You are on page 1of 16

Jurnal Akademi Pariwisata Medan

ISSN 2656-0992 (Online), ISSN 1858 – 2842 (Print), Juli- Desember 2019, Vol. 7 No.2

THE CULINARY TOURISM DESTINATION TRADITIONAL


CULINARY BASED IN THE REGENCY OF
TOBA SAMOSIR
Syahrul 1 dan Sumardi 2
1
Politeknik Pariwisata Medan
2
Politeknik Pariwisata Medan
Correspondence : Syahrul, Politeknik Pariwisata Medan
Email : syahrulnugraha27@yahoo.co.id
DOI: https://doi.org/10.36983/japm.v7i2.51

Abstracts
This research aims to know the impact of culinary tourism toward the interest of
tourists visit tourism area in The Regency Of Toba Samosir, the perceptions of tourists
towards the Batak traditional culinaries, and the suitable model for development of traditional
culinary touris.The data analysis used in this research is descriptive analysis and the
test of the correlations precessed by using SPSS 16.0 for Windows toward data got from the
respondents answers. The type of this research is causality research that analyze how a
variable influences other variable, where the independent variables will be controlled by the
researcher to see the impacts to the dependent variabel. The independent variable is the
availability of Batak traditional culinaries and the dependent variable is the interest of
tourists in visiting the tourist area. The researcher involved 100 tourists those ever had meals
in the Batak traditional restaurants in The District Of Ajibata. The research shows that the
impact of the availibility of Batak traditional culinary tourism in The District Of Ajibata is
68,60 % towards the interests of tourists in visiting the tourism area and it also has positive
and significant correlations towards the interests of tourists in visiting the place. Generally
the services quality of the restaurants are positive perceived by the tourists. The models of the
culinary tourism Batak traditional culinary base, particularly in The Distric Of Ajibata are
suggested in two approaches, they are regarding to the menus and separated locations of the
halal and non halal restaurants.

Key words : Culinary, Traditional, Special, Interest, Tourist


DESTINASI WISATA KULINER BERBASIS MAKANAN
TRADISIONAL DI KABUPATEN
TOBA SAMOSIR
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh wisata kuliner terhadap minat
wisatawan berkunjung ke daerah wisata di Kabupaten Toba Samosir, mengetahui persepsi
wisatawan terhadap kuliner tradisional Batak. dan membuat model pengembangan wisata
kuliner berbasis makanan tradisional di Kabupaten Samosir.Analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dimana pengujian korelasi dalam penelitian ini
diolah dengan menggunakan SPSS 16.0 for Windows terhadap data yang diperoleh dari
jawaban responden. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kausal yang menganalisis
bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain dimana variabel independennya
diperlakukan secara

Jurnal Akademi Pariwisata Medan 33

33 Jurnal Akademi Pariwisata Medan


Jurnal Akademi Pariwisata Medan
ISSN 2656-0992 (Online), ISSN 1858 – 2842 (Print), Juli- Desember 2019, Vol. 7 No.2

terkendali oleh peneliti untuk melihat dampaknya terhadap variabel dependen, yang menjadi
variable independen adalah ketersediaan kuliner tradisional khas Batak dan variable dependen
adalah minat wisatawan untuk mengunjungi daerah wisata tersebut. Responden dalam
penelitian ini berasal dari wisatawan yang pernah makan di rumah makan tradisional khas
Batak di Kecamatan Ajibata yang berjumlah 100 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ketersediaan wisata kuliner makanan tradisional khas Batak di daerah wisata Kecamatan
Ajibata memiliki pengaruh sebesar 68,60 % terhadap minat wisatawan untuk berkunjung ke
daerah wisata tersebut dan memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap minat
wisatawan untuk berkunjung ke daerah wisata tersebut. Selanjutnya secara umum kualitas
pelayanan yang diperoleh pelanggan selama berada di rumah makan di daerah wisata di
Kecamatan Ajibata dipersepsikan positif oleh wisatawan. Sedangkan model pengembangan
wisata kuliner berbasis makanan tradisional khas Batak khususnya di daerah wisata Kecamatan
Ajibata dengan dua pendekatan, yaitu terhadap menu masakan tersebut dan lokasi.

Kata Kunci : Kuliner, Tradisional, Khas, Minat, Wisatawan.


Kabupaten Toba Samosir, terdapat satu
PENDAHULUAN potensi wisata yang
Kabupaten Toba Samosir memiliki
beberapa objek wisata yang menarik
meliputi wisata alam, budaya, sejarah,
ziarah, desa, kuliner dan sebagainya.
Daerah ini merupakan salah satu daerah
yang menjadi destinasi wisata favorit bagi
wisatawan baik wisatawan domestik
maupun internasional khususnya pada saat
hari libur. Sejauh ini wisatawan/
pengunjung yang datang ke daerah ini lebih
banyak mengenal objek wisata alam,
peninggalan sejarah, dan budaya. Daerah ini
juga kaya akan peninggalan sejarah yang
masih terawat dan kondisinya masih cukup
baik. Keunikan budaya masyarakat yang
hingga saat ini masih terpelihara seperti
tari-tarian tradisional, musik tradisional,
bertenun tradisional, serta seni ukir
tradisional juga cukup diminati oleh
wisatawan. Di beberapa tempat wisata
banyak ditemukan gerai-gerai yang menjual
cendera-mata khas daerah tersebut. Saat ini
industri pariwisata sudah berkembang
begitu pesatnya dimana perkembangannya
selalu mengikuti minat dan motivasi para
wisatawan yang berkunjung ke satu daerah
wisata. Berdasarkan pengamatan di
lapangan yang terjadi di daerah wisata di

Jurnal Akademi Pariwisata Medan 34

34 Jurnal Akademi Pariwisata Medan


Jurnal Akademi Pariwisata Medan
ISSN 2656-0992 (Online), ISSN 1858 – 2842 (Print), Juli- Desember 2019, Vol. 7 No.2

belum dikelola secara baik yaitu wisata


kuliner. Kita ketahui bahwa sebagian besar
wisatawan/ pengunjung yang berkunjung ke
daerah wisata Kabupaten Toba Samosir
selalu berupaya untuk mencoba menikmati
makanan atau minuman khas daerah
tersebut. Namun sejauh ini potensi wisata
kuliner tradisional batak belum dikelola
secara maksimal baik oleh masyarakat
sebagai pelaku wisata, pemerhati wisata
bahkan oleh pemerintah. Padahal jenis
wisata yang satu ini memiliki peluang yang
sangat besar untuk dikembangkan
mengingat karakter makanan tersebut yang
memiliki ciri khas tersendiri. Melalui wisata
kuliner ada berbagai aktivitas yang dapat
dikembangkan dimana wisatawan tidak
hanya bertindak sebagai penikmat makanan
saja namun dapat diedukasi tentang belajar
memasak, melihat proses pengolahan
bumbu dan sebagainya sehingga ini akan
menjadi sebuah mata rantai yang tidak
terpisahkan pada sebuah aktivitas wisata.
Makanan Batak itu sendiri pada umumnya
berbahan dasar daging atau ikan, dimana
daging yang banyak digunakan adalah
daging babi, anjing, ayam, kerbau, sapi, dan
ikan mas dengan menggunakan berbagai
rempah-rempah khas yang tumbuh di daerah
tersebut seperti andaliman, lengkuas, jeruk,

Jurnal Akademi Pariwisata Medan 35

35 Jurnal Akademi Pariwisata Medan


Jurnal Akademi Pariwisata Medan
ISSN 2656-0992 (Online), ISSN 1858 – 2842 (Print), Juli- Desember 2019, Vol. 7 No.2

bawang batak dan lain sebagainya sehingga Batak, dan bagaimana model
hal tersebut memberikan cita rasa tersendiri. pengembangan wisata kuliner berbasis
Masyarakat Toba Samosir yang makanan tradisional Batak di Kabupaten
pada umumnya adalah penganut Kristen Toba Samosir.
dimana untuk hal yang terkait dengan
masalah makanan tidak ada hambatan TINJAUAN PUSTAKA
karena tidak adanya larangan terhadap Pengembangan Pariwisata
binatang tertentu untuk dikonsumsi. Tentu Pengembangan pariwisata merupakan
usaha yang dilakukan oleh masyarakat atau
hal ini akan menjadi sebuah kendala bagi
pemerintah dalam upaya untuk memajukan
masyarakat lain khususnya yang beragama
objek wisata di suatu daerah sehingga objek
Islam misalnya, dimana ada larangan- wisata tersebut menjadi lebih baik daripada
larangan untuk mengkonsumsi darah, babi kondisi sebelumnya. Dengan dilakukannya
dan anjing serta beberapa hewan lainnya. upaya pengembangan wisata tersebut maka
Melalui kegiatan wisata kuliner diharapkan akan dapat menarik minat
beberapa rumah makan telah melakukan wisatawan untuk berkunjung di daerah
perubahan atau inovasi dengan wisata tersebut.
pengembangan yang lebih variatif sehingga Menurut Undang - Undang
keberadaannya lebih menarik. Hal ini juga Pemerintah Pemerintah No. 10 Tahun 2009
dapat memperluas pasar yang lebih luas tentang kepariwisataan, disitu disebutkan
dengan memodifikasi produk-produk bahwa pariwisata adalah kombinasi
tersebut. Disini terlihat jelas benang berbagai jenis kegiatan wisata yang dalam
merahnya bahwa kegiatan wisata kuliner pelaksanaannya didukung oleh berbagai
tidak hanya berfokus pada pemberian fasilitas pendukung dan juga layanan yang
disediakan oleh masyarakat, pemerintah,
alternatif bentuk wisata lain kepada
dan pemerintah daerah. Dari sini terlihat
wisatawan sehingga akan mampu
dengan jelas bahwa untuk mendukung
mendongkrak perekonomian masyarakat kelancaran dan keberhasilan sektor
tetapi juga sebagai upaya untuk pariwisata, maka tidak hanya bisa
melestarikan makanan tradisi-onal melalui dilakukan oleh pemerintah saja, namun
pengenalan dan penggalian makanan- juga perlu melibatkan peran serta
makanan dan minuman lain yang selama ini masyarakat sehingga masyarakat lokal
belum dilakukan secara lebih serius khususnya tidak akan bertindak sebagai
sehingga makanan-makanan tersebut tidak penonton tetapi juga akan berperan aktif.
akan hilang ditelan arus perubahan jaman. Pengembangan pada dasarnya
Berdasarkan uraian penjelasan pada merupakan suatu aktivitas yang dilakukan
latar beakang masalah di atas, maka penulis dengan tujuan memper-baiki dan
membuat 3 buah rumusan masalah yang meningkatkan sesuatu dalam upaya
terkait dengan permasalahan yang terjadi mensejah-terakan masyarakat
(Sukarsa,2009). Pengembang-an destinasi
antara lain bagaimana pengaruh wisata
wisata adalah proses melakukan kegiatan
kuliner terhadap minat wisatawan pembangunan, pemeliharaan, dan
berkunjung ke daerah wisata di Kabupaten pelestarian pertanaman, sarana dan
Toba Samosir, bagaimana persepsi prasarana maupun fasilitas lainnya.
wisatawan terhadap kuliner tradisional

Jurnal Akademi Pariwisata Medan 36

36 Jurnal Akademi Pariwisata Medan


Jurnal Akademi Pariwisata Medan
ISSN 2656-0992 (Online), ISSN 1858 – 2842 (Print), Juli- Desember 2019, Vol. 7 No.2

Fandeli (2002) mengemukakan pariwisata minimal perlu mencakup


bahwa pengembangan pariwisata pada beberapa komponen-komponen dibawah
dasarnya adalah pengembangan masyarakat ini, yaitu :
dan wilayah yang didasarkan pada : a. Obyek atau daya tarik (atractions), yaitu
1. Memajukan kualitas hidup masyarakat keindahan alam, kebudayaan, atau
serta pelestarian identitas dan tradisi atraksi hasil buatan manusia.
lokal. b. Aksesbilitas (accessibility), dimana hal
2. Meningkatkan pendapatan secara ini terkait dengan masalah media dan
ekonomis sekaligus mendistribusikan rute transportasi, fasilitas terminal,
secara merata kepada penduduk lokal. bandar udara, pelabuhan laut dan moda-
3. Berorientasi kepada pengem-bangan moda transportasi lainnya.
wisata berskala kecil dan menengah c. Amenitas (amenity), yang berhubungan
dengan daya serap tenaga kerja besar dengan fasilitas penunjang dan
dan berorientasi pada teknologi pendukung wisataan dalam
kooperatif. melaksanakan kegiatan wisata sepertti
4. Memanfaatkan pariwisata seoptimal ketersediaan fasilitas akomodasi, rumah
mungkin sebagai agen penyumbang makan (food and beverage), retail, toko
tradisi budaya dengan dampak negatif cinde-ramata, fasilitas penukaran uang,
yang seminimal mungkin. biro perjalanan, pusat informasi wisata,
Dalam Undang-Undang R1 No 10 dan fasilitas kenyamanan lainnya.
Tahun 2009 Pasal 6 dan 7, tentang d. Fasilitas pendukung (ancillary services)
pembangunan pariwisata disebutkan bahwa yaitu ketersediaan fasilitas pendukung
pembangunan pariwisata haruslah yang digunakan oleh wisatawan, seperti
memperhatikan keanekaragaman, keunikan bank, telekomunikasi, pos, rumah sakit,
dan kekhasan budaya dan alam serta dan sebagainya.
kebutuhan manusia untuk berwisata (Pasal e. Kelembagaan (institusions) yaitu terkait
6). Pembangunan pariwisata meliputi dengan kebera-daan dan peran masing-
industri pariwisata, destinasi pariwisata, masing unsure dalam mendukung
pemasaran dan kelem-bagaan pariwisata terlaksananya kegiatan pariwi-sata
(Pasal 7). termasuk masyarakat setempat sebagai
Pada dasarnya pembangunan tuan rumah (host).
pariwisata bertujuan untuk meningkatkan Untuk mencapai hasil seperti yang
kesejahteraan masya-rakat khususnya diharapkan dalam proses pengembangan
masyarakat lokal dimana destinasi wisata pariwisata maka perlu dilakukan
tersebut berada. Untuk mendukung penggabungan beberapa aspek yang lainnya
tercapainya keberhasilan pemba-ngunan yang terkait. Menurut Pitana (2009)
pengembangan pariwisata itu maka terdapat beberapa aspek yang perlu
keterlibatan berbagai pihak sangat dipertimbangkan antara lain adalah aspek
diperlukan karena ini merupakan sebuah aksesbilitas (transportasi dan saluran
sistem yang tidak dapat berdiri sendiri. pemasaran), karakteristik infrastuktur
Peran masyarakat lokal sebagai tuan rumah pariwisata, tingkat interaksi sosial,
penerima wisatawan akan sangat keterkaitan/ kompatibilitas dengan sektor
menentukan keberhasilan pemba-ngunan lain, daya tahan akan dampak pariwisata,
pariwisata tersebut. tingkat resistensi komunitas lokal, dan
Menurut Pitana (2009) bahwa suatu seterusnya.
kerangka untuk melakukan pengembangan
Jurnal Akademi Pariwisata Medan 37

37 Jurnal Akademi Pariwisata Medan


Jurnal Akademi Pariwisata Medan
ISSN 2656-0992 (Online), ISSN 1858 – 2842 (Print), Juli- Desember 2019, Vol. 7 No.2

Wisata Kuliner minuman tersebut, mulai dari persiapan,


Wisata kuliner dapat diarti-kan pengolahan, penyajian dan
sebagai suatu pencarian akan pengalaman penyimpanannya.
kuliner yang unik dan selalu terkenang Seni kuliner Batak Toba adalah
dengan beragam jenis yang sering suatu seni yang mempelajari tentang
dinikmati dalam setiap perjalanan, akan makanan dan minuman yang memiliki ciri
tetapi bisa juga kita menjadi wisatawan yang khas spesifik dari hidangan tradisional
kuliner di rumah kita sendiri. Wisata di seluruh pelosok Toba Samosir
kuliner meliputi berbagai pengalaman (detik.com). Dari seni kuliner
akan beragam kuliner, wisata kuliner berkembanglah istilah yang sangat marak
melebihi dari tuntunan makan malam dan dewasa ini yaitu wisata kuliner. Hall (2009)
restoran akhir pekan. Akan tetapi wisata menyatakan bahwa: “…culinary tourism is
kuliner meliputi beberapa unsur yaitu not pretentious or exclusive. It includes any
kursus memasak, buku panduan memasak unique and memorable gastronomic
dan toko-toko penjual perkakas dapur, tur experience, not just restaurant rate four
kuliner dan pemandu wisata, media kuliner star or better, and include both and all type
dan buku panduan, pemborong makanan of beverages.”
untuk pesta/catering, atraksi kuliner seperti Wisata kuliner bukanlah sesuatu
festival jajanan. yang mewah eksklusif. Wisata kuliner
Wisata kuliner berasal dari istilah menekankan pada pengalaman gastronomi
food tourism didefenisikan sebagai yang unik dan menegaskan, bukan pada
“visitation to primary and secondary food kemewahan restoran maupun kelengkapan
producers, food festivals, restaurants and jenis makanan maupun minuman yang
spesific location for which food testing and tersedia.
or experiencing the attributes of specialist International Culinary Tourism
food production region are the primary Association (ICTA) menyatakan wisata
motivating factor for travel, (Hall, 2009). kuliner bukan hal yang baru, berhubungan
Menurut Fadiati (2011) wisata dengan agrowisata namun lebih
kuliner adalah suatu aktivitas wisatawan terfokus pada bagaimana suatu makanan
untuk mencari makanan dan minuman yang maupun minuman dapat menarik
unik dan mengesankan. Dengan kata lain kedatangan wisatawan untuk
bahwa wisata kuliner bukan semata-mata menikmatinya. Wisata kuliner dapat
keinginan untuk mencicipi nikmatnya memajukan pengalaman gastronomi yang
makanan, tetapi yang lebih penting adalah khusus dan mengesankan. Jika ditengok ke
keunikan dan kenangan yang ditimbulkan belakang, wisata kuliner adalah suatu
setelah menikmati makanan tersebut. Saat wadah yang penting untuk membantu
ini wisata kuliner adalah sebuah segmen perkembangan ekonomi dan pembangunan
industri pariwisata yang sedang masyarakat dan dapat mengem- bangkan
berkembang dan seringkali dikaitkan pamahaman antarbudaya. Wisata kuliner
dengan berbagai aktivitas budaya, kegiatan dapat ditemukan, baik
bersepeda (cycling), dan jalan santai di daerah perkotaan maupun pedesaan.
(walking). Menurut Fadiati (2011), seni Selanjutnya Hall (2009)
kuliner merupakan suatu seni yang memberikan beberapa contoh dari aktivitas
mempelajari tentang makanan dan yang memenuhi persyaratan sebagai objek
minuman serta berbagai hal yang dan daya tarik wisata kuliner, yaitu kelas
berhubungan dengan makanan dan

Jurnal Akademi Pariwisata Medan 38

38 Jurnal Akademi Pariwisata Medan


Jurnal Akademi Pariwisata Medan
ISSN 2656-0992 (Online), ISSN 1858 – 2842 (Print), Juli- Desember 2019, Vol. 7 No.2

memasak maupun semiloka dari suatu wisata dapat dilakukan dengan mengadakan
produk makanan, baik didaerah perkotaan kegiatan promosi dan pembentukan
maupun pedesaan; ruang mencicipi anggur lembaga asosiasi yang bergerak dibidang
yang menarik, misalnya didalam sebuah kuliner.
gudang tua; sebuah restoran di pedesaan Makanan Tradisional
yang membuat makanan terbaik sehingga Menurut Nurdiyansah (2016)
orang-orang kota rela mengemudi lebih makanan adalah tradisi, yang menarik dari
dari tiga jam untuk mencapainya; dan bir makanan adalah proses dan peran makanan
yang begitu unik (orang-orang melakukan pada berbagai ritual maupun upacara adat,
suatu kunjugan ke daerah pembuatan bir secara turun temurun, resep-resep kuno
tersebut, setidak-tidaknya sekali dalam
dalam mengolah makanan
seumur hidup).Untuk membantu perkem-
terus diturunkan dari generasi ke generasi.
bangan wisata kuliner, sebuah produk
makanan maupun minuman harus disajikan Karena makanan bukan hanya sekadar
secara unik dan mengesankan bagi dikonsumsi, tetapi menjadi media dalam
wisatawan. Produk ini bisa dibuat dari menjalin hubungan antara manusia dengan
perkebunan, pertanian, maupun peternakan Tuhan atau roh leluhur, sesama manusia,
yang diolah dengan resep rahasia turun- dan dengan alam. Makanan juga bisa
temurun yang memiliki kekhasan dan rasa dilihat sebagai bentuk dari percampuran
terbaik, sehingga wisata kuliner lebih dari satu budaya (akulturasi).
menekankan pada pengalaman gastronomi Selanjutnya makanan tradisional adalah
yang unik dan mengesankan. Bukan suatu makanan dan minuman yang biasa
hal yang mewah, walaupun sederhana dikonsumsi oleh masyarakat tertentu,
tetapi memberikan kesan lain dari biasanya, dengan citarasa khas yang diterima oleh
seperti makan megibung, ini adalah sesuatu masyarakat tersebut. Dalam pembuatan
yang unik yang tidak ditemukan di daerah makanan tradisional peranan budaya
asal wisatawan.
sangat penting, yaitu berupa bentuk
Dengan digalakkannya wisata
keterampilan, kreativitas, sentuhan seni,
kuliner maka hal tersebut akan dapat
meningkatkan kesejahteraan petani di tradisi dan selera. Makin tinggi budaya
wilayah sekitarnya. Dan apabila suatu komunitas, makin luas variasi bentuk
direncanakan dengan baik, bisnis kuliner makanan dan makin kompleks cara
akan menumbuhkan rantai usaha, karena pembuatannya serta makin rumit cara
terjadi peningkatan permintaan produk penyajiannya.
petani (Harry, 2010). Bukan hanya petani Makanan tradisional yang terdapat
yang akan diuntungkan, tapi juga di Kabupaten Toba Samosir sebagian besar
berpeluang menumbuhkan usaha-usaha berasal mengandung rempah-rempah dan
baru. Apabila usaha kuliner berkembang tidak mengandung santan. Jadi sangat baik
bagus, maka akan dibutuhkan berbagai untuk kesehatan. Hanya saja disebabkan
usaha lainnya. Mulai dari produsen sebagian besar penduduknya beragama
makanan, pemasok bahan baku, hingga ke kristen, maka beberapa diantara makanan
usaha distribusi bahan makanan. tradisioanl tersebut berbahan dasar babi,
Kuliner sebagai salah satu objek anjing atau darah hewan yang dijadikan
wisata perlu dijaga dan dilestarikan sebab, sebagai bahan untuk olahan makanan
kuliner merupakan bagian dari kebudayaan. tersebut. Ini menjadi kendala dalam
Melestarikan wisata kuliner sebagai tujuan memasyarakatkan kuliner tradisional batak
secaara lebih luas. Harus dilakukan
Jurnal Akademi Pariwisata Medan 39

39 Jurnal Akademi Pariwisata Medan


Jurnal Akademi Pariwisata Medan
ISSN 2656-0992 (Online), ISSN 1858 – 2842 (Print), Juli- Desember 2019, Vol. 7 No.2

berbagai inovasi agar makanan tersebut Teknik Pengumpulan Data


dapat dikonsumsi oleh masyarakat secaara Untuk mengumpulkan data dari
lebih luas. responden, penelitian ini menggunakan alat
pengumpulan data berupa :
METODOLOGI
a. Observasi fisik, yaitu dengan
Jenis/Sifat Penelitian
mengamati kondisi, fenomena dan
Jenis penelitian ini adalah jenis
fakta yang terjadi pada pada objek
penelitian kausal yang menganalisis
penelitian di lapangan.
bagaimana suatu variabel mempengaruhi
b. Study kepustakaan yaitu menghimpun
variabel lain dimana variabel
data yang diperlukan melalui data
independennya diperlakukan secara
literature/buku-buku, jurnal-jurnal
terkendali oleh peneliti untuk melihat
nasional dan internasional yang
dampaknya terhadap variabel dependen,
terakreditasi yang terkait dengan objek
yang menjadi variable independen adalah
penelitian..
program wisata kuliner dan variable
c. Wawancara yaitu pengumpulan data
dependen minat wisatawan untuk
dengan melakukan tanya jawab kepada
berkunjung. responden dengan menggunakan
Penelitian ini bersifat eksploratif instrumen berupa daftar pertanyaan
dengan melakukan survey langsung ke dengan mengacu pada indicator-
lapangan untuk mendapatkan data-data indikator penilaian yang berkaitan
yeng diperlukan dalam penelitian, baik itu dengan objek penelitian.
data sekunder maupun data primer. Data d. Kuesioner yaitu pengumpulan data
sekunder merupakan data-data yang dengan melakukan penyebaran angket/
diperoleh secara tidak langsung dari koeisioner kepada responden yang
responden tetapi terkait dengan data yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
dibutuhkan dalam penelitian, sedangkan Penyebaran kuesioner dilakukan secara
data primer adalah data yang diperoleh personal (personally administered
secara langsung dari responden. questionnaires) di mana peneliti
Populasi dan Sample berhubungan langsung dengan
Populasi adalah wilayah generalisasi responden dan memberikan penjelasan
yang terdiri dari obyek/subyek yang seperlunya tentang kuesioner dan dapat
langsung dikumpulkan setelah dijawab
mempunyai kualitas karakteristik tertentu
oleh responden. Jawaban
yang ditetapkan oleh peneliti untuk menggunakan skala likert 5 poin,
dipelajari dan kemudian ditarik dimana responden dimintai untuk
kesimpulannya (Sugiyono, 2014). Populasi memberikan jawaban seberapa jauh
dalam penelitian ini adalah para wisatawan responden setuju atau tidak setuju
yang berkunjung ke daerah wisata di terhadap pernyataan-pernyataan yang
Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba diajukan dalam kuesioner. Skor yang
Samosir. Pemilihan sampel menggunakan digunakan adalah sebagai berikut :
proportionate stratified random sampling, a. Jawaban sangat setuju (SS)
responden yang dipilih sebanyak 100 orang b. Jawaban setuju (S)
yaitu wisatawan yang pernah mencicipi c. Jawaban netral (N)
kuliner tradisional batak di rumah makan di d. Jawaban tidak setuju (TS)
Kecamatan Ajibata. e. Jawaban sangat tidak setuju (STS)

Jurnal Akademi Pariwisata Medan 40

40 Jurnal Akademi Pariwisata Medan


Jurnal Akademi Pariwisata Medan
ISSN 2656-0992 (Online), ISSN 1858 – 2842 (Print), Juli- Desember 2019, Vol. 7 No.2

Teknik Analisis Data H0: ρ = 0, Tidak ada hubungan antara


Analisis data yang digunakan ketersediaan wisata
dalam penelitian ini adalah analisis kuliner dengan minat
deskriptif. Dalam menganalisis pengaruh wisatawan untuk
wisata kuliner terhadap minat berkunjung berkunjung ke Kecamatan
wisatawan ke daerah wisata di Kecamatan Ajibata.
Ajibata kabupaten Toba Samosir Ha: ρ < 0, Terdapat hubungan antara
menggunakan analisis deskriptip kuantitatif antara ketersediaan wisata
menggunakan regression analysis dengan kuliner dengan minat
bantuan SPSS (Statistical Product and wisatawan untuk
Service Solutions). berkunjung ke Kecamatan
Sedangkan untuk menganalisis Ajibata.
persepsi wisatawan terhadap kuliner b. Menenutukan kriteria pengambilan
tradisioanl batak digunakan analisis keputusan dengan memberikan
deskriptif. Penilaian perolehan skor di interpretasi pada nilai koefisien korelasi
setiap variabel dilakukan langkah-langkah pada nilai r.
analisis sebagai berikut: (1) Jawaban yang Adapun ketentuannya menurut
diberikan oleh responden terhadap setiap Sugiyono (2013) pedoman untuk
indikator variable/subvariabel memberikan interpretasi koefisien
diklasifikasikan ke dalam lima alternatif korelasi sebagai berikut:
peringkat jawaban dengan menggunakan 0,00 - 0,199 = sangat rendah
skala ordinal (setiap indikator diberi skor 0,20 - 0,399 = rendah
antara 1 s/d 5). (2) Setiap variable dihitung 0,40 - 0,599 = sedang
dari total skor setiap indikatornya. 0,60 - 0,799 = kuat
0,80 - 1,000 = sangat kuat
HASIL DAN PEMBAHASAN c. Menentukan kriteria pengambilan
Pengaruh Wisata Kuliner (X) terhadap keputusan dengan membanding-kan
Minat Wisatawan Berkunjung ke nilai t hitung dengan t tabel, yaitu:
Daerah Wisata Di Kecamatan Ajibata Nilai thitung > nilai ttabel maka H0 ditolak.
(Y)
Analisis pengaruh ketersediaan Nilai t hitung < nilai ttabel maka H0
wisata kuliner terhadap minat wisatawan diterima.
berkunjung ke daerah wisata di Kabupaten Dalam menentukan t hitung digunakan uji
Toba Samosir tamu dapat dikemukakan
melalui tahapan analisis yang digunakan dua sisi:
melalui program SPSS atas data jawaban Jika Sig. (2-tailed) < α maka H0 ditolak.
respoden yang dijadikan sebagai objek Jika Sig. (2-tailed) > α maka H0
diterima.
penelitian.
Hubungan antara wisata kuliner d. Intrepretasi Hasl Analisis Data
yang tersedia di Kecamatan Ajibata dengan Pengujian korelasi dalam penelitian
minat kunjungan wisatawan ke daerah ini diolah dengan menggunakan SPSS 16.0
tersebut dapat dianalisis dengan for Windows terhadap data yang diperoleh
menggunakan uji korelasi dengan tahap- dari jawaban responden. Dalam analisis
tahap sebagai berikut: untuk menentukan besarnya pengaruh
a. Menentukan hipotesis dengan uji satu ketersediaan wisata kuliner terhadap minat
sisi, dimana: wisatawan berkunjung ke Kecamatan
Ajibata, dapat dikemukakan dari nilai
Jurnal Akademi Pariwisata Medan 41

41 Jurnal Akademi Pariwisata Medan


Jurnal Akademi Pariwisata Medan
ISSN 2656-0992 (Online), ISSN 1858 – 2842 (Print), Juli- Desember 2019, Vol. 7 No.2

determinasi pada model summary di bawah


ini :

Tabel 1: Model Summary

Model R Adjusted R Std. Error of the


R Square
Square Estimate

1
.686a .742 .336 3.85909

a. Predictors: (Constant), Aktivitas yang Ditawarkan


Pengelola Homestay

Sumber : Data diolah, 2019


Berdasarkan model summary di atas, mampu menarik minat wisatawan untuk
dimana kriteria interpretasi koefisien berkunjung ke daerah wisata Kecamatan
determinasi menunjukan, bahwa terdapat Ajibata pada posisi kuat, jika dibandingkan
pengaruh ketersediaan wisata kuliner sisanya sebesar 31,40 % (100 % - 68,60 %)
terhadap minat tamu untuk berkunjung ke dipengaruh faktor lain yang tidak masuk
daerah wisata di kecamatan Ajibata sebesar dalam penelitian ini. Dalam mengalisis
68,60 % (0,686 x 100 %). Maka dapat korelasi diantara variabel maka dapat
disimpulkan bahwa ketersediaan wisata dikemukakan pada tabel di bawah ini
kuliner di daerah wisata Kecamatan Ajibata

Tabel 2: Coefficientsa

Unstandardized Coefficients Standardized


Coefficients
Model T Sig.
B Std. Error Beta

1 (Constant) 12.745 2.436 5.237 .000

Ketersediaan wisata
kuliner .381 .051 .686 7.500 .003

a. Dependent Variable: Minat wisatawan berkunjung

Sumber : Data diolah, 2019


Adapun nilai korelasi antara wisatawan untuk berkunjung. Tingkat
ketersediaan wisata kuliner dengan minat signifikansi sebesar 0,000 < α maka H0
wisatawan berkunjung adalah sebesar ditolak, yang berarti ada pengaruh yang
3,900,
thitung 3.900 > ttabel 1,660 maka H0 ditolak. positif dan signifikan pada taraf nyata 0,05
Hal
ini berarti terdapat pengaruh yang positif antara adanya wisata kuliner di daerah
antara ketersediaan wisata kuliner di daerah wisata di Kecamatan Ajibata dengan minat
wisata di Kecamatan Ajibata dengan minat wisatawan untuk berkunjung. Sementara itu
Jurnal Akademi Pariwisata Medan 42

42 Jurnal Akademi Pariwisata Medan


Jurnal Akademi Pariwisata Medan
ISSN 2656-0992 (Online), ISSN 1858 – 2842 (Print), Juli- Desember 2019, Vol. 7 No.2

dalam menentukan kategori pengaruh dilihat melalui hubungan korelasi di bawah


diantara variabel, maka dalam hal ini dapat ini:

Tabel 3: Correlations

Ketersediaan Wisata Minat Wisatawan


Kuliner untuk Berkunjung

Ketersediaan Wisata Kuliner Pearson Correlation 1 .686**

Sig. (2-tailed) .000

N 110 110

Minat Wisatawan untuk Pearson Correlation .686** 11


Berkunjung
Sig. (2-tailed) .000

N 110 110
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Data diolah, 2019
Berdasarkan hasil penilaian korelasi di Kecamatan Ajibata dengan kategori kuat
di atas, dimana nilai korelasi antara terhadap minat wisatawan untuk berkunjung
ketersediaan wisata kuliner di daerah wisata ke daerah tersebut.
di Kecamatan Ajibata dengan minat
wisatawan untuk berkunjung adalah sebesar Persepsi Wisatawan terhadap Kuliner
0,686. Sesuai dengan ketentuan dari kriteria Tradisional Batak
pengaruh diantara variabel, maka kedua Berikut akan dijelaskan tanggapan
variabel dalam kategori “kuat” yaitu wisatawan mengenai beberapa aspek
diantara 0,60 - 0,799. Maka disimpulkan mengenai makanan khas tradisional dan
bahwa pengaruh ketersediaan wisata kuliner pelayannya berdasarakna persepsi mereka
di daerah wisata di Kecamatan Ajibata selama mereka berada di daerah wisata di
terhadap minat wisatawan untuk berkunjung Kecamatan Ajibat.
dalam kategori kuat. Dengan demikian
bahwa ketersediaan wisata kuliner di daerah
wisata

Tabel 4: Persepsi Wisatawan mengenai Kualitas dan Pelayanan Makanan Khas


Tradisional Batak di Daerah Wisata di Kecamatan Ajibata.
No Keterangan Sangat Setuju Netral Tidak Sangat Tidak Skor
Setuju
Setuju Setuju
F % F % F % F % F %

1. Cita Rasa Makanan 28 28,00 37 37,00 18 18,00 7 7,00 10 10,00 3,66

Jurnal Akademi Pariwisata Medan 43

43 Jurnal Akademi Pariwisata Medan


Jurnal Akademi Pariwisata Medan
ISSN 2656-0992 (Online), ISSN 1858 – 2842 (Print), Juli- Desember 2019, Vol. 7 No.2

2. Keanekaragaman 17 17,00 22 22,00 11 11,00 16 16,00 34 34,00 2,72


Makanan

3. Porsi Makanan 23 23,00 25 25,00 17 17,00 16 16,00 19 19,00 3,17

4. Keunikan Rasa 31 31,00 39 39,00 12 12,00 14 14,00 4 4,00 3,79


5. Keaslian Bumbu 49 49,00 32 32,00 9 9,00 4 4,00 6 6,00 4,14

6. Kebersihan 18 18,00 16 16,00 41 41,00 19 19,00 6 6,00 3,21

7. Keramahan Karyawan 29 29,00 39 39,00 17 17,00 11 11,00 4 4,00 3,78


8. Kesesuaian Harga 43 43,00 36 36,00 18 18,00 2 2,00 1 1,00 4,18

9. Kenyamanan Tempat 17 17,00 12 12,00 32 32,00 15 15,00 24 24,00 2,83

10. Kemudahan Menemu- 37 37,00 26 26,00 27 27,00 7 7,00 3 3,00 3,37


kan Rumah Makan

11. Fasilitas Rumah 17 17,00 9 9,00 17 17,00 49 49,00 8 8,00 2,78


Makan

12. Ketersediaan Area 6 6,00 5 5,00 28 28,00 47 47,00 14 14,00 2,42


Parkir

Total 315 26,25 298 24,83 247 20,58 207 17,25 133 11,08 3,33
Data diolah, 2019
Hasil tabulasi data pada tabel diatas Selanjutnya aspek dalam hal kebersihan
diatas menggambarkan persepsi wisatawan rumah makan memper-oleh skor 3,21,
terkait dengan kualitas dan pelayanan selanjutnya aspek yang terkait dengan
makanan khas tradisional batak yang peorsi makanan yang disajikan kepada
mereka rasakan/dapatkan di daerah wisata wisatawan mendapat skor sebesar 3,17.
di Kecamatan Ajibata. Terdapat dua aspek Selanjutnya terdapat empat aspek
pelayanan yang dipersepsikan melebihi yang mendapat nilai kurang atau
harapan mereka, yaitu aspek yang dipersepsikan kurang baik oleh wisatawan
memperoleh skor 4 keatas, yaitu : aspek yang meliputi aspek kenyamanan tempat
kesesuaian harga dengan perolehan skor dengan skor 2,83, selanjutnya aspek fasilitas
tertinggi yaitu 4,18, kemudian diikuti oleh rumah makan dengan skor 2,78,
keaslian bumbu dengan perolehan skor keanekaragaman makanan dengan skor 2,72
sebesar 4,14. dan aspek ketersediaan area parkir dengan
Selanjutnya terdapat enam aspek skor 2,42.
penilaian yag dipersepsikan sesuai dengan Dari hasil tabulasi data tersebut jelas
harapan wisatawan. Keenam aspek tersebut terlihat bahwa secara keseluruhan aspek
adalah keunukan rasa yang memiliki skor yang terkait dengan kualitas pelayanan yang
3,79, diikuti oleh aspek keramahan diperoleh pelanggan selama mereka berada
karyawan yang diberi skor 3,78, selanjutnya di rumah makan dipersepsikan positif yaitu
aspek cita rasa makanan yang memiliki skor dengan skor rata – rata 3,33.
penilaian sebesar 3,66. Aspek yang Model Pengembangan Wisata Kuliner
berhubungan dengan kemudahan Berbasis Makanan Tradisional Batak di
menemukan rumah makan dipersepsikan Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba
baik oleh wisatawan dengan skor 3,37. Samosir.

Jurnal Akademi Pariwisata Medan 44

44 Jurnal Akademi Pariwisata Medan


Jurnal Akademi Pariwisata Medan
ISSN 2656-0992 (Online), ISSN 1858 – 2842 (Print), Juli- Desember 2019, Vol. 7 No.2

Sebagaimana diketahui bahwa muslim dapat memilih menu yang asli


sebagian besar masyarakat suku Batak yang dengan menggunakan daging babi,
berada di Kecamatan Ajibata adalah anjing dan darah sebagai salah satu unsur
beragama Kristen sehingga hal tersebut juga bumbunya.
turut mempengaruhi jenis makanan yang b. Pemisahan area rumah makan khas
mereka konsumsi sehari-hari. Terkait tradisional yang halal dan tidak halal.
dengan hal tersebut, secara umum masakan Hal ini dilakukan untuk
khas suku Batak berbahan daging babi, memudahkan masyarakat untuk memilih
anjing dan diolah menggunakan darah makanan yang sesuai dengan
binatang tersebut dimana hal tersebut keyakinannya dimana dengan
diharamkan menurut ajaran Islam. Hal ini mengetahui lokasi atau area tempat
tentu saja akan menjadi masalah bagi penjualan makanan khas tradisional yang
wisatawan Islam yang ingin menikmati halal dan non halal. Pemisahan area yang
masakan khas batak tersebut sebagai wujud dimaksud disini adalah dengan
pengalaman mereka ketika melakukan memisahkan lokasi rumah makan antara
kujungan ke daerah tersebut. Dengan yang menyediakan masakan tradisional
kondisi demikian, maka wisatawan muslim yang halal dan non halal di lokasi yang
cenderung memilih rumah makan Minang berbeda. Dengan demikian wisatawan
yang menjual masakan halal sebagai tempat penikmat masakan tradisional yang
mereka makan. berbahan halal dapat mengetahui lokasi
Melihat fakta demikan maka perlu penjualannya demikian juga penikmat
dibuat model pengembangan wisata kuliner makanan non halal sehingga akan
berbasis makanan tradisional khas Batak memperjelas perbedaannya.
khususnya di daerah wisata Kecamatan
Ajibata. Model dilakukan dengan dua PENUTUP
pendekatan, yaitu terhadap menu masakan Berdasarkan uraian pada bab
tersebut dan zonasi. terdahulu, maka dapat ditarik beberapa
a. Pendekatan pertama yang menyangkut simpulan dan saran sebagai berikut.
menu. Melihat menu masakan tradisional Simpulan
Batak seperti masakan tradisional suku- a. Ketersediaan wisata kuliner makanan
suku lain yang ada di Indonesia yang tradisional khas Batak di daerah wisata
banyak penggemarnya, maka perlu Kecamatan Ajibata memiliki pengaruh
dilakukan penyesuaian-penyesu-aian sebasar terhadap minat wisatawan
yang bertujuan agar pasarnya lebih luas untuk berkunjung ke daerah wisata
dan dapat dinikmati oleh kalangan yang tersebut sebesar 68,60 %. Adapun
lebih luas tanpa menghilangkan ciri ketersediaan wisata kuliner tradisional
khasnya. Maka yang dapat dilakukan khas Batak di daerah wisata Kecamatan
adalah dengan cara mengganti daging Ajibata Kabupaten Toba Samosir
babi dan anjing dengan daging lain yang memiliki
halal menurut ajaran Islam dan hubungan positif dan signifikan (t hitung
mengganti darah dengan bahan lain 3,900 > ttabel 1,660) dalam kategori kuat
seperti santan. Sedangkan metode (r = 0,686 , kriteria penilaian 0,600 -
memasak dan bahan bumbu lainnya tetap 0,699) terhadap minat wisatawan untuk
dipertahankan sebagai ciri khas makanan berkunjung ke daerah wisata tersebut.
ini. Ini khusus dipasarkan bagi
wisatawan muslim sedangkan
wisatawan non
Jurnal Akademi Pariwisata Medan 45

45 Jurnal Akademi Pariwisata Medan


Jurnal Akademi Pariwisata Medan
ISSN 2656-0992 (Online), ISSN 1858 – 2842 (Print), Juli- Desember 2019, Vol. 7 No.2
b. Terdapat dua aspek pelayanan rumah
makan khas tradisional Batak di daerah
wisata Kecamatan Ajibata yang

Jurnal Akademi Pariwisata Medan 46

46 Jurnal Akademi Pariwisata Medan


Jurnal Akademi Pariwisata Medan
ISSN 2656-0992 (Online), ISSN 1858 – 2842 (Print), Juli- Desember 2019, Vol. 7 No.2

dipersepsikan melebihi harapan salah satu unsur bumbunya. Pemisahan


wisatawan selama mereka mengunjungi area makan khas tradisional yang halal
rumah makan di daerah tersebut. Kedua dan tidak halal dengan tujuan untuk
aspek tersebut adalah aspek kesesuaian memudahkan masyarakat dalam
harga dan keaslian bumbu yang memilih makanan yang sesuai dengan
digunakan. Selanjutnya terdapat enam keyakinannya dimana dengan
aspek yang diperspsikan sesuai dengan mengetahui lokasi area tempat penjualan
harapan konsumen yang meliputi aspek makanan khas tradisional yang halal dan
keunikan rasa, keramahan karyawan, non halal. Pembagian area yang
cita rasa makanan, kemudahan dimaksud disini adalah dengan
menemukan rumah makan dan porsi memisahkan lokasi rumah makan antara
makanan. Terdapat empat aspek yang yang menyediakan masakan tradisional
diperspsikan kurang baik oleh yang halal dan non halal di lokasi yang
wisatawan yaitu aspek kenyamanan berbeda.
tempat, fasilitas rumah makan, Saran
keanekaragaman makanan dan a. Agar masyarakat khususnya pelaku
ketersediaan area parkir. Secara umum usaha rumah makan tradisional khas
kualitas pelayanan yang diperoleh Batak di Kecamatan Ajibata dapat
pelanggan selama berada di rumah memaksimalkan pelayanan dan produk
makan di daerah wisata di Kecamatan kuliner tersebut sehingga pasarnya akan
Ajibata dipersepsikan positif. lebih luas dan dapat dinikmati oleh
c. Model pengembangan wisata kuliner kalangan yang lebih luas.
berbasis makanan tradisional khas b. Bagi pelaku usaha rumah makan
Batak khususnya di daerah wisata tardisional khas Batak di Kecamatan
Kecamatan Ajibata dengan dua Simanindo agar lebih memperhatikan
pendekatan, yaitu terhadap menu beberapa aspek yang sangat
masakan tersebut dan lokasi. membutuhkan perhatian khusus demi
Pendekatan pertama yang menyangkut peningkat-an pelayanan kepada
menu yaitu dengan melakukan pelanggan. Adapun aspek-aspek
penyesuaian-penyesu-aian yang tersebut adalah aspek kenyamanan
bertujuan agar pasarnya lebih luas dan tempat, fasilitas rumah makan,
dapat dinikmati oleh kalangan yang keanekaragaman makanan dan
lebih luas tanpa menghilangkan ciri ketersediaan area parkir.
khasnya. Antara lain dengan cara c. Pemerintah daerah sebagai regulator
mengganti daging babi dan anjing dan pengambil kebijakan diharapkan
dengan daging lain yang halal dan dapat memberikan pelatihan metode
mengganti darah dengan bahan lain memasak kepada masyarakat atau
seperti santan. Sedangkan metode pelaku usaha rumah makan di
memasak dan bahan bumbu lainnya Kecamatan Ajibata sehingga mereka
tetap dipertahan-kan sebagai ciri khas akan lebih inovatif sehingga makanan
makanan ini. Ini khusus dipasarkan bagi khas tradisional tersebut dapat
wisatawan muslim sedangkan dinikmati masyarakat muslim.
wisatawan non muslim dapat memilih Pemerintah juga sebaiknya
menu yang asli dengan menggunakan menyediakan lahan tempat usaha
daging babi, anjing dan darah sebagai dengan pembagian wilayah atau area

Jurnal Akademi Pariwisata Medan 47

47 Jurnal Akademi Pariwisata Medan


Jurnal Akademi Pariwisata Medan
ISSN 2656-0992 (Online), ISSN 1858 – 2842 (Print), Juli- Desember 2019, Vol. 7 No.2

yang terpisah. Area-area tersebut dan Atmosphere Toko Terhadap


adalah area yang menyediakan Kepuasan Pelanggan di Rumah
makanan khas tradisional Batak yang Makan Lesehan Joyo Sidoarjo (Jurnal
masih asli dimana pada pengolahannya Ekonomi Manajemen, Vol. 1. Hal 1,
masih menggunakan daging babi, januari 2016).
anjing dan darah dimana hal tersebut Pitana, I Gde, (2009). Pengantar Ilmu
dilarang dikonsumsi oleh muslim. Pariwisata. Penerbit Andi, Jogjakarta
Sedangkan di area lain disediakan Sugiyono, 2014. Metode Penelitian
warung yang menyediakan menu Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
makanan tradisional khas Batak yang Bandung, Alfabeta.
halal sehingga hal ini akan mengako- Sukarsa, I Made, (2009). Pengantar
modir warga muslim yang ingin Pariwisata. Badan Kerjasama
menikmati makanan tradisional khas Perguruan Tinggi Negeri Indonesia
Batak. Timur.
Undang-Undang Pemerintah Pemerintah
UCAPAN TERIMAKASIH No. 10 Tahun 2009.
Dengan ini peneliti mengucapkan
terimakasih kepada Direktur Politeknik Biodata :
Pariwisata Medan yang telah berkenan Syahrul adalah dosen dengan jabatan
memberikan kesempatan dalam lektor kepala pada Politeknik Pariwisata
melaksanakan penelitian ini yang berjudul Medan.
“Destinasi Wisata Kuliner Berbasis Sumardi adalah dosen dengan jabatan
Makanan Tradisional di Kabupaten Toba lektor kepala pada Politeknik Pariwisata
Samosir”. Medan
DAFTAR PUSTAKA
Detik, (2015). Sambal Matah dan
Andaliman Pelengkap Hidangan.
www.detik.com
Fadiati, Ari,( 2011). Mengelola Usaha Jasa
Boga yang Sukses, Bandung, Rosda.
Fandeli, C, (2002). Perencanaan
kepariwisataan Alam, Fakultas
Kehutanan Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta.
Harry, Hikmat, (2010). Strategi
Pemberdayaan Masyarakat. Bandung,
Humaniora Utama Press.
Michael Hall, (2009). Food Tourism
Around The World Development,
Management and Markets.
Amsterdam : Butterworth-Heinemen.
Muhammad Demas Nurdiansyah, (2016).
Pengaruh Kualitas Pelayanan, harga

Jurnal Akademi Pariwisata Medan 48

48 Jurnal Akademi Pariwisata Medan

You might also like