You are on page 1of 10

E-ISSN: 2621-4695

Jurnal EK&BI, Volume 2, Nomor 2 Desember 2019 ISSN: 2620-7443

PROSPEK PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN OLAHAN IKAN NILA


KAWASAN DANAU TOBA DI DESA SIRUKKUNGON KECAMATAN AJIBATA
KABUPATEN TOBA SAMOSIR
1)
Roy Sahputra Saragih, 2)Kalvin Sinaga
1
Manajemen Administrasi Perkantoran, Politeknik Bisnis Indonesia
Email: roysahputra31@yahoo.com
2
Keuangan &Perbankan, Politeknik Bisnis Indonesia
Email : kal.sinaga@gmail.com

ABSTRACT

The research objective is community empowerment through training on tilapia fish processing
to improve entrepreneurial skills and attitudes for farmer women in Sirungkungon Village.
The method to be used in research is through quasi-experiments by integrating a systemic,
holistic, interdidpliner and participatory approach. The independent variable is training in
entrepreneurial skills. While the dependent variable is (a) Knowledge processing various fish
products and (b) entrepreneurial behavior. In accordance with the results of the Swot analysis
it can be explained that the strength factor (Strengths) has a weight value of 0.55 with a total
rating of 4.0 and a weakness of 3.33 with a rating weight value of 0.55. Calculation of internal
environmental factors in the development of entrepreneurship of tilapia chips has an
opportunity, which is a value of 4.16, if reduced by a threat factor (Treaths) of 4.0, the Y value
obtained becomes the axis of the SWOT diagram of 4.16-4, 0 = 0.16 so that the Y-axis value
in the SWOT diagram is 0.16, then according to the calculation results obtained the internal
environment strength (strength) is greater than the weakness that is (0.67) for the external
environment the opportunity is greater than the threat ( 0.45).

Keywords: Empowerment, Entrepreneurship, and Tilapia

I. PENDAHULUAN konsumsi kerupuk penduduk wilayah


pedesaan.
Kerupuk merupakan makanan yang Kerupuk merupakan produk pangan
sangat digemari oleh semua lapisan yang bersifat kering, ringan. Kerupuk
masyarakat. Secara kuantitatif belum ada terbuat dari tepung pati dengan
data yang menggambarkan jumlah penambahan bahan-bahan lainnya dan
konsumsi kerupuk ikan. Meskipun bahan tambahan makanan yang diizinkan.
demikian dapat diperkirakan bahwa Ikan adalah salah satu hasil komoditi
jumlah konsumsi kerupuk relatif tinggi, yang sangat potensial, karena
karena makanan olahan ini banyak keberadaannya sebagai bahan pangan
digemari oleh masyarakat luas. Menurut dapat diterimaoleh berbagai lapisan
data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional masyarakat, suku,dan agama. Tubuh ikan
(Susenas), penduduk wilayah perkotaan mengandung protein dan air yang cukup
(urban) lebih banyak mengkonsumsi tinggi serta mempunyai pH tubuh yang
kerupuk dibanding penduduk wilayah mendekati netral sehingga bisa dijadikan
pedesaan (rural). Dengan kata lain dapat medium yang baik untuk pertumbuhan
dikatakan bahwa pengeluaran untuk mikro organisme pembusuk, karena
konsumsi kerupuk di wilayah perkotaan kondisi yang demikian ikan termasuk
lebih besar dibanding pengeluaran komoditi yang mudah rusak.

221
E-ISSN: 2621-4695
Jurnal EK&BI, Volume 2, Nomor 2 Desember 2019 ISSN: 2620-7443

Berdasarkan informasi dari kepala baik untuk diolah bahan dasar dalam
desa Bapak Manurung, desa Sirukkungon pembuatan makanan olahan karena
Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba dagingnya m emp unya i tekstur yang
Samosir dengan jumlah masyarakat 120 baik.
KK adalah daerah penghasil ikan nila
yang strategis untuk pengembangan Rumusan Masalah
olahan ikan.
Produk olahan ikan yang Dalam rumusan masalah ini kami
dikembangkan oleh penduduk di desa mencoba mengangkat permasalahan yang
sikrukkungon hanya mengandalkan sesuai dengan kami tanyakan kepada
pengasinan, padahal begitu banyak olahan kepala desa dan masyarakat yang kami
ikan yang pelru dikembangkan. survai,sebagaiberikut :
Pengolahan ditujukan untuk 1. Keterbatasan pengetahuan
mempertahankan sifat segar ikan dengan masyarakat memanfaatkan ikan nila
suhu rendah. Penerapan suhu rendah menjadi olahan kerupuk ikan
antara lain yaitu dengan pendinginan dan 2. Kurangnya pengetahuan dan akses
pembekuan. Penerapan suhu rendah masyarakat tentang kewirausahaan
untuk menghindarkan hasil perikanan 3. Kurangnya pengetahuan tetang
terhadap kerusakan yang disebabkan oleh pemasaran produk olahan ikan
autolisa atau karena pertumbuhan 4. Kurangnya modal usaha
mikroba. Baik aktifitas enzim maupun Tujuan Penelitian
pertumbuhan mikroba sangat dipengaruhi
oleh suhu. Penelitian ini bertujuan untuk
Diversifikasi produk olahan pengembangan usaha rumahan,
bertujuan meningkatkan konsumsi ikan pemanfaatan ikan, dan pengembangan
dengan cara menganekaragamkan olahan keterampilan pengolahan ikan. Dengan
hasil perikanan. Diharapkan usahaini adanya peningkatan kemampuan dan
dapat menarik minat orang untuk gemar pengembangan usaha rumahan (Produksi
mengkonsumsi ikan karena Rumah Tangga) dapat meningkatkan
kecenderungan bahwa masyarakat malas pendapatan masyarakat. Hal ini
(segan) memakan ikan karena rasa dan menunjukkan bahwa pembinaan dan
bau amis yang melekat pada ikan. pelatihan yang serupa sangat dibutuhkan
Diversifikasi merupakan usaha untuk masyarakat untuk masa yang akan datang
memberikan nilai tambah pada ikan
sehingga akan meningkatkan harga jual II. LANDASAN TEORI
yang pada akhirnya dapat memberikan
Ikan adalah hewan yang bertulang
pendapatan para pengolah. Mengolah
belakang (vertebrata) yang berdarah
daging ikan menjadi kerupuk ikan adalah
dingin dimana hidupnya dilingkungan air,
salah satu alternatif pemanfaatan produk
pergerakan dan keseimbangan dengan
ikan yang nilai ekonomisnya rendah
menggunakan sirip serta pada umumnya
menjadi tinggi. Disamping itu, juga
bernafas dengan insang (Raharjo, 1980).
memperpanjang umur simpan dari bahan
Secara teori para ahli memperkirakan ada
tersebut menjadi lebih lama.
sekitar dua puluh ribu sampai dengan
Keberadaan ikan nila di dalam
empat puluh ribu spesies yang mendiami
masyarakat sangat populer banyak
permukaan bumi ini, dan empat ribu
dimanfaatkan sebagai bahan utama dalam
diantaranya menghuni perairan Indonesia
berbagai jenis masakan. Namun
baik laut, payau dan perairan tawar.
pengolahannya selain dimasak secara
Dalam perairan Indonesia yang sangat
konvensional masih sangat minim.
luas ini mengandung ± 6000 jenis ikan
Daging ikan nila merupakan bahan yang
yang belum teridentifikasi dan ini

222
E-ISSN: 2621-4695
Jurnal EK&BI, Volume 2, Nomor 2 Desember 2019 ISSN: 2620-7443

merupakan sumberdaya hayati perikanan sawah dan saluran irigasi,memiliki


yang potensial bila dikelola secara toleransi terhadap salinitas sehingga ikan
maksimal. nilandapat hidup dan berkembang biak
Ikan merupakan salah satu sumber diperairan dengan salinitas 20-25‰
protein hewani yang banyak dikonsumsi (Setyo, 2006).
masyarakat karena relatif mudah didapat Terdapat tiga jenis ikan nila yang
karena harganya yang terjangkau. Banyak dikenal,yaitu nila biasa, nila merah (nirah)
jenis ikan yang dikembangkan di dan nila albino (Sugiarto, 1988).
Indonesia meliputi perikanan air tawar, air MenurutSaanin (1984), ikan nila
asin (laut), dan air payau atau tambak. (Oreochromis niloticus) mempunyai
Perhatian terhadap ikan berharga murah klasifikasi sebagai berikut:
dan pemprosesannya menjadi bahan Kingdom : Animalia
makanan yang berharga lebih mahal Filum : Chordata
merupakan hal yang diperlukan oleh Subfilum :Vertebrata
negara-negara yang mempunyai sumber Kelas : Osteichtyes
perikanan yang besar. Subkelas : Acanthopterygii
Secara umum yang dimaksud dengan Ordo : Percomorphi
ikan adalah hewan vertebrata yang Subordo : Percoidea
berdarah dinginyang hidup diair, Famili : Cichlidae
perkembangan dan keseimbangan Ikan Nila secara morfologi memiliki
menggunakan sirip padaumumnya, bentuk tubuh pipih, sisik besar dan kasar,
bernapas dengan insang. kepala relatif kecil, mata tampak
Ikan nila merupakan jenis ikan yang menonjol dan besar, tepi mata berwarna
mempunyai nilai konsumsi cukup tinggi. putih dan garislinea lateralis terputus dan
Bentuk tubuh memanjangdan pipih ke terbagi dua. Ikan nila memiliki lima buah
samping dan warna putih kehitaman atau sirip yakni sirip punggung (dorsalfin),
kemerahan. Ikan nila berasal dari Sungai sirip dada (pectoralfin), sirip perut
Nil dan danau-danau sekitarnya. Sekarang (venteralfin), sirip anus(analfin),
ikan ini telah tersebar kenegara-negara di dansiripekor(caudalfin).IkanNiladikenal
lima benua yang beriklim tropis dan sebagai ikan yang memiliki toleransi
subtropis. Di wilayah yang beriklim sangat tinggi, baik toleransi terhadap
dingin, ikan nila tidak dapat hidup baik salinitas, suhu, pH, dan bahkan kadar
(Sugiarto, 1988). oksigen.
Menurut Amri dan Khairuman Ikan mempunyai nilai protein tinggi,
(2012), ikan nila tergolong ikan pemakan dan kandungan lemaknya rendah sehingga
segala (Omnivore), sehingga bisa banyak memberikan manfaat bagi
mengkonsumsi makanan,berupa kesehatan manusia. Pengolahan ikan
hewandan tumbuhan. Larva ikan nila dengan berbagai cara dan rasa
makanannya adalah, zooplankton seperti menyebabkan orang mengkonsumsi ikan
Rotiferasp., Daphniasp.,serta alga atau lebih banyak dan salah satunya diproduksi
lumut yang menempel pada benda-benda menjadi kerupuk ikan.
dihabitat hidupnya. Kerupuk ikan banyak jenis dan
Nila dapat tumbuh dan berkembang bentuk yang dijual di pasaran.Jenis
dengan baik pada lingkungan perairan makanan ini bergantung pada jenis bahan
dengan kadarDissolved Oxygen (DO) bakunya, sedangkan variasi bentuknya
antara2,0-2,5 mg/l. Secara umum Nila ip bergantung pada daya kreativitas
Hair pada budi daya ikan nila antara 5-10 pembuatannya.Kerupuk ikan adalah
tetapi Nila ip Hoptimum adalah berkisar kerupuk yang bahannya terdiri dari
6-9. Ikan Nila umumnya hidup di perairan adonan ikan dan tepung.Kerupuk ikan
tawar, seperti sungai, danau, waduk, rawa, mempunyai beberapa kualitas bergantung

223
E-ISSN: 2621-4695
Jurnal EK&BI, Volume 2, Nomor 2 Desember 2019 ISSN: 2620-7443

pada komposisi banyaknya ikan yang


terkandung dalam kerupuk.Semakin
banyak jumlah ikan yang terkandung
dalam kerupuk maka semakin baik
kualitasnya (wahyono & Marzuki, 1996).

III. METODE PENELITIAN


Penelitian ini bersifat deskriptif
dengan pendekatan kualitatif yang
bertujuan untuk menjawab permasalahan Gambar. 1.1. Matrik SWOT
yang diuraikan didalam rumusan masalah
penelitian. Menurut Sugiono (2012) IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian yang bersifat deskriptif
bertujuan untuk menggambarkan Sesuai dengan data hasil penelitian
kenyataan dari kejadian yang diteliti yang dilakukan melalui wawancara dan
sehingga peneliti mampu mendapatkan observasi terhadap kelompok Wanita Tani
data yang objektif dalam rangka dalam pengolahan keripik ikan di Desa
menyusun strategi pengembangan olahan Sirungkungon sehingga dapat dianalisis
ikan nila. secara SWOT mengaenai pembobotan
Jenis dan sumber data yang dan perengkingan item-item dari usaha
digunakan dalam penelitian ini adalah yang telah dilakukan.
data primer dan data sekunder. Sedangkan
metode analisis data yang digunakan yaitu
analisis data kualitatif. Analisis data
kualitatif digunakan untuk mengetahui
gambaran umum mengenai potensi-
potensi kerupuk ikan nila yang telah dan
akan dikembangkan dengan
menggunakan dokumentasi sebagai alat
bantu, terutama pada urutan proses
produksinya.
Analisis SWOT juga digunakan
untuk membandingkan antara faktor
eksternal peluang dan ancaman dengan
faktor internal kekuatan dan kelemahan.

224
E-ISSN: 2621-4695
Jurnal EK&BI, Volume 2, Nomor 2 Desember 2019 ISSN: 2620-7443

Tabel.4.1. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal

Faktor Internal Faktor Eksternal

Kekuatan (Strenghts) Peluang (Opportunities)


a) Bahan baku mudah a) Adanya perhatian dari
didapatkan/tersedia Pemerintah/dinas terkait
b) Tempat usaha yang b) Sering melakukan promosi ke
strategis skala Nasional
c) Produk memiliki Nilai c) Usaha berada dikawasan wisata
ekonomi tinggi d) Permintaan produk berada pada
d) Produk Memiliki level provinsi
Kekhasan Tersendiri e) Sudah tersedia wadah untuk
e) Pembinaan sering pemasaran produk
dilakukan f) Ada kemudahan dalam
f) Dukungan Pemerintah koordinasi sesama anggota
kelompok untuk pengembangan
usaha
Kelemahan (Weakness) Ancaman (Threaths)
a) Skala produksi Masih a) Persaingan ada pada tingkat
kecil kabupaten
b) Pengolahan masih b) Tidak ada menjalin
tradisional kerjasama/kemitraan
c) Sarana prasarana yang c) Penguasaan teknologi yang
belum memadai masih tradisional
d) SDM yang masih Rendah d) Belum pernah mendapat
e) Jumlah tenaga yang bantuan untuk pengembangan
terampil relatif kecil usaha
f) Sulit untuk menembus e) Belum pernah mengikuti
pasar pelatihan,sosialisasi dari
pemerintah atau ahli
f) Keterbatasan modal usaha

Sumber : Hasil Penelitian-2019 (Data diolah)

Bahan baku utama pembuatan ikan segar tidak segera diolah akan
olahan keripik ikan nila merupakan busuk dan tidak memiliki nilai jual
hasil peliharaan dan tangkapan nelaya ,oleh karena itu dapat dimanfaatkan
di desa Sirungkungon.Selain itu menjadi olahan keripik dari ikan yang
masyarakat yang berada di sekitar perlu dikembangkan di desa
Perusahaan Aqua Farm juga termasuk Sirungkungon.
desa sirungkungon mendapatkan CSR
berupa ikan segar setiap harinya
dengan cara bergantian.Sehingga kalau

225
E-ISSN: 2621-4695
Jurnal EK&BI, Volume 2, Nomor 2 Desember 2019 ISSN: 2620-7443

Tabel.4.2. Hasil Internal Factor Analysis Summary

Internal Factor Analysis Summary Total Bobot Rating Bobot x


(EFAS) Rating

I. Kekuatan (Strenghts)
a) Bahan baku mudah 0,15 4 0,6
didapatkan/tersedia 130
b) Tempat usaha yang strategis 128 0,05 4 0,2
c) Produk memiliki Nilai ekonomi 0,10 4 0,4
tinggi 124
d) Produk Memiliki Kekhasan 0,05 4 0,2
Tersendiri 118
e) Pembinaan sering dilakuka 107 0,05 4 0,2

f) Dukungan Pemerintah 108 0,05 4 0,2


Sub Total 0,45 24 1,8

II. Kelemahan (Weakness)


a) Skala produksi Masih kecil 79 0,10 3 0,3

b) Pengolahan masih tradisional 79 0,10 3 0,3


c) Sarana prasarana yang belum 110 0,15 4 0,6
memadai
d) SDM yang masih Rendah 92 0,10 3 0,3
e) Jumlah tenaga yang terampil 116 0,05 4 0,2
relatif kecil
Sulit untuk menembus pasar 99 0,05 3 0,15
Sub Total 0,55 20 1,85
Total (I+II) 1 44 3,65
Peluang (Opportunity) : 25/6=4,16
Ancaman (Threaths) : 24/6=4,0

Sumber : Hasil Penelitian-2019 (Data diolah)

Sesuai dengan hasil analisis Swot kekuatan yang lebih besar dibanding
dapat dijelaskan bahwa faktor kekuatan dengan kelemahannya.Untuk olahan
(Strenghts) memiliki nilai bobot sebesar kripik ikan Nila di Sirungkungon masih
0,55 dengan total rating yaitu sebesar memiliki pelung untuk dikembangkan
4,0 dan kelemahan (Weakness) sebesar sesuai dengan potensi dan sumberdaya
3,33 dengan memiliki nilai bobot rating yang dimiliki . Kegiatan kelompok tani
sebesar 0,55. yang mayoritas wanita yang memiliki
Berdasarkan nilai diatas waktuk kerja yang cukup dengan skala
menyatakan bahwa Usaha olahan home industri memungkinkan untuk
keripik ikan yang dilakukan oleh dikembangkan agar memiliki nilai jual
kelompok tani Sirungkungon memiliki yang lebih tinggi.

226
E-ISSN: 2621-4695
Jurnal EK&BI, Volume 2, Nomor 2 Desember 2019 ISSN: 2620-7443

Hasil perhitungan menunjukkan kelemahan (Weakness) maka diperoleh


bagaimana nilai rating faktor nilai X yang ditentukan sebagai sumbu
lingkungan internal dalam prospek horizontal = 4.0-3,33 maka sumbu X
pengembangan kewirausahaan keripik dalam diagram SWOT adalah sebesar
ikan nila bagi kelompok tani 0,67 menyatakan kekuatan yang dimilki
siringkungon yaitu .dengan modal masih dimungkinkan untuk
kekuatan (Strenghts) yang dimiliki pengembangan kewirausahaan olahan
apabila dikurangan dengan faktor keripik ikan nila di desa Sirungkungon.

Tabel.4.3. Hasil Eksternal Factor Analysis Summary

Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS) Total Bobot Rating Bobot x Rating

I.Peluang (Opportunity)
a) Adanya perhatian dari Pemerintah/dinas 127 0,15 4 0,6
terkait
b) Sering melakukan promosi ke skala 123 0,05 4 0,2
Nasional
c) Usaha berada dikawasan wisata 131 0,10 4 0,4
d) Permintaan produk berada pada level 122 0,05 4 0,2
provinsi
e) Sudah tersedia wadah untuk pemasaran 136 0,05 5 0,25
produk
f) Ada kemudahan dalam koordinasi sesama 114 0,05 4 0,2
anggota
kelompok untuk pengembangan usaha
Sub Total 0,55 25 1,85
II. Ancaman (Threaths)
a) Persaingan ada pada tingkat kabupaten 111 0,15 4 0,6
b) Tidak ada menjalin kerjasama/kemitraan 110 0,05 4 0,2
c) Penguasaan teknologi yang masih 119 0,10 4 0,4
tradisional
d) Belum pernah mendapat bantuan untuk 118 0,05 4 0,2
pengembangan usaha
e) Belum pernah mengikuti 117 0,05 4 0,2
pelatihan,sosialisasi
dari pemerintah atau ahli
f) Keterbatasan modal usaha 132 0,05 4 0,2
Sub Total 0,45 24 1,8
Total (I+II) 1 49 3,65
Peluang (Opportunity) : 25/6=4,16
Ancaman (Threaths) : 24/6=4,0

227
E-ISSN: 2621-4695
Jurnal EK&BI, Volume 2, Nomor 2 Desember 2019 ISSN: 2620-7443

Berdasarkan hasil perhitungan faktor memiliki peluang (Opportunity) yaitu


peluang (Opportunity) dengan nilai bobot dengan nilai sebesar 4,16 ,jika dikurangi
sebesar 0,55 dengan total rating yang dengan faktor ancaman (Treaths)
dimiliki sebesar 4,16 sementara hasil sebesar 4,0 maka didapatkan nilai Y
perhitungan ancaman (Treaths) dengan yang menjadi sumbu diagram SWOT
bobot sebesar 0,45 dengan total rating
sebesar 4,16-4,0=0,16 sehingga nilai
sebesar 4,0. Berdasarkan nilai tersebut
dapat dijelaskan Bahwa kewirausahaan sumbu Y dalam diagram SWOT sebesar
kelompok tani untuk olahan keripik ikan 0,16 , Maka sesuai hasi perhitungan
nila memiliki peluang yang lebih besar jika yang didapatkan lingkungan internal
dibandingkan dengan ancaman.Dengan kekuatan(Strenghts) lebih besar dari
hasil yang demikian potensi untuk olahan kelemahan yaitu (0,67) untuk
keripik ikan memiliki potensi untuk lingkungan eksternal peluang lebih
dikembangkan sebagai produk besar dari pada ancaman (0,45).
kewirausahaan yang menjadi usaha yang Pengembangan kewirausahaan
diharapkan dapat menopang perekonomian olahan keripik ikan nila di desa
keluarga. sirungkungon dengan analisis SWOT
Hasil perhitungan faktor lingkungan dapat diformulasikan sesuai dengan
internal dalam pengembangan gambar dibawah ini.
kewirausahaan keripik ikan nila

Gambar. 4.1. Diagram Analisis SWOT Pengembangan Kewirausahaan

Strategi Pengembangan Kewirausahaan dapat meminimalisisr kelemahan dan


menghindari ancaman dengan mengantisipasi
Berdasarkan hasil perhitungan analisis kelmahan yang ada.Sesuai dengan perhitungan
matriks SWOT sesuai dengan kuadaran Satu (I) pada kuadran satu (I) berdasarkan posisi strategi
maka dalam penerapannya dengan maka dapat difokuskan pada strategi Strenghts-
menggunakan Strategi SO ,dengan Opportunities (SO) dengan menggunakan
menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk kekuatan yang dimiliki untuk memanfaatkan
memanfaatkan peluang yang ada dan harus berbagai peluang yang dimiliki untuk
mengatasi kelemahan –kelemahan yang ada pengembangan kewirausahaan keripik ikan nila
dengan menggunakan strategi alternatif dengan adalah sebagai berikut:
menggunakan WT,yaitu membuat strategi yang

228
E-ISSN: 2621-4695
Jurnal EK&BI, Volume 2, Nomor 2 Desember 2019 ISSN: 2620-7443

1. Membuat kemasan dan merek produk yang 4. Melakukan inovasi dan diversifikasi produk
menarik untuk dapat dikenal masyarakat secatra bertahap sesuai dengan permintaan
sehingga pemasaran semakin meningkat. konsumen berupa
2. Perbaikan kualitas olahan keripik ikan nila a. Usaha keripik ikan yang berbahan baku
supaya mampu bersaing di pasar. utamanya ikan nila perlu melakukan inovasi
3. Memanfaatkan bahan baku seperti kulit ikan dengan menciptkan beberapa produk yang
daging hasil olahan filet ikan nila yang mampu dikembangkan secara bertahap.
menekan biaya produksi. b. Pasar konsumen terus dipantau agar dapat
4. Memanfaatkan modal dengan sebaik-baiknya menyesuaikan produk yang diminati pasar
sehingga dapat berkembang bukan hanya di tingkat provinsi tapi
5. Menjain kerjasama pemerintah atau dengan Nasional.
pihak lain untuk pengolahan dan juga c. Menciptakan keripik ikan nila dengan
pemasaran hasil. berbagai rasa seperti rasa pedas dan rasa
Matris SWOT IFAS dan EFAS diatas bumbu khas lokal dan rasa lainnya untuk
maka formulasi strategi (Core strategi) dapat menarik minat konsumen.
menentukan arah strategi alternatif dengan
menggunakan strategi WT dengan beberapa
V. KESIMPULAN
alternatif sebagai berikut:
1. Peningkatan kualitas produksi untuk mampu Sesua Sesuai dengan hasi penelitian dan
bersaiang dan dapat menembus pasar pembahasan maka dapat disimpulkan
a. Perlu melakukan pelatihan dan
pemakaian peralatan yang lebih modern agar 1. Prospek pengembangan kewirausahaan
produksi berkualitas. olahan keripik ikan nila kelompok tani
b. Melakukan pengelolaan usaha dan Sirungkungon dipengaruhi oleh fator
promosi yang berkelanjutan. eksternal yang mencakup peluang dan
2. Pengembangan usaha dengan melakukan ancaman
kerjasama dengan pemerintah dan pihak 2. Berdasarkan hasil perhitungan Analisis
swasta dalam mendukung produksi dan SWOT pada kuadran I(satu ) menjelaskan
pemasaran. prospek usaha pengembangan kewirausahaan
a. Menjalin kemitrraan dengan pemerintah keripik ikan nila sangat berpotensi dengan
khususnya dinas perindustrian dan memanfaatkan peluang –peluan yang ada.
perdagangan untuk mendapatkan 3. Produksi keripik ikan nila yang hanya
pengetahuan kewirausahaan dan permodalan terbatas pada satu produk dimungkinkan
sesuai dengan program yang ada. untuk diversifikasi untuk meningkatkan
b. Pembuatan proposal usaha kelompok penjualan dan nilai tambah produk olahan.
dan berkoordinasi dengan dinas pertanian
dan perikanan untuk dapat membatu
pengembangan usaha keripik ikan asin. Saran
3. Melakukan strategi pengembangan produk
yang dipasarkan Dalam pengembangan kewirausahaan
a. Produk yang sudah diperbaiki produk olahan keripik ikan di kelompok tani
kualitasnya dengan kemasan baru desa Sirungkungon maka disarankan :
b. Meskipun produk sudah lama namaun 1. Megutamakan kualitas produk meliputi
menciptakan produk yang sepertinya proses olahan dan kemasan yang lebih
baru untuk menarik minat konsumen menarik.
yang akan membeli 2. Menata pengelolaan usaha kelompok tani
c. Melakukan analisa pasar dengan melihat dengan melakukan studi banding dan
pesaing yang memproduksi keripik ikan pelatihan kewirausahaan khususnya usaha
nila yang sama. yang sejenis.

229
E-ISSN: 2621-4695
Jurnal EK&BI, Volume 2, Nomor 2 Desember 2019 ISSN: 2620-7443

3. Diharapkan kepada pengurus kelompok tani Pascual, S. 2009. Nutrition and Feeding Of Fish.
untuk memggunakan strategi SO dan WT Van Nostrand Reinhold. Newyork.
untuk mengatasi kelemahan dan ancaman
internal usaha dengan memanfaatkan Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci
berbagai peluang. Identifikasi Ikan Jilid I. Binatjipta.
Bandung.
DAFTAR PUSTAKA Sugiarto.1988. Teknik Pembenihan Ikan
Muhajir dan Nila. CV. Simplex. Jakarta.
Amri, K. dan Khairuman. 2002. Buku Pintar
Budidaya 15 Ikan Konsumsi. Agromedia. Wahyono, R., dan Marzuki. 1996. Pembuatan
Jakarta. Aneka Kerupuk. Penebar Swadaya. Jakarta.
Cahyono, B. 2001.Budidaya Ikan di perairan Wahyuni, M. 2008. Kerupuk Tinggi Kalsium :
Umum.Kanisius.Yogyakarta. Nilai Tambah Limbah Cangkang Kerang
Hijau Melalui Aplikasi Teknologi Tepat
Campbell, A. 2004. Biologi Jilid III. Erlangga. Guna.
Jakarta.

Mahyuddin, K. 2008. Panduan Lengkap


agribisnis Lele. Penebar Swadaya. Jakarta

230

You might also like