You are on page 1of 112

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU TENTANG

PENATALAKSANAAN DM PADA PASIEN DM DI PUSKESMAS


CIPUTAT TIMUR

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

OLEH :

IKA FEBTY DYAH CHIPTARINI

NIM: 1110104000042

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1435 H/ 2014 M
FACULTY OF MEDICINEANDHEALTHSCIENCES
SCHOOL OF NURSING
SYARIF HIDAYATULLAH STATEISLAMIC UNIVERSITYJAKARTA
Undergraduate Thesis, July 2014

IkaFebty Dyah Chiptarini, NIM: 1110104000042

Preview Knowledge and Behavior About Management DM in DM patients at


Puskesmas East Ciputat
xvii – 75 pages – 2 schemes – 19 tables – 5 attachments

ABSTRACT

Diabetes Mellitus (DM) in Puskesmas East Ciputat located on the second sequence of
degenerative diseases with a prevalence of 3.9%. Management of DM necessary knowledge
and healthy behaviors in patients with DM. This study aims to describe the knowledge and
behavior of the management of diabetes mellitus in patients with diabetes in Puskesmas East
Ciputat.
Study sample were 58 respondents with a purposive sampling technique. The design used is
descriptive research with quantitative approach. Collecting data using a questionnaire
research instruments. The data analysis using univariate analysis.
The results that knowledge of the management of patients with DM enough majority
(50.0%). Behavior Management of diabetes education the majority of patients seek out
treatment of diabetes mellitus (75.9%) by physicians (65.2%), and majority of patients do not
follow education (74.1%). Dietary behavior of patients in a week on average consume
vegetables 5 days, 2 days of consuming high-sugar, limiting servings of rice 6 days, replacing
rice 3 days and low carb milk coconut foods 4 days. Physical exercise behavior of patients on
average in one week exercise at least 30 minutes for 4 days. Patient medication adherence
behavior in one week on average taking drugs and dosing schedule as much as 7 days, and
the majority of patients do run out of control when the drug (93.1%). Behavior checks blood
sugar levels do 1x/bulan majority of patients (67.9%), blood pressure checks the majority of
patients do 1x/bulan (63.8%). Behavioral treatment of the patient's legs nicely balanced and
less each (50.0%).
Researchers advise patients to increase knowledge, dietary behaviors, exercise and foot care
as well as maintaining compliance with medication and monitoring blood sugar regularly.

Keywords: Diabetes Mellitus, Diabetes Mellitus Management, Knowledge, Behavior


Reading List: 40 (yaers 2002-2013)

iii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi, Juli 2014

Ika Febty Dyah Chiptarini, NIM: 1110104000042

Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Tentang Penatalaksanaan DM pada Pasien DM


di Puskesmas Ciputat Timur

xvii – 75 halaman – 2 bagan – 19 tabel – 5 lampiran

ABSTRAK

Penyakit Diabetes Mellitus (DM) di Puskesmas Ciputat Timur terdapat pada urutan kedua
dari penyakit degeneratif dengan prevalensi 3,9%. Penatalaksanaan DM diperlukan
pengetahuan dan perilaku yang sehat pada penderita DM.Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran pengetahuan dan perilaku tentang penatalaksanaan DM pada pasien
DM di Puskesmas Ciputat Timur.
Sampel penelitian sebanyak 58 responden dengan teknik Purposive Sampling. Desain yang
digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Teknik analisa data menggunakan
analisa univariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan penatalaksanaan DM pasien DM
mayoritas cukup (50,0%). Perilaku Penatalaksanaan DM edukasi mayoritas pasien mencari
tahu penatalaksanaan DM (75,9%) melalui dokter (65,2%), dan mayoritas pasien tidak
mengikuti penyuluhan (74,1%). Perilaku diet pasien dalam satu minggu rata-rata
mengkonsumsi sayur 5 hari, mengkonsumsi tinggi gula 2 hari, membatasi porsi nasi 6 hari,
mengganti nasi dengan rendah karbohidrat 3 hari dan mengkonsumsi makanan yang
bersantan 4 hari. Perilaku latihan fisik pasien rata-rata dalam satu minggu melakukan olah
raga minimal 30 menit selama 4 hari. Perilaku kepatuhan obat pasien dalam satu minggu rata-
rata meminum obat sesuai jadwal dan dosis sebanyak 7 hari, serta pasien mayoritas
melakukan kontrol bila obat habis (93,1). Perilaku pemeriksaan kadar gula darah pasien
mayoritas melakukan 1x/bulan (67,9%), pemeriksaan tekanan darah mayoritas pasien
melakukan 1x/bulan (63,8). Perilaku perawatan kakipasien seimbang baik dan kurang
masing-masing (50,0%).
Peneliti menyarankan pasien dapat meningkatkan pengetahuan, perilaku diet, olahraga dan
perawatan kaki serta mempertahankan kepatuhan obat dan pemantauan gula darah berkala.

Kata Kunci: Diabetes Mellitus, Penatalaksanaan Diabetes Mellitus, Pengetahuan, Perilaku

Daftar Bacaan : 40 (tahun 2002 - 2013)

iv
PER}IYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan Judul

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU TENTANG


PENATALAKSANAAN DM PADA PASIEN DM DI PUSKESMAS
CIPUTAT TIMUR

Telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing skripsi

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas'Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

DISUSUN OLEH

IKA FEBTY DYAH CHIPTARIM


1110104000042

Pembimbing I Pemhimbing 2

NIP. 19680808 200604 2001 NrP. 19731106 200s01 2 a03

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

F'AKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAII

JAKARTA

143s H I 2014.!I
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan Judul

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU TENTANG


PENATALAKSANAAN DM PAI}A PASIEN DM DI PUSKESMAS
CIPUTAT TIMT]R

Telah disusun dan dipertahankan dihadapan penguji oleh :

Ika Febty Dvah Chiptarini


, NIM:1110104000042

Pembimbing I Pembimbing II

NIP. 19680808 200604 2 001


W
Ernawali. S,Kp. M.Kep. Sp.KMB

NIP. 19731106 200501 2 003

Penguji I Penguji II

4e$
Nia Damiati. S.Kp, M.SN

NIP. 19790114 200s01 2 007


W
Ernawati. S.Kp. M.Kep. Sp.KMB

NIP. 19731106 200501 2 003

Penguji III

f^r
Maftuhah, S.Kn, M.Kep. Ph.D

r\IIP. 19680808 2006042 001


LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan Judul

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU TENTANG


PENATALAKSANAAI{ DM PADA PASIEN DM DI PUSKESMAS
CIPUTAT TIMT]R

Telah disusun dan dipertahankan dihadapan penguji oleh :

Ika Febtv Dyah Chiptarini


NIM: 1110104000042

Mengetahui,

Ketua Prograrn Studi Ilmu Keperawatan

NIP. 19790520 200901 I 0r2

Dekan Fakuttas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Syarif Hidayatul tah Jakarta

h>
il Tadi

vil
FACULTY OF MEDICINEANDHEALTHSCIENCES

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : IKA FEBTY DYAH CHIPTARINI


Tempat, Tanggal Lahir : Magetan, 8 Februari 1993
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Desa Getasanyar RT 04/ RW 01, Kecamatan Sidorejo,
Kabupaten Magetan, Jawa Timur
Telepon : 0857-14042-390 / 0888-5743-582
E-mail : ikafebtydyah@yahoo.co.id
Fakultas/Jurusan : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan /
Program Studi Ilmu Keperawatan

PENDIDIKAN

1. TK Nurul Ikhlas Jakarta 1997 – 1998


2. SD Negeri Pacalan 1 1998 – 2004
3. SMP Negeri 1 Plaosan 2004 – 2007
4. SMA Negeri 3 Magetan 2007 – 2010
5. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2010 – Sekarang

ORGANISASI

1. Pramuka 2007 – 2008


2. Rohis 2008 – 2010

viii
LEMBAR PERSEMBAHAN

Sebuah ketulusan dan pengorbanan yang telah dilakukan

Perjalanan panjang untuk menempuh keberhasilan dan masa depan

Semua ini takkan bisa ku lakukan

tanpa dua orang terhebat dalam hidupku

“Ibu dan Ayahku”

Yang selalu menjadi inspirasi hidupku

Bismillah . . .

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

 Ibuku “Tarmini” sebagai motivator terhebat di jagad raya ini, dengan


kasih sayang dan kesabaranmu membesarkan dan mendidik anakmu sejauh
ini. Dari do’a-do’a yang kau panjatkan untuk keberhasilanku. Rasa syukurku
yang tak terkira bisa terlahir dari rahimmu. Terimakasih untuk semuanya
ibu, Love you Mom, love you more and more.
 Ayahku “Puryadi” sebagai laki-laki pertama yang ku cinta, yang selalu
menyayangiku, mendidikku dan berjuang tanpa henti dan tiada lelah. Dalam
diammu ayah aku menyayangimu dan mengagumi ketangguhanmu. Terima
kasih untuk semuanya Ayah, Love you more.
 Adik-Adikku “Lulut & Sukma” you’re my beloved sister, terimakasih atas
semangat yang selalu terucapkan untukku. I love you
 Seseorang tersayang “Dhian” yang sudah mengiringi perjalananku selama
masa perkuliahan ini, memberikan semangat, dan selalu membimbingku dan
mengingatkanku di setiap kesalahanku.
 Teruntuk teman-teman terdekatku, tetaplah kalian menjadi teman
terbaikku.

ix
 Semua orang yang telah mendo’akanku tanpa aku ketahui. Terimakasih
untuk semua kasih sayang yang tulus, semoga Allah membalas kebaikan
kalian.

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, karunia dan ridha-Nya serta shalawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Gambaran
Pengetahuan dan Perilaku Tentanng Penatalaksanaan DM pada Pasien DM di Puskesmas
Ciputat Timur.”

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana keperawatan
pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Melalui penyusunan skripsi ini, banyak hal yang telah penulis peroleh
terutama dalam menambah pengetahuan penulis yang berhubungan dengan aplikasi mata
kuliah.

Penulis menyadari bahwa penyajian skripsi ini jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan
masih terbatasnya pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan penulis. Oleh karena itu,
segala kritik dan saran yang berguna untuk menyempurnakan skripsi ini akan penulis terima
dengan hati terbuka dan rasa terima kasih.
Pada kesempatan yang baik ini, penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya
kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia dan ridha-Nya.


2. Ayah, ibu dan adik tercinta serta seseorang tersayang yang selalu memberikan kasih
sayang, do’a dan semangat selama penulis mengikuti pendidikan di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Prof. Dr (hc). Dr. Muhammad Kamil Tajuddin, Sp. And., selaku dekan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.

x
4. Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, M.KM, selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Ns. Eni Nuraini Agustini, S.Kep, M.Sc, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, M.KM, selaku pembimbing akademik yang
telah memberikan motivasi selama penulis belajar di Program Studi Ilmu
Keperawatan.
7. Ibu Maftuhah, S.Kp, M.Kep, PhD selaku pembimbing 1 yang dengan sabar
membimbing, memberikan saran dan motivasi dalam penulisan proposal ini.
8. Ibu Ernawati, S.Kp, M.Kep, Sp.KMB selaku pembimbing 2 yang dengan sabar
membimbing, memberikan saran dan motivasi dalam penulisan proposal ini.
9. Bapak/Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.
10. Teman-teman ku di Ilmu Keperawatan angkatan 2010 yang telah berjuang bersama-
sama selama perkuliahan.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu.

Penulis berdo’a semoga semua kebaikan yang telah diberikan mendapatkan balasan
dari Allah SWT amin. Penulisan proposal ini masih jauh dari sempurna, namun penulis
berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jakarta, Juni 2013

Penulis

xi
DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ............................................................................................................... i


Pernyataan Keaslian Karya ............................................................................................ ii
Abstract ......................................................................................................................... iii
Abstrak .......................................................................................................................... iv
Pernyataan Persetujuan ................................................................................................. v
Lembar Pengesahan ...................................................................................................... vi
Daftar Riwayat Hidup ................................................................................................... viii
Lembar Persembahan ................................................................................................... ix
Kata Pengantar .............................................................................................................. x
Daftar Isi ....................................................................................................................... xii
Daftar Tabel .................................................................................................................. xv
Daftar Bagan ................................................................................................................ xvi
Daftar Lampiran ........................................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 4
C. Pertanyaan Penelitian ........................................................................................ 4
D. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 5
E. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 5
F. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


xii
A. Diabetes Mellitus
1. Pengertian Diabetes Mellitus ..................................................................... 7
2. Klasifikasi Diabetes Mellitus ..................................................................... 8
3. Patofisiologi Diabetes Mellitus .................................................................. 9
4. Faktor Resiko Diabetes Mellitus ................................................................ 10
5. Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus ......................................................... 13
6. Komplikasi Diabetes Mellitus .................................................................... 14
B. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus
1. Edukasi ....................................................................................................... 15
2. Diet ............................................................................................................. 16
3. Exercise ...................................................................................................... 17
4. Terapi Obat ................................................................................................. 18
5. Pemantauan Kadar Gula darah dan Mencegah Komplikasi ....................... 20
C. Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan .......... .................................................................. 21
2. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ..................................... 22
3. Tingkat Pengetahuan ................................................................................. 23
D. Perilaku
1. Definisi Perilaku ........................................................................................ 25
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku ............................................. 26
3. Pengukuran Perilaku ................................................................................. 27
4. Tujuan Perubahan Perilaku Pasien DM .................................................... 28
E. Kerangka Teori ............................................................................................... 30
F. Penelitian Terkait ............................................................................................ 31

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL


A. Kerangka Konsep ............................................................................................ 32
B. Definisi Operasional ........................................................................................ 33

BAB IV METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian ............................................................................................. 38
B. Populasi dan Sampel ....................................................................................... 38
C. Teknik Pengambilan Sampel .......................................................................... 39
D. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................................... 40

xiii
E. Instrumen Penelitian ....................................................................................... 40
F. Uji Validitas dan Reliabilitas .......................................................................... 41
G. Metode Pengumpulan Data ............................................................................. 43
H. Pengolahan Data .............................................................................................. 44
I. Teknik Analisa Data ........................................................................................ 45
J. Etika Penelitian ............................................................................................... 46

BAB V HASIL PENELITIAN


A. Profil Puskesmas Ciputat Timur .................................................................... 48
B. Hasil Analisa Univariat .................................................................................. 50

BAB VI PEMBAHASAN
A. Analisa Univariat ........................................................................................... 62
B. Keterbatasan Penelitian ................................................................................. 70

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ................................................................................................... 71
B. Saran ............................................................................................................. 73

Daftar Pustaka
Lampiran

xiv
DAFTAR TABEL

Halaman

2.1 Bahan Makanan Yang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk Penderita DM 17

3.1 Defini Operasional Variabel 34

5.1 Tenaga Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2014 49

5.2 Distribusi Frekuensi Data Demografi Berdasarkan Usia 51

5.3 Distribusi Frekuensi Data Demografi Berdasarkan Jenis Kelamin 52

5.4 Distribusi Frekuensi Data Demografi Berdasarkan Penyakit Penyerta 52

5.5 Distribusi Frekuensi Data Demografi Berdasarkan Lama Menderita DM 53

5.6 Distribusi Frekuensi Data Demografi Berdasarkan Pendidikan 53

5.7 Distribusi Frekuensi Data Demografi Berdasarkan Pekerjaan 54

5.8 Distribusi Frekuensi Pengetahuan 55

5.9 Distribusi Frekuensi Perilaku Edukasi Berdasarkan Mencari Tahu 56

5.10 Distribusi Frekuensi Perilaku Edukasi Berdasarkan Cara Mencari Tahu 56

5.11 Distribusi Frekuensi Perilaku Edukasi Berdasarkan yang Mengikuti Penyuluhan 56

5.12 Distribusi Deskriptif Perilaku Dietdalam satu Minggu 57

5.13 Distribusi Deskriptif Perilaku Exercise/Latihan Fisik dalam satu Minggu 58

5.14 Distribusi Deskriptif Perilaku Kepatuhan Obat dalam Satu Minggu 59

5.15 Distribusi Frekuensi Perilaku Kepatuhan Obat yang melakukan

Kontrol jika Obat Habis 59

5.16 Distribusi Frekuensi Perilaku Pemeriksaan Kadar Gula Darah 60

5.17 Distribusi Frekuensi Perilaku Pemeriksaan Tekanan Darah 61

xv
5.18 Distribusi Frekuensi Gambaran Perilaku Perawatan Kaki 62

DAFTAR BAGAN
Halaman
2.1 Kerangka Teori Penelitian 30
3.1 Kerangka Konsep Penelitian 33

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumen Perizinan

Lampiran 2. Informed Consent

Lampiran 3. Kuesioner

Lampiran 4. Hasil Olahan SPSS Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 5. Hasil Olahan SPSS Analisa Data Univariat

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes melitus (DM) adalah salah satu penyakit kronik yang terjadi

pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Assosiation/ADA, 2004). DM

merupakan sekelompok penyakit metabolik dengan karakteristik terjadinya

peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemi), yang terjadi akibat kelainan

sekresi insulin, aktivitas insulin dan keduanya (Smeltzer & Bare, 2008). DM

adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk

heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat. Jika

telah berkembang penuh secara klinis, maka DM ditandai oleh hiperglikemia,

arterosklerotik, mikroangiopati dan neuropati (Price. et al. 2005).

Menurut survey yang dilakukan oleh World Health Organization / WHO

(2011), prevalensi DM diperkirakan terus bertambah dan lebih meningkat di

negara-negara yang sedang berkembang. WHO (2011), menyebutkan

penyandang DM di dunia pada tahun 2000 berjumlah 171 juta orang. Jika

tidak ada tindakan lanjut untuk penanganan DM, jumlah ini diperkirakan

akan meningkat menjadi 552 juta pada tahun 2030. International Diabetic

Federation (IDF) memperkirakan bahwa sebanyak 183 juta orang tidak

menyadari bahwa mereka mengidap DM. Sebesar 80% orang dengan DM

tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah, (IDF, 2011). Pada

tahun 2006, terdapat lebih dari 50 juta orang yang menderita DM di Asia

1
Tenggara (IDF, 2009). Jumlah penderita DM terbesar berusia antara 40-59

tahun (IDF, 2011).

Hasil dari Riskesdas (2013) mengatakan bahwa prevalensi DM di

perkotaan cenderung lebih tinggi daripada di pedesaan, dan cenderung lebih

tinggi pada masyarakat yang pendidikannya tinggi. Prevalensi Penderita DM

di Puskesmas Ciputat Timur pada tahun 2013 yaitu 3,9% dari jumlah

penduduk di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur (Laporan Tahunan,

2013).

Prevalensi DM yang terus meningkat, secara tidak langsung akan

meningkatkan angka kesakitan dan kematian akibat komplikasi DM.

Diperkirakan pada tahun 2030 berjumlah 366 juta penderita DM dan 3,2 juta

kematian setiap tahunnya yang disebabkan oleh komplikasi penyakit ini,

seperti penyakit jantung, ginjal, kebutaan, aterosklerosis, bahkan sebagian

tubuh bisa diamputasi (PERKENI, 2006). Dampak DM terhadap kehidupan

dan kesehatan merupakan hal yang perlu di pertimbangkan dan hal-hal kecil

secara signifikan dapat berkembang dengan cepat pada pasien DM yang dapat

menimbulkan kecacatan dengan merusak fungsi tubuh individu dan kualitas

hidupnya sehingga memberikan dampak negatif terhadap kualitas dan lama

hidup (Hogan, et all., 2010).

Melihat kenaikan DM secara global yang terutama disebabkan karena

perubahan gaya hidup yang kurang sehat, maka dapat disimpulkan dalam

kurun waktu satu atau dua dekade yang akan datang kejadian DM di

Indonesia akan meningkat drastis. Tindakan pengendalian DM untuk

mencegah komplikasi sangat diperlukan, khususnya dengan menjaga tingkat

2
gula darah sedekat mungkin dengan noral.pengendalian gula darah ini sangat

sulit untuk dipertahankan. Kejadian ini disebabkan karena tidak disiplinnya

penderita dalam penatalaksanaan DM (Waspadji, 2007).

Menurut Perkeni (2006) penatalaksanaan DM terdiri dari 5 pilar yaitu;

edukasi, diet DM, exercise/latihan fisik, kepatuhan obat, selain itu juga

termasuk pencegahan DM dengan pemantauan kadar gula darah dan

perawatan kaki. Sesuai dengan tujuan penatalaksanaan DM yang disebutkan

dalam Perkeni (2006) yaitu untuk menciptakan perilaku sehat dalam

penanganan DM sesuai dengan penatalaksanaan yang dianjurkan. Perilaku

sehat adalah suatu respon organisme terhadap stimulus atau obyek yang

berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan

dan minuman serta lingkungan (Notoatmodjo, 2003).

Berdasarkan penelitian tentang perilaku dari Rogers yang dikutip oleh

Notoatmojo (2007) mengatakan bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan

domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan atau perilaku

seseorang. Pengetahuan penderita tentang DM merupakan sarana yang dapat

membantu penderita menjalankan penanganan DM selama hidupnya sehingga

semakin baik penderita mengerti tentang penyakitnya semakin mengerti

bagaimana harus berperilaku dalam penanganan penyakitnya (Waspadji,

2004)

Penelitian yang dilakukan Gultom (2012), didapatkan hasil gambaran

tentang manajemen DM-nya rendah. Pada penelitian Mahmudin (2012)

didapatkan hasil yang menunjukkan 80,3% mayoritas responden memiliki

manajemen mandiri DM tipe 2 yang baik pada aspek nutrisi dan kepatuhan

3
pada terapi obat 91,8%, sementara tidak baik pada latihan fisik 52,5% dan

monitor gula darah 50,8%.

Hasil dari studi pendahuluan dengan wawancara 5 penderita DM yang

berkunjung di Puskesmas Ciputat Timur didapatkan hasil bahwa pasien sudah

mendapatkan informasi tentang cara penatalaksanaan DM dari dokter dan tim

kesehatan yang ada di puskesmas ciputat timur. Disini peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “gambaran pengetahuan dan perilaku tentang

penatalaksanaan DM pada pasien DM di Puskesmas Ciputat Timur” karena

semakin meningkatnya penderita DM di puskesmas Ciputat Timur.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan dari latar belakang di atas, DM merupakan

penyakit kronik yang banyak ditemukan di Indonesia. Prevalensi penderita

DM di dunia semakin meningkat bersamaan dengan komplikasinya.

Pencegahan keparahan penyakit DM dilakukan dengan penatalaksanaan DM,

hal ini berkaitan dengan pengetahuan dan perilaku penderita DM dalam

melakukan penatalaksanaan DM. Sehingga disini peneliti tertarik melakukan

penelitian dengan tujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan

perilaku tentang penatalaksanaan DM di Puskesmas Ciputat Timur.

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran pengetahuan dan perilaku penatalaksanaan DM pada

pasien DM di Puskesmas Ciputat Timur ?

4
D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengetahuan dan perilaku tentang

penatalaksanaan DM pada pasien DM di Puskesmas Ciputat Timur.

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan data demografi pasien Diabetes Melitus di

Puskesmas Ciputat Timur meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan,

pekerjaan, penyakit penyerta dan lama menderita DM.

b. Mengetahui pengetahuan dan perilaku pasien DM tentang

Penatalaksanaan DM (edukasi, diet, obat-obatan DM, latihan jasmani,

pemantauan kadar gula darah dan perawatan kaki).

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapakan dapat menjadi latihan peneliti dan

meningkatkan kritikal thinking peneliti untuk mengetahui karakteristik

penderita DM, pengetahuan dan perilaku pasien DM tentang

penatalaksanaan DM. Dan dapat melatih peniliti dalam melakukan riset

atau penelitian untuk mendapatkan gelas sarjana keperawatan.

2. Bagi Puskesmas

Penulisan penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pihak tim kesehatan

di puskesmas untuk memberikan pendidikan kesehatan sedini mungkin

untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang penatalaksanaan DM

5
dan merubah perilaku pasien DM untuk mencegah keparahan penyakit

dan meningkatkan kualitas kesehatan pasien DM.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah yang bertujuan

untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan perilaku tentang Penatalaksanaan DM

pada pasien DM di Puskesmas Ciputat Timur . Jenis penelitian ini adalah penelitian

deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah semua

penderita DM di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur. Tehnik pengambilan

sampel (non probability sampling) yaitu purposive sampling dengan jumlah sampel

58 . Penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Ciputat Timur pada bulan Mei - Juni

2014.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Diabetes Mellitus

1. Pengertian Diabetes Mellitus

Menurut WHO (2006), Diabetes melitus adalah gangguan metabolik

yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah yang disebut

Hiperglikemia dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan

protein yang disebabkan karena kerusakan dalam produksi insulin dan

kerja dari insulin tidak optimal. Diabetes melitus adalah suatu kumpulan

gejala yangn timbul karena adanya peningkatan kadar glukosa darah

akibat penurunan sekresi insulin yang progresif yang dilatar belakangi

oleh retensi insulin (Suyono,2009).

Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis

dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya

toleransi karbohidrat. Apabila sudah berkembang penuh secara klinis,

maka diabetes melitus ditandai oleh hiperglikemia, arterosklerotik,

mikroangiopati dan neuropati (Price & Wilson, 2006). Sedangkan

menurut (Lemone & Burke, 2008) diabetes melitus adalah sekelompok

penyakit yang dikarakteristikan oleh hiperglikemia akibat dari kelainan

sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya.

7
Menurut Perkeni (2011) dan ADA (2012) Diabetes mellitus adalah

suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemi

yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, gangguan kerja insulin atau

keduanya, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata,

ginjal, saraf dan pembuluh darah.

2. Klasifikasi Diabetes Mellitus menurut WHO (2006)

a. Diabetes Melitus Tipe 1

Pada Diabetes Melitus Tipe satu dikenal dengan Diabetes

tergantung Insulin. Tipe ini berkembang jika sel-sel Beta Pánkreas

memproduksi insulin terlalu sedikit atau tidak memproduksi sama

sekali, yang disebabkan autoimunitas atau idiopatik. Diabetes Tipe 1

disebabkan karena kerusakan sel beta yang menyebabkan defisiensi

insulin absolut (Sutjahjo dkk, 2006). Penderita Diabetes Tipe 1 ini

sekitar 5-10% penderita DM.

b. Diabetes Melitus Tipe 2

Diabetes Melitus tipe 2 dikenal sebagai diabetes tidak tergantung

insulin. Diabetes tipe ini berkembang ketika tubuh masih

menghasilkan insulin tetapi tidak cukup dalam pemenuhannya atau

bisa juga insulin yang dihasilkan mengalami resistensi yang

menyebabkan insulin tidak dapat bekerja secara maksimal. Kondisi

pada pasien tipe 2 bervariasi, mulai dari resistensi insulin disertai

defisiensi insulin relatif sampai yang domin. an defek sekresi insulin

disertasi resistensi insulin (Sutjahjo dkk, 2006). Sekitar 90-95%

penderita DM adalah Diabetes Tipe 2.

8
c. Diabetes Melitus Gestasional (DMG)

DMG diakibatkan dari kombinasi kemampuan reaksi dan

pengeluaran hormon insulin yang tidak cukup. Biasanya terjadi pada

kehamilan dan akan sembuh setelah melahirkan. Penderita DMG

terjadi 2-5% dari seluruh kehamilan.

d. Diabetes Melitus Tipe Lain

DM disebabkan karena kelainan genetic, penyakit pancreas, obat,

infeksi, antibody, sindroma penyakit lain. Diabetes tipe lain dapat juga

disebabkan defek genetik fungsi insulin, defek genetik kerja insulin,

penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati, karena obat atau zat kimia

(Sutjahjo dkk, 2006).

3. Patofisiologi Diabetes Mellitus

Semua tipe Diabetes Melitus, sebab utamanya adalah hiperglikemi

atau tingginya gula darah dalam tubuh yang disebabkan sekresi insulin,

kerja dari insulin atau keduanya (Ignativicius & Workman, 2006).

Defisiensi insulin dapat terjadi melalui 3 jalan, yaitu (ADA, 2012) :

a. Rusaknya sel-sel β pancreas. Rusaknya sel beta ini dapat

dikarenakan genetik, imunologis atau dari lingkungan seperti

virus. Karakteristik ini biasanya terdapat pada Diabetes Melitus

tipe 1.

b. Penurunan reseptor glukosa pada kelenjar pankreas.

c. Kerusakan reseptor insulin di jaringan perifer.

9
Diabetes mellitus mengalami defisiensi insulin menyebabkan

glukagon meningkat sehingga terjadi pemecahan gula baru

(glukoneogenesis) yang menyebabkan metabolisme lemak maningkat

kemudian terjadi proses pembentukan keton (ketogenesis). Terjadinya

peningkatan keton di dalam plasma akan menyebabkan ketonuria (keton

dalam urin) dan kadar natrium menurun serta pH serum menurun yang

menyebabkan asidosis.

Defisiensi insulin ini menyebabkan penggunaan glukosa oleh sel

menjadi menurun sehingga kadar glukosa darah dalam plasma tinggi

(hiperglikemi). Jika hiperglikemianya parah dan melebihi ambang ginjal

maka timbul glikosuria. Glukosuria ini akan menyebabkan deuresis

osmotik yang meningkatkan pengeluaran kemih (poliuri) dan timbul rasa

haus (polidipsi) sehingga terjadi dehidrasi. Glukosuria menyebabkan

keseimbangan kalori negatif sehingga menimbulkan rasa lapar (polifagi).

Penggunaan glukosa oleh sel menurun mengakibatkan produksi

metabolisme energi menjadi menurun sehingga tubuh menjadi lemah

(Price, 2000).

4. Faktor Resiko

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya peningkatan kadar

gula darah dan DM yaitu :

a. Usia

Golberg dan Coon (2006) menyatakan bahwa usia sangat erat

kaitannya dengan kenaikan kadar glukosa darah, sehingga semakin

10
meningkat usia, maka prevalensi DM dan gangguan toleransi gula

darah semakin tinggi. Umumnya manusia mengalami perubahan

fisiologis yang menurun dengan cepat setelah usia 40 tahun. DM

sering muncul setelah usia lanjut terutama setelah berusia 45 tahun

pada mereka yang berat badannya berlebih, sehingga tubuhnya tidak

peka terhadap insulin. (Hadibroto et al, 2010)

b. Jenis Kelamin

Meskipun belum diketahui secara pasti jenis kelamin terhadap

diabetes mellitus dan peningkatan kadar gula darah, namun jenik

kelamin menjadi salah satu faktor resiko diabetes mellitus. Insiden

diabetes adalah 1,1 per 1000 orang/tahun pada wanita dan 1,2 per 1000

orang/tahun pada laki-laki (Creator, et al, 2010).

c. Keturunan (Genetik)

Diabetes melitus dapat diturunkan dari keluarga sebelumnya yang

juga menderita DM, karena kelainan gen mengakibatkan tubuhnya

tidak dapat menghasilkan insulin dengan baik. Tetapi resiko terkena

DM juga tergantung pada faktor kelebihan berat badan, kurang gerak

dan stress. (Hadibroto et al, 2010)

d. Kegemukan/Obesitas

1) Perubahan gaya hidup dari tradisional ke gaya hidup barat

Stres kronis cenderung membuat seseorang mencari makanan yang

manis-manis dan berlemak tinggi untuk meningkatkan kadar

serotonin otak. Serotonin ini memiliki efek penenang sementara

11
untuk menurunkan stres, tetapi gula dan lemak dapat berakibat

fatal dan beresiko terjadinya DM.

2) Makan berlebihan

Obesitas bukanlah karena makanan yang manis dan kaya lemak

saja, tetapi juga disebabkan karena konsumsi yang terlalu banyak

yang disimpan danlam tubuh dan sangat berlebihan

3) Hidup santai dan kurang aktifitas

(Hadibroto et al, 2010)

e. Lama Menderita DM

Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis dan menahun. Oleh

karena itu pengendalian terhadap kanikan gula darah perlu sekali

diperhatikan. Dampak dari tidak terkontrolnya gula darah adalah

komplikasi. Komplikasi kronik DM adalah sebagai akibat kelainan

metanolik yang ditemui pada pasien DM (Waspadji, 2009). Semakin

lama pasien menderita DM dengan kondisi hiperglikemi, maka

semakin tinggi kemungkinan terjadinya komplikasi kronik.

f. Penyakit Penyerta

Penderita DM mempunyai resiko untuk terjadinya penyakit

jantung koroner dan penyakit pembuluh darah otak dua kali lebih

besar, lima kali mudah terkena ulkus atau gangren, tujuh kali lebih

mudah terkena gagal ginjal terminal, 25 kali lebih mudah mengalami

kebutaan akibat kerusakan retina dari pada penderita non diabetes

mellitus (Waspadji, 2009). Bila sudah terjadi penyulit, usaha untuk

12
penyembuhan melalui pengontrolan kadar gula darah dan pengobatan

penyakit tersebut ke arah normal sangat sulit. Kerusakan yang sudah

terjadi umumnya akan menetap (Waspadji, 2009).

5. Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus

Tanda dan Gejala Diabetes Melitus dapat digolongkan menjadi gejala

akut dan gejala kronik (Ignativicius dan Workman, 2006; Perkeni, 2011) :

a. Gejala Akut Penyakit Diabetes Melitus

Gejala penyakit Diabetes Melitus dari satu penderita ke penderita

lain bervariasi, bahkan mungkin tidak menunjukkan gejala apa pun

sampai saat tertentu. Permulaan gejala yang ditunjukkan meliputi serba

banyak (poli) yaitu banyak makan (poliphagi), banyak minum

(polidipsi) dan banyak kencing (poliuri). Keadaan tersebut, jika tidak

segera diobati maka akan timbul gejala banyak minum, banyak

kencing, nafsu makan mulai berkurang/berat badan turun dengan cepat

(turun 5 – 10 kg dalam waktu 2 – 4 minggu), mudah lelah, dan bila

tidak lekas diobati, akan timbul rasa mual, bahkan penderita akan jatuh

koma yang disebut dengan koma diabetik.

b. Gejala Kronik Diabetes Melitus

Gejala kronik yang sering dialami oleh penderita Diabetes Melitus

adalah kesemutan; kulit terasa panas, atau seperti tertusuktusuk jarum;

rasa tebal di kulit; kram; capai; mudah mengantuk, mata kabur,

biasanya sering ganti kacamata; gatal di sekitar kemaluan terutama

13
wanita; gigi mudah goyah dan mudah lepas kemampuan seksual

menurun, bahkan impotensi dan para ibu hamil sering mengalami

keguguran atau kematian janin dalam kandungan, atau dengan bayi

berat lahir lebih dari 4 kg (Soegondo dkk, 2004).

6. Komplikasi DM dan Pencegahan

Angka kejadian komplikasi pada pasien DM sekitar 15% terjadi pada

DM Tipe 1 dan 85% terjadi pada DM tipe 2 (Bate and Jerums, 2003).

Kondisi kadar gula darah tetap tinggi akan timbul berbagai komplikasi.

Komplikasi pada Diabetes Melitus dibagi menjadi dua yaitu komplikasi

akut dan komplikasi kronis. Komplikasi akut meliputi ketoasidosis

diabetik, hiperosmolar non ketotik, dan hipoglikemia (Perkeni, 2011).

Komplikasi kronik adalah makroangiopati, mikroangiopati dan neuropati

(Soegondo dkk, 2004).

Secara umum komplikasi DM dibagi menjadi 2:

a. Komplikasi Makrovaskular (Makroangiopati)

Komplikasi meliputi penyakit pembuluh darah besar, termasuk

penyakit jantung koroner dan stroke, adalah penyebab terbesar

kematian dan kesakitan pada pasien DM. Pencegahan komplikasi

Makrovaskular pengaturan gaya hidup meliputi modifikasi diet,

latihan fisik secara teratur, berhenti merokok, mengatasi hipertensi,

kontrol dyslipidaemia, kontrol hiperglikemi, pengontrolan kadar gula

darah secara intensif mengurangi resiko terjadinya retinopathy.

14
b. Komplikasi Mikrovaskular (Mikroangiopati)

Secara umum mekanisme komplikasi mikrovaskular merupakan

dampak dari hiperglikemia yang lama, dengan kekambuhan

hipertensi. Bentuk-bentuk komplikasi mikrovaskular adalah diabetic

nephropathy, peripheral neuropathy, retinopathy.

B. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus

Tujuan penatalaksanaan secara umum menurut PERKENI (2006) adalah

meningkatkan kualitas hidup penderita DM. Prinsip penanganan Diabates

Melitus secara umum ada lima sesuai dengan Konsensus Pengelolaan DM di

Indonesia (2006) dan Perkeni (2011) yaitu :

1. Edukasi

Diabetes Melitus umumnya terjadi pada saat pola gaya hidup dan

perilaku telah terbentuk dengan kokoh. Keberhasilan pengelolaan diabetes

mandiri membutuhkan partisipasi aktif penderita, keluarga dan

masyarakat. Tim kesehatan harus mendampingi penderita dalam menuju

perubahan perilaku. Untuk mencapai keberhasilan perubahan perilaku,

dibutuhkan edukasi yang komprehensif pengembangan ketrampilan dan

motivasi. Edukasi secara individual dan pendekatan berdasarkan

penyelesaian masalah merupakan inti perubahan perilaku yang berhasil.

Perubahan perilaku hampir sama dengan proses edukasi yang

memerlukan penilaian, perencanaan, implementasi, dokumentasi dan

evaluasi (PERKENI, 2006).

15
Edukasi DM adalah pendidikan dan pelatihan mengenai pengetahuan

dan keterampilan bagi pasien DM guna menunjang perubahan perilaku,

meningkatkan pemahaman pasien tentang penyakitnya, sehingga tercapai

kesehatan yang optimal, penyesuaian keadaan psikologis dan peningkatan

kualitas hidup (Soegondo et al, 2009).

2. Diet

Diet DM sangat dianjurkan untuk mempertahankan kadar glukosa

darah mendekati normal, mencapai kadar serum lipid yang optimal, dan

menangani komplikasi akut serta meningkatkan kesehatan secara

keseluruhan (Sukardji, 2009). Standar yang dianjurkan adalah makanan

dengan komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat, protein, lemak,

sesuai dengan kecukupan gizi baik sebagai berikut (PERKENI, 2006):

a. Karbohidrat : 60 – 70% total asupan energy

b. Protein : 10 – 20% total asupan energy

c. Lemak : 20 – 25 % kebutuhan kalori

Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur,

stres akut, dan kegiatan jasmani untuk mencapai dan mempertahankan

berat badan ideal. Jumlah kalori yang diperlukan dihitung dari berat badan

ideal dikali kebutuhan kalori basal (30 Kkal/kg BB untuk laki-laki dan 25

Kkal/kg BB untuk wanita). Kemudian ditambah dengan kebutuhan kalori

untuk aktifitas, koreksi status gizi, dan kalori yang diperlukan untuk

menghadapi stres akut sesuai dengan kebutuhan. Pada dasarnya kebutuhan

16
kalori pada diabetes tidak berbeda dengan non diabetes yaitu harus dapat

memenuhi kebutuhan untuk aktifitas baik fisik maupun psikis dan untuk

mempertahankan berat badan supaya mendekati ideal (PERKENI, 2006).

Menurut PERKENI (2006) bahan makanan yang dianjurkan dan tidak

dianjurkan untuk penderita Diabetes Mellitus

Tabel 2.1 Bahan Makanan Yang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk

Penderita DM

Makanan yang dianjurkan Makanan yang tidak dianjurkan

a. Sumber karbohidrat kompleks : nasi, a. Makanan yang mengandung banyak gula :

roti, kentang, singkong, ubi dan sagu. gula pasir, gula jawa, sirop, jeli, buah-

buahan yang diawetkan dengan gula, susu

b. Sumber protein rendah lemak : ikan, kental manis, minuman ringan, es krim, kue

ayam, tanpa kulit, susu skim, tempe, manis, dodol, cake, dan tarcis.

tahu dan kacang-kacangan. b. Makanan yang mengandung banyak lemak

c. Sumber lemak dalam jumlah terbatas : : cake, makan siap saji (fast food), goreng-

makanan yang diolah dengan cara di gorengan.

panggang, dikukus, dibakar dan direbus. c. Makanan yang mengandung banyak garam

: ikan asin, telur asin, makanan yang

diawetkan.

3. Exercise (latihan fisik/olah raga)

Dianjurkan latihan secara teratur (3-4 kali seminggu) selama kurang

lebih 30 menit, yang sifatnya sesuai dengan CRIPE (Continous,

17
Rhythmical, Interval, Progresive, Endurance Training) sesuai dengan

kemampuan pasien. Kegiatan sehari – hari seperti berjalan kaki ke pasar,

menggunakan tangga, berkebun harus tetap dilakukan. Selain untuk

menjaga kebugaran juga, latihan jasmani dapat menurunkan berat badan

dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki kendali

glukosa darah. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani

yang bersifat aerobik seperti: jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan

berenang (Soegondo,2005).

Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status

kesegaran jasmani. Untuk mereka yang relatif sehat, intensitas latihan

jasmani bisa ditingkatkan, sementara yang sudah mendapat komplikasi

DM dapat dikurangi. Hindarkan kebiasaan hidup yang kurang gerak atau

bermalas-malasan (PERKENI,2006). Latihan Fisik pada pasien DM

sangat dianjurkan untuk mengendalikan berat badan, kadar gula darah,

tekanan darah dan yang paling penting memicu pengaktifan produksi

insulin dan membuat kerjanya menjadi lebih efisien. Kecuali untuk pasien

DM yang tidak terkontrol akan meningkatkan kadar gula darah (Yunir &

ssoebardi, 2006).

4. Terapi Obat

Pemberian terapi obat hipoglikemik oral (OHO) atau dengan injeksi

insulin dapat membantu pemakaian gula dalam tubuh pada penderita

diabetes. Pemberian terapi insulin dimulai apabila obat-obat penurun gula

18
oral dan pengelolaan gaya hidup tidak optimal. Pemberian insulin dengan

memperhatikan inisiasi atau peningkatan dosis insulin untuk melihat hasil

tanggapannya. IDF (2005) menjelaskan ke diabetisi sejak waktu diagnosa

bahwa insulin itu merupakan satu opsi yang tersedia untuk membantu

manajemen diabetes mereka dan diperlukan cara memelihara kendali

glukosa darah, khususnya dalam jangka lebih panjang.

Pengobatan diabetes secara menyeluruh mencakup diet yang benar,

olah raga yang teratur, dan obat - obatan yang diminum atau suntikan

insulin. Pasien Diabetes tipe 1 mutlak diperlukan suntikan insulin setiap

hari. Pasien Diabetes tipe 2, umumnya pasien perlu minum obat

antidiabetes secara oral atau tablet. Pasien diabetes memerlukan suntikan

insulin pada kondisi tertentu, atau bahkan kombinasi suntikan insulin dan

tablet.

Jika pasien telah melakukan pengaturan makan dan latihan fisik

tetapi tidak berhasil mengendalikan kadar gula darah maka

dipertimbangkan pemakaian obat hipoglikemik.

Tujuan Pengobatan DM adalah :

a. Jangka pendek : hilangnya keluhan dan tanda DM, mempertahankan

rasa nyaman dan tercapainya target pengendalian glukosa darah.

b. Jangka panjang: tercegah dan terhambatnya progresivitas penyulit

mikroangiopati, makroangiopati dan neuropati

19
5. Pemantauan kadar gula darah dan mencegah komplikasi

Gula merupakan bentuk karbohidrat yang paling sederhana yang

diabsorbsi kedalam darah melalui sistem pencernaan. Kadar gula darah ini

ankan meningkat setelah makan, dan biasanya akan turun pada level

terendah pada pagi hari sebelum orang makan. Kadar gula darah diatur

melalui umpan balik negatif untuk mempertahankan keseimbangan dalam

tubuh (Price, 2006; Smeltzer, 2008). Menurut kriteria diagnostik

PERKENI (2006) seseorang dikatakan menderita diabetes jika memiliki

kadar gula darah puasa ≥126 mg/dL pada plasma vena dan ≥100 mg/dL

pada darah kapiler sedangkan gula darah sewaktu ≥200 mg/dL pada

plasma vena dan ≥200 pada darah kapiler.

Kadar gula darah sangat penting dipertahankan pada kadar yang

stabil, sekitar 70-120 mg/dL untuk mempertahankan fungsi otak dan

suplai jaringan secara optimal. Kadar glukosa darah juga perlu dijaga agar

tidak meningkat terlalu tinggi, mengingat gula juga berperan terhadap

tekanan osmotik cairan ekstra seluler (Robbins, 2007).

Penderita Diabetes rentan untuk mengalami komplikasi berupa luka

atau borok yang sukar sembuh. Seringnya mereka mendapati luka yang

sukar sembuh pada daerah kaki, dimana untuk itu perawatan kaki yang

teratur sangat diperlukan antara lain yaitu:

a. Jaga kelembaban kulit dengan menggunakan lotion yang tidak

menimbulkan alergi.

20
b. Potong kuku secara teratur dan ratakan ujung kuku dengan

menggunakan kikir, jangan pernah memotong ujung kuku terlalu

dalam.

c. Menggunakan alas kaki yang nyaman dan sesuai dengan bentuk serta

ukuran kaki.

d. Menggunakan bahan sepatu yang lembut dan sol yang tidak keras.

Pakai sepatu tertutup jika hendak bepergian keluar rumah.

e. Waspada jika terdapat luka sekecil apapun, segera obati dengan

antiseptik.

(Perkeni, 2006)

Pemeriksaan kadar gula darah bertujuan untuk mencegah dan

mendeteksi kemungkinan terjadinya hipoglikemi dan hiperglikemi

sehingga dapat segera ditangani untuk menurunkan resiko komplikasi dari

DM (Smeltzer et al, 2008).

C. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).

21
2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan seseorang dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

a. Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun oramg

lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas

pengetahuan seseorang.

b. Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang.

Secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan

mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan

seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah.

c. Keyakinan

Biasanya keyakinan diperoleh secara turun menurun dan tanpa adanya

pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini bisa mempengaruhi

pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu sifatnya positif maupun

negatif.

d. Fasilitas

Fasilitas – fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat

mempengaruhi pengetahuan seseorang, misalnya radio, televisi,

majalah, koran, dan buku.

22
3. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan yang tercakup dalam domain

kognitif mempunyai 6 tingkatan, antara lain:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali atau recall terhadap suatu hal yang spesifik dan

seluruh bahan yang dipelajari atau ransangan yang diterima.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan

materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk mengungkapkan materi

yang telah dipelajari pada suatu atau kondisi sebenarnya. Aplikasi di

sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,

metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau suatu lain.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam

suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama

lain.

23
e. Sintesis (synthesis)

Sintesis merujuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-

penilaian ini di dasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri

atau menggunakan kriteria-kriteria yang sudah lama.

Menurut Suriassumantri dan Jujun (2005), ada dua cara pada

manusia untuk mendapatkan pengetahuan yang benar yaitu melalui rasio

dan pengalaman. Rasio adalah pengetahuan yang bersifat abstrak dan pra

pengetahuan yang di dapatkan melalui penalaran manusia tidak

memerlukan pengamatan fakta yang ada. Sedangkan pengalaman adalah

jenis pengetahuan yang didapat dari indra manusia berdasarkan

pengalaman pribadi berupa fakta dan informasi yang konkret dan

memerlukan pembuktian lebih lanjut.

Menurut Arikunto (2010) tingkat pengetahuan dikategorikan menjadi

3 yaitu:

a. Kategori baik : menjawab benar 76% - 100%

b. Kategori Cukup : menjawab benar 56% - 75%

c. Kategori Kurang: menjawab benar < 56%

24
D. Perilaku

1. Definisi Perilaku

Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau

aktivitas organisme yang bersangkutan. Perilaku manusia hakekatnya

adalah suatu aktivitas manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia

mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup; berjalan, berbicara,

bereaksi, berpakaian, dan lain sebagainya. Perilaku dapat dikatakan apa

yang dikerjakan secara langsung atau secara tidak langsung (Notoatmodjo,

2011).

Perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang (organisme)

terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem

pelayanan kesehatan, makanan dan lingkungan. Hal yang paling penting

dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan dan perubahan

perilaku. Karena perubahan perilaku merupakan tujuan dari pendidikan

atau promosi kesehatan sebagai penunjang program kesehatan yang

lainnya. (Notoatmodjo, 2010)

Menurut Skiner (1938) dalam Notoatmodjo (2010) berdasarkan teori

“S-O-R”, perilaku manusia dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :

a. Perilaku Tertutup (covert behavior)

Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut

masih belum dapat diamati orang lain secara jelas. Respons seseorang

masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi,

pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang bersangkutan. Bentuk

25
“unobservable behavior” atau “covert behavior” yang dapat diukur

adalah pengetahuan dan sikap.

b. Perilaku Terbuka (overt behavior)

Perilaku terbuka ini terjadi bila respon terhadap stimulus tersebut

sudah berupa tindakan atau praktik ini dapat diamati orang lain dari

luar atau “observable behavior”.

Menurut Notoatmodjo (2007) ada beberapa tahapan yang terjadi pada

manusia sebelum berperilaku berdasarkan pengetahuan, yaitu :

a. Awarness (kesadaran), orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.

b. Interest, yaitu orang mulai tertarik terhadap stimulus.

c. Evaluation, yaitu menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik

lagi.

d. Tria, yaitu orang sudah mulai mencoba perilaku baru.

e. Adoption, yaitu subyek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2003), perilaku diperilaku

oleh 3 faktor utama, yaitu:

a. Faktor Predisposisi (predisposing factors)

Faktor-faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat

terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-

26
hal yang berkaitan dengan kesehatan,sistem nilai yang dianut

masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, pekerjaan,

dan sebagainya.

b. Faktor pendukung (enabling factors)

Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau

fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya: air bersih, tempat

pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja, ketersediaan

makanan bergizi, dsb. Termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan

seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik, posyandu, polindes, pos

obat desa, dokter atau bidan praktek swasta, dsb. Termasuk juga

dukungan sosial, baik dukungan suami maupun keluarga.

c. Faktor penguat (reinforcing factors)

Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat

(toma), tokoh agama (toma), sikap dan perilaku pada petugas

kesehatan. Termasuk juga disini undang-undang peraturan-peraturan

baik dari pusat maupun dari pemerintah daerah yang terkait dengan

kesehatan.

3. Pengukuran Perilaku

Pengukuran atau cara mengamati perilaku dapat dilakukan melalui

dua cara, secara langsung, yakni dengan pengamatan (obsevasi), yaitu

mengamati tindakan dari subyek dalam rangka memelihara kesehatannya.

Sedangkan secara tidak langsung menggunakan metode mengingat

27
kembali (recall). Metode ini dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan

terhadap subyek tentang apa yang telah dilakukan berhubungan dengan

obyek tertentu (Notoatmodjo, 2005).

4. Tujuan Perilaku Kesehatan Pasien DM

Menurut Notoatmodjo (2003), perilaku kesehatan adalah suatu respon

(organisme) terhadap stimulus atau obyek yang berkaitan dengan sakit

dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta

lingkungan. Dari batasan ini, perilaku pemeliharaan kesehatan ini terjadi

3 aspek, yaitu :

a. Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan bila sakit, serta

pemeliharaan kesehatan jika sudah sembuh dari sakit.

b. Perilaku peningkatan kesehatan, apapbila seseorang dalam keadaan

sehat.

c. Perilaku gizi (makanan) dan minuman.

Menurut hasil Konsesus PERKENI tahun 2011 perilaku pasien DM

yang diharapkan meliputi :

a. Mengikuti pola makan sehat.

b. Meningkatkan kegiatan jasmani.

c. Menggunakan obat diabetes dan obat-obatan dalam keadaan khusus

secara aman dan teratur.

d. Melakukan pemantauan gula darah mandiri dan memanfaatkan data

yang ada.

28
e. Melakukan perawatan kaki secara berkala.

f. Memiliki kemampuan untuk mengenal dan memahami keadaan sakit

akut dengan tepat.

g. Mempunyai keterampilan mengatasi masalah yang sederhana, dan

mau bergabung dengan kelompok penyandang diabetes mellitus serta

mengajak keluarga untuk mengerti pengelolaan diabetes.

h. Mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.

29
E. Kerangka Teori

Diabetes Mellitus

Penatalaksanaan DM

1. Edukasi DM
2. Diet
3. Exercise / Latihan Fisik
Faktor Predisposisi
4. Terapi Obat
1 Pengetahuan
5. Pemantauan Kadar Gula
2 Sikap
Darah dan mencegah 3 Pendidikan
komplikasi (perawatan 4 Pekerjaan
kaki) 5 Tradisi dan
kepercayaan

Pengetahuan Perilaku Faktor Penguat


Sikap dan perilaku
tokoh masyarakat, agama
dan petugas kesehatan.
1. Pengalaman
2. Tingkat Pendidikan
Faktor Pendukung
3. Keyakinan 1. Sarana Prasarana
4. Fasilitas 2. Lingkungan

Bagan 2.1 Kerangka Teori Penelitian

(sumber : PERKENI 2006, 2011; Waspadji, 2009 ; Notoatmodjo 2003, 2007)

30
F. Penelitian Terkait

1. Penelitian Gultom pada tahun 2012 dengan judul “ tingkat pengetahuan

pasien diabetes mellitua tentang manajemen diabetes mellitus di Rumah

Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Jakarta”, di dapatkan hasil

tingakt pengetahuan manajemen DM tentangn diet, latihan jasmani dinilai

sedang, dan monitoring gula darah, obat-obat DM dinilai rendah. Metode

penelitian ini adalah deskriptif dengan desaincross sectional dengan

jumlah sampel sebanyak 100 orang. Pengumpulan data dilakukan selama

2 minggu.

2. Penelitian yang dilakukan Mahmudin tahun 2012 dengan judul “ evaluasi

manajemen mandiri karyawan penyandang diabetes mellitus tipe 2 setelah

menjdapatkan edukasi kesehatan di PT Indocement Tunggal Prakarsa

Plantsite Citereup” didapatkan hasil bahwa tingkat manajemen mandiri

responden baik pada aspek nutrisi (80,3%) dan terapi obat (91,8%),

namun tidak baik pada aspek latihan fisik (52,5%) dan monitor KGD

(50,8%). Desain penelitian ini deskriptif crossectional dengan mengambil

sampel 61 karyawan PT ITP.

31
BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL

DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Konsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal

khusus. Konsep hanya dapat langsung diamati atau diukur melalui konstruksi

atau yang disebut variabel (Satroasmoro et.al, 2010). Kerangka konsep

merupakan rangkuman dari kerangka teori yang dibuat dalam bentuk diagram

yang menghubungkan antara variabel yang diteliti dan variabel lain yang

terkait (Sastroasmoro et. Al, 2010).

Variabel adalah simbol atau lambang yang menunjukkan nilai atau

bilangan dari konsep. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel

bebas (independen). Variabel bebas adalah variabel yang bila ia berubah akan

mengakibatkan perubahan variabel lain (variabel dependen, variabel

predictor, variabel resiko atau kausa) (Sastroasmoro et.al, 2010). Variabel-

variabel dalam penelitian ini adalah Variabel Bebas (Independen) yaitu

pengetahuan dan perilaku.

32
Bagan 3.1. Kerangka konsep penelitian tentang gambaran tingkat pengetahuan

dan perilaku tentang penatalaksanaan DM pada pasien DM di Puskesmas Ciputat

Timur

Pengetahuan dan Perilaku Pasien DM di Puskesmas

Ciputat Timur

1. Edukasi

2. Diet DM

3. Latihan Fisik

4. Terapi Obat

5. Pemantauan Kadar Gula Darah

6. Perawatan Kaki

B. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang didasarkan pada

karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan, atau

mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata yang

menggambarkan perilaku atau gejala yang diamati yang dapat diuji dan

ditentukan kebenarannya oleh orang lain (Dahlan, 2008).

33
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Pengetahuan Hasil “tahu” setelah Menggunakan Kuesioner B Baik = skor 15 – 20 Ordinal


(76% - 100%)
orang melakukan skala Guttman tentang Cukup = skor 11 –
14 (56% - 75%)
penginderaan terhadap dengan 20 tingkat Kurang = skor < 11
(< 56%)
suatu obyek tertentu. pertanyaan pengetahuan.
(Arikunto, 2006)
(Notoatmodjo, 2003)

Perilaku Suatu kegiatan atau Menggunakan Kuisioner C

aktivitas organisme kuesioner tentang

yang bersangkutan. perilaku

(Notoatmodjo, 2011) pasien.

Perilaku Kegiatan mencari tahu Menggunakan Kuesioner C, Presentase jawaban Nominal

Edukasi dan mengikuti kuesioner perilaku Ya dan Tidak

penyuluhan berkaitan dengan 2 edukasi

dengan penyakit DM pertanyaan

untuk meningkatkan menggunakan

pengetahuan. skala guttman

(PERKENI,2006)

Perilaku Diet Suatu kegiatan untuk Menggunakan Kuesioner C Rata-rata berapa kali Nominal

memenuhi kebutuhan kuesioner perilaku Diet dalam satu minggu.

untuk aktifitas guna dengan 5 (1-7 hari)

mempertahankan berat pertanyaan

34
badan mendekati dalam rentang

normal (PERKENI, satu minggu

2006)

Perilaku Suatu kegiatan sehari- Menggunakan Kuesioner C Rata-rata berapa hari Nominal

Exercise/latih hari seperti jalan kaki, kuesioner perilaku dalam satu minggu.

an fisik lari pagi, senam, dll. dengan 3 Exercise/latih 1-7 hari

pernyataan an fisik

dalam rentang

satu minggu.

Perilaku Suatu kegiatan yang Menggunakan Kuesioner C Rata-rata berapa hari Nominal

Kepatuhan bertujuan untuk kuesioner perilaku dalam satu minggu

obat mengobati suatu dengan 3 kepatuhan (1-7 hari)

keadaan sakit. pernyataan obat

dalam rentang

satu minggu.

Perilaku Suatu kegiatan untuk Menggunakan Kuesioner C Persentase jawaban Nominal

Pemantauan mengontrol gula darah kuesioner perilaku Ya dan Tidak

Kadar Gula dalam keadaan dengan 2 pemantauan

Darah normal. pertanyaan kadar gula

menggunakan darah

skala Guttman

35
Perilaku Suatu kegiatan untuk Menggunakan Kuesioner C Baik: skor >Median Ordinal

Perawatan merawat kebersihan kuesioner perilaku Kurang Baik: Skor <

Kaki kaki untuk mencegah dengan 5 perawatan Median

komplikasi DM pertanyaan kaki Berdasarkan uji

menggunakan normalitas dengan

skala guttman Kolmogorov-

Smirnov Z

Usia Jumlah tahun sejak Melihatdata Kuesioner A < 45 tahu Rasio

lahir hingga ulang responden tentang data >45 tahun

tahun terakhir. demografi (Hadibroto et al,

2010)

Jenis Gender yang dibawa Melihat data Kuesioner A 1. Laki-laki Nominal

Kelamin sejak lahir pada pasien responden tentang data 2. Perempuan

DM yang dibedakan demografi

antara jenis kelamin

laki-laki dan

perempuan.

Penyakit Penyakit yang ada Melihat data Kuesioner A 1. Tidak Ada Nominal

Penyerta pada penderita DM responden data 2. Ada

yangn disebabkan demografi

oleh DM.

Lama Lama terdiagnosa DM Melihat Data Kuesioner A Dalam tahun Rasio

Menderita yang dialami pasien responden data

DM demografi

36
Pendidikan Pendidikan formal Melihat data Kuesioner A Tidak tamat SD Nominal

yang telah diikuti oleh responden data SD

responden (SD, SMP, Demografi SMP

SMA, dan PT) SMA

PT

Pekerjaan Suatu kegiatan untuk Melihat data Kuesioner A PNS Nominal

menghasilkan uang. demografi data Wiraswasta

demografi Petani

Pedagang

Lain-lain

37
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian diartikan sebagai suatu cara ilmiah untuk mendapatkan

data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan

dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat

digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi suatu masalah

(Sugiyono, 2012).

A. Desain Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan deskriptif yaitu penelitian yang

bertujuan untuk menerangkan atau menggambarkan masalah penelitian yang

terjadi atau dengan kata lain, rancangan ini mendeskripsikan seperangkat

peristiwa atau kondisi populasi saat itu (Hidayat, 2008). Penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Dalam metodologi penelitian, populasi digunakan untuk menyebutkan

serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sarana penelitian. Oleh

karenanya, populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari

objek penelitian (Bungin, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah

semua pasien diabetes melitus di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur.

38
Prevalensi penderita DM di puskesmas Ciputat Timur adalah 3,9% dari

seluruh penduduk di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti

(Arikunto, 2006). Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti

atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

Penghitungan sampel pada penelitian ini menggunakan rumus besar

sampel deskriptif kategorik (Dahlan, 2010).

Keterangan :

Zα = deviat baku alfa

P = proporsi kategori variabel yang di teliti

Q =1–P

d = presisi

Kriteria Inklusi Sampel :

a. Pasien dengan DM tipe 1 dan DM tipe 2.

b. Bersedia secara suka rela menjadi responden.

C. Tehnik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik

Nonprobability Sampling yaitu purposive sampling cara pengambilan sampel

untuk tujuan tertentu (Hidayat, 2008). Dengan jumlah sampel yang telah

ditentukan yaitu :

39
n=

= = 57,6 = 58 orang

Jadi sampel yang didapatkan pada penelitian ini adalah 58 orang.

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Juni tahun 2014 di

Puskesmas Ciputat Timur. Alasan peneliti memilih Puskesmas Ciputat Timur

sebagai lokasi penelitian karena di Puskesmas Ciputat Timur banyak pasien

penderita Diabetes Melitus yang perlu dilakukan pendidikan kesehatan

tentang penatalaksanaan dalam mencegah tingkat keparahan penyakit dengan

tujuan merubah perilaku pasien di Puskesmas Ciputat Timur.

E. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan

instrumen penelitian yaitu kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti sesuai

dengan tinjauan pustaka. Kuesioner merupakan alat ukur dengan beberapa

pertanyaan, dan alat ukur ini digunakan bila responden jumlahnya besar dan

tidak buta huruf (Hidayat, 2008). Kuesioner di penelitian ini menggunakan

jenis kuesioner checklist atau daftar cek yang merupakan daftar yang berisi

pernyataan atau pertanyaan yang akan diamati dan responden memberikan

jawaban dengan tanda cek () sesuai dengan hasilnya yang diinginkan.

40
1. Kuesioner A

Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui gambaran data demografi

responden yang terdiri dari inisial responden, umur, jenis kelamin,

penyakit penyerta, lama menderita, pendidikan, dan pekerjaan responden.

2. Kuesioner B

Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan responden

tentang diabetes mellitus dan penatalaksanaan diabetes mellitus.

Kuesioner terdiri dari 20 pertanyaan dengan 15 pertanyaan positif dan 5

pertanyaan negatif. Caranya responden memilih salah satu jawaban benar

(1), salah (0) pengukuran menggunakan skala Guttman (Hidayat, 2008)

dan pengkategorian nilai dibagi menjadi 3 yaitu baik, cukup dan kurang

(Arikunto,2006).

3. Kuesioner C

Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui perilaku atau pola hidup

sehari-hari pasien dalam penatalaksanaan diabetes mellitus, dengan 22

pernyataan terdiri dari 2 pertanyaan perilaku edukasi, 5 pertanyaan

perilaku diet, 2 pertanyaan perilaku latihan fisik, 3 pertanyaan kepatuhan

obat, 3 pertanyaan pemantauan KGD dan 7 pertanyaan perilaku

perawatan kaki.

F. Mengukur Validitas dan Reabilitas

1. Uji Validitas

Validitas Instrumen penelitian adalah ketepatan dari suatu instrumen

penelitian atau alat pengukur terhadap konsep yang akan diukur, sehingga

41
instrumen ini akan mempunyai kevalidan dengan taraf yang baik. Untuk

mengetahui validitas suatu instrumen penelitian dilakukan pengujian.

Sugiyono (2012), menyatakan bahwa hasil penelitian yang valid bila

terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang

sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti, atau dengan kata lain

instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji

validitas yang dilakukan meliputi uji validitas terhadap kuesioner

pengetahuan yang terdiri dari 20 pertanyaan dan kuesioner perilaku yang

terdiri dari 12 pertanyaan. Untuk uji validitas kuesioner dilakukan dengan

menggunakan Corrected Item-Total Correlation dengan nilai signifikan

0,3. Bila nilai r hitung lebih besar dari 0,3 berarti valid, dan bila nilai r

hitung kurang dari 0,3 berarti tidak valid. Dari uji validitas kuesioner

Pengetahuan di dapatkan hasil jumlah pertanyaan yang valid ada 15 dari

20 pertanyaan yait pertanyaan no 1, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 15, 16, 17,

18, 19. Hasil uji validitas kuesioner perilaku edukasi dari 2 pertanyaan

valid semua, kuesioner perilaku pemantauan KGD ada 3 pertanyaan yang

valid 2 yaitu pertanyaan no 1 dan 2. Kuesioner perilaku perawatan kaki

dari 7 pertanyaan yang valid 5 yaitu pertanyaan no 1, 3, 5, 6, 7. Kuesioner

Perilaku diet, Kepatuhan obat dan exercise/latihan fisik tidak di uji valid

karena pertanyaan tersebut dilihat menggunakan observasi sebagaimana

kebiasaan responden melakukan dalam satu minggu.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas yang dilakukan meliputi uji reliabel terhadap

kuesioner tingkat pengetahuan dan perilaku. Suatu instrumen cukup dapat

42
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen

tersebut sudah baik (Arikunto, 2010). Pengujian reliabilitas dalam

penelitian ini dilakukan dengan uji coba sekali. Kemudian hasilnya

dianalisis dengan menggunakan rumus Spearman Brown dengan nilai

reliabel >0,60 . Spearman brown digunakan umtuk menguji reliabilitas

kuesioner dengan skala Guttman yang berjumlah genap. Pengujian ini

diuji cobakan ke 30 orang lalu diukur dengan SPSS versi 20. Hasil uji

reliabilitas kuesioner pengetahuan di dapatkan nilai alpha 0,84 berarti

reliabel. Uji valid kuesioner perilaku edukasi didapatkan hasil reliabilitas

0,95, hasil reliabilitas kuesioner perilaku pemantauan KGD 0,86 dan

kuesioner perawatan kaki 0,98.

G. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat

digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Metode (cara atau teknik)

menunjukkan suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda,

tetapi hanya dapat dilakukan penggunaannya melalui : angket, wawancara,

pengamatan, ujian (tes), dokumentasi dan lainnya (Ridwan, 2005). Ada

beberapa tahap yang dilakukan peneliti dalam pengambilan data, yaitu :

1. Perijinan

Peneliti mengajukan surat ijin penelitian ke Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (FKIK

UIN) yang berikutnya diproses di kantor Kepala Dinas Kesehatan

Tangerang Selatan. Surat selanjutnya diteruskan ke Puskesmas Ciputat

43
Timur. Langkah selanjutnya yaitu melakukan koordinasi dengan Ketua

Tata Usaha di Puskesmas Ciputat Timur untuk mengidentifikasi penderita

DM yang sesuai dengan kriteria inklusi untuk langsung menjadi

responden penelitian.

2. Penentuan Responden

Penentuan responden peneliti menunggu di ruang poli dewasa apabila

ada pasien DM diberikan inform consent. Diberikan penjelaskan tujuan

dan manfaat dari penelitian ini, setelah bersedia menjadi responden,

dimohon untuk menandatangani surat berpartisipasi dalam penelitian.

3. Prosedur pengambilan data

Responden diberikan 3 kuesioner yaitu kuesioner data demografi,

pengetahuan dan perilaku. Setelah responden mengisi dengan benar dan

telah di koreksi kelengkapannya oleh peneliti, data dikumpulkan untuk di

olah.

H. Pengolahan Data

Langkah-langkah pengolahan data yang dilakukan peneliti, menurut Hastono

(2007), yaitu :

1. Editing

Editing merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian

kuesioner dan lembar observasi apakah jawaban yang ada sudah lengkap,

jelas, relevan dan konsisten. Data yang terkumpul terkait data demografi

responden, kuesioner pengetahuan dan kuesioner perilaku dilakukan

pengecekan kelengkapan isinya.

44
2. Coding

Coding merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi

data berbentuk angka/bilangan (memberi kode). Kegiatan ini bertujuan

untuk mempermudah dalam pengolahan data menggunakan komputer.

3. Processing

Setelah lembar observasi dan semua kuesioner terisi penuh dan benar,

serta sudah melewati pengkodean, maka langkah selanjutnya adalah

memproses data agar data yang sudah di-entry dapat dianalisis.

Pemrosesan data dilakukan dengan cara meng-entry data dari kuesioner

ke paket program komputer yaitu program SPSS.

4. Cleanning

Cleanning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan

kembali data yang sudah di-entry apakah ada kesalahan atau tidak, yaitu

dengan cara mengetahui data yang hilang, variasi data, dan konsistensi

data. Memastikan pengecekan data di komputer terhadap dat-data yang

diperoleh, memastikan tidak ada data yang missing. Setelah data

dinyatakan tidak ada permasalahn dilakukan proses analisa data yaitu

analisis univariat.

I. Teknik Analisa Data

1. Analisa Univariat

Analisa univariat digunakan untuk mendeskripsikan setiap variabel

yang diteliti dalam penelitian, yaitu dengan melihat distribusi data pada

semua variabel (Sabri & Hastono, 2006). Analisis univariat dalam

45
penelitian ini adalah variabel independen yaitu pengetahuan dan perilaku,

serta data demografi responden. Analisis data numerik disajikan dalam

bentuk mean, standar deviasi, minimum, maksimum, sedangkan untuk

data kategorik disajikan dalam bentuk frekuensi dan persentase.

J. Etika Penelitian

Menurut Hidayat (2008), Dalam melaksanakan penelitian khususnya jika

menjadi subyek penelitian adalah manusia, maka peneliti ini harus memahami

hak dasar manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya,

sehingga penelitian ini yang akan dilaksanakan benar-benar menjunjung

tinggi kebebasan manusia. Beberapa prinsip penelitian pada manusia yang

harus dipahami, yaitu :

1. Prinsip manfaat

Dengan berprinsip pada aspek manfaat, maka segala bentuk

penelitian yang dilakukan diharapkan dapat dimanfaatkan untuk

kepentingan manusia. Prinsip ini dapat ditegakkan dengan membebaskan ,

tidak memberikan atau menimbulkan kekerasan pada manusia, tidak

menjadikan manusia untuk dieksploitasi. Penelitian yang dihasilkan nanti

dapat memberikan manfaat dan mempertimbangkan antara aspek resiko

dengan aspek manfaat, apabila dalam penelitian mengalami dilema etik.

46
2. Prinsip menghormati manusia

Manusia memiliki hak dan merupakan makhluk yang mulia, dan

harus dihormati, karena manusia berhak untuk menentukan pilihan antara

mau dan tidak untuk diikutsertakan menjadi subyek dalam penelitian.

3. Prinsip keadilan

Prinsip ini dilakukan untuk menunjang tinggi keadilan manusia

dengan menghargai hak atau memberikan pengobatan secara adil, hak

menjaga privasi manusia, dan tidak berpihak dalam perlakuan terhadap

manusia.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penelitian yang melibatkan

manusia adalah :

a. Informed Consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antar peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan

dengan memberikan persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan

informed consent adalah agar subyek mengerti maksud dan tujuan

penelitian, mengetahui dampaknya. Beberapa informasi yang harus

ada dalam informed consent tersebut antara lain ; partisipasi pasien,

tujuan dilakukan tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen,

prosedur pelaksanaan, potensial masalah, kerasahasiaan, informasi

yang mudah dihubungi, dan lain-lain.

47
b. Anonamity (Tanpa Nama)

Merupakan jaminan dalam penggunaan subyek penelitian dengan

cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada

lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar

pengumpuloan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

c. Kerahasiaan

Memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi

maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah

dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok

data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

48
BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini peneliti akan menjabarkan beberapa temuan selama melakukan

penelitian yang dibahas dengan menggunakan analisa univariat.

A. Profil Puskesmas Ciputat Timur

Puskesmas Ciputat Timur terletak di jalan Anggur I Kelurahan Rempoa,

Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten.

Menempati tanah seluas 600 m2 dengan luas bangunan ± 1000 m2 yang terdiri

dari 2 lantai. Kegiatan pelayanan dipusatkan di lantai 1, sedangkan di lantai 2

difungsikan sebagai ruang kepala Puskesmas, ruang staff, ruang data, serta

ruang rapat. Di lantai 2 juga terdapat ruang pelayanan pengobatan TB Paru,

Kelas Ibu hamil, Klinik Laktasi, Ruang Rawat Inap dan Laboratorium. Tenaga

Puskesmas di Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel

5.1

Tabel 5.1 Tenaga Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2014

No Jenis Keterangan Jumlah Status Kepegawaian


Tenaga PNS PTT Honorer Sukwan
1 Kepala Puskesmas 1 1 0 0 0
2 Subbag TU 1 1 0 0 0
3 Dokter Umum 3 2 0 1 0
4 Dokter Gigi 2 1 0 1 0
5 Kesehatan Masyarakat 2 1 0 1 0
6 Bidan 9 3 3 3 0

49
7 Perawat 6 3 0 3 0
8 Perawat Gigi 1 1 0 0 0
9 Analisis Laboratorium 1 1 0 0 0
10 Tenaga Pelaksana Gizi 1 1 0 0 0
11 Fisioterapis 1 0 0 1 0
12 Petugas Loket 2 0 0 2 0
13 Juru Masak 1 0 0 1 0
14 Supir Ambulance 1 0 0 1 0
15 Security 4 0 0 4 0
16 Cleaning Service 4 0 0 4 0

Puskesmas Ciputat Timur mempunyai 2 kelurahan binaan dengan total

jumlah penduduk 58.411 jiwa yang terdiri dari 29.445 laki-laki dan 28.966 jiwa

perempuan dengan tingkat kepadatan penduduk 128 jiwa per km2. Tingkat

kepadatan penduduk lebih banyak di kelurahan Rempoa yaitu 156jiwa/km2.

Jumlah KK yang ada di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur sebanyak

16.981 KK dengan jumlah rumah sebanyak 11.383 rumah terdiri dari 139 RT

dan 23 RW.

Puskesmas Ciputat Timur memiliki visi misi, yaitu :

Visi :

“ Menjadi Puskesmas yang mampu melakssanakan pelayanan kesehatan prima

yang berorientasi pada kepuasan pelanggan”

Misi :

1. Memberikan pelayanan prima yang meliputi kegiatan promotif, prefentif,

kuratif dan rehabilitatif.

2. Mengembangkan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan

3. Mengembangkan sumber daya manusia yang profesional dan berkualitas

50
4. Mengembangkan upaya kemandirian masyarakat bidang kesehatan

5. Mengembangkan kemitraan lintas sektor dan swasta

6. Mengembangkan sistem manajemen Puskesmas

B. Hasil Analisa Univariat

1. Data Demografi Responden

a. Usia

Data responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel 5.2.


berikut ini:

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Data Demografi Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi (n) Persentase (%)


< 45 7 12,1
> 45 51 87,9
Total 58 100,0
Sumber : data primer diolah (2014)

Data yang ada pada tabel 5.2 diatas dapat dilihat bahwa dari 58

responden, mayoritas responden berusia > 45 tahun sebanyak 51 orang

(87,9%) dan usia < 45 tahun sebanyak 7 orang (12,1%).

b. Jenis Kelamin

Data responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel


5.3. berikut ini :

51
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Data Demografi Berdasarkan Jenis
Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persentase (%)


Laki-laki 15 25,9
Perempuan 43 74,1
Total 58 100,0
Sumber: data primer diolah (2014)

Data yang ada pada tabel 5.3 di atas terlihat bahwa dari 58

responden, mayoritas responden adalah perempuan yaitu berjumlah 43

orang (74,1%), sedangkan laki-laki berjumlah 15 orang (25,9%).

c. Penyakit Penyerta

Data responden berdasarkan penyakit penyerta dapat dilihat pada


tabel 5.4.
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Data Demografi Berdasarkan Penyakit
Penyerta

Penyakit Penyerta Frekuensi (n) Persentase (n)

Hipertensi 31 53,4

S Gastritis 2 3,4
u
Asam urat 6 10,3
m
Jantung 3 5,2
b
e Tidak Ada 16 27,6
r Total 58 100,0
:
Sumber : Data primer diolah (2014)

Data yang ada pada Tabel 5.4 diatas terlihat bahwa dari 58

responden, mayoritas pasien DM memiliki penyakit penyerta yaitu

52
hipertensi sebanyak 31 orang (53,4%), Gastritis sebanyak 2 orang

(3,4%), asam urat 6 orang (10,3%), jantung 3 orang (5,2%), dan yang

tidak ada penyakit penyerta sebanyak 16 orang (27,6%).

d. Lama Menderita DM

Data responden berdasarkan lama menderita DM dapat dilihat pada

tabel 5.5.

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Data Demografi Berdasarkan Lama


Menderita DM

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Lama 58 1 23 5,19 4,748


Valid N
58
(listwise)
Sumber: data primer diolah (2014)

Data yang ada pada Tabel 5.5 diatas terlihat bahwa dari 58

responden, rata- rata pasien menderita DM selama 5 tahun, minimal 1

tahun dan yang paling lama 23 tahun.

e. Pendidikan

Data responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada tabel


5.6.
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Data Demografi Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Frekuensi (n) Persentase (%)


PT 6 10,3
SD 22 37,9
SMA 21 36,2
SMP 8 13,8
Tidak Sekolah 1 1,7
Total 58 100,0
Sumber: Data primer diolah (2014)

53
Data pada tabel 5.6 terlihat bahwa dari 58 responden, mayoritas

pasien DM pendidikan terakhir SD yaitu sebanyak 22 orang (37,9%),

SMA 21 orang (36,2%), SMP 8 orang (13,8%), PT 6 orang (10,3%) dan

Tidak sekolah 1 orang (1,7%).

f. Pekerjaan

Data responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada tabel 5.7

berikut ini :

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Data Demografi Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Frekuensi (n) Persentase (%)


Buruh 1 1,7
V
IRT 32 55,2
a
Pedagang 8 13,8
l
Pensiun 8 13,8
i
Swasta 9 15,5
d
Total 58 100,0
Sumber: data primer diolah (2014)

Data yang ada pada Tabel 5.7 di atas terlihat dari 58 responden,

disimpulakn bahwa pasien DM yang pekerjaannya ibu rumah tangga (IRT)

sebanyak 32 orang (55,2%), Swasta 9 orang (15,5%), Pedagang 8 orang

(13,8%), sudah pensiun 8 orang (13,8%) dan buruh 1 orang (1,7%).

54
2. Gambaran Pengetahuan Pasien DM

Variabel Pengetahuan terdiri atas 15 pertanyaan. Gambaran distribusi

jawaban responden terhadap pertanyaan variabel pengetahuan dapat dilihat

pada Tabel 5.8

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Pasien DM di Puskesmas

Ciputat Timur tentang Penatalaksanaan DM

Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)


Baik 25 43,1
Cukup 29 50,0
Kurang 4 6,9
Total 58 100,0
Sumber data primer diolah (2014)

Data yang ada pada Tabel 5.8 Di atas terlihat bahwa dari 58 responden,

mayoritas pasien DM memiliki pengetahuan tentang penatalaksanaan DM

baik sebanyak 25 orang (43,1%), Cukup 29 orang (50,0%) dan kurang 4

orang (6,9%).

3. Gambaran Perilaku Penatalaksanaan DM

a. Perilaku Edukasi

Variabel Perilaku edukasi ini terdapat 2 pernyataan terkait tentang

usaha pasien dalam mencari tahu tentang penatalaksanaan DM dan

penyuluhan DM yang pernah pasien ikuti. Gambaran distribusi jawaban

responden terhadap variabel perilaku edukasi dapat dilihat pada Tabel

berikut ini :

55
Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Perilaku Edukasi Berdasarkan Mencari

Tahu Penatalaksanaan DM

Mencari tahu Frequency Percent

Tidak 14 24,1

Ya 44 75,9

Total 58 100,0

Sumber : data primer diolah (2014)

Data yang ada pada Tabel 5.9 di atas terlihat bahwa dari 58

responden, yang mencari tahu Penatalaksanaan DM sebanyak 44 orang

(75,9%) dan yang tidak mencari tahu sebanyak 14 orang (24,1%). Cara

mencari tahu penatalaksanaan DM dapat dilihat pada tabel 5.10 berikut:

Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Perilaku Edukasi Berdasarkan Cara


Mencari Tahu Penatalaksanaan DM
Mencari tahu melalui Frekuensi (n) Persentase (%)
Dokter 43 65,2
Internet 4 6,1
Buku 10 15,1
Televisi 9 13,6
Total 66 100,0
Sumber : Data primer dioleh (2014)

Data yang ada pada Tabel 5.9 di atas terlihat mayoritas responden

mencari tahu Penatalaksanaan DM melalui dokter sebanyak 43 orang

(65,2%), melalui internet 4 orang (6,1%), melalui buku 10 orang

(15,1%), dan melalui televisi 9 orang (13,6%).

56
Tabel 5.11 Distribusi Frekuensi Perilaku Edukasi Berdasarkan yang

Mengikuti Penyuluhan

Mengikuti Penyuluhan Frekuensi (n) Persentase (%)


Tidak 43 74,1
Ya 15 25,9
Total 58 100,0
Sumber : Data primer diolah (2014)

Data yang ada pada tabel 5.11 diatas terlihat bahwa dari 58

responden, yang mengikuti penyuluhan sebanyak 15 orang (25,9%),

dan yang tidak mengikuti penyuluhan sebanyak 43 orang (74,1%).

b. Perilaku Diet

Variabel Perilaku diet ini terdapat 5 pernyataan terkait tentang pola

makan sehari-hari pasien DM. Gambaran distribusi jawaban responden

terhadap variabel perilaku diet dapat dilihat pada Tabel 5.12

Tabel 5.12 Distribusi Deskriptif Perilaku Diet per Minggu


Perilaku Diet N Min Max Mean Sd
Konsumsi Sayur per minggu 58 2 7 5,34 1,915
Konsumsi Tinggi Gula 58 0 7 2,00 2,248
Membatasi porsi makan nasi 58 0 7 6,00 2,060
Mengganti nasi dengan
58 0 7 3,00 1,980
(kentang, ubi, beras merah)
Konsumsi makanan yang
58 0 7 4,03 2,413
digoreng/bersantan
Valid N (listwise) 58

Sumber : data primer diolah (2014)

57
Data yanng ada pada Tabel 5.10 diatas terlihat bahwa dari 58

responden, rata-rata dalam satu minggu pasien mengkonsumsi sayur 5

hari, mengkonsumsi tinggi gula 2 hari, membatasi porsi makan nasi 6

hari, mengganti nasi dengan rendah karbohidrat 3 hari dan

mengkonsumsi makanan yang digoreng / bersantan 4 hari.

c. Perilaku Exercise/latihan fisik

Variabel Perilaku Exercise/latihan fisik ini terdapat 2 pernyataan

terkait tentang kegiatan olah raga pasien DM dalam satu minggu.

Gambaran distribusi jawaban responden terhadap variabel perilaku

exercise/latihan fisik dapat dilihat pada Tabel 5.13

Tabel 5.13 Distribusi Deskriptif Perilaku Exercise/Latihan Fisik per


Minggu
Perilaku Exercise N Min Max Mean Sd
Melakukan Senam 58 0 7 4,00 2,547
Senam minimal 30 menit 58 0 7 4,00 2,543
Valid N (listwise) 58

Sumber: data primer diolah (2014)

Data yanng ada pada Tabel 5.13 diatas terlihat bahwa dari 58

responden, rata-rata dalam satu minggu pasien melakukan olah raga

selama 4 hari, dan olah raga minimal 30 menit sebanyak 4 hari.

58
d. Perilaku kepatuhan obat

Variabel Perilaku kepatuhan obat ini terdapat 3 pernyataan terkait

tentang keteraturan minum obat sesuai jadwal dan dosis dalam satu

minggu serta kepatuhan kontrol obat jika habis. Gambaran distribusi

jawaban responden terhadap variabel perilaku kepatuhan obat dapat

dilihat pada Tabel 5.14 dan 5.15 berikut ini :

Tabel 5.14 Distribusi Deskriptif Perilaku Kepatuhan Obat dalam Satu

Minggu

Perilaku Kepatuhan Obat N Min Max Mean Sd

Minum obat sesuai jadwal 58 3 7 6,83 ,752

Minum obat sesuai dosis 58 3 7 6,83 ,752

Valid N (listwise) 58

Sumber: data primer diolah (2014)

Tabel 5.15 Distribusi Frekuensi Perilaku Kepatuhan Obat yang


melakukan Kontrol jika Obat Habis
Kontrol Obat Frekuensi (n) Persentasi (%)
Tidak 4 6,9
Ya 54 93,1
Total 58 100,0

Sumber : data primer diolah (2014)

Data yang ada pada Tabel 5.14 dan 5.15 diatas terlihat bahwa dari

58 responden, rata-rata dalam satu minggu pasien DM meminum obat

sesuai jadwal dokter sebanyak 7 hari, meminum obat sesuai dosis

sebanyak 7 hari serta pasien DM yang melakukan kontrol bila obat

59
habis sebanyak 54 orang (93,1%) dan yang tidak kotrol bila obat habis

sebanyak 4 orang (6,9%).

e. Perilaku Pemeriksaan Kadar Gula Darah

Variabel Perilaku pemantauan kadar gula darah ini terdapat 2

pertanyaan terkait tentang pemeriksaan kadar gula darah, dan tekanan

darah. Gambaran distribusi jawaban responden terhadap variabel

perilaku pemeriksaan gula darah dapat dilihat pada Tabel 5.16 berikut

ini :

Tabel 5.16 Distribusi Frekuensi Perilaku Pemeriksaan Kadar Gula

Darah

Pemeriksaan KGD Frekuensi (n) Persentase (%)


Tidak 3 5,2
1x/bulan 39 67,2
2x/bulan 12 20,7
1x/2bulan 1 1,7
1x/3bulan 3 5,2
Total 58 100,0
Sumber: data primer diolah (2014)

Data yang ada pada Tabel 5.14 diatas terlihat bahwa dari 58

responden, pasien DM yang tidak teratur memeriksakan gula darah

sebanyak 3 orang (5,2%), yang melakukan 1x / bulan sebanyak 39

orang (67,9%), melakukan 2x/bulan sebanyak 12 orang (20,7%), 1x / 2

bulan sebanyak 1 orang (1,7%) dan 1x/3 bulan sebanyak 3 orang

(5,2%).

60
Gambaran distribusi jawaban responden dalam pemeriksaan

tekanan darah dapat dilihat pada Tabel 5.17.

Tabel 5.17 Distribusi Frekuensi Perilaku Pemeriksaan Tekanan Darah


Pemeriksaan TD Frequency Percent
Tidak 6 10,3
1x/bulan 37 63,8
2x/bulan 12 20,7
1x/2bulan 1 1,7
1x/3bulan 2 3,4
Total 58 100,0

Sumber: data primer diolah (2014)

Data yang ada pada Tabel 5.15 iatas terlihat bahwa dari 58

responden, pasien DM yang tidak teratur sebanyak 6 orang (10,3%),

memeriksakan tekanan darah secara teratur mayoritas melakukan 1x /

bulan sebanyak 37 orang (63,8%), 2x/bulan sebanyak 12 orang

(20,7%), 1x/ 2 bulan sebanyak 1 orang (1,7%) dan 1x/ 3 bulan sebanyak

2 orang (3,4%).

f. Perilaku Perawatan Kaki

Variabel Perilaku perawatan kaki ini terdapat 5 pertanyaan dengan

penilaian Baik dan Kurang Baik berdasarkan nilai median. Gambaran

distribusi jawaban responden terhadap variabel perilaku perawtan kaki

dapat dilihat pada Tabel 5.18 berikut ini :

61
Tabel 5.18 Distribusi Frekuensi Gambaran Perilaku Perawatan Kaki

Perilaku Perawatan Kaki Frekuensi (n) Persentase (%)


Baik 29 50,0
Kurang Baik 29 50,0
Total 58 100,0
Sumber: data primer diolah (2014)

Data yang ada pada Tabel 5.18 diatas terlihat bahwa dari 58

responden, gambaran perilaku perawatan kaki pasien DM di Puskesmas

Ciputat Timur yang baik sebanyak 29 orang (50,0%) dan kurang baik

29 orang (50,0%).

62
BAB VI

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan menjelaskan interpretasi hasil penelitian dan keterbatasan

penelitian. Interpretasi hasil akan membahas mengenai hasil penelitian yang

dikaitkan dengan teori yang ada pada tinjauan pustaka, sedangkan keterbatasan

penelitian akan memaparkan keterbatasan yang terjadi selama pelaksanaan

penelitian.

A. Analisa Univariat

1. Data Demografi Responden

a. Usia

Berdasarkan usia, prevalensi DM sering muncul setelah usia

lanjut terutama setelah berusia 45 tahun (Hadibroto et ala, 2010).

Menurut Goldberg dan Coon (2006) yang menyatakan bahwa usia

sangat erat kaitannya dengan kenaikan kadar glukosa darah, sehingga

semakin meningkatnya usia maka prevalensi DM dan gangguan

toleransi gula darah semakin meningkat. Proses menua yang

berlangsung setelah usia 30 tahun mengakibatkan perubahan

anatomis, fisiologis dan biokimia. Menurut Rven dan De Fronzo

dalam Rahmadiliyani (2009) pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi

pankreas dan sekresi insulin yang berkurang, Menurunnya toleransi

glukosa pada usia lanjut berhubungan dengan berkurangnya

sensitivitas sel perifer terhadap insulin sehingga menyebabkan

peningkatan kadar gula darah pada usia lanjut. Hasil penelitian ini

63
menunjukkan karakteristik responden mayoritas usia > 45 tahun

sebanyak 51 orang (87,9%) dari 58 responden. Menurut Riskesdas

(2013) prevalensi DM menurut usia mayoritas 55-64 tahun sebanyak

4,8%.

b. Jenis Kelamin

Hasil penelitian berdasarkan jenis kelamin, diperoleh responden

perempuan berjumlah 43 orang (74,1%), sedangkan laki-laki

berjumlah 15 orang (25,9%). Mayoritas responden yang terlibat dalam

penelitian ini yaitu perempuan. Menurut Creator (2010) Insiden

diabetes adalah 1,1 per 1000 orang/tahun pada wanita dan 1,2 per

1000 orang/tahun pada laki-laki. Sedangkan menurut hasil Riskesdas

(2013) prevalensi perempuan lebih tinggi daripada laki-laki, hal ini

dikarenakan beberapa faktor rsiko seperti obesitas, kurang

aktivitas/latihan isik, usia dan riwayat DM saat hamil, menyebabkan

tingginya kejadian DM pada perempuan (Radi, 2007).

c. Penyakit Penyerta

Berdasarkan penyakit penyerta, diperoleh gambaran dari 58

responden mayoritas pasien DM memiliki penyakit penyerta

hipertensi sebanyak 31 orang (53,4%). Menurut Waspadji (2009)

penderita DM mempunyai resiko untuk terjadi penyakit jantung

koroner dan penyakit pembuluh darah otak dua kali lebih mudah

mengalami kebutaan akibat kerusakan retina dari pada penderita non

diabetes. Pasien DM mudah terkena jantung karena penyempitan

pembuluh darah dan kelemahan otot jantung karena kekurangan

64
oksigen. Sedangkan hipertensi pada psien DM terjadi karena

peningkatan resistensi vaskular akibat peningkatan insulin. Insulin

selain merubah glukosa menjadi energi juga dapat meningkatkan

resistensi natrium pada ginjal dan meningkatkan aktifitas saraf

simpatis.

d. Lama Menderita DM

Berdasarkan lama menderita DM, dari penelitian ini diperoleh

hasil rata-rata responden menderita DM selama 5 tahun. Menurut

Waspadji (2009) bahwa semakin lama pasien menderita DM dengan

kondisi hiperglikemi, maka semakin tinggi kemungkinan terjadinya

komplikasi kronik. Menurut penelitian Gultom (2012) menyatakan

responden dengan lama menderita > 4 tahun, sedangkan menurut

penelitian Yusra (2012) diperoleh mayoritas responden lama

menderita DM > 5 tahun.

e. Pendidikan

Hasil penelitian berdasarkan pendidikan, diperoleh gambaran

bahwa 1 orang (1,7%) tidak sekolah, 22 orang (37,9%) pendidikannya

SD, 8 orang (13,8%) pendidikannya SMP, 21 orang (36,2%)

pendidikannya SMA dan 6 orang (10,3%) pendidikannya perguruan

tinggi. Dari hasil tersebut disimpulkan mayoritas responden di

Puskesmas Ciputat Timur pendidikannya SD. Menurut Notoatmodjo

(2003) seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai

pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang

tingkat pendidikannya lebih rendah. Sutanegoro dan Suastika dalam

65
Gultom (2011) mengatakan bahwa pendidikan merupakan dasar

utama untuk keberhasilan pengobatan.

f. Pekerjaan

Berdasarkan Pekerjaan, diperoleh hasil penelitian bahwa

gambaran responden mayoritas sebagai ibu rumah tangga sebanyak 32

orang (55,2%), Swasta 9 orang (15,5%), Pedagang 8 orang (13,8%),

sudah pensiun 8 orang (13,8%) dan buruh 1 orang (1,7%). Menurut

penelitian Gultom (2011) didapatkan bahwa penderita DM lebih tinggi

pada orang yang bekerja. Menurut Earnest dan Hu (2008) mengatakan

bahwa setiap orang yang memiliki jam kerja tinggi dengan jadwal

yang tidak teratur menjadi faktor penting dalam meningkatnya

penyakit diabetes mellitus.

2. Gambaran Pengetahuan tentang Penatalaksanaan DM

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang

merupakan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu

(Notoatmodjo,2003). Berdasarkan penelitian tentang perilaku dari Rogers

yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007) mengatakan bahwa pengetahuan

atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan atau perilaku seseorang. Pengetahuan penderita tentang DM

merupakan sarana yang dapat membantu penderita menjalankan

penanganan DM selama hidupnya sehingga semakin baik penderita

mengerti tentang penyakitnya semakin mengerti bagaimana harus

berperilaku dalam penanganan penyakitnya (Waspadji, 2004).

66
Hasil dari penelitian berdasarkan pengetahuan tentang

penatalaksanaan DM, diperoleh gambaran dari 58 responden terdapat 25

orang (43,1%) baik, 29 orang (50,0%) cukup dan 4 orang (6,9%) kurang.

Dari hasil dapat disimpulkan bahwa gambaran pengetahuan pasien DM di

Puskesmas Ciputat Timur mayoritas pengetahuannya cukup.

3. Gambaran Perilaku Penatalaksanaan DM

Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang

bersangkutan. Perilakku kesehatan adalah suatu respon terhadap stimulus

atau obyek yang bekaitan dengan sakit dan penyakit (Notoatmodjo,

2003). Menurut hasil konsesus PERKENI (2011) perilaku pasien yang

diharapkan adalah mengikuti pola makan sehat, meningkatkan kegiatan

jasmani, menggunakan obat diabetes dan obat-obatan dalam keadaan

khusus secara aman dan teratur, melakukan pemantauan gula darah

mandiri dan memanfaatkan data yang ada, melakukan perawatan kaki

secara berkala, memiliki kemampuan untuk mengenal dan memahami

keadaan sakit akut yang tepat, mempunyai ketrampilan mengatasi

masalah yang sederhana, dan mampumemanfaatkan fasilitas pelayanan

kesehatan yang ada.

Berdasarkan uraian diatas, pada penelitian ini sesuai penatalaksanaan

DM diperoleh gambaran perilaku sebagai berikut:

a. Perilaku Edukasi

Pasien DM di Puskesmas Ciputat Timur yang mencaritahu

tentang penatalaksanaan DM sebanyak 44 orang (75,9%) dan yang

tidak mencari tahu sebanyak 14 orang (24,1%), dan mayoritas mencari

67
tahu melalui dokter sebanyak 43 orang (65,2%). Sedangkan perilaku

edukasi yang mengikuti penyuluhan sebanyak 15 orang (25,9%).

Edukasi DM adalah pendidikan dan pelatihan mengenai pengetahuan

dan keterampilan bagi pasien DM guna menunjang perubahan

perilaku, meningkatkan pemahaman pasien tentang penyakitnya,

sehingga tercapai kesehatan yang optimal, penyesuaian keadaan

psikologis dan peningkatan kualitas hidup (Soegondo et al, 2009).

b. Perilaku Diet

Berdasarkan perilaku diet, diperoleh gambaran dalam rentang satu

minggu rata-rata mengkonsumsi sayur 5 hari, konsumsi tinggi gula 2

hari, membatasi porsi makan nasi 6 hari, mengganti nasi dengan

rendah gula 3 hari dan konsumsi makanan yang digoreng atau

bersantan 4 hari. Diet DM sangat dianjurkan untuk mempertahankan

kadar glukosa darah mendekati normal, mencapai kadar serum lipid

yang optimal, dan menangani komplikasi akut serta meningkatkan

kesehatan secara keseluruhan (Sukardji, 2009). Berdasarkan

PERKENI (2006) makanan yang tidak dianjurkan pada penderita DM

adalah makanan yang banyak mengandung gula, makanan

berlemak/goreng-gorengan dan makanan banyak mengandung garam.

Berdasarkan uraian perilaku pasien DM di Puskesmas Ciputat Timur

tidak sesuai dengan ketentuan Perkeni (2006), karena masih

banyaknya pasien DM yang mengkonsumsi makanan yang tinggi

kadar gula, goreng-gorengan dan bersantan.

68
c. Perilaku Exercise/latihan fisik

Berdasarkan perilaku exercise/latihan fisik yang terdiri dari 3

pernyataan, diperoleh gambaran dalam rentang 1 minggu rata-rata

pasien DM melakukan senam 4 hari, senam dilakukan minimal 30

menit dan istirahat apabila lemas 6 hari. Menurut PERKENI (2006)

pasien DM dianjurkan latihan atau olahraga secara teratur (3-4 kali

seminggu) selama kurang lebih 30 menit. Latihan Fisik pada pasien

DM bertujuan untuk mengendalikan berat badan, kadar gula darah,

tekanan darah dan yang paling penting memicu pengaktifan produksi

insulin dan membuat kerjanya menjadi lebih efisien. Kecuali untuk

pasien DM yang tidak terkontrol akan meningkatkan kadar gula darah

(Yunir & ssoebardi, 2006). Hasil penelitian perilaku exercise/latian

fisik pasien DM di Puskesmas Ciputat Timur sudah sesuai dengan

teori.

d. Perilaku Kepatuhan Obat

Berdasarkan perilaku kepatuhan obat, diperoleh gambaran dalam

rentang satu minggu rata-rata pasien DM minum obat sesuai jadwal

dan dosis obat rutin 7 hari, dan apabila obat habis 54 orang (93,1%)

dari 58 responden melakukan kontrol obat. Kepatuhan obat ini

diperlukan untuk mempertahankan rasa nyaman, mengendalikan

glukosa darah serta menghambat progresivitas penyakit penyulit DM

(PERKENI, 2006). Hasil penelitian perilaku kepatuhan obat pasien

DM di Puskesmas Ciputat Timur sudah sesuai dengan tujuan perilaku

sehat menurut PERKENI.

69
e. Perilaku Pemeriksaan Kadar Gula Darah

Berdasarkan Pemeriksaan Kadar Gula darah, diperoleh gambaran

mayoritas pasien DM di Puskesmas Ciputat Timur melakukan

pemeriksaan gula darah 1 kali per bulan sebanyak 39 orang (67,2%)

dari 58 responden. Pasien DM di Puskesmas Ciputat Timur mayoritas

melakukan kontrol Gula 1x per bulan karena di setiap RW 1 bulan

sekali diadakan posbindu, dan mayoritas pasien DM lebih memilih

kontrol di Posbindu. Berdasarkan pemeriksaan tekanan darah

diperoleh gambaran mayoritas pasien DM di Puskesmas Ciputat

Timur melakukan pemeriksaan tekanan darah 1 kali per bulan

sebanyak 37 orang (63,8%) dari 58 responden. Hasil penelitian ini

sesuai dengan tujuan perilaku sehat menurut PERKENI (2006).

Pemeriksaan kadar gula darah bertujuan untuk mencegah dan

mendeteksi kemungkinan terjadinya hipoglikemi dan hiperglikemi

sehingga dapat segera ditangani untuk menurunkan resiko komplikasi

dari DM (Smeltzer et al, 2008).

f. Perilaku Perawatan Kaki

Berdasarkan perilaku perawatan kaki DM, diperoleh gambaran

rata-rata pasien DM di Puskesmas Ciputat Timur dalam melakukan

perawatan kaki yang Baik sebanyak 29 orang (50,0%). Perawatan kaki

ini sangat baik untuk mencegah terjadinya komplikasi pada kaki

karena pada penderita DM sangat rentan untuk mengalami gangguan

sirkulasi darah (PERKENI, 2006).

70
B. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dari penelitian ini. Hal ini

disebabkan karena adanya beberapa keterbatasan penlitian dalam pelaksanaan

penelitian ini antara lain :

1. Kebanyakan responden tidak bisa mengisi sendiri kuesioner jadi disini

peneliti yang membacakan pertanyaan dan membantu mengisi sesuai

jawaban responden.

2. Responden banyak yang tidak ingat seperti materi tentang penyuluhan

sehingga hasil tidak dicantumkan pada hasil.

3. Responden yang tergesa-gesa dalam mengisi kuesioner.

71
BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil uraian penelitian yang telah dikemukakan pada bab

sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai hasil keseluruhan temuan

penelitian sebagai berikut:

1. Data demografi responden penderita DM di puskesmas Ciputat Timur dari

58 responden diperoleh mayoritas usia > 45 tahun sebanyak 51 orang

(87,9%), jenis kelamin mayoritas responden adalah perempuan yaitu

berjumlah 43 orang (74,1%), penyakit penyerta hipertensi sebanyak 31

orang (53,4%), lama menderita DM rata- rata pasien menderita DM

selama 5 tahun, berdasaran pendidikan mayoritas pasien DM pendidikan

terakhir SD yaitu sebanyak 22 orang (37,9%), pekerjaan mayoritas

sebagai ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 32 orang (55,2%).

2. Gambaran pengetahuan tentang penatalaksanaan DM pada pasien DM di

Puskesmas Ciputat Timur yaitu pasien DM memiliki pengetahuan tentang

penatalaksanaan DM baik sebanyak 25 orang (43,1%), Cukup 29 orang

(50,0%) dan kurang 4 orang (6,9%).

72
3. Gambaran perilaku tentang penatalaksanaan DM pada pasien DM di

Puskesmas Ciputat Timur yaitu:

a. Berdasarkan perilaku edukasi mayoritas responden mencari tahu

penatalaksanaan DM sebanyak 44 orang (75,9%) dan yang mencari

tahu melalui dokter sebanyak 43 orang, sedangkan untuk penyuluhan

mayoritas responden yang tidak mengikuti penyuluhan sebanyak 43

orang (74,1%).

b. Berdasarkan perilaku diet pasien DM di Puskesmas Ciputat Timur

rata-rata dalam satu minggu pasien mengkonsumsi sayur 5 hari,

mengkonsumsi tinggi gula 2 hari, membatasi porsi makan nasi 6 hari,

mengganti nasi dengan rendah karbohidrat 3 hari dan mengkonsumsi

makanan yang digoreng / bersantan 4 hari.

c. Berdasarkan perilaku exercise/ latihan fisik, pasien DM di Puskesmas

Ciputat Timur rata-rata dalam satu minggu pasien melakukan olah

raga selama 4 hari, dan olah raga minimal 30 menit sebanyak 4.

d. Berdasarkan perilaku kepatuhan obat, pasien DM di puskesmas

Ciputat Timur, rata-rata dalam satu minggu pasien DM meminum

obat sesuai jadwal dokter sebanyak 7 hari, meminum obat sesuai dosis

sebanyak 7 hari serta pasien DM dan mayoritas melakukan kontrol

bila obat habis sebanyak 54 orang (93,1%).

e. Berdasarkan perilaku pemeriksaan kadar gula darah, pasien DM di

Puskesmas Ciputat Timur, mayoritas melakukan pemeriksaan gula

darah teratur setiap 1x / bulan sebanyak 39 orang (67,9%).

Pemeriksaan tekanan darah, pasien DM mayoritas memeriksakan

73
tekanan darah secara teratur mayoritas melakukan 1x / bulan sebanyak

37 orang (63,8%).

f. Berdasarkan perilaku perawatan kaki pasien DM di Puskesmas

Ciputat Timur, yang Baik sebanyak 29 orang (50,0%) dan kurang baik

29 orang (50,0%).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan maka dapat

diberikan beberapa saran kepada berbagai pihak yang berkenaan dengan

pengetahuan dan perilaku tentang penatalaksanaan DM pada pasien DM:

1. Bagi Pasien

Pasien perlu mempertahankan pengetahuannya yang baik, dan untuk yang

kurang bisa lebih ditingkatkan dengan mencari tahu atau mengikuti

penyuluhan tentangn bagaimana penatalaksanaan DM. Sehingga pasien

dapat memperbaiki keteraturan diet seperti mengurangi konsumsi

makanan atau minuman yang terlalu manis dan makanan yang digoreng

atau bersantan. Melakukan olah raga yang teratur minimal 3-4 hari dalam

satu minggu. Mempertahankan kepatuhan obat, pemantauan kadar gula

darah serta melakukan perawatan kaki.

74
2. Bagi Puskesmas

Puskesmas perlu mengadakan program penyuluhan tentang bagaimana

penatalaksanaan DM yang tepat, serta mengadakan program senam

diabetik. Sehubungan dengan begitu banyak penderita DM di wilayah

kerja Puskesmas Ciputat Timur.

3. Bagi Peneliti

Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas judul penelitian

seperti faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dan perilaku pasien

DM.

75
DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Association. 2004. Diagnosis dan classification of diabetes


melitus. Diabetes Care, 27(1), 55-60

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik edisi revisi VI.
Jakarta: Rineka Cipta

Badruddin, N., Basit, A., Hydrie, M.Z.I.,& Hakeem, R. 2002. Knowledge, Attitude
and Practices of Patients Visiting a Diabetes Care Unit. Jou of Nut:
Pakistan . /http://hanamuhdi.wordpress.com/ diunduh pada 10 Januari 2014

Bate, K.L., Jerums, G. 2003. Preventing complications of diabetes, 2003; 179:


498–503

Bungin Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif edisi pertama. Jakarta:


Prenada Media Group

Dahlan, M.S. 2008. Langkah-langkah membuat proposal penelitian bidang


kedokteran dan kesehatan. Jakarta : Sagung Seto

Gultom, Y.T. 2012. Skripsi Tingkat Pengetahuan Pasien Diabetes Mellitus


Tentang Manajemen Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Pusat Angkatan
Darat Gatot Subroto Jakarta Pusat. Jakarta: FKUI

Hadibroto, et al. 2010. Diabetes: Informasi lengkap untuk penderita dan


keluarganya. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Hidayat A Aziz . 2008. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis


Data. Jakarta: Salemba Medika

Hogan. 2010. New Insight Into The Pathogenesis Of Diabetic Retinopathy.


American Academy Of Ophthalmology Annual Meeting In New Orleans.
Louisiana

Ignatavicius, D.D, & Workman, M.L. 2006. Medical Surgical Nursing : Critical
thinking for collaborative care. Fifth edition. St. Louis, Missouri: Elsevier
Saunder.
International Diabetes Federation. 2011. One Adult In Ten Will Have Diabetes By
2030. [http://www.idf.org/media-events/press-releases/2011/diabetes-atlas-
8th-edition] [Diunduh pada 28 Desember 2013]

LeMone.P, & Burke. 2008. Medical Surgical Nursing : Critical Thinking in


Clinical Care. Edisi 4. New Jersey : Pearson Prentice Hall

Mahmudin, A. 2012. Evaluasi Manajemen MandiriKkaryawan Penyandang


Diabetes mellitus tipe 2 setelah menjdapatkan edukasi kesehatan di PT
Indocement Tunggal Prakarsa Plantsite Citereup. Jakarta: FIKUI

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka


Cipta

Parkeni. 2006. Diagnosis dan penatalaksanaan diabetes melitus.


http://dokteralwi.com / diabetes.html [14 Maret 2014].

Perkeni. 2006. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan bagi Penyandang


Diabetes.Jakarta: PERKENI

PERKENI.(2011).http;//Evaluasi manajemen.com, published 9 Februari 2013.

Price & Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Edisi
6. Jakarta: EGC

Ridwan. 2005. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung:


Alfabeta

Robin et al. 2007. Robbin basic pathology. Edisi 7. Jakarta : EGC

Sabri, L, & Hastono, S.P. 2006. Statistik Kesehatan. Edisi revisi. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.

Sastroasmoro, S. & Ismael, S. 2011. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis.


Edisi ke-4. Jakarta : Sagung Seto

Siswono. 2005. P2m & PL dan LITBANGKES. http.www.depkes.go.id

Smeltzer & Bare. 2008. http;//Evaluasi manajemen.com, published 9 Februari


2013.
Smeltzer, S., & Bare. 2008. Brunner & Suddarth’s Textbook of medical surgical
nursing. Philadelpia : Lippincott

Soegondo. 2004. Diabetes Melitus, Penatalaksanaan Terpadu. Jakarta: Balai


Penerbitan FKUI

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.


Sukardji, K. 2009. Penatalaksanaan Gizi pada diabetes mellitus, dalam
Sidartawan, S, Pradana, S, & Imam S. Penatalaksanaan diabetes terpadu.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Supranto J, 2000. Teknik Sampling untuk Survei dan Eksperimen. Jakarta: Rineka
Cipta.

Sutjahjo, et al. 2006. Konsensus pengelolaan dan pencegahan dan pencegahan


diabetes melitus tipe 2 di Indonesia tahun 2006. Diambil tanggal 4
November 2013 dari http://www.kedokteran.info

Suyono.2009. kecenderungan Peningkatan Jumlah Pasien Diabetes. Jakarta:


FKUI

Waspadji, (2007). Manajement Hidup sehat Diabetes Mellitus. Jakarta: Balai


Penerbit FKUI

World Health Organization, 2006, Definition and diagnosis of diabetes mellitus


and intermediate hiperglycaemia, Report ofWHO/IDF Consultation 2006

World Health Organization, 2011, Definition and diagnosis of diabetes mellitus


and intermediate hiperglycaemia, Report ofWHO/IDF Consultation 2011

Yunir., & Soebardi. 2006. Terapi non farmakologis pada diabetes mellitus. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FKUI.

Yusra. A. 2011. Tesis Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kualitas


Hidup Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah
Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta. Jakarta: FKUI
DINAS KESEHATAN KOTA TANGERANG SELATAN
UPT. PUSKESMAS CIPUTAT TIMUR
Jl. Anggur I Kel. Rempoa Kec. Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan

Ciputat, 18 Jufi 2014

Nomor : dcto I Zqt / 1*y^ v{A^t^ .

I,ampiran

Perihal : Keterangan selesai melaksanakan Yth


penelitian
Dekan Fakrltas Kedolcteran dan IhnuKesehatan

UIN Syarif HidaYatullah Jal€rta


Di
Tempat

Bersarna Kepata UPT Fuskesmas CiButat Timw, menerangkan


ini
bahwa Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta:

: IKA X.EBTY DYAI{ CHIPTARIT{I

: 1110104000042

Prograrn Studi : Ilmu KePerawatan

Telah selesai rnelaksanakan penelitian dimulai tanggat 19 Mei 2014 sld 14 Jult
*Gadbaran ?engdtahuan dan Perihku tentang Pdnatalaksanazrn
2014 tedtang
DM pada Pasien DM di Puskesmas Ciputat Tisrud''

Demikiarr surat keterangan ini dibuat agar* dapat dipergtmakan


sebagaimana mestinYa.

/o

;r
\,
Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini bersedia menjadi responden penelitian
dengan :

Judul Penelitian : Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Tentang Penatalaksanaan DM


Pada Pasien DM di Puskesmas Ciputat Timur
Peneliti : Ika Febty Dyah Chiptarini
NIM : 1110104000042
Alamat : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Saya telah mendapat penjelasan dari peneliti tentang tujuan penelitian ini. Saya
mengerti bahwa data mengenai penelitian ini akan dirahasiakan. Semua berkas yang
mencantumkan identitas responden hanya digunakan untuk terkait penelitian. Saya mengerti
bahwa penelitian ini tidak akan berpengaruh negative terhadap diri saya dan berguna untuk
pengembangan keperawatan.

Demikian surat pernyataan ini saya tandatangani tanpa suatu paksaan. Saya bersedia
untuk menjadi responden dalam penelitian ini secara sukarela.

Tangerang, 2014

Ttd,

(.......................................)
Lampiran 3

KUESIONER PENELITIAN

Tanggal Pengambilan Data :


Kuesioner A : Data demografi responden
Petunjuk Pengisian : Pilihlah jawaban sesuai dengan yang anda rasakan dengan
memberi tanda () pada kolom yang telah disediakan dan
semua pertanyaan harus dijawab dengan satu pilihan.

1. Data Demografi
Nama Inisial :
Umur : ...................................Tahun
Jenis Kelamin :
Perempuan Laki-laki
Penyakit Penyerta :
Tidak Ada Ada, Sebutkan : . . . .
Lama Menderita DM : ........................ tahun
Pendidikan Terakhir :
Tidak tamat SD/ tidak sekolah
SD
SMP/SLTP
SMA/SLTA
Perguruan Tinggi
Pekerjaan :
PNS
Swasta
Petani
Pedagang
Lain-lain, sebutkan ....
Alamat :
No Telp/ Hp :
Tanggal Pengambilan Data :
Kuesioner B : Tingkat Pengetahuan tentang DM dan Penatalaksanaan DM
Petunjuk Pengisian : Pilihlah jawaban sesuai dengan yang bapak/ibu ketahui,
dengan memberi tanda () pada kolom yang telah disediakan
dan semua pertanyaan harus dijawab dengan satu pilihan.

No Pertanyaan Benar Salah


1 Penyakit diabetes mellitus adalah penyakit kelebihan gula dalam
darah.
2 Penyakit diabetes mellitus disebut juga dengan penyakit kencing
manis.
3 Penyakit diabetes mellitus salah satunya juga disebabkan karena
kurang atau tidak adanya hormon insulin.
4 Umur, keturunan dari keluarga, dan berat badan/kegemukan
adalah merupakan faktor penyebab timbulnya penyakit diabetes
mellitus.
5 Penyakit diabetes mellitus ditandai dengan sering buang air kecil
(kencing)
6 Tidak enak makan, berat badan menurun, lemas, merupakan gejala
diabetes mellitus
7 Diabetes melitus dapat mengakibatkan gangguan pendengaran
8 Kerusakan organ ginjal dan infeksi pada kaki hingga membusuk
(luka tidak cepat sembuh) merupakan akibat penyakit diabetes.
9 Direbus, dibakar, dan dikukus merupakan cara memasak makanan
yang dapat meningkatkan kadar gula darah.
10 Pengaturan makan (diet) sangat diperlukan untuk menjaga
keseimbangan kadar gula darah.
11 Merokok dan alkohol harus dihindari oleh penderita diabetes
mellitus
12 Olah raga rutin sangat bagus untuk membantu mengontrol kadar
gula darah dan kolesterol dalam darah.
13 Olah raga yang baik untuk penderita diabetes mellitus dilakukan
selama kurang lebih 30 menit.
14 Meminum obat diabetes secara teratur sangat diharuskan untuk
mencegah terjadinya komplikasi diabetes.
15 Untuk mengendalikan gula darah, obat lebih penting dari pada diet
dan olah raga.
16 Terapi insulin diberikan apabila terapi jenis lain tidak dapat
mengontrol kadar gula darah.
17 Kadar gula darah 250 berarti nilainya normal
18 Untuk mencegah keparahan penyakit diabetes mellitus diperlukan
pemeriksaan kadar gula darah berkala atau teratur.
19 Penggunaan kaos kaki yang ketat diperbolehkan untuk penderita
diabetes mellitus
20 Menggunakan lotion dan menggunting kuku dengan tidak terlalu
dalam secara teratur sangat dianjurkan untuk menghindari infeksi.
Jumlah
Tanggal Pengambilan Data :
Kuesioner C : Perilaku Penderita DM
Petunjuk Pengisian : Isilah dengan tanda () pada kolom yang tersedia dari
pernyataan yang sesuai dengan kebiasaan bapak/ibu lakukan
sehari-hari.

1. Edukasi DM

No Pernyataan Dilakukan
Ya Tidak
1. Apakah anda mencari tahu tentang cara penatalaksanaan diabetes
mellitus (seperti ; diet yang baik, pengobatan yang teratur, olah
raga yang efektif, perawatan kaki) ?

Jika Ya,
Melalui media apa ? Internet / Membaca buku, tabloit, majalah /
Televisi / Radio / Dokter atau tim kesehatan lainnya. (lingkari
yang anda pilih)
2. Apakah Anda mengikuti kegiatan penyuluhan yang berkaitan
dengan diabetes mellitus (penyakit gula) ?

2. Diet
No Pernyataan Barapa hari anda melakukan dalam satu minggu
Tidak 1 2 3 4 5 6 7
Pernah
3. Saya mengkonsumsi
sayur atau makanan yang
di rebus, dipanggang atau
dikukus.
4. Saya mengkonsumsi
makanan yang banyak
mengandung gula
(permen, teh manis,
coklat, kue manis, cake ).
5. Saya makan nasi
sebanyak seperempat
porsi piring untuk tiap
makan besar.
6. Mengganti nasi dengan
(ubi, jagung, nasi merah,
kentang, oatmeal).
7. Saya memakan makanan
yang digoreng / bersantan
3. Exercise / Latihan Fisik

No Pernyataan Barapa hari anda melakukan dalam satu minggu


Tidak 1 2 3 4 5 6 7
Pernah
8 Saya melakukan olah
raga (jalan kaki, lari pagi,
badminton, bersepeda,
senam).
9. Saya melakukan olah
raga minimal 30 menit
setiap kali olah raga.

4. Terapi Obat

No Pernyataan Barapa hari anda melakukan dalam satu minggu


Tidak 1 2 3 4 5 6 7
pernah
10. Saya minum obat atau
suntik insulin mandiri
secara teratur sesuai
jadwal dari dokter.
11. Saya meminum obat
sesuai dosis obat yang
ditentukan dokter.
12. Saya melakukan kontrol ke dokter apabila obat habis.

1. Ya

2. Tidak

5. Pemantauan Kadar Gula Darah

No Pernyataan Dilakukan
Ya Tidak
13. Apakah anda memeriksakan kadar gula darah sewaktu ?

Jika Ya, berapa kali anda melakukannya ? ...........................


14. Apakah anda memeriksakan tekanan darah ?

Jika Ya, berapa kali anda melakukannya ? ........................


15. Apakah Anda melakukan tes laboratorium kolesterol ?

Jika Ya, berapa kali anda melakukannya? ........................


6. Perawatan Kaki

No Pernyataan Dilakuakan
Ya Tidak
16. Apakah Anda selalu menggunakan kaos kaki yang tidak terlalu
ketat di dalam rumah ?
17. Apakah Anda menggunakan alas kaki yang tertutup setiap
berpergian ?
18. Apakah anda mencuci kaki setiap hari menggunakan air dan
sabun?
19. Apakah anda selalu mengeringkan kaki yang basah sampai ke sela-
sela jari kaki ?
20. Apakah anda segera memotong kuku anda ketika kuku sudah
tampak memanjang?
21. Apakah anda selalu menggunakan lotion untuk melembabkan kaki?
22 Apakah anda segera mengobati apabila terdapat luka ?
Kisi- Kisi soal Kuesioner Pengetahuan DM

N Pertanyaan No item Jumlah soal Keterangan


o
1 Pengertian penyakit 1, 2 2 Item 1 dan 2
diabetes mellitus Favorable
2 Faktor-faktor 3, 4 2 Item 3 dan 4
penyebab penyakit Favorable
diabetes mellitus
3 Gejala-gejala penyakit 5, 6 2 Item 5 dan 6
diabetes mellitus Favorable
4 Komplikasi dari 7, 8 2 Item 8 Favorable Item 7 Unfavorable
diabetes mellitus
5 Diet teratur 9, 10, 11 3 Item 10 dan 11 Item 9 Unfavorable
Favorable
6 Exercise / latihan fisik 12, 13 2 Item 12 dan 13
dan olah raga Favorable
7 Kepatuhan Obat / 14, 15, 16 3 Item 14 dan 16 Item 15 Unfavorable
terapi Favorable
8 Pemantauan Kadar 17, 18 2 Item 17 dan 18 Item 17 Unfavorable
Gula Darah Favorable
9 Mencegah Komplikasi 19, 20 2 Item 20 Favorable Item 19 Unfavorable
Jumlah 20 15 5
Pernyataan Positif Pernyataan Negatif Penilaian
B =1 S =1 Baik = skor 15 – 20 (76% - 100%)
S =0 B =0 Cukup = skor 11 – 14 (56% - 75%)
Kurang= skor < 11 (< 56%)

Kisi – kisi pertanyaan kuesioner perilaku


No Pertanyaan No Item Jumlah Soal Keterangan
1 Edukasi DM 1, 2 2 Item 1 dan 2
Favorable
2 Diet 3, 4, 5, 6, 7 5 Item 3, 5 dan 6 Item 4 dan 7
Favorable Unfavorable
3 Exercise 8, 9 2 Item 8, 9, dan 10
Favorable
4 Obat 10, 11, 12 3 Item 11, 12, dan
13Favorable
5 Pemantauan 13, 14, 15 3 Item 14, 15, dan 16
KGD, TD, Favorable
Kolesterol
6 Perawatan Kaki 16, 17, 18, 7 Item 17,, 18, 19, 20,
19, 20, 21, 21, 22 dan 23
22 Favorable
Jumlah 22 20 2
Lampiran 4
Uji Validitas dan Reliabilitas

A. Kuesioner Pengetahuan
Reliability Statistics

Value ,621
Part 1 a
N of Items 10

Cronbach's Alpha Value ,698


Part 2 b
N of Items 10

Total N of Items 20
Correlation Between Forms ,827
Equal Length ,905
Spearman-Brown Coefficient
Unequal Length ,905
Guttman Split-Half Coefficient ,901

a. The items are: tahu 1, tahu2, tahu 3, tahu 4, tahu 5, tahu 6, tahu
7, tahu 8, tahu 9, tahu 10.
b. The items are: tahu 11, tahu 12, tahu 13, tahu 14, tahu 15, tahu
16, tahu 17, tahu 18, tahu 19, tahu 20.
Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's


Item Deleted if Item Deleted Total Alpha if Item
Correlation Deleted

tahu 1 13,43 16,254 ,312 ,817


tahu2 13,03 17,757 ,000 ,822
tahu 3 13,40 15,972 ,394 ,812
tahu 4 13,23 15,495 ,655 ,800
tahu 5 13,43 17,564 -,013 ,835
tahu 6 13,40 15,972 ,394 ,812
tahu 7 13,43 15,289 ,570 ,802
tahu 8 13,23 15,495 ,655 ,800
tahu 9 13,43 15,289 ,570 ,802
tahu 10 13,10 17,886 -,090 ,828
tahu 11 13,43 15,289 ,570 ,802
tahu 12 13,23 15,495 ,655 ,800
tahu 13 13,23 15,495 ,655 ,800
tahu 14 13,03 17,757 ,000 ,822
tahu 15 13,50 16,121 ,339 ,816
tahu 16 13,40 15,628 ,488 ,807
tahu 17 13,40 15,972 ,394 ,812
tahu 18 13,47 16,257 ,307 ,817
tahu 19 13,40 15,628 ,488 ,807
tahu 20 13,40 16,938 ,144 ,826
B. Kuesioner Perilaku

UJI VALIDITAS PERILAKU EDUKASI

perilaku edukasi perilaku edukasi skor


1 2
** **
Pearson Correlation 1 ,930 ,997

perilaku edukasi 1 Sig. (2-tailed) ,000 ,000

N 31 31 31
** **
Pearson Correlation ,930 1 ,954
perilaku edukasi 2 Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 31 31 31
** **
Pearson Correlation ,997 ,954 1

Skor Sig. (2-tailed) ,000 ,000

N 31 31 31
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Value 1,000
Part 1 a
N of Items 1

Cronbach's Alpha Value 1,000


Part 2 b
N of Items 1

Total N of Items 2
Correlation Between Forms ,930
Equal Length ,964
Spearman-Brown Coefficient
Unequal Length ,964
Guttman Split-Half Coefficient ,603

a. The items are: perilaku edukasi 1


b. The items are: perilaku edukasi 2

Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's


Item Deleted if Item Deleted Total Alpha if Item
Correlation Deleted

perilaku edukasi 1 ,39 1,245 ,930 .


perilaku edukasi 2 1,68 20,492 ,930 .
UJI VALIDITAS PERILAKU PEMANTAUAN KGD

Perilaku perilaku perilaku skor total


pantau 1 pantau 2 pantau 3
** **
Pearson Correlation 1 ,757 -,318 ,480

Perilaku pantau 1 Sig. (2-tailed) ,000 ,087 ,007

N 30 30 30 30
** **
Pearson Correlation ,757 1 -,263 ,565
perilaku pantau 2 Sig. (2-tailed) ,000 ,160 ,001
N 30 30 30 30
**
Pearson Correlation -,318 -,263 1 ,496
perilaku pantau 3 Sig. (2-tailed) ,087 ,160 ,005
N 30 30 30 30
** ** **
Pearson Correlation ,480 ,565 ,496 1

skor total Sig. (2-tailed) ,007 ,001 ,005

N 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


Reliability Statistics

Value 1,000
Part 1 a
N of Items 1

Cronbach's Alpha Value 1,000


Part 2 b
N of Items 1

Total N of Items 2
Correlation Between Forms ,757
Equal Length ,861
Spearman-Brown Coefficient
Unequal Length ,861
Guttman Split-Half Coefficient ,861

a. The items are: Perilaku pantau 1


b. The items are: perilaku pantau 2
Reliabilitas

Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's


Item Deleted if Item Deleted Total Alpha if Item
Correlation Deleted

Perilaku pantau 1 ,70 ,217 ,757 .


perilaku pantau 2 ,73 ,202 ,757 .
PerilakuPerawatan Kaki

Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's


Item Deleted if Item Deleted Total Alpha if Item
Correlation Deleted

perilaku rawat 1 2,80 1,614 ,454 ,798


perilaku rawat 3 2,27 1,582 ,675 ,725
perilaku rawat 5 2,27 1,582 ,675 ,725
perilaku rawat 6 2,80 1,614 ,454 ,798
perilaku rawat 7 2,27 1,582 ,675 ,725

Reliability Statistics

Value ,621
Part 1 a
N of Items 3

Cronbach's Alpha Value ,174


Part 2 b
N of Items 2

Total N of Items 5
Correlation Between Forms ,954
Equal Length ,976
Spearman-Brown Coefficient
Unequal Length ,977
Guttman Split-Half Coefficient ,939

a. The items are: perilaku rawat 1, perilaku rawat 3, perilaku rawat


5.
b. The items are: perilaku rawat 5, perilaku rawat 6, perilaku rawat
7.
Lampiran 5

Hasil Analisa Univariat SPSS Versi 20

Umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

< 45 7 12,1 12,1 12,1

Valid > 45 51 87,9 87,9 100,0

Total 58 100,0 100,0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Laki-laki 15 25,9 25,9 25,9

Valid Perempuan 43 74,1 74,1 100,0

Total 58 100,0 100,0

Penyakit Penyerta

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Hipertensi 31 53,4 53,4 53,4

Gastritis 2 3,4 3,4 56,9

Asam urat 6 10,3 10,3 67,2


Valid
Jantung 3 5,2 5,2 72,4

Tidak Ada 16 27,6 27,6 100,0

Total 58 100,0 100,0

Lama Menderita DM

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Lama 58 1 23 5,19 4,748


Valid N (listwise) 58
Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

PT 6 10,3 10,3 10,3

SD 22 37,9 37,9 48,3

SMA 21 36,2 36,2 84,5


Valid
SMP 8 13,8 13,8 98,3

Tidak Sekolah 1 1,7 1,7 100,0

Total 58 100,0 100,0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Buruh 1 1,7 1,7 1,7

IRT 32 55,2 55,2 56,9

Pedagang 8 13,8 13,8 70,7


Valid
Pensiun 8 13,8 13,8 84,5

Swasta 9 15,5 15,5 100,0

Total 58 100,0 100,0

Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Baik 25 43,1 43,1 43,1

Cukup 29 50,0 50,0 93,1


Valid
Kurang 4 6,9 6,9 100,0

Total 58 100,0 100,0

Mencari tahu Penatalaksanaan DM

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak 14 24,1 24,1 24,1

Valid Ya 44 75,9 75,9 100,0

Total 58 100,0 100,0


Cara mencari tahu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak 14 24,1 24,1 24,1

Dokter 29 50,0 50,0 74,1

Internet, buku 1 1,7 1,7 75,9

Dokter, Buku 2 3,4 3,4 79,3


Valid
Dokter, Internet, Buku 3 5,2 5,2 84,5

Dokter, Televisi, Buku 4 6,9 6,9 91,4

Dokter, Televisi 5 8,6 8,6 100,0

Total 58 100,0 100,0

mengikuti penyuluhan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak 43 74,1 74,1 74,1

Valid Ya 15 25,9 25,9 100,0

Total 58 100,0 100,0

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Konsumsi Sayur 58 2 7 5,34 1,915


Konsumsi Tinggi Gula 58 0 7 2,00 2,248
Membatasi porsi makan
58 0 7 6,00 2,060
nasi
Mengganti nasi dengan
58 0 7 2,79 1,980
rendah KH
Konsumsi makanan
58 0 7 4,03 2,413
digorang/bersantan
Valid N (listwise) 58

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Melakukan Senam 58 0 7 3,60 2,547


Senam minimal 30 menit 58 0 7 3,52 2,543
Istirahat bila lemas 58 0 7 6,53 1,570
Valid N (listwise) 58
Kontrol jika obat habis

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak 4 6,9 6,9 6,9

Valid Ya 54 93,1 93,1 100,0

Total 58 100,0 100,0

Pemeriksaan Kadar Gula Darah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak 3 5,2 5,2 5,2

1x/bulan 39 67,2 67,2 72,4

2x/bulan 12 20,7 20,7 93,1


Valid
1x/2bulan 1 1,7 1,7 94,8

1x/3bulan 3 5,2 5,2 100,0

Total 58 100,0 100,0

Pemeriksaan Tekanan Darah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak 6 10,3 10,3 10,3

1x/bulan 37 63,8 63,8 74,1

2x/bulan 12 20,7 20,7 94,8


Valid
1x/2bulan 1 1,7 1,7 96,6

1x/3bulan 2 3,4 3,4 100,0

Total 58 100,0 100,0

perilaku perawatan kaki

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Baik 29 50,0 50,0 50,0

Valid Kurang Baik 29 50,0 50,0 100,0

Total 58 100,0 100,0


Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Penggunaan Mencuci kaki Memotong kuku Menggunakan Mengobati luka


kaos kaki lotion

N 58 58 58 58 58

a,b
Mean ,22 ,90 1,00 ,40 ,98
Normal Parameters c
Std. Deviation ,421 ,307 ,000 ,493 ,131
Absolute ,479 ,528 ,393 ,535
Most Extreme Differences Positive ,479 ,368 ,393 ,448
Negative -,297 -,528 -,286 -,535
Kolmogorov-Smirnov Z 3,646 4,024 2,990 4,074
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. The distribution has no variance for this variable. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test cannot be performed.

You might also like