Professional Documents
Culture Documents
PROPOSAL
Oleh:
MUHAMMAD ANGGI NASUTION
178400073
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MEDAN AREA
MEDAN
2020
ABSTRACT
The authority regarding the gas sale and purchase disputes in decision no.
09/KPPU-L/2016 is a legal phenomenon against the authority of the relevant
institutions. In the decision, the Business Competition Supervisory Commission
imposed sanctions on PT. Perusahaan Gas Negara worth RP. 9,923,848,407.
(Nine Billion Nine Hundred Twenty Three Million Eight Hundred Forty-Eight
Thousand Four Hundred Seven Rupiah) in the monopolistic practice of fixing
industrial gas prices in Medan and its surroundings in the period August-
November 2015.
The sale and purchase agreement was made by PT. Perusahaan Gas
Negara and the consumers are in dispute in this case. In terms of determining
industrial gas prices, BUMN have the authority to do so, but with a note that they
must pay attention to the purchasing power of consumers. The increase in
industrial gas prices has a negative impact on consumers, the government sees and
hears complaints from consumers in the surrounding Medan area directly
intervenes by setting the maximum price or highest retail price (HET) which aims
to protect consumers and maintain the stability of the Indonesian economy
2
ABSTRAK
Kewenangan mengenai sengketa jual beli gas pada putusan No. 09/KPPU-
L/2016 merupakan suatu fenomena hukum terhadap kewenangan lembaga yang
terkait. Dalam putusan tersebut Komisi Pengawas Persaingan Usaha memberikan
sanksi terhadap PT. Perusahaan Gas Negara senilai Rp. 9.923.848.407. (Sembilan
Milyar Sembilan Ratus Dua Puluh Tiga Juta Delapan Ratus Empat Puluh Delapan
Ribu Empat Ratus Tujuh Rupiah) dalam praktek monopoli yang dilakukan dengan
hal penetapan harga gas industri di area Medan Sekitarnya dalam kurun waktu
Agustus-November 2015.
Metode penelitian yang digunakan pada pengerjaan skripsi ini adalam
metode penelitian normatif dengan analisis data kualitatif.
Perjanjian jual beli yang dilakukan PT. Perusahaan Gas Negara dengan
para konsumen tersebut menjadi sengketa pada kasus ini. Dalam hal penetapan
harga gas industri, BUMN memiliki kewenangan terhadap hal tersebut namun
dengan catatan harus memperhatikan daya beli konsumen. Kenaikan harga gas
industry tersebut menjadi suatu dampak negatif bagi konsumen, pemerintah
melihat dan mendengar keluhan dari konsumen di area Medan Sekitarnya
langsung memberikan intervensi dengan menetapkan harga maksimum atau harga
eceran tertinggi (HET) yang bertujuan untuk melindungi konsumen serta menjaga
stabilitas perekonomian Indonesia.
3
DAFTAR ISI
ABSTRAK........................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................6
C. Tujuan Penelitian.................................................................................................7
D. Manfaat Penelitian...............................................................................................8
E. Hipotesis................................................................................................................8
BAB II.............................................................................................................................10
TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................10
A. Tinjauan Umum mengenai Undang-undang No.5 Tahun 1999......................10
B. Substansi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999............................................15
BAB III...........................................................................................................................30
METODE PENELITIAN..............................................................................................30
A. Waktu dan Tempat Penelitian...........................................................................30
B. Metodologi Penelitian.........................................................................................31
BAB IV............................................................................................................................34
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................................................34
A. Hasil Penelitian...................................................................................................34
BAB V.............................................................................................................................59
PENUTUP.......................................................................................................................59
A. Kesimpulan.........................................................................................................59
A. Saran...................................................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................63
i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
hak dan kewajiban dalam hidup bermasyarakat dan juga mengatur bagaimana
hak dan kewajiban. Dengan demikian, hukum perdata material pertama kali
dimasa Orde baru, sangat terasa nuansa ekonomi yang sangat monopolitis serta
feodalistik. Maka dari itu pemerintah membuat satu terobosan dalam dunia
Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat serta memberikan
1
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2000 hal 3
2
Ibid
1
perasaan aman kepada konsumen melalui Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
Undang Dasar 1945 yang secara tegas dikatakan bahwa, perekonomian nasional
atas produksi dan atau pemasaran barang dan atau atas penggunaan jasa tertentu
oleh suatu pelaku usaha dan atau kelompok usaha (pasal 1). Sedangkan yang
dimaksud dalam praktek monopoli sebagai pemusatan ekonomi oleh satu atau
pemasaran atas barang dan jasa tertentu sehingga menimbulkan persaingan tidak
pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi dan atau pemasaran atau jasa
3
Hermansyah, 2008, Pokok-pokok Hukum Persaingan Usaha di Indonesia, Jakarta: Pernada
Media Grup, hal 64
2
yang dilakukan dengan cara yang tidak jujur atau melawan hukum atau
secara efektif sesuai dengan asas dan tujuannya, maka sangatlah perlu untuk
Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, lembaga khusus
yang dapat memberikan kepercayaan bagi para pelaku usaha maupun konsumen,
salah satu lembaga yang dibentuk oleh pemerintah adalah Komisi Pengawas
pengawasan terhadap kegiatan usaha yang dilakukan oleh para pemilik usaha
baik itu badan ekonomi maupun perorangan dan baik itu berbadan hukum
4
Muhammad Djakfar, “Hukum Bisnis Edisi Revisi Membangun Wacana Integrasi Perundangan
Nasional dengan Syariah” Malang, UIN-MALIKI PRESS Malang, 2013, hal. 321.
3
terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha yang dilakukan oleh para
Perlindungan Konsumen.
ekonomi, pendidikan dan daya tawar karena itu sangatlah diperlukan undang-
kesetaraan yang berkeadilan dan untuk mengimbangi kegiatan pelaku usaha yang
4
untuk mengukur dugaan adanya pelanggaran hak-hak konsumen, yang semula
konsumen yang merasa dirugikan oleh pelaku usaha, karena sengketa diantara
dinamika di dalam dunia hukum, penulis menyoroti adanya bias kepentingan dan
wewenang dalam menangani sengketa perjanjian jual beli gas oleh Perusahaan
Gas Negara di Medan dengan para konsumen, dalam hal ini Komisi Pengawas
Jual Beli Gas di Medan serta memutuskan pihak Perusahaan Gas Negara
5
Susanti Adi Nugroho, “Proses Penyelesaian Sengketa Konsumen ditinjau dari hukum acara
perdata serta kendala implementasinya” Jakarta: Pernada Media Grup Tahun 2008, hal 74.
5
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menjatuhkan sanksi kepada
pihak PGN sebesar Rp. 9.923.848.407 (Sembilan Miliar Sembilan Ratus Dua
Puluh Tiga Juta Delapan Ratus Empat Puluh Delapan Ribu Empat Ratus Tujuh
Jakarta Barat oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dengan yang
(KPPU) tidak memiliki wewenang terhadap Perjanjian Jual Beli Gas, hal tersebut
(BPSK) untuk menangai sengketa Perjanjian Jual Beli Gas, hal tersebut termuat
tersebut di atas, maka penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang
Penyelesaian Sengketa Jual Beli Gas Di Sumatera Utara (Studi Putusan No.
9/KPPU-L/2016)”.
B. Rumusan Masalah
Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengenai jual beli gas oleh PGN dengan
pelanggan PT. IntanMas Indologam, PT. Universal Gloves, PT. Kedaung Medan
Industrial, PT. Industri Karet Deli, PT. Growth Sumatera Industry, PT. Maja
6
Agung Latexindo, PT. Intan Havea Industri, PT. Indorub Nusaraya dapat
No. 9/KPPU-L/2016?
C. Tujuan Penelitian
antara lain:
D. Manfaat Penelitian
7
Adapun tujuan penelitian skripsi ini juga mengambil manfaat dalam
penulisan skripsi ini. Berikut beberapa manfaat dari penulisan skripsi ini antara
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
E. Hipotesis
benar, tetapi masih perlu dibuktikan. Hipotesis pada dasarnya adalah tentang
dugaan peneliti tentang hasil yang akan dicapai. Adapun hipotesis dalam
Usaha adalah untuk memberikan iklim yang sehat antar pelaku usaha
8
dan memberikan jaminan produk atau jasa yang berkualitas kepada
antara pihak Perusahaan Gas Negara sebagai pelaku usaha dengan PT.
Industrial, PT. Industri Karet Deli, PT. Growth Sumatera Industry, PT.
Hal tersebut pula dikuatkan dengan putusan banding yang diajukan oleh
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
keuntungan dan penghasilan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup, atas dasar
itulah mendorong banyak orang untuk menjalankan usaha, baik kegiatan usaha
sejenis maupun yang berbeda atau tidak sejenis. Keadaan seperti itulah yang akan
karena itulah persaingan dalam dunia usaha merupakan hal yang biasa terjadi,
bahkan dapat dikatakan persaingan dalam dunia usaha itu merupakan conditio
sine qua non atau persyaratan mutlak bagi terselenggaranya ekonomi pasar,
walaupun diakui bahwa adakalanya persaingan usaha itu dikatakan sehat dan
dapat juga dikatakan tidak sehat. Persaingan usaha yang positif akan memberikan
akibat positif bagi pelaku usaha, sebab dapat meinimbulkan motivasi atau
banyak konsumen dengan menjual produk mereka dengan harga yang serendah
10
mungkin, meningkatkan mutu produk dan memperbaiki pelayanan mereka kepada
konsumen. Untuk berhasil dalam suatu pasar yang kompetitif, maka perusahaan-
lebih efesien, serta mengembangkan produk baru dengan desain yang lebih
yang pesat.6
dilakukan secara negatif. Persaingan usaha yang dilakukan secara negatif atau
sering diistilahkan sebagai persaingan usaha tidak sehat, akan berakibat pada:
memadai.7
6
Thee Kian Wie, “Aspek-aspek Ekonomi yang Perlu Diperhatikan dalam Implemantasi UU No. 5
Tahun 1999”, Jurnal Hukum Bisnis Volume 7 Tahun 1999, hal. 60.
7
Hikamahanto Juwana, “Sekilas tentang Persaingan Usaha dan UU No. 5 Tahun 1999”, Jurnal
Magister Hukum 1 Tahun 1999, hal 32.
11
Namun dengan kondisi ekonomi pada pemerintahan orde baru, ekonomi
negara lain. Puncak dari lemahnya ekonomi Indonesia ketika terjadi krisis
akan betapa lemahnya dasar ekonomi Indonesia. Hal ini karena pemerintah
Indonesia di era orde baru mengeluarkan berbagai kebijakan yang kurang tepat
pembentukan harga dilakukan secara sepihak oleh pengusaha atau produsen. Ini
Kedudukan monopoli yang ada lahir karena adanya fasilitas yang diberikan oleh
pemerintah serta ditempuh melalui praktik bisnis yang tidak sehat (unfair
hukum yang mengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan persaingan usaha,
Adapun dalam istilah-istilah yang digunakan dalam bidang hukum ini selain
istilah hukum persaingan usaha (competition law), yakni hukum anti monopoli
(antimonopoly law) dan hukum antitrust (antitrust law). Namun demikian, istilah
8
Ibid., hlm 5.
12
hukum persaingan usaha telah diatur dan sesuai dengan substansi ketentuan
Undang Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan
atau kebutuhan akan sumber ekonomi di lain pihak, agar dapat mencegah
ekonomi tersebut. Beranjak dari apa yang dikemukakan, jelas bahwa hukum
bersekala nasional. Lebih lanjut dapat dikatakan bahwa Undang Undang Nomor 5
Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
efisiensi ekonomi dan menciptakan iklim kesempatan berusaha yang sama bagi
pelaku usaha. Dengan demikian, eksistensi Undang Undang Nomor 5 Tahun 1999
Economic Efficiency.
Tidak Sehat merupakan suatu kelengkapan hukum yang diperlukan dalam suatu
berlangsung tanpa hambatan dan dilain pihak undang-undang ini juga berfungsi
13
sebagai rambu-rambu untuk memagari agar tidak terjadi praktik-praktik ekonomi
berdasarkan hukum siapa yang kuat boleh menghabiskan yang lemah, karena
merupakan sifat dari dunia usaha untuk mengejar laba sebesar-besarnya, yang
kalau perlu ditempuh dengan cara apapun dan karena itu dibutuhkan aturan untuk
mengendalikannya.9
mengupayakan secara optimal terciptanya persaingan usaha yang sehat dan efektif
pada suatu pasar tertentu, yang mendorong agar pelaku usaha melakukan efisiensi
tercantum dalam ketentuan pasal 3 Undang Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang
tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, yang
memuat:
9
Susanti Adi Nugroho “Hukum Persaingan Usaha di Indonesia”, Jakarta. Pernada Media 2014.
hal. 2.
14
1. Menjaga kepentingan umum dan meningkatkan efisiensi ekonomi
rakyat.
perjanjian yang dilarang, kegiatan yang dilarang, dan posisi dominan. Pada
dasarnya tujuan dari Undang-undang ini adalah untuk menciptakan efisiensi pada
ekonomi pasar dengan mencegah monopoli, mengatur persaingan yang sehat dan
perlindugan terhadap usaha kecil dan menengah atau tidak mendorong terjadinya
atau prinsip. Asas merupakan suatu prinsip dasar dari segala hal, yang
10
Susanti Adi Nugroho, Op.cit., hal.4
11
Hermansyah, “Pokok-Pokok Hukum Persaingan Usaha Di Indonesia”, (Jakarta: Pernada Media
Grup, 2008) hal 14.
12
Ningrum Natasya Sirait. (Makalah) Menata Ulang Kembali Persaingan Usaha di Indonesia,
dalam buku Hukum Persaingan Usaha di Indonesia dan perkembangannya. (Jogjakarta: CICODS
FH-UGM 2008) hal 26.
15
merupakan prinsip dasar yang menjadi acuan bagi setiap pemikiran untuk
hukum kongkrit. Asas dalam hukum adalah pikiran dasar yang umum dan
abstrak atau merupakan latar belakang peraturan konkrit yang terdapat dalam
perundang-undangan.
Undang Dasar 1945. Maka dari itu, dalam pasal 2 Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1999, telah ditetapkan asas demokrasi ekonomi, yang dimana artinya
royong, dari, oleh dan untuk rakyat dibawah pimpinan dan pengawasan
mengenai asas dan tujuan yang menetapkan bahwa tujuan undang-undang ini
adalah:
13
Utsman Ali, “Pengertian, Fungsi dan Macam Asas Hukum”, Diakses dari
http://www.pengertianpakar.com/2015/asas-asas-hukum/html?m=1 , pada tanggal 25 Desember
2020
16
c. Meningkatkan kesejahteraan rakyat
pelaku usaha.
Undang-Undang tersebut mempunyai arah dan tujuan yang jelas dan seirama.
untuk mengikatkan diri terhadap satu atau lebih pelaku usaha lain dengan
jelas tentang pengertian dari perjanjian yang dilarang, namun dengan hal
17
perbuatan/kegiatan yang dilakukan oleh pelaku usaha untuk mengikatkan
dirinya dengan pelaku usaha lain baik secara tertulis maupun tidak tertulis
praktik persaingan usaha tidak sehat yang hal tersebut dilarang dalam
meliputi:
Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
18
b. Penetapan harga
barang dan atau jasa yang harus dibayar oleh konsumen atau
tidak sehat.”
19
“Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku
tersebut:
usaha lain;
bersangkutan.
20
dan atau jasa yang dapat memngakibatkan terjadinya praktek
21
(tujuh puluh lima persen) pangsa pasar satu jenis barang atau
jasa tertentu.”
22
membeli barang dan atau jasa lain dari pelaku usaha
pemasok.”
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat ada beberapa jenis kegiatan yang
dilarang, yaitu:
15
Andi F. Lubis dkk, “Hukum Persaingan Usaha”, (Jakarta: Komisi Pengawas Persaingan Usaha
(KPPU), 2017) hal. 92
23
Dalam pasal 17 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang
barang dan atau jasa. Maka hal ini dapat mengakibatkan terjadinya
dilakukan oleh suatu pelaku usaha atau satu kelompok usaha atau
pangsa pasar satu jenis atau jasa tertentu. Ketiga, paling penting
diatur dalam pasal 19, pasal 20, dan pasal 21. Selain kegiatan
16
Ningrum Natasya Sirait, “Hukum Persaingan di Indonesia”, (Medan: Pustaka Bangsa, 2011) hal
96.
17
Rachmadi Usman, “Hukum Persaingan Usaha di Indonesia”, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), hal
257.
24
Bentuk penguasaan pasar dapat terjadi dalam bentuk penjualan barang dan
atau jasa dengan cara jual rugi (predatori pricing). Dengan maksud mematikan
para pesaingnya, praktik penetapan biaya produksi secara curang serta biaya
lainnya yang menjadi komponen harga barang. Penguasaan pasar juga dilakukan
(KPPU) merupakan salah satu cara untuk meringankan beban pengadilan negeri
atas perkara pengadilan yang sudah terlalu overload. Oleh karena itu, diperlukan
suatu lembaga khusus yang terdiri atas orang-orang yang ahli dalam bidang
Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha
Tidak Sehat, dibentuklah suatu komisi atau lembaga. Pembentukan ini didasari
18
Susanti Adi Nugroho, Op. Cit hal. 211
19
Ayudha D. Prayoga, “Persaingan Usaha dan Hukum Yang Mengatur di Indonesia”, (Jakarta:
Proyek Elips, 2000) hal. 126.
25
Nomor 75 Tahun 1999 dan diberi nama Komisi Pengawas Persaingan Usaha.
berhak menjatuhkan sanksi yang terlepas dari pengaruh pemerintah dan pihak
Monopoli yang mana terdapat dalam pasal 36 dinilai sangat berlebihan karena
Persaingan Usaha terdiri dari anggota Komisi Pengawas Persaingan Usaha wajib
melaksanakan tugas dengan berdasarkan pada asas keadilan dan penaklukan, serta
wajib memenuhi tata tertib yang telah disusun oleh Komisi Pengawas Persaingan
Usaha dibantu oleh sekertariat, yang susunan organisasi, tugas dan fungsinya
20
Hermansyah, Op.cit., hal 78.
21
Asshiddiqie, Jimly, Pokok Hukum Tata Negara Pasca Reformasi, (Jakarta : Gramedia 2007) hal.
23.
22
Rachmadi Usman, Hukum Persaingan Usaha dan Monopoli di Indonesia, (Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama, 2004), hal 104
26
merupakan suatu hal yang baru, baik dari pemerintah maupun dari pelaku usaha,
Persaingan Usaha
diatur dalam ketentuan pasal 35 dan pasal 36 Undang-Undang No. 5 Tahun 1999
tentang Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, antara lain:
27
oleh Undang Undang Nomor 5 Tahun 1999 pasal 36 dan 47 tentang Larangan
terhadap pasar, kegiatan, dan posisi dominan. Komisi juga berwenang melakukan
meneliti dokumen dan alat bukti lain, memutuskan dan menetapkan, serta
Adapun wewenang pasif, menerima laporan dari masyarakat dari atau dari
25
Mustafa Kamal, “Hukum Persaingan Usaha”, (Depok: Rajawali Pers, 2019), hal 278-279.
28
2) Melakukan penilaian terhadap kegiatan usaha dan atau tindakan pelaku
29
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Waktu Penelitian
Bulan Keterangan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan Judul
2. Seminar Proposal
3. Penelitian
Penulisan dan
4. Bimbingan
Skripsi
5. Seminar Hasil
Sidang Meja
6.
Hijau
2. Tempat Penelitian
Gatot Subroto No. 148, Petisah Tengah, Kec. Medan Petisah, Kota Medan,
30
B. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
yang mengkaji studi dokumen, yakni menggunakan berbagai data sekunder seperti
a. Data Primer yaitu sumber data yang diperoleh secara langsung dengan
09/KPPU-L/2016)
c. Data tersier adalah suatu kumpulan dari data primer dan data sekunder
2. Sifat Penelitian
Persaingan Usaha Dalam Penyelesaian Sengketa Jual Beli Gas Di Sumatera Utara
26
Jenis-Jenis Penelitian, diakses 1 Januari 2021 pukul 16.30 dari https://idtesis.com
31
normatif, yaitu suatu bentuk penulisan hukum yang mendasarkan pada
yang normatif.27
Sifat penelitian ini secara deskriptif analisis yaitu untuk memberikan data
penulisan skripsi.
cara Wawancara.
4. Analisa Data
32
mengambil data dari berbagai buku, sumber bacaan yang berhubungan dengan
wawancara.
sesuai dengan penelitian yang di lakukan pada No. 09/KPPU-L/2016 dari hasil
Sengketa Jual Beli Gas Di Sumatera Utara (Studi Putusan No. 09/KPPU-
33
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha
Tidak Sehat, lembaga ini merupakan suatu lembaga pengawas yang dibentuk
demokratis.
Persaingan Usaha terdiri dari anggota Komisi Pengawas Persaingan Usaha wajib
melaksanakan tugas dengan berdasarkan pada asas keadilan dan penaklukan, serta
wajib memenuhi tata tertib yang telah disusun oleh Komisi Pengawas Persaingan
Usaha dibantu oleh sekertariat, yang susunan organisasi, tugas dan fungsinya
penciptaan iklim persaingan usaha yang sehat merupakan suatu hal yang baru,
baik dari pemerintah maupun dari pelaku usaha, konsumen, maupun masyarakat
secara keseluruhan.
34
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) berkedudukan sebagai
oleh Undang Undang Nomor 5 Tahun 1999 pasal 36 dan 47 tentang Larangan
terhadap pasar, kegiatan, dan posisi dominan. Komisi juga berwenang melakukan
meneliti dokumen dan alat bukti lain, memutuskan dan menetapkan, serta
Adapun wewenang pasif, menerima laporan dari masyarakat dari atau dari
alat-alat bukti di hadapan sidang pendahuluan yang dibuka dan terbuka untuk
umum (Pasal 32 ayat 1 dan 2 Perkom 1/2019), namun apabila terlapor menerima
dan mengakui laporan atas dugaan pelanggaran dan menyatakan tidak akan
35
mengajukan alat-alat bukti untuk membantah maka proses pemeriksaan akan
pemeriksaan alat bukti lainnya oleh majelis komisi untuk memberikan keyakinan
Persaingan Usaha Tidak Sehat, yang mana majelis komisi memutus perkara
paling seidkit atau sekurang-kurangnya didukung 2 (dua) alat bukti (Pasal 37 ayat
a. Jenis Pelanggaran,
a. Pemeriksaan Saksi,
b. Pemeriksaan Ahli,
c. Pemeriksaan Terlapor
Investigator Penuntutan.
36
Majelis komisi, dalam sidang pemeriksaan akan memeriksa alat bukti yang
diajukan baik oleh investigator penuntutan atau terlapor sesuai dengan ketentuan
lama dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari sejak pemeriksaan dimulai.28
dan Persaingan Usaha Tidak Sehat yang dimana Komisi Pengawas Persaingan
Usaha (KPPU) adalah salah satu lembaga yang bersifat independent yang mana
tidak dapat diintervensi oleh pihak manapun yang memiliki kepentingan. Namun
15 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
28
Sterry Fendy Andih, 2019. Pengaturan Bukti Petunjuk pada Hukum Acara Persaingan Usaha
dalam Kerangka Hukum Pembuktian di Indonesia. Jurnal Hukum Vol. 8 No 4.
29
Kuntara Tanjung dan Januari Siregar. 2013. Fungsi dan Peran Lembaga KPPU dalam Praktek
Persaingan Usaha di Kota Medan. Jurnal Mercatoria Vol 6 No 1.
30
Jimly Asshiddiqie. 2006. Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi,
Jakarta. Tim Konpress, Hal. 24
37
b) Melakukan penelitian tentang dugaan adanya kegiatan usaha dan
dugaan praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat yang
atau tidak adanya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak
sehat
f) Memanggil dan menghadirka saksi, saksi ahli, dan setiap orang yang
undang ini
38
j) Memutuskan dan menetapkan ada atau tidak adanya kerugian di
undang-undang ini.
2. Pembahasan
a. Posisi Kasus
kenaikan harga gas industri pada waktu bulan Agustus hingga November
2015. Kenaikan harga tersebut telah ditetapkan oleh PT. Perusahaan Gas
Negara untuk wilayah Medan dan sekitarnya. PT. Perusahaan Gas Negara
dalam sektor industry penyedia Gas Bumi melalui pipa untuk konsumen
39
1985. Pada tahun 2010 sampai Agustus 2013 pasokan gas terlapor berasal
dari PT. Pertamina EP dan PT. Pertiwi Nusantara Resource. Sejak agustus
2013 sampai juli 2015, pasokan gas dari PT. Pertiwi Nusantara Resource
dapat memenuhi volume pasokan gas kepada PT. Perusahaan Gas Negara
melakukan pembelian gas hasil regasifikasi LNG dari PT. Pertagas Niaga.
Melalui Perjanjian Jual Beli Gas Pada tanggal 30 Juni 2015, yang
MMSCFD dari PT.Pertagas Niaga. Maka dengan itu pasokan ini digunakan
berkurang. PT. Pertagas Niaga membeli gas bumi dengan bentuk LNG dari
31
MMSCFD adalah singkatan dari Milliaon Standard Public Feet per Day yaitu satuan pengukur
terhadap volume atau tekanan pada gas, diakses dari web www.migas-
indonesia.com/2011/21/rangkuman-satuan-minyak-gas/ pada 26 Mei 2021
40
PT.Pertamina (Persero) dari Lapangan Donggu Senoro. Kemudian dengan
hal tersebut dilakukan proses regasifikasi oleh PT. Perta Arun Gas di Arun,
Aceh. Gas tersebut disalurkan melalui pipa distribusi yang dimiliki oleh
Hingga pada akhirnya sumber pasokan gas yang baru dari PT.
Pertagas Niaga menjadikan pasokan gas PT. Perusahaan Gas Negara terjadi
Perusahaan Gas Negara dari kedua sumber tersebut dalam kurun waktu
57%.
sekitar 43%.
32
33
Putusan Nomor 09/KPPU-L/2016
41
Persentase 57% 43%
Dengan proses yang begitu panjang serta lokasi yang jauh untuk
mendapatkan pasokan gas yang berasal dari PT. Pertagas Niaga tersebut
yang menyebabkan timbulnya biaya produksi yang jauh meningkat dan hal
ditempuh oleh PT. Perusahaan Gas Negara dalam persoalan pasokan gas
aktif dengan menggugat PT. Perusahaan Gas Negara. Dalam hal untuk
42
menggunakan pendekatan Rule of Reason. Pada dasarnya Komisi
ketentuan pasal:34
a. Pasal 17:
substitusinya;
sama;
34
Indonesia, Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat, Pasal 17
43
c. Satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha
Sehat.
setiap orang baik itu berbadan hukum atau tidak berbadan hukum.
sektor ekonomi.
sektor usaha sebagai pembeli gas atau sebagai Perusahaan Niaga Gas
44
Bumi dan sebagai transporter atau suatu kegiatan pengangkatan gas
bumi. Dalam hal tersebut terlihat jelas untuk unsur pelaku usaha dari
dan/atau Jasa.
pemasaran barang atau jasa adalah yang lebih dari 50% (lima puluh
Industri, selaku pelaku usaha yang secara nyata menguasai lebih dari
45
Monopoli adalah suatu kondisi yang dimana suatu
Dalam hal ini PT. Perusahaan Gas Negara telah secara nyata
harga gas industry yang baru oleh PT. Perusahaan Gas Negara naik
46
35
menjadi US$14 per MMBTU pada bulan Agustus-November 2015.
membeli gas industry tersebut karena telah diluar batas daya beli
35
Legal Era Indonesia, “Kewenangan PGN Sesuai Perundangan” diakses dari web
www.legaleraindonesia.com/kewenangan-pgn-sesuai-perundangan/. Pada tanggal 28 Mei 2021
47
konsumen gas industry dalam negeri dan hal tersebut dapat dilihat
monopoli yang timbul atas penetapan harga tersebut dan PT. Perusahaan Gas
Negara diberi denda atas sanksi tersebut, sanksi denda yang dijatuhkan oleh
Puluh Tiga Juta Delapan Ratus Empat Puluh Delapan Ribu Empat Ratus
Tujuh Rupiah).
Usaha (KPPU) tersebut dikarenakan dalam hal ini penulis menimbang dalam
monopoli terhadap barang dan jasa yang menyangkut hidup banyak orang
banyak dikuasai oleh negara dan hal tersebut selaras dengan Pasal 33
48
Dalam hal ini gas industry merupakan salah satu jenis barang yang
L/2016.
produksi yang penting bagi negara dikuasai oleh negara secara mutlak. Dalam hal
Negara. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi
menyebutkan bahwa minyak dan gas bumi adalah sumber daya alam strategis
yang tidak terbarukan dan dikuasai oleh negara dan hal tersebut merupakan
Komoditas vital yang menguasai hidup orang banyak mem memiliki peran sentral
Mengenai harga bahan bakar minyak dan gas bumi pada dasarnya telah
diserahkan dalam mekanisme persaingan usaha yang sehat dan wajar. Hal itu
permohonan Uji Formil Materil terhadap Undang No 22 Tahun 2001 tentang Gas
dan Minyak Bumi. Dalam Putusan Mahkamah Konstitusi dikatakan bahwa Pasal
28 ayat 2 diatas adalah tidak memiliki kekuatan hukum mengikat. Maka harga
49
bahan bakar minyak dan gas bumi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan tidak diserahkan kepada mekanisme persaingan usaha tidak sehat dan
(ESDM) No 19 Tahun 2009 penetapan harga jual gas bumi melalui pipa adalah
wajib dilaporkan kepada Menteri.36 Maka dengan hal tersebut pula penulis merasa
tidak mungkin PT. Perusahaan Gas Negara dalam melakukan penetapan harga
(ESDM) karena sudah ada ketentuan yang terkait mengenai hal tersebut.
oleh PT. Perusahaan Gas Negara atas Putusan Majelis Persaingan Usaha, dalam
hal ini Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat mengabulkan permohonan
bahwa PT. Perusahaan Gas Negara tidak terbukti bersalah dan dalam hal tersebut,
Pada dasarnya perkara ini merupakan perkara antara PT. Perusahaan Gas
Negara dengan para Konsumen Industrinya. Maka dengan hal tersebut terjadinya
36
Indonesia, Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 19 Tahun 2009 tentang
Kegiatan Usaha Gas Bumi Melalui Pipa, Pasal 21 ayat (5).
37
Perkara a quo dalam hukum berarti “tersebut”. Perkara a quo berarti perkara tersebut, perkara
yang sedang diperselisihkan, diakses dari web www.kamusbisnis.com/arti/a-quo/, pada tanggal 29
Mei 2021
50
perjanjian kesepakatan harga antara pelaku usaha (produsen) dengan konsumen,
menurut hemat penulis pada dasarnya hal tersebut merupakan suatu ranah hukum
perdataan dengan jelas tertulis dalam Buku ke 2 Pasal 1313 KUH Perdata “Suatu
perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan
dirinya terhadap satu orang lain atau lebih”. 38 Maka berkenaan dengan peristiwa
tersebut timbullah suatu hubungan hukum yang mwngikat kedua belah pihak atau
lebih yang berada didalam ikatan tersebut dan masing-masingnya terdapat hak dan
fakta-fakta yang ada. Dalam menetapkan harga Gas Bumi, PT. Perusahaan Gas
jelas dan syarat tersebut dijalankan oleh PT. Perusahaan Gas Negara.
Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, dengan adanya
yang dimonopoli oleh negara dan gas bumi merupakan salah satunya, karena hal
tersebut belum memiliki substitusi terdekat, gas bumi juga merupakan suatu
38
Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
51
4. Analisis Hukum Terhadap Kasasi Putusan KPPU Nomor 09/KPPU-
L/2016.
harga minyak dan gas bumi diatur oleh pemerintah. Sehingga penetapan kenaikan
harga gas industry tersebut dinilai tepat dan hal tersebut didukung juga dengan
diajukan oleh PT. Perusahaan Gas Negara merupakan tidak bertentangan dengan
ditolak.
dijelaskan diatas, maka penulis juga berpendapat bahwa PT. Perusahaan Gas
merupakan gas bumi dan perlu diketahui bahwa gas bumi merupakan objek yang
52
Penetapan harga gas industry yang dilakukan oleh PT. Perusahaan Gas
Negara dapat disimpulkan bahwa hal tersebut merupakan bagian dari kewenangan
yang telah diberikan oleh Undang-Undang. Maka dengan itu sesuai dengan
persoalan ini melalui penetapan harga maksimum/ HET (Harga Eceran Tertinggi)
dan hal tersebit diatur dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral Nomor 434 K/12/MEM/2017 tentang harga gas bumi untuk industry
wilayah medan dan sekitarnya. Dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber
Daya Mineral harga gas di area Medan dan sekitarnya yang seblumnya mencapai
53
Komisi Pengawas Persaingan Usaha sebagai lembaga yang dibentuk
persaingan usaha dalam sektor ekonomi nasional diberikan tugas dan wewenang
tidak sehat.
dimiliki oleh pejabat atau institusi. Kewenangan memiliki kedudukan yang sangat
Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat dan juga membuat pedoman,
namun penafsiran dan pedoman yang dibuat oleh Komisi Pengawas Persaingan
54
acuan untuk melakukan penegakan hukum persaingan usaha dalam hal
ketidaksepahaman.
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat lebih lanjut mengatur tata
sampai Pasal 46, Komisi Pengawas Persaingan Usaha dapat melakukannya secara
pro aktif atau dapat menerima pengaduan atau laporan dari masyarakat dalam
Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha
Pasal 35:
pasal 16;
39
Juwita Purnama Sari 2018. Kajian yutudis kedudukan dan fungsi pengawasan KPPU sebagai
komisi negara independent dalam sistem ketatanegaraan di Indonesia skripsi
55
c. melakukan penilaian terhadap ada atau tidaknya penyalahgunaan
Rakyat.
56
yang dilaporkan oleh masyarkat atau oleh pelaku usaha atau yang
ada atau tidak adanya praktek monopoli dan atau persaingan usaha
tidak sehat
undang-undang ini
57
Dalam hal menyelesaikan pelanggaran monopoli yang dilakukan oleh para
melakukan tindakan serta memberi sanksi terhadap para pelaku usaha yang
Kanwil 1, Dalam kasus PT. Perusahaan Gas Negara dengan para konsumennya di
(Sumatera Utara, Sumatera Barat, Aceh, Riau dan Kepulauan Riau) yang
monopoli yang dilakukan oleh PT. Perusahaan Gas Negara dalam hal Penguasaan
Setiap kegiatan usaha yang dijalankan oleh badan usaha apabila terdapat
1999.
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
59
Perusahaan Gas Negara telah menguasai 75 % pipa gas industri di area
(Sembilan Milyar Sembilan Ratus Dua Puluh Tiga Juta Delapan Ratus
Empat Puluh Delapan Ribu Empat Ratus Tujuh Rupiah). Dalam hal ini
A. Saran
Berdasarkan pembahasan yang sudah diuraikan dalam penulisan skripsi
60
beberapa konsumennya di area Medan Sekitarnya, dikarenakan ada
4. Kepada konsumen gas industri agar lebih cepat serta tanggap dalam
diatur mengenai hak dan kewajiban dari setiap pihak. Penulis melihat
61
dalam kurun waktu Agustus-November 2015, hal tersebut terdapat
Konsumen Indonesia bersama pemerintah juga dalam hal ini dapat lebih
62
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Abdulkadir, M. (2001). Hukum perdata Indonesia. Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti.
63
B. Jurnal
Andih, Sterry. 2019. Pengaturan Bukti Petunjuk pada Hukum Acara Persaingan
Usaha dalam Kerangka Hukum Pembuktian di Indonesia. Dalam Jurnal Hukum
Vol.8 No. 4.
Tanjung dan Siregar,2013. Fungsi dan Peran Lembaga KPPU dalam Praktek
Persaingan Usaha di Kota Medan. Jurnal Mercatoria Vol 6 No 1.
C. Skripsi
Juwita Purnama Sari. 2018, Kajian Yuridis Kedudukan dan Fungsi Pengawasan
KPPU sebagai Komisi Negara Independent dalam Sistem Ketatanegaraan di
Indonesia, Skripsi. Jurusan Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya (ESDM). Keputusan Menteri ESDM
Nomor 434 K/12/MEM/2017.
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 19 Tahum 2009
tentang Kegiatan Usaha Gas Bumi Melalui Pipa.
E. Website
Definisi A Quo, diakses pada tanggal 29 Mei 2021. www.kamusbisnis.com/arti/a-
quo
64
Pengertian, Fungsi dan Macam Asas Hukum, diaksses 25 Desember 2020
http://www.pengertianpakar.com/2015/asas-asas-hukum/html?m=1
65