You are on page 1of 18

Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol. 8, No.

2 (Desember 2020) 171-188


ISSN 2303-2677 (Print) ISSN 2540-9239 (Online)

Pengembangan model manajemen Open Educational Resources (OER)


Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri Curup

Rahmat Iswanto1, Jurianto2


1Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam, Institut Agama Islam Negeri Curup
2Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri Curup

Jl. Dr. AK Gani No. 01, Curup, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, 39119
e-mail: 1rahmatiswanto@iaincurup.ac.id, 2jurianto@iaincurup.ac.id

Received: January 2020; Accepted: October 2020; Published: December 2020

Abstract

Open education resources (OER) are an interesting and diverse source of information that is easily accessible. For
the Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup library, the OER is an alternative service to meet visitors' needs
through resources offered are so diverse that it needs adjustment and development. This study was conducted to find
out development an effective OER management model to meet IAIN Curup library users' needs. This research used
a combination of qualitative and quantitative research types. This study used a research and development method,
adoption of the Borg and Gall model. Results showed that the OER management model was selected and developed
by testing users' and experts' needs and opinions following the IAIN. OER management model comprised four
stages. Stage 1 planning, consisting of steps needs analysis, identification, and verification or preparation. Stage 2
of organizing namely processing activities. Stage 3 actualizing, which consisted of steps service, and promotion.
Stage 4 was evaluation. The (OER) management model application was useful. The IAIN Library's OER
application could be accessed via a browser at the address http://oer.iaincurup.ac.id; with this open-source platform,
and each library could add specific features such as search features, usage statistics, and others. The study concludes
that the development of an OER management model for the IAIN Library Curup is still essential so that
effectiveness of library services is following the conditions of the community's needs.

Keywords: Academic libraries; OER; IAIN Library Curup

Abstrak

Open Educational Resources (OER) adalah sumber informasi yang menarik, bervariasi dan mudah diakses.
Bagi Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup, OER adalah alternatif pelayanan yang
dapat memenuhi kebutuhan pemustaka dengan penawaran beragam sehingga perlu adanya
penyesuaian dan pengembangan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengembangan model
pengelolaan OER yang efektif untuk memenuhi kebutuhan pemustaka Perpustakaan IAIN Curup.
Penelitian ini menggunakan gabungan jenis penelitian kualitatif dan kuantitatif. Metode yang digunakan
adalah penelitian pengembangan yang merupakan adopsi dari model Borg dan Gall. Hasil yang
diperoleh adalah model manajemen OER dipilih dan dikembangkan melalui uji kebutuhan, pendapat
pemustaka, dan para ahli IAIN Curup. Model manajemen OER terdiri dari 4 tahapan. Tahap 1
perencanaan, terdiri dari langkah analisis kebutuhan, identifikasi, dan verifikasi atau persiapan. Tahap 2
pengorganisasian yaitu kegiatan pengolahan. Tahap 3 actualizing terdiri dari langkah layanan dan
promosi. Tahap 4 ialah evaluasi. Penerapan model manajemen OER Perpustakaan IAIN Curup yang
telah dikembangkan bernilai efektif. Aplikasi OER Perpustakaan IAIN Curup dapat diakses melalui
website di alamat http://oer.iaincurup.ac.id melalui platform open source, dan setiap perpustakaan bisa
menambahkan fitur tertentu, seperti fitur pencarian, statistik pemakaian, dan lain-lain. Kesimpulan
penelitian adalah pengembangan model manajemen OER bagi Perpustakaan IAIN Curup masih perlu
dilakukan agar efektivitas layanan perpustakaan sesuai kebutuhan pemustaka.

Kata Kunci: Perpustakaan perguruan tinggi; OER; Perpustakaan IAIN Curup

doi: http://dx.doi.org/10.24198/jkip.v8i2.25696
© 2020 Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan. This is an open access article under the CC BY-SA license
Website: http://jurnal.unpad.ac.id/jkip
172 R. Iswanto and Jurianto / Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol. 8, No. 2 (Desember 2020) 171-188

PENDAHULUAN kemudian menunjukkan perannya dalam


Proses pendidikan dan pengajaran di penyediaan sumber daya informasi yang
masa global dapat didukung melalui cepat dan tepat.
sumber informasi berbentuk digital. Sivitas akademika dalam pemenuhan
Informasi yang tersedia melalui media kebutuhan informasi melalui pengadaan
internet kemudian memunculkan sumber koleksi tercetak perpustakaan masih
pembelajaran daring. Sumber memiliki masalah, misalnya kegiatan
pembelajaran daring ada yang bersifat seleksi dan pengadaan. Kegiatan seleksi,
terbuka yang digunakan untuk tujuan ialah pencarian keberadaan sebuah karya
pendidikan, pengajaran, penelitian, dan cetak untuk mendukung kajian suatu
evaluasi, dikenal dengan Open Educational bidang keilmuan. Kegiatan ini masih
Resources (OER). Menurut Undang- memiliki kendala terkait anggaran
Undang Republik Indonesia Nomor 12 pembelian yang terbatas. Selain itu,
Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi kendala lain adalah berkurangnya
(2012), pada pasal 79 ayat 4 tertulis, persentase pemenuhan kebutuhan
“Pemerintah mengembangkan sumber pemustaka setiap tahun karena ada
pembelajaran terbuka yang dapat kerusakan koleksi, kehilangan, dan koleksi
dimanfaatkan oleh seluruh sivitas yang tahun terbitnya sudah ketinggalan
akademika.” Pemerintah dalam hal ini zaman.
mendukung sistem pembelajaran terbuka Perpustakaan memiliki fungsi sangat
atau OER yang memudahkan dalam besar dalam pengembangan ilmu
pembelajaran perguruan tinggi. pengetahuan karena sumber daya
Sumber daya informasi yang informasi pendidikan untuk masyarakat
mendukung pelaksanaan kegiatan sivitas dapat disediakan secara baik oleh lembaga
akademika tersedia di berbagai media informasi, seperti perpustakaan (Iswanto
secara luas. Kemajuan teknologi saat ini & Sulistyowati, 2018). Terlebih lagi,
memungkinkan pemustaka dapat perpustakaan adalah salah satu lembaga
mengakses sumber informasi secara pelayanan informasi yang menerapkan
mudah. Perpustakaan sebagai lembaga manajemen informasi (pengetahuan)
penyedia sumber daya informasi yang sehingga dalam pengelolaan perpustakaan
berada di sebuah perguruan tinggi terdapat penerapan sistem informasi yang
menempatkan dirinya sebagai lembaga mendasar (Fauziyah, 2019). Adapun
penting bagi sivitas akademika. perpustakaan sudah saatnya berperan
Perpustakaan dirasakan penting oleh sebagai sumber informasi baik tulis
pemustaka karena perpustakaan maupun bentuk digital. Sumber informasi
menyimpan sumber daya informasi yang baik sumber referensi ilmiah, informasi
dapat ditemukan dengan mudah dan tentang kampus, dan semuanya dapat
tepat. Sumber daya informasi yang diakses dengan mudah (Rosyid, 2019).
tersebar luas di media sosial dan media Perpustakaan di era digital memiliki
informasi lainnya menawarkan informasi peran menyediakan open access karena
yang masih meninggalkan problematik keberadaan teknologi informasi yang
bagi pemustaka. Informasi terkadang dapat membantu penyediaan berbagai
didapatkan sangat banyak, beragam, dan bentuk informasi yang diinginkan
belum tepat. Maka, perpustakaan (Suwarno, 2014). Selain itu, perpustakaan

Pengembangan model manajemen Open Educational Resources (OER) Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri
Curup
R. Iswanto and Jurianto / Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol. 8, No. 2 (Desember 2020) 171-188 173

berperan besar dalam proses (Setiawan & Ismurjanti, 2018). Pada masa
mengorganisasi dan memanajemeni digitalisasi sekarang, alat komunikasi pun
sumber informasi. Pustakawan mengolah ikut berkembang dan lebih canggih. Hal
informasi dari berbagai sumber kemudian ini sebagai strategi jurnal elektronik dalam
dilayankan kembali pada masyarakat mengomunikasikan penulis dan pembaca
pemustaka yang membutuhkannya. (pemustaka) (Wibowo, 2019).
Dengan demikian, banyak usaha yang Gerakan akses terbuka (open access)
sudah dilakukan pustakawan agar tujuan dilihat bukan semata-mata sebagai
perpustakaan dapat memberikan fungsi gerakan menggunakan teknologi, gerakan
secara maksimal bagi masyarakat sistem informasi, atau gerakan sistem
pemustaka (Kristyanto, 2019). manajemen. Open access adalah sebuah
Seyogyanya, pustakawan merupakan gerakan kemanusiaan dan memihak
partner peneliti dalam melakukan kepada kebaikan sebagai kekuatan dasar
penelitian. Seorang pustakawan harus dari nilai kemanusiaan (Irawan et al.,
melek teknologi informasi dalam 2018). Maka, perpustakaan dituntut untuk
memenuhi kebutuhan informasi saat tetap bertahan dengan kemampuan untuk
pembuatan proposal dan naskah ilmiah menyesuaikan diri sesuai perkembangan
(Riyanto, Marlina, & Triasih, 2019). teknologi. Perpustakaan dalam hal ini
Berdasarkan sebuah penelitian mengenai harus siap dalam menyerap perubahan
pemenuhan kebutuhan pemustaka, secara dramatis serta memiliki usaha
tergambar bahwa tingkat pelayanan untuk mengembangkan perpustakaan
perpustakaan masih rendah. Hal ini dalam menghadapi permasalahan
sebagaimana ditunjukkan statistik (Mulyadi, Zulkarnain, & Laugu, 2019).
kunjungan mahasiswa IAIN Curup Untuk itu, perpustakaan dapat
dengan skor tingkat kunjungan memberikan solusi dalam memenuhi
mahasiswa (3.24%) dan tingkat kebutuhan sumber daya informasi yang
peminjaman koleksi (38.9%). Maka mendukung perkuliahan melalui
perpustakaan harus mengembangkan pemberian akses beberapa koleksi digital.
sumber informasi yang lebih menarik Adapun perpustakaan dalam
berbentuk digital (Srirahayu, 2019). mendapatkan koleksi melalui pembelian
Kita melakukan komunikasi era secara berlangganan dan kerja sama
digital melalui bentuk komunikasi email, dengan tenaga pengajar dalam
telepon, dan media sosial. Media sosial membangun database aplikasi yang
hadir dengan tampilan yang beragam dan mencukupkan kebutuhan secara bertahap.
dapat digunakan secara maksimal demi Perpustakaan sebagai lembaga informasi
meningkatkan perkembangan riset. maka dituntut secara cepat memiliki
Jaringan antar negara, budaya, maupun koleksi digital yang dapat diakses
antar usia dapat dibentuk melalui media pemustaka. Salah satu perpustakaan
sosial (Irawan et al., 2017). Dengan perguruan tinggi yang menerapkan
demikian, pemustaka menghendaki koleksi digital yakni Perpustakaan IAIN
bentuk informasi yang akses informasinya Curup.
berbentuk digital melalui internet. Perpustakaan IAIN Curup saat ini
Perpustakaan kemudian menyediakan sudah mulai memberikan layanan koleksi
layanan seperti Open Educational Resources digital karya institusi atau berlangganan

Pengembangan model manajemen Open Educational Resources (OER) Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri
Curup
174 R. Iswanto and Jurianto / Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol. 8, No. 2 (Desember 2020) 171-188

database tertentu. Akan tetapi hal ini tujuannya bersifat ilmiah bukan
dirasakan belum cukup untuk komersial. Selain itu, banyak
meningkatkan pemenuhan kebutuhan penelitian yang dibiayai oleh
sumber daya informasi bagi sivitas pemeritah terutama dalam proyek
akademika. Pemustaka memiliki hibah penelitian seharusnya dapat
kebutuhan sumber belajar yang semakin dipastikan telah disebarluskan melalui
luas mulai dari buku, makalah, dan internet tanpa adanya batasan
sumber bentuk elektronik atau tertentu” (Asmad et al., 2018).
komputerisasi. Senada dengan pernyataan Penelitian merupakan hasil dari
Akbar and Noviani (2019) bahwa pendidikan. Kemajuan teknologi
teknologi di dunia akademik membantu membantu menyebarluaskan penelitian ke
memecahkan masalah sesuai metode atau masyarakat untuk diakses secara terbuka.
alat teknologi yang digunakan. Indonesia dengan negara lain pun sedang
Pendidikan secara luas dipandang mencoba membagikan pengetahuan yang
sebagai sarana penting untuk mengatasi diperoleh melalui teknologi sehingga
masalah nasional dan internasional, pemustaka dari luar negara dapat
seperti ekstremisme politik atau agama, mengaksesnya. Selain penelitian, proses
kemiskinan, dan kelaparan. Jika negara belajar dalam pendidikan pun sekarang
berkembang ingin bersaing dengan negara mulai dipraktikkan beberapa perguruan
barat, maka negara berkembang tinggi. Universitas Terbuka (UT) telah
hendaknya melakukan perubahan berpikir menerapkan OER cukup baik walau masih
mengenai nilai dan kebutuhan pendidikan terbatas dalam bahasa. Sistem OER
untuk lebih baik. Salah satu prosesnya menampilkan bahasa Inggris dan bahasa
ialah pengembangan sumber informasi Indonesia untuk komunikasi pemustaka.
terbuka agar dapat dicapai masyarakat Namun sebagian besar pemustaka yakni
dengan lebih mudah. dosen terbiasa memilih pengaturan bahasa
Masyarakat yang beragam Indonesia.
memberikan peluang dalam pelaksanaan Berdasarkan hasil penelitian
media OER. Prinsip desain awal yang Muganda, Samzugi, and Mallinson (2016)
lebih baik untuk memungkinkan mengenai penerapan OER di African Open
pemustaka menggunakan OER Distance and eLearning (ODeL) masih
pemustakaan sesuai konteks lingkungan memiliki kendala pada staf. Staf belum
yang berbeda (Richer & McPherson, 2012). memiliki keahlian, kompetensi dalam
Indonesia sebagai salah satu negara mengkreasikan, mengintegrasikan, dan
berkembang mencoba meningkatkan menggunakan OER. Maka, lembaga dalam
pendidikan melalui teknologi yang mengembangkan OER membuat panduan
mumpuni. Walaupun demikian, kondisi penggunaan OER bagi staf sesuai
Indonesia pun tidak jauh berbeda dengan kebijakan lembaga. Pada perkembangan
negara lain yang masih mencoba terakhir, OER telah dilakukan dan
mengembangkan dan meningkatkan dikembangkan banyak lembaga dunia.
pendidikan di masyarakatnya, misalnya Mtebe and Raisamo (2014) menambahkan
penelitian hasil anak bangsa. bahwa OER dikenalkan United Nations
“Secara global kebebasan akses Educational, Scientific and Cultural
informasi sangat dilegalkan jika Organization (UNESCO) pada Forum on the

Pengembangan model manajemen Open Educational Resources (OER) Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri
Curup
R. Iswanto and Jurianto / Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol. 8, No. 2 (Desember 2020) 171-188 175

Impact of Open Courseware for Higher teks, elektronik, atau digital. Media OER
Education in Developing Countries 2002 di memiliki sumber daya terbuka yang
Perancis. Forum ini membantu memenuhi diproduksi untuk dapat dibagikan dalam
sumber daya informasi pada negara format digital dan dicetak. Maka, beberapa
berkembang melalui OER, misalnya negara berkembang masih memiliki
Organization for Economic Co-operation kendala bandwidth dan konektivitas.
and Development (OECD), the William and Sistem OER yang terencana diharapkan
Flora Hewlett Foundation, the dapat meningkatkan persentase sumber
Commonwealth of Learning (COL), dan daya agar relevan dengan pendidikan
UNESCO. tinggi di negara tersebut.
Sesuai rujukan ini, UNESCO dan Bidang pendidikan yang dibangun
beberapa organisasi telah setiap profesi, disiplin akademis, dan
mengembangkan pendidikan OER melalui masyarakat pada umumnya menggunakan
dukungan sumber informasi berupa penelitian untuk mengembangkan
pelatihan, modul pelatihan, video pengetahuan. Penelitian menghasilkan
pembelajaran, simulasi pengerjaan tugas, informasi dan pengetahuan baru. Maka,
dan buku ajar elektronik. Hal ini dalam bidang pendidikan,
menandakan bahwa perkembangan OER “Peserta didik dan guru harus
khususnya wilayah Asia dapat memiliki akses teknologi digital di
digolongkan dari negara yang masih tahap dalam lingkungan lembaga
penerapan, contohnya negara Indonesia, pendidikan. Adanya materi yang
Malaysia, dan Filipina, sedangkan negara berkualitas dan bermanfaat bagi guru
mapan, seperti di Jepang, Hongkong dan dan peserta didik. Guru harus
Cina. Indonesia sendiri OER masih dalam memiliki pengetahuan dan
tahap berkembang, di mana pandangan keterampilan dalam menggunakan
dan penguasaan para akademik dan media pembelajaran digital untuk
profesional masih sebatas kebijakan. membantu siswa agar mencapai
Universitas Terbuka sebagai salah satu standar akademik dan
penggerak OER di kawasan Asia dan juga mengembangkan potensinya” (Akbar
di dunia perlu untuk menerapkan konsep & Noviani, 2019).
OER dalam pelaksanaan pendidikan jarak Mahasiswa dan dosen di perguruan
jauhnya (Abeywardena & Gajaraj, 2012). tinggi harus memiliki pengetahuan dalam
Sistem OER tidak identik dengan menggunakan fasilitas teknologi
pembelajaran daring. Konten yang pendidikan. Salah satunya ialah Massive
dilisensikan secara terbuka dapat Open Online Courses (MOOCs) yang terdiri
diproduksi berbagai media, di antaranya dari pelajaran yang dapat diakses secara
teks berbasis kertas, video, audio, dan bebas terutama peserta didik di internet.
multimedia berbasis komputer. Muganda Sebagian besar peserta didik tidak
et al. (2016) pun menjelaskan bahwa jenis mengikuti kursus ini secara penuh, hanya
OER di African Open Distance and eLearning berpartisipasi sesuai kebutuhan dan
(ODeL) berupa buku teks atau diktat preferensi pribadi. Lembaga MOOCs telah
kuliah, tutorial, hasil kerja kelompok, dan tumbuh dari gerakan pembelajaran online
bentuk lainnya. Koleksi pembelajaran dan mulai menggunakan lisensi tertutup.
menggunakan OER dapat bersumber dari Lembaga ini berbeda dengan lembaga

Pengembangan model manajemen Open Educational Resources (OER) Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri
Curup
176 R. Iswanto and Jurianto / Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol. 8, No. 2 (Desember 2020) 171-188

lainnya yang biasanya kegiatan mencari pertama kali diadopsi di Forum 2002
laba. Lembaga MOOCs memiliki modal UNESCO tentang dampak Open
usaha yang didukung dan ditandai fokus Courseware untuk pendidikan tinggi di
lembaga dalam mentransmisikan negara Berkembang. Organisasi
pengetahuan, misalnya kuliah melalui internasional, pemerintah regional,
video daripada interaksi. Lembaga pemerintah nasional telah mengeksplorasi
MOOCs menekankan konektivitas dan dan dalam kesempatan tertentu
mengandalkan penemuan, diskusi, dan mendorong penciptaan dan pelayanan
penciptaan pengetahuan bersama di OER. Beberapa organisasi, di antaranya
antara para peserta sehingga lembaga ini perpustakaan dan badan penelitian,
menggunakan konten yang memiliki seperti Creative Commons, telah terlibat
lisensi terbuka yakni dapat diakses secara dalam upaya advokasi untuk
bebas di internet (McGreal, 2013). memengaruhi kebijakan di seluruh dunia.
Adji (2014) dalam penelitiannya Salah satu model penyediaan sumber
mengatakan bahwa, panduan daring daya informasi adalah sumber
sebagai salah satu bantuan proses belajar pembelajaran terbuka, atau dikenal Open
yang digunakan UT pada mahasiswanya. Educational Resources (OER). Model ini
Hal ini bertujuan menyampaikan berbagai sudah digunakan dalam proses
informasi mengenai pelayanan OER. Suatu pembelajaran di UT dan ternyata
data didapatkan dari hasil aktivitas membutuhkan suatu manajemen dan
diskusi dan pelaksanakan tugas tutorial pengaturan tersendiri. Perpustakaan
oleh mahasiswa menggunakan indikator perguruan sendiri berfungsi sebagai media
pemanfaatan OER. Hasil penelitian ini pengembang OER untuk dapat digunakan
menyatakan bahwa, pertama, para pemustaka. Indrajit (2018) pun
pembelajaran menggunakan OER sesuai berpendapat bahwa perpustakaan
teori belajar connectivism. Kedua, tutor mempunyai tugas penting dalam sistem
menunjukkan OER pada mahasiswa OER di dunia. Perpustakaan menyediakan
melalui Rancangan Aktivitas Tutorial sumber informasi dari pelbagai media
(RAT), Satuan Aktivitas Tutorial (SAT), yang dapat diakses mudah pemustaka.
dan materi tutorial daring. Ketiga, Sesuai temuan pra penelitian di
mahasiswa peserta tutorial daring yang Perpustakaan IAIN Curup, peneliti
menggunakan OER pada pelaksanaan memandang bahwa perlu diadakan
tugas tetapi tidak mengikuti proses diskusi penelitian mengenai model manajemen
memiliki persentase sejumlah 86% OER pada Perpustakaan IAIN Curup.
responden. Keempat, mahasiswa Maka penelitian ini bertujuan untuk
menggunakan OER digunakan untuk mengetahui model manajemen OER,
menjawab pertanyaan mengenai pengembangan model manajemen OER,
penjelasan konsep dan belum banyak dan efektivitas penerapan model
mahasiswa yang menggunakan OER manajemen OER.
untuk menyusun suatu pendapat.
IFLA (2019) menambahkan bahwa METODE PENELITIAN
OER bukanlah sistem terpusat, walaupun Penelitian ini menggunakan jenis
di dalamnya terdapat beberapa koordinasi penelitian yang menggabungkan
dan inisiatif yang berbeda. Istilah OER penelitian kualitatif dan kuantitatif.

Pengembangan model manajemen Open Educational Resources (OER) Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri
Curup
R. Iswanto and Jurianto / Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol. 8, No. 2 (Desember 2020) 171-188 177

Adapun jenis penelitian yang digunakan sebagai salah satu alat sumber data yang
ialah penelitian pengembangan. Sugiyono berkaitan dengan ilmu sosial dan sumber
(2016) mengatakan bahwa penelitian akses informasi, persepsi, atau pendapat
pengembangan adalah metode yang individu. Peneliti menggunakan angket
digunakan untuk mendapatkan produk mengenai kebutuhan literatur dan bentuk
tertentu dan pengalaman yang efektif. model manajemen OER yang
Adapun model penelitian dikembangkan. Maka peneliti
pengembangan yang digunakan dalam menyediakan banyak waktu dan upaya
penelitian ini adalah mengadopsi model dalam membuat angket agar lengkap dan
Borg dan Gall yang kemudian hanya sesuai pertanyaan penelitian.
melakukan uji coba satu kali. Sumber data Peneliti dalam penelitian ini juga
penelitian ini terbagi dua, yaitu sumber melaksanakan FGD dalam rangka
primer dan sumber sekunder. Sugiyono mengumpulkan data yang dibutuhkan.
(2016) menyatakan bahwa sumber primer Data yang diperoleh adalah kesimpulan
bersumber dari responden langsung sesuai dari beberapa pembahasan dalam FGD
masalah yang diteliti, misalnya yang kemudian melalui pencatatan hasil
wawancara. Selain itu, peneliti dalam diskusi data digunakan sesuai dengan
teknik pengumpulan data membuat dan kebutuhan. Adapun tes adalah
menyebarkan angket, melakukan Focus serangkaian rangsangan (verbal, tertulis,
Group Discussion (FGD), dan melakukan gambar, atau menggambar pertanyaan)
tes uji coba. Peneliti mewawancarai yang disiapkan untuk mengukur secara
responden yang terdiri dari pemustaka, kuantitatif atau perilaku dan tes
pustakawan, dan tenaga pengajar IAIN memberikan derajat atau peringkat
Curup kemudian mencatat data penelitian kepada penguji. Tes dapat berupa
yang dibutuhkan. Adapun populasi instrumen khusus. Uji coba pada
penelitian adalah masyarakat pemustaka penelitian ini dilakukan kepada kelompok
Perpustakaan IAIN Curup yang aktif kecil dan besar untuk menilai manajemen
berkisar 4000 pemustaka dan sampel yang OER.
digunakan untuk merespons dengan taraf Peneliti pun melakukan tahap analisis,
kesalahan 5% yaitu sejumlah 351 proses pengorganisasian fakta untuk dapat
responden. Kegiatan wawancara ditafsirkan. Proses analisis yang dilakukan
merupakan dialog yang dilakukan peneliti yaitu menggunakan dua jenis analisis,
dengan responden untuk mendapatkan kualitatif dan kuantitatif. Analisis
sumber informasi yang bertanggung kualitatif adalah kegiatan yang
jawab. Wawancara sebagai pendekatan berhubungan dengan pengolahan data,
dalam menemukan fakta melalui tanya pembagian, dan pengelompokan data
jawab, misalnya peneliti mengajukan secara teratur. Peneliti dapat menafsirkan
beberapa pertanyaan yang diarahkan data, mengeluarkan dimensinya,
secara sistematis pada permasalahan. menentukan urgensi, dan menemukan
Peneliti melakukan wawancara untuk maksud lain yang bermanfaat. Pada
mengumpulkan pernyataan tentang pendapat lain, analisis kualitatif adalah
fenomena di lapangan, melalui sikap dan kegiatan penelitian dan penyusunan fakta-
wawancara. fakta yang ditemukan dari wawancara,
Selain itu, peneliti membuat angket secara sistematis sehingga memudahkan

Pengembangan model manajemen Open Educational Resources (OER) Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri
Curup
178 R. Iswanto and Jurianto / Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol. 8, No. 2 (Desember 2020) 171-188

pemahaman dan mendapatkan informasi menganalisis secara kualitatif model


lainnya (Sugiyono, 2016). Peneliti manajemen yang dirancang berupa
membuat deskripsi dari analisis hasil indikator setuju sekali/efektif sekali,
wawancara tentang model manajemen setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan tidak
OER menggunakan model yang setuju sekali.
dikembangkan dari sisi prinsip, susunan,
dan efektivitasnya. Tabel 2
Peneliti dalam metode penelitian Indikator standar 5
Nilai Indikator
kuantitatif melakukan analisis hasil angket
5 Setuju sekali/efektif sekali
dan uji coba melalui analisis statistik
4 Setuju
dengan ukuran standar tertentu. Peneliti 3 Ragu-ragu
menggunakan rumus Sukardjo (2012). 2 Tidak setuju
1 Tidak setuju sekali
∑x Sumber: Sugiyono, 2016
X =
N
HASIL DAN PEMBAHASAN
X = Rata-rata Manusia memerlukan informasi untuk
∑x = Jumlah skor Responsden memecahkan masalah dalam hidupnya,
N = Jumlah Responsden termasuk pendidikan, pekerjaan, atau
Untuk memberikan nilai mengenai organisasi. Saat ini, informasi telah
model manajemen OER, maka peneliti membantu dan mendukung hampir semua
menggunakan ukuran penilaian standar 5 aktivitas manusia melalui teknologi ilmu
sesuai tabel 1, di antaranya ukuran X > komputer sebagai alat bantu pengolah
4,21, 3,40 < X ≤ 4,21, 2,20 < X ≤ 3,40, 1,79 < data ke informasi. Maka pekerjaan
X ≤ 2,20, X ≤ 1,79, dengan nilai sangat baik, manajemen informasi suatu organisasi
baik, cukup, kurang, dan lemah. yang awalnya sulit mengalami perubahan
ke arah yang mudah. Pekerjaan informasi
Tabel 1 seperti pekerjaan lain harus dikerjakan
Tingkat ukuran dengan standar 5 untuk berdasarkan prinsip konsep manajemen
menganalisis model manajemen yang dirancang agar pekerjaan lebih terarah dan mencapai
Pilihan Ukuran Nilai Keterangan
tujuan secara maksimal.
A X > 4,21 Sangat tidak perlu
Kegiatan manajemen OER adalah
Baik perbaikan
B 3,40< X ≤ Baik tidak perlu kegiatan yang termasuk dalam cabang
4,21 perbaikan Ilmu Manajemen Sistem Informasi (MSI).
C 2,20< X ≤ Cukup perlu Pekerjaan mengelola informasi yang
3,40 perbaikan memanfaatkan prosedur yang
D 1,79< X ≤ Kurang perlu berlandaskan kepada prinsip manajemen
2,20 perbaikan
informasi. Kegiatan manajemen sendiri
E X ≤ 1,79 Lemah perlu
perbaikan
adalah kegiatan manusia dalam mengelola
Sumber: Sukardjo, 2012 sumber daya manusia, material, dan
metode atau yang lebih dikenal dengan
Kemudian peneliti menggunakan 3M, di antaranya man, material, dan method.
indikator dari Sugiyono (2016) Manajemen sistem informasi sendiri
menggunakan indikator standar 5 untuk muncul seiring kemajuan teknologi

Pengembangan model manajemen Open Educational Resources (OER) Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri
Curup
R. Iswanto and Jurianto / Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol. 8, No. 2 (Desember 2020) 171-188 179

informasi yang berdampak pada perangkat lunak yang memungkinkan


munculnya beragam informasi yang pustakawan mengelola sumber
membutuhkan pengelolaan sehingga pembelajaran, mulai tahap input data,
dapat dimanfaatkan sesuai tujuan. pengorganisasian metadata, proses
Pengelolaan OER dapat dicapai secara publikasi, hingga akses sumber belajar.
efisien dan efektif apabila fungsi Saat ini banyak sekali aplikasi berbasis
manajemen, seperti perencanaan, LMS yang dikembangkan institusi dan
pengorganisasian, pengarahan, dan komunitas open source. Sesuai hasil FGD
pengawasan dapat diaplikasikan. yang peneliti lakukan, ada beberapa
Kemajuan teknologi membawa dampak aplikasi yang memang didesain sebagai
yang besar bagi dunia pendidikan. LMS dan memiliki lisensi open source, di
Sumber-sumber pembelajaran dari antaranya Moodle, Cloroline, dan Omeka.
pelbagai disiplin ilmu sangat mudah Setelah peneliti melakukan uji coba
diakses dan dimanfaatkan peserta didik. instalasi, peneliti memutuskan
Hal ini didukung teknologi internet yang menggunakan dan mengembangkan
memungkinkan informasi dapat pengelolaan OER menggunakan Omeka.
tertransmisikan dengan cepat melalui Aplikasi ini digunakan untuk
jaringan. Di sisi lain, banyak hal negatif mengembangkan model manajemen OER
yang terjadi dalam pemanfaatan informasi, di Perpustakaan IAIN Curup berdasarkan
contohnya tindakan plagiat atau beberapa keunggulan yang dimiliki
pelanggaran hak cipta, pemanfaatan karya Omeka dibandingkan aplikasi sejenis.
orang lain yang tidak memenuhi kaidah Sesuai hasil FGD, aplikasi Omeka memiliki
akademik dalam hal pengutipan dan lisensi penerbitan secara gratis dan open
penulisan daftar pustaka. source untuk lembaga pendidikan, seperti
Sumber pembelajaran terbuka pun sekolah dan perguruan tinggi untuk para
tidak terlepas dari hal ini. Pemanfaatan pustakawan, arsiparis, museum
OER meskipun sifatnya terbuka dalam profesional, dan penggemar budaya.
penulisan karya akademik tetap harus Aplikasi Omeka pun memiliki struktur
mengikuti kaidah yang berlaku. lengkap skema metadata Dublin Core yang
Perkembangan teknologi saat ini seorang dapat dijalankan menggunakan model
penulis dapat menggunakan reference koleksi digital yang tersedia saat ini.
manager seperti Zotero, Mendeley, RefMan, Selain itu, Omeka memiliki elemen
EndNote, dan lain-lain untuk membantu untuk mengatur manajemen dan metadata
mengelola referensi dan pembuatan daftar yang lengkap. Pertama, fitur migrasi data,
pustaka. Oleh karena itu, penting sekali OAI–PMH harvester dan CSV importer yang
sumber pembelajaran terbuka dikelola memungkinkan dapat disatukan dalam
dengan baik melalui sebuah manajemen katalog bersama onesearch.id yang
OER yang baik karena berdampak dikembangkan Perpustakaan Nasional
langsung pada pengambilan metadata R.I., dengan standar W3C, 508 compliant,
pada saat proses pengutipan melalui yang sangat dibutuhkan untuk pertukaran
reference manager. data antar perpustakaan menggunakan
Pengelolaan OER di sebuah institusi aplikasi sejenis. Kedua, fitur improved
dibutuhkan sebuah platform Learning exhibit building, yang sangat dibutuhkan
Managemen System (LMS) sebagai sebuah pustakawan dalam mempromosikan

Pengembangan model manajemen Open Educational Resources (OER) Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri
Curup
180 R. Iswanto and Jurianto / Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol. 8, No. 2 (Desember 2020) 171-188

koleksi melalui fitur ini. menarik bagi pemustaka. Layanan OER


Ketiga, fitur tema yang memberikan adalah layanan yang menarik karena
kemudahan memilih, mengembangkan, bentuknya menggunakan akses teknologi.
atau menyusun bentuk website sendiri Hal ini diperkuat melalui jawaban
berdasarkan kebutuhan perpustakaan. responden. Ketiga mengenai harapan
Selain itu, fitur ini dapat memunculkan model OER. Model layanan OER bagi
dan memperbarui label pilihan dalam pemustaka adalah yang penting tersedia,
menggambarkan tampilan jenis data yang mudah digunakan, dan memuat informasi
tidak sama saat pemustaka menggunakan yang dibutuhkan.
layanan. Keempat, fitur otomatis saat Adapun berdasarkan hasil angket
penandaan mendorong pemustakaan yang dilakukan peneliti kepada 351
secara standar, di antaranya ada fungsi pemustaka mengenai kebutuhan
Web 2.0, konten sindikasi dengan RSS feed, tambahan penyediaan koleksi maka
item tag dengan kata kunci, dan didapatkan hasil sebagai berikut. Pertama,
personalisasi item favorit. Kelima, fitur variabel kebutuhan dari angket pemustaka
mengajak dan menambahkan pemustaka menjawab 40% sangat setuju, 30% setuju,
untuk berbagi dalam penyusunan konten 28% tidak mengetahui, dan 2 % tidak
dan kerja sama, seperti plugins, geolocation, setuju bahwa mereka masih
konten yang dibuat pemustaka, bookmark membutuhkan koleksi tambahan. Dengan
sosial, dokumen browsing, batch uploading, demikian, koleksi sangat dibutuhkan
dan penyesuaian sesuai kebutuhan. sehingga layanan OER diharapkan sangat
Aplikasi Omeka bisa didapatkan secara berperan dalam pemenuhan kebutuhan
gratis di www.omeka.org. Sesuai informasi. Pemustaka berpendapat bahwa
keunggulan di atas, maka aplikasi ini pemustaka yang masih belum
memenuhi syarat untuk dijadikan sebuah mendapatkan buku di perpustakaan
platform pengelolaan sumber pembelajaran sebanyak 34% sangat setuju, 28% setuju,
terbuka atau OER yang diperuntukan 13% tidak mengetahui, dan 25% tidak
untuk pemustaka di IAIN Curup, setuju. Dengan demikian, perpustakaan
khususnya pemustaka secara luas. harus lebih gencar memenuhi kebutuhan
Perpustakaan IAIN Curup penting sekali pemustaka. Pemustaka sendiri sangat
memiliki model manajemen OER. tertarik mencari buku di media online
Berdasarkan hasil wawancara yang sesuai hasil angket yang mengatakan
dilakukan peneliti kepada pemustaka sangat setuju 55%, setuju 32%, tidak
perpustakaan menghasilkan temuan mengetahui 8%, dan tidak setuju 5%.
sebagai berikut. Pertama mengenai Layanan OER diharapkan dapat perhatian
kebutuhan. Responden yang yang cukup baik.
diwawancarai menyatakan bahwa koleksi Variabel kedua, OER adalah media
Perpustakaan IAIN Curup masih yang menarik. Pemustaka memberikan
memerlukan tambahan karena pemustaka tanggapan terkait dengan layanan OER
sering tidak mendapatkan sumber apakah layanan merupakan layanan yang
informasi yang dibutuhkan. Hal ini menarik, yaitu 65% sangat setuju, 10%
menguatkan peneliti bahwa layanan OER setuju, 25% tidak mengetahui. Variabel
diharapkan mampu menambah kebutuhan ketiga mengenai model OER yang
pemustaka. Kedua mengenai media yang diharapkan. Menurut pemustaka, layanan

Pengembangan model manajemen Open Educational Resources (OER) Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri
Curup
R. Iswanto and Jurianto / Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol. 8, No. 2 (Desember 2020) 171-188 181

OER harus menarik meskipun tidak mengetahui. Pustakawan sejumlah 100%


banyak jumlah. Maka pemustaka sangat setuju jika tahapan dalam membuat
memberikan respons 30% sangat setuju, pelayanan OER IAIN Curup harus sesuai
16% setuju, 20% tidak tahu, dan 34% tidak proses kepustakawanan.
setuju. Maka layanan OER diharapkan Peneliti setelah melakukan kajian
menarik dan memiliki koleksi yang cukup. pustaka, pengumpulan data, dan analisis,
Adapun menurut pemustaka, layanan kemudian melakukan Focus group
OER harus memiliki banyak koleksi Discusion (FGD). Peneliti dalam FGD
meskipun tidak menarik, pemustaka melibatkan tim Teknologi Pangkalan Data
memberikan respons 15% sangat setuju, (TIPD) IAIN Curup, yaitu Unit Teknologi
16% setuju, 30% tidak tahu, dan 39% tidak Informasi dan seluruh Pustakawan IAIN
setuju. Dengan demikian, layanan OER Curup, membahas strategi pengelolaan
diharapkan memiliki koleksi yang cukup OER dan pemilihan software. Hasil FGD
menarik. Sementara itu, pemustaka yang sepakat bahwa pengelolaan sumber
ditanya pendapatnya mengenai jumlah pembelajaran terbuka di IAIN Curup
koleksi layanan yang banyak maka menggunakan aplikasi Omeka. Aplikasi ini
pemustaka memberikan respons 76% memungkinkan sebuah perpustakaan
sangat setuju, 20% setuju, dan 4% tidak mengembangkan pengelolaan OER sesuai
mengetahui. kebutuhan masing-masing perpustakaan.
Berdasarkan hasil wawancara yang Aplikasi OER Perpustakaan IAIN Curup
dilakukan peneliti kepada kepada 3 orang dapat diakses melalui website di alamat
pustakawan Perpustakaan IAIN Curup http://oer.iaincurup.ac.id. Hadirnya platform
melalui pertanyaan, “Menurut Saudara, open source di setiap perpustakaan dapat
bagaimana memberikan memberikan menambah fitur tertentu, seperti fitur
pelayanan OER yang baik”?, maka pencarian, statistik pemakaian, dan lain-
didapatkan hasil bahwa pustakawan lain.
dalam memberikan pelayanan OER ingin
mendapatkan penugasan khusus disertai
fasilitas yang memadai. Di samping itu,
pustakawan mengharapkan proses
kegiatan harus jelas dan dapat dilakukan
dengan mudah atau tidak rumit. Adapun
berdasarkan hasil angket yang dilakukan
peneliti kepada pustakawan perpustakaan,
maka didapatkan hasil sebagai berikut. Gambar 1. Laman OER Perpustakaan IAIN
Pertama pustakawan menyatakan 75% Curup
sangat setuju jika model tahapan dalam Sumber: Institut Agama Islam Negeri Curup,
2020
membuat pelayanan OER IAIN Curup
harus mudah dan 25% pustakawan setuju.
Model pengelolaan OER di
Sementara pustakawan 50% berpendapat
Perpustakaan IAIN Curup memiliki
setuju jika tahapan dalam membuat
tahapan yang harus dilakukan di
pelayanan OER IAIN Curup harus
antaranya, tahap perencanaan atau
dilakukan oleh petugas khusus dan 50%
persiapan, tahap pengorganisasian, tahap
pustakawan menyatakan tidak

Pengembangan model manajemen Open Educational Resources (OER) Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri
Curup
182 R. Iswanto and Jurianto / Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol. 8, No. 2 (Desember 2020) 171-188

pengelolaan, pelayanan (actualizing), dan bahan pembelajaran terbuka yang tersedia.


tahap evaluasi. Tahap perencanaan terdiri Pustakawan kemudian menelusur sumber-
dari 3 langkah, yaitu analisis kebutuhan, sumber tersebut untuk menemukan
identifikasi, dan verifikasi. Pertama sumber informasi yang dibutuhkan sesuai
analisis kebutuhan (need assesment) daftar yang diperoleh pada tahap analisis
dilakukan agar koleksi yang terkumpul kebutuhan.
dalam OER memiliki manfaat yang Pustakawan lalu dapat mengunduh,
maksimal. Analisis kebutuhan berfungsi mengumpulkan informasi (harvesting)
mengidentifikasi kebutuhan sumber yang dibutuhkan, dan mengelompokkan
belajar yang belum atau sudah dimiliki informasi sesuai format. Sumber informasi
masing-masing prodi di IAIN Curup. pembelajaran terbuka saat ini memang
Perpustakaan untuk mengenali sudah tersedia dalam banyak format dan
kebutuhan koleksi sumber belajar dapat bentuk. Ada beberapa bentuk dan format
melakukan pemetaan pada mata kuliah bahan pembelajaran terbuka berbentuk file
masing-masing prodi dan membuat daftar dokumen yang diproduksi aplikasi
ketersediaan dan kebutuhan koleksi. pengolah kata dan pengolah data, seperti
Perpustakaan setelah menyusun daftar Microsoft Word, WPS Office, Microsoft Excel,
lalu membuat skala prioritas koleksi yang Microsoft Powerpoint, dan lain-lain. Bentuk
akan segera dicari dan ditempatkan pada file dokumen ialah file yang memiliki
aplikasi OER Perpustakaan IAIN Curup. extension, misalnya Doc, docx, pdf, xls, xlsx,
Pustakawan kemudian membuat daftar dan lain-lain. Selain itu, ada bentuk file
subjek sesuai kebutuhan informasi dari audio berupa file yang berisi rekaman
sejumlah program studi yang ada. suara, musik, pidato, ceramah, atau
Kebutuhan subjek dapat dipetakan bahkan audiobook. Semua file ini biasanya
menggunakan alat seleksi, contohnya memiliki format WAV, mp3, aud, amr, dan
dokumen di program studi Rencana sebagainya. Adapun bentuk file video,
Program Semester (RPS). Pustakawan adalah konten yang diambil dari platform
melalui RPS dapat mengidentifikasi subjek media sosial YouTube dan sejenisnya. File
yang dibahas pada mata kuliah tertentu. ini memiliki kapasitas lumayan besar
Kemudian pustakawan membuat daftar sehingga membutuhkan ruang
subjek pada masing-masing mata kuliah. penyimpanan yang ekstra. File video
Pada tahap ini, pustakawan membuat biasanya memiliki ekstension mp4, wmv, flv,
daftar subjek kebutuhan koleksi atau 3gp, dan lain-lain. File hasil unduhan
informasi sumber pembelajaran terbuka dikelompokkan berdasarkan format dan
yang disusun secara alfabetis. subjek.
Tahap perencanaan kedua, ialah Tahap perencanaan ketiga yaitu tahap
identifikasi. Tahap identifikasi adalah verifikasi koleksi. Pustakawan setelah
tahap paling penting dari semua tahapan mengumpulkan koleksi lalu melakukan
perencanaan OER. Pustakawan dalam verifikasi untuk melihat jenis lisensi dari
tahap ini melakukan proses pencarian koleksi tersebut. Berdasarkan definisi OER
dokumen berdasarkan kata kunci yang sendiri, koleksi OER dapat dikategorikan
bersumber dari subjek yang telah sebagai koleksi yang memiliki lisensi
tersusun. Pustakawan mengumpulkan dan Creative Common (CC), sebagai organisasi
mengidentifikasi lokasi sumber informasi nirlaba yang didedikasikan untuk

Pengembangan model manajemen Open Educational Resources (OER) Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri
Curup
R. Iswanto and Jurianto / Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol. 8, No. 2 (Desember 2020) 171-188 183

membangun komunitas pengetahuan dan pengorganisasian yang berisi 1 langkah,


budaya yang dapat diakses secara global. yaitu pengolahan yang mengacu pada
Koleksi EOR yang berlisensi CC dapat standar pengelolaan koleksi bahan
memudahkan pemustaka membagikan pustaka. Pada tahap ini pustakawan
karya kreatif dan akademik, mengakses, memasukkan data koleksi ke dalam
membangun karya, membantu pemustaka aplikasi OER.
lain, mengorganisasikan penyebaran ilmu
pengetahuan, dan menumbuhkan
kreativitas untuk mengembangkan
masyarakat yang lebih adil dan inovatif.
Lisensi CC sendiri memiliki
pembagian dalam kategori lisensi di
antaranya, pertama atribusi (attribution, A,
“BY”), di mana pemustaka memiliki
kewajiban memasukkan nama yang cocok,
memasukkan informasi terhadap lisensi, Gambar 2. Tahap pengolahan koleksi EOR
Sumber: Institut Agama Islam Negeri Curup,
dan memasukkan pernyataan seandainya
2020
ada perubahan. Pengembang dapat
menerapkan label yang sesuai dengan
Sesuai gambar 2, pustakawan harus
bentuk informasi dengan memberi izin
mengisi beberapa ruas data sebagai
kepada pengguna untuk memanfaatkan
metadata koleksi, di antaranya title, subject,
isi. Kedua, Berbagi Serupa (share-alike, BS,
discription, creator, source atau publisher, dan
“SA”), di mana berlaku jika suatu karya
date. Ruas title, ialah ruas yang diisi judul
diganti, digubah, dan dibuat turunannya.
koleksi dan ditulis menggunakan kaidah
Karya yang diganti, diubah, atau ciptaan
standar pengatalogan. Ruas subject dapat
turunan dari karya yang dibuat maka
diisi fokus atau bahasan utama dari
pengembang wajib memberlakukan lisensi
koleksi. Ruas discription, menjelaskan
yang sama apabila karya asli menerapkan
material pembawa dokumen. Ruas creator
dan menggunakan ketentuan ini.
adalah data tentang pembuat karya. Ruas
Kedua, Non Komersial (noncommercial,
source atau publisher ialah data tentang
NK, “NC”), di mana pemakai ciptaan
penerbitan apabila karya ini pernah
tidak diperbolehkan menggunakan hasil
dipublikasikan. Ruas date diisi informasi
ciptaan sumber pembelajaran terbuka
tanggal, bulan, dan tahun karya dibuat
untuk tujuan dan kepentingan komersial.
atau dipublikasikan. Ruas lainnya
Ketiga, Tanpa Turunan (no derivative works,
mencakup pemasok, hak cipta, relasi,
noderivs, TKT, “ND”), di mana pemakai
bentuk, bahasa, tipe, alat identifikasi, dan
hasil ciptaan tidak diperbolehkan
pemeliharaan.
mengumumkan setiap hasil ubahan atau
Model pengelolaan OER ketiga,
pembuatan ciptaan turunan dari asli
actualizing yang terdiri dari 2 langkah,
penciptanya. Setelah koleksi hasil
layanan dan promosi. Setelah pustakawan
penelusuran sudah dipastikan jenis
selesai memasukkan koleksi bahan
lisensinya yang mendukung OER, tahap
pembelajaran terbuka ke dalam aplikasi
selanjutnya adalah pengorganisasian.
dan membuat alat telusur, maka
Model pengelolaan OER kedua, tahap
pustakawan selanjutnya melayankan

Pengembangan model manajemen Open Educational Resources (OER) Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri
Curup
184 R. Iswanto and Jurianto / Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol. 8, No. 2 (Desember 2020) 171-188

koleksi ke pemustaka. Pada kegiatan juga pada langkah yang lainnya.


layanan, pustakawan melakukan tugasnya Produk model manajemen yang
untuk memberikan layanan kepada dibuat peneliti selanjutnya dinilai para
pemustaka mengenai praktik ahli. Adapun ahli yang dilibatkan dalam
menggunakan layanan OER yang tersedia. proses penilaian, terdiri dari ahli bidang
Maka pustakawan menyediakan fasilitas manajemen, ahli bidang kepustakawanan,
teknologi informasi dan memberikan dan ahli bidang teknologi informasi.
bimbingan dalam pemanfaatan OER di Berdasarkan hasil penilaian ahli
perpustakaan secara berkesinambungan. manajemen, model manajemen OER
Setelah itu, pustakawan Perpustakaan IAIN Curup dinyatakan
mempromosikan layanan EOR di baik. Hal ini dilihat dari hasil penilaian
perpustakaan. Promosi perpustakaan yaitu 41 dibagi dengan 10 adalah 4,1,
merupakan tugas pokok dan fungsi artinya produk sudah baik namun ada
pustakawan yang bertujuan memberikan beberapa catatan. Hasil penilaian dari ahli
informasi, ajakan, dan himbauan kepada kepustakawanan menyatakan bahwa
pemustaka dalam menggunakan layanan model manajemen OER Perpustakaan
perpustakaan yang tersedia. Pustakawan IAIN Curup baik. Hal ini terlihat dari hasil
dapat membuat poster, spanduk, baliho, penilaian yaitu 39 dibagi 10 adalah 3,9,
atau memanfaatkan media sosial sebagai artinya produk sudah baik namun ada
media promosi. Media sosial sendiri beberapa catatan. Selain itu, hasil penilaian
sekarang sebagai alat yang sangat ampuh dari ahli kepustakawanan menjelaskan
untuk meningkatkan kinerja promosi. bahwa model manajemen OER
Maka, pustakawan dalam melakukan Perpustakaan IAIN Curup baik. Hal ini
kegiatan promosi harus berkelanjutan agar dilihat dari hasil penilaian yaitu 42 dibagi
pemanfaatan layanan OER secara dengan 10 adalah 4,2, artinya produk
maksimal. sudah baik namun ada beberapa catatan.
Model pengelolaan OER keempat Maka, untuk melihat efektivitas model
adalah tahap evaluasi, di mana model manajemen OER, penulis melakukan
yang dibuat dilaksanakan pada setiap pengujian yang melibatkan 2 sisi
langkah. Tahapan evaluasi adalah tahapan pemustaka dan pelaksana layanan OER.
penilaian terhadap seluruh tahapan Pada sisi pemustaka, peneliti melihat
pengelolaan OER yang bertujuan sejauh mana efektivitas layanan yang
memberikan nilai terhadap kegiatan yang diterima pemustaka sedangkan dari sisi
sedang dilakukan. Pustakawan dalam pustakawan, peneliti melihat bagaimana
tahap ini melakukan evaluasi pada manajemen pelaksanaan pelayanan OER
tahapan analisis kebutuhan, identifikasi, dapat dilaksanakan secara efektif. Selain
verifikasi, pengolahan, layanan, dan itu, pustakawan dalam melayankan OER
promosi. Pada pelaksanaannya pemustaka kepada pemustaka telah dinilai oleh ahli
diharapkan dapat melakukan evaluasi kepustakawanan.
secara simultan saat proses berjalan. Kemudian peneliti menggunakan
Peneliti contohkan salah satu instrumen indikator dari Sugiyono (2016) untuk
analisis kebutuhan berdasarkan evaluasi menganalisis efektivitas model manajemen
perlu diperbaiki maka pustakawan harus yang dirancang dengan range nilai 1-5
langsung dapat memperbaiki. Demikian kepada pustakawan ahli. Hasil penilaian

Pengembangan model manajemen Open Educational Resources (OER) Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri
Curup
R. Iswanto and Jurianto / Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol. 8, No. 2 (Desember 2020) 171-188 185

menyatakan bahwa model manajemen data. Selain itu, pemustaka yang


OER Perpustakaan IAIN Curup telah menggunakan layanan OER menunjukkan
efektif, dilihat dari hasil penilaian yaitu 39 bahwa telah mudah mengakses dan
dibagi 10 adalah 3,9, artinya produk melakukan pencarian terhadap koleksi
dianggap efektif. Adapun hasil data yang diinginkan. Aplikasi OER
pemustaka terhadap layanan OER, maka memungkinkan sebuah perpustakaan
layanan OER Perpustakaan IAIN Curup mengembangkan pengelolaan koleksi
adalah 4,23 yang berarti bernilai efektif. digital sesuai kebutuhan masing-masing
Berdasarkan hasil penelitian yang perpustakaan. Perpustakaan yang
dilakukan dari beberapa tahap hingga memiliki karakteristik serupa dengan
penyempurnaan produk, model kondisi Perpustakaan IAIN Curup dapat
manajemen OER Perpustakaan IAIN menggunakan model manajemen
Curup telah disosialisasikan melalui sebagaimana yang dikembangkan melalui
beberapa kegiatan. Kegiatannya antara penelitian ini. Aplikasi OER Perpustakaan
lain forum kegiatan pendidikan IAIN Curup dapat diakses melalui website
pemustaka yang diikuti para ahli dalam di alamat http://oer.iaincurup.ac.id.
pengembangan produk, pustakawan yang Perpustakaan melalui platform open source
menjalankan produk layanan OER, dan ini dapat menambahkan fitur tertentu
pemustaka sebagai pemustaka layanan. seperti, fitur pencarian, statistik
pemakaian, dan lain-lain. Penelitian
SIMPULAN dilakukan dari tahap uji validasi
Perpustakaan IAIN Curup kebutuhan layanan OER melalui FGD,
mengembangkan layanan OER dan kemudian dikuatkan menggunakan
menyediakan sumber informasi bagi angket yang disampaikan kepada
sivitas akademika melalui pengembangan pemustaka IAIN Curup. Langkah
model manajemen yang telah melalui uji selanjutnya, dilakukan tes uji coba produk
kebutuhan pemustaka dan pendapat para dan penyempurnaan produk, berupa
ahli yakni menggunakan aplikasi Omeka. model manajemen OER Perpustakaan
Model manajemen OER dibangun sesuai IAIN Curup. Model pengelolaan OER di
kebutuhan kondisi lembaga, yaitu Perpustakaan IAIN Curup memiliki
lembaga pendidikan yang memiliki beberapa tahapan yang harus dilakukan,
kekuatan sumber dana dan kekayaan di antaranya tahap perencanaan atau
intelektual institusional sehingga OER persiapan, tahap pengorganisasian, tahap
dilayankan secara terbuka atau open access. pengelolaan dan pelayanan (actualizing),
Walaupun demikian, model manajemen dan tahap evaluasi. Tahap perencanaan
OER Perpustakaan IAIN Curup belum terdiri dari 3 langkah, yaitu analisis
memiliki kekuatan sumber daya yang baik kebutuhan, identifikasi, dan verifikasi.
dan masih memiliki keterbatasan Kedua tahap pengorganisasian yaitu
kekayaan intelektual institusi. Adapun pengolahan yang pelaksanaannya
penerapannya sendiri bernilai efektif mengacu pada standar pengelolaan
karena telah disesuaikan dengan tahapan koleksi bahan pustaka pada umumnya.
pengelolaan proses pembinaan koleksi Ketiga tahap pelayanan yang terdiri dari
perpustakaan. Pustakawan pun tidak promosi dan layanan. Terakhir adalah
mengalami kendala dalam memasukkan tahap evaluasi, di mana peneliti

Pengembangan model manajemen Open Educational Resources (OER) Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri
Curup
186 R. Iswanto and Jurianto / Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol. 8, No. 2 (Desember 2020) 171-188

melakukan evaluasi pada model yang perkembangan teknologi pendidikan


yang telah dilaksanakan di setiap langkah. di Indonesia. Prosiding Seminar
Perpustakaan mensosialisasikan produk Nasional Pendidikan Program
ini melalui forum kegiatan pendidikan Pascasarjana Universitas PGRI
pemustaka yang diikuti para ahli yang Palembang 03 MEI 2019, 18–25.
terlibat dalam pengembangan produk, Retrieved from
pustakawan yang menjalankan produk https://jurnal.univpgri-
layanan OER, dan pemustaka. Hasil palembang.ac.id/index.php/Prosidin
penelitian ini masih harus dilakukan gpps/article/view/2927/2764
evaluasi secara objektif dan terarah. Asmad, C. C., Mathar, T., Akbar, K.,
Peneliti pada tahap penelitian selanjutnya Arifin, N., Hijrana, Haruddin,
akan menilai fenomena layanan OER pada ...Satriani. (2018). Tren perkembangan
Perpustakaan IAIN Curup melalui open access institutional repository
evaluasi program. Penelitian tersebut pada perguruan tinggi di Indonesia.
dilakukan menggunakan penelitian Khizanah Al-Hikmah: Jurnal Ilmu
deskriptif kualitatif melalui data yang Perpustakaan, Informasi, Dan Kearsipan,
sesuai sehingga perpustakaan dapat 6(2).
melakukan pengembangan secara https://doi.org/10.24252/kah.v6i2a8
keberlanjutan. Perpustakaan IAIN Curup Fauziyah, N. (2019). Implementasi
selalu berusaha memperbaiki layanan knowledge management dalam
dalam pemenuhan kebutuhan informasi sistem informasi perpustakaan: Studi
pemustaka sesuai permasalahan dan kasus di Perpustakaan Nasional
kendala dalam penerapan OER. Republik Indonesia. JIPI: Jurnal Ilmu
Perpustakaan Dan Informasi, 4(1), 96–
DAFTAR PUSTAKA 105.
Abeywardena, I. S., & Gajaraj, D. (2012). https://doi.org/10.30829/jipi.v4i1.41
OER in Asia: Trends and issues. Policy 23
Forum for Asia and the Pacific: Policy IFLA. (2019). Open educational resources and
and Practices in Open Educational libraries. IFLA. Retrieved from
Resources, 1–4. Retrieved from https://www.ifla.org/files/assets/cl
https://www.researchgate.net/publi m/news/oer_ifla_brief.pdf
cation/236170573_OER_in_Asia_Tren Indrajit, R. E. (2018). Pemanfaatan OER
ds_and_Issues dalam kegiatan pembelajaran: Peran
Adji, S. S. (2014). Pemanfaatan Open transformasional perpustakaan di era
Educational Resources (OER) pada digital. Rapat Kerja Nasional FKP2TN
pembelajaran online tentang Tahun 2018 Berjudul Penguatan Jejaring
pemanasan global dan perubahan Untuk Layanan Yang Lebih Baik, 1–43.
iklim. Seminar Nasional Riset Inovatif II, Retrieved from
245–258. Retrieved from http://lib.um.ac.id/index.php/2018/
https://eproceeding.undiksha.ac.id/i 03/25/unduh-materi-rapat-kerja-
ndex.php/senari/article/view/457/3 tahun-2018-fkp2tn-bangka-belitung/
16 Irawan, D. E., Abraham, J., Multazam, M.
Akbar, A., & Noviani, N. (2019). T., Rachmi, C. N., Mulyaningsih, I.,
Tantangan dan solusi dalam Viridi, S., ...Puradimaja, D. J. (2018).

Pengembangan model manajemen Open Educational Resources (OER) Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri
Curup
R. Iswanto and Jurianto / Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol. 8, No. 2 (Desember 2020) 171-188 187

Era baru publikasi di Indonesia: Learning, 15(1), 249–271.


Status jurnal open access di Directory https://doi.org/10.19173/irrodl.v15i1
of Open Access Journal (DOAJ). .1687
Berkala Ilmu Perpustakaan Dan Muganda, C. K., Samzugi, A. S., &
Informasi, 14(2), 133–147. Mallinson, B. J. (2016). Analytical
https://doi.org/10.22146/bip.32920 insights on the position, challenges,
Irawan, D. E., Rachmi, C. N., Irawan, H., and potential for promoting OER in
Abraham, J., Kusno, K., Multazam, M. ODeL Institutions in Africa.
T., ...Aziz, N. A. (2017). Penerapan International Review of Research in Open
open science di Indonesia agar riset and Distributed Learning, 17(4), 36–49.
lebih terbuka, mudah diakses, dan https://doi.org/10.19173/irrodl.v17i4
meningkatkan dampak saintifik. .2465
Berkala Ilmu Perpustakaan Dan Mulyadi, Zulkarnain, I., & Laugu, N.
Informasi, 13(1), 25–36. (2019). Adaptasi pustakawan dalam
https://doi.org/10.22146/bip.17054 menghadapi kemajuan teknologi.
Iswanto, R., & S. (2018). Prospek pusat Berkala Ilmu Perpustakaan Dan
informasi dan perpustakaan dalam Informasi, 15(2), 163–174.
perkembangan Information and https://doi.org/10.22146/bip.39843
Communication Technology (ICT): Undang-Undang Republik Indonesia
Tinjauan komprehensif nilai filosofi Nomor 12 Tahun 2012 Tentang
ilmu informasi dan perpustakaan. Tik Pendidikan Tinggi. 10 Agustus 2012.
Ilmeu: Jurnal Ilmu Perpustakaan Dan Lembaran Negara Republik Indonesia
Informasi, 2(1), 55–70. Tahun 2012 Nomor 158. Jakarta.
https://doi.org/10.29240/tik.v2i1.398 Retrieved from
Kristyanto, D. (2019). Perpustakaan digital https://lldikti8.ristekdikti.go.id/wp-
dan kelompok pengguna potensial. content/uploads/2019/02/Undang_
Khizanah Al-Hikmah: Jurnal Ilmu Undang_Nomor_12_Tahun_2012_Pen
Perpustakaan, Informasi, Dan Kearsipan, didikan_Tinggi.pdf
7(2), 130–140. Richer, T., & McPherson, M. (2012). Open
https://doi.org/10.24252/kah.v7i2a4 educational resources: Education for
McGreal, R. (2013). Commonwealth of the world? Distance Education, 33(2),
learning: Creating, using and sharing 201–219.
open educational resources. https://doi.org/10.1080/01587919.20
Commonwealth of Learning. 12.692068
Retrieved from Riyanto, S., Marlina, E., & Triasih, H.
http://oasis.col.org/bitstream/handl (2019). Librarian role in research
e/11599/44/acq- library services in Indonesian institute
accredi.pdf?sequence=1 of sciences. Berkala Ilmu Perpustakaan
Mtebe, J. S., & Raisamo, R. (2014). Dan Informasi, 15(2), 201–212.
Challenges and instructors’ intention https://doi.org/10.22146/bip.35200
to adopt and use open educational Rosyid, M. (2019). Urgensi perpustakaan
resources in higher education in kampus sebagai media keterbukaan
Tanzania. IRRODL: The International informasi publik dalam
Review of Research in Open and Distance mencerdaskan bangsa. Libraria : Jurnal

Pengembangan model manajemen Open Educational Resources (OER) Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri
Curup
188 R. Iswanto and Jurianto / Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol. 8, No. 2 (Desember 2020) 171-188

Perpustakaan, 7(2), 267–269. Bandung: Alfabeta.


https://doi.org/10.21043/libraria.v7i Sukardjo. (2012). Evaluasi pembelajaran
2.6511 semester 2. Yogyakarta: PPs
Setiawan, E. P., & I. (2018). Penggunaan Universitas Negeri Yogyakarta.
internet sebagai sumber informasi Suwarno, W. (2014). Memperbincangkan
dalam penyusunan karya ilmiah penerapan open acces untuk koleksi
Siswa SMA Negeri 8 Yogyakarta. institusional repository. Jurnal
Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan, Perpustakaan Libraria, 2(1), 14–28.
6(2), 169–182. Retrieved from
https://doi.org/10.24198/jkip.v6i2.1590 https://journal.iainkudus.ac.id/index
Srirahayu, D. P. (2019). User analysis of .php/Libraria/article/view/1187/1080
library usage to fulfill information Wibowo, T. O. (2019). Strategi pengelolaan
needs. Khizanah Al-Hikmah: Jurnal Ilmu jurnal akses terbuka menggunakan
Perpustakaan, Informasi, Dan Kearsipan, Open Journal System (OJS). Berkala
7(2), 115–121. Ilmu Perpustakaan Dan Informasi, 5(1),
https://doi.org/10.24252/kah.v7i2a2 101–113.
Sugiyono. (2016). Metode penelitian https://doi.org/10.22146/bip.38504
kuantitatif, kualitatif dan R & D.

Pengembangan model manajemen Open Educational Resources (OER) Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri
Curup

You might also like