You are on page 1of 9

Conservative Dentistry Journal Vol.7 No.

2 Juli-Desember 2017 :102-110

Perbedaan Perlekatan Biofilm Streptococcus mutans pada Resin Komposit Nanofil Tipe
Universal Restortive dan Flowable Restorative

The Difference of Streptococcus mutans Biofilm Adherent Between Universal Restorative


and Flowable Restorative Nanofil Composite

Andi Kurniawan*, Ketut Suardita**, Nanik Zubaidah**


*Mahasiswa Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Airlangga Surabaya, Indonesia
**Staf Pengajar Departemen Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga
Surabaya, IndonesiaDepartemen Ilmu Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Airlangga
Surabaya – Indonesia

ABSTRACT

Back Ground: Adherence of Stretococcus mutans biofilm (S. mutans) to the surface of dental
restorative materials is considered an important step in the development of secondary caries and
periodontal disease. There are two type of nanofil composite: universal restorative and flowable
restorative. That have different characteristic to induce S.mutans biofilm adherent in it surface.
Purpose: The aim of this study was to compare the adherence of S. mutans biofilm to two types of
nanofil restorative materials, flowable restorative and universal restorative.. Materials and
Methode: 32 disc-shaped specimens (∅ = 5.0 mm / thickness = 2.0 mm) of two types composite
were divided to 4 groups (n = 8): group 1; universal restorative were immersed in pH cycling
solution for 14 days ,group 2; Universal restorative were immersed in water for 14 day,group 3:
flowable restorative were immersed in pH cycling solution,group 4: flowable restorative were
immersed for 14 days in water . in day 15 th, All speciments(n=32) were immersed for 24 hours in
artificial saliva.. Streptococcus mutans cells were brought in contact with and grown on the
speciments for 48 hours in BHI-B. Bacterial suspension was deposited onto each material and the
adhesion of biofilm was evaluated trough optic density (OD) . Optic density biofilm of S.mutans
analyzed using Elissa reader’ Spectrophotometry. Statistical analysis was performed by Kruskall -
wallis and Tukey HSD test (α = 0.05). Result: Adherence of S.mutans biofilm on flowable
restorative (mean OD:1,933, SD: 0,633) were significantly higher than universal restorative
materials (mean OD: 1,240,SD:0,317). (P<0,05) Conclusion: The adherence of S.mutans biofilm
on the surface of composites resin nanofil flowable restorative higher than universal restorative.

Key words: restorative materials, universal restorative , flowable restorative , biofilm adherence,
Streptococcus mutans
Korespondensi (correspondence):Andi Kurniawan, Departemen Ilmu Konservasi Gigi, Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Airlangga. Jl.Mayjen.Prof.Dr.Moestopo No.47, Surabaya 60132,
Indonesia. E-mail: andy_dentist08@yahoo.co.id

102
Conservative Dentistry Journal Vol.7 No.2 Juli-Desember 2017 :102-110

menunjukkan kolonisasi bakteri pada enamel


bermula dari permukaan enamel yang tidak
PENDAHULUAN teratur, defek akibat abrasi, dan kemudian
koloni akan menyebar pada area ini. Perlekatan
Streptococcus mutans (S. mutans) awal bakteri dimulai pada area yang
merupakan bakteri yang dikenal sebagai bakteri memungkinkan bakteri akan berada pada
penyebab karies dalam bentuk plak yang matur, tempat yang dapat bertahan dari gaya Shear
dan juga telah dibuktikan bakteri ini terdapat (pergeseran) dari lingkungan rongga mulut.
dalam jumlah yang signifikan pada lesi karies. Pada permukaan yang tidak teratur, perlekatan
S. mutans melekat pada permukaan enamel dan bakteri di permukaan bahan akan bertahan lebih
bahan restorasi di awal terbentuknya formasi lama melawan gaya pembersihan alami berupa
biofilm dan dalam keadaan tertentu akan aliran saliva rongga mulut. Hal ini dapat
memicu terjadinya karies sekunder dan menyebabkan kekasaran permukaan tersebut
penyakit periodontal 15 dapat meningkatkan perlekatan bakteri.9

S. mutans dapat membentuk biofilm Resin komposit memiliki beberapa


untuk mengatasi perubahan kondisi lingkungan, jenis, salah satu jenis adalah komposit nanofil.
hal tersebut dapat terjadi karena pada biofilm Komposisi resin komposit tersusun dari
terdapat matriks ekstraseluler yang terdiri dari beberapa komponen. Kandungan utama yaitu
polisakarida, protein, asam nukleat, dan matriks resin dan partikel pengisi anorganik.
substansi lainnya, yang berfungsi untuk Kebanyakan bahan komposit menggunakan
memadatkan sel-sel bakteri menjadi biofilm, monomer yang merupakan diakrilat aromatik
membantu penangkapan nutrisi, dan atau alipatik. bisphenol-a-glycidyl methacrylate
melindungi sel dari dehidrasi dan antibiotika. (Bis- GMA), urethane dimethacrylate (UDMA),
Selain S.mutans, beberapa bakteri lain yang dan trietilen glikol dimetakrilat (TEGDMA)
sering membentuk biofilm yaitu Enterococcus merupakan dimetakrilat yang umum digunakan
faecalis, Lactobacillus fermentum, Actinomyces dalam resin komposit. Bis-GMA dan UDMA
naeslundii, dan Actinomyces viscosus1 merupakan cairan yang memiliki kekentalan
Bakteri akan melekat ke permukaan tinggi karena memiliki berat molekul yang
keras restorasi resin komposit melalui ikatan tinggi. Penambahan filler dalam jumlah kecil
reseptor pada pelikel saliva, koloni akan saja menghasilkan komposit dengan kekakuan
diperkuat untuk membentuk biofilm, yaitu yang dapat digunakan secara klinis. Untuk
dengan membuat perlekatan antara sesama mengatasi masalah tersebut, monomer yang
koloni sel bakteri melalui perantaraan senyawa memiliki kekentalan rendah yang dikenal
yang diihasilkan oleh bakteri berupa enzim sebagai pengontrol kekentalan ditambahkan
glycosyltransferase (GTF) dan non-enzym sepertia metil metkrilat (MMA), netilen glikol
glucan-binding protein untuk mensintesis dimetakrilat (EDMA), dan trietilen glikol
polisakarida ekstraseluler dan membentuk suatu dimetakrilat (TEGDMA).TEGDMA adalah
glukan yang bersifat lengket. Glukan monomer yang paling sering digunakan.6
merupakan tempat perlekatan sehingga
Takahashi et al, 2004 telah melakukan
keduanya dapat membantu perlekatan S. mutans
penelitian yang menyatakan bahwa TEGDMA
pada resin komposit.4
merupakan salah satu komponen monomer
Salah satu sifat fisik bahan restorasi penyusun matrik resin komposit dari resin
resin komposit yang mempengaruhi perlekatan nanofil yang mempunyai perlekatan bakteri
awal biofilm S.mutans adalah kekasaran kariogenik S. mutans ke permukaan resin yang
permukaan. Penelitian pada enamel yang terbesar.21 Menurut Brambila et al, 2005
menggunakan scanning microskop electron mengatakan bahwa : komposit dengan

103
Conservative Dentistry Journal Vol.7 No.2 Juli-Desember 2017 :102-110

kandungan TEGDMA lebih besar akan komposit flowable restorative memiliki


menyebabkan perlekatan koloni bakteri S. viskositas yang lebih rendah rendah, apabila
mutans yang lebih besar dibandingkan dengan dibandingkan dengan komposit tipe universal
komposit yang mempunyai kandungan restorative. Sifat ini memepunyai kelebihan
TEGDMA yang lebih sedikit. Proses dalam kemudahan resin untuk mengisi atau
terlepasnya monomer penyusun resin komposit menutupi celah kavitas yang kecil dan juga
TEGDMA menjadi monomer sisa bermanfaat untuk merestorasi lesi abfraksi di
dimungkinkan oleh degradasi hidrolisis selama servikal gigi. Kelemahan komposit flowable
aktivitas fungsional di rongga mulut, selain itu restorative yaitu mempunyai shrinkage selama
juga faktor polimerisasi yang tidak sempurna polimerisasi lebih besar dan ketahanan dari
selama proses penyinaran resin komposit.3 keausan (wear resistance) yang lebih rendah
Semakin tinggi derajat polimerisasi resin dibandingkan dari komposit universal
komposit maka akan semakin kecil terbentuk restorative.6
monomer sisa dan semakin sedikit terbentuknya Penelitian yang dilakukan Poggio et al,
koloni bakteri S.mutans di permukaan resin 2009 menyatakan bahwa perlekatan bakteri
komposit .21 S.mutans komposit flowable restorative lebih
banyak sesacra bermakna dibandingkan dengan
Peningkatan perlekatan S. mutans di tipe universal restorative, hal ini dimungkinkan
permukaan resin komposit oleh monomer sisa karena perbedaan sifat fisik dan kimia kedua
dapat dijelaskan bahwa monomer sisa akan tipe resin ini, dimana tipe flowable restorative
menurunkan pH dan menciptakan lingkungan mempunyai viskositas yang lebih rendah
asam. Lingkungan yang asam akan mengakibatkan penurunan hidrofobisitas dari
meningkatkan perlekatan dan pertumbuhan permukaan resin komposit tipe ini, sehingga
bakteri.21 Penelitian lain menjelaskan bahwa akan mempermudah perlekatan bakteri S.
biofilm S.mutans mempunyai aktivitas enzim mutans pada permukaan resin.19
esterase yang dapat menyebabkan biodegradasi Resin komposit nanofil universal
monomer penyusun resin komposit, Bis-GMA restorative dan flowable restorative telah
dan TEGDMA menjadi Bis HPPP, mengalami perbaikan dalam mikrostruktur dan
TEGDMA(triethylen Glycol dimethacrilate , morfologi di permukaan, namun ketahananan
TEG (Triethylen glycol), dan MA (methyl dari degradasi mekanik, termal, dan kimia pada
acrilate).2 rongga mulut masih diragukan. Salah satu
faktor penyebab degradasi kimia di lingkungan
Komposit nonofil flowable merupakan
rongga mulut adalah erosi asam yang
bahan restorasi yang telah dimodikasi dengan
dihasilkan oleh : biofilm bakteri kariogenik,
mengurangi jumlah filler inorganik, sehingga
makanan dan makanan/minuman asam, enzim
rasio matriks organik dan partikel filler menjadi
dari saliva. Degradasi kimia ini akan
lebih besar. Tujuan modifikasi ini adalah
mengakibatkan pelunakan dan peningkatan
menciptakan bahan yang mempunyai viskositas
kekasaran permukaan pada resin komposit.8
yang lebih rendah yang memudahkan aplikasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa diantara
di kavitas, sehingga dapat untuk merestorasi
beberapa jenis bahan restorasi, resin komposit
tumpatan estetik kelas III dan kelas V, sebagai
jenis nanofil universal restorative menunjukkan
basis tumpat kelas I, kelas II, restorasi dalam
paling tahan terhadap degradasi kimia asam dan
aplikasi preparsi kavitas mininal infasif, core
mekanik dibandingkan dengan tipe flowable
build up untuk dukungan crown.16
restorative bahan restorasi lainnya.7
Komposisi filler inorganik yang rendah, Beberapa penelitian invitro
kandungan matriks organik resin yang lebih menunjukkan bahwa resin komposit akan
banyak dan serta adanya kandungan monomer mengalami degradasi di permukaan resin
TEGDMA yang lebih besar menyebabkan resin setelah direndam di larutan asam. Kekasaran
104
Conservative Dentistry Journal Vol.7 No.2 Juli-Desember 2017 :102-110

permukaan berbagai jenis resin komposit komposit jenis nanofil universal flowable
mengalami peningkatan setelah dilakukan restorative yang direndam dalam larutan pH
perendaman pada larutan minuman cola, cycling dan,Kelompok IV (kontrol): 8 sampel
dengan peningkatan kekasaran permukaan resin resin komposit jenis nanofil universal
paling kecil pada jenis komposit nanofil restorative direndam dalam akuadest steril
universal restorative.7 Penelitian lain Dilakukan prosedur pH cycling pada Kelompok
membuktikan komposit nanofil mengalami sampel I dan III, sampel direndam dalam
peningkatan kekasaran permukaan sesuai 10 ml larutan demineralisasi selama 6 jam,
dengan tingkat frekuensi perendaman, setelah dibilas akuades steril, dan kemudian direndam
perendaman pada larutan asam hipoklorida.5 dalam 10 ml larutan deinonisasi
Dan juga diperkuat pengujian komposit (remineralisasi) selama 18 jam masing-masing
flowable yang mengalami peningkatan dilakukan selama 14 hari pada suhu ruangan
kekasaran permukaan resin setelah perendaman (Viloniti et al, 2008). Pada kelompok sampel II
pada minuman asam dan alkohol, dengan dan IV (kontrol): dilakukan perendaman pada
berbagai tingkat kekasaran permukaan.19 akuades steril selama 14 hari pada akuadest
Perendaman berbagai bahan restoarasi steril.Komposisi larutan demineralisasi:3
komposit dalam larutan pH Cycling dan bahan mmol/L kalsium, 3 mmol/L fosfat and 50
obat medis asam menyebabkan degradasi mL/L asam asetat,dilarutkan dengan NaOH
permukaan resin dan peningkatan kekasaran sampai dengan pH 4,5 ,komposisi larutan
permukaan yang signifikan di semua bahan deionisasi(remineralisasi); 54 mmol/L kalsium,
restorasi resin komposit.25 1.54 mmol/L fosfat, 20 mmol/L asam asetat
and 0.308 gram amonium asetat dan di
Berdasarkan perbedaan sifat fisik dan larutkan dalam Potasium klorida sampai dengan
kimia pada resin komposit komposit nanofil pH:6,8 pada suhu 370C
jenis universal restorative dan jenis flowable Sampel disterilkan dalam autoclave
akan mepengaruhi perbedaan perlekatan dengan suhu 1210C selama 30 menit kemudian
biofilm S.mutans pada kedua tipe resin direndam dalam saliva buatan pada suhu
komposit tersebut, sehingga penulis ingin ruangan 250 C ± 2 selama 60 menit.Sampel
menguji, Apakah ada perbedaan perlekatan diambil dan dibilas dengan larutan PBS, lalu
biofilm S. mutans pada nanofil universal dimasukkan ke dalam kultur bakteri S. mutans
restorative dan flowable restorative? pada media cair BHI sebanyak 3 ml dan
diinkubasi selama 24 jam pada suhu 370C.
BAHAN DAN METODE
Sampel diambil dan dimasukkan
Penelitian ini merupakan eksperimental
kembali ke dalam media cair BHI steril, vortek
laboratoris.sampel berbentuk silindris dengan
selama 1 menit untuk melepaskan bakteri S.
ukuran 5 x 2 mm dengan jumlah sampel 32.
Mutans, diinkubasi selama 24 jam dan
Sampel berjumlah 32 dibagi dalam 4 kelompok
dipindahkan 10μL/well ke mikro titer plate
perlakuan, masing-masing kelompok perlakuan
(well) Isi dari tiap mikrotiter plate diaspirasi
terdiri dari 8 sampel, dengan pembagian
dan dicuci 3 kali dengan 0,2 mL phosphate-
sebagai berikut:Kelompok I: 8 sampel resin
buffer saline (PBS) dengan pH 7,2
komposit nanofil flowable restorative yang
menggunakan pipet.Biofilm yang menempel
direndam dalam larutan pH cycling dan
pada well dicat dengan crystal violet
kemudian dihitung optic density biofilm S.
Dilakukan pembilasan dengan
mutan,Kelompok II (kontrol) : 8 sampel resin
menggunakan aquadest dan dikeringkan.Untuk
komposit jenis nanofil flowable restorative
menganalisis secara kuantitatif pembentukan
yang direndam dalam akuades steril dan
biofilm, ditambahkan 0,2 ml dari isopropanol
kemudian dihitung optic density biofilm S.
di setiap well. Kemudian dilakukan pengukuran
mutans, Kelompok III : 8 sampel resin
Optical Density (OD) pada 570 nm
105
Conservative Dentistry Journal Vol.7 No.2 Juli-Desember 2017 :102-110

menggunakan Elisa Reader. Prosedur ini kontrol


diulang sebanyak 5 kali
Data yang dihasilkan dari hasil Keterangan
penelitian dikelompokkan kemudian ditabulasi
dan dianalisis dengan statistik menggunakan uji r: nilai rerata
normalitas Kolmogorof–smirnov, uji SD: standar deviasi atau simpang baku
homogenitas Levene’s test, uji analitik n: besar sampel
Kruskall-Wallis, dan uji analatik komparasi
multipel Tukey HSD, dengan kemaknaan α = Tabel 5.2 Mean Diagram Batang Mean
0,05 Optic Density

HASIL 2.500
Pada Tabel 5.1 dan 5.2 dapat diketahui 2.000
terdapat perbedaan jumlah perhitungan optic
1.500
density biofilm S. mutans pada komposit
nanofil flowable dan universal. Nilai rerata 1.000
tertinggi terdapat pada kelompok sampel resin 0.500
komposit nanofil flowable restorative yang
sebelumnya direndam pada larutan pH cycling 0.000
yaitu dengan nilai rerata 1,9025, nilai rerata Flow pH Flow Univ pH Univ
cycling Kontrol cycling Konrol
tertinggi kedua pada kelompok sampel resin
komposit nanofil flowable restorative yang
sebelumnya direndam di akuades
steril(kontrol), dengan nilai rerata 1,36187, nilai
rerata ketiga terdapat pada kelompok sampel Keterangan
resin komposit nanofil universal restorative Sumbu X : Nilai Mean (rerata) optic density
yang sebelumnya direndam dengan larutan pH Sumbu Y: Kelompok Sampel
cycling, yaitu sebesar 1,24475, dan nilai rerata Error bars: +/- 2 SD
terendah pada kelompok sampel resin komposit
nanofil universal restorative yang sebelumnya
direndam pada larutan akuades steril Uji normalitas data bertujuan untuk
(kontrol),dengan nilai rerata 1,040875 . mengetahui distribusi data dengan
menggunakan uji statistik Kolmogorov-
Tabel 5.1 Nilai Rerata dan Standar Deviasi Smirnov. Hasil uji normalitas data
Optic Densitity Biofilm S. mutans Keempat menunjukkan bahwa kelompok 1 didapatkan
Kelompok Sampel nilai P= 0,941, pada kelompok 2 didapatkan
nilai P=0,858, pada kelompok 3 didapatkan
nilai P=0,925, dan pada kelompok 4 didapatkan
Kelompok n Mean SD nilai P=0,994. Hal ini menunjukkan bahwa data
sampel tersebut memiliki distribusi yang normal,
Flow pH 8 1,9025 0,6333428 karena nilai P pada kekempat kelompok lebih
cycling dari 0,05(P>0,05)
Flow 8 1,361875 0,2474540 Uji selanjutnya dilakukan uji
kontrol homogenitas menggunakan Levene’s Test
Univ pH 8 1,244875 0,3174540 .pada uji homogenitas keempat kelompok
cycling sampel ini didapatkan nilai P=0,032, nilai
Univ 8 1,040875 0,1831402 tersebut di bawah 0,05 (P<0,05), untuk melihat

106
Conservative Dentistry Journal Vol.7 No.2 Juli-Desember 2017 :102-110

perbedaan keempat kelompok sampel tersebut PEMBAHASAN


dilakukan uji statistik Kruskal–Wallis,
didapatkan nilai P=0,010 (P<0,05), sehingga Formasi biofilm S.mutans dimulai dari
dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perlekatan bebrapa sel bakteri dalam jumlah
perbedaan yang signifikan pada keempat yang kecil. Pertumbuhan biofilm yang lebih
kelompok sampel. kuat dipengaruhi oleh perlekatan antara sel
Untuk membanding perbedaan masing- bakteri yang lebih kuat berupa dimana satu sel
masing kelompok sampel dilakukan uji dengan sel yang lainnya saling terikat dan
komparasi Multipel Post Hoc Tukey melekat pada substrat dengan perantaraan suatu
HSD,dengan hasil uji sebagai berikut matrik extracellular polymeric substance (EPS)
atau disebut juga exopolysaccharide.matriks
Tabel 5.3. Hasil Uji komparasi Multipel polisakarida ini dihasilkan oleh dari aktifitas
Tukey HSD Optic Density (OD) Biofilm Glukosetransferse (GTF) Pertumbuhan biofilm
S.mutans pada semua kelompok Sampel s.mutans meningkat secara bermakna setelah
ada peningkatan aktivitas gen enzim
Glukosetransferase(GTFB) yang menghasilkan
matrik ekstra polisakarida glukan14.

Univ Univ Flow Flow Hasil penelitian ini didapatkan adanya


pH kontrol pH Kontrol perbedaan yang signifikan antara jumlah
cycling cycling perlekatan biofilm S.mutans antara resin
Univ MD = MD = - MD = - komposit nanofil tipe universal restotive dan
pH 0,204 0,6576 0,0321
flowable restorative yang sebelumnya direndam
cycling P = P* = P =
0,718 0,010 0,929 dengan larutan pH cycling, nilai rerata optic
Univ MD = - MD = - density (OD) biofilm S. mutans pada resin
kontrol 0,8616 0,321 komposit nanofil universal restorative sebesar
P* = P = 1,244 sedangkan pada tipe flowable sebesar
0,001 0,362 1,903. Pada hasil penelitian juga didapatkan
Flow MD = bahwa komposit nanofil flowable restorative
pH 0,5406
yang sebelumnya direndam dengan larutan pH
cycling P* =
0,043 cycling mempunyai jumlah optic density
Flow biofilm yang lebih banyak secara signifikan
kontrol dibandingkan dengan komposit flowable ynag
Keterangan direndam di akuades (kontrol), rerata OD
MD: Mean Difference (Rerata Diferensiasi) biofilm yang direndam larutan pH cycling:
*Perbedaan bermakna 1,903 sedangkan yang direndam dalam akuades
steril (kontrol) sebesar 1,363. Perbedaan yang
Pada uji komparasi Multipel Tukey
HSD, perbedaan bermakna (P<0,005) terdapat signifikan ini disebabkan oleh perbedaan
pada OD biofilm S.mutan kelompok sampel komposisi kimia resin komposi nanofil
komposit nanofil flowable restorative yang universal dan flowable restorative, dan juga
direndam dalam larutan pH cycling terhadap perbedaan proses degradasi permukan resin
ketiga kelompok sampel yang lainnya. komposit oleh asam.
Sedangkan perbandingan masing-masing
kelompok sampel yang lain tidak berbeda Kandungan TEGDMA pada komposit
secara bermakna (P > 0,005). flowable restorative lebih besar dibandingkan
107
Conservative Dentistry Journal Vol.7 No.2 Juli-Desember 2017 :102-110

dengan universal restoratative hal ini kompoait berpengaruh pula terhadap perlekatan
dikarenakan peningkatan kandungan matriks biofilm S. mutans . Hal ini sesuai dengan
organik pada komposit flowable yang bertujuan penelitian yang dilakukan Pereira et al , 2011
yang menyatakan bahwa kekasaran permukaan
mengurangi viskositas komposit flowsable
komposit resin berpengaruh terhadap perlekatan
restorative.6 biofilm S. mutans18. Pada penelitian ini
degradasi resin komposit nanofil universal dan
Penelitian yang dilakukan Brambila et
flowable restorative pada mariks organiks resin
al, 2005 menyatakan bahwa berbagai jenis komposit terjadi pada prosedur perendaman
komposit konvensional yang mempunyai larutan pH cycling. Prosedur pH cycling pada
kandungan TEGDMA lebih besar akan penelitian ini bertujuan untuk menyamakan
menyebabkan perlekatan koloni bakteri S. dengan dengan di rongga mulut yang
mutans yang lebih besar dibandingkan dengan mengalami dinamika perubahan pH. Prosedur
komposit yang mempunyai kandungan pH cycling dilakukan perendaman pada di
3 dalam larutan demineralisasi (pH:4,5) dan
TEGDMA yang lebih sedikit . Takahashi et al,
larutan remineralisasi (pH:6,8) secara
2004 menyatakan bahwa monomer TEGDMA bergantian. Penelitian yang dilakukan Paula et
dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri al, 2015 menunjukkan bahwa resin komposit
kariogenik S. mutans, mekanisme peningkatan nanofil akan mengalami degradasi di
pertumbuhan bakteri S. mutans diakibatkan permukaan resin setelah direndam di larutan
monomer TEG akan menurunkan pH di asam. Kekasaran permukaan berbagai jenis
sekitarnya,dan hal ini sangat menguntungkan resin komposit mengalami peningkatan setelah
dilakukan perendaman pada larutan minuman
bagi metabolisme bakteri asidofilik seperti cola, dengan peningkatan kekasaran permukaan
S.mutans.22 resin paling kecil pada jenis komposit nanofil
universal restorative, hal ini disebabkan resin
Penelitian yang dilakukan Bourbia, komposit nanofil universal restorative
2013 Hidrolisis esterase dari TEGDMA mempunyai sifat fisik dan mekanik yang lebih
(triethylene glikol dimethacrtlate) akan baik dibandingkan resin komposit tipe
menghasilkan MA (methaacrilat acid ) dan flowable, sehingga lebih tahan terhadap
TEG(triethylene glikol). Selain itu polimerisasi degaradasi asam.7
yang tidak sempurna menghasilkan monomer
sisa TEG.2 Penelitian dari Khalici et al, 2007
menyatakan bahwa TEG yang merupakan
derivat komposit resin dapat meningkatkan
aktivitas enzim GTF(Glukosatransferase ) pada DAFTAR PUSTAKA
S.mutans. Enzim GTF berfungsi untuk 1. Al-Ahmad A, Ameen H, Pelz K, Karyagianni
mensistesa glukan yang berfungsi protein L, Wittmer A, Anderson AC, Spitzmuller
binding antara sesama sel bakteri s.mutans B, Hellwig E. 2004 . Antibiotic resistance and
capacity For biofilm formation of different
untuk membentuk biofilm,penelitian ini juga bacteri Isolated from endodontic infection
menyebutkan bahwa monomer TEG dapat associated with root-filled teeth;
meningkatkan pertumbuhan baik planktonik JOE:40(2):22330

maupun dalam bentuk biofilm S. mutans.13 2. Bourbia M. 2013. Biodegradation of Dental


Resin Composites and Adhesives by
Selain dipengaruhi sifat kimia dari sifat Streptococcus mutans: An in vitro Study,
kimia kandungan resin, sifat fisik resin
108
Conservative Dentistry Journal Vol.7 No.2 Juli-Desember 2017 :102-110

Thesis, Faculty of Dentistry, University of


Toronto. p.29-45 14. Klein MI, Hwang G, Santos PHS, Campanella
OH, Koo H . 2015 .Streptococcus mutans-
3. Brambilla E, Cagetti MG, Gagliani M, Fadini Derived Extracellular Matrix in Cariogenic Oral
L,Garcia-Gody F. 2005. Influence of Different Biofilms. Journal of Frontiers in Cellular and
Adhesive Restorative Material on Adherence Infection Microbiology. 5(10): 1-8
mutans Streptococci, American Journal of
Dentistry. 18(3):173-176 15. Montonaro L, Compaccio D, Rizzi S. 2004 .
Evaluation of Bacterial Adhesion of
Streptococcus mutans on dental restorative
4. Cahuanavasquez RA, Cury JA. 2010. Materials Biomaterials, 25 (18): 4487-4463
Streptococcus mutans Biofilm Model to
Evaluate Antimicrobial substances and enamel
demineralization. Braz Oral Res. 24(2):135-41

5. Carolina A, Lauran A. 2015. Surface 16. Normaliza AB, Lin SL,Rahman AB, Jamaludin
Roughness of Composite Resins Subjected to M. 2013 Effect of Linner on Microleakage in
Hydrochloric Acid. Brazilian Dental Journal : Class II Composite Restoration, Journal sains
Brazilian Dental Journal. 26(3): 268-271 Malaysia.42(21): 45-51
6.
Craig, Sakaguchi RL, Powers JP. 2012 . Craigs: 17. Patidar RK, Gupta MK, Dwivedi D, Sigh V.
RestorativeDental Material,13th edition,Elsevier. 2010. In vitro biofilm formation potential and
p.181 antimicrobial sensity of Streptococcus mutans
clinical isolates.Am J Pharm Tech Res.
7. De paula AB, Alonso RCB, De Araujo AS. 2015 2(3):551-7
. Influence of Chemical Degradation and
Abrasion on Surface of Nanorestorative 18. Pereira CA. 2011. Streptococcus mutans Biofilm
Materials. Brazilian Journal Oral Science. 14(2): Adhesion on CompositeResin Surfaces After
100-105 Different Finishing and Polishing Techniques.
Operative Dentistry.36(3):311-317
8. De Paula AB, Fucio SBP, Ambrasano GMB.
2011. Biodegradation and Abrasive Wear of 19. Poggio C, Arciola CR, Rosti F, Scribante F.
Nano Restorative Materials. Operative dentistry 2010 . Adhesion of Streptococcus mutans to
Journal. 36(6):670-677 Different Restorative Materials. The
International Journal of Artificial
9. Gharechahi M, Moosavi H, Forghani M.2012. Organ,2009:32(9), p;2-7
Effect of Surface Roughness and Material
composition.Journal of Biomaterials and 20. Ramiro M. Murata K.2009. Inhibition of
Nanobiotechnology. 3(4):541-546 StreptococcusMutans Biofilm Accumulation
and Development of Dental Caries in vivo by 7-
epiclusioan one and Fluoride, Biofouling.26(7) :
10. Hojo K, Nagaoka S, Ohshima T, Maeda N. 865-872
2004. Bacterial Interaction in Dental Biofilm
Development, J Dent Res. 88(11):82-90
21. Studervant. 2005 .The Art and Science of
11. Iskandar H. 2013. Pertumbuhan Streptococcus Operative Dentistry,3 th ed, Mosby
mutans dan Kekasaran Permukaan pada Company, St. Louis,Baltimore, Berlin,Boston,
Resin Komposit langsung dan Tidak langsung. Chicago,London, New York, Philadelphia,
Tesis Fakultas kedokteran Gigi. p. 26-36 Sidney, Tokyo,Toronto, p. 253-576

12. John F. McCabe. 2008. Applied Dental 22. Takahashi Y, Imazato S, Russel RR, Noiiri Y,
Materials 9th edition, Wiley-Blackwell. p.187- Ebisu S. 2004. Influence of Resin monomer on
198, 204-211, 254-256 Growth of Oral Streptococci. J. Dent Res,
18(6):45-67
13. Khalichi P . 2004. Effect of Composite Resin
Biodegradation Products on Oral Stretococcal 23. Talaro.2002.Foundation in Microbiology,4thed.
Growth. Biomaterials, 2004 November, Vol. 25, the MacGraw-Hill p.654-656
No. 24, p.5467-5472
109
Conservative Dentistry Journal Vol.7 No.2 Juli-Desember 2017 :102-110

24. Usha HL, Kaiwar A, Deepak M. 2010. Biofilm


in endodontics: New Understanding to an old
problem.IJCD.December:1-3

25. Valinoti AC, Neves BG, Silva EM. 2008


Surface Degradation Of Composite Resin By
Acidic Medicine and pH-Cycling, J Appl Oral
Sci. 16(4):257-65

110

You might also like