You are on page 1of 12

Jurnal Kepariwisataan| P-ISSN 1412-5498 | E-ISSN 2581-1053

Vol. 3 No. 1 – April 2020


DOI:
Publisher: P3M Politeknik Pariwisata Bali
Available online: https://ejournal.ppb.ac.id/index.php/jpar

RENDANG SEBAGAI SIMBOL IDENTITAS


KULINER INDONESIA
Jeyson Marheins Prasetyo
Politeknik Pariwisata Bali, Jl. Dharmawangsa, Benoa, Kec. Kuta Sel., Kabupaten Badung, Bali, Indonesia
jeyson.marheins@gmail.com

Received: Month, Year Accepted: Month, Year Published: Month, Year

Abstract

Indonesia is a country with abundant natural wealth. These advantages make Indonesia
excellent in the cultural, tourism, and culinary sektors. Each region in Indonesia has its
own characteristics in that three sektors. Even behind that wealth, contained the face of
Indonesia's diversity which is Bhinneka Tunggal Ika. Traditions that are deeply rooted
and consistently preserved from generation to generation make traditional Indonesian
cuisine rich in philosophy. Thus, culinary from various ethnic groups in Indonesia is not
only a simbol of certain ethnic cultures but also a simbol of the culinary identity of the
Indonesian nation. Rendang is one of Indonesia's culinary delights that presents the
richness and diversity of Indonesia. Rendang is recognized nationally and
internationally. The attachment of rendang to the Minangkabau tradition makes rendang
a culinary rich in local wisdom values. This has attracted the author's interest to study
more deeply about the characteristics of rendang culinary in Minangkabau society, the
philosophical philosophy of rendang and rendang as a simbol of Indonesian culinary
identity that has received world recognition. The research method used is a literature
study through a descriptive approach by analyzing secondary data from various literary
sources originating from journals, articles, online newspapers, and other articles that
discuss rendang.

Keywords: Rendang, Culinary, Rendang Philosophy, Minangkabau, Culinary Identity,


Cultural Identity

Abstrak

Indonesia merupakan negara dengan kekayaan alam yang melimpah. Keunggulan ini
menjadikan Indonesia unggul dalam sektor budaya, pariwisata, serta kuliner. Setiap
daerah di Indonesia memiliki ciri khas tersendiri dalam ketiga sektor tersebut. Bahkan di
balik kekayaan itu, terkandung wajah keragaman Indonesia yang Bhineka Tunggal Ika.
Tradisi yang mengakar kuat dan secara konsisten dilestarikan turun temurun menjadikan
kuliner tradisional Indonesia kaya akan filosofi. Dengan demikian, kuliner dari ragam
etnis di Indonesia bukan saja menjadi simbol budaya etnis tertentu melainkan juga simbol
identitas kuliner bangsa Indonesia. Rendang adalah salah satu dari kuliner Indonesia yang
Rendang Sebagai Simbol Identitas Kuliner Indonesia
Jeyson Marheins Prasetyo

menyajikan kekayaan dan wajah keragaman Indonesia. Rendang diakui secara nasional
maupun internasional. Kelekatan rendang dengan tradisi Minangkabau menjadikan
rendang kuliner yang kaya akan nilai-nilai kearifan lokal. Hal ini yang menarik minat
penulis untuk mengkaji lebih mendalam tentang karakteristik kuliner rendang dalam
masyarakat Minangkabau, filosofis kuliner rendang dan rendang sebagai simbol identitas
kuliner Indonesia yang mendapat pengakuan dunia. Metode penelitian yang digunakan
adalah studi kepustakaan melalui pendekatan deskriptif dengan menganalisa data
sekunder dari berbagai sumber literatur yang berasal dari jurnal, artikel, surat kabar
online, maupun artikel lainnya yang membahas tentang rendang.

Kata Kunci: Rendang, Kuliner, Filosofi Rendang, Minangkabau, Identitas Kuliner,


Identitas Budaya

PENGANTAR

Kekayaan sumber daya alam Indonesia tercermin juga dari ragam kuliner
Indonesia yang kaya cita rasa dan mendapat pengakuan dunia. Fungsi kuliner tidak
sekedar penghilang rasa lapar tetapi juga memberikan efek psikologis dan simbol status
sosio-ekonomi seseorang atau komunitasnya. Kuliner menjadi bagian dari kekayaan
individu maupun kolektif. Sebagai sebuah fenomena kebudayaan, nilai yang diturunkan
dari generasi ke generasi telah memengaruhi gaya hidup individu maupun komunitas,
termasuk kuliner.
Kuliner dapat merepresentasikan nilai, gaya hidup, hingga karakter suatu individu
dan komunitasnya. Dalam lingkup yang lebih luas, kuliner dapat mencerminkan karakter
suatu bangsa yang seringkali digunakan sebagai media promosi budaya. Oleh sebab itu,
seringkali identitas suatu bangsa dikenal melalui kulinernya karena terjadi proses
interaksi sosial. Nilai-nilai kearifan lokal terkandung dalam kuliner khas suatu komunitas.
Identitas inilah yang terus dikomunikasikan lintas waktu sebagai salah satu bentuk
konstruksi sosial.
Kekayaan pariwisata Indonesia menarik minat masyarakat dunia termasuk
ketertarikan terhadap kuliner yang semakin tinggi dalam kegiatan travelling dan menjadi
indikator pertumbuhan industri pariwisata. Kuliner menjadi simbol pengalaman wisata
sebagian besar masyarakat Indonesia. Setiap objek wisata memiliki ciri khas kuliner
masing-masing yang menonjolkan karakter wilayahnya. Ragam kuliner Indonesia
menjadi daya tarik tersendiri.
Kaya cita rasa menjadi keunggulan hampir semua kuliner nusantara. Geografis
wilayah yang subur memperkaya cita rasa kuliner rendang, makanan khas dari Padang.
Rempah segar yang melimpah dan proses memasak yang sangat lama mengandung
filosofi budaya Minangkabau yang menarik untuk diteliti. Apalagi rendang sebagai
kuliner tradisional Minangkabau telah mendapat pengakuan di mata dunia.
Kota Padang sebagai kota dengan nilai budaya dan agama yang kental ini tidak
hanya memiliki rendang sebagai simbol identitas budayanya. Kota ini juga menyimpan
kekayaan di sektor perkebunan, perindustrian, perikanan, pengolahan, transit maupun
pergudangan untuk ekspor. Tidak heran jika, pemerintah Kota Padang melalui pertemuan
negara-negara yang tergabung dalam Indian Ocean Rim Association (IORA) mengatakan

2
Rendang Sebagai Simbol Identitas Kuliner Indonesia
Jeyson Marheins Prasetyo

ingin mengembalikan kejayaan Indonesia sebagai negara penghasil rempah terbesar di


dunia. Hal ini menunjukkan adanya hubungan resiprokal antara wisata budaya dan
kuliner di Padang. Perkembangan rendang sebagai kuliner khas Padang yang mendunia
telah berkontribusi pada sektor ekonomi, sosial dan pariwisata.
Saat ini, wisata kuliner telah menjadi wisata pendukung bagi wisata bahari, alam,
budaya dan sejarah. Daya tarik menjangkau hingga dunia internasional. Banyak
wisatawan domestik maupun asing rela datang ke Padang untuk menikmati rendang
langsung dari Padang.
Melihat pengaruh rendang yang signifikan dalam budaya Minangkabau dan
terhadap sektor lainnya maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih mendalam tentang:
1. Karakteristik kuliner rendang dalam masyarakat Minangkabau,
2. Filosofis kuliner rendang,
3. Rendang sebagai simbol identitas kuliner Indonesia yang mendapat pengakuan
dunia.

METODOLOGI

Metode penelitian yang digunakan penulis adalah studi kepustakaan melalui


pendekatan deskriptif dengan menganalisis data sekunder dari berbagai sumber. Penulis
melalui beberapa tahapan, antara lain:

1. Menentukan objek penelitian. Pada tahapan ini, penulis akan fokus pada
pemaknaan kuliner sebagai simbol identitas budaya dan daya tarik wisata.
2. Perumusan masalah dan penetapan tujuan penelitian. Penulis melihat pentingnya
membahas dengan lebih mendalam tentang hubungan karakteristik budaya
Padang dan rendang sebagai kuliner khas Padang; serta strategi melestarikan
rendang sebagai simbol identitas budaya dan daya tarik wisata Padang.
3. Kajian pustaka. Pada tahapan ini, penulis mengumpulkan informasi dari berbagai
sumber untuk menguatkan penelitian ini.
4. Analisa data sekunder. Setelah semua informasi terkumpul, penulis melakukan
analisa untuk membahas rumusan masalah di atas.
5. Penyajian hasil penelitian. Pada tahapan ini, penulis menyajikan hasil penelitian
data secara lengkap.
6. Kesimpulan serta rekomendasi. Penulis mengakhiri penelitian ini dengan
kesimpulan dan rekomendasi.

PEMBAHASAN

Indonesia merupakan negara kepulauan seluas 5.193.250 juta km2 yang


terbentang dari Sabang sampai Merauke dengan ragam etnis dan budaya yang tampak
dalam kebiasaan, makanan, pakaian tradisional, kesenian, dll. Kekayaan budaya
Indonesia dalam sektor kuliner, tidak hanya tercermin dalam cita rasa yang kaya.
Penyajian, teknik memasak, cara menikmati hingga nilai sejarah dan budaya yang
terkandung di dalamnya punya filosofi masing-masing. Tidak heran jika kuliner

3
Rendang Sebagai Simbol Identitas Kuliner Indonesia
Jeyson Marheins Prasetyo

nusantara masih menjadi simbol identitas yang membedakan Indonesia dengan bangsa
lainnya.
Kekayaan kuliner nusantara diwariskan turun temurun sebagai identitas suatu
budaya setelah kesepakatan komunal sebuah komunitas. Kuliner sebagai sebuah simbol
identitas merupakan potensi setiap wilayah untuk menjadi unggul pada sektor lainnya.

Karakteristik Kota Padang


Padang adalah Ibukota Sumatera Barat dengan luas 694 kilometer persegi. Padang
merupakan kota terbesar nomor 9 di Indonesia dan kota terbesar ke 4 di Sumatera. Padang
menjadi kota terbesar di pantai barat Indonesia. Sedangkan Minangkabau adalah nama
suku atau identitas dalam masyarakat, yang tersebar hingga ke Jambi, Bengkulu, Riau,
bahkan Malaysia.
Saat ini Kota Padang dijadikan pusat perekonomian dengan jumlah pendapatan
per kapita tertinggi di Sumatera Barat. Selain itu, kota ini juga dijadikan pusat pendidikan
dan kesehatan di wilayah Sumatera bidang tengah, dikarenakan keberadaan sebanyak
perguruan tinggi dan fasilitas kesehatan yang cukup komplit. Kota Padang sebagai pusat
Pendidikan telah berlangsung sejak zaman Kolonial Belanda. Tercatat pada tahun 1864,
jumlah pelajar yang terdaftar di sekolah yang benar di kota ini sebanyak 237 orang.
Kota Padang terus berbenah ke arah pembangunan pariwisata. Dalam mendorong
Pariwisata di Kota Padang, pemerintah kota menggelar festival Rendang untuk pertama
kali nya pada tahun 2011, dan diikuti oleh kelurahan se-Kota Padang dan sukses memasak
5,2 ton daging. Prestasi ini menghasilkan prestasi yang tercatat di Museum Rekor
Indonesia sebagai pertandingan memasak dengan daging dan peserta terbanyak. Pada
tahun yang sama, Pemerintah kota juga mulai menyelenggarakan festival Siti Nurbaya,
pergelaran tahunan yang mengangkat hukum budaya dan tradisi Minangkabau. Selain
kuliner, hukum budaya dan tradisi Minangkabau, pemandangan Pantai Padang
merupakan salah satu destinasi wisata favorit di Kota Padang. Pemerintah Kota Padang
mulai meningkatkan layanan kebersihan, kerapian, kenyamanan hingga melengkapi
sarana dan prasarana fasilitas umum. Beberapa monumen dan café turut menopang
pariwisata Kota Padang.
Rumah makan Padang yang sering ditemui di berbagai penjuru daerah, justru tak
bisa ditemukan di Padang. Hanya ada tiga jenis rumah makan di Padang yang menjual
beberapa menu serupa, yaitu rumah makan ampera, kapau, dan restoran biasa. Ketiga
rumah makan tersebut memiliki ciri khas, yakni dalam segi harga, cara penyajiannya,
penataan lauknya, dan lain sebagainya

Rendang
Padang masih memiliki tradisi yang menonjol termasuk dalam kulinernya.
Makanan di Padang didominasi bahan dasar santan, daging sapi, atau daging kerbau.
sama hal nya dengan rendang. Awalnya rendang berbahan dasar daging sapi karena
tersedia melimpah di Sumatera Barat. Proses memasak yang lama dengan cara mengaduk
sampai kering dikenal dengan istilah merandang di suku Minangkabau. Pada tahun 2011,
rendang menduduki peringkat pertama sebagai makanan terenak di dunia dalam World’s
50 Most Delicious Foods versi CNN International. Rendang bertahan pada peringkat
pertama selama delapan kali berturut-turut hingga tahun 2019. Pada tahun 2018, rendang
secara resmi ditetapkan sebagai salah satu dari lima kuliner nasional Indonesia yang

4
Rendang Sebagai Simbol Identitas Kuliner Indonesia
Jeyson Marheins Prasetyo

disajikan dalam acara Ubud Food Festival 2018 di GlassHous Jakarta dan menjadi menu
favorit yang disajikan. Kuliner rendang terpilih menjadi salah satu kuliner yang telah
ditetapkan oleh Kemenpar sebagai ikon kuliner nasional.
Menurut Antropolog Universitas Andalas Padang, Dr. Yevita Nurti, masyarakat
internasional sudah mengenal rendang dan mengidentikkannya dengan Padang dan
Minang. Berdasarkan arsip Belanda tentang Minangkabau, diketahui adanya kontak
regular antara India dan Sumatera Barat pada awal millennium kedua. Hal ini
mengasumsikan India sebagai tempat asal usul rendang.
Orang Minang biasanya memasak gulai dan selanjutnya menjadi kalio melalui
tahapan memasak yang lebih lama hingga akhirnya mengental dan menjadi rendang.
Proses ini menguatkan dugaan bahwa kombinasi daging dan rempah-rempah yang
disiapkan di India Utara yang dikenal sebagai kari diyakini sebagai cikal bakal rendang.
Kari Massaman dari India hampir sama dengan gulai, dan kuahnya mengandung santan.
Dimasak kembali menjadi kalio yang kuahnya lebih kental, kecoklatan, dan berminyak
karena pecah oleh panas. Orang Minang memasaknya lagi sampai warnanya menjadi
lebih gelap, dan dagingnya menyerap kuahnya.
Selain itu, mobilitas orang India ke Sumatera Barat juga untuk berdagang dan
bertukar budaya. Sutomo melaporkan bahwa rendang ditemukan di Sumatera Barat pada
abad ke-8 dan tahun 1771-1779 ditemukan catatan tentang perbedaan karakteristik
pengolahan rendang dan kari India oleh William Marsden dalam The History of Sumatera
(1873). William Marsden mengemukakan tentang perbedaan karakteristik pengolahan
antara kari Sumatera dan kari India pada tahun 1771-1779. Di kalangan orang Melayu,
kari juga dikenal sebagai gulai dan dibuat dengan menggunakan bahan utama apa saja,
tetapi umumnya dibuat dengan daging atau ayam dengan berbagai jenis kacang, sayuran,
dan buah-buahan. Rempah-rempah tertentu, yang dicampur dan digiling, kemudian
ditambahkan ke dalamnya. Bubuk ini dikenal sebagai bumbu kari; sejenis bumbu yang
mengandung cabai, kunyit, serai, kapulaga, bawang putih, dan santan. Komposisi ini
berbeda dengan kari Madras dan Bengal yang lebih banyak menggunakan bumbu. Agak
mengherankan, lada yang merupakan komoditas utama di Sumatera tidak pernah
digunakan dalam makanan mereka. Mereka menganggap bahwa lada membuat darah
menjadi panas, berbeda dengan cabai.
Rendang merupakan salah satu makanan tradisional masyarakat Minangkabau,
Sumatera Barat; yang juga disajikan dalam rangka acara adat seperti acara pernikahan,
‘makan bajamba’1 dan acara-acara penting lainnya. Rendang atau randang adalah
masakan daging khas dari Minangkabau yang sudah ada sejak dahulu dan dikenal sebagai
masakan yang memiliki cita rasa yang khas, dikarenakan dalam pembuatannya
menggunakan berbagai macam bumbu dan rempah-rempah segar serta melewati proses
memasak yang dilakukan secara tradisional dengan menggunakan kayu pada suhu 80–95
°C selama 6-7 jam untuk mencapai warna coklat hingga coklat kehitaman. Dalam kondisi
ini rendang bisa bertahan lama di suhu ruangan dikarenakan kandungan air yang ada pada
rendang sudah rendah.
Rendang memiliki aroma dan rasa yang gurih serta merupakan perpaduan rasa
asin, agak manis dan pedas. Masing-masing daerah memiliki rasa yang khas karena
dipengaruhi oleh pemilihan bahan baku, bumbu dan rempah serta teknik memasak yang
berbeda. Proses pemasakan daging melalui beberapa proses terlebih dahulu sebelum pada
akhirnya menjadi rendang, yaitu mulai dari gulai, kemudian kalio dan terakhir rendang.

1
Masyarakat berkumpul dan makan bersama tanpa mementingkan kedudukan.

5
Rendang Sebagai Simbol Identitas Kuliner Indonesia
Jeyson Marheins Prasetyo

Cara memasak rendang


a. Pemilihan bahan-bahan yang berkualitas
Bahan baku utama pembuatan rendang adalah daging. Proses memasak
yang lama mengedepankan bagian daging yang berserat dan sedikit lebih keras.
Jenis daging yang tidak terlalu lunak menjadi pilihan yang tepat untuk rendang
karena tidak mudah hancur melalui proses memasak yang lama. Pemilihan santan
yang berasal dari kelapa tua segar dapat menghasilkan santan kental yang gurih.
Demikian juga dengan rempah pilihan yang digunakan adalah rempah yang masih
segar.
Perpaduan semuanya akan menghasilkan aroma dan rasa yang nikmat.
Rendang menjadi sangat kaya cita rasa karena dimasak dengan bumbu rempah
yang sangat banyak dan masih segar. Kekayaan Indonesia seakan hadir dalam
kuliner rendang yang mengedepankan ragam rempah kekayaan nusantara.

b. Proses pembuatan rendang

Gambar 1. Proses Memasak Rendang.


(A) Gulai, (B) Kalio, (C) Rendang Basah, (D) Rendang Kering.
[Sumber: Muthia Nurmufid, Gervasius H (2017). WangrimenRisty ReinaltaKevin Leonardi.
“Rendang: The Treasure of Minangkabau”. Journal of Ethnic Foods]

Untuk setiap tahapan prosesnya, kuliner ini dapat disajikan sebagai sajian
yang sedap dan siap santap. Pada tahapan awal ketika masih mengandung cairan
dapat dinikmati sebagai gulai, kemudian tahapan menjadi liquid yang lebih kental
dapat dinikmati sebagai kalio dan pada tahapan yang lebih sedikit lagi kandungan
airnya dapat dinikmati sebagai rendang basah hingga akhirnya ketika kandungan
air dalam masakan habis sama sekali maka dapat dinikmati sebagai rendang.
Rempah pilihan yang digunakan dalam memasak rendang antara lain:
cabai (cabai merah keriting dapat menambah cita rasa), lengkuas, jahe, kunyit,
cengkeh, bawang merah, bawang putih, kemiri, pala, jintan, daun kunyit, daun
jeruk, serai, asam kandis, ketumbar, santan kental. Pilihlah rempah dan bumbu
segar yang tanpa bahan pengawet. Untuk 1 kg daging memerlukan kurang lebih
1,5 liter santan kental. Selanjutnya semua bahan dihaluskan dan ditumis kecuali
dedaunan dan asam kandis yang akan dimasukan belakangan saat menumis.
Proses menumis berlangsung hingga bumbu matang dan berubah warna.

6
Rendang Sebagai Simbol Identitas Kuliner Indonesia
Jeyson Marheins Prasetyo

Selanjutnya memasukan bahan baku utama rendang dan menambahkan santan


kental.
Menurut William Wongso, tahapan ini juga bisa dimasak langsung segara
yaitu dengan memasukan semua bumbu halus dan santan sejak awal tanpa ditumis
terlebih dahulu. Selanjutnya adalah proses merandang atau mengaduk terus
menerus hingga santan mengeluarkan minyak dan mengeluarkan sedikit aroma.
Di tahap inilah daging dapat dimasukkan. Proses pengadukan berlangsung sangat
lama karena rendang perlu dimasak sampai kering dan dipanaskan berulang-ulang
hingga berwarna coklat kehitaman yang pekat.

Filosofi Rendang dalam Budaya Masyarakat Minangkabau


Masyarakat Minangkabau sangat menjunjung tinggi cita rasa dari setiap
masakannya. Proses memasak kuliner Minangkabau sangat memperhatikan pemilihan
dan perpaduan bumbu, rempah-rempah, dan sedikit sekali menggunakan dalam
penggunaan penyedap rasa.
Rendang adalah warisan yang sarat nilai kearifan lokal. Hal ini terlihat dari posisi
rendang dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Minangkabau. Rendang adalah
makanan yang disajikan dalam acara-acara penting dan terhormat. Dalam menu makanan
sehari-hari, rendang menempati hirarki tertinggi bahkan dikenal sebagai kepalo samba
(kepala hidangan) dalam acara tradisional dan penting. Rendang adalah makanan yang
biasanya diberikan sebagai bekal bagi anak yang akan merantau sehingga perlu dimasak
sampai kering agar tahan lama. Proses memasak yang sangat lama menjadi simbol
kedewasaan bagi mereka yang hendak merantau.
Filosofi yang terdapat pada kuliner rendang memiliki beberapa unsur di setiap
bahan-bahan yang digunakan untuk memasak rendang. Unsur-unsur tersebut diantaranya
adalah bahan utama daging yang mencerminkan sebagai prosperity (kesejahteraan), lalu
dari segi bahan rempah-rempah mencerminkan enhancement (peningkatan), santan
kelapa mencerminkan (penyempurnaan), serta cabai yang menggambarkan sebagai
pembelajaran yang baik.
Penggunaan aneka bumbu rempah dalam rendang juga dipercaya bersifat
antiseptik alami dan dapat membunuh bakteri patogen sehingga bermanfaat sebagai
bahan pengawet alami. Kandungan bawang merah, bawang putih, jahe, dan lengkuas juga
mengandung anti-mikroba yang kuat.
Rendang menjadi simbol identitas budaya Minangkabau sekaligus simbol
identitas kuliner Indonesia karena karakteristiknya yang kuat dan melambangkan
kekayaan Indonesia dalam aroma dan rasa. Ada beberapa perbedaan dalam
mendefinisikan filosofi kuliner rendang. Hal ini disebabkan oleh pemilihan bahan baku
dan kandungan rempah serta proses memasak yang sangat kaya.
Terdapat perbedaan dalam mendefinisikan filosofi kuliner rendang. Salah satunya
bahan dasar dalam pembuatan rendang menurut beberapa ahli dapat disimbolkan sebagai
berikut:
1. Daging, sebagai simbol Niniak Mamak atau dapat diartikan bahwa daging
disimbolkan sebagai pemimpin suku yang harus dihormati. Konteks
terkait Niniak Mamak menggambarkan pemimpin komunitas masyarakat
Sumatera Barat yang bertanggung jawab menjaga keharmonisan hidup
antar individu dan etnis serta memberikan teladan dalam menjalani norma-
norma budaya yang berlaku.

7
Rendang Sebagai Simbol Identitas Kuliner Indonesia
Jeyson Marheins Prasetyo

2. Kelapa, disimbolkan sebagai Cadiak Pandai atau cendekiawan atau kaum


intelektual dikalangan Minangkabau. Para cendekiawan di kalangan
masyarakat Sumatera Barat bertugas untuk membantu para pemimpin adat
setempat dalam menghadapi masalah yang terjadi di masyarakat.
3. Cabai, dapat disimbolkan sebagai alim ulama atau seseorang yang tegas
dalam mengajarkan aturan-aturan syariat agama Islam terutama di
Sumatera Barat.
4. Bumbu, disimbolkan sebagai lapisan masyarakat Minangkabau. Dalam hal
ini bumbu adalah sebagai pelengkap dalam masakan rendang sehingga
dapat diharapkan dapat menjaga keutuhan di masyarakat Sumatera Barat.

Masyarakat Minangkabau sangat menjaga identitas budaya mereka dalam setiap


detail simbol dan benda budayanya, namun juga termasuk dalam kuliner tradisional khas
Minangkabau. Dengan demikian, rendang merupakan simbol identitas budaya
Minangkabau yang dituturkan dan dipraktikkan turun temurun.

Rendang sebagai simbol identitas kuliner Indonesia


Kuliner menjadi bagian penting dalam relasi dan komunikasi antar negara atau
yang dikenal sebagai soft diplomacy. Indonesia unggul dalam hal ini karena hamper di
setiap wilayah di Indonesia memiliki kuliner tradisional yang khas
Dalam rangka mempertahankan eksistensi dan promosi kuliner asli Indonesia ke
mancanegara, Kementrian ekonomi, pariwisata dan industri kreatif telah menetapkan 30
jenis hidangan sebagai kuliner asli Indonesia, dengan kriteria:
1. Memiliki standarisasi dari nomenklatur atau penetapan nama secara resmi
untuk kuliner tradisional Indonesia.
2. Terdapat standarisasi dari segi resep proses pengolahan kuliner tradisional
Indonesia melalui dapur percobaan.
3. Terdapat pengembangan masakan Indonesia di mancanegara.
4. Melestarikan kekayaan kuliner tradisional Indonesia.

Faktor lainnya yang turut menentukan adalah pemilihan bahan makanan yang
mudah diperoleh serta pengenalan masyarakat umum terhadap kuliner tersebut dan
adanya praktisi atau chef yang sudah menguasai dan paham mengenai kuliner tersebut.
Selain itu, hal yang paling berpengaruh dalam menjadikan kuliner Indonesia sebagai ikon
kuliner nusantara yaitu dari segi kualitas bahan yang digunakan dalam membuat masakan
tersebut.
Rendang sebagai kuliner terbaik di dunia memenuhi syarat ketentuan-ketentuan
tersebut. Kandungan rempah alami yang kaya dan khas Indonesia menjadi daya tarik
sebagai simbol identitas kuliner nusantara. Selain mengandung bumbu rempah, rendang
memiliki cita rasa yang gurih dan lezat sehingga wisatawan lokal maupun asing juga
menyukai cita rasa dari kuliner rendang tersebut. Lebih lanjut ditambahkan oleh Male
bahwa lamanya proses merandang rendang sendiri terbilang unik yaitu membutuhkan
waktu lama sekitar 4 hingga 5 jam pengolahan sehingga menjadikan rendang sebagai
makanan yang tahan hingga sebulan. Proses yang memakan waktu lama tersebut
memengaruhi cita rasa dan tekstur daging rendang tersebut.
Seiring berjalannya waktu, pemerintah terus berupaya mempromosikan rendang
ke mancanegara termasuk dengan menjadikan rendang sebagai kuliner yang dihidangkan

8
Rendang Sebagai Simbol Identitas Kuliner Indonesia
Jeyson Marheins Prasetyo

sebagai salah satu makanan utama dalam jamuan acara resmi yang biasanya dihidangkan
pada saat menyambut tamu kenegaraan di istana negara. Selain itu, kuliner rendang sudah
dianggap menjadi salah satu bagian dari budaya minang sehingga pada saat perayaan
acara, kuliner rendang selalu disajikan sebagai hidangan di setiap acara.
Membangun citra bangsa dilakukan melalui berbagai bidang, salah satunya
kuliner yang dinilai sangat dekat dengan sektor pariwisata dan budaya. Rendang sebagai
simbol identitas kuliner Indonesia juga dibuktikan dengan semakin seriusnya pemerintah
memperbanyak festival kuliner, di antaranya festival kuliner tahunan yang dilaksanakan
di berbagai negara oleh pihak KBRI. Selain untuk membangun citra bangsa, upaya ini
juga untuk menciptakan pasar dan menjaring peluang bisnis. Selain itu juga ada upaya
Kemenparekraf dalam bekerja sama dengan restoran-restoran di luar negeri dalam bentuk
co-branding atau diaspora restoran yang menargetkan 100 restoran Indonesia yang
dikelola langsung oleh warga negara Indonesia yang tinggal di luar negeri. Salah satu
kuliner andalannya adalah rendang. Dengan logo Wonderful Indonesia terpampang di
setiap restoran tersebut diyakini dapat mendorong pengembangan citra positif bangsa di
mata dunia. Hal lain yang juga dilakukan oleh pemerintah adalah dengan
mengembangkan UMKM informal melalui berbagai media, terutama televisi.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian terhadap berbagai sumber dan pembahasan di atas, penulis


menyimpulkan bahwa rendang merupakan kuliner yang melambangkan nilai budaya
masyarakat Minangkabau dan kekayaan nusantara. Sebagai simbol kuliner budaya
Minangkabau, rendang merupakan kuliner yang sarat nilai kearifan lokal yang mengatur
kehidupan komunal dan berdampak pada relasi serta keyakinan masyarakat
Minangkabau.
Kekayaan rempah dalam kuliner rendang yang menghasilkan cita rasa khas dapat
mengkomunikasikan identitas bangsa Indonesia yang ber-Bhineka Tunggal Ika. Tidak
heran pemerintah Indonesia menjadikan rendang sebagai kendaraan diplomatis untuk
meningkatkan kualitas di sektor ekonomi, sosial dan pariwisata. Pemerintah Indonesia
secara taktis dan strategis mengembangkan program-program yang mengusung rendang
sebagai kuliner unggulan. Respon dan pengakuan dunia internasional terhadap rendang
telah membuktikan keotentikannya sebagai kuliner tradisional khas Indonesia.
Rendang memenuhi syarat-syarat menjadi ikon kuliner nusantara karena
pemilihan bahan baku khas Indonesia dan proses pengolahan yang unik. Melihat
kedalaman filosofis dan keluasan pengaruh kuliner rendang hingga kancah internasional
maka sudah selayaknya dan sepatutnya, rendang dinobatkan sebagai simbol identitas
kuliner Indonesia yang senantiasa dilestarikan.
Indonesia adalah dari sabang sampai merauke. Setiap bagian negara ini memiliki
potensi kekayaan alam yang melimpah, yang dapat menarik wisatawan. Budaya dan
alamnya bisa memberikan pengalaman wisata yang khas dan personal. Oleh sebab itu,
kekayaan kuliner tradisional Indonesia lainnya juga patut mendapat perhatian yang sama
karena keunikannya. Kuliner dapat menopang sektor budaya dan pariwisata, dimana
keduanya adalah potensi besar bangsa Indonesia.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat merangsang minat generasi muda untuk
mengintegrasikan nilai budaya dalam rasa dan presentasi kuliner tradisional Indonesia

9
Rendang Sebagai Simbol Identitas Kuliner Indonesia
Jeyson Marheins Prasetyo

hingga ke kancah Internasional. Kesadaran ini perlu terus dipupuk dan dibangun dalam
tiap tahapan pendidikan hingga upaya pemberdayaan masyarakat. Penulis juga sangat
mengharapkan masukan untuk penyempurnaan artikel ilmiah ini hingga bermanfaat
sebagai pengingat dan pendorong upaya-upaya melestarikan budaya, sarana edukasi dan
pengembangan kuliner tradisional Indonesia yang sarat nilai serta dapat menopang
pertumbuhan di sektor ekonomi maupun pariwisata.

10
Rendang Sebagai Simbol Identitas Kuliner Indonesia
Jeyson Marheins Prasetyo

DAFTAR PUSTAKA

Buku
Sri Anna Marliyati, Dwi Hastuti, and Tiurma Sinaga. (2013). Eco-culinary Tourism In
Indonesia. Bogor: PT. Gramedia Jakarta.
S.R. Andam (2012). Rendang traveler: Menyingkap Bertuahnya rendang Minang. Terrant
Ink, Jakarta.
Danandjaja, J. (1984). Folklor Indonesia: Ilmu gosip, dongeng, dll. Jakarta: Pustaka
Grafiti.

Artikel Jurnal
Eka Rosalina, A. W. (2015). Strategi Pengembangan Makanan Unggulan Minangkabau
Berdaya Saing Global Jurnal Akuntansi & Manajemen, 41-50.

Azima F. Rini, K. Sayuti, Novelina (2016). The evaluation of nutritional value of


Rendang Minangkabau. Agriculture and Agricultural Science Procedia.

Muthia Nurmufid, Gervasius H (2017). WangrimenRisty ReinaltaKevin Leonardi.


“Rendang: The Treasure of Minangkabau”. Journal of Ethnic Foods.

Artikel dari Internet


ABC. (2018). Rendang Atau Soto: Globalkan Kuliner Indonesia Pemerintah Diminta
Solid. Tempo.co. Retrieved Agustus 7, 2019, from
https://www.tempo.co/abc/2992/rendang-atau-soto-globalkan-kulinerindonesia-
pemerintah-diminta-solid

Asdhiana, I. M. (2017). Filosofi Rendang Memikat Forum Gastronomi Dunia. Kompas.


https://travel.kompas.com/read/2017/05/14/173600327/filosofi.rendang.memikat
.forum.gastronomi.dunia.

Basoni, S. (2018). Ini 4 Elemen Penting Rendang Minang yang Menjadi Filosofi Turun
Temurun. https://food.detik.com/info-kuliner/d-4326006/ini-4-elemen-penting-
rendang-minang-yang-menjadi-filosofi-turun-temurun

Brothers, P. (2017, April 11). Scribd.


https://id.scribd.com/document/344779652/Makalah-Rendang

Trieha, U. (2017). 30 Jenis Makanan Sebagai Ikon Kuliner Nusantara. Ensiklo.


http://ensiklo.com/2017/09/21/30-jenismakanan-sebagai-ikon-kuliner-nusantara/

Male, C. A. (2018). Ini Alasan Rendang jadi Ikon Kuliner Indonesia. Travel Dream.
https://travel.dream.co.id/news/inialasan-rendang-jadi-ikon-kuliner-indonesia-
180509v.html

11
Rendang Sebagai Simbol Identitas Kuliner Indonesia
Jeyson Marheins Prasetyo

Sumandoyo, A. (2016). Menu Istana Negara yang Sarat Makna. Tirto.Id.


https://tirto.id/menu-istana-negara-yangsarat-makna-b3jz

Echi. (2018). Kemenpar Gandeng 100 Restoran Indonesia di Dunia untuk Promosikan
Pariwisata. https://phinemo.com/kemenpar-gandeng-100-restoran-indonesia-di-
dunia-untuk-promosikan-pariwisata/kemenpar-gandeng-100-restoran-
indonesia2/

______. Rendang Menjadi Simbol Identitas Budaya Minang.


https://www.tagar.id/rendang-menjadi-simbol-identitas-budaya-minang

______. Padang Ingin Kembalikan Kejayaan Indonesia sebagai Penghasil Rempah


Dunia.
https://regional.kompas.com/read/2015/06/04/21590631/Padang.Ingin.Kembalik
an.Kejayaan.Indonesia.sebagai.Penghasil.Rempah.Dunia

Koran
Agmsari, S. (2018). Ini Makanan Indonesia Favorit Orang Asing. Kompas.

12

You might also like