You are on page 1of 7

[ LAPORAN KASUS ]

PARANOID TYPES OF SCHIZOPHRENIA


Tetra Arya Saputra
Faculty of Medicine, Universitas Lampung

Abstract
Schizophrenia is an terminology of major psychiatric disorders that characterized by changes in perception, thought,
affect, and behaviour. The disorder was on 1% of the adult people and generally at the onset of adolescence or age
of consent. Paranoid type schizophrenia is the most stable type and often occurred. Mrs. K, 43 years old, present
with chief complain of unreasonable anger since one week ago. The patient locked herself in her room and avoided
the people. The patient has not drank the medicines since a month ago. The patient has mental disorders history
since 1995, and went to outpatients clinic routinely but did not consume the medicines routinely. The medicines were
risperidone, stelazine, and trihexylpenidyl, by consuming those patients felt improvement. General and neurologist
examination was normal. Blood pressure was 130/80 mmHg, pulse was 82 /minute, respiratory rate was
0
20x/minute, and temperature was 36,7 C. The psychiatric status self care was good, compos mentis, calm, the
talking was spontaneous, cooperative, mood eutimia, the affect was extensive, appropriate, and cognitif was good.
There were auditory and visual halusination, no illusion, no depersonalisation or derealialisation. There were
delusion of control, delusions of greatness, delusions of pursue, delusions of mystical magic. The judgement
capability was interrupted and insight grade 1. The management of risperidone was 2x2 mg/day and also given
supportive psychotherapy. The paranoid type schezophrenia is mental disorder that often occured at the end of
adolescence or age of consent. [J Agromed Unila 2014; 1(1):42-8]

Keywords: diagnose, paranoid, risperidone, schizophrenia.

Abstrak
Skizofrenia adalah istilah yang menggambarkan gangguan psikiatrik mayor ditandai dengan perubahan persepsi,
pikiran, afek, dan perilaku. Gangguan ini mengenai 1% populasi dewasa dan biasanya onsetnya usia remaja akhir
atau awal dewasa. Skizofrenia paranoid merupakan tipe paling stabil dan paling sering terjadi. Ny. K, 43 tahun,
datang dengan keluhan marah tanpa sebab sejak 1 minggu. Pasien sering mengurung diri di kamar dan menghindari
orang. Selama 1 bulan terakhir pasien tidak minum obat. Pasien mengalami gangguan jiwa sejak tahun 1995, sudah
pernah dirawat dan rutin berobat jalan namun tidak rutin dalam mengonsumsi obat. Obat yang diminum adalah
risperidon, stelazine, dan trihexyphenidyl, pasien merasa keluhan berkurang setelah mengkonsumsi obat tersebut.
Status generalis dan neurologis normal. Tekanan darah 130/80 mmHg, nadi82 x/menit, pernafasan 20 x/menit, dan
0
suhu 36,7 C. Status psikiatrik perawatan diri baik, compos mentis, perilaku tenang, pembicaraan spontan, sikap
kooperatif, mood eutimia, afek luas, sesuai, dan fungsi kognitif baik. Adanya halusinasi auditorik dan halusinasi
visual, tidak ada ilusi, depersonalisasi, maupun derealisasi. Arus pikiran tidak ada kelainan. Adanya waham
dikendalikan, waham kebesaran, waham kejar, waham magis mistik. Daya Nilai terganggu dan tilikan derajat 1.
Penatalaksanaan risperidone 2x2 mg/hari, dan juga diberikan psikoterapi supportif. Skizofrenia tipe paranoid
merupakan gangguan jiwa yang sering terjadi pada usia remaja akhir atau dewasa. [J Agromed Unila 2014; 1(1):42-
8]

Kata Kunci: diagnosis, paranoid, risperidone, skizofrenia.

...
Korespondensi: Tetra Arya Saputra | arya4saputra@yahoo.co.id
Tetra Arya Saputra | Paranoid Types Of Schizophrenia

Pendahuluan lain (misalnya waham kecemburuan,


Skizofrenia adalah istilah yang keagamaan, atau somalisasi) mungkin
digunakan untuk menggambarkan suatu juga muncul. Ciri-ciri lainnya meliputi
gangguan psikiatrik mayor yang ditandai kecemasan, kemarahan, menjaga jarak,
dengan adanya perubahan pada suka berargumentasi, agresif dan jarang
persepsi, pikiran, afek, dan perilaku menunjukan sikap disorganisasi.6
seseorang.1 Skizofrenia dapat Pasien penderita skizofrenia
ditemukan pada semua kelompok hampir 80% mengalami kekambuhan
masyarakat dan di berbagai daerah.2 secara berulang. Prognosis penyakit ini
Gangguan ini mengenai hampir 1% juga kurang menggembirakan, sekitar
populasi dewasa dan biasanya onsetnya 25% pasien dapat pulih dari episode
pada usia remaja akhir atau awal masa awal dan fungsi nya dapat kembali pada
dewasa.2,3 Pada laki-laki biasanya mulai tingkat premorbid. Sekitar 25% tidak
pada usia lebih muda yaitu 15-25 tahun akan pernah pulih dan perjalanan
sedangkan pada perempuan yaitu penyakitnya cenderung memburuk,
sekitar 25-35 tahun.2 sekitar 50% pasien berada diantara
Skizofrenia mungkin berasal dari keduanya yang ditandai dengan
ketidakseimbangan kimiawi otak yang kekambuhan periodik dan
disebut neurotransmitter, yaitu kimiawi ketidakmampuan berfungsi efektif
otak yang memungkinkan neuron- kecuali untuk waktu singkat.7
neuron berkomunikasi satu sama lain. Sumber lain menyebutkan
Beberapa ahli mengatakan bahwa bahwa dengan pengobatan yang tepat
skizofrenia berasal dari aktivitas dan bila penderita datang berobat
neurotransmitter dopamine yang dalam tahun pertama setelah serangan
berlebihan di bagian-bagian tertentu pertama maka kira-kira sepertiga dari
otak atau dikarenakan sensitivitas yang penderita akan sembuh total (full
abnormal terhadap dopamine. Banyak remision atau recovery). Sepertiga
ahli yang berpendapat bahwa aktivitas lainnya dapat dikembalikan ke
dopamine yang berlebihan saja tidak masyarakat walaupun masih didapati
cukup untuk skizofrenia. Beberapa cacat sedikit dan mereka masih harus
neurotransmitter lain seperti serotonin sering diperiksa dan diobati selanjutnya
dan norepinephrine tampaknya juga (social recovery).8
memainkan peranan.4,5 Keluarga berperan penting
Skizofrenia tipe paranoid dalam menentukan cara atau asuhan
merupakan tipe paling stabil dan paling keperawatan yang diperlukan oleh
sering terjadi. Gejala terlihat sangat pasien. Keluarga memiliki fungsi
konsisten, pasien dapat atau tidak strategis dalam meningkatkan
bertindak sesuai wahamnya.2 Ciri utama kemandirian dan taraf hidupnya serta
skizofrenia tipe paranoid adalah waham pasien dapat beradaptasi kembali pada
yang mencolok atau halusinasi auditorik masyarakat dan kehidupan sosialnya.
dalam konteks terdapatnya fungsi Seseorang dengan dukungan yang tinggi
kognitif dan afektif yang relatif masih akan lebih berhasil mengahadapi dan
terjaga. Waham biasanya adalah waham mengatasi masalahnya dibanding
kejar atau waham kebesaran, atau dengan yang tidak mendapatkan
keduanya, tetapi waham dengan tema dukungan dari keluarga.9

J Agromed Unila | Volume 1 Nomor 1 | Agustus 2014 | 43


Tetra Arya Saputra | Paranoid Types Of Schizophrenia

Prognosis dan perjalanan tanah yang luas dan merasa paling kaya.
penyakit skizofrenia pada laki-laki lebih Pasien seorang guru SD di
buruk dibandingkan pada penderita daerah mesuji, pasien tidak merasa
perempuan sehingga lebih cepat nyaman bekerja di Mesuji karena kepala
terlihat. Penyebabnya dapat karena sekolah yang sering mengadukan dirinya
faktor genetik, lingkungan atau ke kepala dinas dikarenakan sering tidak
10
pengaruh dari dalam diri sendiri. mengajar. Pasien merasa tidak nyaman
dengan lingkungan di Mesuji, karena
Kasus lingkungan orang kaya dan pasien
Pasien Ny. K usia 43 tahun, merasa minder untuk bergaul.
datang diantar oleh suami ke Rumah Menurut keluarga, pasien
Sakit Jiwa Provinsi Lampung dengan mengalami gangguan jiwa sejak tahun
keluhan marah tanpa sebab jelas sejak 1 1995 dan terakhir dirawat pada bulan
minggu yang lalu. Selain marah-marah, april 2013. Setelah pulang dari Rumah
pasien juga lebih banyak mengurung diri Sakit Jiwa, pasien kontrol ke poliklinik
didalam kamar dan menghindari orang namun tidak rutin dalam mengonsumsi
lain. Pasien masih dapat makan dan obat. Obat yang diminum adalah
minum sendiri dan masih dapat risperidone, stelazine, dan
mengurus kebutuhan pribadinya. trihexyphenidyl. Setelah mengonsumsi
Selama 1 bulan terakhir pasien tidak obat, keluhan dirasakan berkurang.
mau minum obat. Pertumbuhan dan perkembang
Pasien merasa dirinya seperti pasien sesuai dengan usianya. Pasien
dirasuki dan merasa dikendalikan oleh merupakan lulusan sekolah guru dan
setan. Pasien sering mendengar adanya bekerja sebagai guru. Pasien memiliki 2
suara bisikan memanggil atau menyuruh orang anak, anak pertamanya meninggal
untuk melakukan aktivitas namun dunia setelah lahir karena prematur.
pasien tidak dapat menangkap pesan Dalam keluarga, kakak pasien memiliki
karena diucapkan terlalu cepat. Pasien keluhan yang gangguan jiwa. Riwayat
sering melihat bayangan laki-laki, trauma pada kepala, demam tinggi,
menggunakan jubah berwarna merah kejang, penggunaan zat psikoaktif,
dan sering muncul di belakang rumah merokok, dan alkohol tidak ada.
pasien dan secara cepat bayangan Status generalis dan status
menghilang. Pasien sering berkhayal neurologis tidak ditemukan kelainan.
menjadi orang yang kaya dan pasien Tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 82
melakukan ritual pesugihan. Pasien kali permenit, pernafasan 20 kali
merasa dikejar dan akan dibunuh oleh permenit, dan suhu 36,70C. Status
setan untuk dijadikan tumbal dari psikiatrik didapatkan Ny. K, 43 tahun
kegiatan pesugihan yang dilakukan kesan rapih dan perawatan diri baik.
olehnya. Pasien merasa dirinya Kesadaran compos mentis, perilaku
mengalami proses renkarnasi (hidup tenang, pembicaraan spontan, sikap
kembali). Pasien merasa bahwa dirinya kooperatif. Mood eutimia, afek luas,
diguna–guna dan ingin dijahati oleh sesuai. Fungsi kognitif baik. Adanya
orang lain, namun ia merasa tidak halusinasi auditorik dan halusinasi
memiliki musuh. Pasien mengaku visual, namun tidak ada ilusi,
dirinya berasal dari luar negri, memiliki depersonalisasi, maupun derealisasi.

J Agromed Unila | Volume 1 Nomor 1 | Agustus 2014 | 44


Tetra Arya Saputra | Paranoid Types Of Schizophrenia

Arus pikiran tidak ada kelainan. Adanya skizofrenia paranoid, aksis II dan aksis
waham dikendalikan, waham kebesaran, III: tidak ada diagnosis, aksis IV: stress
waham kejar, waham magicmistic. Daya psikososial, aksis V: Current GAF Scale
nilai terganggu, tilikan derajat 1. 60-51.
Diagnosis pasien berupa Dari anamnesa yang dilakukan
diagnosis multiaksial yaitu aksis I: pada pasien dan suami pasien
skizofrenia paranoid, aksis II dan aksis didapatkan pasien tidak memiliki
III: tidak ada diagnosis, aksis IV: stress riwayat cedera kepala, kejang ataupun
psikososial, aksis V: Current Global of stroke, dan hasil pemeriksaan fisik
Assessment Functioning (GAF) Scale 60- semuanya dalam batas normal sehingga
51. Penatalaksanaan pada kasus ini diagnosis gangguan mental organik
adalah psikofarmaka diberikan oral dapat disingkirkan. Gangguan mental
risperidone 2x2 mg perhari, dan juga dan organik akibat penggunaan zat juga
diberikan psikoterapi supportif seperti dapat disingkirkan karena pasien tidak
ventilasi, konseling mengenai pernah merokok, mengonsumsi alkohol
penyakitnya, dan sosioterapi. ataupun zat psikoaktif lainnya.11
Pada pasien didapatkan waham
Pembahasan dikendalikan, halusinasi auditorik,
Diagnosis pada penderita halusinasi visual, waham magis mistik,
gangguan jiwa berupa diagnosis waham kejar, waham kebesaran dan
multiaksial yang terdiri dari 5 aksis yaitu lebih banyak mengurung diri didalam
aksis I adalah gangguan klinis dan rumah. Pasien juga sudah mengalami
kondisi lain yang menjadi fokus gangguan jiwa sejak tahun 1995 dan
perhatian klinis, aksis II adalah gangguan pada tahun 2001 pasien pertama kali
kepribadian dan retardasi mental, aksis dirawat di RSJ Provinsis Lampung.
III adalah kondisi medik umum, aksis IV Melanjutkan berobat jalan poliklinik RSJ
adalah masalah psikososial dan ataupun di RS di Kotabumi namun tidak
lingkungan, dan aksis V adalah penilaian rutin dalam mengonsumsi obat. Setelah
fungsi secara global. mengonsumsi obat, keluhan dirasakan
Tujuan dari diagnosis multiaksial berkurang. Berdasaran gejala dan tanda
adalah mencakup informasi yang yang ditemukan pada pasien, diagnosis
komprehensif sehingga dapat lebih diberatkan pada skizofrenia tipe
membantu dalam perencanaan terapi paranoid. Jika dilihat dari perjalanan
dan meramalkan prognosis. Juga format penyakit pasien yang sudah mengalami
yang mudah dan sistematik sehingga perbaikan tetapi masih ada gejala
dapat membantu dalam menata dan negatif, maka lebih jauh ditegakan
mengkomunikasikan informasi klinis, diagnosis skizofrenia paranoid remisi tak
menangkap kompleksitas situasi klinis, sempurna.12
dan menggambarkan heterogenitas Kriteria diagnosis untuk
individual dengan diagnosis klinis yang skizofrenia menurut PPDGJ III yaitu
sama. Selain itu, diagnosis multiaksial harus ada sedikitnya satu gejala berikut
juga memacu penggunaan model bio- ini yang amat jelas dan biasanya dua
psiko-sosial dalam klinis, pendidikan, gejala atau lebih bila gejala-gejala itu
dan penelitian.1,11 pada pasien ini kurang jelas1,11,13 :
didiagnosis multiaksial yaitu aksis I:

J Agromed Unila | Volume 1 Nomor 1 | Agustus 2014 | 45


Tetra Arya Saputra | Paranoid Types Of Schizophrenia

1. Salah satu dari: thought echo, 2. Sebagai tambahan: halusinasi dan


thought insertion or withdrawal, atau waham harus menonjol:
dan thought broadcasting. a. Suara-suara halusinasi yang
2. Salah satu dari: delusion of control, mengancam pasien atau
delusion of influence, delusion of memberi perintah, atau
passivity, delusional perception. halusinasi auditorik tanpa bentuk
3. Halusinasi auditorik. verbal berupa bunyi pluit,
4. Waham-waham menetap jenis mendengung, atau bunyi tawa.
lainnya. b. Halusinasi pembauan atau
Atau paling sedikit dua gejala pengecapan rasa, atau bersifat
dibawah ini yang harus selalu ada secara seksual, atau lain-lain perasaan
jelas: tubuh halusinasi visual mungkin
1. Halusinasi yang menetap dari panca ada tetapi jarang menonjol.
indera apa saja, ataupun disertai c. Waham dapat berupa hampir
oleh ide-ide berlebihan (over-valued setiap jenis, tetapi waham
ideas) yang menetap, atau apabila dikendalikan (delusion of
terjadi setiap hari selama control), dipengaruhi (delusion of
berminggu-minggu atau berbulan- influence), atau pasif (delusion
bulan terus menerus. of passivity), dan keyakinan
2. Arus pikiran yang terputus (break) dikejar yang beraneka ragam,
atau yang mengalami sisipan adalah yang paling khas.
(interpolation), yang berakibat 3. Gangguan afektif dorongan
inkoherensi atau pembicaraan yang kehendak dan pembicaraan, serta
tidak relevan, atau neologisme. gejala katatonik secara relatif tidak
3. Perilaku katatonik. nyata/menonjol.
4. Gejala negatif. Pasien skizofrenik paranoid
Adanya gejala-gejala khas tipikal adalah tegang, pencuriga,
tersebut diatas telah berlangsung berhati-hati, dan tak ramah. Mereka
selama kurun waktu satu bulan atau juga dapat bersifat bermusuhan atau
lebih (tidak berlaku untuk setiap fase agresif. Pasien skizofrenik paranoid
nonpsikotik prodromal). Harus ada kadang-kadang dapat menempatkan diri
suatu perubahan yang konsisten dan mereka secara adekuat didalam situasi
bermakna dalam mutu keseluruhan sosial. Kecerdasan mereka tidak
(overall quality) dari beberapa aspek terpengaruhi oleh kecenderungan
perilaku pribadi (personal behaviour), psikosis mereka dan tetap intak.14
bermanifestasi sebagai hilangnya minat, Untuk pengobatan pada pasien
hidup tak bertujuan, tidak berbuat ini diberikan oral risperidone 2x2
sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri mg/hari, dan psikoterapi supportif
(self absorbed attitude), dan penarikan seperti ventilasi, konseling mengenai
diri secara sosial. penyakitnya, dan sosioterapi.
Kriteria diagnostik skizofrenia Penatalaksanaan skizofrenia terbagi
tipe paranoid menurut PPDGJ menjadi dua yaitu farmakoterapi dan
yaitu:1,11,13 psikoterapi. Farmakoterapi diberikan
1. Memenuhi kriteria diagnostik antipsikotik, antipsikotik merupakan
skizofrenia.

J Agromed Unila | Volume 1 Nomor 1 | Agustus 2014 | 46


Tetra Arya Saputra | Paranoid Types Of Schizophrenia

terapi obat-obatan pertama yang efektif sumbangan sebesar 30,1% dipengaruhi


mengobati skizofrenia.15 oleh faktor lain.19
Pemberian obat risperidone 2x2 Berbagai masalah baik fisik,
mg/hari dengan alasan pada pasien ini psikologis, maupun sosial yang dialami
terdapat gejala positif dan gejala penderita akan mempengaruhi kualitas
negatif. Risperidone merupakan hidup penderita skizofrenia. Kualitas
antipsikotik generasi kedua atau hidup penderita skizofrenia dapat
golongan atipikal. Risperioden menjadi acuan keberhasilan dari suatu
merupakan derivat dari benzisoksazol tindakan, intervensi, treatment atau
yang diindikasikan untuk terapi terapi yang dilakukan. Disamping itu
skizofrenia baik untuk gejala positif data kualitas hidup juga dapat
ataupun gejala negatif. 16 digunakan untk mengambil keputusan
Mekanisme kerja dari yang berhubungan dengan nasib pasien
antipsikotik atipikal yaitu memblokade khususnya mempertimbangkan terapi
dopamin pada reseptor pasca sinaptik atau tindakan yang sesuai untuk
neuron di otak, khususnya di sistem penderita.8
limbik dan sistem ekstrapiramidal
(sehingga efektif untuk gejala positif) Simpulan
dan juga berafinitas terhadapt serotonin Skizofrenia adalah istilah yang
5 HT2 reseptor (efektif untuk gejala digunakan untuk menggambarkan suatu
negatif).17 gangguan psikiatrik mayor yang ditandai
Dosis anjuran dari risperidone dengan adanya perubahan pada
yaitu 2-6 mg/hari dan sediaan 1-2-3 persepsi, pikiran, afek, dan perilaku
mg.17 Efek samping neurologis yang seseorang. Skizofrenia tipe paranoid
kurang bermakna dan kurang parah merupakan tipe paling stabil dan paling
dibandingkan dengan obat antagonis sering terjadi. Ciri utama skizofrenia tipe
dopamin tipikal lainnya. Risperidone paranoid adalah waham yang mencolok
menjadi lini pertama dalam pengobatan atau halusinasi auditorik dalam konteks
skizofrenia karena kemungkinan obat ini terdapatnya fungsi kognitif dan afektif
lebih efektif dan lebih aman daripada yang relative masih terjaga.
antagonis reseptor dopaminergik yang Penatalaksanaan skizofrenia terbagi
tipikal.1 menjadi dua yaitu farmakoterapi dan
Orang yang mengidap skizofrenia psikoterapi. Farmakoterapi diberikan
semakin lama akan semakin terlepas antipsikotik sedangkan psikoterapi
dari masyarakat. Mereka gagal berfungsi berupa ventilasi, konseling mengenai
sesuai peran yang diharapkan sebagai penyakitnya, dan sosioterapi.
pelajar, pekerja, pasangan hidup, dan
keluarga serta komunitas, menjadi Daftar Pustaka
kurang toleran terhadap perilaku 1. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan &
mereka yang menyimpang.18 Dukungan Sadock’s synopsis of psychiatry
yang didapatkan dari keluarga behavior sciences clinical psychiatry.
memberikan sumbangan efektif sebesar Edisi ke-10. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins; 2007.
69,9% terhadap keberfungsian sosial
2. Amir N. Skizofrenia. Dalam: Elvira SD,
pasien skizofrenia, sedangkan
penyunting. Buku Ajar Psikiatri. Edisi
ke-2. Jakarta: FKUI; 2013.

J Agromed Unila | Volume 1 Nomor 1 | Agustus 2014 | 47


Tetra Arya Saputra | Paranoid Types Of Schizophrenia

3. Sirait A. Pengaruh koping keluarga skizofrenia. Riau: Fakultas Kedokteran


terhadap kejadian relaps pada Universitas Riau; 2008.
skizofrenia remisi sempurna di rumah 16. Jarut YM, Fatimawali, Weny IW,
sakit jiwa daerah provinsi Sumatera Tinjauan penggunaan antipsikotik pada
Utara tahun 2006 [tesis]. Medan: pengobatan skizofrenia di rumah sakit
Universitas Sumatra Utara; 2008. Prof. DR. V.L. Ratumbuysang Manado
4. Durand VM, Barlow DH. Essentials of periode Januari 2013 - Maret 2013.
abnormal psychology. Yogyakarta: PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi-
Pustaka Pelajar; 2007. UNSRAT. 2013; 2(3):54-7
5. Ann I. Mental Health and Psychiatric 17. Maslim R. Panduan praktis penggunaan
Nursing. Jakarta: EGC; 2005. klinis obat psikotropik. Jakarta: FK
6. Davison GC, Neale JM. Psikologi Unika Atma Jaya; 2007.
abnormal. Jakarta: PT. Raja Grafindo 18. Nevid JS, Rathus SA, Grene B. Psikologi
Persada; 2006. abnormal jilid 2. Edisi Ke-5. Jakarta:
7. Arif S. Skizofrenia: memahami Erlangga; 2003.
dinamika pasien. Bandung: PT. Refika 19. Hawari D. Pendekatan holistik pada
Aditam; 2006. gangguan jiwa skizofrenia. Edisi ke-3.
8. Rubbyana U. Hubungan antara strategi Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
koping dengan kualitas hidup pada Kedokteran Universitas Indonesia;
penderita skizofrenia remisi simptom. 2012.
Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan
Mental. 2012; 1(2):59-66.
9. Nurdiana, Syafwani, Umbransyah.
Korelasi peran serta keluarga terhadap
tingkat kekambuhan klien skizofrenia.
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan.
2007; 3(1):1-10
10. Lehman AF, Lieberman JA, Dixon LB.
Practice guideline for the treatment of
patients with schizophrenia. Edisi ke-2.
Arlington: Americanm Psychiatric
Association; 2004.
11. Maslim R. Buku saku diagnosis
gangguan jiwa rujukan ringkas PPDGJ
III. Jakarta: FK Unika Atma Jaya; 2003.
12. Simanjuntak YP. Faktor risiko
terjadinya relaps pada pasien
skizofrenia paranoid [tesis]. Medan: FK
USU; 2008.
13. American Psychiatric Assocation.
Diagnostic criteria from DSM-IV-TR.
Washington DC: American Psychiatric
Assocation; 2000.
14. Maramis WF. Catatan ilmu kedokteran
jiwa. Edisi ke-2. Surabaya: Universitas
Airlangga Press; 2009.
15. Irwan M, Fajriansyah A, Sinuhadji B,
Indrayana M. Penatalaksanaan

J Agromed Unila | Volume 1 Nomor 1 | Agustus 2014 | 48

You might also like