You are on page 1of 9

Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 7 No.

1, April 2015

IbM BAGI PETAMBAK UDANG TRADISIONAL DI DESA PANGKAH WETAN,


KECAMATAN UJUNG PANGKAH, KABUPATEN GRESIK, YANG MENGALAMI GAGAL
PANEN SECARA TERUS MENERUS

IbM FOR TRADITIONAL SHRIMP FARMERS IN PANGKAH WETAN VILLAGE, UJUNG


PANGKAH DISTRICT, GRESIK REGION, THAT WERE NOT HARVESTING IN
CONTINUOESLY

Sudarno, Gunanti Mahasri dan Kismiyati

Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga


Kampus C Mulyorejo - Surabaya, 60115 Telp. 031-5911451

Abstract

Tiger shrimp (Penaeus monodon Fab) is one of the economically important shrimp, until 1992
became the most important of non petroleum export commodity from fishery sector. Since the end of
1993 up to now, the Penaeus monodon Fab death level has been relatively high and due to this
circumstance have been caused many ponds collapsed so that the shrimp production was dramatically
declined for year by year.
Ujung Pangkah District is one of the Gresik Region areas which have big fisheries potensial,
aspecially for the breakist water pond, that the topest as the other district. There are a lot of shrimp dead
casis until now. But, so that 80% of breakist water pond were broken and not operational.
The objective of this societies service activities is applicated a new shrimp culture technology
with traditional plus probiocirculation system (PBS) for increases the shrimp harvest at Ujung Pangkah
District Region of Gresik, from May until Oktober 2014. The method using in the activity were
socialitation/counseling, dempond and guiding to application of the PBS model in one period. Monitoring
and evaluation about this result were done in one month after the activity ending.
This result showed that a positive indication. There was the knowledges of the farmer inceases
by socialitation, it also applicated a model in the right method for shrimp culture. There were also showed
that the PBS model can in ceased the shrimp harvest from 217 kg/ha to 872 kg/ha, it means was increased
303,7%. The conclution of this activity is the PBS model can used for breakist water pond idle
revitalitation to increased the shrimp harvest and can applicates in more larges area in Gresik Region.

Keywords : shrimp, immunization, immunostimulant, traditional, imuno-biocirculation

Pendahuluan lalu tepatnya pada tahun 1992 mencapai 1200


Beberapa jenis udang laut termasuk ke U$ Dolar. Saat itu Indonesia termasuk empat
dalam udang yang mempunyai nilai ekonomis besar dunia negara pengeksport udang windu.
penti. Salah satu jenis udang laut tersebut Sebagai sumber protein udang windu juga
penting adalah Udang windu (Penaeus mempunyai peran yang besar dalam pemenuhan
monodon Fab). Pada periode decade yang lalu protein hewani asal ikan, karena nilai gizinya
yaitu sampai dengan tahun 1993 udang windu yang tinggi (Rosati, 1994).
merupakan primadona andalan komoditas Mulai tahun 1993 produksi udang
eksport non migas dari sektor perikanan. Akan windu di Indonesia menurun hingga sebesar
tetapi sejak awal tahun 1994 hingga sekarang 80%. Kondisi ini dikarenakan terjadinya kasus
produksi udang windu mengalami penurunan, kematian udang windu baik di tambak maupun
sehingga predikat primadona komoditas andalan di Hatchery. Kasus ini disebabkan karena
sektor perikanan hanya tinggal sebuah adanya serangan penyakit maupun penurunan
kenangan. Udang Vannamei yang masuk ke kualitas air (Kompas, 1996). Kasus kematian ini
Indonesia diharapkan dapat menggantikan berlanjut hingga sekarang bahkan banyak
kedudukan udang windu, kenyataannya masih pengusaha tambak maupun benih udang yang
belum dapat diharapkan. Hal ini menunjukkan gulung tikar dan beralih profesi. Disamping itu
bahwa usaha budidaya udang windu ini masih tambak udang windu hampir di seluruh
mempunyai prospek yang cerah dan merupakan pertambakan di Indonesia menjadi tidak
andalan dari sektor perikanan. Nilai eksport produktif dan mangkark (idle).
udang windu pada dekade sepuluh tahun yang

7
IbM Bagi Petambak Udang Tradisional......

Pemerintah sudah banyak masih merupakan nilai yang rendah jika


mengusahakan revitalisasi tambak udang windu dibandingkan tahun sebelum terjadi kasus
sejak awal tahun 2002 dengan berbagai kematian. Produksi tahu 2007 mencapai 7.654,
teknologi yang diterapkan. Bahkan Pemerintah 13 ton lebih rendah jika dibandingkan tahun
sudah mengesahkan adanya pengganti jenis 1992 (sebelum terjadi kasus kematian udang)
udang ini dengan jenis udang lain yaitu udang yang mencapai 14, 34 ton/hektar per tahun.
Vanamai dan Steilirostris. Akan tetapi belum Berdasar hal tersebut maka penerapan
dapat menggeser kedudukan udang windu. teknologi budidaya yang tepat guna, praktis,
Produksi udang vannamei sampai saat ini baru mudah dan murah sangat diharapkan untuk
mencapai 40 – 50% dari target produksi. revitalisasi tambak idle di Kabupaten Gresik
Kurangnya informasi ilmu khususnya di Kecamatan Ujung Pangkah.
pengetahuan dan teknologi (iptek) baru dalam Sistem Probiosirkulasi (PBS) merupakan
bidang perikanan, khususnya tentang teknologi teknologi tepat guna yang diterapkan dalam
dan manajemen budidaya tambak yang baik, budidaya udang baik windu maupun vannamei,
tepat dan ramah lingkungan, menyebabkan dengan menggunakan probiotik, bio filter dan
pembudidaya tambak udang tradisional belum sirkulasi air tambak. Menurut Mahasri (1999,
mengerti metode atau sistem serta manajemen 2002) bahwa Probiotik merupakan bahan yang
budidaya tambak yang tepat, menguntungkan berisi berbagai jenis bakteri yang dapat berperan
dan berkesinambungan serta dapat dilakukan positif dalam menguraikan bahan organik di
melalui cara sederhana, mudah dan murah.. tambak dan membantu metabolisme bila
Kabupaten Gersik merupakan salah dicampur pada pakan udang. Sedangkan
satu daerah di Jawa Timur yang mempunyai biofilter yang dapat diperankan oleh ikan
potensi besar dalam mendukung perekonomian bandeng (Chanos chanos Forsk) atau rumput
dari sektor perikanan. Beberapa daerah laut dapat digunakan untuk menyeimbangkan
kecamatan di Gersik (Kebomas, sebagian bio massa (plankton) di air tambak agar tetap
Kecamatan Gersik, Manyar, Bungah dan Ujung dalam kondisi seimbang. Selanjutnya dikatakan
Pangkah) terletak di sepanjang aliran Sungai bahwa sirkulasi air merupakan salah satu
Bengawan Solo, sehingga merupakan daerah tindakkan yang mutlak harus dilaksanakan
rawan bencana banjir yang dapat dalam kegiatan budidaya udang untuk
mengakibatkan rawan pangan. Luas wilayah mempertahankan kualitas air. Produksi udang
seluruhnya adalah 1.192 Kilometer persegi, dari tambak tradisional rata-rata masih rendah,
merupakan dataran rendah dengan ketinggian 2 dan dalam ukuran konsumsi saat ini hanya
– 12 meter di atas permukaan laut. Daerah mencapai 800 kg/Ha per tahun. Produksi ini
pesisir yang merupakan daerah pertambakan masih terlalu kecil dalam skala tambak
seluas sepertiga bagian dari seluruh wilayah tradisional yang dapat mencapai 2,5 ton /Ha per
meliputi sepanjang Kecamatan Kebomas, tahun. Masih rendahnya produksi ini antara lain
sebagian Kecamatan Gersik, Manyar, Bungah disebabkan karena sudah tidak sesuainya
dan Ujung Pangkah. teknologi yang digunakan, penyakit dan kualitas
Sejak banyaknya kasus kematian air
udang baik di tambak maupun tempat Bertitik tolak dari hal tersebut maka
pembenihan yang terjadi mulai akhir tahun perlu dicarikan alternatif metode budidaya
1993, Kecamatan Ujung pangkah juga udang yang dapat menyelesaikan masalah
merupakan salah satu daerah pertambakan yang penyakit dan kualitas air. Kebanyakan
mengalami kasus yang sama. Hal ini teknologi yang digunakan adalah masih system
menyebabkan menurunnya produksi tambak tradisional sederhana. Penerapan teknologi
karena banyak tambak yang tidak operasional Probiosirkulasi (PBS) ini akan didapatkan hasil
dan kosong serta tidak terurus (mangkrak/idle) panen udang yang berkualitas dan bebas
dan sebagian besar para petambak gulung tikar penyakit. Air tambak akan tetap dalam kondisi
dan beralih profesi. yang berkualitas, sehingga penyakit tidak
Upaya revitalisasi tambak idle oleh muncul selama budidaya dan udang dapat
Pemerintah Pusat maupun Gersik sudah banyak tumbuh dengan baik dan sehat. Di Thailand
dilakukan dan pada tahun 1998 di Kecamatan sistem PBS ini sudah diterapkan pada tambak
Ujung Pangkah produksinya mencapai 4.931, udang windu dan dapat meningkatkan produksi
48 ton dari seluruh luas tambak 4.097,00 hingga 2 ton per hektar (Chifumi, et al., 2005),
hektar. Nilai ini menempati urutan pertama atau di China dapat meningkatkan tingkat
tertinggi dibandingkan dengan hasil tambak dari kelangsungan hidup (SR) hingga 81% dan di
kecamatan lain di Gersik (Dinas Perikanan India dapat meningkatkan produksi hingga 3
Daerah Tk. II Gersik). Akan tetapi nilai ini kali jika dibandingkan dengan sistem budidaya

8
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 7 No. 1, April 2015

intensif. Menurut Mahasri (2000), menyatakan visualisasi, kemudian dilanjutkan dengan


bahwa aplikasi PBS pada tambak tradisional diskusi materi penyuluhan. Adapun materi
plus dapat meningkatkan tingkat kelulushidupan penyuluhan meliputi tentang budidaya udang
(SR) udang windu di tambak hingga 86%. windu dengan biofilter ikan bandeng dan petak
Selanjutnya oleh Mahasri (2001), tandon serta patak pemeliharaan.
Chamratkhakool (1996) dan Subandriyo (2001) Tahap pendampingan dan
bahwa dengan filter biologis dari ikan bandeng pembimbingan merupakan tahap penerapan
dan rumput laut pada tambak tradisional plus langsung budidaya udang windu dengan Sistem
dapat meningkatkan hasil panen hingga 82%. Biofilter di tambak. Tahap ini diawali dengan
Oleh karena itu perlu dilakukan program pengecekan ulang petakan biofilter yang
pengabdian kepada masyarakat yang ditujukan digunakan dalam penerapan teknologi ini adalah
untuk : 1) Meningkatkan hasil panen udang ikan bandeng. Penyediaan benih dilakukan oleh
pada tambak tradisional plus di desa Pangkah tim penyuluh, dalam hal ini tim penjuluh
Wetan, Ujung Pangkah, Gresik dan dapat bersifat sebagai pembimbing selama satu siklus
Menerapkan teknologi budidaya udang windu pemeliharaan udang yaitu kurang lebih selama
sistem Probiosirkulasi (PBS) pada tambak 3 bulan. Selama masa pemeliharaan udang satu
tradisional plus untuk meningkatkan hasil panen siklus, kegiatan yang dilakukan adalah
udang di Kecamatan Ujung Pangkah, melakukan pengontrolan terhadap petak
Kabupaten Gersik. sirkulasi, kualitas air dan kesehatan dan
pertumbuhan udang sebagai data pendukung
Materi dan Metode penilaian tingkat keberhasilan biofilter yang
Berdasarkan hasil identifikasi masalah diterapkan.
maka metode pendekatan dalam pemecahan Monitoring dan evaluasi kegiatan
permasalahan utama pada petambak di Desa program ini dilakukan secara berkala (periodik)
Pangkah Wetan, Kecamatan Ujung Pangkah, minimal setiap 3/4 minggu sekali. Indikator-
Kabupaten Gresik, Tim Pengmas melakukan indikator yang akan digunakan sebagai
pendekatan dengan menjalin kerjasama dengan penilaian dalam monitoring dan evaluasi
Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten terhadap pelaksanaan dan keberhasilan program
Gresik dan para tokoh masyarakatan serta para ini adalah respon para peserta dalam kegiatan
pemuka agama. Untuk meningkatkan hasil ini, jumlah peserta atau pembudidaya udang
panen diterapkan model untuk merevitalisasi yang mengikuti dan memanfaatkan program ini,
tambak idle menggunakan Metode peningkatan kualitas atau produksi tambak
Probiosirkulasi (PBS). udang tradisional plus yang dibudidayakan
Pelaksanaan penerapan metode dengan memanfaatkan ipteks ini dan sosialisasi
budidaya dengan PBS terdiri dari tiga tahap program kepada masyarakat luas.
yaitu : (1) tahap pembuatan petak biosirkulasi
dan petakan pemeliharaan udang (2) tahap Hasil dan Pembahasan
penyuluhan dan peragaan dan (3) tahap Pelaksanaan kegiatan pengabdian
pendampingan dan pembimbingan penerapan masyarakat ini terdiri dari tiga tahap yaitu : (1)
budidaya udang di tambak tradisional dengan tahap pembuatan petakan untuk penerapan
Metode Probiosirkulasi (PBS). Metode Probiosirkulasi (PBS), (2) tahap
Pembuatan Pertak Biosirkulasi penyuluhan dan peragaan dan (3) tahap
dilakukan langsung di tambak milik CV. pendampingan dan pembimbingan penerapan
Alamindo. Proses pembuatannya meliputi : (1) teknologi budidaya udang dengan Metode
Penyedian lahan dan petakan tambak, (2) Probiosirkulasi (PBS).
Penyiapan dan pembuatan filter biologis dari Pembuatan Pertak ini dilakukan
ikan bandeng yang sesuai dengan fungsinya, (3) langsung di tambak tradisional plus di
Penyediaan imunostimulan. Kecamatan Ujung Pangkah, Kabupaten Gersik.
Penyuluhan dan peragaan cara Proses pembuatannya meliputi : (1) Penyedian
pembuatan petak biosirkulasi ikan bandeng lahan dan petakan tambak, (2) Penyiapan dan
dilakukan di salah tambak milik salah satu pembuatan petak tandon, petak filter biologis
petambak di Desa Pangkah Wetan, Kecamatan dari ikan bandeng dan rumput laut yang sesuai
Ujung Pangkah, Kabupaten Gresik. Pemilihan dengan fungsinya dan petak resirkulasi, (3)
lokasi ini dengan pertimbangan efektivitas dan Penyediaan dan aplikasi probiotik . Tahap ini
efisiensi kerja tim pelaksana pengabdian kepada sudah dilaksanakan mulai akhir Bulan Mei
masyarakat dan kemudahan pihak khalayak sampai dengan Pertengahan Juni 2014.
sasaran untuk menghadirinya. Metoda yang Penyuluhan dilakukan dengan mengunjugi
digunakan dalam tahap ini adalah tutorial dan petambak secara langsung ke lokasi

9
IbM Bagi Petambak Udang Tradisional......

pertambakan (door to door), karena petambak menjadi 3 petakan dan satu petakanKecil. Luas
sulit menyediakan waktu untuk mengadakan masing-masing petak adalah 10.000 m2); 7.500
pertemuan. Sehingga untuk efektif dan m2, 8.000 m2, dan 5.000 m2. Tahap ini diawali
efisiennya Tim Pengmas mendatangi secara dengan pengecekan ulang petakan yang sudah
langsung. Jumlah petambak yang dapat disiapkan, perbaikan pintu air dan tanggul.
dijumpai di Lokasi sebanyak 21 petambak dan Biofilter yang digunakan dalam penerapan
mereka antisias menerima kegiatan ini. teknologi ini adalah ikan bandeng.. Penyediaan
Penyuluhan dan peragaan cara benih dilakukan oleh tim penyuluh , dalam hal
pembuatan petakan dilakukan di salah tambak ini tim penjuluh bersifat sebagai pembimbing
milik petambak tradisional plus di Desa Karang dan mendampingi selama satu siklus
Rejo, Kecamatan Ujung Pangkah, Kabupaten pemeliharaan udang yaitu kurang lebih selama
Gersik. Pemilihan lokasi ini dengan 3 sampai dengan 4 bulan. Selama masa
pertimbangan efektivitas dan efisiensi kerja tim pemeliharaan udang satu siklus, kegiatan yang
pelaksana pengabdian kepada masyarakat dan dilakukan adalah melakukan pengontrolan
kemudahan pihak khalayak sasaran untuk terhadap petak sirkulasi, kualitas air dan
menghadirinya. Metoda yang digunakan dalam kesehatan dan pertumbuhan udang sebagai data
tahap ini adalah tutorial dan visualisasi, pendukung penilaian tingkat keberhasilan PBS
kemudian dilanjutkan dengan diskusi materi yang diterapkan.
penyuluhan. Tahap ini sudah dilakukan mulai Penerapan metode Probiosirkulasi
Hari Sabtu, Tanggal 14 Juni 2014 sampai akhir (PBS) ini akan didapatkan hasil panen udang
Juni 2014. Adapun materi penyuluhan meliputi yang berkualitas dan bebas penyakit. Air
tentang budidaya udang windu dengan tambak akan tetap dalam kondisi yang
Probiosirkulasi (PBS) dan aplikasi probiotik berkualitas, sehingga penyakit tidak muncul
pada budidaya udang. Tahap peragaan secara selama budidaya dan udang dapat tumbuh
langsung dilakukan di lokasi tambak sehingga dengan baik dan sehat. Di Thailand sistem PBS
khalayak sasaran dapat lebih memahami dan ini sudah diterapkan pada tambak udang windu
mengerti materi penyuluhan dengan baik dan dapat meningkatkan produksi hingga 2 ton
sehingga dapat mengoperasikannya di lapangan. per hektar (Chifumi, et al., 2005), di China
Disamping itu juga dilakukan peragaan tentang dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup
teknik penebaran bakteri probiotik pada tambak (SR) hingga 81% dan di India dapat
udang. meningkatkan produksi hingga 3 kali jika
Metode Probiosirkulasi (PBS) dibandingkan dengan sistem budidaya intensif.
merupakan teknologi tepat guna yang Menurut Mahasri (2000), menyatakan bahwa
diterapkan dalam budidaya udang baik windu aplikasi PBS pada tambak tradisional plus
maupun vannamei, dengan menggunakan dapat meningkatkan tingkat kelulushidupan
probiotik, bio filter dan sirkulasi air tambak. (SR) udang windu di tambak hingga 86%.
Menurut Mahasri (1999, 2002) bahwa Probiotik Tahapan dari penerapan model PBS ini
merupakan bahan yang berisi berbagai jenis mencakup : penyediaan lahan dan konstruksi
bakteri yang dapat berperan positif dalam tambak, persiapan tambak,pembuatan petak
menguraikan bahan organik di tambak dan tandon dan filter biologis, manajemen kualitas
membantu metabolisme bila dicampur pada air dengan probiotik , penyediaan benur,
pakan udang. Sedangkan biofilter yang dapat pemeliharaan udang, pemberantasan hama dan
diperankan oleh ikan bandeng (Chanos chanos penyakit, pemanenan dan manajemen pasca
Forsk) atau rumput laut dapat digunakan untuk panen.
menyeimbangkan bio massa (plankton) di air Konstruksi tambak dan tata letak
tambak agar tetap dalam kondisi seimbang. tambak menyesuaikan keadaan yang ada di
Selanjutnya dikatakan bahwa sirkulasi air lokasi, sebab apabila harus merubah akan
merupakan salah satu tindakkan yang mutlak memerlukan waktu yang lama, sehingga di
harus dilaksanakan dalam kegiatan budidaya kawatirkan waktu penelitian tidak cukup.
udang untuk mempertahankan kualitas air. Bentuk petakan tambak yang digunakan untuk
Pada tahap ini merupakan tahap penerapan ini adalah empat persegi panjang
penerapan langsung budidaya udang windu sebanyak dua petak dengan luas masing-masing
dengan Sistem Probiosirkulasi (PBS) di tambak. ± 3 ha, kedalaman ± 100 cm. Tanggul dan
Tambak yang digunakan untuk penerapan dan dasarnya terbuat dari tanah lempung berpasir,
pendampingan budidaya udang ini adalah lebar tanggul utama ± 1,5 m dengan dasar
tambak milik Bapak Haji Adenan, Tambak tambak sedikit miring kea rah pembuangan air.
Kunthi, Desa pangkah Wetan. Luas tambak Bentuk petak tendon yang digunakan adalah
keseluruhan kurang lebih 3 Ha, yang terbagi empat persegi panjang luas ± 500 m2. Ukuran

10
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 7 No. 1, April 2015

petak tendon tersebut sangat kecil jika sekitar lokasi penelitian. Hal ini bertujuan untuk
dibandingkan dengan luas petak pemeliharaan. mengurangi tingkat stress benih, karena kondisi
Ukuran ideal petak tendon ini adalah 30 – 50% perairan yang tidak terlalu jauh berbeda Benih
dari luas petak pemeliharaan. Disain tataletak udang yang digunakan merupakan benihudang
tambak percontohan secara lengkap disajikan glondongan (PL-25). Penebaran benih udang
pada Lampiran 1. dilakukan pada pagi hari, dengan padat tebar 10
Persiapan tambak dimulai dengan rean/ha.
pengapuiran dosis 1 ton/ha dan pembalikan Ciri khas utama pada metode PBS ini
tanah (penyingkalan) yang dilanjutkan dengan adalah penggunaan probiotik untuk lingkungan.
pemberantasan hama dan penyakit dengan Probiotik yang digunakan adalah BIOCIN yang
menggunakan THIODAN serta dilanjutkan diproduksi oleh CV. Alamindo. Biocin
dengan pengeringan sampai kering. Kemudian merupakan salah satu probiotik yang berbentuk
dilakukan pemupukan dan pemberian “BIOCIN serbuk dan banyak beredar di pasaran. Dosis
SUPER” dengan dosis ± 100 kg/ha. Pupuk yang yang diperlukan adalah 200 Kg per Ha,
digunakan adalah urea dan TSP dengan dosis diberikan sehari sebelum tambak air
masing-masing 200 kg/ha. Penggunaan biocyn dimasukkan ke tambak pada proses persiapan.
ini bertujuan untuk menstabilkan pH, Bakteri yang digunakan dalam BIOCIN
mendapatkan dan menjaga kualitas air, sebagian besar adalah pengurai bahan organik,
menumbuhkan pakan alami dn meningkatkan dengan tujuan untuk menguraikan bahan
daya tahan tubuh udang. organik yang berada di tambak. Dengan
Pembuatan tendon filter biologis juga demikian proses penguraian bahan organik akan
diawali kegiatan seperti pada persiapan petak lancar, dan tidak terjadi pembusukan. Perlakuan
pemeliharaan. Filter biologis yang digunakan sirkulasi air dilakukan setelah udang berumur
adalah ikan bandeng dengan padat penebaran 1 satu bulan di petak pemeliharaan, dengan tujuan
ekor/m2. Pengisian air dilakukan dua minggu untuk mempertahankan kualitas air, sehingga
sebelum dimasukkan ke petak pemeliharaan dapat mengurangi stress pada udang. Sirkulasi
udang windu. Fungsi ikan bandeng adalah untuk dilakukan tiap satu minggu sebanyak 2 kali.
memanfaatkan biomassa fitoplankton dan bahan Pemantauan dan pengukuran kualitas air
terurai yang melimpah, mendaur ulang nutrient dilakukan tiap dua hari satu kali pada waktu
dan menjaga perkembangan fitoplankton agar pagi sian dan sore hari. Pemeriksaan dilakukan
stabil, dan untuk mengurangi beban lingkungan oleh mahasiswa Fakultas Perikanan dan
yang berasal dari partikel organik dan nutrien Kelautan Universitas Airlangga, dengan hasil
dalam air limbah. lengkap pemantauan kualitas air pada tambak
Penebaran benih dilakukan setelah air disajikan pada Tabel 1.
dalam petak pemeliharaan mencapai ketinggian Tabel 1 menunjukkan bahwa parameter
± 100 cm dan sudah didiamkan selama dua hari kualitas air tambak pemeliharaan selalu dalam
(± 48 jam). Benih yang ditebar dapat berupa kisaran optimalisasi pertumbuhan udang. Hal ini
benur (PL-11) ataupun yang sudah berukuran menunjukkan bahwa petak tendon dengan filter
glondongan. Penggunaan imunostimulan biologis dari ikan bandeng dapat menghasilkan
dilakukan pada tiap-tiap kantong plastik pada kualitas air yang optimal. Hasil pemantauan
saat pengepakan untuk transportasi dengan kualitas air pada tambak yang tidak
dosis tiga tetes per kantong. Untuk penelitian ini menggunakan teknologi (control) tsb disajikan
digunakan benih yang berukuran glondongan pada tabel 2
dan diambil dari pengusaha glondongan di

Tabel 1. Hasil Rata-rata Pemeriksaan Parameter Kualitas Air selama Pemeliharaan Udang Dengan PBS
Parameter Kisaran Nilai
Kecerahan ( Cm ) 30 – 35
Suhu ( oC ) 27 – 30
Salinitas ( ppt ) 10 – 15
pH 7.5 - 8.0
Oksigen terlarut ( ppm ) 4-5
Nitrit ( ppm ) 1–2
Carbondioksida 0.1 – 0.2

11
IbM Bagi Petambak Udang Tradisional......

Tabel 2. Hasil Rata-rata Pemeriksaan Parameter Kualitas Air Tambak Kontrol


Parameter Kisaran Nilai
Kecerahan ( Cm ) 25 – 30
Suhu ( oC ) 27 – 32
Salinitas ( ppt ) 10 – 12
pH 7 -- 8
Oksigen terlarut ( ppm ) 3–4
Nitrit ( ppm ) 13 – 17
Carbondioksida 0.2 – 0.4

Tabel 3. Cara, Dosis dan Waktu Pemberian Pakan


Ukuran Udang Jenis Pakan Dosis (%) BB/hari Waktu Pemberian
PL 15 – PL 20 Flake 25 – 50 4x
< I gram Crumble 25 – 50 4x
1 – 5 gram Pelet Φ 1 mm 25 – 50 4x
5 – 6 gram Pelet Φ 1.5 mm 15 – 25 4x
11 – 15 gram Pelet Φ 2.5 mm 8 – 15 4x
20 – 30 gram Pelet Φ 4 mm 4–8 4x
Sumber : Petunjuk Teknis Budidaya Udang (CPP, 2004)

Tabel 4. Pertumbuhan Udang Windu yang Dipelihara pada Tambak Percontohan


Hari ke- Berat (gram)
0 (PL- 25/30) 0.04 – 0.05
20 2,3 – 2.6
30 4,7 – 5,3
60 13,9 – 16,4
90 23,2 – 25,3
110 32,1 – 35,6

Tabel 5. Pertumbuhan Udang Windu pada Tambak Kontrol


Hari ke- Berat (gram)
0 (PL- 25/30) 0.02 – 0.025
20 1.6– 1.9
30 4,7 – 5,3
60 9,9 – 10,6
90 15,7 – 17,3
110 22,9 – 23,7

Tabel 2 menunjukkan bahwa kualitas menunjukkan adanya peningkatan seperti


air tambak kontrol tidak sebaik dengan kualitas disajikan pada tabel 4.
air tambak perlakuan teknologi. Kualitas air Pertumbuhan udang windu pada
pada tambak perlakuan menunjukkan dalam tambak control sangat bervariasi, seperti
keadaan optimal untuk pertumbuhan udang, disajikan pada tabel 5.
sedangkan pada tambak kontrol menunjukkan Tabel 5 menunjukkan bahwa
beberapa kualitas air seperti salinitas, pertumbuhan udang windu yang dipelihara pada
kandungan karbondioksida, nitrit tidak terdapat tambak control (tanpa perlakuan) menunjukkan
dalam keaadaan optimal, bahkan fluktuasinya pertumbuhan yang tidak normal atau relatif di
cenderung sangat mencolok. bawah normal, walaupun terjadi peningkatan
Pakan yang digunakan adalah pakan berat badan, akan tetapi berat rata-rata udang
produksi PT CP Prima dengan merk masih di bawah normal.
BINTANG, diberikan sebanyak empat kali Berbagai jenis hama yang masuk ke
sehari (24 jam). Dosis dan ukuran pakan kolam pemeliharaan selama pendampingan
disajikan pada Tabel 3. antara lain adalah :Ikan mujahir, kakap,
Pertumbuhan udang sejak awal hingga kepiting, keting, ular dan burung. Hama ini
umur dua bulan relatif normal dan merata serta sering menyebarkan penyakit bila di tambak
terserang penyakit, sehingga seluruh tambak di

12
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 7 No. 1, April 2015

Tabel 6. Hasil Panen Udang Pada Petak Pemeliharaan dan petak kontrol
No. Petak Pemeliharaan Udang Petak Pemeliharaan Petak Pemeliharaan
dengan PBS (Kg/Petak) Kontrol (Kg/Petak) Bandeng (Kg/Pertak)
I. 896 216 634
II. 867 - -
III. 853 - -

sekitar lokasi dapat terinfeksi penyakit. Agar Awal Bulan yaitu tanggal 5 Oktober 2014.
tambak tidak terlalu banyak terdapat hama, Udang yang dipanen sudah berumur 110 hari
maka persiapan harus dilakukan secara baik. dengan berat antara 31 -33 gram dan panjang 23
Pemantauan penyakit dilakukan setiap hari – 25 cm dan mencapai size 35 – 40 ekor per
mulai udang berumur 3 minggu di tambak, kilogram. Hasil panen disajikan pada Tabel 6.
dengan melihat gejala klinis yang Nampak dan Tabel 6 menunjukkan bahwa
dengan pengambilan sampel. Kejadian penyakit hasilpanen pada 3 petakan lebih tnggi daripada
di sekitar lokasi penelitian di daerah Ujung petakan tambak yang tidak menggunakan
Pangkah sudah mulai diketahui sejak dua metode PBS. Hasil panen di atas
minggu setelah penebaran benih dan hamper menunjukkan bahwa hasil panen udang windu
semua tambak di sekitar lokasi penelitian sudah pada tiap-tiap berturut-turut 896, 867, 853 Kg
terserang penyakit. Bagi tambak yang sudah per Petak, dengan rata-ata 872 kg dan ikan
tersaerang dengan cepat diikuti dengan Bandeng 634 Kg . Jika dibandingkan dengan
kematian secara total dan sudah tidak ada udang hasil panen pada tambak di sekitar4kegiatan
yang masih hidup. Pada awal serangan penyakit yang menunjukkan bahwa tiap petak rata-rata
tidak menunjukkan adanya gejala klinis, akan adalah 216 Kg per Petak. Hasil tersebut
tetapi 3 – 4 hari sebelum udang mati, gejala menunjukkan bahwa dengan menggunakan
klinis baru kelihatan. Udang yang terserang Metode budidaya udang pola tradisional plus
penyakit dan sebelum mati menunjukkan gejala sistem probiosirkulasi (PBS) dapat
klinis : udang berenang ke eprmukaan dan ke meningkatkan hasil panen dari 216 Kg. menjadi
tepi tambak, udang pucat dan lemas serta insang rata-rata 872 Kg per petak dengan luas rata-rata
berubah menjadi merah dan akan mati setelah semuanya kurang dari 1 Ha (10.000 m2). Hal ini
gejala tersebut Nampak. dapat diartikan bahwa metode ini dapat
Disamping itu untuk menanggulangi meningkatkan sebesar 656 Kg dan jika
serangan penyakit tsb dan mempertahankan dipersentasekan adalah sebesar 303,7%. Dengan
udang yang masih sehat perlu dilakukan demikian metode PBS dapat meningkatkan hasil
perubahan sistem atau teknik budidaya yaitu panen lebih dari 3 kali hasil panen pada tambak
dengan teknik budidaya probiosirkulasi dengan yang tidak menggunakan metode PBS.
pola tradisional plus. Padat penebaran bandeng Tingkat keberhasilan dari penerapan
adalah satu rean/ha, sehingga dalam penelitian teknologi ini sangat tergantung dari keadaan
ini bandeng yang ditebar sebanyak 10.000 ekor. tambak, lokasi tambak dan iklim/musim.
Dalam hal ini bandeng berfungsi untuk Adapun kendala yang harus dihadapi dalam
memanfaatkan ganggang dan plankton yang penerapan teknologi ini antara lain adalah :
berlimpah dan berfungsi sebagai filter biologis terlalu kecilnya petak tandon, sulitnya
seperti pada petak tandon. Dengan sistem ini mendapatkan benih (glondongan) yang bermutu
ternyata sangat efektif untuk menjaga dan bebas penyakit serta sulitnya menahan
kelangsungan hidup udang dan pertumbuhan penularan penyakit dari petak pemeliharaan
udang menjadi normal kembali. Pertumbuhan lain. Sedangkan faktor-faktor yang mendukung
udang pada umur 90 hari ukuran udang sudah keberhasilan dari penerapan teknologi ini antara
mencapai 40 – 45 ekor per kilogram (size 40- lain adalah adanya kerjasama yang baik antara
45). Akan tetapi dalam kegiatan ini panen peneliti, petambak, penduduk sekitar dan
dilakukan pada saat udang umur 110 hari, instansi terkait.
karena perumbuhan udang kurang baikt Bertitik tolak dari hal-hal tersebut di
Panen udang dilakukan secara atas maka model budidaya udang pola
serentak, yaitu dengan mengeluarkan air secara tradisional system probisirkulasi (PBS) dengan
bertahap dari petak satu, dua dan tiga. filter dari bandeng sangat menguntungkan,
Pemanenan dilakukan secara total dengan cara karena walaupun juga terjadi serangan penyakit,
memerik dan mengambilnya secara langsung tidak sampai mematikan dan masih dapat
dengan seser. Panen sudah dilakukan pada

13
IbM Bagi Petambak Udang Tradisional......

teratasi, tidak seperti tambak-tambak di sekitar Liao, I. C. 2000. Aquaculture Development:


tambak percontohan (kontrol). Challenges for the 21st Century.
Maeda, M, K.Nogami & Y. Kotami, 200.
Kesimpulan Manipualtion of microbiol
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil communities for Improving the
pengabdian kepada masyarakat tentang aplikasi Aquaculture Environment,
model budidaya udang pola tradisional plus J.Aquaculture, 02.035 : 192-8
sistem probiosirkulasi (PBS) adalah : 1). Petak Mahasri,G, 2007. Kemampuan ikan Bandeng
sirkulasi dengan filter biologis dari ikan sebagai Filter Biologi dalam Menekan
bandeng dan penggunaan probiotik dari Pertumbuhan Ciliata Patogen pada
bakteri pengurai bahan organik dapat Tambak, LPPM Universitas Airlangga,
meningkatkan dan mempertahankan kualitas air Surabaya
tambak pemeliharaan udang , sehingga selalu Moss, S. M. and S. M. Arce. 2003. SPF
optimal untuk kehidupan udang windu., 2) Defined: Pathogen – Free Status of
.Model budidaya udang pola tradisional plus Shrimp Limited. Global Aquaculture
sistem probiosirkulasi (PBS) dapat Advocate.
meningkatkan hasil panen udang windu hingga Rosati, R, 1994, Indonesian Shrimp Industry
303,7%, sehingga dapat direkomendasikan Status and Development Project,
untuk revitalisasi tambak idle di Kabupaten Puslitbang Perikanan, Jakarta
Gresik pada khususnya dan di Indonesia pada Rosy, L.J, Valeriano, L.C.Jr & Taizos, 2004.
umumnya. Sedangkan saran yang diajukan Water quality and plytoplankton
setelah selesainya kegiatan pengabdian kepada Stability in Response to application
masyarakat ini adalah ntuk menerapkan model frequency of Bioargumentation agent
budidaya pola tradisional plus system PBS in Shrimp pond. In Press, Accepted
disarankan minimum menggunakan 3 petakan Manuscript, Available on line
yaitu satu petak untuk petak tandon dengan Aquaculture Enginering doi
filter biologis ikan bandeng serta tempat 10.10.J.Aqua Eng.01.001 page :200-5
penumbuhan bakteri probiotik. Dua petak Rukyani, A, 1994, Jenis Penyakit Udang,
berikutnya adalah untuk petak pemeliharaan Makalah Pertemuan Aplikasi Paket
udang. Teknologi Pertanian, BIP Lampung, 9
– 11 Januari 1994.
Daftar Pustaka Sharift, M, F.M Yosoff, T.N Devaraja &
Aji, B., S. Ginting dan M. Cristina. 1998. Srinivasan R, 2001. The Effectiveness
Rezeki dari Si Bongkok. Kontan. No. of a commercial microbiol product in
40. Tahun II. Poorly prepared tiger shrimp Penaeus
Chifumi, Thongchai, Osamu & Kurokura, 2005. monodon ponds, Aquaculture Research
Incentive to shifts in Water Vol 32 Issue 3 : 181-7
management systems by shrimp Subandriyo, 2001, Budidaya Udang dengan
culturist in Shouthern Thailand, Sistem Resirkulasi dan Masalahnya, Pt.
Fisheries Science, Vol 71, Issue 4, Charoen Pokphand Indonesia, Medan.
Pages 791-8 Shoo Jun Pang, Tian Xiao & Yung Bao, 2005.
German, M, Eduardo U, Gasper S & Elizabeth Dinamic Changes of total Bacterian
V.B, 2008. A Comparison of Larval and Vibrio in an intgrated seeweed
production of the Nothern scallop, abalone culture system,
Argopertempurpuratus, in closed and J.aquaculture.06.050 : 289-297
Recirculating Culture system, Supito, A. Taslihan dan M. Murdjani. 2004.
J.Aquaeng, Vol 38, 11.004. Solusi Pencegahan White Spot pada
Gunarto, A.M. Tangko, B.R. Tampangallo & Pembesaran Udang Windu di Tambak
Miliani, 2006. Penggunaan Probiotik Sidoarjo dan Gresik Dengan Penerapan
dalam Budidaya Udang, Balai Riset BMP Balai Besar Pengembangan
Budidaya Air payau Maros, Sulawesi Budidaya Air Payau
Selatan. Syarief, H dan Faisol Humaidi, 2006, Budidaya
Haryanti. 2004. Broodstock Udang Vannamei. Udang Air Payau Sistem Tradisi
Makalah pada Seminar Sehari Berbasis Organik di Sidoarjo, Makalah
Perudangan Nasional: Upaya Pertemuan Penerapan Teknologi BMP
Mengatasi Problem Teknis dan untuk Mendukung Revitalisasi
Pemasaran Udang Melalui Budidaya Udang, DKP – ACIAR,
Standarisasi Budidaya. Surabaya 6 – 8 Maret 2006. Hal 1 – 20.

14
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 7 No. 1, April 2015

Taslihan, A, Supito, Erik Sutikno, R.B. Wu Xiongfei & Z. Zhidong, 2005. Closed
Callinan, 2005, Teknik Budidaya recirculating system for shrimp-
Udang Secara Benar, Balai Besar moluscha polyculture, J.oceano-limno,
Pengembangan Budidaya Air Payau, Vol 24 No 4 : 461-8
Ditjen Perikanan Budidaya, Jakarta. Yoram, A, 2006. Biofilters : The need for a new
Warta Pasar Ikan. 2005. Warta Pasar Ikan. Comprehensive Approach, J.Aquaeng,
Direktorat Jenderal Perikanan. Vol 34 : 172-8
Departemen Kelautan dan Perikanan.
Jakarta.

15

You might also like