You are on page 1of 6

JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 6(1), 92-97, 2020 p-ISSN.

2443-115X
e-ISSN. 2477-1821

KARAKTERISTIK FISIK SEDIAAN FOOT SANITIZER SPRAY


KOMBINASI EKSTRAK BIJI KOPI (Coffea) DAN RIMPANG JAHE
(Zingiber officinale) DENGAN VARISASI KECEPATAN DAN
WAKTU PENGADUKAN
Submitted : 03 Januari 2020
Edited : 15 Juni 2020
Accepted : 25 Juni 2020

Wilda Amananti, Aldi Budi Riyanta

DIII Farmasi Politeknik Harapan Bersama


Jalan Mataram No 9 Kota Tegal
Email : amananti_wilda@yahoo.com, ziby2012@gmail.com

ABSTRACT
Foot odor is a common body odor problem. The smell of feet makes oneself and people
around uncomfortable, the smell of feet can be eliminated by washing the foot using soap, using
a tabun powder. However, the foot wash using soap or powder is assessed less practical.
Footsanitizer Spray is a new innovation of foot odor relievers that are practical and efficient
use. Stirring process will affect product quality especially particle size distribution. So in this
study aims to assess the effect of speed and time stirring of physical characteristics of the
preparation of the foot sanitizer spray. In this research has been done variation of speed and
stirring time, variation of stirring speed is done by varying the stirring speed at 300 rpm, 500
rpm and 700 rpm. Variation in stirring time is done by varying the stirring time for 1 hour, 2
hours and 3 hours. From the results of this research can be concluded that coffee beans extract
and ginger rhizome can be used as a spray footsanitizer. And the greater the speed of the
mixing form of the Footsanitizer spray the more cloudy and the viscosity value and type weight
is getting bigger. The longer the stirring also leads to greater viscosity and density values.

Keywords : Stirring speed, time stirring, viscosity and density

PENDAHULUAN Upaya pencegahan dapat dimulai dari


Bau kaki adalah salah satu masalah membersihkan kaki menggunakan sabun
bau tubuh yang sangat umum. Bau kaki antibakteri (triclosan) dan mengganti kaos
sudah lama menjadi permasalahan yang kaki yang kotor atau berbau(2). Mengurangi
dialami banyak orang. Gangguan fisik ini makan makanan yang menyebabkan bau
merupakan salah satu gangguan kelajar badan seperti bawang putih, bawang merah,
keringat apokrin dan mempunyai istilah cabai, merica, cuka, keju, lobak, produk susu
Bromhidrosis, Bromhidrosis adalah keadaan fermentasi, ikan asin, dan daging juga
bau badan seseorang yang berlebihan dari dianjurkan untuk mengurangi bau pada
normal akibat sekresi kelenjar keringat bromhidrosis(3).
apokrin yang terletak di ketiak, kulit kepala, Upaya pencegahan dengan
telapak kaki, sela-sela jari, dan genital. Pada pengobatan topikal dapat menjadi alternatif
keadaan ini, kulit menjadi basah dan lengket untuk mengurangi jumlah keringat sehingga
serta menimbulkan bau yang tidak nyaman menghambat pertumbuhan bakteri(2).
sebagai hasil degradasi produk kelenjar Footsanitizer merupakan suatu
apokrin oleh mikroba kulit(1). sediaan topikal pembersih kaki instan

92 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 6(1), 92-97, 2020 WILDA AMANANTI

antimikroba yang dapat membunuh bakteri, terhadap karakteristik fisik sediaan


jamur, ragi dan jamur, sekaligus Footsanitizer Spray seperti Organoleptis,
melembabkan kulit. Footsanitizer Didesain PH, Bobot Jenis dan Viskositas.
untuk dapat digunakan sebagai pembersih
kaki yang ideal untuk membunuh bakteri METODE PENELITIAN
penyebab bau kaki karena penggunaan zat Pengumpulan Bahan
aktif rempah-rempah yaitu jahe dan kopi. Rimpang jahe diperoleh dari kebun
Zingiber officinale (jahe) adalah salah sekitar Bumijawa Kabupaten Tegal.
satu yang digunakan sebagai bahan mentah Rimpang jahe disortasi untuk memisahkan
dalam pembuatan obat modern maupun yang masih segar dan tidak terserang hama,
obat-obatan tradisional. Kandungan senyawa kemudian dicuci dengan air mengalir untuk
metabolit sekunder pada tanaman jahe- membersihkan kotoran yang melekat. Jahe
jahean terutama golongan flavonoid, fenol, selanjutnya diiris dengan ukuran ketebalan 1
terpenoid dan minyak atsiri. Senyawa cm dan dilakukan pengeringan di bawah
metabolit sekunder yang dihasilkan sinar matahari langsung menggunakan
tumbuhan Zingiberaceae ini umumnya dapat loyang yang ditutup dengan kain hitam.
menghambat pertumbuhan patogen yang Pengeringan dilakukan selama lima hari
merugikan kehidupan manusia, diantaranya hingga rimpang jahe kering. Rimpang Jahe
bakteri Escherichia coli, Bacillus subtilis, diblender dan diayak dengan ayakan 20
Staphylococcus aureus, jamur Neurospora mesh. Serbuk rimpang jahe kemudian
sp, Rhizopus sp. dan Penicillium sp.(4). dimaserasi dengan etanol 70%
Ekstrak jahe mempunyai efek sebagai (perbandingan serbuk dengan pelarut 1:10).
antimikroba terutama pada mikroba Biji kopi Robusta diperoleh dari daerah
Micrococcus varians, Leuconostoc sp, Pulosari Kabupaten Pemalang. Biji kopi
Bacillus subtilis dan Pseudomonas sp. yang selanjutnya dihaluskan dengan blender
Sehingga jahe cocok digunakan sebagai dan dilakukan pengayakan dengan ukuran
bahan aktif pembuatan footsanitizer(5). 20 mesh.
Kopi (Coffea sp) merupakan tanaman
yang sering digunakan sebagai bahan Pembuatan Ekstrak Jahe dan Kopi
minuman seduh(6). Kopi memiliki cita rasa Pembuatan ekstrak rimpang Jahe
dan aroma yang khas sehingga banyak dilakukan dengan metode maserasi.
digunakan untuk penghilang bau(7). Digunakan metode maserasi, cara dengan
Pengadukan pada proses pembuatan menyiapkan bejana perendaman terbuat dari
footsanitizer sangatlah penting. kaca kemudian bagian luarnya ditutup
Pencampuran dan pengadukan zat-zat dengan lakban hitam.
penyusun footsanitizer memerlukan energi Penyari yang digunakan adalah etanol 70%
yang besar karena melibatkan pemecahan (teknis). Penyari yang digunakan untuk
partikel menjadi partikel yang lebih kecil maserasi sebanyak 1000 mL etanol 70% ke
dan terdistribusi kedalam cairan yang dalam masing-masing serbuk rimpang jahe
mengarah ke suspensi koloid. Suspensi dan biji kopi sebanyak 100 gram.
koloid ditandai dengan partikel halus yang Maserasi dilakukan selama 24 jam,
terpisah dan tidak mengendap. Ukuran dan dilakukan pengadukan setiap enam jam.
partikel nantinya akan mempengaruhi sifat Setelah 24 jam hasil maserasi kemudian
fisik dari sediaan footsanitizer. disaring untuk memperoleh ampas dan
Tujuan penelitian ini adalah maserat. Maserat disaring menggunakan
mengetahui pengaruh kecepatan pengadukan penyaring vakum kemudian dipisahkan dari

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 93


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 6(1), 92-97, 2020 WILDA AMANANTI

ampasnya. Dengan cara yang sama ampas Pembuatan sediaan spray footsanitizer
dimaserasi ulang dan disaring kembali dibagi menjadi enam formula yaitu dengan
hingga diperoleh maserat. Maserat yang variasi kecepatan pengadukan dengan
diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan pertama dengan pengadukan 300 rpm,
dengan rotary evaporator (Tipe RE100-Pro) formula kedua 500 rpm, dan formula tiga
pada suhu 60°C dengan kecepatan 50 rpm 700 rpm dengan lama pengadukan 1 jam.
hingga pelarut teruapkan dan diperoleh
ekstrak cair. Tabel 2. Formulasi kecepatan pengadukan
Kecepatan Lama
Pembuatan Spray Footsanitizer Formula
Pengadukan Pengadukan
Ekstrak Rimpang jahe dan biji kopi
digunakan sebagai bahan aktif dalam 1 300 rpm
pembuatan sediaan Spray Footsanitizer 2 500 rpm 1 jam
untuk tiga formula, dengan perbedaan 3 700 rpm
Kecepatan pengadukan (DLAB classic
magnetic hotplate stirrer MS-H-S) yaitu 300
Dan variasi lama pengadukan dengan
rpm, 500 rpm, 700 rpm selama 1 jam. dan
formula keempat 1 jam, formula kelima 2
perbedaan lama pengadukan yaitu 1 jam, 2
jam formula keenam 3 jam dengan
jam dan 3 jam dengan kecepatan
kecepatan pengadukan 700 rpm.
pengadukan sebesar 700 rpm. Pembuatan
formula sediaan spray footsanitizer
Tabel 3. Formulasi lama pengadukan
dilakukan dengan mencampurkan masing-
masing bahan ekstrak Jahe dan ekstrak biji Lama Kecepatan
Formula
kopi sebagai zat aktif masing masing Pengadukan Pengadukan
sebanyak 45 % dan 25%. Kemudian
4 1 jam
ditambahkan Gliserin 10%, metil paraben
0,2% dan tambahkan etanol sampai 50 ml 5 2 jam 700 rpm
kemudian dilakukan pengadukan dengan 6 3 jam
berbagai variasi kecepatan pengadukan.
berikut adalah formulasi pembuatan sediaan
Kemudian dilakukan uji sediaan
Spray Footsanitizer.
footsanitizer yang meliputi uji organoleptis,
uji uji pengukuran pH, uji kejernihan, uji
Tabel 1. Formulasi sediaan footsantizer
bobot jenis dan uji viskositas.
Bahan Formula Standar
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ekstrak Jahe 45 % 25-50%
Pengaruh Kecepatan Pengadukan
Ekstrak biji Terhadap Karakteristik Fisik Sediaan
25 % 5-15%
kopi Footsanitizer
Uji Organoleptis
Gliserin 10 % 10%
Uji Organoleptis bertujuan untuk mengamati
Metil paraben 0,20 % 0,01-0,02 % adanya perubahan bentuk, warna dan bau.
etanol 70% Dari hasil penelitian yang diperoleh dapat
19,8% dilihat pada tabel 4.
add

94 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 6(1), 92-97, 2020 WILDA AMANANTI

Tabel 4. Hasil uji organoleptis Tabel 5. Nilai pH dari sediaan


footsanitizer spray dengan
Pengamatan Organoleptis
Formula variasi kecepatan pengadukan.
Bentuk Warna Bau
Khas Formula Nilai pH
Coklat
1 Cair kopi
Jernih 1 6
jahe
Khas 2 6
Coklat
2 Cair kopi
Jernih 3 6
jahe
Khas
Coklat
3 Cair kopi Uji Viskositas
Keruh
jahe Viskositas merupakan suatu angka
Keterangan :
F1 : Spray Footsanitizer dengan pengadukan yang menyatakan besarnya hambatan dari
300 rpm suatu bahan cair untuk mengalir atau ukuran
F2 : Spray Footsanitizer dengan pengadukan dari besarnya tahanan geser dari cairan.
500 rpm Berdasarkan besarnya hambatan atau gaya
F3 : Spray Footsanitizer dengan pengadukan
700 rpm
gesekan yang terjadi antara benda dengan
cairan telah diteliti oleh Sir George Stokes
Hasil yang diperoleh pada baik melalui percobaan-percobaan yang telah
formula 1,2 dan 3 sediaan sediaan dilakukannya, yang dikenal dengan Hukum
berbentuk cair, dengan perbedaan pada Stokes. Aplikasi dari hukum ini adalah
formula 3 berwarna coklat keruh. metode pengukuran viskositas bola jatuh(10).
Kecepatan pengadukan mempengaruhi uji Jika viskositas suatu cairan semakin tinggi,
organoleptis yaitu pada warna. Semakin maka sifat yang dimiliki semakin kental dan
cepat pengadukan menghasilkan warna semakin sukar untuk mengalir.
yang lebih keruh. Hal ini dikarena Pada penelitian ini dilakukan pengujian
pengaruh ukuran partikel. Tumbukan terhadap viskositas dari sediaan footsanitizer.
antar partikel dari komponen di dalam footsanitizer diuji menggunakan alat sesuai
larutan yang semakin besar akan standar nasional yaitu viskomete r ostwald.
memberikan efek hamburan yang lebih Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan
banyak sehingga menimbulkan pantulan yaitu dengan memvariasikan kecepatan
antara partikel dengan cahaya lebih pengadukan dan lama pengadukan selama
banyak yang diproyeksikan ke dalam proses pembuatan footsanitizer. Variasi
bentuk kekeruhan yang semakin tinggi (8). kecepatan yang digunakan adalah 300 rpm,
500 rpm dan 700 rpm serta waktu pengadukan
Uji PH selama 1 jam dan untuk variasi waktu yaitu
Pengujian selanjutnya yaitu pH menggunakan waktu 1 jam, 2 jam, 3 jam
menggunakan pH stick universal. Standar dengan kecepatan pengadukan sebesar 700
pH untuk sediaan topikal didasarkan pada rpm untuk mengetahui pengaruh terhadap nilai
pH kulit yaitu 4-6,5(9). Pada penelitian ini viskosita footsanitizer.
sudah memenuhi standar, namun kecepatan Data hasil pengujian yang telah
pengadukan tidak mempengaruhi nilai pH dilakukan berdasarkan penggunaan variasi
dari sediaan footsanitizer spray. Berikut kecepatan pengadukan menggunakan
adalah tabel uji pH sediaan footsanitizer kecepatan 300 rpm, 500 rpm, 700 rpm, dapat
dari masing-masing formula. dilihat pada Tabel 6.

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 95


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 6(1), 92-97, 2020 WILDA AMANANTI

Tabel 6. Nilai Viskositas pada formulasi karakteristis fisik sediaan footsanitizer.


variasi kecepatan pengadukan Dengan variasi lama pengadukan 1 jam, 2
jam dan 3 jam dengan kecepatan
Formula Nilai Viskositas (cp) pengadukan 700 rpm. Nilai viskositas dan
1 2,22 bobot jenis sediaan footsanitizer seperti
tertera pada tabel 8.
2 2,34
3 2,8 Tabel 8. Nilai viskositas dan bobot jenis
sediaan footsanitizer spray
Berdasarkan tabel 6 menunjukan bahwa
semakin tinggi kecepatan pengadukan akan Formula Bobot jenis Viskositas
menghasilkan nilai viskositas yang semakin 4 1,103 g/ml 3,13 cp
besar. Semakin besar pengadukan
5 1,106 g/ml 4,45 cp
menyebabkan partikel partikel yang
terpecah. Sehingga banyak partikel yang 6 1,124 g/ml 7,13 cp
terdistribusi merata di dalam larutan. Keterangan :
F1: Footsanitizer dengan lama pengadukan 1 jam
Viskositas berbanding lurus dengan
F2: Footsanitizer dengan lama pengadukan 2 jam
konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan F3: Footsanitizer dengan lama pengadukan 3jam
konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas
yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan Dari hasil diperoleh bahwa semakin
menyatakan banyaknya partikel zat yang lama waktu pengadukan menghasilkan
terlarut tiap satuan volume(10). Hal ini nilai viskositas yang semakin besar.
dibuktikan dengan pada formula 3 dengan Pengadukan yang lama dapat membuat
kecepatan pengadukan 700 rpm partikel menjadi pecah karena saling
menghasilkan viskositas tertinggi yaitu 2,8 bertumbukan satu dengan yang lain.
cp. Pengaruh besarnya nilai viskositas juga Menyebabkan semakin banyak konsentrasi
dipengaruhi oleh besarnya nilai bobot jenis. partikel. Viskositas berbanding lurus
Semakin besar nilai bobot jenis akan dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan
semakin besar pula viskositasnya(10). Bobot dengan konsentrasi tinggi akan memiliki
jenis diukur dengan menggunakan viskositas yang tinggi pula, karena
pignometer. Berikut adalah tabel nilai bobot konsentrasi larutan menyatakan banyaknya
jenis dari sediaan footsanitizer. partikel zat yang terlarut tiap satuan
volume(10).
Tabel 7. Nilai bobot jenis sediaan
footsanitizer. SIMPULAN
Dari hasil penelitian ini dapat
Formula Nilai Bobot jenis disimpulkan bahwa ekstrak biji kopi dan
1 0,98 g/ml rimpang jahe dapat dijadikan sebagai
sediaan footsanitizer spray. Dan semakin
2 0,99 g/ml
besar kecepatan pengadukan bentuk
3 1,03 g/ml sediaan footsanitizer spray semakin keruh
dan nilai viskositas dan bobot jenis
Pengaruh lama Pengadukan Terhadap semakin besar. Semakin lama pengadukan
Karakteristik Fisik Sediaan Footsanitizer. juga menyebabkan nilai viskositas dan
Pada penelitian ini juga dilakukan bobot jenis semakin besar.
variasi lama pengadukan terhadap

96 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 6(1), 92-97, 2020 WILDA AMANANTI

DAFTAR PUSTAKA 6. Hayati, R., Marliah, A., Rosita.,


1. Widaty S, Sebono H, Nilasari H, M.,2012. “Sifat Kimia Dan Evaluasi
Listiawan Y, Siswati AS, Triwahyudi Sensori Bubuk Kopi Arabika” Prodi
D, et al. Panduan Praktik Klinis Dokter Agroteknologi Fakultas Pertanian
Spesialis Kulit dan Kelamin di Universitas Syiah Kuala Darussalam
Indonesia. Jakarta: PERDOSKI, 2017; Banda Aceh J. Floratek 7: pp 66 – 75
p. 260-2. 7. Farida, A., Ristanti, E., Kumoro, A.C.,
2. Zouboulis CC, Tsatsou F. Disorder of “Penurunan Kadar Kafein dan Asam
the apocrine swear glands. In: Wolff Total pada Biji Kopi robusta
KG, Katz LA, Stephen I, Gilchrest BA, menggunakan teknologi Fermentasi
Paller AS, Leffell DJ, editors. Anaerob Fakultatif dengan Mikroba
Fitzpatrick’s dermatology in general Nopkor MZ-15”. Jurnal Teknologi
medicine. 8 th ed. New York: McGraw- Kimia dan Industri Volume 2 No (3) pp
Hill; 2012.p. 947-59. 70-75.
3. Havlicek J, Lenochova P. The effect of 8. Yuniarti, Bernadeta (2007) Pengukuran
meat consumption on body odor tingkat kekeruhan air menggunakan
attractiveness. Chem Senses turbidimeter berdasarkan prinsip
2006;31:747-52. hamburan cahaya. Skripsi thesis,
4. Nursal, W., Sri dan Wilda S. 2006. Sanata Dharma University.
Bioaktifitas Ekstrak Jahe (Zingiber 9. Voight, R., 1994, Buku Pengantar
officinale Roxb.) Dalam Menghambat Teknologi Farmasi, 572-574,
Pertumbuhan Koloni Bakteri diterjemahkan oleh Soedani, N., Edisi
Escherichia coli dan Bacillus subtilis. V, Yogyakarta, Universitas Gadjah
Jurnal Biogenesis 2(2): 64-66. Mada Press.
5. Ibrahim, A.M., Yunianta.,Sriherfyna, 10. Santi Sinila. 2016. Farmasi Fisik.
F.H., 2015.Effect of Temperature and kementrian kesehatan republic
Extraction Time on Physicochemical Indonesia
Properties of Red Ginger ( Zingiber
officinale var. Rubrum) Extract with
The Additional of Honey Combination
as Sweetener for Functional
Drink.Jurnal Pangan dan Agroindustri
Vol. 3 No 2 p.530-541.

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 97

You might also like