You are on page 1of 14

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

DI KANTOR CAMAT JAILOLO KABUPATEN HALMAHERA BARAT

ALVONCE DOWONGI
FLORENCE DAICY LENGKONG
BURHANUDDIN KIYAI

ABSTRACT This research comes from problem that policy of public services in
particular related to implementation UU 25 nomor tahun 2009 about public services
has not impleminted by western halmahera district goverment specially in subdistrict
jailolo office. This cordition indicated that has not enough quantity and quality the
services employer of human resources office building, facilities and equipment for
backing up services has not enough.
7KLV UHVHDUFK XVHG TXDOLWDWLYH¶V DSSUR[LPDWLRQ ZLWK DSSOLFDWLRQ GHVFULSWion method.
Data and information gathered by the interview technics to is informan, and
completed with observation technic and dokumentation, then analyzed with
approximation interaktion-description technics.
There by, inferential that problem can impeded implementation public services in
subdistrict jailolo office has not enough quantity and quality of human ( employer )
public services. There fore, suggested a goverment of western halamhera need involve
services employer in exercise functional on the services sector and pay attention harge
of falility and infrastructure with equipment for backing up service, especially
reallocate building subdistrict office to representative location and to completing
facility with equipment for backing up services so as to recipient service receiver feel
FRQWHQWHG RQ WKH JLYHQ VHUYLFHV IURP VXEGLVWULFW MDLOROR¶V JRYHUPHQW

Keywords : Policy Implementation, public service

PENDAHULUAN pelayanan publik yang prima dalam


Pembukaan Undang-Undang rangka memenuhi kebutuhan dasar dan
Dasar 1945 mengamanatkan bahwa hak sipil setiap warga negara atas barang
tujuan didirikannya Negara Republik publik, jasa publik, dan pelayanan
Indonesia, antara lain adalah untuk administratif. Sehingga itu efektivitas
mewujudkan kesejahteraan umum dan suatu sistem pemerintahan sangat
mencerdaskan kehidupan bangsa. ditentukan oleh baik-buruknya
Pernyataan tersebut mengandung makna penyelenggaraan pelayanan publik.
Negara berkewajiban memenuhi Namun kondisi obyektif
kebutuhan setiap warga Negara melalui menunjukkan bahwa kinerja birokrasi
suatu sistem pemerintahan yang pelayanan publik masih jauh dari harapan
mendukung terciptanya penyelenggaraan masyarakat. Hasil penelitian Dwiyanto,
dkk (2002) di beberapa daerah di pelayanan publik cenderung
Indonesia menemukan bahwa kinerja mengabaikan aspirasi dan kepentingan
birokrasi pelayanan publik di daerah masyarakat. Selain itu, tingginya budaya
masih jauh dari yang diharapkan dilihat paternalistik telah ikut memperburuk
dari aspek akuntabilitas, responsivitas, sistem pelayanan publik melalui
efisiensi, dan orientasi pelayanan. Hal itu penempatan elit politik dan elit
menurut Dwiyanto dkk (2002) pemerintahan sebagai variabel yang
ditunjukkan oleh masih sering dominan dalam penyelenggaraan
diabaikannya kepentingan pengguna jasa pelayanan publik. Elit politik dan elit
dalam penyelenggaraan pelayanan pemerintahan, dan/atau yang dekat
publik; norma dan kriteria pelayanan dengan mereka, seringkali memperoleh
masih ditentukan oleh prosedur dan perlakuan istimewa dalam
juklak atau juknis; masih lemahnya penyelenggaraan pelayanan publik
kemampuan instansi pemerintah dalam (Dwiyanto dkk, 2002).
menanggapi keluhan masyarakat Di tingkat daerah, kondisi seperti
pengguna jasa; keseriusan menempatkan itu diperburuk lagi dengan intervensi
kualitas pelayanan sebagai sentral dari pemerintah pusat yang terlalu besar
perilaku birokrasi masih amat jauh kepada daerah. Hasil penelitian
sebagaimana terlihat dari kecenderungan Mardiasmo (2002) menemukan bahwa
energi yang dihabiskan instansi-instansi intervensi pemerintah pusat yang terlalu
pemerintah dalam menyelenggarakan besar di masa lalu telah menyebabkan
pelayanan publik masih amat terbatas. inisiatif dan prakarsa daerah cenderung
Buruknya pelayanan publik mati sehingga pemerintah daerah
tersebut sangat mudah dipahami seringkali menjadikan pemenuhan
mengingat birokrasi pemerintah saat itu peraturan sebagai tujuan, dan bukan
menjadi instrumen yang efektif bagi sebagai alat untuk meningkatkan
penguasa untuk mempertahankan pelayanan kepada masyarakat.
kekuasannya. Para pejabat lebih Sejak tahun 1999 bangsa
menempatkan dirinya sebagai penguasa Indonesia memasuki babak baru dalam
daripada pelayan masyarakatnya. penyelenggaraan otonomi daerah yang
Akibatnya, sikap dan perilaku aparatur ditandai dengan keluarnya UU Nomor 22
pemerintah dalam penyelenggaraan Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daearah, yang kemudian dalam pelayanan publik yang berkualitas sesuai
perkembangan selanjutnya diganti harapan masyarakat.
dengan Undang-Undang Nomor 32 Harus diakui bahwa pelayanan
Tahun 2004 sebagaimana telah beberapa publik yang dilaksanakan oleh
kali diubah terakhir dengan Undang- pemerintah pada era otonomi daerah
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang sekarang ini mengalami pembaharuan,
Perubahan Kedua atas UU Nomor 32 baik dari sisi paradigma maupun format
Tahun 2004 tentang Pemerintahan pelayanan seiring dengan meningkatnya
Daerah. tuntutan masyarakat dan perubahan di
Apabila dicermati, pada dasarnya dalam pemerintah itu sendiri. Meskipun
misi dan tujuan dari kebijakan otonomi demikian, bahwa pembaharuan dari
daerah yang diamanatkan dalam undang- kedua sisi tersebut belumlah memberikan
undang tersebut adalah : pertama, hasil yang memuaskan. Hal ini dapat
meningkatkan kualitas dan kuantitas dilihat dari masih banyaknya pengaduan
pelayanan publik dan kesejahteraan atau keluhan dari masyarakat tentang
masyarakat; kedua, menciptakan efisiensi penyelenggaraan pelayanan publik yang
dan efektivitas pengelolaan sumberdaya dilaksanakan oleh aparatur pemerintah
lokal/daerah untuk kepentingan dalam berbagai sektor pelayanan, seperi
peningkatan kesejahteraan masyarakat; menyangkut prosedur dan mekanisme
dan ketiga, untuk memberdayakan dan kerja pelayanan yang berbelit-belit, tidak
menciptakan ruang bagi masyarakat transparan, kurang informatif, kurang
untuk berpartisipasi dalam proses akomodatif, kurang konsisten, tidak
pemerintahan dan pembangunan adanya jaminan kepastian (hukum, biaya,
(Mardiasmo, 2002). dan waktu), serta masih banyak dijumpai
Implementasi kebijakan otonomi praktek pungutan liar serta tindakan-
daerah tersebut telah mendorong tindakan yang mengindikasikan
terjadinya perubahan struktural, penyimpangan dan KKN (Kep. Menpan
fungsional, dan kultural dalam tatanan No. 26 Tahun 2004). Undang-Undang
penyelenggaraan pemerintahan daerah, Nomor 25 Tahun 2009 Tentang
sehingga diharapkan dapat meningkatkan Pelayanan Publik juga menyatakan
kapabilitas dan efektivitas pemerintah bahwa dewasa ini penyelenggaraan
daerah dalam menyelenggarakan pelayanan publik masih diperhadapkan
pada kondisi yang belum sesuai dengan masyarakat dan penyelenggara dalam
kebutuhan dan perubahan di berbagai pelayanan publik. Tujuan undang-undang
bidang kehidupan bermasyarakat, pelayanan publik ini ialah : terwujudnya
berbangsa dan bernegara. Hal tersebut batasan dan hubungan yang jelas tentang
bisa disebabkan oleh ketidaksiapan untuk hak, tanggung jawab, kewajiban dan
menanggapi terjadinya transformasi nilai kewenangan seluruh pihak yang terkait
yang berdimensi luas serta dampak dengan penyelenggaraan pelayanan publik;
berbagai masalah pembangunan yang WHUZXMXGQ\D ³Implementasi kebijakan
kompleks. Sementara itu tatanan baru SHQ\HOHQJJDUDDQ SHOD\DQDQ SXEOLN´ \DQJ
masyarakat diperhadapkan pada harapan layak sesuai dengan asas-asas umum
dan tantangan global yang dipicu oleh pemerintahan dan korporasi yang baik;
kemajuan di bidang ilmu pengetahuan, terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan
informasi, komunikasi, transportasi, publik sesuai dengan peraturan perundang-
investasi dan perdagangan. Kondisi undangan; dan terwujudnya perlindungan
seperti ini perlu disikapi secara bijak dan kepastian hukum bagi masyarakat
melalui langkah-langkah kegiatan yang dalam penyelenggaraan pelayanan publik.
terus menerus dan berkesinambungan Penyelenggaraan pelayanan publik
dalam berbagai aspek pembangunan. berasaskan : kepentingan umum, kepastian
Untuk itu diperlukan konsepsi tentang hukum, kesamaan hak, keseimbangan hak
sistem pelayanan publik yang berisi nilai, dan kewajiban, keprofesionalan,
persepsi, dan acuan perilaku yang mampu partisipatif, persamaan perlakuan,
mewujudkan hak asasi manusia keterbukaan, akuntabilitas, fasilitas dan
sebagaimana yang diamanatkan oleh ketepatan waktu, serta
UUD 1945 dapat diterapkan sehingga kecepatan/kemudahan/dan keterjangkauan
masyarakat memperoleh pelayanan sesuai pelayanan.
dengan harapan dan cita-cita tujuan Undang-Undang Nomor 25 Tahun
nasional. 2009 juga secara tegas menyebutkan
Pada pasal 2 dan pasal 3 Undang- sistem penyelenggaraan pelayanan
Undang Nomor 25 Tahun 2009 disebutkan publik, seperti mengenai standar
bahwa undang-undang tentang pelayanan pelayanan; maklumat pelayanan;
publik dimaksudkan untuk memenuhi pengelolaan sistem informasi pelayanan;
kepastian hukum dalam hubungan antara pengelolaan sarana/prasarana dan fasilitas
pelayanan; biaya/tarif pelayanan; perilaku METODOLOGI PENELITIAN
pelaksana dalam pelayanan. A. Metode Yang Digunakan
Implementasi sistem penyelenggaraan Penelitian ini menggunakan
pelayanan publik tersebut diharapkan metode deskriptif-kualitatif. Soemanto
dapat meningkatkan kinerja instansi- (2005) mengemukakan, bahwa penelitian
instansi penyelenggra pelayanan publik, deskriptif-kualitatif berusaha
antara lain seperti pemerintah kecamatan. mendeskripsikan apa yang ada (bisa
Fenomena yang terjadi di kantor mengenai kondisi atau hubungan yang
Camat Jailolo Kabupaten Halmahera ada, pendapat yang sedang tumbuh,
Barat, dari hasil pengamatan yang proses yang sedang berlangsung, akibat
dilakukan masih terlihat banyak atau efek yang terjadi atau
kelemahan dalam implementasi kebijakan kecenderungan yang tengah
penyelenggaraan pelayanan publik. Hal berkembang). Dalam penelitian
itu ditunjukkan dengan beberapa hal deskriptif-kualitatif hanya menekankan,
seperti : persyaratan teknis dan tidak berhak mengontrol keadaan.
administratif pelayanan yang masih B. Fokus Penelitian dan Definisi
Konsep
memberatkan masyarakat, prosedur
Sesuai dengan rumusan masalah
pelayanan masih berbelit-belit, tidak
dan tujuan penelitian sebagaimana yang
adanya kepastian jadwal pelayanan dan
telah disebutkan di muka, maka yang
kepastian waktu penyelesaian pelayanan,
menjadi fokus penelitian ini adalah
kurang transparan mengenai rincian biaya
³LPSOHPHQWDVL NHELMDNDQ
pelayanan, kurangnya kedisiplinan dan
SHQ\HOHQJJDUDDQ SHOD\DQDQ SXEOLN´ SDGD
tanggung jawab petugas pelayanan dalam
pemerintah kecamatan Jailolo.
menyelesaikan pelayanan.
Implementasi kebijakan penyelenggaraan
Terdorong oleh beberapa
pelayanan publik didefinisikan sebagai
permasalahan serta pemikiran di atas,
pelaksanaan atau penerapan
penulis tertarik mengangkat judul
penyelenggaraan pelayanan publik
SHQHOLWLDQ³LPSOHPHQWDVL NHELMDNDQ
sebagaimana yang diamanatkan dalam
penyelenggaraan pelayanan publik di
undang-undang tentang pelayanan publik
kantor Camat Jailolo kabupaten
Nomor 25 Tahun 2009, yang meliputi :
Halmahera Barat.
standar pelayanan, maklumat pelayanan,
sistem informasi pelayanan publik,
pengelolaan sarana prasarana dan fasilitas Camat Jailolo), tokoh masyarakat dan
pelayanan publik, biaya/tarif pelayanan masyarakat. Pegawai kantor Camat
publik, dan perilaku pelaksana dalam Jailolo sebanyak 4 orang yang
pelayanan. Indikator keberhasilan mempunyai tugas dalam mengurus
implementasi kebijakan penyelenggaraan pelayanan publik, tokoh masyarakat
pelayanan publik tersebut dilihat dari sebanyak 4 orang dan masyarakat
empat faktor seperti yang dikemukakan sebanyak 7 orang. Dengan demikian
dalam model implementasi kebijakan dari maka jumlah informan semuanya
Edward III yaitu : (1) komunikasi, yaitu sebanyak 15 orang.
komunikasi antara pemerintah kecamatan D. Instrumen dan Teknik
Pengumpulan Data
dengan masyarakat; (2) sumberdaya,
Instrumen dan teknik
yaitu ketersediaan sumberdaya manusia
pengumpulan data yang digunakan dalam
dan sumberdaya financial yang memadai;
penelitian ini adalah sebagai berikut :
(3) disposisi, yaitu sikap dari para
Wawancara; digunakan untuk
pelaksana (pegawai) seperti kejujuran,
mengumpulkan data primer, yaitu dengan
komitmen, dan tingkat demokratis; dan
cara melakukan dialog langsung dengan
(4) struktur birokrasi, yaitu ketersediaan
para informan dengan menggunakan
SOP yang mudah dipahami, dan struktur
pedoman wawancara yang telah
organisasi yang didesain secara ringkas
dipersiapkan terlebih dahulu; Observasi;
dan fleksibel.
yaitu melakukan pengamatan secara
C. Jenis Data dan Sumber Data
langsung peristiwa yang berkaitan
(Informan)
Jenis data yang dikumpulkan dengan obyek/variabel/fokus yang
untuk dianalisis dalam penelitian ini ialah diteliti, guna melengkapi data primer
data primer atau data yang bersumber hasil wawancara; Studi dokumentasi;
langsung dari informan/responden yang yaitu melakukan mengumpulkan data
ditentukan. Selain itu juga dikumpulkan sekunder sebagai pendukung data primer;
data sekunder yang bersumber dari Teknik pengumpulan data ini dilakukan
dokumen-dokumen tertulis, yang dengan menghimpun dan menelaah data
berfungsi sebagai pelengkap data primer. yang telah tersedia di kantor Camat
Sumber data atau informan pada Jailolo yang berkaitan dengan obyek
penelitian ini adalah para aparatur yang diteliti.
pemerintah kecamatan (pegawai kantor
E. Teknik Analisis Data 1. Aspek komunikasi, dari 15 (lima
Teknik analisis data yang belas) informan, 14 informan
digunakan adalah deskriptif-kualitatif, berpendapat bahwa komunikasi yang
dengan prosedur atau langkah-langkah dilakukan dalam pelayanan sudah
sebagai berikut (Arikunto, 2002) : memadai di mana setiap isi
Penilaian data, Analisis dan interpretasi kebijakan, tujuan dan sasaran
data, Penyimpulan terhadap hasil analisis pelayanan yang akan di
dan interpretasi data. implementasikan oleh pimpinan
HASIL PENELITIAN DAN selalu mengkomunikasikan terlebih
PEMBAHASAN
dahulu kepada pelaksana kebijakan,
A. Deskripsi Hasil Wawancara
bahkan pelaksana kebijakan
Sebagaiman telah di kemukakan
pelayanan selalu memberikan
dalam Undang±Undang No. 25 Tahun
sosialisasi atau penjelasan tentang
2009 tentang pelayanan publik dan untuk
bentuk program serta tujuan dan
mengungkapkan bagaimana Implemntasi
sasaran program pelayanan kepada
Kebijakan penyelenggaraan pelayanan
kelompok sasaran yakni masyarakat.
publik di kecamatan Jailolo Kabupaten
Namun masalah yang dihadapi oleh
Halmahera Barat, maka telah dilakukan
para pelaksanan yaitu tampaknya
wawancara dengan para informan yaitu
masalah implementasi undang-
pegawai yang berwenang dalam bidang
undang Nomor 25 Tahun 2009
pelayanan publik serta masyarakat
tentang pelayanan publik belum
setempat, baik sebagai tokoh masyarakat
dilaksanakan sepenuhnya, seperti
maupun sebagai penerima jasa layanan.
masalah waktu dalam memberikan
Hasil penelitian yang dilakukan
pelayanan kepada masyarakat yang
melalui wawancara dengan informan
terlalu memakan waktu berjam-jam,
sebanyak 15 orang, terdiri dari pegawai
kemudian masalah nepotisme di
pemerintah kecamatan Jailolo Kabupaten
mana para aparat pelaksana masih
Halmahera Barat 4 orang, tokoh
cendrung mendahulukan keluarga
masyarakat 4 orang dan masyarakat
mereka.
penerima jasa layanan sebanyak 7 orang
2. Aspek sumberdaya, 15 informan
dengan deskripsi hasil wawancara
berkomentar yang sama bahwa
sebagai berikut :
ketersediaan sumberdaya yang
diperlukan dalam kerjanya sudah jelas. Namun ada
mengimplementasikan kebijakan beberapa informan yang
pelayanan publik di kantor berpendapat bahwa sistem yang
kecamatan Jailolo Kabupaten berbelit-belit (alur pelayanan) dan
Halmahera Barat masih kurang memakan waktu berjam-jam,
memadai. Disebabkan kebanyakan meskipun dapat dipahami oleh
jumlah tenaga pegawai, walaupun masyarakat penerima pelayanan.
telah berpendidikan formal yang
B. Pembahasan
cukup memadai, namun disisi Hasil pengumpulan data sesuai
ketrampilan/keahlian dibidang indikator-indikator implementasi
tugasnuya, tampaknya belum kebijakan pelayanan kepada
memadai. Sementara sarana dan masyarakat di Kantor Camat Jailolo
prasarana pendukung lainnya juga Kabupaten Halmahera Barat yakni
belum memadai. Komunikasi, Sumber daya, Disposisi
3. Aspek disposisi, yakni 15 informan dan Struktur Organisasi. Berikut ini
berpendapatan yang sama bahwa hasil penelitian dengan menyesuaikan
sikap yang diperlihatkan oleh dari beberapa teori yang bersangkutan
implementor program dengan indikator penelitian ini, yakni :
(pegawai/petugas), seperti komitmen 1. Komunikasi
dalam memberikan pelayanan
Istilah komunikasi diambil dari
dengan sebaik-baiknya, kejujuran
perkataan bahasa Inggris, yaitu
dalam memberikan pelayanan
communication. Istilah ini bersumber dari
kepada masyarakat dengan sejujur-
EDKDVD ODWLQ ´FRPPXQLV´ DUWLQ\D
jujurnya, dan bersemangat dalam
pemberitahuan, pemberian bagian (dalam
pengabdian kepada masyarakat
sesuatu) di mana saja pembicara
sudah memadai.
mengharapkan pertimbangan atau
4. Aspek struktur Organisasi, 15
jawaban dari pendengarnya, ikut
informan berpendapat yang sama
mengambil bagian bersama-sama. Kata
juga bahwa struktur organisasi
kerjanya communicare artinya
pelaksana pelayanan dan
bermusyawarah, berunding atau
mekanisme pelayanan sudah
berdialog. Jadi, komunikasi adalah proses
memadai, karena pembagian
penyampaian pesan oleh seseorang
kepada orang lain untuk memberitahu, pemerintah kecamatan Jailolo Kabupaten
mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, Halmahera Barat tentang
baik secara lisan (langsung) ataupun tidak penyelenggaraan pelayanan publik sudah
langsung melalui media (Effendy, 2010). memadai. Camat selaku pemimpin di
Komunikasi organisasi kecamatan tersebut sudah
(organization communication) yaitu mengkomunikasikan setiap isi kebijakan,
pengiriman dan penerimaan berbagai tujuan dan sasaran dalam
pesan organisasi di dalam kelompok mengimplementasikan kebijakan yang
formal maupun informal dari suatu dibuat kepada pelaksana kebijakan dalam
organisasi (Wiryanto, 2005 dalam hal ini para pegawai, sehingga pelaksana
Effendy, 2010). pelayanan juga menyampaikan kepada
Komunikasi dalam oraganisasi kelompok sasaran yakni masyarakat
sangat penting, karena tanpa komunikasi penerima jasa layanan. Hal ini dilakukan
organisasi tidak dapat agar masyarakat mengetahui alur atau
mengimplementasikan sesuatu yang mekanisme dalam mengurus kepentingan
menjadi tujuan dan sasaran suatu mereka dikantor kecamatan Jailolo
organisasi, sebab Komunikasi Kabupaten Halmahera Barat. Akan tetapi
berlangsung apabila terjadi kesamaan dalam mengimplementasikan undang-
makna dalam pesan yang diterima oleh undang nomor 25 tahun 2009 tentang
komunikan, dengan kata lain komunikasi sistem penyelenggaraan pelayanan publik
adalah proses pembuat pesan yang belum sepenuhnya di implementasikan.
sejalan bagi komunikator dan komunikan. 2. Sumberdaya
Komunikasi yang dimaksud Sumber Daya, Edward III
dalam penelitian ini, yaitu promosi memberi ruang lingkup untuk sumber
ataupun penerangan/penjelasan tentang daya, merupakan kemampuan
jenis/bentuk program serta tujuan dan implementor baik tingkat pendidikkan,
sasaran program pelayanan publik tingkat pemahaman terhadap tujuan dan
pemerintah kecamtan Jailolo kabupaten sasaran serta aplikasi detail program,
halmahera Barat. kemampuan menyampaikan program dan
Dengan menganalisis hasil mengarakan, ketersediaan dana yakni
wawancara sesuai teori bahwa berapa dana yang akan dialokasikan dan
komunikasi yang dilakukan oleh prediksi kekuatan dana dan besarnya
biaya untuk implementasi sumberdaya finansial (dana/anggaran),
program/kebijakan. fasilitas dan peralatan pendukung lainnya
Sumber Daya merupakan unsur yang tersedia di kantor kecamatan Jailolo
lingkungan hidup yang terdiri atas Kabupaten Halmahera Barat.
sumber daya manusia, sumber daya alam Dalam hasil wawancara di
hayati, sumber daya alam nonhayati, dan kecamatan Jailolo Kabupaten Halmahera
sumber daya buatan (Undang-undang Barat menunjukan bahwa sumberdaya
Republik Indonesia Nomor 4 Tahun manusia dalam hal ini pegawainya belum
1982). Dengan demikian, semua sumber optimal karena belum sesuai dengan
daya baik manusia, materi maupun energi kebijakan yang ditetapkan di kantor
yang secara nyata dan potensial dapat Kecamatan Jailolo. Hal ini disebabkan
digunakan untuk meningkatkan tingkat pendidikan para pegawainya
kesejahteraan manusia disebut sumber masih rendah, sumberdaya finansial dan
daya (Manan, 1978). fasilitas dan peralatan lainnya juga belum
Dengan demikian walaupun isi cukup memadai dalam mendukung
kebijakan sudah dikomunikasikan secara aktivitas pelayanan kepada masyarakat.
jelas dan konsisten, tetapi apabila 3. Disposisi
implementor maupun pelaksana Menurut Edward III menyatakan
kebijakan kekurangan sumberdaya untuk bahwa ruang lingkup disposisi yaitu
melaksanakannya, maka karakter pelaksana yakni tingkat
implementasinya tidak akan berjalan komitmen dan kejujuran dapat diukur
secara efektif. Sumber daya tersebut dengan tingkat konsistensi antara
dapat berwujud sumberdaya manusia pelaksana kebijakan dengan kebijakan
(pegawai), maupun sarana dan prasarana, yang telah ditetapkan, semakin sesuai
kompetensi implementor dan sumber dengan guiddeline semakin tinggi
daya financial, maka dapat disimpulkan komitmennya. Tingkat demokratis
bahwa sumberdaya yang dimaksud dapat diukur dengan intensitas
adalah ketersediaan dan tingkat pelaksana melakukan proses sharing
memadainya sumberdaya yang dengan kelompok sasaran, mencari
diperlukan dalam implementasi program, solusi dari masalah yang dihadapi dan
seperti : sumberdaya manusia melakukan diskresi yang berbeda
(pegawai/petugas pelayanan),
dengan guiddeline guna mencapai mencakup dua hal penting pertama
tujuan dan sasaran program. adalah mekanisme, dan struktur
Disposisi Merupakan watak dan organisasi pelaksana sendiri. Mekanisme
karakteristik yang dimiliki oleh implementasi program biasanya sudah
implementor, bahkan pelaksana ditetapkan melalui standar operating
kebijakan seperti komitmen, kejujuran, procedur (SOP) yang dicantumkan dalam
dan sifat demokratis dalam guiddeline program/kebijakan.
mengimplementasikan kebijakan Menurut Stoner dalam Thoha
pelayanan kesehatan masyarakat. Dengan (2002) Organisasi adalah suatu pola
demikian dapat disimpulkan bahwa hubungan-hubungan yang melalui mana
disposisi yaitu karakteristik yang orang-orang di bawah pengarahan
menempel kepada implementor, manajer mengejar tujuan bersama.
(pegawai/petugas) seperti: komitmen Menurut Thoha (2002), Organisasi adalah
dalam memberikan pelayanan dengan bentuk setiap perserikatan manusia untuk
sebaik-baiknya, kejujuran, semangat mencapai tujuan bersama.
pengabdian. Organisasi Menurut Chester I.
Senada dengan teori diatas Bernard (Harmon and Mayer, 1986),
dengan hasil penelitian menunjukan merupakan suatu sistem aktivitas
bahwa camat dan pegawaai kecamatan kerjasama yang dilakukan oleh dua orang
Jailolo kabupaten Halmahera Barat, atau lebih. Struktur organisasi merupakan
sudah memiliki komitmen yang tinggi, susunan tugas dan fungsi yang membagi
sifat kejujuran dan semangat pengabdian habis kepada personil dalam organisasi
yang tinggi dalam mengimplementasikan guna mengimplementasikan kebijakan
kebijakan penyelenggaraan pelayanan penyelenggaraan pelayanan publik.
publik, serta memiliki sifat demokrati Dengan demikian dapat
dalam memberikan pelayanan kepada disimpulkan bahwa struktur organisasi
masyarakat. yang dimaksud adalah struktur organisasi
4. Struktur Organisasi pelaksana pelayanan dan
Struktur Organisasi, Edward III mekanisme/prosedur pelayanan yang
menjelaskan bahwa struktur organisasi jelas, sistimatis, tidak berbelit-belit,
menjadi penting dalam implementasi mudah dipahami oleh masyarakat
kebijakan. Aspek struktur birokrasi ini penerima pelayanan.
Hasil wawancara yang dilakukan Kondisi ini memperlambat waktu
di Kantor Kecamatan Jailolo Kabupaten pelayanan kepada masyarakat.
Halmahera Barat sesuai dengan observasi 2. Bahwa telah teridentifikasi 2 (dua)
bahwa pemerintah kecamatan Jailolo faktor yang menjadi penghambat
memiliki aturan yang jelas atau aturan penyelenggaraan pelayanan publik
operasional/prosedur kerja (SOP) yang oleh pemerintah Kecamatan Jailolo,
jelas dalam mengatur tugas/fungsi dari yaitu kualitas sumberdaya aparatur
masing-masing orang/jabatan yang ada dan sarana/prasaran, peralatan dan
dalam melaksanakan pokok-pokok fasilitas pendukung pelayanan.
kebijakan khususnya di seksi pelayanan B. Saran-saran
umum. Berdasarkan kesimpulan
penelitian ini, maka dapat
KESIMPULAN DAN SARAN
direkomendasikan secara umum Saran
A. Kesimpulan
untuk Pemerintah kecamatan Jailolo
Berdasarkan hasil analisis data,
Kabupaten Halmahera Barat yaitu
maka dapat disimpulkan hasil penelitian
sebagai berikut :
ini dengan mengacu pada rumusan
1. Diharapkan dikecamatan Jailolo
masalah dan tujuan penelitian, sebagai
Kabupaten Halmahera Barat dapat
berikut :
mengimplementasikan UU. 25
1. Bahwa Implementasi kebijakan
Tahun 2009 tentang system
penyelenggaraan pelayanan publik di
penyelenggaraan pelayanan publik
kantor Kecamatan Jailolo Kabupaten
akan tetapi tetap mempertahankan
Halmahera Barat yang diamati dari
citra baiknya dalam pelayanan lewat
empat aspek atau indikator, pada
komunikasi yang telah di bangun
prinsipnya telah berjalan dengan
oleh implementor, pelaksana
baik, kecuali aspek sumber daya
pelayanan bahkan terhadap penerima
untuk implementasi, yaitu : masih
pelayanan yakni masyarakat, agar
belum memadainya jumlah dan mutu
pelayanan lebih di tingkatan lagi dan
sumber daya aparatur/petugas
pokok-pokok kebijakan yang sudah
pelaksana pelayanan dan belum
dibuat dapat dijalankan dengan baik.
memadainya pula sarana/prasarana
2. Diharapkan Pemerintah dapat
dan peralatan serta fasilitas
meningkatan manajemen pelayanan
pendukung pelayanan lainya.
kepada masyarakat yakni penyediaan Yogyakarta, Pusat Studi
Sumber Daya Manusia (SDM) dalam Kependudukan dan Kebijakan
hal ini para pegawai bahkan UGM.
menambah fasilitas yang dibutuhkan Effendy, O.U., 2010, Human Relations
guna menunjang pelayanan yang Dan Publik Relations, Bandung;
diberikan. Mandar Maju.
3. Pemerintah harus mempertahankan Harmon M. Michael and Mayer Richard
karakter yang telah dipupuk bersama T., 1986. Organization Theory For
dalam mengimplementasikan Public Administration. Toronto :
kebijakan penyelenggaraan Little Brown and Company.
pelayanan publik agar tetap memberi Mardiasmo, 2002, Otonomi dan
citra pelayanan yang baik dan penuh Manajemen Keuangan Daerah,
pengabdian yang tinggi terhadap Yogyakarta, PT. ANDI Offset.
pelayanan. Notoatmodjo Soekidjo, 1992,
4. Kecamatan Jailolo Kabupaten Pengembangan Sumber Daya
Halmahera Barat harus Manusia, Jakarta : Rineka Cipta
mempertahankan Struktur birokrasi Soemanto, 2005, Metode-Metode
dalam pelayanan namun Penelitian, Jakarta, Gramedia
melihat/meninjau kembali Pustaka Utama.
mekanisme/prosedur pelayanan agar Thoha, Miftah, 2002, Perilaku
lebih sistematis, tidak di anggap 2UJDQLVDVL ³.RQVHS 'DVDU GDQ
berbelit-belit, dan dipahami oleh $SOLNDVL´ PT RajaGrafindo
masyarakat sebagai penerima Persada,Jakarta.
pelayanan . Dokumen :
DAFTAR PUSTAKA Undang-Undang Republik Indonesia
Arikunto, S. 2002, Prosedur Penelitian, Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Jakarta, Rineka Cipta. Pemerintahan Daerah.
Dunn, W. N. , 2001, Pengantar Analisis Undang-Undang Republik Indonesia
Kebijakan Publik, Yogyakarta : Nomor 12 Tahun 2008 tentang
UGM Press. Perubahan Kedua Atas Undang-
Dwiyanto, A. dkk, 2002, Reformasi Undang Nomor 32 Tahun 2004
Birokrasi Publik di Indonesia, tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Republik Indonesia Penyusunan Inteks Kepuasan
Nomor 25 Tahun 2009 tentang Masyarakat Unit Pelayanan Instansi
Pelayanan Publik. Pemerintah.
Keputusan Menteri Pendayagunaan Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 63 Tahun Aparatur Negara Nomor 26 Tahun
2003 tentang Pedoman Umum 2004 tentang Petunjuk Teknis
Pelayanan Publik. Transparansi dan Akuntabilitas
Keputusan Menteri Pendayagunaan Dalam Penyelenggaraan Pelayanan
Aparatur Negara Nomor 25 Tahun Publik.
2004 tentang Pedoman Umum

You might also like