You are on page 1of 7

Jl. Kedungmundu Raya No.

18 Semarang Gedung NRC Universitas Muhammadiyah


Semarang Phone: 02476740287, Fax: 02476740287 Email: mki@unimus.ac.id

Research article

Decreasing The Level of Depression for Earthquake Victims Through


Counseling With a Motivational Interviewing Approach

Baiq Nurainun Apriani Idris1, Istianah2, Irwan Hadi3


1,2 Department of Medical Nursing, STIKES YARSI Mataram
3 Department of Basic Nursing, STIKES YARSI Mataram

Article Info Abstract


Article History: The earthquake that occurred in Lombok cause a post-earthquake
Accepted 11 February 2020 depression that affects mental and psychological changes. Motivational
interviewing is a non-pharmacological action with counseling therapy to
Keywords: increase the motivation and change ambivalence to avoid or reduce
Counseling; Motivational depression of post-earthquake sufferers. This research aims to find out the
Interviewing; Depression; effectiveness of motivational interviewing on the reduction of depression
Post-Earthquake in post-earthquake in the North Lombok Regency. This research using a
quasi-experimental methodology with pre-post test design, where research
is carried out in North Lombok using a purposive sampling technique. The
study shows the effectiveness of Motivational Interviewing on the
reduction of depression in victims of the post-earthquake intervention
group. Natural disasters that occur such as earthquakes with the resulting
impact can cause vulnerability to victims that influence physically and
psychologically. Non-pharmacological interventions Motivational
Interviewing (MI) in respondents with moderate and severe depression
can reduce the level of depression in post-earthquake victims.

PENDAHULUAN bencana alam semakin memperbuuj kondsi


dan trauma yang telah terjadi sebelum
Kerusakan akibat gempa bumi tidak hanya bencana. Distres yang berkaitan dengan
mengakibatkan permasalahan fisik, namun bencana akaan berlangsung lama setelah
juga permasalahan emosional, ekonomi, insiden terjadi (Sherchan et al., 2018).
sosial dan hubungan interpersonal (WHO,
2014). Sebuah Hasil systematic review Gangguan kejiwaan pasca gempa dibagi
tentang permasalahan kesehatan mental menjadi 3 kelompok besar yaitu penderita
setelah gempa bumi di Jepang pada tahun dengan gangguan kejiwaan ringan (mild
2011 menemukan bahwa kondisi PTSD psychological distress) dengan prevalensi
sekitar 10-53,5% dialami oleh korban 20%-40% dari semua populasi yang
gempa, sementara kondisi depresi dialami terkena bencana, penderita dengan
oleh sekitar 3-43,7% korban gempa (Ando gangguan kejiwaan sedang atau berat
et al., 2017). Permasahan mental berupa (moderate or severe psychological distress)
trauma psikologis dan depresi pasca dengan prevalensi 30%-50% dari seluruh

Corresponding author:
Baiq Nurainun Apriani Idris
baiqnurainun87@gmail.com
Media Keperawatan Indonesia, Vol 3 No 1, Februari 2020
e-ISSN: 2615-1669
DOI: https://doi.org/10.26714/mki.3.1.2020.17-23
Media Keperawatan Indonesia, Vol 3 No 1, Februari 2020/ page 17-23 18

populasi yang terkena dan kelompok orang kejiwaan dan perilaku akan mempengaruhi
dengan gangguan jiwa (mental disorders), kualitas kejiwaan hidup dari seseorang
dimana 10% diantara mereka yang yang mengalami bencana dan gangguan
menderita gangguan kejiwaan ringan (mild kejiwaan. Kejadian bencana alam ini
psychological distress) 2-3% akan masuk meningkatkan kesadaran akan
dalam kelompok orang yang menderita terganggunya kualitas seseorang yang
gangguan kejiwaan sedang (moderate mengalami depresi pasca gempa
psychological distress), sedangkan 20%
mereka yang menderita gangguan kejiwaan Gempa lombok nusa tenggara barat terjadi
sedang 30% akan menjadi gangguan pada hari minggu 29 juli 2018 pukul 05.47
kejiwaan berat/severe psychological waktu indonesia tengah dengan kekuatan
distress. Sebuah survey menunjukkan 6,4 Scala richter, gempa susulan
bahwa, setelah peristiwa bencana, sebagian berkekuatan 7 scala richter kemudian
besar populasi korban bencana tetap gempa dengan kekuatan 6,2 SR dan 6,5SR
memiliki reaksi psikologis yang normal, dengan kedalaman 12 Km, data korban
sekitar 15-20% akan mengalami gangguan ddapatkan560 meninggal dunia, 2821 luka
mental ringan atau sedang yang merujuk berat/rawat inap, 39.779 luka ringan dan
pada kondisi PTSD, sementara 3-4% akan 396.329 mengungsi. Kelompok rentan
mengalami gangguan berat seperti terdiri dari 59.603 ibu hamil, 72.582 bayi,
psikosis, depresi berat dan kecemasan 213.724 balita dan 31.724 lansia.
yang tinggi (WHO, 2013).
Pengendalian emosi terhadap penerimaan
Para korban yang mengalami, PTSD suatu bencana perlu menggunakan
cenderung mengalami resiko yang tinggi pendekatan terbaru yang efektif.
untuk menderita gangguan psikologis Pendekatan ini membantu korban atau
tertentu. Sehingga pada keluarga yang penderita dalam meningkatkan kualitas
memiliki gejala traumatis akan hidupnya salah satu pendekatan yang perlu
mempengaruhi kondisi kejiwaan pada dilakukan adalah dengan konseling dengan
anaknya. Anak akan melihat ekspresi pendekatan Motivational Interviewing (MI)
ketakutan dan trauma pada orang tua dan sebagai intervensi non-farmakologi yang
akan berdampak kehilangan orang yang berpusat pada pasien merupakan strategi
kuat untuk mereka bergantung. perubahan perilaku dalam meningkatkan
persepsi pasien tentang pentingnya
Kualitas hidup masyarakat yang menderita perubahan perilaku. Penelitian-penelitian
depresi mayor dan PTSD lebih rendah terdahulu telah membuktikan bahwa
dibandingkan orang yang sehat dan Motivational Interviewing efektif
gangguan kejiwaan lainnya. Pada menurunkan depresi dengan
perempuan semua golongan umur, meningkatkan kualitas hidup penderita.
masalah ekonomi, trauma fisik, aktifitas
sosial yang kurang, depresi mayor dan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
PTSD mempunyai kualitas hidup yang Efektivitas Konseling Dengan Pendekatan
sangat buruk (Yuan et al., 2013). Bencana Motivational Interviewing (MI) Terhadap
gempa bumi berhubungan dengan kualitas Penurunan Depresi pada Pasien trauma
hidup masyarakat yang selamat pasca pasca gempa di Kabupaten Lombok Utara.
gempa bumi mempuyai hubungan yang
signifikan terhadap gangguan kejiwaan METODE
terutama depresi (Cheng, Wang, Wen, &
Shi, 2014). hal ini sejalan dengan kejadian Jenis penelitian yang digunakan adalah
gempa bumi lombok yang secara tidak penelitian Quassy Experimental dengan
langsung mengubah kualitas hidup rancangan Pre-Post Test Control Group
masyarakatnya. Adanya gangguan Design Karena penelitian ingin mengetahui

Baiq Nurainun Apriani Idris / Decreasing The Level of Depression for Earthquake Victims Through Counseling
With a Motivational Interviewing Approach
Media Keperawatan Indonesia, Vol 3 No 1, Februari 2020/ page 17-23 19

efektivitas konseling dengan pendekatan Penelitian ini dlakukan setelah


Motivational Interviewing terhadap depresi mendapatkan Ethical Clearance dari
pasca gempa sebelum dan sesudah Komisi etik Penelitian STIKES YARSI
diberikan intervensi. Populasi pada Mataram. Peneliti memilih responden yang
penelitian ini adalah Penderita Gempa sudah ditentukan sesuai dengan criteria
kabupaten Lombok Utara. Sampel yang inklusi dan menandatangi lembar
digunakan sebanyak 50 responden dengan persetujuan menjadi responden (informed
pengumpulan sampel purposive sampling cosent) . peneliti melakukan penjelasan
technique. Kelompok intervensi maupun prosedur penelitian yang akan dilakukan
kelompok kontrol terdiri dari 25 terlebih dahulu.
responden dimana kelompok intervensi
diberi intervensi berupa konseling dengan HASIL
pendekatan motivational interviewing dan
kelompok kontrol diberi penyuluhan dan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemberian leaflet. karakteristik responden dengan
pendidikan tertinggi adalah SMA/SMK.
Instrument dalam penelitian ini Sebanyak 23 orang (46%), karekteristik
menggunakan kuessioner Hamilton responden berdasarkan usia adalah paling
Depression Rating Scale (HAM-D), banyak rentang adalah pada usia 51-60
kuessioner ini terdiri dari 17 pertanyaan tahun dengan jumlah responden 21 orang
dengan skoring 10-13 depresi ringan, 14- (42%), Karekteristik responden
17 depresi sedang, > 17 depresi berat. berdasarkan jenis kelamin tertinggi
Lama penelitian ini adalah 2 bulan, peneliti adalah jenis kelamin perempuan sebanyak
menghitung waktu yang dibutuhkan untuk 27 orang (54%) Karekteristik responden
melakukan intervensi dengan jumlah berdasarkan adalah Karyawan Swasta
responden. sebanyak 28 responden (56% ).

Langkah-langkah dalam pengumpulan data Hasil pengukuran depresi pasien trauma


adalah membagi responden menjadi 2 pasca gempa sebelum dilakukan intervensi
kelompok, kemudian melakukan screening diketahui bahwa pasien yang mengalami
depresi menggunakan HAM-D kuessioner. depresi berat pada kelompok Intervensi
Setelah menentukan sampel, melakukan sebanyak 4 orang (16%) dan depresi
intervensi pada kelompok intervensi sedang sebanyak 21 orang (74%)
berupa konseling dengan pendekatan sedangkan depresi berat pada kelompok
Motivational Interviewing selama 3 hari control sebanyak 2 orang (8%), depresi
dengan lama waktu kunjungan minimal 30 sedang sebanyak 14 orang (56%) dan
menit, dan melakukan posttest pada hari depresi ringan sebanyak 9 orang (36%).
ke-7. Pada kelompok kontrol akan
diberikan penyuluhan dan pemberian Hasil pengukuran depresi pasien trauma
leaflet terkait pencegahan terjadinya pasca gempa setelah dilakukan intervensi
depresi pasca gempa pada hari pertama diketahui bahwa pasien yang mengalami
dan melakukan posttest pada hari ke-7. depresi berat pada kelompok Intervensi
sebanyak 4 orang (16%), depresi sedang
Data yang diperoleh kemudian diolah baik sebanyak 9 orang (36%) dan depresi
uni variat, bivariat dan multivariat. Pada uji ringan sebanyak 12 orang (48%),
bivariat menggunakan t-test. Sebelum uji t- Sedangkan depresi berat pada kelompok
test dilakukan uji normalitas dan kontrol sebanyak 2 orang (8%), depresi
homogenitas kemudian dilakukan Uji sedang sebanyak 17 orang (68%) dan
regresi untuk mengetahui sejauh mana depresi ringan sebanyak 6 orang (24%).
efektivitas suatu intervensi atau Hasil lebih ringkas seperti disajikan pada
perlakukan yang diberikan. tabel 1.

Baiq Nurainun Apriani Idris / Decreasing The Level of Depression for Earthquake Victims Through Counseling
With a Motivational Interviewing Approach
Media Keperawatan Indonesia, Vol 3 No 1, Februari 2020/ page 17-23 20

Tabel 1 pendidikan yang berbeda akan membuat


Tingkat Depresi Pada Penderita Depresi pada penerimaan kejadian juga akan berbeda
Pasien trauma pasca gempa
Kelompok
terlebih lagi jenis kelamin yang mayoritas
Indikator perempuan sehingga mempunyai
Intervensi Kontrol
Tingkat Depresi Sebelum penerimaan dan pola pikir yang berbeda
Intervensi terhadap bencana yang dihadapi, mulai
1. Ringan 0 10 dari kehilangan keluarga, kehilangan
2. Sedang 21 13
pekerjaan atau mata pencaharian,
3. Berat 4 2
Tingkat Depresi Setelah kehilangan motivasi dan kesepian,
Intervensi pemikiran akan masa depan seperti
1. Ringan 12 6 kemiskinan, konflik, kurangnya kesadaran
2. Sedang 9 17 diri/apatis dan kurang percaya diri
3. Berat 4 2
(Dwidiyanti, Hadi, Wiguna, & Ningsih,
Data Primer : Hasil Penelitian 2019
2018).
Hasil analisis pengaruh dengan
Hal inilah yang nantinya memicu terjadinya
menggunakan uji regresi didapatkan
gangguan mental ditunjang juga dengan
bahwa bahwa nilai p value = 0.000, yang
hasil penelitian Hendri Irawan (2013)
berarti bahwa terdapat hubungan
yang menyatakan bahwa prevalensi
motivational intervewing terhadap
depresi bagi lanjut usia dengan jenis
penurunan depresi pasca gempa, dengan
kelamin perempuan lebih besar daripada
nilai tngkat hubungan yang sangat kuat.
laki-laki dengan nilai 1,4% sedangkan laki-
Nilai R=0.786 menjelaskan bahwa
laki hanya 0,4%. Terdapat Seiring
penurunan depresi pasien trauma pasca
bertambahnya usia, penuaan tidak dapat
gempa 78,6% dipengaruhi oleh intervensi
dihindarkan dan terjadi perubahan
dan 21,4% dipengaruhi oleh variable lain.
keadaan fisik, selain itu para lansia mulai
kehilangan pekerjaan, kehilangan tujuan
PEMBAHASAN
hidup, kehilangan teman, resiko terkena
penyakit, terisolasi dari lingkungan dan
Bencana gempa yang terjadi merata
kesepian. Dengan kejadian bencana ini
diseluruh Lombok utara yang merusak
mengurangi kegiatan yang biasa
tatanan fasilitas pemerintahan seperti
dilakukan dan hal inilah yang memicu
bangunan sekolah, masjid, kantor-kantor
terjadinya gangguan mental (Thoyibah,
adminstrasi sipil dan perumahan warga
Dwidiyanti, Mulianingsih, Nurmayani, &
membuat beberapa responden mengalami
Wiguna, 2019).
perubahan baik fisik maupun psikologis.
Perubahan psikologis dan fisik yang terjadi
Depresi merupakan salah satu gangguan
pada respoden dapat mempengaruhi
mental yang kerap hadir pada usia lanjut
kemampuan masyarakat yang dipengaruhi
akibat proses penuaan. Depresi menurut
oleh beberapa hal antara lain usia, jenis
world health organization (WHO)
kelamin dan tingkat pendidikan. Usia
merupakan suatu gangguan mental yang
responden yang mempunyai rata-rata usia
ditandai dengan mood tertekan, kehilangan
produktif akan berbeda penerimaan
kesenangan atau minat, perasaan bersalah
dampak bencana dibandingkan dengan
atau harga diri rendah, gangguan makan
usia diatas 50 tahun, penerimaan bencana
atau tidur, kurang energi dan konsentrasi
dianggap sebagai ujian dari Tuhan dan
yang rendah. Masalah ini dapat akut dan
tidak bisa mengelak dari ujian yang
kronik serta menyebabkan gangguan
diberikan. Beda halnya dengan responden
kemampuan individu untuk beraktivitas
dengan usia produktif, bencana dianggap
sehari-hari (Rahmadian, LN, Rusmana, &
suatu kemarahan Tuhan karena kelakukan
Downs, 2016). Oleh karena itu lansia perlu
manusia, dikaitkan dengan perilaku negatif
mendapat perhatian dan dukungan dari
dan kejadian mistis. Begitu juga tingkat
Baiq Nurainun Apriani Idris / Decreasing The Level of Depression for Earthquake Victims Through Counseling
With a Motivational Interviewing Approach
Media Keperawatan Indonesia, Vol 3 No 1, Februari 2020/ page 17-23 21

lingkungan dan keluarga agar dapat berdasarkan hasil temuan korban depresi
mengatasi perubahan yang terjadi, selain yang lebih merata disetiap wilayah tanjung
perubahan keadaan fisik dan keadaan dibandingkan wilayah yang lainnya, di
mental yang makin rentan. Pengetahuan wilayah tanjung ditemukan kasus Post
gejala dan deteksi gangguan perlu Trauma Syndrome Depression (PTSD) lebih
diketahui oleh keluarga, masyarakat, banyak dibanding wilayah lain, hal ini
praktisi kesehatan dan penderita. dikarenakan beberapa alasan terkait
Prevalensi depresi bagi lanjut usia dengan dengan ekonomi warga yang belum bisa
jenis kelamin perempuan lebih besar dari bangkit dari dampak gempa, pemerataan
pada laki-laki dengan nilai 1,4% sedangkan penerimaan rekening pembuatan
laki-laki hanya 0,4% (Irawan, 2013). bangunan rumah sementara yang
Beberapa kondisi lingkungan juga terlambat dibagikan oleh aparatur desa
berkaitan dengan tingkat depresi lebih dan kondisi permasalahan keluarga
besar, orang yang tinggal di kota dua kali (Apriani, Hadi, Warongan, & Supriyatna,
lebih depresi dibanding di desa, namun 2018).
kenyataannya adalah dampak gempa yang
merata dari desa dan kota membuat Penelitian mengenai isu mental yang
peningkatan depresi pada seluruh lapisan dialami pada korban gempa bumi lebih
usia produktif (Rollnick, S., Miller, W.R., & banyak ditemukan pada responden
Butler, 2012). perempuan dibanding responden la ki-laki.
Depresi pada perempuan beresiko 2 kali
Efektifitas Motivational Intervewing lipat dari pada laki-laki. Depresi pada
terhadap Penurunan Depresi Pasca Gempa. perempuan terjadi lebih awal, lebih lama
Dari uraian tabel hasil screening tingkat dan memungkinkan untuk kambuh
depresi didapatkan hasil berdasarkan dibandingkan degan laki-laki. Cheng, 2014
HAM-D kuesioner paling banyak adalah menyatakan bahwa perempuan memiliki
depresi sedang 21 responden (84%) dan resiko yang lebih tinggi untuk mengalami
depresi berat 4 responden (16%) pada ansietas akibat trauma, walaupun dalam
kelompok intervensi. Hasil studi lain beberapa penelitian menyebutkan bahwa
menunjukkan bahwa masalah utama perempuan bukanlah faktor resiko untuk
pasien saat terjadi gempa di Lombok yang peningkatan gangguan jiwa akibat trauma.
utama adalah masalah dampak gempa, Perempuan lebih banyak memikirkan
berulangnya gempa dengan jangka waktu tentang dampak bencana dan memiliki
yang berdekatan serta diikuti rasa cemas, ikatan batin serta emosi yang dalam
khawatir, panik, gelisah, refleks saat terhadap keluarga dibanding dengan laki-
mendengar suara atau saat malam tiba laki (Naeem et al., 2011). Rata-rata
sehingga sulit untuk melupakan kejadian responden berpendidikan rendah dengan
gempa. Beberapa kali dalam akhir bulan kondisi tidak bekerja pasca gempa menjadi
Juli-Agustus Lombok diguncang gempa faktor resiko stress, gangguan kesehatan
bumi dengan skala 4-7 Scala Richter, yang jiwa akibat rendahnya pengetahuan
diikuti gempa hampir ditiap harinya walau mengenai manajemen pasca gempa,
dengan scala kecil. Hal ini menyebabkan trauma healing dan lemahnya kondisi
terulang kembali ketakutan korban gempa ekonomi korban (Dwidiyanti et al., 2018).
akan gempa sebelumnya yang dampaknya
merubuhkan bangunan dan fasilitas umum Dari kesimpulan penelitian sebelumnya,
di daerah Kabupaten Lombok Utara bencana alam gempa bumi yang dialami
(Akbar & Afiatin, 2009). oleh masyarakat wilayah Lombok, Nusa
Tenggara Barat tidak hanya berdampak
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di pada kondisi fisik dan lingkungan namun
wilayah kerja puskesmas tanjung, wilayah berdampak pada kondisi psikologis korban
kerja puskesmas tanjung dipilih gempa seperti adanya gejala neurosis,

Baiq Nurainun Apriani Idris / Decreasing The Level of Depression for Earthquake Victims Through Counseling
With a Motivational Interviewing Approach
Media Keperawatan Indonesia, Vol 3 No 1, Februari 2020/ page 17-23 22

gejala psikotik dan PTSD (Mutianingsih, Pada Remaja Korban Gempa Bumi. Jurnal
2019). Banyak individu yang mengalami Intervensi Psikologi, 1(1).
trauma dalam kehidupannya, apalagi bagi Ando, S., Kuwabara, H., Araki, T., Kanehara, A.,
masyarakat Indonesia yang rawan Tanaka, S., Morishima, R., … Kasai, K. (2017).
tertimpa bencana. Peristiwa yang Mental health problems in a community after
menimbulkan trauma bagi individu di the Great East Japan Earthquake in 2011: a
tingginya resiko mengalami Post- systematic review. Harvard review of
psychiatry, 25(1), 15–28.
Traumatic Stress Disorder (PTSD).
Banyaknya individu yang beresiko tinggi Apriani, B. N., Hadi, I., Warongan, A. W., &
mengalami PTSD setelah peristiwa trauma Supriyatna, N. (2018). Efektivitas Konseling
mengindikasikan mereka sangat dengan Pendekatan Motivational Interviewing
membutuhkan layanan konseling trauma. Terhadap Penurunan Depresi pada Pasien
Post Stroke Depression. Holistic Nursing and
Oleh sebab itu, kepada konselor disarankan Health Science, 1(2), 55–67.
untuk memberikan layanan konseling
trauma melalui penciptaan rasa aman, dan Cheng, Y., Wang, F., Wen, J., & Shi, Y. (2014). Risk
konseling perorangan dengan penggunaan factors of post-traumatic stress disorder
teknik desensitisasi sistematis yang (PTSD) after Wenchuan earthquake: a case
control study. PLoS One, 9(5).
didahului dengan tekni rileksasi (Nirwana,
2016). Dwidiyanti, M., Hadi, I., Wiguna, R. I., & Ningsih, H. E.
W. (2018). Gambaran Risiko Gangguan Jiwa
SIMPULAN pada Korban Bencana Alam Gempa di Lombok
Nusa Tenggara Barat. Holistic Nursing and
Bencana alam yang terjadi di lombok Health Science, 1(2), 82–91.
menyebabkan terjadinya depresi pasca
Irawan, H. (2013). Depression among Elderly. CDK-
gempa yang berdapak kepada kondisi 20, 40(11), 815–819. Diambil dari
lingkungan dan fisik terganggu. Intervensi https://www.researchgate.net/publication/3
Motivational Interviewing (MI) pada 18277419
responden kelompok intervensi dengan
Mutianingsih, M. (2019). Dampak Psikologis Gempa
depresi sedang dan berat dapat
Bumi terhadap Kelompok Rentan: Lansia.
menurunkan tingkat depresi penderita Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, 15(1),
pasca gempa dan mmpunyai hubungan 18–23.
yang kuat. Penelitian selanjutanya dapat
mengukur factor yang berhubungan Naeem, F., Ayub, M., Masood, K., Gul, H., Khalid, M.,
dengan depresi pasca gempa dari segi Farrukh, A., … Chaudhry, H. R. (2011).
Prevalence and psychosocial risk factors of
factor pemicu, factor penunjang dan factor PTSD: 18 months after Kashmir earthquake in
pendorong terjadinya depresi pasca Pakistan. Journal of affective disorders, 130(1–
gempa. 2), 268–274.

UCAPAN TERIMAKASIH Nirwana, H. (2016). Konseling Trauma Pasca


Bencana. Ta’dib, 15(2).
https://doi.org/10.31958/jt.v15i2.224
Tim peneliti mengucapkan terima kasih
yang sebesar besarnya kepada Rahmadian, A. A., LN, S. Y., Rusmana, N., & Downs, L.
Kemenristekdikti, STIKES YARSI Mataram, L. (2016). Prevalensi PTSD dan Karakteristik
Dikes Lombok utara, para asisten peneliti Gejala Stres Pascatrauma Pada Anak dan
terutama dari Puskesmas Tanjung yang Remaja Korban Bencana Alam. Edusentris,
3(1), 1–17.
telah membantu sampai penyelesaian
penelitian ini. Rollnick, S., Miller, W.R., & Butler, C. . (2012).
Motivational interviewing in health care :
REFERENSI Helping Patients Change Behavior. New York,
London : The Guilford Press.
Akbar, Z., & Afiatin, T. (2009). Pelatihan Manajemen
Emosi Sebagai Program Pemulihan Depresi Sherchan, S., Samuel, R., Marahatta, K., Anwar, N.,

Baiq Nurainun Apriani Idris / Decreasing The Level of Depression for Earthquake Victims Through Counseling
With a Motivational Interviewing Approach
Media Keperawatan Indonesia, Vol 3 No 1, Februari 2020/ page 17-23 23

Van Ommeren, M. H., & Ofrin, R. (2018). Post-


disaster mental health and psychosocial
support: experience from the 2015 Nepal
earthquake. WHO South-East Asia journal of
public health, 6(1), 22–29.

Thoyibah, Z., Dwidiyanti, M., Mulianingsih, M.,


Nurmayani, W., & Wiguna, R. I. (2019).
Gambaran Dampak Kecemasan dan Gejala
Psikologis pada Anak Korban Bencana Gempa
Bumi di Lombok. Holistic Nursing and Health
Science, 2(1), 31–38.

WHO. (2013). Building back better: sustainable


mental health care after emergencies. World
Health Organization.

WHO, W. H. O. (2014). Global status report on


noncommunicable desease.

Yuan, K. C., Ruo Yao, Z., Zhen Yu, S., Xu Dong, Z., Jian
Zhong, Y., Edwards, J. G., & Edwards, G. D.
(2013). Prevalence and predictors of stress
disorders following two earthquakes.
International Journal of Social Psychiatry,
59(6), 525–530.

Baiq Nurainun Apriani Idris / Decreasing The Level of Depression for Earthquake Victims Through Counseling
With a Motivational Interviewing Approach

You might also like