You are on page 1of 12

PERENCANAAN BANGUNAN BANGUNAN PELIMPAH EMBUNG TIPE

SALURAN TERBUKA
1
Budi Nuryono
2
Reza Januar Hidayat
Program Studi Teknik Sipil, Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Bandung,
Jl. Soekarno Hatta 597
Telp. (022) 7301738, 70791003 Fax. (022) 7304854

ABSTRACT

East Nusa Tenggara Province was One of provinces in Indonesia which had large irrigated areas,
but the water discharge was very limited. Lembata District was one of the district, which often
suffer from drought. In 2014, East Nusa Tenggara Province goverment planned to make a small
dam in the district and the goverment chose to located it in Hukung Village. The purpose of this
study is to got an alternative design spillway of small dam which appropriate with technical as well,
and to fill stability aspect of construction. From the research calculation of flood discharge plan by
Nakayasu method, obtained a return period of 100 years (Q100) in amount of 30,07 m3/sec. With
the discharge, obtained the dimensions of spillway in amount of 10 m, the peak of building located
at elevation +50,41 and the base of building located at elevation +48,00. From the stability
calculation of flood condition and dry condition, spillway was safe from bolster stability, shear
stability, stability bearing capacity, and the crack area. The value of the Safety factors for dry
condition earthquakes were follows: bolster = 1,6903; shear=1,9450; soil bearing capacity=1,7680;
regional cracks=12,8518. And value of the safety factors for flood condition earthquakes were
follows: bolster = 1,5549; shear=1,9486; soil bearing capacity=2,1019; regional cracks=16,8451.

Keywords : Small Dam, Flood Discharge, Spillway, Stability.

ABSTRAK

Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang memiliki areal
irigasi yang luas, namun debit air untuk mengairi areal tersebut sangat terbatas. Daerah yang
mengalami hal tersebut salah satunya adalah Kabupaten Lembata, pada musim kemarau sering
mengalami kekeringan. Pada tahun 2014 pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur
merencanakan untuk membuat Embung Irigasi di Kabupaten Lembata. Dipilih Embung Hukung
yang berada di Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata. Tujuan dari penelitian adalah untuk
mendapatkan alternatif desain bentuk bangunan pelimpah embung, yang sesuai secara teknis,
serta memenuhi aspek stabilitas konstruksi. Dari hasil penelitian perhitungan debit banjir rencana
Metode Nakayasu, diperoleh periode ulang 100 tahun (Q100) sebesar 30,07 m3/detik. Dengan
debit tersebut, didapat dimensi bangunan pelimpah sebesar 10 m, puncak bangunan pelimpah
berada pada elevasi +50.41, dan dasar bangunan pelimpah berada pada elevasi +48.00. Dari
hasil perhitungan stabilitas pada kondisi banjir dan kondisi kering, bangunan pelimpah aman
terhadap stabilitas guling, stabilitas geser, stabilitas daya dukung, dan daerah retakan. Nilai faktor
keamanan untuk kondisi kering statik gempa adalah sebagai berikut : Guling = 1,6903 ; Geser =
1,9450 ; Daya dukung tanah = 1,7680 ; Daerah retakan = 12,8518. Sedangkan nilai faktor
keamanan untuk kondisi banjir statik gempa adalah sebagai berikut : Guling = 1,5549 ; Geser =
1,9486 ; Daya dukung tanah = 2,1019 ; Daerah retakan = 16,8451.

Kata Kunci : Embung, Debit Banjir, Bangunan Pelimpah, Stabil.


beberapa sektor, salah satunya yaitu sektor
I. PENDAHULUAN Karena tidak ada satu pun tanaman yang
Air merupakan sumber daya dan faktor tidak memerlukan air, namun untuk
utama dalam menentukan kinerja dalam pengelolaan air masih kurang dari yang

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.12 NO.2 DESEMBER 2017 – ISSN 1979-4818 41
diharapkan. Sering kali para petani banjir yang masuk ke dalam waduk/embung
mengeluhkan kekurangan air pada musim agar tidak membahayakan keamanan
kemarau dan sebaliknya pada musim waduk/embung apabila terjadi kecepatan air
penghujan sawah dan ladang mereka yang besar akan terjadi olakan (turbulensi)
terendam air yang berakibat gagal panen. yang dapat menggangu jalannya air
Setiap tahunnya pemerintah melakukan sehingga menyebabkan berkurangnya aliran
upaya dalam pengembangan Sumber Daya air yang masuk ke bangunan pelimpah.
Air (SDA) demi mengoptimalkan Sumber Harus dihitung dengan sebaik-baiknya
Daya Air yang ada. Provinsi Nusa Tenggara karena resiko tidak mampu melimpahkan
Timur merupakan salah satu Provinsi di debit air banjir yang terjadi. Sebaliknya
Indonesia yang memiliki areal irigasi yang apabila ukurannya terlalu besar, bangunan
luas, namun debit air untuk mengairi akan menjadi mahal yang dapat
areal tersebut sangat terbatas. Salah satunya mempengaruhi biaya proyek secara
Kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara keseluruhan (Soedibyo, 2003).
Timur yaitu Kabupaten Lembata yang Embung adalah bangunan konservasi
memiliki luas wilayah 126.639 Ha, terdiri air berbentuk kolam untuk menampung air
dari 9 Kecamatan dan 144 desa/kelurahan hujan dan air limpas (run off) serta sumber
(Badan Pusat Statistik Kabupaten Lembata, air lainnya. Dengan harapan selama musim
2014). Kabupaten ini pada musim kemarau kapasitas tampungan embung akan
kemarau Irigasi di Kabupaten Lembata. dimanfaatkan untuk dapat memenuhi
Setelah direncanakan, terpilih 10 lokasi kebutuhan penduduk, ternak dan tanaman
yang berpotensi untuk embung irigasi. (puslitbang pengairan, 1994). Kriteria
Setelah dilakukan pembobotan dari segi embung :
lokasi georafis terhadap 10 lokasi a. Kapasitas tampungan <
3
tersebut, dipilih Embung hukung yang 500.000 m .
berada di salah satu Desa Pada b. Tinggi tanggul/tubuh embung
kecamatan Nubatukan, Kabupaten lembata. dari dasar pondasi < 15 m.
Pada Tugas Akhir ini penulis akan c. Bentang tanggul < 300 m.
melakukan alternatif desain terhadap d. Mempunyai Daerah Aliran
Embung Hukung yang telah dibangun. Sungai (DAS) yang relatif
Diharapkan dengan memberikan alternatif kecil.
akan menambah variasi bentuk pelimpah Analisa Hidrolika Bangunan Pelimpah
dalam desain. (Spillway)
Mengingat Luasnya Permasalahan Mengingat tubuh tanggul Embung tipe
yang teridentifikasi, maka pada penelitian ini urugan dan dengan pertimbangan lebih
dilakukan pembatasan masalah antara lain ekonomis, maka dipilih pelimpah (Spillway)
sebagai berikut : tipe saluran terbuka.
1. Menghitung debit banjir rencana Lokasi pelimpah dipilih pada tempat
2. Menghitung dimensi bangunan dimana alirannya tidak akan menyebabkan
pelimpah erosi pada kaki hilir tanggul penutup situ,
3. Menghitung stabilitas bangunan yaitu dengan menggali satuan tanah atau
pelimpah satuan batu dibukit tumpu.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk 1. Dimensi Bangunan Pelimpah
mendapatkan alternatif desain bentuk (Spillway) Besar aliran yang meluap
bangunan pelimpah embung yang sesuai sempurna melalui mercu pelimpah
dapat ditentukan dengan persamaan
secara teknis serta memnuhi aspek stabilitas
berikut:
kontruksi.
Q C B H1.5
Stabilitas Konstruksi
II. TINJAUAN PUSTAKA
Suatu bangunan dikatakan/akan
Tinjauan Umum
stabil, jika memenuhi 3 persyaratan
bangunan pelimpah adalah bangunan
penting yaitu:
beserta Instalasinya untuk mengalirkan air

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.12 NO.2 DESEMBER 2017 – ISSN 1979-4818 42
1. Tidak mengalami penggulingan atau rencana, uji kecocokan, dan
overturning. analisis debit banjir meliputi
2. Tidak mengalami penggeseran atau kegiatan analisis curah hujan
sliding. rancangan dan analisis debit banjir
3. Tidak mengalami penurunan atau rancangan dengan periode ulang
settlement 2,5,10,25,50, dan 100 tahun.
Bangunan utama yang dikontrol f. Analisis hidrolika mencakup
stabilitas konstruksi mencakup bangunan
perhitungan dimensi bangunan
pelimpah dan tubuh embung.
pelimpah dan dimensi saluran
III. METODE PENELITIAN pengarah pelimpah.
g. Perhitungan stabilitas konstruksi
Pemilihan Metode yang digunakan untuk bangungan pelimpah
dalam perencanaan Bangunan Pelimpah dihitung berdasarkan guling,
menggunakan Metode Studi Kasus. geser, daya dukung, daerah retak.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
memberikan gambaran secara mendetail IV. PEMBAHASAN
h.
tentang latar belakang, sifat-sifat serta Pembahasan yang dilakukan
karakter-karakter yang khas dari kasus (M. mencakup analisis hidrologi, analisis
Nazir, 1988). Hasil dari studi kasus ini hidrolika, dan stabilitas konstruksi. Secara
dapat memberikan hipotesa-hipotesa umum analisis hidrologi merupakan
untuk penelitian lanjutan. bagian awal perancangan bangunan-
Proses perencanaan bangunan bangunan hidrolik.
pelimpah dilakukan melalui tahapan-
tahapan sebagai berikut: Analisis Hidrologi
a. Memilih topik Tugas Akhir yang Gambar 1 merupakan Peta
akan dikerjakan, yaitu Daerah Aliran Sungai Embung Hukung.
perencanaan bangunan pelimpah Penentuan daerah aliran sungai (DAS)
embung tipe saluran terbuka. dilakukan berdasarkan peta rupabumi
b. Untuk dapat mengatasi
dengan skala 1:25.000. Didapat luasan
permasalahan secara tepat maka
DAS Embung Hukung sebesar 3,11 Km2.
pokok permasalahan harus
Mengingat hanya Sta. Lewoleba yang
diketahui terlebih dahulu. Solusi
berpengaruh terhadap sub DAS Embung
masalah yang akan dibuat harus
Hukung. Maka untuk data curah hujan
mengacu pada permasalahan
harian maksimum menggunakan stasiun
yang terjadi.
hujan sta. Lewoleba dengan ketersediaan
c. Studi literatur dilakukan untuk
data dari tahun 2000 s/d 2011 (11 tahun),
mendapatkan acuan dalam
data curah hujan dapat dilihat pada Tabel
analisis data perhitungan dalam
1.
perencanaan bangunan pelimpah
embung.
d. Setiap perencanaan dibutuhkan
data-data penunjang baik data
primer maupun data sekunder.
Dalam perenaan bangunan
pelimpah data-data sekunder yang
dikumpulkan adalah:
 Data hidrologi
 Data geologi
 Data topografi Gambar 1 Luas Das Embung
e. Analisis hidrologi mencakup
perhitungan analisa curah hujan Tabel 1 Data Curah Hujan Harian

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.12 NO.2 DESEMBER 2017 – ISSN 1979-4818 43
Tabel 3 Hasil Perhitungan Intensitas Curah
Curah Hujan Hujan Metode Dr. Monobe
No Tahun Harian Maks t
R2 R5 R10 R25 R50 R100
82.4691 113.3434 133.8865 157.4560 179.1978 199.2359
(mm) 1 28.5904 39.2939 46.4158 54.5869 62.1244 69.0712
1 2001 79 2 18.0109 24.7536 29.2402 34.3876 39.1359 43.5122
2 2002 138 3 13.7449 18.8906 22.3144 26.2427 29.8663 33.2060
4 11.3461 15.5938 18.4201 21.6628 24.6541 27.4109
3 2003 155
5 9.7778 13.4383 15.8740 18.6685 21.2463 23.6220
4 2004 42 6 8.6587 11.9003 14.0572 16.5318 18.8146 20.9185
5 2005 55 7 7.8131 10.7381 12.6843 14.9173 16.9771 18.8755
8 7.1476 9.8235 11.6040 13.6467 15.5311 17.2678
6 2006 71
9 6.6078 9.0816 10.7277 12.6162 14.3582 15.9638
7 2007 99 10 6.1596 8.4656 10.0000 11.7604 13.3843 14.8809
8 2008 75 11 5.7804 7.9445 9.3844 11.0364 12.5603 13.9648
12 5.4546 7.4967 8.8555 10.4144 11.8525 13.1778
9 2009 94
13 5.1712 7.1072 8.3953 9.8732 11.2366 12.4930
10 2010 94 14 4.9219 6.7646 7.9906 9.3973 10.6949 11.8908
11 2011 66 15 4.7007 6.4605 7.6314 8.9749 10.2141 11.3563
(Sumber: BMKG Stasiun Meteorologi Larantuka, 2014) 16 4.5027 6.1884 7.3100 8.5969 9.7840 10.8780
17 4.3244 5.9433 7.0205 8.2564 9.3964 10.4472
Analisis Curah Hujan Rencana 18 4.1627 5.7211 6.7580 7.9477 9.0451 10.0565
Pada analisis curah hujan rencana 19 4.0153 5.5185 6.5187 7.6663 8.7249 9.7005
20 3.8803 5.3330 6.2996 7.4086 8.4316 9.3744
dihitung dengan menggunakan 4 metode 21 3.7561 5.1623 6.0980 7.1715 8.1617 9.0744
distribusi probabilitas yaitu metode 22 3.6414 5.0047 5.9118 6.9525 7.9125 8.7973
23 3.5351 4.8586 5.7392 6.7495 7.6815 8.5404
Distribusi Probabilitas Gumbel, Distribusi 24 3.4362 4.7226 5.5786 6.5607 7.4666 8.3015
Probabilitas Normal, Distribusi Probabilitas
Log Normal, dan Distribusi Probabilitas Analisis Debit Banjir Rencana
Log Pearson III. Serta data yang Untuk memperkirakan debit banjir
diperlukan dalam perhitungan adalah data yang akan terjadi dapat dilakukan
curah hujan harian maksimum seperti analisis hidrologi dengan menggunakan
pada Tabel 1. Hasil perhitungan curah Metode Der Weduwen, HSS GAMA 1,
hujan rencana dengan menggunakan ke 4 Metode Haspers, Metode Mononobe, dan
metode distribusi disajikan pada Tabel 2, Metode Nakayasu. Analisis debit banjir
sebagai berikut:
dilakukan pada periode ulang 2 th, 5 th, 10,
Tabel 2 Rekapitulasi Curah Hujan
Rencana 50 th, dan 100 th. Besaran debit untuk setiap
Periode Curah Hujan Rencana (mm), Metode metodenya sebagai berikut:
No Ulang / T Gumbell Normal Log Normal Log Pearson 1. Metode Der Weduwen
(Tahun) *) Type III
Ada beberapa parameter yang
1
2
2
5
81.26
123.08
88.00
116.37
82.47
113.34
82.36
113.38
harus
3 10 149.38 131.24 133.89 134.09 diketahui sebelum dilakukannya
5 25 180.05 145.71 157.46 160.45
6 50 207.25 157.25 179.20 180.22
perhitungan debit banjir dengan
7 100 231.72 166.70 199.24 200.10 metode Der Weduwen. Parameter
8 500 288.30 185.28 245.35 232.35
9 1000 312.56 192.38 265.66 237.60
tersebut didapat dari Peta Derah
Aliran Sungai (DAS). Parameter
Catatan: *) Metode yang terpilih untuk menghitung debit tersebut sebagai berikut:
banjir rencana ΔH= 0,105 Km
Setelah dilakukan uji kecocokan L = 2,354
dengan 2 metode pengujian distribusi Km A = 3,110
probabilitas yaitu metode uji Chi kuadrat dan Km2
metode smirnov kolmogorov maka dapat Maka didapat besaran debit banjir rencana
disimpulkan bahwa distribusi yang paling per periode ulang metode Der Weduwen
sesuai untuk menghitung debit banjir rencana disajikan pada Tabel 4 sebagai berikut:
adalah distribusi probabilitas log normal. Tabel 4 Hasil Perhitungan Debit Banjir Rencana
Metode Der Weduwen
3
Analisis Intensitas Curah Hujan Periode RTr (mm) t (Jam) QTr (m /dtk)
Ulang (tahun)
Perhitungan intensitas curah hujan 2 82.47 0.84 23.43
5 113.34 0.80 34.76
menggunakan metode Dr. Mononobe, 10 133.89 0.78 42.57
dengan hasil perhitungan disajikan pada 25 157.46 0.76 51.72
Tabel 3, sebagai berikut: 50 179.20 0.75 60.29

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.12 NO.2 DESEMBER 2017 – ISSN 1979-4818 44
100 199.24 0.74 68.28 16 1.690 1.768 2.228 3.076 3.859 4.580
17 1.686 1.734 2.051 2.861 3.607 4.295
2. Metode HSS Gama-1 18 1.683 1.712 1.905 2.670 3.385 4.043
Pada metode HSS Gama 1 19 1.682 1.699 1.817 2.500 3.186 3.819
20 1.681 1.692 1.763 2.348 3.008 3.617
sebelum melakukan perhitungan Hidrograf 21 1.680 1.687 1.730 2.211 2.848 3.435
Satuan Sintetis Gama 1, ada beberapa 22 1.680 1.684 1.710 2.086 2.702 3.269
23 1.680 1.682 1.698 1.973 2.568 3.117
parameter DAS yang harus sudah 24 1.679 1.681 1.691 1.869 2.446 2.979
diketahui. Parameter hidrograf satuan Jumlah 64 90 111 140 168 193

Gama-1 untuk Embung Hukung sebagai Maks 6.33 9.5 11.6 14.0 16.2 18.3
berikut:
Tabel 5 Parameter Hidrograf Satuan Gama-1 3.Metode Hasper
No Parameter Nilai Satuan Parameter untuk metode Hasper
1
2
Jumlah pangsa sungai tingkat 1
jumlah pangsa sungai semua tingkat
4
7
buah
buah
sama dengan parameter untuk metode Der
3 Panjang pangsa sungai tingkat 1 3.11 km Weduwen. Maka didapat besaran debit banjir
4
5
panjang pangsa sungai semua tingkat
Jumlah pertemuan sungai (JN)
5.464
3
km
rencana per periode ulang untuk metode
6 Luas DTAtotal (A) 3.11 Km
2 Hasper sebagai berikut:
2
7 Luas DTAhulu (AU) 1.195 Km Tabel 7 Hasil Perhitungan Debit Banjir
8 Panjang Sungai Utama (L) 2.354 km Rencana Metode Hasper
9 0,75 L 1.766 km I 3
Periode Ulang RTr (mm) r 3 2 QTr (m /dtk)
10 0,25 L 0.589 km (Tahun) (mm) (m /km /dtk)
11 Kemiringan sungai rata-rata (S) 0.050 2 82.47 34.61 19.68 51.99
12 Faktor sumber (SF) 0.569 5 113.34 45.37 25.80 68.15
13 Frekuensi sumber (SN) 0.571 10 133.89 51.99 29.56 78.10
25 157.46 59.12 33.62 88.80
14 Kerapatan jaringan kuras (D) 1.757
50 179.20 65.29 37.12 98.07
15 Wu adalah lebar DAS dikukur dari 0.75 L 0.603 Km 100 199.24 70.66 40.18 106.14
16 Wl adalah lebar DAS dikukur dari 0.25 L 0.770 Km
17 Faktor lebar (WF) 0.784 4.Metode Mononobe
18 Perbandingan DTAhulu dan DTAtotal (RUA) 0.384 Parameter untuk metode Mononobe
19 Faktor Simetri (SIM) 0.301
sama dengan parameter untuk metode Der
Maka didapat grafik hidrograf HSS
Weduwen dan Hasper. Maka didapat
Gama-1 seperti pada Gambar 2 dan untuk
besaran debit banjir rencana per periode
hasil perhitungan debit banjir rencana per
ulang untuk metode Mononobe sebagai
periode ulang disajikan pada Tabel 6
berikut:
Tabel 8 Hasil Perhitungan Debit Banjir
Rencana Metode Mononobe
3
Periode Ulang RTr (mm) r (mm/jam) QTr (m /dtk)
(tahun)
2 82.47 80.60 61.30
5 113.34 110.77 84.25
10 133.89 130.85 99.52
25 157.46 153.88 117.04
50 179.20 175.13 133.21
100 199.24 194.72 148.10
5.Metode Nakayasu
Gambar 2 Grafik Hidrograf Satuan Sintetis Karakteristik Daerah Aliran Sungai
(HSS) Gama-1 (DAS) Embung Hukung:
Tabel 6 Hasil Perhitungan Debit Banjir Rencana 2
Luas (A) = 3,110 Km
Metode HSS Gama-1 Panjang Sungai (L) = 2,354 Km
Periode Ulang (Tahun)
t 2 th 5 th 10 th 25 th 50 th 100 th Koef. Karakteristik DAS(α) = 3
3 3 3 3 3 3
(m /det) (m /det) (m /det) (m /det) (m /det) (m /det) Tinggi Hujan (R) = 1 mm
0 1.679 1.679 1.679 1.679 1.679 1.679
1 6.042 8.621 10.338 12.307 14.124 15.798
Koefisien Run Off (C) = 0,65
2 6.328 9.483 11.582 13.990 16.212 18.259 Parameter hidrograf satuan sintetis:
3 5.646 8.781 10.867 13.261 15.469 17.503
4 4.757 7.670 9.609 11.832 13.884 15.775
Time Lag (Tg) = 0,382 Jam
5 3.913 6.553 8.310 10.325 12.184 13.897 Satuan Waktu Hujan (Tr) = 0,287 Jam
6 3.188 5.563 7.143 8.956 10.628 12.170 Waktu Puncak (Tp) = 0,612 Jam
7 2.596 4.729 6.152 7.785 9.291 10.679
8 2.237 4.042 5.330 6.808 8.172 9.428
Waktu Penurunan Debit
9 2.019 3.480 4.655 6.002 7.245 8.390 Puncak 30% (T0,3) = 1,147 Jam
10 1.886 3.021 4.099 5.337 6.478 7.530 3
11 1.805 2.642 3.640 4.785 5.841 6.815 Debit Puncak (Qp) = 0,42 R m /det
12 1.756 2.329 3.258 4.325 5.309 6.215 Setelah dilakukan perhitungan hidrograf
13 1.726 2.074 2.937 3.937 4.859 5.709
14 1.708 1.919 2.664 3.607 4.476 5.277 satuan, Maka didapat grafik hidrograf HSS
15 1.697 1.826 2.431 3.323 4.146 4.904 Nakayasu seperti pada Gambar 3.

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.12 NO.2 DESEMBER 2017 – ISSN 1979-4818 45
17.000 0.003 0.003 0.004 0.005 0.005 0.006
17.500 0.002 0.003 0.003 0.004 0.004 0.005
18.000 0.001 0.002 0.002 0.003 0.003 0.004
21.000 0.001 0.001 0.001 0.002 0.002 0.002
21.500 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001
22.000 0.000 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001
22.500 0.000 0.000 0.000 0.000 0.001 0.001
23.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
23.500 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
24.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
Max 12.449 17.109 20.210 23.768 27.050 30.075

Gambar 3 Grafik Hidrograf Satuan Sintetis Setelah dilakukan analisa debit banjir
Nakayasu rencana dengan kelima metode diatas maka
Hujan netto jam-jaman merupakan rekapitulasi perhitungan debit banjir rencana
parameter yang digunakan dalam disajikan pada Tabel 11, untuk grafik
perhitungan hidrograf debit banjir rencana, gabungan debit banjir disajikan pada Gambar
besaran hujan netto jam-jaman disajikan 4.
pada Tabel 9. Tabel 11 Analisis Debit Banjir Rencana
Tabel 9 Hasil Perhitungan Hujan Netto Jam-
jaman

Maka didapat besaran debit banjir


rencana per periode ulang metode Nakayasu
disajikan pada Tabel 10, sebagai berikut:
Tabel 10 Hasil Perhitungan Debit Banjir Rencana
Metode Nakayasu
Kala Ulang (Tr)
Waktu Q Q Q Q Q Q
2th 5th 10th 25th 50th 100th
(Jam) 3 3 3 3 3 3
(m /det) (m /det) (m /det) (m /det) (m /det) (m /det) Gambar 4 Grafik Gabungan Debit Banjir
0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
0.612 12.449 17.109 20.210 23.768 27.050 30.075
Rencana
1.000 11.518 15.831 18.700 21.992 25.029 27.827 Lengkung Debit
1.759 8.157 11.211 13.243 15.575 17.725 19.707
2.000 7.443 10.229 12.083 14.210 16.172 17.981 Sebelum melakukan perhitungan
2.500
3.000
6.453
5.611
8.868
7.712
10.476
9.110
12.320 14.021
10.714 12.193
15.589
13.557
analisis hidrolika, terlebih dahulu
3.480 3.736 5.135 6.066 7.134 8.119 9.026 menghitung lengkung debit yang bertujuan
4.000 2.539 3.490 4.122 4.848 5.517 6.134
4.500 1.920 2.639 3.117 3.665 4.172 4.638
untuk menentukan debit banjir mana dari
5.000 1.423 1.956 2.311 2.718 3.093 3.439 ke-5 metode tersebut yang akan
5.500 1.068 1.468 1.733 2.039 2.320 2.580
6.000 0.811 1.115 1.317 1.549 1.762 1.960 digunakan untuk perhitungan analisis
6.500
7.000
0.623
0.479
0.856
0.659
1.011
0.778
1.189
0.915
1.354
1.041
1.505
1.158
hidrolika.
7.500 0.369 0.507 0.598 0.704 0.801 0.890 Penampang yang dibuat lengkung
8.000 0.284 0.390 0.460 0.541 0.616 0.685
8.500 0.218 0.300 0.354 0.416 0.474 0.527
debit adalah penampang disekitar As
9.000 0.168 0.231 0.272 0.320 0.364 0.405 Embung (S. Hukung), dengan kedalaman
9.500 0.129 0.177 0.209 0.246 0.280 0.312
10.000 0.099 0.136 0.161 0.189 0.216 0.240 air (h) dimulai dari 0,50 m sampai dengan
10.500 0.076 0.105 0.124 0.146 0.166 0.184 3,00 m Hasil perhitungan lengkung debit
11.000 0.059 0.081 0.095 0.112 0.128 0.142
11.500 0.045 0.062 0.073 0.086 0.098 0.109 disajikan pada Tabel 12:
12.000 0.035 0.048 0.056 0.066 0.076 0.084 Tabel 12 Analisis Debit Banjir Rencana
12.500 0.027 0.037 0.043 0.051 0.058 0.065
h A P S V Q-Kap
13.000 0.021 0.028 0.033 0.039 0.045 0.050 No 2 R n 3
13.500 0.016 0.022 0.026 0.030 0.034 0.038 (m) (m ) (m) (%) (m/dtk) (m /dtk)
14.000 0.012 0.017 0.020 0.023 0.026 0.029
14.500 0.009 0.013 0.015 0.018 0.020 0.023 1 0.50 3.74 8.64 0.43 0.100 0.03 0.60 2.25
15.000 0.007 0.010 0.012 0.014 0.016 0.017 2 1.00 8.38 10.70 0.78 0.100 0.03 0.90 7.50
3 1.32 12.39 13.13 0.94 0.100 0.03 1.01 12.57
15.500 0.006 0.008 0.009 0.011 0.012 0.013
4 1.50 14.29 14.17 1.01 0.100 0.03 1.06 15.15
16.000 0.004 0.006 0.007 0.008 0.009 0.010
5 2.00 21.75 18.26 1.19 0.100 0.03 1.18 25.77
16.500 0.003 0.005 0.005 0.006 0.007 0.008
6 2.50 31.08 22.10 1.41 0.100 0.03 1.32 41.13

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.12 NO.2 DESEMBER 2017 – ISSN 1979-4818 46
7 3.00 41.90 24.40 1.72 0.100 0.03 1.51 63.34
H = Tinggi Bangunan
Dimana: W = Freeboard/tinggi jagaan
H = Kedalaman Air Sungai (m) 2. Dimensi Saluran Pelimpah
2 Perhitungan dimensi saluran
A= Luas Penampang Sungai (m )
P= Keliling basah (m) pelimpah menggunakan rumus
R= Jari-jari hidrolis (m) manning, dengan asumsi lebar
S= Kemiringan dasar sungai arah saluran 4 m. Maka didapat tinggi
memanjang (%)
N= Koefisien Manning
saluran sebesar 1 m dengan
V= Kecepatan aliran (m/detik) freeboard/tinggi jagaan setinggi
Q-kap = Debit aliran sungai (m3/detik) 1m.
Dari Tabel 12 di atas maka diperoleh
grafik lengkung debit sungai Hukung
seperti pada Gambar 5 berikut :

Gambar 7 Potongan Melintang Saluran Pelimpah


Dimana:
B = Lebar Bangunan
H = Tinggi Bangunan
W = Freeboard/tinggi jagaan
Stabilitas Konstruksi
Gambar 5 Grafik Lengkung Debit Sungai Hukung Dalam perhitungan stabilitas
Dengan elevasi muka air banjir Sungai konstruksi bangunan pelimpah Embung
Hukung berada pada kedalaman 1,32 m Hukung ditinjau dari dua kondisi yaitu
3 pada saat kondisi bangunan pelimpah
diperoleh debit sebesar 11,647 m /detik, debit
ini identik dengan debit banjir Q-2th. Dari terjadi banjir dan pada saat kondisi
beberapa metode yang digunakan dalam bangunan pelimpah kering.
analisis debit banjir, nilai Q-2th yang mendekati Material/bahan yang digunakan yaitu
3 batukali. Untuk bangunan pelimpah
nilai Q = 11,647 m /detik adalah metode
3 pembanding ini didesain tanpa
Nakayasu dengan Q-2th = 12,45 m /detik.
Sehingga untuk perencanaan bangunan menggunakan mercu dengan tujuan agar
pelimpah digunakan debit banjir Metode dapat mengurangi biaya pelaksanaan dari
Nakayasu. pekerjaan galian tanah bangunan
Analisa Hidrolika pelimpah.
1. Dimensi Bangunan Pelimpah Perhitungan 1. Kondisi Kering Statik
dimensi bangunan pelimpah menggunakan Pada kondisi kering statik muka air
debit rencana periode ulang 100 tahun diasumsikan setinggi dengan dasar
sebesar 30,075 m3/dt, dengan asumsi lebar bangunan pelimpah, seperti pada Gambar
bangunan pelimpah 10 m maka didapat 8. Gaya yang bekerja pada kondisi
tinggi bangunan pelimpah sebesar 1,41 m kering statik adalah gaya akibat
dengan freeboard/tinggi jagaan setinggi 1m. tekanan tanah, gaya akibat beban
sendiri, gaya akibat tekanan air,
gaya tekanan ke atas (Uplift
Pressure), dan zona retak (Crack
Zone).

Gambar 6 Potongan Melintang Bangunan Pelimpah


Dimana:
B = Lebar Bangunan

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.12 NO.2 DESEMBER 2017 – ISSN 1979-4818 47
Gambar 8 Diagram Tegangan Gaya
Bangunan Pelimpah Kondisi Kering
a. Stabilitas Terhadap Guling
Stabilitas terhadap guling pada
kondisi statik (tanpa gaya gempa)
didapat:
Momen Tahan Guling (M-): Syarat daya dukung :
8,744 ton.m/m
Momen Guling (M+): 3,347
ton.m/m e. Daerah Retakan
 Gaya Horizontal + = 1,484 ton.m/m
 Gaya Horizontal - = 0,905 ton.m/m
 Gaya Horizontal Total = 0,579 ton/m
b. Stabilitas Terhadap Geser  Lebar Dasar = 1 m
Stabilitas terhadap geser pada  Syarat Kuat Geser = 1,911 Kg/cm2
kondisi statik (tanpa gaya gempa) ( 1 PC : 4 PS )
didapat: Tekanan Geser :
,
 tg ɸ = 0,613
=
 C = 0,285 ton/m2 = 0,579ton/m2
 Lebar Pondasi = 1,600 m = 0,058kg/cm2 < 1,911kg/cm2

 Gaya Vertikal Total = 7,119 ton/m SF =
 Kapasitas Tahan Geser = 2,602 ,
= ,
= 33 > 1,5 (OK)
ton/m
 Gaya Geser = 2,694 ton/m 2. Kondisi Kering Statik Gempa
Pada kondisi kering statik gempa
( , , , , , ) muka air diasumsikan sama dengan kondisi
SFGeser = , statik yaitu setinggi dengan dasar bangunan
= 2,7546 > 1,5 (ok) pelimpah, seperti pada Gambar 8. Gaya
c. Eksentrisitas yang bekerja pada kondisi kering statik
Momen + = 3,347 ton.m/m gempa adalah gaya akibat tekanan tanah,
Momen - = 8,605 ton.m/m gaya akibat beban sendiri, gaya akibat
Momen Total = 5,258 ton.m/m tekanan air, gaya gempa, gaya tekanan ke
Gaya Vertikal + = 1,709 ton/m atas (Uplift Pressure), dan zona retak (Crack
Gaya Vertikal - = 8,828 ton/m Zone.
Gaya Vertikal Total = 7,119 ton/m a. Stabilitas Terhadap Guling
Resultan = 1,354 m
Stabilitas terhadap guling pada kondisi
Lebar Pondasi = 1,600 m
e 0,061 0,2667(ok)
statik gempa (dengan gaya gempa) didapat:
d. Tegangan Kontak  Momen Tahan Guling (M-):
8,744 ton.m/m
 Momen Guling (M+):
5,173 ton.m/m
,
SFGuling = , = 1,6903 > 1,2 (ok)
b. Stabilitas Terhadap Geser
Stabilitas terhadap geser pada
kondisi statik gempa (dengan gaya gempa)
didapat:

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.12 NO.2 DESEMBER 2017 – ISSN 1979-4818 48
 tg ɸ = 0,613 adalah gaya akibat tekanan tanah, gaya
 C = 0,285 ton/m2 akibat beban sendiri, gaya akibat tekanan air,
 Lebar Pondasi = 1,600 m gaya tekanan ke atas (Uplift Pressure), dan
 Gaya Vertikal Total = 7,119 ton/m zona retak (Crack Zone).
 Kapasitas Tahan Geser = 2,602
ton/m
 Gaya Geser = 3,815 ton/m
( , , , , , )
SFGeser =
,

= 1,9450 > 1,2 (ok)


c. Eksentrisitas Gambar 9 Diagram Tegangan Gaya Bangunan
 Momen + = 5,173 ton.m/m Pelimpah Kondisi Banjir
 Momen - = 8,979 ton.m/m a. Stabilitas Terhadap Guling
 Momen Total = 3,806 ton.m/m Stabilitas terhadap guling pada kondisi
 Gaya Vertikal + = 1,709 ton/m statik (tanpa gaya gempa) didapat:
 Gaya Vertikal - = 8,828 ton/m  Momen Tahan Guling (M-):
 Gaya Vertikal Total = 7,119 ton/m 8,979 ton.m/m
 Resultan = 1,870 m  Momen Guling (M+):
 Lebar Pondasi = 1,600 m 3,949 ton.m/m
,
SFGuling = ,
= 2,2739 > 1,5 (ok)
b. Stabilitas Terhadap Geser
Stabilitas terhadap geser pada kondisi
statik (tanpa gaya gempa) didapat:
d. Tegangan Kontak  tg ɸ = 0,613
, ( , )  C = 0,285 ton/m2
1 = 1−
, ,  Lebar Pondasi = 1,600 m
1 = 0,021ton/m2  Gaya Vertikal Total = 5,991 ton/m
, ( , )
1 = 1−  Kapasitas Tahan Geser = 3,307 ton/m
, ,
 Gaya Geser = 2,694 ton/m
1= 8,877ton/m2 < 15,695ton/m2 (ok) ( , , , , , )
Syarat daya dukung : SFGeser = ,
,
= , = 1,768 > 1,2 (ok) = 2,7546 > 1,5 (ok)
c. Eksentrisitas
e. Daerah Retakan
 Momen + = 3,949 ton.m/m
 Gaya Horizontal + = 2,392 ton/m
 Momen - = 8,605 ton.m/m
 Gaya Horizontal - = 0,905 ton/m
 Momen Total = 4,657 ton.m/m
 Gaya Horizontal Total = 1,487 ton/m
 Gaya Vertikal + = 2,837 ton/m
 Lebar Dasar = 1 m
 Gaya Vertikal - = 8,828 ton/m
 Syarat Kuat Geser = 1,911 Kg/cm2
 Gaya Vertikal Total = 5,991 ton/m
( 1 PC : 4 PS )
 Resultan = 1,287 m
 Tekanan Geser :
,  Lebar Pondasi = 1,600 m
=

= 1,487ton/m2
= 0,149kg/cm2 <1,911kg/cm2

SF = d. Tegangan Kontak

, , ( , )
= = 12,85 > 1,2 (OK) 1 = 1+
, , ,
3. Kondisi Banjir Statik 1 = 3,42ton/m2
Pada kondisi banjir statik muka air , ( , )
1 = 1−
setinggi dengan muka air banjir bangunan , ,

pelimpah, seperti pada Gambar 9. Gaya 1= 4,064ton/m2 < 15,695ton/m2 (ok)


yang bekerja pada kondisi banjir Statik Syarat daya dukung :

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.12 NO.2 DESEMBER 2017 – ISSN 1979-4818 49
,
= = 3,862 > 1,5 (ok)  Gaya Vertikal + = 2,837 ton/m
,
 Gaya Vertikal - = 8,828 ton/m
e. Daerah Retakan
 Gaya Vertikal Total = 5,991 ton/m
 Gaya Horizontal + = 1,484 ton/m
 Resultan = 1,870 m
 Gaya Horizontal - = 1,257 ton/m
 Lebar Pondasi = 1,600 m
 Gaya Horizontal Total = 0,227 ton/m
 Lebar Dasar = 1 m
 Syarat Kuat Geser = 1,911 Kg/cm2
( 1 PC : 4 PS )
Tekanan Geser :
,
= d. Tegangan Kontak

= 0,227 ton/m2 ,
1+
( , )
1 =
= 0,023kg/cm2 <1,911kg/cm2 , ,
1 = 0,021ton/m2
, ( , )
SF = 2 = 1−
, ,

=
,
= 88,32 > 1,5 (OK) 1= 7,467ton/m2 < 15,695ton/m2 (ok
, Syarat daya dukung :
4. Kondisi Banjir Statik Gempa ,
= = 2,102 > 1,2 (ok)
Pada kondisi banjir statik gempa muka air ,
diasumsikan sama dengan kondisi banjir e. Daerah Retakan
statik yaitu setinggi dengan muka air banjir  Gaya Horizontal + = 2,392 ton/m
bangunan pelimpah, seperti pada Gambar 9.  Gaya Horizontal - = 1,257 ton/m
Gaya yang bekerja pada kondisi kering statik  Gaya Horizontal Total = 1,134 ton/m
gempa adalah gaya akibat tekanan tanah,  Lebar Dasar = 1 m
gaya akibat beban sendiri, gaya akibat  Syarat Kuat Geser = 1,911 Kg/cm2
tekanan air, gaya gempa, gaya tekanan ke ( 1 PC : 4 PS )
atas (Uplift Pressure), dan zona retak (Crack Tekanan Geser :
Zone). ,
=
a. Stabilitas Terhadap Guling
Stabilitas terhadap guling pada kondisi statik = 1,134 ton/m2
gempa (dengan gaya gempa) didapat: = 0,113kg/cm2 <1,911kg/cm2

 Momen Tahan Guling (M-):8,979 ton.m/m SF =

 Momen Guling (M+):5,775 ton.m/m ,
, = = 16,85 > 1,2 (OK)
SFGuling = = 1,5549 > 1,2 (ok) ,
, 4.6 Resume Survey Investigation Design
b. Stabilitas Terhadap Geser (SID) Embung Hukung PT.Oseano
Stabilitas terhadap geser pada kondisi statik Adhiptaprasarana
gempa(dengan gaya gempa) didapat: Pekerjaan SID dan detail desain
 tg ɸ = 0,613 Embung Hukung telah dikerjakan oleh PT.
 C = 0,285 ton/m2 Oseano Adhiptaprasarana pada tahun 2014.
 Lebar Pondasi = 1,600 m Dengan hasil perencanaan antara lain:
 Gaya Vertikal Total = 5,991 ton/m 1. Analisa Hidrologi
 Kapasitas Tahan Geser = 3,307 Perhitungan analisis curah hujan
ton/m rencana eksisting dihitung dengan 6 metode
 Gaya Geser = 3,815 ton/m distribusi probabilitas yaitu: Distibusi Normal,
( , , , , , ) Distribusi Log Normal 2 Parameter, Distribusi
SFGeser =
, Log Normal 3 Parameter, Distribusi Gumbel
= 1,9486 > 1,2 (ok) Tipe I, Distribusi Pearson III dan Distribusi
c. Eksentrisitas Log Pearson III. Perhitungan metode di atas
 Momen + = 5,775 ton.m/m dilakukan dengan bantuan perangkat lunak
 Momen - = 8,979 ton.m/m SMADA dan metode yang mempunyai rata-
 Momen Total = 3,204 ton.m/m rata deviasi atau simpangan terkecil diambil

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.12 NO.2 DESEMBER 2017 – ISSN 1979-4818 50
untuk analisis debit banjir. Hasil perhitungan a. Bangunan Pelimpah
curah hujan rencana eksisting dengan Lebar : 10 m
menggunakan perangkat lunak SMADA Tinggi : 1,28 m
disajikan pada Tabel 13. Freeboard : 1 m
Tabel 13 Analisis Curah Hujan Rencana b. Saluran Pelimpah
Eksisting Lebar : 3 m
Tinggi : 1 m
Freeboard : 1 m
3. Stabilitas Konstruksi
Berdasarkan perhitungan stabilitas
konstruksi bangunan pelimpah eksisting,
konstruksi kuat terhadap guling, geser dan
daya dukung tanahnya. Dengan nilai faktor
keamanan setiap kondisinya sebagai berikut:
(Sumber: PT. Oseano Adhiptaprasarana, 2014) Catatan: *) a. Kondisi Kering (Faktor Keamanan =
Digunakan untuk analisis debit banjir,karena mempunyai 1,5)
simpangan terkecil. Guling : 2,61
Pada perhitungan debit banjir rencana Geser : 4,96
eksisting menggunakan 3 Metode yaitu Daya Dukung Tanah : 23,37
dengan Metode Nakayasu, Metode Rasional, b. Kondisi Banjir (Faktor Keamanan =
dan Metode Der Weduwen. Dengan hasil 1,2)
perhitungan disajikan pada Tabel 14 sebagai Guling : 2,91
berikut: Geser : 13,61
Tabel 14 Analisis Debit Banjir Rencana Daya Dukung Tanah : 3,16
Eksisting
V. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Berdasarkan hasil perencanaan bangunan
pelimpah pembanding dapat disimpulkan:
1. Curah hujan rencana eksising dihitung
(Sumber: PT. Oseano Adhiptaprasarana, 2014) dengan menggunakan program SMADA.
Sedangkan curah hujan rencana
pembanding dihitung dengan beberapa
distribusi probabilitas tanpa menggunakan
program SMADA. Distribusi yang dipilih
setelah dilakukan uji kecocokan dengan
kedua metode adalah Distribusi Probabilitas
Log Normal.
2. Debit banjir eksisting dihitung dengan 3
metode dan pemilihan debit banjir terpilih,
(Sumber: PT. Oseano Adhiptaprasarana, 2014)
dilipih dari grafik rata-rata. Pada debit banjir
Dari Tabel 14 tersebut yang digunakan untuk pembanding ini dihitung dengan 6 metode.
perencanaan selanjutnya adalah Metode Unit Metode yang dipilih untuk desain bangunan
Hidrograf Nakayasu, mengingat nilai metode pelimpah adalah Metode Nakayasu. Atas
ini mendekati nilai rata-rata dari ketiga pertimbangan pada perhitungan analisa
metode lengkung debit Sungai Hukung, elevasi muka
tersebut. air banjir berada pada kedalaman 1,32 mm
2. Analisa Hidrolika dengan debit sebesar 11,647 m3/dtk, debit
Dimensi bangunan dan saluran pelimpah ini identik dengan debit banjir Q-2th Metode
eksisting, yang telah diperhitungkan oleh Nakayasu dengan debit sebesar 12,45
perencana didapat: m3/dtk. Sehingga untuk perencanaan

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.12 NO.2 DESEMBER 2017 – ISSN 1979-4818 51
bangunan pelimpah digunakan debit banjir DAFTAR PUSTAKA
Metode Nakayasu.
3. Untuk perencanaan bangunan pelimpah Kamiana, I Made. 2011. Teknik Perhitungan
pembanding, didapat lebar bangunan Debit Rencana Bangunan Air (Cetakan
pelimpah 10 m dengan tinggi muka air banjir Pertama).
1,41 m sedangkan untuk saluran pelimpah Yogyakarta: Graha Ilmu.
didapat lebar 4 m dengan tinggi muka air
banjir 1 m. Wamardi, Erman. 2010. Desain Hidraulik
4. Untuk bangunan pelimpah pembanding Bangunan Irigasi (Cetakan Kedua). Bandung:
didesain tanpa menggunakan mercu dengan Alfabeta.
tujuan agar dapat mengurangi biaya
pelaksanaan dari galian tanah. Dengan Soedibyo. 2003. Teknik Bendungan (Cetakan
material/bahan yang digunakan yaitu Kedua). Jakarta : PT. Pradya Paramita.
batukali. Dari hasil perhitungan stabilitas
konstruksi terhadap stabilitas guling, Sosrodarsono, Suyono, dan Kensaku Takeda
stabilitas geser, stabilitas daya dukung, dan . 2002. Bendungan Type Urugan (Cetakan
daerah retak serta dihitung dalam kondisi Kelima). Jakarta :PT. Pradya Paramita.
banjir dan kering. Didapat bahwa bangunan Subarkah. Iman. 1980. Hidrologi untuk
pelimpah Embung Hukung aman terhadap Perencanaan Bangunan Air. Bandung: Idea
bahaya tersebut. Dengan nilai factor Dharma.
keamanan untuk setiap kondisinya adalah:
a. Kondisi Kering Statik (Faktor Kemanan = Sunggono, KH, Ir. 1984. Teknik
1,5) Sipil. Bandung: Nova.
- Guling = 2,612
- Geser = 2,755 Hadihardaja, Joetata., dkk. 1997. Rekayasa
- Daya dukung tanah = 2,867 Pondasi 1: Konstruksi Penahan Tanah.
- Daerah Retak = 33 Jakarta: Gunadarma.
b. Kondisi Kering Statik Gempa (Faktor
Kemanan = 1,2) Das, Braja M, Noor Endah, dan Indrasurya B
- Guling = 1,690 Mochtar. 1998. Mekanika Tanah (Prinsip-
- Geser = 1,945 prinsip
- Daya dukung tanah = 1,768 Rekayasa Geoteknis) Jilid 1. Jakarta:
- Daerah Retak = 12,85 Erlangga.
c. Kondisi Banjir Statik (Faktor
Kemanan = 1,5) Nazir, Mohammad.1988. Metode Penelitian
- Guling = 2,274 (Cetakan Ketiga). Jakarta: Ghalia Indonesia.
- Geser = 2,760
- Daya dukung tanah = 3,862 Hadi, Tjokro. 2011. Peningkatan nilai
- Daerah Retak = 84,32 karakteristik mortar. Jurnal Teknis Vol.6
d. Kondisi Banjir Statik Gempa No.3.
(Faktor Kemanan = 1,2)
- Guling = 1,555 PT. Oseano Adhiptaprasarana, 2014.
- Geser = 1,949 Laporan Akhir SID dan Detail Embung Irigasi
- Daya dukung tanah = 2,102 1 Buah di Kabupaten Lembata, Provinsi
- Daerah Retak = 16,85 Nusa Tenggara
Timur.
Saran
Dapat dilakukan studi lanjutan
mengenai bentuk saluran, material dan jenis
pondasinya yang digunakan.

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.12 NO.2 DESEMBER 2017 – ISSN 1979-4818 52

You might also like