Professional Documents
Culture Documents
Abstract:The road is one of the main infrastructure connecting one region with other regions.
Therefore the roads must be designed in accordance with the load of vehicles that passed the
area. National road Banda Aceh Meulaboh had been - designed adjusted to able roughness
thickness with a load of vehicles passing on the road so that the age of planned road can
match the load of a vehicle that has been calculated based on daily traffic average (ADT).
Problems that can be seen from the road – Banda Aceh Meulaboh (km. 69 s/d km. 150) is an
excess charge caused trucking. The purpose of the research is to find out how big the power
factor haywire vehicles caused by excess charge and how great the influence of overload
against age plan roughness highway. This research was conducted directly in field by
conducting a survey of heavy goods transport traffic with portable truck scales at KM 148. On
the streets of Banda Aceh Meulaboh – total violation of JBI average 45,57% of total transport
truck. The results showed that the value of the excess load conditions with the VDF is larger
compared to the value of the normal load conditions i.e. VDF amounted to 219%. Based on
analysis of CESA overload condition then occurs a decrease in age of 9 years while services
based on the formula of equation of effective period of layan layan age pengurunan occurred
of 10.77 the year from age 20-year plan. Based on the value of IRI then year 2024 required
regular maintenance in the form handler program (overlay). The results of the redesign with
the overload of thick results obtainable roughness AC-WC 4 cm, AC-BC 6 cm, Base Coarse 25
cm and Sub Base 32 cm..
Keywords : Overloading, VDF, LHR, Design Life, IRI. Component Analysis Method
Abstrak:Jalan merupakan salah satu infrastruktur utama yang menghubungkan antara satu
daerah dengan daerah lainnya. Oleh karena itu jalan harus didesain sesuai dengan beban
kendaraan yang melintas pada daerah tersebut. Jalan Nasional Banda Aceh - Meulaboh
didesain tebal perkerasan yang direncanakan disesuaikan dengan beban kendaraan yang
melintas pada jalan tersebut agar umur jalan yang direncanakan dapat sesuai dengan beban
kendaraan yang telah dihitung berdasarkan Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR). Permasalahan
yang dapat dilihat dari Jalan Nasional Banda Aceh – Meulaboh (KM.69 s/d KM.150) adalah
muatan berlebih yang disebabkan angkutan truk. Tujuan penelitian adalah ingin mengetahui
seberapa besar faktor daya rusak kendaraan yang diakibatkan oleh muatan berlebih dan
seberapa besar pengaruh dari beban berlebih terhadap umur rencana perkerasan jalan raya.
Penelitian ini dilakukan secara langsung dilapangan dengan melakukan survei berat lalu lintas
angkutan barang dengan timbangan truk portable yang dilakukan pada KM 148. Pada Jalan
Nasional Banda Aceh – Meulaboh jumlah total pelanggaran terhadap JBI rata-rata 45,57% dari
jumlah total kendaraan angkutan truk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai VDF dengan
kondisi beban berlebih lebih besar dibandingkan dengan nilai VDF kondisi beban normal yaitu
sebesar 219%. Berdasarkan analisa CESA dengan kondisi beban berlebih maka terjadi
penurunan umur layan sebesar 9 tahun sedangkan berdasarkan rumus persamaan efektif masa
layan terjadi pengurunan umur layan sebesar 10,77 tahun dari umur rencana 20 tahun.
Berdasarkan nilai IRI maka tahun 2024 diperlukan program penangan berupa pemeliharaan
berkala (overlay). Hasil desain ulang dengan beban berlebih didapat hasil tebal perkerasan AC-
WC 4 cm, AC-BC 6 cm, LPA 25 cm dan LPB 32 cm.
Kata kunci : Beban Berlebih, VDF, LHR, Umur Rencana, IRI, Metode Analisa Komponen.
Volume 5, Nomor 3, Mei 2016 - 317
JurnalTeknikSipil
UniversitasSyiah Kuala
IPertumbuhan ekonomi yang cepat menuntut secara tidak langsung akan mempengaruhi
suatu permintaan pelayanan pada transportasi umur jalan yang telah direncanakan. Pada
jalan yang lebih baik, kenyamanan, keamanan titik-titik tertentu malah telah terjadi kerusakan
dan keselamatan pergerakan berlalu lintas. sebelum masa pemeliharaan jalan berakhir.
Tebal struktur suatu perkerasan jalan dalam Sebagai informasi jalan Nasional Banda Aceh-
menjalankan funginya berkurang sebanding Meulaboh ini dikerjakan dengan meng-
dengan bertambahnya umur perkerasan jalan gunakan 3 (tiga) sumber dana yaitu : Banda
dan bertambahnya beban lalu lintas yang Aceh-Calang menggunakan dana bantuan
dipikul diatasnya oleh struktur jalan itu sendiri. USAID, Calang-Teunom meng-gunakan dana
Lalu lintas yang semakin padat dan APBN, dan Teunom-Meulaboh menggunakan
berkembang seiring dangan berkembangnya dana MDF (Multi Donor Fund).
disegala aspek kehidupan. Umur perkerasan Apakah kerusakan jalan sebelum wak-
jalan yang ditetapkan pada umumnya ber- tunya ini disebabkan karena tidak adanya
dasarkan jumlah kumulatif lintasan kendaraan timbang truk saat kendaraan angkutan truk
standar yang diperkirakan melalui perkerasan melintasi jalan Nasional Banda Aceh-
jalan tersebut, diperhitungkan dari mulai Meulaboh? Sehingga kendaraan angkutan truk
perkerasan itu dibuat dan dipakai sampai dapat dengan leluasa melintasi jalan Nasional
dengan perkerasan tersebut dikategorikan Banda Aceh-Meulaboh dengan beban berlebih.
rusak (habis masa pelayanan). Oleh karena itu timbul ide dari penulis untuk
Hal inilah yang membuat jalan Nasional melihat umur jalan setelah dibebani beban
Banda Aceh-Meulaboh didesain dengan oleh kendaraan angkutan truk dengan
sedemikian rupa sehingga tebal perkerasan mengamati jalur masuk/keluar kendaraan
yang direncanakan disesuaikan dengan beban angkutan truk saat melintasi jalan Nasional
kendaraan yang melintas pada jalan tersebut Banda Aceh-Meulaboh.
agar supaya umur jalan yang direncanakan
dapat sesuai beban kendaraan yang telah
dihitung berdasarkan Lalu Lintas Harian Rata-
rata (LHR).
Pada kenyataannya adalah kebanyakan
kendaraan yang melintas terutama truk angku-
tan barang melintasi jalan Nasional Banda
Aceh-Meulaboh dengan beban yang berlebih
sementara dalam perencanaan konstruksi jalan
tidak memperhitungkan faktor beban berlebih.
Hal ini akan menyebabkan kerusakan pada Gambar 1. Peta lokasi penelitian
jalan Nasional Banda Aceh-Meulaboh dan
318 - Volume 5, Nomor 3, Mei 2016
JurnalTeknikSipil
UniversitasSyiah Kuala
sumbu kendaraan yang melebihi dari menyebabkan kerusakan yang sama atau
ketentuan seperti yang tercantum pada penurunan indeks permukaan yang sama
Volume 5, Nomor 3, Mei 2016 - 319
JurnalTeknikSipil
UniversitasSyiah Kuala
yang dikemukakan oleh Sofyan (2009) berikut angka bervariasi dari 2-10 dengan kriteria
seperti terlihat dalam Tabel 1 Index). Kesetaraan nilai IRI dan RCI dapat
Tabel 1. Ketentuan nilai RCI terhadap dilihat pada Tabel 2.
perkerasaan jalan secara visual
RCI KONDISI VISUAL Tabel 2. Kesetaraan antar IRI dan RCI
8 – 10 Sangat rata dan halus IRI (m/Km) RCI
7–8 Sangatbaik, rata 4 7,6
6–7 Baik 6 6,4
Cukup, sedikit/tidak ada lubang, 8 5,3
5–6
permukaan tidak rata 12 3,5
Jelek, kadang-kadang berlubang
4–5 16 2,3
tidak rata
3–4 Rusak, bergelombang, banyaklubang Sumber : Silvia Sukirman (1999)
Rusak berat, banyak lubang, se-
2–3
luruhpermukaan hancur METODE PENELITIAN
Tidak dapat dilalui kecuali oleh Jeep
1–2
4 WD Metode Pengumpulan Data
Sumber : Silvia Sukirman (1999)
Data yang digunakan pada penelitian ini
Jika pemeriksaan/pengukuran dilakukan
adalah data primer dan sekunder. Metode yang
dengan menggunakan alat roughometer akan
digunakan pada penelitian ini dapat dilihat
diperoleh nilai IRI (International Roughness
pada bagan alir Gambar 4.
Pengumpulan data yang dilakukan untuk sama dengan pengambilan data berat
memenuhi kebutuhan data dalam penelitian ini muatan kendaraan angkutan barang.
terdiri dari data primer dan data sekunder yang Data sekunder diperoleh dari instansi
nantinya data tersebut akan dianalisa. terkait seperti dari Departemen Pekerjaan
Umum.
Data Primer
Setelah data primer dan sekunder
Data primer adalah data yang diperoleh
diperoleh maka tahap selanjutnya melakukan
atau dikumpulkan langsung di lapangan. Data
analisa data dengan menggunakan rumus pada
primer tersebut diperoleh dengan melakukan :
yang dikemukakan di atas. Untuk mengetahui
a. Pengukuran data muatan truk diperoleh faktor daya rusak (VDF) kendaraan
dengan menggunakan timbangan truk
menggunakan rumus Liddle. Berat kendaraan
portable. Pengukuran ini dilakukan selama
yang digunakan adalah berat rata-rata
1 kali 24 jam. Pengukuran hanya dilakukan
kendaraan angkutan barang dengan beban
untuk truk atau angkutan barang yang
berlebih. Pada penelitian ini dibuat 2 skenario
diperkirakan bermutan lebih atau
sebagai berikut:
melanggar jumlah berat yang diijinkan
a. Skenario 1 untuk mengetahui nilai CESA
(JBI). Pengukuran data kendaraan
pada akhir umur rencana perkerasan,
angkutan barang dilakukan pada hari rabu
dengan menggunakan data LHR berat
15 April 2015. Jenis kendaraan yang
kendaraan berdasarkan hasil perencanaan.
ditimbang adalah truk ringan, truk sedang,
Skenario ini diasumsikan menggunkanan
truk berat, truk gandeng dan trailer. Jumlah
nilai VDF normal.
orang yang survei 8 orang yang bergantian
b. Skenario 2 untuk mengetahui nilai CESA
selama 24 jam. Kendaraan ringan
aktual selama umur rencana, menggunkan
diasumsikan tidak melakukan pelanggaran
data LHR perencanaan dengan nilai VDF
terhadap JBI.
b. Data LHR kendaraan ringan selama 1 hari berdasarkan hasil survei rata-rata berat
penuh diperoleh dengan cara mengamatan kendaraaan beban berlebih. Hasil dari
pengamatan LHR ini berdekatan dengan dari kendaraan angkutan barang membawa
lokasi untuk penimbangan angkutan beban berlebih. Pada skenario perkalian
barang yaitu di depan Terminal Calang data LHR untuk truk diasumsikan 45,47%
(KM. 148). From survei yang digunakan angkutan barang menggunakan VDF
mengikuti peraturan survei pencacah lalu aktual (beban berlebih) dan 54,43% sesuai
lintas dengan cara manual (Pd T-19-2004- dengan VDF perencanaan.
B). Jumlah orang yang survei 6 orang yang c. Setelah didapat nilai ESAL pada
bergantian selama 24 jam. Pengambilan perhitungan CESA maka nilai IRI dapat
data LHR ini dilakukan pada hari yang dihitung dengan menggunkan Persaman
322 - Volume 5, Nomor 3, Mei 2016
JurnalTeknikSipil
UniversitasSyiah Kuala
2.7, untuk skenario 1 menggunakan ESAL selama 1 (satu) kali 24 jam, yaitu pada tanggal
normal dan skenario 2 ESAL overload. 15 April 2015 dan lokasi survei berada pada
d. Selajutnya adalah mendesain tebal km 148 (depan terminal Calang). Data hasil
perkerasan menggunakan metode analisa survei volume lalu lintas harian rata-rata dapat
komponen yang dikeluarkan oleh dilihat pada Tabel 3.
Departemen Pekerjaan Umum SKBI-
Data Berat Kendaraan
2.3.26 1987 (Perencanaan Tebal
Data berat kendaraan dilakukan untuk
Perkerasan Lentur Jalan Raya Metode
mengetahui berat kendaraan dan muatannya.
Analisa Komponen). Untuk perencanaan
Rekapitulasi hasil data berat kendaraan
tebal perkersaan mengacu pada
angkutan truk dapat dilihat pada Tabel 4 dan
Spesikfikasi umum 2010 revisi 2
Gambar 5
(dikeluarkan pada 21 November 2012)
Data berat kendaraan diketahui dengan
oleh Departemen PU.
menggunkan jembatan timbangan yang
HASIL DAN PEMBAHASAN dilakukan selama 1 hari yaitu pada tanggal 15
Volume Lalulintas April 2015 berada pada Km 148 depan
Survei volume lalu lintas dilakukan terminal Calang.
Tabel 3. Data LHR pada saat perencanaan tahun 2011 dah hasil survei tahun 2015 pada ruas jalan Banda
Aceh – Meulaboh.
LHR LHR Hasil
Konfigura- Perencanaan Survei
No KlasifikasiKendaraan
siSumbu Tahun 2011 Tahun 2015
(Kend./hari) (Kend./hari)
1 KendaraanRingan 1.1 2831 3002
2 Bus 1.2 5 8
3 Truk Kecil 1.2L 443 107
4 TrukBesar 1.2H 42 90
5 Truk 3 sumbu 1.22 94 128
Traktor 2 sumbu + trailer 2 sum-
6 1.2+2.2 0 0
bu
7 Trailer 3 Sumbu 1.2-2 0 0
8 Trailer 4 Sumbu 1.2-22 1 2
Tabel 4. Jumlah kendaraan dengan muatan berlebih pada ruas Jalan Banda Aceh – Meulaboh dan
Sebaliknya
Jumlah JBI PelanggaranTerhadap JBI Jumlah Persentase
Klasifikasi
No Kendaraan Normal >0 - <10% 10 - 15% >15 - 25% >25 % Pelanggaran Pelanggaran
Kendaraan
(Kend./hari) (Ton) (Kend) (Kend) (Kend) (Kend) (Kend) (%)
1 Truk Kecil 107 8.3 0 5 5 46 56 17.13
2 TrukBesar 90 18.2 11 8 0 1 20 6.12
3 Truk 3 sumbu 128 25 17 37 16 1 71 21.71
Traktor 2 sumbu +
4 31.4 0 0 0 0 0.00
trailer 2 sumbu
5 Trailer 3 Sumbu 26.2 0 0 0 0 0.00
6 Trailer 4 Sumbu 2 42 2 0 0 0 2 0.61
Jumlah 327 30 50 21 48 149 45.57
Gambar 5. Jumlah kendaraan angkutan barang truk yang melakukan pelanggaran terhadap JBI
Angka Ekivalen Kendaraan atau Vehicle pengurangan umur layan sebesar 9 tahun.
Demage Factor (VDF) Diperedikasi umur layan akan berakhir pada
Angka ekivalen kendaraan atau vehicle tahun ke-11 (tahun 2021) sejak jalan dibuka.
demage factor dihitung dengan menjumlahkan
angka ekivalen masing-masing sumbu Analisis Umur Rencana Menggunakan
kendaraan. Persamaan Efektif Masa Layan
Pada skanario 1 menggunakan nilai VDF Penurunan umur rencana jalan juga dapat
beban normal dan skenario 2 menggunakan dihitung dengan menggunakan persamaan di
perhitungan VDF pada berat masing-masing atas dengan membandingkan angka ekivalen
kendaraan truk yang melanggar JBI, kemudian pada lalu lintas muatan beban normal
dirata-ratakan menurut jenis kendaraannya. (skenario 1) dengan angka ekivalen pada lalu
Kemudian dihitung berat masing-masing lintas overload (skenario 2) dan dikalikan
sumbu kendaraan dengan pembagian dengan umur rencana yaitu 20 tahun.
persentase. Tabel 5. Perbadingan nilai rata-rata AEnormal = 3,69 (rata-rata nilai VDF)
VDF skenario 1 dan 2. AEoverload = 7,99 (rata-rata nilai VDF)
3,69
Analisis Umur Rencana Berdasarkan EML x 20
7,99
Analisis CESA
EML 9,23
Umur rencana perkerasan dapat dianalisis
berdasarkan cumulative equivalent standard Prediksi Nilai IRI (International
axle pada masing-masing skenario. Hasil Roughness Index)
perhitungan nilai CESA selama 20 tahun dapat Untuk hasil perhitungan selama 20 tahun
dilihat pada Tabel 6 dan Gambar 6. untuk skenario 1 dan skenario 2 dapat dilihat
Berdasarkan tabel rakapitulasi nilai pada Gambar 7.
CESA dan Gambar 6, jika diasumsikan nilai Menurut IRMS dalam Sofyan (2010)
CESA pada akhir umur rencana skenario 1 menyatakan pemeliharan rutin dilakukan bila
sebagai akhir masa layan, maka pada ruas 0<IRI<4,5 rutin dan pemeliharaan berkala
jalan Banda Aceh – Meulaboh (KM.69 s/d dilakukan bila 4,5<IRI<8. Dari Gambar 7
KM.150) skenario 2 dapat diketahui adanya dapat diprediksi nilai iri 4,5 berada pada tahun
324 - Volume 5, Nomor 3, Mei 2016
JurnalTeknikSipil
UniversitasSyiah Kuala
2024 yaitu pada angkutan menggunakan dengan beban normal dapat di lihat seperti
beban normal atauskenario 1, sedangkan Gambar 8 di bawah ini.
apabila lalu lintas angkutan barang mengguna- Dari hasil perhitungan dapat diketahui
kan beban berlebih (overload) dapat diprediksi tebal lapisan AC-WC 4 cm, AC-BC 6 cm,
nilai IRI 4,5 berada pada tahun 2019. lapisan pondasi atas (LPA) 15 cm dan lapisan
Perbedaan nilai IRI (International Roughness pondasi bawah (LPB) 20 cm.
Index) antara beban normal dengan beban
Perencanaan tebal perkerasan skenario
berlebih adalah 6 tahun masa layan.
2 menggunakan VDF muatan berlebih
Perencanaan Tebal Perkerasan Skenario Hasil desain susunan lapisan perkerasan
1 Menggunakan VDF Normal dengan beban berelebih dapat di lihat seperti
Hasil desain susunan lapisan perkerasan Gambar 9 di bawah ini.
Gambar 9. Susunan Lapisan Perkerasan dengan Muatan Berlebih Angukutan Barang Truk.