Professional Documents
Culture Documents
Zurifah Nurdin
Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Bengkulu
Jalan Raden Fatah Pagar Dewa Bengkulu
zurifah@gmail.com
Abstract: Preservation of Marriage Culture of Lembak Tribe in Bengkulu City (Study of the Analysis
of Understanding Ushul Fiqh). The rules of customary marriage law in various regions in Indonesia
due to the different nature of society, customs, religions and beliefs of the people, as well as the
progress and development of the era. Marriage in customary law in general in Indonesia does not
only mean civil liability, but also customary engagement and at the same time constitutes a kinship
and neighboring engagement. This shows that marital ties other than bring consequences on the
rights and obligations of husband and wife, joint property, the position of children, rights and
obligations of parents, also concerning the relationship of inheritance customs, kinship, neighboring
kinship and regarding traditional and religious ceremonies. In order to regulate marital order among
indigenous peoples there are unwritten legal rules in the form of legislation which in each of the
indigenous communities there are different principles and principles of marriage. Like in application
activities, also iob qobul and walimahan. That is why this study intends to conduct a study related to
the method of lembak tribes in the city of Bengkulu in preserving marital customs
Abstrak: Pelestarian Budaya Perkawinan Suku Lembak di Kota Bengkulu (Studi Analisis
Pemahman Ushul Fiqh). Aturan-aturan hukum adat perkawinan di berbagai daerah di Indonesia
berbeda-beda dikarenakan sifat kemasyarakatan, adat istiadat, agama dan kepercayaan masyarakat
yang berbeda beda, serta adanya kemajuan dan perkembangan jaman. Perkawinan dalam hukum
adat pada umumnya di Indonesia bukan hanya berarti sebagai perikatan perdata saja, tapi juga
perikatan adat dan sekaligus merupakan perikatan kekerabatan dan ketetanggaan. Ini menunjukan
bahwa ikatan perkawinan selain membawa akibat pada hak dan kewajiban suami isteri, harta
bersama, kedudukan anak, hak dan kewajiban orang tua, juga menyangkut hubungan adat istiadat
kewarisan, kekeluargaan, kekerabatan ketetanggaan serta menyangkut upacara-upacara adat dan
keagamaan. Guna mengatur tata tertib perkawinan di kalangan masyarakat adat terdapat kaidah-
kaidah hukum yang tidak tertulis dalam bentuk perundang-undangan yang pada masing-masing
lingkungan masyarakat adat terdapat perbedaan prinsip dan asas-asas perkawinan yang berlaku.
Seperti dalam kegiatan lamaran, juga ijob qobul dan walimahan. Oleh karena itulah penelitian ini
bermaksud melakukan sebuah penelitian yang berhubungan dengan bagaimana cara suku lembak di
kota Bengkulu dalam melestarikan adat istiadat perkawinan.
74
Zurifah Nurdin
Pelestarian Budaya Perkawinan Suku Lembak di Kota Bengkulu
75
Tsaqofah & Tarikh Vol. 3 No. 1 Januari-Juni 2018
membatalkan maslahat tersebut.6 Dari dan pantas menurut isi hatinya kepada
defenisi tersebut dapat disimpulkan orang tua. Apabila pilihan ini cocok dan
bahwa masalahah mursalah adalah suatu berkenan/ disetujui orang tua, maka akan
kemaslahatan yang dipandang oleh dilanjutkan, tetapi bila tidak berkenan
manusia yang tidak terdapat dalilnya maka orang tua tidak melanjutkan.
dalam al Qur’an dan Sunnah baik dalil Walaupun kehendak orang tua
yang membenarkan maupun dalil yang masih terlalu kuat dalam menentukan
menyalahkan. jodoh anaknya, namun biasanya pada
Maslahah dharuriyah, yaitu adat suku Lembak orang tua tetap
kemaslahatan yang berhubungan dengan menanyakan terlebih dahulu kepada
kebutuhan pokok umat manusia di dunia anaknya untuk mengungkapkan
dan diakhirat. Yang termasuk dalam hasratnya untuk dijodohkan kepada sianu
kemaslahatan ini adalah memelihara anaknya sianu, sebagai tawaran orang tua
agama, memelihara jiwa, memelihara akal, kepada anak sebagai bentuk tidak adanya
memelihara keturunan dan memelihara penekanan dalam hal menentukan jodoh
harta. Maslahah hajjiyah, yaitu kemaslahatn ini. Penindaian biasanya dilakukan pihak
yang dibutuhkan dalam laki-laki, mulai dari ayah, ibu, paman,
menyempurnakan kemaslahatan pokok bibi, datuk dan nenek. Adapun dalam
atau mendasar sebelumnya yang waktu penindaian ini terdiri dari beberapa
berbentuk keringan untuk unsur yang dapat dijadikan penilaian
mempertahankan dan memelihara khusus antara lain Kondisi keluarga
kebutuhan dasar manusia . perempuan, yang dimaksud di sini adalah
c. Pemahaman Ushul Fiqh Masyarakat dari mana asal usulnya, kepribadian dan
Lembak dalam Budaya Perkawinan lain-lain. Kelakuan, perempuan yang
Budaya atau kebiasaan perkawinan ditindai harus mempunyai kelakuan yang
suku lembak di Kota Bengkulu mencakup baik tentu berdasarkan dengan tuntunan
dua hal yakni budaya sebelum terjadinya agama Islam. Kelakuan dapat diarti
perkawinan (pra perkawinan) dan budaya sesuatu antara paras dengan tingkah laku.
saat upacara perkawinan. Untuk itu Jangan sampai ada kata pepatah suku
peneliti akan membahasanya secara global Lembak awak bigi kelakuan jak (orangnya
baik kebiasaan atau budaya yang ada pra elok, kelakuan tidak baik) Kerajinan, yang
maupun dalam upacara perkawinan. ditindai termasuk kerajinan suka belajar
Untuk mendapatkan jodoh pasangan mengaji, ahli dalam masak memasak dan
dalam berumah tangga, peran orang tua yang tidak kalah pentingnya disekitar
sangat penting, dan untuk mengantisifasi rumah perempuan apabila kelihatan
keadaan anak yang belum mendapatkan bersih dan indah dengan tanaman-
jodoh, maka orang tuanya akan tanaman bunga yang tertata rapi berarti
mengambil sikap untuk mencarikan jodoh anak gadis (perempuan) di rumah
pasangan anaknya. Anak harus berani tersebut adalah rajin.
mengungkapkan perasaan dalam hal Kegiatan bertanya ini dilakukan
berkaitan dengan menentukan calon tidak satu kali saja tapi berulang kali oleh
pasangan hidupnya yang dianggap cocok pihak laki-laki kepada pihak perempuan
77
Tsaqofah & Tarikh Vol. 3 No. 1 Januari-Juni 2018
78
Zurifah Nurdin
Pelestarian Budaya Perkawinan Suku Lembak di Kota Bengkulu
Konsep ini dijalankan dalam rangka oleh para ulama Syafi’iyah, Hanabilah dan
mencapai maqashid as syari’ah (Tujuan lainya.10 Yakni; Hendaknya mempunyai
perundang-undangan). Dalam maqashid as agama, hendaknya subur (berpotensi
syari’ah dinyatakan bahwa perbuatan untuk dapat mempunyai anak).
ataupun ucapan dapat diterima dan Hendaknya masih perawan, sebagaimana
dinyatakan sesuai dengan hukum Islam hadis Rasulullah berikut ini: ﻓﮭﻼ ﺑﻜﺮا ﺗﻼﻋﺒﮭﺎ
apabila mengandung unsur yang lima. ؟..( وﺗﻼﻋﺒﻚtidakkah kamu menikahi dengan
Unsur yang lima dimaksud adalah perawan yang dapat kamu permainkan
menjaga agama, menjaga akal, menjaga dan diah pun mempermainkanmu” HR
harta, menjaga jiwa dan menjaga Bukhari Muslim) Hendaknya berasal dari
keturunan.Tidak bisa dibayangkan rumah yang dikenal mempunyai agama
bagaimana kondisi jiwa atau akal dan qana’ah. Hedaknya berasal dari
seseorang yang menjalani hidup berumah keluarga baik-baik, agar anaknya menjadi
tangga tanpa ia kehendaki. yang unggul. Hendaknya rupawan, agar
Begitupun dengan melakukan lebih membuat jiwa tenang. Dalam
penilaian terhadap calon mempelai dan masalah meminang seyogyanya seorang
lamaran adalah merupakan wujud laki-laki sebelum melakukan peminangan
menjalankan perintah hukum Islam, terlebih dahulu menyelidiki keadaan
seperti dalam mencari dan menentukan wanita yang akan dipinang untuk
pendamping Islam mempunyai konsep menjamin kelangsungan kehidupan
untuk memberikan penindaian atau rumah tangganya kelak. Adapun yang
penilaian dengan tujuan agar rumah sebaiknya diselidiki terlebih dahulu pada
tangga yang dibangun seimbang, aman, diri wanita itu diantara lain ialah budi
damai dan penuh rasa kasih dan sayang. pekerti wanita yang akan dipinang itu
Keseimbangan selain agama hanya untuk sejodoh dengan laki-laki atau tidak dan
menjaga keserasian hidup suami istri serta sebagainya.
kedua belah pihak keluarga. Itupun hanya Jadi dapat disimpulkan bahwa
sebagai bahan pertimbangan. budaya pra perkawinan yang dilestarikan
Trik-trik memilih perempuan oleh suku Lembak merupakan penerapan
dengan baik pada hakekatnya mempunyai dari ilmu Ushul Fiqh yakni Maslahah
dua tujuan, yakni membahagiakan Mursalah, karena bertujuan menjaga
kehidupan keluarga sehingga dapat agama, jiwa, akal, keturunan dan juga
menumbuh kembangkan (mendidik, harta. Dan ini sesuai dengan Maqashid
mengasuh dan merawat) anak-anak Asy-asyari’ah (tujuan ditegakannya
dengan pertumbuhan yang baik, yang peraturan perundang-undangan Islam),
penuh istiqamah dan budi pekerti yang sehingga dapat dtegaskan bahwa budaya-
luhur. Oleh sebab itu Rasululullah juga budaya yang dilakukan pada acara
bersabda; praperkawinan menunjukan itu tidak
9
.ﺗﺨﯿﺮوا ﻟﻨﻄﻔﻜﻢ واﻧﻜﺤﻮا اﻷﻛﻔﺎء وأﻧﻜﺤﻮا اﻟﯿﮭﻢ bertentangan dengan hukum Islam.
Pernyataan kriteria pasangan ideal Adapun budaya-budaya dalam
itu, dapat diringkas menjadi sebagaimana perkawinan yang dilestarikan adalah,
berikut, yang mana kriteria ini dijelaskan Bapelan (kerja/bimbang) dalam suku lembak
79
Tsaqofah & Tarikh Vol. 3 No. 1 Januari-Juni 2018
Bapelan adalah sebagai pernyataan syukur dalam ‘urf shohihah dikarenakan unsur
kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah nilai yang terkandung didalamnya adalah
dapat menyatuhkan dua insan manusia tolong-menolong dalam melaksanakan
dari jenjang remaja ke jenjang perkawinan kebaikan. Bapelan, bimbang dan mendo’a
dan masuk kelompok berumah tangga. dalam perkawinan merupakan perbuatan
Dalam pelaksanaan upacara perkawinan baik dan di anjurkan oleh agama.
itu merupkan untuk menjalin hubungan Seorang calon pengantin perempuan
silaturahmi dan mengumpulkan keluarga yang akan menempuh jenjang berumah
baik yang dekat maupun yang jauh. tangga atau melaksanakan perkawinan,
Bimbang telah dipilih sesuai dengan pada suku Lembak ada satu tradisi
kesepakatan keluarga dekat, kemudian dilakukan oleh seorang induk inang yaitu
dilanjutkan dengan berasan keluarga meratakan gigi calon pengantin
(berasan adik sanak) yang intinya perempuan yang disebut bedabung.
mengumpulkan adik sanak untuk Bedabung ini dilakukan untuk membuat
mempersiapkan dan meramu segala gigi calon pengantin perempuan supaya
sesuatu yang berhubungan dengan tampak cantik dan indah. Setelah selesai
persiapan mengangkat kerja bimbang. upacara bedabung calon pengantin mulai
Setelah berasan adik sanak, maka dihiasi oleh induk inang, karena upacara
dilanjutkan dengan malam berasan rajo mulai pernikahan sudah dekat maka calon
penghulu, malam berasan rajo penghulu, pengantin perempuan harus kelihatan
juga biasa disebut malam makan ketan. wajahnya cantik dan indah bila dilihat
Untuk melaksanakan malam berasan rajo oleh orang yang datang ke rumah
penghulu didahului dengan pemanggilan pengantin ini.
warga masyarakat disekitar tempat acara Berlulur (betangas) merupakan suatu
bimbang dilaksanakan, yang paling kegiatan yang dilakukan seorang calon
penting dalam undangan atau panggilan pengantin perempuan untuk menuju
tersebut adalah rajo penghulu dan pematang jenjang rumah tangga (pelaminan) tujuan
lime (lima) secara resmi yang punya kerja dari betangas ini yaitu untuk
(puce) dalam hal ini ahli rumah membersihkan diri. Pada umumnya inai
menyerahkan kepada ketua adat dan curi dilaksanakan pada malam hari yaitu
majelis yang hadir untuk melaksanakan kepada calon pengantin perempuan,
kerje/bapelan. pemasangan inai curi merupakan kegiatan
Untuk mendapatkan perlindungan yang dilakukan dalam mempersiapkan
dari Tuhan Yang Maha Esa sebelum dirinya agar tampak cantik dan indah,
upacara akad nikah atau bimbang balai, disamping itu juga apabila sudah
maka dilaksanakan kegiatan mendo’a melaksanakan pernikahan, maka inai yang
sekulak.. Kegiatan- kegiatan seperti bepelan, masih melekat pada kuku, sebagai
bimbang dan juga mendo’a merupakan pertanda seorang wanita sudah masuk
kegiatan yang perlu dilestarian, karena berumah tangga dengan kata lain sudah
tidak bertentangan dengan hukum Islam. mempunyai suami apabila dia berjalan
Semua kegiatan tersebut diatas menurut sendirian. Pelaksanaan inai curi dibimbing
ilmu Ushul Fiqh dalam hal ini termasuk
80
Zurifah Nurdin
Pelestarian Budaya Perkawinan Suku Lembak di Kota Bengkulu
oleh induk inang dan dibantu teman- sebelumnya didahului dengan peteta petiti
teman dekatnya. (serambak) dari kedua belah pihak, yaitu
Tradisi mempersiapakan diri, pihak keluarga calon pengantin
(Bedabung) berdandang, mempercantik perempuan dan pengantinm laki-laki.
diri, seperti merapikan gigi, memakai Sebagai turut bersuka cita atas
pacar sebagai sara mewarnai kuku, lulur rahmad yang diterima dari Tuhan Yang
dalam rangka memperhalus kulit dan lain Maha Esa, pada saat tetamu datang baik
sebgainya merupakan kegiatan yang tidak tetamu dekat maupun jauh, mereka
menyalahi hukum Islam, sebab menurut datang membawa buah tangan untuk ahli
istilah istihsan sesuatu hal yang dipandang rumah. Adapun buah tangan tersebut
baik itu adalah baik menurut agama, yang berbentuk uang yang dikumpulkan dan
dimaksud dengan “dipandang baik” dikoordinir oleh seseorang sehingga
(istihasan) disini adalah apabila perbuatan terkumpul banyak dan digantungkan
tersebut tidak merugikan atau tidak pada suatu pohon yang mempunyayi
mengabaikan dari lima hal yang ranting-ranting cukup banyak. Harta
termaksud dalam maqashid as syari’ah. benda yang dijadikan sebagai bentuk
Yakni agama, jiwa, akal, keturunan dan mahar ataupun buah tangan yang
juga harta. Berinai, berlulur, berhias diberikan pada pihak mempelai
lainnya tidaklah mencelakakan jiwa, perempuan menurut analisis peneliti
agama, harta, akal maupun keturunan, tidaklah bertentangan dengan hukum
karena barang yang digunakan bukanlah Islam, karena Islam mewajibkan
yang membawa mudharat bagi kelima hal pemberian mahar ataupun bentuk
itu dan juga bukan yang mengandung zat sedekah lainya sebagai tanda tanggung
yang diharamkan oleh agama. jawab laki-laki akan nafkah terhadap
Upacara pernikahan menurut adat perempuan dan juga sebagai penghargaan
suku Lembak merupakan suatu ikatan laki-laki terhadap perempuan.
perkawinan secara syah secara syara’ Penghargaan akan keberadaan
(syariat Islam) atau kerja malim-malim., perempuan merupakan bentuk
Pada rangkaian kegiatan pernikahan ini merealisasikan menghormati dan menjaga
selain secara ijab dan kabul tentu kehormatan perempuan, secara psikologi
disaksikan oleh saksi-saksi kemudian perempuan merasa terjaga akan jiwa serta
masyarakat yang hadir dalam kegitan ataupun yang lainnya.
tersebut. Pelaksanaan pernikahan Setelah upacara pengantin
dilaksanakan di atas balai atau pengujung bercampur dilaksanakan acara kesenian
dan dipandu oleh pemegang syara’. asli suku Lembak. Di mana kedua
Kedatangan calon pengantin laki-laki ini pengantin dibimbing oleh induk inang
membawah perlengkapan cerano (tempat menuju jobang (balai) untuk menari yang
sirih lengkap) dan mahar (mas kawin). sering disebut pengantin nari. pengantin
Setelah beberapa saat kedatangan calon nari di balai dilaksanakan pada sore hari.
pengantin laki-laki beserta ketua Belarak merupakan suatu kewajiban bagi
rombongan dipimpin oleh ketua adat, kedua pengantin yang akan mengunjungi
maka dilaksanakan ijab kabul yang rumah-rumah pematang lime (lima) yaitu
81
Tsaqofah & Tarikh Vol. 3 No. 1 Januari-Juni 2018
82
Zurifah Nurdin
Pelestarian Budaya Perkawinan Suku Lembak di Kota Bengkulu
83
Tsaqofah & Tarikh Vol. 3 No. 1 Januari-Juni 2018
84