You are on page 1of 10

258

PENEGAKAN HUKUM NETRALITAS PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)


Oleh:
Sri Hartini
Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
E-mail: hartinimustika@gmail.com

Abstract

Basically, the substance of democracy is the existence of role/active participation in the governance
based on independence, equality and freedom. Somehow in new era, this strategic position of public
servant was used by political party which finally makes political problems in the conception of law
enforcement and makes confusedness to the role of public servant. Finally, the government make
coherent regulation concerning with the neutrality in the public service law. Arrangement of public
service neutrality, arranged in article 3 sentence (2) and sentence (3) Law No. 43 Year 1999 and
Government Regulation No. 37 Year 2004 concerning prohibition order of public servant becoming
political party member and official member. The regulation only arranging concerning public servant
becoming member and official member of political party, while public servant which was
nonmember of political party, what exactly more loyal in political party not yet been arranged in
that regulation. The regulation which straightening of neutrality arrange in the preamble which
public servant that impinge this regulation not yet arranged to collision, though sanction to this
regulation was riffed as public servant, for public servant that becoming member and official
member of political party.

Keyword: Neutralities, political party, law enforcement.

A. Pendahuluan hangat, oleh sebab itulah perlu dikaji lebih


Pertanyaan mengenai ilmu hukum ter- mendalam mengenai netralitas dan penegakan
masuk sebuah ilmu, dapat saja dikatakan se- hukumnya.
bagai pertanyaan contradictio in terminis, ini PNS diharapkan menjadi seorang yang
disebabkan banyak sekali pertentangan yang profesional dalam menjalankan setiap tugas
menyatakan bahwa hukum di satu sisi bersifat yang diembannya. Pandangan ini sesuai dengan
praktis dan di sisi lain bersifat teoritis. Pe- kedudukan manusia, yaitu dengan ungkapan not
mahaman mengenai pengertian hukum itu the gun but the man behind the gun. Ungkapan
sendiri sampai dengan saat ini sangat sulit di ini sangat tepat diterapkan dalam membahas
dapati, yang biasa dijadikan pengertian hukum masalah kedudukan PNS. Kedudukan PNS diatur
adalah seperangkat kaidah yang bertujuan dalam Pasal 3 ayat (1) yang menyatakan bah-
untuk mengatur tata kehidupan manusia. wa:
Hukum yang merupakan seperangkat kai- (1) Pegawai Negeri berkedudukan seba-
dah dinormatifkan ke dalam sebuah peraturan gai unsur aparatur negara yang ber-
perundang-undangan, setiap peraturan per- tugas untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat secara profesi-
undang-undangan ini harus ditegakan dalam onal, jujur, adil, dan merata dalam
arti diimplementasikan agar dapat berlaku penyelenggaraan tugas negara, pe-
secara efektif. merintahan dan pembangunan.
Salah satu ranah hukum yang ada di (2) Dalam kedudukan dan tugas sebagai-
Indonesia adalah hukum kepegawaian yang mana dimaksud dalam ayat (1),
Pegawai Negeri harus netral dari
mengatur mengenai pegawai negeri itu sendiri, pengaruh semua golongan dan partai
termasuk di dalamnya terkait dengan netrali- politik serta tidak diskriminatif dalam
tas. Pelaksanaan netralitas pegawai negeri memberikan pelayanan kepada ma-
sampai saat ini masih terus menjadi perdebatan syarakat.
Penegakan Hukum Netralitas Pegawai Negeri Sipil (PNS) 259

(3) Untuk menjamin netralitas Pegawai yang bekerja dalam administrasi negara. Hal ini
Negeri sebagaimana dimaksud dalam sebagaimana dikemukakan oleh Utrech, yang
ayat (2), Pegawai Negeri dilarang menjelaskan bahwa hukum administrasi meng-
menjadi anggota dan/atau pengurus
partai politik uji hubungan hukum istimewa yang diadakan
untuk memungkinkan para pejabat (amstra-
Pengaturan ini mengindikasikan bahwa gers) Administrasi negara melakukan tugas
netralitas pegawai negeri dijamin dalam un- mereka yang khusus.
dang-undang agar pegawai negeri dapat me- Keanggotaan dan kepengurusan dalam
laksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan organisasi politik merupakan hak-hak dasar dan
undang-undang. Ketentuan Pasal 3 Undang- hak asasi manusia. Hak-hak dasar ini senantiasa
Undang No.43 Tahun 1999 itu kemudian merupakan hal yang menarik untuk selalu di
diperjelas kembali pada Penjelasan Umum I kaji karena secara normatif dijamin dan di-
angka 6 menyebutkan bahwa: junjumg tinggi. Masalah dasar dalam hak asasi
Dalam upaya menjaga netralitas Pegawai manusia adalah masih adakah di dalam ke-
negeri dari pengaruh partai politik dan terbatasaan terdapat kebebasan warga negara
untuk menjamin keutuhan, kekompakkan untuk turut serta berperan aktif dalam pe-
dan persatuan Pegawai negeri serta dapat merintahan.1
memusatkan segala perhatian, pikiran dan
tenaganya pada tugas yang dibebankan Kebebasan untuk berserikat/berkumpul
kepadanya, maka Pegawai Negeri dilarang diatur pasal 28 UUD 1945 yaitu bahwa kemer-
menjadi anggota dan/atau pengurus partai dekaan berserikat dan berkumpul, mengeluar-
politik. Oleh karena itu, Pegawai Negeri kan pikiran dengan lisan dan tulisan dan
yang menjadi anggota dan/atau pengurus sebagainya ditetapkan dengan Undang-Undang.
partai politik harus diberhentikan sebagai
pegawai negeri. Pemberhentian tersebut Peraturan pelaksana UUD ini adalah adanya
dapat dilakukan dengan hormat atau tidak organisasi kemasyara-katan dan organisasi
dengan hormat. politik
Ternyata, keikutsertaan Pegawai Negeri
Kedudukan PNS tersebut, menunjukan dalam dunia politik banyak menimbulkan per-
bahwa PNS merupakan tulang punggung bangsa debatan. Tuntutan agar Pegawai Negari Sipil
dalam pelaksanaan pemerintahan dan pem- netral dalam partai politik mulai bergema.
bangunan, serta melaksanakan birokrasi untuk Bahkan akhir-akhir ini gema tuntutan itu se-
melayani masyarakat. Kedudukan yang strategis makin didengungkan bersama dengan semakin
ini diperlukan adanya PNS yang profesional. kencangnya hembusan angin reformasi. Tun-
Untuk mencapai keprofesionalan ini pemerintah tutan agar Pegawai Negari Sipil netral dalam
mengambil kebijakan, dengan mengeluarkan keanggotaan dan kepengurusan dalam partai
peraturan pemerintah tentang netralitas PNS, politik adalah sesuatu yang wajar karena
yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun selama pada saat Orde Baru, KORPRI dijadikan
1999 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pe- sebagai mesin politik Golkar. Sedangkan
merintah Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Pegawai keanggotaan Korpri sebagian besar adalah
Negeri Sipil Yang Menjadi Anggota Partai Politik Pegawai Negari Sipil. Agar pengalaman yang
kemudian diperbaharui kembali dengan Per- pahit tersebut tidak terulang lagi, maka untuk
aturan pemerintah No.37 Tahun 2004 dan atur- menganti-sipasi hal ini Soewoto berpendapat
an teknisnya dijelaskan melalui Surat Keputus- bahwa peran Pegawai Negari Sipil yang
an Badan Administrasi kepegawaian Negara memberikan kontribusi besar atas kemenangan
(BAKN) No.02/BA/1999 tentang Pedoman Pe-
laksanaan Peraturan Pemerintah tersebut.
Netralitas PNS dalam partai politik me-
rupakan kajian hukum kepegawaian. Kajian
1
hukum kepegawaian mengatur pegawai negeri Sri Hartini, 2005, Netralitas Pegawai Negeri Sipil,
Jakarta: Mahkamah Konstitusi, hlm. 24
260 Jurnal Dinamika Hukum
Vol. 9 No. 3 September 2009

Golkar harus diantsipasi dengan Peraturan yang dan pengurus, wewenang siapa dalam
baru.2 menanganinya, prosedurnya bagaimana jika
Pada era reformasi ini, keanggotaan dan terjadi pelanggaran. Latar belakang ini yang
kepengurusan Pegawai Negeri Sipil di dalam akan menjadi kajian dalam tulisan ini.
partai politik diatur tersendiri di dalam Per- Dari latar belakang tersebut di atas, dapat
aturan Pemerintah No. 37 tahun 2004 tentang ditarik permasalahan berupa :
Larangan Pegawai Negari Sipil Menjadi Anggota 1. Bagaimanakah netralitas pegawai negeri si-
Partai Politik. Peraturan perundang-undangan pil dalam partai politik?
tersebut dibuat oleh pemerintah dengan tujuan 2. Bagaimanakah penegakan hukum netralitas
agar Pegawai Negari Sipil bersikap netral. pegawai negeri dalam partai politik?
Sebab permasalahan yang selama ini terjadi
adanya penggunaan fasilitas oleh birokrat/ B. Pembahasan
Pegawai Negeri Sipil dalam partai politik Kebebasan dalam organisasi politik,
tertentu. Latar belakang inilah yang dijadikan merupakan konskuensi logis oleh hukum atau
alasan bagi pemerintah untuk mengeluarkan konstitusi atas hak-hak dasar dan hak asasi
peraturan tersebut . manusia dalam kehidupan kenegaraan.
PNS netral dalam partai politik memang Kebebasan mengeluarkan pendapat dan pikiran
sangat diperlukan untuk menyelesaikan per- merupakan indikasi bahwa suatu negara
masalahan/konflik sepanjang orde baru. Namun melaksanakan demokrasi Setiap negara yang
setelah netralitas berjalan kurang lebih 10 mengaku negara hukum yang demokrastis harus
(sepuluh) tahun, ternyata menimbulkan dam- memasukan aspek peran serta aktif rakyat di
pak positip dan negatif. Dampak positif, bahwa dalam konstitusinya yang dilandasi persamaan
PNS tidak lagi disibukkan berkampanye, rapat- dan kemerdekaan/kebebasan. Kehidupan de-
rapat parpol, sehingga dapat melaksanakan mokrasi di Indonesia, sebagaimana diatur Pasal
pekerjaan secara optimal, 1 ayat (2) UUD 1945 yaitu “Kedaulatan adalah
Dampak negatif yang muncul, adalah di tangan rakyat, dan dilakukan menurut
selama PNS, TNI, dan Polri, tidak ada keter- Undang-Undang Dasar.”
wakilan dalam Dewan Perwakilan Rakyat Pusat Kebebasan merupakan hak asasi manusia.
maupun daerah. Dewan ini sering banyak Menurut Soewoto bahwa hak asasi itu bersifat
menjadi sorotan masyarakat, seperti korupsi, universal, yang tidak universal adalah imple-
perselingkuhan, ijazah palsu dan lain-lain. mentasinya dalam produk perundang-undang-
Apakah ini kebetulan masa reformasi ataukah an.3 Jadi hak asasi manusia yang merupakan
ada hal lain yang perlu dibenahi kembali. kebutuhan setiap manusia harus diatur dalam
Pengaturan netralisas PNS, dalam Pasal 3 undang-undang suatu negara.
ayat (2) dan (3), serta PP No. 37 Tahun 2004, Kebebasan ini dipertegas lagi oleh Toto
dalam pelaksanaanya menimbulkan permasa- Pandoyo bahwa konsep kebebasan berserikat
lahan yang krusial, yang sampai saat ini belum dan berkumpul ini merupakan bagian dari hak
mendapat perhatian dari semua kalangan. asasi manusia yang diakui secara yuridis baik
Permasalahan yang muncul yaitu, pengaturan internasional maupun nasional.4 Secara
baik dalam UU maupun aturan pelaksananya, internasional diatur Article 20, Declaration of
hanya mengatur tentang larangan PNS yang Human Rights sebagai berikut:
menjadi anggota dan pengurus parpol.
Bagaimana PNS yang tidak menjadi anggota dan
3
Soewoto, HAM Masalah Konsep, Penjabaran, Pelaksana-
pengurus tetapi kiprahnya melebihi anggota
an dan Pengawasan di Indonesia, Makalah disampaikan
dalam seminar sehari dan demokratisasi di Indonesia
2
Soewoto, Kebebasan Berserikat dan Berkumpul, Maka- dalam rangka diesnatalis ke 31 Universitas Brawijaya 1
lah Penataran Hukum Administrasi, diselenggarakan Februari 1994, hlm. 2.
4
oleh Fakultas Hukum Universitas Airlangga bekerjasama Toto Pandoyo, 1981, Ulasan Terhadap Beberapa
dengan Utrecht Universiteit Belanda, 8 – 13 Februari Ketentuan UUD 1945 dan Perkembangan Kehidupan
1999, hlm. 6 Demokrasi, Liberty, Yogyakarta, hlm. 1.
Penegakan Hukum Netralitas Pegawai Negeri Sipil (PNS) 261

Everyone has the right to freedom of semula dikeluarkan untuk menyatukan PNS
peaceful assembly and association no one yang telah ter-pecah belah akibat permainan
may be compelled to belong an asso- politik saat itu yang dikenal Nasakom. Perpres
ciation.
ini kemudian diikuti dan diperluas pula oleh
Di Indonesia jaminan terhadap kebebasan Surat Edaran Presiden Republik Indonesia (SE)
berserikat dan berkumpul diatur pasal 28 UUD No. 2 Tahun 1959 tentang Larangan Keanggo-
1945. Sebagai realisasi kebebasan berserikat taan Partai Politik bagi Pejabat Negari Jang
dalam partai politik adalah Undang-Undang No. Mendjalankan Kewadjiban Negara di Luar
32 Tahun 2002 tentang Partai Politik, dalam Djabatan Jang Dipangkunja.
penjelasan umum UU Partai Politik disebutkan Perpres ini menyatakan yang dimaksud
bahwa pembentukan partai politik pada Pejabat negeri menurut ketentuan pasal 1 ayat
dasarnya merupakan suatu pencerminan hak (1) adalah:
warganegara untuk berserikat, berkumpul, dan a. Pegawai pemerintah pusat yang digaji
menyatakan pendapat sesuai dengan pasal 28 menurut atau berdasarkan golongan F dari
UUD 1945. Partai politik merupakan sarana PGPN-1955 dan pegawai pemerintah daerah
pendidikan politik warganegara untuk ikut yang digaji sesuai PGPN-1955;
berpartisipasi dalam kehidupan kenegaraan. b. Semua anggota angkatan perang dan
Fungsi undang-undang adalah mengatur Kepolisian Negara;
baik warganegara maupun pemerintah. Hal ini c. Anggota/direksi/pimpinan staf pada badan-
sesuai dengan salah satu fungsi hukum adalah badan usaha/yayasan-yayasan/perusahaan-
perlindungan hukum bagi rakyat dan mengatur perusahaan/lembaga-lembaga baik yang se-
kebebasan manusia secara wajar untuk meng- cara langsung maupun tidak langsung se-
hindari bentrokan kepentingan yang satu de- luruhnya atau sebagian dimiliki oleh negara.
ngan lainnya. Fungsi hukum yang memadai Menyimak materi muatan Perpres No. 2
diharapkan dapat diciptakan dan dipelihara Tahun 1959 maupun Surat Edaran (SE) Presiden
keamanan, ketertiban dan ketentraman dalam Republik Indonesia No. 2 Tahun 1959 penulis
masyarakat. berkesimpulan bahwa Perpres ini membatasi
Menurut Philipus M. Hardjon, bahwa kebebasan berpendapat sebagaimana tercan-
undang-undang pada dasarnya dimaksudkan tum dalam ketentuan Pasal 28 UUD 1945,
untuk membatasi kekuasaan pemerintah secara bahkan kalau dikaji dengan konsep Hak Asasi
jelas dan tegas, di sisi lain dimaksudkan untuk Manusia bukan hanya sekedar membatasi
melindungi hak-hak dasar.5 Jadi setiap bahkan tidak menjamin terhadap HAM yang
pembatasan terhadap hak-hak dasar harus bersifat universal.
dengan instrumen undang-undang. Perpres No. 2 Tahun 1959 tentang larang-
an Pejabat Negeri ini telah dicabut berdasar-
1. Kebebasan Berserikat Pegawai Negeri Sipil kan Undang-Undang (UU) No. 2 Tahun 1970.
dalam Peraturan Presiden No. 2 Tahun Meskipun demikian Perpres tersebut merupakan
1959 tonggak penting dalam sejarah pengaturan PNS
PNS dalam partai politik merupakan ma- dalam partai politik. Perpres ini sebagai upaya
salah yang selalu tidak ada akhirnya. Hal ini pemerintah untuk memulihkan keadaan PNS
sudah dimulai sejak masa Demokrasi liberal pada saat itu berlarut-larut dalam permainan
yaitu diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) politik. Perpres ini pula diharapkan dapat me-
No. 2 Tahun 1959 tentang larangan PNS dan mulihkan keutuhan dan kekompakan PNS.
Pejabat Negeri dalam Partai Politik. Perpres ini

5
Philipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum dalam Negara
Pancasila, Makalah simposium tentang Politik Hak Asasi
Manusia dan Pembangunan Hukum, dalam Rangka Dies
Natalis XL/Lustrum Universitas Airlangga, Surabaya 3
November 1994, hlm. 5.
262 Jurnal Dinamika Hukum
Vol. 9 No. 3 September 2009

2. Kebebasan Berserikat Pegawai Negeri Sipil dan Golongan Karya, pasal 8 ayat (2) yang
dalam Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun menyatakan bahwa :
1970 a. PNS dapat menjadi anggota partai politik
Orde Baru merupakan masa pelaksanaan dan Golongan Karya dengan sepengetahuan
Pancasila secara murni dan konsekuen. Pelak- pejabat yang berwenang;
sanaan ini meliputi segala bidang kehidupan. b. PNS yang memegang jabatan-jabatan
Masalah Pegawai Negeri merupakan agenda tertentu tidak dapat menjadi anggota partai
bagi Orde Baru. Orde Baru menyadari bahwa politik dan golongan karya, kecuali dengan
PNS harus diberi kesempatan untuk berserikat izin tertulis dari pejabat yang berwenang.
dalam partai politik. Atas dasar alsan tersebut Ketentuan pasal 8 tersebut di atas secara
di atas, diperlukan adanya pembinaan yang normatif memberi kebebasan PNS menjadi ang-
diatur dalam peraturan yang jelas. Hal inilah gota dan pengurus partai politik, namun secara
sebagai alasan untuk mengatur pegawai ngeri realitias izin tersebut menjadi permasalahan
dalam suatu wadah yang berbentuk korp. Korp hukum tersendiri. Pemberian izin selalu tidak
pegawai negeri ini dikenal dengan KORPRI transparan. Hal ini mengakibatkan banyak PNS
dalam Keputusan Presiden No. 82 Tahun 1971 yang dirugikan dengan alasan izin.
tentang Korpri. Pemberian izin inilah pada masa Orde Baru
Korpri merupakan wadah pegawai negeri disalahgunakan dengan alasan mengganggu
sipil yang sangat strategis. Bahkan Korpri pelaksanaan tugas. Apabila pejabat konsisten,
memberikan andil yang sangat besar pada PNS yang menjadi anggota dan pengurus Orga-
pemerintahan Orde Baru. Untuk mempertahan- nisasi Kemasyarakatanpun seharusnya juga
kan kondisi ini dikeluarkan be-berapa kebijakan dilarang karena dapat mengganggu pelaksanaan
yang berkaitan dengan Pegawai Negeri Sipil. tugas. Melihat realitas ini, pemerintah Orde
Salah satu kebijakan yang dikeluarkan pemerin- Baru dalam pemberian izin tidak konsisten.
tah adalah Peraturan Pemeritah No. 26 Tahun Selain alasan tersebut pada masa Orde Baru
1970 tentang Keanggotaan Pegawai Negeri Sipil PNS dalam partai politik selalu dikaitkan
dalam Partai Politik dan Golongan Karya. Esensi dengan monoloyalitas. Monoloyalitas sangat
Peraturan Pemerintah khususnya Pasal 2 positif jika dilaksanakan dengan konsisten
Peraturan Pemerintah ini berkaitan dengan Izin sesuai dengan UU No.8 1974 tentang Pokok-
Bagi Pegawai Negeri Sipil dalam partai politik. pokok Kepegawaian khususnya pasal 3. Maksud
Politik hukum tentang pemberian izin PNS monoloyalitas pasal 3 tersebut adalah PNS
dalam Partai Politik adalah adanya usaha untuk kepentingan pemerintah, namun real-
merekrut PNS untuk memperkuat kekuatan itasnya digunakan untuk mendukung golongan/
pemerintahan ORBA. Hal ini dinyatakan oleh partai tertentu yaitu dijadikan motor
Afan Gafar:6 penggerak kemenangan Golkar melalui KORPRI.
Hal ini seperti dinyatakan oleh Afan Gafar
Birokrasi dalam pemerintahan Orde Baru
merupakan sebuah instrumen politik yang bahwa:7
sangat efektif dalam memobilisasi masa Kehadiran birokrasi sebagai instrumen ke-
demi memelihara format politik Orde kuasaan dapat diwujudkan dalam bentuk
Baru. Kehadiran birokrasi sebagai instru- memberi dukungan langsung kepada Go-
men kekuasaan salah satunya diwujudkan longan Karya pada setiap kali pemilihan
memberi dukungan langsung kepada umum diadakan. Pada pemilihan umum
Golkar pada setiap kali pemilihan umum. 1977, PNS memberikan suaranya buat
Dukungan ini lebih diperkuat lagi dalam Golkar. Kalau itu kemudian ditambah
UU. No. 3 Tahun 1985 tentang Partai Politik dengan suara dari keluarga, seperti
suami/istri, atau anak yang sudah berhak
memilih, Golkar akan mendapat sekitar

6
Afan Gafar, 1999., Politik Indonesia Transisi Menuju
7
Demokrasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hlm. 235-237 Ibid., hlm. 235
Penegakan Hukum Netralitas Pegawai Negeri Sipil (PNS) 263

10 juta suara dari PNS dan keluarganya. salah satu partai politik saja. Adanya peraturan
Dengan demikian PNS menyumbang suara ini diharapkan kehidupan berpolitik di Indo-
yang sangat berarti bagi Golkar. nesia akan lebih demokratis tanpa diwarnai
Atas dasar uraian di atas penulis simpul- rasa saling curiga.8
kan bahwa pegawai negeri sipil pada masa Akibat permainan politik yang dilakukan
Orde Baru meskipun membatasi PNS dalam pada Orde Baru tentang pegawai negeri dalam
partai politik, namun secara normatif masih partai politik mengakibatkan ketidakseimbang-
memberi kesempatan PNS dalam partai politik. an dalam perolehan suara setiap pemilu.
Ini merupakan politik hukum yang digunakan Bahkan ini merupakan sumber konflik dalam
dan dilegalkan oleh pemerintah agar PNS se- partai politik. Kabinet Reformasi Pemerintah
bagai abdi negara harus menuruti kemauan Habibie berupaya akan melakukan reformasi di
penguasa. Ketentuan tersebut dapat dilihat segala bidang, dalam rangka reformasi politik
bahwa peranan PNS tidak lagi secara nyata menuju kehidupan politik yang lebih demokra-
sebagai aparatur negara, abdi negara dan abdi tis. Upaya tersebut guna menciptakan peme-
masyarakat, sebagai alat dalam mencapai rintahan yang baik, berwibawa dan bersih,
kemenangan Golkar setiap pemilihan umum, termasuk di dalamnya tentang kedudukan Pe-
dan hal ini berlaku sampai pemilu tahun 1997. gawai Negeri Sipil dalam kehidupan partai poli-
tik sudah saat-nya ditinjau kembali.9 Keinginan
3. Netralitas Pegawai Negeri Sipil pada Era
reformasi Pegawai Negeri Sipil dalam partai
Reformasi
politik ini disebabkan Adanya pegawai negeri
Keadaan Pegawai Negeri pada masa Orde
yang dijadikan alat politik golkar tersebut,
Baru yaitu 11 Maret 1966 sampai dengan 21 Mei
meng-akibatkan fungsi PNS/birokrasi itu akan
1998, yang dijadikan alasan era reformasi untuk
terganggu. Sebab setiap birokrasi dalam
segera membenahi peraturan tentang keikut
sertaan PNS dalam partai politik. Hal ini pembentukan dan perwujudan kebijaksanaan
publik adalah sebagai “implementing agency”
dimulai dari Pengunduran diri Soeharto sebagai
yaitu menghantarkan kebijaksanana publik itu
Presiden tanggal 21 Mei 1998 merupakan
ke masyarakat.
tonggak baru dalam kehidupan pemerintahan di
Atas dasar dan kenyataan masa Orde Baru
Indonesia. Bersamaan dengan itu, hembusan
ini, seyogyanya PNS itu Netral. Penulis setuju
angin reformasi yang berkaitan dengan partai
bahwa PNS untuk saat ini harus netral.
politik dijadikan agenda utama. Pada masa
Netralitas PNS dalam partai politik memang
reformasi, hal yang berkaitan dengan PNS
untuk saat ini sangat diperlukan. Hal ini seperti
dalam partai politikpun menjadi hangat di-
bicarakan akhirnya timbullh kebijakan tentang dinyatakan oleh Mahfud bahwa:
netralitas PNS. Salah satu persoalan besar bangsa ini
Selama ini, PNS menjadi perdebatan dalam kehidupan bernegara adalah per-
dalam kehidupan demokrasi di Indonesia. Per- soalan netralitas pegawai negeri karena
secara teoritis sulit ditemukan landasan
aturan Pemerintah No. 5 Tahun 1999 jo Per-
teoritis yang dapat mem-berikan alasan
aturan Pemerintah No. 12 Tahun 1999 dan pembenar bagi dimungkinkannya pegawai
terakhir dengan Peraturan pemerintah No.37 negeri untuk terlibat dalam kegiatan-
tahun 2004 tentang Larangan PNS menjadi kegiatan politik praktis.10
Anggota Partai Politik ini di-maksudkan untuk Akibat penyelewengan yang dilakukan
menjawab permasalahan yang selama ini itu, tuntutan agar Pegawai Negeri Sipil netral
terjadi. Peraturan tersebut dimaksudkan PNS
netral dalam partai politik. Peraturan ini pula
8
Sri Hartini, 2000, Kebebasan Berserikat Pegawai Negeri
diharapkan dapat memberi angin segar dalam Sipil Dalam Partai Politik. Tesis. Surabaya: Universitas
kehidupan partai politik di Indonesia karena Airlangga, hlm. 54
9
Sri Hartini, 2005, Nop.cit., hlm.1
selama ini PNS digunakan guna mendukung 10
Mahfud. MD, 1988, Pergulatan Politik dan Hukum di
Indonesia, Yogyakarta: Gema Media, hlm. 69.
264 Jurnal Dinamika Hukum
Vol. 9 No. 3 September 2009

dalam partai politik dalam keanggotaan dan tu atau tidak memihak untuk kepentingan
kepengurusan dalam partai politik adalah partai tertentu atau tidak berperan
wajar. Karena selama Orde Baru KORPRI dijadi- dalam proses politik. Namun Pegawai
Negeri Sipil masih tetap mempunyai hak
kan mesin politik Golkar. Sedangkan keanggota- politik untuk memilih, dan berhak untuk
an KORPRI sebagian besar adalah Pegawai dipilih dalma pemilihan umum. Namun
Negeri Sipil. tidak diperkenankan aktif menjadi
Jadi netralitas pegawai negeri diperlu- anggota dan pengurus partai
kan sepanjang sifatnya hanya sementara dan Maksud netralitas yang lain adalah jika
selama masa transisi, bukan bersifat langgeng seorang Pegawai Negeri Sipil aktif menjadi pe-
untuk jangka waktu yang panjang. Karena ngurus partai politik atau anggota legislatif,
apabila berlangsung lama mengkibatkan hilang- maka ia harus mengundurkan diri. Dengan
nya kebebasan berserikat bagi pegawai negeri demikian birokrasi pemerintahan akan stabil
sipil. Dengan demikian netralitas pegawa negeri dan dapat berperan mendukung serta mereali-
diperlukan hanya untuk menyelesaikan konflik sasikan kebijakan atau kehendak politik mana-
yang terjadi selama Orde Baru. pun yang sedang berkuasa dalam pemerin-
Netralitas PNS yang sudah berjalan se- tahan.11
lama 10 tahun, perlu direnungkan kembali, Makna netralitas tersebut di atas adalah
konsekensi terhadap kualitas, moralitas, bebasnya Pegawai Negeri Sipil dari pengaruh
pengalaman anggota dewan . Anggota dewan kepentingan partai politik tertentu atau tidak
adalah wakil rakyat yang akan menjadikan memihak untuk kepentingan partai tertentu
negara ini kearah mana, sehingga diharapkan atau tidak berperan dalam proses politik karena
anggota dewan syarat dengan nama besar dikhawatirkan pegawai tersebut menyalahguna-
tersebut. kan penggunaan fasilitas negara untuk kepen-
Netralitas diharapkan untuk perbaikan tingan partai seperti yang telah terjadi pada
untuk masa mendatang. Dalam mengkaji net- masa Orde Baru. Jadi tidak ada larangan
ralitas, dibatasi dalam pengertian sebagai- keterwakilan pegawai negeri dalam Lembaga
mana tertuang dalam Peraturan Pe-merintah perwakilan rakyat.
No. 5 Tahun 1998 yang kemudian dirubah Netralitas, seyogyanya tidak dikaitkan
dengan Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun dengan keterwakilan Pegawai negeri di dalam
1998, yang sekarang diatur dalam Peraturan anggota Dewan. Sejarah membuktikan bahwa,
Pemerintah No. 37 Tahun 2004 tentang Larang- pegawai negeri merupakan orang karier yang
an Pegawai Negeri Sipil yang menjadi anggota berpengalaman, bekerja tanpa imbalan yang
Partai Politik. Netralitas diatur pasal 3 adalah: menggiurkan sesuai dengan perannya, yang
Dalam kedudukan sebagaimana dimak-sud masih memikirkan kehormatan dirinya, untuk
dalam pasal 2, pegawai negeri sipil harus keluarga, masyarakat dan tugas-tugasnya, se-
bersikap netral dan menghindari fasilitas hingga apabila pegawai negeri selesai men-
negara. jalankan tugasnya sebagai dewan. Mereka
Selanjutnya Netralitas ini juga masih berharap kembali menjadi seorang yang
dimaksudkan Pasal 4 adalah: disegani dan dihormati, bahkan waktu berjalan
juga menunjukkan jarang pegawai negeri
Pegawai negeri sipil dalam menyeleng-
garakan tugas pemerintah dan pem- terlibat skandal, korupsi ini menunjukan
bangunan sebagaimana dimaksud dalam budaya malu masih sangat dijunjung tinggi
pasal 2 tidak diskriminatif khususnya Dengan demikian netralitas Pegawai
dalam memberikan pelayanan kepada negeri, adalah tidak melarang pegawai negeri
masyarakat.
Menurut Marbun makna netralitas adalah : 11
S.F.Marbun, 1998, Reformasi Hukum Tata Negara,
Netralitas Pegawai Negeri dalam Kehidupan Politik di
Bebasnya Pegawai Negeri Sipil dari pe- Indonesia, Yogyakarta: Fakultas Hukum Universitas
ngaruh kepentingan partai politik terten- Islam Indonesia, hlm. 74.
Penegakan Hukum Netralitas Pegawai Negeri Sipil (PNS) 265

duduk di anggota Dewan, yang bukan dari par- Di dalam Pasal 2 Undang-Undang No. 43
tai politik melalui perwakilan. Data tersebut di Tahun 1999 diatur bahwa :
atas juga didukung oleh data yang lain bahwa
Pasal 2
seseorang yang mendapat kesempatan belajar, (1) Pegawai Negeri terdiri dari :
seorang yang mempunyai karier untuk mengem- a. Pegawai Negeri Sipil;
bangkan pe-ngetahuannya, dan masih selalu b. Anggota Tentara Nasional Indo-
memper-hatikan terhadap etika, rasa malu jika nesia
c. Anggota Kepolisian Negara Repu-
melakukan pelanggaran adalah Pegawai Negeri
blik Indonesia.
baik PNS, POLRI, maupun TNI, sehingga netrali- (2) Pegawai Negeri Sipil sebagaimana
tas Pegawai negeri memang diperlukan. Jadi dimaksud dalam ayat (1) huruf a,
netralitas PNS tidak termasuk dalam larangan terdiri dari :
keterwakilan PNS dalam anggota Dewan. Apa- a. Pegawai negeri Sipil Pusat; dan
b. Pegawai Negeri Sipil Daerah.
lagi menyimak kondisi anggota dewan yang
akhir-akhir ini menjadi sorotan publik terhadap Pasal 2 Undang-Undang No.43 Tahun 1999
etika anggota dewan . mengisyaratkan bahwa pegawai negeri terdiri
dari sipil dan anggota TNI serta anggota
4. Penegakan hukum netralitas PNS dalam
kepolisian yang kesemuanya harus netral dalam
partai politik
menjalankan tugas, tanggung jawab dan we-
Secara normatif Penegakan hukum netra-
wenangnya, Penegakan ini belum diatur
litas hanya berlaku bagi PNS yang melanggar
bagimana jika pelenggaran dilakukan oleh PNS
ketentuan UU No. 43 Pasal 3 ayat (2) dan (3)
yang bukan anggota dan Pengurus tetapi
adalah serangkaian upaya yang dilakukan
mereka lebih aktif, me-rupakan wewenang
pemerintah untuk memberlakukan suatu per-
siapa, dan bagaimana prosedur di dalam
aturan perundang-undangan secara benar se-
peraturan netralitas tersebut ternyata belum
suai dengan norma yang telah ditetapkan.
mengatur
Penegakan hukum itu sendiri terbagi menjadi
Penjelasan Umum I angka 6 Undang-
beberapa proses yaitu perumusan, pengesahan
Undang No.43 Tahun 1999 mengindikasikan
(penormaan), dan pengaplikasian norma yang
bahwa sanksi bagi pegawai negeri yang tidak
telah dirumuskan.
netral secara normatifkan dikenakan sanksi
Penegakan hukum yang terkait dengan
yaitu pemberhentian sebagai pegawai negeri
netralitas pegawai negeri adalah penegakan
baik secara hormat maupun secara tidak
hukum yang berkaitan dengan tugas dan we-
hormat. Pemberhentian pegawai negeri sipil ini
wenang serta kedudukan seorang pegawai
didasarkan pada Peraturan Pemerintah No.32
negeri itu sendiri. Pegawai negeri yang dimak-
Tahun 1976 Tentang Pemberhentian Pegawai
sud adalah pegawai negeri dalam rumusan
Negeri Sipil Republik Indonesia. Secara
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No.43 Tahun
normatif, penegakan hukum netralitas pegawai
1999 Tentang Perubahan Atas Un-dang-Undang
negeri tidaklah bermasalah namun dalam
No. 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-pokok
realisasinya penegakan hukum ini dipengaruhi
Kepegawaian, yaitu sebagai berikut :
oleh banyak faktor di luar hukum.
Pegawai Negeri adalah setiap warga
negara Republik Indonesia yang telah C. Penutup
memenuhi syarat yang ditentukan,
diangkat oleh pejabat yang berwenang 1. Simpulan
dan diserahi tugas dalam suatu jabatan Netralitas PNS, merupakan solusi untuk
negeri, atau diserahi tugas negara menyelesaikan permasalahan tentang keikut-
lainnya, dan digaji berdasarkan per- sertaan PNS dalam partai politik, yang selama
aturan perundang-undangan yang ber-
orde baru dijadikan permainan politik oleh pe-
laku.
merintah yang berkuasa. Pengaturan netralitas
PNS, dalam Peraturan perundang-undangan,
266 Jurnal Dinamika Hukum
Vol. 9 No. 3 September 2009

yaitu UU No. 43 Tahun 1999 Pasal 3 ayat (2) Netralitas PNS dalam partai politik me-
dan ayat (3) dan Peraturan Pemerintah No. 37 mang diperlukan, Namun dalam Keanggotaan
Tahun 2004 tentang Larangan Pegawai Negeri anggota Dewan, hendaknya melibatkan keter-
Sipil yang menjadi anggota Partai Politik. wakilan dari PNS, TNI dan POLRI, melalui pe-
Pengaturan Netralitas Pegawai Negeri Sipil nunjukkan, sehingga akan mewarnai kehidupan
tersebut harus mampu menyelesaikan konflik yang lebih demokratis
yang terjadi selama Orde Baru, sehingga
diharapkan dengan adanya netralitas Pegawai Daftar Pustaka
ini akan memperbaiki kekurangan-kekurang Buku Literature
anggota legislatif pada masa sebelumnya, bu-
kan sebaliknya dan menimbulkan permasahan Gafar, Afan, 1999. Politik Indonesia Transisi
Menuju Demokrasi. Yogyakarta: Pustaka
baru. Lembaga legislatif merupakan lembaga
Pelajar;
terhormat yang menyalurkan aspirasi masya-
rakat untuk menyejahterakan masyarakat, Hadjon, Philipus M., Perlindungan Hukum
dalam Negara Pancasila, Makalah
bukan ajang mencari nafkah, sehingga dapat simposium tentang Politik Hak Asasi
dibeli, dan jangan meninggalkan kwalitas dan Manusia dan Pembangunan Hukum, dalam
moralitas, anggota dewan harus menjadi orang Rangka Dies Natalis XL/Lustrum
yang menjadi panutan dan contoh tauladan Universitas Airlangga, Surabaya 3
baik di dinas maupun di luar dinas bagi masya- November 1994;
rakat. Dengan peraturan netralitas pemerintah Hartini, Sri, Setiajeng K dan Tedi S. 2008.
harus mampu merealisasikan peraturan ter- Hukum Kepegawaian Indonesia, Jakarta:
Sinar Grafika;
sebut, Dengan demikian tujuan netralitas akan
dapat tercapai. Kadarsih, Setiajeng, dan Sri Hartini. 2005.
Penegakan hukum terhadap netralitas Makalah Netralitas Pegawai Negeri Sipil,
Jakarta: Mahkamah Konstitusi;
PNS, dalam realisasinya mengalami kesulitan,
karena Pengaturan mengenai penegakan hukum M.D., Mahfud. 1988. Pergulatan Politik dan
Hukum di Indonesia. Yogyakarta: Gema
netralitas pegawai negeri yang diatur dalam
Media
Undang-Undang No.43 Tahun 1999 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang No. 8 Tahun Marbun, S.F.1998. Reformasi Hukum Tata
Negara”, Netralitas Pegawai Negeri
1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, yaitu
dalam Kehidupan Politik di Indonesia.
Pasal 3 dan Penjelasan Umum I angka 6, Yogyakarta: Fakultas Hukum Universitas
memberi sanksi bagi PNS yang melanggar Islam Indonesia;
peraturan ini diberhentikan dari PNS, Peraturan Muchsan.1982. Hukum Kepegawaian. Jakarta:
ini hanya mengatur bagi PNS yang menjadi Bina Aksara;
anggota dan pengurus parpol, sehingga
Pandoyo, Toto. 1981. Ulasan Terhadap Bebe-
peraturan tersebut belum dapat menyelesaikan rapa Ketentuan UUD 1945 dan
setiap pelanggaran tentang netralitas. Jadi Perkembangan Kehidupan Demokrasi,
bagi PNS yang tidak menjadi anggota dan Yogyakarta: Liberty;
pengurus parpol, mereka lebih loyal, justru Soewoto, Kebebasan Berserikat dan Berkumpul,
lepas dari sanksi. Makalah Penataran Hukum Administrasi,
diselenggarakan oleh Fakultas Hukum
2. Saran Universitas Airlangga bekerjasama
Peraturan tentang Netralitas hendaknya di dengan Utrecht Universiteit Belanda, 8 –
tinjau kembali, karena ada peluang PNS untuk 13 Februari 1999;
melakukan pelanggaran terhadap peraturan, Wijaya, A.W. 1986. Administrasi kepegawaian
yaitu PNS yang tidak menjadi anggota maupun Suatu Pengantar. Jakarta: CV. Rajawali.
pengurus tetap loyal dalam partai politik,
namun tidak dapat di kenakan sanksi.
Penegakan Hukum Netralitas Pegawai Negeri Sipil (PNS) 267

Peraturan Perundangan yang menjadi anggota Partai Politik.


Netralitas
UU No. 43 tahun 1999 tentang Perubahan atas
UU No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 1979
Pokok Kepegawaian Tentang Pemberhentian Pegawai Negeri
Sipil Republik Indonesia
Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2004
tentang Larangan Pegawai Negeri Sipil

You might also like