Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Indonesia is a country with abundant natural wealth. These advantages make Indonesia
excellent in the cultural, tourism, and culinary sektors. Each region in Indonesia has its
own characteristics in that three sektors. Even behind that wealth, contained the face of
Indonesia's diversity which is Bhinneka Tunggal Ika. Traditions that are deeply rooted
and consistently preserved from generation to generation make traditional Indonesian
cuisine rich in philosophy. Thus, culinary from various ethnic groups in Indonesia is not
only a simbol of certain ethnic cultures but also a simbol of the culinary identity of the
Indonesian nation. Rendang is one of Indonesia's culinary delights that presents the
richness and diversity of Indonesia. Rendang is recognized nationally and
internationally. The attachment of rendang to the Minangkabau tradition makes rendang
a culinary rich in local wisdom values. This has attracted the author's interest to study
more deeply about the characteristics of rendang culinary in Minangkabau society, the
philosophical philosophy of rendang and rendang as a simbol of Indonesian culinary
identity that has received world recognition. The research method used is a literature
study through a descriptive approach by analyzing secondary data from various literary
sources originating from journals, articles, online newspapers, and other articles that
discuss rendang.
Abstrak
Indonesia merupakan negara dengan kekayaan alam yang melimpah. Keunggulan ini
menjadikan Indonesia unggul dalam sektor budaya, pariwisata, serta kuliner. Setiap
daerah di Indonesia memiliki ciri khas tersendiri dalam ketiga sektor tersebut. Bahkan di
balik kekayaan itu, terkandung wajah keragaman Indonesia yang Bhineka Tunggal Ika.
Tradisi yang mengakar kuat dan secara konsisten dilestarikan turun temurun menjadikan
kuliner tradisional Indonesia kaya akan filosofi. Dengan demikian, kuliner dari ragam
etnis di Indonesia bukan saja menjadi simbol budaya etnis tertentu melainkan juga simbol
identitas kuliner bangsa Indonesia. Rendang adalah salah satu dari kuliner Indonesia yang
Rendang Sebagai Simbol Identitas Kuliner Indonesia
Jeyson Marheins Prasetyo
menyajikan kekayaan dan wajah keragaman Indonesia. Rendang diakui secara nasional
maupun internasional. Kelekatan rendang dengan tradisi Minangkabau menjadikan
rendang kuliner yang kaya akan nilai-nilai kearifan lokal. Hal ini yang menarik minat
penulis untuk mengkaji lebih mendalam tentang karakteristik kuliner rendang dalam
masyarakat Minangkabau, filosofis kuliner rendang dan rendang sebagai simbol identitas
kuliner Indonesia yang mendapat pengakuan dunia. Metode penelitian yang digunakan
adalah studi kepustakaan melalui pendekatan deskriptif dengan menganalisa data
sekunder dari berbagai sumber literatur yang berasal dari jurnal, artikel, surat kabar
online, maupun artikel lainnya yang membahas tentang rendang.
PENGANTAR
Kekayaan sumber daya alam Indonesia tercermin juga dari ragam kuliner
Indonesia yang kaya cita rasa dan mendapat pengakuan dunia. Fungsi kuliner tidak
sekedar penghilang rasa lapar tetapi juga memberikan efek psikologis dan simbol status
sosio-ekonomi seseorang atau komunitasnya. Kuliner menjadi bagian dari kekayaan
individu maupun kolektif. Sebagai sebuah fenomena kebudayaan, nilai yang diturunkan
dari generasi ke generasi telah memengaruhi gaya hidup individu maupun komunitas,
termasuk kuliner.
Kuliner dapat merepresentasikan nilai, gaya hidup, hingga karakter suatu individu
dan komunitasnya. Dalam lingkup yang lebih luas, kuliner dapat mencerminkan karakter
suatu bangsa yang seringkali digunakan sebagai media promosi budaya. Oleh sebab itu,
seringkali identitas suatu bangsa dikenal melalui kulinernya karena terjadi proses
interaksi sosial. Nilai-nilai kearifan lokal terkandung dalam kuliner khas suatu komunitas.
Identitas inilah yang terus dikomunikasikan lintas waktu sebagai salah satu bentuk
konstruksi sosial.
Kekayaan pariwisata Indonesia menarik minat masyarakat dunia termasuk
ketertarikan terhadap kuliner yang semakin tinggi dalam kegiatan travelling dan menjadi
indikator pertumbuhan industri pariwisata. Kuliner menjadi simbol pengalaman wisata
sebagian besar masyarakat Indonesia. Setiap objek wisata memiliki ciri khas kuliner
masing-masing yang menonjolkan karakter wilayahnya. Ragam kuliner Indonesia
menjadi daya tarik tersendiri.
Kaya cita rasa menjadi keunggulan hampir semua kuliner nusantara. Geografis
wilayah yang subur memperkaya cita rasa kuliner rendang, makanan khas dari Padang.
Rempah segar yang melimpah dan proses memasak yang sangat lama mengandung
filosofi budaya Minangkabau yang menarik untuk diteliti. Apalagi rendang sebagai
kuliner tradisional Minangkabau telah mendapat pengakuan di mata dunia.
Kota Padang sebagai kota dengan nilai budaya dan agama yang kental ini tidak
hanya memiliki rendang sebagai simbol identitas budayanya. Kota ini juga menyimpan
kekayaan di sektor perkebunan, perindustrian, perikanan, pengolahan, transit maupun
pergudangan untuk ekspor. Tidak heran jika, pemerintah Kota Padang melalui pertemuan
negara-negara yang tergabung dalam Indian Ocean Rim Association (IORA) mengatakan
2
Rendang Sebagai Simbol Identitas Kuliner Indonesia
Jeyson Marheins Prasetyo
METODOLOGI
1. Menentukan objek penelitian. Pada tahapan ini, penulis akan fokus pada
pemaknaan kuliner sebagai simbol identitas budaya dan daya tarik wisata.
2. Perumusan masalah dan penetapan tujuan penelitian. Penulis melihat pentingnya
membahas dengan lebih mendalam tentang hubungan karakteristik budaya
Padang dan rendang sebagai kuliner khas Padang; serta strategi melestarikan
rendang sebagai simbol identitas budaya dan daya tarik wisata Padang.
3. Kajian pustaka. Pada tahapan ini, penulis mengumpulkan informasi dari berbagai
sumber untuk menguatkan penelitian ini.
4. Analisa data sekunder. Setelah semua informasi terkumpul, penulis melakukan
analisa untuk membahas rumusan masalah di atas.
5. Penyajian hasil penelitian. Pada tahapan ini, penulis menyajikan hasil penelitian
data secara lengkap.
6. Kesimpulan serta rekomendasi. Penulis mengakhiri penelitian ini dengan
kesimpulan dan rekomendasi.
PEMBAHASAN
3
Rendang Sebagai Simbol Identitas Kuliner Indonesia
Jeyson Marheins Prasetyo
nusantara masih menjadi simbol identitas yang membedakan Indonesia dengan bangsa
lainnya.
Kekayaan kuliner nusantara diwariskan turun temurun sebagai identitas suatu
budaya setelah kesepakatan komunal sebuah komunitas. Kuliner sebagai sebuah simbol
identitas merupakan potensi setiap wilayah untuk menjadi unggul pada sektor lainnya.
Rendang
Padang masih memiliki tradisi yang menonjol termasuk dalam kulinernya.
Makanan di Padang didominasi bahan dasar santan, daging sapi, atau daging kerbau.
sama hal nya dengan rendang. Awalnya rendang berbahan dasar daging sapi karena
tersedia melimpah di Sumatera Barat. Proses memasak yang lama dengan cara mengaduk
sampai kering dikenal dengan istilah merandang di suku Minangkabau. Pada tahun 2011,
rendang menduduki peringkat pertama sebagai makanan terenak di dunia dalam World’s
50 Most Delicious Foods versi CNN International. Rendang bertahan pada peringkat
pertama selama delapan kali berturut-turut hingga tahun 2019. Pada tahun 2018, rendang
secara resmi ditetapkan sebagai salah satu dari lima kuliner nasional Indonesia yang
4
Rendang Sebagai Simbol Identitas Kuliner Indonesia
Jeyson Marheins Prasetyo
disajikan dalam acara Ubud Food Festival 2018 di GlassHous Jakarta dan menjadi menu
favorit yang disajikan. Kuliner rendang terpilih menjadi salah satu kuliner yang telah
ditetapkan oleh Kemenpar sebagai ikon kuliner nasional.
Menurut Antropolog Universitas Andalas Padang, Dr. Yevita Nurti, masyarakat
internasional sudah mengenal rendang dan mengidentikkannya dengan Padang dan
Minang. Berdasarkan arsip Belanda tentang Minangkabau, diketahui adanya kontak
regular antara India dan Sumatera Barat pada awal millennium kedua. Hal ini
mengasumsikan India sebagai tempat asal usul rendang.
Orang Minang biasanya memasak gulai dan selanjutnya menjadi kalio melalui
tahapan memasak yang lebih lama hingga akhirnya mengental dan menjadi rendang.
Proses ini menguatkan dugaan bahwa kombinasi daging dan rempah-rempah yang
disiapkan di India Utara yang dikenal sebagai kari diyakini sebagai cikal bakal rendang.
Kari Massaman dari India hampir sama dengan gulai, dan kuahnya mengandung santan.
Dimasak kembali menjadi kalio yang kuahnya lebih kental, kecoklatan, dan berminyak
karena pecah oleh panas. Orang Minang memasaknya lagi sampai warnanya menjadi
lebih gelap, dan dagingnya menyerap kuahnya.
Selain itu, mobilitas orang India ke Sumatera Barat juga untuk berdagang dan
bertukar budaya. Sutomo melaporkan bahwa rendang ditemukan di Sumatera Barat pada
abad ke-8 dan tahun 1771-1779 ditemukan catatan tentang perbedaan karakteristik
pengolahan rendang dan kari India oleh William Marsden dalam The History of Sumatera
(1873). William Marsden mengemukakan tentang perbedaan karakteristik pengolahan
antara kari Sumatera dan kari India pada tahun 1771-1779. Di kalangan orang Melayu,
kari juga dikenal sebagai gulai dan dibuat dengan menggunakan bahan utama apa saja,
tetapi umumnya dibuat dengan daging atau ayam dengan berbagai jenis kacang, sayuran,
dan buah-buahan. Rempah-rempah tertentu, yang dicampur dan digiling, kemudian
ditambahkan ke dalamnya. Bubuk ini dikenal sebagai bumbu kari; sejenis bumbu yang
mengandung cabai, kunyit, serai, kapulaga, bawang putih, dan santan. Komposisi ini
berbeda dengan kari Madras dan Bengal yang lebih banyak menggunakan bumbu. Agak
mengherankan, lada yang merupakan komoditas utama di Sumatera tidak pernah
digunakan dalam makanan mereka. Mereka menganggap bahwa lada membuat darah
menjadi panas, berbeda dengan cabai.
Rendang merupakan salah satu makanan tradisional masyarakat Minangkabau,
Sumatera Barat; yang juga disajikan dalam rangka acara adat seperti acara pernikahan,
‘makan bajamba’1 dan acara-acara penting lainnya. Rendang atau randang adalah
masakan daging khas dari Minangkabau yang sudah ada sejak dahulu dan dikenal sebagai
masakan yang memiliki cita rasa yang khas, dikarenakan dalam pembuatannya
menggunakan berbagai macam bumbu dan rempah-rempah segar serta melewati proses
memasak yang dilakukan secara tradisional dengan menggunakan kayu pada suhu 80–95
°C selama 6-7 jam untuk mencapai warna coklat hingga coklat kehitaman. Dalam kondisi
ini rendang bisa bertahan lama di suhu ruangan dikarenakan kandungan air yang ada pada
rendang sudah rendah.
Rendang memiliki aroma dan rasa yang gurih serta merupakan perpaduan rasa
asin, agak manis dan pedas. Masing-masing daerah memiliki rasa yang khas karena
dipengaruhi oleh pemilihan bahan baku, bumbu dan rempah serta teknik memasak yang
berbeda. Proses pemasakan daging melalui beberapa proses terlebih dahulu sebelum pada
akhirnya menjadi rendang, yaitu mulai dari gulai, kemudian kalio dan terakhir rendang.
1
Masyarakat berkumpul dan makan bersama tanpa mementingkan kedudukan.
5
Rendang Sebagai Simbol Identitas Kuliner Indonesia
Jeyson Marheins Prasetyo
Untuk setiap tahapan prosesnya, kuliner ini dapat disajikan sebagai sajian
yang sedap dan siap santap. Pada tahapan awal ketika masih mengandung cairan
dapat dinikmati sebagai gulai, kemudian tahapan menjadi liquid yang lebih kental
dapat dinikmati sebagai kalio dan pada tahapan yang lebih sedikit lagi kandungan
airnya dapat dinikmati sebagai rendang basah hingga akhirnya ketika kandungan
air dalam masakan habis sama sekali maka dapat dinikmati sebagai rendang.
Rempah pilihan yang digunakan dalam memasak rendang antara lain:
cabai (cabai merah keriting dapat menambah cita rasa), lengkuas, jahe, kunyit,
cengkeh, bawang merah, bawang putih, kemiri, pala, jintan, daun kunyit, daun
jeruk, serai, asam kandis, ketumbar, santan kental. Pilihlah rempah dan bumbu
segar yang tanpa bahan pengawet. Untuk 1 kg daging memerlukan kurang lebih
1,5 liter santan kental. Selanjutnya semua bahan dihaluskan dan ditumis kecuali
dedaunan dan asam kandis yang akan dimasukan belakangan saat menumis.
Proses menumis berlangsung hingga bumbu matang dan berubah warna.
6
Rendang Sebagai Simbol Identitas Kuliner Indonesia
Jeyson Marheins Prasetyo
7
Rendang Sebagai Simbol Identitas Kuliner Indonesia
Jeyson Marheins Prasetyo
Faktor lainnya yang turut menentukan adalah pemilihan bahan makanan yang
mudah diperoleh serta pengenalan masyarakat umum terhadap kuliner tersebut dan
adanya praktisi atau chef yang sudah menguasai dan paham mengenai kuliner tersebut.
Selain itu, hal yang paling berpengaruh dalam menjadikan kuliner Indonesia sebagai ikon
kuliner nusantara yaitu dari segi kualitas bahan yang digunakan dalam membuat masakan
tersebut.
Rendang sebagai kuliner terbaik di dunia memenuhi syarat ketentuan-ketentuan
tersebut. Kandungan rempah alami yang kaya dan khas Indonesia menjadi daya tarik
sebagai simbol identitas kuliner nusantara. Selain mengandung bumbu rempah, rendang
memiliki cita rasa yang gurih dan lezat sehingga wisatawan lokal maupun asing juga
menyukai cita rasa dari kuliner rendang tersebut. Lebih lanjut ditambahkan oleh Male
bahwa lamanya proses merandang rendang sendiri terbilang unik yaitu membutuhkan
waktu lama sekitar 4 hingga 5 jam pengolahan sehingga menjadikan rendang sebagai
makanan yang tahan hingga sebulan. Proses yang memakan waktu lama tersebut
memengaruhi cita rasa dan tekstur daging rendang tersebut.
Seiring berjalannya waktu, pemerintah terus berupaya mempromosikan rendang
ke mancanegara termasuk dengan menjadikan rendang sebagai kuliner yang dihidangkan
8
Rendang Sebagai Simbol Identitas Kuliner Indonesia
Jeyson Marheins Prasetyo
sebagai salah satu makanan utama dalam jamuan acara resmi yang biasanya dihidangkan
pada saat menyambut tamu kenegaraan di istana negara. Selain itu, kuliner rendang sudah
dianggap menjadi salah satu bagian dari budaya minang sehingga pada saat perayaan
acara, kuliner rendang selalu disajikan sebagai hidangan di setiap acara.
Membangun citra bangsa dilakukan melalui berbagai bidang, salah satunya
kuliner yang dinilai sangat dekat dengan sektor pariwisata dan budaya. Rendang sebagai
simbol identitas kuliner Indonesia juga dibuktikan dengan semakin seriusnya pemerintah
memperbanyak festival kuliner, di antaranya festival kuliner tahunan yang dilaksanakan
di berbagai negara oleh pihak KBRI. Selain untuk membangun citra bangsa, upaya ini
juga untuk menciptakan pasar dan menjaring peluang bisnis. Selain itu juga ada upaya
Kemenparekraf dalam bekerja sama dengan restoran-restoran di luar negeri dalam bentuk
co-branding atau diaspora restoran yang menargetkan 100 restoran Indonesia yang
dikelola langsung oleh warga negara Indonesia yang tinggal di luar negeri. Salah satu
kuliner andalannya adalah rendang. Dengan logo Wonderful Indonesia terpampang di
setiap restoran tersebut diyakini dapat mendorong pengembangan citra positif bangsa di
mata dunia. Hal lain yang juga dilakukan oleh pemerintah adalah dengan
mengembangkan UMKM informal melalui berbagai media, terutama televisi.
KESIMPULAN
9
Rendang Sebagai Simbol Identitas Kuliner Indonesia
Jeyson Marheins Prasetyo
hingga ke kancah Internasional. Kesadaran ini perlu terus dipupuk dan dibangun dalam
tiap tahapan pendidikan hingga upaya pemberdayaan masyarakat. Penulis juga sangat
mengharapkan masukan untuk penyempurnaan artikel ilmiah ini hingga bermanfaat
sebagai pengingat dan pendorong upaya-upaya melestarikan budaya, sarana edukasi dan
pengembangan kuliner tradisional Indonesia yang sarat nilai serta dapat menopang
pertumbuhan di sektor ekonomi maupun pariwisata.
10
Rendang Sebagai Simbol Identitas Kuliner Indonesia
Jeyson Marheins Prasetyo
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Sri Anna Marliyati, Dwi Hastuti, and Tiurma Sinaga. (2013). Eco-culinary Tourism In
Indonesia. Bogor: PT. Gramedia Jakarta.
S.R. Andam (2012). Rendang traveler: Menyingkap Bertuahnya rendang Minang. Terrant
Ink, Jakarta.
Danandjaja, J. (1984). Folklor Indonesia: Ilmu gosip, dongeng, dll. Jakarta: Pustaka
Grafiti.
Artikel Jurnal
Eka Rosalina, A. W. (2015). Strategi Pengembangan Makanan Unggulan Minangkabau
Berdaya Saing Global Jurnal Akuntansi & Manajemen, 41-50.
Basoni, S. (2018). Ini 4 Elemen Penting Rendang Minang yang Menjadi Filosofi Turun
Temurun. https://food.detik.com/info-kuliner/d-4326006/ini-4-elemen-penting-
rendang-minang-yang-menjadi-filosofi-turun-temurun
Male, C. A. (2018). Ini Alasan Rendang jadi Ikon Kuliner Indonesia. Travel Dream.
https://travel.dream.co.id/news/inialasan-rendang-jadi-ikon-kuliner-indonesia-
180509v.html
11
Rendang Sebagai Simbol Identitas Kuliner Indonesia
Jeyson Marheins Prasetyo
Echi. (2018). Kemenpar Gandeng 100 Restoran Indonesia di Dunia untuk Promosikan
Pariwisata. https://phinemo.com/kemenpar-gandeng-100-restoran-indonesia-di-
dunia-untuk-promosikan-pariwisata/kemenpar-gandeng-100-restoran-
indonesia2/
Koran
Agmsari, S. (2018). Ini Makanan Indonesia Favorit Orang Asing. Kompas.
12