Professional Documents
Culture Documents
ARTIKEL
Tila Fitri
12070101
Oleh :
ABSTRACT
Mechanization is the use of tools or modern machinery which can deduct the time of
work or the amount of worker compared to traditional agriculture system that uses a lot of workers
and spend a long time to complete the work in the agricultural. Jorong Sukomenanti already doing
agricultural mechanization of corn that uses Trans planter tools and comsheller machines that help
people of Jorong Sukamenanti in corn farming system. The purpose of this study is to describe the
process of mechanization in agricultural of corn and impact of mechanization in corn farming to
the farmers.
To explain the problem, this study uses the theory of social change by William F. Ogburn
that technology is a mechanism that encourages humans change forever will make serious effort to
maintain and adapt to nature which is regularly updated by the technology. The research approach
is qualitative descriptive type. The technique of taking informants is done by using purposive
sampling which consists of 23 informants. The technique of data collection is done by in-depth
interviews method, observation, and documents study. The unit of analysis is indivually with the
analysis of Milles and Huberman which consist of the steps of data collection, data reduction, data
presentation, and conclusion.
Based on the results of this study, it can be concluded that the impact of agricultural
mechanization of corn to the farmers that the process of work the farmers starting from land
preparation, corn planting, provide fertilizer, and until to harvest the corn. The first usage of
comsheller maize farming was in 2004, this machine also called corn sheller that the price of one
machine comsheller is Rp 15,000,000 and in 2013, corn planter tools or appliance trans planter
which the price is Rp 4,000,000 to Rp 5,000,000, which help farmers in planting the corn.
The impact of agricultural mechanization of con toward the farmers are; (1). The
production costs are relatively low when using a trans planter if the land area of 1 ha and seed 6
Kg, the cost incurred is Rp 180,000, while the manual costs is Rp 220,000 per day, while using the
machine comsheller the cost is Rp 200 per Kg while with manual Rp 1000 per liter, (2). It takes a
short time when using the machine trans planter only need 4 hours for 1 ha, while the manual time
it takes 6 hours for 1 ha and the work is done by four people, while using comsheller takes 4 hours
for 1 ton if it manually, it could be 4 or 5 days, (3). Reduction the number of the workers, usually
the farm was done by them but now it uses tools or machine, (4). Change the mindset that caused
the unwell relationship due to the decline in employment caused by agricultural mechanization
corn.
1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat
2
Pembimbing I, Staf Pengajar Program Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat
3
Pembimbing II, Staf Pengajar Program Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat
2
ABSTRAK
TILA FITRI (12070101), Dampak Mekanisasi Pertanian Jagung Terhadap Petani di Jorong
Sukomananti Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat, Skripsi, Program Studi
Pendidikan Sosiologi, STKIP PGRI Sumatera Barat, 2016
Mekanisasi adalah penggunaan alat atau mesin modern dapat mempermudah waktu
ataupun mengurangi jumlah tenaga kerja dibandingkan dengan sistem pertanian tradisional yang
menggunakan banyak tenaga kerja dan menghabiskan waktu yang lama untuk menyelesaikan
pekerjaan pertanian. Jorong Sukomananti Kabupaten Pasaman Barat Adalah Penghasil jagung
terbesar yag ada di Sumatera Barat. Jorong Sukomananti sudah melakukan mekanisasi pertanian
jagung yaitu menggunakan alat trans plenter dan mesin comsheller yang membantu masyarakat
Jorong Sukomananti dalam sistem pertanian jagung. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan
proses mekanisasi dalam pertanian jagung dan dampak mekanisasi pertanian jagung terhadap
petani.
Untuk menjelaskan permasalahan penelitian ini mengunakan teori perubahan sosial oleh
William F. Ogburn bahwa teknologi merupakan mekanisme yang mendorong perubahan manusia
selamanya akan berupaya memelihara dan menyesuaikan diri dengan alam yang senantiasa
diperbahrui oleh teknologi. Pendekatan penelitian adalah kualitatif dengan tipe penelitian
deskriptif. Teknik pengambilan informan yang dilakukan dengan cara menggunakan purposive
dengan jumlah informan 23 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode
wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumen. Unit analisis yaitu individu dengan analisis
data Milles & Huberman yang terdiri dari tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data,
penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dampak mekanisasi pertanian
jagung terhadap petani bahwa proses kerja petani jagung yaitu mulai dari pengolahan lahan,
penanaman jagung, memberikan pupuk dan hingga panen jagung. Proses muncul pertanian jagung
menggunakan comsheller pada tahun 2004 atau yang disebut pemipil jagung yang harga satu buah
mesin comsheller adalah Rp 15.000.0000 dan pada tahun 2013 alat penanam jagung atau alat trans
plenter yang harganya adalah Rp 4.000.000 sampai 5.000.000 yang membantu petani dalam proses
penanaman jagung.
Dampak mekanisasi pertanian jagung terhadap petani adalah (1). Biaya produksi relatif
rendah kalau menggunakan alat trans plenter jika luas lahan 1 ha dan bibit jagung 6 kg maka biaya
yang dikeluarkan Rp 180.000 sedangkan dengan manual biaya yang dikeluarkan adalah Rp.
220.000 perhari, sedangkan menggunakan mesin comsheller biaya yang dikeluarkan adalah Rp
200 perkg sedangkan dengan manual Rp 1000 perliter, (2) waktu yang dibutuhkan sedikit kalau
menggunakan trans plenter 4 jam 1 ha, sedangkan manual waktu yang dibutuh kan 6 jam 1 ha dan
pekerjanya adalah 4 orang, sedangkan menggunakan comsheller 4 jam 1 ton kalau manual bisa 4
atau 5 hari, (3) pengurangan jumlah tenaga kerja yang biasanya buruh tani mengerjakanya
sekarang menggunakan alat atau mesin, (4) perubahan pola pikir yang menyebabkan hubungan
menjadi kurang baik akibat pengurangan pekerjaan yang terjadi akibat mekanisasi pertanian
jagung).
agraris, karena sebagian besar dari rakyat mempercepat proses pengolahan produksi
Indonesia adalah rakyat petani sejak pertanian. Modernisasi pertanian yang
berabad-abad lamanya, maka tidak bertujuan untuk mengubah sektor pertanian
mengherankan bahwa cara berfikir yang tradisional menjadi sektor pertanian modern
paling asli itu adalah seperti cara berpikir yang mampu meningkatkan produksi sektor
petani (Sajogyo,1991:19). Cara berfikir pertanian, merupakan paradigma yang
petani ini, dimana masyarakat dari dulu menjadi rujukan bagi semua pemerintah di
sampai sekarang banyak yang hidup dari negara-negara yang sedang berkembang
sektor pertanian, dari pada sektor yang dalam membangun sektor pertanian mereka.
lainya karena di dalam pemikiran mereka Modernisasi pertanian harus mampu menjadi
bertani lebih menguntungkan dari pada penyelamat petani. Kebiasaan mengolah
sektor yang lain. lahan pertanian dengan mengunakan banyak
Sektor pertanian berpengaruh bagi tenaga dan waktu dengan sedikit hasil
pertumbuhan perekonomian Indonesia, semakin menyulitkan peningkatan ekonomi
terutama pada wilayah-wilayah di pedesaan. dan kesejahteraan petani sehingga
Sektor petanian juga memegang peranan dibutuhkan bantuan alat-alat yang lebih
penting dalam penyedian pangan, dan hasil mampu menunjang efektivitas dan efisiensi
produksi sebagian besar penggunaaan lahan dalam pertanian.
diwilayah Indonesia diperuntukan sebagai
lahan pertanian dan hampir 50 % dari total Produksi jagung di Kabupaten
angkatan kerja masih mengguntungkan Pasaman Barat menggunakan mekanisasi.
nasibnya di sektor pertanian (Husodo, 2009 : Mekanisasi pertanian merupakan salah satu
7). Dalam kenyataannya kebanyakan desa cara untuk mengolah lahan dan penggantian
termasuk desa-desa di Indonesia memang tenaga kerja manusia dalam rangka
merupakan daerah pertanian. Maka dapat meningkatkan produktivitas usaha tani.
dipahami bahwa pengertian yang lebih Penggunaan alat atau mesin modern dapat
mendalam mengenai dinamika kehidupan mempermudah waktu ataupun mengurangi
masyarakat desa seringkali baru didapat jumlah tenaga kerja dibandingkan dengan
lewat pemahaman terhadap dinamika sistem pertanian tradisional yang
kehidupan sektor pertanian ini, perubahan menggunakan banyak tenaga kerja dan
serta perkembangan apa yang terjadi pada menghabiskan waktu yang lama untuk
sektor pertanian (Rahardjo, 1999 : 217). menyelesaikan pekerjaan pertanian (Ayu
Aspek ekonomi telah menjadi dalam Nurmala, 2012: 119).
kekuatan yang sangat besar pengaruhnya Mekanisasi pertanian diartikan
dalam proses perubahan yang terjadi di desa- sebagai pengenalan dan penggunaan dari
desa, proses komersialisasi, khususnya di setiap bantuan yang bersifat mekanis untuk
kalangan masyarakat desa. Petani yang melangsungkan operasi pertanian. Secara
memiliki lahan pertanian yang luas serta umum mekanisasi pertanian dapat juga
cadangan modal yang kuat dapat diartikan sebagai penarapan ilmu teknik
mengadopsikan modernisasi dan untuk menggunakan, mengorganisasi, dan
komersialisasi pertanian. Namun, petani mengendalikan operasi di dalam produksi
yang hanya memiliki lahan pertanian yang pertanian. Alat pertanian yang sedang
sempit atau bahkan tidak memilikinya jusru diterapkan adalah alat penanam jagung dan
mengalami kemerosotan hidup. Sebab, mesin leser jagung atau comseller.
komersialisasi dari modernisasi pertanian Comseheller adalah menggunakan tenaga
menyebabkan retaknya tradisi berserta mesin yang berfungsi untuk memisahkan
kerukunan-kerukuanan (kolektivitas) yang jagung dari tongkol jagung dan
terlekat pada tradisi itu. Akibatnya menghasilkan butiran-butiran jagung. Alat
komersialisasi dan modernisasi sering penanam jagung atau disebut dengan trans
menjadi sebab terjadinya kesenjangan atau plenter yang memiliki kemampuan untuk
polarisasi sosial ekonomi di antara sesama menanam jagung dengan cepat yang
warga petani (Rahardjo, 1999 : 190). mempermudah dalam proses penanaman
Memasuki era teknologi tinggi, jagung.
penggunaan alat-alat pertanian dengan
mesin-mesin modern membantu METODE PENELITIAN
4
2. Waktu Yang Dibutuhkan Sedikit yang digunakan lebih sedikit dan membantu
petani dalam memmudah dalam produksi
menggunakan alat trans plenter waktu jagung.
yang digunakan lebih sedikit dari pada SARAN
menggunakan tenaga manusia. Adapun saran yang dapat penulis
Menggunakan alat trans plenter hanya 1 berikan sehubungan dengan penelitian yang
orang mengerjakanya dan waktu yang dilakukan di Jorong Sukomananti Kabupaten
dibutuhkan adalah 4 jam berbeda dengan Pasaman Barat tentang dampak mekanisasi
tenaga manusia (manual) yang dikerjakan pertanian jagung terhadap social ekonomi
oleh 4 orang yang 1 orang melubangi lahan petani adapun saran penulis adalah:
dengan kayu yang sudah diruncing dan 3 1. Bagi Pemerintah
orang buruh tani perempuan untuk Pemerintah perlu memberikan
memasuki lubang lahan waktu yang pelatihan keterampilan untuk
digunakan oleh buruh tani adalah 6 jam atau menggunakan mesin dan alat
bisa sampai sore tergantung orang seperti membuat empeng jagung
melubangi lahan cepat atau tidaknya dalam agar menghasilkan untuk
berkerja. menambah kebutuhan.Dan
pemerintah perlu memberikan
menggunakan mesin waktu yang bantuan modal untuk mendirikan
dibutuhkan waktu empat jam satu ton usaha-usaha seperti industri kecil
dengan jumlah pekerja tiga orang. Manual rumah tangga kepada petani .
waktu mengerjakan perhari satu ton lebih 2. Bagi petani
kurang lima hari tergantung banyak orang Bagi petani diharapkan mengikuti
yang mengerjakanya. pelatihan-pelatihan untuk
meningkatkan kreatifitas mereka
KESIMPULAN DAN SARAN diluar sebagai petani jagung
KESIMPULAN .Sebaiknya petani jagung tidak
hanya tergantung pada hasil
Proses muncul Mekanisasi pekerjaan pertanian, tetapi dengan
pertanian jagung yaitu menggunakan mesin mencari penghasilan atau pekerjaan
comsheller yaitu alat pemipil jagung yang sampingan atau pekerjaan
menggunakan bahan bakar minyak dan alternatif, Seperti berternak.
proses penanaman jagung menggunakan alat 3. Saran untuk meneliti selanjutnya
penanam jagung yang disebut transplenter. dapat meneliti renggangnya
Adapun dampak petani petani jagung adalah hubungan antara sesama buruh tani
sebagai berikut: 1) biaya produksi relative akibat mekanisasi.
lebih rendah dibandingkan tenaga manusia,
dimana dengan biaya menggunakan trans DAFTAR PUSTAKA
planter 1 kg Rp 30.000 sedangkan Afrizal.2014. Metode Penelitian Kualitatif.
menggunakan tenaga manusia satu hari Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
diupah Rp. 70.000 untuk melubangi lahan Bungin, Burhan. 2007. Penelitian
dan untuk memasukkan bibit jagung adalah Kualitatif.Jakarta: Prenata Media
Rp. 50.000 perhari. 2). Waktu yang Group.
dibutuhkan sedikit dengan dibandingkan 2011. Penelitian Kualitatif
dengan tenaga manusia kalau menggunakan Komunikasi, Kebijakan Publik, dan
tenaga manusia proses pekerjan sampai sore Ilmu Sosial. Jakarta: Kencana.
dari jam 08.00 wib sampai 16.00 wib dan Geerrz ,Clifford.1972.Involusi Pertanian.
menggunakan mesin atau alat hanya Jakarta.Bhratara K.A
perhitungkan jam 3) pengurang jumlah Husodo Siswono, Yudo.2004. Pertanian
tenaga akibat teknologi mengakibatkan mata Mandiri. Jakarta : Bumi Aksara.
pencarian masyarakat di Jorong Lufri .2007. Kiat Memahami dan Melakukan
Sukomananti dialihkan oleh teknologi yang Penelitian. Padang: UNP Press.
mengakibatkan pengangguran. Dampak Martono, Nanang. 2011.Metodologi
teknologi bagi petani jagung sangat Penelitian Kuantitatif, Nanalisis Isi
membantu petani dalam proses pertanian dan Analisis Data Sekunder.
jagung, biaya yang lebih sedikit dan waktu Jakarta: Rajawali Press.
7