Professional Documents
Culture Documents
40─46
p-ISSN 1907-235X / e-ISSN 2597-615X
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari Fashion Involvement terhadap Impulse Buying melalui
Hedonic Value yang dilakukan oleh konsumen fashion di H & M Store Pakuwon Mall Surabaya. Penelitian ini dilaksanakan
dengan menyebarkan kuesioner kepada 100 responden pelanggan H & M di Pakuwon Mall Surabaya.Teknik analisa yang
digunakan adalah teknik analisis kuantitatif dengan metode path analisis. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa fashion
involvement berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap hedonic value, fashion involvement berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap impulse buying, dan hedonic value berpengaruh secara berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap impulse buying, serta menunjukan bahwa hedonic value sebagai variable intervening tidak berhasil
memediasi hubungan antara fashion involvement dan impulse buying.
Abstract: The purpose of this research is to analyze the impact between fashion involvement and Impulse buying by hedonic
value that consument does in H & M Pakuwon Mall store in Surabaya. This study is causally using a quantitative approach.
The collection of data in a structured way and using statistical methods as the analysis of data. The method used is a survey
method that opens a structured questionnaire. This research conducted by spreading 100 questionnaires to customers of H
& M Pakuwon Mall Surabaya. Analysis quantitative with path analysis method will be the technique method to analyze this
research. The results of this study indicate fashion involvement influence positively and significantly related to hedonic value,
fashion involvement affect positively and significantly related to impulse buying, hedonic value in a positive and significant
impact on impulse buying. However, the results of this study indicates that the hedonic value cannot be a mediator of
variable intervening between fashion involvement and impulse buying.
40
Natalie:Analisis Pengaruh Fashion Involvement Terhadap Impulse Buying 41
kung oleh penelitian sebelumnya (Park et al., 2006). hal tersebut, maka penelitian ini akan membahas
Menurut Park, Kim dan Forney (2006), Hedonic mengenai analisis pengaruh Fashion Involvement
shopping value memainkan peran penting dalam terhadap Impulse Buying melalui Hedonic Value
impulse buying. Oleh karena itu, sering kali konsu- dengan pemilihan objek penelitian yaitu toko ritel
men mengalami impulse buying ketika didorong oleh fashion H&M di Pakuwon Mall Surabaya.
keinginan hedonis atau sebab lain di luar alasan
ekonomi, sebagai contoh seperti disebabkan oleh rasa LANDASAN TEORI
senang, fantasi, sosial, atau pengaruh emosional.
Dalam studi pada mahasiswa, Park et al. (2006) Fashion Involvement
menemukan bahwa siswa memenuhi kebutuhan Involvement memiliki arti sebuah ikatan atau
hedonis mereka melalui pembelian impuls yang keterlibatan antara seseorang dengan sebuah objek
berorientasi pada mode. Liapati (2015), menemukan yang didasari oleh kebutuhan, nilai dan juga keter-
bahwa impulsivitas afektif konsumen memiliki dam- tarikan serta keuntungan yang dapat mereka dapatkan
pak positif yang kuat pada perilaku impulse buying. dari objek tersebut (berupa merek, iklan atau bahkan
Melihat dari hasil penelitian sebelumnya ter- situasi pembeli). Sedangkan arti Fashion Involvement
sebut dapat diketahui adanya hubungan antara Fa- menurut beberapa ahli merupakan tingkat keterlibatan
shion Involvement terhadap Impulse Buying dalam konsumen dengan fashion dimana mereka cenderung
Hedonic Value dalam konsumsi produk fashion mengutamakan pakaian sebagai bagian sentral dalam
seseorang. Pemahaman tersebut memerlukan peneliti- kehidupan mereka karena fashion dianggapnya se-
an lebih lanjut terhadap sebuah objek yang spesifik bagai tanggung jawab sosial dan mereka cenderung
agar dapat menghasilkan sebuah strategi marketing menggunakan fashion mode terbaru. (O’Cass, 2004,
yang optimal dikemudian hari terutama bagi perusa- p. 870); (Park et al., 2006).
haan ritel fashion internasional yang masuk kedalam Fashion Involvement memiliki 5 dimensi utama
pasar dalam negri tepatnya di Surabaya. yang dikonseptualisasikan dari tingkat kesadaran ren-
Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan dah hingga tertinggi menurut (Douglas, 1976):
kepada 34 responden usia remaja 17 – 25 tahun ber- 1. Fashion innovativeness and time of purchase
lokasi di Surabaya yang memiliki Fashion Involve- 2. Fashion interpersonal communication
ment dan memiliki pengalaman berbelanja di H&M 3. Fashion interest
Pakuwon Mall Surabaya, terdapat hasil yang men- 4. Fashion eligibility
dukung pemilihan objek penelitian di H&M Pakuwon 5. Fashion awareness and reaction to fashion trends
Mall Surabaya karena objek penelitian tersebut men-
cangkup seluruh variable yang diteliti yaitu Fashion Impulse Buying
Involvement, Hedonic Value dan Impulse Buying. Impulse buying adalah perilaku pembelian yang
Tidak hanya berkaca dari hasil kuesioner ter- mendadak, menarik, dan hedonis kompleks di mana
sebut, penulis pun melakukan observasi lapangan dan proses keputusan impuls tersebut tanpa pertimbangan
hasil yang saya temukan secara umum konsumen yang bijaksana dan tanpa mementingkan informasi
yang melakukan impulse buying karena tingginya alternatif dan pilihan (Bayley dan Nancarrow, 1998).
ketertarikan akan model serta kualitas dari produk Beberapa macam dari barang-barang pelanggan
fashion yang disediakan, keinginan untuk memiliki berasal dari pembelian tidak terencana (impulse
produk fashion tersebut dan kepentingan agar mereka buying), barang-barang yang dilaporkan paling se-
dapat menarik perhatian karena menggunakan produk ring dibeli adalah pakaian, perhiasan ataupun akse-
fashion terkini dari H&M. Model dari fashion H&M soris yang dekat dengan diri sendiri dan mendukung
sendiri tidak hanya mengikuti fashion terkini me- penampilan (Park et al.,2006).
lainkan fashion dengan gaya basic yang dapat diguna- Menurut penelitian Engel et al. (1995:156)
kan sepanjang masa. Untuk kualitas dari produk itu dalam Japarianto (2011), pembelian berdasar impulse
sendiri sangat sesuai dengan nominal yang relatif memiliki satu atau lebih karakteristik berikut ini:
terjangkau untuk dikeluarkan oleh konsumen H&M (1) Spontanitas.
serta menggunakan bahan yang aman dan nyaman. (2) Kekuatan, kompulsi, dan intensitas.
Kesimpulan dari data diatas adalah konsumen (3) Kegairahan dan Stimulasi.
(4) Ketidakpedulian akan akibat.
dari H&M memiliki kecenderungan kesadaran akan
fashion dan melakukan pembelian secara impulse
Hedonic Value
buying atau tidak terencana sebelumnya melalui
hedonic value yang dimiliki para konsumen tersebut Hedonic value berasal dari kesenangan dan ke-
yang disebabkan oleh beberapa faktor. Berdasarkan nikmatan pengalaman dalam proses belanja (Holbrook
42 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 13, NO. 1, APRIL 2019: 40─46
& Hirschman, 1982). Maka dapat dilihat bahwa dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh pene-
hedonic value mencerminkan potensi hiburan dan liti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan-
nilai emosional dari belanja itu sendiri. Kegiatan se- nya. Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan
perti melihat-lihat display atau cuci mata dan men- H&M store di Pakuwon Mall Surabaya.
jelajahi rak-rak yang dipamerkan, mengobrol dengan
staf dan bersenang-senang seperti menemukan barang Sampel
murah membuat perjalanan belanja menjadi sebuah
petualangan. Jadi meskipun belanja tidak menghasil- Sampel merupakan unsur-unsur dari jumlah dan
kan pembelian yang sebenarnya, hedonic value masih karakteristik yang dimiliki oleh populasi dimana
dapat diperoleh dari banyak aspek proses belanja peneliti ingin melakukan kajian pemasaran (Wahdi,
(Markin et al., 1976). 2011). Dalam penelitian ini, peneliti akan mengguna-
Menurut (Arnold & Reynolds, 2003) terdapat kan teknik nonprobability sampling, dimana semua
beberapa dimensi dalam hedonic value: populasi tidak memiliki peluang yang sama untuk
1) Adventure shopping, menjadi responden dan pengambilan sampel didasar-
2) Social shopping, kan pada pertimbangan peneliti (Churchill, 2005)
3) Gratification shopping, (Wahdi, 2011). Sampel diambil/terpilih karena ada di
4) Idea shopping, H&M Pakuwon Mall Surabaya dan sedang berbe-
5) Role shopping, lanja merek H&M.
6) Value shopping
Definisi Operasional Variabel
Model Penelitian Fashion Involvement (X1)
Fashion Involvement merupakan tingkat keter-
Hedonic libatan konsumen dengan fashion dimana mereka
Value cenderung mengutamakan pakaian sebagai bagian
H2
H1 sentral dalam kehidupan mereka karena fashion di-
anggapnya sebagai tanggung jawab sosial dan mereka
cenderung menggunakan fashion mode terbaru.
Fashion Impulse
Dimensi dari Fashion involvement adalah se-
Involvement Buying bagai berikut:
H3 Xi. Saya mengutamakan menggunakan mode
Fashion yang inovatif.
Gambar 1. Model Penelitian Xi. Saat H&M mengeluarkan mode pakaian ter-
baru di season ini, saya langsung membeli pakaian
Hipotesa tersebut di awal season.
H1: Fashion involvement berhubungan positif ter- Xi. Saya sering memberikan informasi seputar
hadap hedonic value konsumen di H&M Paku- fashion di H&M kepada orang sekitar saya.
won Mall Surabaya Xi. Saya memiliki ketertarikan yang tinggi jika
H2: Fashion involvement berhubungan positif ter- membahas seputar fashion produksi H & M
hadap impulse buying konsumen di H&M Xi. Saya memiliki pengetahuan yang banyak se-
Pakuwon Mall Surabaya putar fashion seperti mode yang terbaru, bahan
H3: Hedonic value berhubungan positif terhadap yang nyaman, tren fashion sepanjang masa dan
impulse buying konsumen di H&M Pakuwon banyak lainnya.
Mall Surabaya Xi. Saya selalu mengikuti semua perubahan mode
meskipun saya tidak selalu mencoba untuk ber-
METODE PENELITIAN pakaian sesuai dengan perubahan fashion ini
ALAT ANALISA
Path Analysis
Statistik pada model path analysis dilakukan
dengan menggunakan metode partial least square.
Partial Least Square (PLS) adalah bagian dari struk- Pada tabel 1, variable Impulse buying membahas
tural equation marketing (SEM). PLS merupakan tentang bagaimana konsumen H&M melakukan pem-
teknik yang banyak diminati karena tidak mem- belian yang tidak direncanakan sebelumnya karena
butuhkan distribusi normal atau dapat dikatakan adanya dorongan emosi. Jika dilihat dari tabel diatas
sebuah penelitian dengan jumlah sampel yang sedikit. responden yang memiliki lebih banyak uang untuk
Salah satu kelebihan PLS-SEM adalah mampu berbelanja lebih cenderung melakukan pembelian
menangani model yang kompleks dengan multiple secara tiba–tiba dibandingkan dengan responden yang
variabel independen dan dependen dengan banyak memiliki budget atau uang untuk berbelanja.
indikator, dapat digunakan pada sampel dengan Pada tabel 2, variable yang sama yaitu Impulse
jumlah kecil, dan data distribusi yang condong Buying menunjukkan bahwa semakin sedikit lama
(Abdillah & Hartono, 2015). waktu konsumen H&M berbelanja maka konsumen
44 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 13, NO. 1, APRIL 2019: 40─46
semakin tidak berpikir panjang dalam berbelanja intervening yang dimana memperlemah hubungan
produk tersebut dibandingkan dengan konsumen antara fashion involvement dengan impulse buying
yang menghabiskan lebih banyak waktu untuk sebesar 0.078 yang dimana merupakan hasil perkalian
berbelanja. antara 0.380 dan 0.206. Hubungan fashion involve-
ment terhadap impulse buying secara langsung me-
Tabel 2. Crosstabulation Lama Waktu Berbelanja dengan nunjukan angka 0.339 dimana angka yang menun-
Tidak Berpikir Panjang jukan hubungan secara langsung ini lebih besar
daripada menggunakan hedonic value sebagai varia-
ble intervening.
yang telah dilakukan sebelumnya oleh Park et al. Hedonic Value terhadap Impulse Buying
(2006) yang menemukan bahwa siswa bidang tekstil
Penelitian ini memiliki hasil bahwa Hedonic
memenuhi kebutuhan hedonis mereka melalui pem-
value pada pembelanjaan produk fashion di H&M
belian impuls yang berorientasi pada Fashion karena
Pakuwon Mall Surabaya memiliki pengaruh terhadap
adanya sebuah ikatan atau keterikatan pada mode
Impulse buying secara signifikan dengan nilai uji T-
tersebut, Dengan adanya Fashion Involvement sese-
statistic >1.96 yaitu 2.080.
orang akan merasakan hedonic value karena dengan
Penelitian ini mendukung pernyataan bahwa
selama proses hedonic tersebut berlangsung sese-
perilaku impulse buying didorong oleh tujuan mencari
orang akan merasa terhibur dan mendapatkan banyak
hedonistik atau kesenangan yang menyebabkan kon-
informasi seputar fashion. Semakin tinggi Fashion
sumen mengalami keinginan untuk membeli atau
Involvement seseorang maka semakin tinggi pula
memiliki sebuah produk (Virvilaitơ & Saladienơ,
Hedonic Value dirasakan orang tersebut terutama
2012). Para responden yang merasakan hedonic value
pada proses berbelanja produk fashion.
ketika berbelanja produk fashion di H&M store ter-
H&M sendiri telah melakukan banyak upaya
sebut cenderung terdorong untuk melakukan pembeli-
untuk meningkatkan hedonic value pada penyediaan
an secara impulse, dibuktikan dari hasil kuesioner
produk fashion kepada para konsumennya. Terbukti
yang menyatakan bahwa mereka yang merasakan
dengan hasil yang menyatakan H&M dapat mem-
berbelanja dapat memberikan nilai bagi mereka
berikan sebuah hedonic value dalam berbelanja
dimana hal tersebut disebabkan oleh pengalaman
sebagai aktivitas untuk menghabiskan waktu bersama
proses berbelanja yang menjadikan sebuah hiburan
dengan keluarga dan teman, memperbaiki suasana
bagi responden terdorong melakukan pembelian
hati, memanjakan diri, serta berbelanja barang untuk
impulse karena mereka secara tiba–tiba berbelanja
diberikan kepada orang yang special bagi konsumen
tanpa merencanakannya terlebih dahulu serta menge-
yang memiliki tingkat keterlibatan terhadap fashion
tersebut. Maka dapat disimpulkan H&M telah ber- sampingkan hal lain di luar belanja dan tidak me-
hasil memberikan sebuah hedonic value kepada mikirkan resiko serta tidak berpikir panjang dahulu.
konsumen yang memiliki fashion involvement. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan melaku-
kan pembelian impul tersebut maka semakin tinggi
Fashion Involvement terhadap Impulse Buying nilai yang responden rasakan dalam proses berbelanja
di H&M Pakuwon Mall Surabaya, dan hal ini
Penelitian ini memiliki hasil bahwa Fashion menunjukkan arti bahwa H&M telah berhasil mem-
involvement pada pembelanjaan produk fashion di berikan hedonic value yang lebih lagi kepada para
H&M Pakuwon Mall Surabaya memiliki pengaruh konsumen karena jika seseorang masuk ke H&M
terhadap Impulse buying secara signifikan dengan store, konsumen tersebut cenderung melakukan pem-
nilai uji T-statistic >1.96 yaitu 3.417. belian impul.
Hasil kuesioner tersebut mendukung pernyataan
(MacInnis, D.J., 1987) yang menyatakan bahwa KESIMPULAN DAN SARAN
tingkat keterlibatan terhadap fashion juga memiliki
korelasi yang tinggi dengan perilaku pembelian im- Kesimpulan
pulsif, sehingga konsumen akan melakukan pembeli- Berdasarkan hasil penelitian mengenai Analisis
an impulsif terhadap pakaian dengan model-model Pengaruh Fashion Involvement Terhadap Impulse
dan desain terbaru. Para responden yang memiliki Buying Melalui Hedonic Valuedi H&M Store
keterikatan pada fashion tersebut cenderung melaku- Pakuwon Mall Surabaya maka diperoleh hasil bahwa
kan pembelian impulse selama berada di H&M store, Fashion Involvement konsumen produk fashion
sebagian besar dari para responden melakukan H&M Pakuwon Mall Surabaya berpengaruh secara
pembelian secara tiba–tiba dengan tidak berpikir signifikan terhadap Impulse buying melaluiHedonic
panjang terlebih dahulu sebelum membeli produk value. Dimana Hedonic Value yang dirasakan oleh
fashion yang disediakan oleh H&M, serta menge- konsumen produk fashion H&M Pakuwon Mall
sampingkan hal diluar belanja produk fashion tersebut Surabaya meningkatkan Impulse Buying
dan secara tidak langsung para responden cenderung
tidak memikirkan resiko dalam berbelanja produk Saran
tersebut.
Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan Untuk H&M Pakuwon Mall Surabaya:
bahwa H&M telah berhasil mendorong konsumennya 1. Meningkatkan kualitas layanan
melakukan pembelian impulse dengan menyediakan Denga memiliki karyawan yang tidak hanya me-
produk fashion brand tersebut. mahami seputar promo yang disediakan oleh
46 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 13, NO. 1, APRIL 2019: 40─46