You are on page 1of 12

SKRIPSI

PENGARUH DIET TINGGI PROTEIN TERHADAP PENYEMBUHAN


LUKA PADA PASIEN
POST OPERASI SECTIO SESAREA
DIRUANG NIFAS RSD BALUNG JEMBER

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan


Meraih Gelar Sarjana Keperawatan

Oleh

FICUS RIZA FERIYANTO


13.1101.2050

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2014
PENGARUH DIET TINGGI PROTEIN TERHADAP PENYEMBUHAN
LUKA PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO SESAREA DIRUANG
NIFAS RSD BALUNG JEMBER

Ficus Riza Feriyanto1, Awatiful Azza2, Cahya Tri Bagus H3.


1Mahasiswa
S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UNMUH Jember,
Feririza@yahoo.co.id
2Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan UNMUH Jember, awatiful.azza@yahoo.com
3Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan UNMUH Jember, cahyabagus60@gmail.com

ABSTRACK

Introdice : High-protein diet is a diet that contains more protein, which is 1.2 to 2
g/kgBBThe purpose of this research is to analyze the influence of the provision of high-
protein diets on wound healing in post sectio cesarea postpartum room Balung-Jember
hospital

Method : The research uses the quasi experimental design method with post test only control
group design. This empirically population is all the mother post sectio cesarea many as 30
people and with consecutive sampling technique obtained a sample of 15 mother post sectio
cecarea in the intervention group and 15 post sectio cesarea mothers in the control group.
Intervention process with using fish extract the cork and giving eggs in the control group
further observed wound healing post sectio cesarea.

Result : The results of the study with Independent t-test (α = 0.05) obtained P value = 0.03. It
means there is a high protein diet influence awarding of wound healing post parturition in
cesarea sectio at Balung Jember

Discuss : Conclusion of this research is the influence the granting of a diet high in protein to
wound healing post parturition in cesarea sectio at Balung Jember. Consumption of fish
extract the Cork speed healing of wounds post sectio cesarea for main content of fish protein
and albumin is the Cork that is high enough

Keyword: High-protein diet, wound healing post sectio cesarea, mothers with post partum
sectio cesarea

PENDAHULUAN tumpul, perubahan suhu, zat kimia,


ledakan atau gigitan hewan (potter dan
Luka didefinisikankeadaan hilang
perry, 2006). Klafisikasi luka menurut
atau terputusnya kontunuitas jaringan
(potter dan perry, 2006) yaitu (1) luka
(Mansjoer,2000). Luka atau hilangnya dan
tertutup adalah luka tanpa robekan pada
rusaknya sebagian jaringan tubuh adalah
kulit: bagian tubuh yang terpukul benda
hal yang umum dan banyak dialami dalam
tumpul, keseleo, daya deselerasi ke arah
kehidupan sehari hari.Luka bisa
tubuh(robekan pada organ dalam ). (2) luka
disebabkan oleh trauma benda tajam atau
terbuka adalah melibatkan robekan pada
kulit atau membran mukosa: trauma benda Jember. Populasidalam penelitian ini
tajam atau tumpul(insisi bedah, pungsi adalah pasien post operasi sectio sesaria
vena, luka tembak). Terganggunya proses diruang nifas RSD Balung Jember,
penyembuhan lukapasca bedah sesar sebanyak 30 responden. Sampling pada
disebabkan oleh nutrisi yang tidak adekuat penelitian ini menggunakan teknik Non
akan menyebabkan luka mengalami stress Random Sampling yaitu consecutive
selama masa penyembuhan, gangguan sampling dengan perbandingan 1:1 antara
sirkulasi dan perubahan metabolisme yang kelompok kontrol dan kelompok
dapat meningkatkan resiko terlambatnya intervensi. Kriteria inklusi pada penelitian
penyembuhan luka (potter dan perry, ini adalah sebagai berikut : Pasien post
2006).Gangguan nutrisi (nutritional operasi sectio sesariahari ke-1di RSD.
disorder) terutama kurangnya asupan Balung Jember, Tidak mempunyai riwayat
protein pada pasien post sektio cesarea penyakit DM. Status nutrisi normal. Usia
merupakan masalah yang sangat sering 20-35 tahun. Bersedia menjadi responden.
muncul, baik pasien yang dijumpai di HASIL PENELITIAN
Berikut akan disajikan hasil
rumah sakit maupun yang menjalani rawat
penelitian pengaruh diet tinggi protein
jalan.Diet tinggi protein pada pasien post
terhadap penyembuhan luka pada pasien
operasi sektio cesarea merupakan faktor
post operasi sectio sesarea diruang nifas
yang dapat mempengaruhi proses
rsd balung jember.
penyembuhan luka.
A. Uji Homogenitas Responden
METODE PENELITIAN
Tabel 4.2 uji homogenitas status nutrisi
Pada penelitian ini desain yang digunakan
responden
adalah design Quasi experimentdengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
BBI BBI
metode post test only with control grup. kelompok kelompok
intervensi kontrol
Maksudnya penelitian ini terdiri dari dua N 15 15
Normal Parametersa,,b Mean 49.13 49.13
kelompok yaitu: kelompok intervensi dan
Std. 3.114 3.114
kelompok kontrol. Kelompok intervensi Deviation
Most Extreme Absolute .153 .153
diberi perlakuan sedangkan kelompok Differences
Positive .153 .153
kontrol tidak mendapat perlakuan. Negative -.088 -.088
Kolmogorov-Smirnov Z 1.140 .594
Observasi pengamatan grade fase
Asymp. Sig. (2-tailed) .149 .872
penyembuhan luka menggunakan a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
observasi pengkajian luka barbara bartes-
jansen (2001). Tempat penelitian Pada tabel 4.2 uji homogenitas status
dilaksanakan diruang nifas RSD Balung nutrisi responden menunjukan nilai
asymtotic significan value kolmogorof nifas RSD Balung Jember bulan
September- Desember 2014.
smirnov pada kelompok intervensi sebesar
Karakteristik Responden Kelompok intervensi Kelompok kontrol
0,149 (> 0,05) dan kelompok kontrol 0,872
Jumlah % Jumlah %
(> 0.05), hipotesis nol diterima yang Pendidikan

berarti data ke dua kelompok mengikuti a. SD 2 13,3 2 13,3


b. SMP 7 46,7 7 46,7
distribusi normal. c. SMA 5 33,3 6 40
Tabel 4.3 uji homogenitas usia responden d. D3/S1 1 6,7 0 0
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Total 15 100 15 100
Usia Usia
kelompok kelompok Sebagian besar jenis pendidikan pada
intervensi kontrol
N 15 15
kelompok intervensi maupun kelompok
Normal Mean 29.87 27.20 kontroladalah SMP 7 (46,7%) respoden
Parametersa,,b
Std. Deviation 5.489 5.931 Tabel 5.2 Karakteristik responden
Most Extreme Absolute .251 .210 berdasarkan diagnosa dilakukan seksio
Differences
Positive .175 .210
sesarea pada kelompok intervensi dan
Negative -.251 -.148 kelompok kontrol di ruang nifas RSD
Kolmogorov-Smirnov Z .973 .812 Balung Jember bulan September-
Asymp. Sig. (2-tailed) .300 .524 Desember 2014.
a. Test distribution is Normal. Karakteristik Responden
Kelompok intervensi Kelompok kontrol
b. Calculated from data.
Jumlah % Jumlah %
Pada tabel 4.3 uji homogenitas usia
Dilakukan SC
responden menunjukan nilai asymtotic
a. APB 2 13,3 1 6,7
significan value kolmogorof smirnov pada
b. KPD 9 60 11 73,3
kelompok intervensi sebesar 0,300 (> c. PEB 4 26,7 3
20

0,05) dan kelompok kontrol 0,524 (> Total 15 100 15 100

0.05), hipotesis nol diterima yang berarti Sebagian besar diagnosa sebelum dilakuan

data ke dua kelompok mengikuti distribusi operasi sectio cesare pada kelompok
normal.
intervensi adalah KPD 9 (60%) responden
B. DATA UMUM
Kerakteristik responden penelitian sedangkan pada kelompok pemberian

terdiri atas usia, berat badan, tinggi badan, kontrol adalah KPD 11 (73,3%).
jumlah anak dan pendidikan.

Tabel 5.1 Karakteristik responden


berdasarkan pendidikan pada kelompok Tabel 5.3 Karakteristik responden
intervensi dan kelompok kontrol di ruang berdasarkan jumlah anak pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol di ruang
nifas RSD Balung Jember bulan Karakteristik Responden Kelompok intervensi Kelompok kontrol
September- Desember 2014. Jumlah % Jumlah %
Karakteristik Responden Kelompok intervensi Kelompok kontrol Berat Badan

Jumlah % Jumlah % a. 50-55 kg 4 26,7 5 33,3

Jumlah Anak b. 56-60 kg 10 66,7 7 46,7

a. 1 3 20 6 40 c. 61-65 kg 0 0 3 20

b. 2 6 40 4 26,7 d. 66-70 kg 1 6,7 0 0

c. 3 4 26,7 4 26,7 Total 15 100 15 100

d. 4 2 13,3 1 6,7
Sebagian besar berat badan pada kelompok
Total 15 100 15 100 intervensi adalah 56-60 kg 10 (66,7%)
Sebagian besar jumlah anak pada responden sedangkan pada kelompok
kelompok intervensi adalah 6 (40%) kontrol adalah 56-60 kg 7 (46,7%)
responden mempunyai jumlah anak 2 responden.
danpada kelompok kontrol 6 (40%) Tabel 5.6 Karakteristik responden
responden mempunyai 1anak. berdasarkan tinggi badan pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol di ruang
Tabel 5.4 Karakteristik responden nifas RSD Balung Jember bulan
berdasarkan usia pada kelompok intervensi September- Desember 2014.
dan kelompok kontrol di ruang nifas RSD
Karakteristik Responden Kelompok intervensi Kelompok kontrol
Balung Jember bulan September-
Desember 2014. Jumlah % Jumlah %
Karakteristik Responden Tinggi Badan
Kelompok intervensi Kelompok kontrol
a. < 150 cm 2 13,3 1 6,7
Jumlah % Jumlah %
b. 150- 155 cm 10 66,7 8 53,3
Usia
c. 156- 160 cm 3 20 6 40
a. 20-25 tahun 4 26,7 7 46,7
d. > 160 cm 0 0 0 0
b. 26- 30 tahun 2 13,3 3 20
Total 15 100 15 100
c. 31- 35 tahun 9 60 5 33,3
Sebagian besar tinggi badan pada
Total 15 100 15 100
kelompok intervensi adalah 150-155 cm
Sebagian besar usia pada kelompok
10 (66,7%) responden sedangkan pada
intervensi adalah 31-35 tahun 9 (60%)
kelompok kontrol adalah 150-155 cm 8
responden sedangkan pada kelompok
(53,3%) responden.
kontrol adalah 20-25 tahun 7 (46,7%)
responden.

Tabel 5.7 Karakteristik responden


berdasarkan pendapatan pada kelompok
Tabel 5.5 Karakteristik responden intervensi dan kelompok kontrol di ruang
berdasarkan berat badan pada kelompok nifas RSD Balung Jember bulan
intervensi dan kelompok kontrol di ruang September- Desember 2014.
nifas RSD Balung Jember bulan Karakteristik Responden Kelompok intervensi Kelompok kontrol
September- Desember 2014.
Jumlah % Jumlah %
Pendapatan bermakna. Secara statistik hipotesis
a. < 1 juta 0 0 0 penilaian (Hi) diterima, artinya ada
b. 1- 2 juta 9 60 8 53,3
c. > 2 juta 5 33.3 7 46,7
pengaruhpemberian diet tinggi protein
d. > 3 juta 1 6,7 0 0 terhadap penyembuhan luka pada pasien
Total 15 100 15 100 post operasi sectio sesarea diruang nifas
Sebagian besar penghasilan pada
RSD Balung Jember.
kelompok intervensi adalah 1-2 juta 9
PEMBAHASAN
(60%) responden sedangkan pada
kelompok kontrol adalah 1-2 juta 8 A. Identifikasi penyembuhan luka
(53,3%) responden. kelompok intervensi

A. DATA KHUSUS Pada kelompok intervensi dilakukan

Menganalisa proses penyembuhan luka tindakan pemberian ekstrak ikan gabus 3

antara kelompok intervensi dan kelompok kali sehari selama 3 hari. Sebagian besar

kontrol. Skor penilaian luka post operasi (60%) responden berusia 31-35 tahun.

sectio sesarea di uji menggunakan Peneiliti menganalisa bahwa usia kurang

Independent t-test kelompok intervensi dari 40 tahun adalah masa yang baik untuk

dan kelompok kontrol. penyembuhan luka kerena setelah usia 40


manusia akan mengalami penurunan

Tabel 5.9 Selisih skor luka pada kelompok fisiologis. Hal ini sependapat dengan
intervensi dan kelompok kontrol di ruang Potter dan perry (2005) menyebutkan
nifas RSD Balung Jember pada bulan
September-Desember 2014. bahwa penuaan juga dapat menggangu
semua tahap proses penyembuhan luka.
Ma P Perubahan vaskuler menggangu sirkulasi
Variabel N Mean SD SE Min x value
ke daerah luka, respon inflmasai lambat,
Kelp
pembentukan antibody dan limfosit
Intervensi 15 7,73 0,70 0,18 7 9 0,03
menurun, jaringan klagen kurang lunak
Kontrol 15 8,80 1,70 0,44 7 11
dan jaringan parut kurag elastis. Sebagian
besar (66,7%) responden memiliki berat
Hasil uji statistik parametrik menggunakan
badan 56-60 kg dan tinggi badan 150-
Independentt-test menunjukan nilai rata-
155cm. Berat badan dan tinggi badan
rata skor pada kelompok intervensi adalah
merupakan faktor biologis namun dapat
7,73 dan kelompok kontrol 8,80. Dengan
menunjukan status nutrisi ibu. Peneliti
koreksi pada α = 0,05 mendapatkan nilai P
menganalisa kebutuhan nutrisi sangat
Value = 0,03, karena P < α, makahasilnya
penting dalam proses penyembuhan luka, pertahanan tubuh melawan berbagai
karena saat menjalani operasi akan mikroba dan zat toksik. Hal ini sependapat
mengalami perdarahan eksternal akibat dengan Sediaoetama (2000) salah satu
dari komplikasi operasi tersebut. Nutrisi fungsi protein adalah meningkatan
merupakan elemen penting dalam proses albunim plasma berpengaruh dalam
dan fungsi tubuh, terutama protein. peningkatan anti body sehingga bakteri
Morison (2004) menyebutkan kebutuhan sulit tumbuh dan bertahan hidup.
protein dan kalori hampir pasti lebih tinggi
Parameter edema jaringan perifer
dari pada orang normal ketika terdapat
sebagian besar luka responden mengalami
luka. penelitian yang dilakuka oleh Ijah
sedikit pembengkakan sekitar luka.
(2009) memunjukan adanya pengaruh
Inflamasi yang lama dapat memperlambat
status gizi secara signifikan terhadap
penyembuhan luka ( Morison, 2004).
penyembuhan luka.
protein dalam ikan gabus dapat
pada identifikasi penyembuhan luka mempercepat face inflamasi karena
semua responden proses penyembuhan mengandung anti inflamasi yaitu argini.
luka baik.Peneliti memberian ekstrak ikan Pada face granulasi jaringan dalam
gabus pada kelompk intervensi ditujukan kelompok intervensi sebagian besar luka
untuk mempercepat penyembuhan luka merah terang, 75% luka terisi jaringan
post operasi secsio sesarea. Sebab ikan granulasi. Peningkatan albunim plasma
gabus merupakan jenis ikan yang pembentukan sel-sel baru dan jaringan
mengandung protein dan albumin yang granulasi yang terdiri dari magkrofak,
tinggi.Sependapat dengan Sediaoetama fibroblas dan pembuluh darah. Magrofak
(2000) bahwaikan gabus diketahui menghasilkan faktor pertumbuhan yang
mengandung senyawa-senyawa penting diperlukan untuk merangsang
yang berguna bagi tubuh, antaralain pembentukan fibroblas dan pembuluh
protein yang cukup tinggi, lemak dan darah. Fibroblas menghasilkan matrik
beberapa mineral.Pada parameter jumlah ekstraseluler baru dan salah satu
eksudat sebagaian besar responden tidak komponen penyembuhan luka yang di
terdapat eksudat pada luka. Eksudat distribusikan secara luas dijaringan ikat,
merupakan hasil aktivitas bakteri, apabila memproduksi subtansi precursor kolagen,
pada luka tidak terdapat eksudat berarti serat elastis dan serat retikuler. Sedangkan
tidak ada aktivitas bakteri. Protein dalam albumin dalam pembuluh darah sebagai
ikan gabus berfungsi dalam mekanisme transpot obat-obatan, membawa oksigen
dan micro nutrisi seperti Vit C, Zn dan Fe mempengaruhi derajat kesehatan.
ke fibroblas untuk memeksimalkan Pendidikan responden SMP tetapi dapat
pembentukan kolagen dan membebaskan memahami pentingnya kebutuhan nutrisi
jaringan dari nekrosis serta diperlukan terutama protein untuk proses
untuk mempertahankan metabolisme sel penyembuhan luka. Sebagian besar tingkat
baru. Beberapa rumah sakit memanfaatkan pendapatan (53,3%) responden adalah 1-2
ikan gabus sebagai salah satu bahan juta. Peneliti menganalisa dengan
makanan sumber albumin bagi penderita pendapatan yang dimiliki responden
hipoalbumin dan luka. Albumin kebutuhan nutrisi akan terpenuhi selama
merupakan protein terbanyak dalam kehamilan, sehingga pada masa nifas tidak
plasma yang berperan dalam proses mengganggu proses penyembuhan luka.
penyembuhan penyakit dan pemulihan Sependapat dengan Suharjdo (2008)
setelah tindakan pembedahan operasi bahwa pendapatan yang tinggi akan
(Supriyanta, 2010). Hal ini sesuai dengan menyebabkan kenaikan variasi konsumsi
penelitian yang dilakukan Agung dan makanan yang berasal dari hewani, gula
hendro (2005) peningkatan kadar albumin dan minyak.
serumdapat mempengaruhi penyembuhan Segaian besar responden yang
luka operasi. Penelitian yang dilakukan mendapat pemberian telur memiliki proses
Setyowati (2010) pada ibu post sectio penyebuhan luka yang baik. Telur
sesarea dengan mengkomsumsi ikan gabus merupakan salah satu bahan makanan
mengalami penyembuhan luka < 7 hari. sumber protein hewani yang mengandung
protein, lemak, vitamin dan mineral,
A. Idenifikasi penyembuhan luka
sehingga telur mempunyai maanfaat yang
kelompok Kontrol
baik dalam penyembuhan luka.Untuk
Pada kelompok kontrol responden
meningkatkan kadar albumin dalam darah,
mengkonsumsi telur 3 kali sehari selama 3
salah satunya dengan pemberian suplemen
hari. Tingkat pendidikan responden
oral tinggi protein berupa pemberian putih
(46,7%) adalah SMP. Peneliti menganalisa
telur (Buckle, 1999). Pada parameter
pendidikan tinggi akan mempermudah
jumlah eksudat sebagian besar luka
dalam menyerap informasi dan
responden tidak terdapat eksudat. Eksudat
mengimplementasikannya dalam prilaku
merupakan hasil aktivitas bakteri, apabila
hidup sehat sehari-hari. Hal ini sependapat
pada luka tidak terdapat eksudat berarti
dengan Atmarita dan fallah (2004) bahwa
tidak ada aktivitas bakteri. Sebagai badan-
tingkat pendidikan khususnya wanita
badan inti, protein berfungsi dalam
mekanisme pertahanan tubuh melawan kelompok intervensi adalah 7,73 dan
berbagai mikroba dan zat toksik yang kelompok kontrol 8,80. Dengan koreksi
datang dari luar dan masuk kedalam milien pada α = 0,05 mendapatkan nilai P Value
interieur tubuh.Hal ini sependapat dengan = 0,03, karena P < α, maka hasilnya
Abdou dkk ( 2013) pemanfaatan telur bermakna. Secara statistik hipotesis
dalam menyembuhkan luka banyak diteliti, penilaian (Hi) diterima, artinya ada
sebagian besar berhasil mengungkapkan pengaruh pemberian diet tinggi protein
bahwa telur mengandung antimikroba terhadap penyembuhan luka pada pasien
yang dimiliki ovalbumin dari putih telur post operasi sectio sesarea diruang nifas
sehingga bakteri sulit tumbuh dan bertahan RSD Balung Jember.
hidup. Pada parameter granulasi sebagian Secara keseluruhan luka pada
besar luka merah terang, 75% luka terisi kelompok intervensi tampak mengalami
jaringan granulasi. Peneliti menganalisa proses penyembuhan yang lebih cepat.
protein pada telur sebagai zat pembangun, Usia responden antara 20-35 tahun secara
pertumbuhan, pemeliharan jaringan, fisiologis belum mengalami penurunan
mengganti sel-sel yang mati.Hal ini sehingga dapat berpengaruh dalam
sependapat dengan Nakane dkk (2013) mempercepat proses penyembuhan
bahwa Putih telur mengandung lipid yang luka.Kebutuhan protein dalam sehari
mempunyai kemampuan seperti faktor adalah 0,8 gr/Kg berat badan perhari pada
pertumbuhan.Dalam putih terlur orang sehat (Makhmudi, 2005). Sedangkan
terkandung albumin yang merupakan pada pasien post operasi kebutuhan protein
protein terbanyak dalam plasma yang sebesar 1,2-1,5 gr/Kg berat badan per hari
berperan dalam proses penyembuhan (Instalasi Gizi RSUD Dr. Saiful Anwar
penyakit dan pemulihan setelah tindakan Malang, 2012).
pembedahan operasi. Hal ini sama seperti Protein sangat dibutuhkan dalam
penelitian yang dilakukan Puruhita (2013) proses neo-vaskularisasi, proliferasi
pemberian putih telur dapat meningkatkan fibroblast, sintesa kolagen dan remodelling
kadar albumin. luka. Asam amino adalah komponen
B. Analisis proses penyembuhan luka struktural protein dan merupakan bagian
pada kelompok intervensi dan penting dari deoxyribonucleic acid (DNA)
kelompok kontrol. dan ribonucleic acid (RNA). Ini
Hasil uji statistik parametrik memberikan pola untuk mitosis sel dan
menggunakan Independent t-test enzim yang dibutuhkan dalam
menunjukan nilai rata-rata skor pada pembentukan jaringan.Peneliti
menganalisa kandungan protein albumin dengan menunjukan peningkatan kadar
pada ikan gabus yang tinggi diperlukan albumin serum.
tubuh dalam proses penyembuhan luka,
karena peningkatan albunim plasma KESIMPULAN
berpengaruh dalam anti body,
Berdasarkan hasil dan pembahasan dari
pembentukan sel-sel baru dan jaringan
penelitian pengaruh diet tinggi protein
granulasi yang terdiri dari magkrofak,
terhadap penyembuhan luka post operasi
fibroblas dan pembuluh darah. Hal ini
sectio sesarea di ruang nifas RSD Balung-
sependapat dengan Fadli (2010)
Jember. Pada tanggal 1 september- 16
kandungan ikan gabus 70% protein, 21%
desember 2014, dapat disimpulkan sebagai
albumin, asam amino, micronutrien zink,
berikut:
selenium dan iron. Menurut Supriyanta
1. Nilai rata-rata skor proses
(2010) Albumin merupakan protein
penyembuhan luka pada kelompok
terbanyak dalam plasma yang berperan
dalam proses penyembuhan penyakit dan intervensi adalah 7,73.
pemulihan setelah tindakan pembedahan
2. Nilai rata-rata skor proses
operasi.
penyembuhan luka pada kelompok
Kandungan asam amino esensial dan
kontrol adalah 8,80.
non esensial pada albumin ikan gabus
3. Ada pengaruh pemberian diet tinggi
memiliki kualitas yang jauh lebih baik dari
protein terhadap penyembuhan luka
pada albumin telur (Suprayitno, 2008).
pada pasien post operasi sectio sesarea
Lisin merupakan asam amino yang
di ruang nifas RSD Balung-Jember,
terkandung dalam albumin ikan gabus
dengan (p value = 0,03 < α).
yang berfungsi memperkuat sistem
SARAN
sirkulasi dan mempertahankan
1. Bagi pasien
pertumbuhan sel-sel baru. Hal ini menurut
Diharapkan responden lebih
peneliti transpot oksigen dan micro nutrisi
memperhatikan asupan makanan yang
seperti vit C, Zn, dan Fe berjalan optimal
bergizi untuk proses penyembuhan
ke area luka untuk metabolisme sel-sel
luka, terutama yang memiliki
baru. ini seperti penelitian yang dilakukan
kandungan protein tinggi, sehingga
Susetyowati (2006) pemberian ekstrak
dapat lebih cepat memperbaiki sel-sel
ikan gabus pada pasien luka operasi lebih
tubuh yang mengalami luka akibat
efektif dibandingkan pemberian putih telur
operasi salah satunya dengan Hacker, Neville. (2001).Esensial Obstetri
dan Ginekologi, edisi 2. Alih
mengkonsumsi ekstrak ikan gabus.
bahasa: Edinugroho, Jakarta
2. Tenaga kesehatan Achmad Djaeni. (2008). Ilmu Gizi untuk
Mahasiswa dan Profesi Jilid I.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat
Jakarta: Dian Rakyat
digunakan sebagai masukan bagi Hartono, (2000). Asuhan Nutrisi Rumah
Sakit, Diagnosis dan Konseling.
tenaga keperawatan untuk
Jakarta: EGC
menggunakan ikan gabus sebagai Supariasa, dkk. (2002). Penilaian Status
gizi. Buku Kedokteran. EGC.
terapi diet pada pasien post secsio
Jakarta
sesarea. Instalasi Gizi RSUD Dr. Saiful Anwar
Malang, (2012) Pedoman
3. Bagi peneliti selanjutnya
Pengkajian dan Perhitungan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat Kebutuhan Gizi, Edisi 2
Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik
dijadikan inspirasi bagi penelitian dan
Indonesia (PDGKI), (2008).
peneliti selanjutnya dapat lebih Pedoman Tata Laksana Gizi
Klinik, Jakarta: FKUI
menyempurnakan pembahasan dan
Karta Saputra,G. Drs.(2008) Ilmi Gizi:
melanjutkan penelitian ini sampai luka Korelasi Gizi Kesehatan dan
Produktivitas Kerja. Jakarta:
sembuh total.
EGC
DAFTAR PUSTAKA Books Operasi Caesar
http://wwwbooks.google.co.id/boo
Potter, P. A, Perry, A. G. (2006). Buku ks/about/operasi-caesar.htmi
Ajar Fundamental Keperawatan: diperoleh pada tanggal 4 juli 2014
Konsep, Proses, dan Praktik. Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan
Edisi 4. Jakarta: EGC. Metedologi Penelitian Ilmu
Arif, Mansjoer. (2000). Kapita Selekta Keperawatan Ed. 2. Jakarta:
Kedokteran, Edisi 3, FKUI, Salemba Medika
Jakarta: Medica Aesculpalus Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian
Cunningham, F. G. (2006). Obstetri Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:
Williams Jakarta: EGC PT Rineke Cipta
Morison. Moya J. (2003). Manajemen Sugiyono. (2008). Metode Penelitian
Luka. Jakarta: EGC Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Kasdu. D., (2005)., Operasi Caesar: Bandung: cv Alfabeta
Masalah dan Solusinya, Puspa Handayani, L. (2014).Statistik Inferensial.
Swara, Jakarta Jember: Fakultas Ilmu Kesehatan
Dewi. y. (2007). Operasi Caesar, Universitas Muhammadyah
Pengantar dari A sampai Z, EDSA. Jember
Mahkota, Jakarta Hidayat, A. A. (2003) Metode Penelitian
Daulat Hasiholan S. (2007) Manajemen Keperawatan dan Teknik Analisa
Sectio Cesarea Emergensi. Data. Jakarta: Salemba Medika
Medan: Universitas Sumatra Hastono, S. P. (2001) Analisa Data.
Utara Jakarta: Fakultas Kesehatan
Bobak, IM. Dkk. (2003) keperawatan Masyarakat Universitas
maternitas edisi 4. Jakarta: EGC Indonesia.
Setiadi. (2007) Konsep dan Penulisan
Riset Keperawatan. Yogyakarta:
Graha Ilmu
Saryono. (2008) Metodelogi Penelitian
Kesehatan Penuntun Praktis bagi
Pemula. Jogyakarta: Mitra
Cendikia

You might also like