Professional Documents
Culture Documents
Reputasi Dalam Kerangka Kerja PR
Reputasi Dalam Kerangka Kerja PR
Oleh:
Trimanah
Fakultas Ilmu Komunikasi Unissula Jalan Raya Kaligawe Km.4 Semarang
trimanah@unissula.ac.id
ABSTRACT
Reputation is an important concept for the organization or company. In this fast-paced
era of communication, the reputation is being one of the deciding factors in an effort to
improve and maintain the company existantion. For that, the reputation should be managed
well by creating an appropriate and strategic communications.
Reputation is not the same as the image, also not the same as a brand. The process of
building, maintaining and improving the reputation longer than the build, maintain and
improve the image and brand. Therefore reputation is more established and stable than the
image and brand.
Image is formed based on the knowledge and information that received by a person.
Communication does not directly lead to a certain behavior, but it is likely to affect the way
we organize our picture of the environment. While brand is formed by communication
messages, the actions of employees, customers, prospects and others, are defined by
experience and perception clearly identify what makes an organization / product to be
different.
Identity will be attached to the brand image and then together to form the
organization's reputation in the public. Therefore between identity, image and brand will be
linked to each other, which requires special handling and a clear public relations strategy, and
in the end will bring a positive organizational reputation.
ABSTRAK
Reputasi merupakan konsep yang penting bagi organisasi/perusahaan. Dalam era
komunikasi yang serba cepat seperti sekarang ini, reputasi menjadi salah satu faktor penentu
dalam usaha untuk meningkatkan dan mempertahankan eksistensi perusahaan. Untuk itu,
reputasi harus dikelola dengan baik dengan menciptakan komunikasi yang tepat dan strategis.
Reputasi tidak sama dengan image/citra, juga tidak sama dengan brand/merek. Proses
membangun, mempertahankan dan meningkatkan reputasi lebih panjang daripada
membangun, mempertahankan dan meningkatkan image dan brand. Oleh karena itu reputasi
lebih mapan dan stabil daripada image dan brand.
Image (citra) terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang
diterima seseorang. Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetapi
cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan gambaran kita tentang lingkungan.
Sedangkan Brand (merek) dibentuk oleh pesan komunikasi, tindakan karyawan, pelanggan,
prospek dan lain-lain yang didefinisikan oleh pengalaman dan persepsi yang secara jelas
mengidentifikasi apa yang membuat sebuah organisasi/produk menjadi berbeda.
92
Jurnal Ilmiah Komunikasi | MAKNA Vol. 3 No. 1, Februari – Juli 2012
Trimanah
As’ad Musthofa Reputasi Dalam
Komodifikasi Kerangka Kerja
Kemiskinan Public Televisi
Oleh Media Relations
Identitas akan melekat pada citra dan brand kemudian secara bersama-sama akan
membentuk reputasi organisasi di tengah masyarakat. Oleh karena itu antara identitas, image
dan brand akan saling terkait satu sama lain, yang memerlukan penanganan dan strategi
public relations yang jelas dan pada akhirnya akan memunculkan reputasi organisasi yang
positif.
93
Jurnal Ilmiah Komunikasi | MAKNA Vol. 3 No. 1, Februari – Juli 2012
Trimanah
As’ad Musthofa Reputasi DalamKemiskinan
Komodifikasi Kerangka Kerja Public Televisi
Oleh Media Relations
(brand), dan dilanjutkan dengan arti dan nya bisa dirasakan dari hasil penilaian baik
wilayah cakupan konsep reputasi, dan atau buruk, seperti penerimaan dan tanggap-
selanjutnya pembahasan akan diteruskan an baik positif maupun negatif yang datang
dengan penjabaran tentang beberapa model dari public (khalayak sasaran) dan masya-
manajemen reputasi dalam kerangka strategi rakat luas pada umumnya. Citra bisa
PR. diketahui, diukur dan diubah. Penelitian
mengenai citra organisasi (corporate image)
telah membuktikan bahwa citra bisa diukur
Pembahasan dan diubah, walaupun perubahan citra relatif
Citra (Image) lambat. Dengan kata lain suatu citra akan
bertahan cukup permanen pada kurun waktu
Steinmetz (Siswanto Sutojo, 2004) tertentu (Sutisna, 2001: 330)
mengartikan citra sebagai persepsi masya-
rakat terhadap jati diri perusahaan. Persepsi Karena citra ada di benak masya-
masyarakat terhadap organisasi didasari pada rakat, maka salah satu hal yang harus
apa yang mereka ketahui atau mereka kira dilakukan oleh organisasi adalah dengan
tentang organisasi yang bersangkutan. melakukan berbagai daya upaya agar jangan
Webster (1993) mendefinisikan citra sebagai sampai masyarakat mempunyai persepsi
gambaran mental atau konsep tentang yang keliru terhadap organisasinya yang
sesuatu. Katz dalam Soemirat dan Ardianto kemudian menimbulkan citra yang negatif.
(2004) mengatakan bahwa citra adalah cara Bila citra negatif terlanjur terbentuk di benak
bagaimana pihak lain memandang sebuah masyarakat tentunya akan sangat merugikan
perusahaan, seseorang, suatu komite, atau organisasi. Untuk itu, citra organisasi harus
suatu aktivitas. Setiap perusahaan mempu- diperhatikan sedemikian rupa agar persepsi
nyai citra sebanyak jumlah orang yang masyarakat tidak jauh menyimpang dari apa
memandangnya. Berbagai citra perusahaan yang diharapkan.
datang dari pelanggan perusahaan, pelanggan Citra memang hanyalah gambaran
potensial, bankir, staf perusahaan, pesaing, dalam benar seseorang tentang sesuatu yang
distributor, pemasok, asosiasi dagang, dan tentu saja bisa kita bentuk. Tetapi gambaran
gerakan pelanggan di sektor perdagangan yang kita coba bentuk itu haruslah sesuai
yang mempunyai pandangan terhadap dengan kenyataan (realitas) dan tidak boleh
perusahaan. dilakukan upaya pembohongan. Misalnya
Kotler (1995) secara lebih luas sesuatu hal yang sebenarnya tidak baik
mendefinisikan citra sebagai jumlah dari digambarkan menjadi baik. Kebohongan
keyakinan-keyakinan, gambaran-gambaran, pada akhirnya tidak akan membawa kebaikan
dan kesan-kesan yang dipunyai seseorang apalagi meningkatkan citra, yang terjadi
pada suatu obyek. Obyek yang dimaksud bisa justru malah sebaliknya, citra akan menjadi
berupa orang, organisasi, atau kelompok rusak dan hancur. Jadi citra (image) adalah
orang. Jika obyek itu organisasi, berarti realitas, oleh karena itu pengembangan dan
seluruh keyakinan, gambaran, dan kesan atas perbaikan citra harus didasarkan pada realita.
organisasi dari seseorang itulah yang Soemirat dan Ardianto (2004) menje-
dinamakan citra. Citra sebuah organisasi laskan efek kognitif dari komunikasi sangat
merepresentasikan nilai-nilai seseorang dan mempengaruhi proses pembentukan citra
kelompok-kelompok masyarakat yang mem- seseorang. Citra terbentuk berdasarkan
punyai hubungan dengan organisasi tersebut . pengetahuan dan informasi-informasi yang
Pengertian citra itu sendiri abstrak diterima seseorang. Komunikasi tidak secara
(intangible), tidak nyata, tidak bisa digam- langsung menimbulkan perilaku tertentu,
barkan secara fisik dan tidak dapat diukur tetapi cenderung mempengaruhi cara kita
secara matematis, karena citra hanya ada mengorganisasikan citra kita tentang
dalam pikiran. Walaupun demikian, wujud- lingkungan. Public Relations digambarkan
94
Jurnal Ilmiah Komunikasi | MAKNA Vol. 3 No. 1, Februari – Juli 2012
Trimanah
As’ad Musthofa Reputasi DalamKemiskinan
Komodifikasi Kerangka Kerja
Oleh Public
Media Relations
Televisi
sebagai input-output, proses intern dalam ekspresi graphis dari image dan identitas
model ini adalah pembentukan citra, suatu perusahaan. Sebagai bentuk visual,
sedangkan input adalah stimulus yang corporate identity menampilkan simbol yang
diberikan dan output adalah tanggapan atau mencerminkan image yang hendak disam-
perilaku tertentu. Berikut ini adalah bagan paikan. Sebagai suatu ekspresi grafis, sebuah
dari orientasi PR, yakni image building identitas perusahaan dapat diciptakan dan
(membangun citra) sebagai model komu- mempengaruhi nasib dari perusahaan.
nikasi dalam PR yang dibuat oleh Soemirat Russell Abratt (1989) melalui karya-
dan Ardianto: nya yang berjudul “A New Aproach to the
Corporate Image Management Process” yang
dimuat dalam Journal of Marketing
Gambar 1: Model Pembentukan Citra
Management (Vol. 5/ 1: 63-76). Disini
Pengalaman mengenai stimulus Russell Abratt memberi gambaran yang
meliputi konsep “corporate personality”
yang diambil dari buku Corporate Identity
karya Wally Olins (1978). Untuk mencip-
takan citra di kalangan konstituensi, dalam
anggapannya “kepribadian perusahaan”
(corporate personality) perlu difahami secara
cermat, karena dari kepribadian ini dikem-
Sumber: Ardianto, Elfinaro dan Sumirat, bangkan filosofi perusahaan (corporate
Soleh 2004. Dasar-dasar Public Relations, philosophy) yang mengandung nilai-nilai inti
Remaja Rosdakarya, Bandung. (core values) kebudayaan perusahaan
(corporate culture) dan asumsi-asumsi yang
melandasi perusahaan tersebut. Menurutnya
Efektivitas PR di dalam pembantukan ‘manajemen strategik’ dianggap sebagai
citra (nyata, cermin dan aneka ragam) bagian dari kepribadian. Konsep ‘identitas
organisasi, erat kaitannya dengan kemam- perusahaan’ (corporate identity) menurut
puan (tingkat dasar dan lanjut) pemimpin Abratt (1989: 68) dapat dilihat sebagai
dalam menyelesaikan tugas organisasinya, mekanisme komunikasi. Abratt juga menja-
baik secara individual maupun tim yang barkan tentang ’Corporate identity’ sebagai
dipengaruhi oleh praktek berorganisasi (job berikut: “… an assembly of visual clues-
design, reward system, komunikasi dan physical and behavioral by which an
pengambilan keputusan) dan manajemen audience can recognize a company and
waktu/perubahan dalam mengelola sumber- distinguish it from others and which can be
daya (materi, modal dan SDM) untuk used to represent or symbolise the
mencapai tujuan yang efisien dan efektif, company.”
yaitu mencakup penyampaian perintah,
informasi, berita dan laporan, serta menjalin Pengertian ini kemudian juga dianut
hubungan dengan orang. Hal ini tentunya erat oleh Cees van Riel (1995: 36), yang
dengan penguasaan identitas diri yang menyebut ‘corporate identity’ sebagai
mencakup aspek fisik,personil, kultur, ‘penampilan diri’ (selfpresentation) perusa-
hubungan organisasi dengan pihak pengguna, haan, yang meliputi tanda-tanda fisik (cues)
respons dan mentalitas pengguna (Hubeis, yang ditunjukkan organisasi melalui perilaku,
2001). komunikasi, dan simbolisme. Berbeda
dengan pengertian populer umumnya, ia
membedakan konsep ‘corporate identity’
Identitas Perusahaan(Corporate Identity) dengan ‘corporate image’. Membandingkan
wajah keduanya dalam ‘corporate identity/
Identitas perusahaan (Corporate corporate image interface’ dapat dianggap
identity) adalah suatu bentuk visual dan
95
Jurnal Ilmiah Komunikasi | MAKNA Vol. 3 No. 1, Februari – Juli 2012
Trimanah
As’ad Musthofa Reputasi
Komodifikasi
DalamKemiskinan
Kerangka Kerja
Oleh Public
Media Relations
Televisi
sebagai peristiwa ‘the moment of truth’ bagi Selain berfungsi sebagai identitas
organisasi. perusahaan, corporate identity juga mem-
punyai fungsi-fungsi lain, antara lain :
Corporate identity suatu perusahaan/
organisasi harus cukup jelas karena menjadi 1. Sebagai alat yang menyatukan strategi
tolok ukur dan referensi untuk produk/jasa perusahaan.
yang dihasilkannya, sikap dan perilakunya Pertanyaan pertama yang muncul dalam
serta langkah-langkahnya. Corporate identity pembuatan corporate identity adalah
ini juga harus dikomunikasikan baik kepada bagaimana suatu perusahaan ingin dilihat
seluruh publik internal mapun seluruh publik oleh publik. Pertanyaan ini secara tidak
eksternal dari perusahaan/organisasi. Semua langsung membuat personil-personil
yg dikomunikasikan ke dalam dan ke luar perusahaan tersebut berpikir dan meng-
perusahaan/organisasi haruslah penegasan evaluasi sistem operasional mereka
dari identitasnya yang meliputi produk/jasa selama ini. Dari sini dapat ditemukan
yang dihasilkannya, bangunannya, bahan kelemahan atau kesalahan yang selama
komunikasinya serta bagaimana perusahaan/ ini dilakukan, sehingga tercipta tujuan
organisasi berperilaku kepada karyawannya perusahaan yang lebih baik dan mantap.
maupun publik lain yang mempunyai
hubungan dengan perusahaan/organisasi. 2. Sebagai pemacu sistem operasional suatu
perusahaan
Sebuah perusahaan yang baik harus
dapat menyampaikan image sesuai dengan Sebuah corporate identity yang baik
identitasnya. Dalam suatu perusahaan, image harus sejalan dengan rencana perusahaan,
adalah kesan yang diberikan oleh perusahaan bagaimana perusahaan itu sekarang dan
itu kepada publik melalui produk-produknya, bagaimana di masa yang akan datang.
kegiatan-kegiatannya, dan usaha-usaha pe- Selain itu corporate identity juga harus
masarannya. Karena itu dibutuhkan sebuah dapat dengan tepat mencerminkan image
identitas yang kuat sebagai patokan untuk perusahaan melalui produk dan jasanya
menciptakan image atau kesan yang ingin 3. Sebagai pendiri jaringan network yang
disampaikan. Sebaliknya, image merupakan baik
cerminan dari suatu perusahaan.
Sebuah perusahaan yang berimage
Menurut Frank Jefkins (1988), positif, stabil, dapat dipercaya dan
LIVERY (warna & simbol) merupakan salah diandalkan akan menarik perhatian para
satu cara paling efektif dlm menetapkan investor untuk menanamkan modal dalam
corporate identity. Untuk perusahaan/ perusahaan tersebut. Jenis perusahaan
organisasi harus bisa menentukan format/ yang seperti ini juga yang mendapat
desain corporate identity-nya dengan baik banyak keringanan saat ia membutuhkan
(Corporate Identity Scheme). tambahan modal dari bank. Produk-
Corporate Identity Scheme suatu produk dari perusahaan ini juga mungkin
perusahaan/organisasi didasarkan pada empat menjadi produk yang paling laku dan
hal berikut: digemari di pasar
1. Nama perusahaan/organisasi 4. Sebagai alat jual dan promosi
2. Tipe logo Perusahaan dengan image yang positif
berpeluang besar untuk mengembangkan
3. Tipografi/tipe huruf yg digunakan sayapnya dan memperkenalkan produk
4. Warna korporat (corporate/house colours) atau jasa baru. Konsumen yang telah
lama memakai produk dari perusahaan
tersebut akan dengan setia terus memakai
produk itu. Mereka akan lebih menerima
karena telah membuktikan sendiri bahwa
96
Jurnal Ilmiah Komunikasi | MAKNA Vol. 3 No. 1, Februari – Juli 2012
Trimanah
As’ad Musthofa Reputasi DalamKemiskinan
Komodifikasi Kerangka Kerja Public Televisi
Oleh Media Relations
produk itu benar-benar cocok untuk membangun sebuah brand baik untuk
mereka menentukan Nama, Logo, Simbol, Desain,
Slogan, maupun Kemasan. Dengan demikian
diharapkan brand dapat melekat di benak
Merek (Brand) konsumen. Kepribadian brand menggam-
Dalam dunia marketing tradisional, barkan age (usia), origin (asal-usul), size
reputasi adalah sebuah dimensi dari brand. (ukuran), dan regionality (regionalitas) dari
Padahal yang sesungguhnya adalah bahwa sebuah brand.
brand dan reputasi merupakan dua sisi mata Menurut Foley & Kendrik (1996) ada
uang yang sama yang menggambarkan tiga cara untuk menentukan posisi brand dan
tentang perusahaan secara keseluruhan. reputasi:
Keduanya saling memiliki ketergantungan
1. Biarkan khalayak yang memutuskan siapa
tetapi tidak bisa saling menggantikan. Brand
Anda
adalah satu set janji, asosiasi, citra, dan
emosi yang diciptakan oleh perusahaan untuk Semakin banyak hal yang diketahui oleh
membangun kesetiaan dengan konsumennya. khalayak, maka semakin banyak
Brand itu dari dalam keluar. Reputasi keputusan yang mereka ambil. Sekali
sebaliknya, dari luar ke dalam. Sebuah khalayak memutuskan, sangat sulit
reputasi dibangun berdasarkan pengalaman mengubah pendapat mereka, walau-pun
langsung, pendapat orang lain, gosip, dan apa yang mereka anggap benar itu
validasi pihak ketiga di luar para stakeholder sebenarnya salah. Ketika orang tidak tahu
dan dibentuk oleh barbagai tindakan apapun mengenai sebuah produk atau jasa,
perusahaan dan karyawan, berbagai persepsi atau perusahaan, mereka sering bertanya,
yang ada, asal-usul dan bias para “ini produk apa sih? Atau itu perusahaan
stakeholder. (Foley & Kendrik, 2006) apa sih?”. Ini menunjukkan bahwa mereka
berusaha memahami siapa dan bagaimana
Kotler (1997) mendefinisikan brand
kita
sebagai: a brand is a name, term, sign,
symbol or design or combination of them, 2. Biarkan kompetitor memberitahukan para
intended to identify to goods or services of khalayak tentang siapa Anda
one seller of group of sellers and Kompetitor akan dengan senang hati
diffenerntiate them from those of mengatakan kepada khalayak tentang
competitors. American Marceting Asso- siapa dan bagaimana kita, yang tanpa
ciation menjabarkan brand sebagai “brand/ mereka sadari sebenarnya sudah
merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, membantu memperkenalkan siapa kita
rancangan atau kombinasi dari hal-hal kepada khalayak.
tersebut. Tujuan bemberian brand adalah
untuk mengidentifikasi produk atau jasa yang 3. Secara aktif memposisikan brand
dihasilkan sehingga berbeda dari produk atau Dengan membangun posisi kita sendiri,
jasa yang dihasilkan oleh pesaing”. maka kita bisa memak-simalkan kontrol
Selama ini, brand atau merek diyakini dan value brand kita. Menciptakan
dan terbukti sangat berpengaruh terhadap perbedaan mendasar antara produk
kesuksesan sebuah bisnis. Brand dapat /perusahaan kita dengan produk/
menentukan kekuatan nilai dari suatu perusahaan lain akan membutuhkan
produk/perusahaan dan dapat membedakan pemahaman yang mendalam dari pihak
dari produk/perusahaan pesaing. Brand tidak perusahaan terhadap para target
hanya bermanfaat bagi produsen namun juga khalayaknya.
bagi konsumen. Karena pentingnya sebuah
brand, tak heran jika perusahaan berani
mengeluarkan biaya yang sangat tinggi untuk
97
Jurnal Ilmiah Komunikasi | MAKNA Vol. 3 No. 1, Februari – Juli 2012
Trimanah
As’ad Musthofa Reputasi
Komodifikasi
DalamKemiskinan
Kerangka Kerja
OlehPublic
Media Relations
Televisi
98
Jurnal Ilmiah Komunikasi | MAKNA Vol. 3 No. 1, Februari – Juli 2012
Trimanah
As’ad Musthofa Reputasi
Komodifikasi
DalamKemiskinan
Kerangka Kerja
OlehPublic
Media Relations
Televisi
Dalam berbagai keputusan yang kita buat Strategi Komunikasi Public Relations
mengenai suatu perusahaan/produk mana Grunig dan Hunt mendefinisikan
yang akan kita pakai atau kita beli, kita kegiatan PR sebagai kegiatan komunikasi,
sangat terpengaruh oleh persepsi kita sendiri ”the management of communication between
atas perusahaan/produk tersebut. Ini artinya an organization and its public (Baskin,
kita didorong oleh reaksi pribadi, emosional, Aronoff dan Lattimore, 1997:5). Senada
dan terkadang tidak rasional terhadap dengan Grunig, Jefkins melihat PR terdiri
berbagai tawaran yang kita terima. dari seluruh kegiatan komunikasi yang
Pada tahun 2007 Reputation Institute terencana dengan semua publiknya dalam
(RI) telah mengembangkan sebuah barometer rangka mencapai tujuan spesifik (1999:9).
standar disebut RepTrack® untuk mengukur Sedangkan Harlow berpendapat PR meru-
barbagai reputasi yang dimiliki oleh berbagai pakan komunikasi dua arah antara organisasi
perusahaan, dan secara teratur melakukan dengan publik secara timbal balik dalam
survey ke publik yang mengevaluasi rangka mendukung fungsi dari tujuan
beberapa perusahaan ternama di dunia. manajemen dengan meningkatkan pembinaan
RepTrack® meminta masyarakat untuk kerjasama serta pemenuhan kepentingan
menggambarkan persepsi mereka terhadap bersama (Ruslan, 1999:102)
sebuah perusahaan dalam tujuh dimensi lebih Definisi lain mengkonsepsikan PR
dari dua puluh atribut. Dimensi kunci lebih dari sekedar kegiatan komunikasi. PR
didefinisikan sebagai: adalah sebuah fungsi manajemen yang
1. Performance (kinerja): persepsi menge- berkaitan dengan usaha untuk membangun
nai hasil dan prospek keuangan hubungan yang saling menguntungkan
perusahaan. (mutually beneficial relationship) antara
sebuah organisasi dengan publiknya, seperti
2. Workplace (tempat kerja): persepsi
yang dinyatakan oleh Cutlip, Center dan
terhadap lingkungan kerja di perusahaan
Broom (1994:6), ”the management function
tersebut dengan kualitas karyawannya
that establishes and maintains mutually
3. Product (produk): persepsi terhadap beneficial relationship between an organi-
kualitas harga dari produk dan jasa yang zation and the publics on whom its success or
ditawarkan oleh perusahaan. failure depend”. Cutlip dkk melihat PR
4. Leadership (kepemimpinan): persepsi sebagai fungsi manajemen untuk mem-
terhadap seberapa baik perusahaan itu bangun dan menjaga hubungan yang saling
dipimpin. menguntungkan antara organisasi dan
publiknya yang menentukan keberhasilan
5. Citizenship (keterlibatan): persepsi atau kegagalan organisasi tersebut.
terhadap kekuatan lingkungan dan
tanggungjawab sosial perusahaan. Pertemuan asosiasi PR seluruh dunia
di Mexico City (1978) mendefinisikan PR
6. Governance (tata laksana): persepsi sebagai: “suatu seni sekaligus suatu disiplin
mengenai sistem organisasi dan budaya ilmu sosial yang menganalisis berbagai
perusahaan. kecenderungan, memperkirakan setiap
7. Innovation (inovasi): persepsi terhadap kemungkinan konsekuensi darinya, memberi
orientasi dan inovasi kewirausahaan masukan dan saran-saran kepada pemimpin
perusahaan. organisasi, serta menerapkan program-
program tindakan yang terencana untuk
Folley dan Kendrik (2006) melayani kebutuhan organisasi dan atau
kepentingan khalayaknya”. Sementara IPR
(Institute of PublicRelations) menjelaskan
PR sebagai “keseluruhan upaya yang
dilangsungkan secara terencana dan ber-
99
Jurnal Ilmiah Komunikasi | MAKNA Vol. 3 No. 1, Februari – Juli 2012
Trimanah
As’ad Musthofa Reputasi
Komodifikasi
DalamKemiskinan
Kerangka Kerja
Oleh Public
Media Relations
Televisi
100
Jurnal Ilmiah Komunikasi | MAKNA Vol. 3 No. 1, Februari – Juli 2012
Trimanah
As’ad Musthofa Reputasi
Komodifikasi
DalamKemiskinan
Kerangka Kerja
Oleh Media
Public Televisi
Relations
Adapun proses manajemen strategi Samuel C. Certo dan J. Paul Peter didalam
terdiri dari beberapa rangkaian dan tahap- bukunya Zulkiflimansyah (2007):
tahap, sebagaimana yang dijabarkan oleh
Gambar 4:
101
Jurnal Ilmiah Komunikasi | MAKNA Vol. 3 No. 1, Februari – Juli 2012
Trimanah
As’ad Musthofa Reputasi DalamKemiskinan
Komodifikasi Kerangka Kerja
Oleh Public
Media Relations
Televisi
perencanaan dan strategi PR yang jelas Folley, John & Kendrik, Julie, 2006.
dan dapat dipertanggungjawabkan. BalancedBrand: Strategi memenang-
kan pasar dengan menyeimbangkan
4. Membangun reputasi itu prosesnya
kekuatan brand dan reputasi
panjang, lebih rumit dari hanya
perusahaan, Transmedia Pustaka,
membangun image saja, atau identitas
Tangerang
saja atau brand saja. Tetapi reputasi bisa
segera hancur bisa salah satu dari image, Jefkins, Frank. 1988, Essentials of Public
identity dan brand mendapat perlakuan Relations. Heinemann Asia, Singapore
dan penanganan yang salah. Rosady Ruslan.1999. Manajemen Humas
dan Manajemen Komunikasi. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada
Daftar Pustaka
Lerbinger, Otto. 1997, The Crisis Manager:
Anggoro, Linggar. 2002. Teori dan Profesi
Facing Risk and Responsibility,
Kehumasan serta Aplikasinya di
Lawrence Erlbaum Associates,
Indonesia. Bumi Aksara, Jakarta.
Mahwah, New Jersey
Ardianto, Elvinaro dan Sumirat, Soleh. 2004.
Zulkiflimansyah, 2007. Manajemen Strategi,
Dasar-dasar Public Relations. Remaja
Jakarta, Fakultas Ekonomi Universitas
Rosdakarya, Bandung.
Indonesia
Cutlip, S.M., Center,A.H. & Broom, G.M.
1994. Effective Public Relations.
Prentice Hall, New Jersey
102
Jurnal Ilmiah Komunikasi | MAKNA Vol. 3 No. 1, Februari – Juli 2012