You are on page 1of 12

Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X

Volume 4, Nomor 3, September - Desember 2016

KOORDINASI ANTAR LEMBAGA DAN STAKEHOLDER


DALAM PENGEMBANGAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT
(STUDI KASUS: TAMAN FLORA DAN TAMAN EKSPRESI DI KOTA
SURABAYA)
Adi Hartono1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FISIP, Universitas Airlangga
ABSTRACT

This study aimed to describe coordination undertaken by the National Archives and Library of Surabaya with the
institutions and stakeholders involved in the TBM program in the city of Surabaya. The Background doing of the research is
due to the low interest in reading in the State of Indonesia in general and the city of Surabaya in particular, and the many
achievements of the TBM program.The theory used in this study is from Dann Suganda about the components and the type of
coordination; and Silalahi about coordination methods.The study is done by using descriptive qualitative determination
techniques informants purposively followed by snowball technique. The data obtained through interviews, observation and
documentation. The process of data analysis was done by grouping and combining the data obtained, and also set a series of
corresponding relationships between the data. Then the validity of the data is tested by triangulation of data so that the data
presented is valid data.The results of this study indicate that factors that affect the coordination of TBM such a factor of
communication and information factors are already well underway. However the resource factor is still found weaknesses
such as lack of District Coordinator.Coordination that existed at the TBM program has been implemented to its full potential
and the public accessibility of Surabaya to sources of knowledge (books) can be increased from year to year.

Keywords: Coordination, Reading Interest, Community Library

Pendahuluan pendidikan yang dapat dijangkau oleh seluruh


lapisan masyarakat.
Pelaksanaan pendidikan di Indonesia
dituangkan dalam pembukaan Undang-Undang Minimnya anggaran pendidikan
Dasar 1945 (UUD 1945) yang menyatakan bahwa berpengaruh pada sarana dan prasarana lain di
salah satu tujuan kemerdekaan adalah mencerdaskan sekolah yaitu ketersediaan perpustakaan sekolah.
kehidupan bangsa. Dan salah satu pasal dalam UUD Menurut data Badan Penelitian dan Pengembangan
1945 yaitu pasal 31 UUD 1945 ayat 1 juga Perpustakaan Nasional tahun 2011 bahwa dari 110
menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak ribu sekolah yang ada di Indonesia terindentifikasi
untuk mendapatkan pendidikan.Menurut Undang- hanya 18% yang mempunyai perpustakaan.Dari 200
Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 menyebutkan ribu unit SD di Indonesia, hanya 20 ribu yang
bahwa pendidikan berfungsi mengembangkan memiliki perpustakaan standar. Dari 70 ribu SMP
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban hanya 36% yang memiliki perpustakaan standar, dan
bangsa yang bermartabat dalam rangka untuk SLTA hanya 54% yang mempunyai
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk perpustakaan berkualitas standar.
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi (www.pelitaonline.com. Diakses 13 November
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan 2014). Dari 64 ribu desa yang ada di Indonesia,
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, ternyata yang mempunyai perpustakaan hanya 22%
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara (poskotanews.com, diakses 12 Juni 2014). Menurut
yang demokratis serta bertanggung jawab. Dari UNESCO (United Nations Educational, Scientific,
penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa and Cultural Organization) pada tahun 2012
pemerintah Indonesia memiliki kewajiban untuk mencatat bahwa indeks minat baca di Indonesia baru
mencerdaskan warga negaranya melalui proses mencapai 0,001. Artinya dalam setiap 1.000 orang,
pendidikan.Salah satu kunci sukses dalam hanya ada satu orang yang mempunyai minat
pelaksanaan pendidikan adalah tersedianya sarana membaca. Hal ini menunjukkan bahwa masih
dan prasarana pendidikan yang memadai dan biaya lemahnya minat baca di Indonesia.
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X

Volume 4, Nomor 3, September - Desember 2016

Di bawah ini adalah data dari 5 negara di Peringkat Pendidikan Berdasarkan


ASEAN yang dipublikasikan oleh UNDP dalam PROGRESS IN INTERNATIONAL READING
Human Development Report 2014Sustaining LITERACY STUDY (PIRLS)
Human Progress:Reducing Vulnerabilities and No. PIRLS Scale Centerpoint 500
Building Resilience :
Tabel I.1 1. Georgia 488 (3.1)
Angka Melek Huruf Dan Kemampuan Membaca
Di Negara-Negara ASEAN Tahun 2014 2. Malta 477 (1.4)
Negara Melek Huruf Kemampuan 3. Trinidad and Tobago 471 (3.8)
(%) Membaca
4. Azerbaijan 462 (3.3)
Singapore 99,8 542
5. Iran, Islamic Rep. Of 457 (2.8)
Indonesia 98,8 396
6. Colombia 448 (4.1)
Malaysia 98,4 398 7. United Arab Emirates 439 (2.2)
Thailand 98,1 441 8. Saudi Arabia 430 (4.4)
Vietnam 97,1 508 9. Indonesia 428 (4.2)
10. Qatar 425 (3.5)
Sumber : Human Development Report 2014
Sustaining Human Progress: Reducing 11. Oman 391 (2.8)
Vulnerabilities and Building Resiliencean
12. Morocco 310 (3.9)
Pada tabel I.2 dapat dilihat bahwa negara di
ASEAN dengan persentase melek huruf dan Sumber : PIRLS 2011 International Result in
kemampuan membacanya paling tinggi adalah Reading
Singapura. Sedangkan untuk Indonesia, persentase
Pada tabel 1.5 di atas dapat dilihat bahwa
masyarakat Indonesia yang sudah melek huruf sudah
nilai membaca siswa-siswi di Indonesia masih
cukup tinggi yaitu 98,8 persen. Akan tetapi sangat
dibawah standar yang ditetapkan oleh PIRLS yaitu
disayangkan karena persentase yang cukup tinggi itu 428 dibawah Saudi Arabia. Standar yang
tidak disertai oleh kemampuan membaca yang tinggi dikeluarkan oleh PIRLS ini merupakan standar
pula dari masyarakat Indonesia yaitu 396. pendidikan yang harus dicapai oleh setiap negara
Dari berbagai macam masalah yang muncul agar menghasilkan lulusan yang berkualitas dan
dalam bidang pendidikan di Indonesia tadi, dapat bersaing di era global saat ini.
Keadaan pendidikan di Indonesia yang
ketersediaan perpustakaan memang menjadi salah
memperihatinkan dalam hal kualitas anak didiknya
satu faktor kunci bagi kebangkitan pendidikan di ini sudah mendorong pemerintah pusat dan daerah
Indonesia. Perpustakaan yang masih minim harus untuk segera mengatasinya dengan mengeluarkan
segera diatasi karena berkaitan dengan sumber sejumlah program yang diharapkan akan dapat
informasi dan ilmu pengetahuan yang berguna untuk mengatasi rendahnya kualitas pendidikan di
meningkatkan kualitas SDM bangsa Indonesia. Indonesia yang salah satunya disebabkan oleh
Minimnya keberadaan perpustakaan sekolah dan minimnya sarana dan prasarana pendidikan.
Keberadaan perpustakaan sekolah di Kota
perpustakaan umum di Indonesia berpengaruh pada
Surabaya menjadi sarana penting bagi terlaksananya
wajah pendidikan Indonesia di mata dunia pendidikan yang baik dan bermutu. Namun
Internasional. Survei internasional tingkat Perpustakaan di Kota Surabaya juga masih belum
pendidikan di Indonesia adalah survei PROGRESS sepenuhnya merata. Oleh sebab itu, pemerintah kota
IN INTERNATIONAL READING LITERACY Surabaya berupaya untuk menangani masalah
STUDY (PIRLS) yang dilakukan oleh lembaga tersebut dengan pengadaan perpustakaan umum di
International Association for the Evaluation of kota Surabaya. Pengaturan pelaksanaan
perpustakaan umum tercantum dalam Peraturan
Educational Achivement (IEA) pada tahun 2011.
Walikota Surabaya Nomor 11 Tahun 2010, tentang
Pelaksanaan Penyelenggaraan Pengelolaan
Tabel I.3 Perpustakaan. Peraturan ini dikeluarkan untuk
memberikan dasar hukum yang jelas bagi
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X

Volume 4, Nomor 3, September - Desember 2016

penyelenggaraan perpustakaan umum di kota 5.609


Surabaya agar dapat melayani permintaan 5.903
masyarakat yang semakin meningkat terhadap 6.368
perpustakaan. Peningkatan minat masyarakat itu
7.210
dapat dibuktikan dengan tabel mengenai jumlah
Sumber: Badan Arsip dan Perpustakaan Umum
kunjungan di perpustakaan umum Kota Surabaya
dibawah ini: Kota Surabaya Tahun 2012
Tabel I .5 Pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa terjadi
Data Pengunjung Perpustakaan Umum Kota peningkatan pengunjung perpustakaan umum dari
Surabaya Tahun 2012
bulan ke bulan yang cukup signifikan. Hal ini
menunjukkan bahwa minat warga Surabaya untuk
datang ke perpustakaan umum demi untuk
Status mendapatkan ilmu dan informasi mulai meningkat.
Januari Akan tetapi dalam tabel diatas dapat dilihat bahwa
Februari masih terdapat golongan yang masih rendah dalam
Maret pemanfaatan perpustakaan umum di kota Surabaya
April yaitu PNS dan Guru.
Penelitian ini diawali dari skripsi yang
Mahasiswa
ditulis oleh Fifi Cahya Kusumaningtias yang
1.094
berjudul ”Karakteristik Pengguna yang
486 Memanfaatkan Perpustakaan Umum Kota Surabaya
1.223 (Studi Deskriptif Tentang Karakteristik Pengguna
1.162 yang Memanfaatkan Perpustakaan Umum Kota
Pelajar Surabaya). Dari hasil penelitian yang dilakukannya,
1.684 ditemukan salah satu fakta bahwa kebanyakan
pengunjung yang datang ke perpustakaan umum
1.637
kota Surabaya adalah yang berprofesi sebagai
1.714 pegawai swasta dengan persentase 55% dan
1.856 tingkatan pendidikan yang banyak datang ke
PNS perpustakaan adalah sarjana dengan persentase 47%.
138 Data hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masih
119 ada tingkatan pendidikan yang belum dapat
123 tersentuh secara maksimal oleh adanya perpustakaan
umum di Surabaya ini yaitu pada jenjang pendidikan
142
dasar, menengah pertama dan menengah atas.
Guru Selain dari penelitian di atas, ada dua jurnal
282 yang menjadi dasar pemikiran bagi peneliti yang
282 merasa perlu diadakannya penelitian ini.Yang
321 pertama adalah jurnal yang ditulis oleh Fidan Safira
303 dengan judul “Implementasi Program PERPUSERU
TNI/POLRI Dalam Upaya Meningkatkan Pelayanan
Perpustakaan (Studi Kasus Pada Corporated Social
0
Responsibility Coca Cola Foundation Indonesia di
0 Perpustakaan Kabupaten Sidoarjo”.Dari hasil
11 penelitiannya ditemukan bahwa program
1.403 PERPUSERU ini membawa dampak positif seperti
Peg. Swasta peningkatan kunjungan, peningkatan layanan,
1.408 hingga peningkatan kualitas SDM perpustakaan.
1.537
Akan tetapi masih ditemukan kelemahan dalam
pelaksanaan program PERPUSERU ini yaitu
1.597
komunikasi yang kurang dinamis baik antar pegawai
1.219 di perpustakaan maupun dengan pihak program
Umum PERPUSERU.
1.003 Yang kedua adalah jurnal yang ditulis oleh
1.234 Fadillah Rahman dengan judul “Upaya Kantor
1.379 Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Paser Dalam
Meningkatkan Minat Membaca Masyarakat di
1.125
Perpustakaan Umum Kabupaten Paser”. Dari hasil
Jumlah
penelitiannya, disimpulkan bahwa upaya Kantor
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X

Volume 4, Nomor 3, September - Desember 2016

Perpustakaan dan Arsip Daerah dalam Millenium Developments Goals (MDGs) Award
meningkatkan minat membaca masyarakat di pada tahun 2013 dan Taman Bacaan Masyarakat
Perpustakaan Umum kabupaten Paser belum (TBM) berhasil meraih Juara Nasional Perpustakaan
maksimal dalam implementasi kegiatannya karena Umum Untuk Klaster A pada tahun 2013. Dari
terkendala terbatasnya anggaran dana, sumber daya kesuksesan yang diraih program pengembangan
manusia yang terbatas dari jumlah maupun kualitas, pelayanan perpustakaan umum di Kota Surabaya
wilayah kerja yang luas, fasilitas-fasilitas yang khususnya Taman Bacaan Masyarakat (TBM) yang
kurang memadai, dan waktu layanan yang terbatas. berada di taman-taman Kota Surabaya menarik
Dari ketiga penelitian di atas yang sudah minat peneliti untuk mencari kunci sukses dari
dilakukan dan menjadi dasar bagi peneliti untuk program ini. Dan fokus yang ingin diteliti adalah
melakukan penelitian ini, dapat diambil kesimpulan mengenai koordinasi.
bahwa kelemahan atau kekurangan yang ditemui Hal yang menjadi dasar peneliti ingin
dalam penelitian diatas adalah berkaitan dengan meneliti Taman Bacaan Masyarakat yang ada di
kurangnya cakupan wilayah dari Perpustakaan taman kota Surabaya adalah karena beberapa hal.
Umum dan juga kurangnya koordinasi dalam Pertama, Akhir-akhir ini, pemerintah Kota Surabaya
Perpustakaan Umum.Dan hal-hal tersebut sedang gencar-gencarnya dalam melakukan
merupakan faktor penting bagi pelaksanaan penghijauan di Kota Surabaya dengan membuat
Perpustakaan Umum. Munculnya Peraturan Daerah taman-taman kota baik yang memiliki ukuran kecil
kota Surabaya No. 5 Tahun 2009 pasal 5 ayat 1 yang sampai yang memiliki ukuran besar di beberapa
menyebutkan bahwa pemerintah daerah wilayah yang ada di Kota Surabaya. Maka dari itu,
berkewajiban menjamin ketersediaan layanan penelitian tentang koordinasi dalam pengembangan
perpustakaan secara merata di daerah; dan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) ini sangat
menyelenggarakan dan mengembangkan penting terutama koordinasi dari pihak TBM dengan
Perpustakaan Umum Daerah berdasar kekhasan Dinas Kebersihan dan Pertamanan karena apabila
Daerah sebagai pusat penelitian dan rujukan tentang antara dua pihak ini terjalin koordinasi yang baik
kekayaan budaya Daerah dan Peraturan Walikota akan berdampak pada pembangunan taman kota dan
Surabaya Nomor 4 Tahun 2010 Tentang Petunjuk TBM yang selaras dan dapat menghemat anggaran
Teknis Pengelolaan Biaya Operasional Pendidikan pemerintah Kota Surabaya. Kemudian bila ditemui
Tahun 2010. Mendorong pemerintah kota Surabaya belum terjalin koordinasi yang baik maka bias
untuk segera merealisasikan pengembangan segera diperbaiki cara berkoordinasinya. Kedua,
pelayanan perpustakaan umum di Kota Taman merupakan tempat wisata murah dan
Surabayayang tidak hanya melibatkan satu Satuan relaksasi bagi warga kota yang selama 6 hari
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) saja, tapi berkutat dengan pekerjaan. Oleh sebab itu, akan
melibatkan beberapa SKPD yang berada di Kota lebih mudah untuk mengajak pengunjung taman
Surabaya. untuk mendatangi Taman Bacaan Masyarakat untuk
Pengembangan layanan perpustakaan umum sekedar membaca buku selama beberapa menit.
Kota Surabaya merupakan salah satu praktik cerdas Mudahnya mengajak masyarakat untuk datang ke
dan program inovatif di tingkat akar rumput di TBM akan berdampak pada banyaknya kunjungan
penjuru Jawa Timur bidang pendidikan melalui dan suatu tempat penelitian semakin layak untuk
strategi yang dikembangkan yaitu power strategi, dijadikan tempat penelitian apabila pengunjung
normative, edukatif dan persuasive dengan banyak dan itu akan semakin meningkatkan tingkat
sasarannya keluarga yang bekerjasama dengan validitas hasil penelitian. Ketiga, golongan dan umur
PAUD, TP PKK lingkungan sekolah. Implementasi masyarakat yang datang ke taman kota lebih
strategi ini merangkul Dinas Pendidikan Surabaya bervariasi dibandingkan dengan yang datang ke
yang membuat kesepakatan bersama mengenai sekolah, posyandu, kelurahan, kecamatan dan lain-
kurikulum wajib baca serta merevitalisasi lain. Oleh karena itu, taman kota menjadi tempat
perpustakaan sekolah dan lingkungan masyarakat yang cocok untuk melihat sejauh mana program
dengan mendirikan 980 titik layanan baca di seluruh taman bacaan masyarakat ini menjangkau seluruh
area public. Seperti taman bacaan lapisan masyarakat yang ada di Kota Surabaya.
masyarakat/perpustakaan balai RW, kelurahan, Kemudian mengenai penelitian koordinasi
kecamatan, rumah susun, liponsos, terminal, rumah di dalam pengembangan pelayanan perpustakaan
sakit, taman dan sebagainya. Tujuan utamanya umum di Kota Surabaya dikarenakan koordinasi
mencerdaskan serta meningkatkan perekonomian merupakan faktor yang penting dalam pelaksanaan
pelaku usaha melalui hasil pemanfaatan program yang melibatkan dua atau lebih lembaga.
perpustakaan (surabaya.tribunnews.com, diakses 24 Kebanyakan gagalnya pelaksanaan program-
Februari 2016). program pendidikan di Indonesia salah satunya
Pengembangan pelayanan perpustakaan adalah karena kurangnya atau buruknya koordinasi
umum ini berhasil meraih penghargaan yang diantara lembaga-lembaga yang terlibat dalam
diterima oleh pemerintah kota Surabaya yaitu pelaksanaan program. Padahal koordinasi
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X

Volume 4, Nomor 3, September - Desember 2016

merupakan hal yang sangat penting dalam institusi, dan dimanfaatkan oleh masyarakat yang
pelaksanaan program atau kegiatan yang melibatkan rata-rata tidak mampu membeli sekian banyak buku
2 lembaga atau lebih karena menurut A.E.Benn atas biaya sendiri.Dengan koleksi dan penemuan
(1952) dalam bukunya yang berjudul The
media baru selain buku untuk menyimpan informasi,
Management Dictionary bahwa koordinasi adalah
banyak perpustakaan kini juga merupakan tempat
penyusunan usaha-usaha kelompok di dalam suatu
kelangsungan dan keteraturan sikap sehingga penimpanan dan/atau akses ke map, cetak atau hasil
menciptakan kesatuan tindakan dalam seni lainnya, mikrofilm, mikrofiche, tape audio, CD,
mengusahakan tercapainya tujuan bersama. Akibat LP, tape video dan DVD, dan menyediakan fasilitas
dari kurangnya koordinasi atau buruknya koordinasi umum untuk mengakses gudang data CD-ROM dan
menyebabkan pelayanan menjadi lama dan berbelit- internet.Perpustakaan dapat juga diartikan sebagai
belit. Menurut Paul R. Lawrence dan Jay W. Lorch
kumpulan informasi yang bersifat ilmu pengetahuan,
(Handoko, 2003:197) mengungkapkan 4 (empat)
tipe perbedaan dalam sikap dan cara kerja yang hiburan, rekreasi, dan ibadah yang merupakan
mempersulit tugas pengkoordinasian, yaitu: kebutuhan hakiki manusia.
1. Perbedaan dalam orientasi terhadap perpustakaan modern telah didefinisikan kembali
tujuan tertentu; sebagai tempat untuk mengakses informasi dalam
2. Perbedaan dalam orientasi waktu; format apa pun, apakah informasi itu disimpan
3. Perbedaan dalam orientasi antar- dalam gedung perpustakaan tersebut atau tidak.
pribadi;
Dalam perpustakaan modern ini selain kumpulan
4. Perbedaan dalam formalitas struktur.
Minimnya sarana dan prasarana kerja juga buku tercetak, sebagian buku dan koleksinya ada
menambah sulitnya koordinasi diantara lembaga- dalam perpustakaan digital (dalam bentuk data yang
lembaga pemerintah.Oleh sebab itu peneliti ingin bisa diakses lewat jaringan komputer).Perpustakaan
melakukan penelitian tentang koordinasi yang adalah mencakup suatu ruangan, bagian dari gedung
terjalin diantara lembaga-lembaga dan aktor-aktor / bangunan atau gedung tersendiri yang berisi buku-
pemerintah yang terlibat dalam pelaksanaan buku koleksi, yang diatur dan disusun demikian
pengembangan layanan perpustakaan umum di kota
rupa, sehingga mudah untuk dicari dan
Surabaya.
Dari latar belakang yang telah diuraikan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan
sebelumnya, maka rumusan masalah yang dapat oleh pembaca (Sutarno NS, 2006:11).Perpustakaan
dibuat oleh peneliti adalah bagaimanakah bentuk adalah kumpulan atau bangunan fisik sebagai tempat
hubungan kerjasama (koordinasi) berbagai buku dikumpulkan dan disusun menurut sistem
pihakyang terlibat dalam Program Taman Bacaan tertentu atau keperluan pemakai (Lasa, 2007:12).
Masyarakat di Kota Surabaya?, serta apa saja faktor Secara lebih konkrit perpustakaan dapat
yang mempengaruhi koordinasi program taman dirumuskan sebagai suatu unit kerja dari sebuah
bacaan masyarakat di Kota Surabaya?. lembaga pendidikan yang berupa tempat
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk penyimpanan koleksi buku-buku pustaka untuk
mendeskripsikan koordinasi yang terjalin diantara menunjang proses pendidikan. Dari beberapa
lembaga-lembaga pemerintah dan stake holder yang pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
terlibat dalam pengembangan pelayanan perpustakaan adalah tempat untuk mengembangkan
Perpustakaan Umum di Kota Surabaya. Manfaat informasi dan pengetahuan yang dikelola oleh suatu
secara akademik dari penelitian ini adalah hasil dari lembaga pendidikan, sekaligus sebagai sarana
penelitian ini dapat digunakan dalam menambah edukatif untuk membantu memperlancar cakrawala
khasanah ilmu administrasi negara mengenai pendidik dan peserta didik dalam kegiatan belajar
koordinasi dalam pelaksanaan suatu program atau mengajar.
kegiatan. Manfaat teknis dari penelitian ini adalah Sejalan dengan perkembangan zaman,
dapat dijadikan pedoman bagi pemerintah- pengertian perpustakaan berubah secara berangsur-
pemerintah daerah/kota yang ada di Indonesia angsur. Pada mulanya setiap ada kumpulan buku-
mengenai pengkondisian lembaga-lembaga buku koleksi yang dikelola secara rapi dan teratur
pemerintah agar tercipta koordinasi yang baik pada disebut perpustakaan, tetapi karena adanya
saat melaksanakan program yang melibatkan banyak perkembangan teknologi modern dalam usaha
lembaga pemerintah. pelestarian dan pengembangan informasi, maka
Perpustakaan adalah sebuah koleksi buku dan
koleksi perpustakaan tidak hanya terbatas buku-
majalah. Walaupun dapat diartikan sebagai koleksi buku saja tetapi juga beraneka ragam jenisnya.
pribadi perseorangan, namun perpustakaan lebih Program Taman Bacaan Masyarakat (TBM)
umum dikenal sebagai sebuah koleksi besar yang merupakan bagian dari program pengembangan
dibiayai dan dioperasikan oleh sebuah kota atau layanan perpustakaan umum di kota Surabaya yang
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X

Volume 4, Nomor 3, September - Desember 2016

merupakan salah satu praktik cerdas dan program menyeimbangkan kegiatan-kegiatan yang spesifik
inovatif di tingkat akar rumput di penjuru Jawa atau berbeda-beda, agar semuanya terarah pada
Timur bidang pendidikan melalui strategi yang pencapaian tujuan tertentu pada saat yang telah
dikembangkan yaitu power strategi, ditetapkan. Dari sudut fungsional, koordinasi
normative,edukatif dan persuasive. Program ini dilakukan guna mengurangi dampak negatif
telah memperoleh penghargaan dari Indonesia spesialisasi dan mengefektifkan pembagian kerja.
MDGs (Millennium Development Goals) Awards Dengan demikian definisi koordinasi dapat diartikan
pada tahun 2013 dan Juara Nasional Perpustakaan sebagai proses penyepakatan bersama secara
Umum untuk Klaster A pada tahun 2013. mengikat sehingga disisi yang satu semua kegiatan
Target dari pengembangan pelayanan atau unsur itu terarah pada pencapaian suatu tujuan
perpustakaan umum di kota Surabaya ini adalah yang telah ditetapkan dan disisi lain, keberhasilan
untuk menjadikan masyarakat Surabaya gemar kegiatan yang satu tidak merusak keberhasilan
membaca. Dalam program ini, Walikota Surabaya kegiatan yang lain (Ndraha 2003: 290-291).
merangkul Dinas Pendidikan Surabaya yang Unsur-Unsur Koordinasi
membuat kesepakatan bersama mengenai kurikulum Dann Suganda merumuskan bahwa koordinasi
wajib baca (www.surabaya.tribunnews.com). Selain adalah penyatupaduan gerak dari seluruh potensi
itu, dilakukan juga sinergi pelayanan perpustakaan dan unit-unit organisasi atau organisasi-organisasi
umum dengan Kecamatan, RW, Dinas Kebersihan yang berbeda fungsi agar secara benar-benar
dan Pertamanan, Rumah Susun, Dinas Perhubungan, mengarah pada sasaran yang sama guna
RSUD, serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. memudahkan pencapaiannya dengan efisien.
Program dilakukan untuk Pengelolaan Layanan Koordinasi bertujuan terciptanya efisiensi
Baca di seluruh Kota Surabaya meliputi Layanan pelaksanaan tugas atau pencapaian sasaran.unsur-
Baca di Perpustakaan Daerah, Layanan Bis Keliling unsur yang terkandung di dalam usaha koordinasi,
di Sekolah dan Area Publik, Layanan Paket, yang meliputi:
Layanan Taman Bacaan Masyarakat (TBM), 1. Unit-unit atau Organisasi-organisasi
Revitalisasi TBM dan Perpustakaan Sekolah Dasar. 2. Sumber-sumber (potensi)
Negeri di 980 titik layanan baca di seluruh Kota 3. Gerak Kegiatan
Surabaya, dengan jumlah koleksi mencapai satu juta 4. Kesatupaduan
buku. 5. Keserasian
Pengertian koordinasi menurut Stoner (1982) 6. Arah yang sama
adalah “proses penyatu-paduan sasaran-sasaran dan Tipe-Tipe Koordinasi
kegiatan-kegiatan dari unit-unit yang terpisah Menurut Dann Suganda (1991:25-26)
(bagian atau bidang fungsional) dari sesuatu menyebutkan beberapa jenis koordinasi sesuai
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara dengan lingkup dan arah jalurnya sebagai berikut :
efisien.” a. Menurut lingkupnya, terdapat :
George R.Terry (1964) menjelaskan bahwa 1) Koordinasi intern yaitu koordinasi antar
koordinasi hanya mungkin terjadi apabila ada pejabat atau antar unit di dalam suatu
kesadaran dan kesediaan sukarela dari semua organisasi.
anggota organisasi atau pemimpin-pemimpin 2) Koordinasi ekstern yaitu koordinasi antar
organisasi (untuk kerjasama antar instansi) ke dalam pejabat dari berbagai organisasi atau antar
proses pelaksanaan kerja di bawah pengarahan organisasi.
seseorang yang mempunyai kewenangan fungsional b. Menurut arahnya, terdapat :
tertentu. Dalam hal ini koordinasi menuntut sikap
1) Koordinasi horisontal yaitu koordinasi
dan perilaku tertentu dari orang-orang, kepala-
antar pejabat atau antar unit yang
kepala unit, maupun dari kepala-kepala instansi
mempunyai tingkat hierarkhi yang sama
tertentu yang terlibat dalam hubungan kerjasama.
dalam suatu organisasi, dan antar pejabat
Baik sikap yang mengarahkan atau koordinator,
dari organisasi-organisasi yang sederajat
maupun sikap yang diarahkan atau yang
atau antar organisasi yang setingkat.
dikoordinasikan. Untuk membuka jalan ke arah
saling pengertian tadi, maka komunikasi yang
2) Koordinasi vertikal yaitu koordinasi antara
efektif sangat diperlukan. Pentingnya komunikasi pejabat-pejabat dan unit-unit tingkat bawah
oleh pejabat atasannya atau unit tingkat
untuk koordinasi dapat digambarkan dari kata-kata
Pfiffner yaitu “Communication and coordination atasnya langsung, juga cabang-cabang
suatu organisasi oleh organisasi induknya.
are inseparable parts of administration” yang
artinya komunikasi dan koordinasi adalah bagian 3) Koordinasi diagonal yaitu koordinasi antar
yang tidak bisa terpisahkan dalam administrasi. pejabat atau unit yang berbeda fungsi dan
Jika dilihat dari segi normatif, koordinasi berbeda tingkatan hierarkhinya.
diartikan sebagai kewenangan untuk menggerakkan, 4) Koordinasi fungsional, adalah koordinasi
menyerasikan, menyelaraskan, dan antar pejabat, antar unit atau antar
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X

Volume 4, Nomor 3, September - Desember 2016

organisasi yang didasarkan atas kesamaan


fungsi, atau karena koordinatornya
mempunyai fungsi tertentu. Metode
Syarat-syarat koordinasi : Metode yang akan digunakan dalam penelitian
1. Sense of cooperation (perasaan untuk ini adalah metode penelitian kualitatif, dimana yang
kerjasama) : harus dilihat dari sudut bagian dicari adalah pemahaman atas suatu fenomena
perbagian bidang pekerjaan, bukan orang sosial, sehingga yang menjadi fokus penelitian saya
perorang. adalah memperoleh pemahaman atas tindakan dan
2. Rivalry : Dalam perusahaan besar sering makna gejala sosial dalam sudut pandang subjek
diadakan persaingan antar bagian-bagian penelitian yaitu koordinasi yang meliputi lembaga-
agar bagian-bagian ini berlomba-lomba lembaga dan stakeholder.
untuk mencapai kemajuan. Tipe penelitian yang akan digunakan dalam
3. Team spirit : Satu sama lain pada tiap penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif yaitu
bagian harus saling menghargai. suatu penelitian yang mendeskripsikan apa yang
4. Spirit de corps : Bagian-bagian yang terjadi pada saat melakukan penelitian. Dalam
diikutsertakan atau dihargai, umumnya penelitian mengenai Pengembangan Taman Bacaan
akan menambah kegiatan yang Masyarakat TBM) di Kota Surabaya. Dalam
bersemangat. penelitian ini saya menggunakan teknik purposive
Sifat-sifat koordinasi (Coordination dan snowball .Teknik sampling purposive yaitu
characteristic) : “teknik penentuan dengan pertimbangan tertentu”.
Dan informan dalam penelitian ini diantaranya yaitu
1. Koordinasi adalah dinamis dan tidak statis.
dari :
2. Koordinasi menekankan pandangan
a. Pak Sutopo S. Sos, MM selaku
menyeluruh oleh seorang koordinator
Sekertaris kemudian dialihkan ke Bu
dalam rangka mencapai sasaran.
Novi staf Bidang Informasi dan Layanan
3. Koordinasi hanya meninjau suatu Badan Arsip dan Perpustakaan Kota
pekerjaan secara keseluruhan. Surabaya
Tujuan koordinasi
b. Pak Wibowo Purnomo Hadi selaku
1. Untuk mengarahkan dan menyatukan Pustakawan Perpustakaan Umum Kota
semua tindakan serta pemikiran ke arah Surabaya
tercapainya sasaran perusahaan.
c. Pak Mahaputra selaku staf Bidang
2. Untuk menjuruskan keterampilan spesialis Sarana dan Prasarana Dinas Kebersihan
ke arah sasaran perusahaan. dan Pertamanan Kota Surabaya kemudian
3. Untuk menghindari kekosongan serta dialihkan ke Pak Hendri Kepala Unit
tumpang tindih pekerjaan. Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Taman
4. Untuk menghindari kekacauan, Flora
penyimpangan tugas dan sasaran. d. Pak Sapto Wicaksono selaku petugas
5. Untuk mengintegrasikan tindakan dan TBM Taman Flora
pemanfaatan unsur manajemen ke arah e. Bu Tyas Sukmawati selaku petugas
sasaran organisasi atau perusahaan. TBM Taman Ekspresi
6. Untuk menghindari tindakan overlapping f. Bu Karlina Winaryanti selaku staf
dari sasaran. Bidang Fisik dan Prasarana Badan
Metode dan Teknik Koordinasi Perencanaan Pembangunan Kota
Di dalam suatu koordinasi harus terdapat aspek- Surabaya
aspek formal, metode-metode, dan teknik yang g. Pak Dartono Kelurahan Genteng
ditujukan untuk mencapai sasaran tersebut. Metode Dalam penelitian ini menggunakan data primer
dan teknik yang dipakai dalam melakukan kegiatan dan data sekunder serta data dokumentasi. Teknik
koordinasi menurut Silalahi (2002: 67), dapat dibagi Pengumpulan Data menggunakan teknik
atas : observasi dan wawancara sebagai cara untuk
1. Koordinasi Mengenai Kewenangan mengumpulkan data primer. Penelitian ini
2. Koordinasi melalui consensus menggunakan teknik pemeriksaan keabsahan data
a. Konsensus melalui motivasi, yaitu triangulasi. Teknik triangulasi dilakukan
b. Konsensus melalui system timbal- dengan membandingkan dan mengecek kembali
balik, derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh
c. Consensus melalui ide. melalui alat yang berbeda. Peneliti mengumpulkan
3. Koordinasi Melalui Pedoman Kerja data dari berbagai sumber yang berbeda mengenai
4. Koordinasi Melalui Forum permasalahan yang dikaji untuk kemudian antara
5. Koordinasi Melalui Konferensi satu dengan yang lainnya.Teknik Analisis Data
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X

Volume 4, Nomor 3, September - Desember 2016

melalui Reduksi Data, Penyajian Data dan terlibat agar tujuan yang sudah dirumuskan bisa
Penarikan kesimpulan segera tercapai.
Program Taman Bacaan Masyarakat (TBM) ini
Hasil dan Pembahasan memang ada kegiatan koordinasi. Ada koordinasi
Koordinasi Dalam Pengembangan Taman dengan pihak eksternal (luar instansi) dan juga
Bacaan Masyarakat (TBM) di Kota Surabaya internal (dalam organisasi). Untuk koordinasi
Pendidikan di Kota Surabaya masih perlu eksternal dilakukan dengan pertemuan antara wakil
banyak pembenahan, maka pemerintah Kota Perpustakaan Kota Surabaya dengan dinas terkait,
Surabaya melalui Badan Arsip dan Perpustakaan dan juga melalui kiriman surat elektronik ke instansi
Kota Surabaya mengeluarkan program Taman terkait yang dituju dan waktunya tidak tentu,
Bacaan Masyarakat (TBM) pada tahun 2008. Pada tergantung dari kebutuhan untuk berkoordinasi.
awalnya program Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Sedangkan untuk koordinasi internal dilakukan
ini hanya berada pada tingkatan Rukun Warga (RW) setiap bulan di minggu pertama setelah apel dan hari
dan pedoman dalam pelaksanaan TBM juga masih Jum’at setelah pulang kerja yang dinamakan kelas
berupa ISO yang dibuat oleh Badan Arsip dan Literasi yang dibagi kedalam 3 tempat kelompok
Perpustakaan Kota Surabaya. Hal yang mendasari pertemuan yaitu di Badan Arsip dan Perpustakaan
awal diadakannya program TBM berada di RW Kota Surabaya, Balai Pemuda Surabaya, dan
adalah karena dirasa tingkatan masyarakat yang Perpustakaan Umum Kota Surabaya.
paling cepat dan mudah untuk mensosialisasikan Peranan masing-masing instansi atau pihak-
program TBM adalah di RW. Dan terbukti, pada saat pihak yang terkait dalam pengembangan TBM yang
itu respon dari masyarakat yang berada di sekitar didapatkan dari pernyataan narasumber.
TBM sangat baik. Namun pada saat itu jumlah TBM Tabel III.1
masih sedikit. TBM di Kota Surabaya mulai Peran Instansi/Pihak Terkait Dalam TBM
berkembang dan bertambah jumlahnya setelah No. Nama Pernyataan Keterangan
dilakukannya Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (MUSRENBANG) dan mendapat Bu Novi ‘’Ya yang
masukan dari tingkatan bawah seperti kelurahan dan menyusun SOP
kecamatan. Badan Arsip saya kemudian
Pada saat ini, lembaga-lembaga yang sudah ikut Penyusun
1. dan dirapatkan
serta dan terlibat dalam program Taman Bacaan SOP
Perpustakaan dengan seluruh
Masyarakat (TBM) di Kota Surabaya antara lain
Kota orang
Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota
Surabaya (BAPPEKO Surabaya), Dinas Kebersihan Surabaya Perpustakaan’’
dan Pertamanan Kota Surabaya.
Program Taman Bacaan Masyarakat (TBM) ini Pak Wibowo
dapat terlaksana sampai saat ini karena koordinasi Purnomo
yang terjalin di antara lembaga-lembaga dan pihak- Hadi ‘’O iya kita
Leading
pihak yang terkait dalam pelaksanaan program 2. disini sebagai
Sektor
Taman Bacaan Masyarakat (TBM) ini. Selain itu, Perpustakaan leading sektor
banyak faktor yang melatarbelakangi terlaksananya Umum Kota
program Taman Bacaan Masyarakat (TBM) ini Surabaya
sampai saat ini. Program Taman Bacaan Masyarakat
(TBM) di Kota Surabaya ini didasari oleh kondisi ‘’Kami di sini
pendidikan di Indonesia yang masih rendah memang pada
sehingga pemerintah Kota Surabaya melalui dinas- awalnya ada
dinas yang terkait berusaha memberikan pelayanan Pak Hendri pertemuan
pendidikan yang langsung bisa dirasakan oleh
masyarakat Kota Surabaya berupa TBM yang dengan Barpus
Dinas
tersebar di berbagai fasilitas public yang ada di Kota yang meminta Sebagai
Kebersihan
Surabaya. 3. izin untuk Penyedia
dan
Tipe Koordinasi Dalam Pengembangan Taman membuka Tempat
Bacaan Masyarakat (TBM) di Kota Surabaya Pertamanan
TBM.
Pelaksana program Taman Bacaan Masyarakat Kota
Kemudian
(TBM) terdiri dari beberapa instansi atau dinas yang Surabaya
pelaksanaan
berada di Kota Surabaya. Maka dari itu, dalam
pelaksanaan program TBM ini diperlukan TBM
koordinasi yang baik antar instansi-instansi dilakukan
tersebut. Koordinasi dibutuhkan untuk menyamakan sepenuhnya
visi dan misi dari masing-masing instansi yang
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X

Volume 4, Nomor 3, September - Desember 2016

Metode dan Teknik Koordinasi Dalam


Pengembangan Program Taman Bacaan
Masyarakat (TBM)
Metode dan teknik koordinasi yang khusus untuk
program TBM agar program ini bisa bertahan lama
dan tujuan-tujuan awal yang telah dirumuskan dapat
tercapai. Jenis koordinasinya yakni koordinasi
oleh Barpus’’ internal dilakukan dengan pertemuan rutin petugas
TBM dengan Badan Arsip dan Perpustakaan Kota
Surabaya dimana disitu nanti petugas TBM akan
diberikan ilmu dan pelatihan mengenai pelayanan
perpustakaan. Dan untuk koordinasi ekternalnya
dilakukan melalui pertemuan berupa forum yang
waktu dilaksanakan disesuaikan dengan kapan
munculnya masalah dalam program TBM.
Metode dan teknik yang dipakai pada saat
‘’ Di sini
melakukan kegiatan koordinasi menurut Silalahi
Bu Karlina Bappeko (2002: 67), dapat dibagi atas: koordinasi dengan
Winaryanti sebagai menggunakan kewenangan, koordinasi dengan
Sebagai
5. fasilitator yang konsensus, koordinasi melalui pedoman kerja,
Fasilitator
BAPPEKO berkaitan koordinasi melalui forum, dan juga dapat dilakukan
Surabaya dengan koordinasi melalui konferensi. Apabila dilihat dari
anggaran’’ teori metode dan teknik koordinasi dari Silalahi,
maka dalam pengembangan program Taman Bacaan
Pak Sapto ‘’Saya disini Masyarakat (TBM) di Kota Surabaya ini
sebagai Sebagai menggunakan dua metode yaitu koordinasi melalui
Wicaksono
pedoman kerja atau Standar Operating Procedure
pelaksana Pelaksana
6. (SOP) dan koordinasi melalui forum. Pedoman kerja
TBM di TBM yang ada TBM di atau Standar Operating Procedure adalah landasan
Taman Flora di Taman Lapangan atau petunjuk yang harus disusun atas dasar manual,
Surabaya Flora’’ agar terdapat adanya kesatuan gerak dan kesatuan
tindak, dalam rangka melaksanakan kebijaksanaan
‘’Di sini yang telah ditentukan oleh pemimpin.
menyediakan Pelaksanaan Koordinasi Pengembangan
tempat untuk Program Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di
Pak Dartono Taman Bacaan Kota Surabaya.
Sebagai Pelaksanaan kegiatan dalam pengembangan
Masyarakat
7. Penyedia program Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di Kota
Kelurahan dan juga
Tempat Surabaya merupakan refleksi dari rencana-rencana
Genteng absensi petugas dan tujuan yang telah dirumuskan oleh pihak-pihak
yang ada di yang terkait dalam program TBM ini. Oleh sebab
Taman itu, dalam pelaksanaan program Taman Bacaan
Ekspresi’’ Masyarakat ini diperlukan suatu koordinasi yang
baik diantara pihak-pihak yang terkait atau terlibat
agar program TBM ini bisa berjalan lancar. Proses
koordinasi dalam program Taman Bacaan
Koordinasi yang dilakukan dalam Masyarakat ini dimulai dengan penyusunan
pengembangan program Taman Bacaan Masyarakat Pedoman Kerja atau Standar Operating Procedure
yang ada di taman Kota Surabaya adalah koordinasi (SOP) yang dilakukan oleh Badan Arsip dan
vertikal dan horizontal. Koordinasi horizontal juga Perpustakaan Kota Surabaya.
ditemukan pada koordinasi antar petugas TBM se- Di dalam mewujudkan koordinasi dalam
kecamatan yang dilakukan 2 sampai 3 kali per bulan pelaksanaan suatu kegiatan menurut Drs. Ig.
yang membahas tentang kegiatan TBM dan program Wursanto dapat dilakukan dengan berbagai cara,
kerja. Koordinasi vertikal ini sesuai dengan yaitu sebagai berikut :
koordinasi internal yang ada pada pengembangan 1. Dengan memanfaatkan saluran atau media
program Taman Bacaan Masyarakat (TBM) yaitu komunikasi, misalnya :
antara Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya a. Media elektronik, Dalam pelaksanaan koordinasi
dengan petugas TBM di lapangan yang merupakan pengembangan Taman Bacaan Masyarakat di Kota
bawahannya. Surabaya menggunakan media elektronik seperti
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X

Volume 4, Nomor 3, September - Desember 2016

telepon dan surat elektronik (email) apabila mau ‘’Setiap awal bulan pada minggu pertama
berkoordinasi dengan instansi lain. setelah Apel dilakukan pertemuan dengan
b. Media cetak atau tertulis, Koordinasi dalam para petugas TBM di sini (Perpustakaan
pengembangan program Taman Bacaan Masyarakat Umum Kota Surabaya) untuk pemberian
yang ada di Kota Surabaya juga menggunakan materi dari narasumber yang didatangkan.
media cetak sebagai media koordinasi seperti Kemudian juga setiap hari Jum’at setelah
diantaranya Badan Arsip dan Perpustakaan Kota pulang kerja ada kelas Literasi dimana
Surabaya mengirim surat kepada Dinas Pendidikan petugas TBM pada pertemuan itu diberikan
Kota Surabaya dalam rangka berkoordinasi pelatihan mengenai cara story telling,
mengenai revitalisasi perpustakaan sekolah yang ada meresume buku dan lain-lain.’’
di Kota Surabaya. (Wawancara tanggal 13 Juni 2016)
c. Media tatap muka, yaitu Koordinasi Taman
Bacaan Masyarakat (TBM) di Kota Surabaya juga 3. Gerak Kegiatan
dilakukan pertemuan-pertemuan baik antar individu- Program Taman Bacaan Masyarakat di Kota
individu yang ada pada suatu instansi (internal) atau Surabaya, yang dilakukan oleh instansi-instansi
antar instansi (eksternal). yang terkait adalah dengan melakukan pertemuan
2. Dengan mengangkat coordinator, Dalam baik secara rutin antara Badan Arsip dan
pelaksanaan koordinasi pada program Taman Perpustakaan Kota Surabaya dengan petugas-
Bacaan Masyarakat di Kota Surabaya juga terdapat petugas TBM. Kemudian dengan melakukan
koordinator yang disebut Koordinator PNS yang pertemuan juga antar instansi yang terkait seperti
berjumlah 31 orang dimana masing-masing dari BAPPEKO, akan tetapi waktu pertemuannya
Koordinator PNS ini membawahi/ mengkoordinasi disesuaikan dengan munculnya masalah yang ada
satu kecamatan. pada saat pelaksanaan program TBM.
3. Membuat simbol, tanda-tanda, atau kode-kode 4. Kesatupaduan
tertentu, Dalam pelaksanaan koordinasi pada Kesatupaduan dalam program Taman Bacaan
program Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di Kota Masyarakat di Kota Surabaya ini diawali dengan
Surabaya tidak membuat symbol-simbol, tanda- munculnya ISO kemudian akibat dari semakin
tanda, atau kode-kode tertentu. banyaknya TBM-TBM yang dibuka, maka Badan
4. Dengan aba-aba tertentu, Dalam pelaksanaan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya mempunyai
koordinasi pada program Taman Bacaan Masyarakat ide untuk menyusun konsep Standard Operating
(TBM) di Kota Surabaya tidak menggunakan aba- Procedure (SOP).
aba tertentu. 5. Keserasian
5. Dengan menyanyi bersama. Dalam pelaksanaan Keserasian urutan pengerjaan dalam program
koordinasi pada program Taman Bacaan Masyarakat Taman Bacaan Masyarakat ini ada setelah
(TBM) di Kota Surabaya tidak menggunakan dirumuskannya SOP. Urutannya dimulai dari Badan
koordinasi berupa menyanyi bersama. Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya yang
Unsur-Unsur Yang Mempengaruhi Koordinasi menseleksi calon petugas TBM kemudian akan
Dalam Pengembangan Program Taman Bacaan dilakukan monitoring oleh Koordinator PNS. Dan
Masyarakat (TBM) di Kota Surabaya apabila ada kinerja dari petugas TBM yang tidak
Pelaksanaan koordinasi dalam program Taman maksimal, maka pada akhir tahun akan diputus
Bacaan Masyarakat yang ada di Kota Surabaya hubungan kerjanya.
dipengaruhi oleh unsur-unsur koordinasi. Unsur-
unsur yang terkandung di dalam usaha koordinasi,
yaitu meliputi: 6. Arah yang sama
1. Unit-unit atau Organisasi-organisasi Program Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di
Organisasi yang mempunyai fungsi sama adalah taman-taman kota yang ada di Kota Surabaya,
Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya kesamaan arah sudah bisa dilakukan karena telah
dengan Perpustakaan Umum Kota Surabaya, adanya pedoman pelaksanaan program yaitu Standar
sedangkan organisasi yang mempunyai fungsi yang Operasional Prosedur (SOP) yang disusun oleh
berbeda adalah Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya, (BARPUS).
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya Permasalahan Koordinasi Dalam Pengembangan
(BAPPEKO), dan Kelurahan Genteng Surabaya. Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di Kota
2. Sumber-sumber (potensi) Surabaya
Dalam program Taman Bacaan Masyarakat di
Berdasarkan pengamatan peneliti beberapa
Kota Surabaya ini, yang berkaitan dengan sumber-
masalah yang dihadapi dalam usaha mengkoordinasi
sumber (potensi) dapat diketahui melalui penjelasan
adalah :
dari Bapak Wibowo Purnomo Hadi dari
Perpustakaan Umum Kota Surabaya.
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X

Volume 4, Nomor 3, September - Desember 2016

a. Kesalahan anggapan orang mengenai Surabaya) untuk menyatukan kegiatan unit-unit,


organisasinya sendiri : Pelaksanaan kesatuan kerja yang ada di bawah wewenang dan
koordinasi program Taman Bacaan tanggung jawabnya. Dalam penelitian ini, peneliti
Masyarakat di Kota Surabaya tidak terjadi memfokuskan penelitiannya di TBM yang berada di
salah anggapan mengenai organisasinya Taman Flora dan Taman Ekspresi di Kota Surabaya
sendiri karena sudah adanya Standard dikarenakan masih sedikitnya jumlah TBM di
Operasional Prosedur (SOP) yang menjadi taman-taman kota dan semakin banyaknya jumlah
dasar dan pedoman pelaksanaan program pengunjung TBM di taman kota. Teknik dan metode
TBM. koordinasi yang digunakan dalam pelaksanaan
b. Kesalahan anggapan orang mengenai program TBM menggunakan metode forum dan
instansi induknya : Masing-masing instansi pedoman kerja. Pelaksanaan Program TBM ada
telah mengetahui bahwa leading sector beberapa faktor atau variabel yang mempengaruhi
dalam program Taman Bacaan Masyarakat pelaksanaan koordinasi Program TBM di Kota
(TBM) di Kota Surabaya adalah Badan Surabaya. Faktor atau variabel tersebut diantaranya
Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya. adalah faktor komunikasi, faktor sumber daya dan
c. Kesalahan pandangan mengenai arti faktor informasi.
koordinasi sendiri : Pelaksanaan koordinasi Koordinasi yang ada pada Program TBM sudah
Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di Kota terlaksana secara maksimal dan minat baca serta
Surabaya ini memang ada hubungan antara aksesibilitas masyarakat Kota Surabaya sumber ilmu
atasan dengan bawahan yang terjadi antara pengetahuan (buku) dapat ditingkatkan dari tahun ke
Badan Arsip dan Perpustakaan Kota tahun. Hal itu dapat dilihat dari semakin
Surabaya dengan petugas TBM di lapangan meningkatnya jumlah pengunjung Taman Bacaan
maka pihak petugas TBM sebagai Masyarakat dari tahun ke tahun.
pelaksana TBM di lapangan akan lebih Saran
mudah diatur oleh BARPUS yang 1. Perlunya koordinasi yang lebih intensif
bertindak sebagai atasannya. antara Badan Arsip dan Perpustakaan Kota
d. Kesalahan pandangan mengenai Surabaya dengan Dinas Kebersihan dan
kedudukan departemennya di pusat : Pertamanan Kota Surabaya agar lebih banyak
Program TBM ini masing-masing individu, Taman Bacaan Masyarakat yang dibuka di
instansi maupun stakeholder sudah taman-taman Kota Surabaya. Karena di taman-
mengetahui kedudukannya. taman Kota Surabaya akan lebih banyak jenis
Simpulan dan Saran masyarakat yang bisa dijangkau untuk
Simpulan menyebarkan budaya gemar membaca.
Berdasarkan dari analisis di bab-bab sebelumnya, 2. Perlunya penambahan koordinator PNS di
maka peneliti mampu menjawab rumusan masalah masing-masing wilayah (sekecamatan) agar
yang ada di dalam penelitian yaitu Program Taman koordinasi bisa lebih cepat dilakukan dan
Bacaan Masyarakat (TBM) di bentuk pada tahun masalah-masalah dalam pelaksanaan
2008 oleh Badan Arsip dan Perpustakaan pengembangan TBM bisa segera terselesaikan.
(BARPUS) Kota Surabaya sebagai upaya dari 3. Perlunya lebih banyak dilakukan
Pemerintah Kota Surabaya untuk meningkatkan koordinasi dengan menggunakan alat-alat
minat baca masyarakat Kota Surabaya. Program komunikasi seperti Handphone dimana di
TBM terbentuk karena masih minimnya/kurang banyak HP saat ini sudah banyak aplikasi dan
tersedianya sarana dan prasarana perpustakaan di fitur-fitur yang dapat menunjang proses
sekolah maupun umum di Kota Surabaya, selain itu monitoring pelaksanaan Taman Bacaan
juga ditambahi dengan masih sedikitnya kegiatan- Masyarakat (TBM) di lapangan. Salah satu
kegiatan yang dilakukan di perpustakaan. contohnya adalah dengan menggunakan Video
Banyak instansi yang dilibatkan diantaranya Call yang dapat mempermudah Koordinator
BARPUS Kota Surabaya, Perpustakaan Umum Kota PNS untuk memonitoring kinerja petugas TBM
Surabaya, BAPPEKO, Dinas Kebersihan dan di lapangan.
Pertamanan Kota Surabaya serta kelurahan Genteng
Surabaya, maka koordinasi yang ada pada Program
TBM ini merupakan koordinasi horizontal. Daftar Pustaka
BARPUS Kota Surabaya juga selalu melakukan Referensi Buku
koordinasi dengan petugas TBM di lapangan dengan 1. Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen
mengadakan kelas literasi dan seminar-seminar, Personalia dan Sumber Daya Manusia.
maka dalam Program TBM ini juga melakukan Yogyakarta: BPFE.
koordinasi vertical. Koordinasi vertical dilakukan 2. Ndraha,Taliziduhu. 2003.Keybernology:
dengan pengarahan oleh atasan (BARPUS Kota Ilmu Pemerintah Baru. Jakarta.
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X

Volume 4, Nomor 3, September - Desember 2016

3. Sekretaris Negara Republik Indonesia. kantor-perpustakaan-dan-arsip.html.


2003. Undang-Undang Republik Indonesia (Diakses 24 Februari 2016 pukul 12.11.)
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan 5. Safira, Fidan. 2015. IMPLEMENTASI
Nasional. Jakarta: Sekretaris Negara PROGRAM PERPUSERU DALAM UPAYA
Republik Indonesia. MENINGKATKAN PELAYANAN
4. Sugandha, Dann. 1991.KOORDINASI Alat PERPUSTAKAAN (STUDI KASUS PADA
Pemersatu Gerak Administrasi. Cet. 2. CORPORATED SOCIAL
Jakarta : Intermedia. RESPONSIBILITY COCA COLA
5. Terry,George R.. 1964.Principles of FOUNDATION INDONESIA DI
Management. Illinois: Richard D.Irwin, PERPUSTAKAAN KABUPATEN
Inc., Homewood, 8th ed. SIDOARJO. e-jurnal.com. http://www.e-
6. Walikota Surabaya, 2009. Peraturan Daerah Kota jurnal.com/2016/02/ implementasi-
Surabaya Nomor 5 Tahun 2009 Tentang program-perpuseru-dalam.html. (Diakses
Penyelenggaraan dan Pengelolaan Perpustakaan. 24 Februari 2016 pukul 12.07 WIB.)
Surabaya: Pemerintah Kota Surabaya. 6. United Nations Development Programme. 2014.
Referensi Online Human Development Report 2014
1. Inung. 2013. Minat Baca Warga Indonesia Sangat Sustaining Human Progress: Reducing
Rendah. POSKOTAnews.com. Vulnerabilities and Building Resilience.
http://poskotanews.com/2013/09/27/minat-baca- UNDPhttp://www.undp.org/content/undp/e
warga-indonesia-sangat-rendah/. (Diakses 12 Juni n/home/librarypage/hdr/2014-human-
2014 pukul 13.40 WIB.) development-report/#. (Diakses 21
2. Lutfhi dan Adhani. 2008. Gaji Pendidik November 2014 pukul 13.10 WIB.)
Masuk Anggaran Pendidikan. JIMLY 7. WORLD ECONOMIC FORUM. 2014. The
ASSHIDDIQIE. Global Competitiveness Report 2014-2015.
http://www.jimly.com/kegiatan/show/58? WORLD ECONOMIC FORUM.
page=32. (Diakses 23 Februari 2016 pukul http://www.weforum.org/reports/global-
12.32 WIB.) competitiveness-report-2014-2015.(Diakses 21
3. Pelita Online. 2011. I NDONESIA November 2014 pukul 12.25 WIB)
M I N I M PERPUSTAKAAN Dari 110 ribu
8. Yuniati, Vegasari. 2014. Perpustakaan
Surabaya Masuk Final IMA 2013. SURYA
sekolah yang ada di Indonesia hanya
ONLINE.
18% yang mempunyai perpustakaan. http://surabaya.tribunnews.com/2014/03/08
Pelitaonline.com. / perpustakaan-surabaya-masuk-final-ima-
http://www.Pelitaonline.com/news/2011/06 2013. (Diakses 24 Februari 2016 pukul
/21/indonesia-minim-perpustakaan--358/. 12.29WIB.)
(Diakses 13 November 2014 pukul 13.18 Referensi Karya Ilmiah
W IB.) 1. Kusumaningtias, Fifi Cahya. 2012.
KARAKTERISTIK PENGGUNA YANG
4. Rahman, Fadillah. 2012. UPAYA KANTOR MEMANFAATKAN PERPUSTAKAAN
PERPUSTAKAAN DAN ARSIP UMUM KOTA SURABAYA (Studi
KABUPATEN PASER DALAM Deskriptif Tentang Karakteristik Pengguna
MENINGKATKAN MINAT MEMBACA Yang Memanfaatkan Perpustakaan Umum
MASYARAKAT DI PERPUSTAKAAN Kota Surabaya). Surabaya: FISIP UNAIR.
UMUM KABUPATEN PASER.e-jurnal.com.
http://www.e-jurnal.com/2014/06/upaya-

You might also like