Professional Documents
Culture Documents
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Oleh:
NUR NAFIDAH
NIM: 1110104000033
ABSTRACT
Process of getting older is a natural process because it is the final stage in a journey of
life. The elderly population is increasing, both in other countries or in Indonesia. The
elderly generally suffer some changes, including changes in the function of biological,
social and cognitive. Cognitive function plays an important role in memory and most of
the daily activities, especially physical activity. The decresing physical activity has been
expressed as a form to trigger the decreasing cognitive function in the elderly.
This study was to determine the relation ship between physical activity with level of
cognitive in the elderly. Respondents were taken from elderly aged over 60 years who
living in Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4 Margaguna Jakarta Selatan. This
research is aquantitative analytical cross-sectional design. The sampling technique using
total sampling with 118 elderly as sample size. The data was taken by instruments such
as Mini Mental State Examination (MMSE) and Physical Activity Scale for the Elderly
(PASE) questionnaires. Data was analyzed by univariate and bivariate chi square test.
The results of the analysis showed that there is a relation ship between physical activity
with level of cognitive in elderly (p-value = 0.000).
iii
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi, Juli 2014
ABSTRAK
Proses menjadi tua merupakan suatu kejadian yang alami karena hal ini merupakan
tahap akhir dalam sebuah perjalanan hidup. Populasi lanjut usia semakin meningkat,
baik di negara lain maupun di Indonesia. Lanjut usia pada umumnya mengalami
beberapa perubahan, diantaranya perubahan fungsi biologis, sosial dan kognitif. Fungsi
kognitif memegang peranan penting dalam memori dan sebagian besar aktivitas sehari -
hari khususnya aktivitas fisik. Penurunan aktivitas fisik telah dinyatakan sebagai suatu
bentuk untuk memicu terjadinya penurunan fungsi kognitif pada lanjut usia.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik
dengan tingkat kognitif lanjut usia. Responden dalam penelitian ini adalah lanjut usia
yang berusia di atas 60 tahun yang tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4
Margaguna Jakarta Selatan. Jenis penelitian ini adalah analitik kuantitatif dengan desain
cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan
jumlah sampel sebanyak 118 lanjut usia. Pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian berupa kuesioner Mini Mental State Examination (MMSE) dan Physical
Activity Scale for the Elderly (PASE). Analisis data yang digunakan adalah analisis
univariat berupa distribusi frekuensi dan analisis bivariat berupa uji chi square.Hasil
analisis didapatkan bahwa ada hubungan antara aktivitas fisik dengan tingkat kognitif
lanjut usia (p-value = 0,000).
Kata Kunci: Aktivitas Fisik, Tingkat Kognitif, Lanjut Usia
iv
PERI\TYATAA}I PERSETUJUAI\I
Disusun Oleh:
I\TUR NAIIDAII
IIIIM: 11r0r04fi)0033
Pembimbi$g I
fu/t
Tien ca#Leh. nrt{. Yenita Asus. M.Kcqr. So.Mat. P,hI)
It[P:19720608 200604 2 001
201410{ fi435lc
LEMBAR PENGESAHAN
NgrlJtArrpAH
ffi
Pe,mbimbing I
r)
ltut
ti"o cZL"n nm.{. Yenita Aqu* MJ(en.. Sn.M*L. PhI)
ITIP: 19720608 2fi)fM 2 001
Penguji I
-.tt-?
--'--<
Krlvadi. PhI) Yenitr Atug. MJ(ep.. Sn Mrt . PhI)
I\iIP: 1971D03 200fl)l I Uf, It[P: 1972m08 2m6M 2 001
Penguji III
vt
l
LEMBAR PENGE,SAHAN
ryIlBNArIp,,{,H
lllMr 1110l04mm33
Mengetatrui,
vll
RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Peterongan Jombang
Telepon : 089604328510
E-mail : nersnurnafidah@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
viii
Cinta tanpa Syarat
Setelah ribuan tahun menyinari bumi, matahari tidak pernah berkata,
“Kamu hutang sama Saya”. Lihatlah dampak dari cinta tanpa syarat semacam ini.
Memberi kehidupan pada seluruh makhluk di dunia (Jalaluddin Rumi).
Adikku
Untuk adikku, tiada yang paling mengharukan saat kumpul bersamamu, walaupun
sering bertengkar tapi hal itu selalu menjadi warna yang tak akan bisa tergantikan,
terima kasih atas doa dan motivasi selama ini, hanya karya kecil ini yang dapat aku
persembahkan.
Sahabat Seperjuanganku
Buat sahabat - sahabatku, terima kasih atas bantuan, doa, nasihat, hiburan, traktiran,
motivasi dan semangat selama ini.
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, pencipta alam
semesta, penguasa isi jagat raya, pemberi kebahagiaan serta tidak pernah berhenti
memberikan limpahan taufiq, nikmat, hidayah dan karuniaNya. Shalawat dan salam
selalu terlimpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta
pengikut ajaran beliau hingga akhir jaman. Atas nikmat dan rahmat Allah SWT, penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan
Tingkat Kognitif Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Werdha 4 Margaguna Jakarta
Selatan”.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis telah berusaha untuk menyajikan
suatu karya ilmiah yang rapih dan sistematik sehingga mudah dipahami oleh pembaca.
Penulis menyadari bahwa penyajian skripsi ini jauh dari sempurna. Hal ini dikarenakan
fakta, memecahkan masalah yang ada, serta mengeluarkan gagasan ataupun saran -
saran. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang berguna untuk menyempurnakan
skripsi ini akan penulis terima dengan hati terbuka dan rasa terima kasih.
Telah banyak pihak yang memberikan dorongan, bantuan serta doa yang tak
terhingga nilainya sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya.
x
1. Prof. DR (hc). dr. Muhammad Kamil Tadjuddin, Sp. And., selaku Dekan
2. Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, M.KM, selaku Ketua Program Studi Ilmu
perkuliahan ini.
3. Ibu Tien Gartinah, MN. dan Ibu Yenita Agus, M.Kep., Sp.Mat., PhD selaku
dosen pembimbing skripsi, terima kasih untuk beliau yang telah meluangkan
waktu serta memberi arahan dan bimbingan dengan sabar kepada penulis
perkuliahan ini.
bahan rujukan.
6. Seluruh staf Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4 Margaguna Jakarta
penelitian.
7. Kedua orang tua, Bapak Muhammad Waras dan Ibu Munawaroh yang telah
keberhasilan penulis. Tak lupa adikku tersayang, Umi Fadilah dan seluruh
xi
8. Seluruh staf dan pengasuh Pondok Pesantren Al-Mimbar Jombang yang
10. Sahabat - sahabat “Pelangi“ (Desy, Fitri, Naila, Nina) dan sahabat - sahabat
terbaik Adelina dan Alif yang berjalan dan berjuang bersama, memberi
11. Teman - teman, kakak - kakak dan adik - adik Program Studi Ilmu
Keperawatan, CSS MoRA serta semua pihak yang telah mendoakan dan
Pada akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulis ini masih jauh dari
sempurna, namun penulis harapkan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang
memerlukan.
Penulis
xii
DAFTAR ISI
COVER ..................................................................................................................i
ABSTRACT ..........................................................................................................iii
ABSTRAK ...........................................................................................................iv
xiii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................10
xiv
BAB V HASIL PENELITIAN ...........................................................................45
A. Kesimpulan ......................................................................................60
B. Saran ................................................................................................61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xv
DAFTAR SINGKATAN
ACE-R : Addenbrooke’s Cognitive Examination Revision
BDNF : Brain Derived Neurotrophic Factor
BKKBN : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
Depkes : Departemen Kesehatan
FITT : Frequency, Intensity, Time, Type
GPPAQ : The General Practice Physical Activity Questionnaire
IGF-1 : Insuline Like Growth Factor
IL : Interleukin
KESBANGPOL : Kesatuan, Kebangsaan dan Politik
Lansia : Lanjut Usia
MENKOKESRA : Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Kesejahteraan Rakyat
MMSE : Mini Mental State Kognitif
PAI : Physical Activity Index
PASE : Phycical Activity for the Elderly
pH : Potential of Hydrogen
PSTW : Panti Sosial Tresna Werdha
SD : Sekolah Dasar
SMP : Sekolah Menengah Pertama
SMA : Sekolah Menengah Atas
PT : Perguruan Tinggi
ROM : Range of Motion
SUSENAS : Survei Sosial Ekonomi Nasional
TNF-α : Tumor Necrosis Factor Alpha
UPT : Unit Pelaksanaan Teknis
WHO :World Heath Organization
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Jakarta Selatan
Selatan
Selatan
xvii
DAFTAR BAGAN
Halaman
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
2. Informed Consent
3. Kuesioner Penelitian
xix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses menjadi tua merupakan suatu kejadian yang alami dan setiap
orang akan mengalaminya, karena hal ini merupakan tahap akhir dalam sebuah
hidup yang layak, baik dalam aspek fisik, materi, mental dan emosional.
terhadap bertambahnya usia harapan hidup (Soeroer & Muchtar, 2008 dalam
Masa dewasa akhir atau lanjut usia adalah periode perkembangan yang
bermula pada usia 60 tahun yang berakhir dengan kematian. Masa ini adalah
kembali kehidupan, masa pensiun dan penyesuaian diri dengan peran - peran
sosial (Santrock, 2006). Menurut Martono & Pranarka (2009) menua adalah
Lanjut Usia, seseorang dikatakan lanjut usia apabila telah mencapai usia 60
tahun. Penetapan batas usia seperti itu terkait erat dengan usia harapan hidup
(UHH) penduduk Indonesia. Berdasarkan data bahwa pada tahun 1980 UHH
masih 52,2 tahun, tahun 1990 UHH 59,8 tahun, tahun 1995 UHH 63,6 tahun,
1
2
tahun 2000 UHH 64,5 tahun, tahun 2010 UHH 67,4 tahun dan tahun 2020
bertambah dari sekitar 6,5 milyar di tahun 2006 menjadi 7 milyar di tahun
berusia 60 tahun ke atas, yaitu sebesar 694 juta jiwa (WHO, 2002). Di Asia,
beberapa negara yang mempunyai populasi lanjut usia terbesar adalah Jepang
21,5%, Hongkong 14,0%, Singapura 10,8% dan Cina 9,8% (Soejono, 2000
yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pada tahun
2000 UHH mencapai 67 tahun dari populasi lanjut usia yang diperkirakan 17
juta orang. Pada tahun 2006 kurang lebih sebesar 19 juta orang (8,90%), tahun
2010 diperkirakan sebesar 23,9 juta orang (9,97%) dan tahun 2020
proporsi lanjut usia meningkat dari 4,7% (tahun 2002) menjadi 5,1% (tahun
2008) dan akan terus meningkat mencapai 11,34% di tahun 2020 dari jumlah
Lanjut usia adalah orang yang mengalaami perubahan struktur dan fungsi
serta sistem biologisnya dikarenakan usia yang sudah lanjut. Perubahan ini
sebagian bahkan total. Menua dalam proses biologis adalah proses terkait
3
(Aswin, 2003).
komposisi tubuh, otot, tulang dan sendi, sistem kardiovaskular serta respirasi.
Pada lanjut usia, ada penurunan massa otot, perubahan distribusi darah ke otot,
penurunan potential of Hydrogen (pH) dalam sel otot, otot menjadi lebih kaku
dan ada penurunan kekuatan otot. Dengan melakukan aktivitas fisik atau
olahraga dapat meningkatkan kekuatan otot, massa otot, perfusi otot dan
Bagian yang tidak terlepas dari status kesehatan yaitu status fungsional.
aktivitas sehari-hari secara sehat. Konsep ini terintegrasi dalam tiga domain
utama, yaitu fungsi biologis, psikologis (kognitif dan afektif) serta sosial. Salah
satu komponen psikologis dalam diri individu yaitu fungsi kognitif yang
saraf pusat, termasuk juga otak mengalami perubahan struktur dan biokimia
kerja otak. Berat otak pada lanjut usia umumnya menurun 10 - 20%. Penurunan
ini terjadi pada usia 30 - 70 tahun (Fatmah, 2010). Diperkirakan juga bahwa
(McGuire et al., 2007). Salah satu faktornya adalah aktivitas fisik yang dapat
faktor - faktor ini yang menghambat penurunan fungsi kognitif dan dimensia
saraf pusat, yaitu pengurangan massa otak dan pengurangan aliran darah otak.
(Pranarka, 2006). Hal ini akan membawa dampak pada melambatnya proses
sentral dan waktu reaksi sehingga fungsi sosial dan okupasional akan
inilah yang membuat lanjut usia menjadi kehilangan minat pada aktivitas hidup
sehari - hari mereka. Lanjut usia menjadi memerlukan beberapa bantuan untuk
besar aktivitas sehari - hari. Dampaknya, fungsi fisik dan psikis lanjut usia
akan terganggu. Pada tahun 2008 rasio ketergantungan lanjut usia yang bisa
Ekonomi Nasional, 2009). Gangguan yang terjadi pada fungsi fisik meliputi
menurunnya fungsi panca indera, minat dan fungsi organ seksual serta
kemampuan motorik. Gangguan yang terjadi pada fungsi psikis meliputi lanjut
usia menjadi sering mengalami perasaan rendah diri, bersalah atau merasa
tidak berguna lagi, apalagi bila mereka telah ditinggal mati oleh pasangan
Penelitian selama satu tahun tentang kaitan latihan fisik terhadap fungsi
kognitif pada kelompok usia berisiko (70 - 89) oleh Williamson dkk. (2008) di
dan kemampuan lanjut usia agar tetap produktif dan juga lanjut usia yang
sehat, mandiri, sejahtera lahir dan batin (Depkes RI, 2006), dimanapun lanjut
usia berada seperti tinggal dengan keluarga atau berada di panti sosial.
bernilai positif bagi daya tahan tubuh seorang lanjut usia. Contoh aktivitas fisik
6
rumah, mencuci pakaian, dan lain - lain (Mathuranath, 2004). Menurut Barnes
(2004) penurunan aktivitas fisik telah dinyatakan sebagai suatu bentuk untuk
melakukan aktivitas fisik secara mandiri) didapatkan skor fungsi kognitif yang
baik, sedangkan 2 lanjut usia lainnya yang renta (hanya bisa beraktivitas di atas
tempat tidur dan aktivitas sehari - hari dibantu teman sekamar atau petugas
panti) didapatkan skor fungsi kognitif di bawah rata - rata normal yang
ringan.
kognitif lanjut usia di Panti Sosial Tresna Werdha Mulia 4 Margaguna Jakarta
Selatan.
7
B. Rumusan Masalah
fisik, biologis, mental maupun sosial ekonomi, oleh karena itu dengan
lanjut usia ini tetap mempunyai kondisi fisik dan mental yang prima (Depkes
RI, 2003). Menurut Barnes (2004) penurunan aktivitas fisik telah dinyatakan
sebagai suatu bentuk untuk memicu terjadinya penurunan fungsi kognitif pada
Aktivitas Fisik dengan Tingkat Kognitif Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna
C. Pertanyaan Penelitian
Selatan?
4. Apakah ada hubungan antara aktivitas fisik dengan tingkat kognitif lanjut
Selatan?
8
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
lanjut usia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4 Margaguna Jakarta
Selatan.
2. Tujuan Khusus
Jakarta Selatan.
Jakarta Selatan.
E. Manfaat Penelitian
lanjut usia.
kepada lanjut usia untuk melakukan dan mengikuti berbagai kegiatan serta
TINJAUAN PUSTAKA
A. Lanjut Usia
Lanjut usia (lansia) merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan.
lanjut (elderly) ialah 60 - 74 tahun, usia tua (old) ialah 75 - 90 tahun dan
usia sangat tua (very old) ialah diatas 90 tahun, sedangkan menurut
kelompok usia dalam masa virilitas yaitu masa persiapan usia lanjut yang
kelompok lanjut usia dini yaitu kelompok yang baru memasuki lanjut usia
(55 - 64 tahun), kelompok lanjut usia (65 tahun ke atas), kelompok lanjut
usia risiko tinggi yaitu lanjut usia yang berusia lebih dari 70 tahun.
10
11
serta respirasi. Pada lanjut usia, ada penurunan massa otot, perubahan
otot, otot menjadi lebih kaku dan ada penurunan kekuatan otot. Dengan
massa otot, perfusi otot dan kecepatan konduksi saraf ke otot (Wojtek,
2000).
Massa tulang menurun 10% dari massa puncak tulang pada usia 65
tahun dan 20% pada usia 80 tahun. Pada wanita, kehilangan massa tulang
lebih tinggi, kira-kira 15 - 20% pada usia 65 tahun dan 30% pada usia 80
tahun. Laki - laki kehilangan massa tulang sekitar 1% per tahun sesudah
usia 50 tahun, sedangkan wanita mulai kehilangan massa tulang pada usia
(Ambardini, 2009).
Tulang, sendi dan otot saling terkait, jika sendi tidak dapat digerakkan
lanjut usia. Jika suatu sendi tidak digunakan, maka otot yang melintasi
Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot
kesehatan fisik dan mental, serta mempertahankan kualitas hidup agar tetap
sehat dan bugar sepanjang hari. Jadi, aktivitas fisik adalah gerakan tubuh
yang dihasilkan oleh otot rangka yang sangat penting bagi pemeliharaan
atau gangguan gerak, akan terjadi perbedaan dalam jumlah skor fungsi
pembuluh kapiler di sekitar neuron yang memberi oksigen dan gizi dari
mengacu pada durasi, seberapa lama suatu aktivitas dilakukan dalam satu
pertemuan, sedangkan jenis aktivitas adalah jenis - jenis aktivitas fisik yang
a. Ketahanan (Endurance)
1) Berjalan kaki
2) Lari ringan
3) Berenang
4) Senam
5) Bermain tenis
b. Kelenturan (Flexibility)
2) Beribadah (shalat)
5) Mengepel lantai.
kerja otot tubuh dalam menahan sesuatu beban yang diterima, tulang
3) Angkat beban/berat
4) Membawa belanjaan
1. Pengertian Kognitif
Kognitif berasal dari bahasa Latin, yaitu cognitio yang artinya adalah
2003).
tentang sesuatu yang didapatkan dari proses berfikir. Proses yang dilakukan
fungsi belahan otak kanan yang berlangsungnya lebih cepat daripada yang
kiri. Tidak heran bila pada para lanjut usia terjadi penurunan berupa
reaksi tugas kompleks. Sifat gangguan ini sangat individual, tidak sama
17
75% dari bagian otak besar merupakan area kognitif (Saladin, 2007).
Sebanyak 100 milliar sel otak tersebut adalah sel otak aktif sementara
dapat berlanjut terus sampai usia berapapun jika saja otak memperoleh
stimulus yang terus menerus, baik fisik maupun mental. Hal ini disebut
juga kemampuan plastisitas otak yang terjadi juga pada lanjut usia
(Kusumoputro, 2003).
aktivitas hidup sehari - hari. Selain itu fungsi belahan otak sisi kanan
daripada belahan otak sisi kiri sebagai pusat inteligensi kristal yang
18
pada lanjut usia antara lain adalah kemunduran fungsi kewaspadaan dan
hemisfer kanan lebih cepat daripada hemisfer kiri maka mereka akan
a. Orientasi
tahun, musim, bulan, hari dan tanggal. Karena perubahan waktu lebih
b. Atensi
1) Mengingat Segera
2) Konsentrasi
c. Bahasa
parameter, yaitu :
1) Kelancaran
2) Pemahaman
3) Pengulangan
4) Penamaan
d. Memori
sehari - hari (misalnya tanggal, nama dokter, apa yang dimakan saat
serta mencari materi tersebut dalam rentang waktu menit, jam, hari,
e. Visuospasial
gambar (lingkaran, kubus dan lain - lain) dan menyusun balok - balok.
digambar terlalu kecil sehingga angka - angkanya tidak muat, hal ini
2010).
f. Fungsi Eksekutif
g. Kalkulasi
a. Status Kesehatan
b. Usia
perubahan yang terjadi pada otak akibat bertambahnya usia antara lain
skor di bawah cut off skrining adalah sebesar 16% pada kelompok usia
usia 75 - 79 tahun dan 44% pada usia di atas 80 tahun. Hasil penelitian
c. Status Pendidikan
d. Jenis Kelamin
area otak yang berperan dalam fungsi belajar dan memori, seperti
akibat stres oksidatif serta terlihat sebagai protektor sel saraf dari
Myers, 2008).
e. Aktivitas Fisik
Pada latihan atau aktivitas fisik beberapa sistem molekul yang dapat
penghubungan sel saraf dan plastisitas sel saraf (Cotman dkk., 2002).
2004).
Growth Factor-1(IGF-1).
ini berguna untuk meningkatkan suasana hati atau mood. Hal ini juga
aktivitas fisik termasuk berjalan kaki secara teratur dalam jangka waktu
D. Penelitian Terkait
1. Totok Budi Santoso dan Alfina Shofia Nur Rohmah (2011) dalam
dan fungsi kognitif pada wanita lanjut usia di Panti Werdha Surakarta.
2. Maulina Sri Rizky (2011) dalam thesis “ Hubungan Tingkat Pendidikan dan
E. Kerangka Teori
Lanjut Usia
1. Orientasi (personal,
Fungsi Kognitif waktu dan tempat)
2. Atensi (mengingat
dan konsentrasi)
Faktor - Faktor yang
3. Bahasa (kelancaran,
Mempengaruhi Fungsi
pemahanan,
Kognitif:
pengulangan dan
Jenis - Jenis Aktivitas Fisik 1. Status Kesehatan naming)
Lanjut Usia: 2. Usia 4. Memory (immediate,
3. Status Pendidikan recent dan
1. Ketahanan (Endurance)
4. Jenis Kelamin remotecontrol)
2. Kelenturan (Flexibility)
5. Aktivitas Fisik 5. Visuospasial
3. Kekuatan Otot (Strength
6. Eksekutif
Muscle) (Myres, 2008; Scanlan et
7. Kalkulasi
al., 2007; Fortes, 2011)
(Pusat Promosi Kesehatan
(Goldman (2000);
Depkes RI, 2006)
Plassman dkk. (2011))
Kombinasi Teori Goldman (2000); PPK Depkes RI (2006); Scanlan et al.,(2007); Myres
(2008); Fortes (2011); Plassman dkk. (2011).
BAB III
(Nursalam, 2008). Dalam penelitian ini mengkaji dua variabel yang terdiri dari
satu variabel bebas (independen) yaitu aktivitas fisik lanjut usia dan satu
variabel terikat (dependen) yaitu tingkat kognitif lanjut usia. Di bawah ini
1. Orientasi
1. Ketahanan
2. Atensi
2. Kelenturan
3. Bahasa
3. Kekuatan Otot
4. Memori
5. Visuospasial
6. Eksekutif
7. Kalkulasi
30
B. Definisi Operasional Penelitian
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
1 Usia Lamanya masa hidup Wawancara Kuesioner 1 = 60 – 74 tahun Ordinal
responden yang 2 = 75 – 90 tahun
dihitung berdasarkan 3 = > 90 tahun
tanggal lahir sampai
dengan ulang tahun
terakhir.
2 Jenis Identitas responden Wawancara Kuesioner 1 = Laki - Laki Nominal
Kelamin penelitian sesuai 2 = Perempuan
dengan kondisi
biologis dan fisik.
3 Pendidikan Jenjang pendidikan Wawancara Kuesioner 1 = SD Ordinal
Terakhir formal terakhir 2 = SMP
responden. 3 = SMA
4 = PT
31
No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
4 Aktivitas Pergerakan anggota Mengajukan - Modifikasi Penentuan aktivitas fisik Ordinal
Fisik Lanjut tubuh lanjut usia yang pertanyaan melalui kuesioner Physical lanjut usia menggunakan
Usia meliputi ketahanan, kuesioner. Activities Scale for nilai mean sebagai cut of
kelenturan dan the Elderly (PASE). point dengan kategori:
kekuatan otot. - Kuesioner ini terdiri 1. < Mean = Aktivitas
dari 8 item Fisik Kurang.
pertanyaan. 2. ≥ Mean = Aktivitas
Fisik Baik.
32
C. Hipotesis Penelitian
penelitian (Nursalam, 2008). Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. H0 = Tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan tingkat kognitif pada lanjut
usia.
2. H1 = Ada hubungan antara aktivitas fisik dengan tingkat kognitif pada lanjut usia.
33
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
(aktivitas fisik lanjut usia) dan variabel dependen (tingkat kognitif) yang
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Juni tahun 2014 di Panti
peneliti memilih Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4 Margaguna Jakarta
Selatan sebagai lokasi penelitian karena terdapat cukup banyak jumlah lanjut
hubungan aktivitas fisik dengan tingkat kognitif lanjut usia di Panti tersebut.
1. Populasi
2007).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua lanjut usia yang tercatat
34
35
2. Sampel
kriteria inklusi yang digunakan adalah 118 orang dari 205 lanjut usia.
sederajat.
D. Instrumen Penelitian
peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa
untuk menilai fungsi kognitif yang telah digunakan secara luas oleh para
Folstein pada tahun 1975. MMSE digunakan sebagai alat untuk mendeteksi
terakhir responden. Dinilai baik jika nilainya ≥ 23 untuk sekolah dasar (SD),
menengah atas (SMA) ke atas, sedangkan dinilai buruk jika nilainya < 23
untuk sekolah dasar (SD), < 25 untuk sekolah menengah pertama (SMP)
dan < 26 untuk sekolah menengah atas (SMA) ke atas (Turana, 2011).
untuk menilai aktivitas fisik lanjut usia. PASE terdiri dari tiga macam
aktivitas, yaitu leisure time activity (aktivitas waktu luang) yang terdiri dari
6 pertanyaan, house hold activity (aktivitas rumah tangga) yang terdiri dari 3
pertanyaan dan work related activity (aktivitas relawan) yang terdiri dari 1
PASE kurang relevan dengan kegiatan atau aktivitas fisik yang ada di
pertanyaan dari kategori aktivitas waktu luang dan aktivitas rumah tangga.
1. Uji Validitas
indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang
tersebut. Dalam hal ini, beberapa item pertanyaan dapat digunakan untuk
38
sedangkan apabila t hitung < t tabel, maka petanyaan tidak valid. Uji
dengan analisis faktor dan mengkorelasikan skor item instrumen dalam satu
faktor dengan skor total. Bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan
besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut merupakan konstruksi yang kuat
(Sugiyono, 2010).
Pada penelitian ini, uji coba instrumen dilakukan pada tanggal 15 Mei
2014. Uji coba dilakukan terhadap 30 lanjut usia di Panti Sosial Tresna
Werdha Budi Mulia 1 Cipayung Jakarta Timur dengan hasil tiap - tiap item
PASE, berkisar antara 0,365 sampai 0,645. Nilai t hitung ini kemudian
dengan uji 2 ekor (two tailed) dan n = 30, yaitu sebesar 0,361. Dari uji ini,
item 5 dan 8 dinyatakan tidak valid karena nilai t hitung kurang dari 0,361
sehingga item - item ini tidak bisa digunakan. Selanjutnya, dilakukan uji
hasil t hitung tiap-tiap item pertanyaan yang berkisar antara 0,365 sampai
0,645 dan semua item pertanyaan dinyatakan valid karena nilai t hitung
39
pertanyaan.
2. Uji Reliabilitas
apakah alat ukur dapat digunakan atau tidak. Reliabilitas merupakan indeks
yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau
pada tingkat kepercayaan dan dapat diandalkan (Arikunto, 2006). Hal ini
berarti sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan dua kali
Suatu variabel dikatakan reliabel jika Alpha Cronbach > 0,60 (Hidayat,
2007).
Pada penelitian ini, uji reliabilitas pada variabel aktivitas fisik lanjut
α = 0,723. Nilai Alpha Cronbach > 0,60. Sedangkan, uji reliabilitas pada
Pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei hingga Juni 2014. Data
yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh
Walikota Jakarta Selatan dan pihak Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia
Kebangsaan dan Politik) Walikota Jakarta Selatan dan pihak Panti Sosial
responden.
dalam kuesioner.
9. Kuesioner yang telah diisi selanjutnya diolah dan dianalisis oleh peneliti.
G. Pengolahan Data
1. Editing
diperiksa dengan cara melihat apakah ada data yang bertentangan dengan
data lain.
2. Coding
terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila
pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code
book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari
suatu variabel.
3. Entry Data
4. Cleaning Data
1. Analisis Univariat
bentuk tabel atau grafik (Setiadi, 2007). Variabel pada penelitian ini
variabel independen (bebas) yaitu aktivitas fisik lanjut usia dan variabel
2. Analisis Bivariat
2003) yaitu untuk melihat hubungan variabel aktivitas fisik lanjut usia dan
variabel tingkat kognitif lanjut usia. Analisis bivariat yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu uji chi square. Uji chi square digunakan untuk
yang diselidiki atau frekuensi hasil observasi frekuensi yang diharapkan dari
sampel apakah terhadap hubungan atau perbedaan yang signifikan atau tidak
(Ridwan, 2007).
independen dan apabila nilai p > 0,05 berarti hasil perhitungan statistik tidak
variabel independen.
I. Etika Penelitian
meyakinkan bahwa responden perlu mendapat perlindungan dari hal - hal yang
discomfort (Polit, 2006). Berikut ini adalah beberapa prinsip etik yang
2. Privacy (Pribadi)
4. Confidentially (Kerahasiaan)
penelitian.
menghentikan partisipasinya.
BAB V
HASIL PENELITIAN
sosial lanjut usia Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta. Sebagai lembaga
masyarakat, khususnya lanjut usia yang tidak mampu atau kurang beruntung
salah satu panti sosial milik pemerintah yang berada di wilayah Jakarta
dan berguna.
45
46
d. Pelayanan kesehatan.
f. Rekreasi.
pemulasaran.
ruangan untuk lanjut usiayang terdiri dari tiga ruangan khusus laki - laki,
47
lima ruangan khusus perempuan, satu ruang observasi dan satu ruang
Tabel 5.1
Klasifisikasi Ruangan PSTW Budi Mulia 4 Margaguna
Jakarta Selatan
No Nama Ruangan N Keterangan
1 Ruangan WBS Laki - laki
a. Cendrawasih 18 Setengah Renta
b. Merpati 11 Mandiri
c. Kutilang 22 Renta
d. Rajawali 13 Mandiri
2 Ruangan WBS Perempuan
a. Melati 14 Mandiri
b. Mawar 16 Mandiri
c. Cempaka 21 Setengah Renta
d. Kenanga 24 Renta
e. Anggrek 21 Renta
f. Lili 11 Mandiri
g. Tulip 10 Mandiri
3 Ruang Observasi 15 Lanjut usia
yang baru
datang sampai
mampu
beradaptasi
4 Ruang Gardena 9 Lanjut Usia
Psikotik
Jumlah Lanjut Usia 205
inklusi yang dibuat oleh peneliti, yaitu sebanyak 118 orang. Banyak
sebagian besar lanjut usia tidak sekolah, lanjut usia yang tidak bersedia
meliputi: data demografi lanjut usia yang terdiri dari usia, jenis kelamin dan
a. Usia
orang (24,6%) dan responden yang berusia lebih dari 90 tahun sebanyak
2 orang (1,7%). Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut ini:
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Usia
di PSTW Budi Mulia 4 Margaguna (n=118)
Usia N %
60 - 74 tahun 87 73,7
75 - 90 tahun 29 24,6
> 90 tahun 2 1,7
Total 118 100
b. Jenis Kelamin
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin
di PSTW Budi Mulia 4 Margaguna (n=118)
Jenis Kelamin N %
Laki - Laki 47 39,8
Perempuan 71 60,2
Total 118 100
49
(39,8%).
c. Pendidikan Terakhir
sederajat, yakni sebanyak 95 orang (80,5%). Hal ini dapat dilihat pada
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pendidikan Terakhir
di PSTW Budi Mulia 4 Margaguna (n=118)
Pendidikan Terakhir N %
Sekolah Dasar (SD) 95 80,5
Sekolah Menengah Pertama (SMP) 14 11,9
Sekolah Menengah Atas (SMA) 5 4,2
Perguruan Tinggi (PT) 4 3,4
Total 118 100
fisik baik dan aktivitas fisik kurang. Aktivitas fisik dikategorikan baik
jika ≥ 15 dan aktivitas fisik dikategorikan buruk jika < 15. Hasil
sebanyak 56 orang (47,5%). Hal ini bisa dilihat pada tabel 5.5 berikut
ini:
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Aktivitas Fisik
di PSTW Budi Mulia 4 Margaguna (n=118)
Aktivitas Fisik N %
Baik 62 52,5
Kurang 56 47,5
Total 118 100
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Kognitif
di PSTW Budi Mulia 4 Margaguna (n=118)
Tingkat Kognitif N %
Baik 50 42,4
Buruk 68 57,6
Total 118 100
Dari seluruh lanjut usia yang menjadi responden dalam penelitian ini,
aktivitas fisik dengan tingkat kognitif lanjut usia di PSTW Budi Mulia 4
Tabel 5.7
Tingkat Kognitif
Variabel p-value
Baik Buruk
N % N %
Usia 60 – 74 41 34,7 46 39,0
(tahun) 75 – 90 9 7,6 20 16,9 0,149
>90 0 0,0 2 1,7
Dari tabel 5.7 di atas, hasil uji statistik antara usia dan tingkat
kognitif lanjut usia didapatkan bahwa rata – rata lanjut usia yang berusia
46 orang (39,0%). Hasil uji statistik antara jenis kelamin dengan tingkat
orang (36,4%). Hasil uji statistik antara pendidikan terakhir dengan tingkat
kognitif didapatkan hasil bahwa sebagian besar lanjut usia yang berlatar
(49,2%). Hasil uji statistik antara aktivitas fisik dengan tingkat kognitif
52
Hasil uji korelasi didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan yang
usia. Uji korelasi antara aktivitas fisik dengan tingkat kognitif lanjut usia
yang kuat, karena berada pada rentang koefisien korelasi antara 0,50 - 0,69.
BAB VI
PEMBAHASAN
memiliki aktivitas fisik yang baik, yaitu sebanyak 62 orang (52,5%) dari
bahwa beberapa lanjut usiamasih sangat aktif dalam kegiatan yang ada di
panti, seperti senam, membuat kerajinan tangan, bermain angklung dan lain
sebagainya.
lanjut usia yang tinggal di panti memiliki aktivitas fisik yang buruk.
Menurut Yamada (2009) para lanjut usia penghuni panti memiliki aktivitas
fisik yang kurang dibanding lanjut usia yang tinggal bersama keluarga
fungsi kognitif.
antara lanjut usia yang memiliki aktivitas fisik baik dan aktivitas fisik
terdapat jadwal tetap untuk melakukan kegiatan yang sudah ditetapkan oleh
pihak atau petugas panti. Lanjut usia yang memiliki aktivitas kurang
53
54
Hal ini didukung oleh hasil penelitian di luar negeri menunjukkan bahwa
Mexico City mendapatkan dari 155 lanjut usia yang tinggal di panti, 102
di antara 125 lanjut usia yang tinggal di keluarga. Alvarado dkk. (2004)
menyebutkan bahwa setelah 6 bulan, kondisi para lanjut usia yang tinggal
antara lanjut usia yang berkognitif baik dan lanjut usia yang berkognitif
buruk. Lima puluh tujuh koma enam persen lanjut usia berkognitif buruk,
hal ini disebabkan karena ada faktor lain yang mempengaruhi tingkat
55
kognitif lanjut usia, seperti status kesehatan, interaksi sosial dan lain
sebagainya.
orang (73,7%). Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
sebanyak 18 orang (78,2%) dari 23 responden yang ada. Hal ini serupa
positif antara usia dengan fungsi kognitif, didapatkan data lanjut usia yang
seseorang. Hal ini dapat disimpulkan bahwa perbedaan jenis kelamin bisa
dengan kriteria inklusi. Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini
Selatan adalah perempuan, yaitu sebesar 69% dari populasi yang ada.
banyak adalah perempuan yaitu sebesar 8,2% dan laki - laki 6,9% dari
dibanding responden yang berjenis kelamin laki - laki. Penelitian lain yang
(29,3%).
fungsi kognitif lanjut usia. Yaffe dkk. (2001) mengatakan bahwa lanjut usia
kognitif.
sebesar 80,5%. Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Lisza (2013)
Program atau aktivitas di panti agar lebih diprioritas kepada lanjut usia
serta menganjurkan tetap melakukan kegiatan rutin sehari - hari. Hal ini
58
serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Lopez dkk. (2012) yang
fisik dengan tingkat kognitif lanjut usia dengan nilai p-value sebesar 0,000.
Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dikakukan oleh Williamson dkk.
penelitian Matthew dkk. (2004) dengan latihan Taichi pada usia 68 - 84 tahun
penjadualan yang konsisten dan perhatian dari para pengelola panti. Sarana
berupa televisi umumnya telah tersedia di panti – panti yang perlu ditingkatkan
juga dengan penyediaan sarana bacaan dan permainan yang merangsang daya
D. Keterbatasan Penelitian
yaitu:
yang hanya memotret dan menganalisis suatu keadaan dalam suatu saat
tertentu saja, pengukuran semua variabel yang diteliti dilakukan pada saat
bersamaan.
Selatan.
BAB VII
A. Kesimpulan
responden adalah Sekolah Dasar (SD) yaitu sebanyak 95 orang dari 118
lanjut usia.
Jakarta Selatan yaitu lanjut usia yang memiliki aktivitas fisik baik
Jakarta Selatan yaitu lanjut usia yang memiliki tingkat kognitif baik
4. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan antara aktivitas fisik
60
61
B. Saran
fisik.
a. Perlu ditingkatkan lagi program senam lanjut usia yang sudah ada
lanjut usia.
c. Perlu adanya pembeda program kegiatan panti bagi lanjut usia yang
aktivitas fisik dengan tingkat kognitif lanjut usia dengan desain studi
yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Arisman. 2004. Buku Ajar Ilmu Gizi: Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Barnes L.L., Mendes de Leon CF, et al. 2004. Sosial Resources and Cognitive
Decline in a Population of Older African Americans and Whites.
Neurology.
Dharmojo, Boedhi. 2009. Geriatrik Ilmu Kesehatan Lanjut Usia edisi 3. Jakarta:
EGC.
Dikot, Y., & Ong, PA., 2007. Diagnosa Dini dan Penatalaksanaan Demensia di
Pelayanan Medis Primer. Asosiasi Alzheimer Indonesia (AAzI) Cab. Jawa
Barat & Asna Dementia Standing Commiitee.
http://www.komnaslansia.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=63,
Diakses pada tanggal 20 November 2013, 14.30 WIB.
Kathy, Gunter. 2002. Healthy, Active Aging: Physical Activity Guidelines for
Older Adult: Oregon State University.
Komisi Nasional Lansia. 2010. Profil Lanjut Usia 2009. Jakarta: Komnas Lansia
2010.
Kuczynski B., Jagust W., Chui HC., Reed B. 2009. An Inverse Association of
Cardiovascular Risk and Frontal Lobe Glucose Metabolism. Neurology,
vol. 72, hal. 738–743.
Kusumoputro, S., dkk. 2003. Kiat Panjang Umur dengan Gerak dan Latih Otak.
Jakarta: UI Press.
Lumbantobing, S., Sidiarto. 2003. Kiat Panjang Umur dengan Gerak dan Latih
Otak. Jakarta:UI Press.
McGuire, L.C., et al. 2007. Cognitive Functioning in Late Life: The Impact of
Moderate Alcohol Consumption. Ann Epidemiol.
Murray, Ruth B & Zentner, Judith P. 1993. Nursing Assesment and Health
Promotion: Appleton & Lange.
Myres, J.S. 2008. Factors Associated with Changing Cognitive Function in Older
Adults: Implication for Nursing Rehabilitation. Rehabilitation Nursing.
Nurhidayati, Siti, dkk. 2012. Kebahagiaan Lansia Ditinjau dari Dukungan Sosial
dan Spiritualitas. Jurnal Soul, Volume 5 Nomor 2.
Plassman BL, Havlik RJ, Steffens DC, et al. 2000. Documented Head Injury in
Early Adulthood and Risk of Alzheimer’s Disease and Other Dementias.
Neurology.
Potter, Patrecia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan; Konsep, Proses
dan Praktik. Jakarta: EGC.
Pranarka, K. 2006. Penerapan Geriatrik Kedokteran Menuju Usia Lanjut yang
Sehat.
<http://www.univmed.org/wpcontent/uploads/2011/02/kRISPRANAKA.pdf
>, diakses 24 Maret 2014 Pukul 14.30.
Ravaglia G, dkk. 2008. Physical Activity and Dementia Risk in the Elderly:
Neurology.
Reimer MA, dkk. 2004. Special Care Facility Compared with Traditional
Environments for Demensia Care. A Longitudinal Study of quality of Life.
Setiadi. 2007. Konsep & Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Setyopranoto, I., Lamsudin, R., Dahlan, P., 2000. Peranan Stroke Iskemik Akut
terhadap Timbulnya Gangguan Fungsi Kognitif di RSUP. Dr. Sardjito,
Berkala Neurosains, vol. 2, 1, 227-234.
Sidiarto L.D., Kusumoputro S. 2003. Memori Anda setelah Usia 50. Cetakan I.
Jakarta: Penerbit Universita Indonesia.
Stanley , Mickey.2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Tombaugh TN. 2004. Trail Making Test A and B: Normative Data Stratified by
Age and Education. Pergamon Clinical Neutupsychology.
Turana, Y., Mayza, A., Luwempouw S.F., 2004. Pemeriksaan Status Mini Mental
pada Usia Lanjut di Jakarta. Medika, vol. 30, 9, 563-568.
Umar, Huein. 2003. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
NOTA DINAS
' .^ sehubungan dengarl Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 16g
tahun
2013 tentang Mekanisme.petayanan perizinan eaOan-
dan surat dari - fie;;til
iL,r'J"" o;;p;ti;ii
[9T.91t.rian Asama _ rlliyeisltai-lsram N6;ri Jdr-n
un.01/F1o/TL.oo/1s67t2014, Nomor :l,
tanslat 6 M;i ,o'i?l p.rir,ar suii'ii1in'uii (lrriolir;-d";
Reabilitas yang menerangkan sebagai ' berikut :
1' Bila sampai ditempat tujuan, melapol terlebih dahulu kepada Aparat pemerintahan
setempat.
2. Me.m.atuhi segala peraturan dan ketentuan yang
berlaku di daerah setempat.
3. Setelah melakukan.Penetitian segera melaporklan
hasiinya kepada walikota Jakarta
Timur cq' Kepala Kantor Kesatian Bangsa oan Potitir Kota
Timur.
Administrasi Jakarta
4. Tidak dibenarkan melakukan kegiatan yang tidak ada
kaitannya dengan penelitian
dimaksud.
Demikian disampaikan untuk menjadi bahan lebih lanjut.
Tembusan :
1. Walikota Jakarta Timur
2. Ka. Badan Kesbang dan politik prov. DKI Jakarta.
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Telp. : (62-21) 74716718 Fax : (62-21) 7404985
Jl. Kertamukti No. 5 Pisangan, Cip:utat 15412, Iakarta Website : www.uinjkt.ac.id; E-mail : fkik(@uinjkt.ac.id
Kepada Yth.
Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan#itik
Kota Administrasi Jakarta Timur
di
Tempat
Nama NurNafidah
NIM 11 10104000033
Semester VIII (Delapan)
Judul skripsi Hubungan arfiara Aktivitas Fisik dengan Tingkat Kognitif
Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4
Margaguna J akarta S elatan
Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon mahasiswa tersebut diizinkan untuk
melakukan melakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian di Panti Sosial
Tresna Werdha Budi Mulia 1 Cipayung Jakarta Timur.
Bidang Akademik,
Tembusan:
1. Dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Kepala Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1 Cipayung Jakarta Timur.
KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN
Menirnbang : a. bahwa sehubungan dengan surat dari a.n. wakil Dekan Bidang
Akademik Fakultas Kedokteran dan llmu Kesehatan Universitas lslam
'Negeri (ulIJ syarif Hidayatultah
Jakarta tanggat 13 Mei 2014
Nomor :'Un.O'l/F10lrL.oolz2t\t2o14, dan Reliomendasi Kepata
Kantor, Kesatuan Bangsa dan politik Kota AJri.irtrr.i .lr-xrrt,
selatan 'tanggal 16 Mei zo14 Nomor : 364tL gs1.g5, hal
Permohonanr'- lzin penelitian/Riset, untrr kegiatan dimaksud
diperlukan izin;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud daram
huruf a, perlu menetapkan Keputusan walikota tentang pemberian
lzin Penelitian/Riset kepada peneliti atas nama Nur Nafidah;
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 23 Mei 2014
oTA ADMIN|STRAS|,
Tembusan:
1. Kepala Biro Tata Pemerintahan setda provinsi DKlJakarta
2. Asisten Pemerintahan Sekko Adm. Jakarta Selatan
3. Kepala Kantor Kesbangpol Kota AdministrasiJakarta Selatan
4. Camat Cilandak Kota AdministrasiJakarta Selatan
5. Lurah Gandaria selatan Kota AdministrasiJakarta selatan
PEMERINTAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
DINAS SOSIAL
PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI MULIA 4 1
Nama (Inisial) :
Usia :
Jenis Kelamin :
Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul
penelitian “Hubungan Aktivitas Fisik dengan Tingkat Kognitif Lanjut Usia di Panti
Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4 Margaguna Jakarta Selatan”. Peneliti telah
menjelaskan tentang tujuan dan manfaat dari penelitian ini. Saya mengerti bahwa
data-data yang diperoleh akan dilindungi dan identitas Saya akan dirahasiakan. Saya
juga mempunyai hak untuk menolak jika ada ketidaknyamanan saat penelitian
berlangsung.
Saya menyatakan bahwa Saya telah membaca pernyataan di atas dan setuju
Ciputat, 2014
( )
LAMPIRAN 3
No. Responden
LEMBAR KUESIONER
Nama (Inisial) :
Usia :
Jenis Kelamin :
Pendidikan Terakhir : (1) SD (2) SMP (3) SMA (4) PT
No Pertanyaan 0 1 2 3
Selama 7 hari terakhir, seberapa sering Anda:
4. Mengepel lantai ?
6. Mengikuti senam ?
7. Melakukan ibadah ?
SKOR TOTAL
LAMPIRAN 4
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
,707 11
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's
Item Deleted if Item Deleted Total Alpha if Item
Correlation Deleted
fisik1 24,20 85,407 ,542 ,672
fisik2 24,30 87,321 ,459 ,681
fisik3 24,07 89,099 ,353 ,691
fisik4 24,13 86,671 ,438 ,681
fisik5 25,80 98,028 ,000 ,714
fisik6 24,27 91,099 ,260 ,700
fisik7 24,07 86,064 ,503 ,676
fisik8 25,80 98,028 ,000 ,714
fisik9 24,17 85,937 ,485 ,677
fisik10 24,30 85,114 ,573 ,670
Skortotal 12,90 24,507 1,000 ,634
Correlations
Aktivitas Fisik
Pearson Correlation ,620**
fisik1 Sig. (2-tailed) ,000
N 30
Pearson Correlation ,545**
fisik2 Sig. (2-tailed) ,002
N 30
Pearson Correlation ,452*
fisik3 Sig. (2-tailed) ,012
N 30
Pearson Correlation ,534**
fisik4
Sig. (2-tailed) ,002
N 30
Pearson Correlation ,365*
fisik6 Sig. (2-tailed) ,047
N 30
Pearson Correlation ,586**
fisik7 Sig. (2-tailed) ,001
N 30
Pearson Correlation ,574**
fisik9 Sig. (2-tailed) ,001
N 30
Pearson Correlation ,645**
fisik10 Sig. (2-tailed) ,000
N 30
Pearson Correlation 1
Skortotal Sig. (2-tailed)
N 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
,723 9
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's
Item Deleted if Item Deleted Total Alpha if Item
Correlation Deleted
fisik1 24,20 85,407 ,542 ,691
fisik2 24,30 87,321 ,459 ,700
fisik3 24,07 89,099 ,353 ,710
fisik4 24,13 86,671 ,438 ,700
fisik6 24,27 91,099 ,260 ,720
fisik7 24,07 86,064 ,503 ,695
fisik9 24,17 85,937 ,485 ,696
fisik10 24,30 85,114 ,573 ,689
Skortotal 12,90 24,507 1,000 ,652
LAMPIRAN 5
REKAPITULASI DATA DEMOGRAFI, VARIABEL AKTIVITAS FISIK DAN VARIABEL TINGKAT KOGNITIF
LANJUT USIA DI PSTW BUDI MULIA 4 MARGAGUNA JAKARTA SELATAN
B. Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Valid 118
N
Missing 0
Jenis Kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
Laki-laki 47 39,8 39,8 39,8
Val
Perempuan 71 60,2 60,2 100,0
id
Total 118 100,0 100,0
C. Usia
Usia
Valid 118
N
Missing 0
Mean 70,38
Median 69,50
Mode 70
Std. Deviation 7,913
Minimum 60
Maximum 95
Usia
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
Usia Lanjut 87 73,7 73,7 73,7
Val Usia Tua 29 24,6 24,6 98,3
id Usia Sangat Tua 2 1,7 1,7 100,0
Total 118 100,0 100,0
D. Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir
Valid 118
N
Missing 0
Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
SD 95 80,5 80,5 80,5
SMP 14 11,9 11,9 92,4
Val
SMA 5 4,2 4,2 96,6
id
PT 4 3,4 3,4 100,0
Total 118 100,0 100,0
E. Fungsi Kognitif
Kognitif
Valid 118
N
Missing 0
Kognitif Lansia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Baik 50 42,4 42,4 42,4
Valid Buruk 68 57,6 57,6 100,0
Total 118 100,0 100,0
F. Aktivitas Fisik
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 3.802a 2 .149
Likelihood Ratio 4.582 2 .101
Linear-by-Linear Association 3.631 1 .057
N of Valid Cases 118
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .85.
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 2.439a 3 .486
Likelihood Ratio 2.412 3 .491
Linear-by-Linear Association 1.550 1 .213
N of Valid Cases 118
a. 4 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 1.69.
Aktivitas Fisik Lansia * Kognitif Lansia Crosstabulation
Expected Count
Kognitif Lansia Total
Baik Buruk
Aktivitas Fisik Baik 26,3 35,7 62,0
Lansia Kurang 23,7 32,3 56,0
Total 50,0 68,0 118,0
Crosstabulation
Kognitif Lansia Total
Baik Buruk
Count 44 18 62
Baik
Aktivitas Fisik % of Total 37,3% 15,3% 52,5%
Lansia Count 6 50 56
Kurang
% of Total 5,1% 42,4% 47,5%
Count 50 68 118
Total
% of Total 42,4% 57,6% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 43,747a 1 ,000
Continuity Correctionb 41,314 1 ,000
Likelihood Ratio 47,988 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear
43,376 1 ,000
Association
N of Valid Cases 118
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 23,73.
b. Computed only for a 2x2 table
Correlations
Aktivitas Fisik Kognitif Lansia
Lansia
Correlation Coefficient 1,000 ,609**
Aktivitas Fisik
Sig. (2-tailed) . ,000
Lansia
N 118 118
Spearman's rho **
Correlation Coefficient ,609 1,000
Kognitif Lansia Sig. (2-tailed) ,000 .
N 118 118
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).