You are on page 1of 10

Available at http://jurnal.stie-aas.ac.id/index.

php/jie
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 6(02), 2020, 108-115

Strategi Penyelesaian Eksekusi Terhadap Benda Jaminan dalam Pembiayaan


Murabahah pada Perbankan Syariah
Supriyadi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri Kudus
*Email korenpondensi: arbysupriyadi@gmail.com

Abstract
The urgency of collateral in financing is important for the sustainability of Islamic banking in order to
contribute to the economy of the people. But often if the debtor wan achievements, creditors have difficulty in
executing collateral objects, therefore it is necessary to have a strategy to settle collateral objects in Islamic
financing. This research is a doctoral study using secondary data which includes primary legal materials,
secondary legal materials and tertiary legal materials and analyzed with a qualitative approach. Strategy for
settlement of collateral objects in sharia financing must be seen from the position of collateral objects that are
assesoir from the principal contract, namely debt or financing. To prevent fears from banks that debtors do not
pay off their financing or default, objects are needed as collateral. Completion of the execution of objects which
are the object of collateral in financing can be through three strategies, namely selling collateral objects under
the hand, conducting public auctions and through justice. In principle, if the debtor wan achievements, the
objects can be executed to pay off debtor obligations.

Keywords: Deposits Strategy, Execution, Guarantee Objects.

Saran sitasi: Purwanti, D. (2020). Strategi Penyelesaian Eksekusi Terhadap Benda Jaminan dalam Pembiayaan
Murabahah pada Perbankan Syariah. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 6(02), 108-115. doi:
http://dx.doi.org/10.29040/jiei.v6i2.1022

DOI: http://dx.doi.org/10.29040/jiei.v6i2.1022

1. PENDAHULUAN (Muhammad, Abdul Kadir, 2000: 170). Setiap


Undang undang perbanbankan syariah nomor pembiayaan yang diberikan perbankan syariah tentu
21 tahun.2008 wajib diikuti oleh seluruh perbankan masih terdapat resiko yang harus ditanggung. Resiko
syariah yang ada. Keberadaan undang undang ini tersebut harus dapat diminimalisis oleh perbankan itu
merupakaan sebuah keharusan untuk memberikan sendiri. Semaakin kecil resiko maka akan semakin
regulasi agar perbankan syariah mampu bersaning tinggi keuntungan yang diperoleh dari perbankan.
dengen perbankan konvensional yang telah ada Dengan demikian perkembangan perbankan syariah
terlebih dahulu. Meskipun undang undang perbankan akan semakin pesat bahkan dapat melampaui
konvensional telah ada tetapi pengaturan tentang perbankan konvensional. Resiko tersebut bisa berasal
perbankan syariah belum diatur secara lebih detal, dari faktor internal perbankan, bisa juga disebabkan
sehingga diperlukan keetentuan khusus yang oleh faktor ekternal perbankan. Bahkan terkadang
mengatur tentang perbankan syariah. resiko muncul diluar perhiyungan perbankan.
Urgensi dan arti penting perbankan syariah Misalnya peristiwa bencana alam, gempa bumi yang
bagi kalangan ekonomi menengah dan rakyat kecil berakibat terhadap mesyarakat. Kondisi ini sering
memberikan kontribusi yang besar dalam disebut dengan Force Majure.
perkembangan ekonomi. Sehingga perbankan syariah Krisis perekonomian ini telah membawa akibat
diharapkan meningkatkan pelayanan maupun tidak menentukan perkembangan oleh karena itu
penyaluran kredit atau pembiayaan yang diberikan perlu mencari alternatif yaitu dengan
kepada para nasabah dan kreditur memperoleh mengembangkan perbankkan syariah. Namun
pelunasan sesuai dengan yang diharapkan demikian masalah yang dihadapi dalam

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157 ; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 6(02),
2020, 109
perkembangan syariah juga tidak mudah khususnya sinergi dalam pembiayaan murabahah agar resiko
macetnya pembiayaan. Pembiayaan ini harus dapat diminimalisir.
diselesaikan karena apabila tidak terselesaikan akan Untuk mengurangi resiko bagi pembiayaan
berakibat pada kerugian yang harus ditanggung oleh murabahah agar kreditur tidak banyak dirugikan oleh
perbankan syariah. (Rondhi Teuku Muhammad, 2011 debitur maka dalam pembiayaan tersebut perlu ada
: 09), Disalahgunakannya fasilitas pembiayaan oleh benda jaminan sebagai bagian yang melengkapi
nasabah akan berpengaruh terhadap pembayaranm pembiayaan tersebut. Jaminan tersebut dalam hukum
kembali angsurannya kredit/pembiayaan bermasalah positif meliputi Gadai, Fidusia dan Hak Tangunggan.
(macet) yang dikarenakan utang lebih besar daripada Dalam Islam sendiri dikenal dengan rahn yang dalam
modal usaha, dan umumnya tidak dipisahkan antara hal ini tentu akan berkaitan dengan hukum jaminan.
harta pribadi dan harta perusahaan maka akan Oleh karena itu perlu direkonstruksikan kedudukan
menyebabkan berkurangnya modal usaha dan benda jaminan dalam pembiayaan murabahah
menurunkan kemampuan perputaran usaha diperbankan syariah agar penyelesaian masalah
selanjutnya. terhadap benda jaminan di perbankan syariah harus
Tidak dipisahkannya harta pribadi dengan sesuai dengan hukum.
harta perusahaan akan berakibat kesulitan Tinjauan Pustaka
administrasi atau managemen dalam pembayaran Pembiayaan Murabahah
pembiayaan yang telah diterima nasabah. Karena Kata murabahah asalnya dari kata ribkhu yang
pada umumnya uhasa kecil menengah masih berarti menguntungkan (Munawir, 1998:453).
menggunakan managemen tradisional. Tingginya Merupakan akad jual beli benda dengan menaikan
biaya transaksi dalam perbankan tentu jua harga dari pembelian pertama (Abdul Mujib, 1996 :
berpengaruh terhadap rendahnya masyarakat dalam 226). Murabahah adalah kesepakatan jual beli yang
memilih perbankkan syariah sebagai mitra dalam diikrarkan dengan keuntungan (margin) sesuai
usahanya. Meskipun pihak perbankan berdalih bahwa dengan akad antara para pihak yaitu pembeli dan
lalu lintas keuangan perbankan syariah tetap penjual (Adi Warman Karim, 2013: 161). Produk
berprinsip menggunakan prinsip prinsip syariah pembiayaan syariah maupun perbankan syariah
sebagai dasar dalam melalukan transaksi. Perbankan perkembangannya yag palin menjanjikan adalah
harus mencari alternative supaya perkembankan model murabahah karena dapat digunakan untuk
syariah tetap dipercaya oleh massyarakat. Hal ini modal kerja maupun investasi yang dilakukan oleh
merupakan suatu keniscayaan kerena perbankan masyarakat.(Antonio,Muhammad Syafi’I, 2001:101).
syariah masih baru dibandingkan dengan perbankan Sehingga hampir semua perbankan syariah
konvensional. mengembangkan pembiayan murabahah karean
Untuk menunjang persaingan global maka dianggap memiliki prospek yang menguntungkan
perbankan syariah dituntut untuk membuat produk semua pihak. .(Ath-Thoyaar, Abdullah :307).
produk pembiayaan uyang menarik bagi masyarakat. Keuntungan tersebut diperoleh dari ditambahkannya
Prosuk produk ini harus bersandarkan pada prinsip margin oleh penjual dari pembelian pokok yang
syariah. (Faisal, 2011: 481). Produk berupa dalam pandangan Dewan Syariah Nasional (DSN)
pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarokah sebagai murabahah
maupun pembiayaan murabahah merupakan yang Syarat sahnya jual beli adalah sama dengan
telah dilepas di pasar. Pembiayaan murabahan syarat sahnya dalam transaksi murabahah yang
ternyata merupakan produk yang banyak diminati mengharuskan adanya ijab dan qobul (Syafei,
Hampi 80-95% produk pembiayaan murabahah Rachmat, 1988:76). Syarat rukun dalam jual beli
diminati oleh masyarakat. Diminatinya pembiayaan meliputi penjual, pembeli, adanya sighat dan barang
murabahah tidak berarti pembiayaan ini tanpa ada yang menjadi objek transaksi jual beli. Keempat
masalah. Masalah yang sering muncul adalah syarat ini nampaknya telah disetujui oleh para jumhur
banyaknya pembiayaan macet, hal ini jika dibiarkan ulama sebagai syarat rukunnya jual beli. Untuk lebih
ama akan berakibat tidak berkembangkanya jelassnya diuraikan sebagai berikut :
perkembankan syariah (Hamoudi Haider 1. Penjual (bai) dan Pembeli mustarik) : kedua
Ala,2007:119). Oleh karena itu perlu membangun pihak yaitu pembeli dan penjual haruslah baligh
dan sehat akalnya.

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157 ; E-ISSN


2579-6534
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 6(02),
2020, 110
2. Barang/benda (mahi) : objeknya harus yang 2. METODE PENELITIAN
diperbolehkan atau halal menurut hukum dan Penelitian ini adalah penelitian hukum
harus diketahui secara jelas oleh pembeli doctrinal dengan menggubakan bahan pustaka
meskipun hanya berupa ciri ciri yang melekat (library Researh) sehingga Undang undang digunakan
pada barang atau benda tersebut. utuk menganalisis terhadap data sekunder. Data
3. Ijab Qobul (sighat); Dapat dilakukan secara lisan sekunder (Soemitro, Ronny Hanuutijo , 1996 : 56),
atau tertulis dan harus berupa perbuatan yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder dan tersier.
menjadi kebiasaan dalam ijab qobul, tentunya Bahan hukum primer yaitu KUHPerdata, Undang
tidak boleh bertentangan dengan hukum. undang fidusia dan Undang undang Hak tanggungan.
(Sudarsono, Heri, 2004: 63). Bahan hukum sekunder meliputi rancangan peraturan
Ketentuan ketentuan dalam akad murabahah perundangan, buku buku dan bahan hukum
tentu harus disesuaikan dengan hukum positif karena tersieradalah yang menunjang bahan hukum primer
keberadaan murabahah merupakan bagian dari maupun sekunder. Semua data yang diperoleh
hukum yang berlaku.Akad pembiayaan murabahah dianalisis secara kualitatif dengan logika deduksi.
esensinya adalah perjanjian sebagaimana dalam
Pasal 1313 KUHPerdata yang pada intinya 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
menyatakan perjanjian sebagai suatu perbuatan 3.1 Hasil Penelitian
hukum antara dua pihak yang telah saling diikat Konstruksi Kedudukan benda jaminan dalam
dalam suatu kesepakatan. Meskipun Pasal 1313 pembiayaan murabahah
KIHPerdata bayak dikritisi oleh bayak para ahli Untuk dapat menganalisis tentang kedudukan
hukum perdata karena ketidakjelasan rumusan pasal benda jaminan dalam pembiayaan murabahah, tidak
tersebut. Tetapi pada prinsipnya pasal ini adalah pasal dapat dilepaskan dari perjanjian antara kreditur dan
yang berlaku dan dapat dijadikan dasar dalam debitur. Urgensi pembiayaan produk syariah
pelaksanaan pembuatan perjanjian. merupakan kesepakatan yang dibuat dalam suatu
Disamping rumusan di atas maka setiap perjanjian yang disepakati, oleh karena itu disamping
perjanjian harus berdasar pada Pasal 1320 harus memenuhi syarat dan rukunnya pembiayaan
KUHPerdata yang meliputi sepakat atau persetujuan menurut syariah juga wajib menuhi syarat sahnya
kehendak, cakap, hal tetertentu ataun telah perjanjian yang diatur oleh hukum positif.
ditentukan dan causa halal artinya sebab yang halal Keberadaan objek jaminan didalam pembayaan
yang tidak boleh bertentangan dengan hukum. murabahah sifatnya adalah assesoir atau sebagai
Keempat syarat tersebut harus ada dalam setiap pelengkap dari perjanjian pokok yaitu pembiayaan.
kesepakatan atau perjanjian,. Ketiadaan keempat Kedudukan benda sebagai jaminan dalam
syarat sahnya perjanjian akan berdampak pada perbankan dapat terdiri peraturan tentang gadai Pasal
perjanjian yang telah dibuat. Artinya perjenjian itu 1150 KUHPerdata, pengaturan tentang Fidusia yaitu
dapat saja dibatalkan oleh pihak lain atau bahkan nomor 42 tahun 1999 dan Pengaturan tentang hak
batel demi hukum atau perjanjian dianggap tidak tanggungan nomor 4 tahun 1996. Ketiga hukum
pernah ada. jaminan ini memiliki karakteristik tersendiri
Hubungan hukum dalam perjanjian menurut bergantung dari objek yang dijadikan jaminan dan
Van Dunne terdapat tiga tahap dalam mengadakan hubungan hukum pada saat kesepakatan pembiayaan
kesepakatan, yaitu sebelum perjanjian, pelaksanaan murabahah.
dan tahap pasca perjanjian. Tahap pra perjanjian Dalam persepektif hukum perdata, pembiayaan
merupakan tahap pendahuluan sebelum melakukan muranahah terjadi hubungan hukum yang harus
perjanjian. Tahap perjanjian merupakan kesepakatan disandang oleh para pihak. Para pihak ini mempunyai
atau persesuaian kehendak yang menimbulkan hak dan kewajiban yang harus ditanggung oleh
perjanjian dan melahirkan hubungan hukum dan keduanya. Kewajiban ni adalah prestasi berupa
sekaligus terjadi perikatan. Tahap post perjanjian memberi sesuatu, berbuat sesuatu atau tidak berbuat
merupakan tahap pelaksanaan perjanjian atau sesuatu. Apabila pretasi tidak dipenuhi maka akan
bagaimana perjanjian itu dilaksanakan oleh para timbul wanprestasi (ingkar janji). JIka terjadi wan
pihak berdasarkan kesepakatan sebelumnya. prestasi maka ia mempunyai kewajiban untuk
membayar ganti rugi akibat akibat wan prestasi

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157 ; E-ISSN


2579-6534
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 6(02),
tersebut. Meskipun atas
2020, kebebasan
111 para perjanjian baku sudah
sering digunakan dalam
demikian suatu keadaan pihak dalam membuat tidak dapat dipisahkan
bisnis, sehingga
memaksa (force perjanjian, di sisi lainnya dari dunia bisnis dewasa
pekebaradaanya tidak
majeur) atau kejadian justru membatasi ini.( Muhammad, Abdul
perlu diperdebatkan
tidak sengaja, suatu kebebasan para pihak Kadir, 2000:96).
oleh yang membuat
gugatan ganti kerugian, untuk mencapai Perjanjian baku muncul
kesepakatan.
bunga dan biaya-biaya kesepakatan. Terdapat karena tuntutan dunia
Penggunaan perjanjian
lainnya, meskipun kesan bisnis yang
baku telah banyak
terbukti wanprestasi ketidakseimbangan menginginkan setiap
digunakan dalam
dapat ditolak Pasal kedudukan dari pihak transaksi berlangsung
rangka untuk
1245 KUH Perdata. yang mengadakan efisien dan efektif,
mempercepat proses
Keadaan force majeur perjanjian. dimana sehingga membutuhkan
kesepakatan. Apabila
tersebut dinyatakan kreditur dapat leluasa kecepatan dalam
perjanjian tidak
bahwa “Tidaklah biaya menentukan syarat- bertransaksi. Hal ini
dibakukan maka dapat
rugi dan bunga harus syarat atau prestasi yang dikemukakan oleh
dibayangkan proses
digantinya, apabila harus dilakukan oleh Sultan Renny Sjahdeni
kesepakan akan
karena keadaan debitur, sementara keberadaan perjanjian
memakan waktu yang
memaksa atau kejadian debitur tidak mempunyai beku dalam praktik
cukup lama ( Sjahdeni,
tidak disengaja si ruang tawar terhadap
Sutan Reny, 1993:71).
berhutang berhalangan syarat atau prestasi yang
Meskipun adanya
memberikan atau diminta oleh kreditur.
kebebasan berkontrak
berbuat sesuatu yang Namun demikian,
tidak berati para pihak
diwajibkan, atau karena kreditur tidak serta merta
tidak diperkenankan
hal-hal yang sama kehilangan kebebasan
membuat perjanjian
sudah melakukan dalam membuat
yang telah dibakukan.
perbuatan yang perjanjian, karena dia
Karena para pihak juga
terlarang”. masih memiliki
bisa saja tidak
Berdasarkan asas kebebasan untuk tidak
menyetujui terhadap
kebebasan berkontrak, menyetujui perjanjian
perjanjian baku yaitu
maka timbul dalam tersebut atau untuk tidak
dengan mengundurkan
praktik bisnis yang mengikatkan diri dalam
diri sebagai pihak. Hal
dikenal dengan perjanjian tersebut.
ini sudah menunjukna
perjaanjian baku yaitu Tidaklah diperbolehkan
adanya kebebasan
perjanjian yang telah perjanjian dengan
dalam berkontrak. Asas
dibakukan dalam memaksakan pihak lain
ini bahkan telah
kesepakatanya. untuk menyepakati suatu
berkembang dalam
sementara klausul- perjanjian. Adanya
lingkup internasional.
klausul dapat dilakukan paksaan menunjukkan
Dengan disepakatinya
perubahan berdasarkan bahwa tidak ada
perjanjian baku maka
kesepakatan para pihak. kesepakatan diantara
telah terjadi perikatan
Perjanjian baku ini para pihaklah bagi
yang mengikat para
dalam praktik ini pemberi fidusia
pihak untuk
dituangkan dalam diberikan hak untuk
meenyepakati
bentuk formulir yang mengadakan perjanjian
perjanjian. (J Satrio,
disiapkan oleh pelaku lain. Disinilah masih
1993:03).
usaha yang harus diisi terdapat ruang
Aspek
atau ditandatangani kebebasan bagi pemberi
perlindungan hukum
oleh debitur.(Supriyadi, fidusia yang menjadi
dalam perspektif
2018:26). dasar pembenar dari
debitur, keberadaan
Meskipun keberadaan perjanjian
perjanjian baku juga
perjanjian baku muncul baku, karena keberadaan
tidak bertentangan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157 ; E-ISSN
2579-6534
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 6(02),
dengan undang- murabahah
2020, 112 yag pada apabila debitur tidak meliputi gadai, fidusia,
undang. Meskipun dasarnya menyatakan memiliki kemampuan hak tanggungan.
kreditur memiliki bahwa setiap atau wanprestasi dalam Istilah gadai
kebebasan untuk perjanjian harus mengembalikan berasal dari bahasa
menuangkan syarat- dilaksanakan secara pembiayaan yang telah Belanda Pand atau
syarat perjanjian baku jujur atau itikat baik, diterima. Urgensi vuistpand atau berasal
atau klausula baku, yang selanj dikatakan jaminan dalam dari bahasa Inggris Pawn
namun secara bahwa perjanjian pembiayaan tersebut atau juga dalam bahasa
substansial tidak perjanjian harus sesuai adalah kreditur khawatir Jerman Faustpfand. Gadai
diperkenankan dengan kebiasaan jika pembiayaan yang merupakan perjanjian
memuat klausula yang kebiasaan yang ada telah dikeluarkan tidak hutang piutang dengan
merugikan dalam masyrakat.. dilunasi oleh debitur. jaminan benda bergerak,
kepentingan debitur Pasal 1339 Ketika debitur tidak dimana benda yang
yang disebut dengan KUHPerdata mampu melunasi menjadi objek jaminan
klausul eksenorasi. menyebutkan, pembiayaan yang telah berada dalam penguasaan
Mariam Darus perjanjian harus diterima maka benda kreditur. (pemegang
Badrulzaman memperhatikan adat jaminan jaminan dapat gadai). Gadai diatur
mengemukakan salah istiadat atau huku dan digunakan untuk dalam Pasal 1150
satu isi klausula peraturan yang melunasi dari KUHPerdata yang intinya
eksenorasi adalah: menjadi kebiasaan. pembiayaan. Dalam menyatakan bahwa
“Klausul yang Selanjutnya Pasal traksaksi Syariah dikenal kewenangan yang
dicantumkan di dalam 1337 KUH Perdata dengan rahn tasjily yang diperoleh kreditur
suatu perjanjian menyatakan harus menggunakan benda terhadap benda bergerak
dengan mana satu dilaksanakan secara bergerak sebagai yang dijadikan jamina
pihak menghindarkan jujur setiap perjanjian jaminan untuk atas utang debitur,
diri untuk memenuhi yang sudah menjadi mengurangi resiko dimana kebitur
kewajiban membayar kebiasaan karena kerugian apabila terjadi mempunyai hak
ganti rugi seluruhnya kebiasaan masyarakat wanprestasi.(Sa’diyah, didahulukan atas hutang
atau terbatas, yang setembat harus Halimatus, Dkk, 2018: utang debitur apabila
terjadi karena ingkar dianggap melekat 34). Wanprestasi karena debitur tidak mempu
janji atau perbuatan dalam membuat ketidakmampuan rahin melunasi hutag
melawan hukum”. perjanjian. Kejujuran untuk melunasi hutangnya, di bandingkan
( Badrulzaman, tersebut dilaksanakan hutangnya pada denga kreditur kreditur
Mariam Darus, pada saat membuat murtahin. Jika tidak ada lainya. Termasuk biaya
1994:47). perjanjian maupu objek jaminan maka biaya yang digunaka
Pasal 1338 pasca perjanjian. pihak kreditur akan untuk pemeliharaan atau
tidak bertentangan Sering kali orang mengalami kerugian pewawatan benda
dengan akad yang sangat besar, tetapi
dengan adanya benda
mengadakan perjanjian objek perjanjian untuk
jaminan maka benda
hanya jujur pada saat melaksanakan isi
jaminan tersebut dapat
membuat perjanjian perjanjian dengan itikat
digunakan sebagai
tetapi apabila telah baik sebagaimana
pelunasan atas hutang
disepakati maka mereka diperjanjikan diantara
hutang debitur. Untuk
tidak mau para pihak tersebut.
merekonstruksi objek
melaksanakan dengan (Prodjodikoro, Wirjono,
keberadaan dalam
itikat baik. Kejujuran 1996:176).
pembiayaan murabahah
yang dimaksud di sini Kedudukan benda
maka perlu dibedakan
adalah perkiraan dalam dalam pembiayaan
jenis benda yang
hati sanubari pihak dalam perbankkan
menjadi objek jaminan
yang memegang barang syariah adalah untuk
pembiayaan muranahah
atau benda sebagai memberikan jamiman
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157 ; E-ISSN
2579-6534
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 6(02),
gadai sebagai akibat menyatakan
2020, 113 fidusia hukum terhadap ketiga kepada nasabah. Benda
benda gadai telah sebagai jaminan atas bentuk benda yang yang menjadi janiman
diserahkan oleh benda bergerak yang menjadi jaminan hutang berupa tanah
pemberi gadai kepada terdiri dari benda dalam pembiayaan berkekuatan
pemegang gadai. berwujut maupun tidak menunjuknan bahwa eksekutoriil sebagai
Lahirnya berwujud dan kreditur mempunyai pelunasan atasa
fidusia ditentukan biasanya berupa hak di dahulukan pembiayaan. Namun
oleh perjanjian pokok bangunan yang tidak (droit de preferent) demikian tidak berarti
yaitu perjanjian termasuuuk objek hak terhadap objek dalam hal tidak
pembiayaan uang tanggungan. jaminan untuk melunasinya debitur
dilakukan oleh Menurut Pasal 1 pelunasan pembiayaan kemudian objek benda
debitur dan kreditur. ayat (1) Undang yang telah diberikan beralih
Sehingga sifanya undang Hak
kepada kreditur, tetapi Strategi Penyelesaian
adalah sebagai Tanggungan Nomor 4 Eksekusi Benda
harus ada perbuatan
pelengkap dari tahun 1996 (UUHT), Jaminan
hukum yaitu berupa
perjanjian pokok. pada dasarnya adalah Strategi
lelang.
Apabila tidak ada hutang piutang dengan penyelesaian benda
Dalam islam
hutang maka tidak jaminan tanah dan hal jaminan murabahah dapat
sendiri dikenal dengan
mungkin terdapat hal yang berkaitan dilakukan memalui dua
adanya Rahn yang
fidusia (Supriyadi, dengan tanah cara yaitu melalui proses
secara normatif ada
2018:301). Dalam sebagaimana diatur litigasi dan non litigasi.
beberapa pihak yang
jaminan fidusia dalam undang undang Terhadap kedua jalur
terlibat antara alain
berdasarkan pada asas nomor 5 tahun 1960 tersebut tentu memiliki
adanya orang yang
kepercayaan karena tentang undang undang karakteristik tersendiri
memberi gadai (raahin),
objek jaminan pokok agraria. sesuai dengan sifat
penerima Gadai
dikuasai oleh pemberi Kreditur mempunyai penyelesaiannya.. proses
(Murtahin), objek
fidusia. Untuk hak didahulukan untuk melalui jalur non litigasi
jaminan (marhuun) dan
melindungi pelusanan hutang merupakan penyelesaian
hutang (marhuun bihi),
kepentingan mereka dibandingkan dengan yang dilakukan diluar
(Surahman Maman,
dan menjamin debitur lain. Hak pengadilan.
2017). Dalam setiap
kepastian hukum utama ini dalam Penyelesaianya biasanya
akad unsur dan rukunnya
terhadap hal tersebut rangka untuk divcari jalan tengah yang
harus dipenuhi syarat
diperlukan sebuah memberikan kepastian dapat diterima oleh pihak
tersebut yaitu sehat akal
produk hukum yaitu hukum terhadap yang bermasalah. Para
atau berakal, dewasa
Undang-Undang kreditur. Jaminan ini pihak harus bekerjasama
atau baligh, tidak
Nomor 42 tahun 1999 termasuk yang untuk menyelesaikan.
terpaksa ataun
tentang Jaminan berhubungan Harus ada itikat baik
dipaksakan sebagaimana
Fidusia (UUJF). Pasal pertanahan dan yang untuk untuk
diatur dalam Pasal 330
1 ayat (1) UUJF pada ada diatasnya. (Budi menyelesaikannya. Hal
HES. Secara syariah
intinya menyatakan Harsono, 1996:5). ini berbeda dengan
rahn sendiri adalah
beralihnya Artinya bahwa penyelesaian secara
menahan harta benda
kepemilikan bagunan, tananam, litigasi yaitu
yang digunakan sebagai
kebendaan atas dasar ataupun suatu karya penyelesaiannya
jaminan yang berfungsi
kepercayaan yang berupa candi, relief dilaksanakan di dalam
sebagi tebusan.
diberikan oleh merupakan suatu proses peradilan.
Tujuannya akad rahn
kreditur kepada kesatuam dengan Penyelesaian ini
sebenarnya adalah agar
debitur karena tanah maka dapat merupakan alternative
yang memberikan
penguasaannya masih dikategorikan dengan terakhir apabila upaya
pembiayaan percaya
di bawah debitur. hak tanggungan Pasal non litigasi sudah
bahwa nasabah akan
Selanjutnya Pasal 1 4 ayat 4 UUHT. maximal dan terdapat
melunasi kewajibannya.
ayat 2 intinya Konstruksi kebuntuan dalam
3.2 Pembahasan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157 ; E-ISSN
2579-6534
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 6(02),
penyelesaian (Usman, 2020, 114 jamina hutang dari melunasi pembiayaan.
kembali hutangnya dan
Rohmadi, 2009:03). debitur. Penjaminan Pendekatan persuasif
apabila tidak dapat
Praktik perjanjian adalah selalu digunakan oleh
maka akan dilakukan
penyelesaian untuk kepentingan pihak kreditur pabila
eksekusi.
pembiayaan macet pada kreditur sehingga debitur wanprestasi.
Kompilai
perbankan syariah akan memberikan hak Lelang terhadapbenda
Hukum Ekonomi
menggunakan strategi istimewa kepada jaminan merupakan
Syariah menyatakan
tertentu supaya kreditur. alternatif terakhir
bahwa Pasal 129
pembiayan menjadi Penyelesaian apabila debitur tidak
dinyatakan bahwa
lancer. Tetapi apabila benda jaminan dalam mempu melaksanakan
penyelesaian akad
terjadi permasalahan pembiayaan dapat kewajibannya. Apabila
murabahah dilakukan
sebelum macet dilakukan berdasarkan debitur telah mampu
dengan melakukan
pembiayaannya maka yang disepakati dalam menyelesaiakn
penjualan benda
Penyelesaian pembiayaan. Dalam kewajibannya maka
jaminan oleh lembaga
pembiayaan dapat membuat kesepakatan pihak kreditur tidak
keuangan yang
dilakukan melalui dalam akad atau akan melalukan
disesuaikan harga
reschedule, perjanjian para pihak pelelangan.
pasar atau dijual oleh
restrukturisasi ataupun bebas mengadakan Secara normatif
nasabah yang
dengan cara lain yang perjanjian apapun terdapat tiga model
kemudian hasil
beraakibat terhadap bentuk dan isinya alternatif penyelesaian
penjuaan utnk
pelusana kewajiban dari asaklan tidak (Sinungan,
melunasi hutang
debitur. Namun bertentangan dengan Muchdarsyah, 1999:12)
hutangnya. Harga
demikian apabila upaya hukum. Hal ini pembiayaan macet
objek jaminan
yang dilakukan oleh berupakan asas dalam perbankan
ditentukan berdasarkan
perbankan tidak kebebasan berkontak syariah yaitu penjualan
jenis benda yang
membuahkan hasil dari para pihak yang dibawah tangan,
dijual. Jenis benda
maka eksekusi benda mengadakan penjualan lelang oleh
dapat meliputi benda
jaminan merupakan kesepakatan. Dalam kreditur dan melalui
bergerak maupun
alternatif terakhir kesepakatan biasanya pengadilan. Penjuaan di
benda tidak bergerak.
supaya debitur dapat telah ditentukan bawah tangan bertujuan
Hasil penjualan
melunasi kewajibannya. tentang sanksi ketika untuk memperoleh
digunakan pelunasan
Penyelesaiannya di salah satu pihak harga paling tinggi dari
dan sisa dari pelunasan
fokuskan pada wanprestasi, termasuk jaminan. Oleh karena
akan dikembalikan
bagaimana cara supaya tentang mekanisme itu penjualan ini harus
pada debitur.
debitur dapat eksekusi apabila terdapat kesepakatan
Hak absolut
membayar nasabah tidak mampu antara debitur dan
melekat pada jaminan
sebagai asas droit de kreditur. Penjualan debitur. Ini merupakan
suite dari benda dilaksanakan oleh cara penyelesaian yang
sebagai pelunasan mereka pihak pihak yang win win solution karena
suatu hutang atau membuat perjanjian pada saat debitur macet
pembiayaan. Jamina dengan pihak ketiga dalam pembayaran maka
tersebut suatu waktu yang akan melakukan para pihak (debitur dan
dapat diuangkan untuk pembelian terhadap kreditur) mencari jalan
pelunasan hutang objek. Hasil penjualan tengah untuk
nasabah apabila dengan harga tertinggi menyelesaian pembiayaan
nasabah wan prestasi. diharapkan dapat agar tidak membebani
Jaminan tersebut dapat digunakan untk debitur juga tidak
berupa milik sendiri pelunasan hutang hutang merugikan kreditur.
debitur mapun milik debitur. Sisa dari Penjualan melalui
orang lain yang pelunasan tersebut akan lelang umum merupakan
dijadikan sebagai dikembalikan kepada kewenangan dari kreditur
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157 ; E-ISSN
2579-6534
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 6(02),
atas jamina. Asas penawaran
2020, 115secara tertulis ini sedapat mungkin Benda jaminan adalah
eksekutoriil dalam (online) semakin
dihindari oleh para objek benda jaminan
hukum jaminan sebagai meningkat atau menurun
pihak. Eksekusi milik debitur. Apabila
implementasi grosse untuk memperoleh harga
melalui pengadilan debitur wan prestasi
akta yang memuat irah paling tinggi
dapt terjadi karena maka objek benda dapat
irah. Irah irah ini Pelaksanaan
terdapat perlawanan dilakukan eksekusi
dipersamakan dengan lelang tidak selamanya
(verzet eksekusi) untuk pelunasan. Dalam
keputusan peradilan berjalan sebagaimana
terhadap benda jamina hal tidak melunasinya
sehingga pelaksanaan yang diharapkan. Salah
yang akan dieksekusi hutang dari debitur
lelang tidak satu Penyebab hambatan
sehingga tidak berarti objek
memerlukan ijin dari lelang ini karena objek
mengakibatkan benda jaminan menjadi
pengadilan negeri benda yang menjadi
eksekusi tertunda. milik kreditur, tetapi
(Patrik, Purwahid & jaminan menjadi
Tertundanya eksekusi kreditur harus
Kashadi, 2008:60). sengketa di pengadilan.
tersebut menunggu melakukan perbuatan
Pemegang jaminan Ketika objek benda tidak
keputusan peradilan hukum lagi berupa
dapat langsung datang dapat dilakukan lelang
berkekuatan hokum eksekusi.
ke KPKNL untuk maka lelang dapat
tetap.
melakukan pelelangan melalui penyelesaian di
5. UCAPAN TERIMA
terhadap objek banda pengadilan, meskipun KASIH
4. KESIMPULAN
yag menjadi jaminan tidak semua putusan Penulis
Objek benda
pembiayaan tanpa harus pengadilan dimintakan menyampaikan terima
jaminan dalam
meminta persetujuan eksekusi. Eksekusi kasih kepada seluruh
pembiayaan syariah
dari debitur. merupakan pelaksanaan pihak yang sudah
sifatnya asesoir yang
Sebenarnya debitur putusan pengadilan memberikan dukungan
merupakan pelengkap
telah memberi kuasa (Hanavia, Evie, 2017) dan doa sehingga
dari perjanjian pokok
untuk melakukan lelang yang bersifat penulis dapat
yaitu utang piutang
pada saat akad kondemnatoir menyelesaikan
atau pembiayaan.
pembiayaan. Setelah (menghukum) yang telah penelitian ini.
Untuk mencegah
dilakukan pelelangan berkekuatan hokum Jazakumullah Khairan
kekhawatiran dari
maka kreditur dapat tetap. Pengadilan ini Katsiran.
paerbankan bahwa
mengambil pelunasan merupakan alternatif
debitur tidak melunasi
atas pembiayaan yang terakhir pabla upaya 6. REFERENSI
pembiayaannya atau
pernah diberikan pada penjualan atau Antonio. Muhammad
wanprestasi maka
debitur. Adapun sisa pelelangan telah gagal. Syafi’I. Bank
diperlukan benda
pelelangan dari objek Proses peradilannya Syariah dari
sebagai jaminan.
benda jaminan tetep sangat panjang itulah Teori ke Praktek
Strategi penyelesaian
menjadi hak debitur. mengapa upaya (Cet. 2). Jakarta:
eksekusi benda
Jenis lelang ditentukan Gema Insani
jaminan dalam
berdasarkan objek Press. 2004.
pembiayaan dapat
benda yang akan di Ath-Thoyaar, Abdullah.
melalui tiga cara yaitu
lelang oleh juru lelang Al-Bunuuk al-
denga cara menjuaal
yang dalam hal ini Islamiyah Baina
benda jaminan secara
dapat dilakukan oleh an-Nazhoriyah
di bawah tangan,
kantor peleyanan wa at-Tathbii,
melalui pelelangan
kekeyaan dan lelang (Cet. I, 1414H).
umum dan peradilan.
negara (KPKNL) (HS Badrulzaman, Mariam
Dalam eksekusi tidak
Salim, 2014: 245-247). Darus. Aneka Hukum
dapat dilepaskan
Lelang Bisnis.
terhadap konstruksi
merupakan penjualan Bandung, Alumni,
hokum benda jaminan
yang dilakukan untuk 1994.
yang menjadi objek
secara umum dengan Hamoudi, Haider Ala,
jaminan pembiayaan.
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157 ; E-ISSN
2579-6534
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 6(02),
Muhammad’s 2020,Finance,
116 Pembangunan
Rondhi, Muhhamad
Social Justice Cornell Hukum. Bandung:
Teuku. Beberapa
Or Muslim International Citra Aditya
Pemikiran
Cant?: Law Journal, 40 Bhakti. 2000.
Pembangunan
Langdelleanis Cornell
Hukum.
m And The International 89,
Bandung:
Failure Of Winter 2007.
Alumni, 2011.
Islamic
Rohmadi Usman.
Hanavia, Evie, Undang- Undang Pilihan
Eksekusi Hak Hukum Perdata, Penyelesaian
Tanggungan Harsa, 1993. Sengketa di Luar
Berdasarkan Title Karim, Adi Warman Pengadilan. Citra
Eksekutoriil Azram, Bank Aditya Bhakti
Dalam Sertifikat Islam, analisis Bandung 2009,
fiqh dan hlm.3
Hak keuangan, Jakarta, Sa’diyah Halimatus,
Tanggungan, IIIT Indonesia, Norsain, Andini
Jurnal 2003. Isnaini Yuli.
Repertorium,Vol. Muhammad, Abdul Kedudukan
IV No.1 Januari- Kadir. Hukum Fidusia Sebagai
Juni, 2017. perdata. Bandung, Jaminan Akad
Harsono, Budi, Alumni, 2000. Pembiayaan
Pokok pokok Hukum Muhammad, Abdul Murabahah
Agraria,
Kadir. Perjanjian Pada Bank
Bandung,
Baku dalam Syariah: Studi
Alumni, 1996.
Praktek Kasus Pada
HS Salim,
Perdagangan. BPRS Bhakdi
Perkembangan
Bandung: Citra Sumenep,
Hukum Jaminan
Aditya Bhakti, Misykat Al-
Di Indonesia, PT
2000. Anwar Vol. 29
Raja Grafindo
Mujib, Abdul, et. Al. No. 2, 2018.
Persada, 2014.
Kamus Istilah Sinungan,Muchdarsyah.
Faisal, Restrukturisasi
Fiqh. Jakarta: PT Kredit seluk
Pembiayaan
Pustaka Firdaus beluk dan
Murabahah
1994. pengelolaannya.
Dalam
Munawir, Ahmad Tograf
Mendukung
Wanson Al Yogyakarta.
Manajemen
Munawir . Kamus 1999.
Resiko Sebagai
Arab-Indonesia. Sjahdeni, Sutan Reny.
Implementasi
Surabaya: Pustaka Kebebasan
Prudential
Progesif, 1997. Berkontrak dan
Principle Pada
Patrik, Purwahid & Perlindungan
Bank Syariah Di
Kashadi. Hukum Yang Seimbang
Indonesia, Jurnal
jaminan edisi Dengan Para
Dinamika
revisi dengan Pihak dalam
Hukum, Vol. 11
UUHT. Fakultas Perjanjian
No. 3 September
Hukum UNDIP Kredit Bank di
2011.
Semarang. 2008. Indonesia.
Satrio, J, Hukum
Rondhi, Muhammad Jakarta: Institut
Perjanjian
Teuku. Beberapa Bankir Indonesia.
Menurut Kitab
Pemikiran 1993.
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157 ; E-ISSN
2579-6534
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 6(02),
Soemitro Ronny 2020,Lembaga
117
Hanutijo. Pegadaian Nama : Khairunnisak
Metode Syariah, Jurnal NIM : 1821180073
Penelitian Law And Program Studi : Ekonomi Syariah
Hukum Dalam Justice Vol. 2 Dosen Pengampu : Fatir Awata, SE.,M.Ec
Yurimetri. No. 2 Oktober
Bandung: 2017.
Alumni, 1996. Syafei,Rachmat, Fiqh
Kritik dan Saran :
Sudarsono, Heri. Bank Muamalah,
dan Lembaga Berdasarkan pemaparan jurnal diatas,
Bandung, CV.
Keuangan. Objek benda jaminan dalam pembiayaan
Pustaka Setia,
Yogyakarta: syariah sifatnya asesoir yang merupakan
1998.
Enkonesia.2004. pelengkap dari perjanjian pokok yaitu utang
Supriyadi. Aspek piutang atau pembiayaan. Untuk mencegah
hukum dalam kekhawatiran dari perbankan bahwa debitur
Bisnis. Kudus: tidak melunasi pembiayaannya atau
Mimbarda wanprestasi maka diperlukan benda sebagai
Publishing. jaminan. Strategi penyelesaian eksekusi benda
2019. jaminan dalam pembiayaan dapat melalui tiga
Supriyadi. cara yaitu dengan cara menjual benda jaminan
Implementasi secara di bawah tangan, melalui pelelangan
perjanjian umum dan peradilan. Dalam eksekusi tidak
Financial dapat dilepaskan terhadap konstruksi hokum
lease di benda jaminan yang menjadi objek jaminan
Indonesia. pembiayaan. Benda jaminan adalah objek
Kudus: benda jaminan milik debitur. Apabila debitur
Mimbarda wan prestasi maka objek benda dapat dilakukan
Publishing. eksekusi untuk pelunasan. Dalam hal tidak
2018. melunasinya hutang dari debitur tidak berarti
Supriyadi, Desain objek benda jaminan menjadi milik kreditur,
Penyelesaian tetapi kreditur harus melakukan perbuatan
Kredit Macet hukum lagi berupa eksekusi.
Dalam
Pembiayaan
Murabahah di
BMT Bina
Umat
Sejahtera,
Tawazun
journal Of
Sharia
Economis Law,
Vol.01,No..01,
2018.
Surahman, Maman
dan Adam,
Panji,
Penerapan
Prinsip Syariah
Pada Akad
Rahn Di

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157 ; E-ISSN


2579-6534

You might also like