You are on page 1of 10

ANALISIS DATA DAN INFORMASI KASUS ILLEGAL LOGGING YANG

DITANGANI OLEH SPORC BRIGADE BEKANTAN DENGAN


MENGGUNAKAN APLIKASI CASE TRACKING DATABASE
Information And Data Analysis Cases Managed By
The Illegal Logging SPORC Brigade Bekantan
With Case Tracking Applications Database

Arrafi Nursyahdi, Iswan Dewantara, H.A. Oramahi


Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Pontianak Kalimantan Barat
Email : rafiadi_07@yahoo.co.id

ABSTRACT
Handling of illegal logging efforts undertaken by the SPORC Brigade Bekantan is still
considered to be less significant results. One due to the lack of monitoring systems and data
handling cases of illegal logging and information effectively and efficiently. It has been
developed within the framework of Case Tracking Database Application which aims to
integrate all the data and information of illegal logging cases ranging from criminal detection
process until settlement in court. This study aims to identify and analyze the data and
information that illegal logging cases handled by SPORC Brigade Bekantan. This research
method is descriptive of the data and information that illegal logging cases handled by the
SPORC Brigade Bekantan from 2006 to 2012 were collected by the study documentation for
further processed and analyzed by the application of Case Tracking Database. Interpretation of
the results is done so as to obtain a conclusion that is used to monitor the progress of cases
handled by illegal logging. From the data processing and information illegal logging cases, it is
known that there are as many as 73 reported incidentsby the suspect as many as 82 people and
as many as 149 units of evidenc.A total of 72 cases or 99% were carried out while the
investigation process for resolving cases as much as 85% or 62 cases that had P-21 and for
data only 16 verdict or the case only reached 22%. Evidence of the amount of logs and
processed wood, total non-tax revenue of the auction proceeds of Rp.3.618.025.000,-, while the
economic losses that should be obtained from PSDH, DR and replacementstumpage valueof
Rp.1.998.446.339,-.

Keywords:Interpretation, Case Tracking Database, SPORC Brigade Bekantan.

PENDAHULUAN pada tahun 2006 dibentuk Satuan Tugas


Illegal logging merupakan Khusus dalam lingkup Polisi Kehutanan
kejahatan kehutanan yang terbesar dan yang diberi nama Satuan Polisi
telah menimbulkan kerugian negara Kehutanan Reaksi Cepat(SPORC).
yang sangat besar. Salah satu daerah di Untuk Wilayah Kerja Kalimantan Barat
Indonesia yang menghadapi kejahatan dinamakan SPORC Brigade Bekantan
kehutanan tersebut setiap tahunnya yang secara operasional berkantor di
adalah Propinsi Kalimantan Barat yang Balai Konservasi Sumber Daya Alam
dinilai strategis dari perspektif ekonomi, Kalimantan Barat (Departemen
konservasi dan pelestarian hutan di Kehutanan, 2008).
Indonesia. Sejak Pembentukannya sampai
Salah satu upaya menanggulangi sekarang, SPORC Brigade Bekantan
problematika kehutanan mengenai telah menangani kasus-kasus tindak
penegakan hukum dibidang kehutanan, pidana kehutanan terutama kasus illegal

380
logging, tetapi sampai saat ini masih Bekantan, Kantor Balai Sumber Daya
dianggap kurang memberikan hasil Alam Kalimantan Barat yang dilakukan
yang signifikan. Salah satunya selama ± 3 minggu mulai tanggal 2 Juli
disebabkan tidak adanya sistem 2013 hingga 23 Juli 2013. Alat yang
monitoring serta penanganan data dan digunakan dalam penelitian ini meliputi
informasi kasus illegal logging secara : laptop dengan spesifikasi perangkat
efektif dan efisien yang berdampak lunak Microsoft Office 2007 dengan
sulitnya memantau kinerja penegakan Microsoft Acces serta instalasi software
hukum kasus illegal logging yang Case Tracking Database, Alat tulis
ditangani. menulis, printer dan kertas kwarto
Salah satu alat yang dapat untuk bahan pelaporan. Pengumpulan
mendukung terwujudnya sebuah sistem data dilakukan dengan cara studi
informasi adalah Database. Dengan dokumentasi terhadap data - data
dikembangkannya aplikasi Sistem mengenai penyelidikan, penyidikan,
Database Lacak Kasus (Case Tracking penuntutan dan pengadilan terhadap
Database System) dapat perkembangan penanganan kasus illegal
mengintegrasikan seluruh data dan logging dari tahun 2006 hingga tahun
informasi kasus illegal logging mulai 2012, yaitu berupa data kasus dan data
dari proses deteksi tindak pidana hingga kemajuan kasus.
penyelesaian di pengadilan Pengolahan dan analisa data
(Adiwibowo, 2007). dilakukan dengan aplikasi Case
Penelitian ini bertujuan untuk Tracking Database. Untuk melakukan
mengetahui dan menganalisis data dan pengisian data, klik pada menu ISI
informasi kasus illegal logging yang DATA di switchboard menu untuk
ditangani oleh SPORC Brigade masuk ke dalam switchboard data
Bekantan. utama, data subyek hukum, data petugas
METODOLOGI PENELITIAN lapangan,data intansi dan data pilihan,
Penelitian ini dilaksanakan di ruang yang dapat dilihat pada Gambar 1.
Unit Penyidikan SPORC Brigade

a.

Gambar 1. Tampilan isi switchboard dan menu isi data (Switchboard and menu
content display data content)

Data Utama merupakan data induk data selanjutnya, yang terdiri dari form -
yang menjadi awal bagi pengisian data- form data kejadian kasus, data subyek

381
hukum, data petugas lapangan, data Form Data Kejadian Kasus dapat
barang bukti, data proses kasus, data diisi dalam Gambar 2.
pilihan dan data instansi.

Tombol untuk
membuka form
Tombol-tombol
perintah form

Gambar 2. Form data utama kejadian kasus illegal logging (The main data form illegal
logging events)
Pengolahan data di atas peredaran hasil hutan dengan sub tipe
menghasilkan basis data dalam bentuk kasus kategori pengangkutan yang
Laporan, Tabel Rekapitulasi dan Grafik terjadi di luar kawasan hutan ; 12 tipe
kasus illegal logging, yang terdiri dari : kasus termasuk klasifikasi pemanenan
laporan kejadian, tersangka dan barang dengan sub tipe kasus kategori
bukti, rekapitulasi dan grafik proses pemungutan hasil hutan, penebang
kasus, rekapitulasi dan grafik subyek pohon dan pemilik yang terjadi di
hukum, rekapitulasi dan grafik barang dalam Kawasan Hutan ; dan 2 tipe
bukti, proses hukum tersangka, proses kasus lainnya masuk klasifikasi
hukum seluruh kasus dan grafik pertambangan dengan sub tipe kasus
rekapitulasi keaktifan petugas. kategori Ekplorasi yang terjadi di dalam
Keluaran atau hasilnya tersebut Kawasan Hutan. Berdasarkan
kemudian dilakukan interpretasi klasifikasi kasus dengan tipe dan sub
sehingga memperoleh suatu kesimpulan tipe, terdapat 3 bentuk kejahatan illegal
yang digunakan untuk memonitoring logging yang ditangani oleh SPORC
perkembangan kasus illegal logging dan Brigade Bekantan yakni :
dapat dijadikan bahan evaluasi untuk 1. Pemanenan hasil hutan illegal
memformulasikan kebijakan dan dengan penebangan pohon di dalam
strategi penanggulangan illegal logging kawasan hutan.
oleh SPORC Brigade Bekantan. 2. Peredaran hasil hutan dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN aktifitas pengangkutan kayu yang
tidak sah baik di dalam kawasan
Kasus Illegal Logging Yang hutan maupun di luar kawasan hutan.
Ditangani 3. Pertambangan dengan melakukan
Terdapat 73 buah laporan kejadian perambahan hutan dan mendirikan
kasus illegal logging yang terdiri dari bangunan untuk aktifitas ekplorasi
59 tipe kasusnya termasuk klasifikasi

382
tambang di dalam kawasan hutan hutan maupun yang didatangkan
secara tidak sah. sebagai pelaku (penebang dan
Kasus illegal logging tersebut pengangkut kayu illegal).
sebagian besar berada di luar Kawasan 3. Sebagian pemilik pabrik
Hutan dengan aktifitas pengangkutan pengolahan kayu (sebagai
kayu illegal dilakukan umumnya pembeli/penadah kayu illegal).
melalui akses Sungai Kapuas. 4. Sebagian Perusahaan
Sedangkan di dalam Kawasan Hutan, perkebunan/pertambangan yang
sebagian besar berasal dari Kawasan mengerjakan usahanya secara tidak
Hutan Konservasi dan Lindung yang prosedural di dalam Kawasan
memiliki potensi kayu yang tinggi, Hutan tanpa izin sah dari Menteri
antara lain CA. Gunung Nyiut, TWA. Kehutanan.
Gunung Melintang dan HL. Gunung 5. Oknum pegawai pemerintah (PNS)
Bawang. dan penegak hukum yang terlibat
Tersangka Kasus Illegal Logging langsung maupun yang turut
Dari 73 buah laporan kejadian, membantu dan mengamankan
terdapat sebanyak 82 orang tersangka aktifitas illegal logging.
illegal logging yang terdiri dari 27 Barang Bukti Kasus Illegal Logging
orang sebagai pemilik/cukong kayu, 4
orang sebagai direktur perusahaan, 27 Terdapat 13 jenis barang bukti
orang sebagai nahkoda kapal, 13 orang illegal logging yang disita oleh PPNS
sebagai supir truck, 4 orang sebagai SPORC Brigade Bekantan yaitu Kayu
penebang pohon dan 7 orang sebagai Bulat, Kayu Olahan, Kapal Motor,
pengangkut kayu. Terhadap semua Dokumen, Chaisaw, Camp, Excavator,
tersangka tersebut telah dilakukan Ponton, Truck, Sepeda Motor, Batu,
tindakan penahanan sebanyak 72 orang Gerobak dan Sekop. Jumlah seluruh
dan sisanya sebanyak 10 orang tidak barang bukti tersebut yakni sebanyak
dilakukan penahanan. 149 unit barang bukti, yang terdiri dari
Illegal logging merupakan 127 unit dilakukan pengamanan, 2 unit
kejahatan yang tidak mungkin dititip rawatkan kepada pemiliknya, 2
dilakukan dengan sendiri. Perbuatan unit dihancurkan dan 18 unit lainnya
tersebut dimulai dari proses dilelang dengan total nilai lelang
penebangan, pemotongan, hingga pada sebesar Rp.
proses pengiriman (Suarga Riza, 2005). 3.618.025.000,-. Penanganan barang
Dari hasil analisa data dan informasi bukti sitaan kasus illegal logging
tersangka kasus illegal logging, dapat memerlukan keahlian khusus dan proses
diidentifikasi beberapa aktor pelaku yang panjang, mulai dari penyitaan,
illegal logging, yaitu: pengawasan langsung barang sitaan,
1. Cukong yaitu pemilik modal dalam bongkar muat hingga pemeliharaan
kegiatan illegal logging sampai ke proses peradilan yang
2. Sebagian masyarakat, khususnya membutuhkan biaya tinggi dan sarana
yang tinggal di sekitar kawasan prasarana yang memadai. Ada 4

383
tindakan penanganan barang bukti yang sehingga biaya perawatan tinggi serta
telah dilakukan oleh SPORC Brigade menghindari ganti rugi jika terjadi
Bekantan yaitu : kerusakan.
1. Pengamanan dengan mengawasi, 4. Penghancuran barang bukti berupa
mengawal, menjaga dan merawat kayu bulat/olahan illegal di dalam
kualitas serta kuantitas barang bukti Kawasan Hutan Konservasi dan
dari tempat kejadian perkara sampai di Hutan Lindung dengan medan yang
lokasi pengamanan. berat. Sebelumnya, terlebih dahulu
2. Pelelangan barang bukti sitaan kayu dilakukan dokumentasi dan
bulat dan olahan, karena bersifat penyisihan yang kemudian dibawa
cepat rusak/busuk. Uang hasil lelang dan disimpan untuk nantinya
dijadikan sebagai barang bukti dalam dihadirkan pada persidangan.
persidangan yang dapat memberikan Proses Kemajuan Kasus Illegal
pemasukan negara dari Penerimaan Logging
Negara Bukan Pajak.
3. Titip rawat barang bukti kapal dan Perkembangan penanganan kasus –
truck kepada pemiliknya agar kasus illegal logging oleh SPORC
terpelihara dan terawat. Hal ini Brigade Bekantan dapat dilihat pada
dilakukan jika proses penyidikan Tabel 1. dan Gambar 3.
memakan waktu yang cukup lama

Tabel 1. Laporan rekapitulasi proses kasus illegal logging (Summary report cases of
illegal logging process)

Gambar 3. Grafik rekapitulasi proses kasus illegal logging (Graph summary process
cases of illegal logging)

384
Penyelesaian kasus illegal logging petunjuk (P19). Untuk data vonis hakim
yang ditangani dari tahun 2006 sampai hanya terdapat 16 kasus dikarenakan
tahun 2012 mencapai 85% atau 62 banyaknya salinan vonis yang belum
kasus yang sudah P-21 dari 73 kasus diterima oleh SPORC Brigade
illegal logging yang ditangani. Kendala Bekantan.
penyelesaian terhadap 10 kasus yang Rekapitulasi Subyek Hukum Kasus
masih dalam proses penyidikan karena Illegal Logging
kurangnya koordinasi antara PPNS dan Hasil rekapitulasi subyek hukum
JPU, sehingga masih tahap melengkapi dapat dilihat pada Tabel 2
.
Tabel 2. Laporan rekapitulasi subyek hukum kasus illegal logging (Summary report
cases of illegal logging law subjects)

Terdapat 675 Subyek hukum kasus kesulitan penanganan kasus illegal


illegal logging yang terdiri dari 311 logging oleh SPORC Brigade Bekantan.
Saksi, 82 tersangka, 205 Pelapor dan 77 Rekapitulasi Barang Bukti Kasus
Ahli. Subyek hukum yang terlibat kasus Illegal Logging
illegal logging setiap tahunnya, tidak Hasil laporan dan grafik
hanya dilihat dari kwantitas tetapi dapat rekapitulasi barang bukti kasus illegal
juga dilihat dari kualitas atau tingkat logging dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Laporan rekapitulasi barang bukti kasus illegal logging (Summary report
evidence of illegal logging cases)

Dilihat dari jumlah barang bukti ditangkap, karena setiap kasus memiliki
kayu olahan dan kayu bulat yang disita variasi jumlah kayu olahan dan bulat
tampaknya tidak mengikuti jumlah yang berbeda - beda. Kondisi ini
kasus dan tersangka yang berhasil menunjukkan bahwa sumber kayu

385
illegal di Provinsi Kalimantan Barat Proses
roses hukum terhadap 82
semakin sulit didapatkan ketika tersangka yang ditangani oleh SPORC
perhatian publik dan tindakan Brigade Bekantan dapat dimonitor pada
penegakan hokum intensif dilakukan tabel – tabel laporan proses hukum
oleh SPORC Brigade Bekantan
antan maupun tersangka (Tabel 4,, Tabel 5, Tabel 6 dan
penegak hukum lainnya. Tabel 7).
Proses Hukum Terhadap Tersangka
Illegal Logging

Tabel 4.. Laporan tersangka yang tidak dilakukan proses Penyidikan (Reports the
suspects were not carried out investigation)

Tabel 5.. Laporan tersangka yang masih dalam proses penyidikan (Reports
Reports that the
suspect is still in the process of investigation)

Tabel 6. Laporan tersangka yang sudah dinyatakan P-21


P (Report of a suspect who has
been declared P-21
21)

Tabel 7.. Laporan tersangka yang sudah vonis hakim (Reports that the suspect is the
verdict the judge)

386
Tidak adanya tersangka yang tidak maupun pengangkut kayu dibandingkan
dilakukan proses penyidikan dengan pelaku besar seperti pemilik
menunjukkan bahwa SPORC Brigade kayu, cukong sampai dengan Direktur
Bekantan serius dalam melakukan perusahaan.
penegakan hukum terhadap pelaku Proses Penanganan Seluruh Kasus
praktek illegal logging dengan berbagai Illegal Logging
peran. Dari 82 orang tersangka illegal Tabel 8 menunjukan bahwa kasus
logging, ada 13 tersangka yang masih illegal logging yang ditangani oleh
dalam tahap penyidikan dan terdapat 69 SPORC Brigade Bekantan berasal 3
orang tersangka yang sudah dinyatakan kegiatan pengamanan dan perlindungan
P-21. Dari sisi kinerja, data hutan yakni operasi fungsional, patroli
penyelesaian perkara tersangka illegal rutin dan hasil temuan. Terhadap
logging tersebut menunjukan gambaran penyelesaian kasus dari tahap
yang baik. Namun sejauh mana penyidikan hingga persidangan
efektifitas penegakannya, perlu memakan waktu yang relatif lama. Hal
pantauan perkembangan kasus di ini dapat dilihat dari tingkat kesulitan
pengadilan. Dari 18 putusan pengadilan dalam penanganan kasus yang
yang diterima, diketahui bahwa ditentukan berdasarkan lokasi tempat
pemberian efek jera terhadap pelaku kejadian perkara, jumlah keterangan
utama illegal logging dinilai masih saksi, aspek peran tersangka,
minim karena tidak ada satupun yang penanganan barang bukti, keterangan
dijatuhi hukuman berat di atas lima ahli, aspek petunjuk dan barang bukti
sampai sepuluh tahun penjara sesuai serta dari aspek peranan lembaga lain
ancaman hukumannya. Hal ini yang membantu dalam proses
menunjukkan adanya kecenderungan penyidikan (Sembiring dan Djefrianto,
putusan hakim lebih memberatkan 2009).
masyarakat kecil seperti penebang

Tabel 8. Laporan proses kasus illegal logging (Report cases of illegal logging process)

387
Keaktifan Petugas Menangani Kasus dalam penanganan kasus, sedangkan
Illegal Logging anggota SPORC dari unit operasi, Polisi
Dari Gambar 4 dapat diketahui Kehutanan dan ahli dari beberapa
bahwa kinerja petugas yang berstatus instansi terkait hanya berperan sebagai
PPNS Kehutanan lebih berperan aktif saksi.

Gambar 4. Grafik rekapitulasi keaktifan petugas menangani kasus (Recapitulation o fthe


activity graph officer handling the case)

total penerimaan negara bukan pajak


KESIMPULAN
dari hasil lelang sebesar Rp.
Berdasarkan analisis data dan
3.618.025.000,- sedangkan kerugian
informasi kasus illegal logging yang
secara ekonomi yang dapat dilihat
ditangani oleh SPORC Brigade
dari tidak terpungutnya PSDH, DR
Bekantan dari tahun 2006 hingga 2012,
dapat diketahui bahwa : dan pengganti nilai tegakan
mencapai Rp. 1.998.446.339,-.
1. SPORC Brigade Bekantan
menangani 73 kasus illegal logging DAFTAR PUSTAKA
dengan 82 orang tersangka dan Adiwibowo, I.K. 2007, Peranan Sistem
terdapat 149 barang buktiyang terdiri Informasi Pelacakan Kasus
dari 13 jenis barang bukti. Kejahatan Kehutanan dalam
2. Terdapat 72 kasus atau 99 % yang Penanggulangan Illegal logging.
Jakarta
dilakukan proses penyidikan dan
terhadap penyelesaian kasus Departemen Kehutanan, 2008. Profil
mencapai 85% atau sebanyak 62 Satuan Polhut Reaksi Cepat
kasus yang sudah dinyatakan P-21 (SPORC). Direktorat Penyidikan
sedangkan untuk data vonis hanya dan Perlindungan Hutan. Jakarta.
mencapai 22 % atau sebanyak 16 Sembiring S, Djefrianto A. 2009.
kasus. Penegakan Hukum Atas
3. Dilihat dari jumlah barang bukti Kejahatan Kehutanan Data Kasus
kayu bulat maupun kayu olahan, Kejahatan Kehutanan dari

388
Provinsi Jambi, Kalimantan Barat
dan Kalimantan Timur Tahun
2007 – 2008. Institut Hukum
Sumberdaya Alam. Yayasan
Lembaga Bantuan Hukum
Lingkungan. Jakarta.
Suarga Riza, 2005. Pemberantasan
Illegal logging, Optimisme di
Tengah Praktek Premanisme
Global. Wana Aksara. Tangerang.

389

You might also like