pasaran. Dosis
SUPER” dengan dosis ± 100 kg/ha. Pupuk yang yang diperlukan adalah 200 Kg per Ha,
digunakan adalah urea dan TSP dengan dosis diberikan sehari sebelum tambak air
masing-masing 200 kg/ha. Penggunaan biocyn dimasukkan ke tambak pada proses persiapan.
ini bertujuan untuk menstabilkan pH, Bakteri yang digunakan dalam BIOCIN
mendapatkan dan menjaga kualitas air, sebagian besar adalah pengurai bahan organik,
menumbuhkan pakan alami dn meningkatkan dengan tujuan untuk menguraikan bahan
daya tahan tubuh udang. organik yang berada di tambak. Dengan
Pembuatan tendon filter biologis juga demikian proses penguraian bahan organik akan
diawali kegiatan seperti pada persiapan petak lancar, dan tidak terjadi pembusukan. Perlakuan
pemeliharaan. Filter biologis yang digunakan sirkulasi air dilakukan setelah udang berumur
adalah ikan bandeng dengan padat penebaran 1 satu bulan di petak pemeliharaan, dengan tujuan
ekor/m2. Pengisian air dilakukan dua minggu untuk mempertahankan kualitas air, sehingga
sebelum dimasukkan ke petak pemeliharaan dapat mengurangi stress pada udang. Sirkulasi
udang windu. Fungsi ikan bandeng adalah untuk dilakukan tiap satu minggu sebanyak 2 kali.
memanfaatkan biomassa fitoplankton dan bahan Pemantauan dan pengukuran kualitas air
terurai yang melimpah, mendaur ulang nutrient dilakukan tiap dua hari satu kali pada waktu
dan menjaga perkembangan fitoplankton agar pagi sian dan sore hari. Pemeriksaan dilakukan
stabil, dan untuk mengurangi beban lingkungan oleh mahasiswa Fakultas Perikanan dan
yang berasal dari partikel organik dan nutrien Kelautan Universitas Airlangga, dengan hasil
dalam air limbah. lengkap pemantauan kualitas air pada tambak
Penebaran benih dilakukan setelah air disajikan pada Tabel 1.
dalam petak pemeliharaan mencapai ketinggian Tabel 1 menunjukkan bahwa parameter
± 100 cm dan sudah didiamkan selama dua hari kualitas air tambak pemeliharaan selalu dalam
(± 48 jam). Benih yang ditebar dapat berupa kisaran optimalisasi pertumbuhan udang. Hal ini
benur (PL-11) ataupun yang sudah berukuran menunjukkan bahwa petak tendon dengan filter
glondongan. Penggunaan imunostimulan biologis dari ikan bandeng dapat menghasilkan
dilakukan pada tiap-tiap kantong plastik pada kualitas air yang optimal. Hasil pemantauan
saat pengepakan untuk transportasi dengan kualitas air pada tambak yang tidak
dosis tiga tetes per kantong. Untuk penelitian ini menggunakan teknologi (control) tsb disajikan
digunakan benih yang berukuran glondongan pada tabel 2
dan diambil dari pengusaha glondongan di
Tabel 1. Hasil Rata-rata Pemeriksaan Parameter Kualitas Air selama Pemeliharaan Udang Dengan PBS
Parameter Kisaran Nilai
Kecerahan ( Cm ) 30 – 35
Suhu ( oC ) 27 – 30
Salinitas ( ppt ) 10 – 15
pH 7.5 - 8.0
Oksigen terlarut ( ppm ) 4-5
Nitrit ( ppm ) 1–2
Carbondioksida 0.1 – 0.2
11
IbM Bagi Petambak Udang Tradisional......
12
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 7 No. 1, April 2015
Tabel 6. Hasil Panen Udang Pada Petak Pemeliharaan dan petak kontrol
No. Petak Pemeliharaan Udang Petak Pemeliharaan Petak Pemeliharaan
dengan PBS (Kg/Petak) Kontrol (Kg/Petak) Bandeng (Kg/Pertak)
I. 896 216 634
II. 867 - -
III. 853 - -
sekitar lokasi dapat terinfeksi penyakit. Agar Awal Bulan yaitu tanggal 5 Oktober 2014.
tambak tidak terlalu banyak terdapat hama, Udang yang dipanen sudah berumur 110 hari
maka persiapan harus dilakukan secara baik. dengan berat antara 31 -33 gram dan panjang 23
Pemantauan penyakit dilakukan setiap hari – 25 cm dan mencapai size 35 – 40 ekor per
mulai udang berumur 3 minggu di tambak, kilogram. Hasil panen disajikan pada Tabel 6.
dengan melihat gejala klinis yang Nampak dan Tabel 6 menunjukkan bahwa
dengan pengambilan sampel. Kejadian penyakit hasilpanen pada 3 petakan lebih tnggi daripada
di sekitar lokasi penelitian di daerah Ujung petakan tambak yang tidak menggunakan
Pangkah sudah mulai diketahui sejak dua metode PBS. Hasil panen di atas
minggu setelah penebaran benih dan hamper menunjukkan bahwa hasil panen udang windu
semua tambak di sekitar lokasi penelitian sudah pada tiap-tiap berturut-turut 896, 867, 853 Kg
terserang penyakit. Bagi tambak yang sudah per Petak, dengan rata-ata 872 kg dan ikan
tersaerang dengan cepat diikuti dengan Bandeng 634 Kg . Jika dibandingkan dengan
kematian secara total dan sudah tidak ada udang hasil panen pada tambak di sekitar4kegiatan
yang masih hidup. Pada awal serangan penyakit yang menunjukkan bahwa tiap petak rata-rata
tidak menunjukkan adanya gejala klinis, akan adalah 216 Kg per Petak. Hasil tersebut
tetapi 3 – 4 hari sebelum udang mati, gejala menunjukkan bahwa dengan menggunakan
klinis baru kelihatan. Udang yang terserang Metode budidaya udang pola tradisional plus
penyakit dan sebelum mati menunjukkan gejala sistem probiosirkulasi (PBS) dapat
klinis : udang berenang ke eprmukaan dan ke meningkatkan hasil panen dari 216 Kg. menjadi
tepi tambak, udang pucat dan lemas serta insang rata-rata 872 Kg per petak dengan luas rata-rata
berubah menjadi merah dan akan mati setelah semuanya kurang dari 1 Ha (10.000 m2). Hal ini
gejala tersebut Nampak. dapat diartikan bahwa metode ini dapat
Disamping itu untuk menanggulangi meningkatkan sebesar 656 Kg dan jika
serangan penyakit tsb dan mempertahankan dipersentasekan adalah sebesar 303,7%. Dengan
udang yang masih sehat perlu dilakukan demikian metode PBS dapat meningkatkan hasil
perubahan sistem atau teknik budidaya yaitu panen lebih dari 3 kali hasil panen pada tambak
dengan teknik budidaya probiosirkulasi dengan yang tidak menggunakan metode PBS.
pola tradisional plus. Padat penebaran bandeng Tingkat keberhasilan dari penerapan
adalah satu rean/ha, sehingga dalam penelitian teknologi ini sangat tergantung dari keadaan
ini bandeng yang ditebar sebanyak 10.000 ekor. tambak, lokasi tambak dan iklim/musim.
Dalam hal ini bandeng berfungsi untuk Adapun kendala yang harus dihadapi dalam
memanfaatkan ganggang dan plankton yang penerapan teknologi ini antara lain adalah :
berlimpah dan berfungsi sebagai filter biologis terlalu kecilnya petak tandon, sulitnya
seperti pada petak tandon. Dengan sistem ini mendapatkan benih (glondongan) yang bermutu
ternyata sangat efektif untuk menjaga dan bebas penyakit serta sulitnya menahan
kelangsungan hidup udang dan pertumbuhan penularan penyakit dari petak pemeliharaan
udang menjadi normal kembali. Pertumbuhan lain. Sedangkan faktor-faktor yang mendukung
udang pada umur 90 hari ukuran udang sudah keberhasilan dari penerapan teknologi ini antara
mencapai 40 – 45 ekor per kilogram (size 40- lain adalah adanya kerjasama yang baik antara
45). Akan tetapi dalam kegiatan ini panen peneliti, petambak, penduduk sekitar dan
dilakukan pada saat udang umur 110 hari, instansi terkait.
karena perumbuhan udang kurang baikt Bertitik tolak dari hal-hal tersebut di
Panen udang dilakukan secara atas maka model budidaya udang pola
serentak, yaitu dengan mengeluarkan air secara tradisional system probisirkulasi (PBS) dengan
bertahap dari petak satu, dua dan tiga. filter dari bandeng sangat menguntungkan,
Pemanenan dilakukan secara total dengan cara karena walaupun juga terjadi serangan penyakit,
memerik dan mengambilnya secara langsung tidak sampai mematikan dan masih dapat
dengan seser. Panen sudah dilakukan pada
13
IbM Bagi Petambak Udang Tradisional......
14
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 7 No. 1, April 2015
Taslihan, A, Supito, Erik Sutikno, R.B. Wu Xiongfei & Z. Zhidong, 2005. Closed
Callinan, 2005, Teknik Budidaya recirculating system for shrimp-
Udang Secara Benar, Balai Besar moluscha polyculture, J.oceano-limno,
Pengembangan Budidaya Air Payau, Vol 24 No 4 : 461-8
Ditjen Perikanan Budidaya, Jakarta. Yoram, A, 2006. Biofilters : The need for a new
Warta Pasar Ikan. 2005. Warta Pasar Ikan. Comprehensive Approach, J.Aquaeng,
Direktorat Jenderal Perikanan. Vol 34 : 172-8
Departemen Kelautan dan Perikanan.
Jakarta.
15