You are on page 1of 5

[ LAPORAN KASUS ]

BIPOLAR AFFECTIVE DISORDER AND MANIC EPISODE


WITH PSYCHOTIC SYMPTOMS IN A 39 YEARS OLD MAN
Lewi Martha Furi
Faculty of Medicine, Universitas Lampung

Abstract
Bipolar is a mood disorder that consists at least one manic episode, hypomania, or mixed which is usually accompanied by a history
of major depressive episodes. An extreme shift of mood, motivation, and energy suffered by patients with bipolar can lead to
disability and even suicide. Therefore, it is important to know the symptoms, how to diagnose, and the treatment. A man, 39 years
old, came with his family with the complaint of rampage and beating people for no reason. Over the past month, the family
admitted patients cannot sleep. On physical examination found cuts on the right cheek. General status, neurological, and
laboratory tests are in normal range, from psychiatric examination obtained clear consciousness, elevation of mood occasionally
disforic, blunted affect, Inappropriate, with auditory, tactile, and visual hallucinations accompanied with delusions of greatness and
erotomaniac. Patients diagnosed with axis I: F31.2 bipolar affective disorder, manic episode with psychotic symptoms; axis II: not
found yet; axis III: vulnus laceratum in the right maxillary region; axis IV: primary support group problems; axis V: GAF20-11.
Pharmacotherapy with haloperidol 3x2 mg tab, clozapine 2x25 mg tab, and supportive psychotherapy. Bipolar disorder in these
patients was initiated after his wife passed. [J Agromed Unila 2014; 1(3):211-215]

Keywords: bipolar, hallucination, man ,manic, phsycotic

Abstrak
Bipolar ialah gangguan mood yang terdiri dari paling sedikit satu episode manik, hipomanik, atau campuran yang biasanya disertai
dengan adanya riwayat episode depresi mayor. Pergeseran yang ekstrim dari mood, motivasi, dan energi yang diderita oleh pasien
dengan bipolar dapat menimbulkan disabilitas bahkan bunuh diri. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui gejala, diagnosis,
serta penatalaksanaannya. Seorang laki-laki, 39 tahun, datang bersama keluarganya dengan keluhan mengamuk dan memukul
orang tanpa sebab yang jelas. Selama sebulan terakhir, keluarga mengaku pasien tidak dapat tidur. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan luka sayat pada pipi sebelah kanan. Status generalis, neurologis maupun pemeriksaan laboratorium dalam batas
normal. Status psikiatrikus didapatkan kesadaran jernih, mood elevasi sesekali disforik, afek tumpul, keserasian inappropriate,
halusinasi auditorik, taktil, dan visual disertai waham kebesaran dan erotomania, insight derajat 2. Pasien didiagnosis aksis I: F31.2
gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala psikotik; aksis II: saat ini tidak ditemukan; aksis III: vulnus laseratum
regio maksila dekstra; aksis IV: masalah primary support group; aksis V: GAF20-11. Terapi psikofarmaka yaitu haloperidol 3x2 mg
tab, clozapine 2x25 mg tab, serta psikoterapi suportif. Gangguan bipolar pada pasien ini dicetuskan setelah istrinya meninggal. [J
Agromed Unila 2014; 1(3):211-215]

Kata kunci: bipolar, halusinasi, laki-laki, manik, psikotik

...
Korespondensi: Lewi Martha Furi | lewiartha@yahoo.com

Pendahuluan
Gangguan bipolar, yang sering disebut Setiap orang pada umumnya pernah
dengan gangguan manik depresi, adalah suatu mengalami suasana hati yang baik (mood high)
gangguan mood yang dikarakterisasikan oleh dan suasana hati yang buruk (mood low). Akan
adanya fluktuasi mood yang ekstrim dari euforia tetapi, seseorang yang menderita bipolar
menjadi depresi berat, dan diperantarai oleh disorder memiliki mood swings yang ekstrim
1
periode mood yang normal (eutimik). Gangguan yaitu pola perasaan yang mudah berubah secara
bipolar merupakan salah satu masalah drastis. Suatu ketika, seorang pengidap bipolar
kesehatan mental yang penting, yang terjadi disorder bisa merasa sangat antusias dan
hampir 2%-4% dari populasi. Hal ini mungkin bersemangat (mania). Namun, ketika mood-nya
disebabkan oleh karena seringnya terjadi berubah buruk, ia bisa sangat depresi, pesimis,
kekambuhan dan banyaknya dampak yang putus asa, bahkan sampai mempunyai keinginan
3,4
merugikan yang dapat disebabkan olehnya, di untuk bunuh diri.
mana gangguan bipolar mengakibatkan dampak Stresor psikososial diketahui dengan
yang berat untuk pasien, keluarga, dan baik memainkan peranan penting dalam hal
2
masyarakat. etiologi, pemeliharaan, dan penatalaksanaan
Lewi Martha Furi | Bipolar Affective Disorder and Manic Episode with Psychotic Symptoms in A 39 Years Old Man

4,5
sejumlah gangguan jiwa. Berdasarkan Institut yang membisikinya dan ada yang menyentuh
Nasional Kesehatan Mental Amerika Serikat dirinya, keluarga juga mengakui bahwa pasien
(USA Government's National Institute of Mental sering berkata melihat binatang-binatang
Health) atau NIMH, bipolar disorder tidak hanya seperti ular dan gajah padahal hal tersebut tidak
disebabkan oleh faktor tunggal saja, melainkan ada. Pasien pernah berkata pada adik iparnya
dari banyak faktor yang secara bersama-sama bahwa ia melihat dirinya sendiri pada saat
6
memicu terbentuknya penyakit ini. Bipolar melihat adik iparnya. Keluarga berkata bahwa
disorder dapat mempengaruhi kehidupan terkadang pasien berperilaku seperti anak kecil,
seseorang, seperti kemampuan di berbagai selalu meminta jajanan dan cemilan, jika tidak
bidang, gangguan besar bagi kesehatan, ada atau tidak dipenuhi pasien menjadi marah.
hubungan sosial, dan gaya hidup seseorang. Pasien dibawa berobat karena sempat
Oleh sebab itu, penyakit ini memerlukan sangat gelisah dan ingin memukul anaknya
penanganan secara serius agar penderitanya karena anaknya mengatakan bahwa ayahnya
3,4,7
dapat menjalani hidup dengan normal. terlalu banyak makan. Pasien menjadi marah
dan mengejar anaknya untuk dipukul, adik
Kasus iparnya mencoba menghentikan tetapi malah
Laki-laki, usia 39 tahun, diantar oleh adik iparnya yang terkena pukulan. Tidak dapat
adik kandung, adik ipar, serta beberapa warga ditenangkan sehingga akhirnya diikat dan
sekitar rumah adik kandungnya dari Kalirejo dibawa ke RSJ.
datang dengan keluhan mengamuk dan Keluhan seperti ini baru pertama kali
memukuli orang-orang disekitarnya. Menurut dirasakan pasien. Sekitar 6 bulan yang lalu
pengakuan keluarga sudah sekitar sebulan yang pasien lebih sering terlihat murung, menutup
lalu keluarga merasa ada perubahan perilaku diri, berdiam diri di rumah. Hal itu terjadi selama
pada pasien. Satu bulan yang lalu pasien tidak satu bulan, setelah itu pasien dapat beraktivitas
dapat tidur dalam beberapa hari dan mulai seperti orang biasa pada umumnya. Dan selama
berbicara ngelantur, mudah marah bila beberapa bulan tidak ada keluhan apapun.
keinginan tidak dituruti, mudah marah bila Riwayat keluarga yang pernah
perkataannya disela, mulai kehilangan inisiatif mengalami gangguan jiwa disangkal. Riwayat
untuk makan serta minum. Karena tidak dapat minum-minuman beralkohol diakui, riwayat
tidur beberapa hari, keluarga memanggil penggunaan obat-obatan terlarang disangkal,
seorang mantri yang bekerja di puskesmas riwayat tidak sadarkan diri diakui, riwayat
Kalirejo. Pasien disuntik, setelah itu pasien demam tinggi diakui, riwayat kejang diakui,
dapat tidur, keluhan berbicara ngelantur dan riwayat trauma kepala diakui, riwayat
marah jika perkataannya disela orang lain masih pemeriksaan CT-Scan kepala namun tidak ada
dikeluhkan. kelainan, riwayat sakit kepala hebat/terus-
Setengah bulan kemudian keluhan menerus disangkal.
dirasa semakin parah, pasien menjadi sering Pada pemeriksaan fisik didapatkan
berbicara sendiri, mandi di tengah malam hari di keadaan umum baik, tekanan darah 120/80
mana dalam sehari dapat mandi 3-4 kali, namun mmHg, nadi 76 x/m, laju napas 18 x/m, suhu
o
tidak bersih hanya mengguyur dengan air saja 37,1 C, status generalis, neurologis maupun
tanpa menggunakan sabun, jika dilarang marah. pemeriksaan laboratorium dalam batas normal.
Jika diajak bicara awal pembicaraan biasanya Status psikiatrikus didapatkan kesadaran jernih,
masih nyambung namun lama kelamaan mood senang sesekali disforik, afek tumpul,
menjadi ngelantur, mengatakan hal-hal yang keserasian inappropriate, halusinasi auditorik,
aneh bahwa anaknya besok akan menjadi taktil, dan visual disertai waham kebesaran dan
seorang suster padahal anaknya baru kelas 1 SD, erotomania, insight derajat 2.
mengatakan dia memiliki motor dan mobil Diagnosis berupa diagnosis multiaksial
padahal dia tidak memilikinya. Pasien yaitu aksis I: F31.2 gangguan afektif bipolar,
mengatakan siang sebagai malam sehingga akan episode kini manik dengan gejala psikotik; aksis
marah bila siang hari jendela dibuka, dan II: saat ini tidak ditemukan; aksis III: vulnus
mengatakan malam sebagai siang, sehingga laseratum regio maksila dekstra; aksis IV:
pasien marah bila anggota keluarga lain tidur masalah primary support group; aksis V: GAF20-
dan menyuruh keluarganya untuk bekerja. 11. Terapi psikofarmaka yaitu haloperidol 3x2
Seminggu sebelum masuk rumah sakit, mg tab, clozapine 2x25 mg tab, serta psikoterapi
keluarga mengakui pasien sering berkata ada suportif.

J Agromed Unila | Volume 1 Nomor 3 | Desember 2014 | 212


Lewi Martha Furi | Bipolar Affective Disorder and Manic Episode with Psychotic Symptoms in A 39 Years Old Man

Pembahasan ini menyingkirkan diagnosis penggunaan zat


Konsep gangguan jiwa dari PPDGJ III psikoaktif (F1).
yang merujuk ke DSM-IV adalah sindrom atau Pada pemeriksaan status mental,
pola perilaku, atau psikologi seseorang, yang didapatkan adanya halusinasi auditorik taktil
secara klinik cukup bermakna, dan yang secara dan visual yang menetap namun belum terjadi
khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan lebih dari satu bulan dan tidak khas memenuhi
(distress) atau hendaya (impairment/disability) kriteria skizofrenia. Waham yang ditemukan
di dalam satu atau lebih fungsi yang penting dari adalah waham kebesaran dan waham cinta
8,9
manusia. (erotomania). Tidak ditemukan adanya gejala
Pada pasien ini ditemukan adanya utama dan gejala tambahan skizofrenia yang
gangguan presepsi dan isi pikir yang bermakna khas baik waham yang mengambang, ataupun
serta menimbulkan suatu distress (penderitaan) ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang
dan disability (hendaya) dalam pekerjaan dan menetap, ataupun gejala-gejala “negative”
kehidupan sosial pasien sehingga dapat seperti sikap sangat apatis, dan respons
disimpulkan bahwa pasien mengidap gangguan emosional yang menumpul atau tidak wajar
8,9
jiwa. yang mengakibatkan penarikan diri dari
Berdasarkan data-data yang didapat pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial.
melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik Hal ini dapat menjadi dasar untuk
ditemukan riwayat trauma kepala, demam menyingkirkan diagnosis penderita sebagai
tinggi, dan kejang sebelumnya. Gangguan skizofrenia (F2).
mental organik adalah gangguan jiwa yang Penulis mendiagnosa banding penyakit
psikotik atau non-psikotik yang disebabkan oleh pasien ini mania dengan gejala psikotik, namun
8-10
gangguan fungsi jaringan otak. Gangguan mengingat bahwa sebelumnya pasien pernah
fungsi jaringan otak ini dapat disebabkan oleh mengalami episode depresi dan mengalami
penyakit badaniah yang terutama mengenai penyembuhan sempurna maka penulis
otak atau yang terutama diluar otak. Bila bagian mendiagnosis pasien dengan gangguan afektif
otak yang terganggu itu luas, maka gangguan bipolar episode kini manik dengan gejala
12
dasar mengenai fungsi mental sama saja, tidak psikotik.
tergantung pada penyakit yang Pada pasien ini lebih tepat didiagnosa
menyebabkannya. Bila hanya bagian otak gangguan afek bipolar episode kini manik
dengan fungsi tertentu saja yang terganggu, dengan gejala psikotik dibanding skizoafektif
maka lokasi inilah yang menentukan gejala dan adalah karena selain gejala psikotik yang kurang
sindroma, bukan penyakit yang kuat mengarah ke skizofrenia, dan juga
menyebabkannya. Pembagian menjadi psikotik mengingat bahwa perbedaan mendasar pada
dan tidak psikotik lebih menunjukkan kepada kedua diagnosa tersebut adalah mood-
berat gangguan otak pada suatu penyakit congruent atau mood-incongruent. Di mana
tertentu daripada pembagian akut dan pada gangguan afek bipolar episode kini manik
8-10
menahun. Meskipun pasien memiliki riwayat dengan gejala psikotik maka yang terlihat adalah
trauma kepala, demam tinggi, dan kejang gangguan afek dan waham atau halusinasi
sebelumnya, namun tidak diketahui secara pasti sesuai yaitu afeknya yang mengalami elasi
apakah terdapat kerusakan otak pada pasien. disertai waham kebesaran. Hal ini ditemukan
12
Pasien sempat dilakukan CT-scan kepala namun pada pasien.
hasilnya tidak diketahui oleh pemeriksa. Hal ini Gangguan afektif bipolar merupakan
dapat menjadi dasar untuk menyingkirkan peringkat kedua terbanyak sebagai penyebab
diagnosis gangguan mental organik (F0). disabilitas. Sebanyak 4% dari populasi menderita
Gangguan penggunaan zat adalah suatu gangguan bipolar. Bahaya kematian bisa terjadi
gangguan jiwa berupa penyimpangan perilaku pada penderita bipolar. Salah satu penyebab
yang berhubungan dengan pemakaian zat yang kematian pada penderita bipolar mengakhiri
dapat mempengaruhi sususan saraf pusat secara hidupnya dengan bunuh diri. Populasi
kurang lebih teratur sehingga menimbulkan diperkirakan antara 10-15 per 100.000 di antara
9-11
gangguan fungsi sosial. Pada pasien ini manusia. Prevalensi serupa pada pria dan
terdapat riwayat penggunaan zat psikoaktif, wanita pada semua kelompok budaya dan etnis.
namun gejala terus berlangsung bahkan Gangguan ini dimulai sejak awal masa dewasa,
seminggu lebih setelah mengkonsumsi tuak. Hal tetapi pada kasus gangguan bipolar lainnya

J Agromed Unila | Volume 1 Nomor 3 | Desember 2014 | 213


Lewi Martha Furi | Bipolar Affective Disorder and Manic Episode with Psychotic Symptoms in A 39 Years Old Man

sudah terjadi pada masa remaja maupun pada Keluarga pasien merupakan keluarga
13-16
masa kanak-kanak. dengan keadaan ekonomi cukup. Pasien tinggal
Gangguan jiwa ini sifatnya berulang di di derah Lampung Tengah. Pasien tinggal di
mana pasien memperlihatkan bagaimana rumah dengan kedua anaknya. Dalam
perasaannya, gangguan ini terjadi meningkatnya kesehariannya, pasien hidup mencari nafkah
suasana pemikiran (manik), aktivitas, perilaku, sebagai seorang tani dan buruh masak. Gejala
dan pada saat yang berbeda berupa afek muncul diawali 20 tahun yang lalu di mana
menurun juga rendahnya perilaku, energi dan pasien menjadi pendiam, pemurung, berdiam
kegiatan (depresi). Pada gangguan ini spesialnya diri, hilang inisiatif sama sekali selama 1 minggu
adalah ada penyembuhan total yang sempurna yang disebabkan berselisih paham dengan kakak
di setiap episode. kandungnya sendiri, serta merasa terbebani
Episode manik biasanya terjadi tak mengetahui adik kandungnya hamil dan tidak
terduga dan berlangsung paling cepat dua diakui oleh calon suaminya. Gejala semakin
minggu sampai dengan lima bulan, lain halnya bertambah berat ketika 5 tahun yang lalu pasien
12
jika depresi yang cenderung lebih lama. ditinggal instrinya yang meninggal. Sehingga
Episode manik terdiri dari 3 tingkatan dapat disimpulkan diagnosis akis IV adalah
keparahannya meliputi (1) hipomanik; (2) manik masalah dengan primary support group.
dengan gejala psikotik; dan (3) manik tanpa Stresor psikososial diketahui dengan
15,16
gejala psikotik. baik memainkan peranan penting dalam hal
Gangguan hipomanik dapat berupa etiologi, pemeliharaan, dan penatalaksanaan
5,16,17
perasaan sangat bahagia pada wanita ketika sejumlah gangguan jiwa. Berdasarkan
sedang jatuh cinta terhadap pria. Perasaan NIMH, bipolar disorder tidak hanya disebabkan
sangat gembira, bersemangat dalam melakukan oleh faktor tunggal saja, melainkan dari banyak
segala aktivitas, dan gairah seksual yang faktor yang secara bersama-sama memicu
6,18,19
meningkat. Gangguan hipomanik lebih bisa terbentuknya penyakit ini.
dikontrol daripada manik karena gejala yang Penilaian terhadap kemampuan pasien
15,16
dialami tidak menyimpang dari masyarakat. untuk berfungsi dalam kehidupannya
Gangguan manik dapat seperti sangat menggunakan skala GAF (Global Assesment of
optimis dalam suatu pekerjaan. Selain itu Function). Pada saat masuk RSJ, skor GAF 20-11
perasaan mudah tersinggung saat berdiskusi dan yakni pasien sudah dinilai dapat membahayakan
curiga bila ada pasangan selingkuh. Gejala diri sendiri maupun orang lain, disabilitas sangat
tersebut sangat berat karena aktivitas sosialnya berat dalam komunikasi dan mengurus diri
20,21,22
menjadi sangat kacau. Selain itu manik sendiri.
merupakan hiperaktifitas motorik seperti Dalam penanganan gangguan afektif
bekerja melebihi kemampuan/kewajaran yang bipolar indikasi rawat inap di RSJ dilakukan
terkadang tidak produktif, kegembiraan yang ketika pasien sudah dapat membahayakan
berlebihan, banyak bicara, dan disertai dengan orang lain disekitarnya atau pun dirinya sendiri.
15,16
waham kebesaran. Pengertian waham Pada pasien ini diakui oleh keluarga pasien dan
kebesaran yaitu perilaku yang sesuai dengan petugas medis bahwa dia membahayakan
keinginan wahamnya, tidak sistematik, perilaku keluarga seperti memukuli dan mengancam
23
yang menyimpang dari norma-norma yang ada orang-orang.
15,16
di masyarakat. Obat-obatan yang digunakan pasien
Aksis II tidak ada diagnosis dikarenakan dapat berupa antipsikotik. Terdapat 3 kategori
pada pasien didapatkan tumbuh kembang saat obat antipsikotik yang dikenal saat ini, yaitu
masa kanak-kanak baik, pasien mampu antipsikotik konvensional, newer atypical
20-21
menyelesaikan pendidikan sampai tamat SMP, antipsycotics, dan Clozaril (Clozapine).
berhenti sekolah karena masalah ekonomi. Obat anti-psikosis disebut juga
Menurut pengakuan keluarga, pasien termasuk neuroleptic, dahulu dinamakan major
anak yang pintar di atas rata-rata temannya. Hal transquilizer. Salah satunya adalah
ini menyingkirkan diagnosis retardasi mental chlorpromazine (CPZ), yang diperkenalkan
(F.70). pertama kali tahun 1951 sebagai premedikasi
Pada pasien ini ditemukan adanya dalam anastesi akibat efeknya yang membuat
vulnus laseratum pada regio maksila dextra, relaksasi tingkat kewaspadaan seseorang. CPZ
sehingga diagnosis vulnus laseratum untuk aksis segera dicobakan pada penderita skizofrenia
III. dan ternyata berefek mengurangi delusi dan

J Agromed Unila | Volume 1 Nomor 3 | Desember 2014 | 214


Lewi Martha Furi | Bipolar Affective Disorder and Manic Episode with Psychotic Symptoms in A 39 Years Old Man

halusinasi tanpa efek sedatif yang 3. National Institute of Mental Health. Buku petunjuk
20,21 bipolar disorder institut nasional kesehatan mental
berlebihan.
Amerika Serikat. New York: NIMH; 2012.
Mekanisme kerja obat anti-psikosis 4. World Health Organization. Mental health atlas.
tipikal adalah memblokade dopamine pada Washington DC: WHO Publications; 2011.
reseptor pasca-sinaptik neuron di otak, 5. First MB. Psychiatric classification. In: Tasman A, Kay J,
Lieberman JA, First MB, Maj M. editor. Psychiatry
khususnya di sistem limbik dan sistem
volume 1. Edisi ke-3. West Sussex: John Wiley & Sons
ekstrapiramidal (dopamine D2 receptor Ltd; 2008. hlm. 666-78
antagonist). Sedangkan obat anti-psikosis yang 6. American Psychiatric Association. Diagnostic and
baru (atipikal) disamping berafinitas terhadap statistical manual of mental disorders. Edisi ke-4.
Arlington: American Psychiatric Association; 2000.
“Dopamine D2 Receptors”, juga terhadap
7. Herditya FY, Satiningsih. Studi kualitatif cognitive
“Serotonine 5 HT Receptors” behaviour therapy pada bipolar disorder. Character:
20,21
(Serotoninedopamine antagonist). Jurnal Penelitian Psikologi. 2013; 1(2):1-14.
Pada pasien gangguan afek bipolar 8. Maslim, Rusdi. Panduan praktis penggunaan obat
psikotropik. Edisi ke-3. Jakarta: FK UNIKA Atma Jaya;
maka terapi pilihannya adalah obat antipsikotik
20,21 2007.
atipikal disertai mood stabilizer. Obat 9. American Psychiatric Association. Diagnostic and
antipsikotik atipikal yang dipilih adalah statistical manual of mental disorders. Edisi ke-4.
Clozapine di mana efek sedatif lebih besar dan Washington DC: Penerbit; 2005. hlm. 345-429.
10. Maramis WF. Catatan ilmu kedokteran jiwa. Edisi Ke-7.
tidak memiliki efek samping ekstrapiramidal
Surabay: Airlangga Universitas Press; 2004.
sindrom. Pilihan utama penggunaan mood 11. Kaplan IH. Sinopsis psikiatri: ilmu pengetahuan perilaku
stabilizer adalah Lithium namun mengingat psikiatri klinis. Edisi Ke-7. Jakarta: Binarupa Aksara;
lethal dose yang sempit, efek samping toksik 1997. hlm. 799-806.
12. Maslim, Rusdi. Buku saku diagnosis gangguan jiwa
serta perlunya pengawasan kadar obat dalam
(PPDGJ III). Jakarta: FK Jiwa Unika Atmajaya; 2004.
darah maka obat yang diberikan kepada pasien 13. Manley MR. Pschyatry clerckship guide. Edisi ke-2.
yaitu haloperidol merupakan pilihan yang sudah Philadelphia: Elsevier. 2007. hlm. 180.
23,24 14. Chawla JM, Singh-Balhara YP, Mohan I, Sagar R. Chronic
tepat.
mania: an unexpectedly long episode. Indian J Med Sci.
Pada prinsipnya pengobatan selalu
2006: 60(5):199-201.
dimulai dari dosis rendah ditingkatkan bertahap 15. Dell’Osso L, Pini S, Cassano GB, Mastrocinque C,
sampai mencapai dosis terapeutik. Setelah efek Seckinger RA, Saettoni M, et al. Insight into illness in
terapi tercapai maka dilanjutkan dengan terapi patients with mania, mixed mania, bipolar depression
and major depression with psychotic features. Bipolar
pemeliharaan untuk mencapai remisi dan
Disorders. 2002; 4:315-22.
mencegah kekambuhan selama minimal 6 bulan 16. DeIl’Osso L, Pith S, Tundo A, Samo N, Musetti L, Cassano
dan bahkan berlangsung 3-5 tahun. Terapi GB. Clinical characteristics of mania, mixed mania and
psikososial juga dipelukan dalam menangani bipolar depression with psychotic features.
21,25 Comprehensive Psychiatry. 2000; 41:242-7.
penyakit bipolar.
17. Ketter TA. Diagnostic features, prevalence, and impact
of bipolar disorder. J Clin Psychiatry. 2010; 71(6):e14.
Simpulan 18. Price AL, Marzani-Nissen GR. Bipolar disorders: a review.
Pada penderita gangguan bipolar Am Fam Physician. 2012; 85(5):483-93.
19. Watson DL, Thaw RG. Self-directed behavior: self-
terjadi suasana perasaan yang labil, mudah
modification for personal adjustment. Edisi ke-10.
berubah, kadang sedih berlebihan dan di saat Cengage Learning; Massachusetts; 2013.
lain gembira luar biasa. Jenis-jenis pengobatan 20. Ganiswarna S. Farmakologi dan terapi. Edisi ke-4.
yang diberikan tergantung dari gejala yang Jakarta: FKUI Press; 1995.
21. Katzung BG. Farmakologi dasar dan klinik. Edisi ke-8.
dialami. Penderita bipolar selain membutuhkan
Jakarta: Salemba Medika; 2002.
obat seumur hidupnya, mereka pun 22. Sinaga RB. Skizofrenia dan diagnosis banding. Jakarta:
membutuhkan psikoterapi suportif dari keluarga Balai Penerbit FKUI; 2007.
yang dapat membantu penderita untuk dapat 23. Goodwin G. Evidence-based guidelines for treating
bipolar disorder: revised second edition—
hidup di dalam lingkungan masyarakat.
recommendations from the British Association for
Psychopharmacology. Journal of Psychopharmacology,
Daftar Pustaka 2009; 23(4):346-88.
1. Sonne SC, Pharmd, Brady KT. Bipolar disorder and 24. Berk M, Malhi SG, Henry L, Hasti M, Macneli C, Yucel M.
alcoholism. Alcohol Research & Health. 2002; 26(2): Evidence and implication for early intervention in
103-8. bipolar disorder. Journal of Mental Health. 2010;
2. Miller IW, Keitner GI, Ryan CE, Uebelacker, Jhonson SL, 19(2):113-26.
Solomon DA. Family treatment for bipolar disorder: 25. Duffy A, Crawford L, Milin R, Grof P. The early
family impairtment by treatment interactions. J Clin manifestations of bipolar disorder: a longitudinal
Psychiatry. 2008; 69(5):732-40. prospective study of the offspring of bipolar parents.
Bipolar Disorder. 2007; 9:828–38.

J Agromed Unila | Volume 1 Nomor 3 | Desember 2014 | 215

You might also like