You are on page 1of 14

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES

PADA NARAPIDANA PENYALAHGUNAAN NAPZA


DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN
NARKOTIKA KELAS IIA SLEMAN
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan


Program Pendidikan Ners-Program Studi Ilmu Keperawatan
Di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah
Yogyakarta

Disusun Oleh:
WENI SUSANTI
060201076

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2010
HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES
PADA NARAPIDANA PENYALAHGUNAAN NAPZA
DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN
NARKOTIKA KELAS IIA SLEMAN
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh:
WENI SUSANTI
060201076

Telah Memenuhi Persyaratan Dan Disetujui


Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
Program Pendidikan Ners-Program Studi Ilmu Keperawatan
di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah
Yogyakarta

Pada Tanggal :
07 Agustus 2010

Oleh
Dosen Pembimbing

Suryani, S.Kep.,Ns

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2010
THE RELATIONSHIP OF SOCIAL SUPPORT WITH STRESS
ON THE MISUSE PRISONER OF DRUG ABUSE (NAPZA)
IN NARCOTICS CORRECTIONAL INSTITUTION CLASS IIA
SLEMAN YOGYAKARTA IN 20101

Weni Susanti2 , Suryani3

ABSTRACT
The Background: The problem of drug abuse (NAPZA) is a very complex problem.
In the healing phase, which is then often happens is that the occurrence of stress.
Stress can affect of various body function disorders and psychiatric disorders. Social
support is one source of stress reduction
The Objective: This study aimed to determine the relationship of social support with
stress on inmates drug abuse (NAPZA) in Narcotics correctional institutions in Class
IIA Sleman Yogyakarta.
The Methods: This research used analytical descriptive correlational research with
cross sectional approach using simple random sampling method that is counted 35
responder. Measured using a questionnaire with a Likert scale. The results stress the
validity of the questionnaire showed 25 valid items from the 30 questionnaire items
and social support showed 28 valid items from 32 items, and reliability test using
Cronbach Alpha test instrument with stress is 0.911 and the instruments of social
support is 0.928. Test hypothesis using Kendall Tau formula.
The Findings: The analysis of social support with stress is -0.702 (> 0) with a value
of significance (p-value) of 0.000 (<0.05) significant manual calculation of 3.22 (>
1.96).
The Conclusion: There is a relationship between social support with stress on
Prisoners in Narcotics correctional institutions Class IIA in Sleman Yogyakarta that
is the higher social support obtained the lower the stress that will be experienced
The Recommendation: More attention to prisoners to the stress experienced by
inmates in particular intellectual stress. And more attention to social support,
particularly support awards.

Keywords : Social support, stress, substance abuse, Prisoners


Bibliography : 24 books (1997-2009), 7 thesis, 1 thesis, 4 websites
Number of Pages : xii, 97 pages, 17 tables, 2 pictures, 22 attachments

1
Title of Thesis
2
Student of School of Nursing STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta
3
Lecturer of School of Nursing STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta
PENDAHULUAN Narkotika Nasional (BNN) berdasarkan
Masalah penyalahgunaan UU no 22 th 1997 pasal 54 serta
Narkotika, Psikotropika dan Zat Kepres no 17 th 2002.
Adiktif lainya (NAPZA) atau istilah Stres dan depresi dianggap
yang populer dikenal masyarakat sebagai penyakit zaman kita, tidak
sebagai NARKOBA (Narkotika dan hanya berbahaya secara kejiwaan, tapi
Bahan/Obat berbahanya) merupakan juga mewujud dalam berbagai
masalah yang sangat kompleks, yang kerusakan tubuh. Gangguan umum
memerlukan upaya penanggulangan yang terkait dengan stres dan depresi
secara komprehensif dengan adalah beberapa bentuk penyakit
melibatkan kerja sama multidispliner kejiwaan, ketergantungan pada obat
multisektor, dan peran serta masyarakat terlarang, gangguan tidur, gangguan
secara aktif yang dilaksanakan secara pada kulit, perut dan tekanan darah,
berkesinambungan, konsekuen dan pilek, migrain (sakit kepala berdenyut
konsisten. yang terjadi pada salah satu sisi kepala
Akibat langsung penyalahgunaan dan umumnya disertai mual dan
NAPZA yang berujung pada gangguan penglihatan), sejumlah
menguatnya ketergantungan. Secara penyakit tulang, ketidakseimbangan
fisik yaitu penggunaan NAPZA akan ginjal, kesulitan bernapas, alergi, seran
mengubah metabolisme tubuh gan jantung, dan pembengkakan otak.
seseorang. Secara psikis yaitu berkaitan Stres dan depresi bukanlah satu-
dengan berubahnya beberapa fungsi satunya penyebab semua ini, namun
mental, seperti rasa bersalah, malu dan secara ilmiah telah dibuktikan bahwa
perasaan nyaman yang timbul dari penyebab gangguan-gangguan
mengkonsumsi NAPZA. Dan secara kesehatan semacam itu biasanya
sosial yaitu dampak sosial yang bersifat kejiwaan.
memperkuat pemakaian NAPZA. Stres yang menimpa begitu
Berbagai upaya telah banyak banyak orang adalah suatu keadaan
dilakukan oleh pemerintah dalam batin yang diliputi kekhawatiran akibat
rangka memerangi narkoba. Untuk perasaan seperti takut, tidak aman,
mengkoordinasikan penanganan ledakan perasaan yang berlebihan,
masalah tersebut pemerintah sejak cemas dan berbagai tekanan lainnya,
tahun 2002 telah membuat suatu Badan yang merusak keseimbangan tubuh.
yang mengurusnya yaitu Badan Ketika seseorang menderita stres,
tubuhnya bereaksi dan membangkitkan kembali NAPZA. Dalam penjelasan
tanda bahaya, sehingga memicu yang bersifat umum, stres muncul
terjadinya beragam reaksi biokimia di diakibatkan adanya stresor. Berbagai
dalam tubuh. Stres kejiwaan memiliki sumber menyebutkan bahwa dukungan
dampak penting pada sistem kekebalan sosial merupakan salah satu sumber
dan berujung pada kerusakannya. Saat penanggulangan terhadap stres yang
dilanda stres, otak meningkatkan penting, selain konstitusi, intelegensia,
produksi hormon kortisol dalam tubuh, sumber keuangan, agama, hobi dan
yang melemahkan sistem kekebalan. cita-cita (Sadock, 2003). Banyak studi
Atau dengan kata lain, terdapat epidemiologi sosial yang menyebutkan
hubungan langsung antara otak, sistem bahwa adanya dukungan sosial dapat
kekebalan tubuh dan hormon. mengurangi efek stres, sehinggga
Pengkajian terhadap stres mengurangi insidensi penyakit (Mc
kejiwaan atau stres raga telah Dowell&Newell, 1996).
mengungkap bahwa selama stres berat Berdasarkan studi pendahuluan
berlangsung terjadi penurunan pada yang dilakukan di Lembaga
daya kekebalan yang berkaitan dengan Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA
keseimbangan hormonal. Stres merusak Sleman Yogyakarta pada tanggal 30
keseimbangan alamiah dalam diri Juni 2010 diperoleh data jumlah
manusia. Mengalami keadaan yang Narapidana yang berada di Lembaga
tidak normal ini secara terus-menerus Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA
akan merusak kesehatan tubuh, dan Sleman Yogyakarta adalah sebanyak
berdampak pada beragam gangguan 138 orang, yaitu 135 orang laki-laki,
fungsi tubuh. dan 3 orang perempuan. Berdasarkan
Dalam tahap penyembuhan, hal wawancara tidak terstruktur oleh
yang kemudian sering terjadi adalah beberapa Narapidana di Lembaga
timbulnya stres. Stres atau tekanan Pemasyarakatan diketahui bahwa
pikiran ini muncul diantaranya karena beberapa Narapidana merasa
adanya rasa penyesalan, perasaan pikirannya kacau, mudah lupa, mudah
bersalah, merasa tidak dihargai lagi, emosi, merasa tegang bila menghadapi
tidak ada kesempatan kembali ke masalah,bahkan ada yang merasa
masyarakat, tidak adanya dukungan kehilangan semangat hidup. Ini berarti
sosial, dan bahkan mungkin juga didapatkan data bahwa beberapa
muncul akibat keinginan menggunakan Narapidana yang berada di Lembaga
Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA pendekatan waktu yang digunakan
mengalami gejala stres sesuai data pada penelitian ini adalah cross
yang didapatkan dan di sesuaikan sectional, yaitu suatu metode
dengan teori Hawari (2001). Di pengambilan data baik variable bebas
Lembaga Pemasyarakatan Narkotika maupun terikat dikumpulkan secara
Kelas IIA Sleman Yogyakarta telah bersamaan (Notoatmodjo, 2002)
banyak dilakukan kegiatan pembinaan Variabel penelitian terdiri dari
bagi Narapidana yaitu kegiatan kerja variabel bebas yaitu dukungan sosial,
dan pembinaan kepribadian meliputi variabel terikat yaitu stress dan variabel
bimbingan kemasyarakatan dan pengganggu yaitu tingkat perkembangan,
siraman rokhani dari pondok pesantren pengalaman masa lalu, tipe
Al-Munawir, At-Taurat dan kepribadian, lingkungan, status
Departemen Keagamaan. Untuk pernikahan
menangani masalah psikologis, Definisi Operasional
Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Stres : respon narapidana yang berupa
Kelas IIA Sleman Yogyakarta respon fisik, emosional, intelektual dan
bekerjasama dengan Rumah Sakit respon interpersonal yang dirasakan
Grhasia yaitu dengan Mendatangkan narapidana yang pengukurannya
ahli psikologis untuk memberikan dengan skala ordinal.
konseling terhadap permasalahan- Adapun kategorinya adalah:
permasalahan yang dihadapi a. Tinggi : Jumlah skor 76%-
Narapidana. 100%
Berdasarkan data tersebut maka b. Sedang : Jumlah Skor 56%-75%
penulis tertarik untuk melakukan c. Rendah : Jumlah skor kurang
penelitian mengenai hubungan dari 56%
dukungan sosial dengan stres pada Populasi penelitian ini adalah
narapidana penyalahgunaan NAPZA di seluruh Narapidana penyalahguna
Lembaga Pemasyarakatan Narkotika NAPZA di Lembaga Pemasyarakatan
Kelas IIA Sleman Yogyakarta. Sleman Yogyakarta. Sampel pada
penelitian ini sebanyak 35 narapidana
METODOLOGI PENELITIAN yang diambil dengan metode simple
Penelitian ini menggunakan random sampling.
penelitian deskriptif analitik korelasional Alat pengumpulan data stres
dengan metode kuantitatif. Metode menggunakan kuesioner yang
digolongkan menjadi 4 aspek yaitu dilaksanakan pada bulan Juli 2010 pada
aspek fisik, emosional, intelektual, dan Narapidana penyalahguna NAPZA di
interpersonal. Pengukuran skala stres Lembaga Pemasyarakatan Narkotika
menggunakan skala ordinal yaitu Kelas IIA Sleman Yogyakarta. Hasil
dengan 4 alternatif jawaban, yaitu: uji validitas kuesioner stres
Tidak Pernah (TP), Jarang (JR), Sering menunjukkan 25 item valid dari 30
(SR), dan Selalu (SL). Kuesioner item. Sedangkan kuesioner dukungan
dukungan sosial diukur dengan sosial menunjukkan 28 item valid dari
menggunakan kuesioner ISSB 32 item.
(Inventory of Socially Supportive Keterangan item pertanyaan yang
Behaviours) yang menggunakan skala tidak valid adalah nomor 3, 5, 7, 8 dan
ordinal yang terdiri dari 4 sub variabel, 29. Keterangan item pertanyaan yang
yaitu dukungan informasional, tidak valid adalah item nomor 16, 20,
dukungan emosional, dukungan 23 dan 29.
instrumental dan dukungan Reliabilitas instrumen
penghargaan/penilaian. Penentuan skor menggunakan Rumus Alpha
dihitung dengan skala Likert dengan (Arikunto, 2002). Suatu kuesioner
rentang nilai 1-4. Nilai 1: berarti tidak dikatakan reliabel bila nilai Cronbach

pernah (TP), 2: berarti kadang-kadang Alpha > 0,6. Hasil reliabilitas uji
instrumen stres adalah 0,911 sedangkan
(KK), dan 3: berarti sering (SR), 4:
hasil reliabilitas instrumen dukungan
berarti selalu (SL).
sosial adalah 0,928. Kedua instrumen
Pengumpulan data primer
tersebut menunjukkan hasil > 0,6
dilakukan dengan cara kuesioner
sehingga bisa dikatakan bahwa
diberikan kepada responden. Selama
instrumen stres dan dukungan sosial
pengisian, responden didampingi oleh adalah reliabel.
peneliti dan membimbing apabila ada Metode pengolahan data
responden yang bertanya. Pengisian menggunakan editing (penyuntingan),
kuesioner dilakukan oleh responden coding dan tabulating. Analisa data
sendiri atau bisa juga dibantu oleh menggunakan rumus korelasi Kendal
peneliti tetapi hanya dalam hal teknis Tau (t ). Bila t : 0 berarti tidak ada
saja. Setelah selesai kuesioner hubungan antara kedua variabel
diserahkan kepada peneliti. tersebut, dan jika t > 0 berarti ada

Uji validitas menggunakan rumus hubungan dan signifikan antara kedua


variabel tersebut. Jika nilai signifikasi
korelasi product moment. Uji validitas
lebih kecil dari nilai p value (0,05) Berdasarkan tabel diatas,
berarti ada beda atau ada hubungan, sebagian besar responden berumur 20
tetapi jika nilai signifikasi lebih besar sampai 25 tahun yaitu sebanyak 18
dari nilai p value berarti tidak ada beda responden (51.4%).
atau tidak ada hubungan. Uji signifikan Tabel 4. 3 Karakteristik pendidikan
menggunakan rumus z. Untuk dapat pada Napi Penyalahgunaan
memberi tafsiran apakah harga tersebut NAPZA di LP Narkotika
Pendidikan Frekuensi Persentase
signifikan atau tidak maka dapat (%)
digunakan ketentuan bila z hitung > SD 5 14.3
SMP 9 25.7
1,96 maka Ha diterima dan Ho ditolak.
SMU 16 45.7
PT 5 14.3
HASIL PENELITIAN Jumlah 35 100
Karakteristik responden yang Berdasarkan tabel diatas,

diuraikan pada penelitian ini meliputi: tingkat pendidikan responden sebagian

jenis kelamin, umur, pendidikan, besar adalah berpendidikan SMU yaitu

berapa kali masuk LP, Lama tinggal di sebanyak 16 responden (45.7%).

LP, jenis NAPZA yang digunakan dan Tabel 4.4. karakteristik status
pernikahan pada Napi
lama pemakaian. penyalahgunaan NAPZA di
Tabel 4.1. Karakteristik jenis kelamin LP Narkotika
pada Napi penyalahgunaan Status Frekuensi Persentase
NAPZA di LP Narkotika Pernikahan (100%)
Jenis kelamin Frekuensi Persentase Belum menikah 35 100
(%) Sudah menikah 0 0
Laki-laki 35 100 Jumlah 35 100
Perempuan 0 0
Jumlah 35 100 Berdasarkan tabel diatas, semua

Berdasarkan tabel diatas, responden dalam penelitian adalah

responden dalam penelitian adalah berstatus belum menikah yaitu

semua laki-laki dengan jumlah 35 sebanyak 35 responden.

responden. Tabel.4.5. Karakteristik lama


penggunaan NAPZA pada
Tabel 4.2 Karakteristik umur pada Napi Napi penyalahgunaan
penyalahgunaan NAPZA di LP NAPZA di LP Narkotika
Narkotika Lama penggunaan Frekuensi Persentase
Umur Frekuensi Persentase NAPZA (tahun) (%)
(Tahun) (%) 1-5 21 60
20-25 18 51.4 6-10 7 20
26-30 17 48.5 >10 7 20
Jumlah 35 100 Jumlah 35 100
Berdasarkan tabel diatas, Aspek Dukungan Sosial
responden dalam menggunakan Tabel 4.8. Tabel aspek dukungan sosial
pada Napi penyalahgunaan
NAPZA sebagian besar adalah selama
NAPZA di LP Narkotika
1-5 tahun yaitu sebanyak 21 orang Komponen Tingkat Frekuensi Persentase
(%)
(60%). Dukungan Baik 6 17,1
informasional Cukup 18 51,4
Tabel. 4. 6. Karakteristik jenis NAPZA Kurang 11 31,4
yang pernah dikonsumsi Dukungan Baik 9 25,7
Napi di LP Narkotika emosional Cukup 17 48,6
Jenis NAPZA Frekuensi Persentase Kurang 9 25,7
(%) Dukungan Baik 8 22.9
instrumental Cukup 16 45,7
Extasi 5 8.5 Kurang 11 31,4
Ganja 30 50.8 Dukungan Baik 5 14,3
Shabu-shabu 9 15.3 penghargaan Cukup 26 74,5
Inex 3 5.1 Kurang 4 11,4
Pil koplo 5 8.5 Berdasarkan tabel diatas,
Putaw 4 6.8 tingkat dukungan sosial yang diperoleh
Camled 1 1.7
Trihexin 1 1.7 narapidana pada aspek dukungan
Marijuana 1 1.7 informasional adalah dalam kategori
Tabel di atas menunjukkan
cukup yaitu sebesar 18 responden
bahwa ganja merupakan salah satu
(51.4%). Pada aspek dukungan
jenis NAPZA yang paling banyak
emosional adalah dalam kategori cukup
digunakan oleh para responden yaitu
yaitu sebesar 17 responden (48,6%),
sebanyak 30 responden (50.8%).
pada aspek dukungan instrumental
Hasil tingkat dukungan sosial pada
adalah dalam kategori cukup yaitu
napi penyalahgunaan NAPZA
sebesar 16 responden (45.7%) dan pada
Tabel 4. 7. Tingkat dukungan sosial
pada Napi penyalahgunaan aspek dukungan penghargaan adalah
NAPZA di LP Narkotika dalam kategori cukup yaitu sebanyak
Kategori Frekuensi Persentase
(%) 26 responden (74.5%).
Baik 10 28.6 Hasil tingkat stres stres pada napi
Cukup 19 54.3
Kurang 6 17.1 penyalahgunaan NAPZA
Tabel 4. 9. Tingkat stres pada napi
Jumlah 35 100 penyalahgunaan NAPZA di
Berdasarkan tabel diatas, LP Narkotika kelas IIA
Sleman Yogyakarta
tingkat dukungan sosial yang diperoleh Kategori Frekuensi Persentase
Narapidana adalah dalam kategori (%)
Tinggi 2 5.7
cukup yaitu sebanyak 19 responden Sedang 22 62.9
(54.3%). Rendah 11 31.4
Jumlah 35 100
Tabel di atas menunjukkan Hasil analisa data antara dukunggan
bahwa tingkat stres yang dialami sosial dengan stres
narapidana di LP Narkotika adalah Tabel 4.11. Analisa bivariat
menggunakan Kendall Tau
dalam kategori sedang yaitu sebanyak
pada Napi penyalahgunaan
22 responden (62.9%). NAPZA di LP Narkotika
Aspek Tingkat Stres
Variabel Stres
Tabel 4. 10. Tabel aspek tingkat stress Dukungan Koefisien Signifikan (p
pada Napi penyalahgunaan sosial korelasi value)
NAPZA di LP Narkotika Kendall Tau
Komponen Tingkat Frekuensi Persentase -.0.702 0.000
(%)
Fisik Tinggi 1 2,9
Sedang 4 11,4 Hasil analisa data dengan
Rendah 30 85,7
Emosional Tinggi 2 5,7 menggunakan uji statistik Kendall Tau
Sedang 9 25,7 menunjukkan adanya hubungan antara
Rendah 24 68,6
Intelektual Tinggi 3 8,6 2 variabel yang diteliti yaitu koefisien
Sedang 10 28,6
Rendah 22 62,9 korelasi antara dukungan sosial dengan
Interperso Tinggi 1 2,9
nal Sedang 10 28,6 stres sebesar -0,702 dengan nilai
Rendah 24 68,6
signifikansi (p-value) sebesar 0,000.
Nilai signifikansi (p-value) koefisien
Berdasarkan tabel diatas,
korelasi dibandingkan dengan nilai
tingkat stres yang dialami narapidana
a=0,05, maka p-value hasil analisis di
pada aspek fisik adalah dalam kategori
atas berarti lebih kecil (<) 0,05
rendah yaitu sebesar 30 responden
sehingga dapat disimpulkan ada
(85.7%). Pada aspek emosional adalah
hubungan yang signifikan antara
dalam kategori rendah yaitu sebesar 24
dukungan sosial dengan stres pada
responden (68,6%), pada aspek
Narapidana penyalahgunaan NAPZA
dukungan intelektual adalah dalam
di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika
kategori rendah yaitu sebesar 22
Kelas IIA Sleman Yogyakarta.
responden (62.9%) dan pada aspek
Korelasi yang negatif berarti
interpersonal adalah dalam kategori
bahwa semakin tinggi dukungan yang
rendah yaitu sebanyak 24 responden
diberikan pada Napi maka akan
(68.6%).
menurunkan tingkat stres pada Napi di
Lapas Narkotika Yogyakarta. Hal ini
menunjukkan bahwa dukungan yang
diperoleh Narapidana penyalahgunaan
NAPZA akan sangat bermanfaat bagi masyarakat terhadap narapidana
mereka untuk mengurangi stres yang mengakibatkan munculnya sikap
dapat muncul selama masa penahanan pesimis bagi narapidana. Sikap pesimis
mereka. akan memunculkan keputusasaan
Berdasarkan perhitungan narapidana untuk menjalani kehidupan
signifikansi secara manual didapatkan di masyarakat. Keputusasaan tersebut
Z hitung sebesar 3,22, dengan nilai Z juga membawa narapidana kembali
tabel sebesar 1,96. Hal ini melakukan tindak kejahatan karena
menunjukkan bahwa Z hitung > Z tabel mereka merasa ditolak dalam
sehingga dapat disimpulkan konsisten masyarakat (Shofia, 2009).
dengan p-value atau terdapat korelasi Lembaga Pemasyarakatan
yang negatif signifikan antara Narkotika Kelas IIA Sleman Yogyakarta
dukungan sosial dengan stress pada adalah khusus melaksanakan
Napi di Lapas Narkotika Yogyakarta. pembinaan terhadap narapidana kasus
Hubungan antara Dukungan Sosial Narkotika dan Psikotropika. Lapas
dengan Stres Narkotika Yogyakarta dalam
Tabel 4.12. Distribusi silang dukungan melaksanakan pembinaan warga binaan
sosial dengan stres pada
penyalahgunaan narkoba bekerjasama
Napi penyalahgunaan
NAPZA di LP Narkotika dengan Rumah Sakit Ghrasia. Sesuai
Tingkat Tingkat stress
Jumlah dengan ide awal pembangunan, yaitu
dukungan Tinggi Sedang Rendah
sosial F % F % F % F %
menggabungkan unsur pemidanaan dan
Baik 10 28.6 10 28.6
Cukup 1 2.9 18 51.4 19 54.3 rehabilitasi terhadap warga binaan
Kurang 1 2.9 4 11.4 1 2.9 6 17.1
Jumlah 2 5.7 22 62.9 11 31.4 35 100 penyalahguna narkoba. Penanganan
Berdasarkan tabel diatas, kasus ini tidak hanya dengan
sebagian responden mengalami stres menjatuhkan pidana tetapi juga perlu
tingkat sedang yaitu sebanyak 18 untuk di obati (rehabilitasi).
responden (51,4%) yang memiliki Kemungkinan stres yang
tingkat dukungan sosial yang cukup. dialami oleh para narapidana adalah
karena lama pemakaian NAPZA oleh
PEMBAHASAN para Napi sudah menimbulkan
Narapidana memiliki harapan ketergantungan psikologis yaitu
untuk dapat kembali kedalam keinginan menggunakan NAPZA
masyarakat dan menjalani kehidupan kembali yang tidak dapat dipenuhi
yang lebih baik. Stigma negatif sehingga menimbulkan gejala stres.
Hal ini juga dapat dipengaruhi oleh mungkin mengalami depresi, sedih,
adanya faktor lain yang dapat cemas, dan kehilangan harga diri.
mempengaruhi stres pada narapidana Kehangatan dan bantuan yang
yaitu dari tingkat perkembangan, diberikan orang lain kepada orang yang
pengalaman masa lalu, tipe kepribadian mengalami kecemasan dapat
status pernikahan dan lingkungan. memungkinkan orang yang mengalami
Menurut petugas Lembaga kecemasan tersebut untuk menghadapi
Pemasyarakatan bahwa selama berada tekanan dengan tenang.
di Lembaga Pemasyarakatan, Dukungan sosial baik berupa
Narapidana dibekali ketrampilan sesuai emosional, penghargaan atau penilaian,
dengan bakat dan minat yang tujuannya informasi, dan instrumen mempunyai
untuk mendidik Narapidana agar manfaat pencegahan dan penyembuhan
nantinya berguna setelah kembali ke pada gangguan psikologis seperti stres,
masyarakat. Selain itu Narapidana depresi, sedih, cemas, dan kehilangan
disediakan fasilitas-fasilitas yang harga diri sehingga dapat menghadapi
memadai untuk menyalurkan hobi situasi yang tidak menyenangkan
mereka sehingga bisa untuk dengan tenang.
mengurangi kejenuhan, misalnya Berdasarkan hasil penelitian
disediakan perpustakaan. pada tabel 4.12, menunjukkan bahwa
Hasil analisa data seperti sebagian responden mengalami stres
terlihat pada tabel 4.11. menunjukkan tingkat sedang yaitu sebanyak 18
bahwa ada hubungan yang signifikan responden (51,4%) yang memiliki
antara dukungan sosial dengan stres tingkat dukungan sosial yang cukup.
pada Narapidana penyalahgunaan Berbagai penelitian dukungan
NAPZA di Lembaga Pemasyarakatan sosial mempengaruhi respon stres
Narkotika Kelas IIA Sleman psikologi yang mendukung penelitian
Yogyakarta. Korelasi yang negatif ini adalah penelitian oleh Isundariyana
berarti bahwa semakin tinggi dukungan (2005) bahwa terdapat hubungan
yang diberikan pada Napi maka akan negatif (-) dan signifikan antara
menurunkan tingkat stres pada Napi di dukungan keluarga dengan stres pada
Lapas Narkotika Yogyakarta. remaja di SMKI dan SMSR
Taylor (1995) menyatakan Yogyakarta
bahwa selama masa stres orang sering Dukungan sosial dapat
menderita secara emosional dan menurunkan tingkat stres karena efek
dukungan sosial yang positif sebanding metode simpel random sampling.
dibawah intensitas stres yang tinggi Metode ini kurang efektif dilakukan
dan rendah, misalnya sesorang dengan karena metode ini adalah dengan
dukungan sosial tinggi dapat sistem acak, dimana dalam penelitian
mempunyai pandangan hidup yang luas ini tidak diperoleh responden dengan
sehingga tidak mudah terserang stres. jenis kelamin perempuan. Atau
Stres yang dialami narapidana di sebaiknya peneliti tidak membatasi
Lembaga Pemasyarakatan Narkotika karakteristik jenis kelamin pada
Kelas IIA Sleman Yogyakarta yang responden sehingga jenis kelamin laki-
meliput stres fisik, stres emosional, laki dan perempuan bisa menjadi
stres intelektual, dan stres interpersonal responden dalam penelitian.
dapat diatasi dengan pemberian
dukungan sosial dari keluarga, teman, KESIMPULAN DAN SARAN
petugas LP dan dari orang-orang yang Kesimpulan: Ada hubungan antara
dianggap bisa menenangkan dukungan sosial dengan stres pada
narapidana, bisa diatasi dengan adanya Narapidana penyalahgunaan NAPZA
dukungan sosial yang diterima di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika
narapidana. Misalnya jika narapidana Kelas IIA Sleman Yogyakarta. Dengan
merasa ada masalah, narapidana bisa hasil korelasi Kendall Tau -.0,702 (>0)
bercerita kepada keluarga, teman dengan signifikan 0,000 (<0,05).
ataupun petugas LP sehingga dapat Saran: Bagi Lembaga Pemasyarakatan
meringankan masalah yang dialami Narkotika Kelas IIA Sleman
narapidana, atau misalnya dengan Yogyakarta: Lebih memperhatikan
sering menjenguk narapidana, hal ini narapidana terhadap stres yang dialami
akan sangat bermanfaat bagi narapidana khususnya stres intelektual
narapidana sehingga narapidana akan misalnya menumbuhkan rasa percaya
merasa lebih diperhatikan. terhadap orang lain pada diri
Keterbatasan penelitian ini narapidana dan lebih memperhatikan
adalah variabel dukungan sosial yang dukungan sosial khususnya dukungan
diteliti belum mencakup keseluruhan penghargaan misalnya mendukung
dari bentuk dukungan sosial yang ada, keputusan yang narapidana ambil dan
yaitu dukungan artifisial belum diteliti bagi profesi keperawatan: perlunya
oleh peneliti. Metode pengumpulan memahami upaya promotif, preventif,
sampel pada penelitian ini yaitu dengan terapi, dan rehabilitasi dalam
menangani permasalahan dukungan etail.asp?id=361 Diakses Tgl 18
Mei 2010.
sosial dan stres serta penyalahgunaan
Tambunan. 2001. Faktor penyebab
dan ketergantungan zat pada Penyalahgunaan Napza.
narapidana. http://www.e-
psikologi.com/epsi/artikel_detai
l.asp?id=363 22 mei 2010
DAFTAR PUSTAKA
Suharsimi-Arikunto. 2002. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek, P.T Rineka Cipta:
Jakarta.
Hawari, D., 2006. Menejemen Stres
Cemas dan Depresi, Gaya
Baru: Jakarta
Hawari, D., 2001. Al-Qur’an Ilmu
Kedokteran Jiwa dan
Kesehatan Jiwa, Cetakan
Kedua, EGC: jakarta
Kuntjoro, 2002. Dukungan Sosial Pada
Lansia. http://www.e-
psikologi.com/epsi/lanjutusia_d
etail.asp?id=183 diperolehh
Tgl 18 Mei 2010
National Savety Council. 2004.
Manajemen stres. EGC.jakarta
Notoatmodjo, S., 2002. Metodologi
Penelitian Kesehatan, Rineka
Cipta: Jakarta
Rasmun, 2004. Stres Koping Dan
Adapatasi, Sagung Seto: Jakarta
Rasmun, 2004. Stres Koping dan
Adaptasi, Teori dan Pohon
Masalah Keperawatan, Sagung
Seto. Jakarta
Shofia, 2009. Optimisme Masa Depan
Narapidana Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Taylor, 1995. Health Psychology 3rd,
New York: Mc Graw-Hill,Inc
Tambunan. 2001. Akibat
Penyalahgunaan Napza.
http://www.e-
psikologi.com/epsi/individual_d

You might also like