You are on page 1of 11

Trimanah Reputasi Dalam Kerangka Kerja Public Relations

As’ad Musthofa Komodifikasi Kemiskinan Oleh Media Televisi

REPUTASI DALAM KERANGKA KERJA PUBLIC RELATIONS

Oleh:
Trimanah
Fakultas Ilmu Komunikasi Unissula Jalan Raya Kaligawe Km.4 Semarang
trimanah@unissula.ac.id

ABSTRACT
Reputation is an important concept for the organization or company. In this fast-paced
era of communication, the reputation is being one of the deciding factors in an effort to
improve and maintain the company existantion. For that, the reputation should be managed
well by creating an appropriate and strategic communications.
Reputation is not the same as the image, also not the same as a brand. The process of
building, maintaining and improving the reputation longer than the build, maintain and
improve the image and brand. Therefore reputation is more established and stable than the
image and brand.
Image is formed based on the knowledge and information that received by a person.
Communication does not directly lead to a certain behavior, but it is likely to affect the way
we organize our picture of the environment. While brand is formed by communication
messages, the actions of employees, customers, prospects and others, are defined by
experience and perception clearly identify what makes an organization / product to be
different.
Identity will be attached to the brand image and then together to form the
organization's reputation in the public. Therefore between identity, image and brand will be
linked to each other, which requires special handling and a clear public relations strategy, and
in the end will bring a positive organizational reputation.

ABSTRAK
Reputasi merupakan konsep yang penting bagi organisasi/perusahaan. Dalam era
komunikasi yang serba cepat seperti sekarang ini, reputasi menjadi salah satu faktor penentu
dalam usaha untuk meningkatkan dan mempertahankan eksistensi perusahaan. Untuk itu,
reputasi harus dikelola dengan baik dengan menciptakan komunikasi yang tepat dan strategis.
Reputasi tidak sama dengan image/citra, juga tidak sama dengan brand/merek. Proses
membangun, mempertahankan dan meningkatkan reputasi lebih panjang daripada
membangun, mempertahankan dan meningkatkan image dan brand. Oleh karena itu reputasi
lebih mapan dan stabil daripada image dan brand.
Image (citra) terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang
diterima seseorang. Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetapi
cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan gambaran kita tentang lingkungan.
Sedangkan Brand (merek) dibentuk oleh pesan komunikasi, tindakan karyawan, pelanggan,
prospek dan lain-lain yang didefinisikan oleh pengalaman dan persepsi yang secara jelas
mengidentifikasi apa yang membuat sebuah organisasi/produk menjadi berbeda.

92
Jurnal Ilmiah Komunikasi | MAKNA Vol. 3 No. 1, Februari – Juli 2012
Trimanah
As’ad Musthofa Reputasi Dalam
Komodifikasi Kerangka Kerja
Kemiskinan Public Televisi
Oleh Media Relations

Identitas akan melekat pada citra dan brand kemudian secara bersama-sama akan
membentuk reputasi organisasi di tengah masyarakat. Oleh karena itu antara identitas, image
dan brand akan saling terkait satu sama lain, yang memerlukan penanganan dan strategi
public relations yang jelas dan pada akhirnya akan memunculkan reputasi organisasi yang
positif.

Kata kunci: image, brand, identitas perusahaan, strategi Public Relations

PENDAHULUAN tindakan penyehatan hidup agar terhindar


dari krisis. Dalam buku The Crisis Manager:
Perkembangan ICT yang menyebab-
Facing Risk and Responsibility, buku induk
kan arus komunikasi menjadi serba cepat
untuk manajemen krisis karya Otto Lerbinger
membuat banyak organisasi melakukan
(1997) dengan tegas menjelaskan bahwa di
berbagai upaya untuk mempertahankan
dalam krisis hanya
eksistensinya di tengah masyarakat. Menya-
dari akan perubahan yang sangat dinamis ini dapat ditangani secara memadai bila
telah mempengaruhi kehidupan organisasi, organisasi memiliki sebuah ‘strategic mana-
yang kemudian organisasi semakin menya- gement plan’ yang lengkap. Di ‘era yang
dari akan kebutuhan public relations dalam penuh krisis ini’ (era of crises), organisasi
menghadapi publik internal maupun pulik yang baik mesti siap dengan ‘perencanaan
eksternal berkaitan dengan eksistensi dan strategis, khususnya ‘perencanaan untuk
reputasinya ditengah masyarakat. menghadapi situasi paling buruk’ (conti-
ngency planning: preparing for the worst).
Reputasi merupakan penilaian
(Lerbinger, 1997: 19)
terhadap sebuah organisasi/produk yang
didalamnya melekat faktor trust (keper- Bila organisasi lebih banyak menyi-
cayaan) dari khalayak. Pada proses bukkan diri pada pencarian strategi dan
pengambilan keputusan khalayak, maka kompetensi persaingan, reputasi akan
reputasi menjadi komponen yang sangat langsung menjadi korban krisis bila ada
dinilai dan dipertimbangkan. ‘salah tingkah manajemen’ (management
misconduct), seperti ‘krisis konfrontasi’
Terkait hal ini, maka hal yang paling
(confrontation crisis) menghadapi kekuatan-
mendasar dan perlu mendapat perhatian
kekuatan aktivisme sosial. Sebaliknya, bila
adalah bagaimana agar CEO menyadari
reputasi yang bersifat kompleks dibina secara
pentingnya rencana dan program komunikasi
seksama, krisis-krisis yang bersifat sektoral
terpadu dengan menempatkan PR pada posisi
dapat dihindarkan, karena reputasi pada
strategis didalam manajemen yang nantinya
dasarnya adalah ‘aset non-fisik sangat
dapat mempengaruhi keputusan yang diambil
berharga dari perusahaan yang mempenga-
khalayak. Sebab hingga saat ini masih
ruhi nilai dan keuntungan perusahaan jangka
banyak CEO yang melupakan peran dan
panjang … yang mudah hancur’ (valuable
startegi PR, dan baru mengingat fungsi dan
intangible asset that affects the long-term
manfaat keberadaan PR pada saat sudah
value and profitability … it is highly
terjadi krisis, dan reputasi sedang dalam
perishable) (Lerbinger, 1997: 6).
masa pertaruhan.
Tulisan ini merupakan sebuah
Pembicaraan tentang reputasi sendiri
pembahasan singkat tentang sederhana dan
pada dasarnya merupakan pendekatan
mendasar tentang peran Public Relations
komunikasi yang dilandasi oleh sebuah
dalam membangun reputasi organisasi.
pemikiran positif tentang kegalauan ling-
Pembahasan akan dimulai dengan memper-
kungan dan ketidakpastian masa depan,
kenalkan apa itu identitas (identity) organi-
karena pada dasarnya reputasi adalah hasil
sasia, konsep citra (image), dan merek

93
Jurnal Ilmiah Komunikasi | MAKNA Vol. 3 No. 1, Februari – Juli 2012
Trimanah
As’ad Musthofa Reputasi DalamKemiskinan
Komodifikasi Kerangka Kerja Public Televisi
Oleh Media Relations

(brand), dan dilanjutkan dengan arti dan nya bisa dirasakan dari hasil penilaian baik
wilayah cakupan konsep reputasi, dan atau buruk, seperti penerimaan dan tanggap-
selanjutnya pembahasan akan diteruskan an baik positif maupun negatif yang datang
dengan penjabaran tentang beberapa model dari public (khalayak sasaran) dan masya-
manajemen reputasi dalam kerangka strategi rakat luas pada umumnya. Citra bisa
PR. diketahui, diukur dan diubah. Penelitian
mengenai citra organisasi (corporate image)
telah membuktikan bahwa citra bisa diukur
Pembahasan dan diubah, walaupun perubahan citra relatif
Citra (Image) lambat. Dengan kata lain suatu citra akan
bertahan cukup permanen pada kurun waktu
Steinmetz (Siswanto Sutojo, 2004) tertentu (Sutisna, 2001: 330)
mengartikan citra sebagai persepsi masya-
rakat terhadap jati diri perusahaan. Persepsi Karena citra ada di benak masya-
masyarakat terhadap organisasi didasari pada rakat, maka salah satu hal yang harus
apa yang mereka ketahui atau mereka kira dilakukan oleh organisasi adalah dengan
tentang organisasi yang bersangkutan. melakukan berbagai daya upaya agar jangan
Webster (1993) mendefinisikan citra sebagai sampai masyarakat mempunyai persepsi
gambaran mental atau konsep tentang yang keliru terhadap organisasinya yang
sesuatu. Katz dalam Soemirat dan Ardianto kemudian menimbulkan citra yang negatif.
(2004) mengatakan bahwa citra adalah cara Bila citra negatif terlanjur terbentuk di benak
bagaimana pihak lain memandang sebuah masyarakat tentunya akan sangat merugikan
perusahaan, seseorang, suatu komite, atau organisasi. Untuk itu, citra organisasi harus
suatu aktivitas. Setiap perusahaan mempu- diperhatikan sedemikian rupa agar persepsi
nyai citra sebanyak jumlah orang yang masyarakat tidak jauh menyimpang dari apa
memandangnya. Berbagai citra perusahaan yang diharapkan.
datang dari pelanggan perusahaan, pelanggan Citra memang hanyalah gambaran
potensial, bankir, staf perusahaan, pesaing, dalam benar seseorang tentang sesuatu yang
distributor, pemasok, asosiasi dagang, dan tentu saja bisa kita bentuk. Tetapi gambaran
gerakan pelanggan di sektor perdagangan yang kita coba bentuk itu haruslah sesuai
yang mempunyai pandangan terhadap dengan kenyataan (realitas) dan tidak boleh
perusahaan. dilakukan upaya pembohongan. Misalnya
Kotler (1995) secara lebih luas sesuatu hal yang sebenarnya tidak baik
mendefinisikan citra sebagai jumlah dari digambarkan menjadi baik. Kebohongan
keyakinan-keyakinan, gambaran-gambaran, pada akhirnya tidak akan membawa kebaikan
dan kesan-kesan yang dipunyai seseorang apalagi meningkatkan citra, yang terjadi
pada suatu obyek. Obyek yang dimaksud bisa justru malah sebaliknya, citra akan menjadi
berupa orang, organisasi, atau kelompok rusak dan hancur. Jadi citra (image) adalah
orang. Jika obyek itu organisasi, berarti realitas, oleh karena itu pengembangan dan
seluruh keyakinan, gambaran, dan kesan atas perbaikan citra harus didasarkan pada realita.
organisasi dari seseorang itulah yang Soemirat dan Ardianto (2004) menje-
dinamakan citra. Citra sebuah organisasi laskan efek kognitif dari komunikasi sangat
merepresentasikan nilai-nilai seseorang dan mempengaruhi proses pembentukan citra
kelompok-kelompok masyarakat yang mem- seseorang. Citra terbentuk berdasarkan
punyai hubungan dengan organisasi tersebut . pengetahuan dan informasi-informasi yang
Pengertian citra itu sendiri abstrak diterima seseorang. Komunikasi tidak secara
(intangible), tidak nyata, tidak bisa digam- langsung menimbulkan perilaku tertentu,
barkan secara fisik dan tidak dapat diukur tetapi cenderung mempengaruhi cara kita
secara matematis, karena citra hanya ada mengorganisasikan citra kita tentang
dalam pikiran. Walaupun demikian, wujud- lingkungan. Public Relations digambarkan

94
Jurnal Ilmiah Komunikasi | MAKNA Vol. 3 No. 1, Februari – Juli 2012
Trimanah
As’ad Musthofa Reputasi DalamKemiskinan
Komodifikasi Kerangka Kerja
Oleh Public
Media Relations
Televisi

sebagai input-output, proses intern dalam ekspresi graphis dari image dan identitas
model ini adalah pembentukan citra, suatu perusahaan. Sebagai bentuk visual,
sedangkan input adalah stimulus yang corporate identity menampilkan simbol yang
diberikan dan output adalah tanggapan atau mencerminkan image yang hendak disam-
perilaku tertentu. Berikut ini adalah bagan paikan. Sebagai suatu ekspresi grafis, sebuah
dari orientasi PR, yakni image building identitas perusahaan dapat diciptakan dan
(membangun citra) sebagai model komu- mempengaruhi nasib dari perusahaan.
nikasi dalam PR yang dibuat oleh Soemirat Russell Abratt (1989) melalui karya-
dan Ardianto: nya yang berjudul “A New Aproach to the
Corporate Image Management Process” yang
dimuat dalam Journal of Marketing
Gambar 1: Model Pembentukan Citra
Management (Vol. 5/ 1: 63-76). Disini
Pengalaman mengenai stimulus Russell Abratt memberi gambaran yang
meliputi konsep “corporate personality”
yang diambil dari buku Corporate Identity
karya Wally Olins (1978). Untuk mencip-
takan citra di kalangan konstituensi, dalam
anggapannya “kepribadian perusahaan”
(corporate personality) perlu difahami secara
cermat, karena dari kepribadian ini dikem-
Sumber: Ardianto, Elfinaro dan Sumirat, bangkan filosofi perusahaan (corporate
Soleh 2004. Dasar-dasar Public Relations, philosophy) yang mengandung nilai-nilai inti
Remaja Rosdakarya, Bandung. (core values) kebudayaan perusahaan
(corporate culture) dan asumsi-asumsi yang
melandasi perusahaan tersebut. Menurutnya
Efektivitas PR di dalam pembantukan ‘manajemen strategik’ dianggap sebagai
citra (nyata, cermin dan aneka ragam) bagian dari kepribadian. Konsep ‘identitas
organisasi, erat kaitannya dengan kemam- perusahaan’ (corporate identity) menurut
puan (tingkat dasar dan lanjut) pemimpin Abratt (1989: 68) dapat dilihat sebagai
dalam menyelesaikan tugas organisasinya, mekanisme komunikasi. Abratt juga menja-
baik secara individual maupun tim yang barkan tentang ’Corporate identity’ sebagai
dipengaruhi oleh praktek berorganisasi (job berikut: “… an assembly of visual clues-
design, reward system, komunikasi dan physical and behavioral by which an
pengambilan keputusan) dan manajemen audience can recognize a company and
waktu/perubahan dalam mengelola sumber- distinguish it from others and which can be
daya (materi, modal dan SDM) untuk used to represent or symbolise the
mencapai tujuan yang efisien dan efektif, company.”
yaitu mencakup penyampaian perintah,
informasi, berita dan laporan, serta menjalin Pengertian ini kemudian juga dianut
hubungan dengan orang. Hal ini tentunya erat oleh Cees van Riel (1995: 36), yang
dengan penguasaan identitas diri yang menyebut ‘corporate identity’ sebagai
mencakup aspek fisik,personil, kultur, ‘penampilan diri’ (selfpresentation) perusa-
hubungan organisasi dengan pihak pengguna, haan, yang meliputi tanda-tanda fisik (cues)
respons dan mentalitas pengguna (Hubeis, yang ditunjukkan organisasi melalui perilaku,
2001). komunikasi, dan simbolisme. Berbeda
dengan pengertian populer umumnya, ia
membedakan konsep ‘corporate identity’
Identitas Perusahaan(Corporate Identity) dengan ‘corporate image’. Membandingkan
wajah keduanya dalam ‘corporate identity/
Identitas perusahaan (Corporate corporate image interface’ dapat dianggap
identity) adalah suatu bentuk visual dan

95
Jurnal Ilmiah Komunikasi | MAKNA Vol. 3 No. 1, Februari – Juli 2012
Trimanah
As’ad Musthofa Reputasi
Komodifikasi
DalamKemiskinan
Kerangka Kerja
Oleh Public
Media Relations
Televisi

sebagai peristiwa ‘the moment of truth’ bagi Selain berfungsi sebagai identitas
organisasi. perusahaan, corporate identity juga mem-
punyai fungsi-fungsi lain, antara lain :
Corporate identity suatu perusahaan/
organisasi harus cukup jelas karena menjadi 1. Sebagai alat yang menyatukan strategi
tolok ukur dan referensi untuk produk/jasa perusahaan.
yang dihasilkannya, sikap dan perilakunya Pertanyaan pertama yang muncul dalam
serta langkah-langkahnya. Corporate identity pembuatan corporate identity adalah
ini juga harus dikomunikasikan baik kepada bagaimana suatu perusahaan ingin dilihat
seluruh publik internal mapun seluruh publik oleh publik. Pertanyaan ini secara tidak
eksternal dari perusahaan/organisasi. Semua langsung membuat personil-personil
yg dikomunikasikan ke dalam dan ke luar perusahaan tersebut berpikir dan meng-
perusahaan/organisasi haruslah penegasan evaluasi sistem operasional mereka
dari identitasnya yang meliputi produk/jasa selama ini. Dari sini dapat ditemukan
yang dihasilkannya, bangunannya, bahan kelemahan atau kesalahan yang selama
komunikasinya serta bagaimana perusahaan/ ini dilakukan, sehingga tercipta tujuan
organisasi berperilaku kepada karyawannya perusahaan yang lebih baik dan mantap.
maupun publik lain yang mempunyai
hubungan dengan perusahaan/organisasi. 2. Sebagai pemacu sistem operasional suatu
perusahaan
Sebuah perusahaan yang baik harus
dapat menyampaikan image sesuai dengan Sebuah corporate identity yang baik
identitasnya. Dalam suatu perusahaan, image harus sejalan dengan rencana perusahaan,
adalah kesan yang diberikan oleh perusahaan bagaimana perusahaan itu sekarang dan
itu kepada publik melalui produk-produknya, bagaimana di masa yang akan datang.
kegiatan-kegiatannya, dan usaha-usaha pe- Selain itu corporate identity juga harus
masarannya. Karena itu dibutuhkan sebuah dapat dengan tepat mencerminkan image
identitas yang kuat sebagai patokan untuk perusahaan melalui produk dan jasanya
menciptakan image atau kesan yang ingin 3. Sebagai pendiri jaringan network yang
disampaikan. Sebaliknya, image merupakan baik
cerminan dari suatu perusahaan.
Sebuah perusahaan yang berimage
Menurut Frank Jefkins (1988), positif, stabil, dapat dipercaya dan
LIVERY (warna & simbol) merupakan salah diandalkan akan menarik perhatian para
satu cara paling efektif dlm menetapkan investor untuk menanamkan modal dalam
corporate identity. Untuk perusahaan/ perusahaan tersebut. Jenis perusahaan
organisasi harus bisa menentukan format/ yang seperti ini juga yang mendapat
desain corporate identity-nya dengan baik banyak keringanan saat ia membutuhkan
(Corporate Identity Scheme). tambahan modal dari bank. Produk-
Corporate Identity Scheme suatu produk dari perusahaan ini juga mungkin
perusahaan/organisasi didasarkan pada empat menjadi produk yang paling laku dan
hal berikut: digemari di pasar
1. Nama perusahaan/organisasi 4. Sebagai alat jual dan promosi
2. Tipe logo Perusahaan dengan image yang positif
berpeluang besar untuk mengembangkan
3. Tipografi/tipe huruf yg digunakan sayapnya dan memperkenalkan produk
4. Warna korporat (corporate/house colours) atau jasa baru. Konsumen yang telah
lama memakai produk dari perusahaan
tersebut akan dengan setia terus memakai
produk itu. Mereka akan lebih menerima
karena telah membuktikan sendiri bahwa

96
Jurnal Ilmiah Komunikasi | MAKNA Vol. 3 No. 1, Februari – Juli 2012
Trimanah
As’ad Musthofa Reputasi DalamKemiskinan
Komodifikasi Kerangka Kerja Public Televisi
Oleh Media Relations

produk itu benar-benar cocok untuk membangun sebuah brand baik untuk
mereka menentukan Nama, Logo, Simbol, Desain,
Slogan, maupun Kemasan. Dengan demikian
diharapkan brand dapat melekat di benak
Merek (Brand) konsumen. Kepribadian brand menggam-
Dalam dunia marketing tradisional, barkan age (usia), origin (asal-usul), size
reputasi adalah sebuah dimensi dari brand. (ukuran), dan regionality (regionalitas) dari
Padahal yang sesungguhnya adalah bahwa sebuah brand.
brand dan reputasi merupakan dua sisi mata Menurut Foley & Kendrik (1996) ada
uang yang sama yang menggambarkan tiga cara untuk menentukan posisi brand dan
tentang perusahaan secara keseluruhan. reputasi:
Keduanya saling memiliki ketergantungan
1. Biarkan khalayak yang memutuskan siapa
tetapi tidak bisa saling menggantikan. Brand
Anda
adalah satu set janji, asosiasi, citra, dan
emosi yang diciptakan oleh perusahaan untuk Semakin banyak hal yang diketahui oleh
membangun kesetiaan dengan konsumennya. khalayak, maka semakin banyak
Brand itu dari dalam keluar. Reputasi keputusan yang mereka ambil. Sekali
sebaliknya, dari luar ke dalam. Sebuah khalayak memutuskan, sangat sulit
reputasi dibangun berdasarkan pengalaman mengubah pendapat mereka, walau-pun
langsung, pendapat orang lain, gosip, dan apa yang mereka anggap benar itu
validasi pihak ketiga di luar para stakeholder sebenarnya salah. Ketika orang tidak tahu
dan dibentuk oleh barbagai tindakan apapun mengenai sebuah produk atau jasa,
perusahaan dan karyawan, berbagai persepsi atau perusahaan, mereka sering bertanya,
yang ada, asal-usul dan bias para “ini produk apa sih? Atau itu perusahaan
stakeholder. (Foley & Kendrik, 2006) apa sih?”. Ini menunjukkan bahwa mereka
berusaha memahami siapa dan bagaimana
Kotler (1997) mendefinisikan brand
kita
sebagai: a brand is a name, term, sign,
symbol or design or combination of them, 2. Biarkan kompetitor memberitahukan para
intended to identify to goods or services of khalayak tentang siapa Anda
one seller of group of sellers and Kompetitor akan dengan senang hati
diffenerntiate them from those of mengatakan kepada khalayak tentang
competitors. American Marceting Asso- siapa dan bagaimana kita, yang tanpa
ciation menjabarkan brand sebagai “brand/ mereka sadari sebenarnya sudah
merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, membantu memperkenalkan siapa kita
rancangan atau kombinasi dari hal-hal kepada khalayak.
tersebut. Tujuan bemberian brand adalah
untuk mengidentifikasi produk atau jasa yang 3. Secara aktif memposisikan brand
dihasilkan sehingga berbeda dari produk atau Dengan membangun posisi kita sendiri,
jasa yang dihasilkan oleh pesaing”. maka kita bisa memak-simalkan kontrol
Selama ini, brand atau merek diyakini dan value brand kita. Menciptakan
dan terbukti sangat berpengaruh terhadap perbedaan mendasar antara produk
kesuksesan sebuah bisnis. Brand dapat /perusahaan kita dengan produk/
menentukan kekuatan nilai dari suatu perusahaan lain akan membutuhkan
produk/perusahaan dan dapat membedakan pemahaman yang mendalam dari pihak
dari produk/perusahaan pesaing. Brand tidak perusahaan terhadap para target
hanya bermanfaat bagi produsen namun juga khalayaknya.
bagi konsumen. Karena pentingnya sebuah
brand, tak heran jika perusahaan berani
mengeluarkan biaya yang sangat tinggi untuk

97
Jurnal Ilmiah Komunikasi | MAKNA Vol. 3 No. 1, Februari – Juli 2012
Trimanah
As’ad Musthofa Reputasi
Komodifikasi
DalamKemiskinan
Kerangka Kerja
OlehPublic
Media Relations
Televisi

Reputasi Selanjutnya Westcott dan Allessandri


Model mengilustrasikan bagaimana identitas
Hamsinah (2012) menyebutkan dalam
perusahaan bekerja di dalam konteks
tulisannya yang berjudul “Pembentukan
dihubungkan dengan konsep misi per-
corporate image untuk citra dan reputasi
usahaan, citra perusahaan dan reputasi
perusahaan” bahwa Charles J. Fombrun
perusahaan. Model ini menunjukkan bahwa
dalam Reputation menggambarkan hubungan
identitas perusahaan adalah sebuah proses
antara identitas perusahaan, nama, image dan
dimulai dari bawah dan ke atas, maksudnya
reputasi. Identitas perusahaan digambarkan
bahwa misi perusahaan mempengaruhi
sebagai: “the set of value and principles
identitas perusahaan, identitas perusahaan
employees and managers associate with
mempengaruhi citra, dan citra membangun
company. Identitas perusahaan, disosiali-
reputasi perusahaan. (Westcott Alessandri,
sasikan atau tidak, itu merupakan sebuah
2001)
gambaran pemahaman bagaimana karyawan
akan bekerja, bagaimana produk akan dibuat, Gambar 3: Model Westcott Alessandri
bagaimana stakeholders akan dilayani,dan
lain-lain. Identitas perusahaan diturunkan
dari pengalaman perusahaan sejak berdiri,
merupakan akumulasi prestasi dan cacat yang
telah dibuat selama ini (Frombun, 1996;36)”.
Reputasi perusahaan merepresenta-
sikan “jaringan” reaksi afektif atau emosional
baik itu reaksi baik atau buruk, kuat atau
lemah dari konsumen, investor, karyawan
dan publik terhadap nama perusahaan
(Frombun, 1996;37).
Identitas perusahaan merupakan
cerminan atau gambaran pemahaman
bagaimana karyawan akan bekerja, cerminan
bagaimana produk akan dibuat, cerminan Sumber: Westcott Alessandri, (2001)
bagaimana stakeholders akan dilayani, dan "Modeling corporate identity: a concept
lain-lain. Seperti gambar di bawah ini: explication and theoretical explanation",
Corporate Communications: An International
Gambar 2: From Identity To Reputation
Journal, Vol. 6 Iss: 4, pp.173 - 182

Tujuan tertinggi PR dalam


membangun reputasi yang kuat adalah karena
reputasi merupakan efek dasar yang muncul
sebagai faktor penting bagi keputusan
khalayak tentang sikap dan perilakunya
terkait keberadaan organisasi/produk. Seperti
yang dikatakan oleh banyak penulis bahwa
“logika bisnis yang ada sekarang
memaksakan ekslusivitas aspek-aspek rasi-
onal dan ekonomi ketika mengambil
Sumber: Fombrun, Charles J, 1996. keputusan”. Menurut Fombroum dan Van
Reputation: Realizing value from The Riel, nalar logis sendiri berpengaruh buruk
Corporate Change, Harvard Bussiness pada faktor-faktor persepsi dan sosial
School Press, USA terhadap berbagai keputusan yang kita buat.

98
Jurnal Ilmiah Komunikasi | MAKNA Vol. 3 No. 1, Februari – Juli 2012
Trimanah
As’ad Musthofa Reputasi
Komodifikasi
DalamKemiskinan
Kerangka Kerja
OlehPublic
Media Relations
Televisi

Dalam berbagai keputusan yang kita buat Strategi Komunikasi Public Relations
mengenai suatu perusahaan/produk mana Grunig dan Hunt mendefinisikan
yang akan kita pakai atau kita beli, kita kegiatan PR sebagai kegiatan komunikasi,
sangat terpengaruh oleh persepsi kita sendiri ”the management of communication between
atas perusahaan/produk tersebut. Ini artinya an organization and its public (Baskin,
kita didorong oleh reaksi pribadi, emosional, Aronoff dan Lattimore, 1997:5). Senada
dan terkadang tidak rasional terhadap dengan Grunig, Jefkins melihat PR terdiri
berbagai tawaran yang kita terima. dari seluruh kegiatan komunikasi yang
Pada tahun 2007 Reputation Institute terencana dengan semua publiknya dalam
(RI) telah mengembangkan sebuah barometer rangka mencapai tujuan spesifik (1999:9).
standar disebut RepTrack® untuk mengukur Sedangkan Harlow berpendapat PR meru-
barbagai reputasi yang dimiliki oleh berbagai pakan komunikasi dua arah antara organisasi
perusahaan, dan secara teratur melakukan dengan publik secara timbal balik dalam
survey ke publik yang mengevaluasi rangka mendukung fungsi dari tujuan
beberapa perusahaan ternama di dunia. manajemen dengan meningkatkan pembinaan
RepTrack® meminta masyarakat untuk kerjasama serta pemenuhan kepentingan
menggambarkan persepsi mereka terhadap bersama (Ruslan, 1999:102)
sebuah perusahaan dalam tujuh dimensi lebih Definisi lain mengkonsepsikan PR
dari dua puluh atribut. Dimensi kunci lebih dari sekedar kegiatan komunikasi. PR
didefinisikan sebagai: adalah sebuah fungsi manajemen yang
1. Performance (kinerja): persepsi menge- berkaitan dengan usaha untuk membangun
nai hasil dan prospek keuangan hubungan yang saling menguntungkan
perusahaan. (mutually beneficial relationship) antara
sebuah organisasi dengan publiknya, seperti
2. Workplace (tempat kerja): persepsi
yang dinyatakan oleh Cutlip, Center dan
terhadap lingkungan kerja di perusahaan
Broom (1994:6), ”the management function
tersebut dengan kualitas karyawannya
that establishes and maintains mutually
3. Product (produk): persepsi terhadap beneficial relationship between an organi-
kualitas harga dari produk dan jasa yang zation and the publics on whom its success or
ditawarkan oleh perusahaan. failure depend”. Cutlip dkk melihat PR
4. Leadership (kepemimpinan): persepsi sebagai fungsi manajemen untuk mem-
terhadap seberapa baik perusahaan itu bangun dan menjaga hubungan yang saling
dipimpin. menguntungkan antara organisasi dan
publiknya yang menentukan keberhasilan
5. Citizenship (keterlibatan): persepsi atau kegagalan organisasi tersebut.
terhadap kekuatan lingkungan dan
tanggungjawab sosial perusahaan. Pertemuan asosiasi PR seluruh dunia
di Mexico City (1978) mendefinisikan PR
6. Governance (tata laksana): persepsi sebagai: “suatu seni sekaligus suatu disiplin
mengenai sistem organisasi dan budaya ilmu sosial yang menganalisis berbagai
perusahaan. kecenderungan, memperkirakan setiap
7. Innovation (inovasi): persepsi terhadap kemungkinan konsekuensi darinya, memberi
orientasi dan inovasi kewirausahaan masukan dan saran-saran kepada pemimpin
perusahaan. organisasi, serta menerapkan program-
program tindakan yang terencana untuk
Folley dan Kendrik (2006) melayani kebutuhan organisasi dan atau
kepentingan khalayaknya”. Sementara IPR
(Institute of PublicRelations) menjelaskan
PR sebagai “keseluruhan upaya yang
dilangsungkan secara terencana dan ber-

99
Jurnal Ilmiah Komunikasi | MAKNA Vol. 3 No. 1, Februari – Juli 2012
Trimanah
As’ad Musthofa Reputasi
Komodifikasi
DalamKemiskinan
Kerangka Kerja
Oleh Public
Media Relations
Televisi

kesinambungan dalam rangka menciptakan kepentingan khalayak dengan cara-cara


dan memelihara niat baik dan saling yang sesuai dengan jamannya.
pengertian antara suatu organisasi dengan 2. Mengukur dan menafsirkan sikap,
segenap khalayaknya”. pendapat dan perilaku masyarakat
Praktisi PR dalam konteks PR sebagai terhadap organisasi, sehingga tercapainya
fungsi manajemen harus membantu misi pesan yang dikehendaki
organisasi dalam membangun filosofi- 3. Merumuskan kegiatan-kegiatan yang
filosofinya, mencapai tujuan-tujuan yang bertujuan meningkatkan pengertian
ditetapkan, beradaptasi dengan lingkungan- masyarakat terhadap aktivitas lembaga/
nya dan bisa sukses dalam berkompetisi perusahaan guna memperoleh dukungan
merebut sumber-sumber bagi kelangsungan publik.
hidup organisasi. Praktisi PR harus mampu
menjadi penasihat bagi manajemen sehingga 4. Melaksanakan dan mengembangkan setiap
menghasilkan kebijakan dan tindakan program yang berhubungan dengan usaha
organisasi yang masuk akal dan diterima untuk menciptakan saling pengertian
publik. Menurut Onong (1998:36), dalam antara organisasi dan masyarakat, sehing-
kaitan membantu para pemimpin organisasi ga terjalin kerjasama yang diharapkan.
dalam berkomunikasi dengan publikpublik- 5. Melakukan evaluasi internal sejauhmana
nya, PR perlu melakukan fungsi –fungsi terjalinnya kerjasama harmonis dan
sebagai berikut: sampai dimana telah terciptanya persepsi
1. Menunjang kegiatan manajemen dalam positif masyarakat dan citra organisasi
mencapai tujuan organisasi. yang didambakan.
2. Menciptakan komunikasi dua arah secara
timbal balik dengan menyebarkan Peran dan fungsi PR dalam
informasi dari perusahaan kepada publik membangun reputasi dapat terealisasi jika
dan menyalurkan opini publik pada ada strategi yang tersusun dan direncanakan
perusahaan. secara matang. Strategi disini bisa berupa
3. Melayani publik dan memberikan nasihat alternatif yang dipilih untuk ditempuh guna
kepada pimpinan organisasi untuk mencapai tujuan PR dalam kerangka suatu
kepentingan umum. public relations plan.
4. Membina hubungan secara harmonis Perencanaan PR disusun berdasarkan
antara organisasi dengan publik, baik 4 alasan:
internal maupun eksternal. 1. Untuk menentukan target-target PR yang
nantinya akan menjadi tolok ukur atas
segenap hasil yang diperoleh.
Dalam menjalankan fungsi dan
perannya, PR tidak hanya bertindak sebagai 2. Untuk memperhitungkan jumlah jam
teknisi komunikasi tapi juga harus bisa kerja dan biaya yang diperlukan
menjadi manajer komunikasi. yang bertang- 3. Untuk menyususn skala prioritas guna
gungjawab atas terselenggaranya suatu menentukan jumlah program dan waktu
hubungan yang signifikan antara organisasi yang diperlukan mengerjakan program
dengan publik (stakeholder) nya. PR yang telah menjadi prioritas.
Secara lebih jelas, Bachtiar Aly 4. Untuk menentukan kesiapan atau
(1999) mengemukakan fungsi-fungsi PR kelayakan pelaksanaan berbagai upaya
sebagai berikut: dalam rangka mencapai tujuan-tujuan
1. Memberikan penerangan yang berkaitan tertentu sesuai dengan jumlah dan
dengan kepentingan organisasi dan kualitas.

100
Jurnal Ilmiah Komunikasi | MAKNA Vol. 3 No. 1, Februari – Juli 2012
Trimanah
As’ad Musthofa Reputasi
Komodifikasi
DalamKemiskinan
Kerangka Kerja
Oleh Media
Public Televisi
Relations

Adapun proses manajemen strategi Samuel C. Certo dan J. Paul Peter didalam
terdiri dari beberapa rangkaian dan tahap- bukunya Zulkiflimansyah (2007):
tahap, sebagaimana yang dijabarkan oleh

Gambar 4:

Sumber: Zulkiflimansyah, 2007, Manajemen Strategi, Jakarta, Fakultas Ekonomi Universitas


Indonesia.

Dari semua tahapan proses Kesimpulan


mamajemen strategi, yang tidak boleh Dari pembahasan singkat tentang
dilupakan adalah tahap evaluasi. Evaluasi materi-materi diatas, maka dapat ditarik
terhadap strategi PR menjadi penting kesimpulan tentang peran PR dalam
dilakukan mengingat dua alasan. Pertama, membangun reputasi:
dengan mengevaluasi program yang telah
dijalankan, manajer PR sebuah perusahaan 1. Tidak bisa tidak bahwa citra (image),
dapat mempertahankan program-program PR identitas (identity), merek (brand) harus
dan keberadaan bagian PR dalam perusahaan mendapat perlakuan khusus untuk biisa
dengan menunjukkan nilai program PR bagi memperoleh reputasi yang baik di tengah
perusahaan. Kedua, adanya tuntutan khalayak.
manajemen perusahaan terhadap setiap 2. Yang dapat melakukan proses pencitraan,
bagian dalam perusahaan agar setiap building identity, branding tidak lain dan
pengeluaran sumber daya perusahaan pada tidak bukan adalah para praktisi dan
bidang apapun harus dapat dipertanggung- profesional PR yang telah memiliki
jawabkan. cukup ilmu, pengetahuan, pemahaman
Peran dan fungsi PR untuk mebangun dan pengalaman peran dan fungsi PR
dan mempertahankan reputasi perusahaan yang sesungguhnya bagi perusahaan,
tidaklah lengkap tanpa adanya strategi PR. yaitu sebagai manajer komunikasi, dan
Namun, sebuah strategi PR bila tidak bukan hanya sekedar teknisi komunikasi .
ditindaklanjuti dengan aktifitas ril di 3. Para praktisi dan profesional PR harus
lapangan juga tidak akan membuahkan hasil diposisikan pada level strategis sehingga
bahkan justru bisa menimbulkan citra negatif bisa berfikir strategis pula dengan
yang pada akhirnya akan menurunkan melihat secara komprehensip dari setiap
kredibilitas dan menghancurkan reputasi, permalasahan dan peluang, untuk
membawa perusahaan pada masa krisis. kemudian bisa diturunkan dalam

101
Jurnal Ilmiah Komunikasi | MAKNA Vol. 3 No. 1, Februari – Juli 2012
Trimanah
As’ad Musthofa Reputasi DalamKemiskinan
Komodifikasi Kerangka Kerja
Oleh Public
Media Relations
Televisi

perencanaan dan strategi PR yang jelas Folley, John & Kendrik, Julie, 2006.
dan dapat dipertanggungjawabkan. BalancedBrand: Strategi memenang-
kan pasar dengan menyeimbangkan
4. Membangun reputasi itu prosesnya
kekuatan brand dan reputasi
panjang, lebih rumit dari hanya
perusahaan, Transmedia Pustaka,
membangun image saja, atau identitas
Tangerang
saja atau brand saja. Tetapi reputasi bisa
segera hancur bisa salah satu dari image, Jefkins, Frank. 1988, Essentials of Public
identity dan brand mendapat perlakuan Relations. Heinemann Asia, Singapore
dan penanganan yang salah. Rosady Ruslan.1999. Manajemen Humas
dan Manajemen Komunikasi. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada
Daftar Pustaka
Lerbinger, Otto. 1997, The Crisis Manager:
Anggoro, Linggar. 2002. Teori dan Profesi
Facing Risk and Responsibility,
Kehumasan serta Aplikasinya di
Lawrence Erlbaum Associates,
Indonesia. Bumi Aksara, Jakarta.
Mahwah, New Jersey
Ardianto, Elvinaro dan Sumirat, Soleh. 2004.
Zulkiflimansyah, 2007. Manajemen Strategi,
Dasar-dasar Public Relations. Remaja
Jakarta, Fakultas Ekonomi Universitas
Rosdakarya, Bandung.
Indonesia
Cutlip, S.M., Center,A.H. & Broom, G.M.
1994. Effective Public Relations.
Prentice Hall, New Jersey

102
Jurnal Ilmiah Komunikasi | MAKNA Vol. 3 No. 1, Februari – Juli 2012

You might also like