Professional Documents
Culture Documents
E-mail:
Nahemiaudrian@hotmail.com
Abstract
Human - animal interaction has always been a phenomenon throughout hundreds of years. One of the cleverest animal
species that have high inteligence capability in communication are dolphins. Dolphins are one of the cetacean group that
often being shown in various places such as theme park, circus, entertainment, research and also medication centre. This
involvement of dolphins usually attached with the role of trainers that always interact while training those dolphins. This
research aimed to discover the meaning of trainers and dolphins’ interaction experience in “Dolphin Show” Ocean
Dream Samudra – Ancol. The meaning of life value in implicating communication aspects used by trainers becoming
analysis foundation. This research was held in Ocean Dream Samudra – Taman Impian Jaya Ancol. This research uses
Collaizi’s (1978) model as data analysis techniques and the triangulation sources of data. Interaction between trainers
and dolphins is based on the feeling of love for animals in which supported by incorporating communication aspects such
as verbal, gesture, objects, ultrasonic whistle, focus in eye sight, and telepathy. The changes in meaning produced by
symbol and the consistency, discipline and reward management in training also support the interaction process. Miss
comunication that occur during shows, covered by the ability of acting improvisation. The connection between trainers
and dolphins enabling communication between human and animals.
Abstrak
Interaksi manusia dengan hewan telah menjadi fenomena yang selalu terjadi selama berabad-abad. Salah satu hewan
yang memiliki kapabilitas kecerdasan tinggi dalam berkomunikasi ialah lumba-lumba. Lumba-Lumba ialah salah satu
mamalia laut yang sering di pertunjukan di berbagai wahana wisata, sirkus, hiburan, juga penelitian maupun pengobatan.
Keterlibatan lumba-lumba ini tidak terlepas dari peran pelatih yang selalu berinteraksi dalam melatih lumba-lumba.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna pengalaman pelatih dalam berinteraksi dengan lumba-lumba dalam
pertunjukan “Dolphin Show” di Ocean Dream Samudra – Ancol. Pemaknaan nilai-nilai hidup dalam pengimplikasian
jenis komunikasi yang diterapkan pelatih dalam metode pelatihan menjadi dasar pembahasan. Peneltian dilakukan di
dolphinarium Ocean Dream Samudera – Taman Impian Jaya Ancol. Penelitian ini menggunakan pendekatan
fenomenologi interpretatif dengan pendekatan model Collaizi (1978) sebagai teknik analisis data beserta triangulasi
sumber data. Interaksi antar pelatih dan lumba-lumba didasarkan oleh rasa cinta pada hewan yang didukung oleh
penggunaan jenis komunikasi seperti verbal, gestur, objek, peluit ultrasonik, fokus tatapan mata, dan bahasa telepati.
Interaksi didukung juga oleh perubahan makna simbol, proses konsisten disiplin dan pemberian reward dalam proses
latihan. Kesalahan berinteraksi yang terjadi saat pertunjukan ditutupi oleh kemahiran pelatih dalam improvisasi acting.
Koneksi yang terjalin antar pelatih dan lumba-lumba memungkinkan komunikasi antar manusia dan hewan dapat terjadi.
81
Jurnal Common | Volume 3 Nomor 1 | Juni 2019
82
Jurnal Common | Volume 3 Nomor 1 | Juni 2019
83
Jurnal Common | Volume 3 Nomor 1 | Juni 2019
proses interaksi dapat berjalan lancar, sehingga Dapat disimpulkan bahwa pengalaman
pemaknaan yang benar secara intrinsik dari merupakan sebuah proses seorang individu
seorang pelatih lumba-lumba perlu diteliti. mengalami alam di sepenelitirnya secara sadar
Pengalaman pelatih lumba-lumba dalam dan melibatkan proses afektif, kognitif serta
prosesnya berhubungan dan berinteraksi dengan psikomotor didalamnya sejalan dengan yang
lumba-lumba yang berhasil sangatlah menarik disampaikan Husserl (dalam Sobur, 2013: 37)
untuk diteliti. Kemampuan pelatih dalam bahwa hubungan persepsi dengan bendanya
mengimplikasikan konsep interaksi manusia- tidaklah pasif melainkan kesadaran manusia
hewan sangat menarik untuk diteliti maknanya. secara aktif membentuk objek pengalaman.
Berkaitan dengan hal ini maka studi Pemaknaan merupakan salah satu hal penting
fenomenologi cocok membahas penelitian ini yang berlangsung sejalan dengan pengalaman.
karena studi fenomenologi merefleksikan Tanpa adanya pemaknaan maka hidup akan
pengalaman langsung manusia, sejauh menjadi hampa tanpa arti seperti yang
pengalaman itu secara intensif berhubungan diungkapkan oleh Heidegger “aku ada, maka aku
dengan suatu objek (Kuswarno, 2009: 1). berpikir” (Sobur, 2013: 257). Eksistensi
Menurut Vardiansyah (2008: 3) pengalaman membuat peneliti memahami pemaknaan secara
ialah hasil persentuhan alam dengan panca indra aktif.
manusia. Berasal dari kata peng-alam-an. Ogden Dan Richards (dalam Sudaryat, 2009:
Pengalaman memungkinkan seseorang menjadi 13) mendefinisikan makna (pikiran atau
tahu dan hasil tahu ini kemudian disebut referensi) adalah hubungan antara lambang
pengetahuan. Mengalami, menjalani sekian (simbol) dan acuan atau referen. Hubungan
peristiwa dalam hidup dengan sadar oleh seorang antara lambang dan acuan bersifat tidak langsung
individu dapat disebut pengalaman. Pengalaman sedangkan hubungan antara lambang dengan
tidak jauh korelasinya dengan persepsi. referensi dan referensi dengan acuan bersifat
Pengalaman akan membentuk persepsi seseorang langsung. Batasan makna ini sama dengan istilah
akan suatu hal. Mulyana (2012: 194) menyatakan pikiran, referensi yaitu hubungan antara lambang
bahwa ketiadaan pengalaman terdahulu dalam dengan acuan atau referen.
menghadapi suatu objek jelas akan membuat
seseorang menafsirkan objek secara semata atau Gambar 1 Segitiga Makna “Ogden dan
pengalaman yang mirip. Maka pengalaman Richard”
membentuk pola pikir dan pengetahuan
seseorang seperti yang digagas oleh Marleau-
Ponty (dalam Sobur, 2013: 18) bahwa “semua
pengetahuan dunia, bahkan pengetahuan ilmiah
saya, diperoleh dari beberapa pengalaman akan
dunia.
Dalam studi fenomenologi, Hall dan Lindzey
(dalam Sobur 2013: 13) mengatakan bahwa
fenomenologi ialah penelitian yang
mendeskripsikan data (secara harafiah disebut
the givens, yang terberi) tentang pengalaman
langsung sehingga esensial adanya pengalaman
sadar untuk mengetahui dunia secara langsung
ketika berhubungan dengannya (Sobur, 2013: 19)
84
Jurnal Common | Volume 3 Nomor 1 | Juni 2019
Terlebih, Frankl mengatakan bahwa diantara 2000: 248) mengatakan bahwa manusia ialah
dimensi yang khas manusia ialah keinginan untuk hewan yang berpikir (man as the animal as
mencari makna hidup (Sobur, 2013: 219). Dalam reasons). Manusia sendiri sering berusaha
menemukan makna hidup, Viktor Frankl (dalam menirukan sinyal komunikasi binatang saat
Sobur, 2013: 229-230) menawarkan tiga berinteraksi dengan binatang lain. Gerakan
pendekatan. Makna dapat diperoleh dengan jalan membelai dan mengusap binatang peliharaan
merealisasikan tiga nilai kehidupan yang merupakan tindakan yang meskipun tamapk
mencakup: creative values (nilai-nilai kreatif), alami, perilaku yang sama juga terjadi di dalam
experiental values (nilai-nilai penghayatan), dan spesies-spesies tersebut dalam komunikasi
attitudinal values (nilai-nilai bersikap) antarspesies. Seperti anjing, mereka dapat
(Bastaman, 1996). menggunakan komunikasi yang diajarkan
Antrozoologi ialah ilmu mengenai interaksi manusia seperti gerak tubuh sebagai penunjuk
manusia dengan hewan. Kombinasi antara arah, mengais makanan, dan mencari barang
antropologi dengan zoologi mulai populer tahun yang tersembunyi (Liliweri, 2011: 1026).
1987. Ilmu ini seharusnya mencakup ilmu Richard Shulman (dalam Liliweri, 2011:
konservasi, perdagangan hewan, dan ekologi 1029) mengatakan bahwa manusia dapat
hewan. Namun sekarang, antrozoologi lebih berkomunikasi dengan binatang, atau binatang
dirujuk pada relasi atau hubungan kedekatan dengan binatang spesies lain dengan
manusia dengan hewan (human-animal bond), menggunakan bahasa “telepati”. Bahasa telepati
dibanding dengan untuk aspek penelaahan ialah bahasa jiwa universal yang digunakan oleh
interaksi yang sebenarnya dapat diteliti secara semua spesies. Kemampuan ini merupakan
antrozoologi (Mills, 2010: 28). perpanjangan intuisi alamiah.
Kemudian, Bradshaw (2017: iii) melihat Mulyana (2012: 260) mengemukakan bahwa
bahwa fenomena mengenai penganggapan bahwa simbol atau pesan verbal adalah semua jenis
peliharaan ialah anggota keluarga, dan simbol yang menggunakan satu kata atau lebih.
memperlakukan mereka seperti “anak kecil” atau Suatu sistem kode verbal disebut sebagai bahasa.
manusia lain sangatlah menarik untuk diteliti, Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat
sehingga peneliti memutuskan untuk meneliti simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan
objek terkait. Penelope Smith (dalam Liliweri soimbol-simbol tersebut yang dipergunakan dan
2011: 1004) juga mengatakan bahwa binatang dipahami oleh suatu komunitas. Dalam
juga dapat berkomunikasi dengan manusia secara komunikasi verbal manusia mengguakan bahasa
bebas dan terbuka melalui “bahasa telepati”. verbal baik secara lisan, tertulis maupun
Binatang mempunyai perasaan, pikiran, dan elektronik (Hardjana, 2003: 23).
tindakan, namun dia tidak memiliki bahasa verbal Fungsi bahasa yang mendasar ialah untuk
untuk mengungkapkan dirinya. menamai atau menjuluki orang, objek, dan
Liliweri (2011) menyatakan “animal peristiwa, berhubungan dengan orang lain dan
communication”, atau yang sering disebut untuk menyalurkan pesan seperti Menurut Larry
sebagai “bahasa binatang” merupakan istilah L. Barker (dalam Mulyana 2012: 266) bahwa
“praktis” yang menjelaskan bentuk-bentuk bahasa memiliki tiga fungsi yaitu, penamaan,
perilaku kinestika, proksemik dan perilaku interaksi dan transmisi informasi.
paralinguistik yang ditampilkan binatang (p. Kemampuan bahasa yang dikemas dalam
1006). kata-kata sangatlah terbatas, seterbatas jumlah
Pada hakekatnya manusia juga ialah hewan, kata karena tidak semua kata tersedia untuk
Homo Erectus. Aristoteles (dalam Tasmara, merujuk pada suatu objek. Suatu kata dapat
85
Jurnal Common | Volume 3 Nomor 1 | Juni 2019
mewakili realitas, tetapi bukan realitas itu sendiri instrumen, dan gerak menyebabkan perasaan atau
(Mulyana, 2012: 269). emosi yang tidak terkendali dan hal itu muncul
Sedangkan Hardjana (2003: 26), menyatakan dengan sendirinya.
bahwa komunikasi nonverbal ialah komunikasi Seni pertunjukan mecakup teater, tarian,
yang pesannya dikemas secara nonverbal, tanpa menyanyi, menari, musik instrumental,
kata-kata. Komunikasi nonverbal jauh lebih pantomim, vaudeville, aksi sirkus, pertunjukan
banyak dipakai daripada komunikasi verbal kombinasi yang megah, dan wayang (Danesi,
karena dalam berkomunikasi, komunikasi 2004: 190).
nonverbal secara otomatis dapat ikut terpakai. Mathis (2002: 5) memberikan definisi
Karena itu, komunikasi nonverbal bersifat tetap mengenai pelatihan adalah suatu proses dimana
dan selalu ada. orang-orang mencapai kemampuan tertentu
Komunikasi nonverbal merupakan bentuk untuk membantu mencapai tujuan organisasi oleh
awal komunikasi yang mendahului evolusi karna itu, proses ini terikat dengan berbagai
bagian otak yang berkembang dalam penciptaan. tujuan organisasi, pelatihan dapat dipandang
Manusia sudah melakukannya sejak lahir hingga secara sempit ataupun luas”. Dapat diartikan
berumur delapan belas bulan, manusia secara secara luas oleh peneliti bahwa pelatihan ialah
total bergantung pada komunikasi nonverbal proses yang ada untuk belajar suatu kemampuan
seperti sentuhan, senyuman, pandangan mata, tertentu dengan tujuan tertentu.
dan sebagainya (Mulyana, 2012:342). Menurut Parker (dalam Schwagner &
Menurut Liliweri (2011: 1029), telepati Suerger, 2007: 40) tugas lain dari pelatih lumba-
disebut sebagai aktivitas untuk mengungkapkan lumba ialah memastikan lumba-lumba dalam
pikiran dengan pikiran. Para ahli sosiobiologi fasilitas bahagia dan sehat. Pelatih lumba-lumba
maupun etologi untuk sementara menyimpulkan akan sangat bersahabat dengan lumba-lumba
bahwa manusia dapat berkomunikasi dengan yang dilatih mereka, bahkan menganggap lumba-
binatang menggunakan bahasa “telepati”. Bahasa lumba sebagai anak atau saudara pelatih.
telepati ialah bahasa jiwa universal yang Tugas utama dari pelatih lumba-lumba ialah
digunakan oleh semua spesies. Kemampuan ini melatih lumba-lumba. Dalam melatih, biasanya
merupakan perpanjangan intuisi alamiah. pelatih lumba-lumba menggunakan metode
Menurut Ardianto (2010: 158) Interaksi bernama penguatan positif (positive
simbolik (Symbolic Interactionism) juga reinforcement) dan makanan. Nancy Parker
memiliki asumsi bahwa setiap individu memiliki (dalam Schwagner & Suerger, 2007)
cara tertentu dalam melakukan pemaknaan, menggambarkannya bahwa dengan kasih sayang,
interpretatif (penafsiran), dan tindakan-tindakan. penghargaan, dan penguatan secara positif,
Mind (pikiran), self (diri), dan society segala perilaku baru dapat diajarkan kepada
(masyarakat) bekerja besama-sama lumba-lumba. Kegembiraan lumba-lumba
mempengaruhi bagaimana individu melakukan merupakan prioritas utama pelatih, pelatih harus
pemaknaan. membuat penampilan dan pembelajaran perilaku
Pertunjukan menurut Blacking (dalam baru menyenangkan bagi mereka, agar tidak
Nakagawa 1999: 68) ialah ekspresi tubuh atau bosan (dalam Schwagner & Schuerger, 2007:
bisa dikatakan ekspresi dengan tubuh dalam 42). Mulyana (2012: 48) juga mengatakan bahwa
menyanyi, bermain instrumen, menari, dan lain- dalam melatih hewan bekerjasama dengan
lain. Tubuh digunakan dengan sangat berbeda manusia untuk menghibur manusia seperti
dengan penggunaan sehari-hari, tubuh digunakan pertunjukan sirkus, berprinsip belajar operant
sebagai alat yang istimewa. Suara, bunyi, conditioning
86
Jurnal Common | Volume 3 Nomor 1 | Juni 2019
87
Jurnal Common | Volume 3 Nomor 1 | Juni 2019
lingkungan dan lain lain memungkinkan peneliti Peneliti menggunakan triangulasi, yang
melihat perbedaan pemaknaan dalam melatih diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang
lumba-lumba. bersifat menggabungkan dari berbagai teknik
Metode pengumpulan data yang digunakan pengumpulan data dan sumber yang telah ada.
dalam penelitian ini ialah wawancara semi Teknik triangulasi menggunakan teknik
terstruktur dan observasi partisipatif. Wawancara pengumpulan data yang berbeda dari sumber
semi-terstruktur memungkinkan peneliti yang sama. Peneliti menggunakan observasi
membangun suasana nyaman antara peneliti partisipatif, wawancara semi terstruktur dan
dengan informan. Model ini memungkinkan dokumentasi untuk sumberdata yang sama secara
peneliti merancang serangkaian pertanyaan yang serempak.
disusun dalam suatu daftar wawancara, tetapi Penelitian di lakukan di Dolphinarium Ocean
daftar tersebut digunakan untuk menuntun, bukan Dream Samudra- Ancol pada bulan Mei – Juni
untuk mendikte. Jenis pertanyaannya bersifat 2018.
terbuka sehingga yang diwawancarai tidak Keterbatasan penelitian ini yang paling
merasa dibatasi (Smith, 2009). Peneliti juga signifikan ialah prosedur birokrasi Taman Impian
menggunakan panduan wawancara untuk Jaya Ancol yang cukup berbelit sehingga proses
menjaga agar pertanyaan tetap sesuai dengan penelitian menjadi lebih lambat. Kemudian,
tujuan penelitian. kemampuan intelektual pelatih dalam menjawab
Selain wawancara, peneliti juga pertanyaan yang kurang dapat mengerti
menggunakan observasi partisipatif yang pertanyaan dalam skala filosofis.
memungkinkan peneliti terlibat dengan kegiatan
yang dilakukan oleh sumber data penelitian.
4. Hasil dan Pembahasan
Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut
merasakan suka duka apa yang dikerjakan oleh
4.1 Fakta Empirik Lapangan
sumber data. Dengan observasi partisipan ini,
data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam
Taman Impian Jaya Ancol adalah salah satu
dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari
pusat rekreasi utama dan terbesar di Indonesia,
setiap perilaku yang nampak (Sugiyono, 2016:
dicetuskan oleh presiden pertama Republik
64).
Indonesia Ir. Soekarno. Ocean Dream Samudra
Teknik analisis data yang digunakan pada
merupakan unit oceanarium terbesar di Indonesia
penelitian ini ialah analisis fenomenologi
yang terdiri atas pentas lumba-lumba, pentas
interpretatif. Peneliti akan melakukan prosedur
singa laut, pentas aneka satwa, peragaan satwa,
analisis data dengan beberapa modifikasi
akuarium ikan laut dan tawar serta taman yang
dilakukan peneliti untuk mencapai kesimpulan.
merupakan habitat beraneka macam burung.
Analisis data dengan model Colaizzi (1978)
Terobosan Ancol ini menjadi pusat studi
(dalam Sobur, 2013: 456 -457) yang
konservasi ex-situ lumba-lumba (dolphinarium)
menganalisis data wawancara dan teks tertulis
karena memiliki konsep dan manajemen lumba-
secara terpisah, namun tujuan akhirnya ialah
lumba yang paling lengkap.
untuk mendapatkan pemahaman menyangkut
Dolphin Show atau dikenal juga dengan
keseluruhan esensi fenomena yang diteliti.
pertunjukan lumba-lumba, menjadi salah satu
Colaizzi menjabarkan langkah-langkah seperti
atraksi yang paling dikunjungi di Ocean Dream
reading and re-reading, initial noting,
Samudera karena teknologi layar LED dan icon
merumuskan makna, klasifikasi, exhaustive
lumba-lumba yang sudah melekat sebagai
description, essensi, member check.
88
Jurnal Common | Volume 3 Nomor 1 | Juni 2019
89
Jurnal Common | Volume 3 Nomor 1 | Juni 2019
tidak jarang pelatih-lah yang harus belajar trik Lebih lagi bukan hanya aspek pendukung
tersebut. interaksi manusia – lumba-lumba yang dapat
Dalam berkomunikasi dengan hewan, berubah maknanya, namun makna dari diri
komunikasi verbal juga dipakai namun, dengan pelatih dan lumba-lumba itu sendiri setelah
jumlah terbatas, dikarenakan perbedaan jenis melakukan suatu interaksi.
bahasa antara manusia dan hewan. Komunikasi Konsistensi latihan selama bertahun-tahun,
verbal yang biasa dipakai ialah kata, ataupun dari lumba-lumba tersebut kecil menjadikan pola
frasa sederhana yang biasa diucapkan pada anak- trik sebagai suatu kebiasaan yang dilakukan
anak. Komunikasi verbal yang dipakai dalam untuk mendapatkan makanan, Namun makanan
melatih lumba-lumba ialah mayoritas lisan (kata- bukan hal utama dalam proses interaksi, makanan
kata) dan sedikit tertulis (angka). Komunikasi menjadi penyokong kuat pemancing keberhasilan
secara lisan pasti dilakukan setiap hari, baik proses komunikasi. Makanan menjadi reward
ungkapan, maupun instruksi. saat lumba-lumba melakukan trik dengan benar,
Komunikasi nonverbal ialah jenis menjadi penggenap trik, penghargaan (reward)
komunikasi yang paling sering dipergunakan dari positive reinforcement trik dalam Operant
oleh pelatih dalam berinteraksi dengan lumba- Conditioning.
lumba. Jenis komunikasi nonverbal yang Kesalahan saat latihan, biasanya akan selalu
digunakan dalam pertunjukan lumba-lumba di tolerir, dengan pengulangan. Namun saat show
dolphin show ini adalah gestur, objek, peluit kegiatan pengulangan tersebut akan terkesan
ultrasonik, fokus tatapan mata, dan bahasa membosankan dan terlihat tidak profesional.
telepati. Sehingga plotting dalam Dolphin Show ini
Kombinasi jenis komunikasi ini menjadi sangat fleksibel karena bergantung
memungkinkan terjadinya proses komunikasi bukan pada jalan cerita semata namun pada
dua arah antara pelatih dengan lumba-lumbanya. improvisasi pelatih.
Proses komunikasi diawali dengan fokus tatapan Pelatih memaknai interaksi dengan lumba-
mata kemudian melakukan koneksi batiniah lumba sebagai nilai pengalaman dalam
sehingga terpancar interaksi dua arah, kemudian mengamalkan makna hidupnya sebagai pecinta
komunikasi verbal dan nonverbal menjadi hewan. Kecintaan pada lumba-lumba dapat pula
stimulan untuk trik yang akan dilakukan. Tidak ditumbuhkan dengan mengenal lebih dekat
hanya trik, namun perasaan emosional dapat lumba-lumba tersebut.
disampaikan dari pelatih kepada lumba- Aspek komunikasi yang memiliki peranan
lumbanya. terbesar yang dipergunakan hingga pelatih dapat
Pemaknaan pelatih dalam melatih juga melihat lumba-lumba mengerti instruksi ialah
berkaitan dengan simbol-simbol yang digunakan komunikasi non verbal (gestur) dan bahasa
untuk memperoleh makna sehingga interpretasi telepati, namun pengintegrasian aspek
suatu tanda dapat sejalan dengan perilaku lumba- komunikasi seperti komunikasi verbal dan objek
lumba. Pemaknaan pelatih akan suatu simbol juga perlu sebagai sarana pendukung dalam
dapat berubah karena dipengaruhi interaksi menciptakan arus interaksi yang lebih efektif.
dengan lumba-lumba itu sendiri. Komunikasi non verbal gestur mayoritas
Interaksi simbolik dapat menjadi teori digunakan baik pelatih dan lumba-lumba, pelatih
pendukung bagaimana makna dapat berubah akan menggerakan tangan untuk memberikan
sesuai dengan konteks waktu dan pengalaman isyarat instruksi trik kemudian lumba-lumba
yang dialami dalam interaksi baik pelatih membalasnya dengan gerakan tubuh untuk
maupun lumba-lumba yang dilatih. menyampaikan sesuatu kepada pelatih.
90
Jurnal Common | Volume 3 Nomor 1 | Juni 2019
Sedangkan objek biasanya menjadi simbol yang Namun makanan bukanlah faktor utama yang
diasosiasikan pada suatu trik khusus tertentu, memengaruhi keberhasilan. Konsistensi latihan
seperti hulahoop diputar-putar di moncong, dan bertahun-tahun dan kedispilinan yang diterapkan
bola basket disundul. Suara ultrasonik dari peluit saat latihan juga menjadi faktor penting. Koneksi
juga sering digunakan sebagai penanda tindakan perasaan yang “cocok” dan konsistensi latihan
yang harus dilakukan oleh lumba-lumba seperti akan membuat interaksi berhasil walaupun tanpa
berhenti, salah, dan memanggil. reward.
Bahasa telepati yang di representasikan
dengan fokus tatapan mata menjadi titik tolak
5. Kesimpulan dan Rekomendasi
pertama penjaga interaksi agar tetap berlangsung.
Lumba-lumba juga dapat meghibur dan
Lumba-lumba, ialah salah satu hewan
berempati pada pelatihnya jika kurang fokus.
tercerdas di dunia dalam berkomunikasi,
Komunikasi dua arah digambarkan pelatih,
sehingga sering dipergunakan untuk sirkus dan
karena saling mengerti ialah kunci utama untuk
terapi karena kemampuannya patuh pada
menyuguhkan pertunjukan yang baik.
manusia. Lumba-lumba dalam Ocean Dream
Samudera – Ancol merupakan lumba-lumba
konservasi yang telah dilatih oleh pelatih
sehingga dapat menghibur dan membantu
manusia.
Berdasarkan temuan peneliti, komunikasi
non verbal dan bahasa telepati memiliki peranan
Gambar 3. Lumba-lumba dalam posisi
terbesar dalam efektifitas pelatihan lumba-
station
lumba. Fokus melalui tatapan mata ialah titik
tolak utama untuk memulai kegiatan interaksi.
Pelatih memaknai berinteraksi dengan
lumba-lumba untuk berbuat baik bagi alam dan
sesama, dengan melestarikan hewan dilindungi,
mengedukasi masyarakat dan membantu
penderita autis dan down syndrome.
Kemauan pelatih dalam berinteraksi didasari
oleh rasa cinta pada hewan dari pelatih kepada
hewan khususnya lumba-lumba. Lumba-lumba
juga terkadang dapat menghantarkan afektif baik
fisikal maupun emosional yang dirasakan oleh
Pengalaman gagal dalam berkomunikasi pelatih.
dengan lumba-lumba biasanya tidak dianggap Pengalaman fenomenologis pelatih
serius, akan dilatih berulang-ulang sampai baik berkomunikasi dengan lumba-lumba
atau di alihkan dengan menggunakan improvisasi menggunakan beberapa aspek komunikasi
saat show. Improvisasi yang dilakukan, diantaranya komunikasi verbal, non verbal,
dilakukan dengan kerjasama dengan Voice Over objek, dan bahasa telepati. Komunikasi verbal
MC dan lumba-lumba itu sendiri. berlaku sama seperti komunikasi antar manusia
Makanan menjadi penghargaan (reward) dari namun berperan kecil, sedangkan komunikasi
positive reinforcement trik yang telah berhasil.
91
Jurnal Common | Volume 3 Nomor 1 | Juni 2019
nonverbal berperan sangat besar dalam bentuk Diperoleh 5 September 2017 dari:
gestur, objek dan tatapan mata. http://www.gfk.com/global-studies/global-
Penggunaan simbol didalam benda dan studies-pet-ownership/
gerakan fisik, memiliki makna yang terintegrasi Gunderson, M. (2010). Bottlenose Dolphin.
dan progresif bagi pelatih dan lumba-lumbanya. Ohio, Amerika Serikat: Checkerboard Books
Tidak hanya aspek pendukung interaksi manusia Hardjana, A. M. (2003). Komunikasi
– lumba-lumba yang dapat berubah maknanya, Interpersonal Dan Intrapersonal.
namun makna dari diri pelatih dan lumba-lumba Yogyakarta: Kanisius
itu sendiri setelah melakukan suatu interaksi. Kuswarno, E. (2009). Fenomenologi:
Pengalaman juga meliputi pelatihan yang Metodologi Penelitian Komunikasi.
didukung oleh kedisiplinan, konsistensi dan Bandung: Widya Padjajaran
reward sehingga proses komunikasi dapat Kittleson, K. (2013). How to Become a Dolphin
berjalan efektif saat pertunjukan. Reward Trainer. Diperoleh 6 September 2017 dari
menjadi apresiasi bagi kepatuhan lumba-lumba https://marinemammaltrainer.com/how-to-
yang digunakan dalam proses pembelajaran become-a-dolphin-trainer/
berupa positive reinforcement Liliweri. A. (2011). Komunikasi Serba Ada Serba
Kegagalan komunikasi juga kadang terjadi Makna. Jakarta: Kencana Prenada Media
saat pertunjukan, namun karena kemampuan Group
akting (improve) yang mahir, pertunjukan dapat Martin, D. (2016). Lumba Lumba Mamalia
berjalan dengan baik. Tercerdas Setelah Manusia Ini Fakta
Daftar Pustaka Menariknya. Diperoleh 6 September 2017
dari
Ardianto, E. (2010). Metodologi Penelitian http://jateng.tribunnews.com/2016/10/14-
Untuk Public Relations Kuantitatif Dan /lumba-lumba-mamalia-tercerdas-setelah-
Kualitatif. Bandung: Simbiosa Rekatama manusia-ini-fakta-menariknya
Angela, N. F. (2017). Teori Belajar dan Mathis R.L & Jackson J.H. (2002). Manajemen
Pembelajaran Implementasinya dalam Sumber Daya Manusia (D. Angelia, Trans.).
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP, Jakarta: Salemba Empat.
SMA, dan SMK. Yogyakarta: Budi utama Merriam-Webster (2017). Animal. Diperoleh 6
Bastaman, H. D. (1996). Meraih Hidup September 2017 dari https://www.merriam-
Bermakna. Jakarta: Paramadina webster.com/dictionary/animal
Bradshaw, J. (2017). The Animals Among Us: Mills, D. S. (2010). Anthrozoology, The
The New Science of Anthrozoology. London, Encyclopedia of Applied Animal Behaviour
Inggris: Penguin and Welfare. Wallingford, Inggris: CABI
Cresswell, J. (2010). The Oxford Dictionary of Mulyana, D. (2012). Ilmu Komunikasi: Sebuah
Word Origins (2 ed.). New York, Amerika Pengantar. Bandung: Rosda
Serikat: Oxford University Press. Nakagawa. S. (1999). Musik Dan Kosmos:
Cohan & Shires, L.M. (1988). Telling Stories: A Sebuah Pengantar Etnomusikologi. Jakarta:
theoritical analysis of narrative fiction. Yayasan Obor Indonesia
Routledge: London & New York Pembangunan Jaya Ancol. (n.d.). Lumba-lumba.
Danesi, M. (2004). Pesan Tanda Dan Makna. Diperoleh 12 Januari 2018 dari
Yogyakarta: Jalasutra https://www.ancol.com/id/aktivitas/lumba-
Growth From Knowledge. (2016). Global GFK lumba id/destinasi/ocean-dream-samudra
survey: Pet Ownership [PDF File].
92
Jurnal Common | Volume 3 Nomor 1 | Juni 2019
Ranneft, D. M., Eaker, H., & Davis, R. W. White, T. L. (2007) In Defense of Dolphins: The
(2001). A guide to the pronunciation and New Moral Frontier. New Jersey, Amerika
meaning of cetacean taxonomic names. Serikat: Wiley-Blackwell
Aquatic Mammals Journal, 27(02), 183-185. Wiji. U. (2012). Inilah Rahasia Kecerdasan
Diperoleh dari Lumba-lumba. Diperoleh 27 Juni 2018 dari
https://www.aquaticmammalsjournal.org/sh http://sains.kompas.com/read/2012/06/27/1
are/AquaticMammalsIssueArchives/2001/A 0385953/Inilah.Ra-
quaticMammals_27-02/27-02_Ranneft.PDF hasiaKecerdasan.Lumbalumba
Robinson, I. (1995). The Waltham Book of
Human-Animal Interaction. Oxford, Inggris:
Pergamon.
Santoso, E., & Setiansah, M. (2010). Teori
Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu
Schwagner, T. & Schuerger, M. (2007). Cool
Woman Hot Jobs (C. Konggidinata, Trans.).
Jakarta: Essensi Erlangga Griya
Sobur, A. (2013). Filsafat Komunikasi Tradisi
dan Metode Fenomenologi. Bandung: Rosda
Sudaryat, Y. (2009). Makna dalam Wancana.
Bandung: Yrama Widya
Tasmara. T. (2000). Menuju Muslim Kaffah:
menggali potensi diri. Jakarta: Gema Insani
Thewissen, J. G. M., Wursig B., & Kovacs, K.
(2009). Encyclopedia of Marine Mammals.
Massachusetts, Amerika Serikat: Academic
Press
Undang-Undang Republik Indonesia. (1990).
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan
Ekosistemnya. Diperoleh 30 September
2017 dari
http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/
602.pdf
Vardiansyah, D. (2008). Filsafat Ilmu
Komunikasi: Suatu Pengantar. Jakarta: PT
Indeks.
Walgito, B. (2003). Psikologi Sosial.
Yogyakarta: Andi Offset.
Washarti. (2016). Sirkus keliling lumba-lumba
berbahaya tapi marak di Indonesia.
Diperoleh 30 Oktober 2017 dari
http://www.bbc.com/indonesia/majalah-
/2016/01/160126_indonesia_sirkus_lumbal
umba
93