You are on page 1of 20

AL-URBAN: Jurnal Ekonomi Syariah dan Filantropi Islam

Vol. 3, No. 2, Desember 2019


http://journal.uhamka.ac.id/index.php/al-urban
p-ISSN: 2580-3360 e-ISSN: 2581-2874
DOI: 10.22236/alurban_vol3/is2pp117-136
Hal 117-136

DOES TECHNOLOGY MATTER?: LITERATURE REVIEW ADOPSI TEKNOLOGI


DALAM RISET EKONOMI KEUANGAN SYARIAH

Wasyith

Universitas Islam Negeri Walisongo, Semarang


Email: wasyith@walisongo.ac.id

Diterima: 8 Oktober 2019; Direvisi: 23 November 2019; Disetujui: 21 Desember 2019


Abstract
Technology disruption brings us to a new era full of opportunities and challenges. In digital
transformation, various cutting-edge innovations in the economy were born and developed. At
this point, Islamic economics and finance can utilize the advantages provided by technological
advances, such as features of generativity, convergence, and culture of democratization to
promote ethical principles such as togetherness, justice, equality, and honesty.In the realm of
research, if previously the issue of technology had not been enough of the attention of researchers,
then the trends were slowly changing. This research tries to review the research on the theme of
Islamic economics and finance with the emphasis on the use of the technology sector in it. This
research is a literature review and uses a descriptive analysis of 28 English-language articles
based on Google Scholar. The sample articles are those published from 2014 to 2019. The results
showed that technology adoption has become a common concern of researchers in the field of
Islamic economics and finance. The theme of developing technology-based Islamic economic and
financial instruments in various sectors continues to emerge, from Islamic banking, Islamic
finance, Islamic monetary systems, and zakat. Besides, this research also offers a framework on
how to develop Islamic economic and financial research going forward.
Keywords: Islamic Economics and Finance Research, Technology, Financial Technology

Abstrak
Disrupsi teknologi mengantarkan kita pada era baru yang penuh dengan kesempatan sekaligus
tantangan. Dalam transformasi digital, berbagai inovasi mutakhir di bidang perekonomian lahir
dan berkembang. Di titik ini, ekonomi dan keuangan Syariah dapat memanfaatkan sisi positif
yang disediakan oleh kemajuan teknologi, seperti fitur generatifitas, konvergensi, dan budaya
demokratisasi untuk mempromosikan prinsip-prinsip etis seperti kebersamaan, keadilan,
kesetaraan, dan kejujuran. Dalam ranah riset, jika sebelumnya isu teknologi ini belum cukup
menjadi perhatian para peneliti, maka tren dan kecenderungan itu perlahan berubah. Penelitian
ini mencoba melakukan reviu terhadap riset-riset bertema ekonomi keuangan Syariah dengan titik
tekan pemanfaatan sektor teknologi di dalamnya. Penelitian ini merupakan studi kepustakaan dan
menggunakan analisis deskriptif atas 28 artikel berbahasa Inggris berbasis google scholar. Artikel
yang menjadi sampel adalah yang terbit sejak 2014 hingga 2019.Hasil penelitian menunjukkan
bahwa adopsi teknologi sudah menjadi concern bersama para peneliti di bidang ekonomi dan
keuangan Syariah. Tema pengembangan instrumen ekonomi dan keuangan Syariah berbasis
teknologi di berbagai sektor terus bermunculan, dari perbankan Syariah, keuangan Syariah, sistem
moneter Syariah, dan zakat. Selain itu, penelitian ini juga menawarkan framework bagaimana
pengembangan riset ekonomi dan keuangan Syariah ke depan.
Kata Kunci: Riset Ekonomi Keuangan Syariah, Teknologi, Teknologi Keuangan
Wasyith 118

PENDAHULUAN
Beberapa dekade ini muncul teknologi yang tidak terbendung. Melalui
sebuah nomenklatur baru di bidang isu transformasi digital, beberapa tahun
keilmuan, yaitu ekonomi Islam. Jika terakhir tema financial technology
merujuk pemikiran tokoh-tokoh di (fintech) menjadi perhatian bersama, baik
dalamnya, dinamika dan tensi yang di dunia penelitan, bisnis, maupun
mengiringi kemunculan disiplin tersebut kehidupan sehari-hari. Tidak dapat
sangat kuat (Chapra, 1979); (Siddiqui dan dipungkiri, fintech menjadi salah satu
Siddiqi, 2007); (Kahf, tanpa tanggal); inovasi terbaru dalam industri jasa
(Khan, 2013). keuangan dan berkembang dengan cepat,
Selain aspek wacana konseptual, terutama didorong oleh fenomena sharing
spektrum implementasi ekonomi Islam economy, regulasi yang menguntungkan,
menguat pada sektor keuangan Syariah dan kemajuan dalam teknologi informasi.
yang saat ini memasuki fase lebih luas. Fintech mulai menarik perhatian regulator,
Berdasarkan data terkini, pasar keuangan pemain industri, dan pelanggan sejak 2014
Syariah menampilkan kemajuan (Douglas Arner; Janos Barberis;
signifikan. Pada tahun 2018, Reuters Rossbuckley., 2015).
Islamic finance development report Dari kecerdasan buatan (artificial
menyebutkan bahwa industri keuangan intelligence) hingga mata uang kripto,
Syariah global tumbuh dari tahun ke tahun kemajuan pesat di bidang fintech
sebesar 11%. Pada tahun 2017, aset mengubah lanskap perekonomian, juga
bergerak mencapai US $ 2,4 triliun dari layanan keuangan, menciptakan peluang
tahun 2012, berdasarkan angka yang dan tantangan bagi konsumen, penyedia
dilaporkan dari 56 negara di dunia layanan, serta regulator (Miskam dan
(Thomson Reuters, 2018). Eksan, 2018).
Di sisi lain, dalam lanskap Jika pasar keuangan Syariah saat
perkembangan zaman terkini, terjadi ini sedang mengalami tren kemajuan
disrupsi teknologi yang masuk ke segala signifikan, maka beberapa pakar
sendi kehidupan, tidak terkecuali sektor menegaskan, fase pertumbuhan keuangan
ekonomi dan keuangan. Era disrupsi ini Syariah berikutnya menuntut industri
ditandai dengan derasnya perkembangan untuk meningkatkan gelombang fintech.
Wasyith 119

Saat ini, fintech berbasis Syariah perlahan Barberis; Rossbuckley (2015).


menggeliat. Ada peningkatan jumlah start- Keseluruan artikel yang dipilih memuat
up fintech, laboratorium inovasi dan penelitian seputar tema ekonomi keuangan
inkubator yang didasarkan pada nilai-nilai Syariah dengan penekanan pada
dan prinsip-prinsip keuangan Syariah. penggunaan teknologi. Sedangkan kata
Kasus ini menarik bagi keuangan Syariah kunci khusus yang digunakan adalah
untuk mengambil peran yang lebih technology, financial technology, Islamic
menonjol dalam ekosistem fintech economics, Islamic economy, Islamic
(Miskam dan Eksan, 2018). finance, dan Islamic banking.
Sejalan dengan isu transformasi Berdasarkan kriteria di atas, diperoleh
digital tersebut, tujuan penulisan artikel ini sebanyak 28 artikel, kemudian dianalisis
adalah untuk mengulas bagaimana adopsi berdasarkan fokus pembahasan artikel.
teknologi dilihat dan dikaji melalui lensa Berdasarkan isi artikel yang diketahui
penelitian kontemporer di bidang ekonomi melalui penelusuran abstrak dan
dan keuangan Syariah, sekaligus mencoba pembahasan, sebaran riset dikelompokkan
menawarkan framework di dalamnya. menjadi empat wilayah: Islamic banking,
Islamic finance, Islamic monetary system,
METODE PENELITIAN dan Zakat. Pokok isi setiap artikel
Berdasarkan kadar penyelidikan, dijelaskan secara sekilas dalam format
penelitian ini bersifat kepustakaan dengan tabel.
analisis deskriptif berbasis data riset Jadi, penelitian ini mencoba memetakan
tentang pentingnya adopsi teknologi sebaran riset tentang penggunaan
mutakhir dalam ekonomi keuangan teknologi dalam pengembangan ekonomi
Syariah melalui penelusuran literatur dari keuangan Syariah, kemudian menawarkan
google scholar. beberapa framework ke depan.
Kriteria pencarian yang digunakan
adalah dokumen berbahasa Inggris
berbentuk artikel selama periode 2014-
2019. Tahun 2014 dijadikan acuan awal
dengan pertimbangan artikel Muhamad
Abduh (2013) dan Douglas Arner; Janos
Wasyith 120

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Demokratisasi Teknologi aktifitas inovasi lintas organisasi (Hippel,
Revolusi digital tidak terjadi secara tiba- 2005).
tiba. Era ini menandai berbagai fase Beberapa karakter unik dari teknologi
pengembangan sebelumnya. Secara mendasar, yang saat ini sedang berkembang merupakan
karakter unik dari teknologi digital mencakup peluang besar yang harus dieksplorasi dan
fungsionalitas yang dapat diprogram ulang dan dimanfaatkan secara maksimal. Tidak berbeda
homogenisasi data (Yoo, Henfridsson dan dengan sistem ekonomi keuangan
Lyytinen, 2010). Karena adopsi teknologi konvensional yang menangguk ‘berkah’
digital semakin luas, karakter tersebut digitalisasi di berbagai sektor, ekonomi
menumbuhkan terciptanya sebuah lingkungan keuangan Syariah pun harus berbenah dan
(environment) yang terbuka dan fleksibel. Hal bergerak cepat mengantisipasi terobosan-
tersebut menghasilkan dua karakteristik unik terobosan yang ditawarkan oleh teknologi,
dari budaya inovasi organisasi yang khususnya dalam konteks maksimalisasi peran
menggunakan teknologi digital: konvergensi sektor ekonomi keuangan Syariah dalam
dan generatifitas (Yoo, Richard J. Boland Jr. kehidupan.
dan Majchrzak, 2012). Konvergensi digital Nitche Ekonomi dan Keuangan Syariah
dan generatifitas menawarkan perubahan Selama ini perkembangan praktik
tanpa kompromi, sekaligus memberikan ekonomi dan keuangan Syariah sangat
perkembangan teknologi digital yang selalu menonjol di bidang keuangan dan
dinamis dan inovatif (Yoo, Richard J. Boland perbankan. Secara aplikatif, bermunculan
Jr. dan Majchrzak, 2012) berbagai lembaga keuangan Syariah yang
Selain itu, konvergensi dan generatifitas didirikan dan dijalankan dengan prinsip-
dalam inovasi teknologi digital berimbas pada prinsip Syariah seperti Perbankan Syariah,
pengurangan biaya komunikasi dan koordinasi BMT, Pasar Modal Syariah, Reksadana
sebagai akibat dari teknologi informasi, Syariah, Pegadaian Syariah, Takaful, dan
sehingga menyebabkan tersebarnya berbagai lembaga-lembaga lain. Semakin banyak
aktifitas inovasi (Dhanaraj dan Parkhe, 2006). lembaga keuangan yang secara operasional
Pada etape selanjutnya, penggunaan teknologi berprinsip Syariah memberikan ruang
informasi "mendemokratisasi" proses inovasi, alternatif lebih besar kepada masyarakat
dengan mendistribusikan kendali dari berbagai untuk melakukan transaksi-transaksi
Wasyith 121

ekonomi tanpa maysir (gambling), gharar peran penting dalam menjaga komitmen
(uncertainty), dan riba (interest). seorang muslim terhadap prinsip-prinsip
Jika dicermati lebih dalam, ketiga tersebut. Karena itu, secara ideal semua
parameter transaksi tersebut sebenarnya pihak yang terlibat dalam transaksi
berakar dari filosofi mendasar ekonomi keuangan di bawah payung keuangan
Islam. Secara konseptual, teori ekonomi Syariah tidak memiliki minat untuk saling
Islam sangat didorong oleh aspek etika mengeksploitasi. Kerjasama adalah kunci
tertentu. Setiap prinsip dan aturan dalam keberhasilan karena jika transaksi gagal,
Islam memiliki dimensi etika eksplisit atau semuanya gagal (Miniaoui, 2011).
implisit yang mencerminkan kepatuhannya Basis etik ekonomi keuangan
pada hukum serta maqasid Syariah. Syariah tersebut dapat dilihat sebagai
Dengan aturan, berarti terdapat penetapan competitive advantage yang membuatnya
standar perilaku etis untuk individu, memiliki karakter kuat saat
perusahaan, komunitas, negara, dan diimplemetasikan dalam pengembangan
masyarakat (Zamir Iqbal; Abbas Mirakhor, produk atau proyek tertentu. Sebab,
2017). seluruh spirit yang terkandung di dalamnya
Selain itu, sebagian besar larangan berlaku universal. Semua kalangan tentu
yang dinyatakan dalam sumber tekstual senang dengan prinsip keadilan,
Islam memiliki dimensi moral, seperti kesetaraan, dan kejujuran. Selain itu,
larangan riba misalnya. Lebih lanjut, dalam keuangan Islam, ada mekanisme
prinsip-prinsip utama ekonomi Islam berbeda untuk risk sharing, termasuk
(keadilan, kesetaraan, dan kejujuran) instrumen keuangan muḍārabah dan
didasarkan pada nilai-nilai altruistik mushārakah untuk inisiasi kemitraan
tertentu, seperti pertimbangan kebutuhan ekuitas. Ada juga lembaga redistributif
orang lain, tidak mengambil keuntungan lainnya untuk pembagian risiko seperti
dari mereka yang berada dalam kesulitan, kewajiban zakāh, qardh hasan, serta
serta tidak mementingkan diri sendiri. sedekah dan wakaf (Zamir Iqbal; Abbas
Harus dicatat bahwa keyakinan individu Mirakhor, 2017).
akan pahala yang diberikan dan hukuman Gagasan risk sharing sendiri tidak
yang dijatuhkan di dunia ini dan hari akhir, sepenuhnya asing dalam keuangan
juga ridho atau murka Tuhan, memiliki konvensional. Peraih Nobel, Profesor
Wasyith 122

Robert Shiller misalnya, adalah penganjur c. Pemerataan pendapatan; d. Kebebasan


instrumen risk sharing, dengan alasan individu dalam konteks kesejahteraan sosial
bahwa pembagian risiko memiliki banyak (Chapra, 1979). Melalui cakupan tujuan dari
kontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan eksistensi ekonomi Islam tersebut, kita dapat
solidaritas sosial. Sebagai instrumen untuk mengeksplorasi ruang-ruang penelitian di
integrasi sosial, pembagian risiko rumpun keilmuan ini secara lebih luas lagi.
meningkatkan interaksi manusia dan Karena kegelisahan itu, beberapa
membawa kemanusiaan lebih dekat pada intelektual di bidang ekonomi Islam mencoba
persatuan dengan mengharuskan manusia membuat skala prioritas. Di antaranya adalah
untuk berbagi risiko kehidupan satu sama Muhamad Abduh. Menurutnya, beberapa isu
lain. Pembagian risiko juga memudahkan harus diberikan perhatian yang lebih tinggi
koordinasi dan mengurangi problem berdasarkan perannya dalam mencapai tujuan
informasi. Dengan demikian, risk sharing akhir ekonomi Islam. Berdasarkan literature
mempromosikan kerja sama di antara review, ada enam bidang penelitian utama
semua agen ekonomi dan memfasilitasi dalam ekonomi dan keuangan Islam, yaitu
aktifitas kolektif (Zamir Iqbal; Abbas perbankan Syariah, Lembaga Keuangan
Mirakhor, 2017). Syariah lainnya, zakat-wakaf dan pengentasan
Tren Riset Ekonomi dan Keuangan kemiskinan, sistem moneter Islam, isu-isu
Syariah filosofis ekonomi Syariah, serta fiqh
Sejalan dengan geliat industri keuangan muamalah (Abduh, 2013).
Syariah, selama ini sebagian besar perhatian Gambar 1. Area Riset Ekonomi
riset dilakukan di bidang keuangan dan Keuangan Syariah
perbankan Syariah. Beberapa intelektual
ekonomi Islam menganggap bahwa wilayah
tersebut tidak cukup artikulatif menjawab atau
memberikan solusi untuk tujuan akhir dari
pembentukan ekonomi dan keuangan Syariah.
Chapra memetakan tujuan-tujuan tersebut ke
dalam beberapa aspek: a. Kesejahteraan
ekonomi dalam kerangka norma-norma moral
Islam; b. Persaudaraan universal dan keadilan;
Sumber: (Abduh, 2013)
Wasyith 123

Dengan menggunakan pendekatan Milestone pengembangan keilmuan


Analytical Hierarchy Process (AHP), ekonomi dan keuangan Syariah di era modern
penelitian Abduh menunjukkan bahwa area berawal dari terselengaranya The 1st
zakat-wakaf dan pengentasan kemiskinan International Conference on Islamic
dianggap sebagai area terpenting yang harus Economics, di Mekkah Arab Saudi 1976
diprioritaskan. Topik berikutnya adalah sistem (Islahi, 2010). Hingga saat ini, kegiatan ilmiah
moneter Islam, termasuk mata uang Islam bergengsi tersebut sudah berlangsung selama
(Abduh, 2013). 12 kali. Terakhir di bulan Januari 2019 melalui
Secara keilmuan, jika merujuk pada skala event 12nd International Conference on
prioritas riset di atas, kita dapat melihat ruang Islamic Economics and Finance yang
yang luas untuk mengembangkan disiplin ilmu mengambil tema Towards the Real Economy:
ekonomi dan keuangan Syariah. Hanya saja, Challenges and Prospects (University, 2019).
skala tersebut cenderung bersifat normatif dan Setelah beberapa dekade, bagaimana
monodisipliner. Sudah saatnya kita implementasi faktor teknologi dalam
mengembangkan aliansi bersama dalam pengembangan instrumen, produk, dan jasa
melakukan riset berbasis multiparadigma. Di ekonomi keuangan Syariah, utamanya dalam
antara tema kontekstual yang layak mempromosikan keadilan ekonomi berbasis
dimasukkan adalah bagaimana transformasi sektor riil, sangat relevan untuk dikaji.
digital mewarnai dinamika pengembangan Oleh karena itu, tulisan ini akan mencoba
keilmuan ekonomi dan keuangan Syariah. melihat sejauh mana geliat riset tentang
Riset Adopsi Teknologi dalam Ekonomi bagaimana memanfaatkan sisi positif
dan Keuangan Syariah penggunaan teknologi terkini di bidang
ekonomi keuangan Syariah.

Dengan kerangka pemahaman demikian, tabel berikut ini menjelaskan tren riset tersebut:
Tabel 1.
Riset Adopsi Teknologi dalam Ekonomi dan Keuangan Syariah
No. Penulis Judul Isi
1 Fouad H. Beseiso (2014) Central Banks’ Role Pengembangan perbankan Syariah
in Shaping the memerlukan peran bersama lintas
Future of Islamic lembaga: bank sentral, kebijakan publik,
Banking lembaga internasional dan multilateral,
serta perbankan syariah itu sendiri.
Peran Bank Sentral sebagai badan
pengatur dan pengawas dalam
membentuk masa depan sistem
Wasyith 124

No. Penulis Judul Isi


keuangan Syariah yang efisien, efektif,
dan stabil, harus dieksplorasi baik secara
legal maupun institusional.
Dalam konteks ini, perbankan Syariah
dituntut untuk memiliki beberapa
alternatif dalam memanfaatkan peluang
melalui penerapan teknologi terkini agar
dapat berkompetisi secara sehat.
Pengalaman praktis dan studi empiris
menggambarkan hubungan yang kuat
antara teknologi informasi (TI) dan
pertumbuhan bank yang berkelanjutan.
2 Jan A. Bergstra (2015) Bitcoin and Islamic Maududi, Silvio Gesell, dan Satoshi
Finance Nakamoto adalah beberapa nama yang
dapat dianggap sebagai tokoh sentral
dalam pengembangan sistem dan
metodologi keuangan yang tidak
konvensional. Maududi dengan
keuangan Islam. Gessel dengan gagasan
mata uang bebas. Dan Nakamoto
dengan Bitcoin.
Meski di antara mereka terdapat
beberapa titik perbedaan, paper ini
menegaskan bahwa Bitcoin merupakan
instrumen yang efektif untuk
pengembangan keuangan Islam lebih
lanjut dengan argumen yang dibangun
menggunakan 4 elemen kunci.
3 Nabilah Rozzani, Intan Technology for Eksplorasi implementasi mobile
Salwani Mohamed and Islamic network system di lembaga keuangan
Sharifah Norzehan Syed microfinance’s mikro Syariah, bekerja sama dengan
Yusuf (2016) disbursement and bank komersial di Malaysia. Juga,
repayment system masalah yang muncul terkait penerapan
teknologi dalam sistem pembayaran dan
repayment di lembaga keuangan mikro
Syariah dari perspektif klien.
4 Muhamed Zulkhibri Financial inclusion, Investigasi strategi efektif pengentasan
(2016) financial inclusion kemiskinan melalui kebijakan keuangan
policy and Islamic inklusif. Keuangan Syariah dapat
finance berperanserta dalam membangun sistem
keuangan yang inklusif dan
berkelanjutan secara finansial dan
sosial.
Adopsi teknologi baru termasuk salah
satu faktor penting yang dapat
membantu menurunkan hambatan,
sekaligus meningkatkan inklusi
keuangan.
5 Putri Reno Kemala Sari Risk Management Bagaimana mengembangkan lembaga
MA, Dr Hjh Rose Innovation of keuangan Syariah melalui inovasi
Abdullah (2016) Islamic Financial manajemen risiko? Identifikasi budaya
Institutions manajemen risiko yang efektif dalam
lembaga keuangan Syariah akan
memastikan lembaga ini memiliki daya
Wasyith 125

No. Penulis Judul Isi


saing di tengah kompetisi industri
keuangan, bahkan saat terjadi krisis .
Selama ini problem lembaga keuangan
Syariah secara keseluruhan berkutat
pada 4 isu: governance, process, people,
serta technology.
6 Alaa Alaabed, Mirakhor Accelerating Risk Memberikan pandangan tentang
Abbas (2017) Sharing Finance via bagaimana fintech dapat mempercepat
Fin-Tech NextGen adopsi risk sharing dalam keuangan
Islamic Finance Syariah, juga menekankan bagaimana
perspektif Islam tentang keuangan
sebagai dukungan untuk transaksi sektor
riil melalui risk sharing.
7 Richard-Marc Lacasse, Blockchain Mengeksplorasi jawaban dari
Berthe Lambert, Nida Technology - pertanyaan: dapatkah teknologi
Khan (2017) Arsenal for a blockchain dan smart contract
Shariah-Compliant mendukung dan meningkatkan fitur
Financial transparansi, yang merupakan prinsip
Ecosystem? utama yang mendasari semua transaksi
dalam industri keuangan Syariah?
8 Syahida Abdullah, Towards A Mengeksplorasi relevansi crowdfunding
Umar A. Oseni (2017) Sharī‘Ah Compliant dengan pembiayaan UKM,
Equity-Based menganalisis kerangka hukum baru
Crowdfunding For untuk crowdfunding ekuitas, dan
The Halal Industry mengusulkan model crowdfunding
In Malaysia ekuitas-syariah potensial yang
didasarkan pada mode pembiayaan yang
biasa digunakan dalam industri jasa
keuangan Syariah.
9 Dwi Marlina Wijayanti, Sharia Fintech: Memahami peran fintech Syariah dalam
Alex Fahrur (2017) Positive Innovation memberikan kenyamanan dan kepuasan
in Consumer bertransaksi dan bisnis bagi pengguna
Perspective produk fintech syariah.
Penelitian ini menggunakan konstruk
TAM, persepsi kemudahan penggunaan
(PEoU), persepsi kegunaan (PU), dan
sikap.
10 Adam Abdullah & Rizal A Framework for Menekankan pentingnya kerangka kerja
Mohd Nor (2018) the Development of konseptual untuk pengembangan mata
a National Crypto- uang kripto nasional baru, yang
Currency mempertahankan 'penyimpan nilai'
dalam hal kinerja moneter dan stabilitas
harga dengan framework kepatuhan
Syariah.
11 Siti Rohaya Mat Rahim, Artificial Menegaskan bahwa AI dan smart
Zam Zuriyati Intelligence, Smart contract memiliki dampak besar di masa
Mohamad, Juliana Abu Contract and depan bagi industri Keuangan Syariah.
Bakar, Farhana Hanim Islamic Finance
Mohsin, & Norhayati
Md Isa (2018)
12 Surianom Miskam & Big Data And Menguji bagaimana Big Data digunakan
Siti Hawa Radin Eksan Fintech In Islamic di sektor layanan keuangan Syariah
(2018) Finance: Prospects untuk meningkatkan berbagi informasi,
And Challenges efisiensi operasional, dan pengalaman
pelanggan. Prospek dan tantangan Big
Wasyith 126

No. Penulis Judul Isi


Data dan FinTech dalam keuangan
Syariah juga diidentifikasi dan dibahas.
13 Surianom Miskam, Catching The Mengekplorasi apa dampak teknologi
Farah Mohd Fintech Wave In pada sektor keuangan, dan bagaimana
Shahwahid, Nawal binti Islamic Finance: seharusnya regulasi merespons untuk
Sholehuddin (2018) Regulatory mengatasi tantangan yang ditimbulkan
Approach For oleh FinTech.
Malaysia
14 Ahmad Kameel Mydin Cryptocurrencies Membahas implikasi bitcoin pada
Meera (2018) From Islamic keuangan Islam, sekaligus
Perspectives: The mempertanyakan keabsahannya sebagai
Case of Bitcoin media pertukaran (uang) berdasarkan
prinsip Syariah.
15 Muhamad Hasif Yahaya Financial Inclusion Menekankan pada bagaimana relevansi
Khaliq Ahmad (2018) through Efficient dan signifikansi penggunaan Fintech
Zakat Distribution dan mobile banking untuk mencapai
for Poverty inklusi keuangan dengan distribusi zakat
Alleviation in yang efisien dan berdampak pada
Malaysia: Using pengentasan kemiskinan.
FinTech & Mobile
Banking
16 Ummu Salma Al Financial Menegaskan bahwa semakin banyak
Azizah, Muhammad Innovation on Zakat fintech yang dapat digunakan dalam
Choirin (2018) Distribution and pengumpulan dan distribusi zakat,
Economic Growth semakin cepat pembangunan negara.
Juga menunjukkan bahwa kebijakan pro
aktif dapat mempengaruhi munculnya
pasar baru fintech yang menjanjikan.
17 Fatturroyhan (2018) Go-Mudaraba: The Menekankan pentingnya penerapan
Solution of Poverty teknologi keuangan untuk
and Unemployment menyelesaikan masalah kemiskinan dan
in the Digital Era pengangguran di era digital. Penelitian
ini memberikan usulan mekanisme
pembiayaan Mudharabah yang dapat
secara langsung membiayai kegiatan
UKM (Usaha Kecil dan Menengah)
dalam bentuk platform fintech online
yang disebut Go-Mudaraba. Dalam
praktiknya, Go-Mudaraba menjadi
perantara untuk menghubungkan
pemilik dana (Shahibul Mal) dengan
pihak pengelola (Mudarib) melalui
mekanisme crowdfunding.
18 Salizatul Aizah binti Islamic Micro Makalah konseptual ini menguraikan
Ibrahim, Siti Financing: Crowd- beberapa faktor yang mengarah pada
Nurhidayah Mohd Funding as a Drive pembentukan crowdfunding, manfaat
Roslen, Nurakmar bt to Improve dan hambatannya, serta rekomendasi
Mohamad Salleh, Tung Financial Inclusion untuk memikirkan visi dan misi
Soon Theam , Khong in Malaysia menjadikan crowdfunding sebagai
Yeen Lai (2018) upaya untuk meningkatkan inklusi
keuangan di Malaysia, khususnya dalam
sektor pengembangan keuangan mikro.
19 Nashirah Abu Bakar, Robust Framework Menjelaskan keandalan proses
Sofian Rosbi (2018) Diagnostics of pemrograman yang terlibat dalam
Blockchain for sistem blockchain.
Wasyith 127

No. Penulis Judul Isi


Bitcoin Transaction Temuan dari makalah ini akan
System: membantu investor untuk memahami
A Technical sistem blockchain dengan benar dalam
Analysis from mengembangkan pemahaman yang
Islamic Financial lebih baik tentang kerangka kerja
Technology (i- cryptocurrency. Pemahaman yang lebih
FinTech) baik tentang blockchain akan membantu
Perspective investor membuat keputusan yang tepat
dalam portofolio investasi mereka untuk
mendapatkan laba yang lebih baik dan
mencegah kerugian
20 Maria Todorof (2018) Shariah-compliant Mempertanyakan apakah perbankan
FinTech in the Syariah dapat hidup berdampingan dan
banking industry mendapat manfaat dari disrupsi Fintech,
sekaligus menyajikan sebuah argumen
bahwa keuangan syariah dapat
menyerap keunggulan Fintech tanpa
bertentangan dengan prinsip-prinsip
Syariah. Beberapa inovasi keuangan
seperti pinjaman peer-to-peer (P2P)
mungkin memiliki efek yang sangat
bermanfaat bagi pengguna dengan cara
yang sangat relevan bagi umat Islam.
21 Aishath Muneeza, Nur The Application of Menunjukkan relevansi crowdfunding
Aishah Arshad, Asma’ Blockchain dengan inklusi keuangan, dan
Tajul Arifin (2018) Technology in bagaimana teknologi blockchain dapat
Crowdfunding: memicu pengembangan crowdfunding.
Towards Financial Merupakan salah satu penelitian
Inclusion via pertama yang menganalisis
Technology crowdfunding di Malaysia dan
crowdfunding yang sesuai dengan
Syariah.
22 M. Aulia Rachman, The Reinforcement Menawarkan konsep untuk inovasi,
Annisa Nur Salam of Zakat penguatan, strategi, dan legalitas
(2018) Management mengenai sistem manajemen berbasis
through Financial teknologi untuk zakat, yang didanai oleh
Technology pemerintah atau otoritas terkait.
Systems

23 Hafiz Budi Firmansyah, The Role of Islamic Menjelaskan analisis dan implementasi
Ahmad Luky Ramdani Financial Start-up berbasis fintech Syariah:
(2018) Technology Angsur. Platform ini menawarkan
(FinTech) Start-up produk inovatif baru dengan
in Improving memberikan layanan kredit mikro
Financial Inclusion kepada mahasiswa sarjana yang tidak
in Indonesia Case: memiliki kartu kredit dengan membeli
Angsur produk sekarang, membayar kemudian.
Sistem Angsur mengadopsi prinsip
murabahah dengan mengambil margin
keuntungan dan memberikan
kesempatan kepada pelanggan untuk
membayar dengan mencicil mulai 1
hingga 12 bulan.
Wasyith 128

No. Penulis Judul Isi


Untuk mendistribusikan kekayaan dan
mengurangi masalah sosial, Angsur
mengambil 2,5% dari margin penjualan
untuk sedekah yang akan didistribusikan
kepada anak yatim dan orang-orang
yang tinggal di daerah kumuh.
24 Astri Rumondang The Utilization of Untuk mendorong pengembangan
(2018) Fintech (P2P UKM, yang dalam jangka panjang akan
Lending) as SME’s mempengaruhi tingkat keadilan
Capital Solution in kesejahteraan dan ekonomi kelas
Indonesia: menengah, Indonesia harus menerapkan
Perspective in pola layanan transaksi keuangan
Islamic Economics berbasis Fintech sesuai dengan
(Qirad) perspektif ekonomi Islam (Qirad).
Dalam Qirad, ditetapkan bahwa dalam
meminjamkan modal kepada orang lain,
pemberi pinjaman harus mengetahui
atau memahami jenis bisnis apa yang
akan dilakukan oleh peminjam.
25 Egi Arvian Firmansyah, Islamic Financial Menggambarkan tantangan dan prospek
Mokhamad Anwar Technology dalam keuangan Syariah, yaitu
(2019) (Fintech): Its teknologi keuangan Islam atau Islamic
Challenges And Fintech. Dalam penelitian ini, beberapa
Prospect perusahaan Fintech Syariah di Indonesia
dan Singapura dibahas, seperti profil,
prospek, dan tantangan mereka.

26 Hussein Elasrag (2019) Blockchains for Menganalisis teknologi inovatif


Islamic finance: blockchain dan potensi aplikasi berbasis
Obstacles & blockchain untuk keuangan Syariah,
Challenges serta tantangan yang dihadapi.

27 Paolo Pietro Biancone, Crowdfunding and Bagaimana model bisnis berbasis


Silvana Secinaro, and Fintech: Business syariah di bidang Crowdfunding dan
Mohamad Kamal Model Sharia Fintech.
(2019) Compliant

28 Buerhan Saiti, Islamic Ketika kegiatan keuangan menjadi lebih


Muhammad Hamal Crowdfunding: canggih, pasar keuangan menjadi lebih
Musito, Ensari Yücel Fundamentals, sensitif terhadap guncangan yang
(2019) Developments and mengakibatkan dampak yang tidak
Challenges terduga pada sektor riil. Bank, pemain
utama dalam sistem keuangan,
menggunakan kekuatan keuangan
mereka untuk membuat ekonomi
bergejolak karena transfer risiko yang
berlebihan dan penciptaan uang. Untuk
menstabilkan pasar, keuangan Islam
menawarkan model alternatif pasar
keuangan dan ekonomi dengan konsep
Syariah dan adopsi inovasi fintech, yang
dalam hal ini adalah crowdfunding.
Wasyith 129

Dari tren penelitian di atas, dapat dalam isu yang lebih besar, bagaimana adopsi
disimpulkan bahwa fokus kajian cukup teknologi dalam perekonomian melalui
beragam. Tidak hanya tentang penggunaan perspektif Islam.
teknologi dalam keuangan Syariah, tapi juga
Jika dipetakan, variasi sektor dan sebaran jumlah, dapat digambarkan seperti pada grafik
berikut:
Grafik 1.
Sebaran Riset Adopsi Teknologi
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
Area Riset

Islamic Banking Islamic Finance Islamic Monetary System Zakat-Wakaf

Menarik, ternyata bagaimana adaptasi dan Sedangkan riset pengembangan keuangan


adopsi teknologi sudah menjadi concern Syariah sangat menonjol. Yang patut
bersama para peneliti di bidang ekonomi dan dicermati, tren penelitian riset di wilayah
keuangan Syariah. Temuan lainnya adalah keuangan Syariah mulai menyentuh
tema pengembangan instrumen ekonomi dan bagaimana terapan instrumen keuangan
keuangan Syariah di berbagai sektor mulai Syariah dalam sektor riil, seperti pengentasan
bermunculan. kemiskinan dan penyediaan platform
Berdasarkan chart sebaran riset di atas, keuangan yang memberikan solusi langsung
tampak bahwa riset pengembangan instrumen bagi user yang beragam. Sistem moneter Islam
perbankan Syariah paling sedikit. Kalau juga menjadi perhatian riset, melalui
merujuk artikel di bidang ini, rerata pembahasan cryptocurrency, juga bagaimana
menawarkan fungsi teknologi sebagai cara implikasi bitcoin. Tema ini sangat krusial di
efektif memangkas inefisiensi dalam praktik tengah mulai kritisnya masyarakat terhadap
keperbankanan. substansi dan fungsi uang dalam struktur
Wasyith 130

perekonomian, serta alternatif pengembangan development. Karena itu, dalam spirit


di luar mainstream. perbaikan terus menerus dan didukung oleh
Sedangkan di bidang zakat, riset seputar kemajuan digitalisasi berbagai sektor
pengembangan peran dan fungsi zakat yang kehidupan berbasis teknologi, kita layak
lebih luas melalui adopsi teknologi, baik sejak mengajukan proposal pengembangan riset
penghimpunan dana hingga efektifitas ekonomi dan keuangan Syariah ke depan
distribusi, juga menjadi concern para peneliti. dengan mempertimbangkan tiga framework:
Secara umum, dapat disimpulkan bahwa Pertama, kecanggihan teknologi.
terjadi pergeseran penggalian peran dan fungsi Diperkenalkannya teknologi yang lebih
teknologi serta aplikasinya dalam pemecahan canggih di abad ke-21 menyebabkan pasar
problem-problem ekonomi keuangan ekonomi dan keuangan menjadi lebih
kontemporer. Nilai istimewanya adalah semua kompleks dan kompetitif. Akibatnya, lembaga
itu sangat terbuka dan mungkin dilakukan ekonomi keuangan Syariah menghadapi
mengunakan framework Islam. tantangan terus menerus dari berbagai
Dari Mimicking, Penggalian kompetitor, baik yang berasal dari pesaing
Authenticity, hingga Aliansi: Sebuah sejenis, lebih-lebih dari konvensional. Dengan
Proyeksi demikian, lembaga-lembaga tersebut harus
Dinamika pengembangan keilmuan mengambil advantages yang disediakan oleh
ekonomi dan keuangan Syariah masih dan kemajuan teknologi, seperti fitur generatifitas,
akan terus muncul. Di antara isu yang selama konvergensi, dan budaya demokratisasi dalam
ini mengemuka adalah seputar mimicking makna yang positif. Mereka wajib mengadopsi
(meniru struktur sistem keuangan yang ada dan teknologi sebagai alat pengembangan. Riset
memodifikasinya dengan label Islam) serta terapan ekonomi keuangan Syariah harus
seruan untuk menggali otentisitas sistem mampu menjawab tantangan ini.
ekonomi dan keuangan melalui pencarian Kedua, inovasi dalam produk. Lembaga
esensi dan jiwa Islam (Mehmet, 2012); ekonomi keuangan harus dapat menjawab
(Abozaid, 2014); (Laldin dan Furqani, 2016); kebutuhan user yang beragam, baik individu
(Al-Jarhi, 2017). maupun bisnis. Sebab, semua orang memiliki
Sebagai sebuah disiplin keilmuan yang kepribadian, selera, dan preferensi yang
relatif baru, kedua kecenderungan tersebut berbeda, maka beragam produk perlu
dapat dibaca sebagai spirit continuous dirancang sehingga dapat memuaskan
Wasyith 131

keinginan user mereka di pasar. Sementara prinsip maqasid, Chapra (1979) menekankan
pada saat yang sama, lembaga ekonomi terwujudnya aspek kesejahteraan ekonomi,
keuangan Syariah wajib mempertahankan persaudaraan universal dan keadilan,
pedoman Syariah dalam merancang produk. pemerataan pendapatan, serta kebebasan
Karena itu, riset di bidang inovasi produk, individu dalam konteks kesejahteraan sosial,
harus bergerak membentuk semacam aliansi maka untuk tujuan-tujuan itulah teknologi
bersama: bagaimana aspek keekonomian, harus terus dikembangkan dan dioptimisasi.
basis teknis inovasi, dan basis kepatuhan Problem-problem native dalam perekonomian,
Syariah. Di titik ini, perlunya riset kolaboratif seperti kemiskinan, ketimpangan,
antara ahli di bidang ekonomi keuangan pengangguran, dan seterusnya adalah bahasa
dengan berbagai pakar di bidang Teknologi universal. Di sinilah pentingnya teknologi
Informasi (TI), juga ahli Syariah. Riset dirancang sebesar-besarnya untuk
ekonomi dan keuangan Syariah harus belajar kemaslahatan umat manusia (wellbeing)
dari temuan-temuan terkini dalam ISR secara berimbang dan komprehensif.
(Information Systems Research). Sedangkan Simpulan
untuk melindungi prinsip-prinsip dasar Disrupsi teknologi yang masuk ke
Syariah, konsep ijtihad harus terus segala sendi kehidupan membawa kita
dikembangkan. Konsep-konsep ini pada situasi baru penuh kejutan. Fitur-fitur
memberikan prinsip panduan komprehensif unik teknologi memungkinkan akselerasi
untuk mengendalikan masalah yang terutama nyaris tanpa batas yang dapat dimaknai
muncul dalam situasi yang kompleks dan baru. sebagai peluang sekaligus tantangan.
Ketiga, perspektif ghayah-wasilah (end- Dalam transformasi digital ini, fintech
mean). Ini merupakan framework paling menjadi salah satu inovasi terbaru di sektor
penting, bagaimana mendudukkan peran dan ekonomi dan keuangan yang berkembang
fungsi teknologi sebagai cara (mean) atau alat dengan cepat, terutama didorong oleh
(tool), bukan tujuan itu sendiri (end). fenomena sharing economy, regulasi yang
Maknanya, seberapapun canggih temuan menguntungkan, dan kemajuan di bidang
teknologi, ia merupakan instrumen yang teknologi informasi.
berfungsi melayani pemenuhan kebutuhan dan Dengan keunikan yang dimiliki,
kepentingan manusia saat berhadapan dengan ekonomi dan keuangan Syariah wajib terus
problem kehidupan. Melalui penggalian digali dan dikembangkan secara terus
Wasyith 132

menerus. Prinsip-prinsip etis seperti basis teknis inovasi, dan basis kepatuhan
kebersamaan, keadilan, kesetaraan, dan Syariah. Ketiga, bagaimana mendudukkan
kejujuran harus dipromosikan sebagai peran dan fungsi teknologi sebagai tool,
karakter dan nilai universal kemanusiaan. bukan tujuan (end) itu sendiri. Maknanya,
Sebagai sebuah disiplin keilmuan seberapapun canggih temuan teknologi, ia
yang relatif baru, ekonomi dan keuangan merupakan instrumen yang berfungsi
Syariah dapat secara aktif memaksimalkan melayani kepentingan manusia.
peran dan fungsi teknologi dalam Kesejahteraan ekonomi, persaudaraan
kehidupan untuk kemaslahatan bersama universal dan keadilan, pemerataan
(wellbeing). Dalam ranah riset, jika pendapatan, serta kebebasan individu
sebelumnya isu teknologi ini belum cukup dalam konteks kesejahteraan sosial,
menjadi perhatian para peneliti, maka tren merupakan tujuan-tujuan mulia yang
dan kecenderungan itu perlahan mulai selaras dengan maqasid Syariah.
bergeser. Terdapat atensi yang REFERENSI
menggembirakan dari para pemerhari riset Abduh, M. (2013) “Prioritizing Issues in
di bidang eonomi dan keuangan Syariah Islamic Economics and Finance,”
dalam tema adopsi teknologi. 15(11), hal. 1594–1598. doi:
Untuk itulah, riset ekonomi dan 10.5829/idosi.mejsr.2013.15.11.11
keuangan Syariah ke depan harus terus 658.
dikembangkan. Di antaranya dengan Abdullah, A. (2018) “A Framework for the
mempertimbangkan tiga framework: Development of a National Crypto-
Pertama, advantages yang disediakan oleh Currency A Framework for the
kemajuan dan kecanggihan teknologi, Development of a National Crypto-
seperti fitur generatifitas, konvergensi, dan Currency,” (August), hal. 13–25.
budaya demokratisasi harus dibaca dan doi: 10.5539/ijef.v10n9p14.
dikaji secara cermat. Ekonomi dan Abdullah, S. dan Oseni, U. A. (2017)
keuangan Syariah wajib mengadopsi “Towards A Shari’ah Compliant
teknologi sebagai alat pengembangan. Equity-Based Crowfunding for The
Kedua, riset di bidang inovasi produk harus Halal Industry in Malaysia,” 18,
bergerak membentuk semacam aliansi hal. 223–240.
bersama: bagaimana aspek keekonomian, Abozaid, A. (2014) Towards genuine
Wasyith 133

Shariah products with lessons of 10.26666/rmp.ijbm.2018.3.4.


the financial crisis. Bergstra, J. A. (2015) “Bitcoin and Islamic
Ahmad, K. (2018) “Financial Inclusion Finance,” Informatics Institute,
through Efficient Zakat University of Amsterdam, hal. 1–
Distribution for Poverty 19.
Alleviation in Malaysia: Using Beseiso, F. H. (2014) “Central banks’ role
FinTech & Mobile Banking,” in shaping the future of islamic
2018(September 2000), hal. 15–31. banking,” Contemporary Studies in
Aizah, S. et al. (2018) “Islamic Micro Economic and Financial Analysis.
Financing : Crowd-Funding as a Emerald Group Publishing
Drive to Improve Financial Limited, 95, hal. 3–30. doi:
Inclusion in Malaysia,” (April), hal. 10.1108/S1569-
17–20. 3759(2014)0000095009.
Al-Jarhi, M. A. (2017) “An economic Biancone, P. Pietro, Secinaro, S. dan
theory of Islamic fi nance.” doi: Kamal, M. (2019) “Crowdfunding
10.1108/IJIF-07-2017-0007. and Fintech : Business Model
Alaa Alaabed; Abbas Mirakhor (2017) Sharia Compliant,” hal. 1–10.
“Archive of SID Accelerating Risk Chapra, M. U. (1979) Objectives of The
Sharing Finance via FinTech : Islamic Economic Order.
NextGen Islamic Finance,” in The Leicester: The Islamic Foundation.
First International Colloquium on Dhanaraj, C. dan Parkhe, A. (2006)
Islamic Banking and Islamic “Orchestrating innovation
Finance. Tehran, hal. 1–10. networks,” Academy of
Astri Rumondang (2018) “The Utilization Management Review, 31(3), hal.
of Fintech (P2P Landing) as SME’s 659–669.
Capital Solution in Indonesia: Douglas Arner; Janos Barberis;
Perspective in Islamic Economics Rossbuckley. (2015) The Evolution
(Qirad),” in 2nd International of Fintech: A New Post-Crisis
Conference on Empowering Paradigm?, University of Hong
Moslem Society in Digital Era, hal. Kong Faculty of Law Research
22–29. doi: Paper No. 2015/047. Tersedia
Wasyith 134

pada: Kahf, M. (tanpa tanggal) Islamic


http://www.law.unsw.edu.au/resea Economics: Notes on Definition
rch/faculty-publications. and Methodology. Tersedia pada:
Dwi Marlina Wijayanti, A. F. (2017) monzer.kahf.com/papers/english/I
“Sharia Fintech: Positive SLAMIC_ECONOMICS_what_w
Innovation in Consumer ent_wrong_SEPT_03_IRTI.pdf.
Perspective,” in Proceeding Kameel, A. dan Meera, M. (2018)
International Seminar on “Cryptocurrencies From Islamic
Competition Policy and Law, hal. Perspectives: The Case of Bitcoin.”
101–120. Khan, M. A. (2013) What is Wrong
Elasrag, H. (2019) “Blockchains for with Islamic Economics? Analysing
Islamic finance: Obstacles & the Present State and Future
Challenges,” (92676). Agenda. Cheltenham, UK: Edward
Fatturroyhan (2018) “Go-Mudaraba : The Elgar Publishing Limited.
Solution of Poverty and Lacasse, R. et al. (2017) “Blockchain
Unemployment in the Digital Era,” Technology - Arsenal for a
in Conference, International Shariah-Compliant Financial
Intellectual, Integrated Hanover, Ecosystem ?”
Community. Laldin, M. A. dan Furqani, H. (2016)
Firmansyah, E. A. dan Anwar, M. (2019) “Some Notes on the Approaches in
“Islamic Financial Technology Defining Shariah Compliance in
(Fintech): Its Challenges And Islamic Finance,” 54(2), hal. 249–
Prospect,” in, hal. 52–58. doi: 272. doi:
10.2991/assdg-18.2019.5. 10.14421/ajis.2016.542.249-272.
Hippel, E. von (2005) Democratizing Mehmet, A. (2012) “Frontier of Islamic
Innovation. Cambridge, Economics and Finance : New
Massachusetts: The MIT Press. Challenges Conceptualising and
Islahi, A. A. (2010) “Four generations of Locating the Social Failure of
Islamic economists,” Journal of Islamic Finance : Aspirations of
King Abdulaziz University, Islamic Islamic Moral Economy vs the
Economics, hal. 165–170. Realities of Islamic Finance,”
Wasyith 135

11(2), hal. 93–113. disbursement and repayment


Miniaoui, K. D. H. (2011) “Islamic Banks system,” International Journal of
Vs . Non Islamic Ethical Social Economics, 43(12), hal.
Dimensions,” hal. 2141–2148. 1271–1283. doi: 10.1108/IJSE-05-
Miskam, S. dan Eksan, S. H. R. (2018) 2015-0115.
“Big Data and Fintech in Islamic Rumondang, A. (2018) “Blockchains for
Finance: Prospects and Islamic finance: Obstacles &
Challenges,” in 4th Muzakarah Challenges,” Proceeding of 2 nd
Fiqh & International Fiqh International Conference on
Conference (MFIFC 2018). Kuala Empowering Moslem Society in
Lumpur, hal. 236–244. Digital Era, 2, hal. 12–22.
Miskam, S., Mohd Shahwahid, F. dan Saiti, B. dan Musito, M. H. (2019) “Islamic
Sholehuddin, N. (2018) “Catching Crowdfunding : Fundamentals ,
the Fintech Wave in Islamic Developments and Challenges
Finance: Regulatory Approach for Islamic Crowdfunding :
Malaysia,” in 4th Muzakarah Fiqh Fundamentals , Developments and
& International Fiqh Conference Challenges,” (February).
(MFIFC 2018), hal. 223–235. Salma, U. dan Azizah, A. (2018)
Reno, P., Sari, K. dan Abdullah, H. R. “Financial Innovation on Zakat
(2016) “Risk Management Distribution and Economic
Innovation of Islamic Financial Growth.”
Institutions,” European Journal of Siddiqui, M. N. dan Siddiqi, M. N. (2007)
Islamic Finance, (4), hal. 1–10. doi: Muslim Economic Thinking: A
10.13135/2421-2172/1649. Survey of Contemporary
Rohaya, S. et al. (2018) “Artificial Literature, Studies in Islamic
Intelligence , Smart Contract and Economics. Leicester: The Islamic
Islamic Finance,” 14(2), hal. 145– Foundation. doi:
154. doi: 10.5539/ass.v14n2p145. 10.1103/PhysRevB.78.144107.
Rozzani, N., Mohamed, I. S. dan Yusuf, S. Thomson Reuters (2018) Islamic
N. S. (2016) “Technology for Finance Development Report 2018.
Islamic microfinance’s University, U. A.-Q. (2019) 12th
Wasyith 136

International Conference for


Islamic Economics and Finance.
Tersedia pada:
https://uqu.edu.sa/en/fesif/25550.
Yoo, Y., Henfridsson, O. dan Lyytinen, K.
(2010) “The New Organizing
Logic of Digital Innovation : An
Agenda for Information Systems
Research The New Organizing
Logic of Digital Innovation : An
Agenda for Information Systems
Research,” Information Systems
Research.
Yoo, Y., Richard J. Boland Jr., K. L. dan
Majchrzak, A. (2012) “Organizing
for Innovation in the Digitized
World,” 23(5), hal. 1398–1408.
Zamir Iqbal; Abbas Mirakhor
(2017) Ethical Dimensions of
Islamic Finance: Theory and
Practice. Switzerland: Palgrave
Macmillan.
Zulkhibri, M. (2016) “Financial inclusion,
financial inclusion policy and
Islamic finance,” Macroeconomics
and Finance in Emerging Market
Economies. Routledge, 9(3), hal.
303–320. doi:
10.1080/17520843.2016.1173716.

You might also like