You are on page 1of 13

MODEL PENGEMBANGAN KOMPETENSI PENYULUH PERTANIAN

DI PROVINSI GORONTALO

Mohamad Ikbal Bahua


Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
E-mail : ikbalbahua@yahoo.com HP : 08524079564

Abstrak: Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor internal yang dapat merumuskan
model pengembangan kompetensi penyuluh pertanian di Provinsi Gorontalo, dan menganalisis
derajat hubungan faktor-faktor internal yang dapat merumuskan model pengembangan
kompetensi penyuluh di Provinsi Gorontalo. Metode yang digunakan adalah metode survei dan
untuk memverifikasi model menggunakan analisis SEM (Structural Equation Model) melalui
Program LISREL (Linear Structural Relationships). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh peubah karakteristik, motivasi dan kemandirian pada kompetensi penyuluh
pertanian. Secara bersama pengaruh ketiga peubah tersebut pada kompetensi penyuluh pertanian
sebesar 0,74 satuan (74%) yang nyata pada α=0,05. Terdapat koefisien hubungan antar peubah,
yaitu: koefisien hubungan antar karakteristik dan kemandirian penyuluh, koefisien hubungan
antar karateristik dan motivasi penyuluh serta motivasi dan kemandirian penyuluh.
Kata Kunci: kompetensi, karakteristik, motivasi, kemandirian, penyuluh pertanian

MODEL DEVELOPMENT COMPETENCE OF AGRICULTURAL EXTENSION IN IMPROVING THE


LEARNING PROCESS OF FARMERS IN GORONTALO PROVINCE

Abstract: The purpose of this study was: analyze internal factors that can formulate a model of
competence development of agricultural extension in Gorontalo Province, and analyze the
degree of relationship of internal factors that can formulate a model of competence development
of agricultural extension in Gorontalo Province. The research method is a survey method. To
verify the model is done by using analytical SEM (Structural Equation Model) through the
program LISREL (Linear Structural Relationships). The results showed that there are significant
variable characteristics, motivation and self-reliance in agricultural extension competence.
Together these three variables influence the competency of agricultural extension workers by
0.74 units (74%) were significant at α = 0.05. There is a coefficient of relationship between
variables, that is: the coefficient of relationship between the characteristics and self-reliance
extension, the coefficient of relationship between the characteristics and motivation of extension
and extension of motivation and self-reliance.
Keyword: Competency, Characteristics, Motivation, Self-reliance, Agricultural Extension

PENDAHULUAN pendidikan orang dewasa bertujuan untuk


Penyuluh pertanian adalah orang yang mengubah perilaku petani agar mereka dapat
berperan dalam memberdayakan petani bertani dengan baik, hidup lebih layak, serta
sebagai pelaku utama agribisnis agar mereka berbisnis dengan baik.
mampu mengembangkan usahataninya Keberhasilan seorang penyuluh
sesuai dengan kemampuan dan sumber daya ditentukan oleh kompetensinya dalam
lokal yang mereka miliki. Penyuluhan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh
pertanian yang diberikan melalui sistem petani, baik teknologi budidaya, harga, akses

1
pasar dan permodalan maupun kebijakan ditetapkan atasannya, yang kadang-kadang
pembangunan pertanian di wilayah kerja tidak sesuai dengan tugas sebagai penyuluh
penyuluh. Untuk itu penyuluh harus pertanian professional. Sumardjo (2008)
memiliki kemampuan berkomunikasi yang menjelaskan bahwa rendahnya kompetensi
baik, berpengetahuan luas, bersikap mandiri penyuluh antara lain diduga berkaitan
dan mampu menempatkan dirinya sesuai dengan proses pembelajaran yang kurang
dengan karakteristik petani. Dalam bermutu, karena penyuluh terjebak pada
hubungan ini penyuluh harus memiliki tuntutan formalitas untuk penyesuaian ijasah
kemampuan menyusun rencana bagi jabatan fungsional penyuluh.
pembelajaran yang akan diimplementasikan Hasil penelitian Bank Dunia (Hadi,
melalui metode dan media pembelajaran 2000) menyimpulkan bahwa, kompetensi
yang efektif dan efisien sesuai dengan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) sangat
jumlah kebutuhan masyarakat. rendah, hal ini antara lain ditunjukkan oleh:
Kompetensi penyuluh pertanian (1) bekal pengetahuan dan keterampilan
diuraikan pada tugas pokok dan fungsi penyuluh sangat kurang, seringkali tidak
seorang penyuluh dalam membantu petani cocok dengan kebutuhan petani, (2) PPL
mengembangkan usahataniya, karena sangat kurang dipersiapkan dan kurang
kompetensi merupakan kemampuan yang dilatih untuk melakukan kegiatan
dimiliki penyuluh, baik kompetensi teknis penyuluhan pertanian. Bila PPL dilatih,
maupun kompetensi manajerial. Kompetensi maka kebanyakan latihan-latihan itu tidak
penyuluh pertanian perlu didukung dengan relevan dengan tugasnya sebagai PPL di
kemampuan intelektual (cognitif), wilayah kerjanya, dan (3) dalam banyak hal,
kemampuan yang berkaitan dengan PPL telah ketinggalan informasi dari petani
kejiwaan (affectif) dan kemampuan gerak dan nelayan yang dilayaninya.
fisik (psychomotoric). Dengan adanya Hasil penelitian Teddy Rachmat
kompetensi seorang penyuluh diharapkan Muliady (2009), menyimpulkan bahwa
mampu menyelesaikan tugas-tugasnya kompetensi penyuluh pertanian dalam
dengan baik dalam menyelenggarakan mengembangkan usahatani padi sawah di
penyuluhan pertanian. tiga Kabupaten di Jawa Barat (Karawang,
Kenyataan di lapangan masih banyak Subang dan Sukabumi) tergolong rendah
penyuluh pertanian memiliki kompetensi (25%) dalam hal pengelolaan informasi
yang rendah dalam melaksanakan tugasnya penyuluhan dan kepemimpinan penyuluh.
sebagai agen perubahan di bidang Bahua (2010) pada hasil penelitiannya
pembangunan pertanian. Kenyataan ini mengungkapkan bahwa kompetensi
dipengaruhi oleh berbagai kebijakan di penyuluh pertanian di Provinsi Gorontalo
bidang pertanian yang menentut seorang perlu ditingkatkan pada bidang
penyuluh bekerja bukan pada bidang yang merencanakan program penyuluhan dan
ditekuninya. kepemimpinan penyuluh pertanian.
Menurut Tjiropranoto (2003), bahwa Berdasarkan penjelasan di atas, maka
penyuluh pertanian tidak mampu bahkan penelitian tentang pengembangan
tidak sempat mengembangkan kemampuan kompetensi penyuluh pertanian di Provinsi
profesionalnya sebagai pejabat fungsional Gorontalo penting dilakukan sebagai upaya
penyuluh, karena banyaknya kegiatan yang meningkatkan proses pembelajaran bagi
2
petani dalam memproduksi usahatani serta Populasi dan Sampel
membantu pemerintah untuk merencanakan Unit analisis pada penelitian ini adalah
program peningkatan profesionalisme penyuluh pertanian dengan jumlah populasi
penyuluh, baik melalui peningkatan jenjang sebanyak 481 orang dan jumlah petani
pendidikan dan diklat penyuluh yang binaan sebanyak 45.409 orang, dengan asumsi
berhubungan dengan tugas-tugas bahwa tugas pokok dan peran penyuluh pertanian
diwilayahnya. Penelitian ini akan adalah sama dan umumnya penyuluh pertanian yang
ada di Provinsi Gorontalo berstatus sebagai pegawai
mengungkapkan berbagai fakta empirik
negeri sipil (PNS). Penarikan sampel dilakukan
yang berhubungan dengan kompetensi dengan cara “contoh acak proporsional,” dari daftar
penyuluh dalam melaksanakan tugasnya nama-nama penyuluh pertanian di Provinsi
membantu petani yang luarannya akan Gorontalo yang telah tersedia.Jumlah
menghasilkan suatu model pengembangan populasi penyuluh pertanian di Provinsi
kompetensi penyuluh pertanian dalam Gorontalo disajikan pada Tabel 1.
menyukseskan program pembangunan Tabel 1. Ukuran populasi penyuluh
pertanian di Provinsi Gorontalo. pertanian di Provinsi Gorontalo
Jumlah
METODE PENELITIAN penyuluh
Kabupaten/Kota
Lokasi Penelitian pertanian
Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi (orang)
Gorontalo yang mempunyai lima daerah Kabupaten Gorontalo 174
kabupaten dan satu kota. Pertimbangan Kabupaten Bone 91
lokasi penelitian, karena (1) Gorontalo Bolango
Kabupaten Boalemo 83
adalah provinsi yang memprogramkan
Kabupaten Pohuwato 79
agropolitan dengan tanaman utama adalah Kabupaten Gorontalo 29
jagung, (2) jumlah penyuluh pertanian Utara
didominasi oleh penyuluh pertanian tanaman Kota Gorontalo 25
pangan dan (3) petani di Provinsi Gorontalo Total Provinsi Gorontalo 481
pada umumnya membudidayakan jagung
sebagai tanaman utama untuk meningkatkan Dengan menggunakan rumus Slovin
ekonomi keluarga. Pelaksanaan penelitian (Sevilla, 1993), maka ukuran sampel
pada bulan April sampai dengan Agustus penyuluh pertanian pada penelitian ini
2013. Jenis penelitian yang digunakan dengan tingkat kesalahan 8 % adalah:
adalah ex post facto, yaitu bentuk penelitian N Ni
yang menilai peristiwa yang telah terjadi n = ------------ ni = -------- x n
atau penilaian kondisi faktual di lapangan. 1 + N(e)² N
Peubah Penelitian
Peubah-peubah penelitian meliputi 481
n = -------------------- = 118
peubah bebas (X) dan peubah terikat (Y).
1 + 481 (0,08)²
Peubah bebas (X), terdiri dari: karakteristik
penyuluh (X1), motivasi penyuluh (X2)), dan
Keterangan:
kemandirian penyuluh(X3) sedangkan n = ukuran sampel
Peubah terikat (Y) yaitu: kompetensi NDengan
= ukurandiketahuinya
populasi ukuran sampel
penyuluh pertanian. epenelitian,
= standarmaka
error secara proporsional ukuran
ni = ukuran sampel strata i
Ni = ukuran populasi strata i 3
sampel penyuluh pertanian pada setiap (3)Pengukuran peubah kemandirian
kabupaten/kota di Provinsi Gorontalo
X3.1 = λ16 X2 + δ16 X3.3 = λ18 X4 + δ18
dijelaskan pada Tabel 2.
X3.2 = λ17 X4 + δ17 X3.4 = λ19 X4 + δ19
Tabel 2. Ukuran sampel penyuluh pertanian
tiap kabupaten/kota (4) Pengukuran peubah Kompetensi

Ukuran Y1 = λ20 Y1 + ε1 Y7 = λ26Y1 + є7


No Kabupaten/Kota sampel Y2 = λ21 Y1 + є2 Y8 = λ27 Y1 + є8
(orang) Y3 = λ22 Y1 + є3 Y9 = λ28 Y1 + є9
1 Kabupaten Gorontalo 43 Y4 = λ23 Y1 + є4 Y10 = λ29Y1 + є10
2 Kabupaten Bone 22 Y1.5 = λ24 Y1 + є5 Y11 = λ30 Y1 + є11
Bolango Y6 = λ25 Y1 + є6
3 Kabupaten Boalemo 20
4 Kabupaten Pohuwato 20 (b) Persamaan model struktural
5 Kabupaten Gorontalo 7 Model Kompetensi penyuluh
Utara Y1 = γ1 X1 + γ2 X2 + γ3 X3 + ζ1
6 Kota Gorontalo 6 HASIL DAN PEMBAHASAN
Total 118 Hasil Penelitian
Keadaan Penyuluh Pertanian
Metode Pelaksanaan Penyuluh pertanian di Provinsi
Metode yang digunakan adalah Gorontalo berkisar antara 38 sampai 58
metode survei melalui wawancara dan tahun, dengan rata-rata 50,44 tahun.
pengisian kuesioner. Disain penelitian yang Sebagian besar(63,6%) penyuluh pertanian
digunakan adalah model persamaan sudah berumur antara 50 sampai 58 tahun.
struktural faktor-faktor yang mempengaruhi Hal ini berarti sebagian besar penyuluh
kompetensi penyuluh pertanian. Untuk sudah berusia lanjut, sehingga berdampak
mengetahui pengaruh peubah bebas pada pada menurunnya kinerja penyuluh
peubah terikat dibuat kerangka hipotetik. pertanian. Jika dihubungkan dengan usia
Kerangka hipotetik kemudian pensiun penyuluh yaitu 60 tahun, maka
dioperasionalisasikan untuk merumuskan dalam waktu sepuluh tahun yang akan
model persamaan pengukuran dan model datang diperkirakan jumlah penyuluh
persamaan struktural sesuai dengan kaidah pertanian di Provinsi Gorontalo akan
SEM (Structural Equation Model). Model berkurang 63 persen.
persamaan dan kerangka hipotetik penelitian Masa kerja penyuluh pertanian di
sebagai berikut: Provinsi Gorontalo berkisar antara tujuh
(a) Persamaan model pengukuran sampai 37 tahun, dengan rata-rata 24,7
(1) Pengukuran peubah karakteristik tahun. Sebagian besar (59,3%) penyuluh
X1.1 = λ1 X1 + δ1 X1.6 = λ6 X1 + δ6 pertanian mempunyai masa kerja antara 21
X1.2 = λ2 X1 + δ2 X1.7 = λ7 X1 + δ7 sampai 37 tahun. Hal ini menunjukkan
X1.3 = λ3 X1 + δ3 X1.8 = λ8 X1 + δ8 bahwa, penyuluh pertanian di Provinsi
X1.4 = λ4 X1 + δ4 Gorontalo umumnya sudah senior dan sudah
X1.9 = λ9 X1 + δ9
X1.5 = λ5 X1 + δ5
jenuh pada profesi mereka sebagai penyuluh
(2)Pengukuran peubah motivasi pertanian lapangan (PPL), sehingga
X2.1 = λ10 X2 + δ10 X2.4 = λ13 X2 + δ13 penyuluh tidak mampu lagi mencari
X2.2 = λ11 X2 + δ11 X2.5 = λ14 X2 + δ14 4
X2.3 = λ12 X2 + δ12 X2.6 = λ15 X3 + δ15
informasi dan inovasi teknologi pertanian petani rata-rata adalah tanaman pangan (padi
yang akan dijadikan materi penyuluhan dan jagung).
kepada petani, kondisi ini berdampak pada Frekwensi penyuluh pertanian
kurangnya kompetensi penyuluh pertanian berinteraksi dengan petani binaanya dalam
dalam meningkatkan pembelajaran kepada satu musim tanam umumnya selama 3 kali,
petani berusahatani. yaitu pada awal penanaman, pemeliharaan
Jumlah petani binaan penyuluh dan pemanenan.
pertanian di Provinsi Gorontalo berkisar Model Kompetensi Penyuluh Pertanian
antara 45 sampai 412 orang, dengan rata- Setelah dilakukan analisis peubah
rata 209 orang petani. Sebagian besar yang berpengaruh pada kompetensi
(35,6%) penyuluh mempunyai petani binaan penyuluh pertanian, ditemukan model
antara 238 sampai 412 orang. struktural kompetensi penyuluh pertanian
Berdasarkan aturan yang dikeluarkan seperti pada Gambar 1 yang menunjukkan
oleh Deptan (2004) bahwa, jumlah ideal jalur pengaruh antar peubah yang dapat
kelompok tani yang dapat dibina oleh dirumuskan persamaan model strukturalnya
penyuluh pertanian adalah 6 – 8 kelompok sebagai berikut:
atau setara dengan 150 – 200 orang petani. Y = -0,30X1 + 0,88X2 + 0,22X3
Hal ini berarti jumlah petani binaan Secara keseluruhan hasil analisis
penyuluh di Provinsi Gorontalo sudah lebih menunjukkan hubungan dan pengaruh antar
dari 8 kelompok tani, sehingga berdampak peubah/sub peubah pada model kinerja
pada menurunnya kompetensi penyuluh penyuluh pertanian yang diringkas pada
pertanian dalam melayani petani di wilayah Tabel 3
binaan.
Pendidikan formal dari penyuluh
pertanian di Provinsi Gorontalo umumnya
sudah pada taraf pendidikan Diploma 3
(65%), sedangkan 35% penyuluh pertanian
masih mempunyai pendidikan setara SLTA
(SPMA).
Pelatihan fungsional dan teknis yang
diikuti oleh penyuluh dalam kurun waktu 10
tahun terakhir adalah pendidikan dan
pelatihan peningkatan kompetensi tanaman
pangan pada tahun 2008 – 2009.
Cakupan wilayah kerja penyuluh
pertanian di Provinsi Gorontalo umumnya
(70%) berada pada dataran rendah sampai
landai dan berbukit. Cakupan wilayah kerja
ini umumnya berhubungan dengan kondisi
budidaya tanaman yang dikembangkan

5
Tabel 3. Dekomposisi pengaruh antar peubah/sub peubah model kompetensi penyuluh pertanian
Pengaruh
t-
Hubungan antar peubah/sub peubah Tdk
Langsung Total hitung
langsung
Karakteristik Kompetensi
-0,30 - -0,30 -2,58
penyuluh penyuluh
Mengapresiasi
Karakteristik
keragaman - -0,18 -0,18 -3,12
penyuluh
budaya
Mengelola
Karakteristik
informasi - -0,15 -0,15 -2,94
penyuluh
penyuluhan
Komptensi
Motivasi penyuluh 0,88 - 0,88 3,34
penyuluh
Mengapresiasi
Motivasi penyuluh keragaman - 0,52 0,52 5,17
budaya
Mengelola
Motivasi penyuluh informasi - 0,44 0,44 4,45
penyuluhan
Kemandirian Kompetensi
0,22 - 0,22 2,19
penyuluh penyuluh
Mengapresiasi
Kemandirian
keragaman - 0,13 0,13 2,37
penyuluh
budaya
Mengelola
Kemandirian
informasi - 0,11 0,11 2,29
penyuluh
penyuluhan
Keterangan: t 0,05 tabel = 1,96
A. Persamaan model pengukuran:
Gambar 1 menunjukkan nilai p-hitung (1) Muatan (loading) pada peubah
= 0,071 > 0,05, nilai Root Mean Square karakteristik penyuluh (X1):
Error of Approximation (RMSEA) = 0,050 X1.1 = 0,96 X1
< 0,08 dan nilai Comparative Fit Index X1.2 = 0,77 X1
(CFI) = 0,97 > 0,90. X1.8 = 0,72 X1
Berdasarkan uji kesesuaian model, (2) Muatan (loading) pada peubah motivasi
maka model yang diuji mampu penyuluh (X2):
mengestimasi matriks kovariansi populasi X2.1 = 1,00 X3
atau hasil estimasi parameter model dapat X2.5 = 0,64 X3
diberlakukan pada populasi penelitian. (3) Muatan (loading) pada peubah
Dengan demikian hasil pengujian kesesuaian kemandirian penyuluh (X3):
model menunjukkan model pengukuran fit X3.1 = 0,78 X4
dengan data. X3.2 = 0,92 X4
Persamaan model pengukuran dan (4) Muatan (loading) pada peubah kinerja
model persamaan struktural pada penelitian penyuluh (Y):
ini dijelaskan sebagai berikut: Y2 = 0,59 Y
Y5 = 0,49 Y
B. Persamaan model struktural:
Y = -0,30X1 + 0,88X2 + 0,22X3.
6
Umur (X1.1)
0,96

Masa kerja 0,77 Karakteristik


(X1.2) penyuluh (X1)
0,72
Jml petani
binaan (X1.8)
-0,30
0,50 Mengapresiasi
keragaman
Pengembangan
1,00 0,59 budaya (Y2)
potensi Diri -0,11
(X2.1) Motivasi 0,88 Kompetensi
penyuluh (X2) penyuluh (Y)
0,64 (R2= 0,74)
Keb.untuk
Keb.untuk 0,49 Mengelola
berafiliasi informasi
berafiliasi (X
(X2.5
3.5)
)
0,22
0,25 penyuluhan (Y5)

Kemandirian 0,78
intelektual (X3.1)
Kemandirian
penyuluh (X3)
0,92
Kemandirian
sosial (X3.2)

Chi-Square=71,12, df=55, P-value=0,07076, RMSEA=0,050, CFI=0,97


Gambar 1. Parameter model struktural kompetensi penyuluh pertanian

Pembahasan akan menurunkan kompetensi penyuluh


A. Pengaruh Karakteristik pada pertanian mengapresiasi keragaman budaya
Kompetensi Penyuluh Pertanian sebesar 0,18 satuan dan sekaligus
Hasil penelitian menunjukkan bahwa menurunkan kompetensi penyuluh pertanian
peubah karakteristik secara langsung mengelola informasi penyuluhan sebesar
berpengaruh nyata pada kompetensi 0,15 satuan.
penyuluh pertanian. Hal ini berarti Menurunnya kompetensi penyuluh
karakteristik penyuluh ikut menentukan pertanian mengapresiasi keragaman budaya
baik-buruknya kompetensi penyuluh meliputi kurangnya materi penyuluhan yang
pertanian dengan koefisien pengaruh sebesar sesuai dengan kearifan lokal dan kurangnya
-0,30 yang nyata pada α = 0,05. media penyuluhan yang sesuai dengan
Pengaruh karakteristik penyuluh pada kearifan lokal. Menurunnya pengelolaan
kompetensi penyuluh pertanian nampak informasi penyuluhan meliputi kurangnya
pada baik-buruknya kompetensi penyuluh jumlah media penyuluhan, kurangnya
mengapresiasi keragaman budaya dan penggunaan komputer untuk mencari dan
kompetensi penyuluh mengelola informasi menyampaikan informasi, serta kurangnya
penyuluhan (Tabel 3). Hal ini penggunaan metode belajar pada setiap
mengindikasikan, jika terjadi peningkatan penyuluhan.
satu satuan karakteristik penyuluh pertanian,

7
Hasil penelitian ini sejalan dengan Dimensi motivasi penyuluh yang
hasil penelitian Bank Dunia dalam Hadi berhubungan erat dengan kompetensi
(2000) menyimpulkan bahwa, kinerja PPL penyuluh pertanian adalah: (1)
sangat rendah, hal ini antara lain pengembangan potensi diri, meliputi:
ditunjukkan oleh: (1) bekal pengetahuan dan harapan berkesempatan mengikuti
keterampilan penyuluh sangat kurang, pendidikan formal, pelatihan dan melakukan
seringkali tidak cocok dengan kebutuhan percobaan lapangan teknologi spesifik lokasi
petani, (2) PPL sangat kurang dipersiapkan dan (2) kebutuhan untuk berafiliasi,
dan kurang dilatih untuk melakukan meliputi: keinginan untuk diterima orang
kegiatan penyuluhan pertanian. Bila PPL lain di lingkungan penyuluh tinggal dan
dilatih, maka kebanyakan latihan-latihan itu bekerja, keinginan untuk dihormati,
tidak relevan dengan tugasnya sebagai PPL keinginan untuk maju dan tidak gagal dan
di wilayah kerjanya dan (3) dalam banyak keinginan untuk ikut berpartisipasi.
hal, PPL telah ketinggalan informasi dari Penelitian oleh Elton Mayo pada
petani dan nelayan yang dilayaninya. perusahaan General Electric kawasan
B. Pengaruh Motivasi pada Kompetensi Hawthorn di Chicago, memiliki dampak
Penyuluh Pertanian pada motivasi kelompok kerja dan sikap
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karyawan dalam bekerja. Kontribusi hasil
peubah motivasi berpengaruh nyata pada penelitian tersebut bagi perkembangan teori
kompetensi penyuluh pertanian. Hal ini motivasi adalah: (1) kebutuhan dihargai
berarti motivasi penyuluh ikut menentukan sebagai manusia ternyata lebih penting
baik-buruknya kompetensi penyuluh dalam meningkatkan motivasi dan
pertanian dengan koefisien pengaruh sebesar produktivitas kerja karyawan dibandingkan
0,88 yang nyata pada α = 0,05. dengan kondisi fisik lingkungan kerja, (2)
Pengaruh motivasi pada kompetensi sikap karyawan dipengaruhi oleh kondisi
penyuluh pertanian tersebut nampak pada yang terjadi, baik di dalam maupun di luar
baik-buruknya penyuluh pertanian lingkungan tempat kerja, (3) kelompok
mengapresiasi keragaman budaya dan informal di lingkungan kerja berperan
pengelolaan informasi penyuluhan (Tabel penting dalam membentuk kebiasaan dan
3). Hal ini mengindikasikan, jika terjadi sikap para karyawan dan (4) kerjasama
peningkatan satu satuan motivasi penyuluh, kelompok tidak terjadi begitu saja, tetapi
akan meningkatkan kompetensi penyuluh harus direncanakan dan dikembangkan
pertanian mengapresiasi keragaman budaya (Yusuf, 2008).
sebesar 0,52 satuan dan sekaligus Hasil penelitian menunjukkan adanya
meningkatkan pengelolaan informasi pengaruh nyata motivasi penyuluh pada
penyuluhan pertanian sebesar 0,44 satuan. kompetensi penyuluh pertanian dari dimensi
Peningkatan kompetensi penyuluh pengembangan potensi diri dan kebutuhan
pertanian mengapresiasi keragaman budaya, untuk berafiliasi. Dengan demikian hasil
meliputi bertambahnya materi penyuluhan penelitian dapat membantu Kementerian
yang sesuai dengan kearifan lokal dan Pertanian dan pemerintah daerah dalam
bertambahnya media penyuluhan yang meningkatkan kompetensi penyuluh
sesuai dengan kearifan lokal. Peningkatan pertanian dengan meningkatkan motivasi
pengelolaan informasi penyuluhan pertanian penyuluh pertanian dari dimensi
meliputi bertambahnya jumlah media pengembangan potensi diri dan motivasi
penyuluhan, meningkatnya penggunaan kebutuhan untuk berafiliasi.
komputer untuk mencari dan menyampaikan Hal ini dapat dilakukan melalui
informasi, serta meningkatnya penggunaan peningkatan jenjang pendidikan formal
metode belajar pada setiap penyuluhan. penyuluh, mengikutsertakan penyuluh pada
berbagai pelatihan dan perbaikan sistem
8
administrasi lembaga penyuluhan, baik dari menentukan keputusan pemecahan masalah
segi penilaian kinerja penyuluh, komunikasi petani dan kemandirian menentukan pasar
dan kerjasama antar penyuluh sebagai usaha untuk pemasaran hasil usahatani dan (2)
dalam meningkatkan proses pembelajaran kemandirian sosial, meliputi kemandirian
bagi petani untuk peningkatan produktivitas penyuluh menjaga independensi,
usahataninya. kemandirian penyuluh menjaga hubungan
dengan sesama petani jagung, kemandirian
C. Pengaruh Kemandirian pada
penyuluh menjaga hubungan dengan
Kompetensi Penyuluh Pertanian
kelompok tani di luar petani jagung,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kemandirian penyuluh menjalin hubungan
peubah kemandirian berpengaruh nyata pada
dengan kelompok pemimpin dan
kompetensi penyuluh pertanian. Hal ini
kemandirian penyuluh mengembangkan
berarti kemandirian penyuluh ikut
strategi adaptasi.
menentukan baik-buruknya kompetensi
Hasil penelitian ini searah dengan
penyuluh pertanian dengan koefisien
penelitian Mardin (2009) tentang faktor-
pengaruh sebesar 0,22 yang nyata pada α =
faktor yang berpengaruh pada kemandirian
0,05.
nelayan ikan demarsal di Kecamatan Wangi-
Pengaruh peubah kemandirian pada
Wangi Selatan Sulawesi Tenggara,
kompetensi penyuluh pertanian tersebut
menyimpulkan bahwa pengalaman nelayan,
nampak pada baik-buruknya penyuluh
sifat perintis nelayan dan kompetensi
pertanian mengapresiasi keragaman budaya
nelayan berpengaruh secara bersama-sama
dan pengelolaan informasi penyuluhan
pada kemandirian nelayan dengan koefisien
pertanian (Tabel 3). Hal ini
determinasi sebesar 54,5 persen yang nyata
mengindikasikan, jika terjadi peningkatan
pada α = 0,05.
satu satuan kemandirian penyuluh pertanian,
Hasil penelitian Marliati (2008)
akan meningkatkan kompetensi penyuluh
tentang pemberdayaan petani untuk
pertanian dalam mengapresiasi keragaman
pemenuhan kebutuhan pengembangan
budaya sebesar 0,13 satuan dan sekaligus
kapasitas kemandirian petani beragribisnis
meningkatkan kompetensi penyuluh
di Kabupaten Kampar Provinsi Riau,
pertanian mengelola informasi penyuluhan
menyimpulkan bahwa tingkat pemenuhan
sebesar 0,11 satuan.
kebutuhan pengembangan petani
Meningkatnya kompetensi penyuluh
beragribisnis, kinerja penyuluh pertanian
pertanian mengapresiasi keragaman budaya,
memberdayakan petani, karakteristik petani
meliputi bertambahnya materi penyuluhan
(pendidikan formal dan pendidikan non
yang sesuai dengan kearifan lokal dan
formal petani) secara bersama-sama
bertambahnya media penyuluhan yang
berpengaruh langsung pada kemandirian
sesuai dengan kearifan lokal. Peningkatan
petani beragribisnis dengan koefisien
pengelolaan informasi penyuluhan pertanian
determinasi sebesar 95 persen yang nyata
meliputi meningkatnya jumlah media
pada α = 0,05.
penyuluhan, meningkatnya penggunaan
Hasil penelitian menunjukkan adanya
komputer untuk mencari dan menyampaikan
pengaruh nyata kemandirian penyuluh pada
informasi, serta meningkatnya penggunaan
kompetensi penyuluh pertanian dari dimensi
metode belajar pada setiap penyuluhan.
kemandirian intelektual dan kemandirian
Dimensi kemandirian penyuluh yang
sosial, yang berarti penyuluh pertanian
berhubungan erat dengan kompetensi
sudah mandiri atau tidak memerlukan
penyuluh pertanian adalah: (1) kemandirian
bantuan dari segi kemandirian intelektual
intelektual, meliputi kemandirian
dan kemandirian sosial. Hal ini
merencanakan usahatani, kemandirian
mengindikasikan bahwa kemandirian
menentukan lahan budidaya, kemandirian
intelektual penyuluh merupakan bentuk
menentukan cara berproduksi, kemandirian
9
keberhasilan penyuluh dalam mengatasi yaitu: umur, masa kerja dan jumlah
permasalahan petani sesuai dengan petani binaan penyuluh (Gambar 1).
kemampuan dan pengetahuannya sendiri. Artinya bertambahnya umur, masa kerja
Selain itu dari segi kemandirian sosial, dan jumlah petani binaan penyuluh
penyuluh pertanian mampu melakukan pertanian, akan menyebabkan
interaksi dengan petani, tokoh masyarakat, kompetensi penyuluh pertanian menjadi
pemerintah dan lembaga swadaya menurun, sedangkan enam dimensi
masyarakat tanpa harus tergantung dan karakteristik penyuluh lainnya, yaitu:
menunggu aksi orang lain dalam pendidikan formal, pelatihan fungsional,
melaksanakan program penyuluhan untuk pelatihan teknis, wilayah tugas, cakupan
membantu meningkatkan produktivitas wilayah kerja penyuluh dan frekwensi
usahatani. interaksi penyuluh dengan petani, dalam
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penelitian ini memiliki estimasi
hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan koefisien bobot faktor kurang dari 0,40
bagi Kementerian Pertanian dan pemerintah yang tidak nyata pada α = 0,05. Hal ini
daerah agar dalam membuat kebijakan yang berarti keenam dimensi tersebut tidak
berhubungan dengan kemandirian penyuluh valid dalam mengukur kompetensi
perlu diarahkan pada peningkatan dimensi penyuluh pertanian.
kemandirian emosional dan kemandirian (2) Pengaruh nyata peubah motivasi
ekonomi penyuluh pertanian, sehingga dapat penyuluh pada kompetensi penyuluh
meningkatkan kompetensi penyuluh pertanian ditentukan oleh dua dimensi,
pertanian untuk membantu proses yaitu: pengembangan potensi diri dan
pembelajaran kepada petani dalam kebutuhan untuk berafiliasi (Gambar 1).
melaksanakan usahataninya. Artinya meningkatnya pengembangan
potensi diri dan meningkatnya
D. Pengaruh Karakteristik, Motivasi dan kebutuhan untuk berafiliasi penyuluh
Kemandirian pada Kompetensi pertanian, akan meningkatkan kompetsni
Penyuluh Pertanian penyuluh pertanian, sedangkan empat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi motivasi penyuluh lainnya,
peubah karakteristik, motivasi dan yaitu: pengakuan petani, penghasilan,
kemandirian penyuluh berpengaruh nyata kebutuhan untuk berprestasi dan
pada kompetensi penyuluh pertanian dengan kebutuhan untuk kekuasaan dalam
koefisien determinasi (R2) sebesar 74% yang penelitian ini memiliki estimasi bobot
nyata pada α=0,05 (Tabel 3). Hal ini berarti faktor kurang dari 0,40 yang tidak nyata
ketiga peubah bebas (X) secara bersama- pada α = 0,05. Hal ini berarti keempat
sama berpengaruh nyata pada kompetensi dimensi motivasi penyuluh tersebut tidak
penyuluh pertanian (Y) sebesar 74% dan valid dalam mengukur kompetensi
sisanya 26% merupakan pengaruh peubah penyuluh pertanian.
lain yang tidak termasuk dalam penelitian (3) Pengaruh nyata peubah kemandirian
ini. penyuluh pada kompetensi penyuluh
Besarnya pengaruh peubah pertanian ditentukan oleh dua dimensi,
karakteristik, motivasi dan kemandirian yaitu kemandirian intelektual dan
penyuluh pada kompetensi penyuluh kemandirian sosial (Gambar 1). Artinya
pertanian merupakan konstribusi nyata dari meningkatnya kemandirian intelektual
beberapa sub peubah/dimensi penelitian. Hal dan meningkatnya kemandirian sosial
ini dapat dijelaskan sebagai berikut: penyuluh pertanian, akan menyebabkan
(1) Pengaruh nyata peubah karakteristik kompetensi penyuluh pertanian
penyuluh pada kompetensi penyuluh meningkat, sedangkan dua dimensi
pertanian ditentukan oleh tiga dimensi, kemandirian penyuluh, yaitu:
10
kemandirian emosional dan kemandirian 0,05. (Tabel 6). Hal ini dapat dijelaskan
ekonomi dalam penelitian ini memiliki bahwa, keeratan hubungan antar peubah
estimasi bobot faktor kurang dari 0,40 karakteristik dan motivasi penyuluh
yang tidak nyata pada α = 0,05. Hal ini tergolong tinggi dengan koefisien hubungan
berarti kedua dimensi kemandirian 0,50 satuan. Artinya apabila terjadi
penyuluh tersebut tidak valid dalam perubahan karakteristik penyuluh pada
mengukur kompetensi penyuluh dimensi umur, masa kerja dan jumlah petani
pertanian. binaan akan meningkatkan motivasi
Meningkatnya kompetensi penyuluh penyuluh pada dimensi pengembangan
pertanian nampak pada semakin baiknya potensi diri dan kebutuhan untuk berafiliasi.
penyuluh pertanian mengapresiasi Hubungan antar peubah karakteristik
keragaman budaya dan pengelolaan dan kemandirian penyuluh tergolong rendah
informasi penyuluhan (Gambar 1). dengan koefisien hubungan -0,11 satuan.
Meningkatnya apresiasi keragaman budaya Artinya apabila terjadi perubahan
oleh penyuluh pertanian meliputi karakteristik penyuluh pada dimensi umur,
bertambahnya materi penyuluhan yang masa kerja dan jumlah petani binaan akan
sesuai dengan kearifan lokal dan tidak akan berpengaruh pada kemandirian
bertambahnya media penyuluhan yang penyuluh untuk dimensi kemandirian
sesuai dengan kearifan lokal, sedangkan intelektual dan kemandirian sosial.
peningkatan pengelolaan informasi Hubungan antar peubah motivasi dan
penyuluhan pertanian meliputi kemandirian penyuluh pertanian tergolong
bertambahnya jumlah media penyuluhan, rendah dengan koefisien hubungan 0,25
meningkatnya penggunaan komputer untuk satuan. Artinya apabila terjadi perubahan
mencari dan menyampaikan informasi, serta motivasi penyuluh pada dimensi
meningkatnya penggunaan metode belajar pengembangan potensi diri dan kebutuhan
pada setiap penyuluhan. untuk berafiliasi akan meningkatkan
Pengaruh bersama peubah kemandirian penyuluh pada dimensi
karakteristik, motivasi dan kemandirian kemandirian intelektual dan kemandirian
penyuluh pada kompetensi penyuluh sosial.
pertanian koefisien determinasinya (R2) Secara teoritis hasil penelitian ini
sebesar 74%, yang berarti pengaruh peubah searah dengan pendapat Lusthaus et al.,
luar 26% cukup rendah dalam meningkatkan (2002) bahwa, kinerja organisasi
kompetensi penyuluh pertanian. Dengan dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: kapasitas
demikian karakteristik, motivasi dan organisasi, motivasi organisasi dan
kemandirian penyuluh merupakan faktor lingkungan organisasi yang memiliki
internal yang dominan dalam meningkatkan keterkaitan satu dengan yang lain. Kapasitas
kompetensi penyuluh pertanian untuk organisasi merupakan kemampuan dari
membantu petani meningkatkan suatu organisasi untuk menggunakan
produktivitas usahatani yang berdampak sumberdaya yang tersedia. Motivasi
pada peningkatan pendapatan dan organisasi menunjukkan kepribadian dasar
kesejahteraan petani. organisasi dan lingkungan eksternal
merupakan faktor kunci dalam menentukan
E. Hubungan antar Peubah yang
tingkat ketersediaan sumberdaya dan yang
Berpengaruh pada Kompetensi
dapat menyelesaikan kegiatannya.
Penyuluh Pertanian
Hasil penelitian menunjukkan terdapat
hubungan antar peubah karakteristik dan
motivasi penyuluh, serta motivasi dan
kemandirian penyuluh yang nyata pada α =
11
PENUTUP
Kesimpulan UCAPAN TERIMA KASIH
Berdasarkan hasil penelitian dan Penelitian ini tidak akan terlaksana
pembahasan, maka dapat disimpulkan hal- dengan baik, jika tidak mendapat bantuan
hal sebagai berikut: dari berbagai pihak. Untuk itu kami
1. Faktor-faktor internal yang berpengaruh mengucapkan terima kasih kepada
dalam merumuskan model Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
pengembangan kompetensi penyuluh melalui Direktur Penelitian dan Pengabdian
pertanian adalah: umur, masa kerja, Masyarakat atas bantuan dana penelitian
jumlah petani binaan, pengembangan melalui dana BOPTN, sehingga penelitian
potensi diri, kebutuhan untuk berafiliasi, ini dapat dilaksanakan sesuai mekanisme
kemandirian intelektual dan kemandirian yang ditentukan.
sosial.
2. Derajat hubungan antar peubah DAFTAR PUSTAKA
karakteristik dan kemandirian penyuluh Bahua MI. 2010. Faktor-Faktor yang
tergolong rendah dan tidak berpengaruh Mempengaruhi Kinerja Penyuluh
dalam merumuskan model Pertanian dan Dampaknya pada
pengembangan kompetensi penyuluh Perilaku Petani Jagung di Provinsi
pertanian. Derajat hubungan antar peubah Gorontalo. Disertasi Tidak
karateristik dan motivasi penyuluh Dipublikasikan. Institut Pertanian
tergolong tinggi dan berpengaruh dalam Bogor.
merumuskan model pengembangan Departemen Pertanian RI. 2004. Pedoman
kompetensi penyuluh pertanian. Pengelolaan Balai Penyuluhan
Sedangkan derajat hubungan antar Pertanian. Jakarta: Departemen
peubah motivasi dan kemandirian Pertanian.
penyuluh tergolong rendah akan tetapi Hadi AP. 2000. Strategi Komunikasi dalam
dapat berpengaruh dalam merumuskan Mengantisipasi Kegagalan Penerapan
model pengembangan kompetensi Teknologi oleh Petani. Artikel Hasil
penyuluh pertanian. Penelitian. NTB: Fakultas Pertanian
Universitas Mataram.
Saran http://suniscome.50webs.com/data/do
Berdasarkan hasil penelitian, wnload/025%20Strategi%20Komunik
pembahasan dan kesimpulan, maka pada asi.pdf . Di akses 19 September 2013.
penelitian ini dapat disarankan hal-hal Lusthaus C, Adrien M, Anderson G, Carden
sebagai berikut: FM. 2002. Organizational
1. Penyuluh pertanian perlu meningkatkan Assessment: A framework for
motivasi pengembangan potensi diri dan improving performance. IDRC.
kebutuhan berafiliasi untuk http://www.idrc.ca/en/ev-30266-201-
meningkatkan kompetensi penyuluh 1-do. html Di akses 10 Oktober 2013
dalam membantu petani berusahatani. Marliati, Sumardjo, Pang S. Asngari,
2. Penyuluh pertanian meingkatkan Prabowo Tjitropranoto dan Asep
kemandirian intelektual dan kemandirian Saefuddin. 2008. “Faktor-Faktor
sosial untuk meningkatkan kompetensi Penentu Peningkatan Kinerja
penyuluh dalam membantu petani Penyuluh Pertanian dalam
berusahatani. Memberdayakan Petani (Kasus di
3. Perlu dilakukan tindak lanjut dari Kabupaten Kampar Riau).” Jurnal
implementasi model pengembangan Penyuluhan. Volume 1 Nomor 1.
kompetensi penyuluh pada penyuluh September 2008. Hal: 6 – 10.
pertanian berdasarkan lokasi dan tanaman
yang diusahakan oleh petani.
12
Mardin. 2009. “Faktor-Faktor yang Tjitropranoto P. 2005. “Penyuluhan
Berpengaruh pada Kemandirian Pertanian: Masa Kini dan Masa
Nelayan Ikan Demersal di Kecamatan Depan.” Dalam: Membentuk Pola
Wangi-Wangi Selatan Kabupaten Perilaku Manusia Pembangunan.
Wakatobi Sulawesi Tenggara.” Tesis. Diedit oleh: Ida Yustina dan Adjat
Bogor: Sekolah Pascasarjana. Institut Sudradjat. Bogor: IPB Press.
Pertanian Bogor. Yusuf AE. 2008. Pengaruh Motivasi
Teddy Rachmat Muliady. 2009. “Faktor- terhadap Peningkatan Kinerja.
Faktor yang Berpengaruh pada Kinerja http://teknologikinerja.wordpress.com/
Penyuluh Pertanian dan Dampaknya 2008/05/06/pengaruh-motivasi-
pada Perilaku Petani Padi di Jawa terhadap-peningkatan-kinerja/. Di
Barat.” Disertasi. Tidak akses 19 Oktober 2013
dipublikasikan. Sekolah Pascasarjana.
Institut Pertanian Bogor.

13

You might also like