Professional Documents
Culture Documents
Wasyith
Abstrak
Disrupsi teknologi mengantarkan kita pada era baru yang penuh dengan kesempatan sekaligus
tantangan. Dalam transformasi digital, berbagai inovasi mutakhir di bidang perekonomian lahir
dan berkembang. Di titik ini, ekonomi dan keuangan Syariah dapat memanfaatkan sisi positif
yang disediakan oleh kemajuan teknologi, seperti fitur generatifitas, konvergensi, dan budaya
demokratisasi untuk mempromosikan prinsip-prinsip etis seperti kebersamaan, keadilan,
kesetaraan, dan kejujuran. Dalam ranah riset, jika sebelumnya isu teknologi ini belum cukup
menjadi perhatian para peneliti, maka tren dan kecenderungan itu perlahan berubah. Penelitian
ini mencoba melakukan reviu terhadap riset-riset bertema ekonomi keuangan Syariah dengan titik
tekan pemanfaatan sektor teknologi di dalamnya. Penelitian ini merupakan studi kepustakaan dan
menggunakan analisis deskriptif atas 28 artikel berbahasa Inggris berbasis google scholar. Artikel
yang menjadi sampel adalah yang terbit sejak 2014 hingga 2019.Hasil penelitian menunjukkan
bahwa adopsi teknologi sudah menjadi concern bersama para peneliti di bidang ekonomi dan
keuangan Syariah. Tema pengembangan instrumen ekonomi dan keuangan Syariah berbasis
teknologi di berbagai sektor terus bermunculan, dari perbankan Syariah, keuangan Syariah, sistem
moneter Syariah, dan zakat. Selain itu, penelitian ini juga menawarkan framework bagaimana
pengembangan riset ekonomi dan keuangan Syariah ke depan.
Kata Kunci: Riset Ekonomi Keuangan Syariah, Teknologi, Teknologi Keuangan
Wasyith 118
PENDAHULUAN
Beberapa dekade ini muncul teknologi yang tidak terbendung. Melalui
sebuah nomenklatur baru di bidang isu transformasi digital, beberapa tahun
keilmuan, yaitu ekonomi Islam. Jika terakhir tema financial technology
merujuk pemikiran tokoh-tokoh di (fintech) menjadi perhatian bersama, baik
dalamnya, dinamika dan tensi yang di dunia penelitan, bisnis, maupun
mengiringi kemunculan disiplin tersebut kehidupan sehari-hari. Tidak dapat
sangat kuat (Chapra, 1979); (Siddiqui dan dipungkiri, fintech menjadi salah satu
Siddiqi, 2007); (Kahf, tanpa tanggal); inovasi terbaru dalam industri jasa
(Khan, 2013). keuangan dan berkembang dengan cepat,
Selain aspek wacana konseptual, terutama didorong oleh fenomena sharing
spektrum implementasi ekonomi Islam economy, regulasi yang menguntungkan,
menguat pada sektor keuangan Syariah dan kemajuan dalam teknologi informasi.
yang saat ini memasuki fase lebih luas. Fintech mulai menarik perhatian regulator,
Berdasarkan data terkini, pasar keuangan pemain industri, dan pelanggan sejak 2014
Syariah menampilkan kemajuan (Douglas Arner; Janos Barberis;
signifikan. Pada tahun 2018, Reuters Rossbuckley., 2015).
Islamic finance development report Dari kecerdasan buatan (artificial
menyebutkan bahwa industri keuangan intelligence) hingga mata uang kripto,
Syariah global tumbuh dari tahun ke tahun kemajuan pesat di bidang fintech
sebesar 11%. Pada tahun 2017, aset mengubah lanskap perekonomian, juga
bergerak mencapai US $ 2,4 triliun dari layanan keuangan, menciptakan peluang
tahun 2012, berdasarkan angka yang dan tantangan bagi konsumen, penyedia
dilaporkan dari 56 negara di dunia layanan, serta regulator (Miskam dan
(Thomson Reuters, 2018). Eksan, 2018).
Di sisi lain, dalam lanskap Jika pasar keuangan Syariah saat
perkembangan zaman terkini, terjadi ini sedang mengalami tren kemajuan
disrupsi teknologi yang masuk ke segala signifikan, maka beberapa pakar
sendi kehidupan, tidak terkecuali sektor menegaskan, fase pertumbuhan keuangan
ekonomi dan keuangan. Era disrupsi ini Syariah berikutnya menuntut industri
ditandai dengan derasnya perkembangan untuk meningkatkan gelombang fintech.
Wasyith 119
ekonomi tanpa maysir (gambling), gharar peran penting dalam menjaga komitmen
(uncertainty), dan riba (interest). seorang muslim terhadap prinsip-prinsip
Jika dicermati lebih dalam, ketiga tersebut. Karena itu, secara ideal semua
parameter transaksi tersebut sebenarnya pihak yang terlibat dalam transaksi
berakar dari filosofi mendasar ekonomi keuangan di bawah payung keuangan
Islam. Secara konseptual, teori ekonomi Syariah tidak memiliki minat untuk saling
Islam sangat didorong oleh aspek etika mengeksploitasi. Kerjasama adalah kunci
tertentu. Setiap prinsip dan aturan dalam keberhasilan karena jika transaksi gagal,
Islam memiliki dimensi etika eksplisit atau semuanya gagal (Miniaoui, 2011).
implisit yang mencerminkan kepatuhannya Basis etik ekonomi keuangan
pada hukum serta maqasid Syariah. Syariah tersebut dapat dilihat sebagai
Dengan aturan, berarti terdapat penetapan competitive advantage yang membuatnya
standar perilaku etis untuk individu, memiliki karakter kuat saat
perusahaan, komunitas, negara, dan diimplemetasikan dalam pengembangan
masyarakat (Zamir Iqbal; Abbas Mirakhor, produk atau proyek tertentu. Sebab,
2017). seluruh spirit yang terkandung di dalamnya
Selain itu, sebagian besar larangan berlaku universal. Semua kalangan tentu
yang dinyatakan dalam sumber tekstual senang dengan prinsip keadilan,
Islam memiliki dimensi moral, seperti kesetaraan, dan kejujuran. Selain itu,
larangan riba misalnya. Lebih lanjut, dalam keuangan Islam, ada mekanisme
prinsip-prinsip utama ekonomi Islam berbeda untuk risk sharing, termasuk
(keadilan, kesetaraan, dan kejujuran) instrumen keuangan muḍārabah dan
didasarkan pada nilai-nilai altruistik mushārakah untuk inisiasi kemitraan
tertentu, seperti pertimbangan kebutuhan ekuitas. Ada juga lembaga redistributif
orang lain, tidak mengambil keuntungan lainnya untuk pembagian risiko seperti
dari mereka yang berada dalam kesulitan, kewajiban zakāh, qardh hasan, serta
serta tidak mementingkan diri sendiri. sedekah dan wakaf (Zamir Iqbal; Abbas
Harus dicatat bahwa keyakinan individu Mirakhor, 2017).
akan pahala yang diberikan dan hukuman Gagasan risk sharing sendiri tidak
yang dijatuhkan di dunia ini dan hari akhir, sepenuhnya asing dalam keuangan
juga ridho atau murka Tuhan, memiliki konvensional. Peraih Nobel, Profesor
Wasyith 122
Dengan kerangka pemahaman demikian, tabel berikut ini menjelaskan tren riset tersebut:
Tabel 1.
Riset Adopsi Teknologi dalam Ekonomi dan Keuangan Syariah
No. Penulis Judul Isi
1 Fouad H. Beseiso (2014) Central Banks’ Role Pengembangan perbankan Syariah
in Shaping the memerlukan peran bersama lintas
Future of Islamic lembaga: bank sentral, kebijakan publik,
Banking lembaga internasional dan multilateral,
serta perbankan syariah itu sendiri.
Peran Bank Sentral sebagai badan
pengatur dan pengawas dalam
membentuk masa depan sistem
Wasyith 124
23 Hafiz Budi Firmansyah, The Role of Islamic Menjelaskan analisis dan implementasi
Ahmad Luky Ramdani Financial Start-up berbasis fintech Syariah:
(2018) Technology Angsur. Platform ini menawarkan
(FinTech) Start-up produk inovatif baru dengan
in Improving memberikan layanan kredit mikro
Financial Inclusion kepada mahasiswa sarjana yang tidak
in Indonesia Case: memiliki kartu kredit dengan membeli
Angsur produk sekarang, membayar kemudian.
Sistem Angsur mengadopsi prinsip
murabahah dengan mengambil margin
keuntungan dan memberikan
kesempatan kepada pelanggan untuk
membayar dengan mencicil mulai 1
hingga 12 bulan.
Wasyith 128
Dari tren penelitian di atas, dapat dalam isu yang lebih besar, bagaimana adopsi
disimpulkan bahwa fokus kajian cukup teknologi dalam perekonomian melalui
beragam. Tidak hanya tentang penggunaan perspektif Islam.
teknologi dalam keuangan Syariah, tapi juga
Jika dipetakan, variasi sektor dan sebaran jumlah, dapat digambarkan seperti pada grafik
berikut:
Grafik 1.
Sebaran Riset Adopsi Teknologi
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
Area Riset
keinginan user mereka di pasar. Sementara prinsip maqasid, Chapra (1979) menekankan
pada saat yang sama, lembaga ekonomi terwujudnya aspek kesejahteraan ekonomi,
keuangan Syariah wajib mempertahankan persaudaraan universal dan keadilan,
pedoman Syariah dalam merancang produk. pemerataan pendapatan, serta kebebasan
Karena itu, riset di bidang inovasi produk, individu dalam konteks kesejahteraan sosial,
harus bergerak membentuk semacam aliansi maka untuk tujuan-tujuan itulah teknologi
bersama: bagaimana aspek keekonomian, harus terus dikembangkan dan dioptimisasi.
basis teknis inovasi, dan basis kepatuhan Problem-problem native dalam perekonomian,
Syariah. Di titik ini, perlunya riset kolaboratif seperti kemiskinan, ketimpangan,
antara ahli di bidang ekonomi keuangan pengangguran, dan seterusnya adalah bahasa
dengan berbagai pakar di bidang Teknologi universal. Di sinilah pentingnya teknologi
Informasi (TI), juga ahli Syariah. Riset dirancang sebesar-besarnya untuk
ekonomi dan keuangan Syariah harus belajar kemaslahatan umat manusia (wellbeing)
dari temuan-temuan terkini dalam ISR secara berimbang dan komprehensif.
(Information Systems Research). Sedangkan Simpulan
untuk melindungi prinsip-prinsip dasar Disrupsi teknologi yang masuk ke
Syariah, konsep ijtihad harus terus segala sendi kehidupan membawa kita
dikembangkan. Konsep-konsep ini pada situasi baru penuh kejutan. Fitur-fitur
memberikan prinsip panduan komprehensif unik teknologi memungkinkan akselerasi
untuk mengendalikan masalah yang terutama nyaris tanpa batas yang dapat dimaknai
muncul dalam situasi yang kompleks dan baru. sebagai peluang sekaligus tantangan.
Ketiga, perspektif ghayah-wasilah (end- Dalam transformasi digital ini, fintech
mean). Ini merupakan framework paling menjadi salah satu inovasi terbaru di sektor
penting, bagaimana mendudukkan peran dan ekonomi dan keuangan yang berkembang
fungsi teknologi sebagai cara (mean) atau alat dengan cepat, terutama didorong oleh
(tool), bukan tujuan itu sendiri (end). fenomena sharing economy, regulasi yang
Maknanya, seberapapun canggih temuan menguntungkan, dan kemajuan di bidang
teknologi, ia merupakan instrumen yang teknologi informasi.
berfungsi melayani pemenuhan kebutuhan dan Dengan keunikan yang dimiliki,
kepentingan manusia saat berhadapan dengan ekonomi dan keuangan Syariah wajib terus
problem kehidupan. Melalui penggalian digali dan dikembangkan secara terus
Wasyith 132
menerus. Prinsip-prinsip etis seperti basis teknis inovasi, dan basis kepatuhan
kebersamaan, keadilan, kesetaraan, dan Syariah. Ketiga, bagaimana mendudukkan
kejujuran harus dipromosikan sebagai peran dan fungsi teknologi sebagai tool,
karakter dan nilai universal kemanusiaan. bukan tujuan (end) itu sendiri. Maknanya,
Sebagai sebuah disiplin keilmuan seberapapun canggih temuan teknologi, ia
yang relatif baru, ekonomi dan keuangan merupakan instrumen yang berfungsi
Syariah dapat secara aktif memaksimalkan melayani kepentingan manusia.
peran dan fungsi teknologi dalam Kesejahteraan ekonomi, persaudaraan
kehidupan untuk kemaslahatan bersama universal dan keadilan, pemerataan
(wellbeing). Dalam ranah riset, jika pendapatan, serta kebebasan individu
sebelumnya isu teknologi ini belum cukup dalam konteks kesejahteraan sosial,
menjadi perhatian para peneliti, maka tren merupakan tujuan-tujuan mulia yang
dan kecenderungan itu perlahan mulai selaras dengan maqasid Syariah.
bergeser. Terdapat atensi yang REFERENSI
menggembirakan dari para pemerhari riset Abduh, M. (2013) “Prioritizing Issues in
di bidang eonomi dan keuangan Syariah Islamic Economics and Finance,”
dalam tema adopsi teknologi. 15(11), hal. 1594–1598. doi:
Untuk itulah, riset ekonomi dan 10.5829/idosi.mejsr.2013.15.11.11
keuangan Syariah ke depan harus terus 658.
dikembangkan. Di antaranya dengan Abdullah, A. (2018) “A Framework for the
mempertimbangkan tiga framework: Development of a National Crypto-
Pertama, advantages yang disediakan oleh Currency A Framework for the
kemajuan dan kecanggihan teknologi, Development of a National Crypto-
seperti fitur generatifitas, konvergensi, dan Currency,” (August), hal. 13–25.
budaya demokratisasi harus dibaca dan doi: 10.5539/ijef.v10n9p14.
dikaji secara cermat. Ekonomi dan Abdullah, S. dan Oseni, U. A. (2017)
keuangan Syariah wajib mengadopsi “Towards A Shari’ah Compliant
teknologi sebagai alat pengembangan. Equity-Based Crowfunding for The
Kedua, riset di bidang inovasi produk harus Halal Industry in Malaysia,” 18,
bergerak membentuk semacam aliansi hal. 223–240.
bersama: bagaimana aspek keekonomian, Abozaid, A. (2014) Towards genuine
Wasyith 133