You are on page 1of 7

PERANAN GOLONGAN BORJUIS TERHADAP

KEMUNCULAN REVOLUSI PERANCIS 1789

Asyillah Syitara1), Rina Anggraeni 2),


Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial,
Universitas Negeri Jakarta

Abstract

The French Revolution is a phenomenal movement that occurred in World History as


well as from France. However, to achieve this movement is not easy but sacrifices many
things that have happened in France itself, one of which is the royal system. The instigator of
the revolution was due to the injustice of King Louis XIV in ruling where he spent so much
that he did not think too much about his people. However, if seen from the previous king, he
almost had the same government, so from that the peak of people's resentment towards the
kingdom occurred in King Louis XIV. Grouping regarding the social system became a major
problem at that time, where there were 3 groups of class divisions: the religious group
(Ordre du Clerge), the Noble Group (Ordre de la Nobless), and also the third group (Ordre
du Tiers Etat). Ability in social and financial opportunities greatly benefited the aristocratic
and aristocratic groups. Therefore, the third group feels unfair and fights for their rights,
which are the majority of the people of France. It is from this third class that the role of the
bourgeoisie, which is part of the third class, has political, social and economic influence.
This study uses historical methods with data collection techniques using literature study.

Keywords: France Revolution, the third estate (Ordre du Tiers Etat), and the Bourgeoisie.

Abstrak

Revolusi Perancis merupakan suatu gerakan fenomena yang terjadi dalam Sejarah
Dunia maupun dari Perancis tersebut. Namun, untuk mencapai gerakan ini bukanlah hal yang
mudah tetapi mengorbankan banyak hal yang pernah terjadi dalam perancis sendiri salah
satunya adalah sistem kerajaan. Penyulut dari adanya revolusi pun dikarenakan ketidakadilan
dari Raja Louis XIV dalam memerintah dimana berfoya-foya sehingga tidak terlalu
memikirkan rakyatnya. Tetapi, jika dilihat dari raja terdahulu pun hampir memliki
pemerintahan yang sama maka dari itu puncak dari kekesalan rakyat terhadap kerajaan terjadi
pada Raja Louis XIV. Pengelompokan mengenai sistem sosial pun menjadi masalah utama
pada saat itu, dimana adanya 3 golongan pembagian kelas: Golongan Agamawan (Ordre du
Clerge), Golongan Bangsawan (Ordre de la Nobless), dan juga Golongan ketiga (Ordre du
Tiers Etat). Kemampuan dalam kesempatan sosial, keuangan sangat menguntungkan
golongan agamawan dan bangsawan. Maka dari itu golongan ketiga merasa tidak adil dan
memperjuangkan haknya yang merupakan mayoritas rakyat dari Perancis. Dari golongan
ketiga inilah peranan kaum borjuis yang menjadi bagian kaum ketiga memiliki pengaruh
dalam politik, sosial, dan ekonomi. Penelitian ini menggunakan metode historis dengan
teknik pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan.

Kata Kunci: Revolusi Perancis, Golongan ketiga (Ordre du Tiers Etat), dan Kaum Borjuis.
PENDAHULUAN

Revolusi Perancis adalah masa dalam sejarah Perancis yang berlangsung antara 1789-
1815. Dalam Revolusi Perancis kelompok demokrat dan pendukung republikanisme berusaha
menjatuhkan monarki absolute di Perancis dan memaksa gereja Katolik Roma menjadi
restrukturisasi yang radikal. Revolusi Perancis merupakan sebuah transformasi besar dalam
sistem politik dan masyarakat Perancis. Perancis berubah dari Negara Monarki absolute
menjadi sebuah Negara republic merdeka (Wahjudi, 2012: 110). ”

Pada tanggal 14 Juli 1789, nyaris seluruh rakyat Perancis berbondong-bondong


menyerbu dan merebut Bastille, benteng kerajaan di Paris. Louis XVI, yang pada waktu itu
berdiam di istana, Versailles, pingsan dan tidak dapat berbuat apa-apa tatkala rakyat
mendeklarasikan bahwa mereka adalah warga negara Perancis dan bukan lagi bawahan dari
raja Perancis. Louis XVI sudah begitu lama tidak peka terhadap lingkunga sehingga ia tidak
tahu seberapa dalam ketidakpuasan yang dirasakan rakyatnya” (Yane, 2005).

Berawal dari kebangkrutan Perancis akibat kekalahannya dengan Inggris. Akan tetapi,
walaupun bangkrut, para penguasa Perancis tentu saja tidak mau menanggung beban
keuangan. Mereka adalah kaum elite dan eksklusif yang tidak pantas hidup susah. Mereka
tetap saja malah hidup bermewah-mewah. Masih tetap suka memakai baju yang indah dan
anggun, membeli perhiasan yang berkilauan dan makan makanan yang enak. Yang paling
parah adalah sang Ratu, Marie Antoinette, istri Raja Louis XVI. Menurut Malet&Issac
(Hijriah, 2006) sebenarnya, Revolusi Perancis 1789 merupakan akumulasi dari penderitaan
rakyat Perancis karena adanya pembedaan status kewarganegaraan pada Rezim Lama. Rezim
Lama adalah sistem politik, administrasi, ekonomi, social, dan religious Perancis pada abad
XVI,XVII dan XVIII.

Sistem Politik Monarki Absolut

Sistem politik Rezim Lama adalah Monarki Absolut ketuhanan. Raja mendapatkan
tahtanya hanya dari Tuhan dan hanya bertanggungjawab kepada Tuhan. Wewenangnya tidak
dapat dikontrol atau di batasi oleh siapapun. Dengan demikian, kewajiban utama rakyat jelata
hanyalah mematuhi perintah raja. memenuhi perintah raja, buku dan surat kabar apapun
hanya boleh diterbitkan setelah melalui sensor. Karena agama katolik adalah agama yang
dianut raja, maka rakyat Perancis tidak berhak menganut agama lain. Raja berhak menyita
harta benda rakyatnya; dengan surat perintah yang disebut ‘letter de cachet’, raja berhak
memenjarakan seseorang tanpa melalui proses peradilan dan untuk waktu yang takterbatas.
Rakyat Perancis hidup didalam Rejim yang sewenang-wenang. Dari pernyataan di atas, dapat
dilihat, rakyat Perancis berada dalam tekanan yang besar dari raja. Mereka bahkan tidak
banyak memiliki hak-hak yang seharusnya dinikmati oleh warga negara. Hidup hanya untuk
raja dan raja berhak sewenang-wenang kepada siapapun.

Sistem Kemasyarakatan Rakyat Perancis

Sementara itu, secara social, rakyat Perancis terdiri dari sejumlah warga negara yang
berbeda hak dan kewajibannya di hadapan hukum. Sistem kemasyarakatan yang berdasarkan
atas azas ketidaksamaan itu dikenal dengan ‘sistem feodal’. Dalam tatanan masyarakat
Perancis, rakyat terbagi menjadi tiga golongan besar yaitu Golongan Agamawan (Ordre du
Clerge), Golongan Bangsawan dan Golongan Ketiga (Ordre du Tiers Etat). Kedua
Golongan yang pertama memiliki hak-hak istimewa, tapi mereka hanya minoritas, yaitu
sekitar 115.000 orang Agamawan dan paling banyak 400.000 orang Bangsawan . Sisanya
27.500.000 orang, termasuk golongan ketiga ( Wayjudi, 2012: 111).

Pengelompokan sosial masyarakat Perancis yang berdasarkan atas ketidaksamaan


tersebut sangat memberatkan golongan ketiga. Apalagi, Golongan ketiga ini berjumlah 98%
dari seluruh rakyat Perancis. Pada masa Rezim lama itu, keadaan rakyat Perancis secara
umum menderita, khususnya para petani dan buruh yang merupakan mayoritas rakyat
Perancis. Ketidakpuasan tersebut mendorong rakyat Perancis untuk mengadakan gerakan-
gerakan yang menuntut pada kehidupan yang lebih baik dalam upaya ini, kaum borjuis,
sebagai bagian dari gologan ketiga memiliki peranan yang cukup besar. Apalagi setelah uang
sangat berperan dalam kehidupan ekonomi sebagaimna disebutkan oleh S. Lusac bahwa
disebagian besar Eropa Barat pada akhir abad pertengahan ekonomi uang yang muncul dari
aktivitas ekonomi baru dengan volumenya yang terus meningkat menggeser ekonomi agraris
(Henry, 1993). Perjuangan kaum Borjuis baik di Etats Generaux maupun dilapangan melalui
pembentukan opini dan gerakan masa sangat peting. Oleh karena itu dalam
perkembangannya, mereka memainkan peranan yang sangat penting yang mendorong,
melaksaksanakan dan mengambil kekuasaan dalam Revolusi Perancis.

Kaum borjuis memainkan peranan yang sangat besar. Sebagaimana kelompok yang
memiliki kekuasaan politik, mereka membentuk pemerintahan Republik, sebuah wilayah
yang menggantikan Monarki Absolute. Adanya pemerintahan ini pada gilirannya
berpengaruh pada bidang-bidang lainnya seperti ekonomi dan social budaya. Dengan
demikian peranan Golongan Borjuis dalam revolusi Perancis sangat penting. Mereka
meletakan landasan yang fundamental bagi terbentuknya negara Perancis modern meskipun
tidak tercapai dalam waktu yang singkat.

Kelahiran Golongan Borjuis

Sejarah kehadiran golongan borjuis dalam masyarakat Perancis berasal dari kelahiran
kembali perdagangan di Eropa setelah perang salib. Menurut naskah sejarah, kata ‘borjuis’
diambil dari kata ‘bourgeoisies’ yang berasal dari bahasa Perancis. Sejak lama sinonim dari
kata tersebut adalah ‘le marchand’ yang artinya adalah pedagang. Terdapat kecenderungan,
bahwa sejalan dengan semakin meningkatnya aktivitas perdagangan dan keuntungan yang
diperoleh, maka mulailah mereka mendirikan rumah, toko-toko serta bangunan-bangunan
pemerintahan yang telah menjadi kebutuhan mereka. Sejak itu, penduduknya disebut
bourgeois atau borjuis.

Istilah borjuis yang sudah dikenal sejak abad X benar-benar memiliki ciri khusus
yaitu tampilnya warga-warga yang menonjolkan kekayaan mereka. Dengan populernya
penduduk bourg yang mampu tersebut maka status mereka berada di luar tiga strata
masyarakat yang ada pada masa itu. Karena mereka bukan berasal dari golongan Bangsawan
dan bukan pula dari golongan Agamawan maka mereka bangkit mencari jati dirinya. Mereka
berjuang untuk meraih kesuksesan di bidang materi karena mereka yakin martabat mereka
hanya diakui melalui cara menjadi orang kaya. Sementara itu sejak munculnya golongan
borjuis tersebut, jurang pemisah antara si kaya dan si miskin semakin signifikan.

Pada mulanya mereka yang ingin menghapus sitem feodal justru membuat sistem
feodal yang baru yaitu dengan terciptanya kelas majikan dan buruh. Golongan Borjuis ini
merupakan bagian terbesar dari masyarakat Perancis dan dibagi lagi menjadi tiga tataran,
yaitu: kaum borjuis, rakyat jelata di pedesaan, dan rakyat jelata di perkotaan (Wahjudi, 2012).
Borjuis merupakan salah satu kelas menurut faham dan filsafat historis materialis dari Karl
Marx. Golongan Borjuis terutama terdiri dari kaum pedagang , industriawan, para hartawan,
pegawai-pegawai mennengah ke atas, tuan-tuan tanah dan sebagainya. Golongan ini memiliki
kehidupan ekonomi yang cukup kuat sehingga kekuatan yang tangguh dalam lapangan
produksi , menguasai alat-alat produksi dan perdagangan.

Berdasarkan pengertian di atas, maka pengertian golongan borjuis menunjukan pada


beragam kelompok sosial dalam masyarakat Perancis diluar Golongan agamawan dan
golongan bangsawan, yang memiliki beragam aktifitas. Kehidupan golongan borjuis dalam
masyarakat Perancis dapat dilihat dari tiga sudut pandang di bawah ini:

a) Bidang politik, dalam bidang politik golongan borjuis tidak memiliki kedudukan
yang kokoh. Ada yang menjadi pejabat rendahan seperti pejabat dalam bidang
peradilan dan keuangan, penagih pajak dan kasir, hakim, notaries, panitaera, kuasa
hukum dan lain-lain. mereka mendapatkan kebebasan untuk tidak membayar pajak
tatle dan tidak diharuskan untuk memberikan tumpangan kepada pasukan yang sedang
berperang. Kedudukan mereka secara politik tidak kuat, tetapi karena tugasnya
mereka jadi tahu tentang pemerintahan, hukum dan kenegaraan (Malet & Issac dalam
Hiijria: 2006).
b) Bidang Sosial, golongan Borjuis memiliki kedudukan yang cukup kuat meskipun
harus berada di bawah Golongan Agamawan dan bangsawan. Kedudukan mereka
sebagai pejabat drendahan dan juga sebagai dokter,pengacara, penulis dan seniman,
usahawan,banker, pedagang besar dan kaum industrialis telah menempatkan mereka
dalam strata tertinggi dalam golonga ketiga (Malet & Issac dalam Hijria:
2006).Apabila dilihat dari teori setratifikasi social di atas, maka Golongan borjuis
dalam masyarakat Perancis hampir memiliki semua ukuran tersebut untuk
menempatkan dirinya dalam strata yang paling penting dalam masyarakat golongan
borjuis merupakan lapisan yang paling berpengaruh pada Golongan Ketiga (Furet
&Richet,1989: 29).
c) Bidang Ekonomi, Dalam bidang ekonomi, golongan ke tiga merupakan pemilik
modal. Mereka memiliki banyak perusahaan baik di kota besar maupun di kota
pinggiran. Bahkan para bangsawan yang dahulunya menguasai perekonomian
berbalik. Oleh karena itu selanjutnya kaum borjuis menguasai perekonomian dan pada
akhirnya menguasai pemerintahan (Wahjudi, 2012: 119).

Peranan Golongan Borjuis Pada Masa Pra Revolusi


Sejak pemerintahan Louis XI (1435-1483) terjadi perubahan besar yang terjadi dan juga
mempengaruhi tatanan kehidupan masyarakat Perancis

1. Peranan dalam bidang Politik


a) Golongan borjuis memasuki karir di bidang hukum karena nasib yang kurang
beruntung sehingga mengarahkannya dalam pendidikan dan juga menuntut ilmu
di bidang hukum menjadi salah satu cara agar anak-anak mereka dapat berperan
dalam pemerintahan sehingga gelar yang telah dicapai dapat dihargai dan menjadi
tempat di pos-pos terpenting di pemerintahan.
b) Pembentukan perundangan untuk memajukan kaum borjuis
2. Peranan dalam bidang Sosial
a) Terjadinya jual beli gelar kebangsawanan disetujui oleh raja yaitu golongan
borjuis mendapat gelar kebangsawanan karena jabatan disebut noblesse de robe.
b) La moyenne de robe yang merupakan wakil-wakil daerah, perwira kerajaan.
c) La petite robe yaitu para pengacara, Jaksa, notaris komandan panitera pengadilan
terdekat sehingga kaum borjuis menjadi mayoritas anggota perwakilan kota dan
daerah dalam pemerintahan.
3. Peranan dalam bidang Ekonomi
a) Pembentukan maskapai dan Perseroan perdagangan yang didukung dengan
adanya kolonisasi.
b) Adanya musim kering yang berkepanjangan (1785), panen gandum yang gagal
(1788), dan hujan es di sebagian wilayah Perancis membuat perekonomian
menjadi susah sehingga berefek kepada golongan tiga yang kurang pengaruhnya.

Peranan Golongan Borjuis Pasca Revolusi Perancis 1789

Golongan Borjuis merupakan yang banyak berperan dalam proses Revolusi Perancis
1789 baik sebelum, maupun sesudahnya. Adapun peranan Golongan Borjuis dalam revolusi
Perancis 1789 adalah sebagai berikut:

1. Peranan dalam bidang Politik


Peranan Borjuis antara lain adalah:
a) Ikut serta dalam kegiatan politik praktis.
b) Membangkit kan semangat rakyat untuk melakukan perlawanan terhadap rezim
lama.
c) Dengan ide-ide dan gerakannya, Golongan Borjuis berhasil mempengaruhi
beberapa orang Golongan bangsawan dan agamawan yang berpengaruh untuk
bergabung dalam perjuangannya.
d) Golongan Borjuis mempelopori pengambilalihan kekuasaan di Paris yang
diikuti oleh daerah-daerah lainnya di seluruh perancis.
e) Bersama kedua golongan lainnya golongan Borjuis berhasil memaksa Raja
Louis XVI untuk menghapus hak-hak istimewa Golongan Agamawan dan
Bangsawan dan adanya persamaaan hak bagi seluruh warga negara.
f) Undang-undang dasar 1791 memberi kebebasan individu untuk berbicara,
menulis, dan kebebasan memeluk agama, kebebasan mengadakan pertemuan
politik dan akhirnya kebebasan bekerja.
g) Bendera merah putih biru berkibar dengan semboyan Liberte (kebebasan),
Egalite (persamaan), Fraternite (persaudaraan).

2. Peranan dalam bidang Sosial


Peranan golongan borjuis dalm bidang social adalah sebagai berikut:
a) Sesuai dengan ide-ide dari para Filsuf yang berasal dari golongan Borjuis, maka
pada tanggal 26 Agustus 1789, Dewan konstituate menetapkan Decklaration des
droit l’Homme et du Citoyen;
b) Tidak ada perbedaan warga negara berdasarkan golongan seperti sama rejim
lama;
c) Adanya pengakuan agama selain agama Katolik;
d) Golongan Borjuis memploporikebebasan individu, kebebasan berbicara,
menulis, kebebasan memeluk agama apapun, dll.

3. Peranan dalam Bidang ekonomi


Dalam bidang ekonomi Peranan golongan borjuis antara lain adalah sebagai berikut:
a) Pengurangan beban pajak rakyat. khususnya rakyat Perancis, yang sebelumnya
masuk dalam golongan ketiga.
b) Golongan borjuis merupakan Golongan yang mendapat banyak keuntungan
ekonomis setelah terjadinya revolusi Perancis 1789. Sementara itu, di bawah
golongan borjuis terdapat kelas borjuis baru. Mereka adalah rakyat yang terdiri
dari pengrajin dan pedagang kecil yang meningkat kelas sosialnya, termasuk
munculnya orang kaya baru menjadi kayak arena berspekulasi dan memasok
negara (Mallet&Issac dalam Hijriah, 2006).

KESIMPULAN

Revolusi Perancis sangatlah berperan dalam perkembangan sejarah dunia, dan terdapat hal
yang penting dalam revolusi Perancis. Salah satunya Kaum Borjuis yang merupakan
golongan jetiga dan berusaha untuk mendapatkan hak maupun statusnya dalam pemerintahan.
Dari bidang politik, sosial, dan ekonomi meruapakan cara yang dilakukannya tetapi memiliki
dampak negatif pula yaitu adanya jual beli gelar kebangsawanan, namun hal yang cukup
berperan dengan adanya buah pikiran dari kaum borjuis ini yang menyatukan rakyat dan
terbitlah Revolusi Perancis.
DAFTAR PUSTAKA

Sondarika, Wulan, ‘Peranan Golongan Borjuis Terhadap Revolusi Perancis 1789’, Jurnal
Wahana Pendidikan, Vol 4.2 (2017)
<https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/jwp/article/download/742/651>
Sungkar, Lubna, ‘Peranan Golongan Borjuis Pada Revolusi Perancis 1789’, Jurnal Sejarah
CITRA LEKHA, Vol. XI, No. 1 (2007), 59-67
< https://core.ac.uk/download/pdf/11733381.pdf>
Doyle, William. The French Revolution: A Very Short Introduction. Oxford: New York, 2001.
< https://digitalcommons.library.umaine.edu/honors/147
Bickfkrd, Kiley. Nationalism In Revolution of 1789. The Honors College University of Maine.
Maine. 2014.
Carpentier, Jean & Lebrun, François. Sejarah Perancis dari Zaman Pra-Sejarah hingga akhir
abad ke-20. Edisi Terjemahan. KPG. Jakarta. 2011.

You might also like