Professional Documents
Culture Documents
Evaluasi Operasi Tangkap Tangan KPK: Rizky Oktavianto, Norin Mustika Rahadiri Abheseka
Evaluasi Operasi Tangkap Tangan KPK: Rizky Oktavianto, Norin Mustika Rahadiri Abheseka
e-ISSN/p-ISSN: 2615-7977/2477-118X
DOI: https://doi.org/10.32697/integritas.v5i2.473
©Komisi Pemberantasan Korupsi
rizkyokta27@gmail.com; rabheseka@gmail.com
Abstract
The implementation of Sting Operation as one of the strategies implemented by the Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) to crack down corruption cases in Indonesia raises pros and cons.
The cons believe that Sting Operation has no significant impact on eradicating corruption in
Indonesia, illegal and threatening privacy. Meanwhile, the pros believe that the KPK sting
operation can reveal corruption cases quick and produce concrete evidence. By using the six
evaluation criteria from Dunn, this article seeks to be a mediator between the two camps by
conducting evaluative studies of the implementation sting operations in the eradication of
corruption in Indonesia. The author found that sting operations become intensive activities of
the KPK during 2015-2018. Hand arrest operations also effective and efficient to catch the
corrupter’s, as well as increasing public involvement in corruption eradication in Indonesia.
However, the massive sting operations that are carried out at the national level to the regions
have not yet provided significant impact on reducing corruption in Indonesia. Therefore,
eradicating corruption cannot only be in terms of enforcement, but it also needs to be
strengthened in the prevention side.
Abstrak
Pelaksanaan Operasi tangkap tangan (OTT) sebagai salah satu strategi yang digunakan
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menindak kasus korupsi di Indonesia
menimbulkan pro dan kontra. Kubu kontra menilai OTT KPK tidak berdampak signifikan
terhadap pemberantasan korupsi di Indonesia, ilegal dan mengancam privasi. Sementara
kubu pro menilai OTT KPK mampu mengungkap kasus korupsi dengan cepat dan
menghasilkan bukti konkret. Dengan menggunakan 6 (enam) kriteria evaluasi dari Dunn,
artikel ini berusaha menjadi penengah diantara dua kubu tersebut dengan melakukan studi
evaluatif terhadap pengimplementasian operasi tangkap tangan dalam pemberantasan
korupsi di Indonesia. Penulis menemukan bahwa kebijakan pemberantasan korupsi
menggunakan metode OTT yang gencar dilakukan KPK selama periode 2015-2018 efektif dan
efisien meringkus koruptor, serta meningkatkan keterlibatan publik dalam pemberantasan
korupsi di Indonesia. Hanya saja, masifnya operasi tangkap tangan yang dilakukan di tingkat
nasional hingga daerah belum berdampak signifikan terhadap penurunan angka korupsi di
Indonesia. Oleh karenanya, upaya memberantas korupsi tidak bisa dari segi penindakan saja,
tapi juga perlu diperkuat sisi pencegahannya.
117
Rizky Oktavianto, Norin Mustika Rahadiri Abheseka
1Dengan adanya revisi undang-undang yang KPK dalam memberantas korupsi yang sering
membuat KPK menjadi lembaga negara kali dilakukan oleh pejabat negara.
menimbulkan kekhawatiran akan independensi
118
Evaluasi Operasi Tangkap Tangan KPK
diberi wewenang khusus oleh undang- suap Satuan Kerja Khusus Pelaksana
undang. Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi
6. KPK harus berkoordinasi terlebih dahulu (SKK Migas) yang menyeret Rudi Rubiandini
dengan Lembaga penegakan hukum yang saat itu menjabat ketua, serta kasus
lainnya dan pihak terkait sesuai dengan suap jabatan di kementerian agama yang
hukum acara pidana Kepolisian, menghantarkan Romahurmuziy menjadi
Kejaksaan dan kementerian atau tahanan KPK.
Lembaga lainnya dalam pelaksanaan Cerita-cerita keberhasilan operasi
penyelidikan, penyidikan dan tangkap tangan dalam menindak koruptor
penuntutan perkara tipikor. tersebut semakin mengukuhkan kredibilitas
7. Sistem kepegawaian KPK yang tidak jelas KPK sebagai Lembaga pemberantas korupsi
antara menjadi aparat sipil negara atau yang progresif di Indonesia. Tidak heran
pegawai kontrak. kemudian kinerja KPK memperoleh
Poin revisi ke 3 dan 6 disebut-sebut apresiasi, exposure dan legitimasi yang tinggi
muncul sebagai respon dari operasi tangkap dari masyarakat. Akan tetapi, dalam
tangan (OTT) yang belakangan kerap praktiknya pengimplementasian kebijakan
dilakukan KPK sebagai metode dalam operasi tangkap tangan sebagai metode
menangkap tangan tersangka kasus korupsi. penindakan kasus korupsi memunculkan 2
Operasi tangkap tangan (Hand Arrest (dua) kubu yang pro dan kontra.
Operation) yang dilakukan KPK merupakan Kubu pro menganggap operasi
upaya pemberantasan korupsi melalui tangkap tangan KPK merupakan cara yang
sebuah operasi rahasia (silent operation), tepat untuk menangkap koruptor karena
dan terstruktur guna menangkap basah tidak memerlukan alur birokrasi yang
pelaku saat melakukan tindak korupsi panjang, tak terduga dan menghasilkan
(Asyari, 2017). Dalam perspektif hukum barang bukti konkret. Disisi lain, kubu
pidana (pasal 1 angka 19), definisi terangkap kontra menganggap pelaksanaan operasi
tangan adalah, “ Tertangkapnya seorang tangkap tangan menyalahi aturan KUHP
pada waktu sedang melakukan tindak karena terms yang tertulis dalam KUHP
pidana, atau dengan segera sesudah adalah “tertangkap tangan”, bukan “operasi
beberapa saat tindak pidana itu dilakukan, tangkap tangan” seperti yang selama ini
atau sesaat kemudian diserukan oleh dilakukan oleh KPK. Terlebih, penjebakan
khalayak ramai sebagai orang yang yang sering kali digunakan sebagai
melakukannya, atau apabila sesaat kemudian rangkaian operasi tangkap tangan tidak
padanya ditemukan benda yang diduga keras memiliki dasar hukum yang jelas dalam
telah dipergunakan untuk melakukan tindak konteks pemberantasan korupsi
pidana itu yang menunjukkan bahwa ia (Lutfiasandh, 2019). Operasi tangkap tangan
adalah pelakunya atau turut melakukan atau juga rawan melanggar privasi seseorang
membantu melakukan tindak pidana itu". karena menggunakan penyadapan dan
Sepanjang tahun 2015-2019, operasi pengintaian. Kubu kontra merasa operasi
tangkap tangan yang dilakukan KPK telah tangkap tangan yang semakin sering
berhasil menangkap langsung 72 kepala dilakukan tidak berpengaruh signifikan
daerah, 173 legislatif dan 116 birokrat lintas pada penurunan angka korupsi di Indonesia
Lembaga. Melalui operasi tangkap tangan ini yang tetap saja tinggi. Tercatat dalam
pula KPK berhasil mengungkap kasus-kasus periode 2015-2018, jumlah kasus korupsi di
besar di antaranya kasus impor sapi yang Indonesia yang berhasil ditindak oleh KPK,
melibatkan anggota legislatif Partai Keadilan Kepolisian dan Kejaksaan mengalami
Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaq, kasus
119
Rizky Oktavianto, Norin Mustika Rahadiri Abheseka
fluktuasi, namun tetap dalam jumlah besar penindakan dengan peran serta seluruh
(lihat Tabel 1). elemen bangsa?
Studi ini bersifat evaluatif dengan
Tabel 1.Tren Penindakan Kasus Korupsi berbasis pada data-data sekunder seperti
laporan, berita dan literatur tentang
No. Tahun Kasus Korupsi Tersangka pemberantasan korupsi di Indonesia
1. 2015 550 1124
sepanjang periode 2010-2018 yang menjadi
2. 2016 482 1101
3. 2017 576 1298
landasan untuk menjustifikasi argumen
4. 2018 454 1,087 dalam tulisan ini.
Sumber: Laporan Tren Penindakan Kasus Korupsi Tahun 2018 Tulisan ini terbagi dalam lima
ICW hlm. 4
bagian, yakni bagian pertama yang
Pro-kontra pelaksanaan operasi mendiskusikan latar belakang tulisan ini
tangkap tangan sebagai metode penindakan sehingga studi ini menjadi penting untuk
kasus korupsi oleh KPK juga terlihat dari dibahas. Kedua, penulis menyajikan narasi
maintstream studi yang berkembang tentang korupsi yang menjadi perhatian
belakangan ini. Kebanyakan dari studi global dan nasional. Bagian ketiga penulis
tersebut menggunakan perspektif hukum melihat pengimplementasian operasi
untuk melihat legalitas dari operasi tangkap tangkap tangan KPK dalam pemberantasan
tangan (Hikmawati 2018; Akbar 2017; korupsi di Indonesia. Bagian keempat
Sastiya 2018; Nugraha et al. 2018; Amanda penulis melakukan evaluasi terhadap
2019; Rahmadani, Iskandar, Radhali 2018; kebijakan operasi tangkap tangan dengan
Nola 2013). Hasilnya, operasi tangkap enam kriteria Dunn, yakni efektivitas,
tangan memang terbukti efektif efisiensi, kecukupan, pemerataan,
mengungkap kasus korupsi dan prinsip- responsivitas dan ketepatan. Di bagian lima
prinsipnya tidaklah menyalahi ketentuan atau terakhir, penulis memberikan
hukum acara pidana. Hanya saja, terms kesimpulan dan rekomendasi untuk
penyebutannya yang memang berbeda perbaikan kinerja Lembaga dan
dengan yang tercantum dalam KUHP. pemberantasan korupsi di Indonesia ke
Berangkat dari cerita di atas, depannya.
berbeda dengan arus kajian yang
berkembang belakangan, tulisan ini Pembahasan
berusaha melihat bagaimana kebijakan Evaluasi Kebijakan
operasi tangkap tangan sebagai metode Evaluasi merupakan salah satu
penindakan korupsi yang digunakan oleh bagian penting dalam siklus analisis
KPK berdampak terhadap upaya kebijakan. Hal mendasar yang dilakukan
pemberantasan korupsi di Indonesia tahap evaluasi adalah mencermati apakah
Tulisan ini berpijak pada satu pertanyaan kebijakan yang diimplementasi telah
utama, yakni apakah kebijakan operasi menghasilkan dampak sesuai dengan yang
tangkap tangan KPK selama periode 2015- diharapkan atau tidak (Santoso, 2010).
2018 telah berhasil dalam mencapai tujuan Terdapat 3 pendekatan evaluasi,
atau misi Lembaga KPK periode 2015-2019, yakni evaluasi semua yang menggunakan
yaitu meningkatkan efisiensi dan efektivitas metode deskriptif untuk menghasilkan
penegakan hukum dan menurunkan tingkat informasi yang valid tanpa menanyakan
korupsi di Indonesia melalui koordinasi, manfaat, nilai dan hasil-hasil kebijakan pada
supervisi, monitor, pencegahan dan individu, kelompok atau masyarakat secara
keseluruhan. Evaluasi formal yang
mengevaluasi hasil berdasar pada tujuan
120
Evaluasi Operasi Tangkap Tangan KPK
121
Rizky Oktavianto, Norin Mustika Rahadiri Abheseka
122
Evaluasi Operasi Tangkap Tangan KPK
Seperti yang terlihat pada Tabel. 1 (8,1%). Lagi-lagi, angka ini tidak bisa
kasus korupsi di Indonesia memang masih dibilang sedikit.
tinggi. Hal ini dapat disebabkan dua faktor,
pertama, karena fungsi pencegahan belum Tabel 3. Penindakan Kasus Korupsi
yang berjalan maksimal. Faktor kedua Periode 2015-2018
adalah masifnya kinerja Lembaga
No. Tahun Ka- Kasus yang ditangani
pemberantasan korupsi, baik Kejaksaan, sus
Kepolisian dan KPK dalam melakukan Kepolisi Kejak KPK
penindakan. Hal ini terlihat dengan an saan
tingginya angka kasus korupsi yang 1. 2015 550 151 369 30
2. 2016 482 140 307 35
terungkap. Analoginya, semakin
3. 2017 576 216 315 44
komprehensifnya Lembaga pemberantas
4. 2018 454 162 235 57
korupsi dalam bekerja, maka semakin
banyak pula kasus korupsi yang terungkap, Sumber: Laporan Tren Penindakan Kasus Korupsi Tahun 2018
begitu pun sebaliknya semakin pasif kinerja
Lembaga pemberantas korupsi maka makin Data Tabel 3 menunjukkan bahwa
sedikit kasus yang ditindak (karena tidak dalam kurun waktu 4 tahun terakhir,
ketahuan). Kejaksaan menjadi Lembaga yang paling
Tingginya kasus korupsi di banyak melakukan penindakan kasus
Indonesia menempatkan negara agraris ini korupsi dibanding 2 Lembaga lainnya. Akan
pada peringkat ke 89 dari 180 negara dan tetapi, penindakan kasus korupsi oleh
peringkat ke 4 se-Asia Tenggara dengan poin Kejaksaan mengalami tren penurunan dari
38 dalam indeks persepsi korupsi dunia tahun ke tahun. Kondisi ini dapat
tahun 2018 (semakin tinggi poin maka mengindikasikan bahwa kinerja Kejaksaan
semakin bersih dari korupsi). Poin ini dalam memberantas korupsi sedang
mengalami perbaikan dari tahun menurun atau memang sedang tidak fokus
sebelumnya (2017) dan menjadi yang pada tugas tersebut (belum tentu
tertinggi selama 5 tahun terakhir. Hanya mengindikasikan penurunan kinerja
saja, capaian ini masih jauh di bawah negara- Kejaksaan di fungsi lain). Sementara itu dari
negara Asia Tenggara lainnya, seperti tren penanganan kasus korupsi oleh
Singapura (85), Brunei Darussalam (63) dan Kepolisian, muncul tren yang fluktuatif.
Malaysia (47) (Transparency International, Sangat disayangkan memang, di tengah
2018). Muncul pertanyaan kemudian, sumber daya manusia yang banyak dan
bagaimana keseriusan stakeholder terkait tersebar di seluruh daerah serta anggaran
dalam pemberantasan korupsi di Indonesia? yang cukup besar, kontribusi Kepolisian
Keseriusan dan kerja keras Lembaga dalam penindakan korupsi di Indonesia
penanganan korupsi dan berbagai elemen belum bisa dikatakan maksimal dan
masyarakat yang peduli terhadap isu ini konsisten. Hal ini tentu dipengaruhi
tidak perlu diragukan dan mesti diapresiasi berbagai faktor yang perlu dielaborasi lagi.
bagaimana pun hasilnya. Akan tetapi, kita Data Tabel 3 turut memperlihatkan
tidak boleh berpuas diri hanya dengan tren kenaikan penanganan kasus korupsi
naiknya peringkat Indonesia. Dari catatan oleh KPK dari tahun ke tahun, meski secara
ICW (Indonesia Corruption Watch), dalam persentase masih jauh di bawah dua
kurun waktu 5 tahun terakhir, terdapat Lembaga lainnya. Jauhnya selisih kuantitas
2062 penindakan kasus korupsi di Indonesia kasus yang ditangani KPK dengan 2
yang telah ditangani oleh Kejaksaan Lembaga Penegak Hukum lain tidak terlepas
(59,5%), Kepolisian (32,4%) dan KPK dari karakteristik tiga Lembaga yang
123
Rizky Oktavianto, Norin Mustika Rahadiri Abheseka
124
Evaluasi Operasi Tangkap Tangan KPK
125
Rizky Oktavianto, Norin Mustika Rahadiri Abheseka
Dari Tabel 5 terlihat bahwa rata-rata ini gencar melakukan operasi tangkap
persentase tersangka yang terjerat operasi tangan, hingga ke daerah-daerah hanya
tangkap tangan, pada periode 2010-2014 untuk mengejar kuantitas tersangka tanpa
dengan jumlah operasi tangkap tangan yakni memikirkan kualitas pemberantasan
1:3. Sedangkan pada periode 2015-2018 korupsi. KPK masih memiliki tanggung
rasio antara operasi tangkap tangan dengan jawab untuk menyelesaikan mega kasus
jumlah tersangka naik menjadi 1:3,8. korupsi Bank Century, BLBI (Bantuan
Selain itu, sepanjang periode 2015- Likuiditas Bank Indonesia) dan E-KTP yang
2018, terdapat 270 tersangka korupsi atau menyebabkan kerugian besar bagi
setara dengan 49%, dari total 554 tersangka Indonesia.
yang berhasil diringkus KPK dengan
mekanisme operasi tangkap tangan (lihat b. Efektivitas
Tabel 6). Kriteria evaluasi kedua, efektivitas,
memiliki pertanyaan kunci, yaitu seberapa
Tabel 6. Tersangka Korupsi
Periode 2015-2018 banyak operasi tangkap tangan diperlukan
untuk mencapai hasil yang diinginkan?
No. Tahun Total Tersangka Dari data pada Tabel.5 terlihat
Tersangka Hasil OTT bahwa operasi tangkap tangan yang
1. 2015 62 19 dilakukan KPK semakin masif pada periode
2. 2016 103 58
2015-2018 di bawah kepemimpinan Agus
3. 2017 128 72
4. 2018 261 121
Raharjo CS dengan jumlah 71 operasi atau
Sumber: Laporan Tahunan KPK 2015; 2016; 2017; setidaknya meningkat 263% daripada
2018;Alamsyah, Abid, & Sunaryanto, 2018 periode 2010-2014 yang hanya 27 operasi
saja. Kondisi ini menunjukkan bahwa
Persentase ini menunjukkan bahwa
peningkatan jumlah tersangka korupsi
operasi tangkap tangan yang masif
(koruptor) berbanding lurus dengan
dilakukan KPK periode 2015-2018 tidak
kenaikan pelaksanaan operasi tangkap
sekedar ‘pepesan kosong’ untuk menarik
tangan.
perhatian publik atau media karena terbukti
Fakta ini dapat dimaknai dari dua sisi,
efektif menjaring sejumlah koruptor dan
yakni untuk memberantas korupsi di
mengungkap kasus korupsi yang ternyata
Indonesia, operasi tangkap tangan perlu di
melibatkan banyak pihak. Operasi tangkap
masifkan, atau operasi tangkap tangan tidak
tangan memberi keuntungan dimana barang
cukup memunculkan scare off effect dan rasa
bukti yang dihasilkan bersifat sempurna
jera bagi koruptor dan atau calon koruptor,
(probatio plena) yang mana bukti tidak lagi
seperti dalam kasus Bupati Kudus yang
menimbulkan keraguan mengenai
sudah 2 kali terjerat pidana karena kasus
keterlibatan pelaku dalam suatu kejahatan.
korupsi. Jika saja scare off effect (efek
Oleh karenanya rasio orang-orang yang
menakut-nakuti) dari operasi tangkap
tertangkap saat operasi tangkap tangan
tangan terjadi, maka kebijakan ini dapat
untuk menjadi tersangka jauh lebih besar.
berperan sebagai strategi penindakan dan
Dari kriteria evaluasi yang pertama,
pencegahan kasus korupsi di Indonesia.
operasi tangkap tangan dapat dikatakan
cukup berhasil untuk menindak para
c. Kecukupan
koruptor. Akan tetapi logika semakin banyak
Pertanyaan kunci dari kriteria
koruptor yang ditangkap maka kinerja
evaluasi kecukupan adalah seberapa jauh
pemberantasan korupsi efektif rasanya
hasil dari implementasi operasi tangkap
perlu dikritisi. Jangan sampai KPK yang saat
126
Evaluasi Operasi Tangkap Tangan KPK
127
Rizky Oktavianto, Norin Mustika Rahadiri Abheseka
Penutup Rekomendasi
Kesimpulan KPK yang sudah cukup baik dalam
Kinerja KPK sebagai leading melakukan penindakan terhadap kasus
institution dalam pemberantasan korupsi di korupsi, perlu meningkatkan perannya
128
Evaluasi Operasi Tangkap Tangan KPK
129
Rizky Oktavianto, Norin Mustika Rahadiri Abheseka
Alamsyah, W., Abid, L., & Sunaryanto, A. Hasan, R. A. (2019). Indeks Korupsi
(2018). Laporan Trend Internasional: Posisi RRT dan AS
Penindakan Kasus Korupsi Turun, RI Naik. Retrieved
Tahun 2018. Jakarta. September 28, 2019, from
Liputan6.com website:
Amanda, A. (2019). Legalitas Wewenang https://www.liputan6.com/glo
Komisi Pemberantasan Korupsi bal/read/3882732/indeks-
dalam Operasi Tangkap Tangan korupsi-internasional-posisi-
(OTT) Terhadap Tersangka RRT-dan-as-turun-ri-naik.
Kasus Korupsi Berdasarkan
KUHAP. 5(1), 141–150. Hikmawati, P. (2018). Operasi Tangkap
https://doi.org/https://doi.org Tangan Dalam Penanganan
/10.15294/snh.v5i01.29709. Kasus Korupsi (Arrest Hand
Operation In Handling
Asyari, F. (2017). Operasi Tangkap Tangan Corruption Case). Negara
(OTT) Di Pusat dan Daerah Hukum: Membangun Hukum
Untuk Meraih WTP Terkait Untuk Keadilan Dan
Masalah Pelanggaran Hukum. Kesejahteraan.
Legalitas. https://doi.org/10.22212/jnh.v
9i1.998.
Benson, B. L., & Baden, J. (1985). The Political
Economy of Governmental Johnston, M. (2005). Syndromes of
Corruption: The Logic of Corruption: Wealth, power, and
Underground Government. The democracy. In Syndromes of
Journal of Legal Studies, 14(2), Corruption: Wealth, Power, and
391-41-. Democracy.
https://doi.org/10.1086/4677 https://doi.org/10.1017/CBO9
77. 780511490965.
Boy. (2017). KPK Beberkan Cara Lakukan Lutfiasandh, K. (2019). Konsep Operasi
OTT. Retrieved from jpnn.com Tangkap Tangan Tindak Pidana
website: Korupsi Oleh Komisi
https://www.jpnn.com/news/k Pemberantasan Korupsi.
pk-beberkan-cara-lakukan-ott. Universitas Airlangga.
Darini, R. (2011). Korupsi di RRT: Perspektif Nola, L. F. (2013). Operasi Tangkap Tangan
Sejarah. INFORMASI. oleh KPK. P3Di, Vol.V(24), 1–4.
https://doi.org/10.21831/infor
masi.v1i1.4464. Nugraha, U. P., Ablisar, M., Sunarmi, &
Mulyadi, M. (2018). Analisis
Djelantik, S. (2008). Korupsi, Kemiskinan Yuridis Operasi Tangkap
Dan Masalah Di Negara Tangan dalam Perkara Tindak
Berkembang. Jurnal Pidana Korupsi Sebagai Upaya
Administrasi Publik Unpar. Pemberantasan dan
Pencegahan Korupsi (Studi Pada
Dunn, William N. (2003). Pengantar Analisis POLRESTABES Medan). USU
Kebijakan Publik (Kedua). LAW JOURNAL, 6, 144–162.
Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press. Puspitasari, M. A. (2017). 8 Upaya
Pelemahan KPK Oleh DPR
Dunn, W. (2014). Public Policy Analysis (5th Menurut Catatan ICW. Retrieved
ed.). England: Pearson September 28, 2019, from
Education Limited. Tempo.co website:
https://nasional.tempo.co/read
130
Evaluasi Operasi Tangkap Tangan KPK
/885616/8-upaya-pelemahan-
kpk-oleh-dpr-menurut-catatan-
icw.
131