You are on page 1of 14

Jurnal Ekonomi Manajemen

Volume 4 Nomor 2 (November 2018) 82-95


http://jurnal.unsil.ac.id/index.php/jem
ISSN 2477-2275 (Print)

PENGARUH FUNGSI AUDIT INTERNAL


TERHADAP PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE
(SURVEY PADA KANTOR CABANG BANK UMUM DI TASIKMALAYA)
Tedi Rustendi
Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi, Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya, Indonesia
*tedirustendi@unsil.ac.id

Diterima: Mei 2018. Disetujui: November 2018. Dipublikasikan: November 2018.

ABSTRACT
The aims of this resarch is to known the influence of internal audit function on implementation of
good governance at organization’s units (branch offices) of commercial banks which is geographically
separated from the home offices, so that senior man agement and board of commissioner/audit
committee factors are considered more focused on effectiveness of internal audit function in assessing
governance process. The survey was conducted on 27 branch offices of commercial banks which
operating in Tasikmalaya by providing the same treatment between conventional commercial banks
and syari'ah commercial banks. Based on pearson coefficient analysis at 5% of significant level, shows
that the internal audit function has a significant influence on the implementation of good corporate
governance, where if the bank's internal audit function is effective, so the implementation of good
corporate governance will be better. It is shown by the positive perception of management that the
implementation of good governance as required by the Otoritas Jasa Keuangan can be realized one
of them by supporting the role of bank’s internal audit function in assessing the governance process.
Keywords: internal audit; good governance.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fungsi audit internal terhadap pelaksanaan
good goverance pada unit organisasi (kantor cabang) yang terpisah secara geografis dari kantor
pusatnya, sehingga faktor manajemen senior, dan dewan komisaris/komite audit dipandang lebih
bertumpu kepada efektivitas fungsi audit internal dalam menilai proses governance. Survey dilakukan
pada 27 kantor cabang bank umum yang beroperasi di Kota tasikmalaya dengan memberikan
perlakukan yang sama antara bank umum konvensional dan bank umum syari’ah. Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis menggunakan pearson coefficient analysis pada taraf nyata 5%, menunjukkan
bahwa fungsi audit internal berpengaruh signifikan terhadap pelaksanaan good governnace, dimana
bila fungsi audit internal bank efektif, maka pelaksanaan good corporate governance akan semakin
baik. Hal tersebut ditunjukan dengan persepsi positif dari manajemen bahwa pelaksanaan good
governance seperti yang diwajibkan oleh Otoritas Jasa Keuangan dapat terwujud salah satunya dengan
mendukung peran fungsi audit internal bank dalam menilai proses governance.
Kata Kunci: audit internal; good governance.
83
Tedi Rustendi/ Jurnal Ekonomi Manajemen 4(2) (November 2018) 82-95

bagi pengambilan keputusan. Namun di sisi


PENDAHULUAN lain, sistem informasi yang berbasis
Bila menimbang faktor kelemahan jaringan ini menjadi sasaran empuk pelaku
(weakness) dan tantangan (threat) yang kejahatan/kecurangan. Simkin et al (2012)
dihadapi perbankan, secara sederhana dapat mengemukakan bahwa dengan
dikatakan bahwa kompleksitas bisnis menggunakan komputer, pelaku fraud
sebagai dampak pengembangan mampu mencuri lebih banyak dalam waktu
produk/jasa perbankan dan perkembangan yang lebih singkat, mudah, dan nyaris tanpa
teknologi informasi yang lebih cepat dari jejak/bukti. Konsekuensinya, fraud
yang mampu diadopsi bank , abuse, demikian lebih sulit untuk dideteksi.
persaingan yang ketat, dan kondisi Tantangan lain pada bisnis perbankan
uncertainty makro ekonomi dengan adalah perilaku ketidakpatutan (abuse)
indikator melemahnya kegiatan sektor riil, yang ditunjukan oleh manajemen/ pegawai
pelambatan pertumbuhan ekonomi yang secara berlebihan. Meskipun abuse belum
berimbas terhadap penurunan daya beli tentu melanggar secara normatif, namun
masyarakat, telah menempatkan bank pada faktanya telah mengabaikan nilai etika. Bila
tingkat risiko yang tinggi sehingga faktor hal tersebut diabaikan, maka perilaku
yang dipertimbangkan dan dinilai dalam demikian akan merusak tatanan organisasi
manajemen risiko menjadi lebih kompleks. bank, berpotensi menimpulkan masalah,
Perbankan merupakan salah satu bisnis serta membuat lingkungan dan budaya kerja
yang rentan terhadap fraud, baik yang menjadi buruk. Dalam hal ini manajemen
dilakukan oleh manajemen maupun tidak hanya dituntut untuk mematuhi
pergawai. Integritas manajemen/pegawai, regulasi serta standar operasi dan prosedur
kepatuhan kepada regulasi/standar operasi tetapi juga harus menjunjung nilai-nilai
dan prosedur/etika, dan perasaan aman dan etika setidaknya yang tercantum pada kode
nyaman dalam bekerja merupakan faktor etik yang berlaku di perusahaan/bank.
internal yang perlu dipastikan (assurance) Fenomena yang tampak dalam praktek
dimiliki oleh setiap individu dalam abuse diantaranya adalah pemberian kredit
perusahaan. Bila manajemen/pegawai kepada nasabah, dimana umumnya nasabah
berada pada tekanan situasional yang berat, berperilaku kurang hati-hati dalam
dan faktor moralitas yang rendah, maka menyimak/ membaca kontrak kredit
seketat apa pun sistem pengendalian yang sehingga tidak memahaminya secara
dimiliki bank, maka biasanya keseluruhan, sementara pihak bank tidak
kecenderungan untuk merusak sistem guna membacakan secara rinci isi dari kontrak
menciptakan peluang untuk melakukan kredit tersebut. Fakta lain mengenai praktek
penyimpangan tetap terbuka. Masalah akan abuse adalah bank yang menawarkan
lebih besar bila span of control manajemen simpanan deposito dengan tingkat bunga
lemah, dan pengawasan fungsional tidak yang tinggi melebihi batas yang ditetapkan
bejalan efektif. Bank Indonesia, dimana pada saat nasabah
memutuskan untuk menyimpan dananya
Bank umum beroperasi dengan banyak
dalam bentuk deposito, pihak bank tidak
kantor cabang yang tersebar melintasi
menyampaikan secara fair bahwa
wilayah geografis yang sangat luas. Guna
simpanannya tidak dijamin oleh Lembaga
mengendalikan bisnisnya, manajemen
Penjamin Simpanan - LPS. Abuse tersebut
bergantung kepada efektivitas sistem
berpotensi menempatkan nasabah dalam
informasi yang berbasis jaringan.
posisi yang lemah pada saat terjadi masalah.
Keberadaan teknologi informasi menjadi
vital bagi hampir semua bidang operasional Terbitnya PBI No 8/4/PBI/2006
bank dan memberikan andil yang besar mengenai Pelaksanaan Good Corporate
dalam menyediakan informasi yang reliabel Governance Bagi Bank Umum
84
Tedi Rustendi/ Jurnal Ekonomi Manajemen 4(2) (November 2018) 82-95

dilatarbelakangi misi untuk memperkuat keseluruhan melalui fungsi intermediasi


kondisi internal perbankan sesuai dengan keuangan.
Arsitektur Perbankan Indonesia (API) guna Entitas bank memiliki beragam
meningkatkan kinerja bank, melindungi stakeholders, seperti pemilik/pemegang
kepentingan stakeholders, serta saham, investor, pegawai, nasabah, mitra
meningkatkan kepatuhan pada regulasi dan bisnis, pemerintah, dan masyarakat. Bank
nilai etika. Shrivastava (2011) harus dikelola dengan baik, dan transparan
mengemukakan bahwa corporate kepada semua stakeholders-nya.
governance berkenaan dengan kode etik Disamping itu, bank juga berkepentingan
dalam bisnis, dan kepemimpinan yang untuk memiliki dan memelihara akses
berlandaskan etika diperlukan untuk terhadap sumber modal, memperoleh
menjalankan bisnis perusahaan sejalan
sumber daya manusia yang kompeten,
dengan ekspektasi para pemangku berkolaborasi dengan mitra dan pemerintah,
kepentingan (stakeholders). serta menjaga/memelihara hubungan yang
Isu strategis tentang good governance harmonis dengan masyarakat. Oleh karena
ditindaklanjuti oleh organisasi secara itu, manajemen harus memiliki pemahaman
umum dalam wujud perombakan struktur yang baik mengenai good corporate
organisasi, perancangan dan implementasi governance, dan melaksanakannya dalam
standar operasi dan prosedur, bisnis perbankan sesuai dengan manualnya.
pemberlakukan kode etik yang mengikat Shrivastava (2011) mengemukakan bahwa
bagi semua unsur manajemen dan pagawai, corporate governance berasal dari budaya
serta mengadopsi berbagai peraturan/ dan pola pikir manajemen, dan tidak dapat
regulasi yang relevan kedalam diatur hanya oleh pemerintah saja, dimana
kebijakan/peraturan internal organisasi. urusan perusahaan berkenaan dengan upaya
Namun dalam prakteknya, setiap organisasi memberikan manfaat yang berkeadilan bagi
memiliki kemampuan dan tingkat stakeholders dalam lingkup keterbukaan,
pemahaman yang berbeda, sehingga integritas, dan akuntabilitas.
pelaksanaan corporate governance yang Bank Indonesia melalui PBI No
baik menjadi relatif dan lebih sulit 8/4/PBI/2006 mendefinisikan Good
dievaluasi. Corporate Governance sebagai suatu tata
Bagi perbankan, evaluasi atas kelola Bank yang menerapkan prinsip-
pelaksanaan good governance relatif lebih prinsip keterbukaan (transparency),
mudah yaitu dengan memanfaatkan fungsi akuntabilitas (accountability),
audit internal. Hal tersebut dimungkinkan pertanggung-jawaban (responsibility),
karena setiap bank diharuskan membentuk independensi (independency), dan
satuan kerja audit internal/satuan kewajaran (fairness). Dalam hal ini,
pengawasan internal. Secara konseptual, Shrivastava (2011) menjelaskan bahwa
audit internal berfungsi untuk membantu corporate governance merupakan elemen
manajemen dengan pendekatan yang kunci dalam upaya peningkatan efisiensi
sistematis dalam menilai manajemen risiko, perusahaan, memastikan bahwa perusahaan
pengendalian internal dan proses tata kelola memperhitungkan kepentingan konstituen
(governance process). dan masyarakat, memastikan akuntabilitas
manajemen kepada pemegang saham, yang
Goldbach (2015) mengemukakan
pada akhirnya membantu perusahaan
bahwa sektor perbankan tidak seperti sektor
menyeimbangkan kepentingan
ekonomi pada umumnya, melainkan juga
stakeholders dengan kepentingan
memiliki relevansi sistemik, berada pada
kelangsungan hidup dan pertumbuhan
posisi yang penting dan berkontribusi
jangka panjang perusahaan. Sementara itu,
kepada pertumbuhan ekonomi secara
penjelasan umum PBI No 8/4/PBI/2006
85
Tedi Rustendi/ Jurnal Ekonomi Manajemen 4(2) (November 2018) 82-95

tentang Pelaksanaan Good Corporate pertanggungjawaban organ bank


Governance Bagi Bank Umum, sehingga engelolaannya berjalan
menetapkan bahwa kewajiban bank untuk secara efektif.
melaksanakan kegiatan usahanya dengan 3) Pertanggungjawaban
berpedoman pada prinsipiprinsip good (responsibility) yaitu kesesuaian
corporate governance adalah untuk pengelolaan bank dengan peraturan
meningkatkan kinerja bank, melindungi perundang-undangan yang berlaku
kepentingan stakeholders dan dan prinsip-prinsip pengelolaan
meningkatkan kepatuhan terhadap bank yang sehat.
peraturan perundang-undangan serta nilai- 4) Independensi (independency) yaitu
nilai etika (code of conduct) yang berlaku pengelolaan bank secara profesional
secara umum pada industri perbankan. tanpa pengaruh/ tekanan dari pihak
manapun.
Tata Kelola yang Baik (Good
5) Kewajaran (fairness) yaitu keadilan
Corporate Governance - GCG) adalah
dan kesetaraan dalam memenuhi
prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses
hak-hak stakeholder yang timbul
dan mekanisme pengelolaan perusahaan
berdasarkan perjanjian dan
berlandaskan peraturan perundang-
peraturan perundang-undangan
undangan dan etika berusaha (pasal 1 (1)
yang berlaku.
Peraturan Menteri BUMN No PER — 01
/MBU/2011 ttg Penerapan GCG pada Dalam rangka menerapkan kelima
BUMN). Komite Nasional Kebijakan prinsip dasar tersebut di atas, bank wajib
Governance (2006) menyatakan bahwa berpedoman pada berbagai ketentuan dan
Setiap perusahaan harus memastikan bahwa persyaratan minimum serta pedoman yang
asas good corporate governance diterapkan terkait dengan pelaksanaan good corporate
pada setiap aspek bisnis dan di semua governance, salah satunya adalah Pedoman
jajaran perusahaan. Asas good corporate Umum Good Corporate Governance
governance yaitu transparansi, Indonesia (KNKG, 2006) yang menjadi
akuntabilitas, responsibilitas, independensi, rujukan perusahaan dalam melaksanakan
serta kewajaran dan kesetaraan diperlukan good corporate governance. Pedoman
untuk mencapai kesinambungan usaha pokok pelaksanaan untuk setiap prinsip
(sustainability) perusahaan dengan pelaksanaan good corporate governance
memperhatikan pemangku kepentingan tersebut digunakan dalam penelitian ini
(stakeholders). sebagai indikator pengukuran good
corporate governance dengan
Pelaksanaan good corporate
pertimbangan normatif seperti terdapat
governance pada bank umum diatur oleh
pada Penjelasan Umum PBI No
Bank Indonesia seperti yang tercantum
8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good
dalam Penjelasan Umum PBI No
Corporate Governance Bagi Bank Umum.
8/4/PBI/2006, dimana Pelaksanaan Good
Pertimbangan lainnya adalah karakteristik
Corporate Governance pada industri
responden yang diteliti yaitu manajemen
perbankan harus senantiasa berlandaskan
kantor cabang bank umum, yang bertindak
pada lima prinsip dasar yaitu :
sebagai pelaksana ketentuan/kebijakan
1) Tranparansi (transparency), yaitu
strategis yang telah digariskan oleh
keterbukaan dalam mengemukakan
pimpinan puncak yang merepresentasikan
informasi yang material dan relevan
ekspektasi stakeholders secara keseluruhan.
serta keterbukaan dalam
melaksanakan proses pengambilan Skala usaha dan sumber daya yang
dikelola yang berdampak terhadap
keputusan.
tingginya volume transaksi, ketergantungan
2) Akuntabilitas (accountability) yaitu
manajemen terhadap informasi yang
kejelasan fungsi dan pelaksanaan
reliabel, dan adanya tuntutan regulasi telah
86
Tedi Rustendi/ Jurnal Ekonomi Manajemen 4(2) (November 2018) 82-95

menempatkan audit internal sebagai fungsi aktivitas pemberian advis/saran secara


yang terintegrasi dalam organisasi. Bagi objektif berdasarkan permintaan
organisasi bank, fungsi audit internalnya manajemen/pihak yang berkepentingan.
ditetapkan berdasarkan peraturan Bank Aktivitas audit internal harus
Indonesia, yaitu PBI No 1/6/PBI/1999 pasal dilaksanakan secara independen dan
8 (1) dan pasal 9 yang menyatakan bahwa objektif. Independensi auditor internal
bank wajib menerapkan fungsi audit mengacu kepada status organisasional
internal bank (pasal 8 (1)) dengan dimana bagian audit internal ditempatkan,
membentuk Satuan Kerja Audit Intern – dan bertanggungjawab kepada manajemen
SKAI (pasal 9). Lebih khusus lagi bagi bank puncak (misal : direktur utama) yang
umum milik pemerintah (BUMN) harus memiliki kewenangan dan tanggungjawab
tunduk kepada PP No 3 Th 1983 pasal 45
untuk mendukung fungsi audit internal.
(1) yang dijabarkan lebih lanjut melalui Sementara itu, objektivitas auditor internal
Permen BUMN No PER-01/BMU/2011 mengacu kepada pemisahan organisasional
pasal 28 (2) yang menyebutkan adanya yang mana auditor internal melaksanakan
keharusan bagi BUMN untuk membentuk fungsi staf hanya pada bidang pengauditan
Satuan Pengawasan Internal – SPI yang sehingga auditor internal memiliki sikap
merupakan aparatur pengawas fungsional. mental independen, tidak memihak dan
Audit internal dibangun dalam suatu tidak bias. Moeller (2009) menegaskan
organisasi sebagai bagian/unit tersendiri pandangan Victor Brink bahwa auditor
yang bekerja secara mandiri dengan internal harus terbebas dari restriksi yang
maksud untuk membantu manajemen/ membatasi ruang lingkup dan efektivitas
organisasi mencapai tujuannya. The review, ataupun dalam pelaporan temuan
Institute of Internal Auditors (Pitt, 2014) audit dan kesimpulannya.
mendefinisikan audit internal sebagai Aktivitas audit internal terkait jasa
aktivitas penjaminan dan konsultasi yang penjaminan dan konsultasi yang
dilakukan secara independen dan objektif dilaksanakan dengan pendekatan yang
yang dirancang untuk memberikan nilai sistematis dan terarah dalam evaluasi dan
tambah dan memperbaiki operasi perbaikannya mengandung makna bahwa
organisasi. Aktivitas yang dimaksud auditor internal melaksanakan
dimaksudkan untuk membantu organisasi pekerjaannya dengan kecakapan dan
mencapai tujuannya dengan cara ketelitian profesional. Dalam hal ini,
melakukan evaluasi secara sistematis dan auditor harus kompeten baik secara
terarah untuk memperbaiki efektivitas individual maupun organisasional, dan
pengelolaan risiko, pengendalian, dan melaksanakan setiap tahapan pekerjaan
proses governance. yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
Berdasarkan definisi tersebut, ruang pelaporan/pengkomunikasian hasil audit,
lingkup audit internal meliputi evaluasi dan dan tindak lanjut audit, secara sistematis
perbaikan efektivitas pengelolaan risiko, dan terarah.
pengendalian, dan proses governance.
Aktivitas audit internal yang dimaksud Secara keseluruhan, organisasi/
diberikan dalam bentuk jasa penjaminan manajemen harus melakukan penjaminan
(assurance) dan jasa konsultasi. Jasa mutu dan pengembangan program fungsi
penjaminan (assurance) merupakan audit internalnya melalui mekanisme
aktivitas penilaian secara independen atas penilaian internal dan eksternal. Penilaian
bukti audit untuk memberikan pendapat internal merupakan aktivitas supervisi,
atau kesimpulan yang objektif mengenai review, dan pengukuran aktivitas audit
operasi, fungsi, proses, sistem, dan masalah internal oleh manajemen, serta penilaian
lainnya dalam organisasi/entitas. sendiri (self-assessments) secara periodik
Sedangkan jasa konsultasi merupakan oleh pejabat dalam organiasi yang memiliki
87
Tedi Rustendi/ Jurnal Ekonomi Manajemen 4(2) (November 2018) 82-95

pengetahuan memadai tentang praktek audit), terutama yang berkenaan dengan


audit internal. Sedangkan penilaian kesesuaian praktek audit internal dengan
eksternal merupakan review oleh pihak batasan dan ruang lingkup audit internal,
asesor/penilai independen yang dilakukan standar audit yang berlaku, dan kode etik.
setidaknya 5 (lima) tahun sekali. Hasil Berdasarkan uraian konseptual
penilaian atas penjaminan mutu dan tersebut, fungsi audit internal diukur
pengembangan program fungsi audit berdasarkan unsur-unsur dalam
internal harus dilaporkan kepada senior standar/pedoman audit internal yang
manajemen dan dewan komisaris (komite
berlaku, yaitu International Standards Unsur-unsur tersebut pada dasarnya
for The Professional Practice of Internal sama dengan yang ada pada SPFAIB yang
Auditing (IIA, 2012), yaitu : dikhususkan untuk entitas perbankan.
1) Standar Atribut, yang meliputi : Namun untuk kepentingan penelitian ini,
a. Independensi Dan Objektivitas standar yang diterbitkan oleh IIA disusun
b. Kecakapan Dan Ketelitian lebih rinci per unsur, serta merupakan hasil
Profesional revisi terakhir dari standar sebelumnya.
c. Penjaminan Mutu Dan Hasil penelitian sebelumnya yang
Pengembangan Program dilakukan oleh Sihwahjoeni (2011),
2) Standar Kinerja, meliputi : menunjukkan bahwa kualitas fungsi audit
a. Perencanaan Penugasan internal ditentukan oleh independensi,
b. Pelaksanaan Penugasan kecakapan profesional, ruang lingkup,
c. Komunikasi Hasil Penugasan kinerja, pengkomunikasian hasil dan tindak
d. Pemantauan Perkembangan lanjut.
e. Komunikasi Penerimaan Risiko

Sumber : The Essential Handbook of Internal Auditing (Pickett, 2005 )

Gambar 1. Model Governance Yang Memposisikan Audit Internal Dalam Organisasi

Relevansi fungsi audit internal dengan 2012, The Institue of Internal Auditor
good corporate governance ditunjukkan (2012) merevisi International Standards for
dalam definisi audit internal yang The Professional Practice of Internal
berkenaan dengan evaluasi dan perbaikan Auditing, dan pada standar kinerja
efektivitas proses governance. Pada tahun (ps.2110) mengemukakan bahwa aktivitas
88
Tedi Rustendi/ Jurnal Ekonomi Manajemen 4(2) (November 2018) 82-95

audit internal harus mengevaluasi dan piagam audit internal. Hal tersebut sebagai
menyusun rekomendasi yang sesuai untuk bentuk legalisasi dukungan kepada auditor
memperbaiki/meningkatkan efektivitas internal. Dalam pelaksanaan, bentuk
proses governance guna mencapai tujuan dukungan yang diberikan kepada auditor
dalam mempromosikan etika dan nilai-nilai internal adalah memberikan persetujuan
yang sesuai dalam organisasi, memastikan atas rencana kerja dan anggaran bagian
pengelolaan kinerja dan akuntabilitas audit internal, serta mereview dan
organisasional telah efektif, melakukan tindak lanjut atas temuan audit
mengkomunikasikan informasi secara yang dilaporkan. Dukungan tersebut
efektif risiko dan pengendalian di diperlukan agar Auditor mampu
area/lingkungan organisasi yang sesuai, melaksanakan pekerjaan auditnya secara
serta mengkoordinasikan secara efektif independen dan objektif serta memiliki
aktivitas (pen : audit) dan akses yang luas terhadap sumber informasi,
mengkomunikasikan informasi (pen : hasil sehingga temuan audit, kesimpulan dan
audit dengan pihak-pihak yang rekomendasinya bermanfat bagi organisasi
berkepentingan). (manajemen dan dewan komisaris/komite
audit) dalam melakukan self-assesment
Model yang menggambarkan posisi
mengenai pelaksanaan good governance
audit internal dalam corporate governance
bank umum, seperti yang ditetapkan dalam
dikemukakan oleh Pickett (2005), dimana
PBI No 8/4/PBI/2006 pasal 65 (1) yang
auditor internal difungsikan bagi
mewajibkan bank untuk melakukan self-
kepentingan organisasi untuk memiliki
assesment atas pelaksanaan good corporate
pemahaman yang mendalam mengenai
governance setiap tahun..
risiko dan pengendalian untuk memberikan
saran berkenaan dengan manajemen risiko METODE PENELITIAN
dan pengendalian, memastikan secara
independen dan objektif mengenai Penelitian dilakukan dengan fokus
kecukupan dan efektivitas pengendalian kepada masalah keterkaitan fungsi audit
kunci dan aktivitas manajemen risiko, dan internal dengan pelaksanaan good corporate
memberikan edukasi berkenaan dengan governance bank. Oleh karena itu sesuai
risiko dan pengendalian. dengan objeknya, penelitian dilaksanakan
di bank umum yaitu pada kantor cabang
Dalam kaitannya dengan bank umum di Kota Tasikmalaya yang
pengendalian, The Institue of Internal berada dibawah pengawasan Otoritas Jasa
Auditor (2012) menetapkan pada standar Keuangan Wilayah Kerja Tasikmalaya
kinerja (ps.2130.A1) bahwa aktivitas audit dengan ukuran sampel 27 kantor cabang
internal harus mengevaluasi kecukupan dan bank umum.
efektivitas pengendalian dalam merespon
risiko yang berkaitan dengan governance, Fungsi Audit Internal sebagai variabel
operasi dan sistem informasi organisasi eksogen diukur berdasarkan dimensi
berkenaan dengan pencapaian Standar Atribut yang diabstraksikan dalam
sasaran/tujuan strategis organisasi, indikator independensi, kacakapan dan
integritas informasi keuangan dan ketelitian profesional, penjaminan mutu dan
operasional, efektifitas dan efisiensi operasi pengembangan program, serta ; dimensi
dan program, pengamanan aset, dan Standar Kinerja yang diabstraksikan dalam
kepatuhan kepada hukum, peraturan, indikator perencanaan penugasan,
kebijakan, prosedur dan kontrak. pelaksanaan penugasan, komunikasi hasil
penugasan, pemantauan perkembangan,
Dalam kerangka corporate dan komunikasi penerimaan risiko.
governance, Moeller (2009) Sementara variabel endogen, yaitu
mengemukakan bahwa komite audit harus Pelaksanaan Good Governance diukur
melegalisasi fungsi audit internal dalam berdasarkan transparansi, akuntabilitas,
89
Tedi Rustendi/ Jurnal Ekonomi Manajemen 4(2) (November 2018) 82-95

responsibilitas, independensi, serta oleh auditor internal kurang meyakinkan


kewajaran dan kesetaraan. (ketegasan), dan terbatasnya kesempatan
berkomunikasi karena bagian audit internal
Data diukur menggunakan likert
ditempatkan di kantor pusat/wilayah.
summated rating (attitudinal scales),
dimana pengukuran dilakukan berdasarkan Kecakapan dan ketelitian profesional
pendapat/penilaian responden yang auditor internal secara individu maupun
kompeten dan relevan dengan objek yang kolektif dipandang sudah memadai baik
diteliti. Skor respon yang diperoleh dari aspek disiplin ilmu yang sesuai dengan
berdasarkan Likert Summated Rating kebutuhan, maupun keikutsertaan dalam
diperlakukan dalam skala pengukuran program pendidikan berkelanjutan
interval (Sekaran et al, 2009). Hipotesis (pelatihan, sertifikasi) secara periodik.
yang diajukan yaitu fungsi audit internal Namun demikian, terdapat manajemen
berpengaruh positif terhadap pelaksanaan kantor cabang yang berpandangan bahwa
good governance, diuji berdasarkan uji satu auditor internal belum sepenuhnya mampu
arah (1-tail test) pearson correlation’s mengungkap masalah yang ada melalui
coefficient untuk mengetahui derajat penugasan auditnya karena kurang cermat
hubungan dan menjelaskan sifat kausalitas dalam melaksanakan penugasannya.
dari variabel-variabel yang diteliti pada Faktor penjaminan mutu dan
taraf nyata  = 0.05. pengembangan program bagian audit
HASIL DAN PEMBAHASAN internal secara umum dipandang memadai,
tetapi hampir 40% responden sepakat
Dimensi Standar Atribut yang harus bahwa penjaminan mutu dan
dimiliki oleh auditor internal yang meliputi pengembangan program bagian audit
independensi, kecakapan dan ketelitian internal harus lebih diperhatikan dan
profesional, serta penjaminan mutu dan ditingkatkan mengacu kepada standar audit
pengembangan program bagian audit yang berlaku, dan hasil review oleh auditor
internal dipandang memadai, tetapi independen (akuntan publik) terkait
manajemen juga memandang perlu untuk efektivitas fungsi audit internal.
lebih meningkatkan mutu bagian audit
internal. Dimensi Standar Kinerja yang meliputi
perencanaan penugasan, pelaksanaan
Independesi Bagian Audit Internal penugasan, komunikasi hasil penugasan,
secara umum mendapatkan perhatian yang pemantauan perkembangan tindak lanjut
tinggi dan dinilai penting sebagai atribut oleh manajemen, dan komunikasi
yang harus dimiliki oleh auditor internal penerimaan risiko bila tindak lanjut oleh
baik secara individu maupun organisasi. manajemen tidak dilakukan, secara
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keseluruhan dipandang memadai, bahkan
Bagian Audit Internal tidak diberi tugas manajemen kantor cabang berpandangan
non-audit, dan ditempatkan sebagai staf bahwa informasi mengenai risiko tidak
yang membantu manajemen bank dalam ditindak-lanjutinya temuan audit
menjalankan pengawasan fungsional dalam disampaikan secara komprehensif oleh
kerangka kemitraan, sehingga terjalin auditor internal.
kesepahaman dalam menjalankan
wewenang dan tanggung jawabnya masing- Perencanaan audit dipandang
masing. Namun demikian, terdapat memadai, dimana pada pertemuan
manajemen kantor cabang yang pendahuluan dengan auditor internal,
berpandangan bahwa kontribusi hasil audit manajemen berpandangan bahwa
internal kurang signifikan dalam perencanaan audit telah
pengambilan keputusan manajemen yang mempertimbangkan risiko bisnis dan
disebabkan pengungkapan temuan audit
90
Tedi Rustendi/ Jurnal Ekonomi Manajemen 4(2) (November 2018) 82-95

pengendalian, dan disampaikan oleh auditor bawahan (manajemen/staf) tertentu dan


internal secara komprehensif. adanya tekanan dari auditor internal hanya
merupakan bentuk kekhawatiran auditee
Pelaksanaan penugasan secara umum
saja pada tahap awal pelaksanaan audit oleh
dipandang memadai, dimana pelaksanaan
auditor internal.
audit oleh auditor internal dirasakan oleh
manajemen cukup halus dan bertahap Pemantauan atas perkembangan tindak
dengan mendahulukan review atas lanjut oleh manajemen dilakukan secara
dokumen-dokumen yang memuat memadai oleh auditor internal. Manajemen
pemutakhiran data/informasi penting, dan berpandangan bahwa auditor internal selalu
review atas pengendalian internal. merespon laporan mengenai
Manajemen berpandangan bahwa auditor perkembangan/hasil langkah perbaikan
internal mampu menentukan fokus audit yang dilakukan oleh manajemen terkait.
pada bidang yang mengandung risiko Pada gilirannya, faktor komunikasi
tinggi, dan selalu meminta ijin pada saat penerimaan risiko pun dipandang sangat
mengakses sumber informasi. Disamping memadai, dimana pada saat rapat evaluasi
itu, manajemen berpandangan bahwa pada kinerja, auditor menyampaikan informasi
saat post audit meeting dengan tim audit risiko atas temuan audit dan konsekuensi
internal, secara umum temuan audit yang yang mungkin dihadapi oleh manajemen
dibahas dapat diterima, yang mendikasikan terkait proses governance bank.
bahwa pelaksanaan penugasan oleh auditor Prinsip-prinsip good governance
internal telah dilakukan secara memadai. secara umum telah dilaksanakan secara
Namun demikian, terdapat manajemen terintegrasi, dimana faktor transparansi,
kantor cabang yang berpandangan bahwa
akuntabilitas, responsibilitas, independensi,
diantara manajemen/staf yang diaudit serta kewajaran dan kesetaraan dipandang
(auditee) ada yang masih kurang merespon memadai dan memperhatikan kepatuhan
terhadap cara kerja audit internal terutama terhadap ketentuan hukum dan regulasi
pada tahap awal audit, yang serta nilai-nilai etika.
mengindikasikan adanya kekhawatiran
memperoleh tekanan dari auditor internal. Transparansi dalam hal penyediaan
informasi yang reliabel dinilai sangat
Komunikasi hasil penugasan audit oleh memadai, dan informasi tersebut mudah
auditor internal kepada manajemen yang
diakses oleh para pemangku kepentingan
berkepentingan dipandang baik, sehingga sesuai kebutuhannya dengan
tidak terjadi kesalahpahaman atau memperhatikan kepatuhan terhadap
perbedaan pandangan yang berarti. ketentuan hukum dan regulasi. Hal tersebut
Informasi yang berguna dalam penilaian dapat dipahami mengingat, Otoritas Jasa
governance disampaikan oleh auditor Keuangan menerapkan aturan publikasi
dalam laporan hasil auditnya, dan laporan keuangan yang ketat, dan
rekomendasi yang disampaikan auditor menyediakan akses bagi para pemangku
cukup reasonable dan mempertimbangkan kepentingan untuk memperoleh informasi
batasan hukum dan regulasi sehingga dapat yang diperlukannya secara mudah dan
ditindak-lanjuti oleh manajemen yang cepat. Namun demikian, terdapat auditor
berkepentingan. Berdasarkan respon internal yang berpandangan bahwa
manajemen, mereka tidak menerima manajemen sebaiknya lebih memperhatikan
laporan mengenai keluhan/keberatan dari nilai kerahasiaan informasi tertentu, dan
auditee (manajemen/staf yang diaudit) kebijakan yang buatnya perlu lebih
terhadap laporan hasil audit yang
dikomunikasikan secara
disampaikan oleh auditor internal. Hal proporsional/berimbang kepada pemangku
tersebut mempertegas interpretasi bahwa kepentingan.
laporan mengenai kurang responnya
91
Tedi Rustendi/ Jurnal Ekonomi Manajemen 4(2) (November 2018) 82-95

Akuntabilitas sebagai salah satu Lebih lanjut prinsip fairness


prinsip good governance yang bersifat (kewajaran dan kesetaraan) terkait
mandatory secara umum dipandang baik, perlakuan kepada karyawan dalam hal
dimana setiap organ/unsur/bagian dalam rekruitmen, penempatan, pembinaan dan
organisasi bank memiliki dan menjalankan penjenjangan karier, dipandang oleh auditor
tupoksi berbasis kompetensi yang jelas dan internal masih perlu diperbaiki. Hasil
selaras dengan visi, misi, strategi dan nilai observasi patut diduga bahwa sistem tenaga
perusahaan, serta berkomitmen terhadap alih daya, atau kontrak, dan persaingan
pentingnya mengimplementasikan internal menjadi faktor yang mempengaruhi
pengendalian internal yang efektif, cara dan mekanisme pengelolaan sumber
mencapai kinerja yang tinggi berdasarkan daya manusia yang terkesan kaku dan
ukuran kinerja yang konsisten dengan dibatasi peraturan/kebijakan internal bank.
sasaran dan tujuan perusahaan dengan tetap Sementara itu, penanganan terhadap
memperhatikan etika bisnis dan pedoman keluhan nasabah telah dilakukan secara
perilaku.. Dalam hal ini hati-hati dan profesional tanpa
pertanggungjawaban manajemen kepada membedakan status nasabahnya. Hasil
pemberi mandat secara vertikal dipandang review atas rilis Otoritas Jasa Keuangan,
telah sesuai dengan ketentuan pada batasan sampai bulan Nopember 2016, untuk
hkum dan regulasi. perbankan di Wilayah Kerja Tasikmalaya
tidak ada pengaduan nasabah, kecuali
Responsibilitas manajemen terhadap
informasi keluhan nasabah yang berkaitan
pemangku kepentingan lainnya dipandang
dengan kualitas pelayanan.
telah memenuhi ketentuan, dan
mempertimbangkan kepentingan publik Manajemen bank umumnya memiliki
sebagai unsur pemangku kepentingan yang komitmen untuk mengimplementasikan
berperan dalam merespon eksistensi good governance karena secara normatif
perusahaan pada lingkungannya. Aspek diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No
Corporate Social Responsibility dipandang 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat
mendukung kepentingan bank dalam Kesehatan bank Umum, yang dijabarkan
menjaga/memelihara hubungan dengan dalam Surat Edaran No 13/24/DPNP Tahun
pemangku kepentingan secara kolektif dan 2011 perihal Penilaian Tingkat Kesehatan
berorientasi kepada kepentingan Bank Umum. Peraturan Bank Indonesia
masyarakat dan kelestarian lingkungan. tersebut menetapkan aspek Risk Profile,
Hasil observasi menunjukkan program CSR Governance, Earnings, and Capital –
perbankan lebih banyak menbidik bidang RGEC sebagai unsur-unsur penilaian
pendidikan, penguatan UMKM, promosi kesehatan bank umum. Aspek governance
PHBS, rehabilitasi fasilitas umum, taman yang dinilai berkenaan dengan pelaksanaan
kota, penyediaan air bersih, dan program prinsip-prinsip GCG, kecukupan
bina lingkungan lainnya. governance atas struktur, proses, dan hasil
penerapan GCG, serta informasi lain yang
Independensi/kemandirian setiap
relevan. Dalam hal ini peran Komite Audit
organ/unsur/bagian dari aspek pelaksanaan
sangat penting untuk memastikan
fungsi dipandang auditor internal telah
efektivitas pelaksanaan good governance.
sesuai dengan tupoksinya masing-masing
Hasil studi Tabara et al (2012) menegaskan
dan tidak saling mengandalkan ataupun
bahwa Komite Audit sebagai organ yang
saling lempar tanggung-jawab. Hal tersebut
independen bertanggungjawab untuk
diperkuat dengan pandangan auditor
internal bahwa lower managements melakukan supervisi governance, proses
pelaporan keuangan, pengendalian internal,
umumnya memberikan respon positif
dan fungsi audit internal.
terhadap kebijakan/keputusan manajemen
yang dinilai objektif.
92
Tedi Rustendi/ Jurnal Ekonomi Manajemen 4(2) (November 2018) 82-95

Guna keperluan pengujian hipotesis, Fungsi Audit Internal dan Pelaksanaan


data hasil pengukuran dalam Likert Good Corporate Governance disajikan per
Summated Rating Scale untuk variabel responden pada Tabel 1.

Tabel 1
Skor Interval untuk Variabel Fungsi Audit Internal dan GCG
Skor Respon per Responden Skor
Var. B.01 B.02 B.03 B.04 B.05 B.06 B.07 B.08 B.09 Target
F-AI 123 103 89 88 105 97 109 100 109 135
P-GG 73 71 60 57 72 65 74 62 57 90

Skor Respon per Responden Skor


Var. B.10 Target B.12 .B13. B.14 B.15 B.16 B.17. B.18 Target
F-AI 98 107 97 115 112 94 103 101 82 135
P-GG 66 73 67 72 75 66 72 75 65 90

Skor Respon per Responden Skor


Var. B.19 Target B.21 B.22 B.23 B.24 B.25 B.26 B.27 Target
F-AI 105 104 109 100 101 92 102 84 100 135
P-GG 75 78 75 70 75 67 70 68 68 90
Sumber : Diolah.

Tabel 2. Tests of Normality


Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
*
AI .120 27 .200 .980 27 .868
GCG .135 27 .200* .933 27 .083
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Tabel 3.Coefficientsa
Un-std. Coef Std. Coef
Model B Std Error Beta T Sig. Lw Bnd Up Bnd
1 (Constant) 36.269 10.500 3.454 .002 14.644 57.894
AI .326 .103 .533 3.147 .004 .113 .539
a. Dependent Variable: GCG

Tabel 4. Correlations
GCG AI
Pearson Correlation GCG 1.000 .533
AI .533 1.000
Sig. (1-tailed) GCG . .002
AI .002 .
N GCG 27 27
AI 27 27
93
Tedi Rustendi/ Jurnal Ekonomi Manajemen 4(2) (November 2018) 82-95

Berdasarkan analsis statistik pada Tabel 3, Bank Indonesia No 8/4/PBI/2006 pasal 65,
diperoleh hasil bahwa koefisien regresi byx hasil penelitian ini memperkuat kewajiban
= 0.326 memiliki makna (critical value bank umum untuk melakukan self-
0.004 < 0.05), artinya variabilitas nilai-nilai assesment atas pelaksanaan good corporate
Pelaksanaan Good Corporate Governance governance, yang salah satu caranya adalah
dapat dijelaskan oleh nilai-nilai Fungsi memanfaatkan fungsi audit internal bank.
Audit Internal. Dengan demikian model
kausalitas yang penulis ajukan dapat SIMPULAN
diterima pada tingkat keyakinan 95%. Dimensi Standar Atribut yang harus
Selanjutnya berdasarkan Tabel 4, dimiliki oleh auditor internal dipandang
derajat hubungan antara variabel Fungsi memadai, tetapi manajemen juga
Audit Internal dan variabel Pelaksanaan memandang perlu untuk lebih
Good Corporate Governance meningkatkan mutu bagian audit internal.
dideskripsikan dengan koefien korelasi Demikian juga, dimensi Standar Kinerja
pearson ryx = 0.533 dengan critical value secara keseluruhan dipandang memadai,
0.002 < 0.05 yang menunjukkan bahwa bahkan manajemen kantor cabang
koefisien korelasi memiliki makna berpandangan bahwa informasi mengenai
(signifikan), yang berarti bahwa pada risiko tidak ditindak-lanjutinya temuan
tingkat keyakinan 95%, hipotesis yang audit disampaikan secara komprehensif
menyatakan bahwa Fungsi audit Internal oleh auditor internal. Hasil studi Zaharia et
berpengaruh positif terhadap Pelaksanaan al (2013) menyimpulkan bahwa
Good Corporate Governance dapat manajemen dan auditor internal berada
diterima. pada satu barikade untuk mencapai target
yang telah ditetapkan, dimana manajemen
Dengan demikian, bila fungsi audit harus memahami rekomendasi auditor
internal efektif, maka pelaksanaan good internal dan peduli terhadap dukungan
corporate governance akan semakin baik. auditor internal dalam pengelolaan risiko.
Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian
Karagiorgos et al (2010), yang Prinsip-prinsip good corporate
menyimpulkan bahwa audit internal governance secara umum telah
berperan dalam membantu corporate dilaksanakan secara terintegrasi, dimana
governance. Sementara dalam perspektif faktor transparansi, akuntabilitas,
regulator, hasil penelitian ini mendukung responsibilitas, independensi, serta
apa yang dikemukakan oleh Otorias Jasa kewajaran dan kesetaraan dipandang
Keuangan bahwa peran audit internal memadai dan memperhatikan kepatuhan
berkembang semakin penting dalam terhadap batasan hukum dan regulasi serta
memperkuat good corporate governance nilai-nilai etika. Namun demikian,
(IFC Advisory Services in Indonesia, berkenaan dengan prinsip fairness
2014). (kewajaran dan kesetaraan) terkait
perlakuan kepada karyawan dalam hal
Hasil penelitian tersebut memperkuat rekruitmen, penempatan, pembinaan dan
konsep berkenaan dengan fungsi audit penjenjangan karier, dipandang oleh
internal, yaitu bahwa audit internal auditor internal masih perlu diperbaiki.
membantu manajemen dengan cara
mengevaluasi dan memperbaiki efektivitas Pada tingkat keyakinan 95%, Fungsi
manajemen risiko, pengendalian dan proses audit internal berpengaruh terhadap
governance, seperti yang tercantum dalam Pelaksanaan Good Corporate
definisi audit internal yang dikemukakan Governance. Hal tersebut dapat dipahami
oleh The Institute of Internal Auditors karena salah satu tujuan dari audit internal
(2012). Bila merujuk kepada Peraturan adalah membantu manajemen dengan cara
94
Tedi Rustendi/ Jurnal Ekonomi Manajemen 4(2) (November 2018) 82-95

mengevaluasi dan memperbaiki proses _______. (2006). Pelaksanaan Good


governance. Auditor internal harus Corporate Governance Bagi Bank
mengembangkan program audit guna Umum. PBI No 8/4/PBI/2006.
menguji kepatuhan terhadap hukum dan Bostan, Ionel, and Veronica Grosu. (2010).
regulasi, mereview sistem dan proses The Role of Internal Audit in
(yang merupakan unsur governance), Optimization of Corporate
melaksanakan penugasan audit yang Governance at The Group of
mampu mendorong transparansi, Companies, pp 89-110. Theoritical and
akuntabilitas, responsibilitas, Applied Economics Vol XVII (2010)
independensi, serta kewajaran dan No 2(543).
kesetaraan (yang merupakan prinsip-
prinsip good governance). Simpulan Bozcko, Tony. (2007), Corporate
tersebut sejalan dengan studi yang Accounting Information Systems,
dilakukan oleh Omolaye (2017) yang Essex, England: Prentice Hall –
menyimpulkan bahwa fungsi audit internal Pearson Educated Limited.
bank secara signifikan bermanfaat dalam Goldbach, Roman. (2015). Global
menilai operasi dan kinerja bank. Dalam Governance And Regulatory Failure;
hal ini, Tedi Rustendi (2017) The Political Economy Of Banking.
mengemukakan bahwa Komite Audit Hampshire, England: Palgrave
berkepentingan untuk mereview Macmillan.
perencanaan audit internal dan
mempertimbangkan temuan audit internal, IFC Advisory in Indonesia, in partnership
serta mengevaluasi respon manajemen with Otoritas Jasa Keuangan – OJK.
dalam melakukan tindak lanjut atas (2014). The Indonesia Corporate
temuan audit yang dimaksud. Hal tersebut Governance, 1st edt. Jakarta: IFC
didasarkan kepada tanggunjawab auditor Indonesia.
internal untuk secara terus menerus Karagiorgos, Theofanis, and George
menilai tingkat kesehatan keuangan dan Drogalas, and Evaggelos Gorzamanis,
aspek operasional perusahaan. and Ioannis Tapakoudis. (2010)
Penelitian ini memiliki keterbatasan Internal Auditing as an Effective Tool
dalam hal perlakuan variabel fungsi audit for Corporate Governnace. Pp 15-23.
internal yang tidak mengabstraksikan Journal of Business management, JBM
dimensi menjadi sub-variabel, sehingga – International Science Press Vol 2 No
analisis tidak meliputi faktor-faktor 1 Th 2010.
dominan dari variabel eksogenusnya. Oleh Komite Nasional Kebijakan Governance –
karena itu, penelitian selanjutnya dapat KNKG. (2006). Pedoman Good
dilakukan dengan mengurai variabel fungsi Corporate Governance Indonesia.
audit internal menjadi beberapa sub- Jakarta: KNKG.
variabel yang relevan dan kontekstual.
Menteri Negara Badan Usaha Milik
Negara. (2011). Penerapan Tata
REFERENSI Kelola Perusahaan Yang Baik (Good
Corporate Governance) Pada Badan
Bank Indonesia. (1999). Penugasan
Direktur Kepatuhan (Compliance Usaha Milik Negara, Permen BUMN
Director) Dan Penerapan Standar No PER-1/MBU/2011.
Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Moeller, Robert. 2009. Brink’s Modern
Umum. PBI No 1/6/PBI/1999 Internal Auditing; A Common Body of
Knowlwdge, 7th edt. Hoboken, New
Jersey: John Wiley and Sons Inc.
95
Tedi Rustendi/ Jurnal Ekonomi Manajemen 4(2) (November 2018) 82-95

Omolaye, KE, and Jacob. (2017). The Role Sihwahjoeni. (2011). Evaluasi Kualitas
of Internal Auditing in Enhancing Fungsi Internal Auditor Dalam
Good Corporate Governance Practice Meningkatkan Efektivitas Bank. hal
in an Organization, pp 1-8. 466-478. Jurnal Keuangan Dan
International Journal of Accounting Perbankan Vol 15 No 03 Th 2011.
Research, Vol 6 No 1 2017. Simkin, Mark G., and Jacob M Rose, and
Pemerintah Republik Indonesia. (1983). Carolyn S Norman. (2012). Core
Tata Cara Pembinaan Dan Concept; Accounting Information
Pengawasan Perusahaan Jawatan System 12th edt. Hoboken – New
(Perjan) Perusahaan Umum (Perum) Jersey: John Wiley And Sons Inc.
Dan Perusahaan Perseroan (Persero). Tabara, Neculai, and Michaela Ungureanu.
PP No 3 Th 1983. (2012). Internal Audit And Its Role in
Pickett, KH Spencer. (2005). The Essential Improving Corporate Governance
Handbook of Internal Auditing. West Systems, pp 139-145. Annales
Sussex, United Kingdom: John Wiley Universitatis Apulensis Series
and Sons Ltd. Oeconomica, Vol 14 No 1 2012.
Pitt, Sally-Ane.(2014). Internal Audit Tedi Rustendi. (2017). Audit Internal:
Quality; Depeloving Quality Prinsip Dan Teknik Audit Berbasis
Assurance And Improving Program. Risiko. Bandung: Mujahid Press.
West Sussex, United Kingdom: John The Institute of Internal Auditor – The IIA.
Wiley and Sons Ltd.. (2012). International Standards for
Sekaran, Uma, and Roger Bougie. (2009). The Professional Practice of Internal
Research Methods fo Business; A Skill Auditing (Standards). Florida: IIA Inc.
Building Approach, 5th edt. West Zaharia, Dragos Laurentiu, and Andreea
Sussex, United Kingdom: John Wiley Lazar, and Doina MT. (2013). The
and Sons Ltd. Role of Internal Audit Regarding The
Shrivastava, (2011). Corporate Corporate Governance and Current
Governance And Etics. New Delhi: Crisis, (pp 4819-4823). 5th World
Directorat Of Distance Education, Conference on Educational Sciences –
LPU – Phagwara. WCES 2013. Procedia – Social and
Behavorial Sciences, Elsevier.

You might also like