You are on page 1of 11

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA

PABRIK ROTI “SELEB BAKERY” DI KUALASIMPANG

Rahmi Meutia
Fakultas Ekonomi, Universitas Samudra Langsa
rahmi.meutia@gmail.com

Abstract

This study aims to find out the most appropriate marketing strategy to be applied for
Seleb Bakery Bread Factory at Kuala Simpang and to find out the factors that become
strengths, weaknesses, opportunities and threats. Data is collected by observation and
direct interview. The data was analyzed by SWOT Matrix Analysis, namely the internal
environmental analysis of IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary) and
external environmental analysis of EFAS (External Strategic Factors Analysis Summary)
with a descriptive qualitative approach, then using IFAS-EFAS matrix.Based on the
results of internal matrix analysis with a value of 2.54 and external matrix with a value of
2.67, the Seleb Bakery Bread Factory in Kuala Simpang is in a moderate position. And
the IFAS-EFAS matrix is in column 5 which means that the Seleb Bakery Bread Factory
in Kuala Simpang is still in growth or in diversification efforts. Based on the results of
the analysis of the strategy determination on the Seleb Bakery bread factory in
Kualasimpang are: (1) S-O Strategy that is to maintain price and product quality to
increase the satisfaction and loyalty of costumer and to utilize strategic factory location
to establish cooperation with distributor agents in expanding the marketing area. (2) W-
O Strategy that is technology based promotion and open the bakery stores in strategic
place, (3) S-T Strategy that is maintain the quality and price of products so that the
customer do not buy similar products or switch to substitute products and improve
product quality in accordance with the pattern of costumer interest and (4) W-T Strategy
that is to improve the quality of human resources by giving trainings to recruit more
skilled employees.
Keywords : Marketing strategy, analysis of IFAS, Bakery stores

1. PENDAHULUAN dijalankan oleh Sekolah Luar Biasa


Pemasaran dalam suatu perusahaan ternama di Provinsi Aceh, hal ini karena
merupakan faktor yang penting dan turut SLB Negeri Pembina Aceh Tamiang
menentukan kelangsungan hidup bagi adalah Sentra PK-PLK di Provinsi Aceh.
suatu perusahaan, sebab kegagalan Namun usaha Pabrik Roti “Seleb
dalam memasarkan barang akan Bakery” ini masih dibawah naungan
berakibat fatal. Pada umumnya setiap Koperasi Sejahtera, serta dioperasikan
perusahaan dalam menjalankan kegiatan oleh Anak Berkebutuhan Khusus yang
usahanya tentu mempunyai keinginan pada umumnya memiliki hambatan dan
agar produknya dapat terjual seperti keterbatasan pada penglihatan,
yang diharapkan. Dalam hal ini pendengaran, intelegensi maupun
perusahaan menghadapi persaingan keterbatasan dalam bergerak. Hal ini
yang semakin ketat, sehingga menjadi suatu tantangan dalam
memerlukan strategi pemasaran yang memanajerial semua pihak yang
tepat. berkecimpung didalam usaha tersebut.
Pabrik Roti “Seleb Bakery” di Namun tidak menutup kemungkinan
Kualasimpang merupakan usaha yang bahwa mereka mampu berbuat seperti
bergerak dibidang makanan khususnya masyarakat pada umumnya sehingga
roti dan donat. Pabrik Roti “Seleb mampu hidup mandiri dan bersaing
Bakery” adalah salah satu usaha yang

13
dengan usaha-usaha yang dijalankan Oleh karena itu, strategi
oleh masyarakat normal pada umumnya. pemasaran mempunyai peranan yang
Pabrik Roti “Seleb Bakery” menjual sangat penting untuk keberhasilan usaha
produk makanan berupa kue tradisional, pabrik roti pada Seleb Bakery di
cake, donat, dan beraneka macam roti. Kualasimpang. Disamping itu strategi
Biasanya kue tradisional dan donat pemasaran yang ditetapkan harus
sering dipesan konsumen untuk berbagai ditinjau dan dikembangkan sesuai
acara karena rasa kue yang enak dan dengan perkembangan pasar dan
juga konsumen tidak repot lagi untuk lingkungan pasar, dengan demikian
mengatur (membungkus) kue tersebut. strategi pemasaran harus dapat
Namun, strategi pemasaran yang memberikan gambaran yang jelas dan
dilakukan masih terlalu sederhana dan terarah tentang apa yang akan dilakukan
tidak adanya tenaga ahli khusus untuk perusahaan dalam menggunakan setiap
memasarkan produk roti tersebut kesempatan atau peluang pada beberapa
sehingga walaupun rasa rotinya enak pasar sasaran. Perusahaan selalu
dan memiliki kemasan yang bagus berusaha untuk menjaga kualitas
sekalipun tidak akan terjual sesuai produk, serta berupaya untuk
dengan tujuan usaha. mengembangkan kualitas produk baru,
Adapun data penjualan roti pada serta melakukan perluasan usaha.
pabrik roti Seleb Bakery di Persaingan dalam memasarkan produk
Kualasimpang dapat dilihat berdasarkan semakin ketat dan juga persaingan
jumlah order dan barang tersisa. Pada dalam menjaga kualitas produk juga
tahun 2012 jumlah order sebesar 40.860 semakin meningkat, maka perlu adanya
dan barang sisa sebesar 1.788. kegiatan-kegiatan yang dapat membantu
Kemudian pada tahun 2013 jumlah pihak manajemen perusahaan untuk
order sebesar 40.510 dan barang sisa mengambil kebijakan dan keputusan
sebesar 1.812, tahun 2014 jumlah order guna menetukan strategi yang tepat
sebesar 40.365 dan barang sisa 1.830. dalam menghadapi persaingan itu.
serta tahun 2015 dan 2016 jumlah order Penelitian ini bertujuan sebagai
sebesar 39.915 dan 38.580 dan jumlah berikut:
barang sisa masing-masing 2.170 dan 1. Untuk mengetahui strategi
2.250. Penjualan roti Seleb Bakery di pemasaran yang paling tepat
Kualasimpang dari tahun 2012 sampai diterapkan oleh Pabrik Roti “Seleb
dengan 2016 mengalami penurunan, hal Bakery” di Kualasimpang.
ini dapat dilihat dari berkurangnya 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang
jumlah pesanan ( order ) dan menjadi kekuatan, kelemahan,
meningkatnya jumlah barang sisa, peluang dan ancaman pada Pabrik
sehingga jumlah produk yang terjual Roti “Seleb Bakery” di
setiap tahunnya juga mengalami Kualasimpang.
penurunan. Hal ini disebabkan karena
dalam memasarkan produknya pabrik Strategi Pemasaran
roti Seleb bakery masih menggunakan Menurut Assauri (2014:168),
cara yang sangat sederhana dan belum “Strategi pemasaran adalah serangkaian
menerapkan strategi dalam memasarkan tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan
produknya. Pemasaran yang dilakukan yang memberi arah kepada usaha-usaha
Pabrik Roti “Seleb Bakery” di pemasaran perusahaan dari waktu ke
Kualasimpang saat ini yaitu dengan waktu, pada masing-masing tingkatan
menitipkan produk ke warung-warung dan acuan serta alokasinya, terutama
diwilayah kabupaten aceh tamiang, sebagai tanggapan perusahaan dalam
dimana yang memasarkan produknya menghadapi lingkungan dan keadaan
adalah beberapa orang karyawan kerena persaingan yang selalu berubah”. Oleh
mereka belum menjalin kerjasama karena itu, penentuan strategi pemasaran
dengan agen distributor, sehingga harus didasarkan atas analisis
apabila salah satu dari mereka lingkungan eksternal dan internal
berhalangan tentunya akan menjadi perusahaan melalui analisis keunggulan
masalah. dan kelemahan perusahaan, serta

14
analisis kesempatan dan ancaman yang Strategies) Strategi Bertahan dibagi
dihadapi perusahaan dari luar atas empat kelompok yaitu strategi
lingkungannya. usaha patungan, stategi penciutan
Assauri (2014:170), mengatakan biaya, strategi penciutan usaha, dan
strategi pemasaran merupakan bagian strategi likuidasi.
dari perencanaan pemasaran, yang
merupakan tahap kelima dari proses Analisis SWOT
pemasaran. Ada enam tahap proses Menurut Rangkuti (2013:20), analisis
pemasaran yaitu : SWOT adalah identifikasi berbagai
1. Analisis peluang faktor secara sistematis untuk
2. Pemilihan pasar sasaran merumuskan strategi perusahaan.
3. Strategi peningkatan posisi saingan Analisis didasarkan pada logika yang
4. Pengembangan sistem pemasaran dapat memaksimalkan kekuatan
5. Pengembangan rencana pemasaran (Strength), dan peluang (Opportunity),
serta penerapan rencana namun secara bersamaan dapat
6. Penerapan rencana dan meminimalkan kelemahan (Weakness)
pengendaliannya dan ancaman (Threats). Kinerja
perusahaan dapat ditentukan oleh
Jenis-Jenis Strategi Pemasaran kombinasi faktor internal dan eksternal.
Menurut Assauri (2008:162), Banyak Kedua faktor tersebut harus
organisasi menjalankan dua strategi atau dipertimbangkan dalam analisis SWOT.
lebih secara bersamaan, namun strategi Berikut ini merupakan penjelasan
kombinasi sangat beresiko jika SWOT menurut Rangkuti (2013:32),
dijalankan terlalu jauh. Strategi yaitu sebagai berikut :
kombinasi biasanya digunakan ketika a. Kekuatan (Strengths)
divisi-divisi yang berlainan menjalankan Yakni situasi ataupun kondisi yang
strategi yang berbeda. Juga organisasi merupakan gambaran kekuatan dari
yang berjuang untuk tetap hidup suatu organisasi atau perusahaan
mungkin menggunakan gabungan dari pada saat ini. Yang harus di lakukan
sejumlah strategi defensif, seperti dalam mengunakan analisis ini
difestasi, likuidasi, dan rasionalisasi adalah setiap perusahaan atau
biaya secara bersamaan. organisasi perlu menilai kekuatan
Menurut Umar (2010 : 29), dan kelemahan yang dimiliki
strategi di bawah ini menunjukkan kemudian dibandingkan dengan para
strategi utama dari Strategi Generik, pesaing-pesaingnya.
yaitu : b. Kelemahan (Weakness)
a. Strategi Integrasi Vertikal (Vertical Kelemahan adalah keterbatasan atau
Integration Strategies) Strategi kekurangan dalam sumber daya,
Integrasi Vertikal dibagi atas dua keterampilan dan kapabilitas yang
strategi yaitu strategi integrasi secara efektif menghambat kinerja
kedepan dan strategi integrasi perusahaan. Keterbatasan tersebut
kebelakang. dapat berupa fasilitas, sumber daya
b. Strategi Intensif (Intensive keuangan, kemampuan manajemen
Strategies) Strategi Intensif terbagi dan keterampilan pemasaran dapat
atas tiga strategi yaitu strategi merupakan sumber dari kelemahan
pengembangan pasar, strategi perusahaan.
pengembangan produk, dan strategi c. Peluang (Opportunities)
penetrasi pasar. Peluang adalah situasi yang
c. Strategi Diversifikasi menguntungkan dalam lingkungan
(Diversification Strategies) Strategi perusahaan. Kecenderungan-
diversifikasi terbagi atas tiga kecenderungan penting merupakan
kelompok yaitu strategi salah satu sumber peluang, seperti
diversifikasi konsentrik, strategi perubahan teknologi dan
diversifikasi konglomerat, strategi meningkatnya hubungan antara
diversifikasi horizontal. perusahaan dengan pembeli atau
d. Strategi Bertahan (Defensive

15
pemasok merupakan gambaran bagi e. Strategi WO, diterapkan berdasarkan
perusahaan. pemanfaatkan peluang yang ada
d. Ancaman (Threats) dengan cara meminimalkan
Ancaman adalah situasi penting yang kelemahan yang ada serta
tidak menguntungkan dalam menghindari ancaman.
lingkungan perusahaan. Ancaman f. Strategi WT, didasarkan pada
merupakan pengganggu utama bagi kegiatan yang bersifat defensif dan
posisi sekarang atau yang diinginkan berusaha meminimalkan kelemahan
perusahaan. Adanya peraturan- yang ada serta menghindari ancaman.
peraturan pemerintah yang baru atau
direvisi dapat merupakan ancaman Matriks Internal Factory Analysis
bagi kesuksesan perusahaan. Summary (IFAS) dan Eksternal
Analisis SWOT membandingkan Factory Analysis Summary (EFAS)
data faktor eksternal peluang Menurut Rangkuti (2014:34), tujuan
(opportunity) dan faktor internal melakukan analisis internal dalam
ancaman (threats) dan faktor internal matriks IFAS dilakukan dengan
kekuatan (strength) dan kelemahan mengevalusi kekuatan dan kelemahan
(weakness) seperti pada tabel berikut ini: internal perusahaan di bidang-bidang
IFAS STREN WEAKNE fungsional, termasuk manajemen,
GTH SS(W) pemasaran, keuangan,produksi,
EFAS (S) pendidikan dan pengembangan, serta
sistem informasi komputer. Sedangkan
OPPORTU Strategi Strategi analisis matriks EFAS adalah untuk
NITIES (O) S-O W-O mengembangkan daftar terbatas peluang
yang dapat dimanfaatkan dan ancaman
THREATS Strategi Strategi yang harus dihindari oleh perusahaan.
(T) S-T W-T Analisis eksternal tersebut meliputi
aspek ekonomi, sosial, budaya,
demografi, lingkungan, politik,
Sumber : Rangkuti (2013:83) pemerintah, hukum, teknologi dan
persaingan.
Keterangan : Identifikasi internal ditujukan untuk
a. IFAS, internal strategic factory mengukur sejauh mana kekuatan dan
analysis summary atau dengan kata kelemahan yang dimiliki perusahaan.
lain faktor-faktor strategis internal Langkah yang diringkas dalam
suatu perusahaan disusun untuk melakukan penilaian internal adalah
merumuskan faktor -faktor internal dengan menggunakan matriks IFAS
dalam kerangka strenght dan (Rangkuti, 2014:34).
weakness. Langkah-langkah untuk menganalisis
b. EFAS, eksternal strategic factory matrik IFAS dan EFAS menurut
analysis summary dengan kata lain Rangkuti (2014:35), sebagai berikut:
factor-faktor strategis eksternal a. Identifikasi faktor internal dan
perusahaan disusun untuk eksternal perusahaan.
merumuskan faktor-faktor eksternal b. Penentuan bobot setiap faktor.
dalam kerangka opportunities dan c. Penentuan peringkat (rating)
threaths. d. Kalikan setiap bobot faktor dengan
c. Strategi SO, yang dibuat berdasarkan ratingnya untuk menetukan skor
jalan pikiran perusahaan, yaitu untuk masing-masing faktor yang
dengan memanfaatkan seluruh nilainya bervariasi mulai dari 4,0
kekuatan untuk merebut dan sampai dengan 1,0.
memanfaatkan peluang sebesar- e. Jumlahkan skor pembobotan dari tiap
besarnya. faktor untuk menentukan total skor
d. Strategi ST, merupakan strategi pembobotan.
dalam menggunakan kekuatan yang Menurut Rangkuti (2008:16), pada
dimiliki perusahaan untuk mengatasi matriks IFAS yaitu kekuatan dan
ancaman. kelemahan total skor pembobotan

16
berkisar antara 1,0 sampai 4,0 dengan
ketentuan, jika total skor pembobotan Penelitian Sebelumnya
(3,00-4,00) berarti kondisi internal Dindy. D, dkk (2012), melakukan
perusahaan kuat, jika (2,00-2,99) berarti penelitian dengan judul “ Strategi
kondisi internal rata-rata, dan (1,00- Pemasaran Keripik Pisang dalam
1,99) berarti kondisi internal perusahaan Rangka Mencapai Ketahanan Pangan di
lemah. Dengan memperhatikan faktor Kecamatan Cilongkok Kabupaten
peluang dan ancaman dalam matriks Banyumas”. Penelitian ini bertujuan
EFAS, total skor tertinggi yang mungkin untuk membuat formulasi strategi
dicapai adalah 4,0 sedangkan yang pemasaran Keripik Pisang di Cilongkok
terendah adalah 1,0. Jika total skor (3,0- Wilayah, Kabupaten Banyumas. Lokasi
4,0) menunjukan respon perusahaan diputuskan secara purposive random
tinggi. Jika total skor (2,00-2,99) berarti sampling, dan untuk memutuskan
perusahaan merespon sedang. Dan total Pengambilan sampel pekerja dan
skor (1,00-1,99) berarti perusahaan pengecer keripik pisang dengan simple
rendah dalam merespon peluang dan random sampling yang totalnya 33
ancaman yang ada. Untuk lebih jelasnya orang. Metode yang digunakan untuk
dapat dilihat pada tabel Matrik IFAS menentukan strategi pemasaran dengan
EFAS berikut : analisis SWOT. Penelitian menunjukkan
Bahwa industri rumah tangga di kuadran
Total Score IFAS pertama. Strategi pemasaran di kuadran
Total Kuat Rata- Lemah ini adalah pertumbuhan Berorientasi
Score (4,00- rata (1,00-1,99) strategi. Strategi ini terdiri dari
EFAS 3,00) (2,00- mempertahankan dan meningkatkan
2,99) kualitas produk, meningkatkan Kualitas
Tingg 1 2 3 layanan kepada pelanggan,
i Growt Growt Retrenchm meningkatkan jumlah produk dan
(4,00- h h ent penetrasi pasar, meningkatkan promosi
3,00) strateg strate Strategy produk lokal secara luas.
y gy Latif (2012), melakukan penelitian
Sedan 4 5 6 dengan judul “Strategi Pemasaran Usaha
g Stabili Growt Retrenchm Nice Bakery di Tondano”. Adapun
(2,00- ty h ent tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
2,99) strateg strate strategy mengetahui bagaimana strategi
y gi pemasaran pada usaha Nice Bakery di
Renda 7 8 9 Tondano. Data yang digunakan yaitu
h Growt Growt Likuidasi data primer yang diambil langsung
(1,00- h h melalui observasi dan wawancara
1,99) kepada pihak yang bersangkutan.
Sumber : Rangkuti (2008:16) Metode analisis data menggunakan
pendekatan deskriptif analisis marketing
Keterangan : mix dengan menggunakan analisis Swot.
- Growth strategy yang merupakan Vase pada analisis matriks Internal
pertumbuhan itu sendiri ( sel 1,2 dan extenal, Nice Bakery di posisi V. Sel V
5 ) atau upaya diversifikasi ( sel 7 dilihat dari Nice Bakery berada di media
dan 8 ) internal dan eksternal juga. Sel V adalah
- Stability strategy ( sel 4 ) adalah sekelompok sel dengan sel III dan VII.
strategi yang diterapkan tanpa Nice Bakery dapat digambarkan pada
mengubah arah strategi pemasaran defensif dan prestasi (ditahan dan
yang telah ada pada pabrik roti Seleb memelihara) strategi yang diterapkan
Bakery di kualasimpang. meliputi dan strategi intensif (penetrasi
- Retrenchment strategy ( sel 3,6 dan 9 pasar dan pengembangan produk). Dari
) adalah usaha untuk memperkecil analisis yang telah dilakukan untuk
atau mengurangi skala pemasaran menerapkan strategi yang tepat adalah
roti pada pabrik roti Seleb Bakery di penetrasi pasar dan pengembangan
kualasimpang. produk. Kesimpulan dari penelitian ini

17
bahwa strategi pemasaran pada Nice tertentu Sugiyono (2011:32). Dalam
Bakery terletak pada kualitas produk, penelitian ini sumber berasal dari
Harga didasarkan pada biaya dan literature, dan buku-buku yang
harapan konsumen, promosi berbasis berkaitan dengan tujuan penelitian.
teknologi, distribusi fasilitas untuk
membuat konsumen mudah untuk Metode Pengumpulan Data
mendapatkan produk pada Nice Bakery Untuk mendapatkan data yang
dan membuat kemitraan dengan menunjang dalam penelitian ini maka
perusahaan makanan dan memperluas digunakan dua cara pegumpulan data
jaringan dengan menggunakan yaitu :
teknologi. a. Penelitian Kepustakaan ( Library
Research ), dengan membaca buku
2. METODE PENELITIAN – buku literatur, laporan-laporan
tertulis dan tulisan-tulisan ilmiah
Jenis dan Sumber Data yang ada kaitannya dengan masalah
Untuk memperoleh data dan yang dibahas.
informasi yang berhubungan dengan b. Penelitian Lapangan (Field
penelitian ini, penulis menggunakan 2 Research) yaitu pengumpulan
(dua) jenis data, yaitu : data dengan pengamatan secara
1) Data kualitatif adalah data yang langsung terhadap Pabrik Roti “Seleb
berbentuk kata-kata atau yang Bakery” Kualasimpang dengan
berwujud pernyataan-pernyataan menempuh cara sebagai berikut :
verbal, bukan dalam bentuk angka 1) Observasi, yaitu cara
(Sugiyono, 2011:205). Data kualitatif pengumpulan data dengan
dalam penelitian ini adalah data dari pengamatan secara langsung
hasil pengamatan pada Pabrik Roti terhadap objek penelitian. Dalam
“Seleb Bakery” di Kualasimpang dan penelitian ini yaitu Pabrik Roti
data dari hasil wawancara pada “Seleb Bakery” di Kualasimpang.
pengelalola beserta pekerja pada 2) Wawancara, yaitu melakukan
Pabrik Roti “Seleb Bakery” di tanya jawab dengan pengelola,
Kualasimpang. pekerja dan konsumen pada
2) Data kuantitatif adalah data yang Pabrik Roti “Seleb Bakery” di
didasari oleh filsafat positivisme Kualasimpang.
yang menekankan fenomena-
fenomena objektif dan di kaji secara Metode Analisis Data
kuantitatif. Maksimalisasi Analisis data yang digunakan dalam
objektifitas desain penelitian ini penelitian ini adalah menggunakan
dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT.
angka-angka pengolahan statistik, a. Matriks SWOT (Strengths-
struktur dan percobaan terkontrol Weakness-Opportunities-Threats)
(Sukmadinata, 2011:53). Data Alat yang dipakai untuk menyusun
kuantitatif pada penelitian ini adalah alternatif strategis adalah matriks SWOT
skor dan bobot dalam tabel-tabel (Strengths-Weakness-
analisis SWOT. OpportunitiesThreats). Pada tahap ini
Data yang dikumpulkan dalam difokuskan untuk menghasilkan
penelitian ini terdiri dari: alternatif strategi yang layak dengan
1) Data Primer, yaitu data yang memadukan faktor internal dan eksternal
diperoleh dengan menggunakan hasil dari tahap input (matriks IFAS dan
metode tertentu baik manusia EFAS). Matriks ini dapat
maupun dokumen-dokumen. menggambarkan secara jelas bagaimana
Menurut Sugiyono (2011:32). Dan peluang dan ancaman eksternal yang
dalam penelitian ini data diambil dihadapi dapat disesuaikan dengan
secara langsung dari Pemilik usaha, kekuatan dan kelemahan yang dimiliki-
karyawan dan konsumen. nya. Matriks ini dapat menghasilkan
2) Data sekunder, adalah data yang empat set kemungkinan alternatif
diperoleh dari berbagai sumber strategis yaitu strategi SO, strategi WO,

18
strategi ST dan strategi WT. Seperti (1,00- h h
yang ditunjukkan pada tabel III-1. 1,99)
Rangkuti (2008:83). Sumber : Rangkuti, (2008:16)

Faktor Kekuatan Kelemahan Keterangan :


Internal (S) (W) - Growth strategy yang merupakan
Faktor pertumbuhan itu sendiri (sel 1,2 dan
Eksternal 5) atau upaya diversifikasi (sel 7 dan
Peluang Strategi Strategi 8).
(O) S-O W-O - Stability strategy adalah strategi
Ancaman Strategi Strategi yang diterapkan tanpa mengubah
(T) S-T W-T arah strategi pemasaran produk roti
Sumber : Rangkuti (2008:83) pada Pabrik Roti “Seleb Bakery” di
Pada tahap ini semua faktor internal Kualasimpang yang telah ada.
dan eksternal dimanfaatkan dalam - Retrenchment strategy (sel 3, 6 dan
model-model kualitatif perumusan 9) adalah usaha memperkecil atau
strategi. Dalam hal ini digunakan model mengurangi skala pemasaran roti
matriks SWOT dan matriks IFAS- pada Pabrik Roti “Seleb Bakery”
EFAS. Kualasimpang.
b. Matriks IFAS (Internal Factor
Analysis Summary) dan EFAS 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
(Eksternal Factor Analysis Analisis SWOT dilakukan untuk
Summary) mengetahui strategi pemasaran yang
Matriks IFAS-EFAS didasarkan pada paling tepat untuk diterapkan, serta
dua dimensi kunci total skor matriks faktor yang menjadi kekuatan,
IFAS pada sumbu x dan total skor kelemahan, peluang dan ancaman pada
matriks EFAS pada sumbu y. Total skor pabrik roti “Seleb Bakery” di
matriks IFAS dari 1,0 sampai 1,99 Kualasimpang. Mengacu pada tujuan
menunjukkan posisi internal yang dan sasaran dilakukannya evaluasi atas
lemah, skor 2,0 hingga 2,99 penerapan analisis SWOT, maka dapat
menunjukkan pertimbangan rata-rata diketahui apa yang menjadi kekuatan
dan skor 3,0 hingga 4,0 adalah tinggi. dan kelemahan yang dimiliki oleh
Matriks IFAS-EFAS dapat pabrik roti “Seleb Bakery” di
mengidentifikasi 9 sel strategi tetapi Kualasimpang serta peluang-peluang
pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat yang mampu mendukung perkembangan
dikelompokkan menjadi tiga strategi penjualan pada pabrik roti “Seleb
utama seperti pada tabel berikut. Bakery” di Kualasimpang dan
bagaimana menghadapi ancaman dari
luar usaha yang sejenis.
Total Score IFAS Adapun analisis SWOT pabrik roti
Total Rata- “Seleb Bakery” di Kualasimpang adalah
Kuat
Score rata Lemah sebagai berikut :
(4,00-
EFAS (2,00- (1,00-1,99) a. Strenght (Kekuatan)
3,00)
2,99) 1) Kualitas produk baik (S1)
1 2 3 2) Menerima pesanan cepat (S2)
Tingg
Growt Growt Retrenchm 3) Produk tidak menggunakan bahan
i
h h ent pengawet (S3)
(4,00-
strateg strate strategy 4) Lokasi pabrik yang strategis (S4)
3,00)
y gy 5) Bahan baku yang mudah didapat
4 5 (S5)
Sedan 6 6) Harga yang sangat terjangkau
Stabili Growt
g Retrenchm (S6)
ty h
(2,00- ent b. Weakness (Kelemahan)
strateg strate
2,99) Strategy 1) Sedikitnya variasi bentuk dan cita
y gy
Renda 7 8 9 rasa produk (W1)
h Growt Growt Likuidasi 2) Minimnya kegiatan promosi (W2)

19
3) Kapasitas produksi masih terbatas 5) Perkembangan dunia internet
(W3) (O5)
4) Wilayah distribusi masih terbatas 6) Loyalitas konsumen (O6)
(W4) d. Threats (Ancaman)
5) Kurangnya tanaga kerja yang ahli 1) Kenaikan harga bahan baku (T1)
(W5) 2) Banyaknya produk sejenis (T2)
6) Minimnya sarana dan prasarana 3) Banyaknya produk substitusi
pabrik (W6) (pengganti) (T3)
c. Opportunity (Peluang) 4) Perubahan pola minat masyarakat
(T4)
1) Banyaknya masyarakat yang tidak Dari uraian faktor-faktor internal dan
sempat memasak sarapan pagi eksternal di atas maka dilakukan analisis
(O1) strategi dengan menggunakan matrik
2) Bertambahnya populasi penduduk IFAS dan EFAS dengan cara
(O2) pembobotan. Pembobotan dilakukan
3) Menjalin kerjasama dengan agen dengan menggunakan teknik komparasi
distributor (O3) berpasangan, sebagai berikut :
4) Wilayah pemasaran yang masih
luas (O4)
Matrik IFAS (Internal Factory Analysis Summary)

Kekuatan
No Faktor penentu Bobot Rating Skor
1 Kualitas produk baik 0,09 3,4 0,306
2 Menerima pesanan cepat 0,08 3,2 0,256
3 Produk tidak menggunakan bahan pengawet 0,07 3,0 0,210
4 Lokasi pabrik yang strategis 0,08 3,2 0,256
5 Bahan baku yang mudah didapat 0,09 3,4 0,306
6 Harga yang sangat terjangkau 0,09 3,4 0,306
Jumlah 1,64
Kelemahan
1 Sedikitnya variasi bentuk dan cita rasa produk 0,09 1,5 0,135
2 Minimnya kegiatan promosi 0,07 2,5 0,175
3 Kapasitas produksi yang masih terbatas 0,09 1,5 0,135
4 Wilayah distribusi yang masih terbatas 0,08 2,0 0,160
5 Kurangnya tenaga kerja yang ahli 0,08 2,0 0,160
6 Minimnya sarana dan prasarana pabrik 0,09 1,5 0,135
Jumlah 0,90
Jumlah faktor internal 1,00 2,54

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa Selanjutnya faktor-faktor eksternal


hasil perhitungan skor terhadap analisis yang merupakan peluang dan ancaman
faktor-faktor internal dengan nilai 2,54 dalam pemasaran roti pada Pabrik Roti
diketahui bahwa faktor-faktor internal Seleb Bakery di Kualasimpang yaitu
pada aktivitas pemasaran roti pada Pabrik mengingat banyaknya masyarakat yang
Roti Seleb Bakery di Kualasimpang tidak sempat makan nasi untuk sarapan
merupakan kekuatan. Dimana jumlah pagi, bertambahnya populasi penduduk,
nilai kekuatan sebesar 1,64 lebih besar menjalin kerjasama dengan agen
dibandingkan jumlah nilai pada distributor, perkembangan dunia internet
kelemahan yaitu sebesar 0,90. Hal ini dan loyalitas konsumen merupakan
menunjukkan bahwa posisi pabrik Roti faktor-faktor peluang pada Pabrik Roti
Seleb Bakery di Kualasimpang berada Seleb Bakery Kualasimpang, serta
pada titik kekuatan lebih besar dari pada kenaikan harga bahan baku, banyaknya
kelemahan. produk sejenis, banyaknya produk

20
subtitusi dan perubahan pola minat di Kualasimpang. Pembobotan dilakukan
masyarakat merupakan faktor-faktor dengan menggunakan teknik komparasi
ancaman bagi Pabrik Roti Seleb Bakery berpasangan, seperti tabel berikut :
Matrik EFAS (Eksternal Factory Analysis Summary)

Peluang
No Faktor penentu Bobot Rating Skor
1 Banyaknya masyarakat yang tidak sempat memasak 0,10 3,6 0,36
sarapan pagi
2 Bertambahnya populasi penduduk 0,08 3,2 0,256
3 Menjalin kerjasama dengan agen distributor 0,10 3,6 0,36
4 Wilayah pemasaran yang masih luas 0,11 3,8 0,42
5 Perkembangan dunia internet 0,09 3,4 0,306
6 Loyalitas konsumen 0,12 4,0 0,48
Jumlah 2,19
Ancaman
1 Kenaikan harga bahan baku 0,10 1,2 0,12
2 Banyaknya produk sejenis 0,09 1,5 0,135
3 Banyaknya produk substitusi (pengganti) 0,11 1,0 0,11
4 Perubahan pola minat masyarakat 0,10 1,2 0,12
Jumlah 0,48
Jumlah faktor eksternal 1,00 2,67

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dibandingkan jumlah nilai pada ancaman
hasil perhitungan skor terhadap analisis yaitu sebesar 0,48. Hal ini menunjukkan
faktor-faktor eksternal dengan nilai 2,67 bahwa peluang yang dimiliki pabrik roti
diketahui bahwa faktor-faktor eksternal Seleb Bakery di Kualasimpang lebih
pada aktivitas pemasaran roti pada pabrik besar daripada ancaman yang dihadapi.
roti Seleb Bakery di Kualasimpang Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari
merupakan peluang. Dimana jumlah nilai matrik internal dan eksternal (matrik
peluang sebesar 2,19 lebih besar IFAS-EFAS) berikut :
Matriks IFAS-EFAS

Total Score IFE


Total Score
Kuat Rata-rata Lemah
EFE
(4,00-3,00) (2,00-2,99) (1,00-1,99)
Tinggi 1 2 3
(4,00-3,00) Growth Strategy Growth Strategy Retrenchment
Sedang 4 5 6
(2,00-2,99) Stability Strategy Growth Strategy Retrenchment
Rendah 7 8 9
(1,00-1,99) Growth Growth Likuidasi

Dari tabel IV-3 di atas terlihat bahwa Berdasarkan hasil wawancara dengan
posisi pemasaran pada pabrik roti Seleb pemilik, pengelola, pekerja dan
Bakery Kualasimpang berada pada konsumen pabrik roti Seleb Bakery di
kolom 5 (lima) yaitu Growth Strategy Kualasimpang. Dapat dirumuskan
yang berarti pabrik roti Seleb Bakery di beberapa alternatif strategi pemasaran
Kualasimpang masih sedang dalam roti pada pabrik roti Seleb Bakery di
pertumbuhan atau dalam upaya Kualasimpang melalui strategi S-O,
diversifikasi. strategi W-O, strategi S-T dan strategi
W-T, sebagai berikut :
Penentuan Strategi pada Pabrik Roti a. Strategi S-O (strength – opportunity)
“Seleb Bakery” di Kualasimpang
21
Adapun strategi yang dilakukan yaitu pada produk subtitusi. ( W1, W5,
: T2, T3, T4 ).
1) Mempertahankan harga dan
kualitas produk untuk 4. KESIMPULAN
meningkatkan kepuasan dan
loyalitas konsumen. Dengan a. Berdasarkan hasil analisis matrik
mempertahankan harga dan evaluasi strategi internal dengan
kualitas produk, konsumen akan jumlah nilai 2,54 dan matrik evaluasi
merasa puas dan akan selalu loyal. strategi eksternal dengan jumlah nilai
(S1, S2, S3, S6, 06) 2,67, pabrik roti Seleb Bakery di
2) Memanfaatkan lokasi pabrik yang Kualasimpang berada pada posisi
strategis untuk menjalin kerjasama sedang. Dan matrik IE berada pada
dengan agen distributor untuk kolom 5 (lima) yaitu Growth strategy
memperluas wilayah pemasaran. yang berarti pabrik roti Seleb Bakery
(S4, O3, O4). di Kualasimpang masih sedang dalam
b. Strategi W-O (weakness – pertumbuhan atau dalam upaya
opportunity) diversifikasi.
1) Melakukan promosi yang b. Berdasarkan hasil analisis penentuan
berbasis teknologi yaitu dengan strategi pada pabrik roti Seleb
memanfaatkan dunia internet. Saat Bakery di Kualasimpang adalah :
ini hampir semua orang 1) Strategi S-O yaitu
menggunakan internet sehingga mempertahankan harga dan
lebih mudah untuk kualitas produk untuk
mempromosikan produk dan meningkatkan kepuasan dan
melakukan transaksi jual beli loyalitas konsumen dan
dimana pun mereka ( penjual dan memanfaatkan lokasi pabrik
pembeli ) berada sehingga wilayah yang strategis untuk menjalin
pemasaran menjadi semakin luas. kerjasama dengan agen
(W2, W4, O4, O5). distributor untuk memperluas
2) Membuka toko bakery ditempat wilayah pemasaran.
yang strategis. Dengan membuka 2) Strategi W-O yaitu Melakukan
toko bakery akan lebih menarik promosi yang berbasis
perhatian konsumen untuk datang teknologi dan Membuka toko
dan membeli produk. (W4, W6, bakery ditempat yang strategis.
O1, O2, O4). 2) Strategi S-T yaitu Menjaga
c. Strategi S-T (strenght – threath) kualitas dan harga produk serta
1) Menjaga kualitas dan harga selalu menerima pesanan cepat
produk, serta selalu menerima agar konsumen tidak membeli
pesanan cepat produk sejenis ataupun beralih
agar konsumen tidak membeli pada produk subtitusi dan
produk sejenis ataupun beralih meningkatkan kualitas produk
pada produk substitusi. (S1, S2, sesuai dengan pola minat
S3, S6, T2, T3). masyarakat.
2) Meningkatkan kualitas produk 3) Strategi W-T yaitu memberikan
sesuai dengan pola minat pelatihan untuk meningkatkan skill
masyarakat. (S1, S3,T4 ). karyawan dan menambah tenaga
d. Strategi W-T (weakness – threath) kerja yang ahli untuk menciptakan
1) Memberikan pelatihan untuk produk yang lebih bervariasi
meningkatkan skill karyawan dan sesuai dengan pola minat
menambah tenaga kerja yang ahli masyarakat, sehingga konsumen
untuk menciptakan produk yang tidak akan membeli produk sejenis
lebih bervariasi sesuai dengan ataupun beralih pada produk
pola minat masyarakat, sehingga subtitusi
konsumen tidak akan membeli
produk sejenis ataupun beralih

22
Saran Haussmann, 2009, A Laboratory
Saran yang dapat diberikan oleh Exercise Toillustrate Increased
peneliti untuk perusahaan adalah sebagai Salivary Cortisol in Response to
berikut : Three Stressful Conditionsusing
a. Mempertahankan harga dan kualitas Competitive ELISA Adv :
produk serta meningkatkan skill Physiol.
karyawan melalui pemberian Porter, Michael E, 2010, Strategi
pelatihan kerja. Bersaing (Competitive
b. Pabrik Roti Seleb Bakery perlu Strategy), Tangerang :
membuka toko Bakery ditempat Kharisma Publishing Group.
yang lebih strategis dan menjalin Robinson and Pearce, 2012, Manajemen
kerjasama dengan agen distributor Strategis : Formulasi,
sehingga dapat meningkatkan Implementasi, dan
penjualan roti. Pengendalian, Jakarta :
c. Melakukan promosi melalui internet Salemba Empat.
dan media sosial, karena saat ini Rangkuti, Freddy, 2009, Strategy
hampir semua orang mengunakan Promosi Yang Kreatif dan
internet. Analisis Kasus Integred
d. Peneliti selanjutnya diharapkan Marketing Communication,
dapat melakukan penelitian pada Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Pabrik Roti Seleb Bakery di Utama
Kualasimpang secara Kuantitatif. ______________, 2013, Analisis SWOT
. : Tehnik Membedah Kasus
5. REFERENSI Bisnis, Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama.
Assauri, Sofyan, 2008, Manajemen Sugiyono, 2011, Metode Penelitian
Pemasaran Produksi dan Kuantitatif Kualitatif dan
Operasi. Jakarta: Lembaga R&D, Bandung : CV. Alfabeta.
Penerbit Fakultas Ekonomi UI.
Djaslim, Saladin, 2007, Intisari
Pemasaran dan Unsur-unsur
Pemasaran, Bandung : CV
Linda Karya
Fajar, Laksana, 2008, Manajemen
Pemasaran, Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Fitri, 2012, Strategi Pemasaran Usaha
Nice Bakery di Tondano,
Jurnal Skripsi, Mahasiswa
Jurusan Sosial Ekonomi
Pertanian, Fakultas Pertanian
Unsrat.
Kotler, 2009, Manejemen Pemasaran :
Analisis Perencanaar,
Impementasi dam Kontrol,
Edisi Sebelas, Jakarta :
Prenhallindo.
Kotler dan Keller, 2012, Marketing
Management Edisi 14 Global
Edition, Pearson Prentice Hall.
Kotler dan Amstrong, 2012, Prinsip –
Prinsip Pemasaran, Jakarta :
Erlangga.
Hubeis, Musa, 2014, Manajemen
Stratejik, Jakarta : PT. Elex
Media Komputindo.

23

You might also like