Professional Documents
Culture Documents
Bambang Sumardi Et Al : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Kepatuhan Perawat Dalam Melakukan Penerapan Standar Cuci
Tangan
Bambang Sumardi1
1
Program Studi Sarjana Keperawatan, STIKes Abdi Nusantara Jakarta
Angel Berta Fau2
2
Program Studi Sarjana Keperawatan, STIKes Abdi Nusantara Jakarta
ABSTRACT
Background: Hand washing is a process of mechanically removing dirt and dust from the skin of both hands
with soap and waterGener.
Methods Research: In data collection, researchers use primers, where data is taken using quantitative data that
is using questionnaires that are made by researchers by developing from several theories.
al Objective: To know the relationship of knowledge and attitude with the compliance of nurses in the
implementation of handwashing standards at UKI Jakarta Hospital 2018.
Result: The results of Chi-Square test show that p value of 0.018 is smaller than the significant level of 0.05 (p
<0.05), meaning there is a significant correlation between nurse knowledge with nurse compliance in Inpatient
Room of UKI Jakarta Hospital. In addition, the value of odds ratio (OR) of 7,650 means that the well-informed
nurse has a 7,650 chance of being obedient in applying handwashing standards compared to unskilled nurses.
Suggestion: It is important to raise awareness of nurses on the importance of hand washing as one of the safest
health services for patients and can reduce the risk of Health Care-Associated Infection (HCAI)
PENDAHULUAN
proses membuang kotoran dan debu secara Selain itu orang usia madya akan lebih
mekanis dari kulit kedua belah tangan banyak menggunakan banyak waktu untuk
dengan memakai sabun dan air ( Larson membaca.
dkk 2001). Angka kepatuhan hand hygiene Hasil uji univariat menunjukkan bahwa
di indonesia juga masih sangat rendah, terbanyak responden berjenis kelamin
dilihat dari penelitian yang dilakukan perempuan (88,6%), dan paling sedikit
Damanik (2011). Di dapatkan angka responden berjenis kelamin laki-laki
kepatuhan perawat dalam melakukan hand (11,4%). Tidak ada perbedaan yang
hygiene hanya sebesar 48,3%. konsisten antara laki-laki dan perempuan
dalam kemampuan memecah masalah,
Infeksi nosokomial sekarang disebut keterampilan analisis, dorongan
sebagai infeksi yang berhubungan dengan kompetitif, motivasi, sosiabilitas, atau
pelayanan kesehatan atau Health-care kemampuan belajar. Dalam hal ini tidak
Associated infection ( HAIs) merupakan ada perbedaan yang berarti dalam hal
masalah penting dunia yang meningkat kepatuhan antara laki-laki dan perempuan.
(Depkes RI,2012). Hasil Riskedas Tahun Hasil uji univariat menunjukkan bahwa
2013, proporsi penduduk umur 10 Tahun terbanyak responden berpendidikan D3
yang berperilaku cuci tangan dengan benar Keperawatan (57,1%), dan paling sedikit
di indonesia telah meningkatkan dari responden berpendidikan S1 Keperawatan
23,2% pada 200 menjadi 45,1 persen pada (42,9%). Menurut Notoadmojo (2007),
tahun 2012 oleh karena itu, upaya besar dengan pendidikan tinggi maka seseorang
perlu di lakukan dengan dukungan semua akan cenderung untuk mendapatkan
pihak agar perilaku cuci tangan pakai informasi, baik dari orang lain maupun
sabun menjadi kebiasaan sehari-hari dari media massa. Semakin banyak
seumur hidup (Depkes, 2014). informasi yang masuk semakin banyak
PEMBAHASAN pula pengetahuan yang di dapat tentang
kesehatan. Secara umum, seseorang yang
A.Hasil Pembahasan Univariat berpendidikan lebih tinggi akan
mempunyai pengetahuan yang lebih luas
Hasil uji univariat menunjukkan bahwa dibandingkan dengan seseorang yang
terbanyak responden berusia 31-40 tahun tingkat pendidikannya lebih rendah.
(45,7%), dan paling sedikit responden Peningkatan pengetahuan tidak mutlak di
berusia >40 tahun (11,4%). Menurut pendidikan formal, akan tetapi juga dapat
Notoadmojo (2007), usia mempengaruhi diperoleh pada pendidikan non formal.
terhadap daya tangkap dan pola pikir Hasil uji univariat menunjukkan bahwa
seseorang. Semakin bertambah usia akan terbanyak responden bermasa kerja ≤5
semakin berkembang pula daya tangkap tahun (45,7%), dan paling sedikit
dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan responden bermasa kerja >20 tahun
yang diperolehnya semakin membaik. (8,6%). Semakin lama masa kerja, maka
Pada usia madya, individu akan lebih semakin banyak pengalaman yang
berperan aktif dalam masyarakat dan diperoleh perawat. Menurut Notoadmojo
kehidupan sosial serta lebih banyak (2007), pengalaman sebagai sumber
melakukan persiapan demi suksesnya pengetahuan adalah suatu cara untuk
upaya menyesuaikan diri menuju usia tua. memperoleh kebenaran pengetahuan
dengan cara mengulang kembali Cuci tangan menjadi salah satu langkah
pengetahuan yang diperoleh dalam yang efektif untuk memutuskan rantai
memecahkan masalah yang dihadapi di transmisi infeksi, sehingga insidensi
masa lalu. Pengalaman belajar dalam nosokomial dapat berkurang. Tim Depkes
bekerja yang dikembangkan memberikan (2011) menyatakan bahwa mencuci tangan
pengetahuan dan keterampilan profesional adalah membersihkan tangan dari segala
serta pengalaman belajar selama bekerja kotoran, dimulai dari ujung jari sampai
akan dapat mengembangkan kemampuan siku dan lengan dengan cara tertentu sesuai
mengambil keputusan yang merupakan dengan kebutuhan.
manifestasi dari keterpaduan menalarWHO (2006) mengungkapkan bahwa kurangnya
secara ilmiah dan etik yang bertolak dari pengetahuan tentang cuci tangan
masalah nyata dalam bidang kerjanya. merupakan salah satu hambatan untuk
Pengalaman yang sudah diperoleh dapat melakukan cuci tangan. Hal ini didukung
memperluas pengetahuan seseorang. pendapat Pittet (2001), bahwa salah satu
faktor yang berhubungan dengan
B. Hasil Pembahasan Bivariat kepatuhan melakukan cuci tangan adalah
Hubungan Pengetahuan Perawat kurangnya pengetahuan seseorang akan
dengan Kepatuhan Perawat pentingnya melakukan cuci tangan dalam
Hasil uji bivariat menunjukkan bahwa mengurangi penyebaran bakteri dan
perawat patuh terbanyak pada perawat terjadinya kontaminasi pada tangan dan
berpengetahuan baik sebanyak 17 orang, kurang mengerti tentang teknik melakukan
sedangkan perawat tidak patuh terbanyak cuci tangan yang benar.
pada perawat berpengetahuan tidak baik Selain itu menurut Tim Pencegahan dan
sebanyak 9 orang. Pengendalian Infeksi (2011), secara umum
Hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa alasan kurangnya kesadaran mencuci
terdapat hubungan signifikan antara tangan adalah tingginya mobilitas perawat
pengetahuan perawat dengan kepatuhan dan dokter sehingga secara praktis lebih
perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit mudah menggunakan sarung tangan, hal
UKI Jakarta. Hal ini ditunjukkan dengan p tersebut memicu tingginya penggunaan
value 0,018 lebih kecil dari taraf signifikan sarung tangan yang didukung kelalaian
0,05 (p < 0,05). Selain itu diketahui bahwa untuk cuci tangan sebelum dan setelah
perawat berpengetahuan baik berpeluang menggunakannya.
7,650 kali patuh dalam melakukan Dengan demikian pada penelitian ini,
penerapan standar mencuci tangan patuhnya perawat dalam melaksanakan
dibandingkan perawat berpengetahuan standar mencuci tangan menunjukkan
tidak baik. baiknya pengetahuan perawat akan
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil pentingnya melakukan cuci tangan dalam
penelitian Wahyuni (2014) yaitu hubungan mengurangi penyebaran bakteri dan
yang positif kuat antara pengetahuan dan memutuskan rantai transmisi infeksi.
kepatuhan dalam melakukan cuci tangan Hubungan Sikap Perawat dengan
(p=0,000). Hal ini menunjukkan bahwa Kepatuhan Perawat
pengetahuan perawat berhubungan dengan
kepatuhan perawat dalam mencuci tangan. Hasil uji bivariat menunjukkan bahwa
perawat patuh terbanyak pada perawat