You are on page 1of 9

Jurnal Keperawatan Priority, Vol 3, No.

2, Juli 2020
ISSN 2614-4719

HUBUNGAN PERAWATAN CATHETER VENA CENTRAL (CVC)


TERHADAP TERJADINYA INFEKSI ALIRAN
DARAH PRIMER (IADP)

Basri1, Siti Nurhayati2


1,2
Institut Kesehatan Sumatera Utara, Medan
Email: basririfki@gmail.com

ABSTRACT

Central vein Catheter Treatment (CVC) is the treatment of a hose that is used to
provide liquids or medicines. Appliance is installed in a blood vessel near the heart. The
primary infection of blood flow occurring within 48 hours after the installation of CVC
The purpose of this research is to know the CVC treatment relationship in CVC attached
patients to the primary blood flow infection in ICU RSUP. H. Adam Malik Medan. The
study uses correlation and observation research methods. The population in this research
is the entire patient who CVC has installed, as well as all the nurses who do the CVC
treatment. Based on the data obtained by the patient as much as 76 people. Patients are
inclusiveness if the patient is hospitalized in less than 24 hours, and drop out if the
patient dies in the treatment before it is found signs of IADP,as well as patients who come
out of Adam Malik, then there are 32 patients. Research instruments in the form of
questionnaires according to IADP. Analysis of data used statistical tests test Chi-Square.
The results of the majority of the study of a major vein catether treatment (CVC) were as
much as 28 (87.5%), the majority of which did not occur as much as 27 people (84.4%).
Statistical test results obtained by the value of p- value =0.000 (<0.05) can be concluded
there is a central venous catether treatment Relationship (CVC) in patients attached CVC
to the occurrence of primary blood flow infection).

Keywords: CVC treatment, primary blood, flow infection

PENDAHULUAN Pasien yang dirawat di ruang


Ruang Perawatan Intensif merupakan perawatan kritis memiliki resiko
bagian dari bangunan rumah sakit yang yang tinggi terhadap kehidupannya.
memiliki kategori pelayanan kritis,
Mengingat banyaknya jumlah
instalasi bedah dan instalasi gawat
pemasangan Central vein Catheter
darurat. Ruang perawatan yang memiliki
(CVC) di ruang rawat intensif.
instalasi pelayanan khusus dengan
Menurut Agarwal, Warner, Reichner,
menyediakan pelayanan secara
dan Lazarous (2014), akses intravena
komprehensif dan berkesinambungan
selama 24 jam. Ruangan didukung oleh pada pasien critical ill membutuhkan
bangunan dan prasarana (utilitas) yang waktu yang cukup lama. Kateter
memenuhi persyaratan secara teknis intravena berdiameter kecil yang
sesuai standar yang berlaku bertempat di vena-vena perifer dapat
(Kementerian Kesehatan RI, 2012). berpotensi terjadi peradangan lokal

\\ 69
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 3, No. 2, Juli 2020
ISSN 2614-4719

dan terjadinya trombosis. obatan kemoterapi, pengambilan sampel


Salah satu komplikasi tersering darah, pemberian donor darah, dan
akibat pemasangan CVC adalah infeksi pasien yang memerlukan pemantauan
aliran darah, yang dikenal sebagai hemodinamik melalui CVP (Central
Central Line Associated Bloodstream Venous Pressure) (Garber & Puopolo,
Infection (CLABSI) dan merupakan 2015).
salah satu sumber infeksi terbesar dari Pasien yang berada di unit perawatan
rumah sakit. Menurut Centers for kritis seperti ruangan ICU memiliki
Disease Control and Prevention (2016), resiko yang besar yang mengancam
meskipun penurunan 46% dalam kehidupannya. Menurut Miller (2017),
CLABSI telah terjadi di rumah sakit di pasien-pasien critical care beresiko
seluruh AS dari 2008-2013, tinggi untuk mengalami gangguan
diperkirakan 30.100 infeksi aliran darah kesehatan yang mengancam kehidupan
yang terkait dengan garis tengah baik aktual maupun potensial.
(CLABSI) masih terjadi di unit Monitoring hemodinamik pada pasien
perawatan intensif dan lingkungan dari dengan kondisi kritis di ruang rawat
fasilitas perawatan akut AS setiap tahun bertujuan mendeteksi gangguan
Langkah pencegahan CLABSI insufisiensi kardiovaskuler, mengetahui
dikembangkan oleh Institute for faktor yang berkontribusi dan petunjuk
Healthcare Improvement (2012) untuk melakukan terapi selanjutnya.
menjadi suatu sistem yang disebut Terdapat beberapa ruangan di RSUP
Central Line Bundle (CLB), yang terdiri H. Adam Malik Medan dimana sering
dari tindakan pencegahan saat insersi pasien yang dirawat harus dilakukan
dan pemeliharaan CVC. Implentasi CLB pemasangan CVC antara lain Ruang
telah berhasil lebih dari 66% di 108 HCU, Ruang ICU Dewasa, ICU Pasca
ruang rawat intensif dewasa Bedah, PICU, Ruang ULB, Ruang
menurunkan angka kejadian CLABSI di NICU, dan ruang operasi. Data PPI di
Michigan, Amerika Serikat. rumah sakit tahun 2019 didapat jumlah
Pemasangan alat tersebut perlu rata-rata pasien terpasang alat tersebut di
dilakukan pada pasien yang memerlukan ruang ICU pada 3 bulan terakhir
akses vena atau pemberian obat-obatan sebanyak 72 orang, dimana ruangan ICU
yang harus dilakukan secara terus sebanyak 45 orang, dan ruang rawat
menerus, obat-obatan dengan inap sebanyak 27 orang.
konsentrasi tinggi (hight allert), Berdasarkan data PPI tahun 2018
pemberian parenteral nutrisi, obat- terdapat angka kejadian infeksi untuk

70
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 3, No. 2, Juli 2020
ISSN 2614-4719

kasus Infeksi Aliran Darah Primer METODE


(IADP) sendiri sebanyak 13 kasus dan Penelitian ini menggunakan metode
sedangkan di 6 bulan terakhir di tahun observasi. Dimana penelitian ini
2019 terdapat 7 kasus. Penggunaan CVC bertujuan untuk mengetahui hubungan
berhubungan dengan infeksi pada aliran perawatan CVC terhadap terjadinya
darah yang disebabkan oleh infeksi aliran darah primer di ruangan
mikroorganisme yang berasal dari cairan intensive care unit.
ketika alat diinsersikan atau setelah Tempat penelitian ini di ruangan
insersi. Menurut Said, Taslim, dan Intensive Care Unit (ICU) RSUP. H.
Bahar (2016), keadaan luka insersi akan Adam Malik Medan. Waktu penelitian
dipengaruhi oleh tingkat albumin serta ini dilakukan pada bulan Desember
asupan makanan. 2019 sampai dengan Januari 2020.
Berdasarkan observasi peneliti pada Populasi dalam penelitian ini adalah
status dan keadaan pasien di Instalasi seluruh pasien yang terpasang CVC.
Anastesiologi dan perawatan Intensive Pemilihan sampel pada penelitian ini
didapatkan data bahwa pasien yang di yaitu dengan accidental sampling.
rawat merupakan pasien yang Dimana dari data pasien pasien 3 bulan
mengalami berbagai jenis penyakit terakhir rata-rata sebanyak 76 orang.
primer atau skunder seperti gagal nafas, Pasien diinklusikan bila pasien dirawat
gagal ginjal, syok septik, gagal jantung, kurang dari 24 jam, dan drop out bila
luka bakar, dimana rata-rata pasien pasien meninggal dalam perawatan
menggunakan alat tersebut karena sebelum ditemukan adanya tanda –
banyaknya terapi yang di berikan tanda IADP atau pasien tidak dirawat.
melalui vena. Hal ini dapat berdampak (pindah ke RS lain atau pulang paksa
pada lamanya hari rawat. atau PAPS ), serta pasien yang terpasang
Adapun upaya yang dilakukan untuk alat di ruangan, sehingga didapat jumlah
pencegahan IADP yaitu dengan sampel sebanyak 32 orang.
menjalan kan bundle IADP yang telah Persiapan awal mulai dilakukan
diterbitkan oleh tim PPI rumah sakit. dengan mengajukan permohonan izin
Berdasarkan dari studi pendahuluan pelaksanaan penelitian setelah
yang peneliti lakukan di ruang ICU, mendapatkan izin dari pihak Rumah
maka peneliti tertarik untuk meneliti Sakit peneliti memulai dengan
tentang hubungan perawatan CVC pada melaksanakan pengumpulan data ke
pasien terpasang CVC terhadap bagian rekam medis dan ber koordinasi
terjadinya infeksi aliran darah. dengan kepala bidang keperawatan dan

71
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 3, No. 2, Juli 2020
ISSN 2614-4719

kepala ruangan ICU. HASIL DAN PEMBAHASAN


Peneliti menjelaskan kepada para Analisa Univariat
calon responden tentang tujuan, Data Demografi berdasarkan
manfaat, dan prosedur pengisian karakteristik data demografi responden
kuesioner. Pasien yang menanda tangani dapat dilihat di Tabel 1.
informed consent atau diwakilkan Tabel 1. Distribusi Frekuensi
Responden Berdasarkan
keluarga. Responden diminta untuk
Data Demografi
mengisi kuesioner yang telah diberikan Katrakteristik Jumlah %
oleh peneliti. Setelah itu dilakukan Umur
1 bln - 10 thn 13 40,6
pengambilan kultur darah pada pasien 11 thn - 20 thn 5 15,6
yang terpasang CVC selama 48 jam, 21 thn - 40 thn 2 6,3
41 thn - 60 thn 5 15,6
selanjutnya peneliti menunggu hasil > 60 thn 7 21,9
dalam 3 hari. Selanjutnya peneliti Total 32 100
Jenis kelamin
mengambil data dengan dari tim PPI Laki – laki 20 62,5
rumah sakit. Perempuan 12 37,5
Total 32 100
Instrumen penelitian dalam bentuk
Pendidikan
kuesioner yang disusun sendiri oleh Tidak sekolah 10 31,3
peneliti yang berpedoman pada tinjauan SD 10 31,3
SMP 5 15,6
pustaka. Serta dari data rekam medik SMA 6 18,8
pasien yang berupa hasil kultur. PT 1 3,1
Total 32 100
Instrument penelitian terdiri dari 3 Pekerjaan
bagian yaitu: data demografi yang berisi Belum bekerja 18 56,3
PNS 3 9,4
umur, jenis kelamin, agama, latar
Pegawai swasta 4 12,5
belakang pendidikan, lama bekerja Dll 7 21,9
untuk responden perawat, dan untuk Total 32 100
Agama
respoden pasien. Kedua tentang Islam 17 53,1
pernyataan penerapan bundel IADP, dan Kristen 14 43,8
Hindu 1 3,1
Ketiga tentang data adanya infeksi atau
Total 32 100
tidak infeksi.
Analisa univariat menghasilkan Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat
distribusi dan persentase. Analisa bahwa karakteristik responden
bivariat untuk mengetahui adanya berdasarkan umur mayoritas berumur 1
hubungan atau korelasi. Uji statistik bln sampai 10 tahun sebanyak 13 orang
yang digunakan adalah uji Chi- square. (40,6%), berdasarkan jenis kelamin
mayoritas laki-laki sebanyak 20 orang

72
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 3, No. 2, Juli 2020
ISSN 2614-4719

(62,5%), berdasarkan pendidikan responden mayoritas tidak bekerja


mayoritas tidak sekolah sebanyak 10 sebanyak 18 orang (56,3%), berdasarkan
orang (31,3%), dan SD sebanyak 10 agama mayoritas Islam sebanyak 17
orang (31,3%), berdasarkan pekerjaan orang (53,1%).

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Perawatan Catether Vena Central (CVC)


Perawatan CVC Jumlah Persentase (%)
Baik 28 87.5
Cukup baik 4 12.5
Total 32 100

Berdasarkan hasil penelitian pada vena central (CVC) di ruang ICU adalah
Tabel 2, mayoritas perawatan catether baik sebanyak 28 (87.5%).

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kejadian Infeksi Aliran Darah Primer


(IADP)
Kejadian IADP Jumlah Persentase (%)
Tidak terjadi IADP 27 84.4
Bias terjadi IADP 5 15.6
Total 32 100

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat (15,6%).


bahwa mayoritas tidak terjadi kejadian Analisis Bivariat
IADP sebanyak 27 orang (84,4%), dan Hasil penelitian dapat dilihat pada
dapat terjadi IADP hanya 5 orang Tabel 4 sebagai berikut:

Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Perawatan CVC Dengan


Terjadinya Infeksi Aliran Darah Primer (IADP)
Kejadian IADP
Perawatan P X²
CVC Tidak terjadi Terjadi
Total %
f % f %
Baik 27 84,4 1 3,1 28 87.5 0,000 24,686
Cukup Baik 0 0,0 4 12,5 4 12.5
Total 27 84,4 5 15,6 32 100

Berdasarkan Tabel 4, perawatan catether vena central (CVC) dengan


CVC yang cukup baik dengan tingkat terjadinya Infeksi Aliran Darah Primer
kejadian IADP pada pasien sebanyak 4 (IADP). Hasil analisa nilai Chi- square
orang (12,5%). Hasil uji statistik didapat X² = 24,686 lebih besar dari X² 2(0,05) =
nilai p value = 0.000 (<0,05) dapat 5,991 maka ada hubungan diantara dua
disimpulkan ada hubungan perawatan variabel tersebut.

73
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 3, No. 2, Juli 2020
ISSN 2614-4719

Pembahasan antiseptik kulit dengan clorhexidine


Penerapan Perawatan CVC gluconate 2%, menghindari lokasi
Berdasarkan hasil penelitian, insersi pada daerah femoral, serta
mayoritas perawatan CVC yang melakukan penilaian harian kebutuhan
dilakukan atau dilaksanakan oleh pemakaian akses sentral.
perawat adalah baik sebanyak 28 Strategi pencegahan IADP seperti
perawatan (87,5%). Disini peneliti mencuci tangan yang efektif sebelum
mencoba mengembangkan isi dari insersi/menggunakan akses CVC,
bundle IADP itu sendiri, dengan menggunakan APD, sarung tangan
menambahkan beberapa item- item yang steril, antiseptik, membersihkan hub
ditemukan di lapangan yang terkait kateter selama 10 detik sebelum
dengan perawatannya. menggunakan, serta penggunaan
Penelitian Widiastuti dan dressing bertujuan untuk mencegah
Wahjuprajitno (2014) ditemukan durasi kontaminasi kuman patogen secara
pemakaian CVC adalah 1.751 hari. intraluminal.
Tingkat tertinggi adalah di bangsal Adapun hal yang sering terlupakan
neurologi. Durasi CVC yang digunakan, dalam perawatan yaitu melakukan swab
penggunaan nutrisi parenteral, sebagai dengan alkohol swab sebelum
faktor paling dominan yang melakukan injeksi, melakukan spouling
mempengaruhi kejadian infeksi pada menggunakan NaCl 0,9% setelah
pasien tersebut. melakukan injeksi, serta hal yang jarang
Perawatan harus sesuai dengan dilakukan yaitu Segera melepas CVC
asuhan keperawatan. Kepatuhan tenaga apabila terdapat tanda-tanda infeksi,
medis khususnya perawat dalam karena yang didapat harus dirawat
melaksanakan tindakan sesuai SPO dahulu, sampai menunggu instruksi
sangat penting perannya dalam menekan dokter, jika setelah dirawat ternyata
nilai terjadinya infeksi. Infeksi yang tanda-tanda infeksi masih didapati maka
dapat terjadi yaitu infeksi lokal di alat baru dilepas.
tempat bekas insersi atau infeksi aliran Hal yang jarang dilakukan bahkan
darah perifer (IADP). ada tidak pernah yaitu memberikan
Institute for Healthcare Improvement Heparin sesuai dosis dokter apabila
(2012) menjelaskan lima langkah utama terjadi obstruksi pada line vena kateter.
pencegahan CLABSI sebelum insersi Pemberian heparin dapat menyebabkan
CVC yaitu tindakan mencuci tangan, gangguan hemorrahagic screening test
menggunakan alat perlindungan diri, (HST) yaitu penilaian perdahan,

74
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 3, No. 2, Juli 2020
ISSN 2614-4719

khususnya pada pasien anak dan pasien keperawatan yang diberikan pada pasien
dengan hemodinamik yang tidak stabil. terpasang CVC, dimana acuan yang
Menggunakan closed sistem (Q-site) dilakukan harus sesuai dengan bundle
juga jarang dilakukan karena IADP, pencegahan infeksi nosokomial
ketersediaan alat (Q-site) yang terbatas. salah satunya adalah perawatan yang
Pada penelitian ini peneliti tepat.
menemukan hal yang unik, dimana jika Berdasarkan hasil analisis deskriptif
terdapat atau ditemukan tanda-tanda diketahui bahwa perawat di ruang ICU
infeksi di daerah penusukan atau daerah rumah sakit sebagian besar melakukan
insersi, seperti kemerahan dan atau pus, perawatan dengan baik. Rumah sakit
kateter tidak langsung dilepas, tetapi selalu menjaga mutu pelayanan yaitu
dilakukan perawatan terlebih dahulu. salah satunya adalah patient safety. Hal
Ada beberapa kasus walaupun dengan itu karena penularan infeksi harus
jumlah yang sangat kecil terbukti diminimalisir sesuai dengan SPO atau
berhasil. acuan yang telah dibuat.
Peneliti mendapatkan bahwa banyak Berdasarkan karakteristik responden
pasien anak-anak yang mengalami mayoritas berumur 1 bln sampai 10
infeksi, mengingat mereka rentan atau tahun. Peneliti melakukan penelitian di
mudah terinfeksi. Hal itu sebabnya ruang PICU (Pediatric Intensive Care
petugas medis yang bersinggungan Unit). Banyaknya terapi atau obat –
dengan pasien harus menjalankan semua obatan yang diberikan sehingga
tindakan sesuai dengan SPO yang sudah memerlukan akses vena yang adekuat.
ada. Banyak kebijakan yang dikeluarkan Perawatan asuhan keperawatan yang
rumah sakit yang mengacu pada baik harus dilaksanakan dengan
keselamatan pasien (patient safety). pendokumentasian yang benar.
Hubungan Perawatan Catether Vena Perawatan CVC yang cukup baik
Central (CVC) pada Pasien
dengan tingkat kejadian IADP pada
Terpasang CVC Terhadap
Terjadinya Infeksi Aliran Darah pasien menunjukkan sebanyak 4 orang
Primer (IADP)
dimana hasil kulturnya terdapat infeksi
Hasil uji statistik didapat ada dengan CVC yang terpasang lebih dari 7
hubungan perawatan catether vena hari.
central (CVC) Pada pasien terpasang Langkah-langkah pencegahan IADP
CVC terhadap terjadinya Infeksi Aliran dalam penerapan bundle IADP atau
Darah Primer (IADP). Perawatan CVC perawatan CVC dapat berbeda antara
merupakan salah satu asuhan satu rumah sakit satu dengan yang lain

75
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 3, No. 2, Juli 2020
ISSN 2614-4719

tergantung dari kebijakan dari rumah yang telah dilakukan sebelumnya.


sakit tersebut. Tindakan perawat terkait Penelitian longitudinal dengan jumlah
dengan perawatan tersebut yang dapat sampel yang besar diharapkan dapat
disimpulkan perawatan yang cukup baik dilakukan untuk meningkatkan
dapat menimbulkan infeksi, baik infeksi diagnosis dan pencegahan IADP di
lokal pada daerah insersi seperti ruang ICU.
kemerahan, berpus, atau basah.
Penggunaan transparan dressing dapat KESIMPULAN DAN SARAN
membantu dengan jelas saat kita Kesimpulan
mengobservasi luka insersi. Dimana Perawatan catether vena central
dressing mengandung clhorhexidine (CVC) di ruang ICU adalah mayoritas
dapat menyerap perdaharan yang terjadi perawatan baik, dan mayoritas tidak
pada luka. terjadi kejadian IADP.
Pada penelitian ini penggunaan Hasil uji statistik didapat nilai p-
dressing transparan cukup baik, value = 0.000 (<0,05) maka dapat
walaupun terkadang masih ada yang disimpulkan ada hubungan perawatan
menggunakan kasa kering dan plester, catether vena central (CVC) Pada
ini dikarenakan setelah pemasangan pasien terpasang CVC terhadap
CVC sering terjadi perdarahan daerah terjadinya Infeksi Aliran Darah Primer
insersi, sehingga penggunaan transparan (IADP).
dressing kadang tidak digunakan. Saran
Setelah insersi, penggantian dressing Bagi Responden
dilakukan 24- 48 jam setelah insersi. Agar dapat menambah pengetahuan
Perawatan yang tepat menjadi dan pengalaman perawat tentang
sasaran untuk menekan jumlah kejadian perawatan CVC pada pasien dengan
infeksi. Cara untuk meningkatkan terjadinya Infeksi Aliran Darah Primer.
kepatuhan tenaga medis pada Central Bagi Rumah Sakit
Line Bundle (perawatan CVC), edukasi Agar dapat memberikan pedoman
dan pengawasan secara berkala oleh tim atau petunjuk bagi perawat di ruang ICU
Pengendali dan Pencegahan Infeksi di rumah sakit.
(PPI) rumah sakit tentang IADP sangat Bagi Peneliti Selanjutnya
diperlukan. Agar menjadi informasi jika ingin
Penelitian ini memilki keterbatasan melakukan penelitian tentang hubungan
dalam waktu penelitian dengan sampel perawatan CVC pada pasien dengan
yang kecil dibandingkan dengan studi terjadinya Infeksi Aliran Darah Primer.

76
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 3, No. 2, Juli 2020
ISSN 2614-4719

DAFTAR PUSTAKA https://doi.org/10.14710/jai.v6i1.657


2
Agarwal, P., Warner, M. B., Reichner,
C., & Lazarous, D. G. (2014).
Marino’s the ICU book, 4th edition.
Annals of the American Thoracic
Society.
https://doi.org/10.1513/AnnalsATS.2
01404-164OT
Centers for Disease Control and
Prevention. (2016). National and
State Associated Infections Progress
Report. Centers for Disease Control
and Prevention.
Garber, S. J., & Puopolo, K. M. (2015).
Prevention of central line–associated
bloodstream infections among infants
in the neonatal intensive care unit.
NeoReviews.
https://doi.org/10.1542/neo.16-4-
e211
Institute for Healthcare Improvement.
(2012). How-to Guide: Prevent
Central LineAssociated Bloodstream
Infections (CLABSI). Retrieved from
https://www.chpso.org/sites/main/file
s/file-
attachments/ihi_howtopreventcentrall
ineassociatedbloodstreaminfections.p
df
Kementerian Kesehatan RI. (2012).
Pedoman teknis bangunan rumah
sakit ruang perawatan intensif.
Jakarta: Direktorat Bina Pelayanan
Penunjang Medik dan Sarana
Kesehatan Direktorat Bina Upaya
Kesehatan.
Miller, J. (2017). Critical Care Nursing:
Diagnosis and Management 8th
edition. Critical Care Nurse.
https://doi.org/10.4037/ccn2017185
Said, S., Taslim, N. A., & Bahar, B.
(2016). Hubungan IMT dan kadar
albumin berhubungan dengan
penyembuhan luka. Jurnal
Keperawatan Padjadjaran.
https://doi.org/10.24198/jkp.v4n1.6
Widiastuti, E. S., & Wahjuprajitno, B.
(2014). Angka kejadian dan faktor-
faktor yang mempengaruhi infeksi
paska pemasangan kateter Vena
Sentral di Rumah Sakit Dr. Soetomo.
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia).

77

You might also like