You are on page 1of 6

PEMANFAATAN LIMBAH PRODUKSI KAKAO UNTUK PAKAN

BENIH IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

Vitas Atmadi Prakoso1)*, Hendy Firmanto2), Kurniawan3)


1)
*Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar
2)
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia
3)
Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan
*e-mail : vitas.atmadi@gmail.com

ABSTRACT

Utilization of Waste Production of Cocoa for Tilapia Fish (Oreochromis niloticus) Seed Feed

Problems often arise in fish farming is the cost of artificial feed (pellets) which is expensive. The availability
of local feed ingredients are still very limited and reliance on imports causing feed prices to rise. Therefore we need
research to find alternative raw materials that can substitute fish meal price is relatively cheaper, widely available,
and do not compete with cattle and human needs. Raw materials include cocoa shell waste derived from cocoa
plantations. This study aimed to evaluate the use of cocoa shell waste for growing out of tilapia fish (Oreochromis
niloticus). The study was conducted at the Center for Research and Development of Freshwater Aquaculture, Bogor.
When the study will be conducted over two months. The fish used were tilapia fish 7-8 cm size were maintained on
media aquarium measuring 50 × 40 × 40 cm. In addition, the feed given that the result of the fortification of rind
cocoa powder, cocoa seed shell powder, rice bran, tapioca flour, water and salt. Commercial feed was also used in
this study as a comparison. Feed given as much as 3% of the total biomass of fish in each aquarium. Every two weeks
the data collection of body length and weight of fish seeds were measured. The data would be observed that the
length and absolute weight, specific growth rate (SGR), increase biomass and fish survival rate. The results of this
study indicated that tilapia fish fed the formulation of cocoa waste could not achieve the growth of fish with
commercial feed. Further studies on cocoa waste hopely be better to produce fish seeds which same growth with the
growth of fish fed by commercial feed.

Key words: Feed, waste of cocoa, tilapia, Oreochromis niloticus

ABSTRAK

Permasalahan yang sering muncul pada usaha budidaya ikan yaitu biaya pakan buatan (pellet).yang mahal.
Ketersediaan bahan baku pakan lokal masih sangat terbatas dan ketergantungan pada impor menyebabkan harga
pakan meningkat. Oleh karena itu diperlukan penelitian untuk mencari alternatif bahan baku yang dapat menjadi
substitusi tepung ikan dengan harga yang relatif murah, banyak tersedia, dan tidak bersaing dengan kebutuhan ternak
dan manusia. Bahan baku tersebut antara lain limbah kulit kakao yang berasal dari perkebunan kakao. Penelitian ini
bertujuan untuk mengevaluasi pemanfaatan limbah kulit kakao untuk pembesaran benih ikan nila (Oreochromis
niloticus). Penelitian dilakukan di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar, Bogor. Waktu penelitian
akan dilaksanakan selama 2 bulan. Ikan yang digunakan yaitu benih ikan nila ukuran 7-8 cm yang dipelihara pada
media akuarium berukuran 50 × 40 × 40 cm. Selain itu, pakan yang diberikan yaitu hasil fortifikasi dari serbuk kulit
buah kakao, serbuk kulit biji kakao, dedak padi, tepung tapioka, air, dan garam. Pakan komersil juga digunakan
dalam penelitian ini sebagai pembanding. Pakan diberikan sebanyak 3% dari total biomassa ikan pada masing-masing
akuarium. Tiap 2 minggu dilakukan pengambilan data panjang dan bobot tubuh benih ikan yang diuji. Data yang
akan diamati yaitu pertambahan panjang dan bobot mutlak, laju pertumbuhan spesifik (SGR), pertambahan biomass,
dan sintasan ikan uji. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa benih ikan nila yang diberi pakan formulasi dari
limbah kakao belum dapat mencapai pertumbuhan yang setara dengan pakan komersial. Perlu penelitian lebih lanjut
mengenai formulasi pakan limbah kakao yang lebih baik lagi agar mampu menghasilkan pertumbuhan benih ikan
yang seimbang dengan pertumbuhan ikan yang diberi pakan komersial.

Kata Kunci: Pakan, Limbah kakao, Nila, Oreochromis niloticus

PENDAHULUAN 70% total biaya produksi diperuntukkan


bagi pakan. Meningkatnya harga pakan dari
Biaya pakan merupakan permasalahan tahun ke tahun dapat berpengaruh terhadap
yang sering muncul pada usaha budidaya keuntungan para pembudidaya ikan karena
ikan. Dalam kegiatan budidaya ikan, 50- harga jual ikan air tawar yang relatif murah
Pemanfaatan limbah produksi kakao untuk pakan Benih ikan nila (oreochromis niloticus)……………………… | 130

dan stabil (Azwar et al., 2010; Sunarno, et alami energi yang dibutuhkan oleh ikan
al., 2011). Meningkatnya harga pakan bersumber dari protein. Protein digunakan
disebabkan karena ketersediaan bahan baku untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh.
pakan lokal masih sangat terbatas, sebagian Selain protein, faktor lain yang penting
besar tergantung pada impor. Bahan baku adalah lemak. Izquierdo et al. (2001)
utama pakan baik komersial maupun buatan menyatakan bahwa lemak dan komposisi
adalah tepung ikan yang merupakan sumber asam lemak pakan merupakan salah satu
protein utama pada formulasi pakan. faktor yang mendukung keberhasilan tingkat
Kebutuhan tepung ikan di Indonesia sekitar kelangsungan hidup benih.
100.000-120.000 ton per tahun. Sebanyak Untuk membuat pakan dari bahan baku
75.000-80.000 ton di antaranya dipenuhi tersebut diperlukan formulasi yang tepat
dari impor, dan sisanya 25.000 – 40.000 ton untuk memenuhi semua kebutuhan nutrien
dipenuhi dari produksi dalam negeri (Giri, dari ikan, seperti protein, asam amino,
2013). lemak, asam lemak, energi, vitamin dan
Pakan memegang peranan penting dalam mineral. Kebutuhan protein dapat dipenuhi
proses keberhasilan usaha budidaya oleh limbah kulit kakao. Kebutuhan serat
perikanan. Menurut Weatherley dan Gill dan energi dapat dipenuhi oleh limbah
(1987), pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh dedak padi atau pollard, sedangkan kebu-
beberapa faktor, yaitu makanan, ruang, suhu, tuhan vitamin dan mineral dapat dipenuhi
dan aktifitas fisik. Kualitas pakan yang baik oleh garam dapur atau umbi-umbian
menentukan kualitas ikan yang dihasilkan (Hardianto dan Suharyono, 2002). Selain itu
(Zonneveld et al., 1991). Pakan mem- juga masih diperlukan penambahan bahan
pengaruhi laju pertumbuhan, produksi, kese- lain yang bersifat atraktan atau berfungsi
hatan, kelangsungan hidup, dan reproduksi untuk menarik nafsu makan (Adelina et al.,
ikan (Samsudin dan Djajasewaka, 2009). 2005). Pembuatan pakan dapat dilakukan
Selain itu, kecepatan pertumbuhan juga melalui proses formulasi dan fortifikasi
merupakan faktor penting dalam budidaya. kemudian dipadatkan dalam bentuk konsen-
Pakan harus memenuhi kebutuhan energi trat menggunakan mesin pelet dengan
ikan (Wooton, 1979). Oleh karena itu, kapasitas tertentu sehingga dihasilkan ben-
diperlukan pakan dengan kualitas yang baik tuk pakan yang stabil dan tidak cepat hancur
agar menghasilkan benih ikan yang sehingga tidak mudah kehilangan kandung-
berkualitas baik. an gizinya (Adelina et al., 2005).
Dalam rangka melakukan efisiensi Kebutuhan nutrien setiap jenis ikan
penggunaan tepung ikan dan sekaligus berbeda-beda namun protein perlu men-
mengurangi ketergantungan terhadap tepung dapatkan perhatian utama karena 65-75%
ikan maka diperlukan penelitian untuk tubuh ikan terdiri atas protein. Jenis ikan air
mencari alternatif bahan baku yang dapat tawar yang akan dijadikan target percobaan
menjadi substitusi tepung ikan dengan harga pada penelitian ini adalah ikan nila
yang relatif murah, banyak tersedia dan (Oreochromis niloticus). Tujuan dari
tidak bersaing dengan kebutuhan ternak dan peneliti-an ini adalah untuk mengevaluasi
manusia. Salah satu sumberdaya yang peman-faatan limbah kulit kakao untuk
memiliki potensi untuk dikembangkan pembesaran benih ikan nila (Oreochromis
sebagai bahan baku pakan ikan adalah niloticus).
limbah biomassa dari pertanian dan
perkebunan, salah satunya yaitu kulit biji
kakao sangrai. Kulit biji kakao pasca sangrai BAHAN DAN METODE
(cocoa shell) memiliki kandungan protein
17,6% (Mahyuddin, 1995). Kulit biji kakao Penelitian ini dilaksanakan di
merupakan limbah produksi kakao yang Laboratorium Basah, Balai Penelitian dan
banyak terdapat di perkebunan kakao. Pengembangan Budidaya Air Tawar, Bogor.
Protein mempunyai peranan penting bagi Ikan yang digunakan yaitu benih ikan nila
pertumbuhan ikan sebagai sumber energi. ukuran 7 - 8 cm dengan kepadatan ikan pada
Mudjiman (2004) menyatakan bahwa secara masing-masing akuarium sebanyak 20 ekor.

Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 4, No. 2, Juli 2014, 129 – 134
131 | …………………….…Pemanfaatan limbah produksi kakao untuk pakan Benih ikan nila (oreochromis niloticus)

Ikan dipelihara di akuarium dalam sistem dimana :


resirkulasi berjumlah 9 buah. Ukuran Nt : jumlah benih pada saat akhir
akuarium yang digunakan yaitu 50 x 40 x 40 pemeliharaan (ekor)
cm. Bobot benih diukur menggunakan N0 : jumlah benih pada saat awal
timbangan digital, sedangkan panjang pemeliharaan (ekor)
diukur dengan menggunakan penggaris 30
cm dengan ketelitian 1 mm. Terdapat 2 Data yang diperoleh dianalisa
perlakuan, yaitu perlakuan pemberian pakan menggunakan software SPSS untuk menguji
formulasi dari limbah kakao dan pakan tingkat perbedaan yang ada.
komersial. Pakan diberikan kepada benih
ikan nila sebanyak 2 kali sehari. Sampling HASIL DAN PEMBAHASAN
pengukuran pertumbuhan bobot dan panjang
dilakukan setiap 2 minggu sekali. Sintasan Benih ikan nila memiliki pertumbuhan
dihitung pada akhir perlakuan pemeliharaan panjang yang lebih rendah pada perlakuan
untuk setiap perlakuan. pemberian pakan formulasi limbah
Pertumbuhan mutlak panjang, bobot, perkebunan kakao (P<0,05) (Tabel 1). Sama
dan biomassa merupakan selisih dari halnya dengan pertumbuhan panjang,
panjang/bobot/biomassa akhir dan pertumbuhan bobot ikan nila pada perlakuan
panjang/bobot/biomassa awal pemeliharaan. pemberian pakan formulasi juga lebih
Pertumbuhan mutlak dihitung dengan rendah dibandingkan perlakuan pemberian
rumus : pakan komersial.
Dalam usaha budidaya ikan,
PM = Wt - W0 ketersediaan pakan dalam jumlah yang
cukup, tepat waktu, dan bernilai gizi baik
dimana : merupakan salah satu faktor penting guna
PM = pertumbuhan memaksimalkan pro-duktivitas perikanan
Wt = rata-rata pertumbuhan mutlak (Sahwan, 2002). Dari hasil penelitian
pada saat akhir (g) menunjukkan bahwa ikan yang diberi pakan
W0 = rata-rata pertumbuhan mutlak formulasi dari limbah kakao mempunyai
pada saat awal (g) pertambahan panjang yang tidak lebih baik
dan secara signifikan lebih rendah dibanding
Laju pertumbuhan harian diukur perlakuan benih ikan yang diberi pakan
menggunakan rumus Weatherley & Gill komersial. Lebih rendahnya pertumbuhan
(1987) : benih ikan nila yang diberi pakan formulasi
limbah kakao ini dimung-kinkan karena
ln 𝑊𝑡 − ln 𝑊𝑜 benih ikan nila yang diberi pakan formulasi
𝐿𝑃𝐻 = 𝑥 100% dari limbah perkebunan kakao belum
𝑡
dimana : mendapatkan nutrisi yang cukup untuk
LPH : laju pertumbuhan harian (%) pertumbuhan. Hal ini diperkuat dengan hasil
Wt : bobot rata-rata ikan pada saat akhir analisa proksimat yang menunjukkan bahwa
(g) pakan formulasi dari limbah per-kebunan
W0 : bobot rata-rata ikan pada saat awal kakao memiliki kandungan protein sebesar
(g) 13,11%, sedangkan pakan komersial kan-
t : lama perlakuan (hari) dungan proteinnya sebesar 31%. Benih ikan
nila memerlukan pakan dengan kan-dungan
Sintasan adalah persentase jumlah nutrisi yang optimal untuk tumbuh. Menurut
benih yang hidup pada akhir pengamatan Mudjiman (2004), kadar protein yang
dibandingkan jumlah larva pada awal diperlukan oleh ikan air tawar yaitu di
pemeliharaan. Sintasan dihitung kisaran 20-60%, dengan nilai optimum 30-
berdasarkan rumus : 36%. Selain protein, lemak juga harus ada
dalam pakan sebagai sumber energi utama
𝑁𝑡 bagi ikan.
𝑆𝑖𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 % = 𝑥 100%
𝑁𝑜

Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 4, No. 2, Juli 2014, 129 – 134
Pemanfaatan limbah produksi kakao untuk pakan Benih ikan nila (oreochromis niloticus)……………………… | 132

Tabel 1. Pertumbuhan Panjang dan Bobot Mutlak Benih Ikan Nila


Perlakuan Pertumbuhan panjang mutlak Pertumbuhan bobot mutlak
Treatment Total length growth (cm) Total weight growth (g)
Pakan komersial 2,52 ± 0,19a 15,30 ± 2,72a
Pakan formulasi 0,51 ± 0,21b 1,93 ± 0,69b

Tabel 2. Pertumbuhan Panjang dan Bobot Mutlak Benih Ikan Nila


Perlakuan Pertumbuhan Sintasan Laju Pertumbuhan Harian
Treatment biomassa Survival rate (%) Specific Growth Rate (%)
Biomass gain (g)
Pakan 272,30 ± 36,91a 1,74 ± 0,20a
88,67 ± 0,58a
komersial 23,31 ± 9,80b 0,33 ± 0,11b
88,67 ± 0,58a
Pakan formulasi

Sama halnya dengan pertumbuhan pan- penyerapan zat makanan, serta efisiensi dan
jang dan bobot, benih ikan nila pada per- konversi pakan (Dharma dan Suhenda,
lakuan pakan formulasi limbah kakao me- 1986).
miliki pertumbuhan biomassa lebih rendah Meningkatnya harga pakan merupakan
dibandingkan pakan komersial (P<0,05) salah satu hambatan dalam usaha budidaya
(Tabel 2). Kedua perlakuan tersebut ikan nila, ditambah lagi dengan harga jual
memiliki persentase sintasan yang sama, ikan nila yang rendah dan tidak mengikuti
yaitu 88,67 ± 0,58%. Sedangkan untuk laju harga pakan. Beberapa upaya pembudidaya
pertumbuhan harian ikan nila pada untuk menekan biaya pakan telah dilakukan
perlakuan pemberian pakan formulasi antara lain pembuatan pakan dengan
limbah kakao sebesar 0,33 ± 0,11%. Nilai memanfaatkan bahan baku lokal (Sunarno et
tersebut lebih rendah dan ber-beda nyata al. 2012; Kontara et al., 2013; Samsudin et
dengan perlakuan pakan komersial (1,74 ± al., 2013). Dari hasil penelitian tersebut,
0,20%). pakan uji memiliki nilai tidak berbeda nyata
Laju pertumbuhan harian tertinggi dengan pakan komersial untuk pembesaran
diperoleh pada perlakuan pakan komersial ikan. Hal ini menunjukkan bahwa peng-
dan berbeda nyata (P<0,05). Laju gunaan pakan berbasis bahan baku lokal
pertumbuhan tersebut termasuk rendah, hal memiliki kualitas yang baik dengan harga
tersebut diduga karena kondisi akuarium yang relatif lebih murah sehingga dapat
yang kurang men-dukung untuk proses digunakan oleh pembudidaya. Berdasarkan
pertumbuhan benih ikan. Apabila pakan informasi tersebut, pakan formulasi dari
yang diberikan memiliki kandungan nutrisi limbah perkebunan kakao dapat menjadi
yang baik, maka dapat mempercepat laju alternatif bagi pembudidaya untuk meng-
pertumbuhan karena zat tersebut akan gantikan pakan komersial meskipun dari
dimanfaatkan untuk meng-hasilkan energi penelitian ini belum diperoleh hasil yang
dalam proses penggantian sel-sel tubuh yang optimal dari pemberian pakan hasil limbah
rusak. Zat-zat nutrisi yang dibutuhkan perkebunan kakao dibandingkan dengan
tersebut yaitu protein, lemak, karbohidrat, pakan komersial. Oleh karena itu, diper-
vitamin, dan mineral (Handajani dan lukan penelitian lebih lanjut mengenai
Widodo, 2010). Faktor lain yang juga ber- formulasi pakan yang tepat dari limbah
pengaruh terhadap pertumbuhan ikan adalah perkebunan kakao agar benih ikan nila dapat
transformasi makanan menjadi jaringan tumbuh seperti layaknya ikan tersebut diberi
tubuh ikan seperti jumlah pakan yang pakan komersial.
dikonsumsi, kecernaan makanan, laju
pencernaan, frekuen-si pemberian pakan,

Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 4, No. 2, Juli 2014, 129 – 134
133 | …………………….…Pemanfaatan limbah produksi kakao untuk pakan Benih ikan nila (oreochromis niloticus)

KESIMPULAN Kerjasama BPTP Jawa Timur dengan


Bappeda Kabupaten Tulungagung.
Benih ikan nila yang diberi pakan
formulasi dari limbah kakao belum dapat Izquierdo, M.S., H Fernandez, Palacios dan
mencapai pertumbuhan yang setara dengan A. J. Tacon. 2001. Effect of
pakan komersial. Hasil ini menunjukkan Broodstock Nutrition on
bahwa perlu penelitian lebih lanjut Reproductive Performance of Fish.
mengenai formulasi pakan limbah kakao Aquaculture 197: 25-42.
yang lebih baik lagi agar mampu
menghasilkan pertumbuhan benih ikan yang Kontara EK, R Samsudin dan MTD Sunarno.
seimbang dengan pertum-buhan ikan yang 2013. Pengembangan Budidaya Ikan
diberi pakan komersial. Nila (Oreochromis niloticus) di
Kolam Tanah dengan Aplikasi Pakan
Berbasis Bahan Baku Lokal.
DAFTAR PUSTAKA Prosiding Forum Inovasi Teknologi
Akuakultur 2013, Nusa Tenggara
Adelina, Boer, dan Suharman. 2004. Barat, 11-13 Juni 2013.
Analisis Formulasi Pakan. Unri Press. Haryanti, Rahmansyah, IN Radiarta, AH
Pekanbaru. Kristanto, Imron, K Sugama, B
Pantjara, ZI Azwar (Penyunting),
Azwar, Z.I. dan R. Rostika. 2010. 501-506. Pusat Litbang Perikanan
Ketersediaan dan peningkatan Budidaya.
kualitas bahan baku pakan ikan dan
udang. Semiloka nutrisi pakan ikan Mahyuddin P. 1995. The Nutritive value of
dan udang. Badan Litbang Kelautan cocoa shell in ruminants. Bulletin of
dan Perikanan, Kementerian Kelautan Animal Science (Special Edition).
dan Perikanan, bekerjasama dengan
Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia. Mudjiman, A. 2004. Makanan ikan. Penebar
Jakarta. Swadaya. Jakarta. 182p.

Dharma, L. dan N. Suhenda. 1986. Sahwan, F. M. 2002. Pakan Ikan dan Udang.
Pengaruh pemberian pakan dengan Penebar Swadaya, Jakarta.
tangan dan alat self feeder terhadap
pertumbuhan dan produksi ikan mas Samsudin R., dan H. Djajasewaka, 2009.
di kolam air deras. Bulletin Penelitian Percepatan Waktu Rematurasi Gonad
Perikanan Darat, 5(1): 79-84. Ikan Nilem Dengan Perbaikan
Kualitas Pakan Induk. Laporan
Giri, I.N.A. 2013. Dukungan penelitian Seminar Hasil Riset T.A. 2009. Balai
pakan terhadap pengembangan Riset Perikanan Budidaya Air Tawar,
budidaya ikan kerapu. Buku Naskah Bogor.
Orasi Profesor Riset. Badan
Penelitian dan Pengembangan Samsudin R, M.T.D. Sunarno dan M. Sulhi.
Kelautand an perikanan. Jakarta 2013. Inovasi pakan efisien dan
ekonomis berbasis bahan baku lokal
Handajani dan Widodo. 2010. Nutrisi Ikan. untuk pembesaran ikan nila
UMM Press. Malang. (Oreochromis niloticus). Prosiding
Hasil Penelitian Terbaik Tahun 2013,
Hardianto R. dan Suharyono. 2002. Kajian Jakarta, 12-13 November 2013. A
Pemanfaatan Limbah Pertanian dan Hanggono, TD Ferindera, H Gumilar,
Limbah Agroindustri Bahan Baku D Kurniawan (Penyunting), 208-216.
Pakan Ternak di Kabupaten Badan Litbang Kelautan dan
Tulungagung. Laporan Hasil Studi Perikanan.

Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 4, No. 2, Juli 2014, 129 – 134
Pemanfaatan limbah produksi kakao untuk pakan Benih ikan nila (oreochromis niloticus)……………………… | 134

Sunarno, MTD., A. Widiyati dan LE. Hadie. (Penyunting). Balai Litbang Budidaya
2011. Penyediaan Pakan bagi Air Tawar.
budidaya ikan lele: Kasus
pengembangan di Prov Jawa Barat Weatherley, A.H and H.S. Gill. 1987. The
dan DI Yogyakarta, p: 83-98. A. biology of fish growth. Academic
Sudradjat, MF. Sukadi dan IW. Press, Toronto, Canada, p.443.
Rusastra (Eds). Analisis Kebijakan
Pembangunan Perikanan Budidaya Wooton, R. J. 1979. Energy Cost
2011. Swakarya, Jakarta. Production and Environmental
Determinent of Fecundity on Teleost
Sunarno MTD, M Sulhi, R Samsudin, T Fish. In : P.J. Miller (Ed.). Fish
Kurnasih, M Wilakstanti, Mulyasari Phenology Anabolic Adaptive in
dan LH Suryaningrum. 2012. Teleost. 133-159. Academy Press inc.
Formulasi pakan ikan berbasis bahan London.
baku hijauan. Laporan Kegiatan
Seminar Hasil Riset 2012, Bogor, Zonneveld, N., E. A. Huisman, J. H. Boon.
Desember 2012. Nuryadi dkk. 1991. Prinsip-prinsip Budidaya Ikan.
PT. Gramedia Pustaka Utama. 318p

Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 4, No. 2, Juli 2014, 129 – 134

You might also like