You are on page 1of 8

Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 1, Maret 2021

DOI: 10.36565/jab.v10i1.268
p-ISSN: 2655-9266
e-ISSN: 2655-9218

Pengaruh Penerapan Strategi Pelaksanaan Perilaku Kekerasan terhadap


Tanda Gejala Klien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Jambi

Siti Makhruzah 1, Vevi Suryenti Putri 2, Rahmi Dwi Yanti 3


1-3
Program Studi S1 Keperawatan STIKBA
Email : bundavierza@gmail.com

Submitted : 23/07/2020 Accepted: 12/02/2021 Published: 06 /03/2021

Abstract
The prevalence of violent behavior committed by people with schizophrenia is 19.1%. One of the
nurse's independent actions is the provision of implementation Strategy on the client's violent
behavior. The study aimed to determine the influence of applying the strategy of implementing
violence behavior toward signs symptoms of schizofrenia clients at psychiatric hospital Jambi
province. This study was conducted from 01st to 22nd January 2020. It used preexperimental with
one group pre and post test design. The populations were all of schizophrenic clients with violent
behavior who were hospitalized with sample as many as 30 people. The collecting of data was
conducted by using purposive sampling technique. The findings were obtained that mean value of
signs symptom pre-test 17.0 and after the implementing of SP is determined to occur a decrease in
the mean value of post-test symptoms of 7.93. Bivariate analysis with the t test obtained p value of
0,000 (<0.05) so that there is an influence of the implementation of the PK implementation strategy
on the decrease in symptoms
Keywords: implementation strategy , symptoms, violent behavior

Abstrak
Prevalensi perilaku kekerasan yang dilakukan oleh orang dengan skizofrenia adalah 19,1%. Salah
satu tindakan mandiri perawat adalah pemberian Strategi Pelaksanaan pada klien perilaku
kekerasan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada pengaruh penerapan strategi
pelaksanaan perilaku kekerasan terhadap tanda gejala klien skizofrenia di RSJD Provinsi Jambi.
Penelitian dilakukan pada 01 sampai dengan 22 Januari 2020. Desain penelitian yang digunakan
adalah pre-experimental dengan one group pre dan post test design. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh klien skizofrenia dengan perilaku kekerasan yang dirawat inap dengan jumlah
sampel 30 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian
didapatkan nilai mean tanda gejala pre test 17,0 dan setelah penerapan SP diketahui terjadi
penurunan nilai mean tanda gejala post test 7,93. Analisa bivariat dengan uji t test didapatkan nilai
p value 0,000 (<0,05) sehingga ada pengaruh penerapan strategi pelaksanaan PK terhadap
penurunan tanda gejala.
.Kata Kunci : perilaku kekerasan, strategi pelaksanaan, tanda gejala,

PENDAHULUAN dan perhatian yang keliru, afek yang datar


Skizofrenia adalah sekumpulan atau tidak sesuai dengan berbagai gangguan
sindroma klinik yang ditandai dengan aktivitas motorik yang bizarre disebut
perubahan kognitif, emosi, persepsi dan skizofrenia(Kunter,2009).
aspek lain dari perilaku. Skizofrenia Menurut data World Health
merupakan suatu kondisi gangguan psikotik Organitation (WHO), terdapat sekitar 35
yang ditandai dengan gangguan utama juta orang terkena depresi, 60 juta orang
dalam pikiran, emosi dan perilaku yang terkena bipolar, 21 juta terkena skizofrenia,
terganggu, dimana berbagai pemikiran tidak serta 47,5 juta terkena demensia. Riskesdas
saling berhubungan secara logis, persepsi 2013 proporsi gangguan jiwa 1,7% (permil)

39
Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 1, Maret 2021
DOI: 10.36565/jab.v10i1.268
p-ISSN: 2655-9266
e-ISSN: 2655-9218

sedangkan Riskesdas 2018 prevalensi untuk memberikan pelayanan keperawatan


Rumah Tangga dengan ART gangguan jiwa sesuai kompetensi dan kewenangan yang
skizofrenia/psikosis meningkat drastis dimiliki secara mandiri maupun
menjadi 6,7%dengan prevalensi provinsi bekerjasama dengan anggota kesehatan
tertinggi adalah Bali 11%. Untuk prevalensi lainnya, dalam bentuk asuhan keperawatan
Rumah Tangga dengan ART gangguan jiwa (Keliat, 2013).
skizofrenia/psikosis di provinsi Jambi Pemberian asuhan keperawatan
mencapai 7% pada Riskesdas 2018 merupakan proses terapeutik yang
(Kemenkes 2018). melibatkan hubungan kerjasama antara
Gangguan jiwa adalah kesulitan perawat dengan klien, keluarga atau
yang harus dihadapi oleh seseorang karena masyarakat untuk mencapai tingkat
hubungannya dengan orang lain, kesulitan kesehatan yang optimal.Tindakan
karena persepsinya tentang kehidupan dan keperawatan yang dilakukan kepada klien
sikapnya terhadap dirinya sendiri. berupa tindakan keperawatan generalis
Gangguan jiwa yang disebut juga dengan (Keliat, 2013).
gangguan mental merupakan gangguan Data diagnosa keperawatan pasien
dalam cara berpikir (cognitive), kemauan yang berada diruang rawat inap Rumah
(volition), emosi (affective), tindakan Sakit Jiwa Provinsi Jambidari bulan Januari
(psychomotor), salah satu gangguan jiwa hingga Juli 2019 tercatat sebanyak 80 klien
yang sangat mempengaruhi dan dengan diagnosa keperawatan resiko
mengganggu kehidupan individu adalah perilaku kekerasan, untuk lebih rinci dapat
skizofrenia ( Yosef, 2010). dilihat pada tabel berikut ini :
Pada penderita skizofrenia terdapat Tabel 1. Diagnosa Keperawatan
2 gejala secara umum, yaitu berupa gejala pasien Rawat Inap di
positif dan gejala negatif. Gejala positif Rumah Sakit Jiwa
pada penderita skizofrenia antara lain Provinsi Jambi pada
timbulnya delusi/waham, halusinasi, gaduh Januari s.d Juli 2019
gelisah, agresif, kekacauan alam pikiran. No Ruangan Halusinasi PK DPD
Gejala negatif meliputi sulit memulai 1 Epsilon 189 9 2
pembicaraan, afek tumpul atau datar, 2 Srikandi 41 17 0
berkurangnya motivasi, berkurangnya 3 Arimbi 280 0 0
atensi, pasif, apatis dan penarikan diri 4 Beta 194 0 0
secara sosial dan rasa tidak nyaman.6Salah 5 Arjuna 185 4 13
satu gejala positif dari skizofrenia yang 6 Yudistira 220 0 0
7
sering muncul adalah perilaku kekerasan. 7 Gama 88 3 0
Prevalensi perilaku kekerasan yang 8 Alfha 941 26 1
dilakukan oleh orang dengan skizofrenia 9 Shinta 96 6 56
adalah 19,1%.6 10 Delta 192 0 0
Perilaku kekerasan merupakan salah 11 Omega 131 3 7
satu respon terhadap stressor yang dihadapi 12 Teta 593 1 0
seseorang. Respon ini dapat menimbulkan 13 Sigma 250 3 1
kerugian baik kepada diri sendiri, orang 14 Pega 56 8 49
lain, maupun lingkungan.. Melihat dampak 15 Zetta 35 0 4
dan kerugian yang ditimbulkan maka Jumlah 3.491 80 133
penanganan klien dengan perilaku Data Primer, 2020
kekerasan perlu dilakukan oleh tenaga Tindakan keperawatan generalis
profesional. Perawat sebagai tenaga pada klien perilaku kekerasan dilakukan
profesional turut memiliki tanggung jawab dalam 4 macam strategi pelaksanaan (SP)

40
Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 1, Maret 2021
DOI: 10.36565/jab.v10i1.268
p-ISSN: 2655-9266
e-ISSN: 2655-9218

yaitu: mengontrol perilaku kekerasan pelaksanaan perilaku kekerasan belum bisa


dengan cara fisik yaitu tarik nafas dalam berjalan optimal, hal ini disebabkan karena
dan pukul kasur bantal, mengontrol pemberian strategi pelaksanaan perilaku
perilaku kekerasan dengan cara minum obat kekerasan tidak dilaksanakan secara terus
secara teratur, mengontrol perilaku menerus tetapi hanya pada saat klien
kekerasan dengan cara verbal yaitu: melakukan perilaku kekerasan, dan strategi
menceritakan perilaku kekerasan, bicara pelaksanaan yang dilakukan pada klien
baik (meminta, menolak dan langsung pada fase kerja. Perawat juga
mengungkapkan perasaan), mengontrol menjelaskan bahwa biasanya klien dengan
perilaku kekerasan dengan cara spritual, perilaku kekerasan yang masih sangat
pada setiap pertemuan klien memasukkan menonjol gejalanya akan dilakukan
kegiatan yang telah dilatih untuk mengatasi tindakan fiksasi ektremitas apabila dinilai
masalah kedalam jadwal kegaiatan harian ( dapat mengancam lingkungan dan diri
Direja,2011). Standar pelaksanaan sendiri. Prosedur pembatasan gerak dengan
komunikasi (SP) dengan klien resiko melakukan fiksasi oleh perawat terlatih
perilaku kekerasan menjabarkan bahwa dilakukan dengan tujuan dapat meredam
teknik mengatasi marah terbagi menjadi : gejala perilaku kekerasan yang dialami
latihan relaksasi nafas dalam, pukul bantal klien.
kasur, olahraga, gerakan fisik, latihan de-
enskalasi (curhat), latihan bicara yang baik, METODE PENELITIAN
latihan spiritual, dan latihan minum obat Penelitian ini merupakan penelitian
yang benar (Keliat, 2013). kuantitatif dengan menggunakan desain Pre
Berdasarkan survey awal yang Eksperiment pretest-post test dan desain
dilakukan peneliti pada tanggal 05 Oktober penelitian yang digunakan adalah one
2019 di Instalasi Gawat Darurat (IGD) group pre dan post test design dimana
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi pengukuran dilakukan sebanyak 2 kali,
didapatkan bahwa alasan utama keluarga sebelum penerapan S (01) disebut pre test
dan penanggung jawab membawa klien dan setelah diberikan pendidikan kesehatan
untuk dirawat inap adalah karena (02) disebut post test. Tujuan dari penelitian
mengamuk dan tidak bisa dikendalikan lagi ini adalah untuk melihat pengaruh
oleh anggota keluarga maupun lingkungan penerapan strategi pelaksanaan perilaku
sekitar. Hasil observasi peneliti terhadap 2 kekerasan terhadap klien skizofrenia di
orang klien yang dirawat di ruang Alpha Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi.
dengan diagnosa keperawatan perilaku Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
kekerasan sebelum mendapatkan asuhan klien skizofrenia yang mengalami resiko
keperawatan perilaku kekerasan, klien perilaku kekerasan yaitu sebanyak 80 orang
belum bisa melakukan pengontrolan marah, dengan sampel penelitian ada sebanyak 30
klien tampak berkata kasar, memaki, responden.
mengancam dan mencoba melukai orang
lain. Peneliti juga mendapatkan informasi HASIL DAN PEMBAHASAN
bahwa klien tidak pernah mendapatkan Karakteristik Responden
perlakuan atau latihan tentang strategi Berdasarkan penelitian, diketahui
pelaksanaan perilaku kekerasan selama bahwa gambaran karakteristik responden
dirawat diRumah Sakit Jiwa Daerah berdasarkan umur menunjukan sebagian
Provinsi Jambi. besar merupakan tingkat umur dewasa awal
Hasil wawancara dengan perawat 26 - 35 tahun sebanyak 14 responden
pelaksana di Ruang Alpha ditemukan (46,7%). Jenis kelamin diperoleh gambaran
masalah bahwa penerapan strategi menunjukan sebagian besar adalah laki-laki

41
Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 1, Maret 2021
DOI: 10.36565/jab.v10i1.268
p-ISSN: 2655-9266
e-ISSN: 2655-9218

sebanyak 23 responden (76,7%). sebagian besar responden status


Pendidikan terakhir diperoleh gambaran perkawinannya menikah sebanyak 14
sebagian besar adalah berpendidikan responden (46,7%).
menengah sebanyak 21 responden (70,0%).
Status perkawinan diperoleh gambaran

Tabel 2 Skor tanda gejala skizofrenia sebelum dilakukan penerapan


strategi pelaksanaan perilaku kekerasan

No Variabel Mean Min Max SD N

1 Tanda gejala skizofrenia 17,00 13 24 2,779 30


(pre-test)

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat yang biasanya ditemukan antara lain gaduh
bahwa gambaran tanda gejala skizofrenia gelisah, mondar-mandir, agresif, merasa
sebelum diberikan penerapan strategi dirinya adalah orang besar dan meremehkan
pelaksanaan perilaku kekerasan didapatkan orang lain.7 Sedangkan untuk tanda gejala
nilai rata-rata (mean) yaitu 17,00, dengan yang paling sedikit ditemukan adalah item
nilai minimun 13 dan nilai maksimum 24, pernyataan nomor 17 yaitu mengatakan
serta standar deviasi (SD) 2,779. merupakan orang yang berkuasa
Hawari menyatakan bahwa tanda
gejala positif dari penderita skizofrenia
.

Tabel 3 Skor tanda gejala skizofrenia sebelum dilakukan penerapan


strategi pelaksanaan perilaku kekerasan

No Variabel Mean Min Max SD N

1 Tanda gejala 7,93 4 14 2,348 30


skizofrenia (post-test)

Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa pelaksanaan perilaku kekerasan gejala yang
gambaran tanda gejala skizofrenia setelah paling signifikan mengalami penurunan
diberikan penerapan strategi pelaksanaan adalah ungkapan pasien ingin memukul
perilaku kekerasan didapatkan nilai rata- orang lain. Setelah periode akut serangan
rata (mean) yaitu 7,93 dengan nilai amuk teratasi, penderita dengan perlahan
minimun 4 dan nilai maksimum 14, serta mampu berpikir secara rasional, intervensi
standar deviasi (SD) 2,348. yang diberikan membantu untuk dapat
Penurunan tanda gejala skizofrenia berpikir secara lebih rasional. Sehingga
yang signifikan merupakan respon positif pasien bisa mengendalikan emosi dan
yang diharapkan dari tindakan keperawatan marah yang dialami.
yang diberikan oleh perawat. Semakin Penurunan hasil penilaian tanda
banyak terjadinya penurunan artinya gejala perilaku kekerasan sebelum dan
semakin terasa pengaruh pemberian setelah intervensi mencerminkan tingkat
intevensi.Dalam hal pemberian strategi keefektifan atau pengaruh dari intervensi

42
Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 1, Maret 2021
DOI: 10.36565/jab.v10i1.268
p-ISSN: 2655-9266
e-ISSN: 2655-9218

yang diberikan. Semakin tinggi terjadinya dipengaruhi juga oleh faktor lainnya juga,
penurunan (signifikan), bearti semakin sehingga intervensi yang sama terhadap 2
besar pengaruh dari intervensi yang subjek yang berbeda dapat menghasilkan
diberikan. Namun demikian, efektif dan hasil
tidaknya intervensi yang diberikan dapat
yang berlainan.

Tabel 4 Pengaruh Penerapan Strategi Pelaksanaan Perilaku Kekerasan


terhadap Tanda Gejala SKizofrenia

Variabel Mean SD SE P-Value N

Sebelum penerapan
strategi pelaksanaan 17.00 2.779 .507
0,000 30
Setelah penerapan
strategi pelaksanaan 7.93 2.214 .404

Hasil penelitian yang diperoleh dari Skizofrenia adalah gangguan


30 responden tentang penerapan strategi psikotik yang bersifat kronis atau kambuh
pelaksanaan perilaku kekerasan terhadap yang ditandai dengan terdapatnya
tanda gejala skizofrenia di ruang rawat inap perpecahan (schism) antara pikiran, emosi
RSJD Provinsi Jambi Tahun 2020, dan perilaku pasien yang terkena.
diketahui nilai rata-rata tanda gejala Perpecahan pada pasien digambarkan
skizofrenia sebelum dilakukan penerapan dengan adanya gejala fundamental (atau
strategi pelaksanaan perilaku kekerasan (pre primer) spesifik, yaitu gangguan pikiran
test kelompok sebelum) adalah 17.00 yang ditandai dengan gangguan asosiasi,
dengan standar deviasi 2.779, sedangkan khususnya kelonggaran asosiasi. Gejala
nilai rata-rata tanda gejala skizofrenia fundamental lainnya adalah gangguan
setelah penerapan strategi pelaksanaan afektif, autism, dan ambivalensi. Sedangkan
perilaku kekerasan (post test kelompok gejala sekundernya adalah waham dan
setelah) adalah 7.93 dengan standar deviasi halusinasi.11
2.214, dari hasil tersebut penurunan tanda Skizofrenia juga merupakan
gejala skizofrenia yang terjadi sebelum dan penyakit otak yang timbul akibat
sesudah penerapan strategi pelaksanaan ketidakseimbangan pada dopamin, yaitu
perilaku kekerasan adalah sekitar .507 salah satu sel kim didalam otak. Dia adalah
untuk sebelum penerapan strategi gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan
pelaksanaan dan .404 setelah penerapan ciri hilangnya perasaan afektif atau respon
strategi pelaksanaan dan hasil statistik emosional dan menarik diri dari hubungan
22.064. Berdasarkan hasil uji statistik antar pribadi normal. Seringkali diikuti
didapatkan nilai p-value =0.000 ( p <0,05 ) delusi (keyakinan yang salah) dan
dari hasil penelitian tersebut menunjukkan halusinasi (persepsi tanpa ada rangsangan
bahwa ada pengaruh penerapan Strategi panca indra). Penyakit ini ditakuti sebagai
Pelaksanaan Perilaku Kekerasan terhadap gangguan jiwa yang berbahaya dan tidak
Tanda Gejala Skizofrenia di Ruang Rawat dapat dikontrol, dan mereka yang
Inap RSJD Provinsi Jambi Tahun 2020. terdiagnosis penyakit ini digambarkan
43
Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 1, Maret 2021
DOI: 10.36565/jab.v10i1.268
p-ISSN: 2655-9266
e-ISSN: 2655-9218

sebagai individu yang tidak mengalami dengan cara fisik yaitu tarik nafas dalam
masalah emosional atau psikologis yang dan pukul kasur bantal, mengontrol
terkendali dan memperhatikan prilaku yang perilaku kekerasan dengan cara minum obat
aneh dan amarah (Videbac, 2008). secara teratur, mengontrol perilaku
Skizofrenia berdampak buruk jika kekerasan dengan cara verbal yaitu:
gejala dan tanda dari skizoprenia diabaikan, menceritakan perilaku kekerasan, bicara
akibat yang ditimbulkan pun akan baik (meminta, menolak dan
berbahaya, baik bagi penderita itu sendiri mengungkapkan perasaan), mengontrol
maupun orang yang disekitarnya perilaku kekerasan dengan cara spritual,
(Stuart,2013). Perilaku agresif pada pada setiap pertemuan klien memasukkan
penderita skizofrenia merupakan tanda kegiatan yang telah dilatih untuk mengatasi
gejala yang mengarah kepada perilaku yang masalah kedalam jadwal kegaiatan harian
maladaptive, seperti : mengancam mau (Keliat, 2019).
menyakiti seseorang, bermusuhan dan Hasil penelitian ini sejalan dengan
menarik diri (Keliat, 2013). Hal ini hasil penelitian yang dilakukan Suwahyu
membutuhkan penanganan yang tepat dan (2016) yang menyatakan bahwa terdapat
professional. penurunan tanda gejala dan peningkatan
Menurut Maramis, bahwa kemampuan mengontrol perilaku kekerasan
penatalaksanaan yang dapat dilakukan sebelum dan sesudah penerapan strategi
kepada pasien skizofrenia terbagi menjadi pelaksanaan dengan nilai p value 0,000.
farmakoterapi, terapi electroconvulsive dan Penelitian ini sejalan juga dengan penelitian
psikoterapi. Psikoterapi merupakan yang dilakukan Saswati (2016) yang
penatalaksanaa terhadap masalah emosional menyatakan bahwa ada pengaruh penerapan
seorang pasien yang dilakukan oleh seorang standar asuhan keperawatan perilaku
yang terlatih dalam hubungan profesional kekerasan dengan nilai p value 0,000.
dengan maksud hendak menghilangkan, Penelitian Putri (2018) menyimpulkan
mengubah atau menghambat gejala-gejala bahwa ada pengaruh signifikant komunikasi
yang ada, mengoreksi prilaku yang terapeutik dalam mengatasi masalah
terganggu dan mengembangkan perilaku kekerasan pada pasien skizofrenia
pertumbuhan kepribadian secara positif dengan nilai p value 0,013
(Stuar, 2013). Penelitian yang dilakukan ini
Perilaku yang terganggu pada memberikan gambaran bahwa tindakan
penderita skizofrenia salah satunya bisa mandiri yang dilakukan perawat dalam
berupa kecendrungan untuk melakukan membantu mengatasi permasalahan yang
kekerasan. Perilaku kekerasan merupakan diderita pasien khususnya terhadap pasien
suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk skizofrenia dengan perilaku kekerasan
melukai seseorang secara fisik maupun sangat penting dan sudah seharusnya untuk
psikologis (Direja, 2011). Psikoterapi yang senantiasa ditingkatkan. Penerapan strategi
dapat diberikan oleh tenaga perawat salah pelaksanaan perilaku kekerasan yang
satunya ialah pemberian strategi dilakukan dengan menjalin hubungan
pelaksanaan pada pasien perilaku kekerasan interpersonal yang harmonis antara perawat
yang terbagi menjadi 4 bagian strategi dengan pasien. Peran perawat dalam
pelaksanaan yang disebut juga sebagai pelaksanaan tindakan mandiri keperawatan
tindakan keperawatan generalis. di ruang rawat inap RSJD Provinsi Jambi
Tindakan keperawatan generalis kedepannya harus lebih ditingkatkan.
pada klien perilaku kekerasan dilakukan Penerapan strategi pelaksanaan yang
dalam 4 macam strategi pelaksanaan (SP) dilakukan perawat membutuhkan
yaitu: mengontrol perilaku kekerasan kemampuan komunikasi yang baik,

44
Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 1, Maret 2021
DOI: 10.36565/jab.v10i1.268
p-ISSN: 2655-9266
e-ISSN: 2655-9218

sehingga dengan kemampuan komunikasi gejala dan skor terendah 13 dari total skor
perawat yang baik dapat mencapai tujuan 28. Gambaran tanda gejala skizofrenia dari
yang diharapkan yaitu perubahan perilaku 30 responden sesudah dilakukan penerapan
pasien menjadi lebih baik dan konstruktif. strategi pelaksanaan perilaku kekerasan di
Beberapa kendala dalam penerapan strategi ruang rawat inap RSJD Provinsi Jambi
pelaksanaan di ruang rawat inap RSJD yaitu dengan nilai rata-rata sebesar 7,93
Provinsi Jambi seperti kurangnya tenaga dengan skor tertinggi 13 dari total skor 28
perawat yang handal dan rendahnya tanda gejala dan skor terendah 4 dari total
motivasi perawat untuk dapat melakukan skor 28. Terdapat pengaruh penerapan
strategi pelaksanaan secara berkelanjutan strategi pelaksanaan perilaku kekerasan
harus menjadi catatan serius bagi terhadap tanda gejala skizofrenia di ruang
stakeholder yang terkait. rawat inap RSJD Provinsi Jambi tahun
Menurut peneliti, dengan 2020 dengan nilai p value 0,000 (<0,05).
kesimpulan hasil penelitian ini diharapkan
agar penerapan strategi pelaksanaan dapat SARAN
terus dilakukan dan ditingkatkan secara Diharapkan pihak rumah sakit
berkesinambungan oleh perawat di RSJD khususnya bidang keperawatan dapat terus
Provinsi Jambi. Adapun mengenai kendala berupaya meningkatkan pelayanan
yang peneliti temukan dalam penelitian ini, kesehatan dan penanganan masalah
diharapkan sebaiknya pihak manajemen RS kesehatan dengan pelaksanaan tugas
khususnya bidang keperawatan dapat mandiri perawat khususnya dalam
membuat kebijakan tentang standar menerapkan SP, seperti melakukan
operasional prosedur pelaksanaan kebijakan tentang evaluasi terhadap kinerja
komunikasi dan pemberian strategi perawat dalam memberikan SP pada pasien
pelaksanaan bagi setiap diagnose setiap shift jaga. Selain itu, untuk standar
keperawatan. Selain itu juga untuk lebih strategi pelaksanaan diagnosa keperawatan
ditingkatkan kembali pelatihan yang terkait jiwa, diharapkan dapat lebih diupgrade
dengan mutu asuhan keperawatan, seperti dengan standar asuhan keperawatan jiwa
pelatihan manajemen bangsal rawat inap terbaru. Bagi peneliti selanjutnya dapat
dan pelatihan asuhan keperawatan jiwa melakukan peneliti lanjutan tentang
terbaru. Selain itu, untuk meningkatkan penerapan strategi pelaksanaan
pengaruh maupun hasil dari Strategi keperawatan lainnya khususnya untuk
Pelaksanaan (SP) yang masih belum terlalu standar asuhan keperawatan jiwa terbaru.
signifikan pihak manajemen maupun
stakeholder terkait dapat memaksimalkan DAFTAR PUSTAKA
penerapan komunikasi dengan menetapkan Kaplan & Sadock. 2007. Buku Ajar
SP terhadap diagnosa keperawatan Psikiatris Klinis (edisi 2) Jakarta :
dilakukan setiap shift kerja perawat. EGC
Kunter. 2009. Skizofrenia. Dalam jurnal
SIMPULAN kesehatan. http//subscrif.com. diakses
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan tanggal 10 Februari 2018.
beberapa kesimpulan : Gambaran tanda WHO. 2016. Skizofrenia. Di akses melalui
gejala skizofrenia dari 30 responden http//jurnal.kesehatan.jiwa.com
sebelum dilakukan penerapan strategi Kemenkes RI.(2018). Riset Kesehatan
pelaksanaan perilaku kekerasan di ruang Dasar (Riskesdas) 2018. Jakarta:
rawat inap RSJD Provinsi Jambi yaitu Badan Penelitian dan Pengembangan
dengan nilai rata-rata sebesar 17,0 dengan Kesehatan
skor tertinggi 24 dari total skor 28 tanda

45
Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 1, Maret 2021
DOI: 10.36565/jab.v10i1.268
p-ISSN: 2655-9266
e-ISSN: 2655-9218

Yosef. 2010. Keperawatan Jiwa. Bandung : Keliat, Budi Anna. 2011. Keperawatan
Refika Aditama Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta :
Videbeck, S. 2008. Buku Ajar Keperawatan EGC
Jiwa. Jakarta : EGC Suwahyu Romy. 2016. Gambaran Tanda
Hawari, Dadang. 2012. Skizofrenia edisi ke- Gejala dan Kemampuan Pasien
3 Pendekatan Holistik (BPSS), Bio- Mengontrol Perilaku Kekerasan
Psiko-Sosial-Spritual.Badan Penerbit Sebelum dan Setelah Penerapan
Fakultas Kedokteran Universitas Strategi Pelaksanaan (SP) di Rumah
Indonesia Sakit Jiwa Daerah Provinsi jambi.
Direja Ade H.S. 2011. Buku Asuhan Skripsi. Universitas Jambi
Keperawatan Jiwa. Jakarta : Medikal Saswati N. 2016. Pengaruh Penerapan
Book Standar Asuhan Keperawatan Perilaku
Keliat, Budi. 2019. Asuhan Keperawatan Kekerasan. Jurnal Keperawatan.
Jiwa. Jakarta : EGC Putri, V.S, dkk. 2018. Pengaruh Strategi
Keliat, Budi. dkk. 2013. Model Praktek Pelaksanaan Komunikasi Teraupetik
Keperawatan Profesional. Jakarta : terhadap Resiko Perilaku Kekerasan
FKUI pada Pasien Gangguan Jiwa di RSJD
Stuart, G.W. 2013. Buku Saku Keperawatan Provinsi Jambi. Jurnal Akademika
Jiwa, Edisi 5. Jakarta: EGC STIKBA Jambi Volume 7
Maramis, W.F. 2008. Catatan Ilmu
Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga
University Press

46

You might also like