You are on page 1of 14

available at: http://infobibliotheca.ppj.unp.ac.

id

ISSN 2714-805X
Volume 2 Nomor 1 2020
Page : 74-87
Published by Program Studi Perpustakaan dan Ilmu Informasi
FBS Universitas Negeri Padang, Indonesia

PANDEMI COVID-19 DAN INOVASI PERPUSTAKAAN


PERGURUAN TINGGI
Deri Hediana Priyadi
Program Studi Perpustakaan dan Sains Informasi Universitas Padjadjaran
E-mail: deri19001@unpad.ac.id

Sukaesih
Program Studi Perpustakaan dan Sains Informasi Universitas Padjadjaran
E-mail: sukaesih@unpad.ac.id

Evi Nursanti Rukmana


Program Studi Perpustakaan dan Sains Informasi Universitas Padjadjaran
E-mail: evi.nursanti.r@gmail.com

Samson CMS
Program Studi Perpustakaan dan Sains Informasi Universitas Padjadjaran
E-mail: samsoncms97@gmail.com

Received: 28-11-2020
Revised: 04-12-2020
Accepted: 12-12-2020

Abstract

The Covid-19 pandemic has had a huge impact on all elements of society, including information institutions such
as libraries. Innovations made by information institutions such as libraries are mostly carried out on the
development of library collections, library services, human resources. The purpose of this research is to look at
innovations in college libraries in providing services to academicians due to covid-19. Digital libraries exist as
an innovation in overcoming the problems of the Covid-19 pandemic. The research method uses descriptive
qualitative methods, researchers conducted online interviews by sending emails to the email library. The data
were obtained by interviewing the librarian of the college library. Innovations made in libraries involve human
resources, library collections and services. Increasing human resources in the library by providing training on
deficiencies in terms of services, turnover of librarians aims to provide officers with new experiences. Library
collections experience sharing of resources where collaboration between libraries aims to fill the void in library
collections in the library. Intership in libraries can be a movement in terms of library development, where
intership is a place to accommodate young people who are rich in creative ideas and incoming invoices that
make libraries more colorful.

Keyword: Covid-19 pandemic; digital library; collection development; library service innovation

Abstract

Pandemi covid-19 ini memberikan dampak yang begitu besar ke seluruh elemen masyarakat tidak terkecuali
lembaga informasi seperti perpustakaan. Inovasi yang dilakukan oleh lembaga informasi seperti perpustakaan
banyak dilakukan terhadap pengembangan koleksi pustaka, layanan perpustakaan, sumber daya manusia. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui inovasi di perpustakaan perguruan tinggi dalam memberikan layanan
kepada sivitas akademika dampak covid-19. Perpustakaan digital hadir sebagai inovasi dalam mengatasi
permasalahan dipandemi covid-19. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif, dimana peneliti
melakukan wawancara secara online dengan mengirimkan e-mail kepada e-mail perpustakaan. Data diperoleh

74
available at: http://infobibliotheca.ppj.unp.ac.id

ISSN 2714-805X
Volume 2 Nomor 1 2020
Page : 74-87
Published by Program Studi Perpustakaan dan Ilmu Informasi
FBS Universitas Negeri Padang, Indonesia

dengan melakukan wawancara terhadap pustakawan perpustakaan perguruan tinggi. Inovasi dilakukan kepada
perpustakaan melibatkan sumberdaya manusia, koleksi dan layanan perpustakaan. Meningkatkan sumber daya
manusia dalam perpustakaan dengan memberikan pelatihan terhadap kekuranganya dalam hal layanan,
pergantian petugas perpustakaan bertujuan utnuk memberikan petugas lain pengalaman baru. Koleksi
perpustakaan mengalami Resource sharing dimana kerja sama antar perpustakaan bertujuan mengisi
kekosongan koleksi pustaka diperpustakaan. Adanya intership diperpustakaan dapat sebagai gerakan dalam hal
perkembangan perpustakaan, dimana intership sebagai wadah untuk menanmpung anak muda yang kaya akan
ide kreatif dan invoasi masuk yang membuat perpustakaan semakin berwarna.

Kata Kunci: covid-19; perpustakaan digital; perkembangan koleksi; inovasi layanan perpustakaan.

pandemi, ini pun harus berinovasi dengan


PENDAHULUAN melakukan perpustakaan digital.
Perkembangan zaman yang begitu Perpustakaan berasal dari bahasa
pesat tidak lupa informasi pun ikut latin yaitu libre atau liber yang artinya
berkembang pesat, dimana dahulu untuk buku. Perpustakaan dalam bahasa belanda
mendapatkan informasi medianya pun disebut bibliotheca,Jerman disebut
masih terbatas hanya koran, tv, radio, dan bibliothek,Perancis disebut
lain-lain. Sekarang informasi melimpah bibliotheque.Spanyol disebut bibliotheca
ruah dan tidak terbendung arus dan Portugis disebut bibliotheca. Semua
informasinya, oleh karena itu masyarakat istilah itu berasal dari yunani yang artinya
sekarang harus bisa membedakan buku. Orang yang terlibat dalam dunia
informasinya yang valid dan baik buat kita perpustakaan biasa di sebut pustakawan.
dan mana yang tidak baik buat kita. Pustakawan dalam bahasa inggris disebut
Apalagi saat ini dunia sedang terjadi librarianship. Kepustakawanan mencakup
pandemic Covid-19 dimana penyakit ini dalam semua hal seperti hal
terjadi oleh virus bernama SARS-CoV-2. pengadaan,penggunaan serta
Akibat virus SARS-CoV-2 ini kita pendayagunaan buku. Perpustakaan
diwajibkan untuk bekerja, belajar dan terbagi menjadi empat jenis yaitu
melakukan aktivitas dirumah yang dimana perpustakaan umum, perpustakaan
sebelumnya kita melakukannya di luar sekolah, perpustakaan perguruan tinggi
rumah. Di masa seperti saat ini, para dan perpustakaan khusus. Keempat jenis
masyarakat akan memfokuskan dirinya perpustakaan memiliki empat fungsi dasar
pada media berita melalui televisi, media perpustakaan yaitu fungsi informatif,
sosial maupun media online lainnya. edukatif, kultural dan rekreasi. Fungsi
Masyarakat juga akan menggunakan informatif di perpustakaan menunjukkan
waktunya untuk berselancar informasi di bahwa perpustakaan didirikan untuk
internet dan media komunikasi seperti menyediakan suatu informasi yang
Line, WhatsApp, Telegram, Facebook, dibutuhkan oleh pengguna perpustakaan
Twitter, dan Instagram untuk memperoleh ataupun masyarakat. Kedua yaitu fungsi
informasi terbaru/ up-to-date terkait edukatif perpustakaan dibangun untuk
dengan Covid-19 ( Suharso, Arifiyana, & menyediakan pendidikan sepanjang hayat
Wasdiana, 2020). Terlebih lagi di lembaga bagi masyarakat biasanya koleksi
informasi seperti perpustakaan, harus bisa pustakanya terdapat bermacam-macam
memberikan informasi yang valid untuk ilmu mau yang murni, terapan dan praktis
masyarakat. Lembaga perpustakaan disaat disegala bidang. Ketiga fungsi kultural

75
available at: http://infobibliotheca.ppj.unp.ac.id

ISSN 2714-805X
Volume 2 Nomor 1 2020
Page : 74-87
Published by Program Studi Perpustakaan dan Ilmu Informasi
FBS Universitas Negeri Padang, Indonesia

yaitu perpustakaan berfungsi melestarikan Teknologi Bandung pada tahun 1980an.


kebudayaan dalam berbagai literatur untuk Sekarang hampir semua universitas di
dibaca oleh masyarakat. Keempat fungsi Indonesia memiliki perpustakaan digital,
rekreatif menawarkan bacaaan yang akan tetapi ada beberapa yang tidak
mudah dipahami dan isinya tidak terlalu memilikinya dikarenakan untuk membuat
sulit bahasanya, biasanya jenis bacaanya perpustakaan digital harus membutuhkan
yg sering ada di perpustakaan umum sarana dan prasarana yang memadai.
seperti novel, majalah dan komik.
Perpustakaan digital hampir sama
Perkembangan zaman membuat dengan perpustakaan konvesional, yang
teknologi informasi masuk kedalam membedakanya di jenis koleksi
perpustakaan, oleh karena itu perpustakaan perpustakaan, tempat dan jenis
konvesional berubah menjadi layanannya. Pandemi sekarang ini
perpustakaan digital. Perpustakaan digital perpustakaan digital, di nilai cocok untuk
atau library digital merupakan memberikan layanan informasi kepada
perpustakaan yang menggunakan masyarakat luas. Menurut Gatot Subrata
teknologi terbaru dalam pelayananya, (2009) beberapa keunggulan perpustakaan
perpustakaan digital sudah dimiliki di digital diantaranya adalah sebagai berikut:
seluruh dunia termasuk Indonesia. IFLA Long distance service, artinya dengan
(The International Federation of Library perpustakaan digital, pengguna bisa
Associations and Institutions) (2018) menikmati layanan sepuasnya, kapanpun
mendefinisikan perpustakaan digital dan dimanapun. Akses yang mudah. Akses
sebagai berikut: “a digital library is an pepustakaan digital lebih mudah dibanding
online collection of digital objects, of dengan perpustakaan konvensional, karena
assured quality, that are created or pengguna tidak perlu dipusingkan dengan
collected and managed according to mencari di katalog dengan waktu yang
internationally accepted principles for lama. Murah (cost efective). Perpustakan
collection development and made digital tidak memerlukan banyak biaya.
accessible in a coherent and sustainable Mendigitalkan koleksi perpustakaan lebih
manner, supported by services necessary murah dibandingkan dengan membeli
to allow users to retrieve and exploit the buku. Mencegah duplikasi dan plagiat.
resources.” yang mengandung arti bahwa Perpustakaan digital lebih “aman”,
perpustakaan digital merupakan sehingga tidak akan mudah untuh
perpustakaan yang memiliki koleksi online diplagiat. Bila penyimpanan koleksi
yang berisi objek digital dengan yang perpustakaan menggunakan format PDF,
berkualitas, dikembangkan dan dikelola koleksi perpustakaan hanya bisa dibaca
sesuai dengan prinsip secara internasional. oleh pengguna, tanpa bisa mengeditnya.
Selain itu, koleksi yang ada dapat diakses Publikasi karya secara global. Dengan
secara berkelanjutan atau dibuka secara adanya perpustakaan digital, karya-karya
terus-menerus yang didukung oleh dapat dipublikasikan secara global ke
layanan-layanan yang diperlukan oleh seluruh dunia dengan bantuan internet.
pengguna ketika menggunakan/
membutuhkan sumber informasi. Adanya perpustakaan digital ini,
Perpustakaan digital di Indonesia di masyarakat dapat mengakses perpustakaan
pelopori oleh Perpustakaan Institut dari mana saja, kapan saja dan jam berapa

76
available at: http://infobibliotheca.ppj.unp.ac.id

ISSN 2714-805X
Volume 2 Nomor 1 2020
Page : 74-87
Published by Program Studi Perpustakaan dan Ilmu Informasi
FBS Universitas Negeri Padang, Indonesia

saja tidak seperti perpustakaan referensi. Layanan Referensi ini


konvesional lainya. Apalagi sedang ada merupakan layanan yang sangat
pandemi covid-19 ini dengan adanya dibutuhkan oleh suatu lembaga informasi
perpustakaan digital, dapat membantu yaitu perpustakaan. Layanan tersebut
masyarakat untuk mencari informasi di merupakan tolak ukur bagus tidaknya
perpustakaan. Perpustakaan digital tidak suatu perpustakaan dalam menangani
harus membutuhkan ruangan untuk pencarian informasi. Layanan referensi
beroperasi, tinggal sarana server dan berasal dari kata reference dimana dalam
sumberdaya manusianya untuk Bahasa Inggris to refer yang artinya
menjalankan perpustakaan digital dan menunjuk. Sedangkan dalam Kamus Besar
koleksi-koleksi digital. Perpustakaan Bahasa Indoesia adalah sumber, acuan,
konvesional dan digital sama-sama rujukan atau petunjuk.
memiliki petugas, petugas tersebut biasa
kita sebut sebagai pustakawan. Definisi Layanan referensi menurut
pustakawan sebagaimana pada kode edtik Summerhill memberi definisi sederhana
pustakawan dalam (Wahyuni, 2015) ialah bahwa layanan referensi adalah fasilitas
seseorang yang menjalankan kegiatan yang menghubungkan pencari informasi
perpustakaan dengan memberikan dengan informasi yang mereka butuhkan.
pelayanan pada masyarakat sesuai akan Sedangkan menurut The Reference and
tugas lembaga induknya dengan berdasar User Services Association (RUSA)
padaa ilmu yang dimiliki melalui memberikan definisi bahwa layanan
pendidikan. Pustakawan ini juga selain referensi adalah layanan informasi di
memberikan pelayanan, tetap harus perpustakaan yang terdiri dari berbagai
memberikan kontribusi terhadap kepada macam bentuk kegiatan layanan, termasuk
perpustakaan dengan memberikan ide-ide bimbingan personal, direktori, pemberian
inovasi supaya perpustakaan tidak informasi yang dipilih dari suatu sumber
tertinggal. Terdapat petugas perpustakaan referensi, layanan bimbingan pembaca
atau pustakawan bertujuan untuk (readers advisory service), dan akses untuk
mengelola perpustakaan dengan baik dan informasi digitial untuk pemustaka.
benar, pustakawan itu sendiri memiliki Layanan referensi merupakan suatu
background dari sarjana Sains Informasi layanan yang tedapat ruangan di lembaga
dan Perpustakaan. Pustakawan harus informasi terutama perpustakaan, yang
memiliki karakteristik profesionalismenya berfungsi dan bertugas untuk membantu
diantara lain, seperti memiliki ilmu pengguna perpustakaan dalam hal mencari
pengetahuan, keterampilan, keahlian informasi , meminjam buku dan lainnya.
dalam bidang sains informasi dan
Dalam layanan referensi terdapat
perpustakaan.
petugas untuk membantu para pengguna
Perpustakaan mempunyai dua perpustakaan itu sendiri, dimana seiring
layanan untuk membantu masyarakat perkembangan zaman ini layanan referensi
untuk mencari informasi. Layanan di mulai mengalami sedikit ditinggalkan akan
lembaga informasi terutama perpustakaan tetapi memiliki peran yang penting dalam
terdapat dua macam yaitu layanan perpustakaan. Selain layanan referensi
referensi dan layanan sirkulasi akan tetapi terdapat juga layanan sirkulasi di
kali ini kita akan membahas layanan perpustakaan. Layanan sirkulasi

77
available at: http://infobibliotheca.ppj.unp.ac.id

ISSN 2714-805X
Volume 2 Nomor 1 2020
Page : 74-87
Published by Program Studi Perpustakaan dan Ilmu Informasi
FBS Universitas Negeri Padang, Indonesia

merupakan suatau kegiatan layanan koleksi dalam kaitannya dengan kebutuhan


peminjaman dan pengembalian koleksi di pengguna. Koleksi perpustakaan pun
perpustakaan yang sudah terprogram beragam, tergantung jenis perpustakaanya
didalam perpustakaan. Kegiatan layanan itu sendiri.
sirkulasi hampir mirip dengan layanan
referensi seperti menyediakan bahan Mengindentifikasi suatu koleksi
pustaka, mengadakan pengawasan koleksi diperpustakaan merupakan, langkah yang
akan tetapi layanan sirkulasi tidak dilakukan oleh petugas perpustakaan yang
mencatat pertanyaan-pertanyaan yang berguna untuk memilah suatu koleksi
diajukan oleh pengguna perpustakaan. pustaka mana yang masih bisa digunakan
Dalam melakukan layanan referensi dan tidak. Selain itu dengan diadakanya
petugas perpustakaan harus mengetahui pengembangan koleksi (collection
jenis-jenis koleksi yang ada development) dana pembelian koleksi
diperpustakaan itu sendiri ataupun yang pustaka baru tidak membengkak,
lagi dicari. Layanan yang mengurusi dikarenakan sebelumnya kita sudah
tentang koleksi, jenis dan perkembagan menganalisis kebutuhan koleksi yang
yaitu pengembangan koleksi. dibutuhkan oleh pengguna perpustakaan.
Dahulu koleksi perpustakaan hanyalah
Definisi pengembangan koleksi sebuah fisik seperti buku, jurnal, cd-room
(collection development) sebuah proses tetapi seiring perkembangan zaman
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan koleksi perpustakaan pun beragam mulai
koleksi perpustakaan dalam memenuhi dari buku elektronik, film, music.
kebutuhan pengguna serta berupaya Kemajuan teknologi informasi membuat
mengatasi kelemahan tersebut (Laksmi, perkembangan percetakan terhadap media
2013). Definisi pengembangan koleksi cetak berkembang pesat, dikarenakan
lainnya adalah Pengembangan koleksi mudah didapat dan harganya tidak semahal
adalah proses memenuhi kebutuhan dulu.
informasi masyarakat secara tepat waktu
dan tepat guna dengan memanfaatkan Percetakan sekarang pun ada yang
sumber daya informasi yang dikelola oleh digital, dimana membuat koleksi putaka
perpustakaan atau yang dikelola oleh kita menjadi digital yang bisa di akses
perpustakaan lain (Evans & Saponaro, dimana saja dengan bantuan internet.
2005: 7). Namun demikian, beberapa pakar Perkembangan koleksi sejalan dengan
membedakan kedua istilah tersebut perkembangan dimasyarakat, dimana
(Pendit, 2009: 70). Istilah manajemen dahulu masyarakat agraris menjadi
koleksi cenderung merujuk pada tata masyarakat industri. Masyarakat industri
kelola dalam melaksanakan akuisisi secara merupakan masyarakat yang menciptakan
sistematis yang mencakup perencanaan, suatu jasa dan produk, berbeda dengan
pengaturan komposisi koleksi, masyarakat agraris yang dimana
penganggaran, evaluasi, serta pemanfaatan masyarakat bergantung kepada alam.
koleksi dalam satu periode waktu dan Masyarakat industri ini tergantung dengan
dalam memenuhi kebutuhan lembaga teknologi informasi untuk menciptakan
(Clayton & Gorman, 2001: 16). suatu karya, oleh karena itu koleksi yang
Pengembangan koleksi dimaknai sebagai dibutuhkan pun beragam. Dalam
kegiatan yang lebih berfokus pada konten melakukan proses pengembangan koleksi

78
available at: http://infobibliotheca.ppj.unp.ac.id

ISSN 2714-805X
Volume 2 Nomor 1 2020
Page : 74-87
Published by Program Studi Perpustakaan dan Ilmu Informasi
FBS Universitas Negeri Padang, Indonesia

pustakawan melakukan sembilan kegiatan Abstract. Pangkatan data referensi


yang dimulai dari kegiatan merupakan sumber daya elektronik
mengidentifikasi, menyeleksi, pengadaan, pangakalan data referensi dalam
pengorganisasian, pengolahan, memberikan suatu informasi yang terdapat
penyimpanan, menginterpretasi, dalam biografi, kamus, direktori,
pemanfaatan, dan penyebaran. Seiring ensiklopedia dan lain-lainya. Contohnya
dengan perkembangan zaman, jenis pangakalan data referensi adalah
koleksi perpustakaan pun bertambah yang BRITANNICA ONLINE. Sumber daya
dahulu karya non cetak, cetak dan mikro audio / visual merupakan sumber yang
sekarang ada sumber daya elektronik. menyediakan data dalam bentuk
Sumber daya elektronik ini terdiri dari audiovisual seperti film, video-klip, musik,
delapan jenis sumber yaitu jurnal dokumenter dan lain-lain, Contohnya
elektronik, buku elektronik (e-books), seperti Youtube, Itunes, Spotify, Netflix,
pangkalan data naskah lengkap IDMB.
(aggregated databases), pangkalan data
indeks dan abstrak, pangkalan data Bentuk mikro dalam jenis koleksi
referensi, pangakalan data statistik dan merupakan bahan pustaka yang
angka, gambar elektronik, sumber daya menggunakan media khusus dan cara
audio / visual elektronik. bacanya harus menggunakan alat khusus.
Alat untuk membaca jenis mikro yaitu
Jurnal elektronik merupakan jurnal microreader. Bahan pustaka ini meliputi
ilmiah yang dapat diakses melalui informasi seperti bahan cetak, majalah,
dokumen elektronik melalui sarana surat kabar, dan lain-lainya. Terdapat tiga
komputer yang berbentuk PDF (portable jenis bentuk mikro dalam koleksi yaitu
documen format) dan bentuk lainya mikrofilm, mikrofis dan micropaque.
tentunya untuk mengakses jurnal ini Mikrofilm merupakan bentuk mikro dalam
butuhkan koneksi internet. Buku gulungan film, jenis gulungan ini terdapat
elektronikl (e-books) merupakan buku tiga jenis yaitu 8mm, 16mm, dan 35 mm.
cetak yang fisiknya berubah menjadi Mikrofilm ini bisa dibaca melalui
digital. Format dari buku ini biasanya proyektor. Kedua yaitu Mikrofis dalam
epub,pdf,lit dan lain-lain, biasanya dapat di bentuk mikro merupakan lembaran film
unduh di googleplaybooks,amazon prime dengan ukuran 105 mm dan 148 mm dan
book,ebrary, ebscohost books, wiley e- standarnya 75 mm x 125 mm. Ketiga
books dan springer e-books. Indonesia micropaque merupakan bentuk mikro
sendiri melalui Kementerian Pendidikan ketika informasi dicetak kedalam kertas
Nasional menerbitkan layanan buku yang tidak tembus cahaya serta ukurannya
sekolah elektronik. Buku sekolah mikrofis.
elekronik ini merupakan buku legal yang
berbasis legal tersedia dari tingakatan Peneliti mengakat permasalahan
sekolah dasar sampai atas. Pangkalan data yang sedang dihadapi sekarang ini yaitu,
indeks dan abstrak merupakan sumber pandemi covid-19 dimana semua sektor
informasi elektronik yang berisikan masyarakat terkena imbasnya. Oleh karena
berbagai jenis informasi secara elektronik. itu dari permasalah tersebut maka saya
Contohnya model sumber daya mengangkat rumusan masalah terhadap
elektronmik seperti SCOPUS dan Proquest layanan informasi yaitu perpustakaan.

79
available at: http://infobibliotheca.ppj.unp.ac.id

ISSN 2714-805X
Volume 2 Nomor 1 2020
Page : 74-87
Published by Program Studi Perpustakaan dan Ilmu Informasi
FBS Universitas Negeri Padang, Indonesia

Terdampak pandemi covid-19 kita mengetahui bagaimana caranya


perpustakaan pun dituntut untuk bekerja lembaga informasi terutama perpustakaan ,
lebih estrak, dimana harus menyediakan bisa berinovasi ditengah pandemi covid-
informasi dari biasanya. Maka tulisan ini 19. Wawancara dengan mengajukan lima
mengangkat rumusan masalah sebagai buah pertanyaan kepada e-mail
berikut bagaimana meningkatkan kualitas perpustakaan.
petugas layanan perpustakaan?, bagaimana
sumber daya manusia dalam menghadapi HASIL DAN PEMBAHASAN
pengembangan koleksi di era pandemic
Hakikatnya layanan perpustakaan
covid-19?, dan inovasi apa saja disaat
tempat penyediaan akan segala bentuk
pandemic covid-19 terhadap layanan
bahan pustaka dengan akurat dan tepat
perpustakaan
sesuai dengan kebutuhan pemustaka dalam
METODE PENELITIAN sarana penelusuran informasi, maka dari
itu penyediaan fasilitas sarana temu balik
Dalam penelitian ini peneliti pelu dimiliki perpustakaan (Rahayu,
menggunakan metode kualitatif deskriptif, 2014). Jangkauan perpustakaan tidak
dimana peneliti melakukan wawancara hanya berkutat pada masyarakat
secara online dengan mengirimkan e-mail penaungnya seperti perpustakaan
yang berisi beberapa pertanyaan kepada perguruan tinggi hanya untuk mahasiswa,
perpustakaan perguruan tinggi atau perpustakaan khusus untuk lembaga
dikarenakan pandemi Covid-19. Metode yang menaungi. Pada dasarnya hal tersebut
kualitatif deskriptif menurut Nazir dalam hanya bersifat administratif agar
buku Metode Penelitian merupakan suatu memudahkan pengelolaan perpustakaan,
metode untuk meneliti status masyarakat, namun tetap masyarakat lain dapat
suatu situasi, sistem pemikiran dan mengaskses perpustakaan tersebut.
peristiwa pada zaman sekarang. Layanan perputaskaan mempunyai dua
Sedangkan penelitian kualitatif merupakan layanan untuk membantu masyarakat
penelitian riset yang mengarah kedalam untuk mencari informasi. Layanan di
pemakaian metode analisis dalam lembaga informasi terutama perpustakaan
prosesnya. Dalam Moleong karya Taylor terdapat dua macam yaitu layanan
dan Bogdan penelitian kualitatif referensi dan layanan sirkulasi akan tetapi
merupakan langkah peneliti berupa hasil kali ini kita akan membahas layanan
informasi deskriptif verbal tulis maupun referensi. Apalagi dimasa pandemi Covid-
lisan. Perpustakaan yang peneliti 19 masyarakat membutuhkan suatu
melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi, koleksi pustaka walaupun
data layanan di perpustakaan merupakan layanan tidak bisa dilakukan secara
perpustakaan perguruan tinggi di Kota konvesional melainkan digital. Layanan
Bandung yaitu Universitas Padjajaran. referensi merupakan layanan penting
Proses pelaksanaan wawancara dengan dalam perpustakaan, dimana layanan ini
mengirimkan e-mail dilakukan pada hari menjadi tolak ukur suatu perpustakaan
Jumat tanggal 20 bulan november 2020. oleh karena itu perpustakaan harus
Narasumber wawancara adalah seorang mengasih wawasan kepada semua yang
pustakawan di perpustakaan Universitas bekerja di lingkungan perpustakaan tidak
Padjajaran. Penelitian ini bertujuan supaya terkecuali petugas layanan referensi ini.

80
available at: http://infobibliotheca.ppj.unp.ac.id

ISSN 2714-805X
Volume 2 Nomor 1 2020
Page : 74-87
Published by Program Studi Perpustakaan dan Ilmu Informasi
FBS Universitas Negeri Padang, Indonesia

Petugas layanan ini bertugas untuk Peningkatan kualitas pelayanan di


membantu para pengguna perpustakaan perpustakaan bertujuan membuat
untuk mendapatkan informasi yang tepat pelayanan prima di perpustakaan.
dan valid. Petugas ini setiap detik akan Pelayanan prima merupakan terjemahan
berhadapan dengan berbagai jenis sifat dari excellent service artinya pelayanan
manusia, oleh karena itu petugas ini harus terbaik. Pelayanan prima adalah upaya
memiliki beberapa syarat supaya bisa maksimal yang diberikan oleh petugas
ditempatkan di layanan referensi. layanan dari suatu organisasi/lembaga jasa
pelayanan untuk memenuhi harapan dan
Pustakawan harus mempunyai kebutuhan pelanggan sehingga tercapai
pengetahuan yang luas, dikarenakan setiap suatu kepuasan (Nababan, n.d.). Dapat
pengguna perpustakaan akan menanyakan diartikan bahwa pelayanan prima
suatu informasi yang mereka cari. Apabila berorientasi pada kepuasan pengguna
pustakawan mempunyai pengetahuan yang layanan. Artinya pustakawan yang
luas mereka bisa menjawabnya dan melakukan pelayanan sudah memenuhi
memberikan nilai positif bagi pustakawan syarat-syarat supaya menjadikan layanan
tersebut. Terampil dalam menjalankan tersebut menjadi pelayanan prima di
tugas sebagai pustakawan, pustakawan perpustakaan. Inti dari peningkatan
yang terampil dalam menjalankan kualitas layanan di perpustakaan bertujuan
tugasnya diartikan memiliki pengetahuan untuk memberikan bantuan kepada
yang luas, bersunguh-sunguh dalam pengguna perpustakaan dalam hal mencari
bekerja, dan mengetahui jenis-jenis bahan informasi.
koleksi pustaka di perpustakaan tersebut.
Apabila pustakawan sudah memiliki tiga Masa pandemi covid-19 ini
kemampuan tersebut, pustakawan dapat membuat masyarakat untuk melakukan
ditempatkan dilayanan referensi. Dalam social distancing dan physical distancing
melakukan peningkatan kinerja layanan yang mengakibatkan masyarakat harus
manajer pustakawan atau pustakawan berada di rumah terus-menerus dan
senior,harus melakukan evaluasi kinerja dilarang berdekatan satu sama lain.
dari setiap barwahanya. Dilakukanya Sehingga masyarakat khususnya pekerja
evaluasi dari hasil kinerja pustakawan dan mahasiswa mau tidak mau harus
berguna untuk memperbaiki kinerja yang melakukan kegiatan melalui online atau
kurang dari setiap pustakawan. Work from Home (WfH). Petugas
Pustakawan diberikan pelatihan guna perpustakaan atau pustakawan memiliki
untuk mempertahankan dan memperbaiki tugasnya masing-masing dalam hal
kinerja pustakawan dalam layanan. Selain pelayanan tidak terkecuali layanan
diberikan pelatihan, adanya pergantian pengembangan koleksi. Pengembangan
pustakawan yang menjabat dalam koleksi merupakan sebuah proses
perpustakaan tersebut yang bertujuan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
memberikan kesempatan terhadap koleksi perpustakaan dalam memenuhi
pustakawan lainnya. Melakukan kebutuhan pengguna serta berupaya
pergantian petugas pustakawan, mengatasi kelemahan koleksi tersebut
merupakan salah satu cara untuk (Laksmi, 2013). Pengembangan koleksi ini
meningkatkan kualitas layanan. memiliki peran yang penting dikarenakan
dengan adanya layanan ini kita bisa

81
available at: http://infobibliotheca.ppj.unp.ac.id

ISSN 2714-805X
Volume 2 Nomor 1 2020
Page : 74-87
Published by Program Studi Perpustakaan dan Ilmu Informasi
FBS Universitas Negeri Padang, Indonesia

mendapatkan informasi yang kita cari. karakteristik profesionalisme, dengan


Apalagi dimasa pandemi ini perpustakaan adanya analisis kebutuhan membuat
konvesional tutup berubah menjadi sumber daya manusia di lingkungan
perpustakaan digital, yang dimana koleksi- perpustakaan memadai dikarenakan untuk
koleksi pustakanya tidak sebanyak melakukanya harus memiliki basic ilmu
perpustakaan konvesional. Pengembangan informasi dan perpustakaan. Apalagi
koleksi pun setiap jenis perpustakaanya perkembangan teknologi informasi yang
pun berbeda-beda tergantung jenis begitu pesat, membuat pustakawan harus
perpustakaannya. Kali ini saya berjuang lebih lebih exstra lagi dalam hal
menggunakan pengembangan koleksi di pelayanan. Kebutuhan terhadap koleksi
perpustakaan perguruan tinggi. pun semakin beragam, dikarenakan
Perpustakaan perguruan tinggi merupakan mudahnya mendapatkan koleksi. Selain
perpustakaan yang membangun, perkembangan teknologi informasi, saat
memelihara, dan menyusun koleksi ini kita sedang dilanda pandemi virus
pustaka untuk memenuhi kebutuhan covid-19 di seluruh dunia.
informasi dari mahasiswa dan staf
akademik dalam melaksanakan kegiatan Biasanya kita analisis kebutuhan
belajar mengajar, penelitian, dan masyarakat, sekarang ditambah lagi masa
pengabdian masyarakat atau yang disebut pandemi covid-19. Pustakawan dituntut
sebagai tridarma perguruan tinggi. untuk memberikan informasi yang valid
Perpustakaan perguruan tinggi merupakan dan mudah dipahami oleh masyarakat luas
perpustakaan yang terdapat di perguruan tentang covid-19 ini sebagai ahli
tinggi, yang tugas utamanya merupakan informasi. Masyarakat sekarang pun harus
membantu perugruan tinggi sesuai terbiasa dengan kehidupan baru dimana,
tridama. kita menerapkan social distancing,
workfromhome dalam melakukan
Petugas dalam melakukan pekerjaan. Perpustakaan pun mengalami
pengembangan koleksi memilik enam work from home dimana pustakawan
tahapan yang berfugnsi untuk dahulu untuk kerja datang langsung,
mendapatkan koleksi yang terbaik seperti sekarang melakukanya dirumah banyak
tahapan pertama : Analisis kebutuhan petugas perpustakaan sudah usia lanjut
masyarakat dalam mencari koleksi pustaka kesulitan menggunakan teknologi.
atau informasi. Tahapan pertama analisis Perkembangan koleksi selama masa
ini cukup penting supaya kita mengetahui pandemi covid-19 tetap harus berjalan
yang dibutuhkan masyarakat, menjadikan seperti sedia kala, pustakawan dituntut
perpustakaan memiliki koleksi-koleksi tetap melakukan analisis terhadapa
pustaka yang dibutuhkan dan memilah kebutuhan masyarakat. Perbedaanya yaitu
koleksi pustaka yang sudah tidak diminati pustakawan, melakukan analisis terhadap
di masyarakat. Dengan diadakanya analisis informasi covid-19 ini yang bertujuan
kebutuhan membuat pustakawan memiliki, untuk menfilter informasi yang tidak benar
karakteristik profesionalisme dimana yang membuat masyarakat tambah
pustakawan harus memiliki ilmu kebingungan dan ketakutan.
pengetahuan, keterampilan dan keahlian
terhadap bidang sains informasi dan Pandemi covid-19 membuat
perpustakaan. Selain memiliki masyarakat berpikir keras, bagaimana cara

82
available at: http://infobibliotheca.ppj.unp.ac.id

ISSN 2714-805X
Volume 2 Nomor 1 2020
Page : 74-87
Published by Program Studi Perpustakaan dan Ilmu Informasi
FBS Universitas Negeri Padang, Indonesia

bertahan hidup atau survive dengan perpustakaan melakukan kerja sama antar
melewati pandemi ini. Banyak usaha yang perpustakaan satu dengan yang lainya yang
tutup, ada yang bertahan dengan mencari bernama Resource sharing. Dengan
inovasi-inovasi baru tidak lupa diadakanya Resource sharing diharapkan
perpustakaan pun terkena dampak covid- bisa membuat koleksinya bertambah.
19. Perpustakaan sebelum pandemi ini Kedua perpustakaan tersebut membuat
masyarakat bisa datang langsung untuk perpustakaan digital yang berasal dari
mencari informasi, adanya pandemi ini kedua koleksi tersebut untuk mengisi
tidak bisa datang langsung. Inovasi kekosongan koleksi.
perpustakaan untuk memberikan layanan
disaat pandemi ini dengan adanya Selain kerja sama dalam bidang
perpustakaan digital, walaupun tidak koleksi perpustakaan, terdapat kerjasama
semua perpustakaan memiliki dalam memanfaatkan dan membagi
perpustakaan digital ini. Hadirnya sumber daya perpustakaan. Sumber daya
perpustakaan digital ini memberikan perpustakaan disini memberikan inovasi
cahaya baru terhadap masyarakat yang dan pelatihan ke perpustakaan lain dan
membutuhkan informasi, koleksi dan lain- perpustakaan lain memberikan hal yang
lain. Tidak lupa koleksi perpustakaanya serupa kepada kita. Kerja sama tersebut
pun yang dimana terdahulu masih berupa bertujuan untuk saling melengkapi antar
fisik sekarang sudah berubah menjadi perpustakaan. Adanya kerja sama itu
digital. Pustakawan pun melakukan bertujuan supaya perpustakaan memiliki
analisis, kebutuhan melalui data visitor koleksi-koleksi baru, inovasi baru dan
online pengguna kebanyakan mencari mendapatkan latihan skill baru yang akan
koleksi apa di perpustakaan digital. diterapkan di perpustakaan. Selain invoasi
itu terdapat inovasi lain dimana dilakukan
Perpustakaan digital ini harus shif kerja atau membuka program
membuat nyaman si pengguna seperti internship atau magang untuk membuat
perpustakaan konvesional lainnya, dengan perpustakaan semakin berkembangan
memberikan kemudahan akses dan dikarenakan adanya anak muda yang kaya
pengoperasiannya. Perbaikan kualitas akan ide kreatif dan invoasi masuk yang
sistem yang dimaksud dapat dilakukan membuat perpustakaan semakin berwarna.
dengan cara membangun website yang Intership disini merupakan magang yang
well-designed. Misalnya tata letak rapi, dimana suatu perpustakaan membuka
tampilan visualnya menarik, isi lowongan tersebut bertujuan untuk
informasinya beragam (Suharso, mendapatkan suatu invosi baru dari
Arifiyana, & Wasdiana, 2020). Sistem intership ini. Sedangkan orang yang
katalogisasi dengan menggunakan mengikuti intership mendapatkan
teknologi informasi yaitu Online Public pengalaman baru, teman baru yang
Access Catalog (opac), dimana teknologi berguna untuk di dunia kerja nanti.
ini berfungsi untuk mengecek jenis, jumlah Pengalaman baru disini bisa
dan ketersediaan koleksi di perpustakaan. berkembanganya suatu skill yang kita
Selain inovasi perpustakaan digital punya atau mendapatkan skill baru dalam
terhadap user-experience dan user- intership.
interface perpustakaan melakukan inovasi
terhadap pengembangan koleksi dimana

83
available at: http://infobibliotheca.ppj.unp.ac.id

ISSN 2714-805X
Volume 2 Nomor 1 2020
Page : 74-87
Published by Program Studi Perpustakaan dan Ilmu Informasi
FBS Universitas Negeri Padang, Indonesia

KESIMPULAN buku. Perpustakaan terbagi menjadi empat


jenis yaitu perpustakaan umum,
Perkembangan zaman yang begitu perpustakaan sekolah, perpustakaan
pesat tidak lupa informasi pun ikut perguruan tinggi dan perpustakaan khusus.
berkembang pesat, dimana dahulu untuk Keempat jenis perpustakaan memiliki
mendapatkan informasi medianya pun empat fungsi dasar perpustakaan yaitu
masih terbatas hanya koran, tv, radio, dan fungsi informatif, edukatif, kultural dan
lain-lain. Sekarang informasi melimpah rekreasi. Perpustakaan memiliki dua
ruah dan tidak terbendung arus layanan yaitu layanan referensi dan
informasinya, oleh karena itu masyarakat layanan sirkulasi. Layanan Referensi ini
sekarang harus bisa membedakan merupakan layanan yang sangat
informasinya yang valid dan baik buat kita dibutuhkan oleh suatu lembaga informasi
dan mana yang tidak baik buat kita. yaitu perpustakaan. Layanan tersebut
Apalagi saat ini dunia sedang terjadi merupakan tolak ukur bagus tidaknya
pandemic Covid-19 dimana penyakit ini suatu perpustakaan dalam menangani
terjadi oleh virus bernama SARS-CoV-2. pencarian informasi. Layanan referensi
Akibat virus SARS-CoV-2 ini kita berasal dari kata reference dimana dalam
diwajibkan untuk bekerja, belajar dan Bahasa Inggris to refer yang artinya
melakukan aktivitas dirumah yang dimana menunjuk. Sedangkan dalam Kamus Besar
sebelumnya kita melakukannya di luar Bahasa Indoesia adalah sumber, acuan,
rumah. Semuanya terkena dampak oleh rujukan atau petunjuk. Sedangkan layanan
pandemi covid-19 ini tidak terkecuali sirkulasi merupakan suatau kegiatan
lembaga informasi yaitu perpustakaan. Di layanan peminjaman dan pengembalian
masa seperti saat ini, para masyarakat akan koleksi di perpustakaan yang sudah
memfokuskan dirinya pada media berita terprogram didalam perpustakaan.
melalui televisi, media sosial maupun Kegiatan layanan sirkulasi hampir mirip
media online lainnya. Masyarakat juga dengan layanan referensi seperti
akan menggunakan waktunya untuk menyediakan bahan pustaka, mengadakan
berselancar informasi di internet dan media pengawasan koleksi akan tetapi layanan
komunikasi seperti Line, WhatsApp, sirkulasi tidak mencatat pertanyaan-
Telegram, Facebook, Twitter, dan pertanyaan yang diajukan oleh pengguna
Instagram untuk memperoleh informasi perpustakaan Dalam perpustakaan terdapat
terbaru/ up-to-date terkait dengan Covid- petugas perpustakaan yang bernama
19 (Suharso, Arifiyana, & Wasdiana, pustakawan. Pustawan bekerja semua hal
2020). seperti hal pengadaan,penggunaan serta
pendayagunaan buku.
Lembaga informasi yaitu
perpustakaan berasal dari kata berasal dari Perkembangan zaman membuat
bahasa latin yaitu libre atau liber yang teknologi informasi masuk kedalam
artinya buku. Perpustakaan dalam bahasa perpustakaan, oleh karena itu perpustakaan
belanda disebut bibliotheca,Jermandisebut konvesional berubah menjadi
bibliothek,Perancis disebut perpustakaan digital. Perpustakaan digital
bibliotheque.Spanyol disebut bibliotheca atau library digital merupakan
dan Portugis disebut bibliotheca. Semua perpustakaan yang menggunakan
istilah itu berasal dari yunani yang artinya teknologi terbaru dalam pelayananya,

84
available at: http://infobibliotheca.ppj.unp.ac.id

ISSN 2714-805X
Volume 2 Nomor 1 2020
Page : 74-87
Published by Program Studi Perpustakaan dan Ilmu Informasi
FBS Universitas Negeri Padang, Indonesia

perpustakaan digital sudah dimiliki di banyak biaya. Mendigitalkan koleksi


seluruh dunia termasuk Indonesia. IFLA perpustakaan lebih murah dibandingkan
(The International Federation of Library dengan membeli buku. Mencegah
Associations and Institutions) (2018) duplikasi dan plagiat. Perpustakaan digital
mendefinisikan perpustakaan digital lebih “aman”, sehingga tidak akan mudah
sebagai berikut: “a digital library is an untuh diplagiat. Bila penyimpanan koleksi
online collection of digital objects, of perpustakaan menggunakan format PDF,
assured quality, that are created or koleksi perpustakaan hanya bisa dibaca
collected and managed according to oleh pengguna, tanpa bisa mengeditnya.
internationally accepted principles for Publikasi karya secara global. Dengan
collection development and made adanya perpustakaan digital, karya-karya
accessible in a coherent and sustainable dapat dipublikasikan secara global ke
manner, supported by services necessary seluruh dunia dengan bantuan internet.
to allow users to retrieve and exploit the Seiring perkembangan jaman jenis koleksi
resources.” yang mengandung arti bahwa perpustakaan pun mengalami perubahan,
perpustakaan digital merupakan yang semula hanya berbentuk fisik
perpustakaan yang memiliki koleksi online sekarang memiliki koleksi digital. Sumber
yang berisi objek digital dengan yang daya elektronik ini terdiri dari delapan
berkualitas, dikembangkan dan dikelola jenis sumber yaitu jurnal elektronik, buku
sesuai dengan prinsip secara internasional. elektronik (e-books), pangkalan data
Selain itu, koleksi yang ada dapat diakses naskah lengkap (aggregated databases),
secara berkelanjutan atau dibuka secara pangkalan data indeks dan abstrak,
terus-menerus yang didukung oleh pangkalan data referensi, pangakalan data
layanan-layanan yang diperlukan oleh statistik dan angka, gambar elektronik,
pengguna ketika menggunakan/ sumber daya audio / visual elektronik.
membutuhkan sumber informasi.
Perpustakaan digital ini pertama kali oleh Untuk mengetahui jenis-jenis
Perpustakana Institut Teknologi Bandung koleksi yang dibutuhkan oleh masyarakat
Bandung pada tahun 1980an dan sekarang luas, diperlukan analisis masyarakat atau
hampir semua perpustakaan memiliki diperpustakaan terdapat layanan
perpustakaan digital. pengembangan koleksi. Pengembangan
koleksi (collection development) sebuah
Menggunakan perpustakaan digital proses mengidentifikasi kekuatan dan
banyak sekali manfaat yang bisa kelemahan koleksi perpustakaan dalam
didapatkan oleh pengguna, diantaranya memenuhi kebutuhan pengguna serta
seperti tidak membutuhkan ruangan untuk berupaya mengatasi kelemahan tersebut
menyimpan koleksi pustaka, bisa diakses (Laksmi, 2013). Diadakanya
kapan saja dimana saja dan jam berapa pengembangan koleksi bertujuan supaya
saja. Contoh teknologi perpustakaan koleksi-koleksi yang diserahkan kepada
digital yaitu adanya katalog online atau pengguna atau masyarakat tepat dan
online public access catalogue (opac) dibutuhkan oleh masyarakat. Petugas
bertujuan untuk mencari suatu pustaka perpustakaan melakukan pengembangan
dalam perpustakaan tanpa harus koleksi dengan enam tahapan proses
mendatangi raknya satu persatu. pengembangan koleksi yaitu analisis
Perpustakan digital tidak memerlukan kebuhutan masyarkat, kebijakan

85
available at: http://infobibliotheca.ppj.unp.ac.id

ISSN 2714-805X
Volume 2 Nomor 1 2020
Page : 74-87
Published by Program Studi Perpustakaan dan Ilmu Informasi
FBS Universitas Negeri Padang, Indonesia

pengembangan koleksi, pemilihan koleksi Access Catalog (opac), dimana teknologi


atau bahan pustaka, tahap pengadaan ini berfungsi untuk mengecek jenis, jumlah
koleksi, tahap penyiangan koleksi, terakhir dan ketersediaan koleksi di perpustakaan.
tahap evaluasi. Pandemi covid-19 Selain inovasi perpustakaan digital
memberikan dampak yang begitu besar terhadap user-experience dan user-
kepada semua elemen, termasuk interface perpustakaan melakukan inovasi
perpustakaan. terhadap pengembangan koleksi dimana
perpustakaan melakukan kerja sama antar
Perpustakaan itu sendiri melakukan perpustakaan satu dengan yang lainya yang
inovasi terhadap perpustakaan itu sendiri bernama Resource sharing. Dengan
dan sumber daya manusianya. Inovasi diadakanya Resource sharing diharapkan
terhadap peningakatan sumbe daya bisa membuat koleksinya bertambah.
manusia dalam perpustakaan dilakukanya Kedua perpustakaan tersebut membuat
evaluasi dari hasil kinerja pustakawan perpustakaan digital yang berasal dari
berguna untuk memperbaiki kinerja yang kedua koleksi tersebut untuk mengisi
kurang dari setiap pustakawan. kekosongan koleksi.
Pustakawan diberikan pelatihan guna
untuk mempertahankan dan memperbaiki DAFTAR PUSTAKA
kinerja pustakawan dalam layanan. Selain
diberikan pelatihan, adanya pergantian Covid-, P., Suharso, P., Arifiyana, I. P., &
pustakawan yang menjabat dalam Wasdiana, D. (2020). Available
perpustakaan tersebut yang bertujuan Online at :
memberikan kesempatan terhadap http://ejournal.undip.ac.id/index.p
pustakawan lainnya. Melakukan hp/anuva Layanan Perpustakaan
pergantian petugas pustakawan, Perguruan Tinggi dalam
merupakan salah satu cara untuk Menghadapi Abstrak. 4(2), 271–
meningkatkan kualitas layanan. 286.
Sedangkan untuk inovasi terhadap
Ibrahim, A., & Afrina, M. (2011).
perpustakaan dengan memberikan layanan
Pengembangan Model
disaat pandemi ini dengan adanya
Perpustakaan Berbasis Teknolig
perpustakaan digital, walaupun tidak
Informasi Untuk Meningkatkan
semua perpustakaan memiliki
Kinerja Layanan Perpustakaan dan
perpustakaan digital ini. Hadirnya
mewujudkan Perpustakaan Ideal
perpustakaan digital ini memberikan
Berbasis digital. Prosiding
cahaya baru terhadap masyarakat yang
Konferensi Nasional Teknologi
membutuhkan informasi, koleksi dan lain-
Informasi Dan Aplikasinya
lain. Tidak lupa koleksi perpustakaanya
(KNTIA2011), C87--C94.
pun yang dimana terdahulu masih berupa
Retrieved from
fisik sekarang sudah berubah menjadi
http://eprints.unsri.ac.id/5590/
digital. Pustakawan pun melakukan
analisis, kebutuhan melalui data visitor Khadijah, C. (2019). Transformasi
online pengguna kebanyakan mencari perpustakaan untuk generasi
koleksi apa di perpustakaan digital. Sistem millenial menuju revolusi industri
katalogisasi dengan menggunakan 4.0. IQRA`: Jurnal Ilmu
teknologi informasi yaitu Online Public Perpustakaan Dan Informasi (e-
86
available at: http://infobibliotheca.ppj.unp.ac.id

ISSN 2714-805X
Volume 2 Nomor 1 2020
Page : 74-87
Published by Program Studi Perpustakaan dan Ilmu Informasi
FBS Universitas Negeri Padang, Indonesia

Journal), 12(2), 59. Pertanian, 18(2), 45–49. Retrieved


https://doi.org/10.30829/iqra.v12i2 from
.3983 http://pustaka.litbang.pertanian.go.
id/publikasi/pp182093.pdf
Kosasih, A. (2009). Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kualitas Layanan
Prima di Perpustakaan Oleh : Aa
Kosasih, S. Sos. / Pustakawan
Pertama. Ilmu Perpustakaan, 1–
10. Retrieved from
https://scholar.google.co.id/scholar
?q=related:FbVNqqhgn6YJ:schola
r.google.com/&hl=id&as_sdt=0,5
Laksmi. (2013). Pengembangan Koleksi.
1.5.
Listiani, W. (2008). Mengukur Kualitas
Layanan Referensi.
/Jurnal/Fihris/Fihris Vol. II No. 1
Januari-Juni 2007/, 1–22.
Retrieved from http://digilib.uin-
suka.ac.id/349/1/MENGUKUR
KUALITAS LAYANAN
REFERENSI.pdf
Nugrahini, N. (2014). Layanan Referensi
dan Promosi Koleksi Referensi.
ABA Journal, 2(2), 129–138.
https://doi.org/10.1017/CBO97811
07415324.004
Pendit, P. L. (2008). Perpustakaan Digital
Perguruan Tinggi : Tantangan
Peningkatan Kualitas Jasa. 7.
Retrieved from
http://eprints.undip.ac.id/5367/2/m
akalah_pak_putu.pdf
Saleh, A. R. (2014). Pengertian, Manfaat,
dan Kelebihan Perpustakaan
Digital. 1–43.
Winarko, B. (2009). Perpustakaan Digital
Di Indonesia Dan Fitur-Fitur Yang
Tersedia. Jurnal Perpustakaan

87

You might also like