You are on page 1of 8

133

Bambang Sumardi Et Al : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Kepatuhan Perawat Dalam Melakukan Penerapan Standar Cuci
Tangan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN KEPATUHAN PERAWAT


DALAM MELAKUKAN PENERAPAN STANDAR CUCI TANGAN
Relationship Knowledge And Attitude With Nursing Compliance With The Application Of
Hand Washing Standard

Bambang Sumardi1
1
Program Studi Sarjana Keperawatan, STIKes Abdi Nusantara Jakarta
Angel Berta Fau2
2
Program Studi Sarjana Keperawatan, STIKes Abdi Nusantara Jakarta

ABSTRACT

Background: Hand washing is a process of mechanically removing dirt and dust from the skin of both hands
with soap and waterGener.
Methods Research: In data collection, researchers use primers, where data is taken using quantitative data that
is using questionnaires that are made by researchers by developing from several theories.
al Objective: To know the relationship of knowledge and attitude with the compliance of nurses in the
implementation of handwashing standards at UKI Jakarta Hospital 2018.
Result: The results of Chi-Square test show that p value of 0.018 is smaller than the significant level of 0.05 (p
<0.05), meaning there is a significant correlation between nurse knowledge with nurse compliance in Inpatient
Room of UKI Jakarta Hospital. In addition, the value of odds ratio (OR) of 7,650 means that the well-informed
nurse has a 7,650 chance of being obedient in applying handwashing standards compared to unskilled nurses.
Suggestion: It is important to raise awareness of nurses on the importance of hand washing as one of the safest
health services for patients and can reduce the risk of Health Care-Associated Infection (HCAI)

PENDAHULUAN

Infeksi nosokomial merupakan suatu Asia tenggara sebanyak 10 % pasien


masalah yang nyata di seluruh dunia dan rumah sakit mengalami infeksi
terus meningkat (Alvarado 2000). Infeksi nosocomial. Di amerika serikat, 2 juta
nosokomial /hospital acquired infection orang pertahunnya menderita HAI serta
(HAI) adalah infeksi yang didapatkan dan menyebabkan 9000 kematian dan di
berkembang selama pasien di rawat di inggris terdapat 100.000 kasus HAI serta
rumah sakit (World Health Organization, menyebabkan 5000 kematian tiap
2004). Menurut Brooker (2009), infeksi tahunnya (WHO, 2007). Menurut Depkes
nosokomial adalah infeksi yang didapat di RI (2011), angka kejadian infeksi di rumah
rumah sakit terjadi pada pasien yang sakit sekitar 3-12% (rata-rata 9%) atau
dirawat di rumah sakit paling tidak selama lebih 1,4 juta pasien rawat inap di rumah
72 jam dan pasien tersebut tidak sakit seluruh dunia. Di indonesia infeksi
menunjukkan gejala infeksi saat masuk nosokomial mencapai 15,74% jauh diatas
rumah sakit. Angka kejadian infeksi negara maju yang berkisar 4,8-
nosokomial yang diperoleh dari berbagai 15,5%(Firmansyah, 2007).untuk itu perlu
sumber menunjukkan angka kejadian yang adanya upaya untuk mencegah terjadinya
tinggi. Survei prevalensi yang dilakukan infeksi nosokomial yang salah satunya
WHO di 55 rumah sakit dari 14 negara dengan melakukan hand hygiene. Hand
yang mewakili 4 kawasan WHO (Eropa, hygiene merupakan salah satu cara untuk
Timur Tengah, Asia Tenggara dan Pasifik mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
Barat) menunjukkan rata-rata 8,7 % dan Mencuci tangan (hand hygiene) adalah
Jurnal Antara Keperawatan Vol. 2 No. 3 September - Desember Tahun 2019
134
Bambang Sumardi Et Al : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Kepatuhan Perawat Dalam Melakukan Penerapan Standar Cuci
Tangan

proses membuang kotoran dan debu secara Selain itu orang usia madya akan lebih
mekanis dari kulit kedua belah tangan banyak menggunakan banyak waktu untuk
dengan memakai sabun dan air ( Larson membaca.
dkk 2001). Angka kepatuhan hand hygiene Hasil uji univariat menunjukkan bahwa
di indonesia juga masih sangat rendah, terbanyak responden berjenis kelamin
dilihat dari penelitian yang dilakukan perempuan (88,6%), dan paling sedikit
Damanik (2011). Di dapatkan angka responden berjenis kelamin laki-laki
kepatuhan perawat dalam melakukan hand (11,4%). Tidak ada perbedaan yang
hygiene hanya sebesar 48,3%. konsisten antara laki-laki dan perempuan
dalam kemampuan memecah masalah,
Infeksi nosokomial sekarang disebut keterampilan analisis, dorongan
sebagai infeksi yang berhubungan dengan kompetitif, motivasi, sosiabilitas, atau
pelayanan kesehatan atau Health-care kemampuan belajar. Dalam hal ini tidak
Associated infection ( HAIs) merupakan ada perbedaan yang berarti dalam hal
masalah penting dunia yang meningkat kepatuhan antara laki-laki dan perempuan.
(Depkes RI,2012). Hasil Riskedas Tahun Hasil uji univariat menunjukkan bahwa
2013, proporsi penduduk umur 10 Tahun terbanyak responden berpendidikan D3
yang berperilaku cuci tangan dengan benar Keperawatan (57,1%), dan paling sedikit
di indonesia telah meningkatkan dari responden berpendidikan S1 Keperawatan
23,2% pada 200 menjadi 45,1 persen pada (42,9%). Menurut Notoadmojo (2007),
tahun 2012 oleh karena itu, upaya besar dengan pendidikan tinggi maka seseorang
perlu di lakukan dengan dukungan semua akan cenderung untuk mendapatkan
pihak agar perilaku cuci tangan pakai informasi, baik dari orang lain maupun
sabun menjadi kebiasaan sehari-hari dari media massa. Semakin banyak
seumur hidup (Depkes, 2014). informasi yang masuk semakin banyak
PEMBAHASAN pula pengetahuan yang di dapat tentang
kesehatan. Secara umum, seseorang yang
A.Hasil Pembahasan Univariat berpendidikan lebih tinggi akan
mempunyai pengetahuan yang lebih luas
Hasil uji univariat menunjukkan bahwa dibandingkan dengan seseorang yang
terbanyak responden berusia 31-40 tahun tingkat pendidikannya lebih rendah.
(45,7%), dan paling sedikit responden Peningkatan pengetahuan tidak mutlak di
berusia >40 tahun (11,4%). Menurut pendidikan formal, akan tetapi juga dapat
Notoadmojo (2007), usia mempengaruhi diperoleh pada pendidikan non formal.
terhadap daya tangkap dan pola pikir Hasil uji univariat menunjukkan bahwa
seseorang. Semakin bertambah usia akan terbanyak responden bermasa kerja ≤5
semakin berkembang pula daya tangkap tahun (45,7%), dan paling sedikit
dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan responden bermasa kerja >20 tahun
yang diperolehnya semakin membaik. (8,6%). Semakin lama masa kerja, maka
Pada usia madya, individu akan lebih semakin banyak pengalaman yang
berperan aktif dalam masyarakat dan diperoleh perawat. Menurut Notoadmojo
kehidupan sosial serta lebih banyak (2007), pengalaman sebagai sumber
melakukan persiapan demi suksesnya pengetahuan adalah suatu cara untuk
upaya menyesuaikan diri menuju usia tua. memperoleh kebenaran pengetahuan

Jurnal Antara Keperawatan Vol. 2 No. 3 September - Desember Tahun 2019


135
Bambang Sumardi Et Al : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Kepatuhan Perawat Dalam Melakukan Penerapan Standar Cuci
Tangan

dengan cara mengulang kembali Cuci tangan menjadi salah satu langkah
pengetahuan yang diperoleh dalam yang efektif untuk memutuskan rantai
memecahkan masalah yang dihadapi di transmisi infeksi, sehingga insidensi
masa lalu. Pengalaman belajar dalam nosokomial dapat berkurang. Tim Depkes
bekerja yang dikembangkan memberikan (2011) menyatakan bahwa mencuci tangan
pengetahuan dan keterampilan profesional adalah membersihkan tangan dari segala
serta pengalaman belajar selama bekerja kotoran, dimulai dari ujung jari sampai
akan dapat mengembangkan kemampuan siku dan lengan dengan cara tertentu sesuai
mengambil keputusan yang merupakan dengan kebutuhan.
manifestasi dari keterpaduan menalarWHO (2006) mengungkapkan bahwa kurangnya
secara ilmiah dan etik yang bertolak dari pengetahuan tentang cuci tangan
masalah nyata dalam bidang kerjanya. merupakan salah satu hambatan untuk
Pengalaman yang sudah diperoleh dapat melakukan cuci tangan. Hal ini didukung
memperluas pengetahuan seseorang. pendapat Pittet (2001), bahwa salah satu
faktor yang berhubungan dengan
B. Hasil Pembahasan Bivariat kepatuhan melakukan cuci tangan adalah
Hubungan Pengetahuan Perawat kurangnya pengetahuan seseorang akan
dengan Kepatuhan Perawat pentingnya melakukan cuci tangan dalam
Hasil uji bivariat menunjukkan bahwa mengurangi penyebaran bakteri dan
perawat patuh terbanyak pada perawat terjadinya kontaminasi pada tangan dan
berpengetahuan baik sebanyak 17 orang, kurang mengerti tentang teknik melakukan
sedangkan perawat tidak patuh terbanyak cuci tangan yang benar.
pada perawat berpengetahuan tidak baik Selain itu menurut Tim Pencegahan dan
sebanyak 9 orang. Pengendalian Infeksi (2011), secara umum
Hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa alasan kurangnya kesadaran mencuci
terdapat hubungan signifikan antara tangan adalah tingginya mobilitas perawat
pengetahuan perawat dengan kepatuhan dan dokter sehingga secara praktis lebih
perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit mudah menggunakan sarung tangan, hal
UKI Jakarta. Hal ini ditunjukkan dengan p tersebut memicu tingginya penggunaan
value 0,018 lebih kecil dari taraf signifikan sarung tangan yang didukung kelalaian
0,05 (p < 0,05). Selain itu diketahui bahwa untuk cuci tangan sebelum dan setelah
perawat berpengetahuan baik berpeluang menggunakannya.
7,650 kali patuh dalam melakukan Dengan demikian pada penelitian ini,
penerapan standar mencuci tangan patuhnya perawat dalam melaksanakan
dibandingkan perawat berpengetahuan standar mencuci tangan menunjukkan
tidak baik. baiknya pengetahuan perawat akan
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil pentingnya melakukan cuci tangan dalam
penelitian Wahyuni (2014) yaitu hubungan mengurangi penyebaran bakteri dan
yang positif kuat antara pengetahuan dan memutuskan rantai transmisi infeksi.
kepatuhan dalam melakukan cuci tangan Hubungan Sikap Perawat dengan
(p=0,000). Hal ini menunjukkan bahwa Kepatuhan Perawat
pengetahuan perawat berhubungan dengan
kepatuhan perawat dalam mencuci tangan. Hasil uji bivariat menunjukkan bahwa
perawat patuh terbanyak pada perawat

Jurnal Antara Keperawatan Vol. 2 No. 3 September - Desember Tahun 2019


136
Bambang Sumardi Et Al : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Kepatuhan Perawat Dalam Melakukan Penerapan Standar Cuci
Tangan

bersikap positif sebanyak 18 orang, Sementara itu Tohamik (2003)


sedangkan perawat tidak patuh terbanyak menemukan dalam penelitiannya bahwa
pada perawat bersikap negatif sebanyak 10 kurang kesadaran perawat dan kurangnya
orang. fasilitas mencuci tangan menyebabkan
kurang patuhnya perawat untuk cuci
Usia Frekuensi Persentase
tangan. Peralatan mencuci tangan biasa
≤20 tahun 0 0,0%
yaitu wastafel yang dilengkapi dengan
21-30 tahun 15 42,9% peralatan cuci tangan sesuai standar rumah
31-40 tahun 16 45,7% sakit (misalnya kran air bertangkai panjang
>40 tahun 4 11,4% untuk mengalirkan air bersih, tempat
Jumlah 35 100,0% sampah injak tertutup yang di lapisi
Hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa kantong sampah medis atau kantong
terdapat hubungan signifikan antara sikap pembersih tangan yang berfungsi sebagai
perawat dengan kepatuhan perawat di antiseptik, lotion tangan, serta di bawah
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit UKI plastik berwarna kuning untuk sampah
Jakarta. Hal ini ditunjukkan dengan p yang terkontaminasi atau terinfeksi), alat
value 0,002 lebih kecil dari taraf signifikan pengering seperti tisu, lap tangan (hand
0,05 (p < 0,05). Selain itu diketahui bahwa towel), sarung tangan (gloves), sabun cair
perawat bersikap positif berpeluang 15,000 atau cairan wastafel terdapat alas kaki dari
kali patuh dalam melakukan penerapan bahan handuk.
standar mencuci tangan dibandingkan Dengan demikian sikap perawat
perawat bersikap negatif. berhubungan dengan kepatuhan perawat
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil dalam melaksanakan standar mencuci
penelitian Setiaman (2015) yaitu adanya tangan. Semakin positif sikap perawat,
hubungan bermakna antara sikap dan maka semakin patuh perawat dalam
kepatuhan cuci tangan. Hal ini mencuci tangan.
menunjukkan bahwa sikap yang baik akan
meningkatkan tingkat kepatuhan cuci
tangan pada perawat. HASIL PENELITIAN
Menurut taksonomi Bloom dikutip
Pakowska (2013), perilaku merupakan Dari hasil penelitian berupa analisa
fungsi dari faktor predisposisi, yaitu faktor
univariat dan bivariat.
yang ada dalam diri individu yang di
dalamnya terdapat sikap dari individu. A.Analisa Univariat
Sikap seseorang dapat mempengaruhi
kepatuhannya dalam melakukan cuci Distribusi Frekuensi Responden
tangan. Lebih lanjut menurut model teori Berdasarkan Usia di Ruang Rawat
perubahan terencana dari Godin dan Kok Inap Rumah Sakit UKI Jakarta
dikutip Setiaman (2015), kepatuhan cuci
tangan dipengaruhi oleh sikap yang positif
Distribusi Frekuensi Responden
terhadap cuci tangan, adanya aturan cuci
Berdasarkan Jenis Kelamin di Ruang
tangan yang harus diikuti oleh perawat,
Rawat Inap Rumah Sakit UKI
serta adanya persepsi yang baik terhadap
Jakarta
cuci tangan.

Jurnal Antara Keperawatan Vol. 2 No. 3 September - Desember Tahun 2019


137
Bambang Sumardi Et Al : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Kepatuhan Perawat Dalam Melakukan Penerapan Standar Cuci
Tangan

Jenis Frekuensi Persentase Pengetahuan Frekuensi Persentase


Kelamin Perawat
Laki-laki 4 11,4% Baik 21 60,0%
Perempuan 31 88,6% Kurang Baik 14 40,0%

Jumlah 35 100,0% Jumlah 35 100,0%

Distribusi Frekuensi Responden


Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Perawat di Ruang
Berdasarkan Pendidikan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit UKI Jakarta
Rawat Inap Rumah Sakit UKI
Jakarta Sikap Perawat Frekuensi Persentase
Pendidikan Frekuensi Persentase
Positif 21 60,0%
Negatif 14 40,0%
D3 20 57,1%
Keperawata Jumlah 35 100,0%
n
S1 15 42,9%
Keperawata KESIMPULAN DAN SARAN
n
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
Jumlah sebagai berikut :
35 100,0%
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan pada bab sebelumnya, maka
Distribusi Frekuensi Responden peneliti mengambil kesimpulan sebagai
Berdasarkan Masa Kerja di Ruang berikut :
Rawat Inap Rumah Sakit UKI Jakarta Sebagian besar responden berusia
31-40 tahun (45,7%), berjenis kelamin
Masa Kerja Frekuensi Persentase perempuan (88,6%), berpendidikan D3
≤5 tahun 16 45,7% Keperawatan (57,1%), bermasa kerja ≤5
6-10 tahun 9 25,7%
tahun (45,7%), berpengetahuan baik
11-20 tahun 7 20,0%
(60,0%), bersikap positif (60,0%), dan
>20 tahun 3 8,6%
Jumlah 35 100,0% patuh dalam melakukan penerapan standar
mencuci tangan (62,9%).
Terdapat hubungan signifikan
B. Analisa Bivariat antara pengetahuan perawat dengan
kepatuhan perawat di Ruang Rawat Inap
Distribusi Frekuensi
Rumah Sakit UKI Jakarta (p-value 0,018 <
RespondenBerdasarkan Pengetahuan
0,05).
Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah
Terdapat hubungan signifikan antara sikap
Sakit UKI Jakarta
perawat dengan kepatuhan perawat di

Jurnal Antara Keperawatan Vol. 2 No. 3 September - Desember Tahun 2019


138
Bambang Sumardi Et Al : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Kepatuhan Perawat Dalam Melakukan Penerapan Standar Cuci
Tangan

Ruang Rawat Inap Rumah Sakit UKI UCAPAN TERIMA KASIH


Jakarta (p-value 0,002 < 0,05).
1. Dr.Dominggus Efruan, MARS.
SARAN Direktur utama RS UKI Jakarta dan
1. Perlu ditingkatkan lagi kesadaran seluruh staf
perawat terhadap pentingnya cuci 2. Kepada Ketua yayasan Abadi
tangan sebagai salah satu upaya Nusantara Jakarta Hj. Lilik Susilowati,
pelayanan kesehatan yang aman untuk SKM, M.Kes, MARS.
pasien dan dapat menurunkan risiko 3. Ketua Stikes Abdi Nusantara Jakarta
Health Care-Associated Infection Feva Tridiyawati, M.Kes, M.Keb
(HCAI). besertaseluruh staf-stafnya.
2. Melaksanakan higiene diri merupakan 4. NS. Bambang
hal yang sangat penting untuk menjaga Sumardi,M.Kep,Sp.Kep.Jc selaku
diri dari tertularnya penyakit, maka dosen pembimbing yang telah
sebaiknya kepada semua tenaga menyediakan waktu, pikiran dan
kesehatan sebelum dan sesudah tenaga dalam mengarahkan penulis
melakukan tindakan perawatan selalu dalam penyusunan skripsi ini juga
membiasakan diri untuk cuci tangan. sebagai penguji sidang skripsi ini.
3. Penelitian selanjutnya hendaknya 5. Kepada seluruh Dosen Stikes Abdi
mencari faktor-faktor lain yang Nusantara Jakarta baik dari dalam
berhubungan dengan kepatuhan maupun dari luar Stikes yang sudah
perawat dalam melakukan penerapan berbagi ilmu Pengetahuan dibidang
standar mencuci tangan, serta perlu Keperawatan.
digunakan sampel dengan jumlah lebih 6. Kedua orangtuaku yaitu Bapak
banyak dari rumah sakit lain. imanuel buala Fau dan Ibu Magdalena
4. Penelitian ini diharapkan dapat hasrati Manao ,terima kasih sebsar-
menjadi masukan dalam besarnya karena senantiasa
menerapkanprosedur cuci tangan enam mendoakan dan memberikan
langkah lima momen, untuk mencegah semangat baik moral maupun materi
terjadinya phlebitis dalam upaya kepada saya.
meningkatkan mutu pelayanan 7. Kepada Adik-Adikku dan Keluarga
keperawatan dan menurunkan resiko Besarku yang senantiasa memberikan
kejadian infeksi nosokomial. dukungan moral dan materi kepada
5. Tim PPI agar melakukan supervisi dan saya yang telah dengan rela hati
penilaian handhygiene perawat yang mengijinkan saya dalam melakukan
bekerja di rumah sakit, serta penelitian untuk penyusunan riset.
memberikanreward kepada perawat 8. Tak lupa juga Saya ucapkan terima
yang memiliki profesional dalam kasih kepada teman – teman dan
bekerjadan memberikan punishment sahabat seperjuangan yang saling
kepada perawat kurang profesional membantu baik dalam materi maupun
dalam bekerja. dalam pembuatan skripsi hingga
selesai.

Jurnal Antara Keperawatan Vol. 2 No. 3 September - Desember Tahun 2019


139
Bambang Sumardi Et Al : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Kepatuhan Perawat Dalam Melakukan Penerapan Standar Cuci
Tangan

DAFTAR PUSTAKA 9. Pakowska. 2013. Observance of Hand


Washing Procedures Performed by
1. Darmadi. (2008) Infeksi Nosokomial, The Medical Personal Before Patient
problematika dan Pengendaliannya. Contac Part 1. International Journal
Jakarta: Salemba Medika of Occupational Medicine and
2. Departemen Kesehatan RI dan Enviromental Health. Vol. 26, no.1.
perhimpunan Pengendalian Infeksi 10. Pittet, D. 2001. Improving Adherence
Indonesia (Perdalin). (2008). to Hand Hygiene Practice : A
Pedoman Managerial Pencegahan Multidisiplinary Approach. Emerging
dan Pengendalian Infeksi di Rumah Infections Desease. Vol. 7, No. 1.
Sakit dan Fasilitas Kesehatan 11. Setiaman, Sobur. 2015. Hubungan
Lainnya. Jakarta Sikap dan Kepatuhan Cuci Tangan
3. Damanik, M., S. (2012). Kepatuhan pada Perawat Rawat Inap RSUD Kota
Hand Hygiene di Rumah Sakit Semarang. Skripsi. Program Studi S1
Immanuel Bandung. Keperawatan. Fakultas Ilmu
4. Dibuka tanggal 10 Januari 2018 Pada: Keperawatan dan Kesehatan.
http://dowload.portalgaruda.org/article Semarang: Universitas
.php?article=103815&val=1378&tittle Muhammadiyah Semarang.
=20HAND%20HYGIENE%20RUM 12. Tim Pencegahan dan Pengendalian
AH%20SAKIT%20IMMANUEL%20 Infeksi. 2011. Audit 9. Cuci Tangan.
BANDUNG. Jakarta: RS Pantai Indah Kapuk.
5. Depkes RI. (2011). Peraturan Menteri 13. World Health Organization. 2006. The
Kesehatan RI Tentang Keselamatan Global Patient Safety Challenge 2005-
Pasien. Dibuka tanggal 10 Januari 2006 “Clean Care is Safer Care”.
2018 Geneva: WHO.
pada:http://www.hukor.depkes.go.id/u 14. Nursalam., dkk. (2007). Penyakit
p prod Infeksi di Indonesia Solusi Kini dan
pemenkes/PMK%20No.%201691%20 Mendatang. Surabaya: Airlangga
ttg%20Keselamatan@20 University Press
pasien%20Sakit.pdf. 15. Nursalam. (2008). Konsep dan
6. Hidayat, A. A. A., (2011). Metode Penerapan metodologi penelitian ilmu
Penelitian Keperawatan dan Teknik keperawatan. Jakarta : Salemba
Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.
Medika 16. Nursalam. (2012). Konsep dan
7. Jamaluddin, J., Sugeng, S., Wahyu, I., Penerapan metodologi penelitian ilmu
Sondang, M. (2012). Kepatuhan Cuci keperawatan. Jakarta : Salemba
Tangan 5 momen di Unit Perawatan Medika.
Intensif. Dibuka tanggal 10 Januari 17. Notoatmodjo. S. (2010). Ilmu perilaku
2018 kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
8. Nasronudin., dkk. (2007). Penyakit 18. Notoatmodjo. S. (2011). Ilmu dan seni
Infeksidi Indonesia Solusi Kini dan perilaku kesehatan. Jakarta : Rineka
Mendatan. Surabaya: Airlangga Cipta.
University Press

Jurnal Antara Keperawatan Vol. 2 No. 3 September - Desember Tahun 2019


140
Bambang Sumardi Et Al : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Kepatuhan Perawat Dalam Melakukan Penerapan Standar Cuci
Tangan

19. Notoatmodjo. S. (2007). Promosi


Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta
:PT Rineka Cipta.
20. Potter, A. P., & Perry, A. G. (2005).
Buku Ajar Fundamental Keperawatan.
Jakarta : EGC.
21. Schaffer, S. D., dkk. (2000).
Pencegahan Infeksi &Praktik yang
Aman. Jakarta :EGC.
22. Septiari, B. B. (2012). Infeksi
Nosokomial. Jakarta: Nuha Medika
23. Setiadi. (2007). Konsep & Penulis
Riset Keperawatan. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
24. Susiati, Maria. (2008). Keterampilan
Keperawatan Dasar. Jakarta: Erlangga

Jurnal Antara Keperawatan Vol. 2 No. 3 September - Desember Tahun 2019

You might also like