Professional Documents
Culture Documents
UNTAD
Diajukan oleh:
N 101 12 115
NOVEMBER 2017
NASKAH PUBLIKASI
N 101 12 115
Pembimbing Materi
NIP.
Pembimbing Metodologi
NIP.
The Effectiveness Test Of Lime Leaf Extract
(Citrus aurantifolia) In Inhibiting Growth Of Aedes aegypti
Larvae
Chinthya Prilly Claudia Simangunsong *, Miranti **, Budi Tulaka ***
* Student of Medical Study Program, Faculty of Medicine, University of Tadulako
** Department of Parasitology, Faculty of Medicine, Tadulako University
*** Department of Clinical Pathology, Faculty of Medicine, University of Tadulako
ABSTRACT
Background: Tropical diseases especially Dengue Fever in Indonesia is difficult
to eradicate because the rate of breeding Aedes aegypti mosquito that transmit
dengue fever quickly enough. One of the efforts to eradicate Aedes aegypti
mosquito is to break the spread chain of Aedes aegypti mosquito by eradicating
mosquito nest and killing larvae and adult mosquito. The use of insecticide as
larvacide can be the most common way of controlling the growth of Aedes aegypti
mosquito vectors. Usually used as an insecticide is abate. Lime leaf (Citrus
aurantifolia) has the content of bioactive compounds such as: flavonoids,
saponins, tannins, are as antioxidants and antimikrobakterial.
Objective: To know effectiveness test of lime leaf extract (Citrus aurantifolia) in
inhibiting growth of Aedes aegypti larvae.
Method: This research type is true experimental post control design only testing
the inhibition of larvae growth using maceration extraction. The concentration of
lime leaf extract tested were 0.2%, 0.4%, 0.6%, and 0.8% with Abate as positive
control and Aquadest as negative control. Each treatment was replicated four
times.
Results: The results showed that lime leaf extract (Citrus aurantifolia) could
inhibit the growth of Aedes aegypti larvae at concentrations of 0.2%, 0.4%,
0.6%, and 0.8%. The result of statistical test using one-way ANOVA got
significance value p = 0,01 which mean there is no significant difference
influence of lime leaf extract given to aedes aegypti larvae. So it is continued by
using Kruskal-wallis test and Post Hoc Test Mann-Whitney.
Conclusion: Lime leaf extract (Citrus aurantifolia) has an effect to inhibit the
growth of Aedes aegypti larvae.
Keywords: Aedes aegypti, Citrus aurantifolia, Dengue Hemorrhagic Fever
(DHF).
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN JERUK NIPIS
(Citrus aurantifolia) DALAM MENGHAMBAT
PERTUMBUHAN LARVA Aedes aegypti
ABSTRAK
Latar Belakang : Penyakit tropis terutama Demam Berdarah di Indonesia sulit
diberantas karena laju perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti yang
menularkan penyakit demam berdarah cukup cepat. Salah satu upaya
pemberantasan nyamuk Aedes aegypti adalah memutus mata rantai penyebaran
nyamuk Aedes aegypti dengan cara memberantas sarang nyamuk dan membunuh
larva serta nyamuk dewasa. Penggunaan insektisida sebagai larvasida dapat
merupakan cara yang paling umum dalam pengendalian pertumbuhan vektor
nyamuk Aedes aegypti. Biasanya yang dipakai sebagai insektisida adalah abate .
Daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) memiliki kandungan senyawa bioaktif
seperti : flavonoid, saponin, tannin, bersifat sebagai antioksidan dan
antimikrobakterial.
Tujuan : Untuk mengetahui uji efektifitas ekstrak daun jeruk nipis ( Citrus
aurantifolia ) dalam menghambat pertumbuhan larva Aedes aegypti.
Metode : Jenis penelitian ini adalah true experimental post control design only
dengan pengujian daya hambat pertumbuhan larva menggunakan ekstraksi
maserasi. Konsentrasi ekstrak daun jeruk nipis yang di uji adalah 0,2%, 0,4%,
0,6%, dan 0,8% dengan Abate sebagai kontrol positif dan Aquadest sebagai
kontrol negatif. Masing-masing perlakuan direplikasi sebanyak empat kali.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun jeruk nipis (Citrus
aurantifolia) dapat menghambat pertumbuhan larva Aedes aegypti pada
konsentrasi 0,2%, 0,4%, 0,6%, dan 0,8%. Hasil uji statistik menggunakan one-
way ANOVA didapatkan nilai signifikasi p = 0,01 yang berarti tidak terdapat
perbedaan signifikan pengaruh ekstrak daun jeruk nipis yang diberikan kepada
larva Aedes aegypti. Sehingga dilanjutkan dengan menggunakan uji Kruskal-
wallis dan Post Hoc test Mann-Whitney.
Lebih dari 2400 jenis tumbuhan yang termasuk ke dalam 255 famili
dilaporkan mengandung bahan pestisida, salah satunya adalah jeruk nipis (Citrus
aurantifolia).Jeruk nipis mengandung bahan beracun yang disebut limonoida.
Senyawa dengan golongan terpenoid yaitu limonoida yang berfungsi sebagai
larvasida.(1)
Jeruk merupakan tanaman buah yang dibudidayakan terbesar kedua di
dunia setelah anggur, dimana mengandung flavanoid, karotenoid, limonoida dan
mineral.Flavanoid merupakan bahan anti oksidan yang mampu menetralisir
oksigen reaktif dan berkontribusi terhadap pencegahan penyakit kronis seperti
kanker.Flavanoid utama dalam jeruk ialah naringin, narirutin, dan hesperidin yang
terdapat pada kulit buah, dan bulir – bulir daging buah jeruk.Limonoida
merupakan senyawa aktif alam penting yang terdiri atas komponen triterpenoid
teroksidasi.Pada tanaman jeruk, limonoid diproduksi pada daun dan ditansfer ke
buah dan biji. Dalam daun dan buah, kandungan total limonid meningkat selama
masa pertumbuhan.(7)
Jeruk nipis merupakan buah-buahan yang banyak digemari oleh
masyarakat di Indonesia. Jeruk nipis yang bernama latin Citrus aurantifolia
Swingle ialah sejenis tanaman perdu yang banyak tumbuh dan dikembangkan di
Indonesia. Selain itu jeruk nipis juga dapat digunakan untuk obat batuk, peleruh
dahak, influenza, dan obat jerawat.Buah ini banyak dikonsumsi masyarakat dan
mempunyai harga relatif murah, mudah diperoleh, alamiah, serta tidak
menimbulkan efek samping bagi pemakainya.(8)
Oleh karena itu, diperlukan untuk melakukan penelitian ini guna
mengetahui efektifitas ekstrak daun jeruk nipis ( Citrus aurantifolia ) dalam
menghambat pertumbuhan larva Aedes aegypti,sehingga dapat menjadi langkah
awal untuk pemberantasan Demam Berdarah Dengue (DBD).
METODE
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain penelitian
true experimental post control design only. Dimana pengukuran dilakukan setelah
larva diberikan perlakuan. Penelitian ini dimulai dengan pembuatan ekstrak,
mempersiapkan larva Aedes aegypti instar III, melakukan pengenceran ekstrak
dengan beberapa konsentrasi kemudian menempatkan larva ke dalam wadah yang
sebelumnya telah dimasukkan ekstrak daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia).
Ekstrak daun jeruk nipis diperoleh dengan metode ekstraksi maserasi dimana
serbuk simplisia direndam dalam cairan pelarut etanol. Proses ekstraksi maserasi
dilakukan selama 24 jam. Hasil ekstraksi kemudian diuapkan menggunakan
rotary evaporator untuk mendapatkan ekstrak kental.
Konsentrasi ekstrak di bagi ke dalam beberapa kelompok, yaitu:
HASIL
Hasil efek ekstrak daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) terhadap
pertumbuhan larva Aedes aegypti di dapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Uji Efektivitas Ekstrak Daun Jeruk Nipis dalam
Menghambat Pertumbuhan Larva Aedes aegypti pada Kelompok
Perlakuan dan Kelompok Kontrol setelah 24 jam perlakuan
Shapiro-wilk
Perlakuan
Statistic Df Sig.
Konsentrasi 0,8 % ,630 4 ,001
Konsentrasi 0,6 % ,630 4 ,001
Konsentrasi 0,4 % ,630 4 ,001
Konsentrasi 0.2 % ,630 4 ,001
(Sumber: Data Primer, 2017)
Levene Statistic
Nilai P 0,000
(Sumber: Data Primer, 2017)
Pada tabel 2 dan 3 menunjukkan bahwa uji normalitas dan uji homogenitas
terdapat perbedaan nyata antar perlakuan. Hasil uji normalitas menunjukan
distribusi data tidak normal sedangkan hasil uji homogenitas menunjukkan data
tidak homogen. Oleh sebab itu dilakukan uji Kruskal Wallis yang merupakan uji
non-parametric yang digunakan untuk menguji apakah dua atau lebih mean
sampel dari populasi memiliki nilai yang sama. Uji ini merupakan alternative dari
uji ANOVA dan digunakan bila salah satu syarat dari uji ANOVA tidak
terpenuhi.
Konsentrasi 0,8 %
0,040
Konsentrasi 0,6 %
Konsentrasi 0,8 %
0,015
Konsentrasi0,4 %
Konsentrasi 0,8 %
0,015
Konsentrasi 0,2 %
Konsentrasi 0,6 %
0,040
Konsentrasi0,4 %
Konsentrasi 0,6 %
0,015
Konsentrasi 0,2 %
Konsentrasi 0,4 %
0,022
Konsentrasi 0,2 %
PEMBAHASAN
Pada penelitian ini menggunakan 6 kelompok uji dengan konsentrasi yang
berbeda dengan masing-masing kelompok berisi 25 larva dalam 100 ml larutan.
Kelompok KN (Kontrol Negatif) mengandung 100 ml aquades, kelompok KP
(Kontrol Positif) mengandung 100 ml abate , kelompok 3 adalah 0,8 %,
kelompok 4 adalah 0,6 %, kelompok 5 adalah 0,4%, dan kelompok 6 adalah 0,2
%. Pada kelompok 1 yang merupakan konsentrasi kontrol negatif hanya
mengandung 100 ml aquades dan tidak ada kandungan ekstrak daun jeruk nipis
(0%) dan selama 24 jam perlakuan tidak terdapat larva yang terhambat
pertumbuhannya pada semua pengulangan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
terdapat efek dari aquades yang dijadikan medium pelarut dalam penelitian ini.(9)
Pemberian ekstrak daun jeruk nipis mempunyai efek menghambat
pertumbuhan larva Aedes aegypti terutama pada konsentrasi 0,2 %, 0,4 %, 0,6 %,
dan 0,8 % dengan tingkat daya hambat semakin besar pada konsentrasi ekstrak
yang lebih besar. Sedangkan pada kontrol positif didapatkan bahwa semua larva
uji pada setiap replikasi terhambat pertumbuhannya karena penggunaan abate.
Selanjutnya untuk menentukan efektivitas ekstrak daun jeruk nipis dalam
menghambat pertumbuhan larva Aedes aegypti di lakukan secara statistik.
Sebelum di uji, dilakukan distribusi data yaitu uji normalitas dan uji homogenitas,
untuk mengetahui uji homogenitas data di lakukan uji levene hasil data yang
didapatkan adalah P < 0,05 yang berarti tidak homogen. Sedangkan uji
normalitas dengan data Shapiro-Wilk didapatkan data hasil uji normalitas
menunjukkan bahwa diperoleh nilai P < 0,05 yang berarti distribusi data tidak
normal. Pada uji ini didapatkan data tidak terdistribusi normal, dengan anggapan
bahwa distribusi data dianggap normal apabila pada semua konsentrasi memiliki
nilai P >0,05.(10)
Kemudian dilakukan uji Kruskal Wallis yang merupakan alternative dari uji
ANOVA dan digunakan bila salah satu syarat dari uji ANOVA tidak terpenuhi.
Hasil uji Kruskal Wallis didapatkan p = 0,004 (p<0,05) yang artinya terdapat
perbedaan yang bermakna pada semua kelompok perlakuan. Pengolahan data
dilanjutkan dengan menggunakan metode Post Hoc sebagai uji perbandingan
berganda (multiple comparisons) untuk menilai perlakuan mana yang memiliki
efek yang sama atau berbeda. Uji yang digunakan adalah uji Post Hoc Mann-
Whitney dengan menguji perbedaan antar kelompok dan mendapatkan nilai
signifikan p<0,05. Hasil dari analisis data menunjukkan angka 0,015 , 0,022 dan
0,040. Dari hasil data tersebut terdapat perbedaan rerata yang bermakna antara
kelompok konsentrasi. Semakin meningkatnya konsentrasi ekstrak maka semakin
tinggi kandungan senyawa aktif ekstrak daun jeruk nipis yang dapat menghambat
pertumbuhan larva Aedes aegypti.
Pada penelitian ini digunakan larva Aedes aegypti instar III karena larva pada
stadium ini memiliki ketahanan yang cukup baik terhadap lingkungan eksternal.
Selain itu, larva sebelumnya di kembangkan didalam ruangan khusus dengan
mengatur suhu sesuai suhu optimum bagi perkembangan larva yaitu 25-35 o C,
suhu ini sesuai untuk perkembangan larva di alam terbuka, sehingga dapat kita
simpulkan bahwa kematian larva akibat suhu dapat di singkirkan.(11)
Berdasarkan hasil uji fitokimia dan spektrofotometer, ekstrak daun jeruk nipis
positif mengandung senyawa tannin, saponin dan flavonoid. Flavonoid merupakan
senyawa kimia ekstrak daun jeruk nipis yang dapat bekerja sebagai inhibitor kuat
pernapasan atau sebagai racun pernapasan. Flavonoid mempunyai cara kerja yaitu
dengan masuk ke dalam tubuh larva melalui sistem pernapasan yang kemudian
akan menimbulkan kelayuan pada syaraf serta kerusakan pada sistem pernapasan
dan mengakibatkan larva tidak bisa bernapas dan akhirnya mati.(12)
Senyawa saponin diduga mengandung hormon steroid yang berpengaruh
dalam pertumbuhan larva. Senyawa ini akan menurunkan tegangan permukaan
selaput mukosa traktus digestivus larva sehingga dinding traktus digestivus
menjadi korosif. Kerusakan salah satu organ larva dapat menurunkan proses
metabolisme dan penyimpangan dalam proses fisiologinya.(13)
Tannin merupakan “phenolic compounds” yang dapat mempresipitasi
protein. Tannin disusun oleh ikatan polimer-polimer dan oligomer-oligomer.
Tannin sendiri berada pada daun,tunas,akar,batang,dan benih tanaman. Salah satu
fungsinya adalah sebagai pelindung tanaman dari serangga. Pada larva, hal ini
dapat menghambat protein yang diperlukan larva untuk pertumbuhan,sehingga
dapat menyebabkan larva mati.(14)
Dengan melihat fakta hasil penelitian yakni adanya larva yang terhambat
pertumbuhannya seiring dengan peningkatan konsentrasi ekstrak daun jeruk nipis
yang diperkuat dengan hasil analisis statistik dan data literatur mengenai
kandungan fitokimia ekstrak daun jeruk nipis yang mampu menghambat
pertumbuhan larva Aedes aegypti instar III, maka dapat dikatakan bahwa ekstrak
daun jeruk nipis memiliki efek menghambat pertumbuhan larva Aedes aegypti.
Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian yang telah disusun sebelumnya
adalah benar.
1. Murdani, R. 2014. Keefektivan daya bunuh ekstrak daun jeruk nipis ( Citrus
Aurantifolia ) terhadap kematian larva nyamuk Aedes aegypti Instar III. Ilmu
Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Surakarta
3. Sutanto. I. Ismid. I.S. Sjarifuddin. P.K & Sungkar. S. 2009. Buku Ajar
Parasitologi Kedokteran Edisi Keempat. Departemen Parasitology FKUI.
Jakarta.
6. Andika, F. 2010. Pengaruh air perasan kulit jeruk manis ( Citrus aurantium
sub spesies sinesis ) terhadap tingkat kematian larva aedes aegypti instar III
in vitro. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
7. Andriana A,Hamidah, & Noer M. 2015. Uji efektivitas ekstrak kulit buah
jeruk purut & jeruk kalamondin sebagai biolarvasida nyamuk Aedes aegypti
L. Fakultas Sains & Teknologi Universitas Airlangga. Surabaya .
8. Widia S,Damajanty P & Bernart H. 2015. Uji efektifitas perasan air jeruk
nipis terhadap pertumbuhan bakteri S.aureus secara in vitro. Jurnal Ilmiah
Farmasi. Vol 4. No 4. Universitas Samratulangi Manado.
9. Sari, M., Lubis, L., dan Pangestiningsih, Y. 2013. Uji Efektifitas Beberapa
Insektisida Nabati Untuk Mengendalikan Ulat Grayak (Spodopteralitura F.)
(Lapidoptera : Noctuidea) di Laboratorium. Jurnal Online Agroekoteknologi.
12. Nariatri, Setyaningrum, Saftriana, & Kurniawan. 2011. Uji Efektivitas Ekstrak
Buah Mahkota Dewa (Phaleria Macrocarpa) Sebagai Larvasida Terhadap
Larva Aedes Aegypti Instar III. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Lampung
13. Fuadzy. H dan Marina. R. 2012. Potensi daun dewa (Gynura Pseudochina
(L) DC) sebagai Larvasida Aedes Aegypti (Linn). E-Journal Litbang.Vol. 9,
No. 33, pp. 100-115.