You are on page 1of 17

Lampiran

STABILITAS FISIK EMULSI GANDA VIRGIN COCONUT


OIL (VCO) MENGGUNAKAN EMULGATOR SPAN 80 DAN TWEEN 40

Yandi Syukri, Freftina Sari dan Siti Zahliyatul

Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Islam Indonesia


Korespondensi : yandisyukri@fmipa.uii.ac.id

ABSTRACT

Virgin Coconut Oil is pure coconut oil produced biotechnology with low temperature or
without heating. It has a lot advantages in health. Virgin Coconut Oil that circulates in the market
has unpleasant taste and appearance. Therefore, it need to be formulated in water in oil in water
(W/O/W) multiple emulsion. The aimed of this research is to find out the influence of
emulsifier toward physical stability of emulsion. Multiple emulsion w/o/w is made in Span 80
with variation concentration (20%, 15%, 10%) and Tween 40. In order to know the physical stability
of emulsion w/o/w should be carried out globule size, homogeneity, sedimentation volume (in
room temperature, 40°C and centrifugation), viscosity test for 4 weeks storage and respondent
test should carried out. The result of the research showed that Virgin Coconut Oil (w/o/w) multiple
emulsion was succeed to formed, sedimentation volume and creaming volume when storage in
room temperature, 40°C and centrifugation along 4 weeks storage was increase while viscosity
was slowly decrease along with the age of formulation. Variation of mix emulsifier between
Span 80 with variation concentration (20%, 15%, 10%) at tween 40 in making multiple emulsion
w/o/w influential the physical stability multiple emulsion w/o/w. More higher Span 80 used so
sedimentation volume (in room temperature, 40°C and centrifugation) progressively lower,
while viscosity excelsior. Virgin Coconut Oilemulsions formulation more be likely by
consumer.

Keyword: Virgin Coconut Oil, multiple emulsions w/o/w, physical stability, Span 80, Tween 40

PENDAHULUAN
Virgin Coconut Oil merupakan minyak kelapa murni yang terbuat dari daging kelapa segar
yang diolah dalam suhu rendah atau tanpa melalui pemanasan, sehingga kandungan yang penting
dalam minyak tetap dapat dipertahankan. Minyak tersebut memiliki kandungan asam laurat sebagai
lemak jenuh dengan kadar yang sangat tinggi (50,5%). Asam lemak ini mudah diserap oleh tubuh karena
ukuran molekulnya tidak terlalu besar seperti pada asam lemak rantai panjang(Anonim, 2006). Kandungan
minyak ini memberikan banyak manfaat bagi kesehatan diantaranya radang tenggorkan, infeksi dan
memperbaiki proses metabolisme tubuh (Anonim, 2005).
Virgin Coconut Oil telah banyak diproduksi dan beredar dipasaran dalam bentuk sediaan sirup,
namun sediaan yang ada memberikan aroma yang tidak baik dan rasa yang tidak menyenangkan.
Sementara itu penggunaan Virgin Coconut Oil adalah secara peroral. As-Sajdah (2006) telah
melakukan studi tentang formulasi awal Virgin Coconut Oil dalam bentuk sirup emulsi tunggal minyak
dalam air dengan memodifikasi Hidrophilik-lipophilik Balance (HLB) dalam 3 formula yaitu HLB 10, 11 dan 12
dengan menggunakan emulgator Span 60 dan Tween 80, namun emulsi yang dihasilkan masih belum stabil.
Untuk itu dicoba dikembangkan menjadi sediaan sirup emulsi ganda a/m/a Virgin Coconut Oil dengan
harapan bisa dihasilkan emulsi yang lebih stabil, memberikan bau, rasa yang lebih menyenangkan,
serta memiliki absorpsi dan bioavailabilitas yang baik sehingga lebih menguntungkan.

33
Bahan obat yang mempunyai rasa dan susunan yang tidak menyenangkan dapat dibuat lebih
enak pada pemberian oral bila diformulasikan menjadi emulsi. Selain itu penggunaan emulsi yang diberikan
secara oral mempunyai keunggulan dibandingkan dengan bentuk sediaan oral yang lain, yaitu dalam hal
absorbsi dan bioavailability (Ansel dkk., 1999).
Emulsi oral bisa bertipe tunggal: minyak dalam air (m/a) atau air dalam minyak (a/m) dan emulsi
ganda: air dalam minyak dalam air (a/m/a) atau minyak dalam air dalam minyak (m/a/m). Emulsi ganda
a/m/a lebih banyak digunakan dalam sediaan farmasi daripada m/a/m. Emulsi ganda biasanya stabil bila
menggunakan kombinasi surfaktan hidrofilik dan surfaktan hidrofobik. Perbandingan jumlah surfaktan
yang digunakan sangat penting untuk mencapai emulsi ganda yang stabil. Stabilitas emulsi ganda dapat
dilihat dari bermacammacam uji stabilitas fisik serta uji responden yang meliputi rasa, bau dan
penampilan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi sediaan Virgin Coconut Oil dalam bentuk
sediaan emulsi ganda yang stabil dan disenangi oleh konsumen dengan menggunakan emulgator Span
80 dan Tween 40.

METODE PENELITIAN

Bahan
Bahan utama adalah Virgin Coconut Oil (diperoleh dari PT. Patria Wiyata VICO, Yogyakarta) dan
sebagai bahan tambahan adalah Span 80, Tween 40, sakarin, aroma jeruk, pewarna orange FDC dan
aquadest yang semuanya berkualitas farmasi.

Alat

Alat yang digunakan adalah alat-alat gelas dan biuret (Pyrex), timbangan elektrik (Dragon 204),
homogenizer, magnetic stirrer (Heidolph MR 3001 K), viscometer stormer, alat sentrifugator (Himac CT 4
D Hitachi), stopwatch, polarized light microscope yang dilengkapi 3CCD kamera dan komputer (Olympus
DP12).
Jalannya Penelitian
Formula Virgin Coconut Oil yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel I. Formula Virgin coconut Oil
Bahan Formula I Formula II Formula III
Virgin Coconut Oil (g) 46,00 46,00 46,00
Tween 40 (g) 0,10 0,10 0,10
Span 80 (g) 20,00 15,00 10,00
Sakarin (g) 0,06 0,06 0,06
Perasa jeruk (g) 0,10 0,10 0,10
Pewarna Orange FDC (g) 0,02 0,02 0,02
Aquades (ml) 33,72 38,72 43,72
Total 100,00 100,00 100,00
Keterangan:
Formula I : Span 20%
Formula II : Span 15%
Formula III : Span 10%

34
Pembuatan Emulsi

Emulsi a/m primer dibuat dengan cara Virgin coconut oil ditambah dengan Span 80 (20%, 15%,
10%) kemudian diaduk sampai homogen. Ditambahkan sebagian air (1/3 bagian) kedalamnya sedikit
demi sedikit dan putar dengan magnetik mixer (1000 rpm) selama 15 menit. Pengadukan dilakukan dalam
kecepatan tinggi untuk menghasilkan tetesan yang sangat kecil.Emulsi a/m primer diemulsikan kembali
dengan metode titrasi dalam sisaair yang mengandung Tween 40 0,1%, sakarin, pewarna orange dan
perasajeruk kemudian putar dengan stirrer (600 rpm) sampai terbentuk multipleglobule (Anonim, 2003).

Uji Stabilitas Fisik


Data berbagai stabilitas fisik emulsi dapat diperoleh dari pengamatan terhadap:

a. Tetesan emulsi yang ditetapkan dengan mengambil photomicrographs dari sampel emulsi.

b. Homogenitas, pengamatan dilakukan secara visual.

c. Volume Pemisahan
Setelah emulsi dibuat, dimasukkan dalam tabung berskala kemudian disimpan dalam suhu
kamar dan dalam suhu 40°C. Diukur volume pemisahan fase pada suhu kamar dan pada suhu 40°C
seminggu sekali selama 4 minggu penyimpanan, berikut dihitung volume pemisahannya.

d. Pemisahan karena sentrifugasi

Emulsi dimasukkan ke dalam tabung berskala kemudian diputar dengan alat sentrifugasi dengan
kecepatan 2500 rpm dalam waktu 15 menit. Setelah alat sentrifugasi dimatikan, emulsi diamati dan dicatat
pemisahannya. Hal ini dilakukan setiap satu minggu sekali selama 4 minggu.
f. Viskositas
Emulsi yang telah dibuat diukur viskositasnya dengan menggunakan viscometer.
g. Uji responden
Dilakukan dengan mencobakan emulsi yang telah dibuat kepada 20 orang responden dan
kemudian responden diminta untuk mengisi kuisioner yang isinya meliputi rasa, aroma dan penampilan
emulsi yang dibuat.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tetesan Emulsi

Gambar hasil pemeriksaan mikroskop emulsi ganda a/m/a Virgin Coconut Oil pada berbagai
konsentrasi Span 80 pada minggu ke-0 dapat diamati pada gambar 1 di bawah ini:

35
(a) (b) (c)

Gambar 1. Hasil pemeriksaan mikroskop emulsi ganda a/m/a Virgin Coconut Oil (a) Formula I (Span
20%) (b) Formula II (Span 15%) (c) Formula III(Span 10%) pada minggu ke-0 penyimpanan
pada suhu kamar

Dari hasil pemeriksaan emulsi menggunakan photomicrographs menunjukkan terbentuknya


emulsi ganda a/m/a yaitu adanya tetesan air yang dilingkupi oleh minyak dan terdispersi dalam fase
kontinyu air. Dari hasil pemeriksaan tersebut menunjukkan bahwa semakin lama waktu penyimpanan
jumlah tetesan fase air dalam semakin kecil. Hal ini disebabkan karena adanya perpindahan fase air
dalam menuju ke fase kontinyu luar sehingga jumlah tetesanair dalam semakin kecil. Semakin lama waktu
penyimpanan, tetesan emulsi yang terbentuk semakin besar. Hal ini disebabkan karena terjadinya
penggabungan butiran tetesan yang sejenis.
Homogenitas
Gambar emulsi ganda a/m/a Virgin Coconut Oil untuk uji homogenitas pada berbagai variasi
konsentrasi Span 80 pada minggu ke-0 dapat diamati pada gambar 2 berikut ini:

Gambar 2. Emulsi ganda a/m/a Virgin Coconut Oil yang digunakan untuk uji homogenitas pada berbagai
variasi konsentrasi Span 80 pada minggu ke-0.

Emulsi ganda a/m/a Virgin Coconut Oil yang terbentuk menunjukkan susunan yang homogen
setelah proses pembuatan, namun setelah penyimpanan selama 4 minggu memperlihatkan perubahan
homogenitas. Hal ini dilihat dari terjadinya pemisahan fase setelah sediaan dibuat, sehingga sediaan
tersebut dikatakan tidak homogen. Pemisahan fase yang terjadi pada sediaan setelah beberapa jam
kemudian proses pembuatan disebabkan karena adanya migrasi tetesan air dalam kearah fase
kontinyu air luar yang menyebabkan terjadinya penurunan viskositas dan terjadinya pemisahan fase, sehingga
mulai minggu ke-0 penyimpanan emulsi ganda a/m/a telah memisah menjadi 3 fase yaitu fase air
pada bagian bawah, emulsi a/m/a pada bagian tengah dan fase minyak pada bagian atas karena
bobot jenis minyak lebih kecil daripada air.

36
Pemisahan pada suhu Kamar
Hasil dari perhitungan volume sedimentasi dapat diamati pada tabel II berikut :
Tabel II. Nilai volume sedimentasi emulsi ganda a/m/a Virgin Coconut Oil yang digunakan untuk melakukan uji
pemisahan pada suhu kamar selama 4 minggu penyimpanan pada berbagai variasi
konsentrasi Span 80 dan Tween 40 0,1% (n=5)
Volume Sedimentasi (cm)
Formula I Formula II Formula III
Penyimpanan (Span 20%) (Span 15%) (Span 10%)
Minggu ke-0 0,056 + 0,005 0,2 10 + 0,006 0,248 + 0,007
Minggu ke-1 0,19 1 + 0,002 0,25 1 + 0,002 0,293 + 0,006
Minggu ke-2 0,22 1 + 0,002 0,277 + 0,004 0,3 37 + 0,004
Minggu ke-3 0,283 + 0,004 0,311 + 0,002 0,374 + 0,004
Minggu ke-4 0,302 + 0,002 0,342 + 0,0 10 0,420 + 0,003

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa mulai minggu ke-0 sampai minggu ke-4 emulsi ganda
a/m/a menunjukkan terjadinya pemisahan atau volume sedimentasi yang terus mengalami peningkatan
seiring dengan bertambahnya umur sediaan. Perbedaan penggunaan konsentrasi Span 80 pada Tween 40
0,1% berpengaruh pada peningkatan terjadinya pemisahan atau volume sedimentasi emulsi ganda selama
penyimpanan.
Apabila semakin kecil konsentrasi Span 80 yang digunakan maka kemampuannya untuk
membentuk lapisan film pada fase minyak semakin berkurang, sehingga menyebabkan mudah pecahnya
lapisan minyak dan terjadi kehilangan tetesan air internal menuju ke fase kontinyu air luar. Hal ini
mengakibatkan volume sedimentasi yang terjadi semakin besar pada emulsi dengan konsentrasi Span
80 yang kecil. Pada emulsi ganda a/m/a dengan konsentrasi Span 80 kecil (10%) koalesen antara
tetesan dalam dan ganda, meningkat seiring dengan hilangnya tetesan dalam menuju fase kontinyu air
luaryang menghasilkan pemisahan fase dalam waktu yang singkat. Volume sedimentasi terbesar
dimiliki oleh emulsi dengan konsentrasi Span 80 10% yang kemudian menurun diikuti oleh Span 80
konsentrasi 15% dan 20%.
Pemisahan pada Suhu 40°C
Nilai volume sedimentasi pada suhu 40°C emulsi ganda a/m/a Virgin Coconut Oil selama 4
minggu penyimpanan dapat dilihat pada tabel III berikut ini:
Tabel III. Nilai volume sedimentasi pada suhu 40°C emulsi ganda a/m/a Virgin Coconut Oil selama 4
minggu penyimpanan (n=5)
Volume Sedimentasi (cm)
F o r m ul a I Formula II Formula III
Penyimpanan (Span 20%) (Span 15%) (Span 10%)
Minggu ke-0 0,094 + 0,005 0,182 + 0,007 0,33 1 + 0,004
Minggu ke-1 0,239 + 0,002 0,280 + 0,003 0,392 + 0,002
Minggu ke-2 0,259 + 0,002 0,306 + 0,011 0,411 + 0,002
Minggu ke-3 0,287 + 0,004 0,350 +0,004 0,416 + 0,002
Minggu ke-4 0,298 + 0,002 0,359 +0,002 0,424 + 0,004

37
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi Span 80 yang digunakan pada
emulsi maka volume sedimentasi yang dihasilkan semakin kecil. Apabila semakin tinggi konsentrasi Span
80 yang digunakan dalam suatu emulsi maka kemampuan dalam membentuk lapisan film pelindung juga
akan semakin besar sehingga dapat memperkecil terjadinya pemisahan fase. Konsentrasi Span 80
yang tinggi juga dapat menurunkan tegangan antarmuka yang mampu menahan terjadinya
penggabungan butiran tetesan yang sejenis dan mencegah migrasi fase air dalam kearah fase kontinyu air
luar sehingga stabilitasemulsi menjadi lebih baik. Volume sedimentasi terkecil dimiliki oleh emulsi
ganda dengan konsentrasi Span 80 20% kemudian meningkat pada konsentrasi Span 80 15% dan 10%.
Peningkatan umur sediaan juga mempengaruhi terjadinya volume sedimentasi. Semakin lama
umur suatu emulsi maka emulsi semakin tidak stabil apalagi jika berada dibawah kondisi stress. Semakin
lama waktu penyimpanan emulsi ganda a/m/a maka volume sedimentasi yang dihasilkan juga semakin
meningkat. Kenaikan suhu akan meningkatkan energi kinetis dari tetesan-tetesan, sehingga memudahkan
penggabungannya dan menyebabkan pecahnya emulsi karena aggregasi dan pengumpulan bola-bola
ataupun emulsi menjadi lebih stabil pada suhu yang ditingkatkan karena kenaikan gerakan Brown.

Sentrifugasi
Hasil uji pemisahan karena sentrifugasi dapat dilihat pada tabel VI berikut ini:
Tabel VI. Nilai volume sedimentasi karena sentrifugasi emulsi ganda a/m/a Virgin Coconut Oil dengan
berbagai variasi konsentrasi Span 80 selama 4 minggu penyimpanan (n=5)
Volume Sedimentasi (cm)
F o r m ul a I Formula II Formula III
Penyimpanan (Span 20%) (Span 15%) (Span 10%)
Minggu ke-0 0,2 12 + 0,0 12 0,260 + 0,006 0,3 30 + 0,009
Minggu ke-1 0,242 + 0,004 0,296 + 0,005 0,3 64 + 0,005
Minggu ke-2 0,282 + 0,004 0,336 + 0,005 0,422 + 0,004
Minggu ke-3 0,288 + 0,004 0,346 + 0,005 0,428 + 0,007
Minggu ke-4 0,302 + 0,004 0,358 + 0,004 0,432 + 0,010

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa mulai minggu ke-0 sampai minggu ke-4 emulsi ganda
a/m/a menunjukkan terjadinya pemisahan atau volume sedimentasi yang terus mengalami peningkatan
seiring dengan bertambahnya umur sediaan. Perbedaan penggunaan konsentrasi Span 80 pada Tween 40
0,1% berpengaruh pada peningkatan terjadinya pemisahan atau volume sedimentasi emulsi ganda selama
penyimpanan. Semakin tinggi konsentrasi Span 80 yang digunakan pada emulsi ganda maka volume
sedimentasi karena sentrifugasi yang dihasilkan semakin kecil. Pada formula I (Span 80 20%) terjadi
peningkatanvolume sedimentasi yang lebih kecil dibandingkan dengan formula II (Span 80 15%) dan
formula III (Span 80 10%).

Berdasarkan semua hasil volume sedimentasi dan volume creaming pada ketiga formula emulsi
ganda a/m/a Virgin Coconut Oil menunjukkan bahwa sediaan mengalami pemisahan mulai dari minggu
ke-0 penyimpanan. Pemisahan ini semakin meningkat seiring dengan bertambahnya waktu penyimpanan
emulsi. Hal ini disebabkan karena ketidakstabilan emulsi yang disebabkan oleh migrasi emulgator ke fase
kontinyu air eksternal sehingga menyebabkan pecahnya tetesan air dalam. Air kemudian bermigrasi ke fase
kontinyu air sehingga menyebabkan pemisahan fase dan kerusakan emulsi tersebut. Semakin lama

38
waktu penyimpanan, kerusakan emulsi semakin meningkat sehingga volume sedimentasinya juga
semakin besar.
Viskositas
Hasil viskositas emulsi selama 4 minggu penyimpanan dapat dilihat pada tabel VII berikut ini:
Tabel VII. Hasil uji viskositas emulsi ganda a/m/a Virgin Coconut Oil pada berbagai konsentrasi
Span 80 selama 4 minggu penyimpanan (n=5)

Viskositas (Poise)
Formula I Formula II Formula III
Penyimpanan (Span 20%) (Span 15%) (Span 10%)
Minggu ke-0 0,1352 + 0,0149 0,1092 + 0,0131 0,0895 + 0,0057
Minggu ke-1 0,12 12 + 0,0068 0,083 8 + 0,0045 0,0778 + 0,0055
Minggu ke-2 0,1154 + 0,0245 0,08 16 + 0,0084 0,0766 + 0,0045
Minggu ke-3 0,0886 + 0,0077 0,0708 + 0,0195 0,0440 + 0,0067
Minggu ke-4 0,0748 + 0,0141 0,0588 + 0,0117 0,0404 + 0,0033

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pada ketiga formula terjadi penurunan viskositas
selama 4 minggu penyimpanan. Viskositas semakin menurun seiring dengan lama penyimpanan, hal ini
disebabkan karena penurunan viskositas berhubungan dengan pemisahan fase. Pemisahan emulsi
secara sempurna terjadi karena pembentukan tetesan yang lebih besar dengan penggabungan dari
tetesan yang kecil.
Molekul-molekul yang secara normal tidak beraturan mulai menyusun sumbu yang panjang
dalam arah aliran. Beberapa dari pelarut dapat lepas, sehingga menyebabkan penurunan konsentrasi
efektif dan penurunan ukuran molekul-molekul yang terdispers. Peningkatan suhu juga dapat menurunkan
viskositas (Martin, 1993). Hal tersebut dapat menyebabkan penurunan viskositasemulsi. Sedangkan
viskositas menjadi naik akibat terjadinya ikatan Van der waals antar molekul emulsi seiring bertambahnya
waktu penyimpanan.
Viskositas dapat mempengaruhi stabilitas fisik jika terjadi perubahan yang drastis. Jika fase dispers
kurang rapat dibandingkan fase kontinyu menyebabkan creaming ke atas (Martin, 1993), yang berarti jika
viskositas turun maka molekulmolekul pada sediaan (fase dispers) menjadi kurang rapat dan dapat
menurunkan stabilitas fisiknya karena bisa menyebabkan molekul-molekul ataupun globul emulsi dapat
berpindah ke atas.
Variasi konsentrasi Span 80 yang digunakan dalam suatu emulsi berpengaruh pada viskositas.
Viskositas paling besar dimiliki oleh emulsi ganda a/m/a formula I (konsentrasi Span 80 20%). Pada
konsentrasi ini emulsi lebih stabil dengan volume creaming lebih rendah. Hal ini disebabkan karena dengan
konsentrasi Span 80 yang tinggi maka emulgator mampu menahan terjadinya kehilangan tetesan air
dalam menuju fase kontinyu luar. Terjadinya kehilangan tetesan air dalam pada suatu emulsi dapat
menurunkan viskositas emulsi. Viskositas emulsi ganda a/m/a Virgin Coconut Oil dipengaruhi oleh
volume emulsi a/m primer. Difusi air dari fase air dalam ke fase kontinyu luar berpengaruh pada
volume emulsi a/m primer, sehingga menurunkan viskositas emulsi ganda.

39
Uji Responden
Hasil dari uji responden (20 orang) dapat dilihat pada tabel VIII berikut ini:
Tabel VIII. Hasil uji rasa, aroma dan penampilan emulsi ganda a/m/a Virgin Coconut Oil

Formula Rata-rata Skor


Rasa Aroma Penampilan
I (Span 20 %) 2,50 3,00 2,85
II (Span 15 %) 2,70 3,00 2,70
III (Span 10 %) 2,97 3,00 2,70

Keterangan: Nilai untuk lebih suka : 3,00


Nilai untuk kurang suka : 2,00
Nilai untuk tidak suka : 1,00

Berdasarkan tabel uji diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden atau
masyarakat lebih menyukai rasa, aroma dan penampilan dari emulsi ganda a/m/a Virgin Coconut Oil yang
dibuat dibandingkan dengan sediaan Virgin Coconut Oil yang beredar dipasaran. Formula yang paling
disukai oleh masyarakat adalah emulsi ganda a/m/a Virgin Coconut Oil dengan kadar Span 80 10% (formula
III) karena rasa Span 80 tidak terlalu terasa, walaupun penampilannya kurang baik dibandingkan
dengan formula emulsi ganda a/m/a Virgin Coconut Oil dengan konsentrasi Span 80 15% (formula II) dan
Span 80 20% (formula I). Tetapi formula yang paling baik stabilitas fisiknya adalah formula I dengan
konsentrasi Span 80 20%.

KESIMPULAN
Emulsi ganda a/m/a Virgin Coconut Oil berhasil terbentuk, volume sedimentasi pada suhu kamar,
suhu 40°C dan sentrifugasi selama 4 minggu penyimpanan semakin tinggi sedangkan viskositas menurun
perlahan-lahan seiring dengan bertambahnya umur sediaan. Perbedaan konsentrasi Span 80 (20%, 15%,
10%) pada Tween 40 0,1% sebagai emulgator berpengaruh pada stabilitas fisik emulsi ganda a/m/a
Virgin Coconut Oil. Semakin tinggikonsentrasi Span 80 yang digunakan maka volume sedimentasi (pada
suhu kamar, suhu 40°C dan sentrifugasi) semakin rendah, sedangkan viskositas semakin tinggi. Serta
menjadikan Virgin Coconut Oil yang diformulasikan lebih disukai dan diminati oleh masyarakat.

SARAN
Perlu dilakukan penelitian sejenis dengan modifikasi penambahan zat pengental gum atau
hidrokoloid kedalam fase air dalam untuk meningkatkan viskositas fase air dalam. Untuk fase luar
dengan penambahan pengental (fatty acid) sehingga dapat meningkatkan stabilitas fisik emulsi.

40
DAFTAR PUSTAKA

Als, S., Sjoblom, J., 2001. Encyclopedic Handbook of Emulsion Technology, Marcel Dekker,
USA, 377-405.

Anonim, 2003, Rheology and Stability of Water-in-Oil-in-Water Multiple Emulsions Containing


Span 83 and Tween 80, available at http://www.published.org (diakses 8 Agustus 2006).

Anonim, 2005, Virgin Coconut Oil Peredam Sakit karena HIV, available at
http://www.FisikaLIPIkimia.net (diakses 12 Juli 2006).
Anonim, 2006, Virgin Coconut Oil versus Papain si getah Pepaya, available at
http://FisikaLIPIkimia.net (diakses 14 Agustus 2006).

Ansel, H.C., Allen, L.V, Popovich, N.G., 1999, Pharmaceutical Dosage Form and Drug Delivery
th
System, 7 Ed., Lippincott Williams and Wilkins, Wolters Kluwer Company,
Philadelphia: 229-239.

As-Sajdah, L. I., 2006, Formulasi Emulsi Virgin Coconut Oil dengan Modifikasi Hidrophilik-Lipophilic
Balance, Skripsi, Jurusan Farmasi Fakultas matematika dan Ilmu Pengetahuan alam,
Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 1, 49-52.

Martin, A.1993, Physical Pharmacy - Physical Chemical Principles in the Pharmaceutical Sciences,
4th edn, A. Martin, Lea & Febiger
.

41

You might also like