You are on page 1of 11

JURNAL GRAMATIKA ISSN: 2442-8485

E-ISSN: 2460-6319
Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia V2.i2 (61-71)

SARKASME Dalam LIRIK LAGU DANGDUT KEKINIAN


(KAJIAN SEMANTIK)

Putri Dian Afrinda


Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
STKIP PGRI Sumatera Barat
putridian_afrinda@yahoo.com
putri@stkip-pgri-sumbar.ac.id
Submitted :28-09-2016, Reviewed:06-10-2016, Accepted:08-2-2017
http://dx.doi.org/10.22202/JG.2016.v2i2.1040

Abstract
This paper contains a discussion of diction contained in the present dangdut song lyrics. This
discussion is based on the view that the diction is the choice of words indicates the intention or
things that will be addressed. Diction or choice of words is important in communication, both oral
and written. Diction on the lyrics of the song is delivering a message. If the intent that the speaker or
writer is different from that addressed the listener or reader, the diction used means less precise, so
ambiguous. Creativity choice of words used in the song lyrics, also represents the meaning of the
song. This paper will outline the changes in the manifold meanings of sarcasm in the lyrics on
dangdut music streams present or present. Songs can generally be enjoyed by all people. Starting
from the older generation and young adults to children. If the song is heard not according to age,
then this can indirectly destroy the character of the child. To shape the character starts in the womb
of the mother. The baby already played classical music to stimulate the motor so that the baby is
more active. Because classical music is considered similar to the mother's heartbeat. The song is
currently developing prefers cool music playing, lyrics are catchy, compared diction that animates
the song. This resulted in the song less useful or meaningful to the listener. If just a favor to be
heard, then a song will be the loss of life because it is not meaningful. Song or chant, not only as a
means of entertainment, but there is no intention to be delivered by the composer.
Keywords: Sarcasm, lyrics, Semantics

Abstrak
Tulisan ini berisi pembahasan tentang diksi yang terdapat pada lirik lagu dangdut kekinian.
Pembahasan ini dilandasi pandangan bahwa diksi merupakan pilihan kata yang menunjukkan
maksud atau hal yang akan ditujukan. Diksi atau pilihan kata sangat berperan dalam komunikasi,
baik lisan, maupun tulisan. Diksi pada lirik lagu merupakan penyampaian pesan. Jika maksud yang
disampaikan pembicara ataupun penulis berbeda dengan yang ditanggapi pendengar atau pembaca,
maka diksi yang digunakan berarti kurang tepat, sehingga bermakna ganda. Kreativitas pilihan kata
yang digunakan pada lirik lagu, juga mewakili makna dari lagu tersebut. Tulisan ini akan
menguraikan perubahan makna yang berjenis sarkasme dalam lirik lagu pada aliran musik dangdut
masa kini atau kekinian. Lagu pada umumnya dapat dinikmati oleh semua kalangan. Mulai dari
generasi tua, muda, dewasa hingga anak-anak. Jika lagu yang didengar tidak sesuai dengan
umurnya, maka hal ini secara tidak langsung dapat menghancurkan karakter anak. Untuk
membentuk karakter anak dimulai sejak dalam kandungan ibu. Calon bayi sudah diperdengarkan
musik-musik klasik untuk merangsang motorik sehingga bayi lebih aktif bergerak. Karena musik
klasik dianggap mirip dengan detak jantung sang ibu. Lagu yang berkembang saat ini lebih
mengutamakan musik yang asyik diputar, lirik lagu yang mudah diingat, dibandingkan diksi yang
menjiwai lagu tersebut. Hal ini mengakibatkan lagu tersebut kurang bermanfaat atau bermakna bagi
pendengar. Jika hanya sekedar nikmat untuk didengar, maka sebuah lagu tersebut akan kehilangan

61 Jurnal Gramatika - STKIP PGRI Sumatera Barat


JURNAL GRAMATIKA ISSN: 2442-8485
E-ISSN: 2460-6319
Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia V2.i2 (61-71)

jiwa karena tidak bermakna. Lagu atau nyanyian, tidak hanya sebagai sarana hiburan, tetapi ada
maksud yang hendak disampaikan oleh pencipta lagu.
Kata Kunci: Sarkasme, Lirik Lagu, Semantik

PENDAHULUAN atau tindakan langsung maupun melalui


media misalnya media lagu. Mengapa lagu
Penelitian ini didasari atas pengamatan dan dapat membentuk karakter seseorang?
pemikiran tentang pembentukan karakter Karena pesan yang terdapat dalam lagu
anak dimulai dari dalam kandungan. Hal akan mudah diingat anak dengan
ini dapat dibuktikan dengan seorang ibu dinyanyikan. Mengingat begitu pentingnya
yang memperdengarkan musik pada pesan dalam lagu tersebut, maka pilihan
janinnya melalui perut. Secara tidak kata atau diksi perlu mendapat perhatian.
langsung, seorang ibu sudah mulai Diksi-diksi dalam lirik tersebut jika tidak
membentuk karakter anak. Istilah karakter mudah dicerna anak, tentu anak akan
memiliki kedekatan dan titik singgung mencari informasi yang terkait dengan
dengan etika. Karena umumnya orang diksi yang ingin diketahuinya. Fenomena
yang dianggap memiliki karakter yang yang terjadi saat ini adalah orang yang
baik setelah mampu bertindak berdasarkan menciptakan lagu tidak lagi
etika yang berlaku di tengah-tengah memperhatikan diksi, tetapi lebih
masyarakat. mengutamakan irama dan musik yang
Karakter dimaknai sebagai cara berpikir asyik dan mudah diingat. Diksi pada lirik
dan yang berprilaku yang khas tiap lagu dangdut kekinian terjadi peubahan
individu untuk hidup dan bekerja sama, makna dengan jenis sarkasme. Jika lagu
baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, yang didengar tidak sesuai dengan usia
bangsa, dan negara. mendefinisikan anak, maka hal ini secara tidak langsung
karakter sebagai atribut atau ciri-ciri yang dengan mudahnya dapat menghancurkan
membentuk dan membedakan ciri pribadi, karakter anak yang sudah dibentuk
ciri etis, dan kompleksitas mental dari tersebut.
seseorang, suatu kelompok atau bangsa. Lagu sebagai media perlu menempatkan
Karakter merupakan nilai dan dasar dirinya sebagai pendidik secara simultan
prilaku yang menjadi acuan tata nilai ikut memberi pengaruh terhadap proses
interaksi antar manusia. Secara universal pembentukan karakter anak-anak dan
berbagai karakter dirumuskan sebagai nilai remaja. Apalagi pada era globalisasi
hidup bersama berdasarkan atas pilar: seperti saat ini, guru dan sekolah
kedamaian, menghargai, kerja sama, menghadapi tantangan pola pergaulan
kebebasan, kebahagiaan, kejujuran, global peserta didik yang hampir tidak
kerendahan hati, kasih sayang, tanggung dapat dikendalikan dan dikenali.
jawab, kesederhanaan, toleransi, dan Penggunaan sistem informasi berteknologi
persatuan. tinggi melalui jaringan internet telah
Karakter dapat dibentuk dengan berbagai memungkinkan anak menggunakan
cara seperti dengan memberikan contoh sebagian waktunya untuk mengakses
informasinya sendiri, memberi peluang

62 Jurnal Gramatika - STKIP PGRI Sumatera Barat


JURNAL GRAMATIKA ISSN: 2442-8485
E-ISSN: 2460-6319
Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia V2.i2 (61-71)

bagi anak memperoleh informasi tanpa mewujudkan kebaikan itu dalam


seleksi. Untuk itu diperlukan juga sebuah kehidupan sehari-hari.
regulasi dalam pemanfaatan internet agar
bisa berfungsi edukasi, bukan sebaliknya Karakter yang identik dengan nilai, etika
bersifat deskruktif terhadap perkembangan dalam mewujudkan kebaikan akan beralih
karakter atau moral anak-anak dan remaja. menjadi proses penghancuran karakter
karena terdapat perubahan makna.
Pendidikan karakter semata-mata Perubahan makna itu dapat berupa
merupakan bagian dari pembelajaran yang perubahan konsep dan atau perubahan nilai
baik dan merupakan bagian yang rasa. Contoh perubahan makna yang
fundamental dan pendidikan yang baik. berkaitan dengan konsep adalah
Pendidikan karakter sebagai upaya yang berubahnya makna leksem tangan dari
sungguh-sungguh untuk membantu kata umum menjadi istilah. Tangan
seseorang memahami, peduli, dan sebagai kata umum bermakna ‘bagian
bertindak dengan landasan inti nilai-nilai tubuh mulai dari pangkal ketiak sampai
etis. Pendidikan karakter dapat pula dengan ujung jari’ sedangkan tangan
dimaknai sebagai upaya yang terencana sebagai istilah dibidang kedokteran
untuk menjadikan peserta didik mengenal, bermakna ‘bagian tubuh mulai dari
peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai pergelangan tangan sampai dengan ujung
sehingga peserta didik berperilaku sebagai jari’.
insan kamil. Pendidikan karakter juga
dapat dimaknai sebagai suatu sistem Menurut Manaf (2008:126) perubahan
penamaan nilai-nilai karakter kepada makna dapat berupa perubahan konsep dan
warga sekolah yang meliputi komponen atau perubahan nilai rasa. Perubahan
pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan makna menurut Parera (2004:107) adalah
tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai gejala pergantian rujukan dari simbol
tersebut baik terhadap Tuhan YME, diri bunyi yang sama. Ini berarti dalam konsep
sendiri, sesama, lingkungan, maupun perubahan makna terjadi pergantian
kebangsaan sehingga menjadi manusia rujukan yang berbeda dari rujukan semula.
insan kamil. Perubahan makna ini dapat mencakupi
Jadi pendidikan karakter adalah proses makna kognitifnya dan makna emotifnya.
pemberian tuntunan kepada peserta didik Makna kognitif ini berkaitan dengan
untuk menjadi manusia seutuhnya yang makna konseptual suatu leksem dan makna
berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, emotof berkaitan dengan nilai rasa suatu
serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter leksem. Berkaitan dengan makna
dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, konseptual suatu leksem atau satuan
pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, leksikal, dapat dilihat kedudukan leksem
pendidikan watak yang bertujuan yang maknanya berubah dalam kontek
mengembangkan kemampuan peserta medan makna. Dalam konteks medan
didik untuk memberikan keputusan baik- makna, perubahan makna dapat bersifat
buruk, memelihara apa yang baik, dan meluas, menyempit, atau berubah total.
Dalam konteks nilai rasa, perubahan

63 Jurnal Gramatika - STKIP PGRI Sumatera Barat


JURNAL GRAMATIKA ISSN: 2442-8485
E-ISSN: 2460-6319
Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia V2.i2 (61-71)

makna dapat bersifat menghalus, atau gejala pengasaran ini biasa dilakukan
mengasar, mengindah, dan mengonkrit orang dalam situasi yang tidak ramah atau
atau menegas. untuk menunjukkan kejengkelan.
Misalnya, ungkapan masuk kotak dipakai
Jenis perubahan yang akan dikaji pada untuk mengganti kata kalah. Namun ada
penelitian ini adalah perubahan makna pula kata yang sebenarnya bernilai kasar,
dengan jenis sarkasme. Kata sarkasme tetapi sengaja digunakan untuk lebih
berasal dari bahasa Yunani sarkasmos memberi tekanan tanpa terasa
yang diturunkan dari kata kerja sakasein kekasarannya. Misalnya, kata mencuri
yang berarti ‘merobek-robek daging dipakai dalam kalimat “Persib berhasil
seperti anjing’, ‘menggigit bibir karena mencuri satu gol dari Persija”. Padahal,
marah’ atau ‘bicara dengan kepahitan’. sebenarnya perbuatan mencuri adalah
Bila dibandingkan dengan ironi dan suatu tindakan kegiatan yang dapat
sinisme, maka sarkasme ini lebih kasar. diancam dengan hukuman penjara.
Sarkasme adalah sejenis karya bahasa
yang mengandung ‘olok-olok atau sindiran Berdasarkan jabaran penjelasan di atas,
pedas dan menyakiti hati’. jelaslah bahwa pentingnya pilihan kata gar
tidak terjadi perubahan makna yang kasar
Sarkasme merupakan suatu acuan yang atau dalam hal ini diberi istilah sarkasme,
lebih kaar dari ironi dan sinisme. Ia adalah dapat mengakibatkan kehancuran karakter
suatu acuan yang mengandung kepahitan khususnya pada anak-anak. Lagu dangdut
dan celaan yang getir. Sarkasme dapat saja kekinian sudah menjadi konsumsi publik
bersifat ironos, dapat juga tidak, tetapi termasuk anak-anak.
yang jelas adalah bahwa gaya ini selalu
akan menyakiti hati dan kurang enak METODE PENELITIAN
didengar. Kata sarkasme diturunkan dari
kata Yunani sarkasmos, yang lebih jauh Penelitian ini menerapkan metode
diturunkan dari kata kerja sakasein yang kualitatif deskriptif. Data yang
berarti “merobek-robek daging seperti dikumpulkan berupa kata-kata, gambar
anjing”, “menggigit bibir karena marah”, dan bukan angka-angka. Penelitian ini
atau “berbicara dengan kepahaman”. akan berisi kutipan-kutipan data untuk
memberi gambaran penyajian pada
Mengasar adalah perubahan makna yang penelitian. Data pada penelitian ini adalah
berupa leksem yang semula dirasakan tujuh lirik lagu dangdut yang sesuai
halus kemudian karena faktor tertentu, dengan salah satu jenis perubahan makna
makna leksem atau satuan leksikal itu pada kajian semantik yaitu sarkasme.
dirasakan kasar. Contoh, dahulu kata Tujuh lirik lagu dangdut tersebut dapat
perempuan mempu-nyai nilai rasa halus disebut sebagai dokumen. Teknik yang
dan berprestise. Sekarang, kata perempuan digunakan untuk menganalisis dokumen
itu diganti dengan wanita. Pengasaran adalah analisis isi (content analysis).
adalah usaha untuk mengganti kata yang Kajian isi adalah teknik apa pun yang
maknanya halus atau bermakna biasa digunakan untuk menarik kesimpulan
dengan kata yang maknanya kasar. Usaha melalui usaha menemukan karakteristik

64 Jurnal Gramatika - STKIP PGRI Sumatera Barat


JURNAL GRAMATIKA ISSN: 2442-8485
E-ISSN: 2460-6319
Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia V2.i2 (61-71)

pesan, dan dilakukan secara objektif dan Diksi pada lirik lagu di atas terjadi
sistematis. Pengumpulan data dilakukan perubahan makna pada kata menggoda.
dengan cara mencatat kembali lirik lagu Kata menggoda termasuk sarkasme karena
sesuai dengan karakteristik sarkasme yaitu
yang didengar dari alat pemutar musik.
kurang enak didengar dan menyakiti hati.
Hal ini sejalan dengan Sugono dkk (2008:
456) kata goda berarti ajak berbuat dosa
HASIL DAN PEMBAHASAN atau mengganggu. Menggoda berarti
mengajak (menarik-narik hati) supaya
Penelitian ini akan membahas lirik berbuat dosa atau berbuat jahat. Dari
lagu dangdut kekinian ditinjau dari dua uraian tersebut jelaslah bahwa diksi
kajian teori. Teori yang pertama adalah menggoda kurang tepat digunakan pada
lirik tersebut. Pendidikan karakter yang
pendidikan karakter dan teori yang kedua
hancur karena kata tersebut adalah nilai
yaitu tentang perubahan makna pada rasa, karsa, moral dan budi perkerti.
kajian semantik. Pembahasan data sesuai Keempat indikator pada pendidikan
dengan indikator dari kedua teori tersebut. karakter ini ditinjau dari segi baik
Indikator pertama, pendidikan karakter buruknya sikap, tingkah laku ataupun
dilihat dari aspek rasa, karsa, moral dan mengenai perbuatan.
budi pekerti. Indikator kedua, perubahan Abang pilih yang mana
makna dapat berupa perubahan konsep dan perawan atau janda
atau perubahan nilai rasa, sindiran pedas, Perawan memang cantik,
olok-olok, menyakiti hati, kurang enak janda lebih menarik
Kalau abang pilih perawan
didengar serta mengganti kata yang Masih muda masih segelan
maknanya halus atau bermakna biasa
dengan kata yang maknanya kasar. Data di Diksi pada lirik lagu di atas terjadi
bawah ini diambil dari lirik lagu yang perubahan makna pada kata segelan. Kata
dinyanyikan oleh Cita Citata dengan judul menggoda termasuk segelan karena sesuai
Perawan atau Janda, Zaskia Gotik dengan dengan karakteristik sarkasme yaitu
bersifat olok-olok dan merupakan sindiran
judul Bang Ojek dan Sisa Semalam,
pedas. Karena segel menyangkut pada
kemudian Siti Badriah dengan judul suatu benda baru dalam kemasan plastik
Berondong Tua dan Ketagihan, Linda yang terbungkus rapi. Hal ini sejalan
Moy Moy dengan judul Gadis Bukan dengan Sugono dkk (2008: 1240) kata
Perawan serta Juwita Bahar dengan judul segel berarti cap, meterai. Segelan berarti
lagu Buka Sikit Joss. Berikut akan sesuatu yang disegel. Kata tersebut kurang
dijelaskan satu-persatu. kurang tepat digunakan karena
menunjukkan perilaku menyamakan
Judul lagu: Perawan atau Janda manusia dengan benda mati. Jika benda
Penyanyi : Cita-citata baru ditunjukkan dengan plastik atau
kemasan yang belum dibuka, maka
Abang pilih yang mana manusia khususnya wanita diibaratkan
perawan atau janda pada selaput dara yang masih utuh, yang
Perawan memang menawan, belum terbuka atau robek. Pendidikan
janda lebih menggoda karakter yang hancur karena kata tersebut
adalah nilai rasa, karsa, moral dan budi

65 Jurnal Gramatika - STKIP PGRI Sumatera Barat


JURNAL GRAMATIKA ISSN: 2442-8485
E-ISSN: 2460-6319
Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia V2.i2 (61-71)

perkerti. Keempat indikator pada Diksi pada lirik lagu di atas terjadi
pendidikan karakter ini ditinjau dari segi perubahan makna pada frasa sudah
baik buruknya sikap, tingkah laku ataupun bermain cinta. Frasa sudah bermain cinta
mengenai perbuatan. Baik buruknya termasuk sarkasme karena berdasarkan
perbuatan seorang wanita, dapat dilihat karakteristik sarkasme yaitu kurang enak
dari segel yang masih utuh. didengar, terdapat sindiran pedas, makna
olok-olok dan menyakiti hati. Perubahan
Belum disentuh orang makna yang halus menjadi kasar tersebut
belum berpengalaman Hal ini sejalan dengan Sugono dkk (2008:
268) cinta berarti suka sekali, sayang
Diksi pada lirik lagu di atas terjadi benar. Bermain berarti melakukan sesuatu
perubahan makna pada frasa belum untuk bersenang-senang. Kata tersebut
berpengalaman. Makna belum tidak cocok digunakan karena
berpengalaman di sini seperti seseorang menunjukkan perilaku seseorang yang
yang sudah banyak pengetahuan dan suka melakukan perbuatan atau sesuatu
banyak hal yang telah dialaminya. Frasa dengan pasangan untuk bersenang-senang.
belum berpengalaman termasuk sarkasme Dari uraian tersebut jelaslah bahwa frasa
karena sesuai dengan karakteristik sudah bermain cinta kurang tepat
sarkasme yaitu kurang enak didengar dan digunakan pada lirik tersebut. Pendidikan
menyakiti hati. Hal ini sejalan dengan karakter yang hancur karena kata tersebut
Sugono dkk (2008: 34-35) kata alam, adalah nilai rasa, karsa, moral dan budi
mengalami berarti merasai (menjalani, perkerti. Keempat indikator pada
menanggung) suatu peristiwa. pendidikan karakter ini ditinjau dari segi
Berpengalaman berarti mempunyai baik buruknya sikap, tingkah laku ataupun
pengalaman, telah banyak pengalaman. mengenai perbuatan.
Dari uraian tersebut jelaslah bahwa frasa
belum berpengalaman kurang tepat
digunakan pada lirik tersebut. Belum Judul lagu: Bang Ojek
berpengalaman jika dilihat pada larik Penyanyi : Zaskia Gotik
sebelumnya yaitu belum disentuh orang
bermakna pengalaman dengan pasangan bang ojek, bang ojek
lawan jenis. Pendidikan karakter yang gak sabar nungguin abang
hancur karena frasa tersebut adalah nilai gak pake lama-lama ya bang
rasa, karsa, moral dan budi perkerti. aku tunggu di depan gang
bang ojek, bang ojek
Keempat indikator pada pendidikan
gak bosan naikin abang
karakter ini ditinjau dari segi baik jangan lupa pengamannya bang
buruknya sikap, tingkah laku ataupun biar nanti neneng tenang
mengenai perbuatan. ayo bang jalan
lihat ke depan
Kalau abang pilih janda abang fokus megangin setang
Sudah pasti lebih dewasa jangan lirik belakang
Sudah bermain cinta di gas terus bang,
Banyak pengalamannya waspada lobang
Abang pilih yang mana biar eneng selamat sampai tujuan
perawan atau janda bang, bang ojek sayang
Perawan memang bohai bang, eneng sayang abang
janda lebih aduhai bang, bang ojek sayang

66 Jurnal Gramatika - STKIP PGRI Sumatera Barat


JURNAL GRAMATIKA ISSN: 2442-8485
E-ISSN: 2460-6319
Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia V2.i2 (61-71)

Diksi pada lirik lagu di atas terjadi pendek aku rasain. Kata cobain dan rasain
perubahan makna pada klausa naikin tersebut kurang enak didengar karena
abang, jangan lupa pengamannya bang, selain tidak baku, menunjukkan perilaku
biar nanti neneng tenang. Klausa tersebut mencicipi hidangan. Maksud dari kata
termasuk sarkasme karena sesuai dengan cobain pada lirik lagu tersebut adalah telah
karakteristik sarkasme yaitu kurang enak menjalani pengalaman dengan seseorang
didengar, olok-olok dan menyakiti hati. dalam hal asmara. Kata tersebut termasuk
Hal ini sejalan dengan Sugono dkk (2008: sarkasme karena sesuai dengan
949) kata naik berarti mendaki, memanjat, karakteristik sarkasme yaitu kurang enak
dan menunggangi. Selajutnya Sugono dkk didengar, olok-olok dan menyakiti hati.
(2008: 46-47) kata aman berarti bebas dari Dari uraian tersebut jelaslah bahwa diksi
bahaya, pengaman berarti alat untuk cobain kurang tepat digunakan pada lirik
menghindarkan atau mencegah terjadinya tersebut karena menyamakan sifat benda
kecelakaan. Naikin abang, pengamannya yaitu lidah dengan manusia sebgaai
bang berarti memanjat si abang dengan pelakunya. Pendidikan karakter yang
menggunakan alat untuk mencegah hancur karena kata tersebut adalah nilai
terjadinya hal yang tidak diinginkan. rasa, karsa, moral dan budi perkerti.
Sebetulnya yang dimaksud pada lirik lagu Keempat indikator pada pendidikan
tersebut menaiki ojek punya si abang karakter ini ditinjau dari segi baik
dengan memakai pengaman berupa helm. buruknya sikap, tingkah laku ataupun
Tetapi karena diksi tersebut tidak mengenai perbuatan.
lengkap atau ada yang hilang, maka
maknanya pun berubah menjadi sarkasme, bikin aku pengen balikan
karena menyamakan sifat benda dengan keenakan aku, aku keenakan
manusia. Dari uraian tersebut jelaslah ketagihan sama kamu, ketagihan
bahwa diksi naikin abang, jangan lupa
pengamannya bang kurang tepat Diksi pada lirik lagu di atas terjadi
digunakan pada lirik tersebut. Pendidikan perubahan makna pada klausa keenakan
karakter yang hancur karena kata tersebut aku keenakan, ketagihan sama kamu
adalah nilai rasa, karsa, moral dan budi ketagihan. Diksi pada lirik lagu di atas
perkerti. Keempat indikator pada terjadi perubahan makna pada klausa
pendidikan karakter ini ditinjau dari segi ketagihan, dan keenakan. Kata menggoda
baik buruknya sikap, tingkah laku ataupun termasuk sarkasme karena sesuai dengan
mengenai perbuatan. karakteristik sarkasme yaitu kurang enak
didengar, olok-olok dan menyakiti hati.
Judul lagu: Keenakan Hal ini sejalan dengan Sugono dkk (2008:
Penyanyi : Siti Badriah 371) kata keenakan berarti kesenangan,
kenyamanan, terlalu merasa enak, menjadi
pacarku sudah ada selusin terbiasa (biasanya hal-hal yang kurang
sejak aku sama kamu diputusin baik). Frasa tersebut kurang enak didengar
ternyata kamu yang ku anggap nyebelin karena menunjukkan perilaku mengajak
tapi gak bisa ku lupain berbuat sesuatu yang tidak baik. Dari
yang hitam yang putih ku cobain uraian tersebut jelaslah bahwa diksi
yang tinggi yang pendek aku rasain
keenakan, ketagihan kurang tepat
tapi kamu yang sedang-sedang saja
digunakan pada lirik tersebut. Pendidikan
Diksi pada lirik lagu di atas terjadi karakter yang hancur karena kata tersebut
perubahan makna pada klausa yang hitam adalah nilai rasa, karsa, moral dan budi
yang putih kucobain, yang tinggi yang perkerti. Keempat indikator pada

67 Jurnal Gramatika - STKIP PGRI Sumatera Barat


JURNAL GRAMATIKA ISSN: 2442-8485
E-ISSN: 2460-6319
Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia V2.i2 (61-71)

pendidikan karakter ini ditinjau dari segi ah cetar. Frasa tersebut termasuk sarkasme
baik buruknya sikap, tingkah laku ataupun karena sesuai dengan karakteristik
mengenai perbuatan. sarkasme yaitu kurang enak didengar, dan
bersifat olok-olok. Hal ini sejalan dengan
Judul lagu: Sisa Semalam Sugono dkk (2008: 667) kata kencang
Penyanyi : Zaskia Gotik berarti tegang, tidak kendur. Kencangnya
ah cetar berarti suatu benda yang tegang,
aku kelangit sampai sembilan
dan tidak kendur dilanjut dengan kata tidak
menggapai bintang bermesraan
ku terlena na na
baku yaitu cetar menunjukkan eskpresi
aw aw aw dalam cinta ta ta ta berlebihan yang identik dengan kata
masih melayang aku bagai terbang sangat. Kata tersebut kurang tepat didengar
sisa semalam ku dibelai sayang karena menunjukkan perilaku yang tidak
masih terasa bersarang di dada baik. Pendidikan karakter yang hancur
sisa semalam ku dibuai cinta karena kata tersebut adalah nilai rasa,
karsa, moral dan budi perkerti. Keempat
Diksi pada lirik lagu di atas terjadi indikator pada pendidikan karakter ini
perubahan makna pada klausa masih ditinjau dari segi baik buruknya sikap,
melayang aku bagai terbang, sisa tingkah laku ataupun mengenai perbuatan.
semalamku dibelai sayang, masih terasa
bersarang di dada sisa semalam ku dibuai Judul lagu: Berondong Tua
cinta. Kata tersebut kurang enak didengar Penyanyi : Siti Badriah
karena menunjukkan perilaku seseorang
sehabis bercinta. Klausa tersebut termasuk ada berondong tua
sarkasme karena sesuai dengan tebar-tebar pesona
karakteristik sarkasme yaitu kurang enak sukanya daun muda
didengar, dan bersifat olok-olok. Selain
Diksi pada lirik lagu di atas terjadi
itu, klausa tersebut menunjukkan perilaku
perubahan makna pada frasa berondong
mengajak berbuat sesuatu yang tidak baik.
tua dan daun muda. Istilah berondong tua
Pendidikan karakter yang hancur karena
digunakan untuk menunjukkan seseorang
kata tersebut adalah nilai rasa, karsa, moral
yang sudah tua tetapi masih ingin
dan budi perkerti. Keempat indikator pada
berpenampilan seperti anak muda. Istilah
pendidikan karakter ini ditinjau dari segi
daun muda digunakan untuk menunjukkan
baik buruknya sikap, tingkah laku ataupun
usia seseorang yang di bawah umur dan
mengenai perbuatan.
belum menikah. Frasa tersebut termasuk
masih berdebar tanganku gemetar sarkasme karena sesuai dengan
sisa semalam kencangnya ah cetar karakteristik sarkasme yaitu berupa
ku masih rasa hati ini rasa sindiran pedas. Sindiran terhadap
sisa semalam oh begitu indah seseorang yang sudah tua tetapi masih
semalam... melayang... suka dengan remaja, atau generasi muda.
Frasa tersebut kurang cocok digunakan
Diksi pada lirik lagu di atas terjadi karena menunjukkan perilaku mengajak
perubahan makna pada klausa masih berbuat sesuatu yang tidak baik.
berdebar tanganku gemetar, sisa semalam Pendidikan karakter yang hancur karena
kencangnya ah cetar. Klausa tersebut frasa tersebut adalah nilai rasa, karsa,
kurang tepat digunakan karena moral dan budi perkerti. Keempat
menunjukkan perilaku yang tidak baik. Hal indikator pada pendidikan karakter ini
ini ditunjukkan dengan frasa kencangnya

68 Jurnal Gramatika - STKIP PGRI Sumatera Barat


JURNAL GRAMATIKA ISSN: 2442-8485
E-ISSN: 2460-6319
Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia V2.i2 (61-71)

ditinjau dari segi baik buruknya sikap, Aku ternoda terbuai mesra
tingkah laku ataupun mengenai perbuatan.
Diksi pada lirik lagu di atas terjadi
dia lupa usia perubahan makna pada kata aku ternoda
ada berondong tua terbuai mesra. Kata tersebut kurang enak
fangky habis gayanya didengar karena menunjukkan perilaku
sukanya hura hura yang secara langsung mengatakan bahwa
hepi aja maunya si aku tidak suci lagi tapi sudah ternoda.
berondong berondong tua Klausa tersebut termasuk sarkasme karena
jelalatan cari mangsa
keluar masuk lubang buaya
sesuai dengan karakteristik sarkasme yaitu
jadi santapan wanita wanita muda kurang enak didengar, sindiran pedas dan
menyakiti hati. Hal ini sejalan dengan
Diksi pada lirik lagu di atas terjadi Sugono dkk (2008: 965) kata noda berarti
perubahan makna pada klausa jelalatan aib, cela, cacat. Ternoda berarti bercela,
cari mangsa, keluar masuk lubang buaya, mendapat nama buruk. Kata tersebut
jadi santapan wanita-wanita muda. Klausa kurang cocok digunakan karena
tersebut termasuk sarkasme karena sesuai menunjukkan perilaku buruk yang telah
dengan karakteristik sarkasme yaitu dilakukan. Dari uraian di atas jelaslah
kurang enak didengar bersifat olok-olok, bahwa klausa tersebut kurang tepat
sindiran pedas dan menyakiti hati. Hal ini digunakan pada lirik lagu. Pendidikan
sejalan dengan Sugono dkk (2008: 574) karakter yang hancur karena kata tersebut
kata jelalatan berarti melihat ke mana- adalah nilai rasa, karsa, moral dan budi
mana dengan liar. Mangsa menurut perkerti. Keempat indikator pada
Sugono dkk (2008: 874) berarti sasaran pendidikan karakter ini ditinjau dari segi
perbuatan jahat. Klausa tersebut kurang baik buruknya sikap, tingkah laku ataupun
enak didengar karena menunjukkan mengenai perbuatan.
perilaku yang tidak baik yaitu melihat
orang lain dengan liar untuk mencari Aku gadis tapi bukan perawan
sasaran perbuatan jahat sehingga
dimanfaatkan oleh wanita muda karena Diksi pada lirik lagu di atas terjadi
orang tua itu sudah sering bergaul atau perubahan makna pada klausa aku gadis
berkelakar dengan wanita-wanita muda tapi bukan perawan. Kata tersebut kurang
dalam konteks nakal. Dari uraian tersebut enak didengar karena menunjukkan
jelaslah bahwa klausa tersebut kurang perilaku yang Kata menggoda termasuk
tepat digunakan pada lirik lagu. sarkasme karena sesuai dengan
Pendidikan karakter yang hancur karena karakteristik sarkasme yaitu kurang enak
kata tersebut adalah nilai rasa, karsa, moral didengar, bersifat olok-olok, sindiran
dan budi perkerti. Keempat indikator pada pedas dan menyakiti hati. Hal ini sejalan
pendidikan karakter ini ditinjau dari segi dengan Sugono dkk (2008: 403) kata gadis
baik buruknya sikap, tingkah laku ataupun berarti anak perempuan yang belum kawin
mengenai perbuatan. (perawan). Sugono (2008: 1053) kata
perawan berarti anak perempuan yang
Judul lagu: Gadis Bukan Perawan sudah patut kawin, anak dara, perawan.
Penyanyi : Linda Moy Moy Jadi, gadis identik atau sama dengan
perawan dan begitu pula sebaliknya.
Aku hanyalah wanita biasa Klausa gadis bukan perawan mempunyai
Berbuat salah khilaf dan dosa arti yang berlawanan. Karena gadis pada
Karena cinta hatiku terlena lirik lagu tersebut berarti perempuan muda

69 Jurnal Gramatika - STKIP PGRI Sumatera Barat


JURNAL GRAMATIKA ISSN: 2442-8485
E-ISSN: 2460-6319
Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia V2.i2 (61-71)

yang telah akhil baligh yang belum karsa, moral dan budi perkerti. Keempat
menikah, sedangkan perawan indikator pada pendidikan karakter ini
menunjukkan seorang gadis yang belum ditinjau dari segi baik buruknya sikap,
menikah. Jadi gadis bukan perawan berarti tingkah laku ataupun mengenai perbuatan.
seorang perempuan yang belum menikah
tetapi sudah pernah mengalami hal yang Judul lagu: Buka Sikit Joss
seharusnya dilakukan oleh perempuan Penyanyi : Juwita Bahar
yang sudah menikah. Dari uraian tersebut
jelaslah bahwa diksi gadis bukan perawan Eh kenapa kamu kalau nonton dangdut
sukanya bilang
kurang tepat digunakan pada lirik tersebut.
Buka sikit joss
Pendidikan karakter yang hancur karena
kata tersebut adalah nilai rasa, karsa, moral Diksi pada lirik lagu di atas terjadi
dan budi perkerti. Keempat indikator pada perubahan makna pada klausa buka sikit
pendidikan karakter ini ditinjau dari segi joss. Klausa tersebut menunjukkan
baik buruknya sikap, tingkah laku ataupun perilaku seseorang yang bersorak atau
mengenai perbuatan. berteriak buka kepada orang di depannya.
Keperawananku sudah hilang
Frasa termasuk sarkasme karena sesuai
Gara-gara pacaran sering mesra-mesraan dengan karakteristik sarkasme yaitu
Tapi untung gak hamil duluan kurang enak didengar dan bersifat olok-
Makanya pacaran harus ada batasan olok. Frasa tersebut menunjukkan perilaku
Makanya pacaran jangan sampai kelewatan yang tidak baik. Dari uraian tersebut
jelaslah bahwa diksi buka sikit joss kurang
Diksi pada lirik lagu di atas terjadi tepat digunakan pada lirik lagu.
perubahan makna pada klausa Pendidikan karakter yang hancur karena
keperawananku sudah hilang, gara-gara kata tersebut adalah nilai rasa, karsa, moral
pacaran sering mesra-mesraan tapi dan budi perkerti. Keempat indikator pada
untung nggak hamil duluan. Klausa pendidikan karakter ini ditinjau dari segi
tersebut termasuk sarkasme karena sesuai baik buruknya sikap, tingkah laku ataupun
dengan karakteristik sarkasme yaitu mengenai perbuatan.
kurang enak didengar, bersifat olok-olok
dan menyakiti hati. Hal ini sejalan dengan Apa karena pakai rok mini jadi alasan
Sugono dkk (2008: 478) kata hamil berarti Sukanya abang ini intip-intip bodyku yang
mengandung janin dalam rahim karena sel seksi
telur dibuahi oleh sprematozoa. Kemudian Sukanya abang ini intip-intipku pakai rok mini
Sugono dkk (2008: 994) pacar berarti
teman lawan jenis yang tetap dan Diksi pada lirik lagu di atas terjadi
mempunyai hubungan berdasarkan cinta perubahan makna pada klausa sukanya
kasih. Klausa tersebut kurang cocok abang ini intip-intip bodyku yang seksi,
digunakan karena menunjukkan perilaku sukanya abang ini intip-intip ku pakai rok
akibat perbuatan dengan lawan jenis yang mini. Klausa tersebut menunjukkan
dapat saja membuahkan janin dalam perilaku seseorang yang tidak baik. Klausa
rahim, tetapi hal itu tidak terjadi yang tersebut termasuk sarkasme karena sesuai
ditunjukkan pada dua larik terakhir. Dari dengan karakteristik sarkasme yaitu
uraian di atas jelaslah bahwa klausa kurang enak didengar, bersifat olok-olok
tersebut kurang tepat digunakan pada lirik dan menyakiti hati. Hal ini sejalan dengan
lagu. Pendidikan karakter yang hancur Sugono dkk (2008: 916) frasa rok mini
karena kata tersebut adalah nilai rasa, berarti rok berukuran pendek di atas lutut.
Kata tersebut kurang cocok digunakan

70 Jurnal Gramatika - STKIP PGRI Sumatera Barat


JURNAL GRAMATIKA ISSN: 2442-8485
E-ISSN: 2460-6319
Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia V2.i2 (61-71)

karena menunjukkan perilaku melihat UCAPAN TERIMA KASIH


sesuatu secara samar-samar atau
sembunyi-sembunyi untuk melihat ke rok Terima kasih kepada pihak-pihak yang
yang dipakai oleh seorang wanita. Dari telah membantu dalam penyelesaian
uraian di atas jelaslah bahwa klausa penelitian ini. Pihak-pihak tersebut antara
tersebut kurang tepat digunakan pada lirik lain: kampus STKIP PGRI Sumatera
lagu. Pendidikan karakter yang hancur
Barat; Zulfadhli, S.S., M.A. dan Muhardis
karena kata tersebut adalah nilai rasa,
karsa, moral dan budi perkerti. Keempat S.S., M.Hum.
indikator pada pendidikan karakter ini
DAFTAR PUSTAKA
ditinjau dari segi baik buruknya sikap,
tingkah laku ataupun mengenai perbuatan. Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik
Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka
SIMPULAN Cipta.
Keraf, Gorys. 2010. Diksi Dan Gaya
Dari hasil penelitian dan
Bahasa. Jakarta: Gramedia
pembahasan, maka dapat disimpulkan Pustaka Utama.
bahwa perubahan makna pada jenis Manaf, Ngusman Abdul. 2010. Semantik
pengasaran terjadi akibat pilihan kata yang Bahasa Indonesia. Padang: Unp
tidak tepat. Pada umumnya, diksi yang Press.
digunakan pada lirik lagu dangdut Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi
kekinian bersifat olok-olok, sindiran pedas, Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
menyakiti hati dan kurang enak didengar.
Parera, J.D. 2004. Teori Semantik. Jakarta:
Pilihan kata tersebut ada yang secara Erlangga.
langsung mendeskripsikan mengibaratkan Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2012.
menyamakan sifat objek tertentu dengan Pendidikan Karakter. Bandung:
objek lainnya. Sarkasme yang ditimbulkan Remaja Rosdakarya.
dari lirik lagu dangdut kekinian tidak Sitaresmi, Nunung dan Mahmud Fasya.
2011. Pengantar Semantik
hanya merusak estetika tetapi juga etika
Bahasa Indonesia. Bandung:
yang dapat berdampak pada kerusakan UPI Press.
moral terutama pada anak-anak. Sugono, dkk. 2008. Kamus Besar Bahasa
Pendidikan karakter yang ditanamkan Indonesia (Edisi Keempat).
sejak dini dapat rusak seketika dengan lirik Jakarta: Gramedia.
lagu dangdut kekinian tersebut. Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran
Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa.
Zubaedi. 2011. Desain Pendidkan
Karakter. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.

71 Jurnal Gramatika - STKIP PGRI Sumatera Barat

You might also like