Professional Documents
Culture Documents
This study aimed to describe coordination undertaken by the National Archives and Library of Surabaya with the
institutions and stakeholders involved in the TBM program in the city of Surabaya. The Background doing of the research is
due to the low interest in reading in the State of Indonesia in general and the city of Surabaya in particular, and the many
achievements of the TBM program.The theory used in this study is from Dann Suganda about the components and the type of
coordination; and Silalahi about coordination methods.The study is done by using descriptive qualitative determination
techniques informants purposively followed by snowball technique. The data obtained through interviews, observation and
documentation. The process of data analysis was done by grouping and combining the data obtained, and also set a series of
corresponding relationships between the data. Then the validity of the data is tested by triangulation of data so that the data
presented is valid data.The results of this study indicate that factors that affect the coordination of TBM such a factor of
communication and information factors are already well underway. However the resource factor is still found weaknesses
such as lack of District Coordinator.Coordination that existed at the TBM program has been implemented to its full potential
and the public accessibility of Surabaya to sources of knowledge (books) can be increased from year to year.
Perpustakaan dan Arsip Daerah dalam Millenium Developments Goals (MDGs) Award
meningkatkan minat membaca masyarakat di pada tahun 2013 dan Taman Bacaan Masyarakat
Perpustakaan Umum kabupaten Paser belum (TBM) berhasil meraih Juara Nasional Perpustakaan
maksimal dalam implementasi kegiatannya karena Umum Untuk Klaster A pada tahun 2013. Dari
terkendala terbatasnya anggaran dana, sumber daya kesuksesan yang diraih program pengembangan
manusia yang terbatas dari jumlah maupun kualitas, pelayanan perpustakaan umum di Kota Surabaya
wilayah kerja yang luas, fasilitas-fasilitas yang khususnya Taman Bacaan Masyarakat (TBM) yang
kurang memadai, dan waktu layanan yang terbatas. berada di taman-taman Kota Surabaya menarik
Dari ketiga penelitian di atas yang sudah minat peneliti untuk mencari kunci sukses dari
dilakukan dan menjadi dasar bagi peneliti untuk program ini. Dan fokus yang ingin diteliti adalah
melakukan penelitian ini, dapat diambil kesimpulan mengenai koordinasi.
bahwa kelemahan atau kekurangan yang ditemui Hal yang menjadi dasar peneliti ingin
dalam penelitian diatas adalah berkaitan dengan meneliti Taman Bacaan Masyarakat yang ada di
kurangnya cakupan wilayah dari Perpustakaan taman kota Surabaya adalah karena beberapa hal.
Umum dan juga kurangnya koordinasi dalam Pertama, Akhir-akhir ini, pemerintah Kota Surabaya
Perpustakaan Umum.Dan hal-hal tersebut sedang gencar-gencarnya dalam melakukan
merupakan faktor penting bagi pelaksanaan penghijauan di Kota Surabaya dengan membuat
Perpustakaan Umum. Munculnya Peraturan Daerah taman-taman kota baik yang memiliki ukuran kecil
kota Surabaya No. 5 Tahun 2009 pasal 5 ayat 1 yang sampai yang memiliki ukuran besar di beberapa
menyebutkan bahwa pemerintah daerah wilayah yang ada di Kota Surabaya. Maka dari itu,
berkewajiban menjamin ketersediaan layanan penelitian tentang koordinasi dalam pengembangan
perpustakaan secara merata di daerah; dan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) ini sangat
menyelenggarakan dan mengembangkan penting terutama koordinasi dari pihak TBM dengan
Perpustakaan Umum Daerah berdasar kekhasan Dinas Kebersihan dan Pertamanan karena apabila
Daerah sebagai pusat penelitian dan rujukan tentang antara dua pihak ini terjalin koordinasi yang baik
kekayaan budaya Daerah dan Peraturan Walikota akan berdampak pada pembangunan taman kota dan
Surabaya Nomor 4 Tahun 2010 Tentang Petunjuk TBM yang selaras dan dapat menghemat anggaran
Teknis Pengelolaan Biaya Operasional Pendidikan pemerintah Kota Surabaya. Kemudian bila ditemui
Tahun 2010. Mendorong pemerintah kota Surabaya belum terjalin koordinasi yang baik maka bias
untuk segera merealisasikan pengembangan segera diperbaiki cara berkoordinasinya. Kedua,
pelayanan perpustakaan umum di Kota Taman merupakan tempat wisata murah dan
Surabayayang tidak hanya melibatkan satu Satuan relaksasi bagi warga kota yang selama 6 hari
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) saja, tapi berkutat dengan pekerjaan. Oleh sebab itu, akan
melibatkan beberapa SKPD yang berada di Kota lebih mudah untuk mengajak pengunjung taman
Surabaya. untuk mendatangi Taman Bacaan Masyarakat untuk
Pengembangan layanan perpustakaan umum sekedar membaca buku selama beberapa menit.
Kota Surabaya merupakan salah satu praktik cerdas Mudahnya mengajak masyarakat untuk datang ke
dan program inovatif di tingkat akar rumput di TBM akan berdampak pada banyaknya kunjungan
penjuru Jawa Timur bidang pendidikan melalui dan suatu tempat penelitian semakin layak untuk
strategi yang dikembangkan yaitu power strategi, dijadikan tempat penelitian apabila pengunjung
normative, edukatif dan persuasive dengan banyak dan itu akan semakin meningkatkan tingkat
sasarannya keluarga yang bekerjasama dengan validitas hasil penelitian. Ketiga, golongan dan umur
PAUD, TP PKK lingkungan sekolah. Implementasi masyarakat yang datang ke taman kota lebih
strategi ini merangkul Dinas Pendidikan Surabaya bervariasi dibandingkan dengan yang datang ke
yang membuat kesepakatan bersama mengenai sekolah, posyandu, kelurahan, kecamatan dan lain-
kurikulum wajib baca serta merevitalisasi lain. Oleh karena itu, taman kota menjadi tempat
perpustakaan sekolah dan lingkungan masyarakat yang cocok untuk melihat sejauh mana program
dengan mendirikan 980 titik layanan baca di seluruh taman bacaan masyarakat ini menjangkau seluruh
area public. Seperti taman bacaan lapisan masyarakat yang ada di Kota Surabaya.
masyarakat/perpustakaan balai RW, kelurahan, Kemudian mengenai penelitian koordinasi
kecamatan, rumah susun, liponsos, terminal, rumah di dalam pengembangan pelayanan perpustakaan
sakit, taman dan sebagainya. Tujuan utamanya umum di Kota Surabaya dikarenakan koordinasi
mencerdaskan serta meningkatkan perekonomian merupakan faktor yang penting dalam pelaksanaan
pelaku usaha melalui hasil pemanfaatan program yang melibatkan dua atau lebih lembaga.
perpustakaan (surabaya.tribunnews.com, diakses 24 Kebanyakan gagalnya pelaksanaan program-
Februari 2016). program pendidikan di Indonesia salah satunya
Pengembangan pelayanan perpustakaan adalah karena kurangnya atau buruknya koordinasi
umum ini berhasil meraih penghargaan yang diantara lembaga-lembaga yang terlibat dalam
diterima oleh pemerintah kota Surabaya yaitu pelaksanaan program. Padahal koordinasi
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
merupakan hal yang sangat penting dalam institusi, dan dimanfaatkan oleh masyarakat yang
pelaksanaan program atau kegiatan yang melibatkan rata-rata tidak mampu membeli sekian banyak buku
2 lembaga atau lebih karena menurut A.E.Benn atas biaya sendiri.Dengan koleksi dan penemuan
(1952) dalam bukunya yang berjudul The
media baru selain buku untuk menyimpan informasi,
Management Dictionary bahwa koordinasi adalah
banyak perpustakaan kini juga merupakan tempat
penyusunan usaha-usaha kelompok di dalam suatu
kelangsungan dan keteraturan sikap sehingga penimpanan dan/atau akses ke map, cetak atau hasil
menciptakan kesatuan tindakan dalam seni lainnya, mikrofilm, mikrofiche, tape audio, CD,
mengusahakan tercapainya tujuan bersama. Akibat LP, tape video dan DVD, dan menyediakan fasilitas
dari kurangnya koordinasi atau buruknya koordinasi umum untuk mengakses gudang data CD-ROM dan
menyebabkan pelayanan menjadi lama dan berbelit- internet.Perpustakaan dapat juga diartikan sebagai
belit. Menurut Paul R. Lawrence dan Jay W. Lorch
kumpulan informasi yang bersifat ilmu pengetahuan,
(Handoko, 2003:197) mengungkapkan 4 (empat)
tipe perbedaan dalam sikap dan cara kerja yang hiburan, rekreasi, dan ibadah yang merupakan
mempersulit tugas pengkoordinasian, yaitu: kebutuhan hakiki manusia.
1. Perbedaan dalam orientasi terhadap perpustakaan modern telah didefinisikan kembali
tujuan tertentu; sebagai tempat untuk mengakses informasi dalam
2. Perbedaan dalam orientasi waktu; format apa pun, apakah informasi itu disimpan
3. Perbedaan dalam orientasi antar- dalam gedung perpustakaan tersebut atau tidak.
pribadi;
Dalam perpustakaan modern ini selain kumpulan
4. Perbedaan dalam formalitas struktur.
Minimnya sarana dan prasarana kerja juga buku tercetak, sebagian buku dan koleksinya ada
menambah sulitnya koordinasi diantara lembaga- dalam perpustakaan digital (dalam bentuk data yang
lembaga pemerintah.Oleh sebab itu peneliti ingin bisa diakses lewat jaringan komputer).Perpustakaan
melakukan penelitian tentang koordinasi yang adalah mencakup suatu ruangan, bagian dari gedung
terjalin diantara lembaga-lembaga dan aktor-aktor / bangunan atau gedung tersendiri yang berisi buku-
pemerintah yang terlibat dalam pelaksanaan buku koleksi, yang diatur dan disusun demikian
pengembangan layanan perpustakaan umum di kota
rupa, sehingga mudah untuk dicari dan
Surabaya.
Dari latar belakang yang telah diuraikan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan
sebelumnya, maka rumusan masalah yang dapat oleh pembaca (Sutarno NS, 2006:11).Perpustakaan
dibuat oleh peneliti adalah bagaimanakah bentuk adalah kumpulan atau bangunan fisik sebagai tempat
hubungan kerjasama (koordinasi) berbagai buku dikumpulkan dan disusun menurut sistem
pihakyang terlibat dalam Program Taman Bacaan tertentu atau keperluan pemakai (Lasa, 2007:12).
Masyarakat di Kota Surabaya?, serta apa saja faktor Secara lebih konkrit perpustakaan dapat
yang mempengaruhi koordinasi program taman dirumuskan sebagai suatu unit kerja dari sebuah
bacaan masyarakat di Kota Surabaya?. lembaga pendidikan yang berupa tempat
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk penyimpanan koleksi buku-buku pustaka untuk
mendeskripsikan koordinasi yang terjalin diantara menunjang proses pendidikan. Dari beberapa
lembaga-lembaga pemerintah dan stake holder yang pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
terlibat dalam pengembangan pelayanan perpustakaan adalah tempat untuk mengembangkan
Perpustakaan Umum di Kota Surabaya. Manfaat informasi dan pengetahuan yang dikelola oleh suatu
secara akademik dari penelitian ini adalah hasil dari lembaga pendidikan, sekaligus sebagai sarana
penelitian ini dapat digunakan dalam menambah edukatif untuk membantu memperlancar cakrawala
khasanah ilmu administrasi negara mengenai pendidik dan peserta didik dalam kegiatan belajar
koordinasi dalam pelaksanaan suatu program atau mengajar.
kegiatan. Manfaat teknis dari penelitian ini adalah Sejalan dengan perkembangan zaman,
dapat dijadikan pedoman bagi pemerintah- pengertian perpustakaan berubah secara berangsur-
pemerintah daerah/kota yang ada di Indonesia angsur. Pada mulanya setiap ada kumpulan buku-
mengenai pengkondisian lembaga-lembaga buku koleksi yang dikelola secara rapi dan teratur
pemerintah agar tercipta koordinasi yang baik pada disebut perpustakaan, tetapi karena adanya
saat melaksanakan program yang melibatkan banyak perkembangan teknologi modern dalam usaha
lembaga pemerintah. pelestarian dan pengembangan informasi, maka
Perpustakaan adalah sebuah koleksi buku dan
koleksi perpustakaan tidak hanya terbatas buku-
majalah. Walaupun dapat diartikan sebagai koleksi buku saja tetapi juga beraneka ragam jenisnya.
pribadi perseorangan, namun perpustakaan lebih Program Taman Bacaan Masyarakat (TBM)
umum dikenal sebagai sebuah koleksi besar yang merupakan bagian dari program pengembangan
dibiayai dan dioperasikan oleh sebuah kota atau layanan perpustakaan umum di kota Surabaya yang
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
merupakan salah satu praktik cerdas dan program menyeimbangkan kegiatan-kegiatan yang spesifik
inovatif di tingkat akar rumput di penjuru Jawa atau berbeda-beda, agar semuanya terarah pada
Timur bidang pendidikan melalui strategi yang pencapaian tujuan tertentu pada saat yang telah
dikembangkan yaitu power strategi, ditetapkan. Dari sudut fungsional, koordinasi
normative,edukatif dan persuasive. Program ini dilakukan guna mengurangi dampak negatif
telah memperoleh penghargaan dari Indonesia spesialisasi dan mengefektifkan pembagian kerja.
MDGs (Millennium Development Goals) Awards Dengan demikian definisi koordinasi dapat diartikan
pada tahun 2013 dan Juara Nasional Perpustakaan sebagai proses penyepakatan bersama secara
Umum untuk Klaster A pada tahun 2013. mengikat sehingga disisi yang satu semua kegiatan
Target dari pengembangan pelayanan atau unsur itu terarah pada pencapaian suatu tujuan
perpustakaan umum di kota Surabaya ini adalah yang telah ditetapkan dan disisi lain, keberhasilan
untuk menjadikan masyarakat Surabaya gemar kegiatan yang satu tidak merusak keberhasilan
membaca. Dalam program ini, Walikota Surabaya kegiatan yang lain (Ndraha 2003: 290-291).
merangkul Dinas Pendidikan Surabaya yang Unsur-Unsur Koordinasi
membuat kesepakatan bersama mengenai kurikulum Dann Suganda merumuskan bahwa koordinasi
wajib baca (www.surabaya.tribunnews.com). Selain adalah penyatupaduan gerak dari seluruh potensi
itu, dilakukan juga sinergi pelayanan perpustakaan dan unit-unit organisasi atau organisasi-organisasi
umum dengan Kecamatan, RW, Dinas Kebersihan yang berbeda fungsi agar secara benar-benar
dan Pertamanan, Rumah Susun, Dinas Perhubungan, mengarah pada sasaran yang sama guna
RSUD, serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. memudahkan pencapaiannya dengan efisien.
Program dilakukan untuk Pengelolaan Layanan Koordinasi bertujuan terciptanya efisiensi
Baca di seluruh Kota Surabaya meliputi Layanan pelaksanaan tugas atau pencapaian sasaran.unsur-
Baca di Perpustakaan Daerah, Layanan Bis Keliling unsur yang terkandung di dalam usaha koordinasi,
di Sekolah dan Area Publik, Layanan Paket, yang meliputi:
Layanan Taman Bacaan Masyarakat (TBM), 1. Unit-unit atau Organisasi-organisasi
Revitalisasi TBM dan Perpustakaan Sekolah Dasar. 2. Sumber-sumber (potensi)
Negeri di 980 titik layanan baca di seluruh Kota 3. Gerak Kegiatan
Surabaya, dengan jumlah koleksi mencapai satu juta 4. Kesatupaduan
buku. 5. Keserasian
Pengertian koordinasi menurut Stoner (1982) 6. Arah yang sama
adalah “proses penyatu-paduan sasaran-sasaran dan Tipe-Tipe Koordinasi
kegiatan-kegiatan dari unit-unit yang terpisah Menurut Dann Suganda (1991:25-26)
(bagian atau bidang fungsional) dari sesuatu menyebutkan beberapa jenis koordinasi sesuai
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara dengan lingkup dan arah jalurnya sebagai berikut :
efisien.” a. Menurut lingkupnya, terdapat :
George R.Terry (1964) menjelaskan bahwa 1) Koordinasi intern yaitu koordinasi antar
koordinasi hanya mungkin terjadi apabila ada pejabat atau antar unit di dalam suatu
kesadaran dan kesediaan sukarela dari semua organisasi.
anggota organisasi atau pemimpin-pemimpin 2) Koordinasi ekstern yaitu koordinasi antar
organisasi (untuk kerjasama antar instansi) ke dalam pejabat dari berbagai organisasi atau antar
proses pelaksanaan kerja di bawah pengarahan organisasi.
seseorang yang mempunyai kewenangan fungsional b. Menurut arahnya, terdapat :
tertentu. Dalam hal ini koordinasi menuntut sikap
1) Koordinasi horisontal yaitu koordinasi
dan perilaku tertentu dari orang-orang, kepala-
antar pejabat atau antar unit yang
kepala unit, maupun dari kepala-kepala instansi
mempunyai tingkat hierarkhi yang sama
tertentu yang terlibat dalam hubungan kerjasama.
dalam suatu organisasi, dan antar pejabat
Baik sikap yang mengarahkan atau koordinator,
dari organisasi-organisasi yang sederajat
maupun sikap yang diarahkan atau yang
atau antar organisasi yang setingkat.
dikoordinasikan. Untuk membuka jalan ke arah
saling pengertian tadi, maka komunikasi yang
2) Koordinasi vertikal yaitu koordinasi antara
efektif sangat diperlukan. Pentingnya komunikasi pejabat-pejabat dan unit-unit tingkat bawah
oleh pejabat atasannya atau unit tingkat
untuk koordinasi dapat digambarkan dari kata-kata
Pfiffner yaitu “Communication and coordination atasnya langsung, juga cabang-cabang
suatu organisasi oleh organisasi induknya.
are inseparable parts of administration” yang
artinya komunikasi dan koordinasi adalah bagian 3) Koordinasi diagonal yaitu koordinasi antar
yang tidak bisa terpisahkan dalam administrasi. pejabat atau unit yang berbeda fungsi dan
Jika dilihat dari segi normatif, koordinasi berbeda tingkatan hierarkhinya.
diartikan sebagai kewenangan untuk menggerakkan, 4) Koordinasi fungsional, adalah koordinasi
menyerasikan, menyelaraskan, dan antar pejabat, antar unit atau antar
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
melalui Reduksi Data, Penyajian Data dan terlibat agar tujuan yang sudah dirumuskan bisa
Penarikan kesimpulan segera tercapai.
Program Taman Bacaan Masyarakat (TBM) ini
Hasil dan Pembahasan memang ada kegiatan koordinasi. Ada koordinasi
Koordinasi Dalam Pengembangan Taman dengan pihak eksternal (luar instansi) dan juga
Bacaan Masyarakat (TBM) di Kota Surabaya internal (dalam organisasi). Untuk koordinasi
Pendidikan di Kota Surabaya masih perlu eksternal dilakukan dengan pertemuan antara wakil
banyak pembenahan, maka pemerintah Kota Perpustakaan Kota Surabaya dengan dinas terkait,
Surabaya melalui Badan Arsip dan Perpustakaan dan juga melalui kiriman surat elektronik ke instansi
Kota Surabaya mengeluarkan program Taman terkait yang dituju dan waktunya tidak tentu,
Bacaan Masyarakat (TBM) pada tahun 2008. Pada tergantung dari kebutuhan untuk berkoordinasi.
awalnya program Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Sedangkan untuk koordinasi internal dilakukan
ini hanya berada pada tingkatan Rukun Warga (RW) setiap bulan di minggu pertama setelah apel dan hari
dan pedoman dalam pelaksanaan TBM juga masih Jum’at setelah pulang kerja yang dinamakan kelas
berupa ISO yang dibuat oleh Badan Arsip dan Literasi yang dibagi kedalam 3 tempat kelompok
Perpustakaan Kota Surabaya. Hal yang mendasari pertemuan yaitu di Badan Arsip dan Perpustakaan
awal diadakannya program TBM berada di RW Kota Surabaya, Balai Pemuda Surabaya, dan
adalah karena dirasa tingkatan masyarakat yang Perpustakaan Umum Kota Surabaya.
paling cepat dan mudah untuk mensosialisasikan Peranan masing-masing instansi atau pihak-
program TBM adalah di RW. Dan terbukti, pada saat pihak yang terkait dalam pengembangan TBM yang
itu respon dari masyarakat yang berada di sekitar didapatkan dari pernyataan narasumber.
TBM sangat baik. Namun pada saat itu jumlah TBM Tabel III.1
masih sedikit. TBM di Kota Surabaya mulai Peran Instansi/Pihak Terkait Dalam TBM
berkembang dan bertambah jumlahnya setelah No. Nama Pernyataan Keterangan
dilakukannya Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (MUSRENBANG) dan mendapat Bu Novi ‘’Ya yang
masukan dari tingkatan bawah seperti kelurahan dan menyusun SOP
kecamatan. Badan Arsip saya kemudian
Pada saat ini, lembaga-lembaga yang sudah ikut Penyusun
1. dan dirapatkan
serta dan terlibat dalam program Taman Bacaan SOP
Perpustakaan dengan seluruh
Masyarakat (TBM) di Kota Surabaya antara lain
Kota orang
Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota
Surabaya (BAPPEKO Surabaya), Dinas Kebersihan Surabaya Perpustakaan’’
dan Pertamanan Kota Surabaya.
Program Taman Bacaan Masyarakat (TBM) ini Pak Wibowo
dapat terlaksana sampai saat ini karena koordinasi Purnomo
yang terjalin di antara lembaga-lembaga dan pihak- Hadi ‘’O iya kita
Leading
pihak yang terkait dalam pelaksanaan program 2. disini sebagai
Sektor
Taman Bacaan Masyarakat (TBM) ini. Selain itu, Perpustakaan leading sektor
banyak faktor yang melatarbelakangi terlaksananya Umum Kota
program Taman Bacaan Masyarakat (TBM) ini Surabaya
sampai saat ini. Program Taman Bacaan Masyarakat
(TBM) di Kota Surabaya ini didasari oleh kondisi ‘’Kami di sini
pendidikan di Indonesia yang masih rendah memang pada
sehingga pemerintah Kota Surabaya melalui dinas- awalnya ada
dinas yang terkait berusaha memberikan pelayanan Pak Hendri pertemuan
pendidikan yang langsung bisa dirasakan oleh
masyarakat Kota Surabaya berupa TBM yang dengan Barpus
Dinas
tersebar di berbagai fasilitas public yang ada di Kota yang meminta Sebagai
Kebersihan
Surabaya. 3. izin untuk Penyedia
dan
Tipe Koordinasi Dalam Pengembangan Taman membuka Tempat
Bacaan Masyarakat (TBM) di Kota Surabaya Pertamanan
TBM.
Pelaksana program Taman Bacaan Masyarakat Kota
Kemudian
(TBM) terdiri dari beberapa instansi atau dinas yang Surabaya
pelaksanaan
berada di Kota Surabaya. Maka dari itu, dalam
pelaksanaan program TBM ini diperlukan TBM
koordinasi yang baik antar instansi-instansi dilakukan
tersebut. Koordinasi dibutuhkan untuk menyamakan sepenuhnya
visi dan misi dari masing-masing instansi yang
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
telepon dan surat elektronik (email) apabila mau ‘’Setiap awal bulan pada minggu pertama
berkoordinasi dengan instansi lain. setelah Apel dilakukan pertemuan dengan
b. Media cetak atau tertulis, Koordinasi dalam para petugas TBM di sini (Perpustakaan
pengembangan program Taman Bacaan Masyarakat Umum Kota Surabaya) untuk pemberian
yang ada di Kota Surabaya juga menggunakan materi dari narasumber yang didatangkan.
media cetak sebagai media koordinasi seperti Kemudian juga setiap hari Jum’at setelah
diantaranya Badan Arsip dan Perpustakaan Kota pulang kerja ada kelas Literasi dimana
Surabaya mengirim surat kepada Dinas Pendidikan petugas TBM pada pertemuan itu diberikan
Kota Surabaya dalam rangka berkoordinasi pelatihan mengenai cara story telling,
mengenai revitalisasi perpustakaan sekolah yang ada meresume buku dan lain-lain.’’
di Kota Surabaya. (Wawancara tanggal 13 Juni 2016)
c. Media tatap muka, yaitu Koordinasi Taman
Bacaan Masyarakat (TBM) di Kota Surabaya juga 3. Gerak Kegiatan
dilakukan pertemuan-pertemuan baik antar individu- Program Taman Bacaan Masyarakat di Kota
individu yang ada pada suatu instansi (internal) atau Surabaya, yang dilakukan oleh instansi-instansi
antar instansi (eksternal). yang terkait adalah dengan melakukan pertemuan
2. Dengan mengangkat coordinator, Dalam baik secara rutin antara Badan Arsip dan
pelaksanaan koordinasi pada program Taman Perpustakaan Kota Surabaya dengan petugas-
Bacaan Masyarakat di Kota Surabaya juga terdapat petugas TBM. Kemudian dengan melakukan
koordinator yang disebut Koordinator PNS yang pertemuan juga antar instansi yang terkait seperti
berjumlah 31 orang dimana masing-masing dari BAPPEKO, akan tetapi waktu pertemuannya
Koordinator PNS ini membawahi/ mengkoordinasi disesuaikan dengan munculnya masalah yang ada
satu kecamatan. pada saat pelaksanaan program TBM.
3. Membuat simbol, tanda-tanda, atau kode-kode 4. Kesatupaduan
tertentu, Dalam pelaksanaan koordinasi pada Kesatupaduan dalam program Taman Bacaan
program Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di Kota Masyarakat di Kota Surabaya ini diawali dengan
Surabaya tidak membuat symbol-simbol, tanda- munculnya ISO kemudian akibat dari semakin
tanda, atau kode-kode tertentu. banyaknya TBM-TBM yang dibuka, maka Badan
4. Dengan aba-aba tertentu, Dalam pelaksanaan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya mempunyai
koordinasi pada program Taman Bacaan Masyarakat ide untuk menyusun konsep Standard Operating
(TBM) di Kota Surabaya tidak menggunakan aba- Procedure (SOP).
aba tertentu. 5. Keserasian
5. Dengan menyanyi bersama. Dalam pelaksanaan Keserasian urutan pengerjaan dalam program
koordinasi pada program Taman Bacaan Masyarakat Taman Bacaan Masyarakat ini ada setelah
(TBM) di Kota Surabaya tidak menggunakan dirumuskannya SOP. Urutannya dimulai dari Badan
koordinasi berupa menyanyi bersama. Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya yang
Unsur-Unsur Yang Mempengaruhi Koordinasi menseleksi calon petugas TBM kemudian akan
Dalam Pengembangan Program Taman Bacaan dilakukan monitoring oleh Koordinator PNS. Dan
Masyarakat (TBM) di Kota Surabaya apabila ada kinerja dari petugas TBM yang tidak
Pelaksanaan koordinasi dalam program Taman maksimal, maka pada akhir tahun akan diputus
Bacaan Masyarakat yang ada di Kota Surabaya hubungan kerjanya.
dipengaruhi oleh unsur-unsur koordinasi. Unsur-
unsur yang terkandung di dalam usaha koordinasi,
yaitu meliputi: 6. Arah yang sama
1. Unit-unit atau Organisasi-organisasi Program Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di
Organisasi yang mempunyai fungsi sama adalah taman-taman kota yang ada di Kota Surabaya,
Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya kesamaan arah sudah bisa dilakukan karena telah
dengan Perpustakaan Umum Kota Surabaya, adanya pedoman pelaksanaan program yaitu Standar
sedangkan organisasi yang mempunyai fungsi yang Operasional Prosedur (SOP) yang disusun oleh
berbeda adalah Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya, (BARPUS).
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya Permasalahan Koordinasi Dalam Pengembangan
(BAPPEKO), dan Kelurahan Genteng Surabaya. Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di Kota
2. Sumber-sumber (potensi) Surabaya
Dalam program Taman Bacaan Masyarakat di
Berdasarkan pengamatan peneliti beberapa
Kota Surabaya ini, yang berkaitan dengan sumber-
masalah yang dihadapi dalam usaha mengkoordinasi
sumber (potensi) dapat diketahui melalui penjelasan
adalah :
dari Bapak Wibowo Purnomo Hadi dari
Perpustakaan Umum Kota Surabaya.
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X