Professional Documents
Culture Documents
net/publication/281585150
CITATION READS
1 2,631
8 authors, including:
Bayu Agus
Airlangga University
2 PUBLICATIONS 1 CITATION
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Vincentius P. Siregar on 08 September 2015.
ABSTRACT
This study used object-based image analysis (OBIA) for geomorphic zones map of coral reef
ecosystem in Pari Islands. The application of OBIA methods was used multiresolution segmentation
algorithm with different scale parameter for each level. Classification methods for level 1 and 2 were
used contextual editing classification. The results showed an overall accuracy for level 1 was 97% (reef
level) and level 2 was 87% (geomorphic zone). Thus OBIA methods can be used and well-defined as an
alternative for geomorphic zones map in other regions.
Keywords: Segmetation, OBIA, Geomorphic zones, Pari island
ABSTRAK
Penelitian ini menggunakan penerapan klasifikasi berbasis obyek (OBIA) untuk pemetaan zona
geomorfologi ekosistem terumbu karang di Pulau Pari. Penerapan metode OBIA menggunakan
algoritma multiresolusi segmentasi dengan parameter skala yang berbeda pada setiap level. Metode
klasifikasi yang digunakan untuk level 1 dan 2 dengan klasifikasi kontekstual. Hasil menunjukkan
akurasi keseluruhan untuk level 1 (level terumbu) sebesar 97% dan level 2 sebesar 87% (zona
geomorfologi). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode OBIA mampu memetakan dengan baik
dan dapat menjadi metode alternatif pada pemetaan zona geomorfologi ekosistem terumbu karang
untuk di wilayah lainnya.
Kata Kunci: Segmentasi, OBIA, Zona geomorfologi, Pulau Pari
3
Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 12 No. 1 Juni 2015 :1-12
fitur yang berhubungan dengan obyek Reef Crest: zona puncak terumbu yang
dan fitur yang berhubungan dengan muncul pada saat surut terendah.
kelas (Trimble 2014). Aspek spektral Zona ini terletak pada bagian yang
meliputi nilai layer (rata-rata, standart menghadap perairan dalam dan
deviasi, dan rasio antar saluran) dan mendapat energi yang tinggi dari
kostumasi dengan transformasi NDVI gempuran gelombang,
(normalize different vegetation index). Outer Reef Flat: wilayah di sekitar
Sedangkan, aspek spasial mengacu puncak terumbu yang menghadap
pada obyek-obyek yang telah memiliki perairan dalam sebelum lereng
kelas pada level yang sama ke dalam terumbu,
kelas hirarki obyek citra seperti fitur Inner Reef Flat: wilayah di sekitar
relative boarder to. Secara keseluruhan rataan terumbu yang dekat dengan
algoritma klasifikasi kontekstual dapat daratan.
dilihat pada Tabel 2-1.
Deskripsi masing-masing zona 2.3.4 Uji akurasi
geomorfologi sebagai berikut: Pengujian akurasi dilakukan
Lagoon: wilayah perairan dangkal terhadap seluruh peta hasil klasifikasi
(relatif sampai kedalaman tertentu untuk mengetahui akurasi dari teknik
pada daerah sekitar terumbu karang) klasifikasi yang diterapkan. Uji akurasi
terletak antara zona rataan terumbu yang umum dilakukan pada data hasil
dan reef crest atau reef slope. Zona ini klasifikasi penginderaan jauh adalah
dicirikan oleh kondisi terlindung dari matrik kesalahan (error matrix) dengan
gempuran gelombang yang besar. Pada perhitungan akurasi keseluruhan (OA),
penelitian ini dibagi menjadi 2 kelas producer accuracy (PA), user accuracy
yaitu (deep lagoon dan shallow lagoon). (UA) (Congalton dan Green 2009).
Reef Slope: memiliki kemiringan
tertentu menghadap ke arah perairan
dalam,
5
Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 12 No. 1 Juni 2015 :1-12
6
Pemetaan Zona Geomorfologi Ekosistem..... (Ari Anggoro et al)
3.1.3 Klasifikasi level 2 (zona flat yang sangat luas. Sedangkan sisi
Geomorfologi) Barat hingga di sekitar Pulau Tengah
Gugus Pulau Pari terdiri dari variasi zona sangat beragam, terdapat
beberapa pulau dengan ekosistem zona shallow lagoon dan deep lagoon.
terumbu karang yang terdapat laguna Penelitian mengenai model
pada sisi Barat dan Tengah. Gugus ini kedalaman perairan dari citra resolusi
berbentuk memanjang arah diagonal tinggi telah banyak dilakukan. Madden
Barat Daya – Timur Laut (Asriningrum (2011) memodifikasi prosedur model
2005). Hasil identifikasi zona geomorfologi kedalaman perairan algoritma Stumpf
secara visual di lapangan dan model dan Holderied (2003) meliputi: 1) masking
kedalaman perairan diperoleh hasil citra; 2) konversi nilai digital menjadi top
klasifikasi sebanyak 6 kelas meliputi of atmosphere radiance (TOA); 3) koreksi
reef slope, reef crest, inner reef flat, outer hamburan rayleigh dan aerosol; 4)
reef flat, shallow lagoon, dan deep mengubah radiance menjadi water
lagoon. Berdasarkan model estimasi leaving reflectance; 5) menghitung
kedalaman perairan maka diperoleh kedalaman relative; 6) menghitung
perbandingan antara kedalaman estimasi kedalaman aktual. Prosedur di atas
dari citra terhadap kedalaman dapat meningkatkan kemampuan
sebenarnya dari hasil pemeruman deteksi kedalaman perairan dengan
sebesar R2 = 0.729. Hal ini mencari regresi terbaik pada rasio kanal
mengindikasikan bahwa penerapan yang dipilih berdasarkan pemisahan tipe
model yang digunakan dapat lokasi kajian dari citra Worldview-2.
menggambarkan profil kedalaman Siregar dan Selamat (2010) menerapkan
secara keseluruhan di Gugus Pulau Pari algoritma Jupp pada pemetaan batimetri
sebesar 72.9%. Profil kedalaman ini pada citra Quickbird di gobah karang
sangat membantu mengidentifikasi Lebar, tidak konsisten pada gobah
batas setiap zona geomorfologi untuk Pulau Panggang dan memberikan nilai
proses klasifikasi. Pada sisi Barat Gugus kedalaman yang overestimate.
Pulau Pari terdapat variasi yang lebih Gambaran profil kedalaman disajikan
banyak dibandingkan di sisi Timur. Sisi pada Gambar 3-3.
Timur didominasi hamparan zona reef
7
Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 12 No. 1 Juni 2015 :1-12
Keterangan :
Inner Reef Flat Reef Crest Shallow Lagoon
Outer Reef Flat Reef Slope Deep Water
Lapang
Reef Slope Reef Crest Shallow Lagoon Deep Lagoon Outer Reef Flat Inner Reef Flat Total UA
Citra
Reef Slope 43 2 4 49 88%
Reef Crest 2 29 4 35 83%
Shallow Lagoon 14 1 15 93%
Deep Lagoon 16 16 100%
Outer Reef Flat 9 2 1 39 2 53 74%
Inner Reef Flat 1 2 59 62 95%
Total 45 40 17 18 49 61 230
PA 96% 73% 82% 89% 80% 97% OA : 87%
bersamaan sehingga dengan mudah 1601 Dry Creek Drive Suite 260
memetakan zona geomorfologi dan Longmont, Colorado, USA, 80503
menjadi keunggulan dari metode OBIA. DigitalGlobe®.
Metode OBIA dapat menjadi pilihan Felde GW, Anderson GP, Cooley TW, Matthew
yang menjanjikan dan menjadi dasar MW, Adler-Golden SM, Berk A, Lee J.
untuk pemetaan zona geomorfologi 2003. Analysis of Hyperion Data with
ekosistem terumbu karang di wilayah the FLAASH Atmospheric Correction
lainnya. Algorithm. 2003 IEEE IGARSS: Learning
from Earth's Shapes and Colours;
DAFTAR RUJUKAN Toulouse.p 90-92.
Andrefouet S, Muller-Karger FE, Hochberg EJ, Green EP, Mumby PJ, Edwards AJ, Clark CD.
Hu C, Carder KL. 2001. Change 2000. Remote Sensing Handbook for
Detection in Shallow Coral Reef Tropical Coastal Management. Paris
Environments using Landsat 7 ETM+ [FR]: UNESCO.
Data, Remote Sens Environ 78: 150-162. Helmi M, Hartoko A, Herkiki S, Munasik M,
Andrefouet S, et al. 2003. Multi-site Evaluation Wouthuyzen S. 2012. Analisis Respon
of Ikonos Data for Classification of Spektral dan Ekstraksi Nilai Spektral
Tropical Coral Reef Environments, Terumbu Karang pada Citra Digital
Remote Sens Environ 88: 128-143. Multispektral Satelit ALOS-AVNIR di
Asriningrum W. 2005. Studi Identifikasi Perairan Gugus Pulau Pari.
Karakteristik pulau Kecil Menggunakan Lyzenga DR. 1981. Remote Sensing of Bottom
Data Landsat dengan Pendekatan Reflectance and Water Attenuation
Geomorfologi dan Penutup Lahan (Studi Parameters in Shallow Water using
Kasus kepulauan Pari dan Kepulauan Aircraft and Landsat Data, Int J Remote
Belakang Sedih), Surabaya: Pertemuan Sens 2: 71-82. 10.
Ilmiah Tahunan MAPIN XIV. Madden CK. 2011. Contributions to Remote
Blanchon P. 2011. Geomorphic Zonation, Pages Sensing of Shallow Water Depth with the
469-486 in Hopley D, ed. Encyclopedia Worldview-2 Yellow Band [tesis],
of modern coral reefs, Springer California : Naval Postgraduate School.
Netherlands. 83 hlm.
Blaschke T. 2010. Object Based Image Analysis Meinel G, Neubert M. 2004. A Comparison of
for Remote Sensing, Isprs J Photogramm Segmentation Programs for High
65: 2-16. Resolution Remote Sensing Data,
Blaschke T, Hay GJ. 2001. Object-oriented Uncertainty, Consistency and Accuracy
Image Analysis and Scale-Space: Theory of Data and Imagery: Weberplatz 1, D-
and Methods for Modeling and 01217 Dresden, Germany.
Evaluating Multiscale Landscape Mumby PJ, Green EP, Edwards AJ, Clark CD.
Structure, Isprs A Photogramm 34: 22-29. 1999. The Cost-effectiveness of Remote
Burnett C, Blaschke T. 2003. A multi-scale Sensing for Tropical Coastal Resources
Segmentation/object Relationship Assessment and Management, J
Modelling Methodology for Landscape Environ Manage 55: 157-166.
Analysis, Ecol Model 168: 233-249. Navulur K. 2007. Multispectral Image Analysis
Congalton RG, Green K. 2009. Assessing the using the Object-oriented Paradigm,
Accuracy of Remotely Sensed Data- Taylor & Francis Group, LLC.
Principles and Practices (second Phinn SR, Roelfsema CM, Mumby PJ. 2011.
edition).Boca Raton: CRC Press. Multi-scale, Object-based Image Analysis
Danoedoro P. 2012. Pengantar Penginderaan for Mapping Geomorphic and Ecological
Jauh Digital, Yogyakarta (ID) ANDI Zones on Coral Reefs, Int J Remote Sens
Press. 33:3768-3797.
Digitalglobe. 2010. Radiometric use of Roelfsema C, Phinn S, Jupiter S, Comley J,
Worldview-2 imagery: Technical note. Albert S. 2013. Mapping Coral Reefs at
11
Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 12 No. 1 Juni 2015 :1-12
12