You are on page 1of 24

Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 19, Nomor 1, Maret 2017: 13-36

PENGEMBANGAN DESAIN SISTEM PENGKONDISIAN UDARA KERETA API


OLEH PT. INKA (PERSERO)

DESIGN DEVELOPMENT OF RAILWAY AIR CONDITIONING SYSTEM


BY PT. INKA (PERSERO)
1
Taufik Hidayat dan 2 Firdausa Retnaning Restu
1
UPT Balai Pengembangan Instrumentasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Gedung 30 Jl. Sangkuriang
Bandung-Indonesia
2
Departemen Litbang dan Rekayasa PT. Industri Kereta Api (Persero) Jl. Yos Sudarso 71, Madiun-Indonesia
1
taufiklipi@gmail.com
2
firdausa.rrestu@inka.co.id
Diterima: 2 Februari 2017, Direvisi: 8 Februari 2017, Disetujui: 21 Februari 2017

ABSTRACT
Air Conditioning (AC) is a whole system that conditions the air in a room by adjusting the amount of thermal such as
temperature and humidity as well as the freshness and cleanliness of the air in order to obtain a comfortable indoor
condition. The need for AC as one of supporting factor for the convenience of railway facilities in Indonesia and global
market is increasing. The aim of this study is to analyse the development of AC production in PT. INKA, as one of efforts to
contribute to the development of AC which fits the needs of railway facilities by considering certain factors and as an effort
for the efficiency and effectiveness of the productions. The research methodology was based on policy evaluation approach
(regulations and formal documents), using secondary data such as literatures, books, reports, and other related
documents. The data were collected from related institutions based on their data analysis, particularly PT. INKA by using
methods of quantitative and qualitative descriptive analysis, as well as literature methods. AC design that meets the
cooling capacity could be obtained by using cooling load calculation to calculate the needs for cooling. Then, it is adjusted
to the capacity of cooling AC and to the design of air distribution evenly throughout the room. The result of calculating and
testing AC production of PT. INKA conducted by ITS showed that AC production of PT. INKA has cooling capacity until
46,876,05 kCal/hour. It has exceeded the design capacity of 40000 kCal/hour. It means that the performance of AC INKA
could accommodate the cooling load, exceeding the design of the cooling capacity of up to 17.19%. At the time of testing
on the track operation of PT. KAI, based on UIC 533 standard and AC produced by PT. INKA could condition the air as
needed in the train rooom with an average yield of room temperature was 20.45 Celsius -21.65 Celsius and average air
velocities at passenger train was measured by 0.089 to 0.09 m/sec. The average value of the measured air temperature
below the standard 22 Celsius indicates that the AC performance is capable of achieving temperatures below target.
Keywords: AC, coaches/trains, passenger’s room temperature, air velocities, cooling capacity

ABSTRAK
Air Conditioning (AC) adalah keseluruhan sistem yang mengkondisikan udara di dalam suatu ruangan dengan mengatur
besaran termal seperti temperatur dan kelembaban udara serta kesegaran dan kebersihan udara sehingga diperoleh
kondisi ruangan yang nyaman. Kebutuhan akan AC sebagai salah satu faktor penunjang kenyamanan di sarana
perkeretaapian di Indonesia dan pasar global semakin meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji mengenai
perkembangan produksi AC di PT. INKA, sebagai bentuk upaya untuk ikut andil dalam pengembangan AC yang sesuai
kebutuhan sarana kereta api dengan mempertimbangkan faktor-faktor tertentu dan sebagai upaya untuk efisiensi dan
efektifitas produksi. Metode penelitian ini didasarkan pada pendekatan evaluasi kebijakan (peraturan perundangan dan
dokumen formal) menggunakan data sekunder berupa literatur, buku, laporan dan dokumen terkait, diperoleh dari
instansi-instansi terkait sesuai kebutuhan analisis data, khususnya PT. INKA dengan metode analisis deskriptif kuantitatif
dan kualitatif, serta metode kepustakaan. Untuk memperoleh desain AC yang memenuhi kapasitas pendinginan sesuai
kebutuhan, dapat dilakukan dengan menghitung kebutuhan pendinginan melalui perhitungan cooling load (beban
pendinginan) ruangan, yang kemudian disesuaikan dengan kapasitas pendinginan AC yang dipilih dan dengan desain
distribusi udara yang merata keseluruh ruangan. Hasil perhitungan dan pengujian AC produksi PT. INKA telah dilakukan
oleh ITS menunjukkan bahwa AC produksi PT. INKA memiliki kapasitas pendinginan mencapai 46.876,05 kCal/jam, telah
melebihi kapasitas desain sebesar 40.000 kCal/jam. Ini bermakna bahwa performansi AC INKA mampu menampung
beban pendinginan melebihi desain kapasitas pendinginan hingga 17.19%. Pada saat dilakukan pengujian di lintasan
operasi PT. KAI, berdasarkan standar UIC 553 danAC produksi PT. INKA mampu mengkondisikan udara sesuai
kebutuhan ruang kereta dengan hasil rata-rata temperatur ruang adalah 20.45 °C - 21.65 °C dan rata-rata kecepatan
udara pada kereta penumpang yang terukur adalah 0.089-0.09 m/detik. Nilai rata-rata temperatur udara yang terukur
dibawah standar (22°C) menunjukkan bahwa performansi AC mampu mencapai temperatur di bawah target.
Kata Kunci: AC, kereta api, temperatur ruang penumpang, kecepatan udara, kapasitas pendinginan

PENDAHULUAN
Pengkondisian udara (air conditioning/AC) adalah termal seperti temperatur dan kelembaban udara,
keseluruhan sistem yang mengkondisikan udara di serta kesegaran dan kebersihan udara sehingga
dalam suatu ruangan dengan mengatur besaran diperoleh kondisi ruangan yang nyaman.

1410-8593| 2579-8731 ©2017 doi: http://dx.doi.org/10.25104/jptd.v19i1.603 13


Nomor Akreditasi: 744/AU3/P2MI-LIPI/04/2016 | Artikel ini disebarluaskan di bawah lisensi CC BY-NC-SA 4.0
Kemampuan d es a in da n p r odu ks i AC gu na Kendala ditemui di lapangan berupa sistem AC yang
memenuhi kebutuhan perkeretaapian di Indonesia ada tidak mampu bertahan pada kendaraan rel,
bagi industri manufaktur seperti PT. INKA bukanlah banyak terjadi kebocoran dan keretakan pada sistem
persoalan mudah, dibutuhkan proses panjang dan perpipaan.
menghadapi berbagai kendala hingga akhirnya
mampu merealisasikannya.
Perjalanan perkembangan desain dan produksi AC
oleh PT. INKA, diawali saat peringatan HUT RI
ke-50 tahun 1995, ketika pertama kali PT. INKA
meluncurkan kereta Argo Bromo, PT. INKA menjadi
integrator sistem AC menggunakan konsep ducting
dari PT. IPTN (saat ini PT. Dirgantara Indonesia) dan
AC dari Stone-UK. Oleh karena carbody kereta
buatan PT. INKA mengacu pada desain dari Nippon
Sharyo Jepang, selanjutnya pada tahun 1996 INKA
memilih pabrikan AC dari Toshiba yang sesuai untuk
aplikasi kereta buatan PT. INKA dan kontrol panel
Sumber: www.konvekta.de,2016
AC oleh PT. Len Industri (Persero).
Gambar 2.
Tahun 1998 PT INKA bekerja sama dengan Toshiba AC Konvekta 7401.
menghasilkan AC Toshiba RPU-6035V kapasitas Pada tahun 2007-2008 PT. INKA bekerja sama
15.000 kCal/jam. Namun terkendala lead time dengan AVA, p a br ika n AC da r i Solo ya n g
production Toshiba yang mencapai satu hingga dua berpengalaman da la m p emb u a t a n AC pa da
tahun, sedangkan kebutuhan untuk produksi kereta kendaraan bus. AC AVA menggunakan teknologi
kurang dari satu tahun. AC dari Australia (Termoair) dikembangkan
Tahun 2000 PT. INKA bekerja sama dengan LIPI. b er s a ma u nt u k k eb u t u ha n K A. AC ha s il
Secara konsep, AC yang di desain bersama LIPI pengembangan tersebut diimplementasikan pada
berhasil dengan baik. Terbukti dengan dihasilkannya proyek Kereta Rel Diesel Elektrik (KRDE). AC
AC ACTEL, tipe TL-AC 002-2001, unit AC ACTEL bagian tengah KRDE dipasang AC INKA-AVA,
yang dibuat dengan kapasitas pendinginan 15.000 sedangkan sisi lainnya masih menggunakan AC
kCal/jam/unit didesain mampu menyejukkan dan Toshiba. Namun AC INKA-AVA belum dapat
membuat nyaman penumpang KA kelas eksekutif diaplikasikan pada kendaraan rel.
dengan kapasitas 60 penumpang. Namun akibat Melihat pentingnya AC pada KA dan adanya potensi
keterbatasan dalam proses manufaktur sehingga kebutuhan AC yang besar untuk perkeretaapian
keseluruhan produksi unit AC belum dapat tercapai. Indonesia p a da ma s a men da t a ng , teknologi
Selanjutnya PT. INKA bekerja sama dengan Industri manufaktur AC harus segera dikuasai oleh Indonesia
Tata Udara (ITU), produsen AC untuk kebutuhan (dalam hal ini PT INKA).
rumahan, namun terhenti akibat jenis AC statis tidak Pada tahun 2010 dimulai penjajakan oleh PT. INKA
sesuai untuk kebutuhan dinamis KA. kepada Toshiba dengan membeli lisensi AC
kapasitas 15.000 kCal/jam. Sebagai tindak lanjut
pembelian lisensi, diberangkatkan lima orang
engineer ke Jepang untuk mempelajari mengenai
Casing, Assembling, Testing, Set Up Workshop dan
Tools. Setelah kepulangan engineer dari Jepang, PT
INKA mengubah struktur organisasi sehingga unit
AC menjadi bagian dari Direktorat Produksi PT.
INKA. Dengan kemampuan yang dimiliki, PT INKA
siap memenuhi kebutuhan AC, namun terkendala
masalah tidak adanya pesanan bagi AC INKA.
Sumber: Spesifikasi Teknis AC Toshiba, 2012 Lisensi dari Toshiba yang dimiliki oleh PT. INKA
Gambar 1. seiring berjalannya waktu dinilai tidak ekonomis,
AC Toshiba.
sebab jumlah permintaan AC masih berskala kecil,
Pengembangan AC selanjutnya melibatkan pabrikan sedangkan pengadaan komponen AC dari Toshiba
AC dari Jerman dengan latar belakang industri memerlukan waktu yang lama. Baik PT. INKA
transportasi darat (bus), KONVEKTA. KA Argo maupun Toshiba mer a s a kesulitan memenuhi
Satwa menjadi pilihan untuk aplikasi AC ini. kebutuhan pasar yang kecil namun dengan tenggat

14 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 19, Nomor 1, Maret 2017: 13-36
waktu yang terbatas. Pengadaan komponen AC dapat Qglass = SCL x SF x CF x A .................. (1)
membutuhkan waktu 8-14 bulan, sementara proyek
p emb u a t a n kereta s eca r a keseluruhan harus Keterangan:
diselesaikan INKA dalam waktu kurang dari satu SCL = Solar Cooling Load (Btu/hr ft)
tahun. SF = Shading Coefficient
F = Correction Factor
P a da ker et a a p i ( K A) , AC d ip a ka i u nt u k A = Luas Jendela (ft2)
mengendalikan temperatur dan kelembaban sehingga
udara tetap segar dan bersih. Sumber utama beban Beban panas yang dihasilkan oleh kaca kereta
pendinginan adalah dari radiasi matahari langsung, api dihitung berdasarkan posisi masing-masing
konduksi termal kereta, penumpang dan awak kereta. jendela, sehingga untuk memperoleh Beban
panas total (total heating load) adalah dengan
TINJAUAN PUSTAKA menjumlahkan beban panas yang dihasilkan
A. Beban Pe nd i ng i na n di D a l a m Ruang masing-masing jendela sebagai berikut:
Penumpang Kereta Api Qglass tot = Qnorth+Qsouth +Qwest +Qeast ....... (2)
Pada tahap perencanaan perhitungan beban
Keterangan:
pendinginan yang tepat perlu diperhatikan, Qnorth = Posisi jendela yang menghadap utara
sebab hasil perhitungan tersebut akan menjadi
Qsouth = Posisi jendela yang menghadap
dasar untuk pemilihan jenis dan kapasitas
selatan
peralatan pendinginan. Beban pendinginan
Qwest = Posisi jendela yang menghadap barat
terdiri atas dua jenis, yaitu kalor sensibel dan
kalor laten. Selain itu kondisi lapangan juga Qeast = Posisi jendela yang menghadap timur
p er lu d ip er ha t i ka n da la m mela ku ka n D. Perpindahan Kalor Melalui Dinding dan
perhitungan b eb a n p en d i ng i na n, sebab Atap
berpengaruh t er ha da p b es a r nya b eb a n
pendinginan pada kereta. Kondisi lapangan Beban panas (heat gain) yang dihasilkan oleh
ya n g da p a t b er p en ga r u h p a da b eb a n dinding juga terjadi ketika beban panas terbesar
pendinginan antara lain: terjadi selama kereta beroperasi. Perpindahan
1. Posisi geografis operasi lokomotif KA panas pada dinding juga diakibatkan oleh radiasi
2. Waktu dan lama KA beroperasi matahari yang diserap material dinding.
3. Jumlah penumpang
4. Temperatur di dalam kereta (dry bulb Besarnya beban panas pada dinding dan atap
temperature) sebesar 77°F dengan 65% dapat dihitung men g gu na ka n persamaan
RH sebagai berikut:
5. Temperatur di luar kereta (outdoor RSHG = A x U x (ΔTes + ΔTem) ........... (3)
temperature)
6. sebesar 95°F dengan 90% RH Keterangan:
RSHG = Room Sensible Heat Gain (Btu/hr)
B. Kalor Sensibel
A = Luas atap atau dinding (ft2)
Kalor sensibel merupakan beban panas yang U = Nilai Konduktansi Bahan (Btu/ft2°F
terjadi ketika energi ditambahkan atau diambil hr)
dari suatu materi sehingga menyebabkan ΔTes = Beda temperatur pada dinding atau
perubahan pada dry bulb temperature. Kalor atap yang teduh diambil pada bulan
sensibel dibedakan menjadi 2 jenis berdasarkan Juli 40° LU dan waktu operasi 24
asal beban panasnya, yakni beban panas dari jam dan dikoreksi (°F)
luar dan beban panas dari dalam kereta. ΔTem = Beda temperatur pada dinding atau
C. Perpindahan Kalor Melalui Kaca atap yang menghadap datangnya
matahari pada hari dan waktu yang
Perpindahan kalor yang dihasilkan oleh kaca
disebabkan oleh radiasi matahari yang diserap direncanakan dan dikoreksi (°F)
material kaca ka r ena a da nya perbedaan Beban panas yang dihasilkan oleh dinding serta
temperatur antara kondisi di dalam kereta atap kereta api dihitung berdasarkan posisi
dengan kondisi di luar ruangan. Beban panas masing-masing dinding, s eh i n g ga untuk
(heat gain) melalui kaca dihitung ketika memperoleh beban panas total (total heating
perpindahan panas terbesar terjadi. load) adalah dengan menjumlahkan beban
B es a r nya b eb a n p a na s da p a t dihitung panas yang dihasilkan masing-masing dinding
menggunakan persamaan sebagai berikut: sebagai berikut:

Pengembangan Desain Sistem Pengkondisian Udara Kereta Api Oleh PT. INKA (Persero), Taufik Hidayat dan Firdausa Retnaning Restu 15
RSHGtotal = RSHGwall 1 + RSHGwall 2 + n = Jumlah Orang
RSHGwall 3 + RSHGwall 4 + CFM = L a ju P er t u ka r a n U da r a pa da
RSHGroof ....................... (4) masing-masing orang
E. Beban Panas Internal Qruang = A x CFM .............................. (10)
Beban panas internal merupakan beban panas Keterangan:
yang d is eb a b ka n o l eh p enu mp a n g dan A = Luas Ruangan (ft 2)
peralaatan lis t r ik a t a u p er a la ta n yang CFM = L a ju P er t u ka r a n Udara pada tiap
men g ha s il ka n panas. Sensible heat yang luasan
disebabkan oleh penumpang dapat diperoleh
Sehingga: cfmva = Q + Qruang ................ (11)
melalui persamaan berikut:
Keterangan:
RSHG = n x QS x CLF ......................... (5)
cfmva = Ventilation Air Quantity (CFM)
Keterangan:
Sedangkan kerugian yang disebabkan oleh
RSHG = Room Sensible Heat Gain (Btu/hr) celah-celah atau pintu yang terbuka digolongkan
n = Jumlah Orang kedalam infiltrasi, berikut persamaannya:
QS = Beban panas sensibel pada manusia
(Btu/hr) cfmia = (L+CFMcrak)+CFMfan air+CFMopen door +
CLF = Cooling Load Factor (dianggap 1) CFMexhaust fan air ....................... (12)

Besarnya sensible heat pada lampu dapat Keterangan:


diperoleh melalui persamaan berikut: Cfmia = Infiltration Air Quantity
L = Lebar Celah (ft)
RHSG = 3,412 x x Fs x Fu x CLF .... (6)
Dimana standar nilai CFM untuk penumpang
Keterangan: yang menempuh perjalanan jauh adalah 8,8.
RSHG = Room Sensible Heat Gain (Btu/hr) Sedangkan nilai CFM untuk celah jendela
n = Jumlah Lampu yang terpasang menggunakan nilai CFM celah jendela dengan
(Watts) bingkai kayu dan berada pada daerah yang
Fs = Special Allowance Factor = 1,20 memiliki kecepatan angin rata-rata sebesar 5 m/
Fu = Lighting use Factor jam.
CLF = Cooling Load Factor (dianggap 1)
G. Perpindahan Kalor Selain Melalui Dinding
Besarnya sensible heat pada peralatan pada dan Atap
kereta dapat diperoleh melalui persamaan
berikut: Beban panas selain bersal dari atap dan dinding
dapat juga berasal dari lantai serta celah-celah
RSHG = n x QS ................................... (7) yang ada pada kereta api. Besarnya beban panas
Keterangan: selain melalui dinding dan atap dapat dihitung
RSHG = Room Sensible Heat Gain (Btu/hr) dengan persamaan sebagai berikut:
N = Jumlah Peralatan Q = A x U x CLTD ............................. (13)
QS = B eb a n p a na s s en si b el pa da
peralatan (Btu/hr) Keterangan:
A = Luas kaca, lantai atau partisi (ft2)
RSHGinternal total = RSHGmanusia + RSHGLampu + U = Koefisien Transmisi (Btu/ hr ft2 F)
RSHGperalatan total ....... (8) CLTD = Beda Temperatur di luar kereta dan
F. Outdoor Air Quantity di dalam kereta (T out - Tin) (°F)

Variabel ini mendefinisikan jumlah pergantain Sehingga transmisi beban panas total yang
udara dari luar kereta atau dapat disebut sebagai dihasilkan selain melalui dinding dan atap
kerugian akibat saluran udara seperti ventilasi, adalah sebagai berikut:
pintu yang terbuka, celah-celah dan lain-lain. Qtrans total = Q glass + Q floor + Q partition +
Pergantian udara yang disebabkan oleh ventilasi Qinfiltration .......................... (14)
terjadi akibat beberapa faktor diantaranya adalah
Keterangan:
penumpang dan bukaan pada ruangan tersebut,
Qinfiltration = 1,08 x cfmia x CLTD
ven t i l a t i o n ai r q u a n ti t y dapat dihitung
Qinfiltration = 1,08 x 0,98 x 16,2
menggunakan persamaan sebagai berikut:
Qinfiltration = 16,271 Btu/hr
Q = n x CFM ....................................... (9)
Beban panas sensibel pada kereta adalah sebagai
Keterangan: berikut:

16 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 19, Nomor 1, Maret 2017: 13-36
SH = Qglass tot+RSHGfloor +Qglass tot+ fasa suatu materi tetapi tidak menyebabkan
RSHGinternal tot ............................. (15) perubahan pada dry bulb temperature.
Beban panas ruangan atau Room Sensible Heat I. Beban Panas Internal
(RSH) total dapat dihitung menggunakan
Selain menghasilkan beban kalor sensibel,
persamaan sebagai berikut:
p enu mp a n g da n p er a la t a n listrik juga
RSH = SH + (10% x SH) .................. (16) menghasilkan beban kalor laten. Berikut
merupakan persamaan untuk menghitung beban
Nilai Outdoor Air Sensible Heat (OASH) yang
kalor laten yang dihasilkan oleh manusia
diperoleh berdasarkan persamaan sebagai
maupun peralatan:
berikut:
RLHG = n x Q1 ................................. (20)
OASH = 1,08 x cfmoa x ∆t ................. (17)
Keterangan: Keterangan:
Cfmoa = Outdoor air quantity (CFM) RLHG = Ratio Latent Heat Gain (Btu/hr)
Δt = Beda temperatur di luar kereta Ql = Beban panas latent (Btu/hr)
dan di dalam kereta (Tout- Tin) (°F) n = Jumlah Orang atau Peralatan

Va r ia b el la in ya ng d ip er lu ka n u nt u k Sistem infiltrasi juga menjadi salah satu faktor


menghitung total sensible heat adalah Effective yang dapat menghasilkan beban kalor laten,
Room Sensible Heat (ERSH) dengan persamaan infiltrasi merupakan besarnya udara luar yang
sebagai berikut: masuk ke dalam ruangan dan mempengaruhi
temperatur udara dan tingkat kelembaban di
ERSH = RSH+(OASH x bypass factor) . (18) ruangan tersebut. Besarnya beban kalor laten
Udara mel ewa t i co i l t ida k men ga la mi dari infiltrasi dapat dihitung dengan persamaan
perubahan. Besar Total Sensible Heat adalah sebagai berikut:
sebagai berikut: Q1 = 0,68 x CFM x Δw ...................... (21)
TSH = RSH + OASH ....................... (19) Keterangan:
H. Beban Kalor Laten Ql = Beban Panas Latent (Btu/hr)
CFM = Laju Pergantian Udara
Kalor laten merupakan beban panas yang terjadi
Δw = Rasio Kelembapan Udara (wout -wDB)
ketika energi ditambahkan atau diambil dari
(gr/lb)
suatu materi sehingga menyebabkan perubahan

Sumber: cart by hands down software, www.handsdownsoftware.com, 2016


Gambar 3.
Grafik Psychrometric.

Pengembangan Desain Sistem Pengkondisian Udara Kereta Api Oleh PT. INKA (Persero), Taufik Hidayat dan Firdausa Retnaning Restu 17
Sehingga besarnya beban panas atau kalor laten Effective Sensible Heat Factor (ESHF) dapat
dapat dihitung dengan persamaan sebagai dihitung dengan menggunakan persamaan di
berikut: bawah:
ERSH
RLHGtotal = Q l + R L H G m a n u s i a + ESHF  ..................... (29)
RLHGperalatan .................... (22) ERSH  ERLH
Dari beberapa persamaan di atas kemudian
Beban panas ruangan atau Room Latent Heat
dapat diperoleh nilai beban kalor total sebagai
( R S H ) t ot a l p a da ker et a dapat dihitung berikut:
menggunakan persamaan sebagai berikut:
GTH = 4,45 X cfmda x (hea - hla) ........... (30)
RLH = RLHGtotal + (10% x RLHGtotal) .... (23)
Keterangan:
N i la i O u t d o o r Air L a t en t Heat (OALH) hea = Entering Air Enthalpy (Btu/lb)
berdasarkan persamaan sebagai berikut: hla = Leaving Air Enthalpy (Btu/lb)
OALH = 0,68 x cfmoa x Δw ................. (24) Entering Air Enthalpy merupakan besarnya
Keterangan: entalpi yang masuk ke dalam kereta, nilainya
Cfmoa = Outdoor air quantity (CFM) diperoleh berdasarkan persamaan berikut:
Δw = Beda kelembaban relative diluar
kereta dan di dalam kereta (wout - hea 
cfmoa xhoa   cfmra xhra  ........... (31)
win) (gr/lb) cfmsa
Keterangan:
Sedangkan untuk nilai Effective Room Latent Hoa = Outdoor Air Enthalpy (Btu/lb)
Heat (ERLH) dapat dihitung dengan persamaan Hra = Room Air Enthalpy (Btu/lb)
berikut: Cfmra = Return Air Quantity (CFM)
ERLH = RLH + (OALH x bypass factor) (25) Cfmsa = Supply Air Quantity (CFM)
Sehingga besar T ot a l Latent H ea t adalah Nilai Supply Air Quantity diasumsikan sama
sebagai berikut: dengan Dehumidified Air Quantity karena pada
kondisi apparatus dianggap tidak ada aliran
TLH = RLH + OALH .......................... (26) udara yang masuk pada ruangan.
Untuk mendapatkan nilai Effective Room Total Leaving Air Enthalpy merupakan besarnya
Heat dihitung dengan menggunakan persamaan entalpi yang keluar dari kereta, nilainya dihitung
berikut: dengan menggunakan persamaan berikut:
ERTH = ERSH + ERLH ...................... (27) Hla = had + bypass factor (hea - had) ....... (32)
J. Total Beban Kalor Keterangan:
had = Apparatus Dewpoint Enthalpy(Btu/lb)
Total beban kalor merupakan salah satu acuan
dalam memilih jenis serta daya pendingin yang Dari grafik di atas maka didapatkan nilai
tepat. Salah satu variabel yang digunakan untuk apparatus dewpoint enthalpy sehingga dapat
menghitung total beban kalor atau grand total ditentukan nilai leaving air enthalpy. Dengan
heat adalah dehumidified air quantity yang demikian besarnya grand total heat dapat
dihitung sebagai berikut:
dapat ditentukan dengan persamaan di bawah:
GTH = 4,45 x cfmda x (hea - hla) ............ (33)
ERSH
cfmda  ......... (28)
(1,08 x(1  bypassfact or ) x(t DB  tad )) Sehingga didapatkan besarnya beban pendingan
pada kereta. Dari hasil tersebut maka dapat
Keterangan: ditentukan jumlah kebutuhan AC.
ESRH = E f f ect i ve Room S en s i bl e Heat
(Btu/hr) METODOLOGI PENELITIAN
= Dehemudified Air Quantity (CFM) Penelitian ini didasarkan pada pendekatan evaluasi
tDB = Dry Bulb Temperature (oF) kebijakan (peraturan perundangan dan dokumen
Tad = Apparatus Dewpoint Temperature formal). Data yang digunakan adalah data sekunder
(oF) berupa literatur, buku, laporan dan dokumen terkait,
Nilai Apparatus Dewpoint Temperature diperoleh dari instansi-instansi terkait sesuai
didapatkan dari tabel 65 halaman 145-147 kebutuhan analisis data, khususnya PT. INKA
Carrier handbook dengan menggunakan dry (Persero). Metode analisis yang digunakan adalah
bulb temperature dan effective sensible heat metode deskriptif kuantitatif, kualitatif, dan metode
(ESHF) sebagai variabel penentu. Besarnya kepustakaan.

18 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 19, Nomor 1, Maret 2017: 13-36
HASIL DAN PEMBAHASAN di dunia. Pemilihan ini didasari pada kebutuhan
kompresor yang compact. Selain kompresor,
A. Pengembangan Desain AC Kereta Api oleh
komponen yang tidak kalah penting untuk
PT. INKA
s is t em AC a da la h Evaporator Fan dan
Pada tahun 2012 PT. INKA mendapat pesanan Condensor Fan. PT. INKA menggunakan Fan
guna mereparasi AC KA dari PT. KAI sebagai dari Ziehl Abegg Jerman. Dari kombinasi
peluang bagi PT. INKA guna membuktikan komponen tersebut dihasilkan seri ACI-1803.
kemampuan dalam reparasi unit AC KA. Dari Desain kompresor Hitachi jenis horizontal
pembuktian p er b a ika n it u , P T . I N K A berpengaruh pada ruang penggunaan casing
menawarkan AC hasil desain PT. INKA sendiri. lebih sedikit dan lebih optimal. Horizontal scroll
Melalui proyek pengadaan AC Balai Yasa compressor juga memiliki tingkat kebisingan
Gubeng, untuk pertama kalinya produk AC yang lebih rendah, sehingga desain casing AC
INKA lahir dengan series ACI-1801. Dengan seri ACI-1803 lebih diminati dan memiliki
berbagai kekurangan pada seri ACI-1801, performansi yang lebih baik daripada seri
melalui beberapa t a ha pa n perekayasaan, sebelumnya.
selanjutnya pada proyek empat trainset KA
Pada tahun 2016, PT. INKA memproduksi 356
kelas eksekutif, diaplikasikan seri kedua dengan
unit AC guna memenuhi kebutuhan dalam
tipe ACI-1802. Salah satu perbedaan antara seri
negeri. Bila merujuk pada perbandingan harga,
ACI-1801 dan ACI-1802 adalah perbedaan
AC I N K A l eb i h ek o n o mis hingga 50%
pada desain casing dan sejumlah komponen.
dibandingkan AC buatan Toshiba. Tidak hanya
Pada seri ACI-1802, perawatan AC lebih mudah
berhenti pada kapasitas 18.000 kCal/jam, PT.
sebab dilengkapi dengan toggle latch yang tidak
INKA juga terus mengembangkan desain AC
terdapat pada seri ACI-1801. Salah satu
untuk memenuhi berbagai kebutuhan AC pada
komponen utama yang dipilih merupakan
KA. Pada tahun yang sama (2015), PT. INKA
k o mp o n en s t a n da r s es u a i k eb u t u ha n
mampu memproduksi seri terbaru dengan
perkeretaapian. Salah satu komponen utama
kapasitas 25.000 kCal/jam dan diberi nama
tersebut adalah kompresor. Pada seri ACI-1802
AC I -2 5 0 1 . P r odu k AC s er i AC I -2 5 0 1
kompresor yang digunakan adalah kompresor
digunakan pada KA Inspeksi tahun 2014-2015.
Copeland. Pada tahun 2015, PT. INKA memilih
Namun pada produk tersebut masih terdapat
menggunakan kompresor AC Hitachi dengan
sejumlah kekurangan sehingga perlu dilakukan
tipe horizontal scroll compressor. Hitachi juga
penyempurnaan desain.
dikenal sebagai salah satu manufaktur AC KA

Sumber: Direktorat Teknologi, PT. INKA, 2016


Gambar 4.
Sejarah Perkembangan AC INKA.

Pengembangan Desain Sistem Pengkondisian Udara Kereta Api Oleh PT. INKA (Persero), Taufik Hidayat dan Firdausa Retnaning Restu 19
Tidak hanya kebutuhan pasar dalam negeri, Kipas Kondensor Axial
kebutuhan AC untuk pasar luar negeri juga
Jumlah 1 unit per Unit AC
semakin berkembang. Produksi AC INKA
kembali dituntut untuk dapat memberikan Rating 160 m3/min - 100 Pa
inovasi yang baru guna memenuhi kebutuhan
t er s eb u t . P a da ta hu n 2 0 1 6 PT . I N K A
mengeluarkan varian AC terbaru, yaitu Kipas Evaporator Centrifugal, Dual inlet
ACI-4001 dengan kapasitas pendinginan Jumlah 2 unit per Unit AC
mencapai 40.000 kCal/jam. Produk AC seri Rating 22,5 m3/min - 294 Pa
ACI-4001 akan diaplikasikan pada KA Bandara
S o eka r no H a t t a . Pr odu k AC i n i ju ga
d ir enca na ka n dia p l i ka s i ka n p a da K A Koil Evaporator Copper Tube with
berpenggerak dan tidak berpenggerak lainnya. & Kondensor Aluminium Fin
Pada tahun 2017 direncanakan pengembangan Kondensor 2 unit per
Jumlah
AC ini lebih lanjut menjadi HVAC (Heating Unit AC
Ventilating Air Conditioning System), sistem Evaporator 1 unit per
yang terintegrasi berfungsi sebagai pemanas, Unit AC
p emu t a r u dar a da n s eka l i gu s s eb a ga i
pengkondisi u d a r a . D e n g a n didukung High and Low Pressure
Alat pengaman
k o mp o n en ya n g ha n da l, PT . I N K A Switch
berkeyakinan b a hwa AC ha s il d es a i n dan Relai Phase Counter,
produksinya la ya k di n ya t a ka n s eb a ga i LVLF, MCB pada Panel
Excellence Solution in Air Conditioning Systems Kontrol
For Indonesia and the Global Rolling Stock
Market. R407C (Ramah
B. Spesifikasi Teknis dari AC Buatan INKA Refrigerant Lingkungan, Ozone
Friendly)
Tabel 1.
Spesifikasi Teknis ACI 1803
Kontrol Thermostat dengan 2
Package unit, Roof- 8.
1. Tipe Temperatur tahap pengaturan
mounted
Rangka Utama
2. Model ACI1803 9. Stainless Steel
dan Cover
Kapasitas 20.9 kW/unit (18.000 Temperatur
3. 10. Maksimal 40°C
Pendinginan kcal/hr/unit) Operasional
Pada kondisi berikut: 11. Dimensi Panjang : 1750 mm
Udara masuk koil Lebar : 1850 mm
kondenser : 35 °C
Udara masuk koil Tinggi : 437 mm
evaporator : 26 °C, RH 12. Berat 370 kg
65%
Sumber: Direktorat Teknologi, PT. INKA, 2016
Utama: 380 - 415V~
4. Catu Daya 50Hz 1. Unit AC
Kontrol: 220V 1~ 50Hz Unit AC tipe packaged roof mounted.
5. Konsumsi daya 10 kW (maks) packaged berarti unit indoor dan unit
6. Aliran Udara Sirkulasi: 45 m3/min outdoor menjadi satu unit, sedangkan roof
mounted yaitu dipasang di atap kereta. Di
Udara Balik: 32 m3/min dalam unit terdiri atas dua unit sistem
Udara Segar: 13 m3/min p en d i n gi na n ( r ef r i g er a s i) dengan
7. Komponen Utama
komponen sebagai berikut:
a. 2 unit kompresor tipe horizontal
Tipe Fully Hermetic,
Kompresor scroll
Horizontal Scroll
b. 1 unit kipas kondensor
Jumlah 2 unit per Unit AC c. 2 unit koil kondenser
3,3 kW - 3 fase - 380V - d. 2 unit Filter Dryer
Rating
50Hz e. 2 unit Expansion Valve

20 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 19, Nomor 1, Maret 2017: 13-36
f. 2 unit kipas evaporator 2) Tipe/Bentuk : Scroll Horizontal,
g. 1 unit koil evaporator Fully Hermetic
h. 2 unit saklar tekanan (HLPS/High 3) Daya Nominal : 4 HP
Low Pressure Switch) 4) Suplai Tegangan : AC, 3 Fase,
i. 4 unit klep servis/pentil 380-415V, 50Hz
j. 1 unit rangka utama 5) Daya Masukan : 4,15 Kw
k. 2 unit cover (cover bagian indoor dan 6) Kapasitas Pendinginan : 11,83
outdoor) kW
l. 1 set kabel harness listrik 7) Refrigeran : R407C
m. 1 unit konektor listrik
8) Berat : 35 kg
n. 1 set karet bantalan peredam untuk
9) Motor :
mounting.
Tipe : Motor Induksi 3 Fase
Pada sistem pendinginan tipe kedap udara Kutub : 2
penuh (fully hermetic), masing-masing Hambatan Lilitan : 3,17 Ω (pada
sistem bekerja secara independen yang 25°C)
dikendalikan melalui kontrol panel yang
3. Koil Kondenser
dipasang di dalam ruangan kereta.
Sistem pertukaran panas jenis ventilasi
Unit AC ini dioperasikan menggunakan
sumber tenaga listrik 380V ± 10% (3 Fase, sirip-tabung. Dalam siklus pendinginan,
5 0 H z ± 5 % ) u nt u k s ir ku it u t a ma kondensor koil berfungsi membuang panas
(kompresor, kipas ko n d ens or , kipas dari gas refrigerant b er t emp er a t u r
evaporator), sedangkan u nt u k sirkuit dan bertekanan tinggi, hasil kompresi
kontrol menggunakan tegangan sebesar kompresor untuk mengubahnya berbentuk
220V ± 10% (1 Fase, 50Hz ± 5%). refrigerant ca ir b er t emp er a t u r dan
bertekanan tinggi. Berikut detail spesifikasi
2. Komponen koil kondensor:
a. Rangka dan Cover a. Tipe/ Bentuk : T a b u ng Bersirip/
Finned Tube
Rangka utama dan cover terbuat dari b. Material : aluminium finned dan
material stainless steel SUS304. copper tube
Dengan pemilihan material tersebut c. Kapasitas : 30 kW
tidak dibutuhkan pengecatan ulang d. Geometri : 102512_S_S
pada saat overhaul, sehinga dapat
e. Panjang Koil : 720 mm
meminimalisir biaya perawatan.
f. Jumlah tube per row : 36
b. Kompresor g. Jumlah row : 5
Fungsi utama kompresor adalah h. Jumlah circuit : 15
untuk mengkompresi refrigeran yang i. Fin pitch : 2.11 mm
awalnya berbentuk gas bertekanan 4. Kipas Kondensor
rendah dikompresi menjadi berbentuk
gas bertekanan tinggi. Kompresor Fungsi dari kipas kondensor adalah untuk
yang dipakai tipe scroll horizontal. membantu meka n is me pendinginan
Karet peredam dipasang pada setiap refrigerant dengan menghilangkan panas
kaki kompresor yang berguna sebagai melalui perpindahan panas secara konveksi
peredam getaran yang terjadi saat da r i k o il k o n d ens or p a da mo d e
kompresor beroperasi. Kompresor pendinginan. Jenis kipas kondensor yang
1 dan 2 sama, sehingga dapat saling digunakan adalah kipas tipe axial dengan
d is u b s t it u s i. G u na men ja min external rotor. Berikut adalah detail
k ek eda p a n u da r a dar i s is t e m spesifikasi dari kipas kondensor:
pendi ngi na n, ma ka da la m a. Tipe/bentuk : axial fan with sickle
p en ya mb u n ga n antara pipa dan blades
komponen lain dilakukan dengan b. Volume udara : 9100 m3/hr
metode pengelasan/brazing. c. Static pressure : 100 Pa
Spesifikasi detail kompresor adalah d. Input Power : 3 phase 400V 50Hz
sebagai berikut: e. Output : 0.65kW
1) Model : CA64TLA-D1PE1 f. Berat : 23.3kg
Pengembangan Desain Sistem Pengkondisian Udara Kereta Api Oleh PT. INKA (Persero), Taufik Hidayat dan Firdausa Retnaning Restu 21
5. Filter Dryer 7. Koil Evaporator
Filter/penyaring berbentuk spherical untuk Sistem pertukaran panas berjenis fin-tube
refrigerant R407C. Pada driyer/pengering ventilation. Pada siklus pendinginan, koil
digunakan untuk menghilangkan embun/ evaporator didesain untuk mengambil
u a p a ir ya n g t er ka n du n g di dalam panas dari sampuran udara dari fresh air
refrigerant. Fungsi dari dryer adalah untuk dan return air, dan menggunakan panas
menyerap embun/uap air yang terkandung u nt u k mena i k ka n t emp er a t u r dari
didalam refrigerant circuit. refrigerant untuk memb a nt u proses
evaporasi. Berikut adalah spesifikasi dari
6. Thermostatic Expansion Valve (TXV)
koil evaporator:
TXV adalah jenis katub yang banyak a. Tipe/Bentuk : Tabung Bersirip/
digunakan karena efisiensinya tinggi Finne Tube
dan mudah diadaptasikan dengan berbagai b. Material : aluminium finned dan
aplikasi refrigerasi. TXV berbasis pada copper tube
temperatur gas panas lanjut di bagian c. Kapasitas : 21 kW
keluaran evaporator selalu konstan untuk d. Geometri : 102512_S_S
memastikan refrigerant yang dihisap e. Panjang Koil : 980 mm
kompresor da la m fasa gas. Sehingga f. Jumlah tube per row : 12
sangat cocok digunakan pada sistem g. Jumlah row : 6
refrigerasi ya n g memp u n ya i beban h. Jumlah circuit : 6
bervariasi. Ada 2 tipe katup expansi yang i. Fin pitch : 2.00 mm
sering digunakan yaitu katub ekspansi
8. Kipas Evaporator
bentuk siku/kapiler dan katub ekspansi
bentuk blok/kotak. Fungsi dari kipas evaporator adalah untuk
memasukkan udara dari fresh air dan udara
dari return air ke sistem pendinginan.
Refrigerant pada koil evaporator menyerap
panas dari udara campuran fresh air dan
return air melalui mekanisme pergerakan
fluida yang ditarik oleh kipas evaporator.
Kipas evaporator terdiri atas rangka
penutup dan sirip kipas. Jenis kipas yang
digunakan a da la h kip a s sentrifugal
forward curve dengan dua masukan, sisi
kanan dan kiri. Berikut adalah spesifikasi
dari kipas evaporator:
a. Tipe : sentrifugal forward curve
dengan spiral housing
Sumber: www.transmis.blogspot.co.id,2016 b. Volume udara : 22 m3/min
Gambar 5. c. Static pressure : 294 Pa
Katub Expansi Bentuk Siku/Kapiler. d. Output : 1.00kW
e. Berat : 20.5kg
9. Strainer
Strainer b er f u n gs i untuk menyaring
k ot or a n yang terbawa oleh refrigerant
di dalam sistem AC. Jika strainer ini
mengalami kerusakan, maka kotoran yang
lolos dari strainer akan menyebabkan
penyumbatan pada pipa kapiler sehingga
sirkulasi refrigerant menjadi terganggu.
10. High and Low Pressure Switch (HLPS)
Switch ini akan men gh ent i ka n kerja
Sumber: www.transmis.blogspot.co.id,2016 kompresor jika tekanan internal pada siklus
Gambar 6. refrigerant tidak sesuai dengan ketentuan
Katub Expansi Bentuk Blok/Kotak. yang telah diatur.

22 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 19, Nomor 1, Maret 2017: 13-36
11. Pipa Kapiler temperatur pipa agar leb i h stabil,
Pipa kapiler berfungsi untuk menurunkan dengan mencegah proses terjadinya
tekanan refrigerant dan mengatur aliran t r a ns f er pa na s dar i s is t em ke
refrigerant menuju evaporator. Peran pipa lingkungan, sehingga perpindahan
ka piler sa nga t vita l ka r ena panas dapat diperkecil.
menghubungkan tekanan tinggi dan c. Proteksi terhadap kontak fisik
tekanan rendah. Refrigerant diturunkan
tekanannya s eb elu m mel ewa t i pipa Isolasi pipa AC dapat memberikan
kapiler. Penurunan tekanan refrigerant proteksi terhadap benturan ringan,
menyebabkan t er ja d i nya penurunan sayatan, gesekan ringan, sehingga
temperatur. Pada bagian ini refrigerant menjaga pipa agar tetap terlindungi
mencapai temperatur terendah. dari kontak fisik, karena bila tidak
12. Refrigerant dilindungi, bila kontak fisik berulang
akibat getaran yang dihasilkan sistem
Jenis refrigerant yang digunakan adalah pipa dapat mengakibatkan cacat/lecet
refrigerant R407C. Dimana refrigerant pada pipa AC.
jenis ini adalah refrigerant non-ozone-
depleting atau refrigerant yang ramah d. Tape aluminium
lingkungan. Hasil perpaduan antara tiga Terdiri dari lembaran aluminium
hydro fluorocarbon (HFC) refrigerants. yang dilapisi oleh lem, berfungsi
Performansi R407C memiliki karakteristik sebagai penangkal panas.
yang sama dengan R22. The safety group
classification of toxicity and flammability,
untuk R407C ditunjukkan pada ANSI/
ASHRAE STANDARD 34 "Al - No
Flame Propagation and Low Toxicity".
Jumlah charging refrigerant adalah 23
kg per circuit.
13. Isolasi Panas
Isolasi pipa AC adalah komponen yang
digunakan untuk mengisolasi suatu sistem
perpipaan yang berguna sebagai lapisan
pelindung dan mengisolasi panas/dingin
dari sistem perpipaan tersebut. Isolasi pipa Sumber: Direktorat Teknologi, PT. INKA, 2016
ac dapat digunakan sebagai: Gambar 7.
AC 1803 Produksi INKA.
a. Pengontrol kondensasi
Tabel 2.
Ketika sistem perpipaan digunakan Komponen AC 1803
pada temperatur rendah dan lembab,
air dapat mengembun, maka isolasi No. Komponen
AC dapat digunakan untuk mencegah
1. Kompresor
t er ja d i n ya pr os es kondensasi/
pengembunan pada sistem pipa. 2. Kipas Evaporator
U da r a yang lemb a b juga sering 3. Supply Air Outlet
berpotensi menyebabkan korosi pada 4. Fresh Air Inlet
s is t em p ip a , ol eh ka r ena it u
5. Koil Evaporator
penggunaan isolasi pipa AC sangat
dibutuhkan, yakni untuk mencegah 6. Kipas Kondenser
kondensasi dan korosi pada sistem 7. Koil Kondenser
pipa. Semakin dingin dan semakin 8. Filter Drier
l emb a b ko n d is i s u a t u s is t em
9. Expansion Valve
perpipaan maka dibutuhkan isolasi
yang semakin tebal. 10. HLPS (High Low Automatic Reset)
11. Rubber Pad
b. Sebagai proteksi terhadap temperatur
Sumber: Direktorat Teknologi, PT. INKA, 2016
Isolasi pipa AC akan memb a nt u
s is t em p i p a u n t u k m e n j a g a

Pengembangan Desain Sistem Pengkondisian Udara Kereta Api Oleh PT. INKA (Persero), Taufik Hidayat dan Firdausa Retnaning Restu 23
Tabel 3.
Spesifikasi ACI 4001

No. Parameters AC INKA


1. Unit Model ACI – 4001
2 Unit Mounting Roof Mounted
3. Kuantitas Supply Air Empat (4) Unit/Car
4. Kuantitas Return Air Satu (1) Unit/Car
5. Kuantitas Fresh Air Empat (4) Unit/Car
6. Kuantitas Thermostat Satu (1) Unit/Car dengan dua (2) step pengaturan
7. Kuantitas Air Filter Dua (2) Set/Car
8. Kuantitas Control Panel Satu (1) Unit/Car
9. Electrical Component One (1) Set/Car
No  Dimensi dan Berat AC INKA
1. Panjang (mm) 4405
2 Lebar (mm) 1806
3. Tinggi (mm) 544
4. Berat (kg) 710
No.  Spesifikasi Unit AC AC INKA
40,000 kcal/h
Dengan Kondisi:
1. Kapasitas Pendinginan - Temp. Inlet Kondensor Koil : 35°C
- Temp. Outlet Evaporator Koil: 27°C
- RH: 65%
- Main : 380-415V 3~ 50Hz
2 Power Supply
- Control : 220V 1~ 50Hz
3. Power Consumption 18.7 kW (max)
- Supply Air : 90 m3/min
4. Air Flow - Return Air : 64 m3/min
- Fresh Air : 26 m3/min
5. Temp. Operasi Maksimum 40°C
No  Spesifikasi Komponen AC INKA
- Tipe Fully Hermetic Scroll
1. Kompresor - Empat (4) Unit/Car
- Rating : 4.1 kW – 3 phase – 380V – 50Hz
- Axial Fan
2 Kipas Kondensor - Empat (4) Unit/Car
- Rating : 83.3 m3/min– 120 Pa
- Centrifugal Fan
3. Kipas Evaporator - Dua (2) Unit/Car
- Rating : 45 m3/min – 294 Pa
- Copper Tube dengan Aluminium Fins
4. Koil Kondensor and Koil Evaporator - Kondensor : Empat (4) Unit/Car
- Evaporator : Dua (2) Unit/Car
- HLPS (High Low Pressure Switch)
5. Peralatan Keamanan - Relay Phase Counter, LVLF, MCB, and Control
Panel
6. Refrigerant R407C (environmentally friendly and ozone friendly)
7. Main Frame dan Cover Stainless Steel (mampu menahan beban 90 kg)
- Filter drier
- TX Valves
8. Komponen Refrigerant Lain
- Service Access Valve
- Refrigeration Piping
Sumber: Direktorat Teknologi, PT. INKA, 2016

24 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 19, Nomor 1, Maret 2017: 13-36
Sumber: Direktorat Teknologi, PT. INKA, 2016
Gambar 8.
AC 4001 produksi INKA.
C. Standar Kenyamanan di Dalam Ruang b. Meningkatkan produktivitas
Penumpang
Dengan temperatur p a na s ya ng
1. Kenyamanan Termal Manusia terlampau tinggi, AC akan membantu
Kondisi kenyamanan termal bagi manusia men g u r a ng i k el ela ha n ya ng
adalah sebagai berikut: berhubungan dengan panas dan stres.
a. Temperatur int i t u b u h manusia: Panas yang ekstrim dapat
konstan 37 °C menimbulkan efek negatif pada
b. Temperatur pada kulit manusia: aktivitas fisik. Pada saat perjalanan
bervariasi dari 20° C – ja r a k ja u h, AC dapat membantu
c. 40° C penumpang untuk dapat istirahat
d. Temperatur kulit > 45°C atau < 18° C dengan nyaman sehingga penumpang
akan menimbulkan efek buruk bagi dapat terhindar dari kelelahan dan
tubuh. permasalahan lain selama perjalanan.
c. Meningkatkan kualitas udara dalam
ruangan
AC membantu meningkatkan kualitas
u da r a da la m r u a nga n s eca r a
signifikan. AC pada umumnya dapat
menyaring debu, s er b u k s ar i, dan
penyebab alergi da r i li n gku n ga n
la i n n ya . S ela i n it u ju ga a ka n
mengendalikan pertumbuhan jamur
dan lumut dengan cara mengurangi
tingkat kelembaban.
2. Standar Kenyamanan Termal Sesuai
Keputusan Kementerian Perhubungan
Sumber: Physiologie Lehrbuch, 6 th Edition, 2010
Gambar 9. Di Indonesia pengoperasian KA pertama
Kenyamanan Termal Manusia. dengan sistem AC menggunakan freon
dimulai pada tanggal 1 Juni 1967 yaitu
AC memiliki sejumlah manfaat, antara
lain: KA E ks eku t if B i ma r u t e G a mb ir -
a. Melindungi dari panas dan dehidrasi Surabaya Gubeng pp. Terdapat tiga kelas
KA penumpang yang dioperasikan oleh
Paparan p a na s ya ng berlebihan PT. Kereta Api Indonesia (KAI) yaitu
selama perjalanan kereta api dapat kelas eksekutif, bisnis dan ekonomi.
menyebabkan keringat berlebih dan Sesuai Keputusan Menteri Perhubungan
b er da mp a k pada dehidrasi. Di Nomor KM. 29 T a hu n 2010 t ent a n g
dalam kereta, risiko dehidrasi dapat Penyelenggaraan P ela ya na n Publik
diminimalisir melalui penggunaan Angkutan Orang Dengan Kereta Api
AC. Kelas Ekonomi, mewajibkan KA jarak
Pengembangan Desain Sistem Pengkondisian Udara Kereta Api Oleh PT. INKA (Persero), Taufik Hidayat dan Firdausa Retnaning Restu 25
dekat menggunakan AC. Pada tahun 2015 dinyatakan bahwa temperatur pada kereta
pemerintah mewajibkan semua KA yang yang dilengkapi dengan AC adalah 22-26
0
beroperasi di Indonesia menggunakan AC C dengan kecepatan udara maksimal 0,5
sehingga membuat PT. KAI berinovasi m/detik.
dengan menggunakan AC split sebagai
3. Standar Temperatur Dalam Ruang
s is t em p en d i n gi n k er et a . N a mu n
Penumpang KA Menurut UIC 553
penggunaan AC split dianggap kurang
sesuai untuk KA, sebab AC split lebih U nt u k r u a ng p enu mp a n g , st a nda r
tepat digunakan untuk ruangan statis, temperatur dalam ruangan berdasarkan
bukan di na mis seperti KA. M ela lu i standar UIC 553 diatur dalam kurva pada
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor: Gambar 10.
PM.17 Tahun 2011 tentang Standar, Tata Misal dari Tem = 32oC (89,6o F) ditarik garis
Cara Pengujian dan Sertifikasi Kelaikan lu r u s k e a t a s k et emu ga r is standar
G er b on g, p a da Ba gia n k e emp a t
kemudian ditarik garis ke kanan maka akan
dinyatakan bahwa uji dinamis gerbong didapatkan Tic = 23oC (73,4o F)
bertujuan untuk mengetahui kondisi
peralatan dan kemampuan kerja gerbong Relative humidity yang diberlakukan pada
saat ken da r aa n b er g er a k. D en ga n standar UIC-553 disebutkan pada grafik
parameter uji temperatur dan sirkulasi Gambar 11.
udara, khusunya pada pasal 21 dan 26,

Sumber: UIC 553, 6 th Edition February 2004


Gambar 10.
Kurva Untuk Temperatur Ambient.

Sumber: UIC 553, 6 th Edition February 2004


Gambar 11.
Air Humidity in The Comfort.

26 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 19, Nomor 1, Maret 2017: 13-36
Pada grafik di atas dibagi menjadi 2 zona. Dimana Dengan Tim = 23 oC, kemudian ditarik garis lurus
zona yang dianjurkan adalah zona 1 yang sesuai ke atas ketemu garis standar kemudian ditarik garis
dengan tubuh manusia. Ketika Tim = 23 oC ditarik ke kanan maka akan didapatkan kecepatan udara
garis lurus ke atas ketemu garis standar kemudian sebesar 0,3 m/detik. Selain itu kecepatan udara
ditarik garis ke kanan maka akan didapatkan RH = yang jatuh di atas kepala manusia tidak boleh
65%. lebih besar dari 0,3 m/detik.

Sumber: UIC 553, 6 th Edition February 2004


Gambar 12.
Kecepatan Udara yang Diperbolehkan.
D. H as i l Perhitungan B e ba n Pendinginan Beban panas yang dihasilkan oleh kaca K3
Udara New Image dihitung berdasarkan posisi
masing-masing jendela, sehingga untuk
1. Perpindahan Kalor Melalui Kaca
memperoleh beban panas total (total
Besarnya beban panas dapat dihitung heating load) yaitu dengan menjumlahkan
menggunakan persamaan sebagai berikut: beban panas yang dihasilkan masing-
Qglass = SCL x SF x CF x A masing jendela sebagai berikut:
= 339,18 x 0,9 x 0,68 Qglass tot = Qnorht + Qsouth + Qwest + Qeast
= 5494,716 Btu/hr = 5494,716+0+761,267+ 790,172
= 1610,342 W = 7046,155 Btu/hr
Tabel 4.
Beban Panas yang Dihasilkan oleh Kaca Pada K3 New Image

Luas Peak Load Factor Beban Panas


Posisi
(ft²) (Btu/hr ft²) Shade Storage (Btu/hr)

Utara 339,18 0,9 0,68 5494,716


Selatan
Barat 1291,13 0,9 0,68 790,17156
Timur 1243,9 0,9 0,68 761,2668
Total 7046,15436
Sumber:Direktorat Teknologi, PT. INKA, 2016

Pengembangan Desain Sistem Pengkondisian Udara Kereta Api Oleh PT. INKA (Persero), Taufik Hidayat dan Firdausa Retnaning Restu 27
2. Perpindahan Kalor Melalui Dinding untuk memperoleh beban panas total (total
dan Atap heating load) yaitu dengan menjumlahkan
beban panas yang dihasilkan masing-
Besarnya beban panas pada dinding dan
masing dinding sebagai berikut:
atap dapat di h it u n g men g gu na ka n
RSHGtotal = RSHGwall 1 + RSHGwall 2 +
persamaan sebagai berikut:
RSHGwall 3 + RSHGwall 4 +
RSHG = A x U x (ΔTes + ΔTem)
RSHGroof
= 217,72 x 0,6 x (34 + 8) = 5486,544 + 3788,328 +
= 5486,544 Btu/hr
296,208 + 753,984 +
Beban panas yang dihasilkan oleh dinding 7899,7623
serta atap kereta api dihitung berdasarkan = 18224,8263 Btu/hr
posisi masing-masing dinding, sehingga
Tabel 5.
Beban Panas yang Dihasilkan oleh Dinding dan Atap Pada K3 New Image
Luas Konduktivitas ∆Tes ∆Tem Beban Panas
Posisi
(ft²) (Btu/ft² °F hr) (°F) (°F) (Btu/hr)
Wall 1 217,72 0,6 34 8 5486,544
Wall 2 217,72 0,6 21 8 3788,328
Wall 3 44,88 0,6 3 8 296,208
Wall 4 44,88 0,6 20 8 753,984
Roof 231,19 0,67 43 8 7899,7623
Total 18224,8263
Sumber:Direktorat Teknologi, PT INKA, 2016

3. Beban Panas Internal quantity dapat dihitung menggunakan


persamaan sebagai berikut:
Sensible heat yang disebabkan oleh Q = n x CFM
penumpang dapat diperoleh melalui = 64 x 8,8
persamaan berikut: = 563,2 Btu/hr
RSHG = n x QS x CLF
Qruang = A x CFM
= 64 x 240 x 1
= 15360 Btu/hr Dimana:
A = Luas Ruangan (ft 2)
Besarnya sensible heat pada lampu dapat CFM = Laju Pertukaran Udara pada tiap
diperoleh melalui persamaan berikut: luasan
RSHG = 3,412 x n x Fs x Fu x CLF Sehingga: cfmva = Q + Qruang
= 3503,2 Btu/hr = 563,2 Btu/hr
Besarnya sensible heat pada peralatan pada Dimana:
kereta dapat diperoleh melalui persamaan cfmva : Ventilation Air Quantity (CFM)
berikut:
Sedangkan kerugian yang disebabkan
RSHG = n x QS oleh celah-celah atau pintu yang terbuka
= 1 x 9451,63 digolongkan ke dalam infiltrasi, berikut
= 9451,63 Btu/hr persamaannya:
RSHGinternal total = RSHG manusia + cfmia = (L x CFMcrak) + CFMfan air +
RSHG Lampu + CFMopen door + CFMexhaust fan air
RSHGperalatan total = (7,750 x 0,12) + 0 + 563,2 + 0
= 15360+ 3503,2 + = 564,13 Btu/hr
9451,63
Dimana standar nilai CFM untuk
= 28314,83 Btu/hr
penumpang yang menempuh perjalanan
4. Outdoor Air Quantity jauh adalah 8,8. Sedangkan nilai CFM
untuk celah jendela menggunakan nilai
Pergantian udara yang disebabkan oleh CFM celah jendela dengan bingkai kayu
ventilasi terjadi akibat beberapa faktor dan berada pada daerah yang memiliki
diantaranya adalah penumpang dan bukaan kecepatan angin rata-rata sebesar 5 m/
pada ruangan tersebut, ventilation air jam.
28 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 19, Nomor 1, Maret 2017: 13-36
Tabel 6.
Outdoor Air Quantity Pada K3 New Image

Ventilation Infiltration
Total
Jumlah/Luas Jumlah/Luas (CFM)
CFM CFM
(ft²) (ft²)
Orang 128 8,8 Crack 7,75 0,12
564,13
Ruangan - - Pintu - -
Sumber:Direktorat Teknologi, PT. INKA, 2016

D i ma na s t a nda r ni la i C F M u nt u k Qtrans total = Q gl ass + Q fl oor + Q parti ti on +


penumpang yang menempuh perjalanan Qinfiltration
jauh adalah 8,8. Sedangkan nilai CFM = 1617,0408 + 1123,146 + 0
untuk celah jendela menggunakan nilai + 18,0792
CFM celah jendela dengan bingkai kayu = 2758,266 Btu/hr
dan berada pada daerah yang memiliki
Dimana:
kecepatan angin rata-rata sebesar 5 m/
Qinfiltration = 1,08 x cfmia x CLTD
jam.
Qinfiltration = 1,08 x 0,93 x (95-77)
5. Perpindahan Kalor Selain Melalui Qinfiltration = 18,0792 Btu/hr
Dinding dan Atap
Kaca yang digunakan pada K3 New Image
Beban panas selain berasal dari atap dan adalah double temperred glass yang
dinding dapat juga berasal dari lantai serta d ila mi na s i d en ga n a nt i U V 6 0 % ,
celah-celah yang ada pada kereta api. sedangkan material penyusun lantai
Besarnya beban panas selain melalui adalah unitex yang terdiri dari baja
dinding dan atap dapat dihitung dengan bergelombang pada bagian bawah dan
persamaan sebagai berikut: vinyl pada permukaan. Temperatur di
Q = A x U x CLTD luar kereta dianggap konstan sebesar 95
= 104,46 x 0,86 x (96-77) °F dan temperatur di dalam kereta diatur
= 1617,0408 Btu/hr pada temperatur 77°F.
Sehingga transmisi beban panas total yang
dihasilkan selain melalui dinding dan atap
adalah sebagai berikut:
Tabel 7.
Beban Panas yang Dihasilkan Selain Pada Dinding dan Atap Pada K3 New Image

Luas Peak Load CLTD Beban Panas


(ft²) (Btu/hr ft²) (F) (Btu/hr)

Kaca 104,46 0,86 18 1617,0408

Lantai 231,1 0,27 18 1123,146

Total 2740,1868
Sumber:Direktorat Teknologi, PT. INKA, 2016

Beban panas sensibel pada kereta adalah RSH = 5 6 3 4 4 , 0 7 6 7 + ( 1 0 % +


sebagai berikut: 56344,0767)
SH = Q glass tot + RSHG floor + Qtrans tot + = 61978,4843 Btu/hr
RSHGinternal tot Nilai Outdoor Air Sensible Heat (OASH)
= 7 0 4 6 , 1 5 4 + 1 8 2 2 4, 8 2 6 3 + yang diperoleh berdasarkan persamaan
2758,266 + 28314,33 sebagai berikut:
= 56344,0767 Btu/hr OASH = 1,08 x cfmoa x ∆t
Beban panas ruangan atau Room Sensible = 0,1 x 564,13 x (95 -77)
H ea t ( R S H ) t ot a l da pa t di h it u n g = 1015,434 Btu/hr
menggunakan persamaan sebagai berikut: Variabel lain yang diperlukan untuk
RSH = SH + (10% x SH) menghitung total sensible heat adalah

Pengembangan Desain Sistem Pengkondisian Udara Kereta Api Oleh PT. INKA (Persero), Taufik Hidayat dan Firdausa Retnaning Restu 29
Effective Room Sensible Heat (ERSH) RLH = RLHGtotal + (10% x RLHGtotal)
dengan persamaan sebagai berikut: = 10247,24098 + (10% x
ERSH = RSH + (OASH x bypass factor) 10247,24098)
= 61978,4843 + (1015,434 x 0,1) = 11271,24098 Btu/hr
= 62080,0277 Btu/hr
Nilai Outdoor Air Latent Heat (OALH)
Bypass factor merupakan presentase p a da K 3 N ew I m a g e ya k n i sebesar
dimana ketika udara melewati coil tidak
27414,3648 Btu/hr berdasarkan persamaan
mengalami perubahan. Pada K3 New
berikut :
Image baypass factor bernilai 0,1. Besar
Total Sensible Heat adalah sebagai berikut: OALH = 0,68 x cfmoa x ∆w
TSH = RSH + OASH = 0,68 x 7,24098 x 5567,65
= 61978,4843 + 1015,434 = 27414,3648 Btu/hr
= 62993,9183 Btu/hr Sedangkan untuk nilai Effective Room
6. Beban Kalor Laten Latent Heat ( E R L H ) da pa t dihitung
dengan persamaan berikut:
Kalor laten merupakan beban panas yang
ERLH = RLH + (OALH x bypass factor)
terjadi ketika energi ditambahkan atau
= 11271,9651+(27414,3648 x 0,1)
diambil da r i s u a t u ma t er i sehingga
= 14013,4016 Btu/hr
menyebabkan perubahan fasa suatu materi
tetapi tidak menyebabkan perubahan pada Sehingga besar Total Latent Heat adalah
dry bulb temperature. sebagai berikut:
7. Beban Panas Internal TLH = RLH + OALH
= 11271,9651 + 27414,3648
Selain menghasilkan beban kalor sensibel, = 38686,3298 Btu/hr
penumpang dan peralatan listrik juga
menghasilkan beban kalor laten. Berikut Untuk mendapatkan nilai Effective Room
merupakan persamaan untuk menghitung Total Heat dihitung dengan menggunakan
beban kalor laten yang dihasilkan oleh persamaan berikut:
manusia maupun peralatan: ERTH = ERSH + ERLH
RLHG = n x Q1 = 62080,0277 + 14013,4016
= 64 x 160 = 76093,4293Btu/hr
= 10240 Btu/hr
8. Total Beban Kalor
Sistem infiltrasi juga menjadi salah satu
faktor yang dapat menghasilkan beban Total beban kalor merupakan salah satu
kalor laten infiltrasi merupakan besarnya acuan dalam memilih jenis serta daya
udara luar yang masuk ke dalam ruangan pendingin yang tepat. Salah satu variabel
dan mempengaruhi temperatur udara dan yang digunakan untuk menghitung Total
tingkat kelembaban di ruangan tersebut. beban kalor atau grand total heat adalah
Besarnya beban kalor laten dari infiltrasi dehumidified air quantity yang dapat
dapat dihitung dengan persamaan sebagai ditentukan dengan persamaan di bawah:
berikut: ERSH
Q1 = 0,68 x CFM x Δw cfm da 
= 0,68 x 0,93 x (16,4 - 4,95)
1,08x1  bypasfacto r xt DB  tad 
= 7,24098 Btu/hr 62080,0277
cfm da 
Sehingga besarnya beban panas atau kalor 1,08x1  0,1x77  52
laten dapat dihitung dengan persamaan cfm da  2554,734CFM
sebagai berikut:
RLHGtotal = Q l + R L H G m a n u s i a + Nilai Apparatus Dewpoint Temperature
RLHGperalatan dari tabel 65 halaman 145-147 Carrier
= 7,24098 + 10240 + 0 handbook dengan menggunakan dry bulb
= 10247,24098 Btu/hr temperature dan effective sensible heat
Beban panas ruangan atau Room Latent (ESHF) s eb a ga i va r ia b el p en ent u .
Heat (RSH) t ot a l pa da kereta dapat Besarnya Effective Sensible Heat Factor
dihitung menggunakan persamaan sebagai (ESHF) dapat dihitung dengan persamaan
berikut: di bawah:
30 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 19, Nomor 1, Maret 2017: 13-36
ERSH pendingin ruangan dengan kapasitas beban
ESHF  pendinginan sebesar 18 Kcal/hr sebanyak
ERSH  ERLH
2 unit.
62080,0277
ESHF  E. Hasil Pengujian AC 4001 oleh Institut
62080,0277  14013,4016
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
ESHF  0,8158 (ITS)
Entering A i r E nt h a l p y mer u p a ka n Pengujian kapasitas pendinginan dalam proyek
besarnya entalpi yang masuk ke dalam ini menggunakan dua metode, yaitu:
kereta, nilainya diperoleh berdasarkan
persamaan berikut:  Metode Enthalpy Udara

hea 
cfmoa xhoa   cfmra xhra  Metode ini digunakan untuk memperoleh
cfmsa kapasitas p en di n g i na n dengan cara
mengukur temperatur udara (dry-bulb) dan
hea 
564,13x59,2  1990,60365x29,38 kelembaban udara (relative humidity/RH)
2554,73365 dari suction dan blow out mesin AC yang
diuji.
hea  35,964779 Btu / lb
 Metode Pengukuran Aliran Refrigerant
Nilai Supply Air Quantity diasumsikan
sama dengan Dehumidified Air Quantity Metode ini digunakan untuk memperoleh
karena pada kondisi apparatus dianggap kapasitas pendinginan dengan mengukur
tidak ada aliran udara yang masuk pada nilai karakteristik dari refrigerant mesin
ruangan. AC yang diuji, yaitu berupa temperatur
Leaving Air Enthalpy merupakan besarnya superheat dan subcooling dari aliran
entalpi yang keluar dari kereta, nilainya refrigerant.
dihitung dengan menggunakan persamaan
1. Kondisi Pengujian
berikut:
Hla = had + bypass factor (hea - had) Pengukuran telah dilakukan pada kondisi
Hla = had + bypass factor (hea - had) operasi yang sudah mantap, karena AC
= 21,5 + 0,1(35,9645 - 21,5) telah beroperasi sekitar satu jam. Kondisi
= 25,097 Btu/lb lingkungan memenuhi untuk pengujian
Dimana: kapasitas pendinginanan beban maksimum
had = Apparatus Dewpoint Enthalpy dimana temperatur lingkungan adalah 38
(Btu/lb) °C dan kelembaban udara sekitar 35%.

Dari grafik psychometric di atas maka 2. Hasil Pengujian Kapasitas Pendingin


didapatkan nilai apparatus dewpoint Dengan Metode Enthalpy Udara
enthalpy sehingga dapat ditentukan nilai Prosedur p en gu j ia n p a da bagian ini
leaving air enthalpy. Dengan demikian mengacu pada standar AHSRAE yang
besarnya grand total heat dapat dihitung digunakan oleh PT. INKA. Perhitungan
sebagai berikut: kapasitas p en d in g i na n d i l a k u k a n
GTH = 4,45 x cfmda x (hea - hla) menggunakan nilai enthalpy. Untuk tujuan
= 4,45 x 2554,734 x (35,965 - ini maka diperlukan perhitungan terlebih
25,096) dahulu terhadap nilai enthalpy dan densitas
= 123556,985 Btu/lb udara. Enthalpy dihitung berdasarkan
= 31136,3603 Kcal/hr persamaan:
Kereta K3 New Image merupakan kereta h = 1,006T + W(2501 + 1,86T)
produksi PT. INKA (Persero) tahun 2016
Keterangan:
sebanyak 2 trainset masing-masing terdiri
h : enthalpy (kJ/kg)
22 kereta dan 3 trainset masing-masing
T : drybulb temperature (oC)
terdiri 11 kereta. Setiap kereta dipasang
W : rasio kelembaban (kg w/kg.da) =
AC 18003 sebanyak 2 unit, sehingga
μ x Ws
sudah sesuai dengan perhitungan beban
μ : kelembaban relative
pendinginan s et ia p ker et a s eb es a r
Ws : kelembaban pada tekanan saturasi
123556,985 Btu/hr a ta u 3 1 1 3 6,3603
Kcal/hr. Dari hasil tersebut maka K3 New D ens it a s u da r a di h it u n g d en ga n
Image sebaiknya menggunakan sebuah persamaan:
Pengembangan Desain Sistem Pengkondisian Udara Kereta Api Oleh PT. INKA (Persero), Taufik Hidayat dan Firdausa Retnaning Restu 31
351,99 351,99  kg 
   m3 
T T2  
dengan T adalah temperatur drybulb dalam
Kelvin. Perhitungan kapasitas pendinginan
menggunakan rumusan sebagai berikut:
Laju volume aliran udara (m3/h) =
rata-rata kecepatan udara (m/s) x luasan
area outlet (m3) x 3600
Kapasitas pendinginan = (hintake indoor -
houtflow indoor) (kcal/kg) x ρ x Volume Sumber: Laporan hasil Pengujian Kapasitas AC PT
outflow udara indoor (m3/h) INKA oleh ITS, 2016
Gambar 13.
Hasil perhitungan adalah sebagai berikut: Diagram p-h
Kapasitan pendingin no.1 = 21527 kcal/hr
Kapasitas pendingin no.2 = 22782 kcal/hr Dari hasil pengukuran diperoleh nilai
temperatur superheat minimum adalah
Total kap as it as pe nd i ng i n (QL)
8,5 oC dan nilai temperatur superheat
= 44309 kcal/hr
maksimum adalah 14 o C. Sedangkan
Dari segi daya listrik yang dikonsumsi, nilai temperatur subcooling minimum
diperoleh: adalah 4 , 5 o C da n ni la i temperatur
Konsumsi daya listrik no 1 = 10.9 kVA subcooling maksimum adalah 10,5 oC
Konsumsi daya listrik no.2 = 10.94 Nilai h1, h2, h3, dan h4 diperoleh dengan
Total konsumsi daya lisytrik (Wc) = mengeplot kondisi 1-4 (Gambar 13),
21.9 kVA pada diagram P-h dari R407C. Kapasitas
= 17,52 kW(cosphi : 0’8) pendinginan dinyatakan sebagai laju kalor
= 15074,57 kcal/hr yang diserap dari media yang didinginkan,
yaitu:
Dengan demikian koefisien performansi
Q L  mh1  h4 
o o
(coefficient of performance) diperoleh:
o o

 h1  h4 
Q 44309kcal / har QL
COP  L   2,94 o
Wc 15074,57 kcal / har m
Dengan menggunakan asumsi bahwa
Dari hasil perhitungan di atas dapat dilihat
banyaknya aliran refrigerant per 30 detik
bahwa kapasitas pendingin mesin ACI- pada setiap siklus adalah sekitar 80% dari
4001 telah melebih kapasitas desain. massa total refrigerant, diperoleh laju
Sedangkan dari nilai COP dapat dilihat aliran massa refrigerant adalah 0,085 kg/s.
bahwa mesin ACI-4001 berada pada Selanjutnya kapasitas pendinginan total
kategori bagus karena masih dalam range merupakan penjumlahan dari empat siklus
nilai COP tipikal dari satu unit AC yaitu pendinginan ya n g t er ja d i, sehingga
2 hingga 4. diperoleh:
o Q 
o o o o

3. Hasil Pengujian Kapasitas Pendinginan


o
 L1 Q L 2 Q L 3 Q L 4 
Q L total  m o  o  o  o 
Dengan Metode Aliran Refrigerant  m m 
 m m
Teknik pengambilan data karakteristik = 0.085 kg/s (145.84 +168
aliran refrigerant yang digunakan ACI- +167.1 +160.006) kJ/kg
4 0 0 1 men ga cu p a da t ek n ik ya n g = 54.48 kJ/s
digunakan oleh PT. INKA. Perhitungan = 196129.4 kJ/hr
kapasitas pendinginan dilakukan dengan QL total = 46876.05 kcal/h
mencari data enthalpy refrigerant dari hasil F. Hasil Pengujian Distribusi Udara di Dalam
pengukuran tekanan dan temperatur. Nilai Ruang Penumpang di Lintas Operasional
en t h a l p y dip er ol eh dari diagram P-h PT. KAI
refrigerant DuPont Suva R-407C. Ilustrasi Hasil ini menunjukkan bahwa kapasitas
siklus pendinginan yang terjadi seperti pendinginan mesin ACI-4001 lebih besar dari
ditunjukkan pada Gambar 13. nilai kapasitas desainnya. Berikut ini diberikan
32 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 19, Nomor 1, Maret 2017: 13-36
contoh hasil pengujian di lintas operasi PT. KAI data dilakukan mulai pukul 16.30 WIB, ± 10
pada kereta K3 New Image yang menggunakan menit setelah kereta berjalan. Sebelum berjalan
ACI-1803. P en ga mb ila n data dilakukan kereta dalam kondisi berhenti di stasiun, namun
sebanyak satu kali karena kondisi kereta yang sebelumnya telah berjalan dengan AC menyala
kurang memungkinkan untuk melakukan dan pintu tertutup. Pengambilan data dilakukan
pengambilan data sebanyak tiga kali. Data d en ga n mengambil s a mp el du a k er et a
diambil pada saat kereta berjalan dengan penumpang.
kecepatan rata-rata 60 km/jam. Pengambilan

Sumber:Direktorat Teknologi, PT. INKA, 2016


Gambar 14.
Denah Pembagian Titik Pengukuran Kereta Penumpang.

Sumber:Direktorat Teknologi, PT. INKA, 2016


Gambar 15.
Grafik Nilai Temperature Kereta Penumpang K3AC New Image.

Sumber:Direktorat Teknologi, PT. INKA, 2016


Gambar 16.
Grafik Nilai Kecepatan Udara Kereta Penumpang K3AC New Image.

Pengembangan Desain Sistem Pengkondisian Udara Kereta Api Oleh PT. INKA (Persero), Taufik Hidayat dan Firdausa Retnaning Restu 33
Pada kereta penumpang distribusi udara telah kecepatan udara pada kereta penumpang yang
merata. Hal ini ditunjukkan dengan selisih antar terukur adalah 0.09 pada kereta K308 dan 0.089
titik dari hasil pengukuran tidak lebih dari 1°C. pada K309. Nilai rata-rata temperatur udara
Selain itu hasil pengukuran yang diperoleh, jika ya n g t er u ku r di ba wa h s ta nda r (22°C)
dibandingkan dengan standar keberterimaan menunjukkan bahwa performansi AC mampu
yang ada, semua parameter telah sesuai dengan mencapai temperatur di bawah target. Untuk
rata-rata temperatur ruang adalah 20.45°C untuk memenuhi target temperatur maka setting set
K308 dan 21.65°C untuk K309. Dan rata-rata point dapat dilakukan sesuai standar yang ada.
Tabel 8.
Rata-rata Temperatur dan Kecepatan Udara

Standar T Standar V
Jenis Kereta
(°C) (°C) (m/s) (m/s)
K308 22 - 26 20.45 ≤ 0,5 0.09075
K309 22 - 26 21.65 ≤ 0,5 0.08975
K1 22 - 26 21.97 ≤ 0,5 0.12

KESIMPULAN standar UIC 553 6th Edition February 2004. Produk


AC INKA yang telah digunakan oleh PT. KAI,
Melalui Peraturan Menteri Perhubungan Nomor
diantaranya: ACI-1802 pada KA eksekutif tahun
PM.17 Tahun 2011 tentang Standar, Tata Cara
2015, sudah dipakai PT. KAI, ACI-1803 pada KA
Pengujian dan Sertifikasi Kelayakan Gerbong,
ekonomi AC tahun 2016 dan KA eksekutif tahun
dinyatakan bahwa temperatur pada kereta yang
2016, ACI-2501 pada KA Inspeksi tahun 2014-2015
dilengkapi dengan AC adalah 22-26°C dengan
dan ACI-4001 yang direncanakan pada KA Bandara
kecepatan udara maksimal 0,5 m/detik. Berdasarkan
Soekarno Hatta.
standar UIC 553 disebutkan bahwa jika temperatur
udara ambient (Indonesia) adalah 35°C maka standar
SARAN
temperatur dalam r ua ng k er et a adalah 23°C,
kelembaban udara 65% dan kecepatan udara yang PT. INKA selaku industri manufaktur sarana
jatuh di atas dikepala penumpang tidak melebihi perkeretaapian t ela h ma mp u mendesain dan
0,3 m/detik. Berdasarkan hasil pengujian oleh ITS memproduksi AC untuk KA penumpang dan telah
terhadap AC produksi PT. INKA tipe ACI-4001, memenuhi persyaratan sesuai regulasi yang telah
kapasitas pendinginan mencapai 46.876,05 kCal/jam, ditetapkan s er t a p er f or ma ns i yang baik saat
telah melebihi kapasitas desain sebesar 40.000 operasional pada sejumlah KA di lintas PT. KAI,
kCal/jam. Ini bermakna bahwa performansi AC disarankan a ga r pr odu k AC P T . I N K A dapat
INKA mampu menampung beban pendinginan digunakan secara meluas didalam negeri, tidak lagi
melebihi desain kapasitas pendinginan hingga menggunakan produk AC impor.
17.19%. Berdasarkan hasil pengujian AC INKA
pada kereta K3 New Image yang didapat, jika UCAPAN TERIMA KASIH
dibandingkan dengan standar keberterimaan yang Ucapan terima kasih kepada PT. INKA yang telah
ada, s emu a p ar a met er t ela h s es u a i dengan memberikan kesempatan kepada penulis guna
rata-rata temperatur ruang adalah 20.45°C-21.65°C.
melakukan penelitian tentang sistem pengkondisian
Sedangkan rata-rata kecepatan udara pada kereta
udara pada sarana kereta api.
penumpang yang terukur adalah 0.089-0.09 m/detik.
Nilai rata-rata t emp er a t u r udara yang terukur DAFTAR PUSTAKA
di bawah standar (22°C) menunjukkan bahwa
performansi AC mampu mencapai temperatur di ____.1965. Handbook of Air Conditioning System Design.
bawah target. Untuk memenuhi target temperatur McGraw Hill Book Company. New York.
maka setting set point dapat dilakukan sesuai standar ____. 2001. Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan
yang ada. Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa Pengkondisian Udara Pada Bangunan Gedung.
PT. INKA telah mampu mendesain dan membuat Direktorat Jendral Cipta Karya. Jakarta.
sistem pengkondisian udara sesuai spesifikasi yang ____. 2004. UIC Code 553 Heating, Ventilation, and
diinginkan serta memiliki performance yang Air-Condtioning in Coaches. Union Internationale
baik, memenuhi standar yang dipersyaratkan oleh des Chemin de Fer (UIC).
Keputusan Menteri Perhubungan Nomer PM.16 ____. 2006. EN 14750 Air Conditioning for Urban and
Tahun 2011 tentang Standar, Tata Cara Pengujian Suburban Rolling Stock. European Commitee for
dan Sertifikasi Kelaikan Peralatan Khusus, dan Standardization. Brussels.

34 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 19, Nomor 1, Maret 2017: 13-36
Imam Abdurrahman, 2001. Buku Petunjuk Pengoperasian ____. 2016. Laporan Kegiatan Pengujian Kapasitas
dan Pemeliharaan ACTEL, TL-AC002-2001. LIPI. Pendinginan Sitem Pengkondisian Udara ACI-4001.
Jakarta Laboratorium Energi dan Pengkondisian Lingkungan
Jurusan Teknik Fisika Institut Teknologi 10
J.Stone & Co. 1986. Stone Carrier Air Conditioning
Nopember.
Equipment f o r I nd o ne s i a , Description and
Instructions f o r I n s t a l lation, Operation and ____. 2016. AC Konvekta 7401. www.konvekta.de
Maintenance. London: DEPTFORD LIMITED.
____. 2004.ANSI/ANHRAE STANDARD 34 “Al-No
Wahyu Pribadi,1987. Perhitungan Beban Pendinginan Flame Propagation and Low Toxicity. ANSI
Gerbong Penumpang Kelas I PT. INKA. Technical
____. 2016. Direktorat Teknologi. PT. INKA (Persero).
Note DT32-045. Bandung: Direktorat Teknologi,
PT. IPTN.

Pengembangan Desain Sistem Pengkondisian Udara Kereta Api Oleh PT. INKA (Persero), Taufik Hidayat dan Firdausa Retnaning Restu 35
36 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 19, Nomor 1, Maret 2017: 13-36

You might also like