You are on page 1of 7

Analisis Koefisien Pengurangan Tatal (Chip Reduction Coefficient) Pada Pemesinan

Bubut Magnesium Az31 Rotary Tool

Gusri Akhyar Ibrahim, Arinal Hamni, Muhamad Daud Aria Falah


Teknik Mesin Universitas Lampung
Jl. Soemantri Brodjonegoro No 1 Bandar Lampung
E-mail: gusri.akhyar@eng.unila.ac.id

Abstract.
Taguchi method is widely used on the optimization process of single response, meanwhile to solve the
multi-response case of optimization process, Grey Relation Analysis (GRA) method can be used. Grey Relation
Analysis Method can be simplified the multi-response process by changing it into a single response. The
Geometrically error of magnesium threads on machining process be affected by diameter of workpiece, depth of
cut, and spindle speed. This research examines response of Pitch error, Height threads error, and Angle threads
error on externall threads of Metric standard threads M1,5 using 3 levels of 3 factors, then processing the data
with Taguchi-GRA method. This research using Diameter of workpiece at 10, 14, 18 mm, depth of cut at 0,23,
0,3067, 0,46 mm and the spindle speed is 212, 318, 424 rpm. The optimal results obtained on combination of
factors with diameter by 10 mm, depth of cut by 0,46 mm and spindle speed by 424 rpm, this combination
obtained error of the pitch as 0,012667 mm, error of the height as 0,03833 mm and error of the angle as
1,5367o. Factors that significantly affecting the response is Spindle speed with 56,66% and diameter of
workpiece with 25,85%.
Keywords: Grey Relation Analysis, Taguchi Method, Threading Magnesium, Geometrically Precision of
Threads.

Abstrak.
Coefficient reduction chip menggunakan metode anova untuk menentukan pengaruh dari parameter input
yang diberikan dari seluruh hasil eksperimen dari proses permesinan dan menentukan persentase parameter
individual. Metode Taguchi untuk mengurangi jumlah total dari percobaan yang dilakukan dan menghilangkan
aspek yang tidak perlu dipertahankan, singkatnya mengurangi jumlah total tes, mengurangi biaya percobaan,
sederhana dan presisi. Penelitian ini meneliti pada chip reduction coefficient, material yang digunakan yaitu
paduan magnesium AZ31, proses pemesinan menggunakan mesin bubut dengan pahat berputar, pahat yang
digunakan yaitu pahat karbida round insert, menggunakan metode Taguchi dan ANOVA. Penelitian ini
menggunakan diameter benda kerja digunakan 35 mm dan Panjang 100 mm, kedalaman potong 1 mm dan
kecepatan potong 80, 120, 160 mm/min, feeding 0,10 0,15 0,20 mm/rev, kecepatan putaran pahat 50, 80, 120
rpm. Hasil dari penelitian ini dengan nilai chip reduction coefficient terendah sebesar 1,44 dengan parameter
kecepatan potong 80 mm/min, kedalaman potong 1 mm, feeding 0,10 mm/rev dan kecepatan putaran pahat 50
rpm. Faktor yang berpengaruh signifikan yaitu kecepatan potong dan feeding.
Kata kunci: Chip Reduction Coefficient, Metode Taguchi dan Anova, Pemesinan Bubut, Magnesium

PENDAHULUAN Kelebihan lain dari magnesium yaitu memiliki


AZ31 merupakan salah satu contoh paduan mechanical properties yang sangat baik, kemampuan
magnesium dengan alumunium dan zinc dimana pemesinan yang baik, memiliki tingkatan kadar
persentase dari masingmasing paduan sekitar 9% dan elektromagnetis yang baik, stabilitas dimensi yang
1%. Magnesium merupakan elemen terbanyak tinggi, memiliki power to weight ratio yang tinggi,
kedelapan yang membentuk 2% berat kulit bumi, dan kemampuan menahan korosi yang baik [4].
serta merupakan unsur terlarut ketiga terbanyak pada Dengan berbagai kelebihan dari magnesium dan
air laut. Di dalam unsur kimia pada tabel periodik ketersediaan jumlahnya yang melimpah di alam,
magnesium memiliki simbol Mg dan memiliki maka pengembangan magnesium sebagai bahan baku
nomor atom 12 serta berat atom 24,31. Magnesium alternatif besi/baja sangatlah menjanjikan.
dan paduannya telah digunakan secara luas dalam Namun dengan berbagai kelebihannya tersebut,
industri otomotif, karna bobotnya yang ringan dapat magnesium juga memiliki beberapa kelemahan.
mengurangi berat dari komponen yang akan dibuat. Salah satu kelemahannya yaitu kekuatan tariknya
rendah sehingga harus dipadu dengan bahan logam
lain. Magnesium biasanya dipadu dengan bahan Dalam penelitian Anurag jika nilai (ξ) lebih
alumunium dan seng untuk menaikkan kekuatan dari kekuatan dan energi yang dibutuhkan untuk
tariknya, magnesium paduan yang sangat elastis dan memotong material. Sangat penting untuk
banyak digunakan saat ini adalah magnesium AZ31. mengurangi nilai (ξ) tanpa mengurangi produktivitas.
Kelemahan lain dari magnesium yaitu mudah sekali Jadi koefisien reduksi chip adalah aspek
terbakar ketika dimesin karena titik nyalanya yang machinability yang sangat penting di area
rendah, magnesium dapat terbakar ketika temperatur permesinan. Dari plot efek utama untuk (ξ) bahwa
pemotongan melewati titik leleh material yaitu pada kecepatan potong dan feeding berbanding terbalik
400oC - 600oC. Faktor utama digunakannya dengan koefisien reduksi chip. Dengan pengingkatan
magnesium, karena mechanical property-nya yang kecepatan dan umpan koefisien reduksi chip
sangat mirip dengan tulang asli dan mampu menurun. Dengan mempertimbangkan kedalaman
mengurangi fenomena stress pada tulang, serta dapat potong semua nilai (ξ) terletak pada rata-rata. Jadi
luruh di dalam tubuh. Dalam bidang biomedic kedelaman potong tidak banyak berpengaruh pada
komponen ulir merupakan komponen yang sangat koefisien reduksi chip [1].
penting pada proses implantasi tulang. Hal inilah Metode Taguchi merupakan metode baru
yang menunjukkan bahwa pengembangan digunakan untuk memperbaiki kualitas produk dan
magnesium sebagai bahan material untuk komponen proses serta dapat menekan biaya seminimal
ulir biomedic sangat menjanjikan, tetapi untuk mungkin. Faktor - faktor dibagi berdasarkan level,
mendapatkan kwalitas ulir magnesium yang baik kemudian memilih matriks orthogonal untuk
harus dilakukan pemilihan parameter pemotongan memudahkan pelaksanaan ekperimen. Hasil
yang tepat [2]. ekperimen dianalisis dengan Signal to Noise Ratio
Proses bubut adalah proses pemesinan untuk (S/N) dan ANOVA untuk menentukan faktor-faktor
menghasilkan bagian-bagian mesin berbentuk dan level faktor yang paling berpengaruh [6].
silindris yang dikerjakan dengan menggunakan Uraian-uraian tentang penelitian terdahulu
Mesin Bubut. Prinsip dasarnya dapat didefinisikan diatas yang menjadi acuan penulis dalam
sebagai proses pemesinan permukaan luar benda mengangkat topik analisis koefisien pengurangan
silindris atau bubut rata Tiga parameter utama pada tatal (chip reduction coefficient) pada pemesinan
setiap proses bubut adalah kecepatan putar spindle bubut Magnesium az31 rotary tool. Penelitian ini
(speed), gerak makan (feed) dan kedalaman potong bertujuan menganalisis varian untuk mendapatkan
(depth of cut). Faktor yang lain seperti bahan benda pengaruh variasi parameter pemotongan terhadap
kerja dan jenis pahat sebenarnya juga memiliki koefisien reduksi chip menggunakan metode Taguchi
pengaruh yang cukup besar, tetapi tiga parameter di dan analisis varian (Anova).
atas adalah bagian yang bisa diatur oleh operator
langsung pada mesin bubut [5]. METODE
Metode untuk menurunkan suhu pemotongan Penelitian dilakukan dengan mesin Bubut
dan untuk meningkatkan produktivitas pemesinan Konvensional (gambar 1) dengan mata pahat insert
yaitu dengan menggunakan pahat potong berputar, carbide (gambar 2), menggunakan sistem pahat
dimana dengan pahat potong yang berputar maka berputar. Penelitian ini akan membuat material
mata pahat (cutting edge) akan didinginkan selama magnesium AZ31 menggunakan design of
periode tanpa pemotongan (non cutting period) experiment yaitu Taguchi L9, dengan variasi
dalam satu putaran pahat potong. Hal ini diharapkan kecepatan potong 80, 120, 160 mm/min, kedalaman
bahwa suhu pahat potong akan menurun potong 1 mm, feeding 0,10, 0,15, 0,20 mm/rev dan
dibandingkan dengan proses pemesinan bubut kecepatan putaran pahat 50, 80, 120 rpm. Respon
konvensional (pahat potong diam). Selain itu proses pengamatan nya yaitu tebal chip dan lebar chip.
pemesinan dengan pahat berputar ini dimungkinkan
dapat digunakan untuk pemotongan kecepatan tinggi
(high speed cutting) untuk material Magnesium
(Magnesium Alloy) dan material yang sulit dipotong
(difficult to-cut materials) seperti paduan Nikel
(Nickel Alloy), Titanium (Titanium Alloy). Dalam
penelitian Harun menyebutkan bahwa hasil
pengukuran komponen gaya pada pemesinan bubut
dengan sistem pahat berputar menggunakan force
ring dynamometer menunjukkan bahwa dinamometer
ini sensitif terhadap gaya pemotongan dibawah
perubahan kondisi pemesinan meliputi kecepatan
potong, kecepatan putar pahat dan depth of cut [3]. Gambar 1. Mesin bubut konvensional
−10 log [ Xi ( j)2 ] (1)

Dimana ;
Xi ( j)= nilai eksperimen ke -i pada respon ke-j
b. Melakukan perhitungan chip reduction
coefficient
Gambar 2. Pahat insert carbide
r = to/tc (2)

Dimana :
r = rasio ketebalan geram (chip thickness
ratio)
to = Ketebalan geram (depth of cut)
tc = Tebal geram (separation)

Hasil dan Pembahasan


Pengujian ini dilakukan sebanyak 9
percobaan yang mengikuti urutan variasi parameter
Gambar 4. Sistem pahat putar pemotongan sesuai dengan Ortogonal Array L9. Data
pengamatannya di optimasi menggunakan Metode
Taguchi dan Anova dengan bantuan aplikasi Minitab
17 dalam rancangannya dengan cara memasukkan
jumlah faktor dan level maka akan secara otomatis
didapatkan rancangan yang terbaik berdasarkan
analisis Taguchi.

Tabel 2. Data hasil pengukuran


Tebal Rata-
No
1 2 3 rata
Gambar 4. Magnesium AZ31 1 0,79 0,79 0,79 0,79
2 0,76 0,76 0,77 0,76
3 0,75 0,75 0,75 0,75
Tabel 1. Orthogonal array L9 4 0,74 0,75 0,73 0,74
Kedalaman Kecepatan Kecepatan Kecepatan
Pemotongan Benda Pemakanan Putaran 5 0,73 0,74 0,72 0,73
No
(mm) Kerja (mm/rev) Pahat 6 0,72 0,69 0,72 0,71
(m/min) (rpm) 7 0,69 0,69 0,69 0,69
1 1 80 0,10 50 8 0,70 0,68 0,69 0,69
2 1 80 0,15 80 9 0,65 0,66 0,66 0,66
3 1 80 0,20 120
4 1 120 0,10 80 Tabel 3. Data hasil pengukuran
5 1 120 0,15 120 Lebar Rata-
6 1 120 0,20 50 No
1 2 3 rata
7 1 160 0,10 120 1 1,140 1,140 1,143 1,141
8 1 160 0,15 50 2 1.098 1.099 1.097 1,098
9 1 160 0,20 80 3 1,095 1,095 1,095 1,095
Tahapan dari pengolahan data direncanakan 4 1,082 1,084 1,082 1,083
dengan terlebih dahulu melakukan taguchi analysis 5 1,073 1,074 1,075 1,074
untuk mencari kombinasi optimal dari semua faktor 6 1,072 1,072 1,073 1,072
untuk setiap respon, dengan mencari Signal Noise 7 1,052 1,052 1,054 1,053
Ratio (SNR). SNR untuk ketiga respon tersebut sama 8 1,51 1,50 1,50 1,050
yaitu Smaller-the-Better (STB). Rumus yang
9 1,045 1,045 1,048 1,046
diapakai adalah :
a. Menghitung SN Ratio sesuai dengan metode
Tabel 4. Data hasil pengukuran chip reduction
Taguchi :
coefficient
No A Vc F Vt Koefisien
SNR STB = (mm) (mm/min (mm/rev) (rpm) reduksi
) tatal 3 -3,825 -3,794 -3,576
1 1 80 0,10 50 1,44
2 1 80 0,15 80 1,45 Delta 0,458 0,511 0,070
3 1 80 0,20 120 1,46
4 1 120 0,10 80 1,46 Rank 2 1 3
5 1 120 0,15 120 1,47
6 1 120 0,20 50 1,50
7 1 160 0,10 120 1,52
Main Effects Plot for SN ratios
8 1 160 0,15 80 1,53 Data Means

9 1 160 0,20 50 1,58 -3,3


Kecepatan potong Feeding Kecepatan putaran pahat

-3,4
Setelah diperoleh data pengujian kemudian

Mean of SN ratios
dilakukan proses optimasi untuk mendapatkan harga -3,5

Anova, S/N rasio dan Mean menggunakan Metode -3,6

Taguchi pada masing-masing respon yaitu kecepatan -3,7


potong, feeding, kecepatan putaran pahat. Data
karakteristik dari ketiga respon adalah Smaller is -3,8

1 2 3 1 2 3 1 2 3
Better. Signal-to-noise: Smaller is better

Gambar 5. Grafik respon (S/N ratio)


Tabel 5. Respon Analysis of Variance
Dapat diketahui bahwa parameter kecepatan
F- pemakanan/feeding mendapatkan rank 1 yang artinya
Sourc P-
DF Adj SS Adj MS Valu parameter ini sangat berpengaruh besar terhadap
e Value
e koefisien reduksi tatal dan diikuti dengan parameter
kecepatan potong dan kecepatan putaran pahat.
Vc 2 0,009267 0,004633 34,75 0,028 Tabel 7. Respon for means
Level Vc F Vt
F 2 0,010467 0,005233 39,25 0,025
1 1,473 1,463 1,510

Vt 2 0,000200 0,000100 0,75 0,571 2 1,497 1,510 1,500

3 1,550 1,547 1,510


Error 2 0,000267 0,000133
Delta 0,077 0,084 0,010
Total 8 0,020200
Rank 2 1 3

Faktor kecepatan pemakanan (f) dikatakan


signifikan karena harga P-value 0,025 < 0,05. Pada Main Effects Plot for Means
Data Means
faktor kecepatan potong (Vc) juga merupakan faktor Kecepatan potong Feeding Kecepatan putaran pahat
yang signifikan dengan nilai P-value 0,028 < 0,05. 1,55

Sedangkan pada faktor kecepatan putaran pahat (Vt) 1,54

terbukti kurang signifikan terhadap respon karena 1,53


Mean of Means

nilai P-valuenya 0,571 > 0,05. 1,52

1,51

Tabel 6. Respon signal-to-noise ratio (s/n ratio) 1,50

1,49
Level Vc F Vt 1,48

1,47

1 -3,367 -3,283 -3,562 1,46


1 2 3 1 2 3 1 2 3

2 -3,490 -3,574 -3,506 Gambar 6. Grafik Main effect plot for means
Dapat diketahui parameter kecepatan makan Lebar Rata-
sebagai urutan rank yang pertama dengan delta yaitu rata
selisih antara nilai tertinggi dengan nilai terendah Predict 1,140 1,140 1,143 1,140
sebesar 0,084 yang berarti pada respon for means Konfirmasi 1,125 1,125 1,120 1,123
parameter ini berpengaruh paling signifikan diikuti
pada parameter kecepatan potong dengan urutan
rank ke 2 dan kecepatan putaran pahat menempati
rank terakhir. Tabel 11. Perbandingan respon koefisien reduksi
tatal (chip) konfirmasi tes dengan predict
Dari hasil analisis respon S/N ratio dan Parameter Predict Konfirmasi
respon means dapat dibandingkan bahwa hasil respon pemotongan tes
yang didapatkan yaitu sama yang dapat dilihat dari Kecepatan 80 m/min 80 m/min
masing-masing grafik. Hasil yang sama yaitu berupa potong (Vc)
kecepatan potong dengan level yang yang pertama Feeding (f) 0,10 0,10 mm/rev
yaitu pada level 1 sebesar 80 m/min, feeding pada mm/rev
level 1 sebesar 0,10 mm/rev dan kecepatan putaran
Kecepatan 50 rpm 80 rpm
pahat pada level 2 sebesar 80 rpm. Selain itu juga
putaran pahat
diperjelas pada masing-masing tabel respon, yaitu
(Vt)
dengan hasil yang didapatkan berupa feeding yang
Koefisien 1,44 1,42
menempati rank pertama yang artinya berpengeruh
reduksi tatal
paling signifikan, diikuti kecepatan potong pada rank
kedua dan rank yang ketiga yaitu pada kecepatan
putaran pahat. Dapat diketahui bahwa hasil koefisien
Setelah dilakukan beberapa analisis, reduksi tatal (chip) konfirmasi tes dengan parameter
selanjutnya yaitu mendapatkan nilai optimasi untuk optimal didapatkan hasil responnya lebih kecil
parameter. dibandingkan dengan predict yaitu dengan selisih
1,40% dari nilai predict. Hal ini membuktikan
terjadinya improvement terhadap respon pengamatan
Tabel 8. Respon optimasi yaitu koefisien reduksi tatal (chip) dibandingkan
No Variabel Respon Satuan dengan respon pada penelitian awalnya. Hal ini
1 Vc 80 m/min menunjukkan juga bahwa melakukan proses analisis
2 F 0,10 mm/rev Anova dapat menghasilkan peningkatan kualitas
3 Vt 80 Rpm pada koefisien reduksi tatal (chip) terhadap material
Magnesium AZ31.
Dalam analisis respon optimasi, prediksi Dalam proses pemotongan dengan berbagai
untuk respon terhadap koefisiean reduksi tatal yang macam variasi pemotongan menghasilkan bentuk-
terbaik untuk parameter pemotongan yang dilakukan bentuk tatal yang berbeda juga, berikut ini ada
terhadap material Magnesium AZ31 menggunakan beberapa gambar tatal yang diamati dengan
mekanisme pahat putar, parameter optimalnya yaitu mikroskop USB digital dari hasil proses pemotongan
dengan kecepatan potong (Vc) sebesar 80 m/min, dengan mesin bubut konvensional.
kemudian feeding sebesar 0,10 mm/rev dan
kecepatan putaran pahat sebesar 80 rpm. 1. Hasil tatal pada kondisi pemotongan dengan
Tes konfirmasi terhadap hasil kondisi parameter kecepatan potong (Vc) 80 m/min, feeding
optimum yang didapatkan dari Anova terhadap (f) 0,10 mm/rev dan kecepatan putaran pahat (Vt) 50
respon koefisien reduksi tatal (chip), dilakukan untuk rpm
mengetahui improvement atau untuk mendapatkan
hasil koefisien reduksi tatal (chip) yang lebih baik,
jika dibandingkan dengan eksperimen inisialnya.

Tabel 9. Hasil konfirmasi tes


Tebal Rata-
rata
Predict 0,79 0,7 0,79 0,790
9
Konfirmasi 0,79 0,7 0,78 0,783
8
Gambar 7. Hasil tatal (chip) pemotongan
Tabel 10. Hasil konfirmasi tes
Hasil tatal yang dihasilkan yaitu bentuk tatal Berdasarkan hasil analisis respon optimasi,
dengan ujung-ujungnya membentuk seperti gergaji bentuk tatal yang dihasilkan dengan parameter yang
(saw tooth chips) yang dinamakan sebagai tatal dikatakan optimal yaitu bentuk tatal yang pertama
bersegmen (segmented chips). Merupakan tatal dengan tatal yang ujung-ujungnya berbentuk seperti
semikontinu yang memiliki kawasan regangan geser gergaji (saw tooth chips) dengan parameter
yang kecil (tatal kontinu) dan regangan geser yang pemotongan kecepatan potong sebesar 80 m/min,
tinggi (geram tidak kontinu). feeding sebesar 0,10 mm/rev dan kecepatan pahat
Tatal jenis ini dihasilkan dari parameter putar sebesar 80 rpm.
dengan kecepatan potong yang tidak terlalu tinggi KESIMPULAN
tetapi juga tidak terlalu rendah sehingga gesekan Pada penelitian ini diambil kesimpulan bahwa
antara pahat dengan tatal tidak terlalu tinggi. Nilai koefisien reduksi tatal (chip) terendah yaitu
sebesar 1,44 yang dilakukan pada parameter Vc
2. Hasil tatal pada kondisi pemotongan kecepatan sebesar 80 m/min, f sebesar 0,10 mm/rev dan Vt
potong (Vc) 120 m/min, feeding (f) 0,15 mm/rev dan sebesar 50 rpm. Sedangkan nilai terbesar koefisien
kecepatan putaran pahat (Vt) 80 rpm reduksi chip yang terbesar yang didapatkan yaitu
sebesar 1,58 pada parameter Vc 160 m/min, f sebesar
0,20 dan Vt sebesar 50 rpm. Terdapat dua faktor
yang mempengaruhi hasil koefisien reduksi tatal
(chip) dengan Anova yaitu pada pada parameter
kecepatan potong dan feeding dengan nilai P-value
yang kurang dari 0,05. Sedangkan pada kecepatan
pahat putar tidak terlalu berpengaruh dengan nilai P-
value diatas 0,05.Parameter yang paling optimal
untuk koefisien reduksi tatal (chip) yang lebih baik
yaitu ditemukan pada kecepatan potong (Vc) sebesar
80 m/min, feeding sebesar 0,10 mm/rev dan
kecepatan pahat putar sebesar 80 rpm. Hasil bentuk
Gambar 8. Hasil tatal (chip) pemotongan tatal yang dihasilkan dengan parameter yang optimal
yaitu jenis tatal semikontinu dengan ujung-ujung
Hasil tatal yang dihasilkan yaitu bentuk tatal tatal yang berbentuk seperti gergaji (saw tooth
dengan ujung-ujungnya yang berbentuk seperti chips).
gergaji atau sering disebut dengan saw tooth chips.
UCAPAN TERIMA KASIH
3. Hasil tatal (chip) pada kondisi pemotongan Penulis berterimakasih kepada semua pihak
kecepatan potong (Vc) 160 m/min, feeding (f) 0,20 terkait yang membantu terlaksananya penelitian ini.
dan kecepatan putaran pahat (Vt) 120 rpm
REFERENSI
[1]. Anurag, R. Kumar. dkk. 2018. Analysis of Chip
Reduction Coefficient in Turning of Ti-6Al-4V
ELI. School of Mechanical Engineering, Kalinga
Institute of Industries Technology, Deemed to be
University,Bhubaneswar-751024.
[2]. Buldum, Berat, B., Aydin SIK., Iskender, O.
2011. Investigation of Magnesium Alloys
Machinability. International Journal of
Electronics, Mechanical and Mechatronics
Engineering Vol. 3, No. 3, 361-368.
Gambar 9. Hasil tatal (chip) pemotongan [3]. Harun, Suryadiwansa. dkk. 2012. Peningkatan
Produktivitas dan Pengendalian Suhu Pengapian
Tatal kontinu (continuous/flow chips), tatal Pemesinan Magnesium Dengan Sistem Pahat
yang dihasilkan dari proses pemesinan dipengaruhi Putar (Rotary Tool) dan Pendingin Udara (Air
oleh kecepatan potong dan feeding, tatal kontinu ini Cooling). Universitas Lampung. Bandar
terjadi ketika menggunakan kecepatan potong yang Lampung.
tinggi, gesekan antara pahat dengan tatal yang rendah [4]. Liwei Lu, Shaohua Hu, Longfei Liu, Zhenru
dan menghasilkan regangan geser yang kecil. Tatal Yin, 2016, “High Speed Cutting Of AZ31
ini dikelompokkan dengan jenis panampang lintang Magnesium Alloy”. Elsevier B.V. on Behalf of
yang seragam (uniform cross-section). Chongqing University, Hunan.
[5]. Rahdiyanta, Dwi. 2010. Buku 3 Proses Frais
(Milling) Jurusan Pendidikan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Yogyakarta.
[6]. Sreejith, P.S. and Ngoi, B.K.A. 2000. Dry
Machining of The Future. Journal of Materials
Processing Technology

You might also like