You are on page 1of 12

Greenomika, Vol. 2 No.

2 Desember 2020
P-ISSN: 2657-0114
E-ISSN: 2657-0122

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI


PENERIMAAN BPHTB TERHADAP PENDAPATAN ASLI
DAERAH KABUPATEN SIDOARJO

Nourma Yunita dan Dian Fahriani


Program Studi Akuntansi, Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo
*e-mail: nnourmayunita97@gmail.com

Abstract

The purpose of this study is to determine the effectiveness level of land and
building rights acquisition fees (BPHTB) and the contribution that land and building
rights acquisition fees (BPHTB) provide to local revenue(PAD) in Sidoarjo Regency.
The research method used is descriptive qualitative with primary and secondary data
sources. Based on the results of research from 2015 to 2019, the following results were
obtained: (1) In 2015, the acquisition fee for land and building rights (BPHTB) was
101.08% and increased in 2016 to 114.03%, then in 2017 it increased again by
128.85% in 2018 decreased by 113.02% and increased again in 2019 amounting to
109.15% the effectiveness of land and building land acquisition duties (BPHTB) in
Sidoarjo Regency with a very effective value interpretation, with an average
effectiveness rate of receiving land and building (BPHTB) fees for five years at 113%.
(2) Contribution of land and building rights acquisition fees (BPHTB) to local revenue
(PAD) in Sidoarjo Regency in 2015 with a percentage of 17.38%, decreased in 2016 by
17.02%, and increased again in 2017 amounted to 20.19% in 2018 decreased again by
19.76% and experienced an increase again in 2019 by 19.76% of the contribution of
land and building acquisition duties (BPHTB )in Sidoarjo Regency for 5 years showing
value interpretation less with a percentage of 18.51%. (3) The source of local revenue
in Sidoarjo Regency does not only come from the tax on the acquisition of land and
building rights (BPHTB), but there are other local taxes, regional levies, and others
that are included in the component of regional revenue (PAD).

Keywords: effectiveness, contribution, BPHTB, PAD

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas penerimaan bea


perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) serta kontribusi yang diberikan bea
perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) terhadap pendapatan asli daerah
(PAD) di Kabupaten Sidoarjo. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif
deskriptif dengan data primer dan sekunder. Hasil penelitian ini adalah dari tahun 2015
sampai tahun 2019, didapat hasil sebagai berikut: (1) Pada tahun 2015 bea perolehan
hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) dengan persentase sebesar 101,08% dan
mengalami peningkatan pada tahun 2016 menjadi 114,03%, kemudian tahun 2017
meningkat kembali sebesar 128,85% ditahun 2018 mengalami penurunan sebesar
113,02% dan meningkat kembali ditahun 2019 sebesar 109,15% tingkat efektivitas bea

130
Greenomika, Vol. 2 No. 2 Desember 2020
P-ISSN: 2657-0114
E-ISSN: 2657-0122

perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) di Kabupaten Sidoarjo dengan
interpretasi nilai sangat efektif, dengan rata-rata tingkat efektivitas penerimaan bea
perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) selama lima tahun sebesar 113%. (2)
Kontribusi penerimaan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) terhadap
pendapatan asli daerah (PAD) di Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2015 dengan
persentase sebesar 17,38% mengalami penurunan di tahun 2016 sebesar 17,02%, dan
meningkat kembali ditahun 2017 sebesar 20,19% ditahun 2018 menurun kembali
sebesar 19,76% dan mengalami peningkatan kembali ditahun 2019 sebesar 19,76%
kontribusi penerimaan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) di
Kabupaten Sidoarjo selama 5 tahun menunjukan interprestasi nilai kurang dengan
persentase sebesar 18,51%. (3) Sumber pendapatan asli daerah di Kabupaten Sidoarjo
tidak hanya berasal dari pajak bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB)
tetapi ada pajak daerah lainnya, retribusi daerah, dan lain-lain yang termasuk dalam
komponen pendapatan asli daerah (PAD).

Kata kunci: Efektivitas, Kontribusi, BPHTB, PAD.

1. PENDAHULUAN penerapan otonomi daerah menuntut


Berdasarkan Undang-Undang (UU) kepada pemerintah daerah untuk lebih
nomor 32 tahun 2004 mengenai mandiri dalam penuhi kebutuhan daerah.
pemerintahan daerah disebutkan bahwa Dalam hal ini, pemerintah daerah dituntut
pemerintah daerah memiliki sumber untuk bisa memaksimalkan kemampuan
pendapatan asli daerah, yang berasal dari yang terdapat didaerah sebagai sumber
pajak daerah, retribusi daerah dan hasil pembiayaan pembagunan daerah. Adapun
pengelolaan kekayaan daerah yang wujud dari pengoptimalan potensi daerah
dipisahkan dan pendapatan daerah lain- ini, dapat dilihat dari
lain yang sah. Undang-Undang nomor tingkatpenerimaanpendapatanasli daerah
33tahun 2004 juga menjelaskan tentang (PAD). Dalam rangka menjalankan fungsi
perimbangankeuangan antara pemerintah dan kewenangan pemerintahan ditiap
pusat denganpemerintah daerah, anggaran daerah, daerah harus bisa menggali
pendapatan danbelanja daerah berasal dari potensi sumber daya yang dimiliki.
anggaran pendapatan dan belanja negara. Pemerintahan daerah diharuskan bisa
Pendapatan asli daerah (PAD) tersebut di mencari sumber-sumber keuangan, untuk
antaranya berupa pajak daerah dan bisa memenuhi kebutuhan pembiayaan
retribusi daerah. Hal itu, diharapkan pemerintah dan pembangunan di daerah
menjadi salah satu sumber pembiayaan khususnya melalui pendapatan asli daerah
pembangunan daerah dan (PAD) yang berasal dari pajak daerah,
penyelenggaraan pemerintah yang retribusi daerah, hasil pengolahan
bertujuan untuk meningkatkan dan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan
meratakan kesejahteraan masyarakat. pendapatan lain asli daerah yang sah
Dengan demikian, daerah memiliki (Hidayati, 2017:2).
wewenang dan dapat melakukan otonomi Sumber pendapatan asli daerah
dalam mengendalikan serta mengurus (PAD) di Kabupaten Sidoarjo terdiri dari
rumah tangganya sendiri. Menurut Isrofah pajak daerah, retribusi daerah, hasil
Siti (2018:3) menjelaskan bahwa pengelolaan kekayaan yang dipisahkan
131
Greenomika, Vol. 2 No. 2 Desember 2020
P-ISSN: 2657-0114
E-ISSN: 2657-0122

dan lain–lain pendapatan asli daerah yang bangunan. Imbalan yang diberikan oleh
sah. Terhitung dari tahun 2015 – 2019 negara kepada masyarakat yang telah
realisasi untuk pendapatan asli daerah membayar pajak bea perolehan hak atas
(PAD) Kabupaten Sidoarjo setiap tanah dan bangunan (BPHTB) adalah
tahunnya meningkat. Berikut tabel pengakuan hak atas tanah dan bangunan
realisasi pendapatan asli daerah (PAD) yang diperolehnya.
Kabupaten Sidoarjo dari tahun 2015– Berdasarkan S. I. Djajadiningrat
2019. yang dikutip dari buku pajak (Resmi,
Tabel 1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) 2016:1) definisi pajak merupakan
Kabupaten SidoarjoTahun 2015– 2019 kewajiban untuk menyerahkan sebagian
Realisasi Pendapatan dari kekayaan yang diberikan kepada
Tahun Asli negara untuk suatu kedaan ataupun
2015 Daerah
1.266.786.627.409,24
(PAD) kejadian dan perbuatan tertentu, tapi
2016 1.335.283.958.792,70
bukan sebagai hukuman dari pemerintah
2017 1.671.806.819.696,53
2018 1.685.558.666.147,01 yang sifatnya memaksa dan tanpa
2019 1.689.953.213.262,69 mendapatkan imbalan yang tujuannya
Sumber: diolah penulis, 2020 untuk kesejahteraan umum.
Pajak Daerah merupakan pajak
Adapun sumber pendapatan asli yang wewenang pemungutannya berada
daerah (PAD) Kabupaten Sidoarjo salah dipemerintahan daerah dan dilaksanakan
satunnya yaitu pajak daerah. Pajak daerah oleh Dinas Pendapatan Daerah (DPD)
Kabupaten Sidoarjo terdiri dari (Jamil, 2016:3). Bea perolehan hak atas
sembilan komponen, di antaranya pajak tanah dan bangunan (BPHTB)
hotel, pajak restoran, pajak hiburan, merupakan pajak yang berasal dari
pajak reklame, pajak penerangan jalan, perolehan hak atas tanah dan bangunan.
pajak parkir, pajak air tanah, pajak bumi Adapun perolehan yang dimaksud adalah
dan bangunan, dan pajak bea perolehan peristiwa atau perbuatan hukum yang
hak atas tanah dan bangunan (BPHTB). mengakibatkan sesorang memperoleh hak
Setiap tahunnya pajak daerah atas tanah ataupun bangunan. Sedangkan
Kabupaten Sidoarjo selalu mengalami hak atas tanah dan bangunan itu sendiri
peningkatan baik dari target maupun yaitu hak atas tanah dan beserta
realisasinya. Namun, dalam perubahan bangunannya (Anggoro, 2017:223).
target pajak daerah setiap tahunnya Pendapatan Asli Daerah (PAD)
tergantung dari kebijakan pemerintah Berdasarkan pemaparan Anggoro
serta perkembangan dari Kabupaten (2017:18) menjelaskan bahwa
Sidoarjo. pendapatan asli daerah (PAD) yaitu
Berdasarkan pemaparan pendapatan yang perolehannya berasal
Anggoro (2017:22) pajak bea perolehan dari pemerintah daerah atas pelaksanaan
hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) kegiatan pemerintah serta layanan
adalah pajak yang diambil oleh kepada masyarakat, dan memanfaatkan
pemerintah kepada masyarakat yang sumber daya yangtelah dimiliki
mendapatkan hak atas tanah dan pemerintah daerah.

132
Greenomika, Vol. 2 No. 2 Desember 2020
P-ISSN: 2657-0114
E-ISSN: 2657-0122

Menurut Nurmalasari dalam (PAD). Mengitung Kontribusi penerimaan


Koagouw (2018:375) efektivitas selalu beaperolehan hak atas tanah dan
berkaitan dengan hubungan antara hasil bangunan (BPHTB) menggunakan rumus
yang akan diharapkan dengan hasil yang sebagai berikut:
sesungguhnya tercapai. Semakin besar KontribusiBPHTB= Realisasi BPHTB X 100%
hasil yang dicapai, maka semakin besar Realisasi PAD
pula tingkat efektivitasnya dan Sumber: Isrofah (2018:7)
sebaliknya. Menghitung efektivitas
penerimaan bea perolehan hak atas Berikut tabel 3 yang menunjukkan
tanah dan bangunan (BPHTB) indikator untuk mengetahui hasil analisis
menggunakan rumus sebagai berikut: sumbangan dari bea perolehan hak atas
EfektivitasBPHTB= Realisasi BPHTB X 100% tanah dan bangunan (BPHTB) dalam
Target BPHTB pendapatan asli daerah (PAD):
Sumber: Jamil (2016:5) Tabel 3. Indikator Kontribusi
Persentase Kriteria
Berikut tabel 2 yang menunjukkan 0,00 – 10 Sangat Kurang
indikator untuk melihat hasil analisis 10,10 – 20 Kurang
20,20 – 30 Cukup
efektivitas penerimaan bea perolehan hak
30,10 – 40 Sedang
atas tanah dan bangunan (BPHTB) adalah 40,10 – 50 Baik
sebagai berikut. 50 < Sangat Baik
Tabel 2. Indikator Efektivitas Sumber: Isrofah (2018:7)
Persentase Kriteria
>100% Sangat Efektif Pendapatan asli daerah (PAD) yaitu
90%-100% Efektif penerimaan yang diperoleh daerah dari
80%-90% Cukup Efektif sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri
60%-80% Kurang Efektif yang dipungut berdasarkan Peraturan
< 60% Tidak Efektif Daerah sesuai dengan peraturan
Sumber: Jamil (2016:5) perundang-undangan yang berlaku (pasal
1 Undang-Undang nomor 33 tahun 2004).
Menurut Absor (2017:2661) Dengan demikian pendapatan asli daerah
kontribusi adalah sumbangan atau sesuatu (PAD) merupakan sumber pendapatan
kegiatan yang diberikan terhadap suatu yang asli berasal dari potensi daerah,
kegiatan sehingga memberikan dampak pemerintah daerah dapat menggali sumber
yang bisa dirasakan. Apabila pemerintah pendapatan asli daerah (PAD) secara
lebih mengoptimalkan potensi dari pajak optimal (Panggabean, 2019:174).
bea perolehan hak atas tanah dan Menghitung pendapatan asli daerah
bangunan (BPHTB) maka kontribusi (PAD) dengan menggunakan rumus
dalam pendapatan asli daerah (PAD) sebagai berikut:
menjadi meningkat. Hasil analisis PAD = Py X 100%
kontribusi dilakukan dengan PAD
membandingkan realisasi bea perolehan Keterangan:
hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) *)Py: Jumlah penerimaan dari sector
dengan realisasi pendapatan asli daerah pajak daerah, retribusi daerah, hasil
133
Greenomika, Vol. 2 No. 2 Desember 2020
P-ISSN: 2657-0114
E-ISSN: 2657-0122

pengelolaan Kekayaan daerah yang Pahlawan No. 56, Kwadengan Barat,


dipisahkan, dana perimbangan, lain-lain Lemahputro, Kecamatan Sidoarjo,
PAD yang sah (Ahmad, 2019:93). Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61213.
Sedangkan waktu yang digunakan untuk
penelitian dilaksanakan pada bulan Juni –
2. METODE PENELITIAN September 2020.
Jenis penelitian yang digunakan Proses yang dilakukan yaitu secara
dalam penelitian ini adalah dengan bertahap, yaitu mulai dari melakukan
pendekatan kualitatif dengan jenis perencanaan dan rancangan penelitian,
deskriptif, tujuan penelitian deskriptif kemudian menentukan fokus
dalam penelitian ini yaitu untuk penelitian, waktu penelitian,
mengambarkan, meringkaskan berbagai mengumpulkan data, kemudian dianalisis
kondisi atau situasi dan fenomena yang dan disajikan hasil penelitian.
timbul di masyarakat (Faizah, 2018:7). Penulisan hasil penelitian ini dilakukan
Penelitian dilakukan di badan secara deskriptif atau dengan
pelayanan pajak daerah (BPPD) menggambarkan dan menjelaskan subjek
Kabupaten Sidoarjo yang beralamat di Jl. penelitian.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran


Pendekatan dalam penelitian ini 1) SumberData Primer
yaitu dengan langkah-langkah kerja Menurut Sugiyono (2016:225) data
penelitin kualitatif, disebut kualitatif primer adalah sumber data yang secara
karena data yang dikupulkan adalah data langsung memberikan data kepada
kualitatif yang tidak mengunakan alat pengumpul data. Data primer diperoleh
ukur. Penelitian kualitatif lebih berasal dari tempat terjadinya peristiwa
memberikan makna pada proses daripada atau data yang secara langsung diperoleh
hasil (Moleong, 2018:386). dari sumbernya. Data primer pada
Menurut Sugiyono (2016:255) penelitian ini berupa hasil wawancara
menyatakan bahwa pengumpulan data dengan badan pelayanan pajak daerah
dapat menggunakan dua sumber yaitu: (BPPD) Kabupaten Sidoarjo.

134
Greenomika, Vol. 2 No. 2 Desember 2020
P-ISSN: 2657-0114
E-ISSN: 2657-0122

2) Sumber Data Sekunder teknik mengumpulkan data untuk


Berdasarkan pemaparan Sugiyono mendapatkan informasi dari sumber
(2016:225) data sekunder adalah data datanya secara langsung melalui
yang secara tidak langsung memberikan percakakapan ataupun tanya jawab.
data kepada pengumpul data. Data Wawancara dilakukan di badan pelayanan
sekunder yang tidak secara langsung pajak daerah (BPPD) Kabupaten Sidoarjo
dikumpulkan oleh peneliti atau data dengan Kasubbid penetapan pajak daerah
tersebut sudah ada. Data sekunder dalam bapak Supriyanto, S.STP. dan Bapak
penelitian ini diperoleh dari internet, data Firman Budiarto selaku masyarakat.
penelitian sebelumnya, serta sumber yang c) Dokumentasi
mendukung. Menurut Satori dan Komariah
Teknik dalam pengumpulan (2017:148-149) dokumen merupakan
data yaitu merupakan langkah yang mencatat kejadian yang sudah lampau
strategis yang dilakukan dalam penelitian, yang dinyatakan dalam bentuk lisan,
karena tujuan dari penelitian adalah untuk tulisan, dan karya bentuk. Sedangkan
mendapatkan data. Tanpa mengetahui dokumentasi adalah pengumpulan
teknikdalam pengumpulan data, maka dokumen dan data yang diperlukan dalam
peneliti tidak akan mendapatkan data penelitian yang kemudian ditelaah,
yang memenuhi standard data yang sehingga dapat mendukung dan
ditetapkan. Adapun teknik pengumpulan menambah kepercayaan dan pembuktian
data yang digunakan dalam penelitian ini suatu kejadian. Dokumen yang
yaitu sebagai berikut: dibutuhkan adalah profil, visi dan misi,
a) Observasi Keterlibatan Pasif struktur organisasi badan pelayanan pajak
Menurut Gunawan observasi daerah (BPPD), target dan realisasi pajak
(2016:143) merupakan kegiatan melihat daerah tahun 2015 – 2019, dan realisasi
secara detail dan akurat, mencatat pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten
fenomena atau kejadian yang muncul Sidoarjo tahun 2015 – 2019.
serta mempertimbangkan hubungan Menurut Sugiyono (2016:246)
antar aspek dalam fenomena tersebut. analisis data Miles dan Huberman terdiri
Sedangkan keterlibatan pasif adalah atas data collection, data reduction, data
kegiatan yang pengamatannya tidak ikut display, dan conclusion drawing/
serta secara langsung dalam kegiatan- verification yang dilakukan secara terus
kegiatan yang dilakukan oleh pelakuyang – menerus sampai tuntas, sehingga
diamati (Gunawan, 2016:155). Observasi mencapai titik jenuh. Teknik análisis data
keterlibatan pasif menggambarakan Miles dan Huberman dalam penelitian ini
bahawa peneliti cukup menjadi pengamat dijelaskan sebagaiberikut:
tanpa harus terlibat dalam kegiatan si 1) Mengumpulkan data (data collection)
pelaku. Observasi keterlibatan pasif Langkah pertama dalam
dilakukan di badan pelayanan pajak mengumpulkan data adalah triangulasi
daerah (BPPD) Kabupaten Sidoarjo. teknik. Triangulasi teknik menurut
b) Wawancara Sugiyono (2016:241) merupakan teknik
Wawancara berdasarkan pemaparan pengungkapan yang dilakukan kepada
Satori dan Komariah (2017:130) yaitu sumber data. Tahap mengumpulkan data

135
Greenomika, Vol. 2 No. 2 Desember 2020
P-ISSN: 2657-0114
E-ISSN: 2657-0122

dimulai dengan observasi partisipatif, uraian singkat, bagan, hubungan antar


kemudian wawancara dengan narasumber kategori, flowchart, dan sejenisnya.
serta dokumentasi. Keseluruhan proses Setelah melakukan reduksi kemudian
mengumpulkan data dilakukan di dilakukan perhitungan dengan rumus
badan pelayanan pajak daerah (BPPD) yang telah ditentukan dan disajikan dalam
Kabupaten Sidoarjo. bentuk tabel serta grafik sehingga
2) Reduksi data (data reduction) diketahui efektivitas, dan kontribusi
Langkah kedua setelah penerimaan bea perolehan hak atas tanah
mengumpulkan data adalah reduksi data. dan bangunan (BPHTB) tahun 2015 –
Reduksi data dilakukan berdasarkan data 2019.
yang diperoleh. Reduksi data dilakukan 4) Kesimpulan dan Verifikasi
dengan pemilahan data dan klasifikasi (conclusion drawing/verifying)
data. Menurut Sugiyono (2016:247) Langkah keempat menurut
proses reduksi data berarti proses Milesdan Huberman (2016:252) adalah
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, penarikan kesimpulan dan verifikasi
dan memfokuskan pada hal-hal yang Kesimpulan dan verifikasi ini merupakan
penting untuk dicari tema dan polanya. hasil yang menjawab keseluruhan
Hasil reduksi data adalah target dan penelitian menggunakan analisis data.
realisasi bea perolehan hak atas tanah Simpulan disajikan dalam bentuk uraian
dan bangunan (BPHTB ) tahun 2015 – deskriptif. Penarikan kesimpulan yang
2019, dan pendapatan asli daerah (PAD) diperoleh dari keseluruhan penelitian
Kabupaten Sidoarjo tahun 2015-2019. berdasarkan perhitungan dan analisis data
3) Penyajian Data (data display) efektivitas, dan kontribusi penerimaan bea
Langkah ketiga adalah penyajian perolehan hak atas tanah dan bangunan
data. Menurut Sugiyono (2016:249) (BPHTB) dalam pendapatan asli daerah
penyajian data dalam penelitian kualitatif (PAD) Kabupaten Sidoarjo.
dapat dilakukan dengan berbagai bentuk
Tabel 4. Efektivitas Penerimaan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB) Tahun 2015– 2019
Tah Realisasi Target Persentase
InterpretasiNilai
un BPHTB BPHTB Efektivitas (%)
2015 220.217.563.615 217.853.998.860 101,08 Sangat Efektif
2016 227.302.655.238 199.320.000.000 114,03 Sangat Efektif

2017 337.602.489.875 262.000.000.000 128,85 Sangat Efektif

2018 307.416.332.941 272.000.000.000 113,02 Sangat Efektif

2019 334.002.890.576 306.000.000.000 109,15 Sangat Efektif

Jumlah 566,13
Rata– Rata 113 Sangat Efektif

Teknik analisis yang diterapkan Teknik analisis dengan tahap


oleh peneliti sesuai dengan teknik model pengumpulan data, reduksi data,
interaktif dari Miles dan Huberman. penyajian data sampai pada

136
Greenomika, Vol. 2 No. 2 Desember 2020
P-ISSN: 2657-0114
E-ISSN: 2657-0122

penarikan kesimpulan akan menjadi dengan interpretasi nilai sangat


gambaran keberhasilan secara berurutan efektif. Tahun 2017 ditetapkan target
sebagai rangkaian analisisyang berurutan. sebesar Rp.262.000.000.000 dengan
realisasi sebesar Rp.337.602.489.875 dan
3. HASIL DAN DISKUSI efektivitas persentase sebesar 128,85%
Adapun efektivitas Penerimaan dengan interpretasi nilai sangat
BPHTB dari Tahun 2015 – 2019 dapat efektif. Tahun 2018 ditetapkan target
dilihat pada tabel 4. Berdasarkan hasil sebesar Rp.272.000.000.000 dengan
perhitungan pada table 4 menjelaskan realisasi sebesar Rp.307.416.332.981 dan
bahwa tahun 2015 ditetapkan target efektivitas persentase sebesar 113,02%
sebesar Rp.217.853.998.860 dengan dengan interpretasi nilai sangat
realisasi sebesar Rp.220.217.563.615 dan efektif. Tahun 2019 ditetapkan target
persentase efektivitas sebesar 101,08% sebesar Rp.306.000.000.000 dengan
dengan interpretasi nilai sangat realisasi sebesar Rp.334.002.890.576 dan
efektif. Tahun 2016 ditetapkan target efektivitas persentase sebesar 109,15%
sebesar Rp.199.320.000.000 dengan dengan interpretasi nilai sanga tefektif.
realisasi sebesar Rp.227.320.655.238 dan Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dengan
efektivitas persenta sesebesar 114,03% menggunakan gambar 2.

Gambar 2. Grafik Efektivitas Penerimaan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB) Tahun 2015-2019
Pada gambarg 2 menerangkan tahun efektivitas persentase sebesar 114,03%.
2015 efektivitas persentase sebesar Tahun 2015 – 2016 persentase meningkat
101,08%, sedangkan tahun 2016 sebesar 12,95%.
Tabel 5. Kontribusi Penerimaan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB) Tahun 2015 – 2019.
Realisasi Realisasi PAD Persentase
Tahun Kab. Sidoarjo Interpretasi Nilai
BPHTB Kontribusi (%)
2015 220.217.563.615 1.266.786.627.409 17,38 Kurang
2016 227.302.655.238 1.335.283.958.792 17,02 Kurang
2017 337.602.489.875 1.671.806.819.696 20,19 Cukup
2018 307.416.332.941 1.685.558.666.147 18,24 Kurang
2019 334.002.890.576 1.689.953.213.262 19,76 Kurang
Jumlah 92,59
Rata– Rata 18,51 Kurang

137
Greenomika, Vol. 2 No. 2 Desember 2020
P-ISSN: 2657-0114
E-ISSN: 2657-0122

Tahun 2017 persentase efektivitas bangunan (BPHTB) sebesar


sebesar 128,85%, persentase efektivitas Rp.227.302.655.238, realisasi pendapatan
tahun 2017 meningkat sebesar 14,82% asli daerah (PAD) sebesar
dibandingkan tahun 2016. Tahun 2018 Rp.1.335.283.958.792 dan tingkat
persentase efektivitas sebesar 113,02%, kontribusi sebesar 17,02% dengan nilai
persentase efektivitas tahun 2018 interpretasi kurang. Tahun 2017 realisasi
menurun sebesar 15,38% dibandingkan bea perolehan hak atas tanah dan
tahun 2017. Tahun 2019 persentase bangunan (BPHTB) sebesar
efektivitas sebesar 100,15%, persentase Rp.337.602.489.875, realisasi pendapatan
efektivitas tahun 2019 juga menurun asli daerah (PAD) sebesar
sebesar 3,87% dibandingkan Tahun 2018. Rp.1.671.806.819.696 dan tingkat
Efektifitas penerimaan bea perolehan hak kontribusi sebesar 20,19%dengannilai
atas tanah dan bangunan (BPHTB) dari interpretasi cukup. Tahun 2018 realisasi
tahun 2015 – 2019 rata–rata menunjukan bea perolehan hak atas tanah dan
persentase yang diperoleh sebesar 113% bangunan (BPHTB) sebesar
dengan interpretasi nilai yang sangat Rp.307.416.332.941, realisasi pendapatan
efektif. Kontribusi Penerimaan BPHTB asli daerah (PAD) sebesar
Terhadap Pendapatan asli daerah Rp.1.685.558.666.147 dan tingkat
Kabupaten Sidoarjo dapat dilihat pada kontribusi sebesar 18,24% dengan nilai
tabel 5. interpretasi kurang. Tahun 2019 realisasi
Berdasarkan tabel 5 tahun 2015 bea perolehan hak atas tanah dan
realisasi bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) sebesar
bangunan (BPHTB) sebesar Rp.334.002.890.576, realisasi pendapatan
Rp.220.217.563.615, realisasi pendapatan asli daerah (PAD) sebesar
asli daerah (PAD) sebesar Rp.1.689.953.213.262 dan tingkat
Rp.1.266.786.627.409 dan tingkat kontribusi sebesar 19,76% dengan nilai
kontribusi sebesar 17,38% dengan nilai interpretasi kurang. Untuk lebih jelasnya
interpretasi kurang. Tahun 2016 realisasi dapat dilihat dengan menggunakan grafik
bea perolehan hak atas tanah dan pada gambar 3 sebagai berikut.

Gambar 3. Grafik Kontribusi Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun 2015 – 2019

Gambar grafik 3 menerangkan tahun 2016 persentase diperoleh sebesar


bahwa kontribusi tahun 2015 diperoleh 17,02%. Sehingga tahun 2015 – 2016
persentase sebesar 17,38%, sedangkan persentase menurun sebesar 0,36%.

138
Greenomika, Vol. 2 No. 2 Desember 2020
P-ISSN: 2657-0114
E-ISSN: 2657-0122

Tahun 2017 persentase yang diperoleh (BPHTB) dari tahun 2015 – 2019
sebesar 20,19%, persentase meningkat memperoleh interpretasi nilai kurang
sebesar 3,17% dibandingkan tahun 2016. dengan persentase rata-rata sebesar
Tahun 2018 persentase kontribusi sebesar 18,51%. Kurangnya kontribusi bea
18,24%, menurun sebesar 1.95% perolehan hak atas tanah dan
dibandingkan tahun 2017. Tahun 2019 bangunan(BPHTB) terhadap
persentase kontribusi sebesar 19,76%, pendapatan asli daerah (PAD) di
meningkat sebesar 1.52% dibandingkan Kabupaten Sidoarjo dikarenakan
tahun 2018. Kontribusi penerimaan bea sumber pendapatan asli daerah (PAD)
perolehan hak atas tanah dan bangunan komponennya tidak hanya dari bea
(BPHTB) terhadap pendapatan asli daerah perolehan hak atas tanah danbangunan
(PAD) Kabupaten Sidoarjo dari tahun (BPHTB), tapi pajak daerah lainnya,
2015 – 2019 menunjukkan persentase retribusi daerah, hasil pengelolaan
sebesar 18,51% dengan interpretasi nilai kekayaan daerah yang dipisahkan, lain-
kurang. lain pendapatan asli daerah yang sah,
kurangnya tingkat kesadaran diri
masyarakat sebagai wajib pajak serta
4. KESIMPULAN nilai jual objek pajak (NJOP) yang
Berdasarkan pembahasan tersebut masih dibawah harga pasar.
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 3) Sumber pendapatan asli daerah (PAD)
1) Efektivitas penerimaan bea perolehan di Kabupaten Sidoarjo bersifat
hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) fluktuatif atau naik turun,
di Kabupaten Sidoarjo dari tahun 2015 penyebabnya yaitu karena
– 2019 secara keseluruhan meningkatnya target setiap tahunnya
menunjukkan interpretasi nilai sangat dan pendapatannya tidak hanya
efektif dengan persentase rata-rata berasal satu komponen saja yaitu pajak
sebesar 113%. Secara tidak langsung daerah melainkan pajak daerah
efektivitas penerimaan bea perolehan lainnya, kemudian retribusi dan lain
hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) – lain yang termasuk dalam komponen
terhadap pendapatan asli daerah PAD (Pendapatan Asli Daerah).
(PAD) ini didapat melalui adanya
sosialisasi yang dilakukan kepada Saran
masyarakat terutama yang rumahnya Dari hasil penelitian yang dilakukan
masih berada di daerah kampung oleh peneliti, maka peneliti memberikan
karena kesadaran dalam membayar saran yaitu sebagaiberikut:
masih rendah, menyesuaikan nilai jual 1) Seharusnya ada pemerataan sosialisasi
objek pajak (NJOP) pajak bumi oleh badan pelayanan pajak daerah
bangunannya (PBB) harus sama (BPPD) untuk meningkatkan ketaatan
dengan nilai pasar wajarnya agar tidak masyarakat dalam melakukan
terjadi kecurangan yang dilakukan oleh pembayaran pajak, karena secara tidak
wajib pajak. langsung masyarakat yang membayar
2) Kontribusi penerimaan bea pajak ikut serta dalam pembangunan
perolehan hak atas tanah dan bangunan daerah.

139
Greenomika, Vol. 2 No. 2 Desember 2020
P-ISSN: 2657-0114
E-ISSN: 2657-0122

2) Perlunya penggalian potensi bea pada tanggal 5 Maret 2020].


perolehan hak atas tanah dan bangunan Isrofah, Siti. (2018). Analisis
(BPHTB) di Kabupaten Sidoarjo Efektivitas Penerimaan Bea
sehingga menambah penerimaan pajak Perolehan Hak Atas Tanah dan
dan pendapatan asli daerah (PAD) Bangunan serta kontribusinya
yang ada di Kabupaten Sidoarjo. terhadap pendapatan asli Daerah di
3) Perlu adanya penekanan serta Kota Kediri dan Kabupaten Kediri
pemeriksaan wajib pajak dari badan tahun 2013 – 2017.
pelayanan pajak daerah (BPPD) http://proceedings.stiewidyagamalu
Kabupaten Sidoarjo terutama yang maj ang.ac.id/index.php/progress.
melakukan pembayaran pajak bea [Diakses padatanggal 9 Maret 2020].
perolehan hak atas tanah dan bangunan Jamil, dkk. (2016). Analisis Efektivitas
(BPHTB) sehingga setoran Penerimaan Bea Perolehan Hak atas
pembayaran yang diterima sesuai Tanah dan Bangunan dan
dengan jumlah pajak yang diedarkan. Kontribusinya terhadap Pendapatan
Pajak Daerah (Studi pada Dinas
DAFTAR PUSTAKA Pendapatan Daerah Kota Malang
Absor, U., Manossoh, H., & Mawikere, periode 2011 – 2014).
L.M. (2017). Analisis Efektivitas dan http://perpajakan.studentjournal.ub.a
Kontribusi Bea Perolehan Hak Atas c.id/index.php/perpajakan/article/vie
Tanah dan Bangunan di Kabupaten w/289. [Diakses pada tanggal 9
Minahasa Utara. https://media.neliti Maret 2020].
.com/media/publications/163340-ID- Mardiasmo. 2018. Perpajakan edisi
analisis-efektivitas- terbaru 2018. Yogyakarta: ANDI
Anggoro, Dwi Damas. 2017. Pajak Moleong. 2018. Metode Penelitian
Daerah dan Retribusi Daerah. Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Malang: UBPress. Rosdakarya.
Buku Profil Badan Pelayanan Pajak Octavia, dkk. (2019). Analisis Efektifitas,
Daerah Kabupaten Sidoarjo Tahun Efisiensi, dan Kontribusi pajak
2018. https://pajakdaerah.sidoarjo daerah terhadap pendapatan asli
kab.go.id/web/. [Diakses pada daerah Kabupaten
tanggal 10 Maret 2020]. Lumajang. http://proceedings.stie
dan-kontribusi-bea.pdf [Diakses pada widyagamalumaj ang.ac.id/index.php
tanggal 9 Maret2020]. /progress. [Diakses pada tanggal 9
Gunawan, Imam. 2016. Metode Maret 2020].
Penelitian Kualitatif. Jakarta: Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 21
BumiAksara. Tahun 2017 tentang Tata Cara
Harian Bhirawa. (9 Maret 2020). Pemungutan Bea Perolehan Hak
Pemkab Sidoarjo Kejar Target Atas Tanah dan Bangunan.
Pendapatan Daerah https://peraturan.bpk.go.id/Home/De
2019. https://www.harianbhirawa tai ls/86172/perbup-kab-sidoarjo-no-
.co.id/pemkab-sidoarjo-kejar-target- 21- tahun-2017. [Diakses pada
pendapatan-daerah-2019/. [Diakses tanggal 25 Februari 2020].

140
Greenomika, Vol. 2 No. 2 Desember 2020
P-ISSN: 2657-0114
E-ISSN: 2657-0122

Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Undang-Undang Republik Indonesia


Nomor 5 Tahun 2010. Tentang Bea Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Perolehan Hak Atas Tanah dan Pemerintah Daerah. https://pih.kemlu
Bangunan. https://pajakdaerah.sidoar .go.id/files/UU0232014.pdf.
jokab.go.id/w eb/bphtb/. [Diakses [Diakses pada tanggal 10 Maret
Pada Tanggal 5 Maret 2020]. 2020].
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor55 Tahun 2016 Tentang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Ketentuan Umum dan Tata Cara Daerah dan Retribus Daerah.
Pemungutan Pajak Daerah. http://www.djpk.kemenkeu .go.id.
https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/ [Diakses pada tanggal 25 Februari
2016/55TAHUN2016PP.pdf. 2020].
[Diakses pada tanggal 17 Maret Undang-undang Republik Indonesia
2020]. Nomor 33 Tahun 2004.
Pratama, dkk. (2019). Analisis Efektifitas, https://luk.staff.ugm.ac.id. [Diakses
Efisiensi, dan Kontribusi pajak pada tanggal 25 Februari 2020].
daerah terhadap pendapatan asli Undang-Undang Republik Indonesia
daerah Kabupaten Lumajang tahun Nomor 34 Tahun 2000 Tentang
2013 – 2017. http://proceedings.stie Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
widyagamalumaj ang.ac.id/index.php https://jdih.kemenkeu.go.id. [Diakses
/progress/article/vie w/120. [Diakses pada tanggal 25 Februari 2020].
pada tanggal 9 Maret 2020]. Zainuddin. (2016). Analisis Efektifitas,
Resmi, Siti. 2016. Perpajakan. Teori dan Efisiensi, dan Kontribusi pajak
Kasus. Jakarta: Salemba Empat. daerah terhadap pendapatan asli
Satori, Komariah. 2017. Metodologi daerah Provinsi Maluku Utara.
Penelitian Kualitatif. Bandung: https://www.neliti.com/publications/
Alfabeta. 163085/efektifitas-efisiensi-dan-
Sugiyono. 2016. Metodologi kontribusi-pajak-daerah-terhadap-
Penelitian Kualitatif. Bandung: pendapatan-asli-daerah. [Diakses
Alfabeta. pada Tanggal 9 Maret 2020].

141

You might also like