Professional Documents
Culture Documents
Profil Komposisi BTP Campuran, Pelabelan, Dan Penggunaannya Pada Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) Di DKI Jakarta
Profil Komposisi BTP Campuran, Pelabelan, Dan Penggunaannya Pada Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) Di DKI Jakarta
38
ISSN 2355-5017
38 @JMP2019
DOI: 10.29244/jmpi.2019.6.38 Jurnal Mutu Pangan Vol. 6(1): 38-45, 2019
positif dan negatif penerapan peraturan BTP campuran. Pengumpulan data BTP campuran
BTP campuran adalah BTP yang mengandung dua atau Data BTP campuran yang terdaftar di BPOM tahun
lebih jenis BTP dari golongan BTP yang sama atau pun 2012-2017 dari e-tracking BPOM, data komposisi, dan
berbeda dengan atau tanpa penambahan bahan lain yang batas maksimum penggunaan diolah secara diskriptif.
diizinkan (BPOM 2016a). BTP campuran yang terdaftar
di BPOM (2012-2017) sebanyak 632 produk. Identifikasi komposisi BTP campuran
Di Indonesia BTP campuran merupakan campuran Komposisi BTP campuran dikelompokkan ke dalam
dua atau lebih BTP dan tidak diatur secara spesifik BTP tiga kelompok berdasarkan nama jenisnya, yaitu BTP
yang boleh ditambahkan pada BTP lainnya. Hasil sidang utama yang mempunyai fungsi teknologi pada produk
Codex Committee on Food Additive (CCFA) ke 47 tahun pangan akhir. Menurut BPOM (2016a) BTP campuran
2015, definisi BTP sekunder (secondary food additive) wajib mencantumkan nama golongan BTP yang mem-
yaitu BTP yang ditambahkan dalam preparasi atau punyai fungsi utama, BTP sekunder yaitu BTP yang
proses pembuatan BTP, enzim, dan perisa. BTP ditambahkan dalam preparasi pembuatan bahan tamba-
sekunder mempunyai fungsi teknologi seperti pengawet, han pangan (European Commission 2011).
pendispersi, dan pelarut bahan tambahan pangan, enzim,
dan perisa namun tidak mempunyai fungsi teknologi Evaluasi kesesuaian antara peraturan dengan label
pada produk pangan akhir. Bahan penolong proses tidak edar BTP campuran
termasuk BTP sekunder. Eropa mengatur penggunaan Evaluasi melalui survei produk yang beredar di DKI
BTP dan pembawa BTP sekunder karena mempunyai Jakarta dengan sampel random berstrata (Nasution
fungsi teknologi (European Commission 2011). 2003). Jumlah sampel ditentukan dengan rumus Slovin
BTP campuran yang beredar di pasar kebanyakan menggunakan presisi 10% tingkat kepercayaan 90%
dalam kemasan kecil 25, 30, atau 60 mL sediaan bentuk (Sevilla 2007). Dilakukan evaluasi kesesuaian label edar
pasta dan ukuran berat 30 dan 60 g sediaan bentuk dengan peraturan PerKa BPOM No. 27 Tahun 2017
padat. BTP campuran pada umumnya digunakan oleh tentang pendaftaran pangan olahan dan PerKa BPOM
rumah tangga dan industri rumah tangga pangan. Belum No. 8 Tahun 2016 tentang persyaratan BTP campuran.
ada penelitian khusus tentang profil sediaan BTP Bentuk fisik BTP campuran diteliti secara visual.
campuran yang telah terdaftar dari segi komposisi, nama
jenis, kesesuaian pelabelan maupun penggunaannya oleh Evaluasi penggunaan BTP campuran oleh industri
pelaku usaha IRTP. Oleh karena itu tujuan penelitian ini rumah tangga pangan (IRTP)
adalah mengidentifikasi komposisi sediaan BTP cam- Evaluasi dilaksanakan melalui tahap pengumpulan
puran terdaftar, pemetaan kelas fungsi BTP campuran data IRTP yang terdaftar di DKI Jakarta, pengelompok-
terdaftar, mengevaluasi kesesuaian label edar BTP kan IRTP yang diduga menggunakan BTP campuran,
campuran dengan peraturan, dan mengevaluasi keama- penentuan jumlah IRTP yang disurvei menggunakan
nan penggunaan sediaan BTP campuran oleh IRTP. rumus Slovin dengan presisi 10%, tingkat kepercayaan
Label sediaan BTP campuran merupakan hal yang 90% (Sevilla 2007). Penentuan IRTP yang disurvei
penting untuk diperhatikan, karena terdapat informasi mengunakan simple random sampling. Penyusunan
produk sehingga konsumen dapat menentukan pilihan kuisioner data nama dan alamat IRTP, jenis produk yang
sebelum membeli. Pengunaan sediaan BTP campuran diproduksi, jenis produk yang menggunakan BTP
oleh pelaku usaha IRTP perlu dievaluasi terkait campuran, jenis BTP campuran yang digunakan serta
keamanan pangannya, sebab penggunaan BTP yang kadar BTP campuran yang digunakan. Selanjutnya
berlebihan adalah salah satu masalah keamanan pangan evaluasi kesesuaian penggunaan BTP campuran yang
yang banyak ditemukan (Rahayu 2011). digunakan IRTP secara perhitungan dengan peraturan.
@JMP2019 39
Jurnal Mutu Pangan Vol. 6(1): 38-45, 2019 DOI: 10.29244/jmpi.2019.6.38
40 @JMP2019
DOI: 10.29244/jmpi.2019.6.38 Jurnal Mutu Pangan Vol. 6(1): 38-45, 2019
Bentuk fisik BTP campuran (Gambar 2) didominasi dan pewarna bahan yang ditambahkan adalah air,
bentuk pasta, yaitu bentuk semi solid atau cairan yang propilen glikol atau alkohol sehingga bentuknya sangat
sangat kental. Sediaan BTP campuran perisa dan cair menyerupai air. BTP campuran pewarna, pengem-
pewarna bentuk fisiknya didominasi oleh bentuk pasta bang, dan penguat rasa bentuk fisik didominasi oleh
ini, selain pasta banyak juga yang berbentuk cair atau bentuk bubuk. BTP campuran pengemulsi bentuk fisik-
dikenal dengan istilah essen, pada essen ini selain perisa nya cenderung padat.
@JMP2019 41
Jurnal Mutu Pangan Vol. 6(1): 38-45, 2019 DOI: 10.29244/jmpi.2019.6.38
42 @JMP2019
DOI: 10.29244/jmpi.2019.6.38 Jurnal Mutu Pangan Vol 6(1): 38-45, 2019
@JMP2019 43
Jurnal Mutu Pangan Vol. 6(1): 38-45, 2019 DOI: 10.29244/jmpi.2019.6.38
b Nama produk 58
e Penggunaan bahasa indonesia 98
l Label tidak memenuhi persayaratan 43
Label memenuhi persyaratan 57
N = 86 0 20 40 60 80 100 120
Tingkat Pemenuhan (%)
Gambar 3. Tingkat pemenuhan keterangan minimum label BTP campuran dan label yang memenuhi persyaratan
kopi, teh, coklat rempah-rempah minuman ringan, hasil olahan
kering atau 6% minuman serbuk buah
campurannya bumbu 10% 2%
8% 6%
gula, kembang
gula dan madu hasil olahan biji-
7% bijian dan umbi
11%
selai, jeli dan
sejenisnya
3% lain-lain es
1%
hasil olahan
daging kering
2%
minyak dan hasil olahan ikan
lemak kering
2% 9%
tepung dan hasil hasil olahan
olahannya unggas kering
27% 2%
hasil olahan sayur asin dan
N = 1397 kelapa sayur kering
0% 2%
Gambar 4. Profil IRTP terdaftar di DKI Jakarta berdasarkan produk yang dihasilkan pada tahun 2017
Rumus Slovin digunakan untuk menentukan jumlah campuran. BTP campuran yang digunakan adalah
IRTP yang akan diwawancarai, dari hasil perhitungan sebanyak 16 jenis, dari 16 jenis tersebut terdapat 4 BTP
diperoleh bahwa jumlah IRTP yang akan diwawancarai campuran yang digunakan melebihi batas maksimum
adalah sebanyak 77. Kendala yang dihadapi ketika penggunaan yang ditetapkan oleh BPOM, yaitu BTP
survei adalah sangat sedikitnya IRTP yang bersedia campuran perisa coklat dan pewarna pada bolu marmer,
diwawancarai yaitu hanya sebanyak 18 IRTP yang BTP campuran perisa pandan dan pewarna pada bolu,
bersedia untuk diwawancarai, dari 18 IRTP tersebut 7 BTP campuran perisa coklat dan pewarna pada bolu
IRTP menggunakan BTP campuran yaitu yang serta BTP campuran perisa pandan dan pewarna pada
memproduksi roti manis, cake, bolu, minuman lidah produk roti manis.
buaya, dan manisan kolang kaling. gula,
Sebanyak 11 IRTP tidak menggunakan BTP kembang
minuman
gula, madu
campuran yaitu yang memproduksi kue kering (nastar, ringan,
(kembang
minuman
kukis, kastangel), bir pletok, minuman rasa madu, roti gula, sirup,
serbuk
manisan)
tawar, jus buah, dan minuman kunyit asem, minuman 41%
11%
jelly, susu kedelai, minuman instan jasmin tea. tepung dan
Sebanyak 16 BTP campuran digunakan oleh IRTP, hasil olahnya
(produk
kemudian kadar masing masing BTP campuran yang bakeri)
digunakan oleh IRTP tersebut di evaluasi kesesuaiannya 48%
44 @JMP2019
DOI: 10.29244/jmpi.2019.6.38 Jurnal Mutu Pangan Vol. 6(1): 38-45, 2019
@JMP2019 45