You are on page 1of 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/341827924

ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF DARI RAMUAN OBAT


TRADISIONAL UNTUK KURANG DARAH: KELOR (Moringa oliefera Lam.)

Preprint · June 2020


DOI: 10.13140/RG.2.2.32057.80489

CITATIONS READS

0 1,164

3 authors, including:

Harrizul Rivai
Universitas Andalas
204 PUBLICATIONS   225 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Analysis of drug using the under area curve method by ultraviolet spectrophotometry View project

Analytical Chemistry View project

All content following this page was uploaded by Harrizul Rivai on 02 June 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF DARI
RAMUAN OBAT TRADISIONAL UNTUK KURANG
DARAH: KELOR (Moringa oliefera Lam.)
Harrizul Rivai1), Boy chandra2), Risno hardianto2)
1)
. Fakultas Farmasi Universitas andalas ( UNAND) Padang.
2)
. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFARM) Padang.
Email : Risnohardianto29@gmail.com

ABSTRACT

Penelitian ini telah dilakukan dalam pengujian kualitatif dan kuantitatif dari
ramuan daun kelor sebagai kurang darah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
senyawa kimia dan kadar yang terdapat dalam ramuan daun kelor. Metode dan
analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu rebusan dan Spektrofotometri
UV-Vis. Hasil pengujian menunjukkan ada nya senyawa flavonoid, fenol dan
tanin, yang bersifat sebagai antioksidan. Kadar yang diperoleh dari flavonoid
sebesar 0,159 %, fenol sebesar 0,028 %, dan tanin sebesar 0,005829 %. Ramuan
daun kelor dapat digunakan sebagai obat kurang darah.
Kata Kunci : Senyawa kimia, Ramuan, Spektrofotometri

ABSTRACT
This research has been carried out in qualitative and quantitative testing of
Moringa leaf stewas blood deficiency. The purpose of this study was to determine
the chemical compounds and contained Moringa leaf stew . The method and
analysis used in this study were decoction and UV-Vis spectrophotometry. The
test results showed the presence of flavonoid compounds, phenol and tannin,
which are as antioxidant. was content obtained from flavonoid were 0.159%,
phenol were 0.028%, and tannin were 0.005829%. Moringa leaf ingredients can
be used as a blood deficiency drug.

Keywords : Ibufrofen, Suspension, Spectrophotometry

Pendahuluan penting. Daun kelor mengandung lebih


Moringa oleifera adalah spesies banyak vitamin A, kalsium, zat besi, vitamin
tanaman yang paling banyak dibudidayakan C, dan kalium dibandingkan wortel, susu,
dari keluarga (Monogener, Moringaceae). bayam, jeruk dan pisang, dan kualitas protein
Bagian yang berbeda dari tanaman ini daun kelor lebih dari susu dan telur (Maizuwo
mengandung profil mineral penting, dan et al, 2017).
merupakan sumber protein yang baik, seperti
vitamin β-karoten, asam amino dan berbagai Secara tradisional kelor digunakan
fenolik. Kelor digunakan untuk mengatasi untuk pengobatan diabetes dan pemurnian air.
malnutrisi, terutama pada bayi dan ibu Sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak biji
menyusui karena adanya komposisi gizi kelor, distandardisasi ke bioaktif

1
isothiocyanate, modulasi jalur sinyal Penelitan baru-baru ini menunjukkan bahwa
inflamasi dan antioksidan in vitro. Untuk daun kelor memiliki khasiat sebagai anti
memahami keampuhan dan mekanisme kerja kanker, penyembuhan luka tumor, antipiretik,
in vivo, memasukkan ke dalam diet tikus antimikroba, antifungi, antihiperlipidemia,
normal dan obesitas yang diberi diet rendah antihiperglikemia dan antihipertensi (Toma et
lemak standar atau diet sangat tinggi lemak al.,2014)
selama 12 minggu, masing-masing.
Spektrofotometer UV-Vis adalah
Suplementasi menghasilkan penurunan berat
badan, penurunan adiposit, peningkatan pengukuran panjang gelombang dan
toleransi glukosa, penurunan ekspresi gen intensitas sinar ultraviolet dan cahaya
inflamasi, dan peningkatan ekspresi gen tampak yang diabsobsi oleh sampel. Sinar
antioksidan. Sekuen kuantitatif sampel fecal ultraviolet dan cahaya tampak memiliki
atau cecal menunjukkan modulasi utama dari energi yang cukup untuk mempromosikan
komunitas mikroba usus dan beban bakteri elektron pada kulit terluar ke tingkat
yang berkurang secara signifikan, mirip energi yang lebih tinggi. Spekroskopi
dengan respons antibiotik. Hal ini UV-Vis biasanya digunakan untuk
menunjukkan bahwa dapat meningkatkan molekul dan ion anorganik atau komplek
kesehatan metabolik dengan aktivitas
di dalam larutan. Spektrum UV-Vis
antiinflamasi dan antioksidan intraseluler, dan
mempunyai bentuk yang lebar dan hanya
restrukturisasi seperti antibiotik mikrobiota
usus (Chimedza et al., 2018). sedikit informasi tentang stuktur yang bisa
didapatkan dari spektrum ini. Tetapi
Pada daun kelor banyak mengandung spektrum ini sangat berguna untuk
senyawa kimia seperti alkaloid, flavonoid, pengukuran secara kuantitatif.
fenolat, triterpenoida, steroida, dan tanin Konsentrasi dari analit didalam larutan
(Putra et al., 2016). Pada Penelitan Edwinanto bisa ditentukan dengan mengukur
et al.,(2018), Ekstrak daun kelor dapat absorban pada panjang gelombang
digunakan sebagai antikanker dikarenakan
tertentu dengan menggunakan hukum
didalam daun kelor mengandung senyawa
flavonoid, senyawa flavonoid yang terdapat
Lambert-Beer (Dachriyanus, 2002).
didalam daun kelor kuersetin, rutin, dan Berdasarkan hal tersebut di atas
myricetin. maka diperlukan suatu metode alternatif
untuk pengembangan analisis kualitatif
Menurut Riskayanti et al., (2017),
penelitan menunjukan ekstrak etanol daun dan kuantitatif ramuan obat tradisiaonal
kelor dengan metoda maserasi dan dekokta untuk kurang darah: kelor Adapun metode
diketahui bahwa antioksidan vitamin C lebih yang di pilih metode perebusan dan
kuat dari ekstrak daun kelor. Penelitan lain Spektrofotometri UV-Vis.
menunjukkan bahwa daun kelor mengandung Metode Penelitian
vitamin C setera dengan vitamin C yang Alat dan Bahan
terdapat pada 7 buah jeruk, vitamin A dalam 4 Alat yang digunakan dalam
buah wortel, kalsium dalam 4 gelas susu, penelitian ini adalah Spektrofotometer
potassium dalam 3 buah pisang, dan protein UV-Vis (Shimadzu UV-1800), timbangan
dalam 2 yoghurt(Mahmood, et al., 2010). analitik(Precisa®), alat-alat gelas seperti
Menurut hasil dari penelitian : daun corong(Iwaki®), gelas ukur(Iwaki®),
kelor mengandung zat kimia, seperti minyak erlenmeyer (Iwaki®), labu ukur(Iwaki®),
behen, minyak terbang, emulsin, alkolida, pipet ukur, pipet tetes, spatel, kertas
serta vitamin A, B1, B2, dan C. Selain itu saring, aluminium foil, batang
daun kelor mengandung lebih dari 90 nutrisi, pengadukdan alat-alat gelas lainnya yang
48 jenis antioksidan, dan 36 senyawa menunjang penelitian.
antiinflamasi sehingga dapat digunakan
sebagai obat herbal penyembuh penyakit Bahan yang digunakan pada
hepatitis B (Wahyuni, et al., 2013). penelitian ini adalah daun kelor (Moringa
oliefera Lam), n-heksan (C6H14)

2
(EMSURE®), Etil Asetat (C4H8O2) lakukan sortasi basah, untuk
(Bratachem), Etanol 70 % (C2H5OH) memisahkan kotoran-kotoran atau
(EMSURE®), Air suling (H2O) (Brathachem), bahan-bahan asing lainnya dari daun
Amoniak (NH3) (EMSURE®), Rutin (LBS), kelor. Misalnya mencari daun yang
Asam Galat (LBS), Katekin (LBS), dan telah rusak, serta pengotoran lainnya
semua pereaksi dibeli dari Merck: yang harus dibuang, sehingga
Alumunium Klorida (AlCl3), Kloroform didapatkan daun kelor yang layak
(CHCl3), Metanol (CH3OH), Etil Asetat untuk digunakan.
(C4H8O2), Eter Minyak Tanah, Asam Klorida
(HCl), Asam Sulfat (H2SO4), Serbuk Seng 3. Pencucian
(Zn), Serbuk Magnesium (Mg), Serbuk Asam Pencucian dilakukan untuk
Borat (H3BO3), Serbuk Asam Oksalat menghilangkan tanah dan pengotor
(C2H2O4), Besi (III) Klorida (FeCl3), Vanilin, lainnya yang melekat pada bahan
Folin-Ciocalteu, iodium (I), Kalium Iodida simplisia. Pencucian dilakukan dengan
(KI), Raksa (II) Klorida (HgCl2), Sudan III air bersih, Pencucian dilakukan untuk
(C22H16N4O) Eter, Kalium permanganat membersihkan daun kelor, dengan
(KMnO4), Asam Asetat Anhidrida (C4H6O3), waktu sesingkat mungkin agar tidak
Natrium Hidroksida (NaOH), N-Butanol menghilangkan zat berkhasiat dari
(C4H10O), Dietil Eter ((C2H5)2O). sampel tersebut.
Prosedur 4. Perajangan
Penyiapan Simplisia Setelah daun kelor
Tempat Pengambilan Sampel dibersihkan, setelah itu daun langsung
dirajang, dengan memotong daun
Sampel daun kelor (Moringa oliefera menjadi kecil- kecil dengan pisau,
Lam.) Perajangan bahan simplisia dilakukan
diambil dalam keadaan segar berasal dari untuk permudah proses pengeringan,
Balai Baru, Kota Padang, sebanyak ± 3 kg. pengepakan dan penggilingan,Setelah
Identifikasi Sampel daun dipotong menjadi kecil daun
kelor di jemur dengan cara
Sampel daun kelor (Moringa oliefera mengangin-anginkan sampai daun
Lam.) yaitu daun segar yang telah diambil kering dan berubah menjadi warna
kemudian diintifikasi di Herbarium kecoklatan.
Universitas Andalas ( ANDA ) . 5. Sortasi kering
Sortasi setelah pengeringan
Proses Pembuatan Simplisia bertujuan untuk memisahkan benda-
benda asing seperti bagian-bagian
Proses pembuatan simplisia melalui tanaman yang tidak diinginkan dan
tahapan sebagai berikut, pengumpulan bahan pengotor-pengotor lain yang masih
baku, sortasi basah, pencucian, perajangan, ada dan tertinggal.
pengeringan, sortasi kering, pengepakan dan 6. Pengolahan simplisia kering sampel
penyimpanan (Departemen Kesehatan daun kelor dipotong kecil-kecil,
Republik Indonesia, 1985). selanjutnya dikeringkan diudara
1. Pengumpulan bahan baku terbuka, setelah itu bahan
Bahan baku yang dihancurkan dengan menggunakan
dikumpulkan adalah daun kelor segar blender sehingga diperoleh partikel
yang masih berwarna hijau. bahan yang lebih halus berupa
Pengambilan daun dipetik langsung serbuk.
dan diambil daun yang sudah berwarna
hijau pekat pada tanaman kelor, daun Pengujian Kualitatif dan Kuantitatif
kelor diambil sebanyak lebih kurang 3
Kg. Pengujian Kualitatif
2. Sortasi basah 1. Uji Alkaloid
Daun yang sudah diambil a. Tes Bouchardat
pada tanaman kelor, selanjutnya di

3
5 mL Ramuan tambahkan 1 mL asam merah intensif, menunjukan adanya
klorida 2N dan 9 mL air, panaskan diatas flavonoid (glikosida-3-flovanol)
penangas air selama 2 menit, dinginkan dan b. Uapkan hingga kering 1 mL larutan
saring. Pindahkan 3 tetes filtrat pada tabung percobaan, sisa dilarutkan dalam 1 mL
reaksi tambahkan 2 tetes Bouchardat LP. Jika etanol (95%) P, tambahkankan 0,1g
pada percobaan tidak terjadi endapan, maka serbuk magnesium P dan 10 tetes asam
serbuk tidak mengandung alkaloid. klorida pekat P, jika terjadi warna merah
jingga sampai merah ungu, menunjukan
b. Tes Mayer adanya flavonoid. Jika terjadi warna
5 mL ramuan dilarutkan dalam berapa kuning jingga menunjukan adanya flavon,
tetes asam sulfat 2 N, tambahkan 1,36 HgCl2 kalkon dan auron.(Departemen Kesehatan
dendan 0,5 KI dan diencerkan dengan Republik Indonesia, 1995).
aquades menjadi 100 ML dengan labu takar. 5. Uji saponin
Jika dengan mayer LP terbentuk endapan  Cara percobaan pembuihan
menggumpal berwarna putih atau kuning Masukan 5 mL Ramuan yang diperiksa
yang larut metanol P dan dengan Bouchardat ke dalam tabung reaksi, tambahkan 10 mL air
LP terbentuk endapan berwarna coklat sampai panas, dinginkan dan kemudian kocok kuat-
hitam, maka ada kemungkinan terdapat kuat selama 10 detik. Jika zat yang diperiksa
alkaloid. (Departemen Kesehatan Republik berupa sediaan cair, encerkan 1 mL sediaan
Indonesia, 1995). yang diperiksa dengan 10 mL air dan kocok
kuat-kuat selama 10 menit, terbentuk buih
2. Uji Fenol
yang mantap selama tidak kurang dari 10
Pada 5 mL Ramuan diletakkan diatas
menit, setinggi 1 cm sampai 10 cm. Pada
kaca objek, tambahkan larutan vanillin P 10%
penambahan 1 tetes asam klorida 2 N, buih
b/v dalam etanol (90%) P, kemudian tambah
tidak hilang (Departemen Kesehatan Republik
1 tetes asam klorida P, bagian yang
Indonesia, 1995).
mengandung turunan fenol berwarna merah
intensif (Departemen Kesehatan Republik 6. Uji Antrakuinon
Indonesia, 1995). 2 mL Ramuan ditambahkan 5 mL
asam sulfat 2N, panaskan sebentar ,
3. Uji tannin
dinginkan. Tambahkan 10 mL benzene P
Pada 5 mL Ramuan tambahkan 2-3 tetes
kocok, diamkan, pndahkan lapisan benzena,
besi (III) ammonium sulfat LP yang telah
saring filtrat bewarna kuning , menunjukkan
diencerkan 5 kali. Senyawa tannin berwarna
adanya antrakinon. Kocok lapisan benzena
hijau atau biru sampai hitam (Departemen
denagan 1 mL sampai 2 mL natrium
Kesehatan Republik Indonesia, 1995).
hidroksida 2 N, diamkan, lapisan air bewarna
4. Uji flavonoid
merah intensif dan lapisan benzene tidak
5 mL Ramuan yang diperiksa
bewarna. (Departemen Kesehatan Republik
ditambahkan dengan 10 mL metanol P,
Indonesia, 1995)
menggunakan alat pendingin balik selama 10
menit. Saring panas melalui kertas saring
kecil berlipat. Encerkan filtrat dengan 10 mL
air. Setelah dingin tambahkan 5 mL eter 7. Uji minyak atsiri
minyak tanah P, kocok hati-hati, diamkan. Pada 2 tetes Ramuan tambahkan 2 tetes
Ambil lapisan metanol, uapkan pada suhu 40º sudan III diatas kaca objek terbentuk warna
C dibawah tekanan. Sisa dilarutkan dalam 5 jingga (Departemen Kesehatan Republik
mL etil asetat , saring. Indonesia, 1995)

a. Uapkan hingga kering 1 mL larutan Pengujian Kuantitatif


percobaan, sisa dilarutkan dalam 1 mL
sampai 2 mL etanol (95%) P, tambahkan 1. Penetapan Kadar Flavonoid
0,5 g serbuk seng P dan 2 mL asam klorida
2N, diamkan selama 1 menit. Tambahkan Penetapan kadar flavonoid total
10 tetes asam klorida pekat P, jika dalam menggunakan spektrofotometer UV-Vis
waktu 2 sampai 5 menit terjadi warna menurut Kemeterian Kesehatan Republik
Indonesia (2010).

4
a. Larutan uji untuk Ramun Daun a. Larutan uji
Kelor Pipet Ramuan sebanyak 1 mL,
Ukur seksama sejumlah volume masukkan kedalam labu ukur 10 mL,
ramuan sebanyak 0,1 mL, encerkan encerkan secara kuantitatif dan jika perlu
dengan etanol 80% pada labu ukur bertahap dengan metanol P hingga kadar
10 mL sampai kadar yang sesuai seperti yang tertera pada masing-masing
untuk kolorimetri. monografi.
b. Penentuan panjang gelombang b. Penentuan panjang gelombang
maksimum Pembanding maksimum
Timbang seksama kurang lebih 10 Timbang seksama kurang lebih 10
mg kandungan rutin, larutkan mg asam galat, larutkan dalam 10 mL
kandungan dalam 10 mL etanol metanol P, kemudian lakukan
80% pada labu ukur 10 mL. pengenceran dengan konsentrasi 45
Kemudian lakukan pengenceran μg/mL. Kemudian lakukan pengukuran
dengan cara memipet 0,6 mL panjang gelombang dengan menggunakan
larutan rutin dan larutkan dengan spektrofotometri UV-Vis.
etanol 80% dalam labu 10 mL (60
μg/mL). Kemudian lakukan
pengukuran panjang gelombang
maximum dengan menggunakan
spektrofotometri UV-vis. c. Pembuatan larutan pembanding
c. Pembuatan Variasi Larutan Timbang seksama 10 mg asam galat,
Pembanding masukkan kedalam labu terukur, encerkan
Timbang seksama kurang lebih 10 secara kuantitatif dan jika perlu bertahap
mg pembanding rutin larutkan dengan metanol P hingga kadar lebih
dalam etanol 80% pada labu ukur 10 kurang 1 mg/mL. Buat pengenceran
mL encerkan (1000 μg/mL), larutan pembanding dengan kadar
kemudian dibuat variasi kosentrasi berturut-turut lebih kurang 45, 60, 75, 90,
60, 80, 100, 120, dan 140, μg/mL, dan 105, μg/mL.
dengan cara memipet larutan induk
rutin 0,6 ; 0,8 ; 1 ; 1,2 ; dan 1,4 mL d.Pengukuran
dalam labu 10 ML.
d. Pengukuran Pipet masing-masing 1 mL larutan uji
Pipet secara terpisah 0,5 mL larutan dan enceran larutan pembanding dalam
uji dan larutan pembanding, tabung reaksi, tambahkan 5 mL enceran
tambahkan pada masing-masing 1,5 Folin-Ciocalteu Fenol LP (7,5% dalam
mL etanol P, 0,1 mL alumunium air). Diamkan selama 8 menit, tambahkan
klorida P 10%, 0,1 ml natrium asetat 4 mL NaOH 1%, diamkan selama 1 jam.
1 M dan 2,8 mL air suling. Kocok Ukur serapan pada panjang gelombang
dan diamkan selama 30 menit pada maksimum, buat kurva kalibrasi dan
suhu ruang. Ukur serapan pada hitung kadar fenol total.
panjang gelombang serapan
maksimum 418 nm. Lakukan 2. Penetapan Kadar Tannin
pengukuran blangko dengan cara Penetapan kadar tanin dilakukan
yang sama, tanpa penambahan dengan metode spektrofotometri UV-vis
alumunium klorida, buat koreksi menurut Kemetrian Kesehatan Republik
seperlunya. Indonesia (2010).
a. Larutan pembanding
3. Penetapan Kadar Fenol Keringkan pembanding katekin dalam
Penetapan kadar fenol dilakukan oven pada suhu 105º sampai bobot tetap.
dengan metode spektrofotometri UV- Timbang seksama lebih kurang 50 mg,
vis menurut Kementerian Kesehatan masukkan kedalam labu terukur 50 mL,
Republik Indonesia (2011). larutkan dalam etil asetat P, sonikasi
selama 5 menit. Pipet 2 mL larutan,
masukkan kedalam labu erlenmeyer

5
bersumbat kaca 100 mL, tambahkan 50
mL etil asetat P, sonikasi kembali selama
5 menit.
b. Larutan uji
Timbang seksama lebih kurang 50
gram ramuan, keringkan dalam oven
pada suhu 105º sampai bobot tetap.
Masukkan kedalam labu terukut 50 mL,
larutkan dalam etil asetat P, sonikasi
selama 5 menit. Pipet 2 mL larutan,
masukkan kedalam labu erlenmeyer
bersumbat kaca 100 mL, tambahkan 50
mL etil asetat P, sonikasi kembali selama . Spektrum senyawa rutin dengan konsentrasi
5 menit. 60 µg/mL pada panjang gelombang 418 nm
c. Pengukuran
Ukur serapan larutan pembanding, Data konsentrasi dan absorban penetapa kadar
larutan uji dan larutan blangko secara flavonoid rutin sebagai pembanding.
spektrofotometri pada panjang
gelombang 279 dan 300 nm, serapan Konsentrasi
Absorban
larutan uji pada 300 nm tidak lebih dari (µg/mL)
0,3. Hitung persentase katekin pada 60 0,265
panjang gelombang 279 nm.
80 0,362
Hasil Dan Pembahasan 100 0,467
Dari penelitian yang telah
dilakukan, maka didapatkan hasil sebagai 120 0,557
berikut: 140 0,657
Hasil Analisis Kualitatif Ramuan Daun
Kelor
0.8
1. Dari ramuan daun kelor mengandung
senyawa flavonoid, terjadi perubahan 0.6
warna merah intensif . 0.4 y = 0,0049x -
Absorban

2. Dari ramuan daun kelor mengandung 0,0279


0.2 r = 0,9996
senyawa fenol, terjadi perubahan
warna merah intensif. 0
3. Dari ramuan daun kelor mengandung 0 100 200
senyawa tanin, terjadi perubahan konsentrasi (µg/mL)
warna biru hingga hijau kehitaman.
Gambar Kurva Kalibrasi Rutin
Hasil Analisis Kuantitatif Ramuan Kelor

1. Kadar rata-rata kandungan flavonoid


dalam ramuan daun kelor 0,159 %.
2. Kadar rata-rata kandungan fenol dari
ramuan daun kelor 0,028 %.
3. Kadar rata-rata kandungan tanin dari
ramuan daun kelor 0,005829%.

6
Spektrum dari asam galat dengan Microbiome. (Journal of functional
konsentrasi 45 µg/mL pada foods). 47, 376-385.
panjanggelombang 745,5 nm
Dachriyanus. (2002). Analisis struktur
Data konsentrasi dan absorban penetapan senyawa organik secara spektroskopi.
(Edisi 1). Padang: Andalas University
kadar fenol asam galat sebagai pembanding.
Press.

Konsentrasi (µg/mL) Absorban Edwinanto, L., Suptiadi, E., Nurfazriah, L.R.,


45 0,357 Anastasya, K. S., Natallia, P. (2018).
Phytochemical Features Of Moringa
60 0,519
oliefera Leaves as Anticancer A
75 0,640 Review Article. ( Journal Of
90 0,761 Medical and Health). 2, (1), 681-688.
105 0,871 Mahmood, K. T., Mugal, T., Haq, I. U.
(2010). Moringa Oliefera: a natural
gift-A review. (Jurnal of
Pharmaceutical Sciences and
1 Research). 2, (11), 775-781.
y = 0,0085x -
0.5
Maizuwo, A. I., Hassan, A. S., Momoh, H.,
0,0054
Muhammad, J. A. (2017).
Absorban

r = 0,9944
Absor… Phytochemical Constituents,
0
Biological Activies, Therapeutic
0 100 200
Potentials And Nutritional Values Of
Konsentrasi ( µg/mL ) moringa oliefera (zogale) : A Riview.
(journal Of Drug Design And
Medical Chemistry). 3 (4), 60-66.
Kurva Kalibrasi Asam Galat
Putra, I. W. D. P., Dharmayudha, A. A. G. O.,
Kesimpulan Sudimartini, L. M. (2016).
Dari data yang diperoleh pada penelitian ini, Identitifikasi senyawa kimia ekstrak
dapat disimpulkan bahwa : etanol daun kelor (Moringa oleifera
L). (Jurnal indonesia medicus
1. Kandungan senyawa kimia yang
veterinus). 5, (5), 464-473.
terdapat dari ramuan daun kelor yaitu:
flavonoid, tanin, dan fenol
Rizkayanti, Wahid, A., Diah, M., Jura, M. R.
2. Kadar kandungan senyawa kimia dari (2017). Uji Aktifitas Antioksidan
daun kelor diperoleh flavonoid total 0,159 Ekstrak Air Dan Eksrak Etanol Daun
%, tanin total 0,005829 % dan fenol total
Kelor (Moringa Oliefera Lam).
0,028 %.
(J.Akad.Kim.). 6, (2), 125-131.
Daftar Pustaka
Chimedza, A. J., Zhang, L. Wolf, K., Graf, B. Toma, A., Deyno, S. (2014). Phytochemistry
L., Kuhn, P., Moskal, Carmouche, R., And Pharmacological Activities Of
Newman, S., Salbaum, J. M., Raskin, Moringa Oliefera. (International
I. (2018). A Dietary Isothiocyanate- Journal Of Pharmacognosy). 1, (4),
Enriched Moringa (moringa oliefera)
Seed Extract Improves Glucose 222-231.
Tolerance In High-Fat-Diet Mouse
Model And Modulates The Gut

7
Wahyuni, S., Asrikan, M. A., Sabana, M. C.
U., Sahara, S. W. N. S., Murtiningsih,
T., Putriningrum, R. (2013). Uji
Manfaat Daun Kelor (Moringan
oliefera lamk) Untuk Mengobati
Penyakit Hepatitis B. (Jurnal
kesMaDaSka).100-103.

View publication stats

You might also like